HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR FISIKA...
-
Upload
nguyenngoc -
Category
Documents
-
view
248 -
download
0
Transcript of HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR FISIKA...
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI
PADA KONSEP TEKANAN
(Penelitian Survey di MTs Islamiyah Ciputat Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd)
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh:
MUHAMAD SOLIHIN
NIM: 104 016 30 476
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA KONSEP
TEKANAN”, disusun oleh Muhamad Solihin, NIM 104016300476 diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 17 Juni 2011 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Fisika.
Jakarta, 16 Juni 2011
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Prodi Fisika )
Iwan Permana Suwarna, M.Pd
NIP. 19780504 200901 1 013
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.Pd ............
NIP. 19790510 200604 2 001
Penguji I
Drs. Zamris Habib, M.Si ............
NIP. 130 695 192
Penguji II
Iwan Permana Suwarna, M.Pd ............
NIP. 19780504 200901 1 013
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A
NIP. 19571005 198703 1 003
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Fisika Siswa
Melalui Pembelajaran Inkuiri pada Konsep Tekanan di MTs Islamiyah
Ciputat Tangerang, yang disusun oleh M.Solihin, NIM 104 016 300 476, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Fisika, telah
melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan.
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I
Drs. Hasian Pohan, S. Pd, M.Si NIP 196501151987031020
Pembimbing II
Diah Mulhayatiah, S.Si, M.Pd NIP 197903092008012016
LEMBAR PERSEMBAHAN
Waktu kadang lambat bagi yang menunggu, tetapi
terlalu cepat bagi yang terburu-buru. Terlalu
panjang bagi yang gundah, tetapi terlalu pendek
bagi yang bahagia. Bagi yang selalu bersyukur
waktu senantiasa adalah kebahagaiaan. Bersyukur
membuka kekayaan hidup. Bersyukur mengubah
apa yang di miliki jadi cukup. Nikmatilah lelah
proses pembuatan skripsi ini dengan bersyukur.
Selamat berjuang. Semoga hari esok tetap
semangat dalam mencapai titian Ridha- Nya
i
ABSTRAK
Muhamad Solihin, “Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Siswa melalui
Pembelajaran Inkuiri pada Konsep Tekanan”. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan hasil
belajar melalui pembelajaran Inkuiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survei yang dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat Tangerang
dengan melibatkan 33 siswa kelas VIII (1). Data konsep diri dikumpulkan dengan
angket (kuesioner), sedangkan data hasil belajar dikumpulkan dengan tes tertulis
kognitif dalam bentuk pilihan ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
konstribusi kecenderungan konsep diri dengan hasil belajar ditunjukkan oleh hasil
koefesien korelasi sebesar 0.2835, atau konsep diri memberikan kontribusi sebesar
8,04% terhadap hasil belajar fisika siswa dan 91.96% ditentukan oleh faktor lain.
Analisis regresi yang dihasilkan dengan model regresi Y = 25.43 + 0.65X dan
setelah uji taraf signifikansi 5% ternyata model tersebut linier. Berdasarkan data
penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
konsep diri dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran inkuiri korelasinya
terletak antara 2,00-3,00 termasuk dalam kategori yang lemah/rendah.
Kata kunci : Konsep Diri, Hasil Belajar, Pembelajaran Inkuiri
ii
ABSTRACT
Muhamad Solihin, "Relationships Self Concept and Student Achievment Through
inquiry learning on Pressure Concepts." Skripsi, Physical Education, Natural
Sciences Education, Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aims to determine the relationship between self concept and learning
through inquiry learning. The method used in this research is method survey was
conducted in the MTs Islamiyah Ciputat Tangerang, involving 33 students of class
VIII (1). Data were collected by self-concept questionnaire (questionnaire), while
data collected with the learning outcomes of cognitive written test in multiple
choice form. The results of this study indicate that the contribution of the trend of
scientific attitude to the learning result is indicated by the results of the
correlation coefficient of 0.2835. This means that the scientific attitude
contributed 8.04% of physics student learning outcomes and 91.96% determined
by other factors. Regression analysis yielded a regression model Y = 25.43 0.65X
and after a 5% significance level test of the model was linear. Based on research
data above, we can conclude that there is a positive relationship between self
concept and student learning outcomes through inquiry learning correlation lies
between 2.00 to 3.00 are included in the category of weak / low.
Keywords: Self-concept, result of learning, inquiry learning
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji atas keagungan Allah SWT, Tuhan yang telah
menciptakan manusia dalam kesempurnaan. syukur atas kasih sayang dan
bimbingan Allah Azza Wa Jalla Rabb yang telah memberikan kenikmatan dunia
menghantarkan kepada kehidupan akhirat. Ampuni atas kelalaian dan keingkaran
syahadah yang tidak mampu termanifestasi dalam kehidupan.
Allahumma shalli’ala Muhammad, semoga shalawat ini selalu tercurah
untuk sebaik-baik mahluk ciptaan yang mewarisi kebenaran Ibrahim, tongkat
penuntun Musa, kasih sayang Isya, kebenaran Daud, dan kearifan Sulaiman, yang
menemani zaman memapah manusia menuju rumah kebahagiaan dengan sinar Al-
Islam.
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit
kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan-Nya
dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan
kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam.
3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Si, Kepala Prodi Pendidikan Fisika
4. Ibu Erina Hertanti, M. Si, penasehat akademik
5. Bapak Drs. Hasian Pohan, M.Si., Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran
dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.
6. Ibu Diah Mulhayatiah, S.Si, M.Pd, Dosen Pembimbing II juga telah banyak
memberikan pemikiran dan waktu sehingga tuntasnya skripsi ini.
7. Bapak, Ibu Dosen, atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama
penulis mengikuti perkuliahan.
8. Kepala Sekolah MTs Islamiyah Bapak Drs Oding, M. Hartato selaku guru
bidang studi fisika di MTs Islamiyah telah banyak membantu selama proses
penelitian. Siswa kelas VIII (1) yang telah bersedia di jadikan sampel
penelitian.
iv
9. Kepala Sekolah SMP Djojoredjo Pamulang, Ibu Trijiptaning Lestari dan
dewan guru ( Ibu Hj. Sri sukarni, Ibu Siti Samrotun, S.Ag, Ibu Nursamsiah,
S.P, Ibu Nurhayati, S.Pd, Ibu Oom, S.Pd, Ibu Epi, S.Pd, Ibu Rina Kurniawati,
S.Pd, Ibu Fuji, Bapak Ilham, Bapak M. Yahya, S.Ag, Bapak Giman, S.Pd,
serta Bapak Sugiharto, S.E) serta siwa-siswi SMP Djojoredjo Pamulang,
Tangerang Selatan terimakasih atas kebersamaannya dalam keharmonisan
dalam perbedaan agama, pendapat dan pemikiran, dalam toleransi yang begitu
indah.
10. Teristimewa Ayahanda dan Ibunda segenap kasih dan sayangnya yang tak
henti-hentinya mendo’akan, dalam setiap waktu. Hanya Allah SWT yang
dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik.
11. Teman-teman Fisika angkatan 2004; terimakasih untuk kebersamaannya yang
menginspirasi selalu menjadi lebih baik setiap harinya dan semua keceriaan
selama kuliah, sampai jumpa dalam kesuksesan.
12. Teman-teman terbaik (Deden Suhendar, Munajat Sudirman, Makhbub, Heru
Abdul Hamid, Syaipul Arifin,Heru Siswoko, Ahmad Fahmi, M. Hartato, Dwi
Enggal, Irwan Yulistiawan, Misbahudin, Ka Akhyat, Arafat, Ahmad Haedar,
Pak Pudin, Kholik, Titing, Mama Gio, Mama Oca, Mama Dimas) dan lainnya
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas kerjasama, bantuan,
doa, dan motivasi.
13. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat UIN
Jakarta, BEMJ IPA,IRMAFA Fathullah UIN Jakarta, Lembaga Psikologi
Pesona Laras, BIMBEL Cahaya Pena Situ Gintung, BIMBEL Epsilon, SMP
AL-Hidayah Lebak Bulus.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, muda-
mudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi
pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT. Akhir kata semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan
pada umumnya.
Jakarta, Juni 2011
Penyusun
Muhamad Solihin
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 6
D. Perumusan Masalah ............................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS ....................................................... 8
A. Deskripsi Teoritis ................................................................................... 8
1. Konsep Diri ................................................................................... 8
a) Pengertian Konsep Diri .......................................................... 8
b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri .................. 10
c) Pembagian Konsep Diri ........................................................ 11
d) Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif ........................ 20
e) Masa Remaja .......................................................................... 21
f) Pembentukan Konsep Diri Remaja ........................................ 26
vi
2. Pembelajaran Konstruktivisme ........................................................ 27
a) Pengeretian Pembelajaran Konstruktivisme .......................... 27
b) Ciri-Ciri Pembelajaran Konstruktivisme ............................... 29
c) Implikasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran Fisika… ..... 30
d) Metode Pembelajaran Inkuiri ................................................. 31
1) Pengertian Pembelajaran Inkuiri................................... 31
2) Jenis-Jenis Metode Inkuiri ........................................... 32
3) Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri ............................. 33
4) Metode Inkuiri Terstruktur ........................................... 34
3. Hasil Belajar .................................................................................... 38
a) Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ........................... 38
b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........ 40
4. Konsep Tekanan .............................................................................. 45
a) Pengertian Tekanan ...................................................... 45
1) Tekanan Pada Zat Padat...................................... . 45
2) Tekanan Pada Zat Cair......................................... 46
3) Tekanan Pada Zat Gas......................................... . 50
5. Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Fisika Siswa
Melalui Pembelajaran inkuiri Pada Konsep Tekanan...................... 52
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................................. 55
C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 59
D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................... 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 60
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 60
B. Metode Penelitian .................................................................................. 60
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 60
1. Populasi Penelitian ....................................................................... 60
2. Sampel Penelitian ......................................................................... 61
D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................. 61
E. Variabel Penelitian ................................................................................. 61
vii
F. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 64
G. Instrumen Penelitian .............................................................................. 64
1. Instrumen Konsep Diri ................................................................. 65
2. Instrumen Hasil Belajar ................................................................ 69
H. Uji Coba Instrumen Penelitian .............................................................. 71
1. Uji Coba Instrumen Konsep Diri ................................................. 71
2. Uji Coba Instrumen Hasil Belajar ................................................ 72
a. Uji Validitas ........................................................................ 72
b. Uji Reliabilitas .................................................................... 73
c. Tingkat Kesukaran .............................................................. 73
d. Daya Pembeda .................................................................... 74
I. Prosedur Penelitian ................................................................................ 75
J. Teknik Aalisis Data ............................................................................... 77
1. Uji Prasyarat Analisi Data ............................................................ 77
a. Uji Normalitas .................................................................... 77
b. Uji Homogenitas ................................................................. 77
c. Uji Linieritas ....................................................................... 77
2. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 78
a. Uji Korelasi ......................................................................... 79
b. Uji Signifikansi ................................................................... 79
c. Koefisien Determinasi ........................................................ 79
3. Interpretasi Data ........................................................................... 80
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 82
A. Konsep Diri siswa ............................................................................... 82
B. Hasil Belajar ........................................................................................ 85
C. Hubungan Konsep Diri dengan Hasil Belajar ..................................... 88
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ............................................. 88
a. Uji Normalitas .................................................................... 88
b. Uji Homogenitas ................................................................. 89
c. Uji Linearitas ...................................................................... 89
viii
2. Pengujian Hipotesis ................................................................... 90
3. Pembahasan ............................................................................... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 95
A. Kesimpulan ........................................................................................ 95
B. Saran .................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 97
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ........................... 11
Tabel 2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gambaran Diri ...................... 12
Tabel 2.3 Gangguan pada Gambaran Diri ..................................................... 13
Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Gambaran Diri ..... 16
Tabel 2.5 Konsep Diri positif dan Konsep Diri Negatif ................................. 20
Tabel 2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gambaran Diri ...................... 21
Tabel 2.7 Karakteristik Remaja menurut Hurlock .......................................... 22
Tabel 2.8 Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri ............................................... 33
Tabel 2.9 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terstrukutur .................................... 34
Tabel 2.10 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terstruktur ..................................... 35
Tabel 2.11 Pengajaran Inkuiri Secara Langsung dan Ringan ........................... 37
Tabel 3.1 Identitas Konsep Diri ...................................................................... 63
Tabel 3.2 Deskripsi Konsep Variabel Penelitian ............................................ 64
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 66
Tabel 3.4 Identitas Konsep Diri ...................................................................... 63
Tabel 3.4 Penskoran Skala Likert Konsep Diri ............................................... 67
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri .................................................... 68
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar ................................................... 72
Tabel 3.7 Uji Validitas Ahli ........................................................................... 73
Tabel 3.8 Interpretasi Product Moment .......................................................... 82
Tabel 4.1 Data Konsep diri dan Hasil Belajar Fisika Siswa .......................... 83
Tabel 4.2 Data konsep diri yang diperoleh dari data yang Terkecil ............... 84
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Konsep Diri Siswa ........................................ 85
Tabel 4.4 Distribusi Ketercapaian aspek Konsep diri Siswa .......................... 86
Tabel 4.5 Hasil Belajar Fisika siswa yang diperoleh dari Data yang Terkecil.. 87
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Siswa ............................ 88
Tabel 4.7 Analisis hasil belajar Fisika Siswa pada Konsep Tekanan ............. 89
ix
Tabel 4.8 Hasil uji Normalitas Konsep Diri ................................................... 90
Tabel 4.9 Hasil uji Normalitas Hasil Belajar Siswa ....................................... 91
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Dua Varian .............................................. 91
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Metode Pembelajaran dengan Hasil Pembelajaran .... 37
Gambar 2.2 Bagan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........... 41
Gambar 2.3 Bejana Berhubungan ................................................................... 46
Gambar 2.4 Bejana Berhubungan .................................................................... 46
Gambar 2.5 Hukum Pascal ............................................................................... 48
Gambar 2.6 Hukum Archimedes ...................................................................... 49
Gambar 2.7 Hukum Toricelli ........................................................................... 49
Gambar 2.8 Manometer Terbuka ..................................................................... 50
Gambar 2.9 Manometer Logam ....................................................................... 50
Gambar 2.10 Hukum Boyle ............................................................................... 50
Gambar 2.11 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................. 58
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Konsep Diri Siswa .......................... 83
Gambar 4.2 Grafik Analisis Ketercapaian Aspek Konsep Diri Siswa ............ 84
Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa ........................ 85
Gambar 4.4 Grafik Analisis Ketercapaian Konsep Tekanan pada Hasil
Belajar Siswa ............................................................................... 86
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ..................................................................................... 105
Lampiran 2 Rencana Proses Pembelajaran (RPP) ...................................... 106
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ...................................................... 117
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri ............................................... 138
Lampiran 5 Angket Sikap Konsep Diri ........................................................ 142
Lampiran 6 Lembar Uji Validasi Isi Konsep Diri ........................................ 147
Lampiran 7 Perhitungan Sikap Konsep Diri ................................................. 148
Lampiran 8 Analisis Ketercapaian Aspek Konsep Diri Siswa .................... 153
Lampiran 9 Perhitungan Uji Normalitas Konsep Diri .................................. 161
Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar .............................................. 164
Lampiran 11 Instrumen Uji Coba Hasil Belajar Siswa ................................. 165
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar Siswa .................. 208
Lampiran 13 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar Siswa .............. 209
Lampiran 14 Taraf Kesukaran Instrumen Hasil Belajar Siswa ..................... 211
Lampiran 15 Daya Pembeda Instrumen Hasil Belajar Siswa ........................ 212
Lampiran 16 Kriteria Uji Coba Instrumen Hasil Belajar ............................... 218
Lampiran 17 Kisi-kisi Instrumen Setelah Validasi ........................................ 220
Lampiran 18 Instrumen Penelitian Hasil Belajar ........................................... 222
Lampiran 19 Perhitungan Hasil Belajar ........................................................ 238
Lampiran 20 Analisis Ketercapaian Konsep Hasil Belajar ........................... 240
Lampiran 21 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar ................................ 245
Lampiran 22 Uji Homogenitas Konsep Diri dan Hasil Belajar ..................... 248
Lampiran 23 Uji Linearitas Konsep Diri dan Hasil Belajar .......................... 251
Lampiran 24 Perhitungan ANAVA Untuk Regresi Linier Sederhana .......... 253
Lampiran 25 Perhitungan Korelasi Konsep Diri dan Hasil Belajar .............. 255
Lampiran 26 Perhitungan Uji Signifikansi .................................................... 257
Lampiran 27 Perhitungan Koefisien Determinasi ......................................... 258
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan pendidikan formal yang merupakan wadah untuk
mencetak generasi-generasi penerus bangsa.Pendidikan disekolah diwujudkan
melalui berbagai mata pelajaran yang diterima siswa. Sekolah mempunyai tugas
untuk mengembangkan dan menumbuhkan pengetahan aspek kognitif, apektif,
dan psikomotor. Selain itu sekolah mempunyai tujuan membentuk pribadi anak
supaya menjadi manusia, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Sesuai
dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 bab II
pasal 3 tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan yaitu:
Pendidikan nasional berpungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. 1
Selain itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyampaikan
harapannya terhadap dunia pendidikan di Indonesia yaitu “Kedepan bangsa ini
harus meningkatkan kemandirian, daya saing, peradaban bangsa, untuk itu
pendidikan harus bertujuan mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membentuk nilai dan karakter bangsa yang unggul yang dicirikan antara lain ulet,
sanggup menghadapi tantangan, saling menyayangi, menghormati dan toleransi,” 2
Rendahnya hasil belajar fisika siswa masih menjadi sorotan banyak pihak
di masyarakat. Hasil observasi dan analisis terhadap pembelajaran fisika yang
telah dilaksanakan menunjukkan bahwa prestasi belajar untuk mata pelajaran
fisika belum memenuhi apa yang diharapkan. Salah satu faktor yang dapat
mengarah pada penyebab rendahnya hasil belajar fisika siswa adalah penerapan
1 Redaksi Sinar Grafika, UU Sisdiknas 2003, (Jakarta:Sinar Grafika, 2003), hal. 5
2 Aswandi,” Membangun Karakter Bangsa”. Dari www. Pontianakpost.com, 3 Juli
2008
2
pengajaran konvensional dalam pembelajaran fisika kurang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk membangun sendiri struktur kognitifnya, serta
kesempatan untuk menumbuhkembangkan minat dan sikap ilmiahnya.3
Pusat Kurikulum menggariskan bahwa tujuan pembelajaran fisika di
sekolah adalah memahami konsep-konsep fisika juga dituntut untuk mampu
menggunakan metode ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.4 S. Karim Karhami yang mengatakan bahwa mata
pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang memperluas wawasan
pengetahuan tentang materi dan energi, meningkatkan keterampilan ilmiah,
menumbuhkan sikap ilmiah dan kesadaran atau kepedulian pada produk
teknologi melalui penerapan teori atau prinsip fisika yang sudah diketahui
sebelumnya, serta kesadaran pada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Dan dengan
adanya interaksi tersebut, akan timbul sikap dan nilai yang diperlukan dalam
penemuan ilmu pengetahuan. Hal yang sama dinyatakan oleh Johari Surif, Yusof
Haji dan Hasniza dalam era globalisasi masyarakat Saintifik menjaga
kesinambungan peradaban dan memacu ketamadunan sebuah negara. Masyarakat
saintifik merupakan teras pembangunan bangsa yang dalam dirinya memiliki ciri-
ciri sikap saintifik.5
Manusia dalam kehidupannya mengalami beberapa fase perkembangan,
berbeda pengalaman dan perubahan perilaku individu agar dapat berperan dan
diterima oleh masyarakat. Fase perkembangan tersebut meliputi masa bayi, masa
kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa usia lanjut batasan usia pada
setiap masanya. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa kanak-
3 IB Putu Mardana, Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium Dalam
Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah, dan Prestasi Belajar IPA
Siswa K elas II SLTP Negeri I Singaraja, (Aneka Widya STKIP Singaraja, No.3 TH.XXXIII Juli
2000), h. 148. 4 Pusat Kurikulum, Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah (MA), (http://www.puskur.net/inc/si/sma/fisika.pdf.15 Juli 2008), h. 443. 5 Johari Surif, Mohammad Yusof Haji Arshad dan Nor Hasniza Ibrahim,
Membangunkan Sikap Saintifik Melaui Proses Inkuiri, makalah disampaikan dalam International
Seminar On Development of Value In Mathematics And Science Education, Faculty of Education,
University of Malaya, 3 Agustus 2007, h.1.
3
kanak. 6 Apa yang dialami di masa kanak-kanak akan mempengaruhi masa remaja
sampai dewasa. Dari masa kanak-kanak ke masa remaja, meninggalkan yang
bersifat kekanak-kanakan, pola perilaku yang lama seperti perubahan fisik, pola
emosi, sosial, minat, moral, dan kepribadian. Pada masa ini terjadi penyesuaian
diri terhadap lingkungan sosialnya yang cenderung mencari identitas dirinya,
peranannya dalam masyarakat, bergaul, mencari informasi dan pengetahuan yang
seluas-luasnya. Konsep diri yang ada pada remaja juga akan mengalami
perubahan, menentukan perilaku yang akan dilakukan, mempengaruhi kegiatan
pembelajaran di sekolah dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.
Kesulitan belajar siswa, hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil
belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga
pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di
bawah semestinya. Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir,
faktor yang terbentuk melalui pengalaman individu dalam berhubungan dengan
orang lain (Ritandiyono dan Retnaningsih, 1996).7 Dalam pencarian identitas diri
diharapkan remaja dapat membentuk konsep positif karena akan berpengaruh
terhadap pemikirannya, perilakunya, serta pendidikan juga bagaimana pencapaian
hasil belajarnya berpengaruh terhadap pendidikan yang dilakukan remaja. Pada
remaja konsep diri dan hasil belajar pada remaja berbeda-beda. Bagaimana
mengatasi agar konsep diri positif individu perlu bimbingan dari berbagai pihak
seperti guru, orang tua, teman serta masyarakat. Konsep diri positif dan hasil belajar
lebih tinggi karena ia menerima apapun tentang dirinya baik kelebihan, kekurangan
atau baik positif maupun negatif tentang dirinya. Misalnya bakat A dibidang Fisika
tidak mampu dibidang Ekonomi merasa gagal tanpa melupakan bersosialisasi
pengalaman yang ia miliki serta konsep diri remaja (positif) maka akan menunjang
hasil belajar yang tinggi sebaliknya konsep diri negatif hasil belajar rendah karena
individu akan merasa cemas terus-menerus, tidak dapat diterimanya dengan baik dan
mengancam konsep dirinya. Siswa Menengah Pertama SMP/MTs merupakan masa
remaja yang perlu mendapat penanganan yang serius sebagai generasi penerus
6 Ilmu Psikologi, http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/12/ciri-ciri-masa-remaja.html,
21 Juli 2010 7 Nina Mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka,1999. Hal.34
4
bangsa. sebab konsep diri sedang berkembang dan merupakan dasar bagi
perkembangan fase dewasa. Seperti yang dikemukakan Erick Erikson dikutip La
Sulo yang menyatakan bahwa remaja dihadapkan kepada tugas mengembangkan
konsep diri yang dapat diterima, stabil dan fungsional. Mereka yang berhasil akan
membangun kesadaran identitas dan yang gagal akan menderita kekacauan
peranan (role confusion). 8
Siswa yang konsep diri tinggi akan menggunakan
segala potensi dan kemampuannya seoptimal mungkin dengan jalan mengikuti
proses belajar mengajar dengan baik, mengadakan hubungan baik dengan teman
sekelasnya yang dapat mempengaruhi kegiatan belajarnya. Sebaliknya siswa yang
konsep diri rendah tidak akan menggunakan potensi dan kemampuannya dengan
optimal karena mereka tidak memahami segala potensinya sehingga mengganggu
teman, sengaja mencari perhatian yang dapat mengganggu proses belajar
mengajar.
Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
fenomena alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. 9
Pendidikan fisika
yang merupakan salah satu cabang sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi
siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk
memecahkan masalah didalam kehidupan sehari-hari, serta dapat
mengembangkan ilmu dan teknologi dan memberikan pelajaran yang baik kepada
manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam.
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat dikatakan seyogyanya
pembelajaran fisika yang diberikan dengan berbagai bentuk hukumnya
memberikan sikap kepatuhan juga atas hukum-hukum Tuhan untuk digunakan
siswa dalam kehidupannya.
Pembelajaran fisika akan lebih efektif dan menarik bagi siswa. Menjadi
penting artinya mengingat tujuan pendidikan adalah membuat siswa mengerti dan
8 -----, Menata Kepribadian Anak, http://www.scribd.com/doc/11771514/BK, 21 Juli
2010 9 ----, Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No. 2 tahun 2006, Mata Pelajaran IPA
5
percaya. Seiring dengan tujuan peningkatan pembelajaran fisika, berbagai
pendekatan dan metode pengajaran kini mulai diperkenalkan dan diterapkan di
sekolah-sekolah baik dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Metode dan
pendekatan yang banyak mengaktifkan siswa diantaranya ialah metode discoveri,
inkuiri, eksperimen, pemecahan masalah, keterampilan proses, penugasan dan
diskusi10
.
Tuntutan yang tercantum dalam Kurikulum Pelajaran Fisika yaitu
pembelajaran yang dilaksanakan secara inkuiri ilmiah, yang diperlukan untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Maka metode inkuiri
dijadikan salah satu metode yang dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran
fisika.
Menurut Soewarso, bahwa sejak adanya penataran Proyek Pengembangan
Pendidikan Guru (P3G) tahun 1979, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia telah menegaskan kepada guru untuk mengembangkan dan
menggunakan metode inkuiri dalam proses belajar-mengajar di kelas.11
Menurut
Soerwarso metode inkuiri penting artinya, karena metode inkuiri merupakan suatu
cara mengajar yang menarik terutama dengan memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.
Pengembangan metode pembelajaran ini, penelitian yang berhubungan
dengan penerapan pembelajaran inkuiri banyak dilakukan dan dikembangkan.
Wirtha dan Rapi dalam Jurnalnya mengatakan bahwa pembelajaran inkuiri
memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa di bandingkan
dengan metode pembelajaran konvensional12
.
Beberapa hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
inkuiri memiliki arti penting dalam pengaktifan siswa atau mengambil satu bagian
10
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h.27. 11
Soewarso, Peranan Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan di
Sekolah. (Semarang: Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan, No.2 Tahun XXIX, 2000), h.128. 12
I Made Wirtha dan Ni Ketut Rapi., Pengaruh Pembelajaran dan Penalaran Formal
terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja, (Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008), h.27.
6
atas pencapaian mutu pendidikan, karena dari pembelajaran ini dapat
menghasilkan pembentukan konsep diri dan hasil belajar yang lebih baik.
Dalam penelitian ini dipilih konsep tekanan. Merupakan salah satu bagian
penting karena bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan nyata, namun hasil belajar
siswa pada konsep tersebut masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam
penelitian ini digunakan pembelajaran inkuiri dengan berbagai macam percobaan
sederhana sehingga siswa dapat menemukan sendiri aplikasi tekanan pada benda
padat, cair, dan gas dalam kehidupan sehari-hari. Pada konsep ini terkandung
indikator dan pengalaman belajar yang sama yaitu mengedepankan kerja ilmiah,
yang kemudian dari bekerja ilmiah ini terjadi proses pembentukan konsep diri
yang baik dan hasil belajar siswa dapat lebih baik. Murmanto, D Melanie dalam
jurnalnya mengatakan pembentukan konsep diri siswa di mulai dengan terlibatnya
siswa dalam seluruh proses kegiatan belajar, berarti siswa jadi lebih menguasai
materi pelajaran dan siswapun akan mendapat pengalaman berharga saat
berinteraksi dengan guru dan teman-temannya, sehingga sosialisasi dan konsep
diri siswa dapat terbentuk secara positif13
.
Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud melakukan studi penelitian
lebih lanjut apakah terdapat Hubungan Konsep Diri Dan Hasil Belajar Fisika
Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Pada Konsep Tekanan.
B. Identifikasi Masalah
Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal
sangat berhubungan pada proses belajar mengajardan hasil belajar.
Dari uraian diatas, beberapa permasalahan yang dapat dikaji adalah:
1. Mengapa hasil belajar fisika siswa masih rendah?
2. Mengapa siswa belum bisa mengembangkan kosep dirinya secara
positif?
3. Mengapa pembelajaran fisika tidak menarik?
13
Melanie D. murmanto., Pembentukan Konsep Diri Siswa melalui Pembelajaran
Partisipatif (sebuah alternatif pendekatan pembelajaran di sekolah dasar), (Jurnal Pendidikan
Penabur-No 08/Th.VI/Juni 2007
7
4. Apakah dominanya pembelajaran konvensional mempengaruhi konsep
diri dan hasil belajar fisika siswa?
5. Apakah konsep diri dapat mempengaruhi hasil belajar fisika siswa?
6. Seberapa besar konsep diri siswa melalui pembelajaran inkuiri?
7. Apakah metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa?
8. Apakah ada hubungan antara konsep diri dan hasil belajar fisika siswa
melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan?
9. Seberapa besar hubungan yang terjadi?
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah yang berkaitan antara konsep diri dan
hasil belajar Fisika melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan kelas VIII
MTs Islamiyah Ciputat. Konsep diri siswa yang dijadikan acuan dalam penelitian
ini berdasarkan studi psikologi meliputi gambaran diri (body image), ideal diri dan
harga diri. Hasil belajar yang diukur adalah kemampuan kognitif siswa pada
konsep tekanan melalui pembelajaran inkuiri terstruktur.
D. Rumusan Masalah
Latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di atas. maka
permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat
hubungan antara konsep diri dan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran
inkuiri pada konsep tekanan?”
E. Tujuan Operasional Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan
hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan kelas
VIII MTs Islamiyah Ciputat.
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat atau
kegunaan, antara lain:
8
1. Institusi, model pembelajaran ini merupakan masukan yang dapat
memperluas wawasan tentang pengembangan model pembelajaran, dengan
diterapkannya model alternatif dalam mengajarkan sains
2. Guru, diharapkan dapat menyusun rencana pembelajaran konstruktivisme
sehingga dapat mengembangkan konsep diri siswa yang lebih positif.
3. Siswa, dapat membantu belajar sains fisika dan diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajarnya serta meningkatkan rasa kepercayaan dirinya
khususnya dalam pembelajaran fisika.
4. Stakeholder, dapat menjadi upaya inovasi pembelajaran, penelitian ini dapat
menjadi masukan untuk mengembangkan model pembelajaran pada
pelajaran lain yang jenjang pendidikannya berbeda sesuai dengan tingkat
perkembangan usia anak didik.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
1. Konsep Diri
a. Pengertian Konsep Diri
Menurut Baron dan Byrne mengatakan konsep diri merupakan sekumpulan
pungsi yang kompleks yang berbeda yang dipegang oleh seseorang tentang
dirinya1. Menurut William D. Broks mendefinisikan konsep diri adalah
pandangan dan perasaan tentang kita, yang bersifat psikologi, social, dan fisis 2.
Menurut Sulaeman Konsep diri adalah keseluruhan ide-ide dan sikap-sikap
seseorang sebagai apa dan siapa dia3. Suryabrata menyatakan kosep diri
mempunyai empat aspek yaitu, bagaimana orang mengamati dirinya sendiri,
bagaimana orang berfikir tentang dirinya sendiri, bagaimana orang menilai dirinya
sendiri, bagaimana berusaha dengan berbagai cara untuk menyampaiakan dan
mempertahankan diri4. Calhoun dan Acocela (1990) konsep diri adalah gambaran
mental individu yang terdiri dari pengetahuannya tentang diri sendiri,
pengharapan bagi diri sendiri, dan penilaian terhadap diri sendiri5. Konsep diri
adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain (Stuart dan Sudeen, 1998)6. Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Sedangkan
1 Avin Fadilla Helmi, Gaya Kelekatan dan Konsep Diri, Jurnal Psikologi 1999 UGM
Hal. 9 2 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Penerbit Rosda Karya, h.99-
100 3 Rina oktaviana, Hubungan Antara Penerimaaan Diri Terhadap cara-cara
Perkembangan Sekunder dengan Konsep diri pada Remaja Puteri SLTPN 10 Yogyakarta,h.3-4 4 Rina Oktaviana, Ibid, h. 4
5 Lita H Wulandari & Pasti Rola; Konsep Diri dan Motivasi berprestasi Remaja
Penghuni Panti Asuhan, Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2, hal 81-
82 6 -----, Modul Pelatihan Resolusi Konflik untuk Pemimpin Desa, Memahami Konsep
Diri, Beberapa Terminologi Penting Tentang Konsep diri, Hal.21
9
menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) 7
menyatakan bahwa konsep diri adalah
cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual,
sosial dan spiritual. Konsep diri didalam Islam, Allah SWT berfirman dalam
Qur’an Surat At-Taghabun:16: yang artinya:
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan
dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan
barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-
orang yang beruntung.”
Allah mengetahui keterbatasan manusia berislam. Nabi Muhammad SAW
bersabda:
“Allah merahmati orang yang mengetahui kadar kemampuan dirinya. “
Dengan mengetahui kadar kemampuan, bisa memposisikan diri secara tepat
dalam berbagai situasi kehidupan. Manusia memiliki 2 ciri keterbatasan:
1) Sifat parsial (artinya kita tidak bisa memiliki/menguasai segala bidang)
2) Dalam lingkar yang sangat parsial kemampuan kita juga terbatas. Misalnya
dalam bidang kedokteran, memiliki kelebihan dibanding lainnya. Dalam
konteks keterbatasan Allah mengatakan dalam QS.Al Baqarah 2:286:
”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
kesanggupannya.”
Ibadah yang sudah tetap waktu dan kapasitasnya seperti shalat lima waktu,
Allah mengukur kemampuan manusia dan pada dasarnya manusia sanggup
melakukannya. Sebab perintah yang sifatnya wajib khususnya fardhu ain dan
waktunya sudah ditentukan, dalam perhitungan Allah manusia bisa
melakukannya. Oleh karena itu perintah-perintah dibuat dalam urutan-urutannya.
Sabda Rasulullah di atas berguna untuk :
1) Menentukan fokus-fokus nilai Islam yang akan diperkuat
2) Memahami diri kita dan membantu dalam menentukan posisi kehidupan
sosial.
7 -----, Modul Pelatihan Resolusi Konflik untuk Pemimpin Desa, Memahami Konsep
Diri, Beberapa Terminologi Penting Tentang Konsep diri, Ibid hal.1
10
Kesalahan orang dalam bergaul adalah ketidakmampuan dalam memposiskan
dirinya dalam kehidupan sosial merupakan kesalahan umum. Dengan memahami
keterbatasan diri adalah bagian dari perintah Islam.
Konsep diri juga membantu bersifat tawadhu. Tawadhu berarti kemampuan
memposisikan diri sewajarnya. Bukan berarti tawadhu itu tidak memilki apa-apa.
konsep diri juga merupakan salah satu langkah untuk menyerap Islam ke
dalam diri.
Ada 3 langkah dalam menyerap Islam, yaitu:
1) Memiliki konsep diri yang jelas
2) Memahami Islam sebagai pengisi wadah tersebut
3) Melakukan pengadaptasian antara konsep diri dengan konsep Islam.
Menurut Ibnul Qayyim ada 2 pengetahuan terpenting dalam pengenalan diri
yaitu: ma’rifatullah dan Ma’rifatunafs. Mengetahui Allah berarti mengetahui
tujuan hidup, mengetahui diri sendiri berarti mengantar bagaimana sampai
ketujuan8.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan konsep diri adalah cara individu
memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual, sosial dan
spiritual terhadap masyarakat, lingkungan maupun terhadap tuhan yang Maha
Esa.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori
perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan
Self Perception (persepsi diri sendiri)9.
8 Aina’s Room, , Konsep Diri dan Menata Visi Hidup.htm, h. 21 Juli 2010
9 Nina mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 Hal.101
11
Tabel 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
No
Konsep Diri
Pengaruhnya
1
2
3
Teori
Perkembangan
Significant Other
(orang yang
terpenting atau
yang terdekat)
Self Perception
(persepsi diri
sendiri)
Konsep diri berkembang secara bertahap sejak lahir seperti
mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain.
Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang
terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan
eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau,
pengenalan tubuh, nama panggilan pangalaman budaya dan
hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu
yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta
aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman
dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang
lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan
interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak
sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi
oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang
dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh
budaya dan sosialisasi
Persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya,
serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan
situasi tertentu Konsep diri dapat dibentuk melalui
pandangan diri dan pengalaman yang positif
Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar
dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang
positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi
lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan
interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan
lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat
dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.
Menurut Stuart dan Sundeen Penilaian tentang konsep
diri.dapat di lihat berdasarkan rentang rentang respon
konsep diri yaitu respon adaptif, respon maladaptif,
aktualisasi konsep diri, harga diri, kekacauan,
depersonalisasi diri , dan positif rendah identitas
c. Pembagian Konsep Diri
Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian Konsep diri tersebut
di kemukakan oleh Stuart and Sundeen (1991), yang terdiri dari 10
:
10
Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu Keperawatan, USU Repository 2006.
12
1) Gambaran Diri (Body Image)
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,
fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart
and Sundeen, 1991)11
. Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya,
menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan
mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat, 1992)12
. Gambaran diri
(Body Image) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang
dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan
yang realistis terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan
lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri
(Keliat, 1992)13
. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran
dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yang
akan memacu sukses dalam kehidupan. Banyak Faktor dapat yang mempengaruhi
gambaran diri seseorang, seperti, munculnya Stresor yang dapat menggangu
integrasi gambaran diri. Stresor-stresor tersebut dapat berupa:
Tabel 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gambaran Diri
No Gambaran diri Pengaruhnya
1
2
Operasi.
Kegagalan fungsi tubuh
Seperti: mastektomi, amputsi, luka operasi yang
semuanya mengubah gambaran diri. Demikian pula
tindakan koreksi seperti operasi plastik, protesa
dan lain –lain.
Balik dengan penggunaan lntensif care dipandang
Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan
depersonlisasi yaitu tidak mengkui atau asing
dengan bagian tubuh, sering berkaitan dengan
fungsi saraf.
Hal. 6
11 Salbiah Ibid Hal.6
12 Salbiah Ibid Hal 6
13 Salbiah Ibid hal. 6
13
No
Gambaran diri
Pengaruhnya
3
4
5
6
7
Waham yang berkaitan
dengan bentuk dan fungsi
tubuh
Tergantung pada mesin.
Perubahan tubuh berkaitan
Umpan balik interpersonal
yang negative
Standard sosial budaya
Seperti sering terjadi pada klien gangguan jiwa,
klien mempersiapkan penampilan dan pergerakan
Seperti: klien intensif care yang memandang
imobilisasi sebagai tantangan, akibatnya tubuh
sangat berbeda dengan kenyataan
sukar.mendapatkan informasi umpan sebagai
gangguan
Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana
seseorang akan merasakan perubahan pada dirinya
seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang
seseorang menanggapinya dengan respon negatif
dan positif. Ketidakpuasan juga dirasakan
seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak
ideal.
Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik
berupa celaan, makian sehingga dapat membuat
seseorang menarik diri.
Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang
berbeda-setiap pada setiap orang dan
keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya
tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran
diri individu, seperti adanya perasaan minder.
Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda
dan gejala, seperti:
Tabel 2.3 Gangguan pada Gambaran Diri
Gangguan Gambaran Diri
Gejala
Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional
terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada
saat pertama tindakan.syok psikologis digunakan
sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang
terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh
membuat klien menggunakan mekanisme
pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan
proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan
diri.
14
Gangguan Gambaran Diri
Gejala
Menarik diri.
Penerimaan atau pengakuan
secara bertahap
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari
kenyataan, tetapi karena tidak mungkin maka klien
lari atau menghindar secara emosional. Klien
menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan
keinginan untuk berperan dalam perawatannya.
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon
kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase ini
klien mulai melakukan reintegrasi dengan
gambaran diri yang baru
Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses yang
adaptif, jika tampak gejala dan tanda-tanda berikut secara menetap maka respon
klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan gambaran diri yaitu:
a) Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah
b) Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
c) Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
d) Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
e) Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
f) Mengungkapkan keputusasaan.
g) Mengungkapkan ketakutan ditolak.
h) Depersonalisasi.
i) Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.
2) Ideal Diri
Ideal diri iri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus
berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu
(Stuart and Sundeen ,1991)14
.Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang
akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai- nilai yang ingin di capai .
Ideal diri akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan
mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga
budaya) dan kepada siapa ingin dilakukan. Ideal diri mulai berkembang pada
14
Salbiah, Konsep Diri,KDK, dan Sal Program Studi Ilmu Keperawatan, USU
Repository 2006. Hal.4
15
masa kanak–kanak yang di pengaruhi orang yang penting pada dirinya yang
memberikan keuntungan dan harapan pada masa remaja ideal diri akan di bentuk
melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Menurut Ana Keliat
(1998).15
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri yaitu:
a) Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.
b) Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.
c) Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis,
keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasan cemas dan rendah
diri.
d) Kebutuhan yang realistis.
e) Keinginan untuk menghindari kegagalan .
f) Perasaan cemas dan rendah diri.
Agar individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan antara
persepsi diri dan ideal diri. Ideal diri ini hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi,
tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan
masih dapat dicapai (Keliat, 1992 ). 16
3) Harga diri .
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and
Sundeen,1991)17
. Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang
rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung
harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek
utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992)18
.
Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari
hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri
rendah. Harga diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam
kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait
dengan hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi depresi dan
15
Salbiah Ibid Hal. 4 16
Salbiah, Ibid Hal. 5 17
Salbiah Ibid Hal. 5 18
Salbiah Ibid Hal. 5
16
skizofrenia. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri
rendah dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self evaluasi
yang telah berlangsung lama). Dan dapat di ekspresikan secara langsung atau
tidak langsung (nyata atau tidak nyata).
Menurut Stuart and Sundeen dikemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi gangguan harga diri, seperti19
:
Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Harga Diri
Gangguan Harga
Diri
Faktornya
Perkembangan
individu
Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti
penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai
dan mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal
untuk mencintai orang lain. Pada saat anak berkembang lebih
besar, anak mengalami kurangnya pengakuan dan pujian dari
orang tua dan orang yang dekat atau penting baginya. Ia merasa
tidak adekuat karena selalu tidak dipercaya untuk mandiri,
memutuskan sendiri akan bertanggung jawab terhadap
prilakunya. Sikap orang tua
Ideal Diri tidak
realistis
Gangguan fisik dan
mental
Sistem keluarga
yang tidak
berfungsi
yang terlalu mengatur dan mengontrol, membuat anak merasa
tidak berguna.
Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak
punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia membuat
standart yang tidak dapat dicapai, seperti cita –cita yang terlalu
tinggi dan tidak realistis. Yang padakenyataan tidak dapat
dicapai membuat individu menghukum diri sendiri dan akhirnya
percaya diri akan hilang.
Pengalaman traumatik yang berulang,misalnya akibat aniaya
fisik, emosi dan seksual.
Penganiayaan yang dialami dapat berupa penganiayaan fisik,
emosi, peperangan, bencana alam, kecelakan atau perampokan.
Individu merasa tidak mampu mengontrol lingkungan. Respon
atau strategi untuk menghadapi trauma umumnya mengingkari
trauma, mengubah arti trauma, respon yang biasa efektif
terganggu. Akibatnya koping yang biasa berkembang adalah
depresi dan denial pada trauma.
19
Just For Child, Konsep Diri, http://qyonglee.multiply.com/journal/item/26,21Juli 2010
17
Gangguan Harga
Diri
Faktornya
Penganiayaan
Identitas
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang
diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat
(Keliat, 1992 )20
. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana
seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima
adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi
dibutuhkan oleh individu sebagai aktualisasi diri. Harga diri
yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi
kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. Posisi di masyarakat
dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial
yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak
mungkin dilaksanakan (Keliat, 1992)21
. Stress peran terdiri dari
konflik peran yang tidak jelas dan peran yang tidak sesuai atau
peran yang terlalu banyak.
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua
aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh
(Stuart and Sudeen, 1991)22
. Seseorang yang mempunyai
perasaan identitas diri yang kuat akan yang memandang dirinya
berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan
berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri.
Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.
Identitas diri terus berkembang sejak masa kanak-kanak
bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting
dalam identitas adalah jenis kelamin (Keliat,1992) 23
.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran
yang harus di lakukan menurut Stuart and sundeen, 1998 adalah :
a) Kejelasan prilaku dengan penghargaan yang sesuai dengan peran.
b) Konsisten respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan .
c) Kesesuain dan keseimbangan antara peran yang di emban.
d) Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran.
e) Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidak sesuain perilaku peran.
20
Just For child, Konsep Diri, Ibid, h. 3
21 Just For child, Konsep Diri, Ibid, h. 4 22
Just For child, Konsep Diri, Ibid, h. 4 23
Just For child, Konsep Diri, Ibid, h. 4
18
Menurut Stuart and Sunden Penyesuaian individu terhadap perannya
dipengaruhi oleh beberapan faktor, yaitu:
a) Kejelasan prilaku yang sesuai dengan perannya serta pengetahuan yang
spesifik tentang peran yang diharapkan.
b) Konsistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan peranannya.
c) Kejelasan budaya dan harapannya terhadap prilaku perannya.
d) Pemisahan situasi yang dapat menciptakan ketidak selarasan.
Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-
perubahan peran, baik yang sifatnya menetap atau sementara yang sifatnya dapat
karena situasional. Hal ini, biasanya disebut dengan transisi peran. Transisi peran
tersebut dapat di kategorikan menjadi beberapa bagian, seperti :
(a) Transisi Perkembangan.
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.
Setiap perkembangan harus di lalui individu dengan menjelaskan tugas
perkembangan yang berbeda – beda. Hal ini dapat merupakan stresor bagi
konsep diri.
(b) Transisi Situasi.
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau
berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya
status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status
menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran
yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran berlebihan.
(c) Transisi sehat sakit.
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan
berakibat diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat
mempengaruhi semua kompoen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas
diri peran dan harga diri. Masalah konsep diri dapat di cetuskan oleh faktor
psikologis, sosiologi atau fisiologi, namun yang penting adalah persepsi
klien terhadap ancaman. Selain itu dapat saja terjadi berbagai gangguan
peran, penyebab atau faktor-faktor ganguan peran tersebut dapat di
akibatkan oleh:
19
(1). Konflik peran interpersonal. Individu dan lingkungan tidak
mempunyai harapan peran yang selaras.
(2). Contoh peran yang tidak adekuat.
(3). Kehilangan hubungan yang penting
(4). Perubahan peran seksual
(5). Keragu-raguan peran
(6). Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan peran sehubungan
denganproses menua
(7). Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran
(8). Ketergantungan obat
(9). Kurangnya keterampilan sosial
(10). Perbedaan budaya
(11). Harga diri rendah
(12). Konflik antar peran yang sekaligus di perankan
Identitas jenis kelamin berkembang sejak lahir secara bertahap
dimulai dengan konsep laki-laki dan wanita banyak dipengaruhi oleh
pandangan dan perlakuan masyarakat terhadap masing-masing jenis kelamin
tersebut. Perasaan dan prilaku yang kuat akan indentitas diri individu dapat
ditandai dengan:
(1). Memandang dirinya secara unik
(2). Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain
(3). Merasakan otonomi : menghargai diri, percaya diri, mampu diri,
menerima diri dan dapat mengontrol diri.
(4). Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep diri
(5). Karakteristik identitas diri dapat dimunculkan dari prilaku dan
perasaan seseorang, seperti :
(6). Individu mengenal dirinya sebagai makhluk yang terpisah dan berbeda
dengan orang lain
(7). Individu mengakui atau menyadari jenis seksualnya
(8). Individu mengakui dan menghargai berbagai aspek tentang dirinya,
peran, nilai dan prilaku secara harmonis
(9). Individu mengaku dan menghargai diri sendiri sesuai dengan
penghargaan lingkungan sosialnya
(10). Individu sadar akan hubungan masa lalu, saat ini dan masa yang akan
datang
(11). Individu mempunyai tujuan yang dapat dicapai dan di realisasikan
(Meler dikutip Stuart and Sudeen, 1991) 24
24
Salbiah, Konsep Diri,KDK, dan Sal Program Studi Ilmu Keperawatan, USU
Repository 2006. Hal.7
20
d. Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif
Menurut Calhoun dan Acocela (1990),25
dalam perkembangannya konsep
diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
Tabel 2.5 Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif
Konsep Diri Positif
Konsep Diri Negatif
1) Konsep diri positif lebih kepada penerimaan
diri bukan sebagai suatu kebanggan yang
besar tentang diri. Konsep diri yang positif
bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang
memiliki konsep diri positif adalah individu
yang tahu betul tentang dirinya.
2) Individu dapat memahami dan menerima
sejumlah fakta yang sangat bermacam-
macam tentang dirinya sendiri, evaluasi
terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan
dapat menerima keberadaan orang lain.
3) Individu yang memiliki konsep diri positif
akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai
dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki
kemungkinan besar untuk dapat dicapai,
mampu menghadapi kehidupan di depannya
serta menganggap bahwa hidup adalah suatu
proses penemuan. Singkatnya, individu yang
memiliki konsep diri positif adalah individu
yang tahu betul siapa dirinya sehingga
dirinya menerima segala kelebihan dan
kekurangan, evaluasi terhadap dirinya
menjadi lebih positif serta mampu merancang
tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas
Calhoun dan Acocela (1990)26
membagi konsep diri negatif
menjadi dua tipe, yaitu:
Pandangan individu tentang dirinya
sendiri benar-benar tidak teratur,
tidak memiliki perasaan kestabilan
dan keutuhan diri. Individu tersebut
benar-benar tidak tahu siapa dirinya,
kekuatan dan kelemahannya atau
cara hidup yang tepat. Singkatnya,
individu yang memiliki konsep diri
yang negatif terdiri dari 2 tipe, tipe
pertama yaitu individu yang tidak
tahu siapa dirinya dan tidak
mengetahui kekurangan dan
kelebihannya, sedangkan tipe kedua
adalah individu yang memandang
dirinya dengan sangat teratur dan
stabil.
25
Lita H Wulandari & Pasti Rola; Konsep Diri dan Motivasi berprestasi Remaja
Penghuni Panti Asuhan, Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2, hal 83 26
Pasti Rola, Konsep Diri dengan Motivasi berprestasi Remaja , Jurnal Pemberdayaan
Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2, Hal. 13-14
21
e. Masa Remaja
1) Pengertian Remaja
Hurlook (1993) mengartikan remaja (adolescence) berasal dari bahasa latin
adolescence yang bearti untuk tumbuh atau kembang menjadi dewasa27
. Menurut
Piaget secara psikologi masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi
dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dirinya dibawah
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak28
.
Papalia dan Olds Tidak mendefinisikan pengertian remaja secara ekplisit
melainkan ecara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence), masa
remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 12 atau 13 tahun dan berakhir
pada usia akhir belasan tahun atau duapuluh tahun29
. Pada masa ini remaja sedang
mencari jati dirinya. Hal ini ditandai dengan hubungan yang erat dengan teman
sebayanya, mulai menemukan nilai-nilai baru dan adanya perkembangan
kepribadian dan terbentuknya identitas diri menjadi seorang dewasa.
Piaget memandang adolescence sebagai suatu fase hidup, dengan
perubahan-perubahan penting dalam fungsi inteligensi, tercakup dalam
perkembangan aspek kognitif. Erickson mengemukakan keadaan fisik pada masa
remaja merupakan sumber pembentukan identitas diri dan konsep diri30
.
Terbentuknya gaya hidup tertentu sehubungan dengan penempatan dirinya, yang
tetap dapat dikenal oleh lingkungannya, walaupun mengalami perubahan pada
dirinya maupun kehidupan sehari-hari. Umur 15-20 tahun adalah masa
kesempurnaan (adoolescence proper) dan merupakan puncak perkembangan
27
Indri Kemala nasution, Perilaku Merokok Pada Remaja,2007, USU
Repository@2008, Hal. 7 28
Indri Kemala nasution, Stres pada Remajas,2007, USU Repository@2008, Hal. 5 29
-----, Rumah belajar psikologi, ,
http://file.upi.edu/direktori/a%20%20fip/jur.%20psikologi%20pend%20dan%20bimbingan/nanda
ng%20budiman/perkembangan%20remaja%20dan%20permasalahannya%20jadi%20%5bcompati
bility%20mode%5d.pdffile.upi.edu/ai.php?dir=direktori/a%20-%20fip/jur.../&file...5. 21 juli
2010 30
Psikologi Remaja, Universitas Kristen Vetra, Library,
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=18&submit=next&
qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman%2F2006%2Fjiunkpe-ns-s1-
2006-31402001-9239-apparel-chapter2.pdf, h.14, 21 Juli 2010
22
emosi. Tahap ini terjadi perubahan dari kecenderungan mementingkan diri sendiri
kepada kecenderungan memperhatikan kepentingan orang lain dan
memperhatikan harga diri dan bangkitnya dorongan seks (Muss,1968:27)31
.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah awal masa
transisi atau masa peralihan dimana seseorang sedang mengalami penyesuaian
diri, baik secara fisik, psikis, emosi, minat maupun lingkungan sosialnya, serta
adanya perubahan peran dalam dirinya untuk dapat membentuk identitas diri dan
konsep diri.
2) Karakteristik Remaja
Berdasarkan definisi remaja diatas, maka karakteristik remaja menurut
Hurlock (1990) adalah:32
Tabel 2.7 Karakteristik Remaja menurut Hurlock
Pengertian Remaja
Definisi
Hurlock
1) Ciri-ciri masa remaja menurut ahli psikologi remaja
Hurlock (1992). Masa remaja sebagai periode yang
penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami
masa remaja akan memberikan dampak langsung
pada individu yang bersangkutan dan akan
mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
2) Periode pelatihan. Disini berarti perkembangan
masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap
sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas,
keadaan ini memberi waktu padanya untuk
mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan
pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai
dengan dirinya
Periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi
perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa
yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang
dianut, serta keinginan akan kebebasan.
3) Masa mencari identitas diri yang dicari remaja
berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan
apa peranannya dalam masyarakat
31
Psikologi Remaja, Ibid, h. 15 32
Indri Kemala Nasution, Stres pada Remaja, 2007, USU Repository, 2008, Hal. 25
23
Pengertian Remaja
Definisi
Hurlock
4) Masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan
demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku
yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak
orang tua menjadi takut.
5) Masa yang tidak realistik. Remaja cenderung
memandang kehidupan dari kacamata berwarna
merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain
sebagaimana yang diinginkan dan bukan
sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
6) Masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau
kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan
pada usia sebelumnya dan didalam memberikan
kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa,
yaitu dengan merokok, minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam
perilaku seks.
7) Mereka menganggap bahwa perilaku ini
akanmemberikan citra yang mereka inginkan
Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis
pada diri remaja, kecenderungan remaja akan
mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan
lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat
menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik
dan penuh tanggung jawab
Dalam pertumbuhan dapat menimbulkan masalah-masalah pada tinmgkah
laku. Pertumbuhan yang terlalu cepat juga dapat menimbulkan problem dalam
pengajaran juga dalam pergaulan dengan teman sebayanya akan mengalami
kesulitan dalam penyesuaian diri pada lingkungannya.
Remaja dinamis, artinya bahwa remaja akan mengalami perkembangan
atau pertumbuhan yang berkenaan dengan tubuhnya. Tubuh yang mereka miliki
tidak lagi seperti pada masa kanak-kanak. Remaja tumbuh semakin cepat
membentuk tubuh yang indah atau proposional yang didambakan oleh setiap
remaja dan sering menjadi sebuah impian.
Zakiah Daradjat mengatakan remaja adalah usia transisi. Seseorang
individu telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh
ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung
jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa
24
transisi ini tergantung keadaan dan tingkat sosial masyarakat dimana dia hidup.
Semakin maju masyarakat semakin panjang usia remaja karena ia harus
mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dalam masyarakat yang banyak syarat
dan tuntutannyat33
.
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat
penting, diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu
berproduksi. Ada dua fase perkembangan yang unik bagi remaja, yaitu fase pra
pubertas (13-15 tahun) dan fase pubertas (16-19 tahun). Masa pra pubertas
dinamakan juga masa negatif karena kebanyakan ciri-ciri tingkah lakunya
mengarah pada tendensi negatif. Ciri-ciri negatif pada pra pubertas akan sedikit
berkurang, dan diganti dengan timbulnya ide-ide baru tentang hidup, berdiri
sendiri, ingin melepaskan diri dari orang tua, kebebasan dalam memilih jalan
hidup sendiri. Yang paling menonjol pada masa pubertas adalah bekerjanya
kelenjar seks dengan aktif sehingga dari tampak dari perubahan tingkah lakunya
seperti cinta birahi terhadap jenis kelamin lain.
3) Tugas Perkembangan Remaja
Menurut William Kay tugas perkembangan remaja meliputi: 34
a) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
c) Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual
maupin kelompok.
d) Menemukan manusia model yang dijadikan identiasnya.
e) Menerima dirinya sendiri dan memilki keprcayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
33
-----, Kenakalan Remaja, http://dapenra2.blogdetik.com/2009/06/11/3/ November
2010 34
Kasturi82: Journal Psychology “Remaja dan pacaran
,(http://kasturi82.blogspot.com/2009/02/journal-psychology-remaja-dan-pacaran.html), h. 4, 21
juli 2010
25
f) Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar
skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung)
g) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.
h) Menerima keadaan fisiknya
Struktur dan penampilan fisik sudah menetap dan harus diterima
sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi fisik tertentu tidak lagi
terlalu mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai menerima keadaan
dirinya. Masalah seks yang berkaitan dengan kematangan fisiologik tidak
lagi terlalu mengganggu dan mulai bisa diatasi.
i) Memperoleh kebebasan emosional
Seseorang pada masa remaja adalah proses melepaskan diri dari
ketergantungan secara emosional dari orang yang dekat dalam hidupnya
(orang tua). Kehidupan emosi yang sebelumnya banyak mendominasi
sikap dan tindakannya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi psikis lain.,
sehingga lebih stabil dan lebih terkendali. Ia mampu mengungkapkan
pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan
dan kebebasan emosionalnya.
j) Mampu bergaul
Masa remaja mulai mengembangkan kemampuan mengadakan
hubungan sosial yang baik dengan teman sebayanya maupun orang lain,
yang berbeda adalah tingkat kematangan sosialnya dengan orang yang
lebih tua, ia mampu menyesuaikan dan memperlihatkan kemampuan
bersosialisasi dalam tingkat kematangan sesuai dengan norma sosial yang
ada.
k) Menemukan model untuk identifikasi
Dalam proses kerah kematangan pribadi, tokoh identifikasi menjadi
faktor yang penting untuk diperoleh. Tanpa tokoh identifikasi seringkali
timbul kekaburan akan model yang ingin dan yang memberikan penghargaan
bagaimana bertingkah laku dan bersikap sebaik-baiknya.
26
l) Mengetahui dan menerima kemampuan diri
Pengertian dan penilaian yang objektif mengenai keadaan diri
sendiri sedikit demi sedikit akan terpupuk. Kekurangan dan kegagalan
yang bersumber pada keadaan kemampuan tidak lagi mengganggu
berfungsinya kepribadian dan menghambat prestasi yang ingin dicapai.
Bila hal ini dikaitkan dengan remaja, maka remaja yang memiliki konsep
diri positif adalah remaja yang dapat memanfaatkan peningkatan
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri dan lingkungannya atau dapat
mengembangan persepsi positif pada dirinya sendiri.
f. Pembentukan Konsep Diri Remaja
Remaja akhir mempunyai konsep diri yang ideal dan lebih stabil. Pada saat
remaja akhir, tingkat kecemasan dan kebingungan lebih rendah pada saat remaja
awal. Oleh sebab itu remaja akhir lebih merasa aman dan nyaman akan dirinya.
Remaja awal transisi dari periode anak ke dewasa (menurut allport dalam
wirawan, 2005) 35
.
1) Pemekaran diri sendiri (Extention of the self) yang ditandai dengan
kemampuan seseorang untuk menganggap orang tau hal lain sebagai bagian
dirinya sendiri. Perasaan egoisme berkurang sebaliknya tumbuh perasaan ikut
memiliki salah satu tanda yang khas adalah tubuhnya kemampuan untuk
mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Ciri lain adalah berkembangnya
ego ideal berupa cita-cita, idola, dan sebagainya yang menggambarkan
bagaimana wujud ego (diri sendiri) di masa depan.
2) Self objetivication. Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif di
tandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sndiri
(self insight) dan menangkap humor (sense of humor) termasuk yang
menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran.
3) Unifying philosophy of life. Memiliki falsafah hidup tertentu Orang yang
sudah dewasa atau dengan tepat tempatnya dalam rangka-rangka susunan
35
Isna Asyri Syahrina, Psikologi Pekembangan II**, Fakultas Psikologi UPI”YPTK”
Padang 2008, h. 1
27
objek-objek kedudukannya dalam masyarakat. Ia bertingkah laku dalam
kedudukan tersebut dan berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran
yang ia tetapkan sendiri.
Bagi remaja yang telah memiliki konsep diri yang kuat, mampu
menghadapi berbagai perubahan tersebut dan bersikap positif terhadap diri
lingkungannya. Berbeda dengan halnya yang tidak memiliki konsep diri,
diombang ambingkan oleh ketidakpastian, menghadapi perubahan-perubahan
dalam dirinya, sehingga memiliki sikaf negatif terhadap dirinya sendiri.
2. Pembelajaran Konstruktivisme
a. Pengertian Pembelajaran Konstruktivisme
Pembelajaran Konstruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang
berhubungan dengan cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang menekankan
pada penemuan makna (meaningfulness). Perolehan pengetahuan tersebut melalui
informasi dalam struktur kognitif yang telah ada hasil perolehan sebelumnya yang
tersimpan dalam memori dan siap dikonstruk untuk mendapatkan pengetahuan
baru.36
Menurut paradigma konstruktivistik, ilmu pengetahuan bersifat sementara
terkait dengan perkembangan yang dimediasi baik secara social maupun cultural,
sehingga cenderung subyektif. Belajar menurut pandangan ini lebih sebagai
proses regulasi diri dalam menyelesaikan konflik kognitif yang sering muncul
melalui pengalaman konkrit, wacana kolaboratif, dan interfretasi 37
.
“Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak
sesuai”.38
36
Ahmad Sofyan, Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA/Sains, (Prosiding Seminar
Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 8 37
I Wayan Santyasa, Model-Model Pembelajaran Inovatif, disajikan dalam pelatihan
tentang Penelitian Tindakan Kelas Guru SMP dan SMA Nusa Penida, 29 Juni s.d Juli 2007,
FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha, h. 1 38
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta,
Remaja Rosda Karya, 2006) h. 13
28
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan,
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang
berbudaya modern. Para pendukung konstruktivis percaya bahwa anak didik akan
belajar banyak tentang sains jika mereka melakukan percobaan sendiri.39
Dasar pemikiran para konstruktivis lebih menekankan pada peran aktif
peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna, serta
menekankan pada pentingnya membuat kaitan antara gagasan peserta didik dalam
pengkonstruksian secara bermakna dan mengaitkan gagasan peserta didik dengan
informasi baru dikelas.40
Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan
kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya
dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut
dengan bantuan fasilitas orang lain.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-
konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah
yang siap untuk diambil dan diingat. “Manusia harus mengkontruksi pengetahuan
itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa menginterpretasi
pengalaman baru dan memperoleh pengetahuan baru berdasar realitas yang telah
terbentuk di dalam pikiran siswa”.41
Kemudian dalam kelas konstruktivis, guru memotivasi murid untuk
menyampaikan pendapat mereka tentang fenomena sains. Anak didik bisa
menyanggah pendapat guru jika mereka berbeda pendapat dengan guru, karena
39
-----, Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan
Interaktif Pada Konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia, http://arymlb.multiply.com/journal,
November 2010, h. 29 40
Wawan Setiawan, Pengembangan Mutimedia Interaktif Berbasis Pandangan
Pendagogi Materi Subjek, Pendidikan Imu Komputer FPMIPA UPI [email protected], h. 4 41
Johar Maknun, Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dasar Fisika Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), (Prosiding Seminar
Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 29
29
apa yang disampaikan dan dipercaya “benar” oleh guru bisa saja “salah”. Guru
dapat memberikan “tangga” agar mereka memperoleh pemahaman lebih baik 42
.
Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini
memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya sendiri. Sehingga memberikan semangat kepada ahli
pendidikan untuk menggunakan prinsip-prinsip konstruktivisme dalam
pembaharuan pendidikan.
b. Ciri-Ciri Pembelajaran Konstruktivisme
Untuk mewujudkan kelas konstruktivis ternyata harus mempersiapkan
kelas dengan baik. “Guru harus menyiapkan perlengkapan dan lembaran kerja
demi mendukung terwujudnya kelas konstruktivis”. Guru hanya sebagai fasilitator
atau pencipta kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik secara aktif
mencari sendiri informasi, mengasimilasi, dan mengadaftasi sendiri informasi dan
mengkonstruksinya menjadi pengetahuan yang baru berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki masing-masing43
Memberi peluang kepada murid membina
pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya dan menggalakkan
ide yang dimulai oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan merancang
pengajaran. Menyokong pembelajaran secara kooperatif, mengambil sikap dan
pembawaan murid mengenai suatu ide guna menggalakkan dan menerima daya
usaha. Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid dan guru
menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil
pembelajaran. Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.
c. Implikasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran Fisika
Implikasi model pembelajaran konstruktivisme adalah siswa melakukan
proses aktif dalam mengkonstruksi gagasan-gagasan menuju konsep yang bersifat
42
-----, Pembelajaran Dalam Pandangan Konstruktivistik dan Behavioristik,
http://luthfiyahnurlaela.wordpress.com, November 2010, h. 36 43
-----, Keterampilan Dasar Mengajar, http://badarudinalbanna.wordpress.com/, November 2010, h. 35
30
ilmiah. Siswa menyeleksi dan mentransformasi informasi sendiri, mengkonstruksi
hipotesis dan membuat suatu keputusan dalam struktur kognitifnya.
Transformasi pengetahuan dalam konstruktivisme adalah pergeseran siswa
sebagai penerima pasif informasi menjadi pengkonstruksi aktif dalam proses
pembelajaran.44
Sehingga pengetahuan dalam pikiran siswa dapat membentuk
struktur kognitif yang telah ada sebelumnya, dan diharapkan siswa dapat
membedakan antara belajar secara bermakna dengan belajar secara hafalan.
Berdasarkan beberapa paham konstruktivisme diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat dipindahkan (transfer) dari
seorang guru kepada siswa dalam bentuk yang serba sempurna, melainkan
bertahap sesuai dengan pengalaman masing-masing siswa.45
d. Metode Pembelajaran Inkuiri
1) Pengertian Pembelajaran Inkuiri
“Metode pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).
Dikatakan demikian, sebab dalam metode ini siswa memegang peran yang
sangat dominan dalam proses pembelajaran”.46
metode pembelajaran latihan inkuiri menuntut guru untuk melibatkan
siswa untuk memulai inkuiri sedapat mungkin. Peran guru adalah menyeleksi
atau menciptakan situasi masalah, mewasiti prosedur inkuiri, memberikan
respon terhadap inkuiri yang ditunjukkan siswa, membantu siswa memulai
inkuiri, dan memfasilitasi diskusi siswa. Pelaksanaan inkuiri dalam kelas
yaitu guru membagi tugas meneliti suatu masalah di kelas47
.
Proses pembelajaran secara inkuiri-penemuan adalah satu proses yang
dinamik. Seperti yang dikutip oleh Thangavelo Marimuthu, Azman Jusoh,
dan Rodziah Ismail bahwa menurut Dewey “inkuiri-penemuan adalah
hubungan dialectical antara guru dan murid. Penggunaan soalan adalah
44
Johar Maknun, op cit., h. 33 45
Ahmad Sofyan, op. cit., h. 14 46
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008) h. 197 47
Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terpimpin pada Materi Pokok Hidrolis Garam Siswa Kelas XI SMP YP UNILA. Hal. 3
31
sangat penting dan merupakan ciri utama proses pembelajaran secara inkuiri-
penemuan. Oleh yang demikian, guru perlu merancang persoalan secara
sistematik untuk menggalakkan murid berfikir secara induktif atau
deduktif”.48
National Science Teacher Association Amerika Serikat seperti dikutip
oleh Thangavelo Marimuthu, Azman Jusoh, dan Rodziah Ismail mencirikan
inkuiri sebagai berikut:
a) Penyoalan dan penyediaan masalah yang boleh diselesaikan (Questioning
and formulating solvable problems)
b) Membuat refleksi dan membina pengetahuan daripada data (Reflecting
on, and constructing knowledge from data)
c) Berkolaborasi dan menukar maklumat untuk mencari jawaban
(Collaborating and exchanging information while seeking solutions)
d) Membina konsep dan perkaitan daripada data empirikal (Developing
concepts and relationships from empirical data).49
Secara umumnya, inkuiri-penemuan merupakan proses yang aktif
terlibat dalam pemikiran sains (scientific thinking), penyiasatan dan membina
pengetahuan.50
“Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator, penanya soalan
dan pembimbing murid untuk memahami konsep sains berkenan”.51
2) Jenis-Jenis Metode Inkuiri
Trowbridge dalam metode pembelajaran mipa mengajukan tiga tahap
pembelajaran berbasis inkuiri, yaitu:
a) Tahap pertama adalah belajar discoveri, yaitu guru menyususn masalah
dan proses tetapi memberi kesempatan siswa utuk mengidentifikasi hasil
alternatif.
b) Tahap kedua inkuiri terbimbing (guided inquiry), yaitu guru mengajukan
masalah dan siswa menentukan penyelesaian dan prosesnya.
48
Thangavelo Marimuthu, dkk, Amalan dan Masalah Pelaksanaaan Strategi Inkuiri-
Penemuan di Kalangan Guru Pelatih Sains Semasa Praktikum: Satu Kajian Kes, (Presiding
Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 3 49
Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 2 50
Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 2 51
Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 6
32
c) Tahap ketiga adalah inkuiri terbuka (open inquiry) yaitu guru hanya
memberikan konteks masalah sedangkan siswa mengidentifikasi dan
memecahkannya.52
Townbridge dan Bybee membincangkan tiga peringkat pembelajaran yang
terdapat dalam inkuiri-penemuan. Peringkat pertama pembelajaran melibatkan
pembelajaran secara penemuan (discovery learning) dimana guru menyediakan
masalah dan prosesnya manakala murid mencari pelbagai cara penyelesaian
alternatif. Inkuiri-penemuan tingkat kedua pula lebih kompleks dan dikenali
sebagai inkuiri-penemuan terbimbing (guided inkuiry). Dalam inkuiri-penemuan
terbimbing, guru menyediakan masalah dan murid akan menentukan proses dan
penyelesaiannya. Manakala inkuiri-penemuan tingkat ketiga adalah semakin
mencabar dimana guru menyediakan konteks sesuatu masalah dan murid pula
akan mengenal pasti masalah serta cara penyelesainnya.53
Berdasarkan penjelasan mengenai jenis-jenis inkuiri di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembagaian inkuiri menjadi tiga jenis berdasarkan pada
peranan guru dan siswa dalam pembelajaran inkuiri.
3) Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri
Tabel 2.8 Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri
Keunggulan Inkuiri
Kelemahan Inkuiri
a) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-
concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat
mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih
baik.
b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan
transfer pada situasi proses belajar yang seru.
c) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atau
inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan
terbuka.
Jika Metode inkuiri
digunakan sebagai strategi
pembelajaran, maka akan
sulit mengontrol kegiatan
dan keberhasilan siswa
a) Strategi ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran
oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa
52
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Strategi
Pembelajaran MIPA, (Departemen Pendidikan Nasional, 2008) h. 24 53
Thangavelo Marimuthu, op.cit., h. 7
33
Keunggulan Inkuiri
Kelemahan Inkuiri
d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri.
Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
e) Situasi proses belajar menjadi merangsang.
f) Dapat mengembangakan bakat atau kecakapan
individu.
g) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
h) Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar
yang tradisional.
Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya
sehingga mereka dapat mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi.54
dalam belajar.
b) Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannyame
merlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru
sulit menyesuikannya
dengan waktu yang telah
ditentukan
c) Guru harus tepat memilih
masalah yang akan
dikemukakan untuk
membantu siswa
menemukan konsep.
d) Guru dituntut menyesuaikan
diri terhadap gaya belajar
siswanya.55
4) Metode Inkuiri Terstruktur
Inkuiri terstruktur masih memegang peranan guru dalam menentukan
topik, pertanyaan, bahan dan prosedur. Sedangkan analisis hasil dan kesimpulan
dilakukan oleh siswa. Inkuiri terstruktur menuntut siswa mengikuti dengan
seksama setiap langkah kerja dalam kegiatan hand-on yang telah disusun oleh
guru melalui LKS jenis guided worksheet activity.56
Adapun tahapan dalam metode pembelajaran inkuiri terstruktur terbagi
menjadi empat fase yaitu:
54
Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terpimpin pada Materi Pokok Hidrolis Garam Siswa Kelas XI SMP YP UNILA. Hal. 2 55
Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati, Ibid. Hal. 2 56
Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan
Inkuiri Terstruktur terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Kerja Ilmiah
Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, (Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA) Vol. 1, h. 28
34
Tabel. 2.9 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terstruktur
Fase Keterangan
Fase pertama,
Menyajikan,
Penyelidikan
Guru menyajikan area penyelidikan
yang dimulai dengan kegiatan
pembagian kelompok dan LKS
Fase kedua,
Perumusan Masalah
Guru membimbing siswa dalam
kegiatan penyelidikan, siswa mengamati
permasalahan dalam praktikum yang
tercantum dalam LKS
Fase ketiga, Mengenali Masalah
Penyelidikan
Siswa melakukan kegiatan pengamatan
yang sebelumnya dilakukan proses
percobaan yang melalui serangkain
langkah kerja yang tertera dalam LKS
sebagai pedoman belajar
Fase keempat,
Pemecahan Masalah
Siswa mencari pemecahan masalah,
pada fase ini kegiatan pembelajaran
menggunakan metode diskusi
Pada saat terakhir dalam metode pembelajaran inkuiri terstruktur, kegiatan
yang berlangsung adalah mengemukakan enam fase dalam inkuiri terstruktur,
yaitu sebagai berukut:
Tabel 2.10 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terstruktur
Fase
Keterangan
Fase pertama, Planning
(perencanaan)
Guru menyajikan permasalahan mengenai
tekanan pada zat padat, cair, dan gas yan
terkait dengan kehidupan sehari-hari,
kemudian menentukan prosedur untuk
menyelesaikan masalah yaitu dengan
praktikum yang langkah-langkahnya
sudah ditentukan oleh guru.
35
Fase
Keterangan
Fase kedua, Retrieving
(Mendapatkan Informasi)
Siswa mencari dan mengumpulkan data
mengenai masalah yang diajukan oleh
guru dari berbagai sumber.
Fase ketiga, Processing
(Memproses Informasi)
Siswa menguji dan membuktikan
hopotesisnya sendiri dengan melakukan
praktikum dan menganalisa hasil
pengamatannya pada eksperimen
Fase keempat, Creating
(Menciptakan Informasi)
Siswa membuat kesimpulan dari hasil
pengamatannya dan membuat laporan dari
hasil eksperimennya
Fase kelima, Sharing
(Mengkomunikasikan Informasi)
Siswa mempresentasikan hasil
pengamatannya. Guru mengomentari
jalannya diskusi dan memberikan
penguatan serta meluruskan hal-hal yang
kurang tepat. Selain itu juga guru
menanamkan nilai religius yang
terkandung dalam materi yang telah
dipelajari
Fase keenam, Evaluating
(Mengevaluasi)
Guru memberikan penghargaan kepada
masing-masing kelompok yang telah
memberikan presentasinya, kemudian
memberikan tugas individu mengenai
materi yang telah dipraktikumkan.
Berdasarkan uraian diatas, metode inkuiri terstruktur (structured inquiry)
dapat diartikan sebagai salah satu metode pembelajaran inkuiri yang berbasis
masalah. Pertanyaan dan prosedur percobaan untuk menyelesaiakn masalah
ditentukan oleh guru. Masalah dan pertanyaan ini yang mendorong siswa
melakukan penyelidikan untuk menemukan jawabannya. Kegiatan siswa dalam
pembelajaran ini adalah mengumpulkan data dari masalah yang telah diajukan
36
oleh guru, membuat hipotesis, melakukan penyelidikan, menganalisa hasil,
membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan.
Pembelajaran inkuiri terstruktur mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dari metode pembelajaran ini diantaranya sebagai berikut:
a) Menerapkan pengetahuan dalam situasi yang berbeda
b) Mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi
pengetahuan
c) Mengkaitkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan sehari-
hari
d) Memperoleh dan menganalisa informasi menjadi lebih terampil
e) Menghindari siswa dari cara belajar yang tradisional
Adapun kelemahan dari metode pembelajaran ini sebagai adalah berikut:
a) Metode inkuiri memerlukan waktu yang relatif banyak
b) Metode inkuiri tidak bisa digunakan pada semua bidang mata
pelajaran
c) Siswa lebih suka dengan metode tradisional
Berdasarkan tahapan diatas, metode pembelajaran inkuiri terstruktur dan
inkuiri terbimbing, tampak jelas perbedaan antara kualitas metode inkuiri
terstruktur dengan inkuiri terbimbing. Maka metode ini mempunyai hubungan
berbanding lurus dengan hasil belajar siswa yang akan diperoleh. Ini artinya
bahwa makin banyak skala penggunaan metode ini maka akan semakin tinggi
hasil belajar siswa. Apabila digambarkan akan tampak seperti diagram dibawah
ini
37
Hasil Belajar M
etode
Pem
bel
ajar
an
X
Y
Z
Gambar 2.1 Hubungan metode pembelajaran dengan hasil pembelajaran
Keterangan:
X= Metode pembelajaran inkuiri terstruktur
Y= Hasil belajar dengan metode inkuiri terstruktur
Z= Input metode inkuiri dengan hasil belajar
Sehingga metode pembelajaran inkuiri terstruktur adalah pembelajaran
dimana permasalahan yang harus diselidiki siswa diberikan oleh guru melalui
kegiatan hand-on, selain itu guru juga memberikan prosedur dan materi yang
harus dikerjakan oleh siswa tanpa memberitahukan hasil apa yang diperoleh dari
percobaan tersebut. Adapun dampak pengajaran inkuiri secara langsung dan
ringan seperti dalam bagan berikut 57.
Tabel 2.11 Pengajaran Inkuiri Secara Langsung Dan Ringan
Model Latihan Inkuiri
Dampak Pengajaran
Langsung
Dampak Pengajaran
Ringan
Menyadari bahwa
pengetahuan itu bersifat
sementara
1. Keterampilan
proses sains
2. Strategi untuk
penyelidikan
kreatif
1. Semangat berkreatifitas
2. Kebebasan atau
otonomi daerah
3. Toleran terhadap
pendapat yang berbeda
57
-----, Model- Model Pembelajaran IPA. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendreral Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Ilmu
Pengetahuan Alam, 2000, h. 23-24
38
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.58
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga
ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.59
Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan.
Dalam psikologi proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah
khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan
tertentu. Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan
dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif,
afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.60
Suparno menyatakan belajar merupakan proses aktif pelajar untuk
mengkonstruksikan arti teks, dialog, pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar juga
merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan
yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga
pengertiannnya dikembangkan. Proses tersebut antara lain bercirikan sebagai
berikut:
1) Belajar membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Konstruksi itu dipengaruhi oleh
pengertian yang telah dipunyai.
2) Konstruksi arti adalah proses secara terus-menerus. Setiap kali berhadapan
dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi, baik
secara kuat maupun lemah.
58
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mampengaruhinya, (Jakarta, PT. Rineka
Cipta, 2003) Cet. Ke-4, h. 2 59
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006)
Cet. Ke-10, h. 85 60
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997), Cet. 3, h.113
39
3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan suatu
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar
bukanlah hasil perkembangan, melainkan perkembangan itu sendiri, suatu
perkembangan yang menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran
seseorang.
4) Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam
keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.
Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.61
O. Whitaker mendefinisikan belajar adalah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah proses
dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek
atau latihan. Belajar adalah suatu proses adaftasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif menurut Skinner, seperti yang dikutip
Barlow.62
Dalam pengertian yang umum atau populer, belajar adalah suatu
transformasi ilmu pengetahuan dan juga merupakan proses pengembangan
intelektualitas seseorang. Pemaksimalan hasil belajar dapat dicapai apabila setiap
individu dapat memperluas jangkauan pola berpikirnya.63
Dalam bukunya berjudul Psikologi Pengajaran, W. S. Winkel
menyebutkan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai
serta sikap”.64
H.M. Arifin menyatakan bahwa belajar adalah “Sesuatu kegiatan
anak didik dalam menerima, menanggapi, serta menganalisa bahan-bahan
pelajaran yang disajikan oleh guru yang berakhir pada kemampuan anak
61
Muhibbin Syah, Ibid, h. 113 62
Muhibbin Syah, Ibid, h. 90 63
Asmin, Konsep dan Metode Pembelajaran untuk Orang Dewasa (Andragogi) PPS UNJ
Jakarta, h. 12 64
-----, Kontribusi Intelegensi dan Kemandirian Belajar terhadap hasil Belajar
http://geocities/guruvalah November 2010, h. 13
40
menguasai bahan pelajaran yang disajikan itu”.65
Dengan demikian, perubahan-
perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan,
penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk sebagai belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu usaha seseorang dengan menggunakan potensi yang dimilikinya
untuk mengadakan perubahan fisik, mental juga tingkah laku yang harus
didukung oleh lingkungannya. Oleh karenanya belajar merupakan kegiatan
manusia yang terpenting dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui
belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut
kepentingan hidup.
Hasil belajar didefinisikan sebagai hasil pengetahuan kognitif siswa
selama terjadi proses pembelajaran berlangsung.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung
wajar. Kadang-kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat
menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal
semangat kadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk
mengadakan konsentrasi. Demikian diantara kenyataan yang sering kita jumpa
pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan
aktivitas belajar mengajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak sekali jenisnya, tetapi
dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.66
65
-----, Landasan Teori Belajar, http://nurmakrifat.blogspot.com/ November 2010
66
Musbar, hubungan Hasil Belajar Matematika dengan Penguasaan Kompetensi
Gambar Bukaan/Bentangan pada Siswa Kelas II Teknik Pembentukan SMK Karya Padang
Panjang, Jurnal guru, No. 1, Vol.3 Juli 2006, h. 53
41
Gambar 2.2 Bagan Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar67
Hasil belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor-faktor intelegensi,
akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi. Dengan
demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin prestasi yang tinggi atau
keberhasilan dalam belajar.
Muhibin Syah membagi faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi
belajar menjadi dua, yaitu:
1) Faktor internal siswa yaitu sikap, bakat, minat, motivasi siswa dan
2) Faktor eksternal siswa yaitu lingkungan social dan lingkungan non social.68
Jadi, secara umum, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan
prestasi belajar terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini
penulis akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan kedua faktor tersebut.
67
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006),
cet. Ke-21, h. 107. 68
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 1134-139
Faktor Hasil
Belajar
Dalam/
Internal
Luar/
Eksternal
Lingkungan
Instrumental
Fisiologi
Psikologi
Alam
Sosial
Kurikulum / Bahan
Pelajaran
Guru / Pengajar
Sarana & Fasilitas
Administrasi /
Manajemen
Kondisi Fisik
Kondisi Panca Indera
Bakat
Minat
Kecerdasan
Motivasi
Kemampuan Kognitif,
apektif, psikomotor
42
1. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini
dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) Faktor Fisiologis
Faktor ini ditinjau berdasarkan keadaan jasmani. Jasmani yang sehat
akan berbeda pengaruhnya terhadap belajar dibandingkan dengan jasmani
yang kurang sehat. Kondisi fisiologi siswa terdiri atas kondisi kesehatan dan
kebugaran fisik serta kondisi panca inderanya, terutama sekali indera
penglihatan dan pendengaran.
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan
sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.69
b) Faktor Psikologis
Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi
psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal
jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan
hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang dapat
diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minatdan bakat, motif
dan motifasi, dan kognitif dan daya nalar70
.
Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar menyebutkan, yang
termasuk ke dalam faktor psikologis diantaranya adalah: tingkat kecerdasan siswa,
sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.71
Apabila seseorang
memiliki motivasi, minat, dan bakat maka ia akan terpacu untuk terus belajar.
Dengan kata lain ia memiliki semangat yang luar biasa untuk terus belajar. Akan
tetapi sebaliknya apabila keadaan individunya seperti kurang sehat, gangguan
pada inderanya, dan lain-lain, maka hal tersebut sedikit banyak akan
mempengaruhi kegiatan belajarnya.
69
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta, Gaung
Persada Press, 2008), Cet I, h. 32 70
Yudhi Munadi, Ibid. h.. 26 71
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997), Cet. 3, h.139
43
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini
terdiri dari faktor-faktor Lingkungan dan faktor-faktor Intsrumental.72
a) Faktor-Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
(1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial ini dapat kita rinci menjadi lingkungan sosial
sekolah dan lingkungan sosial siswa. Lingkungan sosial sekolah seperti para
guru, para staf dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat
belajar seseorang baik positif maupun negatif. Misalnya, guru yang
menunjukan sikap dan prilaku yang simpati maka hal itu akan menjadi daya
dorong positif bagi kegiatan belajar siswa. Kemudian lingkungam sosial siswa
adalah masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan di sekitar
tempat tinggal siswa tersebut di luar pendidikan formal. Namun lingkungan
sosial yang paling banyak berpengaruh pada siswa adalah orangtua dan
keluarga siswa itu sendiri.73
Seringkali guru dan para siswa yang sedang belajar di dalam kelas
merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar persis di
depan kelas tersebut, apalagi obrolan itu diiringi dengan gelak tawa yang keras
dan teriakan. Hiruk pikuk lingkungan sosial seperti suara mesin pabrik, lalu
lintas, gemuruhnya pasar, dan lain-lain juga akan berpengaruh terhadap proses
dan hasil belajar. Karena itu sekolah hendaknya didirikan dalam lingkungan
yang kondusif untuk belajar.74
(2) Lingkungan Non Sosial
Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang dipandang
turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa yang tak terhitung
jumlahnya misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang
72
Yudhi Munadi, Opcit. h.. 31-32 73
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. 1, h. 136 74
Yudhi Munadi, Ibid, h 32
44
atau malam), gedung sekolah dan letaknya, alat-alat sekolah yang digunakan
siswa untuk belajar, tempat tinggal siswa dan letak tempat tinggal tersebut.75
(3) Instrumental
Faktor Instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,
sarana/alat pengajaran, guru, dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi
belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar
siswa.76
Dengan mengetahui adanya pengaruh dari dalam diri siswa merupakan
hal yang logis dan wajar, karena hakikat perbuatan belajar adalah perbuatan
tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan
adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi, maka siswa harus
berusaha mengerahkan seluruh daya dan upaya untuk dapat mencapainya.
Selama proses belajar mengajar berlangsung, terjadilah interaksi antara
guru dan siswa, namun interaksi ini bercirikan khusus, karena siswa
menghadapi tugas belajar dan guru harus mendampingi siswa dalam
belajarnya.77
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar yang bermakna
bagi dirinya sendiri akan lebih lama bertahan, membentuk sikap kepribadian
yang baik, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain yang mampu
mengembangkan kreativitasnya, dengan demikian siswa akan lebih giat dalam
belajar. Hal ini akan membuat hasil belajar yang peroleh siswa akan semakin
tinggi. Artinya semakin tinggi kemauan belajar siswa, maka akan semakin
tinggi pula hasil belajar yang akan diperoleh oleh siswa tersebut.
75
Muhibbin Syah, Ibid, h.138 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. 3, h.138 76
Yudhi Munadi, Ibid, h 32 77
Yudhi Munadi, Ibid, h 34
45
4. Konsep Tekanan
a. Pengertian Tekanan
Tekanan atau dalam bahasa Inggris pressure diartikan besar gaya yang
bekerja setiap satuan luas bidang dimana gaya tersebut bekerja. .78
A
FP
Keterangan:
P = tekanan (N/m2)
F = gaya tekan (N)
A= luas bidang (m2)
1) Tekanan Pada Zat Padat.
Secara matematis, besaran tekanan dapat dituliskan dalam persamaan
sebagai berikut
A
FP
Keterangan:
P = tekanan (N/m2)
F = gaya tekan (N)
A= luas bidang (m2)
Di mana F adalah gaya dalam satuan newton, A singkatan area adalah luas
penampang dalam satuan m2 dan P adalah tekanan dalam satuan N/m
2 atau pascal
(dalam sistem SI, sedangkan dalam sistem CGS satuan tekanan adalah dyne/cm2).
2) Tekanan pada zat cair
Karena gaya gravitasi, tekanan didalam zat cair bertambah sesuai
kedalamannya. Semakin besar kedalaman zat cair, semakin besar pula
tekanannya. Tekanan yang diakibatkan oleh zat cair yang diam pada suatu
kedalaman tertentu disebut tekanan hidrostatis. Besarnya tekanan zat cair
tergantung pada ketinggian zat cair, massa jenis zat cair dan percepatan gravitasi
bumi. Yang dirumuskan dengan:
78
Omang W. dkk, Kurikulum dan Materi Fisika SLTP, Buku Materi Pokok,
PFIS4421/3SKS?Modul 1-9, Universitas Terbuka, h. 3.25
46
hgP
Keterangan :
= massa jenis (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = kedalaman zat cair (m)
Titik-titik di dalam suatu zat cair yang kedalamannya sama mempunyai
tekanan yang sama. (pada kedalaman yang sama tekanan zat cair sama besar
kesegala arah.
a) Bejana Berhubungan
Bejana berhubungan adalah dua tau lebih bejana yang bagian bawahnya
berhubungan satu sama lainnya. Jika bejana berhubungan diisi dengan zat air,
maka permukaan zat cair pada setiap bejana selalu terletak pada satu bidang datar.
Gambar 2.3 Bejana berhubungan
Bunyi hukum berhubungan: Bila bejana diisi oleh zat cair yang sama
dalam keadaan seimbang maka permukaan zat cair tersebut terletak pada satu
bidang datar.
Gambar 2.4 Bejana berhubungan
Permukaan air pada bejana A, B, C selalu mendatar.
Hukum bejana berhubungan tidak berlaku bila:
(1) Bejana diisi lebih satu jenis zat cair
(2) Tekanan dipermukaan zat cair tidak sama rata
(3) Salah satu pipa dalam bejana tersebut pipa kapiler
47
Manfaat bejana berhubungan antara lain:
(1) Air mancur
(2) Air dalam cerek/teko
(3) Air ledeng (PAM)
(4) Zat cair dalam pipa U, dan
(5) Alat ukur kedataran tempat (waterpass)
Dua zat cair yang tidak sejenis didalam bejana berhubungan.
Gambar 2.4 Bejana berhubungan
Zat cair yang tidak sejenis (tidak bercampur) dan kaki-kaki bejana
berhubungan, permukaannnya tidak sama tinggi.
Menurut hukum hidrostatis dinyatakan bahwa: tekanan yang dilakukan
oleh zat cair yang sejenis pada kedalaman yang sama adalah sama besar.
Secara matematis :
21 PP atau
11h
b) Hukum Pascal dan Hukum archimedes
Blaise Pascal (1623-1662) mengemukakan suatu hukum yang berlaku
untuk zat cair yang berbeda dalam ruang tertutup yang dikenal dengan hukum
pascal yang berbunyi: tekanan yang diberikan kepada zat cair didalam ruang
tertutup diteruskan kesegala arah dengan sama besar.
Alat-alat yang memanfaatkan prinsip hukum Pascal dalam kehidupan
sehari-hari antara lain:
(1) Dongkrak hidrolik
(2) Mesin hidrolik pengangkat mobil
(3) Rem hidrolik
(4) Meja operasi, kursi dokter gigi
(5) Asas dongkrak hidrolik
48
BA PP B
B
a
A
A
F
A
F
Gambar 2.5 Hukum Pascal
Keterangan:
PA = tekanan pada A dengan satuan (N/m2)
PB = tekanan pada B dengan satuan (N/m2)
FA = gaya pada A dengan satuan Newton
FB = gaya pada B dengan satuan Newton
AA = luas penampang piston A satuan m2
AB = luas penampang piston B satuan m2
c) Hukum Archimedes
Ditemukan seorang sarjana fisika bernama Archimedes (287-212 SM)
bahwa besarnya gaya keatas pada suatu benda yang dicelupkan kedalam zat cair
dikenal dengan hukum archimedes yang berbunyi:suatu benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang
sama besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda
tersebut. Maka secara matematis hukum Archimedes dapat dirumuskan:
BA PP
Keterangan:
FA= gaya ke atas dengan satuan Newton
= massa jenis zat cair dengan satuan kg/m
3
V = volume benda yang tercelup (volume zat cair yang
pindahkan) satuan m3
49
g = percepatan gravitasi bumi satuan m/s2 (dalam equator
g = 9,8 m/s2)
Benda yang dimasukan ke dalam zat cair mengalami hal di bawah ini yaitu
terapung, tenggelam dan melayang. Ciri-ciri benda tersebut adalah:
Gambar 2.6 Hukum Archimedes
(1) cairzatbendaterapungBenda :
(2) cairzatbendamelayangBenda :
(3) cairzatbendatenggelamBenda :
Hukum Archimedes diterapkan pada:
(1) Kapal laut dan kapal selam
(2) Jembatan ponton (jembatan apung)
(3) Balon udara
(4) Hidrometer
3) Tekanan udara
Evangelista Torriceli (1608-1647) seorang ilmuan Italia dalam
percobaannya bahwa permukaan air laut mempunyai tekanan udara sebesar 1
atmosfer = 76 cmHg. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa setiap kenaikan 10
m dari permukaan air laut tekanan udara berkurang mmHg. Secara matematis
dirumuskan:
mxPPh AbarA 100)(
Gambar 2.7 Hukum Toricelli
50
Keterangan:
hA = tinggi tempat A dengan satuan meter (m)
Pbar = tekanan udara barometer = 76 cmHg
PA = tekanan udara di tempat A dengan satuan cmHg
Tekanan gas dalam ruang tertutup dapat diukur menggunakan alat yang
disebut manometer. Jenis manometer:
a) Manometer terbuka (manometer air raksa)
Gambar 2.8 Manometer Terbuka
b) Manometer logam
Gambar 2.9 Manometer Logam
Manometer yang digunakan oleh Boyle menemukan kesimpulan dalam
percobaannya di kenal dengan hukum Boyle yang bunyinya:
Hasil kali tekanan dan volume gas tertutup adalah tetap.
Gambar 2.10 Hukum Boyle
CVxP
51
Keterangan:
P= Tekanan gas satuan(N/m2) x V = C
V= volume gas satuan m3
C= bilangan tetap satuan N meter.
Jika gas ruang tertutup mengalami perubahan volume pada suhu tetap,
maka berlaku rumus:
2211. VPVP
Keterangan:
P1= Tekanan mula-mula satuan N/m2 (atm)
V1= Volume mula-mula satuan m3
P2= Tekanan setelah perubahan satuan (N/m2)
V2= Volume setelah berubah satuan m3
5. Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui
Pembelajaran inkuiri Pada Konsep Tekanan
Fisika merupakan bagian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Fisika merupakan mata pelajaran yang berpungsi untuk memperluas wawasan
pengetahuan tentang materi dan energi, meningkatkan keterampilan ilmiah,
menumbuhkan sikap ilmiah dan kesadaran/kepedulian terhadap produk teknologi
melalui penerapan teori/prinsip Fisika yang sudah dikuasainya sebelumnya., serta
kesadaran pada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Atas dasar pertimbangan ini,
tujuan pembelajaran Fisika di SLTP dimaksudkan agar siswa dapat: 79
a. Meningkatkan kesadaran perlunya pelestarian lingkungan, kebanggaan
nasional, dan kesadaran terhadap kebesaran Tuhan Yang maha Esa
b. Memahami konsep-konsep Fisika dan saling keterkaitannya
c. Meningkatkan daya nalar untuk memecahkan masalah sehari-hari
terutama yang berkaitan dengan prinsip Fisika
79
-----, Strategi Pembelajaran MIPA, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat
Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional
2008
52
d. Meningkatkan keterampilan proses sebagai alat (tool) untuk membangun
gagasan baru dan menyempurnakan gagasan naif yang cenderung
miskonsepsi;
e. Menerapkan konsep/teori untuk memahami dan menghasilkan suatu
karya teknologi yang berkaiatan dengan kebutuhan umat manusia, dalam
hal ini dapat berkaitan dengan kebutuhan siswa.
Untuk mencapai sasaran ini, pelajaran Fisika tidak mungkin hanya
dipandang sebagai sosok pengetahuan yang pejal (body of knowledge) sehingga
pelajar diarahkan ”tukang pengumpul” (kolektor) temuan ahli Fisika. Dalam
GBPP disebutkan pengertian IPA, termasuk Fisika yaitu sebagai hasil kegiatan
manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi, tentang
alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman penyelidikan, penyusunan, dan
pengujian gagasan-gagasan. Batasan ini memiliki beberapa kata kunci antara lain:
1) Hasil kegiatan manusia,
2) Alam sekitar,
3) Pengalaman,
4) Proses ilmiah
Makna dari ungkapan ini mengisyaratkan bahwa kegiatan pembelajaran
Fisika mencakup dua dimensi, yaitu proses dan hasil. Siswa dituntut untuk
melakukan kegiatan praktis sebagai upaya untuk memperoses perolehan
sementara/gagasan awal dan melakukan inferensi logis (menyusun kesimpulan
dari data/informasi yang terbatas) sampai ditemukan konsep/aturan/prinsip Fisika
meski hanya menurut pandangan siswa. Artinya, konsep Fisika yang diketahui
siswa tidak sekedar ingatan semata akan tetapi konsepsi yang disertai alasan logis.
Kesemua ini diperoleh melalui perangkat yang lazim ditemui didunia siswa,
seperti pengalaman, lingkungan, sekitar, dan kegiatan/proses ilmiah sehari-hari
melalui kegiatan coba-coba (trial and erorr). Dengan pengetahuan IPA yang baik
diharapkan tertanam sikap yang positif pada siswa terhadap lingkungannya
dengan melibatkan berbagai metode jadi tidak hanya interaksi satu arah dan
53
menekankan hafalan (rote learning) tetapi belajar yang sesungguhnya (meaningful
learning) 80
.
Proses belajar mengajar salah satunya mempelajari fisika merupakan suatu
proses yang kompleks yang memerlukan perhatian khusus, keuletan, dan
kerajinan, disamping itu juga memerlukan kesiapan siswa dalam memandang
dirinya secara utuh, bisa memposisikan dirinya sebagai siswa yang tugas
utamanya adalah belajar dituntut untuk dapat berpikir lurus, tepat, dan terampil.
Oleh karena karena itu hasil belajar siswa akan diketahui setelah proses belajar
mengajar berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Keberhasilan proses belajar
mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Hasil penelitian telah
membuktikan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu faktor dari
luar anak dan faktor internal yaitu faktor dari dalam anak. Jika kedua faktor ini
saling bertentangan maka akan menimbulkan masalah bagi anak. Bila proses
belajar terganggu hasil belajarnya pun cenderung dibawah standar. Pembelajaran
dengan inkuiri menjadi alternatif pembelajaran karena dapat mengembangkan
keterampilan intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan
dan menemukan (mencari) jawaban yang berasal dari keingintahuan mereka81
..
Dalam belajar, semakin baik perkembangan tingkan konsep diri positif
yang dialami anak, maka semakin baik penguasaan anak terhadap bahan
pelajaran yang dikuasai. Seiring dengan bertambahnya usia anak, maka cara
memandang dirinya pun semakin berkembang dari hal-hal yang konkret ke hal-hal
yang abstrak. Keberhasilan siswa satu dengan siswa yang lainnya akan mendapat
hasil yang berbeda. Perbedaan ini diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain
kemampuan konsep diri yang negatif. Oleh karena itu konsep diri yang positif
diperlukan dalam memahami konsep-konsep fisika, mengingat banyak konsep
fisika yang dibahas secara abstrak. Apbila siswa belum dapat memiliki konsep diri
80
Arif Sholahudin, Pemberdayaan Mata Pelajaran IPA dalam Upaya
Menumbuhkembangkan Sikap Positif Terhadap Lingkungan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
No. 32 tahun ke-7 November 2001, h. 618 81
Mila Listiawati dkk, Peningkatan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Kerja Ilmiah
dengan Pendekatan Inkuiri pada Konsep Bioteknologi di SMP Kelas XI, Jurnal Metamorfosa, Vol.
2 No. 1, April 2007
54
yang positif maka siswa akan mendapatkan kesulitan dalam memahami dan
memecahkan masalah secara tepat dan benar.
6. Hasil Penelitian Yang Relevan
Beberapa studi telah dilakukan untuk meneliti hubungan antara konsep diri
dan hasil belajar fisika siswa diantaranya:
1. Studi korelasi antara konsep diri dengan hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Negeri 4 METRO menunjukan terdapat hubungan positif
yang signifikan dengan koefisien sebesar ry,3 = 0,477 dan koofisien
determinasi r2y,3 = 0,2275 atau 22,75%. Variasi hasil belajar matematika
(Y) dapat ditentukan oleh konsep diri siswa (X). Dapat dikatakan bahwa
tinggi rendahnya hasil belajar matematika dapat dijelaskan oleh variansi
nilai konsep diri82
2. Studi korelasi konsep diri dengan hasil belajar pendidikan agama Islam
kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung menunjukan terdapat
hubungan positif yang signifikan dengan koofisien korelasinya sebesar
0,518 dan koofisien determinasi sebesar 0,268, bahwa dapat dikatakan
bahwa sekitar 26,8% varian skor hasil belajar PAI siswa ditentukan oleh
variabel konsep diri melalui persamaan regresi Y = -1,795 + 0,207Xi. 83
3. Studi korelasi hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar pada
siswa SMUN 100 Jakarta Timur. Yang diambil kelas 2 sore sebanyak 160
siswa yang diambil secara random dengan undian sebanyak 80 siswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan skala konsep diri dan hasil rapor
siswa. Hasil penelitian, analisis item terhadap skala konsep diri yang
menggunakan 60 item menghasilkan 49 item yang valid dengan tingkat
korelasi antara 0, 258-0,620 dengan taraf signifikansi >5% dengan item
yang valid dilakukan terhadap uji terhadap siswa sebanyak 80 siswa yang
kemudian dilakukan korelasi antar faktor dan perhitungan reliabilitas skala
konsep diri dengan koefisien reliabilitas = 0,6671, yang menunjukan skala
82
Rumyati, Korelasi antara Konsep Diri dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X
SMA Negeri 4 METRO, Tesis Universitas Lampung, 2004 83
Ridzal Efendi, Korelasi Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung
55
konsep diri memiliki keajegan yang baik sebagai alat ukura penelitian.
Data penelitian yang dihitung menghasilkan koefisien korelasi = 0,518
dengan taraf signifikansi 0,01. yang dikonsultasikan pada tabel product
momen dengan N= 80 pada taraf signifikansi 5%= 0,220 dari hasil
tersebut diketahui bahwa Ho yang mengatakan tidak ada hubungan antara
konsep diri dengan prestasi belajar pada siswa SMUN 100 Jakarta Timur,
ditolak dan Ha yang berbunyi ada hubungan antara konsep diri dengan
prestasi belajar pada siswa SMUN 100 Jakarta Timur, diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara konsep diri dengan prestasi
belajar pada siswa SMUN 100 cipinang Jakarta Timur. 84
4. Pengaruh model pembelajaran terhadap konsep diri dan prestasi belajar
matematika studi kasus di kelas VIII SMPN Tanjungraja Lampung Utara
2004 dengan sampel penelitian sebanyak 64 orang. Tes untuk mengukur
prestasi belajar matematika diperoleh reliabilitas r= 0,8996 sedangkan tes
konsep diri diperoleh reliabilitas r= 0,852. Data yang terkumpul dianalisis
dengan ANOVA dua jalur, Uji t, dan Uji Tuckey pada taraf signifikansi
= 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep diri siswa yang
berkemampuan awal tinggi lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka
yang berkemampuan rendah. 85
5. Pengaruh konsep diri, sikap siswa pada matematika dan kecemasan siswa
terhadap hasil belajar matematika (survey pada SMP di wilayah DKI
Jakarta). Metode yang digunakan simpel random sampling sebanyak 30
item. Data hasil belajar merujuk pada nilai raport siswa. Di peroleh
pengaruh konsep diri terhadap prestasi dengan nilai koefisien sebesar
0,0707. 86
84
Maryati, Studi Korelasi Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Prestasi Belajar Pada
Siswa SMUN100 Jakarta Timur (Skripsi Universitas Azzahra) 85
Aan Sururi, Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Konsep Diri Dan Prestasi Belajar
Matematika Studi Kasus Di Kelas Viii Smpn Tanjungraja Lampung Utara 2004, Tesis UNILA
86
Leonard, Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa pada Matematika dan Kecemasan Siswa
terhadap Hasil Belajar Matematika (survey pada SMP di wilayah DKI Jakarta) Universitas
Indraprasta PGR, 2008
56
Dari beberapa penelitian diatas diperlukan suatu penelitian lanjutan
untuk mengetahui tentang hubungan antara konsep diri dan hasil belajar fisika
siswa melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan.
7. Kerangka Berpikir
Berdasarkan deskrifsi teoreti diketahui bahwa salah satu yang
mempengaruhi proses belajar mengajar adalah individu memandang dirinya
secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual, sosial dan spiritual.
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam serta
interaksinya. Kompleksitas konsep-konsep yang dipelajari pada mata pelajaran
fisika memerlukan pemikiran dan tingkat penalaran tertentu. Contohnya Gaya dan
hukum Newton, Usaha, Daya dan Pesawat Sederhana, Tekanan, Cahaya dan
Optika Geometri dan lain sebagainya.
Siswa diharapkan dapat memahami setiaf fakta, konsep-konsep yang
terdapat dalam mata pelajaran fisika, oleh karenanya diperlukan adanya proses
psikis atau mental seperti proses mengingat, memahami, mengaplikasi,
menghubungkan, menganalisis, mengklasifikasi, dan lain sebagainya.
Siswa yang telah memiliki konsep diri positif selain dapat memikirkan hal-
hal yang bersifat konkret juga dapat memikirkan hal-hal yang bersifat abstrak
seperti pemikiran-pemikiran, menyusun ide-ide, dan berpikir tentang apa yang
terjadi kemudian.
Dengan konsep diri yang positif tersebut siswa diharapkan dapat
menangkap dan memahami baik fakta, konsep, prinsip, maupun teori-teori pada
pelajaran fisika sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami
pelajaran.
Konsep diri siswa dapat di bentuk melalui pembelajaran inkuiri. Di mana
pembelajaran inkuiri menitiberatkan pada proses penemuan yang dilakukan siswa
ketika proses belajar berlangsung. Pembelajaran inkuiri terstruktur menekankan
kepada siswa secara individu untuk mengobservasi, meneliti, menyimpulkan,
menganalisis permasalahan yang ada. Hasil perumusan yang disampaikan siswa
didalamnya berlangsung penguasaan konsep dirinya terhadap materi yang
57
dipelajarinya sehingga menciptakan kepuasan kerja dan terbentuk konsep diri
yang positif.
Siswa Sekolah Mengengah Pertama secara teori sudah mencapai tingkat
konsep diri yang baik, setiap siswa memiliki perbedaan dalam perkembangan
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Dengan demikian, siswa yang
memiliki konsep diri positif akan sangat membantu siswa dalam meningkatkan
hasil belajarnya. Sedangkan siswa yang memiliki konsep diri yang negatif
kemungkinan mengalami kesulitan dan hasil belajar fisikanya rendah. Dalam hal
ini dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan konsep diri dan hasil belajar Fisika
siswa melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan.
58
BAGAN KERANGKA BERPIKIR
Gambar 2.11Bagan Konstelasi Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Fisika
Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Pada Konsep Tekanan
Hasil Belajar Fisika Siswa
Yang Masih Rendah
Siswa belum bisa
mengembangkan
konsep dirinya secara
positif
Dominannya
pembelajaran
konvensional
Fisika tidak menarik
Pembelajaran
Inkuiri
Konsep
Tekanan
Hasil Belajar
Skala Konsep Diri Buku Paket Fisika
dan Panduan
Kegiatan (LKS)
Angket
(Kuesioner)
Tes Hasil Belajar
Kognitif Bloom
C1, C2, C3, C4
Skala Likert
Konsep Diri Siswa melalui Pembelajaran Inkuiri
pada Konsep Tekanan
Pembentukan Konsep Diri Siswa melalui
Pembelajaran Inkuiri pada Konsep Tekanan
Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Fisika
Siswa melalui Pembelajaran Inkuiri
Pada Konsep Tekanan
Konsep diri
Lembar Pedoman
Observasi dengan
Dimensi Konsep Diri
Siswa
Tes Kinerja
(Performa)
Rating Scale
59
8. Asumsi Dasar
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut;
“Terdapat hubungan positif antara konsep diri dan hasil belajar fisika siswa
melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan”
Adapun rumusan hipotesis statistik sebagai berikut;
Besarnya ”r”
Product Moment )( xyr
Interpretasi:
0,0-0,20
0,20-0,40
0,40-0,70
0,70-0,90
0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan.
(dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan
variabel Y)
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang lemah dan rendah
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi sangat kuat atau sangat
tinggi
60
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Islamiyah Ciputat
tangerang. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester genap tahun pelajaran
2010-2011 bulan Maret sampai April 2010.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan
pemberian perlakuan sebelum proses kegiatan pembelajaran. Survey adalah
pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang
terang dan baik terhadap suatu persoalan tertentu dan di dalam suatu daerah
tertentu.1 Metode ini mempunyai tujuan utama yaitu mengetahui gambaran umum
karakteristik dari populasi. Metode survei mempunyai tiga karakteristik dalam
penelitiannya yaitu: 1) Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk
mendeskripsikan beberapa aspek/karakteristik tertentu; 2) Informasi dikumpulkan
melalui pengajuan pertanyaan (tertulis atau lisan) dari suatu populasi; 3) Informasi
diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.2
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia yang tinggal
bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan
dari hasil akhir penelitian.3 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa MTs Islamiyah Ciputat Tangerang berjumlah 215 siswa dengan rata-rata
perkelas berjumlah 30-35 siswa. Populasi terjangkau dalam penelitian ini
1 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet.
Ke-4, h. 29. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 54. 3 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 53.
61
47
adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat Tangerang yang
terdaftar pada semester II (genap) tahun ajaran 2008/2009.
2. Sampel
Sampel adalah jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data4. Salah
satu syarat yang harus dipenuhi di antaranya adalah bahwa sampel harus
diambil dari bagian populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah
dari populasi terjangkau. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, diketahui
bahwa terdapat dua kelas untuk kelas VIII, yaitu kelas VIII (1) dan kelas VIII
(2). Setiap kelas VIII berjumlah rata-rata 33 orang. Jadi dapat dikatakan dalam
penelitian ini sampel yang digunakan adalah berjumlah 33 orang.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili)5, karena penempatan sampel yang representatif akan dapat
mencerminkan seluruh populasi yang diteliti. Adapun teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling yaitu mengambil sampel
pada kelas yang telah tersedia tanpa melakukan random sampling melainkan
berdasarkan pertimbangan atau tujuan tertentu.6 Dalam penentuan pengambilan
sampel, pihak sekolah atau guru bersangkutan menentukan kelas yang akan
dijadikan sampel penelitian, dengan pertimbangan bahwa kemampuan kognitif
berbeda-beda, baik tinggi, sedang maupun rendah.
E. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk sipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.7 Variabel dalam
penelitian ini adalah: Variabel Independen (X) berupa konsep diri siswa dan
Variabel Dependen (Y) berupa Hasil Belajar siswa. Sedangkan pembelajaran
inkuiri merupakan indikator dari kedua variabel.
4 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 54.
5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.118.
6 Sukardi, op. cit.,h. 64.
7 Sugiyono, op. cit., h.61.
62
47
Adapun Definisi Operasional penelitian ini adalah:
1. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain Konsep diri di peroleh siswa melalui
pengalamannya serta orang-orang disekitarnya meliputi keluarga, sekolah
maupun masyarakat. Konsep diri meliputi
a) Gambaran diri (body image).
b) Ideal diri
c) Harga diri
Konsep diri yang dikembangkan berdasarkan standar skala tes konsep
diri meliputi :
Tabel 3.1 Identitas Konsep Diri
No
Faktor
Indikator
1
Internal
a. Identitas diri
b. Diri Pelaku
c. Diri penilai
2
Eksternal
a. Diri fisik
b. Diri etik-moral
c. Diri Pribadi
d. Diri keluarga
e. Diri sosial
2. Hasil Belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa, setelah mengalami proses
belajar mengajar dan ditandai dengan perubahan kepandaian, kecakapan, dan
tingkah laku pada diri siswa itu sendiri. Dalam penelitian ini yang dimaksud
hasil belajar siswa adalah pengetahuan yang dicapai siswa pada mata
pelajaran fisika setelah mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes
atau ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir materi.
Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah pada ranah kognitif
63
47
berdasarkan klasifikasi Benjamin S. Bloom yang meliputi jenjang-jenjang
pengetahuan meliputi: Hafalan / Ingatan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan
(C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), dan Evaluasi (C6). Dan dalam penelitian ini
jenjang kognitif yang digunakn dibatasi hanya pada C1 – C4.
Tabel 3.2 Deskripsi Konsep Variabel Penelitian
No Variabel
Penelitian
Definisi Konsep Variabel Konsep Indikator Konsep
1. Konsep
diri
Meliputi gambaran diri
(body image), Ideal diri, dan
Harga diri
1. Gambaran diri
(body image)
yaitu sikap
seseorang
terhadap
tubuhnya
secara sadar
dan tidak sadar
Persepsi dan perasaan
tentang ukuran, bentuk,
fungsi penampilan dan
potensi tubuh saat ini
dan masa lalu yang
secara
berkesinambungan
dimodifikasi dengan
pengalaman baru setiap
individu
2. Ideal diri Individu berperilaku
berdasarkan standar,
aspirasi, tujuan atau
penilaian personal
tertentu
3. Harga diri Penilaian pribadi
terhadap hasil yang
dicapai dengan
menganalisa seberapa
jauh prilaku memenuhi
ideal diri menghasilkan
harga diri yang rendah
atau harga diri yang
tinggi
2. Hasil
Belajar Hasil belajar adalah
hasil yang dicpai oleh
siswa setelah
mengalami proses
belajar mengajar dan
ditandai dengan
perubahan kepandaian,
kecakapan, dan tingkah
laku pada diri siswa itu
sendiri
Benjamin S. Bloom,
mendifinisikan hasil
belajar pada ranah
kognitif yang
berorientasi kepada
kemampuan berpikir,
mencakup kemampuan
yang lebih sederhana
sampai dengan
kemampuan untuk
Hafalan / Ingatan
(C1)
Kemampuan
menyatakan kembali
fakta, konsep, prinsip
dan prosedur yang telah
dipelajarinya.
Pemahaman (C2) Kemampuan menangkap
arti dari informasi yang
diterimanya.
Penerapan (C3) Kemampuan
menggunakan prinsip,
sturan, metode yang
dipelajarinya pada
situasi baru atau konkrit
Analisis (C4) Kemampuan
menguraikan suatu
informasi yang dihadapi
menjadi kompnen-
komponennya sehingga
struktur informasi serta
hubungan antar
64
47
No Variabel
Penelitian
Definisi Konsep Variabel Konsep Indikator Konsep
memecahkan suatu
masalah. Ranah kognitif
yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi
jenjang kognisi;
Hafalan/Tingkatan (C1);
Pemahaman (C2);
Penerapan (C3);
Analisis (C4).
komponen informasi
tersebut menjadi jelas.
F. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data
didasarkan pada variabel yang akan diukur yaitu Tes konsep diri siswa melalui
lembar pedoman observasi dan hasil belajar siswa melalui tes tertulis kognitif.
Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data, kemudian
jenis data, teknik pengumpulan, dan instrumen yang digunakan. Secara lengkap
dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data
Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
Penelitian
Siswa Respon pembentukan
konsep diri siswa setelah
terlibat dalam pembelajaran
inkuiri
Mengisi Angket Angket /
Kuesioner
Siswa Hasil belajar siswa setelah
terlibat dalam pembelajaran
inkuiri
Melaksanakan tes
soal kognitif
Tes Kognitif
G. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat mengumpulkan data, dengan instrumen inilah data
penelitian akan terkumpul kemudian data-data tersebut diolah dan dianalisis untuk
kemudian disimpulkan.8 Sesuai metode pengumpulan data maka dalam penelitian
ini digunakan instrumen penelitian adalah tes dan non test. Pada instrumen tes
8 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (FITK IPA UIN
Syarif Hidayatullah, Maret 2008), h. 24.
65
47
menggunakan tes hasil belajar pada aspek kognitif, dan pada instrumen non tes
menggunakan lembar pedoman observasi dan angket (kuesioner).
1. Instrumen Konsep diri siswa
a. Lembar Pedoman Observasi
Instrumen yang digunakan untuk mengukur Konsep diri siswa adalah lembar
pedoman observasi berupa Rating Scale atau Skala Lajuan. Rating Scale hampir
mirip dengan Check List, hanya saja pada skala rating digunakan derajat atau
peringkat.9 Rating Scale yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe
Numerical Rating Scale. Numerical Rating Scale menggambarkan suatu
karakateristik atau kualitas tertentu yang akan diukur keberadaanya dengan
menggunakan angka dengan skor 1 – 5
b. Angket (Kuesioner)
Angket merupakan salah satu jenis instrumen pengumpul data yang
disampaikan kepada responden / subjek penelitian melalui sejumlah pertanyaan
atau pernyataan10
. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk menanyakan
tentang respon siswa terhadap sikap konsep diri yang dimiliki siswa. Angket yang
digunakan didesain berdasarkan skala model Likert yang berisi 60 pernyataan.
Penskoran dengan model skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini
merujuk pada 4 alternatif jawaban, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.4 Penskoran Skala Likert Konsep Diri
Pernyataan (SS) (S) (R) (TS) (STS)
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Keterangan:
SS = Sangat sesuai dengan keadaan saya
S = Sesuai dengan keadaan saya
9 Ibid., h. 28.
10 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2008), h.219.
66
47
R = Sulit saya menentukan pilihan
TS = Tidak sesuai dengan keadaan saya
STS = Sangat tidak sesuai dengan keadaan saya
Skala konsep diri ini berisi pandangan atau penilaian anak terhadap
gambaran diri (body image), Ideal diri, dan Harga diri siswa baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Konsep diri
No
Faktor
Aspek
Sikap Indikator Sikap
No
Item
Positif
No
Item
Nega
tif
Jumlah
Item
Internal Identitas
diri
1. Saya pandai dalam
pelajaran fisika
2. Saya rajin dalam
pelajaran fisika
3. Saya sungguh-sungguh
dalam pelajaran fisika
4. Saya seorang yang
periang
5. Saya seorang yang
beruntung
1
2
3
49
50
5
Internal
6. Saya bodoh dalam
pelajaran fisika
7. Saya seorang pemalas
dalam pelajaran fisika
8. Saya tidak serius dalam
pelajaran fisika 9. Saya seorang yang
pemurung
10. Saya seorang yang
tidak beruntung
7
8
9
55
56
5
Internal Diri
pelaku
1. Saya dapat belajar
fisika dengan baik
2. Orang tua bangga
terhadap hasil belajar
fisika saya
3. Saya yakin dengan
kemampuan diri sendiri
4. Saya pembaca yang
baik
5. Saya seorang yang
patuh di rumah
4
5
6
51
52
5
6. Saya sulit belajar fisika 13 5
67
47
dengan tekun
7. Orang tua acuh saja
(cuek) terhadap
kemajuan belajar yang
14
No
Faktor
Aspek
Sikap Indikator Sikap
No
Item
Positif
No
Item
Nega
tif
Jumlah
Item
saya capai
8. Saya ragu dengan
kemampuan sendiri
9. Saya seorang yang
malas membaca
10. Saya seorang
pembantah dirumah
15
57
58
Eksternal Diri
penilai
1. Saya merasa
berperilaku baik dalam
kehidupan
2. Teman-teman suka
sama saya dalam
belajar
3. Orang tua bangga
terhadap cara saya
dalam belajar
4. Saya merasa berguna
5. Saya merasa akan
menjadi orang penting
dalam kehidupan saya
10
11
12
53
54
5
6. Saya orang yang tidak
baik
7. Teman-teman
membenci saya
8. Orang tua tidak peduli
terhadap hasil belajar
saya
16
17
18
5
9. Saya orang yang tidak
berguna
10. Saya menjadi orang
yang terlupakan dalam
kehidupan saya
59
60
Eksternal Diri
fisik
1. Saya memiliki tubuh
yang sehat
2. Saya seorang yang
menarik
3. Saya menjaga
kesehatan sebaik-
19
20
21
3
68
47
baiknya dengan rajin
berolahraga
No
Faktor
Aspek
Sikap Indikator Sikap
No
Item
Positif
No
Item
Nega
tif
Jumlah
Item
4. Saya sering sakit
5. Saya seorang yang
kurang menarik
6. Saya malas untuk
berolahraga
25
26
27
Eksternal Diri
etik-
moral
1. Saya mudah percaya
2. Saya jujur
3. Saya seorang yang
bertanggung jawab
22
23
24
3
4. Saya seorang yang
tidak mudah percaya
5. Saya seorang yang
tidak jujur
6. Saya seorang yang
tidak bertanggung
jawab.
28
29
30
3
Eksternal
Diri
pribadi
1. Saya percaya diri
2. Saya seorang yang
gembira
3. Saya seorang yang rajin
belajar
4. Saya suka bersedih dan
pemurung
5. Saya malas belajar
31
32
33
41
42
3
Eksternal
Diri
keluarga
1. Saya diharapkan oleh
keluarga
2. Saya seorang yang
penting bagi teman-
teman dan keluarga
3. Hubungan saya dengan
teman-teman dan
keluarga memuaskan
34
35
36
3
4. Saya diabaikan oleh
keluarga
5. Saya disisihkan oleh
keluarga dan teman-
teman
6. Saya tidak akrab
dengan teman-teman
dan keluarga
43
44
45
3
69
47
Eksternal
1. Saya seorang yang
populer diantara teman-
teman
37
3
No
Faktor
Aspek
Sikap Indikator Sikap
No
Item
Positif
No
Item
Nega
tif
Jumlah
Item
Diri
sosial
2. Saya seorang yang
sangat toleran
(tenggang rasa)
38
3. Saya mudah bergaul
dengan orang lain 39
4. Saya tidak dikenal oleh
teman-teman
5. Saya mau menang
sendiri
6. Saya sukar bergaul
dengan orang lain
46
47
48
3
Σ (Jumlah) 30 30 60
2. Instrumen Hasil Belajar
Instrumen hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan sdangkan raport
adalah catatan hasil penilaian terhadap siswa biasanya satu semester. 11
Instrumen
untuk hasil belajar dibuat dalam bentuk tes hasil belajar berupa tes tertulis yang
diberikan kepada responden yang termuat dalam bentuk soal objektif dengan lima
option. Tes pengetahuan ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
subkonsep perpindahan kalor melalui kegiatan inkuiri. Tes kognitif yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 soal dalam bentuk pilihan ganda
meliputi jenjang kognitif C1 (Hafalan), C2 (Pemahaman), C3 (Penerapan) dan C4
(Analisis). Langkah penyusunan tes kognitif adalah penyusunan kisi-kisi ,
konsultasi dengan pembimbing, dan uji coba soal. Kisi-kisi yang disusun
mencakup materi, indikator, dan jenjang kognisi.
11
Yanti Herlanti, Tanya jawab seputar penelitian pendidikan sains, (Jurusan P.IPA
UIN Jakarta: Maret. 2008), h.31.
70
47
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Siswa
Kompetensi
Dasar Indikator
Aspek Jumlah
Soal C1
C2
C3
C4
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Menentukan hubungan
antara gaya, tekanan, dan
luas daerah yang dikenai
gaya.
1,6 - 2,5 3,4 6
Mengaplikasikan konsep
tekanan benda padat, cair,
dan gas pada perristiwa
yang relevan
8 7 2
Mendeskripsikan hukum
Pascal dan Archimides
melalui percobaan
sederhana serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
9,
15,
11,
12,
10,
11,
13,
14,
8
Menunjukan beberapa
produk teknologi dalam
kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan
konsep benda terapung,
melayang, tenggelam
16
18, 17, 3
Mengaplikasikan konsep
bejana berhubungan
dalam kehidupan sehari-
hari.
20,
24,
19,
23,
25,
26,
27,
28,
21,
22,
10
71
47
Melakukan percobaan
yang dapat menunjukan
tekanan atmosfer
29,
32,
30
31
33
34
35
7
Menjelaskan hubungan
antara ketinggian tempat
dengan tekanan udaranya
36
37
40
38
39
5
Jumlah 8 9 16 8 40
Persentase 20 22,5 40 20 100%
\
H. Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data
penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh istrumen yang valid
dan reliabel.
1 Uji Coba Instrumen Sikap konsep diri
Dalam penelitian untuk uji coba instrumen sikap konsep diri adalah
dengan uji validitas ahli atau isi. Pada uji validitas ahli kisi-kisi instrumen yang
telah tersusun divalidasi kepada ahli bidang validitas yang dilakukan, yaitu
validitas kesuaian konsep dan validitas bahasa. Bagi mahasiswa pendidikan sains
ahli bidang studi bisa melibatkan guru mata pelajaran, dosen pembimbing, atau
dosen mata kuliah sains (sesui topik yang diteliti).
72
47
Tabel 3.6 Uji Validitas Ahli
Kesesuaian Pertanyaan Baik Cukup Kurang
Kesesuaian
Konsep
1) Apakah indikator-indikator yang
dipakai pada instrumen ini
mewakili aspek sikap konsep
diri yang dipakai?
2) Apakah instrumen ini mencakup
sikap konsep diri dari teori-teori
yang ada?
3) Apakah butir penilaian yang
digunakan instrumen ini
memenuhi pencapaian indikator
sikap konsep diri?
Kesesuaian
Bahasa
1) Apakah bahasa yang digunakan
instrumen ini sudah cukup jelas?
2) Apakah bahasa yang digunakan
pada instrumen ini sudah
efektif?
SARAN
2 Uji Coba Instrumen Hasil Belajar
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa hasil dari suatu
pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur12
. Dengan kata lain uji
validitas dilakukan untuk melihat ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya.
12
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.
2006), h.65.
73
47
Dalam penelitian ini uji validitas untuk soal hasil belajar, yaitu validitas butir
soal atau validitas item dengan menggunakan rumus Anava.
Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu butir item, maka hasil
perhitungan rpbi dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.444. Jika hasil perhitungan rpbi
> rtabel, maka butir soal tersebut dintakan valid, sedangkan jika hasil perhitungan
rpbi < rtabel, maka butir item dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen tes diperoleh informasi
bahwa rhitung yang dikorelasikan dengan rtabel untuk N = 17 didapat sebanyak 20
butir soal valid.13
b. Uji Reliabilitas
Selain kevalidan, instrumen juga harus melakukan uji reliabilitas. Uji
reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya.14
Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil
yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum
berubah. Suatu alat evaluasi (tes atau non tes) dikatakan baik jika antara lain
reliabilitasnya tinggi. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Tes
Anava.
hasil perhitungan uji reliabilitas kemudian disamakan dengan nilai rtabel, Jika
r11 > rtabel maka instrumen reliabel tapi jika r11 < rtabel maka instrumen tidak
reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes di dapat rata-
rata 17,53, simpangan baku 5,03, Korelasi XY 0,46, reliabilitas tes 0,63.15
c. Tingkat Kesukaran
Melihat tingkat kesukaran butir soal berdasarkan pada kelompok atas dan
kelompok bawah siswa yang telah disusun dengan menggunakan rumus Anava:16
P = JS
B
13
Lampiran 12, h. 356 – 357 14
Suharsimi Arikunto, op. cit.,h. 86. 15
Lampiran 13, h. 358 16
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.
2006), h.208.
74
47
Dengan :
P = indeks tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal itu benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran adalah:
0,00 < P < 0,30 Soal sukar
0,30 < P < 0,70 Soal Sedang
0,70 < P < 1,00 Soal Sukar
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal didapatkan 1 butir soal
termasuk kategori sangat mudah, 10 butir soal termasuk kategori mudah, 11 butir
soal kategori sedang, dan 11 butir soal termasuk kategori sukar, 4 soal termsuk
kategori sangat sukar.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan anatara
siswa yang pandai (prestasi tinggia) dengan siswa yang kurang pandai (prestasi
rendah). Cara perhitungan daya pembeda setiap butir soal menggunakan rumus
berikut:17
D = B
B
A
A
J
B
J
B = PA - PB
Dengan :
J = banyaknya peserta kelompok atas (A) dan bawah
(B)
B = banyaknya peserta kelompok atas (A) atau bawah
(B) yang menjawab soal itu benar
P = proporsi peserta kelompok atas (A) dan bawah (B)
yang menjawab benar
17
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.
2006), h.213.
75
47
Kriteria daya pembeda adalah:
D : 0,00 – 0,20 jelek
D : 0,20 - 0,40 cukup
D : 0,40 – 0,70 baik
D : 0,70 - 1,00 baik sekali
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda instrumen tes diperoleh data dengan
klasifikasi daya pembeda sebanyak 12 butir soal termasuk kategori baik sekali,8
butir soal baik, 2, dan 20 butir soal buruk (jelek).
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan meliputi tiga tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan, diantaranya adalah kegiatan
penelaahan kepustakaan meliputi buku teks, jurnal, majalah serta sumber bacan
lain yang berkaitan dengan peneliian yang hendak dilakukan. Selain itu, peneliti
juga menentukan tujuan penelitian, perumusan hipotesis, identifikasi variabel,
penentuan populasi dan sampel, penentuan tempat dan waktu perizinan untuk
melakukan penelitian, penyusunan rencana pembelajaran inkuiri serta penyusunan
instrumen yang akan digunakan.
Bersamaan dengan kegiatan diatas, dilakukan juga observasi berupa
pengamatan secara langsung proses belajar mengajar di kelas VIII Kegiatan ini
kemudian dilanjutkan dengan wawancara singkat dengan guru bidang studi
bersangkutan mengenai penerapan model pembelajaran yang selama ini
digunakan. Dari kegiatan ini dipeoleh bahwa guru fisika telah memergunakan
berbagai macam cara untuk memperbaiki kualitas hasil belajar fisika siswa.
Diataranya penerapan pembelajaran inkuiri yang didalamnya melibatkan berbagai
metode lain seperti praktikum dan diskusi. Diskusi mendapatkan tanggapan atau
respon aktif mengenai model pembelajaran inkuiri, dan diterapkannya masuk ke
dalam konsep tekanan melalui berbagai percobaan sederhana.
76
47
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan penerapan model pembelajaran inkuiri
(terstruktur) bersamaan dengan kegiatan pengumpulan data. Kegiatan belajar yang
berlangsung melalui lima fase model pembelajaran menurut Indrawati yaitu: Fase
Pertama: Berhadapan dengan masalah, berupa penyajian area investigasi yang
dilakukan guru yang diawali dengan pembagian kelompok dan LKS. Dilanjutkan
dengan guru membimbing siswa mengenali salah satu aplikasi konsep tekanan
melalui serangkain pertanyaan dan diakhiri dengan pengenalan pembentukaan
konsep diri yang terkait dalam percobaan.; Fase Kedua: Pengumpulan data untuk
verifikasi, pada fase ini siswa mulai berinkuiri, sedangkan guru hanya berfungsi
sebagai fasilitator saja.; Fase Ketiga: Pengumpulan data dalam eksperimen, pada
fase ini merupakan kegiatam inti dari proses inkuiri, yaitu fase dimana siswa
melakukan beberapa percobaan sederhana tekanan meliputi hukum archimides,
hukum hidrostatika.; Fase Keempat: Merumuskan penjelasan, pada fase ini siswa
diajarkan untuk dapat merumuskan data-data yang sudah dihasilkan.; Fase
Kelima: Menganalisis proses inkuiri, pada fase ini guru membimbing siswa
melalui metode diskusi untuk memecahkan masalah-masalah yang menjadi
kendala dalam melakukan praktikum atau percobaan. Bersamaan dengan kegiatan
ke 5 fase tersebut, dilakukan pengisian lembar pedoman observasi oleh guru untuk
melihat kemampuan konsep diri siswa. Lembar observasi yang digunakan berupa
Numerical Rating Scale yang telah dibuat berdasarkan indikator yang
melandasinya.
Kegiatan terakhir pada tahap ini adalah pengumpulan data bersumber dari
siswa atau pelaksanaan evaluasi kegiatan berupa adalah tes hasil belajar kognitif.
Setelah data terkumpul kemudian dilanjutkan dengan pengolahan sesuai dengan
pengujian dan analisis data yang telah ditentukan. Serta pengisian angket konsep
diri oleh siswa.
3. Tahap Pelaporan
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian, pada tahap ini
dikemukakan proses penelitian dan pengalaman peneliti.
77
47
J. Teknik Analisis Data
Data kuantitatif sikap konsep diri berupa Rating Scale dan Likert serta data
hasil belajar tes kognitif kemudian diolah secara statistika dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Prasyarat analisis data yang digunakan meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas yang secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Konsep diri
Data kuantitatif yang dihasilkan dari rating scale dan likert
dijumlahkan kemudian dirata-ratakan. Uji normalitas data ini dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau
tidak. Uji kenormalan yang dilakukan adalah uji liliefors dengan rumus:
ZiSZiFLo
b. Uji Normalitas Hasil Belajar
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
data hasil belajar yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji
kenormalan yang dilakukan adalah uji liliefors dengan rumus:
ZiSZiFLo
c. Uji Homogenitas Sikap konsep diri dan Hasil Belajar (Kesamaan
Varians)
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas
(kesamaan) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variasi
sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas
yang dilakukan asalah uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah:
terkecilVarians
terbesarVarians2
2
2
1 S
SF , dimana
)1(
22
2
nn
XXnS
d. Uji Linieritas Konsep diri dan Hasil Belajar
Uji linieritas menggunakan Regresi linier sederhana yang didasarkan
pada hubungan fungsional atau kausal satu variabel bebas dengan satu
78
47
variabel terikat. Persamaan umum regresi linier sederhana sebagai
berikut.18
XbaY
Dimana:
Y : Subjek dalam variabel bebas yang diprediksikan
a : Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b: Angka arah atu koefesien regresi, yang
menunjukkan angka peningkatan ataupun
penurunan variabel terikat yang didasarkan pada
variabel bebas. Bila b(+) maka naik, dan bila (-)
maka terjadi penurunan.
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai (konstan) dan nilai (koefesien
regresi) adalah sebagai berikut:
22 XXn
YXXYnb
XbYa
Dimana:
a : Nilai Konstanta
Y : Rata-rata nilai variabel hasil belajar
X : Rata-rata nilai variabel sikap ilmiah
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian persyaratan analisis, maka dilanjutkan
dengan uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sikap
konsep diri dengan hasil belajar siswa signifikan. Teknik pengujian hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji korelasi, uji signifikansi dan
koefesien determinasi.
18
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.261.
79
47
a. Uji Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya
hubungan antar variabel yang dianalisis, yaitu seberapa besar hubungan
antara konsep diri dan hasil belajar. Untuk menghitung koefisien korelasi
digunakan rumus Product Moment dari Pearson yaitu sebagai berikut. 19
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
b. Uji Signifikansi
Uji signfikansi dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara
variabel konsep diri dan hasil belajar benar-benar signifikan. Cara yang
digunakan adalah dengan menggunakan rumus “t” atau yang dikenal
dengan uji t, yaitu:
21
2
r
nrthitung
Setelah didapatkan nilai thitung melalui rumus diatas, maka untuk
menginterprestasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut:
1) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak (ada hubungan yang signifikan)
2) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima (tidak ada hubungan yang
signifikan)
Untuk mengetahui t-tabel digunakan ketentuan n-2 pada level of
significance (a) sebesar 5% (tingkat kesalahan 5 % atau 0,05) atau taraf
keyakinan 95% atau 0,95. Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel
lebih dari 5% berarti variabel tersebut tidak signifikan.
c. Koefisien Determinasi
Koefesien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya
sumbangan atau kontribusi variabel X terhadap variabel Y. koefesien
determinasi dapat dinyatakan dengan rumus:
%1002 xyrKD
19
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.274.
80
47
Keterangan:
KD : Kontribusi variabel X terhadap Y
rxy: Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel
Y kemudian decari taraf signifikansi korelasi
0,05%
Jika rhitung > rtabel maka tolak Ho brarti korelasi signifikan.
3. Interpretasi Data
Cara lain yang juga bisa digunakan untuk mengetahui hubungan antar
dua variabel setelah mengujinya dengan teknik korelasi product moment
menggunakan rumus angka kasar adalah dengan menginetrpretasi koefesien
korelasi yang diperoleh ataupun nilai r. Interpretasi tersebut adalah sebagai
berikut:
81
47
Tabel 3.7 Interpretasi Product Moment
Besarnya “r” Product
Moment (rxy)
Interpretasi
0.0 – 0.20
0.20 – 0.40
0.40 – 0.70
0.70 – 0.90
0.90 – 1.00
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi,
akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah atau sangat
rendah sehinga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi antara variabel X dan variabel Y)
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukup
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
kuat atau tinggi
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi
82
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Konsep Diri Siswa
Dari hasil perhitungan statistik dapat dilihat secara lengkap pada grafik
dibawah ini:
Tabel 4.1 Data Konsep Diri Siswa
77 75 76
78 76 74
62 78 61
83 72 68
82 79 75
82 67 74
72 76 69
80 75 90
76 71 72
69 72 64
69 73 67
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Konsep Diri Siswa
No Kelas
Interval f F relatif %
1 61 - 65 3 9,09
2 66 - 70 6 18,8
3 71 - 75 11 33,3
4 76 - 80 8 24,2
5 81 - 85 3 9,09
6 86 - 90 2 6,06
Σ 33 100
83
0
2
4
6
8
10
12F
reku
en
si
Ab
so
lut
63 68 73 78 83 88
Titik Tengah
Grafik Frekuensi Konsep Diri Siswa
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Konsep Diri Siswa
Dari gambar 4.1 dapat diinterpretasikan bahwa skor konsep diri siswa
yang paling banyak diperoleh siswa berada pada titik tengah 73 atau pada interval
71 – 75 yaitu sebanyak 11 siswa atau sebesar 33,3%, dengan harga rata-rata
sebesar 74.2%. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 13 siswa atau
sebesar 39.4%. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 9 orang
atau sebesar 28%.
Hasil penelitian konsep diri siswa menunjukkan bahwa aspek-aspek
konsep diri siswa pada kelas tersebut sudah menyatakan hal yang positif.
Perhatikan gambar 4.3 di bawah ini, berdasarkan gambar tersebut diperoleh
persentase ketercapaian konsep diri siswa yang dimunculkan siswa. Persentase
tertinggi terlihat pada aspek diri keluarga mencapai 81.93% dengan rata-rata dari
keseluruhan nilai mencapai 74.14% (lampiran 9)1,
1 Lampiran 8, h.305-308.
84
Grafik Analisis Ketercapaian Konsep Diri Siswa
64,0066,0068,0070,0072,0074,0076,0078,0080,0082,0084,00
Ident
itas
Diri
Diri Pelak
u
Diri Penila
i
Diri Fisi
k
Diri Etik
-mora
l
Diri Prib
adi
Diri Kelua
rga
Diri Sosia
l
rata
-rata
Indikator Konsep Diri
nila
i rat
a-ra
ta
Tabel 4.3 Distribusi Ketercapaian Aspek Konsep Diri Siswa
Aspek Identitas
Diri Diri
Pelaku Diri
Penilai Diri
Fisik
Diri Etik-
moral
Diri Pribadi
Diri Keluarga
Diri Sosial
rata-rata
Nilai rata-rata
70,12 70,91 76,67 73,43 73,54 73,64 81,92 72,93 74,14
Gambar 4.2 Grafik Analisis Ketercapaian Aspek Konsep Diri Siswa
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konsep diri yang dimiliki siswa
kelas VIII (1) baik. . Hal ini terlihat dari keseriusan siswa dalam menjalankan
percobaan dengan baik dan keaktifan siswa. Besarnya aspek diri keluarga bagi
siswa dalam membantu kepercayaan dan sikap tanggung jawab memaparkan fakta
yang terjadi. selain itu didukung dengan kepercayaan dan tanggung jawab
kelompok menyerahkan tugas laporan praktikum tepat waktu. Aspek terendah
dapat diperlihatkan pada aspek identitas diri dan diri pelaku, karena sebagian
anggota kelompok masih bergantung terhadap ketua kelompok. Respon siswa
terhadap aspek diri pelaku positif. Hal ini diperlukan oleh siswa dalam
mengembangkan aspek tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena aspek diri
pelaku dituntut untuk melihat perubahan sikap dalam setiap keadaan.
85
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Fre
ku
en
si
Ab
so
lut
48,5 56,5 64,5 72,5 80,5 88,5
Titik Tengah
Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
B. Hasil Belajar
Dari hasil perhitungan statistik dapat diinterpretasikan bahwa skor
terendah yang diperoleh siswa yaitu 45, sedangkan skor tertingi sebesar 90.
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa
70 90 70
70 90 80
55 65 60
60 85 90
90 45 90
60 50 90
50 75 85
80 60 90
75 65 90
75 70 90
80 50 65
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa
No Kelas
Interval f f relatif %
1 45 - 52 4 12,1
2 53 - 60 5 15,2
3 61 - 68 3 9,1
4 69 - 76 7 21,2
5 77 - 84 3 9,1
6 85 - 92 11 33,3
Σ 33 100
Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa
86
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Nila
i R
ata
-ra
ta
Tekanan Pada Zat
Padat
Tekanan Pada zat
Cair
Tekanan Pada zat
gas
Materi Perpindahan Kalor
Grafik Analisis Hasil Belajar siswa pada Konsep Tekanan
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa skor yang paling banyak diperoleh siswa
berada pada titik tengah 72.5 atau pada interval 69 - 76 yaitu sebanyak 7 siswa
atau sebesar 21,2 %, dengan harga rata-rata sebesar 72,5. Sedangkan siswa yang
mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 14 siswa atau sebesar 42,4 %. Siswa
yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 12 orang atau sebesar 36.4 %.
Hasil belajar siswa pada konsep tekanan berdasarkan perhitungan statistik
memiliki nilai rata-rata sebesar 72,5% termasuk dalam kriteria baik. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Terlihat dari jumlah siswa yang mencapai belajar tuntas adalah 21
dari 33 atau sebesar 62.5%.
Tabel 4.5 Analisis Hasil Belajar Fisika Siswa Pada konsep Tekanan
Konsep Materi
Tekanan pada zat Padat
Tekanan pada Zat Cair
Tekanan pada zat Gas
Nilai Rata-rata
87,000 73,600 68,000
Gambar 4.4 Grafik Analisis Ketercapaian Hasil Belajar Siswa
Dari grafik 4.4 di atas terlihat bahwa 68% siswa menguasai konsep
tekanan pada zat gas, sedangkan konsep tekanan pada zat cair jumlah siswa yang
87
menguasai konsep hanya sebesar 73.6%. Jumlah tertinggi terdapat pada konsep
tekanan pada zat padat dengan jumlah persentase 87% siswa yang menguasai
konsep (lampiran 20)2.
Terkait dengan studi ini, hasil belajar yang merupakan hasil dari proses
belajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kegiatan pembelajaran, yaitu
sikap ilmiah sebagai pendorong utamanya, dan faktor eksternal-internal lain
sebagai penentu berikutnya. Satu kelemahan yang diamati selama proses belajar
mengajar berlangsung diperoleh bahwa konsep diri dimiliki siswa cukup baik,
hanya saja belum terbiasanya pembelajaran secara inkuiri diterapkan dalam proses
belajar akibatnya kurangnya waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Colburn bahwa jika
kegiatan terlalu menantang, siswa tidak akan belajar konten secara efektif, akan
tetapi jika kegiatan terlalu mudah, siswa tidak akan mengembangkan keterampilan
berpikir lebih baik.3
Berdasarkan data-data statistik dan beberapa uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep tekanan melalui pembelajaran
inkuiri dapat tercapai dengan baik. Hasil penelitian yang dilakukan Emmawaty
Sofya dan Ila Rosilawati yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terpimpin Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas Xi Sma Yp Unila
dalam penelitiannya disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri memberikan
pengaruh yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa di bandingkan dengan
metode pembelajaran konvensional.4 Sriyanti Mustafa dalam tesisnya Penerapan
Strategi Inkuiri sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas X SMA Negeri 4 Parepare menunjukan pembelajaran inkuiri siswa
2 Lampiran 20, h.400-401
3 Alan Colburn, What Teacher Educators Need To Know about Inquiry-Based
Instruction. (http://www.csulb.edu/~acolburn/AETS.htm. 11 Juli 2009), h.2. 4 Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terpimpin Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas Xi Sma Yp Unila
88
mengalami peningkatan, yaitu persentase aktivitas siswa berada pada kategori
baik. 5
C. Hubungan Konsep Diri Siswa dan Hasil Belajar
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Sebelum dilaksanakan pengujian hipotesis perlu pemeriksaan terlebih
dahulu terhadap data penelitian. Adapun persyaratan analisis data yang perlu
dipenuhi yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data konsep diri yang diperoleh berasal
dari populasi berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas.
Uji normalitas ini menggunakan Uji Liliefors pada taraf signifikansi 5%,
adapun kriterianya adalah sebagai berikut:
Lo < Lt : Ho diterima, data berdistribusi normal
Lo > Lt : Ho ditolak, data tidak berditribusi normal
Pengujian normalitas sikap konsep diri siswa pada lampiran 106
menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Konsep diri
Variabel Banyaknya
Sampel
L hit
(Lo)
L tab
(Lt)
Kesimpulan
Data
Konsep diri siswa 33 0.0979 0.1566
Data
Berdistribusi
Normal
Pengujian normalitas hasil belajar siswa pada lampiran 217
menunjukkan hasil sebagai berikut:
5 Sriyanti Mustafa, Penerapan Strategi Inkuiri sebagai Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Parepare, Pascasarjana UM, 2010 6 Lampiran 9, h.309-311
7 Lampiran 21, h.402-404
89
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa
Variabel Banyaknya
Sampel
L hit (Lo) L tab (Lt) Kesimpulan
Data
Hasil Belajar Siswa 33 0.1130 0.1566
Data
Berdistribusi
Normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan berdasarkan ujia kesamaan dua varian dari
variabel konsep diri siswa dan hasil belajar siswa. Uji homogenitas ini
dilakukan dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi sebesar 5%
dengan kriteria pengujian:
Fhit < Ftab : Ho diterima, kedua data homogen
Fhit > Ftab : Ho ditolak, kedua data tidak homogen
Uji homogenitas kedua varian pada lampiran 238 menunjukkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Dua Varian
Varian Terbesar Varian
Terkecil
F hit F tab Kesimpulan Data
67.71 39.49 5.2674 1.788 Kedua data tidak
homogen
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data konsep diri dan hasil
belajar siswa, keduanya bersifat tidak homogen. Hal ini dikarenakan kedua
data mengukur kedua aspek yang berbeda dengan waktu dan subjek yang
bersamaan, yaitu diakhir kegiatan pembelajaran.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Regresi Linier
Sederhana. Uji regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
konsep diri dengan hasil belajar siswa. Dari hasil perhitungan statistik
didapatkan persamaan regresi Y = 25,43 + 0,65X. Persamaan ini berarti
perubahan Y atas X sebesar 0,65 pada konstanta 25,43. Karena b bernilai
8 Lampiran 22, h.405- 407
90
positif (+) maka menunjukkan angka peningkatan. Hal ini dapat memberikan
informasi bahwa setiap kenaikan konsep diri (variabel X) akan dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan hasil belajar siswa (variabel Y) 0,65
satuan dengan harga a konstan.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, maka dilanjutkan dengan uji
hipotesis. Hipotesis penelitian yang dirumuskan menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dan hasil belajar siswa
melalui pembelajaran inkuiri. Adapun kekuatan hubungan yang diperoleh sebesar
0.2853 (lihat lampiran 25)9 antara konsep diri dan hasil belajar siswa dengan
signifikansi 5% yang telah didapat dari nilai r tabel product moment dan sebesar
33, didapat 0.35 terletak antara 0.20-0,40. Jadi dapat disimpulkan bahwa rhitung <
rtabel sehingga terdapat hubungan konsep diri yang lemah/rendah dan hasil belajar
siswa melalui pembelajaran inkuiri .
Signifikansi data yang dihasilkan melalui perhitungan uji-t sebesar
1,716 (lihat lampiran 26)10
ternyata lebih besar jika dibandingkan dengan
harga ttabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 1.697. Artinya terdapat hubungan
yang lemah/rendah. antara konsep diri dan hasil belajar siswa melalui
pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan.
Koefesien determinasi yang didapat jika r = 0,2835 maka r2 =
(0,2835)2 = 0.0803 atau 8%. Hal ini berarti nilai rata-rata hasil belajar siswa
8,04% ditentukan oleh nilai konsep diri siswa, melalui persamaan regresi Y =
25,43 + 0,65X. Sisanya 91,96% ditentukan oleh faktor lain (lampiran 27)11
.
9 Lampiran 25, h.413-414
10 Lampiran 26, h.415
11 Lampiran 27, h.416
91
3. Pembahasan
Berdasarkan uraian data statistik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian menunjukkan terdapatnya hubungan yang lemah/rendah antara konsep
diri dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran inkuiri sebesar 8,04%.
Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa kegiatan pembelajaran inkuiri
ini dapat memunculkan berbagai jenis aspek konsep diri sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Dapat dikatakan bahwa konsep diri yang
digunakan siswa dalam memproses pengetahuannya melalui berbagai tahapan
kegiatan inkuiri memiliki keterkaitan dengan pembentukan hasil belajar siswa
yang baik. Konstribusi tersebut disebabkan karena konsep diri yang dimiliki siswa
untuk dapat meningkatkan pengetahuan fisika siswa, sehingga hasil belajar fisika
siswa menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian-penelitian yang
dilakukan Ridzal Efendi dalam tesisnya mengatakan terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara konsep diri dengan hasil belajar siswa.12
Nandang
Kosasih Ananda, Motivasi, Sikap Terhadap Mengajar Dan Konsep Diri
Mahasiswa Fkip Universitas Lampung Tahun 2001, menyimpulkan konsep diri
berkaitan dengan perilaku mahasiswa yang mungkin perlu memperhatikan kondisi
sekolah yang lebih menyenangkan, meminimalkan ketidak nyamanan lingkungan
sekolah, jam mengajar yang proporsional sehingga dimungkinkan adanya waktu
untuk santai (kebutuhan dasar), (b) ketaatan pada peraturan sekolah, rencana
belajar, dan pemenuhan terhadap otoritas (kebutuhan rasa aman), dan (c) aturan
di kelas yang memungkinkan bagi pertumbuhan personal, perolehan hasil
belajar, dan kepuasan, (kebutuhan aktualisasi diri).13
Sebagaimana yang telah dimandatkan dalam kurikulum pelajaran sains,
bahwa pembelajaran yang ada melibatkan scientific inqury yang didalamnya tidak
terlepas dari konsep diri, untuk itu pembelajaran yang digunakan mengunggulkan
jenis penyelidikan atau pemecahan masalah, salah satunya adalah metode inkuiri,
12
Ridzal Efendi, Kontribusi Konsep Diri, Peran Orang Tua, Dan Kemandirian Belajar
Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Al-kautsar Bandar Lampung,
Unila 2007 13
Nandang Kosasih Ananda, Motivasi, Sikap Terhadap Mengajar Dan Konsep Diri
Mahasiswa, Universitas Lampung tahun 2001
92
karena dalam serangkaian kegiatan pembelajaran inkuiri, siswa sebagai subjek
belajar dapat menemukan sendiri informasi atau pengetahuannya.
Dari hasil penelitian ini dapat diimplikasikan baik secara teoritis maupun
secara praktis. Secara teoritis, seperti yang dikemukakan sebelumnya, yaitu bahwa
hasil belajar dapat dipengaruhi oleh konsep diri siswa. Hal ini memberikan
implikasi bahwa hubungan keduanya terbentuk secara linear sinergis, dalam arti
jika konsep diri ditingkatkan maka hasil belajar siswa juga meningkat. Implikasi
praktis yang dapat dilakukan adalah upaya peningkatan konsep diri siswa dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Konsep diri siswa dapat terbentuk jika
pembelajaran yang ada menjadikan siswa berperan aktif dalam proses
pembelajaran (student centered).
Sebagaimana yang diketahui bahwa hakikat belajar pada umumnya adalah
segala aktivitas dengan melibatkan serangkaian pengelaman langsung. Untuk itu,
setiap orang yang belajar harus aktif berbuat untuk mengubah tingkah laku
menjadi kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, karena belajar hanya
dapat terjadi jika pengalaman secara langsung tersebut dilalui dengan penemuan
atau penyelidikan akan pengetahuan yang ada. Karena pada dasarnya pengetahuan
yang didapat dari pengideraan terhadap suatu objek merupakan hasil organisasi
secara selektif dari sejumlah fakta, informasi, serta prinsip-prinsip yang dimiliki
dan diperoleh dari pengalaman.
D. Penerapan Pembelajaran Inkuiri di MTs Islamiyah Ciputat
Berkaitan dengan proses pembelajaran fisika, inkuiri merupakan satu
pembelajaran pendidikan sains yang dapat mereflesikan karakteristik sains
sebagai salah satu kesatuan yang sistematis. Model inkuiri yang digunakan dalam
proses pembelajaran ini adalah model inkuiri terstruktur yang dalam
pelaksanaannya sama-sama menggunakan LKS sebagai pedoman belajar, hanya
saja LKS yang digunakan memiliki karakteristik yang berbeda dengan model
inkuiri lainnya. Dalam inkuiri terstruktur guru memberikan dasar teori dalam
prosedur kerja yang akan dijalankan oleh siswa, hal ini bertujuan agar kegiatan
menjadi lebih terarah dan terbimbing.
93
Dari proses pembelajaran fase terakhir ini dapat dikatakan bahwa
kegiatan inkuiri di kelas VIII (1) yang telah berlangsung selama 7 kali
pertemuan ini menunjukkan hasil bahwa:
1. Kegiatan pembelajaran melalui inkuiri yang terdiri dari 5 fase yaitu 1)
Berhadapan dengan masalah, 2) Pengumpulan data untuk verikasi, 3)
Pengumpulan data dalam eksperimen, 4) Merumuskan penjelasan 5)
Menganalisis proses inkuiri, dapat membuat siswa terlatih bekerja secara
ilmiah seperti mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, melakukan
pengamatan, mengolah data percobaan dan menarik kesimpulan.
2. Kegiatan pembelajaran inkuiri ini dapat mengembangkan aspek-aspek konsep
diri yang telah dimiliki oleh siswa dalam proses pembelajaran fisika sebagai
pendorong untuk meningkatkan hasil belajar fisika yang lebih baik.
3. Pembelajaran inkuiri ini dapat menjadikan siswa berfungsi sebagai student
centered atas pemerolehan informasi dan pengetahuan yang mereka butuhkan
berdasarkan kebutuhan akan masa depan. Mereka tidak hanya belajar konsep
namun menekuni proses untuk membuktikan konsep atau penemuan konsep
baru sehingga dari proses ini mereka belajar ke tingkat yang lebih tinggi
bukan hanya ingatan dan pemahaman melainkan analisis dan evaluasi.
4. Pembelajaran ini menjadikan guru merubah paradigma lama dengan cara
menggeser perannya sebagai organisator belajar menjadi fasilitator
pembelajaran, atau dengan kata lain kegiatan belajar bukan lagi bersifat
teacher centered. Hal ini juga merupakan pembenahan bagi pendidikan
dengan bertitik tolak pada tujuan pendidikan yang pada hakikatnya adalah
membuat siswa mengerti bukan membuat siswa percaya. Sehingga telah
nyata peranan pendidik khususnya guru-guru sains yang tepat adalah
mempromosikan pengertian ilmiah, artinya mengarahkan agar siswa dapat
mengerti tentang metode, konsep, teori dan fakta ilmiah dalam IPA.
Dari hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran inkuiri ini diperoleh
bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala atas penentu keberhasilan
kegiatan pembelajaran, seperti: Pengelolaan kelas belum optimal. Selain itu juga
terdapat faktor-faktor lain yaitu keterampilan-keterampilan ilmiah dalam proses
94
pembelajaran inkuiri belum terbiasa atau terlatih oleh siswa, sehingga akan
berimplikasi pada efisiensi waktu yang ditetapkan sebelumnya dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Hasil ini sesuai dengan pengamatan yang telah
dilakukan oleh Juanengsih dalam jurnalnya mengatakan bahwa pembelajaran
secara inkuiri memerlukan waktu yang relatif lebih lama.14
14
Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan
Inkuiri Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Kerja Ilmiah
Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, Jurnal Metamorfosa Vol.1 No 2, Oktober 2006, h. 32.
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari penelitian serta pengujian hipotesis yang
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa proses konsep diri siswa dalam
pembelajaran fisika pada konsep tekanan melalui pembelajaran inkuiri
menghasilkan konsep diri siswa yang baik, karena dengan pembelajaran inkuiri
siswa menjadi lebih aktif. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata konsep diri siswa
adalah sebesar 8.04% dengan nilai tertinggi pada aspek diri keluarga sebesar
81.93%. Sebanyak 74.14% siswa mempunyai respon positif terhadap konsep diri.
Pelaksanaan pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran fisika pada konsep
tekanan tercapai dengan baik. Terlihat dari jumlah siswa yang mencapai belajar
tuntas adalah 21 dari 33 atau sebesar 81.25%. dengan nilai rata-rata hasil belajar
adalah 62.5% dan jumlah penguasaan konsep tertinggi terdapat pada materi
tekanan pada zat padat sebesar 87%.
Terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dan hasil belajar siswa
melalui pembelajaran inkuiri yang telah dipraktekan dalam percobaan tekanan
pada zat padat, cair, dan gas. Terlihat konstribusi kecenderungan konsep diri
siswa dan hasil belajar ditunjukkan oleh hasil koefesien korelasi sebesar 0.2835
dengan kontribusi sebesar 8.04% terhadap hasil belajar fisika siswa dan 91.96%
ditentukan oleh faktor lain. Analisis regresi dan korelasi sederhana, dengan model
regresi Y = 25.43 + 0.65X dan setelah uji taraf signifikansi 5% ternyata model
tersebut linier. Korelasinya terletak antara 2,00-3,00 termasuk dalam kategori
yang lemah/rendah.
Pembelajaran inkuri yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat
mengembangkan konsep diri dan hasil belajar fisika siswa dapat tercapai dengan
tuntas.
96
B. Saran
Dari hasil penelitian, penulis dapat memberikan saran antara lain:
1. Diharapkan guru menerapkan metode pembelajaran inkuiri pada konsep
fisika, karena dapat meningkatkan konsep diri dan hasil belajar siswa.
2. Mengingat penelitian ini masih sangat sederhana, maka apa yang didapat dari
hasil penelitian ini bukan merupakan hasil akhir. Adanya keterbatasan dalam
penelitian ini, dapat dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut dengan
menambah variabel lain.
97
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Nandang Kosasih, Motivasi, Sikap Terhadap Mengajar Dan
Konsep Diri Mahasiswa, Universitas Lampung tahun 2001
Aina’s Room, , Konsep Diri dan Menata Visi Hidup.htm, h. 21 Juli
2010
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara. 2006)
Asmin, Konsep dan Metode Pembelajaran untuk Orang Dewasa
(Andragogi) PPS UNJ Jakarta
Colburn, Alan, What Teacher Educators Need To Know about Inquiry-
Based Instruction. (http://www.csulb.edu/~acolburn/AETS.htm)
-----, Definisi Ilmu Jiwa Belajar,
http://rumahmakalah.wordpress.com/2010/05/14/defenisi-ilmu-belajar/
-----, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Strategi Pembelajaran MIPA, (Departemen Pendidikan Nasional,
2008)
Efendi, Ridzal, Kontribusi Konsep Diri, Peran Orang Tua, Dan
Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas
VIII SMP Al-kautsar Bandar Lampung, Unila 2007
Efendi, Ridzal, Korelasi Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung
-----, Ekoph, IBSN Hambatan Belajar,
http://ekoph.wordpress.com/2008/11/12/ibsn-hambatan-belajar
-----, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar,
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5395
Helmi, Avin Fadilla, Gaya Kelekatan dan Konsep Diri, Jurnal Psikologi
1999 UGM
Herlanti, Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (FITK
IPA UIN Syarif Hidayatullah, Maret 2008)
98
-----, Ilmu Psikologi,
http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/12/ciri-ciri-masa-remaja.html
Ibrahim R dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003)
Juanengsih, Nengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing dan Inkuiri Terstruktur terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep
dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi,
(Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA) Vol. 1
-----, Just For child, konsep diri,
http://qyonglee.multiply.com/journal/item/26
Juanengsih, Nengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Dan Inkuiri Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep
Dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, Jurnal
Metamorfosa Vol.1 No 2, Oktober 2006,
-----, Kenakalan Remaja, http://dapenra2.blogdetik.com/2009
Kasturi82: Journal Psychology “Remaja dan pacaran
(http://kasturi82.blogspot.com/2009/02/journal-psychology-remaja-dan-
pacaran.html)
-----, Kontribusi Intelegensi dan Kemandirian Belajar terhadap hasil
Belajar http://geocities/guruvalah
------, Landasan Teori Belajar, http://nurmakrifat.blogspot.com/
Listiawati, Mila dkk, Peningkatan Penguasaan Konsep dan Keterampilan
Kerja Ilmiah dengan Pendekatan Inkuiri pada Konsep Bioteknologi di SMP Kelas
XI, Jurnal Metamorfosa, Vol. 2 No. 1, April 2007
Lestari, Puji, Film Based Learning, Upaya Peningkatan Motivasi
Mahasiswa dalam Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Jurnal Ilmiah
Kependidikan, Vol.1 No.2 (Maret 2009)
Leonard, Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa pada Matematika dan
Kecemasan Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika (survey pada SMP di
wilayah DKI Jakarta) Universitas Indraprasta PGR, 2008
99
-----, Menata Kepribadian Anak,
http://www.scribd.com/doc/11771514/BK, 21 Juli 2010
Mardana, IB Putu, Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium
Dalam Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah, dan
Prestasi Belajar IPA Siswa K elas II SLTP Negeri I Singaraja, (Aneka Widya
STKIP Singaraja, No.3 TH.XXXIII Juli 2000)
Melanie D. murmanto., Pembentukan Konsep Diri Siswa melalui
Pembelajaran Partisipatif (sebuah alternatif pendekatan pembelajaran di sekolah
dasar), (Jurnal Pendidikan Penabur-No 08/Th.VI/Juni 2007
-----, Modul Pelatihan resolusi Konflik untuk Pemimpin Desa, Memahami
Konsep Diri, Beberapa Terminologi Penting Tentang Konsep diri.
-----, Serial tokoh Islam,
http://www.acehforum.or.id/forum.php?s=4c16dc82082b5725eac660df0fab2eb1.
-----, Memahami Konsep Diri, Beberapa Terminologi Penting Tentang
Konsep Diri, Modul Pelatihan Resolusi Konflik untuk Pemimpin Desa
Mutmainah, Nina ,Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999
Maknun, Johar, Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), (Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007)
-----, Model Pembelajaran Fisika Interaktif melalui Propgram
Macromedia Flash (Computer Based Instruction) Suatu alternatif dalam
Pembelajaran Fisika, http://iwanpermana.blogspot.com/2007/02/model-
pembelajaran-fisika-interaktif.html
Marimuthu, Thangavelo dkk, Amalan dan Masalah Pelaksanaaan Strategi
Inkuiri-Penemuan di Kalangan Guru Pelatih Sains Semasa Praktikum: Satu Kajian
Kes, (Presiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007)
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. 3
Musbar, hubungan Hasil Belajar Matematika dengan Penguasaan
Kompetensi Gambar Bukaan/Bentangan pada Siswa Kelas II Teknik
Pembentukan SMK Karya Padang Panjang, Jurnal guru, No. 1, Vol.3 Juli 2006
100
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta,
Gaung Persada Press, 2008), Cet I
-------, MGMP IPA SMP Kabupaten Blitar,
http://mgmpipablitar.blogspot.com/2009/03/model-model-pembelajaran.html
Maryati, Studi Korelasi Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Prestasi
Belajar Pada Siswa SMUN 100 Jakarta Timur, Skripsi Univ. Azzahra Jakarta
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2004), cet. Ke-4
Mustafa, Sriyanti, Penerapan Strategi Inkuiri sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Parepare,
Pascasarjana UM, 2010
Nasution, Indri Kemala, Perilaku Merokok Pada Remaja,2007, USU
Repository@2008
Omang W. dkk, Kurikulum dan Materi Fisika SLTP, Buku Materi Pokok,
PFIS4421/3SKS. Modul 1-9, Universitas Terbuka
Oktaviana, Rina, Hubungan Antara Penerimaaan Diri Terhadap cara-
cara Perkembangan Sekunder dengan Konsep diri pada Remaja Puteri SLTPN 10
Yogyakarta,h.3-4
-----, Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan
Pendekatan Interaktif Pada Konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia,
http://arymlb.multiply.com/journal, November 2010
-----, Pusat Kurikulum Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah
Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA),
(http://www.puskur.net/inc/si/sma/fisika.pdf.15 Juli 2008)
-----, Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No. 2 tahun 2006, Mata
Pelajaran IPA
-----, Psiklogi Remaja, Universitas Kristen Vetra, Library,
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=18&submit
=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman%2F20
06%2Fjiunkpe-ns-s1-2006-31402001-9239-apparel-chapter2.pdf
101
-----, Pembelajaran Dalam Pandangan Konstruktivistik
dan Behavioristik, http://luthfiyahnurlaela.wordpress.com
Keterampilan Dasar Mengajar http://badarudinalbanna.wordpress.com/
-----, Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Dalam
Pembelajaran Geometri Dengan Pendekatan Konstruktivisme
http://widyastuti2406.wordpress.com/
Purwanto, M. Ngalim ,Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2006), cet. Ke-21
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2006) Cet. Ke-10
Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Penerbit Rosda
Karya
-----, Rumah Belajar Psikologi,
http://file.upi.edu/direktori/a%20%20fip/jur.%20psikologi%20pend%20dan%20bi
mbingan/nandang%20budiman/perkembangan%20remaja%20dan%20permasalah
annya%20jadi%20%5bcompatibility%20mode%5d.pdffile.upi.edu/ai.php?dir=dir
ektori/a%20-%20fip/jur.../&file...5.
Rumyati, Korelasi antara Konsep Diri dengan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas X SMA Negeri 4 METRO, Tesis Universitas Lampung, 2004
Santyasa, I Wayan, Model-Model Pembelajaran Inovatif, disajikan dalam
pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas Guru SMP dan SMA Nusa Penida,
29 Juni s.d Juli 2007, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha, h. 1
Surif, Johari ,Mohammad Yusof Haji Arshad dan Nor Hasniza Ibrahim,
Membangunkan Sikap Saintifik Melaui Proses Inkuiri, makalah disampaikan
dalam International Seminar On Development of Value In Mathematics And
Science Education, Faculty of Education, University of Malaya, 3 Agustus 2007
Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu Keperawatan, USU Repository
2006.
Sholahudin, Arif, Pemberdayaan Mata Pelajaran IPA dalam Upaya
Menumbuhkembangkan Sikap Positif Terhadap Lingkungan, Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, No. 32 tahun ke-7 November 2001
102
Soewarso, Peranan Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Kualitas
Pendidikan di Sekolah. (Semarang: Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan, No.2
Tahun XXIX, 2000)
-----, Strategi Pembelajaran MIPA, Direktorat Tenaga Kependidikan
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional 2008
Syahrina, Isna Asyri, Psikologi Pekembangan II**Fakultas Psikologi
UPI”YPTK” Padang 2008
Sofyan, Ahmad, Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA/Sains,
(Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007)
Setiawan, Wawan, Pengembangan Mutimedia Interaktif Berbasis
Pandangan Pendagogi Materi Subjek, Pendidikan Imu Komputer FPMIPA UPI
Sofya, Emmawaty dan Ila Rosilawati, Penerapan Model pembelajaran
Inkuiri Terpimpin pada materi pokok Hidrolis Garam Siswa kelas XI SMA YP
UNILA
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mampengaruhinya, (Jakarta,
PT. Rineka Cipta, 2003) Cet. Ke-4
-----, Strategi Pembelajaran MIPA, Direktorat Tenaga Kependidikan
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional 2008
Sururi, Aan ,Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Konsep Diri Dan
Prestasi Belajar Matematika Studi Kasus Di Kelas Viii Smpn Tanjungraja
Lampung Utara 2004, Tesis UNILA
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008)
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007)
Sofya, Emmawaty dan Ila Rosilawati. Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas Xi Sma Yp
Unila
103
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik, (Jakarta, Remaja Rosda Karya, 2006)
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008)
Wirtha, I Made dan Ni Ketut Rapi., Pengaruh Pembelajaran dan
Penalaran Formal terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa
SMA Negeri 4 Singaraja, (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008)
Wulandari, Lita H & Pasti Rola; Konsep Diri dan Motivasi berprestasi
Remaja Penghuni Panti Asuhan, Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004,
Volume 3, Nomor 2
Zulfatas, Arwin , Pokok-Pokok Materi Perkuliahan Psikologi Pendidikan
108
LAMPIRAN 1
S I L A B U S
Nama Sekolah : MTs Islamiyah
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Program : VIII (1)/ -
Semester : 2 (dua)
109
LAMPIRAN 1
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelaja
ran
Kegiatan
pembelajaran Indikator
Penilaian Alok
asi
Wakt
u
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrum
en
Contoh Instrumen
5.5 Menyelidiki
tekanan pada
benda padat, cair,
dan gas serta
penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
Tekanan Melakukan
percobaan tentang
tekanan sampai
menemukan konsep
tekanan.
Melakukan
percobaan bejana
berhubungan.
Melakukan
percobaan tentang
hukum Pascal dan
hukum Archimides
Menemukan
hubungan antara gaya, tekanan, dan
luas daerah yang
dikenai gaya melalui percobaan.
Mengaplikasikan prinsip bejana
berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.
Mendeskripsikan
hukum Pascal dan
hukum Archimedes
melalui percobaan
sederhana serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Tes
unjuk
kerja
Tes
tertulis
Tes
unjuk
kerja
Uji petik
kerja
prosedur
Tes isian
Uji petik
kerja
prosedur
Eksperimen
menyelidiki kaitan
antara luas permukaan
dan massa benda
dengan tekanan
Permukaan air
bendungan harus lebih
tinggi dari permukaan
sawah yang akan dialiri.
Prinsip yang digunakan
adalah ....
a. hukum Pascal
b. hukum Archimedes
c. efek bejana
berhubungan
d. efek kapilaritas
Eksperimen
menyelidiki besar gaya
angkat
10x40’ Buku IPA
Fisika Jl.2
(Esis)
buku
referensi
yang
relevan,
alat dan
bahan
praktikum.
110
LAMPIRAN 1
Jakarta, Januari 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah MTs Islamiyah Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding, M.Pd M. Hartato
NIP: 196.411.122.009.101.001 NIP:--------
Mencari informasi
melalui lingkungan
mengenai alat-alat
yang prinsip
kerjanya
berdasarkan hukum
Pascal dan hukum
Archimides.
Studi lapangan
untuk menemukan
konsep tekanan.
Menunjukkan
beberapa produk
teknologi dalam
kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan
konsep benda
terapung,
melayangdan
tenggelam.
Mengaplikasikan
konsep tekanan benda
padat, cair, dan gas
pada peristiwa alam
yang relevan (dalam
penyelesaian masalah
sehari- hari).
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes uraian
Tes isian
Mengapa sebuah kapal
selam dapat
mengapung, melayang,
dan tenggelam?
Pada kedalaman yang
sama, tekanan di dalam
air sungai lebih kecil
daripada tekanan di
dalam air laut karena
....
LAMPIRAN 2
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I
Nama Sekolah : MTs Islamiyah
Kelas / Program : VIII/A
Mata Pelajaran : Fisika
Semester : Genap (2 / dua)
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
Tema : Tekanan
Pertemuan : 1 (Pertama)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator:
1. Menentukan hubungan antara gaya, tekanan dan luas daerah yang dikenai
gaya
2. Siswa mampu menggunakan metode ilmiah dalam melakukan percobaan
sederana tekanan pada zat padat seperti melakukan pengamatan, membuat
prediksi, mengidentifikasi masalah dan mengkomunikasikan hasil
percobaan melalui lisan dan tulisan.
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan pengertian tekanan.
2. Menyelidiki kaitan antara luas permukaan benda dengan tekanan melalui
percobaan sederhana.
3. Menyelidiki kaitan antara massa benda dengan tekanan.
4. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan.
5. Menghitung besarnya tekanan yang diberikan suatu benda.
6. Menjelaskan aplikasi konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari
7. Peserta didik dapat menggunakan berbagai sikap ilmiah dari setiap
percobaan yang dilakukan seperti: jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan
dapat bekerja sama dengan orang lain
LAMPIRAN 2
112
E. Materi Pelajaran:
Tekanan Pada Zat Padat
F. Pendekatan & Metode Pembelajaran:
1. Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
2. Pendekatan Parsitipatif Siswa
3. Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
G. Langkah Pembelajaran:
No Definisi Konsep
Indikator
Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Tekanan Pada Zat
Padat
Tekanan atau
dalam bahasa
Inggris pressure
diartikan sebagai
gaya tiap satuan
luas penampang,
sehingga dapat
dituliskan dalam
persamaan sebagai
berikut.
P = A
Fdimana F
adalah gaya dalam
satuan newton, A
singkatan area adalah
luas penampang
dalam satuan m2 dan
P adalah tekanan
dalam satuan N/m2
atau pascal (dalam
Dengan melakukan
percobaan sederhana
yang dilakukan,
siswa dapat
mengetahui kaitan
antara luas
permukaan dengan
tekanan, faktor-faktor
yang mempengaruhi
tekanan, besarnya
tekanan yang
diberikan suatu
benda, dan
mengaplikasikan
konsep tekanan
dalam kehidupan
sehari-hari
Tahapan
Apersepsi
(15 Menit)
Tahapan
Eksplorasi
(55 Menit)
Guru menarik perhatian siswa
dengan gambaran sederhana
sebagai berikut: “Misalkan
seekor ayam dan seekor
itik/bebek mempunyai berat
yang sama sedang berjalan di
atas tanah yang gembur.
Manakah yang mempunyai
kedalaman terbesar ayam/itik?
Guru menjelaskan mengenai
konsep tekanan, pengertian,
serta hukum-hukumnya dikuti
siswa secara partisipatif dan
beberapa contoh tekanan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kemudian guru menanyakan:
“Bagaimana pengaruh
permukaan benda terhadap
besarnya tekanan? Kita akan
mengetahuinya dengan
Siswa menjawab pertanyaan
guru.
Siswa bersiap-siap untuk
melakukan percobaan
No Definisi Konsep
Indikator
Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
sistem SI, sedangkan
dalam sistem CGS
satuan tekanan adalah
dyne/cm2). Dalam
sistem statis satuan
tekanan dinyatakan
dalam Kgf/m2 atau
gf/cm2.
Tekanan yang
dihasilkan oleh gaya
sebanding dengan
besar gaya dan
berbanding terbalik
dengan luas daerah
yang dikenai gaya.
Dengan gaya yang
sama akan
menghasilkan
tekanan yang lebih
besar bila luas
penampangnya kecil.
Dengan melakukan
percobaan sederhana
yang dilakukan,
siswa dapat
mengetahui kaitan
antara luas
permukaan dengan
tekanan, faktor-faktor
yang mempengaruhi
tekanan, besarnya
tekanan yang
diberikan suatu
benda, dan
mengaplikasikan
konsep tekanan
dalam kehidupan
sehari-hari
Pra eksperimen
melakukan percobaan!
Berhati-hatilah menggunakan
alat dan bahan praktikum.
Guru membimbing peserta
didik dalam pembentukan
kelompok.
Peserta didik (dibimbing oleh
guru) mendiskusikan
pengertian tekanan.
Perwakilan dari tiap kelompok
diminta untuk mempersiapkan
bahan-bahan praktikum yang
sudah disiapkan sebelumnya.
Peserta didik dalam setiap
kelompok melakukan
eksperimen sesuai dengan
langkah kerja yang telah
dijelaskan oleh guru
No Definisi Konsep
Indikator
Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Tekanan Pada Zat
Padat
Tekanan atau
dalam bahasa
Inggris pressure
diartikan sebagai
gaya tiap satuan
luas penampang,
sehingga dapat
dituliskan dalam
persamaan sebagai
berikut.
P = A
Fdimana F
adalah gaya dalam
satuan newton, A
singkatan area adalah
luas penampang
dalam satuan m2 dan
P adalah tekanan
dalam satuan N/m2
atau pascal (dalam
sistem SI, sedangkan
dalam sistem CGS
Dengan melakukan
percobaan sederhana
yang dilakukan,
siswa dapat
mengetahui kaitan
antara luas
permukaan dengan
tekanan, faktor-faktor
yang mempengaruhi
tekanan, besarnya
tekanan yang
diberikan suatu
benda, dan
mengaplikasikan
konsep tekanan
dalam kehidupan
sehari-hari
Guru mempresentasikan
langkah kerja untuk melakukan
eksperimen menyelidiki kaitan
antara luas permukaan dan
massa benda dengan tekanan
Guru memeriksa eksperimen
yang dilakukan peserta didik
apakah sudah dilakukan
dengan benar atau belum. Jika
masih ada peserta didik atau
kelompok yang belum dapat
melakukannya dengan benar,
guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
Peserta didik memperhatikan
penjelasan guru mengenai
faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan dan
menentukan rumusannya
Peserta didik memperhatikan
contoh soal menentukan
tekanan dari suatu benda yang
disampaikan oleh guru
Peserta didik dalam setiap
kelompok mendiskusikan
aplikasi konsep tekanan dalam
kehidupan sehari-hari
Peserta didik
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok secara klasikal
No Definisi Konsep
Indikator
Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
satuan tekanan adalah
dyne/cm2). Dalam
sistem statis satuan
tekanan dinyatakan
dalam Kgf/m2 atau
gf/cm2.
Tekanan yang
dihasilkan oleh gaya
sebanding dengan
besar gaya dan
berbanding terbalik
dengan luas daerah
yang dikenai gaya.
Dengan gaya yang
sama akan
menghasilkan
tekanan yang lebih
besar bila luas
penampangnya kecil.
Tahapan
Diskusi dan
Penjelasan
Konsep Sebagai
bagian penutup.
(20 Menit)
Guru memberikan beberapa
soal menentukan tekanan dari
suatu benda untuk dikerjakan
oleh peserta didik.
Guru mengoreksi jawaban
peserta didik apakah sudah
benar atau belum. Jika masih
ada peserta didik yang belum
dapat menjawab dengan benar,
guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
Guru menanggapi hasil diskusi
kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang
sebenarnya.
Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan guru
116
H. Sumber Belajar:
1. Buku TIM Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta:
Erlangga
2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain.
3. Lingkungan belajar: sekolah (kelas, laboratorium, perpustakaan), dan luar
sekolah (perpustakaan umum, warnet).
I. Penilaian Hasil Pembelajaran:
1. Penilaian diambil dari cara siswa
2. Latihan dan tugas yang diberikan guru.
3. Serta berdasarkan tes hasil belajar pada akhir pembahasan konsep.
Jakarta, Januari 2010
Mengetahui,
Kepala MTs Islamiyah Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding M.Hartato
NIP: 196.411.122.009.101.001 NIP -
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2
Nama Sekolah : MTs Islmiyah
Kelas / Program : VIII/I
Mata Pelajaran : Fisika
Semester : Genap (2 / dua)
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
Tema : Tekanan
Pertemuan : 2 (Kedua)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-
hari
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator:
1. Menyelidiki pengaruh kedalaman air terhadap besarnya tekanan
2. Siswa mampu memberikan interpretasi dari data hasil percobaan kemudian
menyimpulkannya. Serta dapat mengkomunikasikan hasil percobaan
tersebut baik secara lisan maupun tulisan
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan tekanan dalam zat cair.
2. Mengamati sifat tekanan dalam zat cair.
3. Menyebutkan sifat-sifat tekanan dalam zat cair.
4. Menentukan tekanan zat cair.
E. Materi Pelajaran:
Tekanan
F. Pendekatan & Matode Pembelajaran:
Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
Metode: Diskusi
G. Langkah Pembelajaran:
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Tekanan Pada Zat Cair
Hukum Hidrostatika:
Titik-titik di dalam suatu
zat cair yang
kedalamannya sama
mempunyai tekanan yang
sama (pada kedalaman
yang sama tekanan zat
cair sama besar kesegala
arah) yang di sebut
tekanan Hidrostatis.
Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai
berikut:.
hgP ..
Dengan melakukan
percobaan sederhana yang
dilakukan, siswa dapat
mengetahui tekanan
dalam zat cair, sifat
tekanan dalam zat cair,
menyebutkan sifat-sifat
tekanan dalam zat cair
dan mengaplikasikan
konsep tekanan dalam
kehidupan sehari-hari
Motivasi dan
Apersepsi
(15Menit)
Prasyarat
Pengetahuan
Guru mengkondisikan lingkungan
belajar dengan mengajak siswa
untuk mengingat kembali percobaan
tekanan pada zat padat yang telah
dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.
Mengapa pada kaleng ringsek yang
diisi air dan dilubangi, air akan
keluar dari setiap lubang?
Bagaimana cara menentukan tekanan
dalam zat cair
Apakah sifat-sifat tekanan dalam zat
cair?
Faktor apakah yang mempengaruhi
tekanan dalam zat cair?
2.. Tahapan
relaksasi/penutp
(20Menit)
Guru memberikan kesimpulan atau
rangkuman hasil diskusi.
Guru memberikan tes untuk mengukur
hasil belajar siswa sebagai hasil
pembelajaran inkuiri.
Siswa mendengarkan dan
mencatat hasil tersebut.
Siswa mengerjakan tes hasil
belajar tersebut tentang
perpindahan kalor.
LAMPIRAN 2
120
H. Sumber Belajar:
1. Buku sumber Fisika SMA untuk kelas X, Marthen Kanginan, Jakarta:
Erlangga
2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran:
1. Kognitif: tes tertulis berupa tes pilihan ganda
2. Afektif: berupa lembar observasi rating scale untuk konsep diri siswa MTs
Islamiyah Kelas VIII/1
Jakarta, Januari, 2010
Mengetahui,
Kepala MTs Islamiyah Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding M. Hartato
NIP : 196.411.122.009.101.001 NIP -
LAMPIRAN 2
121
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3
Nama Sekolah : MTs Islamiyah
Kelas / Program : VIII/A
Mata Pelajaran : Fisika
Semester : Genap (2 / dua)
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
Tema : Tekanan
Pertemuan : 3 (Ketiga)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-
hari.
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator:
1. Mengaplikasikan prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Siswa mampu menggunakan metode ilmiah dalam melakukan
percobaan sederana tekanan pada zat padat seperti melakukan
pengamatan, membuat prediksi, mengidentifikasi masalah dan
mengkomunikasikan hasil percobaan melalui lisan dan tulisan.
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Mengamati posisi permukaan zat cair dalam bejana berhubungan.
2. Menjelaskan pemanfaatan sifat permukaan zat cair yang selalu
mendatar dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengamati tinggi permukaan zat cair
4. Menjelaskan hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair
LAMPIRAN 2
122
E. Materi Pelajaran:
Bejana Berhubungan
F. Pendekatan & Metode Pembelajaran:
1. Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
2. Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
G. Langkah Pembelajaran:
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Tekanan Pada Zat
Cair
Bejana Berhubungan:
Bila bejana diisi oleh
zat cair yang sama
dalam keadaan
seimbang maka
permukaan zat cair
tersebut terletak pada
satu bidang datar.
Hukum bejana
berhubungan tidak
berlaku apabila:
Bejana diisi lebih
satu jenis zat cair
Dengan melakukan percobaan
sederhana yang dilakukan, siswa
dapat memahami posisi
permukaan zat cair dalam bejana
berhubungan,pemanfaatan sifat
permukaan zat cair yang selalu
mendatar, tinggi permukaan zat
cair, hubungan antara massa
jenis dan tinggi zat cair
dalam kehidupan sehari-hari
Tahapan
Motivasi dan
Apersepsi
(15 Menit)
Prasyarat
pengetahuan
Guru menarik perhatian
siswa dengan gambaran
sederhana sebagai berikut:
“Mengapa pancuran teko
tidak boleh lebih rendah
daripada posisi tutupnya?
Apakah manfaat sifat
permukaan zat cair yang
selalu mendatar?
Bagaimana hubungan
antara massa jenis dan
tinggi zat cair ?
Kita akan mengetahuinya
dengan melakukan
percobaan!
Siswa menjawab
pertanyaan guru.
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Tekanan di
permukaan zat
cair tidak sama
rata
Salah satu pipa
dalam bejana
tersebut pipa
kapiler.
Dengan melakukan percobaan
sederhana yang dilakukan, siswa
dapat memahami posisi
permukaan zat cair dalam bejana
Pra eksperimen
Tahapan
Eksplorasi
(55 Menit)
Berhati-hatilah
menggunakan alat dan
bahan praktikum.
Guru membimbing peserta
didik dalam pembentukan
kelompok.
Peserta didik (dibimbing
oleh guru) mendiskusikan
posisi permukaan zat cair.
Peserta didik melakukan
eksperimen
Guru mempresentasikan
langkah kerja untuk
melakukan eksperimen
mengamati posisi
Siswa bersiap-siap untuk
melakukan percobaan
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Tekanan Pada Zat
Cair
Bejana Berhubungan:
Bila bejana diisi oleh
zat cair yang sama
dalam keadaan
seimbang maka
permukaan zat cair
tersebut terletak pada
satu bidang datar.
Hukum bejana
berhubungan tidak
berlaku apabila:
Bejana diisi lebih
satu jenis zat cair
Tekanan di
berhubungan,pemanfaatan sifat
permukaan zat cair yang selalu
mendatar, tinggi permukaan zat
cair, hubungan antara massa
jenis dan tinggi zat cair
dalam kehidupan sehari-hari
Dengan melakukan percobaan
sederhana yang dilakukan, siswa
dapat memahami posisi
permukaan zat cair dalam bejana
permukaan zat cair dalam
bejana berhubungan
Peserta didik dalam setiap
kelompok melakukan
eksperimen sesuai dengan
langkah kerja yang telah
dijelaskan oleh guru.
Guru memeriksa
eksperimen yang dilakukan
peserta didik apakah sudah
dilakukan dengan benar
atau belum. Jika masih ada
peserta didik atau
kelompok yang belum
dapat melakukannya
dengan benar, guru dapat
Peserta didik dalam setiap
kelompok melakukan
eksperimen sesuai dengan
langkah kerja yang telah
dijelaskan oleh guru
Peserta didik
memperhatikan penjelasan
guru mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi
tekanan dan menentukan
rumusannya
Peserta didik
memperhatikan contoh soal
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
permukaan zat
cair tidak sama
rata
Salah satu pipa
dalam bejana
tersebut pipa
kapiler.
berhubungan,pemanfaatan sifat
permukaan zat cair yang selalu
mendatar, tinggi permukaan zat
cair, hubungan antara massa
jenis dan tinggi zat cair
dalam kehidupan sehari-hari
langsung memberikan
bimbingan.
Peserta didik diminta untuk
membuat kesimpulan dari
eksperimen yang telah
dilakukan.
Peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok secara
klasikal.
Guru menanggapi hasil
diskusi kelompok peserta
didik dan memberikan
informasi yang sebenarnya.
Peserta didik
memperhatikan penjelasan
menentukan tekanan dari
suatu benda yang
disampaikan oleh guru
Peserta didik dalam setiap
kelompok mendiskusikan
aplikasi konsep tekanan
dalam kehidupan sehari-
hari
Peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok secara
klasikal
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Tekanan Pada Zat
Cair
Bejana Berhubungan:
Bila bejana diisi oleh
zat cair yang sama
dalam keadaan
seimbang maka
permukaan zat cair
tersebut terletak pada
satu bidang datar.
Hukum bejana
berhubungan tidak
berlaku apabila:
Bejana diisi lebih
satu jenis zat cair
Tekanan di
Dengan melakukan percobaan
sederhana yang dilakukan, siswa
dapat memahami posisi
permukaan zat cair dalam bejana
berhubungan,
pemanfaatan sifat permukaan zat
cair yang selalu mendatar, tinggi
permukaan zat cair, hubungan
antara massa jenis dan tinggi zat
cair
dalam kehidupan sehari-hari
guru mengenai
pemanfaatan sifat
permukaan zat cair yang
selalu mendatar dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru memberikan instruksi
kepada peserta didik untuk
melakukan eksperimen
mengamati tinggi
permukaan zat cair
Peserta didik melakukan
eksperimen secara
berkelompok
Guru memeriksa kegiatan
eksperimen yang dilakukan
peserta didik apakah sudah
Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan guru
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
permukaan zat
cair tidak sama
rata
Salah satu pipa
dalam bejana
tersebut pipa
kapiler.
Dengan melakukan percobaan
sederhana yang dilakukan, siswa
dapat memahami posisi
permukaan zat cair dalam bejana
berhubungan,
pemanfaatan sifat permukaan zat
cair yang selalu mendatar, tinggi
permukaan zat cair, hubungan
antara massa jenis dan tinggi zat
cair
dalam kehidupan sehari-hari
dilakukan dengan benar
atau belum. Jika masih ada
peserta didik atau
kelompok yang belum
dapat melakukannya
dengan benar, guru dapat
langsung memberikan
bimbingan.
Peserta didik
memperhatikan penjelasan
guru menentukan hubungan
antara massa jenis dan
tinggi zat cair
Peserta didik
memperhatikan contoh soal
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Tekanan Pada Zat
Cair
Bejana Berhubungan:
Bila bejana diisi oleh
zat cair yang sama
dalam keadaan
seimbang maka
permukaan zat cair
tersebut terletak pada
satu bidang datar.
Hukum bejana
berhubungan tidak
berlaku apabila:
Bejana diisi lebih
satu jenis zat cair
Tekanan di
Dengan melakukan percobaan
sederhana yang dilakukan, siswa
dapat memahami posisi
permukaan zat cair dalam bejana
berhubungan,
pemanfaatan sifat permukaan zat
cair yang selalu mendatar, tinggi
permukaan zat cair, hubungan
antara massa jenis dan tinggi zat
cair
dalam kehidupan sehari-hari
menentukan massa jenis zat
cair yang yang
disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa
soal menentukan massa
jenis zat cair untuk
dikerjakan oleh peserta
didik.
Guru mengoreksi jawaban
peserta didik apakah sudah
benar atau belum. Jika
masih ada peserta didik
yang belum dapat
menjawab dengan benar,
guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman Konsep
Tahap
Pembelajaran
dan Alokasi
Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
permukaan zat
cair tidak sama
rata
Salah satu pipa
dalam bejana
tersebut pipa
kapiler.
Tahapan
Diskusi dan
Penjelasan
Konsep Sebagai
bagian penutup.
(20 Menit)
Guru memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang
baik.
Peserta didik (dibimbing
oleh guru) berdiskusi untuk
membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas
rumah berupa latihan soal.
137
H. Sumber Belajar:
1. Buku TIM Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta:
Erlangga
2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain.
3. Lingkungan belajar: sekolah (kelas, laboratorium, perpustakaan), dan
luar sekolah (perpustakaan umum, warnet).
I. Penilaian Hasil Pembelajaran:
1. Penilaian diambil dari cara siswa
2. Latihan dan tugas yang diberikan guru.
3. Serta berdasarkan tes hasil belajar pada akhir pembahasan konsep.
Jakarta, Januari 2010
Mengetahui,
Kepala MTs Islamiyah Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding M. Hartato
NIP : 196.411.122.009.101.001 NIP -
138
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4
Nama Sekolah : MTs Islamiyah
Kelas / Program : VIII/I
Mata Pelajaran : Fisika
Semester : Genap (2 / dua)
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
Tema : Tekanan
Pertemuan : 4 (Keempat)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-
hari
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator:
1. Mendeskripsikan hukum Pascal melalui percobaan sederhana serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa mampu memberikan interpretasi dari data hasil percobaan
kemudian menyimpulkannya. Serta dapat mengkomunikasikan hasil
percobaan tersebut baik secara lisan maupun tulisan
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Menyebutkan bunyi hukum Pascal.
2. Menjelaskan prinsip mesin penghasil gaya hidrolik.
3. Menyebutkan peralatan yang menggunakan prinsip mesin penghasil
gaya hidrolik.
E. Materi Pelajaran:
Tekanan Pada Zat Cair
A. Pendekatan & Matode Pembelajaran:
Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
Metode: Diskusi
B. Langkah Pembelajaran:
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Blaise Pascal
mengemukakan
suatu hukum yang
berlaku untuk zat
cair yang berbeda
dalam ruang tertutup
yang
berbunyi:Tekanan
yang diberikan
kepada zat cair di
dalam ruang
tertutup diteruskan
kesegala arah
dengan sama besar
BA PP
B
B
A
A
A
F
A
F
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan siswa
diharapkan memahami
hukum pascal, serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Motivasi dan
Apersepsi
(15 Menit)
Prasyarat
Pengetahuan
Guru mengkondisikan lingkungan
belajar dengan mengajak siswa
untuk mengingat kembali percobaan
tekanan pada zat padat yang telah
dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.
Mengapa ketika berada di dalam air
kita merasakan sakit pada mata?
Sebutkan bunyi hukum Pascal
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
2. Blaise Pscal
mengemukakan
suatu hukum yang
berlaku untuk zat
cair yang berbeda
dalam ruang tertutup
yang
berbunyi:Tekanan
yang diberikan
kepada zat cair di
dalam ruang
tertutup diteruskan
kesegala arah
dengan sama besa
BA PP
B
B
A
A
A
F
A
F
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan siswa
diharapkan memahami
hukum pascal, serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan siswa
diharapkan memahami
hukum pascal, serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Tahapan Eksplorasi
(55 Menit)
Guru membimbing peserta didik
dalam pembentukan kelompok
Perwakilan dari tiap kelompok
diminta untuk mempersiapkan alat-
alat percobaan sederhana untuk
mengetahui Hukum Pascal
Guru mempresentasikan langkah
kerja untuk melakukan eksperimen
mengamati Percobaan sederhana
tentang hukum Pascal
Siswa menyiapkan
percobaan untuk
dipresentasikan dalam
pembelajaran.
Setiap kelompok
merumuskan data-data
hasil percobaan dan
mempresentasikan
hasil percobaannya di
depan kelas.
Peserta didik dalam
setiap kelompok
melakukan eksperimen
sesuai dengan langkah
kerja yang telah
dijelaskan oleh guru.
Siswa melakukan
diskusi untuk
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Blaise Pscal
mengemukakan
suatu hukum yang
berlaku untuk zat
cair yang berbeda
dalam ruang tertutup
yang
berbunyi:Tekanan
yang diberikan
kepada zat cair di
dalam ruang
tertutup diteruskan
kesegala arah
dengan sama besar
BA PP
B
B
A
A
A
F
A
F
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan siswa
diharapkan memahami
hukum pascal, serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan siswa
diharapkan memahami
hukum pascal, serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru memeriksa eksperimen yang
dilakukan peserta didik apakah
sudah dilakukan dengan benar atau
belum. Jika masih ada peserta didik
atau kelompok yang belum dapat
melakukannya dengan benar, guru
dapat langsung memberikan
bimbingan.
Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi kelompok secara
klasikal.
membahas hasil
percobaan setiap
kelompok dan
melakukan tanya
jawab antar tiap
kelompok.
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Guru menanggapi hasil diskusi
kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang
sebenarnya.
Guru memberikan beberapa soal
menentukan hukum Pascal untuk
dikerjakan oleh peserta didik.
Guru mengoreksi jawaban peserta
didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih ada peserta didik
yang belum dapat menjawab dengan
benar, guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
3. Berdasarkan percobaan
yang dilakukan siswa
diharapkan memahami
hukum pascal, serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Tahapan relaksasi
dan penutup.
(20 Menit)
Guru memberikan kesimpulan atau
rangkuman hasil diskusi.
Guru memberikan tes untuk
mengukur hasil belajar siswa
sebagai hasil pembelajaran inkuiri.
Siswa mendengarkan
dan mencatat hasil
tersebut.
Siswa mengerjakan tes
hasil belajar tersebut
tentang perpindahan
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
kalor.
145
C. Sumber Belajar:
1. Buku sumber Fisika SMA untuk kelas X, Marthen Kanginan,
Jakarta: Erlangga
2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain.
D. Penilaian Hasil Pembelajaran:
1. Kognitif: tes tertulis berupa tes pilihan ganda
2. Afektif: berupa lembar observasi rating scale untuk konsep diri
siswa
Jakarta, Januari 2010
Mengetahui,
Kepala MTs Islamiyah Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding M. Hartato
NIP : 196.411.122.009.101.001 NIP -
146
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 5
Nama Sekolah : MTs Islamiyah
Kelas / Program : VIII/I
Mata Pelajaran : Fisika
Semester : Genap (2 / dua)
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
Tema : Hukum Archimedes
Pertemuan : 5 (Lima)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-
hari
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator:
1. Mendeskripsikan hukum hukum Archimedes melalui percobaan
sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa mampu memberikan interpretasi dari data hasil percobaan
kemudian menyimpulkannya. Serta dapat mengkomunikasikan hasil
percobaan tersebut baik secara lisan maupun tulisan
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Menyebutkan bunyi hukum Archimedes.
2. Menyelidiki dan menentukan besar gaya angkat.
3. Menjelaskan konsep tenggelam, melayang, dan terapung.
4. Menjelaskan pengaruh massa jenis pada peristiwa tenggelam,
melayang, dan terapung.
5. Menyebutkan pemanfaatan gaya Archimedes dalam kehidupan sehari-
hari.
147
E. Materi Pelajaran:
Tekanan Pada Zat Cair (hukum Archimedes)
F. Pendekatan & Matode Pembelajaran:
Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
Metode: Diskusi
G. Langkah Pembelajaran:
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. 1. Hukum Archimedes
menjelaskan: Suatu
benda yang
dicelupkan sebagian
atau seluruhnya ke
dalam zat cair akan
mengalami gaya ke
atas yang besarnya
sama dengan berat
berat zat cair yang
pindahkan oleh
benda tersebut.dapat
dirumuskan:
gVFA ..
2. Untuk benda yang
dimasukan ke dalam
zat cair mengalami
terapung, tenggelam,
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan siswa
diharapkan memahami
hukum Archimedes,
serta penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari..
Motivasi dan
Apersepsi
(10 Menit)
Prasyarat
Pengetahuan
Guru mengkondisikan lingkungan
belajar dengan mengajak siswa
untuk mengingat kembali percobaan
hukum Pascal yang telah dilakukan
pada pertemuan sebelumnya.
Bagaimana kalau kamu berjalan di
dalam air kolam terasa lebih ringan
atau justru lebih berat?
mengapa sewaktu berenang kamu
dapat mengambang, melayang, atau
tenggelam
Sebutkan bunyi hukum Archimedes
Bagaimana konsep suatu benda
dikatakan tenggelam, melayang, dan
terapung?
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
dan melayang:
cairzatbenda
cairzatbenda
cairzatbenda
2. 1. Hukum Archimedes
menjelaskan: Suatu
benda yang
dicelupkan sebagian
atau seluruhnya ke
dalam zat cair akan
mengalami gaya ke
atas yang besarnya
sama dengan berat
berat zat cair yang
pindahkan oleh
benda tersebut.dapat
dirumuskan:
gVFA ..
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan siswa
diharapkan memahami
hukum Archimedes,
serta penerapannya
Tahapan Eksplorasi
(35 Menit)
Guru membimbing peserta didik
dalam pembentukan kelompok
Perwakilan dari tiap kelompok
diminta untuk mempersiapkan alat-
alat percobaan sederhana untuk
mengetahui Hukum Archimedes
Guru mempresentasikan langkah
kerja untuk melakukan eksperimen
mengamati Percobaan sederhana
tentang hukum Archimedes
Siswa menyiapkan
percobaan untuk
dipresentasikan dalam
pembelajaran.
Setiap kelompok
merumuskan data-data
hasil percobaan dan
mempresentasikan
hasil percobaannya di
depan kelas.
Peserta didik dalam
setiap kelompok
melakukan eksperimen
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
2. Untuk benda yang
dimasukan ke dalam
zat cair mengalami
terapung, tenggelam,
dan melayang:
cairzatbenda
cairzatbenda
cairzatbenda
1. Hukum Archimedes
menjelaskan: Suatu
benda yang
dicelupkan sebagian
atau seluruhnya ke
dalam zat cair akan
mengalami gaya ke
atas yang besarnya
sama dengan berat
dalam kehidupan
sehari-hari..
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan siswa
diharapkan memahami
hukum Archimedes,
serta penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari..
Guru memeriksa eksperimen yang
dilakukan peserta didik apakah
sudah dilakukan dengan benar atau
belum. Jika masih ada peserta didik
atau kelompok yang belum dapat
melakukannya dengan benar, guru
dapat langsung memberikan
sesuai dengan langkah
kerja yang telah
dijelaskan oleh guru.
Siswa melakukan
diskusi untuk
membahas hasil
percobaan setiap
kelompok dan
melakukan tanya
jawab antar tiap
kelompok.
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
berat zat cair yang
pindahkan oleh
benda tersebut.dapat
dirumuskan:
gVFA ..
2. Untuk benda yang
dimasukan ke dalam
zat cair mengalami
terapung, tenggelam,
dan melayang:
cairzatbenda
cairzatbenda
cairzatbenda
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan siswa
diharapkan memahami
hukum Archimedes,
serta penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari..
bimbingan.
Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi kelompok secara
klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi
kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang
sebenarnya.
Guru memberikan beberapa soal
menentukan hukum Pascal untuk
dikerjakan oleh peserta didik.
Guru mengoreksi jawaban peserta
didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih ada peserta didik
yang belum dapat menjawab dengan
benar, guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
3. Tahapan relaksasi
dan penutup.
(45 Menit)
Guru memberikan kesimpulan atau
rangkuman hasil diskusi.
Guru memberikan tes untuk
mengukur hasil belajar siswa
sebagai hasil pembelajaran inkuiri.
Siswa mendengarkan
dan mencatat hasil
tersebut.
Siswa mengerjakan tes
hasil belajar tersebut.
155
H. Sumber Belajar:
1. Buku sumber Fisika SMA untuk kelas X, Marthen Kanginan, Jakarta:
Erlangga
2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran:
1. Kognitif: tes tertulis berupa tes pilihan ganda
2. Afektif: berupa lembar observasi rating scale untuk konsep diri siswa
Jakarta, Januari 2010
Mengetahui,
Kepala MTs Islamiyah Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding M. Hartato
NIP: 196.411.122.009.101.001 NIP -
156
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 6
Nama Sekolah : MTs Islamiyah
Kelas / Program : VIII/I
Mata Pelajaran : Fisika
Semester : Genap (2 / dua)
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
Tema : Tekanan Udara
Pertemuan : 6 (Keenam)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-
hari
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator:
1. Siswa mampu merumuskan tekanan pada udara (Atmosfir)
2. Siswa mampu memberikan interpretasi dari data hasil percobaan
kemudian menyimpulkannya. Serta dapat mengkomunikasikan hasil
percobaan tersebut baik secara lisan maupun tulisan
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Mendemontrasikan adanya tekanan udara.
2. Mengukur tekanan udara.
3. Menyebutkan jenis-jenis barometer.
4. Menjelaskan hubungan antara ketinggian suatu tempat dengan
perbedaan tekanan udara.
E. Materi Pelajaran:
Hukum Torriceli
157
F. Pendekatan & Matode Pembelajaran:
Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
Metode: Diskusi
G. Langkah Pembelajaran:
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. 1. Evangelista Torricelli
dalam percobaannya
cmHgatmosfer 761
2. Setiap kenaikan 10 m
dari permukaan air laut
tekanan udara
berkurang 1 mmHg
Berdasarkan
percobaan yang
dilakukan pada
pertemuan
sebelumnya. siswa
dapat menjelaskan,
mengukur tekanan
udara, menyebutkan
macam-macam
barometer,
hubungan antara
ketinggian suatu
tempat dengan
perbedaan tekanan
udara, sesuai
dengan hasil
percobaan.
Motivasi dan
Apersepsi
(15 Menit)
Prasyarat
Pengetahuan
Guru mengkondisikan lingkungan
belajar dengan mengajak siswa
untuk mengingat kembali percobaan
hukum Archimedes yang telah
dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.
Mengapa di wilayah dataran tinggi
kadar oksigennya menipis?
Bagaimana hubungan antara
ketinggian suatu tempat dengan
perbedaan tekanan udara
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
2. 1. Evangelista Torricelli
dalam percobaannya
cmHgatmosfer 761
2. Setiap kenaikan 10 m
dari permukaan air
laut tekanan udara
berkurang 1 mmHg
Berdasarkan
percobaan yang
dilakukan pada
pertemuan
sebelumnya. siswa
dapat menjelaskan,
mengukur tekanan
udara, menyebutkan
macam-macam
barometer,
hubungan antara
ketinggian suatu
tempat dengan
perbedaan tekanan
udara, sesuai
dengan hasil
percobaan
Tahapan Eksplorasi
(55 Menit)
Guru membimbing peserta didik
dalam pembentukan kelompok
Perwakilan dari tiap kelompok
diminta untuk mempersiapkan alat-
alat percobaan sederhana untuk
mengetahui tekanan udara
Guru mempresentasikan langkah
kerja untuk melakukan eksperimen
mengamati Percobaan sederhana
tentang tekanan udara
Siswa menyiapkan
percobaan untuk
dipresentasikan dalam
pembelajaran.
Setiap kelompok
merumuskan data-data
hasil percobaan dan
mempresentasikan
hasil percobaannya di
depan kelas.
Peserta didik dalam
setiap kelompok
melakukan eksperimen
sesuai dengan langkah
kerja yang telah
dijelaskan oleh guru.
Siswa melakukan
diskusi untuk
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Evangelista
Torricelli dalam
percobaannya
cmHgatmosfer 761
2. Setiap kenaikan
10 m dari
permukaan air
laut tekanan
udara berkurang
1 mmHg
Berdasarkan
percobaan yang
dilakukan pada
pertemuan
sebelumnya. siswa
dapat menjelaskan,
mengukur tekanan
udara, menyebutkan
macam-macam
Guru memeriksa eksperimen yang
dilakukan peserta didik apakah
sudah dilakukan dengan benar atau
belum. Jika masih ada peserta didik
atau kelompok yang belum dapat
melakukannya dengan benar, guru
dapat langsung memberikan
bimbingan.
Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi kelompok secara
klasikal.
membahas hasil
percobaan setiap
kelompok dan
melakukan tanya
jawab antar tiap
kelompok.
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Evangelista
Torricelli dalam
percobaannya
cmHgatmosfer 761
2. Setiap kenaikan
10 m dari
permukaan air
laut tekanan
udara berkurang
1 mmHg
barometer,
hubungan antara
ketinggian suatu
tempat dengan
perbedaan tekanan
udara, sesuai
dengan hasil
percobaan
Guru menanggapi hasil diskusi
kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang
sebenarnya.
Guru memberikan beberapa soal
menentukan hukum Pascal untuk
dikerjakan oleh peserta didik.
Guru mengoreksi jawaban peserta
didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih ada peserta didik
yang belum dapat menjawab dengan
benar, guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
3. Tahapan relaksasi
dan penutup.
(20 Menit)
Guru memberikan kesimpulan atau
rangkuman hasil diskusi.
Guru memberikan tes untuk
mengukur hasil belajar siswa
sebagai hasil pembelajaran inkuiri.
Siswa mendengarkan
dan mencatat hasil
tersebut.
Siswa mengerjakan tes
hasil belajar tersebut
tentang hukum
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Toricelli (tekanan
Atmosfir)
164
H. Sumber Belajar:
1. Buku sumber Fisika SMA untuk kelas X, Marthen Kanginan,
Jakarta: Erlangga
2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran:
1. Kognitif: tes tertulis berupa tes pilihan ganda
2. Afektif: berupa lembar observasi rating scale untuk konsep diri
siswa
Jakarta, Januari 2010
Mengetahui,
Kepala MTs Islamiyah Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding M. Hartato
NIP: 196.411.122.009.101.001 NIP -
165
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 7
Nama Sekolah : MTs Islamiyah
Kelas / Program : VIII/I -
Mata Pelajaran : Fisika
Semester : Genap (2 / dua)
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
Tema : Hukum Boyle
Pertemuan : 2 (Ketujuh)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-
hari
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator:
1. Siswa mampu merumuskan tekanan pada ruang tertutup
2. Siswa mampu memberikan interpretasi dari data hasil percobaan
kemudian menyimpulkannya. Serta dapat mengkomunikasikan hasil
percobaan tersebut baik secara lisan maupun tulisan
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan tekanan gas dalam ruang tertutup.
E. Materi Pelajaran:
Hukum Boyle
F. Pendekatan & Matode Pembelajaran:
Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
Metode: Diskusi
G. Langkah Pembelajaran:
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. 1. Hukum Boyle
berbunyi: Hasil kali
tekanan dan Volume
gas tertutup adalah
tetap;
CVxP
2. Jika gas ruang
tertutup mengalami
perubahan volume
pada suhu tetap,
maka berlaku rumus:
2211 VxPVxP
Berdasarkan
percobaan yang
dilakukan pada
pertemuan
sebelumnya siswa
dapat memahami
hukum boyle serta
aplikasinya dalam
kehidupan sehari-
hari .sesuai dengan
hasil percobaan.
Motivasi dan
Apersepsi
(10Menit)
Prasyarat
Pengetahuan
Guru mengkondisikan lingkungan
belajar dengan mengajak siswa
untuk mengingat kembali percobaan
tekanan udara yang telah dilakukan
pada pertemuan sebelumnya.
Ban sepeda yang sudah lama tidak di
pompa akan kempis juga walaupun
tidak bocor. Tahukah kamu,
mengapa hal itu terjadi? Kemana
udara dalam ban pergi?
Sebutkan bunyi hukum Boyle
2. 1. Hukum Boyle
berbunyi: Hasil kali
tekanan dan Volume
gas tertutup adalah
tetap;
Berdasarkan
percobaan yang
dilakukan pada
pertemuan
sebelumnya siswa
dapat memahami
Tahapan Eksplorasi
(50 Menit)
Guru membimbing peserta didik
dalam pembentukan kelompok
Perwakilan dari tiap kelompok
diminta untuk mempersiapkan alat-
alat percobaan sederhana untuk
mengetahui Hukum Boyle
Siswa menyiapkan
percobaan untuk
dipresentasikan dalam
pembelajaran.
Setiap kelompok
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
CVxP
2. Jika gas ruang
tertutup mengalami
perubahan volume
pada suhu tetap,
maka berlaku rumus:
2211 VxPVxP
hukum boyle serta
aplikasinya dalam
kehidupan sehari-
hari .sesuai dengan
hasil percobaan
Berdasarkan
percobaan yang
dilakukan pada
pertemuan
sebelumnya siswa
dapat memahami
hukum boyle serta
aplikasinya dalam
kehidupan sehari-
hari .sesuai dengan
hasil percobaan
Berdasarkan
Guru mempresentasikan langkah
kerja untuk melakukan eksperimen
mengamati Percobaan sederhana
tentang hukum Boyle
merumuskan data-data
hasil percobaan dan
mempresentasikan
hasil percobaannya di
depan kelas.
Peserta didik dalam
setiap kelompok
melakukan eksperimen
sesuai dengan langkah
kerja yang telah
dijelaskan oleh guru.
Siswa melakukan
diskusi untuk
membahas hasil
percobaan setiap
kelompok dan
melakukan tanya
jawab antar tiap
kelompok.
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Hukum Boyle
berbunyi: Hasil kali
tekanan dan Volume
gas tertutup adalah
tetap;
CVxP
2. Jika gas ruang
tertutup mengalami
perubahan volume
pada suhu tetap,
maka berlaku rumus:
percobaan yang
dilakukan pada
pertemuan
sebelumnya siswa
dapat memahami
hukum boyle serta
aplikasinya dalam
kehidupan sehari-
hari .sesuai dengan
hasil percobaan
Berdasarkan
percobaan yang
dilakukan pada
pertemuan
sebelumnya siswa
dapat memahami
hukum boyle serta
Guru memeriksa eksperimen yang
dilakukan peserta didik apakah
sudah dilakukan dengan benar atau
belum. Jika masih ada peserta didik
atau kelompok yang belum dapat
melakukannya dengan benar, guru
dapat langsung memberikan
bimbingan.
Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi kelompok secara
klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi
kelompok peserta didik dan
No Definisi Konsep Indikator Pemahaman
Konsep
Tahap
Pembelajaran dan
Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
2211 VxPVxP
aplikasinya dalam
kehidupan sehari-
hari .sesuai dengan
hasil percobaan
Berdasarkan
percobaan yang
dilakukan pada
pertemuan
sebelumnya siswa
dapat memahami
memberikan informasi yang
sebenarnya.
Guru memberikan beberapa soal
menentukan hukum Pascal untuk
dikerjakan oleh peserta didik.
Guru mengoreksi jawaban peserta
didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih ada peserta didik
yang belum dapat menjawab dengan
benar, guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
3. hukum boyle serta
aplikasinya dalam
kehidupan sehari-
hari .sesuai dengan
hasil percobaan
Tahapan relaksasi
dan penutup.
(30 Menit)
Guru memberikan kesimpulan atau
rangkuman hasil diskusi.
Guru memberikan tes untuk
mengukur hasil belajar siswa
sebagai hasil pembelajaran inkuiri.
Siswa mendengarkan
dan mencatat hasil
tersebut.
Siswa mengerjakan tes
hasil belajar tersebut
tentang hukum Boyle
172
H. Sumber Belajar:
1. Buku sumber Fisika SMA untuk kelas X, Marthen Kanginan,
Jakarta: Erlangga
2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran:
1. Kognitif: tes tertulis berupa tes pilihan ganda
2. Afektif: berupa lembar observasi rating scale untuk konsep diri
siswa
Jakarta, Januari 2010
Mengetahui,
Kepala MTs Islamiyah Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding M. Hartato
NIP: 196.411.122.009.101.001 NIP -
173
LAMPIRAN 3 173
Hari / Tanggal : ...................................
Kelompok : ...................................
Nama Anggota : 1. ............................... 5. ........................................
2. ............................... 6. ........................................
3. ............................... 7. ........................................
4. ............................... 8. ........................................
Konsep : Tekanan
Sub Konsep : Tekanan Pada Zat Cair
Waktu : 45 Menit
Cobalah berjalan dengan sepatu di atas tanah yang lembek.
Apa yang kamu lihat pada bagian tanah bekas sepatumu?
Bagaimana apabila ukuran dan bentuk sepatu yang kamu gunakan
untuk menginjak tanah tersebut berbeda-beda?
Untuk melihat hubungan antara luas permukaan bidang yang
ditekan dan massa benda terhadap tekanan, eksperimen berikut
dapat membantumu.
LEMBAR KERJA SISWA
KEGIATAN PERCOBAAN LUAS PERMUKAAN
DAN TEKANAN
MTs Islamiyah Ciputat
LAMPIRAN 3 174
Tujuan
Menyelidiki pengaruh permukaan benda terhadap besarnya tekanan
Rumusan masalah
Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas.
1. ...................................................................................................................
2. ...................................................................................................................
3. ...................................................................................................................
Alat dan Bahan
1. 2 buah lilin mainan/ plastisin
2. 2 buah uang logam seribu rupaih
3. Penggaris
Langkah Kerja
1. letakan 2 plastisin diatas meja
praktek/lantai yang sudah diberi alas.
2. Letakan 1 buah uang logam diatas
plastisin A dengan posisi
horizontal/kelihatan permukaan salah satu
ujungnya.
3. Letakan uang logam berikutnya diatas
plastisin B posisi berdiri (vertikal) terlihat
dua permukannnya dari samping kiri dan
kanan ?
4. Tekanlah kedua uang logam diatas plastisin dengan besar
tekanan yang sama.
5. Ukurlah lekukan manakah yang lebih dalam? Plastisin A atau B?
6. mengapa terjadi demikian? Berikan kesimpulan percobaan di atas?
1 Percobaan
LAMPIRAN 3 175
Hasil Pengamatan
Tuliskan hasil percobaanmu dalam tabel di bawah ini!
No Peristiwa Luas Bidang tekan
cm)
1. Logam A ……
2. Logam B ……
Pembahasan
Dari hasil percobaan, apakah yang dapat dibahas dari data hasil pengamatan
yang kalian peroleh.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Isilah Pertanyaan Dibawah ini !
1. Mengapa logam A memberikan tekanan lebih kecil dibanding logam B?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Dari percobaan tersebut faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
besarnya tekanan ?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
LAMPIRAN 3 176
Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan di atas, apa yang dapat kamu simpulkan.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Selamat Bekerja
LAMPIRAN 3 177
Hari / Tanggal : ...................................
Kelompok : ...................................
Nama Anggota : 1. ............................... 5. ........................................
2. ............................... 6. ........................................
3. ............................... 7. ........................................
4. ............................... 8. ........................................
Konsep : Tekanan
Sub Konsep : Berat benda dan Tekanan
Waktu : 45 Menit
Pernahkah kamu melihat atlet lopmat jauh? Pada saat atlet
lompat jauh jatuh pada pasir tumpuan terjadilah perubahan pada
bak pasir. Pasir yang sebelumnya tertata rapih menjadi
berserakan. Hal tersebut akibat tekanan atlet. Samakah
akibatnya jika yang meloncat seorang atlet yang bertubuh lebih
besar?
LEMBAR KERJA SISWA
KEGIATAN PERCOBAAN BERAT BENDA DAN
TEKANAN
MTs Islamiyah Ciputat
LAMPIRAN 3 178
Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini kamu diharapkan dapat:
1. Menganalisis jenis perpindahan kalor secara konveksi yang terjadi dalam
percobaan.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju
perpindahan kalor secara konveksi.
Rumusan masalah
Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas.
1. ...................................................................................................................
2. ...................................................................................................................
Alat dan Bahan
1. Plastisin/tanah liat
2. Wadah
3. Kubus kayu dan kubus besi ( ukuran dan volumenya sama)
4. Mistar
Langkah Kerja
1. Memasukan tanah/plastisin kedalam wadah
hingga setebal 2 cm
2. Menjatuhkan kedua kubus dari ketinggian
yang sama di atas tanah liat.
3. Mengangkat kedua kubus dari tanah
liat/plastisin, kemudian mengukur
kedalaman pada tanah liat yang ditimbulkan
oleh jatuhan kedua kubus tersebut.
2 Percobaan
LAMPIRAN 3 179
Hasil Pengamatan
Jenis Kubus Kedalaman tanah (cm)
Kayu
Besi
Pembahasan
Dari hasil percobaan, apakah yang dapat dibahas dari data hasil pengamatan
yang kalian peroleh.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Isilah Pertanyaan Dibawah ini !
1. Kubus manakah yang menimbulkan kedalaman terbesar?mengapa?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Kesimpulan
Nyatakan kesimpulanmu tentang pengaruh massa benda terhadap besar
tekanan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Selamat Bekerja
LAMPIRAN 3 180
Hari / Tanggal : ...................................
Kelompok : ...................................
Nama Anggota : 1. ............................... 5. ........................................
2. ............................... 6. ........................................
3. ............................... 7. ........................................
4. ............................... 8. ........................................
Konsep : Tekanan
Sub Konsep : Tekanan Pada zat Cair
Waktu : 45 Menit
Pada saat kamu berenang di air? Pernahkah kamu mencoba
untuk meyelam? Apakah yang kamu rasakn? Kamu akan
merasakan adanya tekanan yang menekan tubuhmu dan telingamu
merasa kurang nyaman. Hal ini terjadi karena adanya gaya
gravitasi yang menarik zat cair ke bawah sehingga terdapat
tekanan. Untuk lebih memahami hal ini, eksperimen berikut
dapat membantumu.
LEMBAR KERJA SISWA
KEGIATAN PERCOBAAN TEKANAN PADA ZAT
CAIR
MTs Islamiyah Ciputat
LAMPIRAN 3 181
Tujuan
Menyelidiki pengaruh kedalaman air terhadap besarnya tekanan.
.
Rumusan masalah
Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas.
1. ..........................................................................................................
2. ..........................................................................................................
3. ..........................................................................................................
Alat dan Bahan
1. Botol bekas air aqua
2. botol air A (berbentuk tabung)
3. botol air B
4. Paku payung
5. pita isolasi (plester)
6. Air
7. Ember
Langkah Kerja
1. Dalam keadaan kosong, lubangi botol plastik aqua bekas minuman dengan
paku payung
2. Tutuplah lubang-lubang tersebut dengan pita isolasi (plester)
3. Isilah botol tersebut dengan air hingga tinggi permukaan air melebihi
tabung di aias ember.
4. Angkatlah botol tersebut
5. Lepaslah Pita isolasi secara serentak
6. Perhatikan pancaran air yang keluarmelalui lubang-lubang tersebut.
3 Percobaan
LAMPIRAN 3 182
Hasil Pengamatan
Buatlah hasil pengamatan kamu di bawah ini!
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Pembahasan
Dari hasil percobaan, apakah yang dapat dibahas dari data hasil pengamatan
yang kalian peroleh.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Isilah Pertanyaan Dibawah ini !
1. Dari percobaan tersebut tekanan terbesar ditujukan oleh lubang mana?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Bagaimana hubungan antar lubang A1 dengan A2?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Jika bentuk wadah A (botol aqua) diganti wadah B apakah tekananya
berbeda?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
LAMPIRAN 3 183
Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan di atas, apa yang dapat kamu simpulkan.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Selamat Bekerja
LAMPIRAN 3 184
Hari / Tanggal : ...................................
Kelompok : ...................................
Nama Anggota : 1. ............................... 5. ........................................
2. ............................... 6. ........................................
3. ............................... 7. ........................................
4. ............................... 8. ........................................
Konsep : Tekanan
Sub Konsep : Tekanan Pada Zat Cair ( Hukum Archimedes)
Waktu : 45 Menit
Bila kamu sedang berada di sungai/kolam isilah ember
dengan air. Angkat ember berisi air tersebut. Bagaimanakah
rasanya berat/ringan. Setelah itu angkat ember berisi air ke
darat dan jingjinglah. Apa yang kamu rasakan?
LEMBAR KERJA SISWA
KEGIATAN PERCOBAAN HUKUM ARCHIMEDES
(TENGGELAM, TERAPUNG DAN MELAYANG
MTs Islamiyah Ciputat
LAMPIRAN 3 185
Tujuan
Menyelidiki peristiwa tenggelam, melayang dan terapung
Rumusan masalah
Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas.
1. ...................................................................................................................
2. ...................................................................................................................
3. ...................................................................................................................
Alat dan Bahan
1. 3 buah gelas yang bentuknya sama
2. 3 buah telur ayam
3. garam dapur
4. Air
Langkah Kerja
1. Letakan ke tiga gelas masing-masing A, B,
dan C
2. Masukan air secukupnya (setengah isi
gelas) ke dalam tiga wadah tersebut
3. Masukan garam ke wadah B sampai
berbentuk encer
4. Masukan garam ke wadah C sampai
berbentuk pekat
5. Masukan ketiga telur yam tersebut ke dalam wadah A, B, dan C
6. Perhatikanlah percobaan diatas
1 Percobaan
LAMPIRAN 3 186
Hasil Pengamatan
Tuliskan hasil percobaanmu dalam tabel di bawah ini!
Wadah Air Peristiwa (tenggelam,
melayang, terapung)
A Air
B Garam encer
C Garam pekat
Pembahasan
Dari hasil percobaan, apakah yang dapat dibahas dari data hasil pengamatan
yang kalian peroleh.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Isilah Pertanyaan Dibawah ini !
1. Apa yang terjadi pada telur A, tuliskan persamannya seuai Hukum
archimedes
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Apa yang terjadi pada telur B, tuliskan persamannya seuai Hukum
archimedes
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
LAMPIRAN 3 187
3. Apa yang terjadi pada telur C, tuliskan persamannya seuai Hukum
archimedes
.......................................................................................................................
Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan di atas, apa yang dapat kamu simpulkan.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Selamat Bekerja
LAMPIRAN 3 188
Hari / Tanggal : ...................................
Kelompok : ...................................
Nama Anggota : 1. ............................... 5. ........................................
2. ............................... 6. ........................................
3. ............................... 7. ........................................
4. ............................... 8. ........................................
Konsep : Tekanan
Sub Konsep : Hukum Pascal
Waktu : 45 Menit
Di rumahmu mungkin ada alat penyemprot serangga.
Ketika cairan dalam semprotan diberi gaya maka molekul-
molekul cairan akan meneruskan tekanan kesegala arah dengan
sama besar.
LEMBAR KERJA SISWA
KEGIATAN PERCOBAAN HUKUM PASCAL
MTs Islamiyah Ciputat
LAMPIRAN 3 189
Tujuan
Membuktikan bahwa tekanan air sama besar kesegala arah.
Rumusan masalah
Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas.
1. ..............................................................................................................
2. ....................................................................................................
Alat dan Bahan
1. pipa paralon ( satu ujung tertutup)
2. Penghisap dari gabus
3. tongkat pendorong
4. Isolasi
5. Air
Langkah Kerja
1. Menyiapkan pipa paralon yang salah
satu ujungnya tertutup
2. membuat beberapa lubang kecil dekat
ujung bagian ujungnya seperti pada
gambar
3. melengkapi pipa dengan sebuah
penghisap dari gabus dan tongkat
pendorong seperti sebuah pompa
4. menutup lubang-lubang kecil dengan
isolasi kemudian mengisi pipa dengan
air
2 Percobaan
LAMPIRAN 3 190
5. menekan tongkat pendorong sehingga
gabus akan meneruskan tekanan ke
dalam air dan melepaskan isolasi
penutup lubang
6. mengamati semburan air yang terjadi.
Kesimpulan
Nyatakan kesimpulanmu tentang eksperimen ini.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Selamat Bekerja
LAMPIRAN 3 191
Hari / Tanggal : ...................................
Kelompok : ...................................
Nama Anggota : 1. ............................... 5. ........................................
2. ............................... 6. ........................................
3. ............................... 7. ........................................
4. ............................... 8. ........................................
Konsep : Tekanan
Sub Konsep : Tekanan Udara
Waktu : 45 Menit
Mengapa hidung kita dapat mengeluarkan darah ketika
berada di tempat yang tinggi (pegunungan)?
LEMBAR KERJA SISWA
KEGIATAN PERCOBAAN TEKANAN GAS
MTs Islamiyah Ciputat
LAMPIRAN 3 192
Tujuan
Menyelidiki pengaruh tekanan udara (gas)
.
Rumusan masalah
Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas.
1. .............................................................................................................
2. ....................................................................................................
3. ....................................................................................................
Alat dan Bahan
1. Gelas
2. Karton
3. Air
Langkah Kerja
1. Isilah gelas dengan air sampai penuh
2. Tutup rapat-rapat dengan karton
3. Peganglah karton dengan kuat kemudian botol di balik
4. Lepaskan pegangan tangan terhadap karton
5. amati yang terjadi
Hasil Pengamatan
Buatlah hasil pengamatan kamu di bawah ini!
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3 Percobaan
LAMPIRAN 3 193
Pembahasan
Dari hasil percobaan, apakah yang dapat dibahas dari data hasil pengamatan
yang kalian peroleh.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan di atas, apa yang dapat kamu simpulkan.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Selamat Bekerja
LAMPIRAN 4
194
Kisi-kisi Instrumen Konsep diri
No
Faktor
Aspek
Sikap Indikator Sikap
No
Item
Positif
No
Item
Negatif
Jumlah
Item
Internal Identitas
diri
1. Saya adalah seorang
yang pandai dalam
pelajaran fisika
2. Saya adalah seorang
yang rajin dalam
pelajaran fisika
3. Saya adalah seorang
yang sungguh-sungguh
dalam pelajaran fisika
4. Saya seorang yang
periang
5. Saya seorang yang
beruntung
1
2
3
49
50
5
Internal
6. Saya adalah seeorang
yang bodoh
7. Saya adalah seorang
yang pemalas
8. Saya adalah seorang
yang kurang serius
9. Saya seorang yang
pemurung
10. Saya seorang yang
beruntung (gagal)
7
8
9
55
56
5
Internal Diri
pelaku
1. Saya dapat belajar
dengan baik
2. Orang tua saya bangga
terhadap prestasi saya
3. Saya yakin dengan
kemampuan diri sendiri
4. Saya seorang pembaca
yang baik
5. Saya seorang yang
patuh di rumah
4
5
6
51
52
5
6. Saya sulit belajar
dengan tekun
7. Orang tua acuh saja
terhadap kemajuan yang
saya capai
8. Saya merasa ragu
dengan kemampuan
saya
13
14
15
5
LAMPIRAN 4
195
No
Faktor
Aspek
Sikap Indikator Sikap
No
Item
Positif
No
Item
Negatif
Jumlah
Item
9. Saya seorang yang
malas membaca
10. Saya seorang
pembangkang dirumah
57
58
Eksternal Diri
penilai
1. Saya merasa
berperilaku baik dalam
kehidupan
2. Teman-teman suka
sama saya
3. Orang tua bangga
terhadap cara belajar
saya
4. Saya merasa seorang
yang berguna
5. Saya merasa akan
menjadi orang penting
dalam kehidupan saya
10
11
12
53
54
5
6. Saya merasa sebagai
orang yang kurang baik
7. Teman-teman
membenci saya
8. Orang tua tidak peduli
terhadap hasil belajar
saya
16
17
18
5
9. Saya merasa sebagai
orang yang tidak
berguna
10. Saya merasa akan
menjadi orang yang
terlupakan dalam
kehidupan saya
59
60
Eksternal Diri
fisik
1. Saya memiliki tubuh
yang sehat
2. Saya seorang yang
menarik
3. Saya menjaga
kesehatan sebaik-
baiknya dengan rajin
berolahraga
19
20
21
3
LAMPIRAN 4
196
No
Faktor
Aspek
Sikap Indikator Sikap
No
Item
Positif
No
Item
Negatif
Jumlah
Item
4. Saya sering sakit-
sakitan
5. Saya seorang yang
kurang menarik
Saya malas untuk
berolahraga
25
26
27
3
Eksternal
Diri
etik-
moral
1. Saya seorang yang
mudah percaya
2. Saya adalah seorang
yang jujur
3. Saya adalah seorang
yang bertanggung
jawab
22
23
24
3
4. Saya seorang yang
kurang dapat dipercaya
5. Saya seorang yang
tidak jujur
6. Saya adalah seorang
yang kurang
bertanggung jawab.
28
29
30
3
Eksternal
Diri
pribadi
1. Saya seorang yang
percaya diri
2. Saya seorang yang
gembira
3. Saya adalah seorang
yang rajin belajar
31
32
33
3
4. Saya seorang yang suka
bersedih dan pemurung
5. Saya seorang yang
malas belajar
41
42
Eksternal
Diri
keluarga
1. Saya yang di harapkan
oleh keluarga
2. Saya adalah seorang
yang penting bagi
teman-teman dan
keluarga
3. Hubungan saya dengan
teman-teman dan
keluarga memuaskan
34
35
36
3
LAMPIRAN 4
197
No
Faktor
Aspek
Sikap Indikator Sikap
No
Item
Positif
No
Item
Negatif
Jumlah
Item
4. Saya seorang yang di
abaikan oleh keluarga
5. Saya seorang yang
disisihkan oleh keluarga
dan teman-teman
Saya merasa kurang akrab
dengan teman-teman dan
keluarga
43
44
45
3
Eksternal
Diri
sosial
1. Saya seorang yang
populer diantara teman-
teman
2. Saya seorang yang
sangat toleran
(tenggang rasa)
3. Saya adalah seorang
yang mudah bergaul
dengan orang lain
37
38
39
3
4. Saya adalah seorang
yang tidak dikenal oleh
teman-teman
5. Saya seorang yang mau
menang sendiri
6. Saya seorang yang
sukar bergaul dengan
orang lain
46
47
48
3
Σ (Jumlah) 30 30 60
Lampiran 5
198
Blue Print Konsep Diri
No Faktor Indikator Positif Negatif Total
1 Internal a. Identitas diri
b. Diri Pelaku
c. Diri penilai
1,2,3,49,50
4,5,6,51,52
10,11,12,53,54
7,8,9,55,56
13,14,15,57,58
16,17,18,59,60
10
10
10
2 Eksternal a. Diri fisik
b. Diri etik-
moral
c. Diri Pribadi
d. Diri keluarga
e. Diri sosial
19,20,21
22,23,24,
31,32,33
34,35,36
37,38,39
25,26,27
28,29,30
40,41,42
43,44,45
46,47,48
6
6
6
6
6
Jumlah 30 30 60
Lampiran 5
199
I IDENTITAS :
Nama :
Jenis kelamin : Perempuan/Pria
Kelas :
II PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia pada setiap pertanyaan,
dengan memberi tanda silang (X) dengan ketentuan sebagai berikut
:
SS : Sangat sesuai dengan keadaan saya
S : Sesuai dengan keadaan saya
R : Sulit saya menentukan pilihan
TS : Tidak sesuai dengan keadaan saya
STS : Sangat tidak sesuai dengan keadaan saya
2. Jawaban yang anda berikan tidak ada yang benar atau salah
3. Pilihlah jawaban yang tepat menggambarkan keadaan diri anda
4. Usahakan semua nomor terjawab dan jangan ada yang terlewatkan
5. SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMAKASIH
Lampiran 5
200
ANGKET KONSEP DIRI
NO PERNYATAAN JAWABAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Saya pandai dalam pelajaran fisika
Saya rajin dalam pelajaran fisika
Saya sungguh-sungguh dalam pelajaran
fisika
Saya dapat belajar fisika dengan baik
Orang tua bangga terhadap hasil belajar
fisika saya
Saya yakin dengan kemampuan diri sendiri
Saya bodoh dalam pelajaran fisika
Saya seorang pemalas dalam pelajaran fisika
Saya tidak serius dalam pelajaran fisika
Saya merasa berperilaku baik dalam
kehidupan
Teman-teman suka sama saya dalam belajar
Orang tua bangga terhadap cara saya dalam
belajar
Saya sulit belajar fisika dengan tekun
Orang tua acuh saja (cuek) terhadap
kemajuan belajar yang saya capai
Saya ragu dengan kemampuan sendiri
Saya orang yang tidak baik
Teman-teman membenci saya
Orang tua tidak peduli terhadap hasil belajar
saya
Saya memiliki tubuh yang sehat
Saya seorang yang menarik
Saya menjaga kesehatan sebaik-baiknya
dengan rajin berolahraga
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
Lampiran 5
201
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Saya mudah percaya
Saya jujur
Saya seorang yang bertanggung jawab
Saya sering sakit
Saya seorang yang kurang menarik
Saya malas untuk berolahraga
Saya seorang yang tidak mudah percaya
Saya seorang yang tidak jujur
Saya seorang yang tidak bertanggung jawab
Saya percaya diri
Saya seorang yang gembira
Saya seorang yang rajin belajar
Saya diharapkan oleh keluarga
Saya seorang yang penting bagi teman-teman
dan keluarga
Hubungan saya dengan teman-teman dan
keluarga memuaskan
Saya seorang yang populer diantara teman-
teman
Saya seorang yang sangat toleran (tenggang
rasa)
Saya mudah bergaul dengan orang lain
Saya rendah diri
Saya suka bersedih dan pemurung
Saya malas belajar
Saya diabaikan oleh keluarga
Saya disisihkan oleh keluarga dan teman-
teman
Saya tidak akrab dengan teman-teman dan
keluarga
Saya tidak dikenal oleh teman-teman
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
Lampiran 5
202
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Saya mau menang sendiri
Saya sukar bergaul dengan orang lain
Saya seorang yang periang
Saya seorang yang beruntung
Saya pembaca yang baik
Saya seorang yang patuh di rumah
Saya merasa berguna
Saya merasa akan menjadi orang penting
dalam kehidupan saya
Saya seorang yang pemurung
Saya seorang yang tidak beruntung
Saya seorang yang malas membaca
Saya seorang pembantah dirumah
Saya orang yang tidak berguna
Saya menjadi orang yang terlupakan dalam
kehidupan saya
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
LAMPIRAN 6
203
LEMBAR UJI VALIDASI ISI / AHLI
INSTRUMEN KONSEP DIRI
Kesesuaian Pertanyaan Baik Cukup Kurang
Kesesuaian
Konsep
1) Apakah indikator-indikator yang
dipakai pada instrumen ini
mewakili aspek konsep diri yang
dipakai?
2) Apakah instrumen ini mencakup
konsep diri dari teori-teori yang
ada?
3) Apakah butir penilaian yang
digunakan instrumen ini
memenuhi pencapaian indikator
konsep diri?
Kesesuaian
Bahasa
1) Apakah bahasa yang digunakan
instrumen ini sudah cukup jelas?
2) Apakah bahasa yang digunakan
pada instrumen ini sudah efektif?
SARAN
Jakarta, ........................................
Dosen Pembimbing I
Drs.Hasian Pohan, M.Si
NIP.
LAMPIRAN 6
204
LEMBAR UJI VALIDASI ISI / AHLI
INSTRUMEN KONSEP DIRI
Kesesuaian Pertanyaan Baik Cukup Kurang
Kesesuaian
Konsep
1) Apakah indikator-indikator yang
dipakai pada instrumen ini
mewakili aspek konsep diri yang
dipakai?
2) Apakah instrumen ini mencakup
konsep diri dari teori-teori yang
ada?
3) Apakah butir penilaian yang
digunakan instrumen ini
memenuhi pencapaian indikator
konsep diri?
Kesesuaian
Bahasa
4) Apakah bahasa yang digunakan
instrumen ini sudah cukup jelas?
5) Apakah bahasa yang digunakan
pada instrumen ini sudah efektif?
SARAN
Jakarta, ........................................
Dosen Pembimbing II
Diah Mulhaytiah, M.Pd
NIP. 197903092008012016
LAMPIRAN 6
205
LEMBAR UJI VALIDASI ISI / AHLI
INSTRUMEN KONSEP DIRI
Kesesuaian Pertanyaan Baik Cukup Kurang
Kesesuaian
Konsep
1) Apakah indikator-indikator yang
dipakai pada instrumen ini
mewakili aspek konsep diri yang
dipakai?
2) Apakah instrumen ini mencakup
konsep diri dari teori-teori yang
ada?
3) Apakah butir penilaian yang
digunakan instrumen ini
memenuhi pencapaian indikator
konsep diri?
Kesesuaian
Bahasa
4) Apakah bahasa yang digunakan
instrumen ini sudah cukup jelas?
5) Apakah bahasa yang digunakan
pada instrumen ini sudah efektif?
SARAN
Jakarta, ........................................
Guru Fisika MTs Islamiyah
M. Hartato
NIP.-
Lampiran 7
TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
Respon den
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 4 5 4 5 5 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 5 2 4
2 2 4 2 4 2 4 5 5 2 4 5 4 2 5 5 5 5 5 4 4 2 4 5 4 5 4 2 4
3 2 3 2 3 4 4 4 2 2 3 4 4 2 3 2 2 3 4 5 4 2 4 3 4 3 2 1 4
4 2 4 3 3 4 5 5 5 3 4 4 3 2 5 3 5 5 5 4 3 4 3 5 5 5 3 4 2
5 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4
6 3 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 3 5 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4
7 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
8 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 2 4 4
9 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
10 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 5 4 3 4 3 5 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3
11 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 5 3 3 2 5 3 5 3
12 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3
13 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3
14 4 4 5 3 3 3 5 5 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 3 5 3 4 4 4 3 5 4
15 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3
16 2 1 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 3 4 3 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 5 4 3
17 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 4 5 3 2 2 3 3 5 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3
18 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 3 4 5 5 3 3 3 5 4 5 3
19 3 4 4 3 4 5 3 3 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3
20 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4
21 2 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4
22 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
23 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
24 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 5 4 3 3 2 2 1 1 5 3 4 4 3 4 4 4 3 3
Lampiran 7
TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
25 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 1 4 3 5 3 2 3 5 4 4 4 4 3
26 2 3 2 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 5 5 3 4 3 3 3 3 5 4 4 5
27 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 5 5 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4
28 3 4 4 4 3 3 1 3 2 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 5 3 4 4 3
29 3 4 2 2 2 5 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4
30 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
31 2 2 3 3 2 2 4 4 2 4 4 3 2 4 2 2 4 4 4 3 4 4 3 4 5 2 5 4
32 2 2 1 4 1 4 4 2 1 3 2 4 1 4 2 3 3 4 5 2 5 2 3 4 4 4 3
33 4 2 1 4 2 5 5 3 2 5 3 2 4 3 2 3 1 4 4 3 1 1 3 5 4 4 5 3
88 102
107
120
113
123
130
125
107
118
127
126
100
126
96 112
127
136
128
113
114
112
117
123
132
117
123
118
Skor Total
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
100% 100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Keterangan
29 34 36 40 38 41 43 42 36 39 42 42 33 42 32 37 42 45 43 38 38 37 39 41 44 39 41 39
Lampiran 7
TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 2 4 4 5 5 4 5 2 2 2 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 2 5 5 5 5 4 5 2 4 3 5 5 5 2 5 5 4 2 3 4 4 4 2
4 4 5 5 2 5 5 4 4 2 2 2 1 2 4 4 1 4 4 2 5 4 2 5 2 5 5
5 5 5 5 3 4 2 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 2 3 4 5 5
4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 5 4
4 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 3 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 3 3 3 4 4
3 2 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 2 4 4 2 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 3 3
3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 5 5 5 4 2 3 3 3 4 4 4 4
4 4 3 4 3 3 3 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4
4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 3 3 3 3 4 4
5 5 4 4 4 5 4 4 3 3 2 5 3 5 4 4 3 5 4 2 4 3 3 5 5 4 4
4 4 4 4 3 3 3 5 3 3 5 4 4 4 4 5 5 5 4 1 2 3 3 3 3 4 3
4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3
4 4 4 5 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4
3 3 5 4 3 4 4 4 4 3 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4
3 4 5 4 3 5 4 5 2 3 4 3 3 4 5 5 5 5 5 1 5 3 3 4 3 4 5
3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 5 5 4 2 4 2 4 3 3 4 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 5 5 4 3 3 4 3 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 3 4
4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4
4 4 4 5 4 5 5 4 5 2 2 4 4 4 4 5 5 5 2 2 4 4 3 4 4 4 4
Lampiran 7
TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
4 3 1 3 3 3 1 3 2 3 2 3 4 4 4 2 3 4 2 3 3 4 4 4 5
5 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4
5 5 3 3 5 3 3 3 2 3 3 2 5 5 4 4 5 5 5 2 3 3 3 5 3 4 5
4 4 4 5 3 5 3 3 3 3 5 3 4 3 5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4
4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 5 4 2 3 3 2 3 2 5
5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 4 4 3 4 5 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3
4 4 1 4 3 3 4 4 2 2 4 4 2 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 1 4 1
3 2 5 5 2 5 3 5 2 5 5 3 5 4 5 3 4 3 4 1 5 3 3 2 3 3 5
130 128 128 134 111 135 121 136 106 110 122 110 124 122 138 145 136 137 140 107 128 113 106 123 115 127 129
300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
43 43 43 45 37 45 40 45 35 37 41 37 41 41 46 48 45 46 47 36 43 38 35 41 38 42 43
Lampiran 7
TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
56 57 58 59 60 skor
Skor
Total 100% Nilai
4 4 4 4 4 232 300 100 77
4 2 4 4 5 233 300 100 78
2 1 1 1 1 185 300 100 62
5 5 5 5 5 250 300 100 83
5 5 5 5 5 247 300 100 82
5 4 5 5 5 247 300 100 82
4 4 3 4 4 216 300 100 72
4 5 5 5 5 239 300 100 80
4 4 4 4 4 227 300 100 76
4 4 4 3 4 208 300 100 69
4 4 4 3 3 208 300 100 69
4 4 4 4 5 225 300 100 75
4 4 4 5 4 227 300 100 76
4 5 5 5 4 234 300 100 78
3 3 5 4 4 215 300 100 72
4 4 3 4 5 236 300 100 79
3 3 3 4 5 202 300 100 67
3 5 5 5 4 228 300 100 76
5 3 4 5 5 225 300 100 75
3 4 4 4 4 212 300 100 71
Lampiran 7
TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
4 4 4 4 4 216 300 100 72
4 4 4 4 4 220 300 100 73
4 4 5 5 5 229 300 100 76
4 5 5 5 5 222 300 100 74
3 4 2 3 3 182 300 100 61
4 3 3 4 3 204 300 100 68
5 4 5 4 5 224 300 100 75
4 3 4 5 5 222 300 100 74
4 3 4 4 5 206 300 100 69
4 3 4 4 4 271 300 100 90
3 4 4 4 4 216 300 100 72
3 4 4 4 5 192 300 100 64
4 3 4 3 200 300 100 67
128 125 129 137 140
300 300 300 300 300
100 100 100 100 100
43 42 43 46 47
LAMPIRAN 8
302
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS, DAN SIMPANGAN BAKU
NILAI KONSEP DIRI SISWA
DATA KONSEP DIRI SISWA
77 75 76
78 76 74
62 78 61
83 72 68
82 79 75
82 67 74
72 76 69
80 75 90
76 71 72
69 72 64
69 73 67
Membuat daftar distribusi frekuensi:
1. Mengurutkan data yang diperoleh dari data yang terkecil
61 72 76
62 72 76
64 72 77
67 73 78
67 74 78
68 74 79
69 75 80
69 75 82
69 75 82
71 76 83
72 76 90
2. Menentukan rentang (range), dapat diketahui dengan jalan mengurangi data
yang terbesar dengan data terkecil
R = xt - xr
R = 90 - 61
R = 29
LAMPIRAN 8
303
3. Menentukan banyaknya jumlah kelas interval, dengan rumus Sturges
K = 1 + 3,3 . Log n
K = 1 + 3,3 . Log 33
K = 1 + 3,3 . 1,51
K = 6,01
K ≈ 6
4. Menentukan panjang kelas
p = R = 29
K 6
p = 4,83
p ≈ 5
5. Menyusun interval kelas dan membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel Distribusi Konsep Diri Siswa
No Kelas
Interval f Bb Ba
titik tengah f.x fk(a) fk(b) x² f.x²
F relatif
% x
1 61 - 65 3 60,5 65,5 63 189 33 3 3969 11907 9,09
2 66 - 70 6 65,5 70,5 68 408 30 9 4624 27744 18,8
3 71 - 75 11 70,5 75,5 73 803 24 20 5329 58619 33,3
4 76 - 80 8 75,5 80,5 78 624 13 28 6084 48672 24,2
5 81 - 85 3 80,5 85,5 83 249 5 31 6889 20667 9,09
6 86 - 90 2 85,5 90,5 88 176 2 33 7744 15488 6,06
Σ 33 2449 34639 183097 100
6. Menentukan mean
= ∑f.x = 2449 = 74,2
∑f 33
7. Menentukan median
8,73
2
1
Me
ifi
fkbn
Me
LAMPIRAN 8
304
0
2
4
6
8
10
12
Fre
ku
en
si
Ab
so
lut
63 68 73 78 83 88
Titik Tengah
Grafik Frekuensi Konsep Diri Siswa
8. Menetukan modus
5.73
Mo
ifbfa
faMo
9. Menentukan simpangan baku
4,6
22
SD
Xf
N
XfSD
LAMPIRAN 8
305
TABEL ANALISIS KETERCAPAIAN KONSEP DIRI SISWA
Identitas
Diri
Diri Pelaku
Diri
Penilai
Aspek
Subjek Skor ∑Skor % Skor ∑Skor % Skor ∑Skor %
1 35 50 70 38 50 76 44 50 88
2 32 50 64 36 50 72 45 50 90
3 31 50 62 27 50 54 29 50 58
4 40 50 80 39 50 78 45 50 90
5 41 50 82 43 50 86 42 50 84
6 41 50 82 40 50 80 44 50 88
7 39 50 78 36 50 72 36 50 72
8 34 50 68 43 50 86 43 50 86
9 36 50 72 38 50 76 38 50 76
10 34 50 68 35 50 70 37 50 74
11 32 50 64 36 50 72 33 50 66
12 39 50 78 37 50 74 37 50 74
13 37 50 74 34 50 68 38 50 76
14 42 50 84 36 50 72 42 50 84
15 33 50 66 35 50 70 37 50 74
16 32 50 64 36 50 72 45 50 90
17 32 50 64 30 50 60 37 50 74
18 37 50 74 36 50 72 38 50 76
19 38 50 76 35 50 70 40 50 80
20 36 50 72 34 50 68 38 50 76
21 32 50 64 35 50 70 36 50 72
22 31 50 62 38 50 76 37 50 74
23 38 50 76 40 50 80 41 50 82
24 35 50 70 37 50 74 35 50 70
25 33 50 66 32 50 64 29 50 58
26 31 50 62 32 50 64 34 50 68
27 39 50 78 36 50 72 40 50 80
28 32 50 64 35 50 70 42 50 84
29 35 50 70 32 50 64 37 50 74
30 41 50 82 40 50 80 45 50 90
31 30 50 60 31 50 62 37 50 74
32 25 50 50 30 50 60 33 50 66
33 34 50 68 28 50 56 31 50 62
Rata-rata
70,1 70,91
76,67
LAMPIRAN 8
306
TABEL ANALISIS KETERCAPAIAN KONSEP DIRI SISWA
Diri
Fisik
Diri Etik-Moral
Diri
Pribadi
Skor ∑Skor % Skor ∑Skor % Skor ∑Skor %
22 30 73 24 30 80 25 30 83
21 30 70 25 30 83 19 30 63
17 30 57 23 30 77 17 30 57
23 30 77 25 30 83 24 30 80
20 30 67 23 30 77 23 30 77
23 30 77 24 30 80 23 30 77
21 30 70 21 30 70 22 30 73
22 30 73 21 30 70 26 30 87
24 30 80 23 30 77 22 30 73
18 30 60 20 30 67 20 30 67
24 30 80 17 30 57 21 30 70
21 30 70 22 30 73 22 30 73
23 30 77 20 30 67 23 30 77
23 30 77 25 30 83 25 30 83
21 30 70 20 30 67 23 30 77
26 30 87 23 30 77 25 30 83
18 30 60 20 30 67 21 30 70
28 30 93 18 30 60 25 30 83
20 30 67 21 30 70 22 30 73
20 30 67 20 30 67 21 30 70
22 30 73 22 30 73 20 30 67
23 30 77 23 30 77 24 30 80
21 30 70 24 30 80 21 30 70
23 30 77 22 30 73 25 30 83
22 30 73 22 30 73 14 30 47
23 30 77 23 30 77 20 30 67
19 30 63 25 30 83 23 30 77
23 30 77 22 30 73 22 30 73
23 30 77 19 30 63 20 30 67
30 30 100 30 30 100 28 30 93
23 30 77 23 30 77 22 30 73
19 30 63 21 30 70 17 30 57
21 30 70 17 30 57 24 30 80
Rata-
rata 73
74 74
LAMPIRAN 8
307
TABEL ANALISIS KETERCAPAIAN KONSEP DIRI SISWA
Diri
Keluarga
Diri sosial
Skor ∑Skor % Skor Skor %
28 30 93 16 30 53
30 30 100 26 30 87
23 30 77 18 30 60
26 30 87 30 30 100
28 30 93 27 30 90
29 30 97 23 30 77
20 30 67 21 30 70
25 30 83 25 30 83
24 30 80 22 30 73
20 30 67 25 30 83
25 30 83 21 30 70
24 30 80 24 30 80
26 30 87 26 30 87
24 30 80 19 30 63
25 30 83 21 30 70
26 30 87 24 30 80
23 30 77 21 30 70
24 30 80 21 30 70
29 30 97 20 30 67
26 30 87 17 30 57
23 30 77 26 30 87
24 30 80 22 30 73
23 30 77 21 30 70
28 30 93 18 30 60
17 30 57 14 30 47
23 30 77 18 30 60
22 30 73 20 30 67
24 30 80 22 30 73
20 30 67 20 30 67
30 30 100 27 30 90
24 30 80 26 30 87
23 30 77 21 30 70
25 30 83 20 30 67
Rata-
rata 82
73
LAMPIRAN 8
308
Grafik Analisis Ketercapaian Konsep Diri Siswa
64,0066,0068,0070,0072,0074,0076,0078,0080,0082,0084,00
Iden
titas
Diri
Diri P
elak
u
Diri P
enila
i
Diri F
isik
Diri E
tik-m
oral
Diri P
ribad
i
Diri K
elua
rga
Diri S
osial
rata-rat
a
Indikator Konsep Diri
nil
ai
rata
-rata
Aspek Identitas Diri Diri Pelaku Diri
Penilai Diri
Fisik
Nilai rata-rata 70,12 70,91 76,67 73,43
Diri Etik-
moral Diri
Pribadi Diri
Keluarga Diri
Sosial rata-rata
73,54 73,64 81,92 72,93 74,14
LAMPIRAN 9
161
UJI NORMALITAS KONSEP DIRI
Uji normalitas variabel penelitian menggunakan uji liliefors dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Kolom Xi
Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar
2. Kolom Zi
Pada kolom ini diisi dengan angka-angka melalui perhitungan dengan rumus
SD
xXZi
3. Kolom Zt
Nilai Zt dikonsultasikan pada kurva normalitas
4. Kolom F(Zi)
Pada kolom ini diisi dengan mengacu pada ketentuan
Jika nilai Zi positif maka F(Zi) = 0.5 –Zt
Jika nilai Zi negatif maka F(Zi) = 0.5 + Zt
5. Kolom S (Zi)
Kolom ini dicantumkan nilai yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
S(Zi) = Nomor Responden : Jumlah Responden
6. Kolom F (Zi) – S (Zi)
Pada kolom ini dicantumkan harga nilai mutlak dari selisih F(Zi) – S(Zi)
7. Mencari L hitung
L hitung adalah jumlah terbesar dari selisih F(Zi) – S(Zi)
8. Mencari L tabel
L tabel diperoleh dari nilai tabel uji liliefors
L tabel untuk n = 33 pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 1566.033
886.0 .
9. Mengajukan hipotesis
Ho = jika Lhitung < Ltabel
Ha = jika Lhitung > Ltabel
LAMPIRAN 9
162
TABEL PENGUJIAN NORMALITAS KONSEP DIRI SISWA
No
Zi Zt F(Zi) S(Zi) [F(Zi) - S(Zi)]
1 61 -13,2 -2,06 0,4808 0,0192 0,03030 0,01110
2 62 -12,5 -1,96 0,4750 0,0250 0,06061 0,03561
3 64 -10,2 -1,59 0,4441 0,0559 0,09091 0,03501
4 67 -7,5 -1,18 0,3810 0,1190 0,12121 0,00221
5 67 -6,9 -1,07 0,3577 0,1423 0,15152 0,00922
6 68 -6,2 -0,97 0,3340 0,1660 0,18182 0,01582
7 69 -5,5 -0,86 0,3051 0,1949 0,21212 0,01722
8 69 -4,9 -0,76 0,2764 0,2236 0,24242 0,01882
9 69 -4,9 -0,76 0,2764 0,2236 0,27273 0,04913
10 71 -3,5 -0,55 0,2088 0,2912 0,30303 0,01183
11 72 -2,5 -0,40 0,1554 0,3446 0,33333 -0,01127
12 72 -2,2 -0,34 0,1331 0,3669 0,36364 -0,00326
13 72 -2,2 -0,34 0,1331 0,3669 0,39394 0,02704
14 72 -2,2 -0,34 0,1331 0,3669 0,42424 0,05734
15 73 -0,9 -0,14 0,0557 0,4443 0,45455 0,01025
16 74 -0,2 -0,03 0,0120 0,4880 0,48485 -0,00315
17 74 -0,2 -0,03 0,0120 0,4880 0,51515 0,02715
18 75 0,5 0,07 0,0279 0,5279 0,54545 0,01755
19 75 0,8 0,13 0,0517 0,5517 0,57576 0,02406
20 75 0,8 0,13 0,0517 0,5517 0,60606 0,05436
21 76 1,5 0,23 0,0910 0,5910 0,63636 0,04536
22 76 1,5 0,23 0,0910 0,5910 0,66667 0,07567
23 76 1,8 0,28 0,1103 0,6103 0,69697 0,08667
24 76 2,1 0,33 0,1293 0,6293 0,72727 0,09797
25 77 2,8 0,44 0,1700 0,6700 0,75758 0,08758
26 78 3,5 0,54 0,2054 0,7054 0,78788 0,08248
27 78 4,5 0,70 0,2580 0,7580 0,81818 0,06018
28 79 4,5 0,70 0,2580 0,7580 0,84848 0,09048
29 80 5,5 0,85 0,3023 0,8023 0,87879 0,07649
30 82 8,1 1,27 0,3960 0,8960 0,90909 0,01309
31 82 8,1 1,27 0,3960 0,8960 0,93939 0,04339
32 83 9,1 1,43 0,4222 0,9222 0,96970 0,04750
33 90 16,1 2,52 0,494 0,9940 1,00000 0,00600
Nilai Terbesar 0,09797
LAMPIRAN 9
163
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari harga-
harga mutlak yang ada, nilai Lo = 0.09797. Kemudian membandingkan Lo dengan Lt
yang diambil dari tabel harga kritis Liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 33
pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 1566.033
886.0 . Karena harga Lo = 0.09797 dan
harga Lt = 0.1566, maka Lo < Lt, hal ini berarti bahwa data sampel hasil pengisian nilai
konsep diri berasal dari populasi berdistribusi normal.
LAMPIRAN 10
312
Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar
Kompetensi
Dasar Indikator
Aspek Jumlah
Soal C1
C2
C3
C4
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Menentukan hubungan
antara gaya, tekanan, dan
luas daerah yang dikenai
gaya.
1,6 - 2,5 3,4 6
Mengaplikasikan konsep
tekanan benda padat, cair,
dan gas pada perristiwa
yang relevan
8 7 2
Mendeskripsikan hukum
Pascal dan Archimides
melalui percobaan
sederhana serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
9,
15,
11,
12,
10,
11,
13,
14,
8
Menunjukan beberapa
produk teknologi dalam
kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan
konsep benda terapung,
melayang, tenggelam
16
18, 17, 3
LAMPIRAN 10
313
Kompetensi
Dasar Indikator Aspek
Jumlah
Soal
Mengaplikasikan konsep
bejana berhubungan
dalam kehidupan sehari-
hari.
20,
24,
19,
23,
25,
26,
27,
28,
21,
22,
10
Melakukan percobaan
yang dapat menunjukan
tekanan atmosfer
29,
32,
30
31
33
34
35
7
Menjelaskan hubungan
antara ketinggian tempat
dengan tekanan udaranya
36
37
40
38
39
5
8 9 16 8 40
Jumlah 20 22,5 40 20 100%
LAMPIRAN 10
314
KISI-KISI SOAL DAN JENJANG KOGNISI
INSTRUMEN HASIL BELAJAR PADA KONSEP TEKANAN
Jenis Pendidikan : SMP/MTs
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : Fisika
Semester : Genap (2/dua)
Konsep : Tekanan Pada Zat Padat, Cair, dan Gas
Bentuk soal : Pilihan Ganda
Jumlah Soal : 40 Soal
A. Standar Kompetensi :
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
LAMPIRAN 10
315
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator
Butir Soal
Jawaban
Aspek
yang
di
Ukur
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Tekanan Menentukan hubungan
antara gaya, tekanan, dan
luas daerah yang dikenai
gaya.
1. Besaran gaya yang bekerja pada seluruh luas
permukaan dinamakan….
a. Gaya tekan
b. Tekanan
c. Gaya sentuh
d. Usaha
B
C1
LAMPIRAN 10
316
Meja
2200
m
N
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
2. Bila bidang seluas 24cm bekerja gaya sebesar
N50 , maka tekanan pada bidang sebesar
a. Pa200
b. Pa5,17
c. Pa5,12
d. Pa5,7
3. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah benda beratnya N200 akan diletakan di
atas meja. Bila tekanan pada meja itu tidak boleh
melebihi 2
200m
N
, maka luas maksimum
C
D
C3
C4
Buku
200 N
200 N
LAMPIRAN 10
317
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
permukaan benda itu adalah...
a. 24 m
b. 23 m
c. 22 m
d. 21 m
4. Perhatikan gambar berikut!
Jika diberikan gaya yang sama pada masing-
masing balok, maka yang mempunyai tekanan
terbesar pada bidang tekan adalah nomor...
a. I
b. II
c. III
d. IV
B
C4
I II
II
I
IV
LAMPIRAN 10
318
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
5. Untuk menancapkan paku ke tembok, diperlukan
tekanan 2
109.5cm
dyne. Jika gaya yang dipakai untuk
memukul paku N50 , maka luas penampang paku
supaya dapat menancap ketembok adalah…
a. 21310 cm
b. 21210 cm
c. 2810 cm
d. 2310 cm
6. Hubungan antar gaya dan tekanan adalah....
a. Makin besar gaya, makin kecil tekanan pada
luas bidang yang sama
b. Makin besar luas bidang, makin besar
tekanan pada gaya tekan sama
c. Makin besar luas bidang makin kecil tekanan
pada gaya tekan yang sama
d. Makin besar gaya tekan, tekanan makin kecil
maka luas penampang tetap
D
C
C3
C1
LAMPIRAN 10
319
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Mengaplikasikan
konsep tekanan benda
padat, cair, dan gas
pada perristiwa yang
relevan
7. Perhatikan gambar posisi balok besi berikut!
Sepotong balok besi yang mempunyai luas
permukaan berbeda. Jika dijatuhkan pada tanah
Lumpur yang memberikan tekanan paling dalam
adalah…..
a. Luas permukaan A
b. Luas permukaan C
c. Luas permukaan B
d. Luas permukaan A,B, dan C sama
A
C4
A
B
C
LAMPIRAN 10
320
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Mendeskripsikan
hukum Pascal dan
Archimides melalui
percobaan sederhana
serta penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari
8. Sebuah perahu layar memiliki layar seluas 210 m .
Bila kekuatan dorongan angin pada layar 200 N,
maka tekanan yang diterima oleh layar adalah…..
a. 3
000.20m
N
b. 3
2000m
N
c. 3
020m
N
d. 3
20m
N
9. Tekanan yang dikerjakan pada zat cair dalam
ruang tertutup akan diteruskan secara merata
kesegala arah. Pernyataan ini dikenal dengan
sebagai….
a. Hukum Archimedes
b. Hukum Boyle
c. Hukum Pascall
d. Hukum hidrostatika
D
C
C3
C1
LAMPIRAN 10
321
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
e.
10. Agar kedua penghisap seimbang, maka besar 2F
adalah……
a. N200
b. N100
c. N80
d. N50
A
C4
40 N
20
cm
100
cm
LAMPIRAN 10
322
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
11. Perhatikan gambar berikut!
FA= 400 N FB...?
A= 50 Cm B=0,5 M
Bila luas katup 250 cmA dan luas katup
25,0 mB , maka gaya bFyang dihasilkan
sebesar…
a. 4.00 newton
b. 1.000 newton
c. 4.000 newton
d. 10.000 newton
A
C3
LAMPIRAN 10
323
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
12. Kegunaan hukum Pascal adalah untuk
mendapatkan….
a. Tekanan yang besar dengan gaya yang besar
b. Gaya yang besar dengan gaya yang besar
c. Tekanan yang besar dengan gaya yang kecil
d. Gaya yang besar dengan gaya yang kecil
13. Perhatikan gambar alat pengangkat hidrolik pada
gambar dibawah ini.
F1= 20 N F2...?
A1=0,02 N A2= 0,03
Supaya kedua pengisap seimbang, maka besar
gaya 2F adalah…
C
C
C2
C3
LAMPIRAN 10
324
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
a. N75,0
b. N3,13
c. N300
d. N600
14. Perhatikan gambar!
F1=6000 N F2=..?
A1=1000 N A2=...?
Apabila berat mobil pada penghisap besar 6000 N,
maka gaya yang mendorong kepenghisap besar
menjadi…
a. N016,0
b. N16,0
c. N60
C
C3
LAMPIRAN 10
325
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Menunjukan beberapa
produk teknologi dalam
kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan
konsep benda terapung,
melayang, tenggelam
d. N100
15. Peralatan di bawah ini bekerja berdasarkan hukum
Pascal, kecuali…
a. Pompa sepeda
b. Dongkrak hidrolik
c. Jembatan angkat
d. Pompa hidrolik
16. Sebuah benda akan terapung dalam air bila...
a. Massa jenis benda lebih besar daripada
massa jenis air
b. Massa jenis benda sama dengan massa jenis
air
c. Massa jenis benda lebih kecil daripada
massa jenis air
17. Bila kita menyelam di laut terlalu dalam maka
pernapasan kita terasa semakin sesak, hal ini
disebabkan oleh…
A
C
B
C1
C2
C4
LAMPIRAN 10
326
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Mengaplikasikan
konsep bejana
berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari.
a. Kita terlalu menahan panas
b. Makin dalam tekanan zat cair makin besar
c. Air yang mendesak pernapasan kita terlalu
luas
d. Suhu air di dalam sangat rendah
18. Kapal terapung di air, sedangkan sebuah balok
besi yang kecil, tenggelam di air, hal ini…
a. Karena balok besi tidak mempunyai ruangan
b. Karena berat jenis balok besi lebih besar
daripada jenis zat cair
c. Karena berat air yang didesak oleh balok
besi lebih kecil dari berat balok besi
d. Karena balok besi bentuknya tidak
melengkung
C
C2
LAMPIRAN 10
327
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
19. Sebuah kapal berlayar dari sungai menuju laut.
Bagian kapal yang berada dibawah permukaan air
akan...
a. Berkurang
b. Bertambah
c. Tetap
d. Nol
20. Tekanan yang ditimbulkan oleh zat cair
disebut…..
a. Tekanan hidrostatik
b. Tekanan atmosfer
c. Tekanan udara
d. Tekanan hidrolik
A
A
C2
C1
LAMPIRAN 10
328
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
21. Perhatikan gambar tabung berisi air. Jika tiap
lubang besarnya sama, maka air memberikan
tekanan terbesar pada lubang…
a. A
b. B
c. C
d. D
B
C4
C
D
A
B
LAMPIRAN 10
329
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
22. Jika bejana berhubungan berikut diisi air raksa,
maka urutan permukaan raksa dari tinggi ke
rendah adalah….
a. 1-2-3-4
b. 3-4-1-2
c. 2-1-4-3
d. 4-2-1-3
23. Gaya tekan yang dikerjakan zat cair pada dasar
bejana bergantung pada faktor berikut, kecuali
a. luas dasar bejana
b. massa jenis zat cair
c. tinggi zat cair
d. volume zat cair
C
A
C4
C2
LAMPIRAN 10
330
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
24. Tekanan hidrostatik pada dasar bejana bergantung
pada…
a. Massa jenis zat cair dalam bejana
b. Bentuk dasar bejana
c. Luas dasar bejana
d. Bentuk bejana
25. Hukum bejana berhubungan tidak berlaku bila…
a. Bentuk bejana yang berhubungan berbeda-
beda
b. Luas bejana yang berhubungan berbeda-beda
c. Zat cair yang mengisi bejana mengalir
d. Bejana yang berhubungan lebih dari dua
A
C
C1
C2
LAMPIRAN 10
331
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
26. Perhatikan gambar di bawah ini tekanan
hidrostatik pada benda di titik P dan Q adalah…
a. Di P lebih besar daripada di Q sebab Q
lebih dalam
b. Di P lebih besar daripada di Q sebab Q
lebih dangkal
c. Di P lebih kecil daripada di Q sebab P lebih
dangkal
d. Di P sama dengan di Q sebab zat cairnya
sama
C
C2
P
Q
LAMPIRAN 10
332
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Melakukan percobaan
yang dapat menunjukan
tekanan atmosfer
27. Bendungan air yang manakah paling tepat
dibangun berdasarkan teori tekanan air?
a.
b.
c.
d.
A
C2
LAMPIRAN 10
333
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
28. Tekanan kolom raksa setinggi 60 cm Hg
(3/600.13 mkgraksa
) dan g = 10 m/s2 )
nilainya sama dengan....
a. 81.600 pa
b. 8.160 pa
c. 2.267 pa
d. 22.666 pa
29. salah satu alat yang prinsip kerjanya menggunakan
hukum Boyle adalah...
a. kapal laut
b. galangan kapal
c. pompa hidrolik’
d. pompa sepeda
A
D
C3
C1
LAMPIRAN 10
334
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
30. Jika volume sebuah gas dalam tabung tertutup
ditambah menjadi dua kali lebih besar, maka
tekanan gas dalam tabung itu menjadi....
a. Dua kali lebih besar
b. Dua kali lebih kecil
c. ½ kali lebih besar
d. ½ kali lebih kecil
31. Dalam suatu ruang tertutup terdapat 4 m3 gas
yang mempunyai tekanan 2 atm, supaya
tekanannya menjadi 0,5 atm, pada suhu tetap
volumenya harus diubah menjadi....
a. 1m3
b. 8m3
c. 16 m3
d. 32 m3
A
C
C3
C3
LAMPIRAN 10
335
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
32. Tekanan gas dalam tabung di bawah ini. ini dapat
ditentukan dengan persamaan…
a.
Hgcmh
P76
b.
HgcmhP )76(
c.
HgcmhxP )76(
d.
HgcmhP )76(
33. Udara dalam ruang tertutup mempunyai volume
34 m , dengan tekanan atm6 . Bila tekanan udara
diperkecil menjadi atm5,1 , maka volim udara
yang harus dipompakan ke dalam ruang tersebut
bila suhu tetap adalah…..
a. 316m
D
A
C1
C3
LAMPIRAN 10
336
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Menjelaskan hubungan
antara ketinggian
tempat dengan tekanan
udaranya
b. 310m
c. 35,7 m
d. 35,5 m
34. Tinggi suatu tempat m400 di atas permukaan
laut, tekanan udara ditempat itu adalah…
a.
cmHg76
b.
cmHg72
c.
cmHg80
d.
cmHg78
B
C3
LAMPIRAN 10
337
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
35. Perhatikan gambar
Pipa Air
8Cm
Minyak tanah
U mula-mula diisi air yang massa jenisnya
3/1 cmg didalam salah satu kakinya dituangkan
minyak tanah setinggi 10 cm, sehingga selisih
tinggi permukaan air pada kedua kaki 8 cm, massa
jenis minyak yang dituangkan menjadi…….
a. 3/8,0 cmgr
b. 3/25,1 cmgr
c. 3/0,2 cmgr
d. 3/0,80 cmgr
D
C3
LAMPIRAN 10
338
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
36. Raksa dalam pipa U terbuka dari manometer, lebih
tinggi 10 cm dari kaki luarnya. Barometer
menunjukan 76 cmHg. Dengan demikian, besar
tekanan gas yang diukur adalah…..cmHg
a. 66
b. 81
c. 76
d. 86
37. Perhatikan gambar berikut!
1000 M
A
C
C3
C3
LAMPIRAN 10
339
Gambar diatas menunjukan percobaan Toricelli.
Pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air
laut, ketinggian raksa pada tabung maksimal
adalah….cm
a. 100
b. 76
c. 66
d. 24
LAMPIRAN 10
340
38. Perhatikan gambar berikut!
A B
C D
Balon yang tekanannya paling besar adalah….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
B
C4
LAMPIRAN 10
341
39. Suatu daerah X dipuncak gunung menunjukan
tinggi kolom raksa pada pipa. Toricelli setinggi 58
cm, berapakah tekanan udara pada daerah
tersebut? (dalam atm dan N/m2
a.
2/4
107,7 mNx
b.
2/5
106,7 mNx
c.
2/4
108,8 mNx
d.
2/4
106,8 mNx
40. Jika tekanan udara disuatu tempat 65 cm Hg,
maka ketinggian tempat itu diatas permukaan laut
adalah….
a. 11.000 m
b. 1.100 m
c. 110 m
d. 11
B
B
C4
C3
LAMPIRAN 10
342
LAMPIRAN 11
342
Instrumen Tes Hasil Belajar Fisika
Konsep Tekanan MTs Islamiyah Ciputat
SKOR
Nama :
Kelas :
PETUNJUK UMUM:
1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal!
2. Periksalah dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum anda
menjawabnya!
3. Dahulukan soal-soal yang Anda anggap mudah
4. Pilihlah salah satu jawaban a,b,c,d, dengan memberi tanda silang
(X) pada jawaban yang paling tepat!
5. Apabila ada jawaban yang dianggap salah maka tandai X ,
kemudian tandai silang jawaban yang dianggap benar.
1. Besaran gaya yang bekerja pada seluruh luas permukaan dinamakan….
a. Gaya tekan
b. Tekanan
c. Gaya sentuh
d. Usaha
2. Bila bidang seluas 24 cm bekerja gaya sebesar N50 , maka tekanan pada
bidang sebesar
a. Pa200
b. Pa5,17
c. Pa5,12
d. Pa5,7
LAMPIRAN 11
343
3. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah buku beratnya N200 akan diletakan di atas meja. Bila tekanan pada
meja itu tidak boleh melebihi 2
200m
N, maka luas maksimum permukaan
buku itu adalah...
a. 24 m
b. 23 m
c. 22 m
d. 21 m
4. Perhatikan gambar berikut!
Jika diberikan gaya yang sama pada masing-masing balok, maka yang
mempunyai tekanan terbesar pada bidang tekan adalah nomor...
a. I
b. II
c. III
d. IV
Meja
2200
m
N
Buku
200 N
I II
III IV
LAMPIRAN 11
344
5. Untuk menancapkan paku ke tembok, diperlukan tekanan 2
109.5cm
dyne. Jika
gaya yang dipakai untuk memukul paku N50 , maka luas penampang paku
supaya dapat menancap ke tembok adalah…
a. 21310 cm
b. 21210 cm
c. 2810 cm
d. 2310 cm
6. Hubungan antar gaya dan tekanan adalah....
a. Makin besar gaya, makin kecil tekanan pada luas bidang yang sama
b. Makin besar luas bidang, makin besar tekanan pada gaya tekan sama
c. Makin besar luas bidang makin kecil tekanan pada gaya tekan yang
sama
d. Makin besar gaya tekan, tekanan makin kecil maka luas penampang
tetap
7. Perhatikan gambar posisi balok besi berikut!
Sepotong balok besi yang mempunyai luas permukaan berbeda. Jika
dijatuhkan pada tanah Lumpur yang memberikan tekanan paling dalam
adalah…..
a. Luas permukaan A
b. Luas permukaan C
A
B
C
LAMPIRAN 11
345
c. Luas permukaan B
d. Luas permukaan A,B, dan C sama
8. Sebuah perahu layar memiliki layar seluas 210 m . Bila kekuatan dorongan
angin pada layar 200 N, maka tekanan yang diterima oleh layar adalah…..
a. 3
000.20m
N
b. 3
2000m
N
c. 3
020m
N
d. 3
20m
N
9. Tekanan yang dikerjakan pada zat cair dalam ruang tertutup akan
diteruskan secara merata kesegala arah. Pernyataan ini dikenal dengan
sebagai….
a. Hukum Archimedes
b. Hukum Boyle
c. Hukum Pascall
d. Hukum hidrostatika
10. Agar kedua penghisap seimbang, maka besar 2F adalah……
40 N
20 cm
100 cm
LAMPIRAN 11
346
FA= 400 N FB…?
a. N200
b. N100
c. N80
d. N50
11. Perhatikan gambar berikut!
25,0 mB 250 cmA
Bila luas katup 250 cmA dan luas katup 25,0 mB , maka gaya
bFyang dihasilkan sebesar…
a. 4.00 newton
b. 1.000 newton
c. 4.000 newton
d. 10.000 newton
12. Aplikasi hukum Pascal adalah untuk mendapatkan….
a. Tekanan yang besar dengan gaya yang besar
b. Gaya yang besar dengan gaya yang besar
c. Tekanan yang besar dengan gaya yang kecil
d. Gaya yang besar dengan gaya yang kecil
LAMPIRAN 11
347
13. Perhatikan gambar alat pengangkat hidrolik pada gambar dibawah ini.
Supaya kedua pengisap seimbang, maka besar gaya 2F adalah…
a. N75,0
b. N3,13
c. N300
d. N600
14. Perhatikan gambar!
A 1 = 1000 N
Apabila berat mobil pada penghisap besar 6000 N, maka gaya yang
mendorong kepenghisap besar menjadi…
a. N016,0
b. N16,0
c. N60
d. N100
F1=
6000 N
F2 =…?
A2= 10 N
NA 02,01
NA 03,02
F1= 20 N
LAMPIRAN 11
348
15. Peralatan di bawah ini bekerja berdasarkan hukum Pascal, kecuali…
a. Pompa sepeda
b. Dongkrak hidrolik
c. Jembatan angkat
d. Pompa hidrolik
16. Sebuah benda akan terapung dalam air bila...
a. Massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis air
b. Massa jenis benda sama dengan massa jenis air
c. Massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis air
17. Bila kita menyelam di laut terlalu dalam maka pernapasan kita terasa
semakin sesak, hal ini disebabkan oleh…
a. Kita terlalu menahan panas
b. Makin dalam tekanan zat cair makin besar
c. Air yang mendesak pernapasan kita terlalu luas
d. Suhu air di dalam sangat rendah
18. Kapal terapung di air, sedangkan sebuah balok besi yang kecil, tenggelam
di air, hal ini…
a. Karena balok besi tidak mempunyai ruangan
b. Karena berat jenis balok besi lebih besar daripada jenis zat cair
c. Karena berat air yang didesak oleh balok besi lebih kecil dari berat
balok besi
d. Karena balok besi bentuknya tidak melengkung
19. Sebuah kapal berlayar dari sungai menuju laut. Bagian kapal yang berada
dibawah permukaan air akan...
a. Berkurang
b. Bertambah
c. Tetap
d. Nol
LAMPIRAN 11
349
20. Tekanan yang ditimbulkan oleh zat cair disebut…..
a. Tekanan hidrostatik
b. Tekanan atmosfer
c. Tekanan udara
d. Tekanan hidrolik
21. Perhatikan gambar tabung berisi air. Jika tiap lubang besarnya sama, maka
air memberikan tekanan terbesar pada lubang...
a. A
b. B
c. C
d. D
22. Jika bejana berhubungan berikut diisi air raksa, maka urutan permukaan
raksa dari tinggi ke rendah adalah...
a. A-B-C-D
b. B-A-C-D
c. B-A-D-C
d. A-B-D-C
D
B C
A
LAMPIRAN 11
350
23. Gaya tekan yang dikerjakan zat cair pada dasar bejana bergantung pada
faktor berikut, kecuali
a. luas dasar bejana
b. massa jenis zat cair
c. tinggi zat cair
d. volume zat cair
24. Tekanan hidrostatik pada dasar bejana bergantung pada…
a. Massa jenis zat cair dalam bejana
b. Bentuk dasar bejana
c. Luas dasar bejana
d. Bentuk bejana
25. Hukum bejana berhubungan tidak berlaku bila…
a. Bentuk bejana yang berhubungan berbeda-beda
b. Luas bejana yang berhubungan berbeda-beda
c. Zat cair yang mengisi bejana mengalir
d. Bejana yang berhubungan lebih dari dua
26. Perhatikan gambar di bawah ini tekanan hidrostatik pada benda di titik P
dan Q adalah…
a. Di P lebih besar daripada di Q sebab Q lebih dalam
b. Di P lebih besar daripada di Q sebab Q lebih dangkal
c. Di P lebih kecil daripada di Q sebab P lebih dangkal
d. Di P sama dengan di Q sebab zat cairnya sama
P
Q
Air Laut
LAMPIRAN 11
351
27. Bendungan air yang manakah paling tepat dibangun berdasarkan teori
tekanan air?
a.
b.
c.
d.
28. Tekanan kolom raksa setinggi 60 cm Hg (3/600.13 mkgraksa
) dan g =
10 m/s2 nilainya sama dengan....
a. 81.600 pa
b. 8.160 pa
c. 2.267 pa
d. 22.666
29. salah satu alat yang prinsip kerjanya menggunakan hukum Boyle adalah...
a. kapal laut
b. galangan kapal
c. pompa hidrolik’
d. pompa sepeda
LAMPIRAN 11
352
30. Jika volume sebuah gas dalam tabung tertutup ditambah menjadi dua kali
lebih besar, maka tekanan gas dalam tabung itu menjadi....
a. Dua kali lebih besar
b. Dua kali lebih kecil
c. ½ kali lebih besar
d. ½ kali lebih kecil
31. Dalam suatu ruang tertutup terdapat 4 m3 gas yang mempunyai tekanan 2
atm, supaya tekanannya menjadi 0,5 atm, pada suhu tetap volumenya harus
diubah menjadi....
a. 1 m3
b. 8 m3
c. 16 m3
d. 32 m3
32. Tekanan gas dalam tabung di bawah ini. ini dapat ditentukan dengan
persamaan…
a. Hgcm
hP
76
b. HgcmhP )76(
c. HgcmhxP )76(
d. HgcmhP )76(
LAMPIRAN 11
353
33. Udara dalam ruang tertutup mempunyai volume 34 m , dengan tekanan
atm6 . Bila tekanan udara diperkecil menjadi atm5,1 , maka volume udara
yang harus dipompakan ke dalam ruang tersebut bila suhu tetap adalah…..
a. 316m
b. 310m
c. 35,7 m
d. 35,5 m
34. Tinggi suatu tempat m400 di atas permukaan laut, tekanan udara ditempat
itu adalah…
a. cmHg76
b. cmHg72
c. cmHg80
d. cmHg78
35. Perhatikan gambar!
Air
8 Cm
Minyak tanah
Pipa U mula-mula diisi air yang massa jenisnya 3/1 cmg didalam salah
satu kakinya dituangkan minyak tanah setinggi 10 cm, sehingga selisih
LAMPIRAN 11
354
tinggi permukaan air pada kedua kaki 8 cm, massa jenis minyak yang
dituangkan menjadi…….
a. 3/8,0 cmgr
b. 3/25,1 cmgr
c. 3/0,2 cmgr
d. 3/0,80 cmgr
36. Raksa dalam pipa U terbuka dari manometer, lebih tinggi 10 cm dari kaki
luarnya. Barometer menunjukan 76 cmHg. Dengan demikian, besar tekanan
gas yang diukur adalah…..cmHg
a. 66
b. 81
c. 76
d. 86
37. Perhatikan gambar berikut!]
1000 M
Gambar diatas menunjukan percobaan Toricelli. Pada ketinggian 1.000
meter di atas permukaan air laut, ketinggian raksa pada tabung maksimal
adalah….cm
a. 100
b. 76
c. 66
d. 24
LAMPIRAN 11
355
38. Perhatikan gambar berikut!
1 2 3 4
Balon yang tekanannya paling besar adalah….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
39. Suatu daerah X dipuncak gunung menunjukan tinggi kolom raksa pada
pipa. Toricelli setinggi 58 cm, berapakah tekanan udara pada daerah
tersebut? (dalam atm dan N/m2
a.
2/4
107,7 mNx
b.
2/5
106,7 mNx
c.
2/4
108,8 mNx
d.
2/4
106,8 mNx
40. Jika tekanan udara disuatu tempat 65 cm Hg, maka ketinggian tempat itu
diatas permukaan laut adalah….
a. 11.000 m
b. 1.100 m
c. 110 m
d. 11 m
LAMPIRAN 11
356
LAMPIRAN 12 356
TABEL HASIL UJI COBA VALIDITAS INSTRUMEN HASIL BELAJAR
LAMPIRAN 12 357
LAMPIRAN 12 358
LAMPIRAN 13 358 HASIL UJI COBA RELIABILITAS INSTRUMEN HASIL BELAJAR
LAMPIRAN 13 358
LAMPIRAN 14
359
TABEL HASIL UJI TARAF KESUKARAN INSTRUMEN HASIL BELAJAR
LAMPIRAN 14
360
LAMPIRAN 15
361
TABEL HASIL UJI DAYA PEMBEDA INSTRUMEN HASIL BELAJAR
LAMPIRAN 15
362
LAMPIRAN 16
363
TABEL KRITERIA UJI COBA INSTRUMEN HASIL BELAJAR
Korelasi Skor Butir dengan Skor Total
LAMPIRAN 16
364
Korelasi Skor Butir dengan Skor Total
LAMPIRAN 16
365
Kualitas Pengecoh
LAMPIRAN 16
366
Kualitas Pengecoh
LAMPIRAN 16
367
Kualitas Pengecoh
LAMPIRAN 17
368
Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Setelah Validasi
Kompetensi
Dasar Indikator
Aspek Jumlah
Soal C1
C2
C3
C4
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Menentukan hubungan
antara gaya, tekanan, dan
luas daerah yang dikenai
gaya.
- - 2 3,4 3
Mengaplikasikan konsep
tekanan benda padat,
cair, dan gas pada
perristiwa yang relevan
8 1
Mendeskripsikan hukum
Pascal dan Archimides
melalui percobaan
sederhana serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
12,
10,
13,
14,
4
Menunjukan beberapa
produk teknologi dalam
kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan
konsep benda terapung,
melayang, tenggelam
17, 1
LAMPIRAN 17
369
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek Jumlah
Soal
Mengaplikasikan konsep
bejana berhubungan
dalam kehidupan sehari-
hari.
20,
23,
26,
28,
21,
5
Melakukan percobaan
yang dapat menunjukan
tekanan atmosfer
30
33
34
3
Menjelaskan hubungan
antara ketinggian tempat
dengan tekanan udaranya
36
37
38
3
1 3 11 5 20
Jumlah 5% 15% 55% 25% 100%
KISI-KISI, SOAL DAN JENJANG KOGNISI
INSTRUMEN HASIL BELAJAR PADA KONSEP TEKANAN
Jenis Pendidikan : SMP/MTs
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : Fisika
Semester : Genap (2/dua)
Konsep : Tekanan Pada Zat Padat, Cair, dan Gas
Bentuk soal : Pilihan Ganda
Jumlah Soal : 20 Soal
A. Standar Kompetensi :
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator
Butir Soal
Jawaban
Aspek
yang
di
Ukur
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Tekanan Menentukan hubungan
antara gaya, tekanan, dan
luas daerah yang dikenai
gaya.
1. Bila bidang seluas 24cm bekerja gaya sebesar
N50 , maka tekanan pada bidang sebesar
a. Pa200
b. Pa5,17
c. Pa5,12
d. Pa5,7
C
C3
Meja
2200
m
N
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
2. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah benda beratnya N200 akan diletakan di
atas meja. Bila tekanan pada meja itu tidak boleh
melebihi 2
200m
N
, maka luas maksimum
permukaan benda itu adalah...
a. 24 m
b. 23 m
c. 22 m
d. 21 m
D
C4
Buku
200 N
200 N
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
3. Perhatikan gambar berikut!
Jika diberikan gaya yang sama pada masing-
masing balok, maka yang mempunyai tekanan
terbesar pada bidang tekan adalah nomor...
a. I
b. II
c. III
d. IV
B
C4
I II
II
I
IV
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Mengaplikasikan
konsep tekanan benda
padat, cair, dan gas
pada perristiwa yang
relevan
Mendeskripsikan
hukum Pascal dan
Archimides melalui
percobaan sederhana
serta penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari
4. Sebuah perahu layar memiliki layar seluas 210 m .
Bila kekuatan dorongan angin pada layar 200 N,
maka tekanan yang diterima oleh layar adalah…..
a. 3
000.20m
N
b. 3
2000m
N
c. 3
020m
N
d. 3
20m
N
5. Agar kedua penghisap seimbang, maka besar 2F
adalah……
D
A
C3
C4
40 N
20
cm
100
cm
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Menunjukan beberapa
produk teknologi dalam
kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan
konsep benda terapung,
melayang, tenggelam
a. N200
b. N100
c. N80
d. N50
6. Aplikasi hukum Pascal adalah untuk
mendapatkan….
a. Tekanan yang besar dengan gaya yang besar
b. Gaya yang besar dengan gaya yang besar
c. Tekanan yang besar dengan gaya yang kecil
d. Gaya yang besar dengan gaya yang kecil
C
C2
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Mengaplikasikan
konsep bejana
berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari
7. Perhatikan gambar alat pengangkat hidrolik pada
gambar dibawah ini.
F1= 20 N F2...?
A1=0,02 N A2= 0,03
Supaya kedua pengisap seimbang, maka besar
gaya 2F adalah…
a. N75,0
b. N3,13
c. N300
d. N600
C
C3
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
8. Perhatikan gambar!
F1=6000 N F2=..?
A1=1000 N A2=...?
Apabila berat mobil pada penghisap besar 6000 N,
maka gaya yang mendorong kepenghisap besar
menjadi…
a. N016,0
b. N16,0
c. N60
d. N100
C
C3
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Menunjukan beberapa
produk teknologi dalam
kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan
konsep benda terapung,
melayang, tenggelam
Mengaplikasikan
konsep bejana
berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari
9. Bila kita menyelam di laut terlalu dalam maka
pernapasan kita terasa semakin sesak, hal ini
disebabkan oleh…
a. Kita terlalu menahan panas
b. Makin dalam tekanan zat cair makin besar
c. Air yang mendesak pernapasan kita terlalu
luas
d. Suhu air di dalam sangat rendah
10. Tekanan yang ditimbulkan oleh zat cair
disebut…..
a. Tekanan hidrostatik
b. Tekanan atmosfer
c. Tekanan udara
d. Tekanan hidrolik
B
B
C4
C4
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
11. Perhatikan gambar tabung berisi air. Jika tiap
lubang besarnya sama, maka air memberikan
tekanan terbesar pada lubang…
a. A
b. B
c. C
d. D
A
C2
C
D A
B
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
12. Gaya tekan yang dikerjakan zat cair pada dasar
bejana bergantung pada faktor berikut, kecuali
a. luas dasar bejana
b. massa jenis zat cair
c. tinggi zat cair
d. volume zat cair
13. Perhatikan gambar di bawah ini tekanan
hidrostatik pada benda di titik P dan Q adalah…
a. Di P lebih besar daripada di Q sebab Q
lebih dalam
b. Di P lebih besar daripada di Q sebab Q
lebih dangkal
c. Di P lebih kecil daripada di Q sebab P lebih
C
A
C2
C3
P
Q
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Melakukan percobaan
yang dapat menunjukan
tekanan atmosfer
dangkal
d. Di P sama dengan di Q sebab zat cairnya
sama
14. Tekanan kolom raksa setinggi 60 cm Hg
(3/600.13 mkgraksa
) dan g = 10 m/s2 )
nilainya sama dengan....
a. 81.600 pa
b. 8.160 pa
c. 2.267 pa
d. 22.666 pa
15. Jika volume sebuah gas dalam tabung tertutup
ditambah menjadi dua kali lebih besar, maka
tekanan gas dalam tabung itu menjadi....
a. Dua kali lebih besar
b. Dua kali lebih kecil
c. ½ kali lebih besar
d. ½ kali lebih kecil
A
A
C3
C3
nyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
16. Udara dalam ruang tertutup mempunyai volume
34 m , dengan tekanan atm6 . Bila tekanan udara
diperkecil menjadi atm5,1 , maka volim udara
yang harus dipompakan ke dalam ruang tersebut
bila suhu tetap adalah…..
a. 316m
b. 310m
c. 35,7 m
d. 35,5 m
17. Tinggi suatu tempat m400 di atas permukaan
laut, tekanan udara ditempat itu adalah…
a.
cmHg76
b.
cmHg72
B
A
C3
C3
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Menjelaskan hubungan
antara ketinggian
tempat dengan tekanan
udaranya
c.
cmHg80
d.
cmHg78
18. Raksa dalam pipa U terbuka dari manometer, lebih
tinggi 10 cm dari kaki luarnya. Barometer
menunjukan 76 cmHg. Dengan demikian, besar
tekanan gas yang diukur adalah…..cmHg
a. 66
b. 81
c. 76
d. 86
C
C3
Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
19. Perhatikan gambar berikut!
1000 M
Gambar diatas menunjukan percobaan Toricelli.
Pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air
laut, ketinggian raksa pada tabung maksimal
adalah….cm
a. 100
b. 76
c. 66
d. 24
B C4
20. Perhatikan gambar berikut!
A B
C D
Balon yang tekanannya paling besar adalah….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
LAMPIRAN 19
386
TABEL HASIL PERHITUNGAN HASIL BELAJAR SISWA
No Item Jumlah soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor skor Total 100% Nilai
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 14 20 100 70
2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 14 20 100 70
3 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 11 20 100 55
4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 12 20 100 60
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 20 100 90
6 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 12 20 100 60
7 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 10 20 100 50
8 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 20 100 80
9 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 15 20 100 75
10 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 15 20 100 75
11 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 16 20 100 80
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 18 20 100 90
13 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 20 100 90
14 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 13 20 100 65
15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 20 100 85
16 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 `1 0 `1 0 0 1 1 0 0 0 8 20 100 45
17 1 1 1` 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 10 20 100 50
18 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15 20 100 75
19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 12 20 100 60
20 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 13 20 100 65
21 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1` 14 20 100 70
22 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 10 20 100 50
23 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 14 20 100 70
24 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 16 20 100 80
25 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 12 20 100 60
26 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 20 100 90
27 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 20 100 90
28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 20 100 90
29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 20 100 85
LAMPIRAN 19
387
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 20 100 90
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 18 20 100 90
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 20 100 90
33 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 13 20 100 65
Jumlah 26 27 32 29 23 12 18 31 30 21 29 24 24 20 19 29 30 26 16 15
Skor Total 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
100% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Keterangan 79 82 97 88 70 36 55 94 91 64 88 73 73 61 58 88 91 79 48 45
LAMPIRAN 20
388
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS, DAN SIMPANGAN BAKU
NILAI HASIL BELAJAR SISWA
DATA HASIL BELAJAR SISWA
70 90 70
70 90 80
55 65 60
60 85 90
90 45 90
60 50 90
50 75 85
80 60 90
75 65 90
75 70 90
80 50 65
Membuat daftar distribusi frekuensi:
1. Mengurutkan data yang diperoleh dari data yang terkecil
45 65 85
50 70 85
50 70 90
50 70 90
55 70 90
60 75 90
60 75 90
60 75 90
60 80 90
65 80 90
65 80 90
2. Menentukan rentang (range), dapat diketahui dengan jalan mengurangi data
yang terbesar dengan data terkecil
45
4590
R
R
xxR rt
3. Menentukan banyaknya jumlah kelas interval, dengan rumus Sturges
LAMPIRAN 20
389
6
97.5
51.13.31
333.31
3.31
K
K
K
LogK
nLogK
4. Menentukan panjang kelas
8
54,76
45
P
K
RP
5. Menyusun interval kelas dan membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel Distribusi Hasil Belajar Siswa
No Kelas
Interval f Bb Ba
Titik tengah f.x fk(a) fk(b) x² f.x²
f relatif
% x
1 45 - 52 4 44,5 52,5 48,5 194 33 4 2352,25 9409 12,1
2 53 - 60 5 52,5 60,5 56,5 282,5 29 9 3192,25 15961,25 15,2
3 61 - 68 3 60,5 68,5 64,5 193,5 24 12 4160,25 12480,75 9,1
4 69 - 76 7 68,5 76,5 72,5 507,5 21 19 5256,25 36793,75 21,2
5 77 - 84 3 76,5 84,5 80,5 241,5 14 22 6480,25 19440,75 9,1
6 85 - 92 11 84,5 92,5 88,5 973,5 11 33 7832,25 86154,75 33,3
Σ 33 2393 100 100
6. Menentukan mean
5,7233
2393
x
f
xfx
7. Menentukan median
73,80
2
1
Me
ifi
fkbn
Me
LAMPIRAN 20
390
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Fre
ku
en
si
Ab
so
lut
48,5 56,5 64,5 72,5 80,5 88,5
Titik Tengah
Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
8. Menetukan modus
68,87
Mo
ifbfa
faMo
9. Menentukan simpangan baku
LAMPIRAN 20
400
TABEL ANALISIS KETERCAPAIAN ASPEK HASIL BELAJAR SISWA
Materi
Tekanan Pada
zat Padat
Tekanan Pada zat Cair
Tekanan pada zat gas
Subjek skor ∑Skor Ket% Skor ∑Skor Ket% Skor ∑skor Ket%
1 3 3 100 7 10 70,0 4 7 57
2 3 3 100 6 10 60,0 5 7 71
3 2 3 67 5 10 50,0 4 7 57
4 3 3 100 5 10 50,0 4 7 57
5 3 3 100 9 10 90,0 6 7 86
6 1 3 33 7 10 70,0 4 7 57
7 1 3 33 5 10 50,0 4 7 57
8 2 3 67 8 10 80,0 6 7 86
9 3 3 100 7 10 70,0 5 7 71
10 3 3 100 7 10 70,0 5 7 71
11 3 3 100 8 10 80,0 5 7 71
12 3 3 100 8 10 80,0 7 7 100
13 2 3 67 9 10 90,0 7 7 100
14 3 3 100 6 10 60,0 4 7 57
15 3 3 100 8 10 80,0 6 7 86
16 2 3 67 6 10 60,0 2 7 29
17 3 3 100 6 10 60,0 2 7 29
18 3 3 100 7 10 70,0 5 7 71
19 3 3 100 8 10 80,0 1 7 14
20 2 3 67 7 10 70,0 4 7 57
21 3 3 100 6 10 60,0 6 7 86
22 2 3 67 7 10 70,0 1 7 14
23 3 3 100 7 10 70,0 4 7 57
24 3 3 100 8 10 80,0 5 7 71
25 2 3 67 9 10 90,0 1 7 14
26 1 3 33 10 10 100,0 7 7 100
27 3 3 100 9 10 90,0 6 7 86
28 3 3 100 8 10 80,0 7 7 100
29 3 3 100 8 10 80,0 6 7 86
30 3 3 100 9 10 90,0 6 7 86
31 3 3 100 10 10 100,0 5 7 71
32 3 3 100 8 10 80,0 7 7 100
33 3 3 100 5 10 50,0 5 7 71
Rata-rata 87 73,6 68
LAMPIRAN 20
401
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Nila
i R
ata
-ra
ta
Tekanan Pada Zat
Padat
Tekanan Pada zat
Cair
Tekanan Pada zat
gas
Materi Perpindahan Kalor
Grafik Analisis Hasil Belajar siswa pada Konsep Tekanan
Konsep Materi
Tekanan Pada zat Padat
Tekanan Pada Zat Cair
Tekanan Pada Zat Gas
Nilai Rata-rata
87 73,6 68
245
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR
Uji normalitas variabel penelitian menggunakan uji liliefors dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Kolom Xi
Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar
2. Kolom Zi
Pada kolom ini diisi dengan angka-angka melalui perhitungan dengan rumus
SD
xXZi
3. Kolom Zt
Nilai Zt dikonsultasikan pada kurva normalitas
4. Kolom F(Zi)
Pada kolom ini diisi dengan mengacu pada ketentuan
Jika nilai Zi positif maka F(Zi) = 0.5 –Zt
Jika nilai Zi negatif maka F(Zi) = 0.5 + Zt
5. Kolom S (Zi)
Kolom ini dicantumkan nilai yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
S(Zi) = Nomor Responden : Jumlah Responden
6. Kolom F (Zi) – S (Zi)
Pada kolom ini dicantumkan harga nilai mutlak dari selisih F(Zi) – S(Zi)
7. Mencari L hitung
L hitung adalah jumlah terbesar dari selisih F(Zi) – S(Zi)
8. Mencari L tabel
L tabel diperoleh dari nilai tabel uji liliefors
L tabel untuk n = 33 pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 1566.033
886.0 .
9. Mengajukan hipotesis
Ho = jika Lhitung < Ltabel
Ha = jika Lhitung > Ltabel
246
TABEL PENGUJIAN NORMALITAS HASIL BELAJAR SISWA
No
Zi Zt F(Zi) S(Zi) [F(Zi) - S(Zi)]
1 45 -27,50 -1,92 0,4719 0,0281 0,03030 0,00220
2 50 -22,5 -1,57 0,4419 0,0581 0,06061 0,00251
3 50 -22,5 -1,57 0,4419 0,0581 0,09091 0,03281
4 50 -22,5 -1,57 0,4419 0,0581 0,12121 0,06311
5 55 -17,5 -1,22 0,3888 0,1112 0,15152 0,04032
6 60 -12,5 -0,87 0,3078 0,1922 0,18182 -
0,01038
7 60 -12,5 -0,87 0,3078 0,1922 0,21212 0,01992
8 60 -12,5 -0,87 0,3078 0,1922 0,24242 0,05022
9 60 -12,5 -0,87 0,3078 0,1922 0,27273 0,08053
10 65 -7,5 -0,52 0,1950 0,3050 0,30303 -
0,00197
11 65 -7,5 -0,52 0,1950 0,3050 0,33333 0,02833
12 65 -7,5 -0,52 0,1950 0,3050 0,36364 0,05864
13 70 -2,5 -0,17 0,0675 0,4325 0,39394 -
0,03856
14 70 -2,5 -0,17 0,0675 0,4325 0,42424 -
0,00826
15 70 -2,5 -0,17 0,0675 0,4325 0,45455 0,02205
16 70 -2,5 -0,17 0,0675 0,4325 0,48485 0,05235
17 75 2,5 0,17 0,0675 0,5675 0,51515 -
0,05235
18 75 2,5 0,17 0,0675 0,5675 0,54545 -
0,02205
19 75 2,5 0,17 0,0675 0,5675 0,57576 0,00826
20 80 7,5 0,52 0,1950 0,6950 0,60606 -
0,08894
21 80 7,5 0,52 0,1950 0,6950 0,63636 -
0,05864
22 80 7,5 0,52 0,1950 0,6950 0,66667 -
0,02833
23 85 12,5 0,87 0,3078 0,8078 0,69697 -
0,11083
24 85 12,5 0,87 0,3078 0,8078 0,72727 -
0,08053
25 90 17,5 1,22 0,3869 0,8869 0,75758 -
0,12932
26 90 17,5 1,22 0,3869 0,8869 0,78788 -
0,09902
27 90 17,5 1,22 0,3869 0,8869 0,81818 -
0,06872
28 90 17,5 1,22 0,3869 0,8869 0,84848 -
0,03842
29 90 17,5 1,22 0,3869 0,8869 0,87879 -
0,00811
30 90 17,5 1,22 0,3869 0,8869 0,90909 0,02219
31 90 17,5 1,22 0,3869 0,8869 0,93939 0,05249
32 90 17,5 1,22 0,3869 0,8869 0,96970 0,08280
33 90 17,5 1,22 0,3869 0,8869 1,00000 0,11310
Nilai Terbesar 0,11310
247
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari harga-
harga mutlak yang ada, nilai Lo = 0.1130. Kemudian membandingkan Lo dengan Lt
yang diambil dari tabel harga kritis Liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 33
pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 1566.033
886.0 . Karena harga Lo = 0.1130 dan
harga Lt = 0.1566, maka Lo < Lt, hal ini berarti bahwa data sampel hasil pengisian nilai
hasil belajar berasal dari populasi berdistribusi normal.
LAMPIRAN 22
405
UJI HOMOGENITAS KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR
Uji homogenitas penelitian ini menggunakan uji fisher dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata
2. Menentukan selisih ........21 xxxx
3. Menjumlahkan kuadrat tersebut
4. Jumlah tersebut dibagi n -1
5. Menentukan F hitung
6. Menentukan derajat kebebasan
7. Menentukan F tabel (0.05) F tabel = (α)(db1.db2)
8. Interpretasi data
9. Ho = jika F hitung < F tabel maka data tersebut bersifat homogen
Ha = jika F hitung > F tabel maka data tersebut bersifat tidak homogen
LAMPIRAN 22
406
TABEL PERSIAPAN UJI HOMOGENITAS
KONSEP DIRI (X) DAN HASIL BELAJAR (Y)
No
1 61 74,2 -13,2 174,24 45 72,5 -27,5 756,25
2 62 74,2 -12,5 157,08 50 72,5 -22,5 506,25
3 64 74,2 -10,2 104,04 50 72,5 -22,5 506,25
4 67 74,2 -7,5 56,75 50 72,5 -22,5 506,25
5 67 74,2 -6,9 47,15 55 72,5 -17,5 306,25
6 68 74,2 -6,2 38,44 60 72,5 -12,5 156,25
7 69 74,2 -5,5 30,62 60 72,5 -12,5 156,25
8 69 74,2 -4,9 23,68 60 72,5 -12,5 156,25
9 69 74,2 -4,9 23,68 60 72,5 -12,5 156,25
10 71 74,2 -3,5 12,48 65 72,5 -7,5 56,25
11 72 74,2 -2,5 6,42 65 72,5 -7,5 56,25
12 72 74,2 -2,2 4,84 65 72,5 -7,5 56,25
13 72 74,2 -2,2 4,84 70 72,5 -2,5 6,25
14 72 74,2 -2,2 4,84 70 72,5 -2,5 6,25
15 73 74,2 -0,9 0,75 70 72,5 -2,5 6,25
16 74 74,2 -0,2 0,04 70 72,5 -2,5 6,25
17 74 74,2 -0,2 0,04 75 72,5 2,5 6,25
18 75 74,2 0,5 0,22 75 72,5 2,5 6,25
19 75 74,2 0,8 0,64 75 72,5 2,5 6,25
20 75 74,2 0,8 0,64 80 72,5 7,5 56,25
21 76 74,2 1,5 2,15 80 72,5 7,5 56,25
22 76 74,2 1,5 2,15 80 72,5 7,5 56,25
23 76 74,2 1,8 3,24 85 72,5 12,5 156,25
24 76 74,2 2,1 4,55 85 72,5 12,5 156,25
25 77 74,2 2,8 7,84 90 72,5 17,5 306,25
26 78 74,2 3,5 12,02 90 72,5 17,5 306,25
27 78 74,2 3,8 14,44 90 72,5 17,5 306,25
28 79 74,2 4,5 19,95 90 72,5 17,5 306,25
29 80 74,2 5,5 29,88 90 72,5 17,5 306,25
30 82 74,2 8,1 66,15 90 72,5 17,5 306,25
31 82 74,2 8,1 66,15 90 72,5 17,5 306,25
32 83 74,2 9,1 83,42 90 72,5 17,5 306,25
33 90 74,2 16,1 260,28 90 72,5 17,5 306,25
∑ 2433 2448,6 -15 1263,7 2410 2392,5 17,5 6656,25
2 )( Y 2)(
LAMPIRAN 22
407
1.
1
2
2
n
XXS x
49,392 xS
2.
1
2
n
YYS y
01,2082 yS
3. Menentukan derajat kebebasan
Penyebut : dk2 = n-1 = 33 – 1 = 32
Pembilang : dk1 = n-1 = 33 – 1 = 32
4. Menentukan F hitung
2674,549,39
01,2082
2
x
y
S
SF
5. Menetukan F tabel
Untuk dk penyebut 31 dan dk pembilang 31 pada taraf signifikan α = 0.05 dari tabel
distribusi F tidak dapat, maka dilakukan interpolasi:
Dari tabel F(0.05;dk=30:31) adalah 1.82 dan F(0.05;dk= 40;31) adalah 1.78, maka:
788.110
24.1464.3
82
78.1882.1231:31;05.0
tabel
dktabel
F
FF
Jadi Ftabel = 1.788
Karena Fhitung < Ftabel, maka Ho ditolak yang berarti bahwa kedua data tidak memiliki
variansi populasi yang tidak homogen.
LAMPIRAN 23
408
TABEL PERSIAPAN UJI LINEARITAS
KONSEP DIRI (X) DAN HASIL BELAJAR (Y)
No
1 61 3721 70 4900 4270
2 62 3803 70 4900 4317
3 64 4096 55 3025 3520
4 67 4444 60 3600 4000
5 67 4534 90 8100 6060
6 68 4624 60 3600 4080
7 69 4715 50 2500 3433
8 69 4807 80 6400 5547
9 69 4807 75 5625 5200
10 71 4994 75 5625 5300
11 72 5136 80 6400 5733
12 72 5184 90 8100 6480
13 72 5184 90 8100 6480
14 72 5184 65 4225 4680
15 73 5378 85 7225 6233
16 74 5476 45 2025 3330
17 74 5476 50 2500 3700
18 75 5575 75 5625 5600
19 75 5625 60 3600 4500
20 75 5625 65 4225 4875
21 76 5725 70 4900 5297
22 76 5725 50 2500 3783
23 76 5776 70 4900 5320
24 76 5827 80 6400 6107
25 77 5929 60 3600 4620
26 78 6032 90 8100 6990
27 78 6084 90 8100 7020
28 79 6188 90 8100 7080
29 80 6347 85 7225 6772
30 82 6779 90 8100 7410
31 82 6779 90 8100 7410
32 83 6944 90 8100 7500
33 90 8160 65 4225 5872
∑ 2433 180684 2410 182650 178518
2 2
LAMPIRAN 23
409
Perhitungan Uji Linearitas Konsep Diri dengan Hasil Belajar
Diketahui:
ΣX = 2433
ΣX2 = 180684
ΣY = 2410
ΣY2
= 182650
ΣXY = 178516
n =33
Rumus:
bxaY
Untuk nilai a
43,25
2433180684.33
178518.2433180684.182650
2
22
2
a
a
XXn
XYXXYa
Untuk nilai b
65,0
2433180684.33
2410.2433178516.332
22
b
b
XXn
YXXYnb
Maka,
XY
bXaY
65,043,25
410
LAMPIRAN 24
8
65909090859090906590909085909090
8
60807050706560756080705070656075
8
90504585659080755045856590908075
8
758050609060557070758050609060557070
22222222
22222222
22222222
222222222
Perhitungan Anava untuk Regresi Linier Sederhana
Diketahui:
ΣX = 2433
ΣX2 = 180684
ΣY = 2410
ΣY2
= 182650
ΣXY = 178518
n = 33
Perhitungan:
1. Jumlah kuadrat total
182650).( 2 YTJk
2. Jumlah kuadrat total regresi a
176003
33
2410).(
22
n
YaJk
3. Jumlah kuadrat regresi b
94,54230,835.65.0)/.(
30,8357,17768217851865,0)/.(
33
2410243317851865,0)/.(
)/.(
abJK
abJk
abJk
n
YXXYbabJk
4. Jumlah kuadrat sisa / residu
06,6104).(
94,542176003182650).(
)/()()().(
resJk
resJk
abJkaJkTJkresJk
5. Jumlah kuadrat galat
).(EJk =
n
YY i
i
22
=
412
LAMPIRAN 24
= 5,59512600505,351123575042050442004,4134442650
= 5,5375,63721506,1305 =4630,6
6. Jk (TC)
46,1473
6,463006,6104
)()(
EJkresJk
7. Rjk (a)
176003
)(
aJk
8. Rjk (b/a)
94,542
)/(
abJk
9. Rjk (res)
905,196233
06,6104
2
)(
n
resJk
10. Rjk (TC)
87,3626
46,1473
2
)(
k
TCJk
11. Rjk (E)
504,171633
6,4630)(
kn
EJk
12. F hitung
21498,0504,171
87,36
).(
).(
ERJk
TCRjk
13. F tabel
4,5
27405.0
633)26(05.0
2
F
F
knkF
413
LAMPIRAN 24
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kriteria pengujian
diterima hipotesis model regresi linier jika F hit < F tab yaitu 0,215 < 5,40 maka
regresi Y = 25,43+0,65X merupakan model regresi linier.
LAMPIRAN 25
413
PERHITUNGAN KORELASI KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR
No
1 61 3721 70 4900 4270
2 62 3803 70 4900 4317
3 64 4096 55 3025 3520
4 67 4444 60 3600 4000
5 67 4534 90 8100 6060
6 68 4624 60 3600 4080
7 69 4715 50 2500 3433
8 69 4807 80 6400 5547
9 69 4807 75 5625 5200
10 71 4994 75 5625 5300
11 72 5136 80 6400 5733
12 72 5184 90 8100 6480
13 72 5184 90 8100 6480
14 72 5184 65 4225 4680
15 73 5378 85 7225 6233
16 74 5476 45 2025 3330
17 74 5476 50 2500 3700
18 75 5575 75 5625 5600
19 75 5625 60 3600 4500
20 75 5625 65 4225 4875
21 76 5725 70 4900 5297
22 76 5725 50 2500 3783
23 76 5776 70 4900 5320
24 76 5827 80 6400 6107
25 77 5929 60 3600 4620
26 78 6032 90 8100 6990
27 78 6084 90 8100 7020
28 79 6188 90 8100 7080
29 80 6347 85 7225 6772
30 82 6779 90 8100 7410
31 82 6779 90 8100 7410
32 83 6944 90 8100 7500
33 90 8160 65 4225 5872
∑ 2433 180684 2410 182650 178518
2 2
LAMPIRAN 25
414
PERHITUNGAN KORELASI KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR
DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS PRODUCT MOMENT PEARSON
Diketahui:
ΣX = 2433
ΣX2 = 180684
ΣY = 2410
ΣY2
= 182650
ΣXY = 178518
n = 33
2835,0
4,97212
27564
9450256050
27564
219350.43083
27564
5808100602745059194895962572
58635305891094
241018265033243318068433
2410243317851833
22
2222
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
r
r
r
r
r
r
YYnXXn
YXXYnr
rtabel = 0.349 (5%)
r hitung< rtabel Seharusnya rhitung > rtabel
Terdapat hubungan antara konsep diri dan hasil belajar jika dikonsultasikan pada
Interpretasi Product Moment korelasinya terletak antara 2,00-3,00 termasuk dalam
kategori yang lemah/rendah.
LAMPIRAN 26
415
PERHITUNGAN UJI SIGNIFIKANSI
Untuk mengetahui uji keberartian hubungan dapat diketahui dengan
menggunakan uji-t dengan rumus:
716,1
92,0
58,1
)080372,0(1
567,5.2835.0
2835.01
2332835.0
1
2
2
2
t
t
t
t
r
nrt
Dengan kriteria pengujian:
Jika thitung > ttabel : maka Ho ditolak
Jika thitung > ttabel : maka Ho diterima
Maka dapat diketahui harga thitung (1,716) ternyata lebih besar jika dibandingkan
dengan harga ttabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 1.697. Artinya terdapat hubungan
yang lemah/rendah antara konsep diri dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran
inkuiri pada konsep tekanan.
LAMPIRAN 27
416
PERHITUNGAN KOEFISIEN DETERMINASI
Untuk melihat berapa besar konstribusi yang diberikan oleh konsep diri
terhadap hasil belajar siswa maka dicari koefesien determinasi dengan cara
mengkudratkan korelasi yang sudah didapat.
rxy = 2835,0
maka 22
2835,0xyr 0,080372
dalam persen (%) %1000,080372%1002
xyr 8,04
Jadi besar konstribusi konsep diri yang diberikan terhadap hasil belajar dilihat
dari koefesien determinasi yang diperoleh yaitu sebesar 8,04%
FOTO-FOTO PENELITIAN DI MAN 11 JAKARTA
UJI REFERENSI
Nama : M.Solihin
NIM : 104 016 300 476
Judul
Skripsi
: Hubungan Konsep Diri Dan Hasil Belajar Fisika Siswa
Melalui Pembelajaran Inkuiri Pada Konsep Tekanan
Pembimbing : 1. Drs. Hasian Pohan, M.Si
2. Diah Mulhayatiah, M.Pd
No Referensi Keterangan
Pembimbing I Pembimbing II
BAB I
1. Ilmu Psikologi,
http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/12/ciri-ciri-
masa-remaja.html, 21 Juli 2010.
2. Nina Mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas
Terbuka,1999. Hal.34
3. Nina Mutmainah, Ibid Hal.34
4. Jalaludin Rakhmat, Psikologi komunikasi ( Edisi
Revisi) 1996 hal 106
5. AhyarWahyudi,
http://ahyarwahyudi.wordpress.com/2010/02/11/kons
ep-diri-dan-mekanisme-koping-dalam-proses-
keperawatan/ 21 Juli 2010
6. Jalaludin Rakhmat, Opcit hal 105
7. Menata Kepribadian Anak,
http://www.scribd.com/doc/11771514/BK, 21 Juli
2010
8. Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No. 2
tahun 2006, Mata Pelajaran IPA
9. IB Putu Mardana, Intensifikasi Pelaksanaan
Kegiatan Laboratorium Dalam Pembelajaran IPA
Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah,
dan Prestasi Belajar IPA Siswa K elas II SLTP
Negeri I Singaraja, (Aneka Widya STKIP Singaraja,
No.3 TH.XXXIII Juli 2000), h. 148.
10. Pusat Kurikulum, Mata Pelajaran Fisika untuk
Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah
(MA),
(http://www.puskur.net/inc/si/sma/fisika.pdf.15 Juli
2008), h. 443.
11. Johari Surif, Mohammad Yusof Haji Arshad dan Nor
Hasniza Ibrahim, Membangunkan Sikap Saintifik
Melaui Proses Inkuiri, makalah disampaikan dalam
International Seminar On Development of Value In
Mathematics And Science Education, Faculty of
Education, University of Malaya, 3 Agustus 2007,
h.1.
12. I Nyoman Subratha dan I Nengah Kariasa, Upaya
Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Kualitas Hasil
Belajar Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran IPA
dengan Pendekatan Keterampilan Proses, (Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja,
No.2. TH XXXV, April 2002), h.3.
13. R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan
Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.27.
14. Soewarso, Peranan Metode Inquiry Terhadap
Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah.
(Semarang: Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan,
No.2 Tahun XXIX, 2000), h.128.
15. I Made Wirtha dan Ni Ketut Rapi., Pengaruh
Pembelajaran dan Penalaran Formal terhadap
Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa
SMA Negeri 4 Singaraja, (Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan Lembaga Penelitian
Undiksha, April 2008), h.27.
16. Melanie D. murmanto., Pembentukan Konsep Diri
Siswa melalui Pembelajaran Partisipatif (sebuah
alternatif pendekatan pembelajaran di sekolah
dasar), (Jurnal Pendidikan Penabur-No
08/Th.VI/Juni 2007
BAB II
1. Avin Fadilla Helmi, Gaya Kelekatan dan Konsep
Diri, Jurnal Psikologi 1999 UGM Hal. 9
2. Modul Pelatihan resolusi Konflik untuk Pemimpinj
Desa, Memahami Konsep Diri, Beberapa
Terminologi Penting Tentang Konsep diri, Hal.21
3. Ibid hal.1
4. Nina mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas
Terbuka, 1999 Hal.101
5. Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu
Keperawatan, USU Repository 2006.
Hal. 6
6. Salbiah Ibid Hal.6
7. Salbiah Ibid Hal 6
8. Salbiah Ibid hal. 6
9. Salbiah, Konsep Diri,KDK, dan Sal Program Studi
Ilmu Keperawatan, USU Repository 2006. Hal.4
10. Salbiah Ibid Hal. 4
11. Salbiah, Konsep Diri,KDK dan Sal. Program Studi
Ilmu Keperawatan, USU Repository 2006. Hal. 5
12. Salbiah Ibid Hal. 5
13. Salbiah Ibid Hal. 5
14. Just For Child, Konsep Diri,
http://qyonglee.multiply.com/journal/item/26,21Juli
2010
15. Ekoph, IBSN Hambatan Belajar,
http://ekoph.wordpress.com/2008/11/12/ibsn-
hambatan-belajar, 20 Juli 2010
16. Just For child, konsep diri,
http://qyonglee.multiply.com/journal/item/26, 20 Juli
2010
17. Memahami Konsep Diri,Beberapa Terminologi
Penting Tentang Konsep Diri, Modul Pelatihan
Resolusi Konflik untuk Pemimpin Desa
18. Ekoph,IBSN Hambatan Belajar,
http://ekoph.wordpress.com/2008/11/12/ibsn-
hambatan-belajar, 20 Juli 2010
19. Ekoph,IBSN Hambatan Belajar, Ibid Hal.3
20. Lita H Wulandari & Pasti Rola; Konsep Diri dan
Motivasi berprestasi Remaja Penghuni Panti Asuhan,
Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume
3, Nomor 2, hal 74-80
21. Lita H Wulandari, Ibid Hal. 74-80
22. http://www.acehforum.or.id/forum.php?s=4c16dc820
82b5725eac660df0fab2eb1, 21 Juli 2010
23. Indri Kemala nasution, Perilaku Merokok Pada
Remaja,2007, USU Repository@2008, Hal. 7
24. Indri Kemala nasution, Stres pada Remajas,2007,
USU Repository@2008, Hal. 5
25. Muhammadmuna,
http://muhammadmunadi.blogspot.com/2010/02/rem
aja-ada-apa.html, 21 Juli 2010
26. Rumah belajar,
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.h
tml, 21 Juli 2010
27. Universitas Kristen Vetra, Library,
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.
x=15&submit.y=18&submit=next&
qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2
Fs1%2Feman%2F2006%2Fjiunkpe-ns-s1-21 Juli
2010
28. Indri Kemala Nasution, Stres pada Remaja, 2007,
USU Repository, 2008, Hal. 25
29. Brahma Hemera,Kecemasan Remaja yang Sering
Pindah Rumah,UGM Repository, Hal.7
30. Kasturi82: Journal Psychology “Remaja dan pacara
,(http://kasturi82.blogspot.com/2009/02/journal-
psychology-remaja-dan-pacaran.html) , 21 juli 2010
31. Isna Asyri Syahrina Psikologi Pekembangan
II**Fakultas Psikologi UPI”YPTK” Padang 2008
32. Ahmad Sofyan, Konstruktivisme dalam
Pembelajaran IPA/Sains, (Prosiding Seminar
Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 8
33. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta, Remaja Rosda
Karya, 2006) h. 13
34. Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains
Menyenangkan dengan Metode Konstruktivisme,
(Metamorfosa: Jurnal Pendidikan IPA) Vol 1, h. 51
35. Zulfiani, Model Pembelajaran Inkuiri Bioteknologi
Kesehatan untuk Meningkatkan Kemampuan Dasar
Bekerja Ilmiah (KDBI) Mahasiswa (Prosiding
Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 30
36. Johar Maknun, Penerapan Pembelajaran
Konstruktivisme untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Dasar Fisika Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), (Prosiding Seminar Internasional Pendidikan
IPA 2007) h. 29
37. Munasprianto Ramli, op.cit., Vol 1, h. 51
38. Munasprianto Ramli, Ibid., Vol 1, h. 53
39. Johar Maknun, op cit., h. 29
40. Johar Maknun, op cit., h. 33
41. Ahmad Sofyan, op. cit., h. 14
42. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana
Prenada Media Group, 2008) h. 197
43. Indrawati, Model-model Pembelajaran IPA
(Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Pusat Pengembangan Penataran Guru Ilmu
Pengetahuan Alam, 1999/2000), h. 22
44. Thangavelo Marimuthu, dkk, Amalan dan Masalah
Pelaksanaaan Strategi Inkuiri-Penemuan di
Kalangan Guru Pelatih Sains Semasa Praktikum:
Satu Kajian Kes, (Presiding Seminar Internasional
Pendidikan IPA 2007) h. 3
45. Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 2
46. Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 2
47. Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 6
48. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran MIPA,
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008) h. 24
49. Thangavelo Marimuthu, op.cit., h. 7
50. Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2001) h. 76-77
51. Wina Sanjaya, op. cit., h. 208-209
52. Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri
Terstruktur terhadap Peningkatan Penguasaan
Konsep dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X
Pada Konsep Bioteknologi, (Metamorfosa, Jurnal
Pendidikan IPA) Vol. 1, h. 28
53. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mampengaruhinya, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003)
Cet. Ke-4, h. 2
54. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung,
PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. Ke-10, h. 85
55. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1997), Cet. 3, h.111
56. Muhibbin Syah, Ibid, h. 91
57. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT
Rineka Cipta 1997), Cet. 1, h.49
58. Ali Imron, Strategi Belajar & Pembelajaran,
(Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya 1996), Cet. 1, h. 2.
59. W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT
Grasindo, 1999), Cet. 5, h.53.
60. H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Antara
Lingkungan dan Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), h. 5
61. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mampengaruhinya, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003)
Cet. Ke-4, h. 54
62. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), cet. Ke-21,
h. 107.
63. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-21, h. 102
64. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah
pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press,
2008), Cet I, h. 24
65. Yudi Munadi, Ibid, h. 26
66. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1997), Cet. 3, h.133
67. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan
berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2, h. 59
68. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1999), Cet. 1, h. 132-138.
69. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah
pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press,
2008), Cet I, h. 32
70. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
PT Grafindo Persada, 2002), Cet. 11, h.232
71. Alisuf Sabri, loc.cit., h. 59
72. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah
pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press,
2008), Cet I, h. 34
73. Lita H Wulandari, Ibid Hal. 74-80
74. Rumyati, Korelasi antara Konsep Diri dengan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4
METRO, Tesis Universitas Lampung, 2004
75. Ridzal Efendi, Korelasi Konsep Diri dengan Hasil
Belajar PendidikanAagama Islam kelas VIII SMP
Al-Kautsar Bandar Lampung
76. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah
pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press,
2008), Cet I, h. 34
77. Leonard, Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa pada
Matematika dan Kecemasan Siswa terhadap Hasil
Belajar Matematika (survey pada SMP di wilayah
DKI Jakarta) Universitas Indraprasta PGR, 2008
78. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah
pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press,
2008), Cet I, h. 34
BAB III
1. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-4, h. 29.
2. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian
Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
h. 54
3. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), h. 53.
4. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), h. 54.
5. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2007), h.118
6. Sukardi, op. cit.,h. 64.
7. Sugiyono, op. cit., h.61.
8. Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian
Pendidikan Sains, (FITK IPA UIN Syarif
Hidayatullah, Maret 2008), h. 24.
9. Yanti Herlanti, Ibid., h. 28..
10. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian
Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008),
h.219.
11. Yanti Herlanti, Tanya jawab seputar penelitian
pendidikan sains, (Jurusan P.IPA UIN Jakarta:
Maret. 2008), h.31.
12.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), h.65.
13. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), h.79.
14. Lampiran 13, h. 144 – 145.
15. Suharsimi Arikunto, op. cit.,h. 86.
16. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), h.100.
17. Lampiran 14, h. 146 – 147
18. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), h.208.
19. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), h.213.
20. Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta,
2007), h.261
21. Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung:
Alfabeta, 2007), h.274.
BAB IV
1. Modul Pelatihan resolusi Konflik untuk Pemimpinj
Desa, Memahami Konsep Diri, Beberapa
Terminologi Penting Tentang Konsep diri, Hal.21
2. Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung: Pustaka
Setia, 2003), h. 359-360
3. Arif Sholahuddin, Pemberdayaan Mata Pelajaran
IPA Dalam Upaya Menumbuhkembangkan Sikap
Positif Terhadap Lingkungan, (Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No.032. Tahun Ke-7, 2001), h.619.
4. Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri
Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan
Konsep Dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas
X Pada Konsep Bioteknologi, Jurnal Metamorfosa
Vol.1 No 2, Oktober 2006, h.33.
5. Aan Sururi , Pengaruh Model Pembelajaran
Memberikan Kontribusi Yang Positif Terhadap
Konsep Diri dan Prestasi Belajar Matematika, tesis
FKIP UNILA Lampung 2005
6. Suryanto, Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa
Jakarta, Agustus 2010
Melalui Pembelajaran Puzzle pada Konsep Biologi.(
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Universitas
Terbuka 2007)h.11
7. Pudjiono, Kecerdasan, Konsep Diri, Sikap dan
bimbingan terhadap Prestasi Belajar, (studi tahun
1985-1986)Mengenai Siswa SMA Negeri di
Kotamadya Surabaya)
8. Rahmawati, Ika (2009) Peran Prestasi Belajar
Matematika Terhadap Konsep Diri Akademik Pada
Siswa Smp. Skripsi Thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
9. Alan Colburn, What Teacher Educators Need To
Know about Inquiry-Based Instruction.
(http://www.csulb.edu/~acolburn/AETS.htm. 11 Juli
2009), h.2.
10. Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati. Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi
Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas Xi Sma Yp
Unila
11. Sriyanti Mustafa, Penerapan Strategi Inkuiri sebagai
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Parepare, Pascasarjana
UM, 2010
12. Ridzal Efendi, Kontribusi Konsep Diri, Peran Orang
Tua, Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Al-
kautsar Bandar Lampung, Unila 2007
13. Nandang Kosasih Ananda, Motivasi, Sikap Terhadap
Mengajar Dan Konsep Diri Mahasiswa, Universitas
Lampung tahun 2001
14. Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri
Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan
Konsep Dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas
X Pada Konsep Bioteknologi, Jurnal Metamorfosa
Vol.1 No 2, Oktober 2006, h. 32.
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I
Drs.. Hasian Pohan, M.Si NIP 130 805 861
Pembimbing II
Diah Mulhayatiah M.Pd NIP 197903092008012016
BIODATA PENULIS
Muhamad Solihin lahir di Rangkasbitung Banten pada
tanggal 06 Maret 1984, anak dari pasangan Bapak H.
Imam dan Ibu Siti Atiah. Alamat asal. Jln. Cileles-
Gunung Kencana KM.2, Kp. Kaum Ds. Cileles Kec.
Cileles Kab. Lebak Banten, Kode Pos 42353, HP.
085697647375. Saat ini tinggal di Jl. WR.Supratman
Rt.001 Rw.05 No.34 Cempaka Putih Ciputat
Tangerang Selatan 15412.
Menamatkan pendidikan dasar di SDN Cileles II pada tahun 1998, lalu
melanjutkan di MTs GUPPI Cileles dan lulus pada tahun 2001, kemudian
melanjutkan pendidikan menengah di MAN Rangkasbitung dan lulus pada tahun
2004. Dan menamatkan S1 (Sarjana Pendidikan) di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika.