HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL ...digilib.unila.ac.id/58849/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL ...digilib.unila.ac.id/58849/3/SKRIPSI TANPA BAB...
i
HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2
SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
WULAN AGUSTININGRUM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ii
ABSTRAK
HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SDNEGERI 2
SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG
Oleh
WULAN AGUSTININGRUM
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar matematika
peserta didik SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar
matematika peserta didik. Jenis penelitian korelasional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V yang berjumlah
71peserta didik dan sampel berjumlah 36peserta didik. Teknik
pengambilan sampel yaitu purposive samplingTeknik pengumpulan data
menggunakan observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan
adalah korelasi product moment. Hasil pengujian hipotesis dapat
disimpulkan terdapat hubungan antara disiplin belajar dengan hasilbelajar
matematika peserta didik kelas V SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.
Kata Kunci:disiplin belajar, hasil belajar, matematika
iii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN DISCIPLINE OF LEARNING
WITH MATHEMATICS LEARNING OUTCOMES OF 5th
GRADER STUDENT OF ELEMENTARY SCHOOL 2
SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG
By
WULAN AGUSTININGRUM
The problem in this study is the low mathematics scorer of the fifth grade
students at Elementary School 2 Sukajawa Bandar Lampung. This study
aims to determine the correlation between discipline of learning with
mathematics learning outcomes. This research is correlational r esearch.
The population of the study was all fifth graders of 71 students with 36
students were taken as sample. The sampling technique was done using
purposive sampling. The data collection techniques were done throught
observation and documentation. The data analysis was carried out using product
moment. The hypothesis test data can be concluded that there was a
correlation between discipline of learning with mathematics learning
outcomes of 5th
grader student in Elementary School 2 Sukajawa Bandar
Lampung.
Keywords:discipline of learning, learning outcome, mathematics
iv
HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA PESERTA DIDIKKELAS V SD NEGERI 2
SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG
Oleh
WULAN AGUSTININGRUM
Skripsi
Sebagai Salah SatuSyaratuntukMencapaiGelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar
JurusanIlmuPendidikan
Fakultas KeguruandanIlmuPendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
viii
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 11
Agustus1997. Peneliti merupakan anak pertama dari dua
bersaudara pasangan Bapak Herman Ibu Haryati Agustina.
Pendidikan formal yang telah diselesaikan peneliti
sebagaiberikut.
1. TK Al-Azhar 7 Natar Lampung Selatan lulus pada tahun 2003.
2. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 3Sukajawa Bandar Lampung lulus
pada tahun 2009.
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Bandar Lampung lulus pada
tahun 2012.
4. Sekolah Menegah Atas (SMA) Perintis 2 Bandar Lampung lulus pada tahun
2015.
Pada tahun 2015 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung. Peneliti melakukan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SDN 1 Pugungraharjo, Kecamatan
Pugungraharjo. Selain PPL, peneliti juga melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di desa Gunung Sugih Besar, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung
Timur.
ix
MOTTO
“Jika keputusanmu adalah menyerah, maka kau adalah seburuk-buruk manusia.”
(Asma’ binti Abu Bakar)
“Tidak ada rahasia untuk sukses. Ini adalah hasil sebuah persiapan, kerja keras dan belajar
dari kesalahan.”
(Calin powel)
i
PERSEMBAHAN
Bismillahhirahmanirrahiim
Puji syukur hadirat Allah Swt. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasullullah Saw.
Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada Allah
Orang tuaku, Ayah dan ibu tercinta, Bapak Herman dan Ibu
Haryati yang tidak pernah hentinya se lama ini memberiku semangat, do’a, dorongan, nasihat dan kasih sayang serta
pengorbanan yang tak tergantikan hin gga aku sela lu kuat menjalani hidup dan segala rintangan yang ada didepanku.
Adikku Nilam Dwi Septiyani
Terimakasih atas segala dukungan, do’a , serta selalu menjadi penghibur dan memberikan senyumanmu.
Para Guru-Guruku Yang Selalu Ku Hormati, Terima kasih Atas Segala Ilmu dan Bimbingan Selama Ini
Sahabat-Sahabatku Terima kasih Telah Memberikan Warna Dalam Hidupku
Almamater tercinta Universitas Lampung
ii
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehinnga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Hubungan Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar Matematika
Peserta Didik Kelas V SDNegeri 2 Sukajawa Bandar Lampung” sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas keguruan dan
Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini banyak
bantuan, bimbingan, motivasi, do’a serta saran-saran yang telah diberikan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terimakasih kepada ibu
Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing akademik
yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan yang sangat bermanfaat
untuk penyelesaian skripsi ini. Bapak Drs. Sugiyanto, M.Pd., selaku pembimbing
II yang telah memberikan masukan dan saran guna penyelesaian skripsi ini. Ibu
Dra. Sasimiati, M.Hum., selaku pembahas yang telah memberikan bimbingan ,
saran dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini. Peneliti juga menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P.,selaku Rektor Universitas
Lampung.
iii
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selakuDekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selakuKetua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Maman Surahman., M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD
Universitas Lampung.
5. Bapak/Ibu Dosen PGSD Universitas Lampung yang telah memberikan
ilmunya, pengalaman yang sangat berharga dan tak ternilai.
6. Bapak Ahirin, S.Pd., Kepala Sekolah SD Negeri 2 Sukajawa Bandar
Lampung yang telah mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian dan
membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
7. Dewan Guru di SD Negeri 2Sukajawa Bandar lampung yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
8. Siswa kelas V SDN 2 Sukajawa yang telah berpartisipasi aktif sebagai subjek
dalam penelitian ini.
9. Sahabat-sahabatku, Elza Maharani, Windi Trikanti Utami, Regita Dyah P,
Nindia Ajeng Kinanti, Marlina Indah P.S, Cindy Herpita S, Sinta Arum C,
Yosipha Bunga, Indri Ayu L, Tika Desma P, terimakasi atas motivasi,
semangat, bantuan danyang selalu siap mendengarkan keluh kesahku selama
ini., semoga persahabatan kita tetap terjalin dan kita semua bisa sukses dunia
akhirat.
10. Sahabat-sahabatku di PGSD,Merlin Tiara Putri, Dini Rovika, Sefti Rosa
Longi Volya terimakasih telah menemani dan mengiburku dengan canda tawa
iv
kalian. Semangat, dukungan dan bantuan kalian sangat berguna bagiku.
Semoga kita selalu diberikan kebahagiaan hingga sukses dunia akhirat.
11. Teman-teman KKN-PPL Desa Gunung Sugih Besar, terima kasih atas 45
hari kebersamaan, pengalaman, doa, dan dukungan yang telah menjadikan
kita sebagai keluarga.
12. Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2015 khususnya kelas A yang
tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih telah menemani drama
hidupku, memberi warna-warni kehidupanku selama di kelas dan semoga kita
semua dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita.
13. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah SWT, melindungi dan membalas semua kebaikan yang sudah
diberikan kepada peneliti, peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih
terdapat kekurangan, namun peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Bandar Lampung, 13 Agustus 2019
Penulis
Wulan Agustiningrum
v
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7
C. Batasan Masalah .................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 10
A. Belajar ............................................................................................. 10
1. Pengertian belajar ..................................................................... 10
2. Tujuan Belajar ........................................................................... 11
3. Ciri-Ciri Belajar ........................................................................ 12
4. Prinsip Belajar ........................................................................... 14
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................. 16
6. Teori Belajar ............................................................................. 20
a. Teori Behaviorisme ........................................................... 20
b. Teori Kognitif .................................................................... 20
c. Teori Kontruktivisme ......................................................... 21
B. Hasil Belajar .................................................................................. 22
1. Pengertian Hasil Belajar. .......................................................... 22
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar. .................... 24
C. Matematika ..................................................................................... 26
1. Pengertian Matematika ............................................................. 26
vi
2. Pembelajaran Matematika di SD .............................................. 27
D. Disiplin Belajar ............................................................................... 29
1. Pengertian Disiplin. .................................................................. 29
2. Fungsi Disiplin. ......................................................................... 30
3. Pengertian Disiplin Belajar. ...................................................... 32
4. Indikator Disiplin Belajar. ........................................................ 34
E. Penelitian yang Relevan ................................................................. 35
F. Kerangka Pikir ............................................................................... 38
G. Hipotesis Penelitian. ...................................................................... 39
III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 41
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 41
B. Waktu dan tempat Penelitian .............................................................. 41
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 42
1. Populasi. ....................................................................................... 42
2. Sampel. ......................................................................................... 42
D. Variabel Penelitian. ........................................................................... 43
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ................................. 43
F. Teknik Pengumpulan Data. ............................................................... 44
G. Instrumen Penelitian ........................................................................ 45
H. Uji Persyaratan Instrumen. ................................................................ 49
I. Teknik Analisis Data. ........................................................................ 49
J. UjiHipotesis. ..................................................................................... 51
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 52
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 52
1. Data Disiplin Belajar. .............................................................. 52
2. Data Hasil Belajar.................................................................... 54
3. Data Disiplin Belajar dan Hasil Belajar Peserta Didik ............ 56
B. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 57
C. Pembahasan....................................................................................... 59
V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 63
A. Kesimpulan. ...................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. 68
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Nilai UTS Matematika Semester Ganjil Peserta Didik KelasV SD
Negeri2 Sukajawa ..................................................................................... 4
2. Jumlah Peserta Didik kelas V SD Negeri 2 Sukajawa .............................. 42
3. Kisi-Kisi Lembar Observasi Disiplin Belajar Peserta Didik .................... 46
4. Skor Jawaban Pedoman Observasi............................................................ 47
5. Presentase Disiplin Belajar Peserta didik .................................................. 53
6. Presentase Hasil Belajar Peserta Didik ..................................................... 55
7. Presentase Disiplin Belajar dan HasilBelajar ............................................ 56
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Arah kerangka pikir hubungan disiplin belajar dengan hasil belajar 39
2. Histogram Presentase Disiplin Belajar ............................................. 54
3. Histogram Presentase HasilBelajar ..................................................... 56
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ......................................................... 69
2. Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan ` ............................................ 70
3. Surat Izin Penelitian ............................................................................... 71
4. Surat Keterangan Penelitian ................................................................... 72
5. Surat Keterangan .................................................................................... 73
6. Surat Pernyataan Validasi ...................................................................... 74
7. Surat Keterangan Validasi ..................................................................... 75
8. Surat Uji Validasi ................................................................................... 76
9. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Disiplin Belajar .................................... 79
10. Lembar Observasi Disiplin Belajar ........................................................ 81
11. Data Hasil Observasi Disiplin Belajar Peserta Didik.............................. 84
12. Rekapitulasi Hasil Observasi (variabel X) .............................................. 89
13. Rekapitulasi Hasil Belajar (Variabel Y) ................................................. 90
14. Koefisien Korelasi Variabel Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar ....... 91
15. Distribusi Nilai rtabel .............................................................................. 92
16. Distribusi Nilai ttabel .............................................................................. 93
17. Dokumentasi .......................................................................................... 94
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah membawa
banyak perubahan bagi seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam
menghadapi persaingan dan tantangan yang semakin tajam sangat
dibutuhkan masyarakat yang mempunyai sumber daya manusia yang
kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbicara
mengenai sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas dari
masalah pendidikan.Pendidikan sering diartikan sebagai usaha sadar
manusia untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian seseorang
agar sesuai dengan nilai-nilai di dalammasyarakat dan kebudayaannya.
Melalui pendidikan seseorang akan memiliki taraf hidup yang lebih tinggi
serta hidup layak. Pada dasarnya pendidikan mengacu pada perkembangan
kognitif, afektif, maupun psikomotor, hal ini menghendaki adanya
keseimbangan perkembangan intelektual, kepribadian maupun
keterampilan.
2
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem
pendidikan nasional dengan tujuan yang dituangkan dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, yaitu :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Berdasarkan undang-undang tentang sistem pendidikan nasional tersebut
jelaslah bahwa pendidikan seharusnya tetap menjadi prioritas utama bagi
seluruh komponen bangsa. Sekolah sebagai institusi pendidikan pada
dasarnya bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta
didik agar siap menghadapi tantangan di masa depan. Usaha yang
dilakukan tersebut dapat berjalan optimal apabila sekolah sebagai pusat
pendidikan formal bagi peserta didik,dapat mengembangkan proses
pembelajaran dengan baik beserta seluruh aspek yang mempengaruhinya
sehingga peserta didik mencapai keberhasilan dalam belajarnya.
Salah satu bidang studi yang wajib dalam setiap jenjang pendidikan
adalah matematika. Peserta didik diharuskan untuk belajar matematika
yang dianggap sebagai pendidikan dasar karena keterampilan perhitungan
matematika sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
pembelajaran matematika perlu diterapkan pada peserta didik dimulai dari
tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi untuk membekali peserta
3
didik dengan kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, cermat,
konsisten serta kemampuan bekerja sama.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Satuan Mata
Pelajaran Matematika menjelaskan bahwa pembelajaran matematika
memiliki tujuan yakni :
1. Memahami konsep matematika, mendeskripsikan bagaimana
keterkaitan antar konsep matematika dan menerapkan konsep atau
logaritma secara efisien, luwes, akurat, dan tepat dalam
memecahkan masalah.
2. Menalar pola sifat dari matematika, mengembangkan atau
memanipulasi matematika dalam menyusun argumen,
merumuskan bukti,atau mendeskripsikan argument dan pernyataan
matematika.
3. Memecahkan masalah matematika yang meliputi kemampuan
memahami masalah, menyusun model penyelesaian matematika,
menyelesaikan model matematika, dan memberi solusi yang
tepat,dan
4. Mengkomunikasikan argumen atau gagasan dengan diagram,
tabel, symbol,atau, media lainnya agar dapat memperjelas
permasalahan atau keadaan.
Berdasarkan uraian tujuan pembelajaran matematika tersebut, dapat
disimpulkan bahwa dengan pembelajaran matematika diharapkan peserta
didik dapat dengan mudah melakukan proses perhitungan dan proses
berfikir dalam menyelesaikan berbagai masalah. Faktanya pembelajaran
matematika di Indonesia masih belum sepenuhnya terlaksana dengan baik.
Hal ini terbukti dari hasil studi Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) tahun 2015, hasilnya menunjukkan bahwa peserta
didik di Indonesia belum mencapai hasil yang maksimal. Literasi
matematika peserta didik Indonesia, hanya mampu menempati peirngkat
45 dari 50 negara, dengan pencapaian skor 397 poin.
4
Hal ini juga terjadi di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar lampung tampak dari
hasil belajar peserta didik yang belum mencapai standar. Hasil studi
dokumentasi di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung Di kelas V juga
diperoleh informasi bahwa ketuntasan peserta didik dalam mata pelajaran
matematika masih rendah. Hal ini diketahui dari nilai Ujian Tengah
Semester (UTS) Ganjil peserta didik kelas V SD Negeri 2 Sukajawa tahun
pelajaran 2018/2019.
Tabel 1. Nilai UTS Matematika Semester Ganjil Peserta didik Kelas V
SD Negeri 2 Sukajawa berdasarkan KKM 60
Nilai VA VB
f % f %
≥ 60 15 42,86 10 27,78
< 60 20 57,14 26 72,22
Sumber : Data Wali Kelas V tahun ajaran 2018/2019
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwapersentase peserta didik yang
nilainya <60 lebih tinggi dibandingkan peserta didik yang nilainya ≥60.
Mata pelajaran matematika di sekolah dasar sesungguhnya penting bagi
peserta didik, tetapi pada kenyataannya banyak peserta didik yang tidak
menyukai pembelajaran matematika karena dianggap sebagai salah satu
mata pelajaran yang sulit. Peran pendidik saat ini seharusnya lebih bersifat
sebagai fasilitator dan pendamping dalam proses pembelajaran, namun
kenyataannya peran pendidik saat ini masih sangat mendominasi dalam
proses pembelajaran dan kurang melibatkan peserta didik sehingga
pembelajaran menjadi berpusat pada pendidik. Tidak dapat dipungkiri
bahwa tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh
5
beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi ini bisa berasal dari
dalam diri peserta didik dan dari luar diri peserta didik. Rahayu (2007: 96)
mengatakan bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor individual maupun sosial. Salah satu faktor individual
yang sangat berperan dalam menentukan hasil belajar peserta didik adalah
disiplin belajar. Disiplin belajar yang rendah menyebabkan peserta didik
belajar tidak teratur, malas dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh pendidik, sering menyalin tugas temannya.
Dari faktor-faktor tersebut, yang berasal dari dalam diri peserta didik
menjadi faktor yang cukup mendasar, dan rendahnya disiplin belajar
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini
didukung oleh pendapat Kompri (2014: 274) Salah satu faktor penentu
keberhasilan dalam pembelajaran adalah disiplin siswa. Hal ini
dikarenakandalam proses pembelajaran dibutuhkan ketertiban dan
keteraturan dalam mematuhi segala peraturan yang berlaku agar tujuan
belajar dapat dicapai dengan baik. Njoroge dan Ann (2014: 2) Discipline
at school plays a vital role in the achievementof expectations and goals.
Good discipline creates a good image of the school and prepares learners
for the future. Disruptive behavior amongst learners is eliminated if there
is good discipline at school. Hal ini berarti disiplin disekolah memainkan
peran penting dalam pencapaian harapan tujuan dan perolehan rasa
tanggung jawab pada peserta didik serta pendidik. Disiplin yang baik
menciptakan citra sekolah yang baik dan mempersiapkan para peserta
6
didik untuk masa depan. Perilaku mengganggu diantara peserta didik
dieliminasi jika ada disiplin yang baik disekolah.
Disiplin belajar berfungsi sebagai pengendali agar peserta didik terbiasa
memiliki kebiasaan belajar dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Disiplin belajar sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Peserta
didik yang disiplin dalam belajar akan menunjukkan kesiapannya dalam
belajar, sedangkan peserta didik yang tidak memiliki kedisiplinan dalam
belajar cenderung kurang menunjukkan kesiapannya dalam belajar.Seperti
yang terlihat ketika observasi penelitian pendahuluan, bahwa pada saat
proses pembelajaran berlangsung masih banyak peserta didik yang tidak
memiliki keteraturan dalam belajar, seperti tidak membawa buku
pelajaran, gaduh dikelas, sering izin keluar masuk kelas maupun tidak
mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merasa tertarik
melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara disiplin belajar
dengan hasil belajar matematika peserta didik sehingga penulis melakukan
penelitian yang berjudul “Hubungan Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar
Matematika Peserta didik Kelas V SD Negeri 2 Sukajawa Bandar
Lampung”.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah
yang diambil penulis adalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematikapeserta didik kelas V SD Negeri 2 Sukajawa
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2018/2019 masih rendah.
2. Proses pembelajaran masih berpusat pada pendidik.
3. Pendidik masih belum mampu menciptakan iklim belajar yang
kondusif.
4. Peserta didik belum menyadari dan melaksanakan disiplin dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada disiplin belajar
dan hasil belajar matematika peserta didik kelas V di SD Negeri 2
Sukajawa Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan disiplin
belajar dengan hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD Negeri 2
Sukajawa Bandar Lampung?”
8
E. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan disiplin belajar dengan hasil belajar matematika
peserta didik kelas V SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara langsung maupun
tidak langsung terutama dalam dunia pendidikan, adapun manfaat yang
diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan
memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin belajar
dan hasil belajar peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pendidik
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan pendidik untuk
mengembangkan dan menerapkan disiplin belajar kepada peserta
didik sehingga peserta didik dapat meningkatkan hasil belajarnya.
b. Bagi Peserta didik
Melatih dan membiasakan peserta didik untuk disiplin dalam
belajar agar peserta didik dapat menerapkannya baik disekolah
9
maupun dirumah sehingga peserta didik dapat memperoleh hasil
belajar yang baik di sekolah.
c. Bagi Kepala Sekolah
Diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan
hasil belajar peserta didik di sekolah melalui penanaman disiplin
belajar dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.
d. Bagi Peneliti lain
Sebagai kajian/referensi dalam menambah wawasan dan
pengetahuan tentang disiplin belajar dan hubungannya dengan
hasil belajar peserta didik.
10
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh setiap individu
melalui pengalaman untuk memperoleh perubahan dalam dirinya.
Menurut Slameto (2015: 2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2011: 13)
menyatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Selanjutnya
Hamalik (2012: 36) Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan latihan, melainkan perubahan
kulakuan. Sejalan dengan perumusan diatas bahwa belajar adalah
11
suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan seseorang
untuk mendapatkan pengetahuan serta pengalaman melalui proses
interaksi dengan lingkungan untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku dalam dirinya.
2. Tujuan Belajar
Kegiatan belajar berlangsung karena adanya tujuan yang ingin dicapai.
Pandangan seseorang mengenai belajar akan mempengatuhi
tindakannya yang berhubungan dengan belajar. Menurut Hamalik
(2012: 73) tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah
laku yang diharapkan oleh peserta didik setelah berlangsungnya
proses belajar, dengan demikian tujuan belajar merupakan cara yang
akurat untuk menentukan hasil pembelajaran. Menurut Dimyati dan
Mudjono (2009: 25) menyatakan bahwa belajar bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik, sehingga ranah kognitif,
afektif dan psikomotor semakin berfungsi, akibat belajar tersebut
peserta didik mencapai tujuan belajar tertentu.
Selanjutnya menurut Sardiman (2012: 26-29) belajar mempunyai
tujuan tertentu. Tujuan belajar adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
12
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan
pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat
dipisahkan.
2. Pemahaman konsep dan keterampilan
Penana man konsep atau merumuskan konsep, juga
memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan yang
bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan memang dapat
dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
3. Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan
terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values.
Oleh karena itu, pendidik tidak sekedar “pengajar”, tetapi
betul-betul sebagai pendidikan yang akan memindahkan nilai-
nilai itu kepada anak didiknya.
3. Ciri-Ciri Belajar
Pada hakikatnya belajar merupakan suatu bentuk perubahan tingkah
laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke
dalam ciri-ciri belajar, yaitu sebagai berikut :
Menurut Djamarah (2011:15-17 ) ciri-cri belajar adalah sebagai beikut
:
1. Perubahan secara sadar
Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan
atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang berlngsung secara berkesinambungan, tidak statis.
Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih
baik dari sebelumnya.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap
atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi
setelah belajar akan bersifat menetap.
13
5. Perubahan dalam belajar betujuan dan terarah
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang ingin
dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah
laku yang benar-benar disadari.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu
rposes belajar meliputi keseluruhan tingkah laku. Jika
seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Hal senada juga dikemukakan oleh Slameto (2010 :3) cirri-ciri
perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu :
1. Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.
Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih
baik dari sebelumnya.
Selanjutnya ciri-ciri belajar senada juga diungkapkan oleh
Burhanuddin dan Wahyuni dalam Thobroni (2015: 17-18), yaitu
sebagai berikut :
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
(change behavior)
2. Perubahan perilaku bersifat permanen.
3. Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial.
4. Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Berdasarkan hal diatas maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar
yaitu mengalami perubahan pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi
14
tahu serta perubahan tingkah laku yang berlangsung secara kontinu
dan bersifattetap.
4. Prinsip Belajar
Dalam proses belajar terdapat prinsip – prinsip belajar. Menurut
Djamarah (2011: 95) agar setelah melakukan kegiatan belajar
didapatkan hasil yang efektif dan efisien tentu saja diperlukan prinsip-
prinsip belajar tertentu yang dapat melapangkan jalan ke arah
keberhasilan belajar.Menurut Sukmadinata (2007: 165) terdapat
beberapa prinsip umum belajar, yaitu:
1. Belajar merupakan bagian dari perkembangan
2. Belajar berlangsung seumur hidup
3. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan,
faktor lingkungan, kematangan serta usaha dari individu
sendiri
4. Belajar mencakup semua aspek kehidupan
5. Kegiatan belajar berlangsung pada setiap saat dan waktu
6. Belajar berlangsung dengan pendidik atau tanpa pendidik
7. Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi
8. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai
dengan yang sangat kompleks
9. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan
10. Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau
bimbingan dari orang lain
Selanjutnya Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 42) prinsip-
prinsip belajar ada tujuh prinsip, yaitu:
1. Perhatian dan motivasi
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada peserta didik
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Di
samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
15
2. Keaktifan
Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan
fisik yang mudah kita amati dampai kegiatan psikis yang sulit
diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar,
menulis, berlatih keterampilan- keterampilan dan sebagainya.
3. Keterlibatan langsung/pengalaman
Keterlibatan peserta didik di dalam belajar jangan diartikan
keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah
keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kognitif
dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam
penghayatan dan internalisasi nilai- nilai dalam pembentukan
sikap dan nilai, dan juga mengadakan latihan-latihan dalam
pembentukan keterampilan.
4. Pengulangan
Prinsip pengulangan penting dilakukan, karena pengulangan
dapat melatih daya-daya jiwa, membentuk respons yang benar
dan membentuk kebiasaan- kebiasaan.
5. Tantangan
Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi
hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah
menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar
membuat peserta didik bergairah untuk mengatasinya.
6. Balikan dan penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan.
Peserta didik akan belajar lebih bersemangat apabila
mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik
merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik
bagi usaha belajar selanjutnya.
7. Perbedaan individual
Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian,
dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual tersebut akan
berpengaruh pada cara dan prestasi belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
belajar merupakan proses yang dilakukan berdasarkan pengalaman
yang diperoleh dari lingkungan dan berbagai mata pelajaran yang
bertujuan uintuk perubahan tingkah laku dan memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar di sekolah.
16
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhioleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri individu maupun
dari luar dirinya ataupun lingkungan. Menurut Slameto (2003: 54-72)
ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu sebagai berikut :
1. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu
yang sedang belajar, faktor intern meliputi tiga hal, yaitu :
a) Faktor jasmaniah seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan kesiapan.
c) Faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah dan
lunglainya tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat untuk
menghasilkan sesuatu hilang.
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.faktorektern
meliputi tiga hal yaitu sebagai berikut:
a) Faktor keluarga
Faktor keluarga mempengaruhi anak dalam belajar, faktor
tersebut meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar inimencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi pendidik dengan peserta
didik,relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin
sekolah pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran,keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar anak. pengaruh itu terjadi karena
keberadaanpeserta didik dalam masyarakat. Faktor ini
meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat mass
media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
17
Selanjutnya menurut Sukmadinata (2007: 162-165) faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Faktor-faktor dari dalam individu
a. Aspek jasmaniah,mencakup kondisi dan kesehatan
jasmani
b. Aspek psikis atau rohaniah,menyangkut kondisi
kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual,
sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan konatif dari
individu.
c. Kondisi intelektual, mencakup tingkat kecerdasan,
bvakat-bakat serta penguasaan peserta didik akan
pengetahuan.
d. Kondisi sosial,menyangkut hubungan peserta didik
dengan orang lain, baik pendidiknya, temannya, orang
tuanya,maupun orang-orang lainnya.
e. Situasi afektif,menyangkut motivasi belajar
f. Keterampilan-keterampilan yang dimiliki, seperti
keterampilan membaca, berdiskusi, memecahkan
masalah, mengerjakan tugas,dll.
2. Faktor-faktor lingkungan
Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor di luar diri peserta didik, baik faktor fisik maupun
sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
a. Faktor keluarga
Faktor-faktor fisik dan sosial psikologis yang ada
dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap
perkmebangan belajar anak. Termasuk faktor fisik
dalam keluarga adalah keadaan rumah dan ruangan
tempat belajar, saran dan prasarana belajar yang ada,
suasana dalam rumah, juga suasana lingkungan di
sekitar rumah. Tak kalah penting suasana sosial dan
psikologi dalam keluarga yang meliputi keutuhan
keluarga, iklim psikologis, iklim belkajar dan hubungan
antar anggota keluarga.
b. Faktor lingkungan sekolah
Faktor lingkungan sekolah meliputi lingkungan fisik
sekolah seperti lingkungan kampus, sarana dan
prasarana belajar yang ada, sumber-sumber
belajar,media belajar, dsb. Lingkungan sosial yang
18
menyangkut hubungan peserta didik dengan temannya,
pendidiknya serta staf sekolah yang lain. Lingkungan
sekolah juga menyangkut lingkungan akademis yaitu
suasana dan pelaksanaan kegaiatan belajar mengajar,
berbagai kegiatan kokurikuler, dsb.
c. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki
latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat
lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber
belajar didalamnya akan memberikan pengaruh yang
positif terhadap semangat dan perkembangan belajar
generasi mudanya.
Selanjutnya Menurut Syah (2009:145) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar yaitu sebagai berikut.
1. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik. Yang termasuk faktor internal peserta didik
yaitu sebagai berikut.
a. Aspek fisiologis. Aspek fisiologis merupakan kondisi
umum jasamani dan tonus yang menandai tingkat
kebuagaran organ-organ tubuh dan sendi- sendinya,
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta
didik dalam mengikuti pelajaran.
b. Aspek psikologis. Aspek psikologis dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta
didik. Yang termsuk aspek psikologis yang tergolong
esensial yaitu tingkat kecerdasan, sikap peserta didik,
bakat peserta didik, minat peserta didik, dan motivasi
peserta didik.
2. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar peserta
didik. Yang termasuk faktor eksternal peserta didik yaitu
sebagai berikut.
a. Lingkungan Sosial.Lingkungan sosial yang dimaksud
disini yaitu pendidik, staf administrasi dan teman-teman
satu kelas dapat mempengaruhi semangat belajar peserta
didik. Pendidik yang selalu menunjukkan sikap dan
perilaku simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang
baik dan rajin khususnya dapat menjadi daya dorong
19
yang positif bagi kegiatan belajar peserta didik. Selain itu
masyarakat, tetangga, orang tua juga berpengaruh
terhadap kegiatan belajar peserta didik.
b. Lingkungan Nonsosial. Faktor-faktor yang termasuk
lingkunan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor
tersebut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta
didik.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar merupakan segala atau strategi
yang digunakan peserta didik dalam menunjang keefektifan
dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Faktor
pendekatan belajar juga bepengaruh terhadap taraf
keberhasilan proses belajar peserta didik tersebut. Seorang
peserta didik yang mengaplikasikan pendekatan belajar deep
mungkin berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang
bermutu daripada peserta didik yang menggunakan surface.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern atau
faktor yang berasal dari dalam diri individu serta faktor ekstern atau
faktor yang berasal dari luar individu. Faktor-faktor tersebut saling
berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam menunjang
keberhasilan peserta didik dalam belajar.
6. Teori Belajar
a. Teori Behaviorisme
Menurut Budiningsih (2005: 19) teori behavioristik adalah teori
yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku
20
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Sedangkan menurut Thorndike dalam Riyanto (2012: 7) belajar
adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa
pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga berupa
pikiran, perasaan atau gerakan). Selanjutnya menurut Karwono
(2012: 55) menyatakan bahwa teori behaviorisme dengan model
hubungan stimulus-respon, mendudukan orang yang belajar
sebagai individu yang pasif. Teori behaviorisme sering kali tidak
dapat menjelaskan situasi belajar yang kompleks, padahal banyak
variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan belajar yang tidak
hanya sekadar hubungan stimulus dan repons. Ciri teori ini
mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil yang bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan reaksi atau respon, menekankan peranan
kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah berupa
perilaku yang dapat diamati (observable).
b. Teori kognitif
Perkembangan kognitif anak akan maju apabila melalui beberapa
tahapan. Perkembangan kognitif bergantung pada seberapa jauh
anak aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan dimana anak beelajar
sangat menentukan proses perkembangan kognitif anak. Menurut
Piaget dalam Komalasari (2015: 19), menyebutkan bahwa
21
Bagaimana seseorang memperoleh kecakapan intelektual, pada
umumnya akan berhubungan dengan proses mencari
keseimbangan antara apa yang ia rasakan dan ketahui pada satu
sisi dengan apa yang ia lihat sebagai suatu fenomena baru sebagai
pengalaman dan persoalan.
c. Teori kontruktivisme
Paham kontruktivistik menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk
sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama
dari belajar bermakna. Menurut Budiningsih (2005: 58) teori
kontruktivistik adalah teori yang menyatakan bahwa: Belajar
merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan
ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan
kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, dan memberi makna
tentang hal-hal yang dipelajari. Pendidik dalam hal ini berperan
membantu agar proses pengkontruksian pengetahuan oleh peserta
didik berjalan lancar. Pendekatan konstruktivistik menekankan
bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas
peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan
fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan
tersebut.
Konstruktivisme mengajarkan kita ilmu tentang bagaimana anak
manusia belajar. Mereka belajar mengonstruksikan (membangun)
22
pengetahuan, sikap, atau keterampilannya sendiri, tidak dengan
memompakan pengetahuan itu ke dalam otaknya. Warsita
(2008:77) menurut teori konstruktivisme pengetahuan bukan
merupakan kumpulan fakta suatu kenyataan yang sedang
dipelajari, melainkan sebagai kognitif seseorang terhadap objek,
pengalaman, ataupun lingkungannya.
Berdasarkan ketiga teori belajar tersebut, maka penelitian ini
menggunakan teori belajar behaviorisme, karena teori ini
menekankan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan yang
dialami peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus
dan respon yang dapat diamati. Seseorang dianggap telah belajar
apabila ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar seseorang akan
menjadi lebih baik apabila ada tindakan yang dilakukan, yang
dalam hal ini adalah kedisiplinan.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Belajar
merupakan proses sedangkan hasil merupakan nilai yang diperoleh
peserta didik. Menurut Sudjana (2009: 2) hasil belajar adalah
23
kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui proses
pembelajaran.
Suprijono (2015:5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan
keterampilan. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan, bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja. Artinya, hasil pembelajaran dikategorisasi oleh pakar
pendidikan sebagaimana tersebut diatas, tidak dilihat secara
fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif
Selanjutnya menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta didik, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Hal senada juga dikemukakan oleh Benjamin S.
Bloom dalam Sudjana (2009: 22-23) menjelaskan bahwa hasil belajar
terbagi menjadi tiga ranah yaitu :
1) ranah kognitif, bekenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; 2) ranah afektif,
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi dan
internalisasi; 3) ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil
belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek
ranah psikomotorik, yakni gerakan reflex, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan suatu kemampuan peserta didik dalam
menguasai pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang dapat
diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar.
24
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tidak terlepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
Menurut Ahmadi (2007: 138) faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar adalah faktor internal: (a) faktor jasmani, (b) faktor
psikologis terdiri dari faktor intelektif meliputi potensial serta
faktor kecakapan nyata dan faktor non intelektif seperti sikap,
kebiasaan dalam hal ini disiplin belajar, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi dan penyesuaian diri. Faktor eksternal (a) faktor
sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok teman sebaya,
(b) faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian, (c) faktor lingkungan fisik seperti fasilitas
rumah, fasilitas belajar dan iklim.
Selanjutnya menurut Tim Pengembang MKDP (2011: 140-141) hasil
belajar dipengaruhi oleh faktor internal , yaitu faktor-faktor yang ada
dalam diri peserta didik dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang
berada di luar diri peserta didik. Yang tergolong faktor internal
adalah:
1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan
maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur
tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun
keturunan, yang meliputi :
a) Faktor intelektual terdiri atas :
1) Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat.
2) Faktor aktual yaiut kecakapan nyata dan prestasi.
b) Faktor non-intelektual yaitu komponen-komponen
kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan,
motvasi, kebutuhan, konsep diri, penesuaian diri,
emosional dan sebagainya.
3. Faktor kematangan baik fisik maupun maupun psikis. Yang
tergolong faktor eksternal ialah :
a) Faktor sosial yang terdiri atas :
1) Faktor lingkungan keluarga
2) Faktor lingkungan sekolah
25
3) Faktor lingkungan masyarakat
4) Faktor kelompok
b) Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan dan
teknologi, kesenian dan sebagainya.
c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas
belajar, iklim dan sebagainya.
d) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
Faktor-faktor tersebut secara langsung atau tidak langsung saling
berinteraksi dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai
seseorang.
Tu’u (2004: 81), keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran
sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang
tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar,
cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang
dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak
untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib teratur dan
disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian hasil
belajar yang baik.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut,
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut
dapat saling berkaitan satu sama lain. Dalam penelitian ini disiplin
belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang diduga
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik..
26
C. Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
pendidikan tinggi, seperti yang dikemukakan Susanto (2014: 184)
bahwa bidang studi matematika merupakan salah satu komponen
pendidikan dasar dalam bidang-bidang pengajaran.. Menurut
Wirodikromo dalam Riyanti, dkk (2017: 66) matematika berasal dari
bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal
yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde
atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri
utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu
konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya seingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam
matematika bersifat konsisten.
Matematika terbentuk dari hasil penalaran, pola pikir serta ide. Seperti
yang dikemukakan Hudoyo dalam Aisyah (2007: 11) bahwa
matematika berkenaan dengan ide, aturan-aturan, hubungan-hubungan
yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan
konsep-konsep abstrak. Bidang studi matematika ini diperlukan untuk
proses perhitungan dan proses berfikir yang sangat dibutuhkan orang
dalam menyelesaikan berbagai masalah. Selanjutnya menurut Johnsco
dan Myklebust dalam Abdurrahman (2012: 201) menyatakan
matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
27
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan,
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang matematika yang telah
dikemukakan, dapat disimnpulkan bahwa matematika merupakan
penalaran logika yang mengekspresikan gagasan, ide-ide,aturan serta
hubungan kuantitatif untuk memudahkan peserta didikberfikir secara
logis. Matematika digunakan untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia.
2. Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika di sekolah dasar tentu merupakan
pembelajaran matematika yang tingkatnya masih dasar dan belum
terlalu rumit. Menurut Heruman (2010: 4) bahwa dalam proses
pembelajaran matematika diharapkan adanya reinvention (penemuan
kembali) secara informal dalam pembelajaran di kelas dan perlu
menampakkan adanya keterkaitan antarkonsep. Susanto (2013: 186)
menyatakan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses
belajar mengajar yang dibangun oleh pendidik untuk
mengembangkan kreativitas berfikir peserta didik, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengonstruksi pengetahuan baru sebagai
upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi
matematika.
Sundayana (2014: 3) menyatakan bahwa dalam pembelajaran
matematika pendidik masih kesulitan memberikan gambaran konkret
28
darimateri yang disampaikan, sehingga hal tersebut berakibat
langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang
dicapai oleh peserta didik. Hal ini juga berkaitan dengan materi
pembelajaran matematika yang bersifat abstrak. Peserta didik sekolah
dasar masih bnayak yang merasa kesulitan belajar matematika, jika
pendidik tidak menyesuaikan dengan kemampuan berfikir peserta
didik.
Menururt Suherman (2006 : 55) mengemukakan pembelajaran
matematika di sekolah dasar sebagai berikut.
pembelajaran matematika yang diajarkan di SD matematika
sekolah yang terdiri dari bagian-bagian matematika yang dipilih
guna menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan
membentuk pribadi anak serta berpedoman kepada
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Hal ini
menunjukkan bahwa matematika SD memiliki ciri-ciri yang
dimiliki matematika, yaitu : (1) memiliki objek kejadian yang
abstrak, (2) memiliki pola pikir deduktif
Menurut Amir (2014: 78-79), pembelajaran matematika di SD
memiliki ciri-ciri yaitu :
a. Pembelajaran matematika menggunakan model spiral, yaitu
pembelajaran matematika yang selalu dikaitkan dengan materi
yang sebelumnya.
b. Pembelajaran matematika bertahap, yaitu pembelajaran
matematika yang dimulai dari hal yang kongkret menuju hal
yang abstrak atau dari konsep yang sederhana menuju konsep
yang lebih sulit.
c. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif, yaitu
metode yang menerapkan proses berfikir yang berlangsung dari
kejadian khusus menuju umum.
d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi,
yaitu tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan
yang lain, atau dengan kata lain suatu pertanyaan dianggap
benar apabila didasarkan atas pertanyaan terdahulu yang
diterima kebenarannya.
29
e. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna, yaitu materi
pembelajaran yang mengutamakan pemahaman konsep
daripada hafalan rumus.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dilakukan untuk mendapatkan pemahaman konsep,
fakta, operasi, dan prinsip dengan tujuan agar peserta didik mampu
mengaplikasikannya dalam pemecaham masalah dikehidupan sehari-
hari. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar
mengajar yang mengedepankan kemampuan berpikir kritis, karena
berkaitan dengan simbol, angka, dan masalah-masalah numerik.
D. Disiplin Belajar
1. Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang
keberhasilan. Dalam melakukan suatu kegiatan diperlukan adanya
sikap disiplin. Tanpa disiplin orang akan sulit untuk mecapai tujuan
yang diinginkan.
Menurut Djamarah (2008: 17) menyatakan bahwa disiplin adalah tata
tertib, yaitu ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib dan
sebagainya. Berdisiplin berarti menaati (mematuhi) tata tertib. Hal ini
sejalan dengan penjelasan Arikunto (2001: 114) menyatakan bahwa
disiplin yaitu menunjuk pada seseorang dalam mengikuti tata tertib
karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya. Selanjutnya
Menurut Tu’u (2004:32) disiplin merupakan kesadaran diri yang
muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-
30
peraturan, nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam suatu lingkungan
tertentu.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin
adalah suatu bentuk kesadaran seseorang untuk melaksanakan dan
menaati peraturan, tata tertib, maupun norma yang berlaku dan
dilakukan dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.
2. Fungsi Disiplin
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan bagi setiap peserta didik.
Disiplin menjadi acuan bagi peserta didik untuk dapat membentuk
sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin yang mengantarkan
peserta didik mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi disiplin
menurut Sukini (2016:4-5) adalah sebagai berikut :
a. Menata kehidupan bersama
Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia
dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan
begitu, hubungan antara individu satu dengan yang lain
menjadi baik dan lancar.
b. Membangun kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-
masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi
pertumbuhan kepribadian yang baik.
c. Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian
yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.
d. Pemaksaan
Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan
tekanan dari luar, misalnya ketika peserta didik yang kurang
disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, maka
terpaksa harus mematuhi aturan tata tertib yang ada di
sekolah tersebut.
e. Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau
hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut.
31
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan
kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi
pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan
pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya hal senada juga dikemukakan Tu’u (2004:45), yaitu :
1. Menata Kehidupan Bersama
Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya
perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan
mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan
merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesame menjadi
baik dan lancar.
2. Membangun Kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing
lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan
kepribadian yang baik.
3. Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian
yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.
4. Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan
dari luar, misalnya ketika seorang peserta didik yang kurang
disiplin masuk ke satu sekolah yang berdiisplin baik, terpaksa
harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.
5. Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau
hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut.
6. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses
dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi
pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan
pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.
Fungsi disiplin menurut Hurlock (2002: 83) adalah sebagai berikut :
1. Disiplin memberi rasa aman dengan memberitahukan apa
yang boleh dan apa yang tidak boleh.
2. Disiplin memungkinkan anak untuk hidup menurut standar
yang disetujui kelompok sosial dan dengan demikian
memperoleh persetujuan sosial.
3. Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang
akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak
sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan. Hal ini esensial
bagi penyesuaian yang berhasil dan kebahagiaan.
32
4. Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai
motivasi pendorong ego yang mendorong anak mecapai apa
yang diharapkan darinya.
5. Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani
pembimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian
perilaku.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi
disiplin adalah untuk menanamkan pembentukan sikap, tingkah laku
serta aturan dan norma yang terdapat dalam masyarakat sehingga
seseorang dapat memiliki pengendalian diri.
5. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin belajar merupakan hal yang sangat diperlukan oleh peserta
didik guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Dengan disiplin
belajar yang baik seseorang akan memiliki kecakapan mengenai cara
belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Rusyan dalam Sukmanasa
(2016:14) disiplin belajar merupakan penunjang terhadap keberhasilan
peserta didik. Disiplin mengarahkan kegiatan secara teratur, tertib dan
rapi sebab keteraturan ikut menentukan keberhasilan dalam mencapai
tujuan belajar.
Hal senada juga diungkapkan oleh Djamarah (2008:17) yaitu agar
peserta didik lebih maju, peserta didik harus disiplin di dalam belajar
baik di sekolah, di rumah maupun di perpustakaan. Karena dengan
disiplinlah akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal termasuk
dalam hal belajar, dengan disiplinlah didapatkan keteraturan dalam
33
kehidupan, dengan disiplinlah dapat menghilangkan kekecewaan
orang lain, dan dengan disiplinlah orang lain mengaguminya.
Pendapat lain mengatakan disiplin sebagai salah satu faktor yang
penting dalam mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik,
pentingnya disiplin menurut Tu’u (2004: 37), yaitu :
1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, peserta
didik berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, peserta didik yang
kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya akan
terganggu optimalisasi potensi dan prestasinya.
2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan kelas menjadi
kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.
3. Orang tua senantiasa berharap disekolah anak-anak dibiasakan
dengan norma-norma, nilai kehidupan, dan disiplin. Dengan
demikian anak-anaknya dapat menjadi individu yang teratur,
tertib dan disiplin.
4. Disiplin merupakan jalan bagi peserta didik untuk sukses
dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran akan
pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan
prasyarat kesuksesan seseorang.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpukan bahwa disiplin
belajar adalah sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan
kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan, tata tertib serta norma
yang berlaku karena didorong oleh kesadaran dalam dirinya untuk
melaksanakan tujuan belajar yang diinginkan sehingga peserta didik
dapat mengembangkan potensi dan meningkatkan hasil belajarnya.
34
6. Indikator Disiplin Belajar
Tu’u (2004: 91) dalam penelitiannya mengenai disiplin sekolah
menemukan indikator yang menunjukkan pergeseran/perubahan hasil
belajar peserta didik sebagai kontribusi menaati peraturan sekolah.
indikator tersebut meliputi : (1) dapat mengatur waktu belajar di
rumah; (2) rajin dan teratur belajar; (3) perhatian yang baik saat belajar
di kelas, dan (4) ketertiban diri saat belajar di kelas.
Menurut Djamarah (2002: 97-107) unsur-unsur yang berkaitan dengan
disiplin belajar di kelas antara lain :
1. Masuk kelas tepat waktu
2. Memperhatikan penjelasan pendidik
3. Menghubungkan pelajaran yang sudah diterima dengan
bahan yang sudah dipelajari
4. Mencatat hal-hal yang dianggap penting
5. Aktif dan kreatif dalam kerja kelompok
6. Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas
7. Mempergunakan waktu istirahat sebaik-baiknya
8. Membentuk kelompok belajar
9. Memanfaatkan perpustakaan sekolah
Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
dimensi disiplin belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Ketaatan terhadap tata tertib sekolah, dijabarkan menjadi 3
indikator, yaitu :
a. Datang dan pulang kesekolah tepat waktu,.
b. Tertib dalam berpakaian.
c. Menjaga kebersihan lingkungan kelas dan sekolah.
35
2. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di kelas, dijabarkan
menjadi 2 indikator, yaitu :
a. Kesungguhan terhadap kegiatan pembelajaran.
b. Tertib saat belajar dikelas.
3. Ketaatan dalam melaksanakan tugas-tugas pelajaran,
dijabarkan menjadi 1 indikator, yaitu :
a. Menyelesaikan tugas tepat waktu.
E. Penelitian Yang Relevan
A. Hasil penelitian Aslianda, Israwati dan Nurhaidah (2017) dengan
judul “Hubungan Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar Peserta didik
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Banda Aceh” dalam jurnal Ilmiah
Pendidikan Pendidik Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Vol. 2 No.1 Hal
236-243 dengan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien korelasi
rhitung = 0,59 lebih besar dari rtabel= 0,361 yang artinya terdapat
korelasi positif antara disiplin belajar dengan hasil belajar peserta
didik.
B. Hasil Penelitian Rusni (2018) dengan judul “Pengaruh Kedisiplinan
Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di Sekolah Dasar”
dalam Jurnal Riset Pendidikan Dasar Vol. 1 No.1 hal 1-9 dengan
hasil penelitian menunjukkan data rhitung 0,799 lebih besar dari rtabel
0,329. Hal ini berarti terdapat pengaruh kedisiplinan bekajar terhadap
hasil belajar siswa di SD Negeri Nusa Harapan Permai kota Makasar
36
C. Hasil penelitian Sukmanasa (2016) dengan judul “ hubungan anatara
disiplin belajar dengan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial” dalam jurnal Kreatif , Hal :11-24 dengan hasil
penelitian terdapat hubungan yang positif antara disiplin belajar
dengan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dilihat dari koefisien korelasi (r) sebesar 0,967 .
D. Hasil penelitian Adawiyah, Basri dan Hanis (2017) dengan judul
“Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar Murid Kelas
V SD Negeri Sumanna Kecamatan Tamalate Kota Makasar” dalam
jurnal Kajian Pendidikan Dasar Vol.2 No.1 Hal: 234-248 dengan
hasil penelitian diperoleh rhitung = 0,69 lebih besar dari rtabel = 0,279
yang artinya terdapat pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar
peserta didik di SD Negeri Sumanna Kecamatan Tamalate Kota
Makasar.
E. Hasil Penelitian Jeffrey dan Ade (2017) dengan judul “The Effects of
Achievement Motivation, Learning Discipline and Learning Facilites
on Student Learning Outcomes” dalam Internasional Journal of
Development Research Vol 07 Issue 09 dengan hasil uji hipotesis
parsial menunjukkan bahwa variabel motivasi berprestasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar, variabel disiplin
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar, variabel
fasilitas pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
hasil belajar. Dan secara bersamaan, tiga variabel independen motivasi
37
berprestasi, disiplin, dan fasilitas belajar memiliki pengaruh signifikan
dan positif terhadap hasil belajar.
F. Hasil penelitian Pasternak (2013) dengan judul “Discipline, learning
skill, and academic achievement” dalam Access Internasional Journal
Vol.1(1) dengan hasil menunjukkan korelasi positif yang signifikan
antara empat keterampilan disiplin, yaitu ketekunan, jadwal rapat,
penetapan tujuan dan perencanaan untuk pencapaian mereka serta
penyelesaian tugas yang tidak menyenangkan, dengan prestasi belajar.
G. Hasil penelitian Blegur, Theodora dan Meike (2018) dengan judul
“Students Disciplined Character as Effort to improve Self-Esteem and
Academic Performance” dalam Internasional Journal of Academic
Research in Business and Social Sciences Vol. 8, No. 4, Hal :366-376
dengan hasil penelitian investigasi yang dilakukan selama 1 tahun
terhadap disiplin belajar peserta didik dengan harga diri dan prestasi
akademik. Signifikansi data yang diolah adalah bahwa karakter
disiplin membuat peserta didik dapat bersosialisasi dengan baik dan
kontruksif dengan teman dan pendidik. Apresiasi yang datang dari
sikap disiplin membuat peserta didik merasa lebih “berharga” karena
usaha mereka bermanfaat. Ada dorongan kuat dari para pembelajar
untuk lebih disiplin dalam belajar, karena mereka memiliki prestasi
akademik yang baik yang membuat mereka lebih berharga.
38
F. Kerangka Pikir
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ada dalam
setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
pendidikan tinggi untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berfikir kritis, logis, sistematis, analisis, cermat, serta kemampuan
bekerja sama.Dengan pembelajaran matematika diharapkan peserta didik
dapat dengan mudah melakukan proses perhitungan dan proses berfikir
dalam menyelesaikan berbagai masalah. Namun pada kenyataannya
masih banyak peserta didik yang berasumsi bahwa pelajaran matematika
yang diberikan disekolah itu sangat sulit dan membosankan sehingga
banyak peserta didik yang tidak tertarik dengan mata pelajaran
matematika.
Ketika peserta didik mulai terbebani dan sulit menyerap pembelajaran
matematika, maka dampaknya yaitu pada hasil belajar matematika
tersebut. hal ini karena dalam pembelajaran matematika sangat
dibutuhkan ketekunan, kecermatan, keseriusan, dan kedisiplinan yang
mendalam dari peserta didik.
Pada dasarnya disiplin belajar adalah tindakan belajar peserta didik yang
dilakukan secara sadar, dan teratur dalammengikuti proses belajar baik di
rumah maupun di sekolah. Disiplin di sekolah meliputi ketaatan terhadap
tata tertib sekolah, ketaatan terhadap kegiatan belajar di kelas, serta
ketaatan dalammengerjakan tugas-tugas pelajaran. Peserta didik yang
sudah tertanam disiplin belajar dalam dirinya, maka dalam proses belajar
39
peserta didik akan melakukannya atas dasar kemauannya sendiri tanpa
adanya paksaan dari orang lain.
Disiplin belajar tidak dapat terbentuk dengan sendirinya, melainkan harus
melalui proses latihan yang berkesinambungan, dimulai dari pembiasaan,
terbiasa dan akhirnya menjadi kebutuhan yang tumbuh dalam diri peserta
didik itu sendiri. Disiplin belajar yang dilakukan secara berkelanjutan
akan memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik, tertib,
dan berdampak pula pada hasil belajar peserta didik. Peserta didik yang
berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan mereka selalu
menempatkan disiplin dalam semua tindakan dan perbuatan.
Gambar 1. Arah kerangka pikir hubungan disiplin belajar dengan hasil
belajar matematika
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis yang dijabarkan
pada penelitian ini adalah :
Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar
dengan hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD Negeri 2
Sukajawa Bandar Lampung
Disiplin Belajar
(X)
Hasil Belajar
Matematika
(Y)
40
Ho : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin
belajar dengan hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD
Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung
41
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
hubungan disiplin belajar dengan hasil belajar, maka jenis penelitian ini
adalah korelasional. Sejalan dengan sifat penelitian korelasional, peneliti
berusaha menggambarkan fakta-fakta sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya. Selanjutnya, fakta tersebut diolah dan dianalasis untuk
melihat pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat lalu
menggunakan analisis korelasi. Data yang diperoleh akan digunakan
untuk menggambarkan karakteristik dari populasi berdasarkan variabel
yang sudah ditentukan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2018/2019
2. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 2 Sukajawa Kecamatan
Tanjung Karang Barat Bandar Lampung
42
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SD
Negeri 2 Sukajawa. Berdasarkan sumber dari kelas VA dan VB
jumlah keseluruhan peserta didik adalah 71 peserta didik.
Tabel 2. Jumlah Peserta didik Kelas V SD Negeri 2 Sukajawa
No. Kelas Banyak Peserta didik Jumlah
L P
1. VA 13 22 35
2. VB 21 15 36
Jumlah 71
Sumber : Data Dokumentasi
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek
penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu nonprobability sampling, yaitu purposive
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas seluruh peserta
didik kelas Vb yang berjulah 36 peserta didik. Pertimbangan dalam
memilih satu kelas sebagai sampel adalah dengan melihat rendahnya
hasil belajar peserta didik.Pada saat menentukan sampel dalam
pelaksanaanya peneliti meminta bantuan pihak sekolah, yaitu wali
kelas V yang memahami karakteristik peserta didik di sekolah
tersebut.
43
D. Variabel Penelitian
Berdasarkan topik yang diteliti maka peneliti menggunakan dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat (Y) adalah variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Varibel bebas dalam penelitian ini adalah disiplin belajar. Sedangkan
variabel terikat adalah hasil belajar matematika peserta didik.
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual
a. Disiplin belajar adalah sikap dan perilaku seseorang yang
menunjukkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan, tata
tertib serta norma yang berlaku karena didorong oleh kesadaran
dalam dirinya untuk melaksanakan tujuan belajar yang diinginkan
sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi dan
meningkatkan hasil belajarnya.
b. Hasil belajar merupakan suatu kemampuan peserta didik dalam
menguasai pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang dapat
diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar.
2. Definisi Operasional
a. Disiplin belajar adalah sikap dan perilaku seseorang yang
menunjukkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan, tata
44
tertib serta norma yang berlaku karena didorong oleh kesadaran
dalam dirinya untuk melaksanakan tujuan belajar yang diinginkan
sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi dan
meningkatkan hasil belajarnya. Disiplin belajar dalam penelitian
ini meliputi ketaatan terhadap tata tertib sekolah, ketaatan
terhadap kegiatan belajar di kelas, dan ketaatan dalam
melaksanakan tugas-tugas pelajaran.
a. Hasil belajar adalah pencapaian belajar peserta didik berupa nilai
yang diperoleh peserta didik kelas V SD Negeri 2 Sukajawa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang diberikan pendidik
setelah melalui evaluasi atau penilaian UTS Semester Genap
Tahun Ajaran 2018/2019 mata pelajaran Matematika.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data.Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi dan dokumentasi.
1. Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung
terhadap subjek penelitian pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi digunakan sebagai
pedoman untuk nelakukan pengamatan guna memperoleh data tentang
disiplin belajar peserta didik selama proses pembelajaran. Bentuk
instrument yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi
45
yang berupa daftar cek. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada
tidaknya suatu sikap atau perilaku. Pedoman observasi secara umum
memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil
pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi penting dalam penelitian untuk memperoleh data
langsung dari tempat penelitian. Dalam penelitian ini, dokumentasi
yang digunakan berupa daftar nilai peserta didik kelas V, dan foto-
foto peserta didik sebagai bukti bahwa peneliti benar melakukan
penelitian di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.
G. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian. Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa lembar observasi untuk mengukur disiplin belajar peserta
didik dan dokumentasi untuk memperoleh hasil belajar matematika
peserta didik.
1. Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini tersusun dalam 15 item
pernyataan untuk mengukur disiplin belajar peserta didik.
46
Tabel 3. Kisi-Kisi Lembar Observasi Disiplin Belajar Peserta
Didik No. Dimensi Indikator Pernyataan
1. Ketaatan
terhadap tata
tertib sekolah
1. Datang dan pulang
kesekolah tepat waktu
- Siswa sudah berada di
kelas sebelum
bapak/ibu guru datang
- Siswa langsung
meninggalkan ruang
kelas saat jam pulang
2. Tertib dalam berpakaian - Siswa menggunakan
seragam lengkap
sesuai peraturan
3. Menjaga kebersihan
lingkungan sekolah
- Siswa menjaga
kebersihan
meja/tempat duduknya
- Siswa membuang
sampah pada
tempatnya
2.
Ketaatan
terhadap kegiatan
belajar di sekolah
1. Kesungguhan terhadap
kegiatan pembelajaran
- Siswa melakukan
pengamatan (melihat,
mendengar, membaca)
dari berbagai sumber
belajar terkait dengan
hal yang sedang
dipelajari.
- Siswa mengajukan
pertanyaan/ melakukan
tanya jawab dengan
guru maupun dengan
siswa lainnya terkait
materi yang belum
dipahami.
- Siswa aktif terlibat
dalam
kegiatan/pembelajaran
kelompok
- Siswa berani
mengemukakan
pendapatnya.
47
No. Dimensi Indikator Pernyataan
2. Tertib saat belajar
dikelas
- siswa mempersiapkan
buku pelajaran sesuai
jadwal
- siswa tidak berbuat
gaduh saat kegiatan
pembelajaran
berlangsung
- siswa meminta izin
kepada guru ketika
masuk dan keluar kelas
3. Ketaatan dalam
mengerjakan
tugas-tugas
pelajaran
1. Menyelesaikan tugas
tepat waktu
- Siswa mengumpulkan
tugas yang diberikan
guru dengan tepat
waktu
- Siswa tidak
mengerjakan tugas
(PR) yang diberikan
guru di sekolah
- Siswa menyelesaikan
tugas sesuai perintan
guru (individu ataupun
kelompok)
Adapun pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban adalah :
Tabel 4. Skor jawaban pedoman observasi
Kategori Skor
Ya 1
Tidak 0
Sumber : Sugiyono (2014 : 184)
Selanjutnya perolehan nilai disiplin belajar dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
N =
X 100
Keterangan :
N = Nilai
R = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik
SM =Skor Sumber : Purwanto, 2008: 102
48
Langkah berikutnya menggolongkan tingkatan disiplin belajar
peserta didik dengan kategori sebagai berikut :sangat tinggi, tinggi,
sedang, dan rendah. Rumus interval yang digunakan untuk
menetukan kategori disiplin belajar menurut Soegyarto
Mangkuatmojo (1997: 37) menggunakan kriterium Sturgess yaitu :
i =
Keterangan :
i = Interval disiplin belajar
NT = Nilai Disiplin belajar tinggi
NR = Nilai Disiplin belajar rendah
K = Kategori
2. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen
nilai UTS Semester genap peserta didik pada mata pelajaran
Matematika kelas V SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung.
Langkah berikutnya menggolongkan tingkatan hasil belajar peserta
didik dengan kategori sebagai berikut :sangat baik, baik, cukup, dan
kurang. Rumus interval yang digunakan untuk menetukan kategori
hasil belajar menurut Soegyarto Mangkuatmojo (1997: 37)
menggunakan kriterium Sturgess yaitu :
i =
49
Keterangan :
i = Interval hasil belajar
NT = Nilai hasil belajar tinggi
NR = Nilai hasil belajar rendah
K = Kategori
H. Uji Prasyarat Instrumen
Uji Validitas Instrumen
Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan dapat mengukur
apa yang hendak diukur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan instrument nontest. Jawaban dalam instrument test tidak ada
yang “salah atau benar”, tetapi bersifat “positif dan negative”. Hal
tersebut diungkapkan oleh Sugiyono, “ Instrumen nontes yang digunakan
untuk mengukur nilai sikap cukup memenuhi validitas konstruksi
(construct validity). Untuk menguji validitas konstruk ((construct
validity), maka dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment expert)”
setelah instrument dibuat selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk menguraikan keterangan-
keterangan atau data yang diperoleh. Dikarenakan untuk menyatakan ada
tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y dan untuk
menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya
yang dinyatakan dalam persen. Korelasi product moment pearson
merupakan salah satu teknik untuk mencari tingkat keeratan hubungan
50
antara dua variabel dengan cara memperkalikan momen-momen (hal-hal
penting) kedua variabel tersebut dengan rumus product moment. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :
(∑ ) (∑ )(∑ )
√{ ∑ (∑ ) }{ ∑ ∑ }
Keterangan :
= koefisien korelasi X dan Y
n = jumlah responden
∑ = total perkalian skor X dan Y
∑ = jumlah skor variabel Y
∑ = jumlah skor variabel X
∑ = total kuadrat skor variabel X
∑ = total kuadrat skor variabel Y
Koefisien korelasi product moment dipergunakan untuk mengetahui
hubungan disiplin belajar dengan hasil belajar. Untuk mencari koefisien
korelasi menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2007.
Interpretasi nilai r disusun menurut Sugiyono (2014: 184) sebagai berikut
:
a) 0,00 sampai dengan 0,1999 : sangat rendah (tak berkorelasi)
b) 0,20 sampai dengan 0,399 : rendah
c) 0,40 sampai dengan 0,599 : sedang
d) 0,60 sampai dengan 0,799 : kuat
e) 0,80 sampai dengan 1,000 : sangat kuat
51
Setelah mengetahui koefisien korelasinya langkah selanjutnya adalah
mencari kebermaknaan atau kesignifikanan hubungan variabel X dengan
varuabel Y akan diuji dengan Uji Signifikansi atau Uji-t dengan rumus :
√
√
Keterangan :
= Nilai t
r = Nilai Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
Dengan kriteria pengujian jika maka Ha diterima dan
Ho ditolak dan jika Ha ditolak dan Ho diterima dimana
dk = n-2 dengan taraf uji signifikansi 5%
J. Uji Hipotesis
Berdasarkan hipotesis yang telah dikemukakan maka bentuk pengujian
hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar
dengan hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD Negeri 2
Sukajawa Bandar Lampung
Ho : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin
belajar dengan hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD Negeri
2 Sukajawa Bandar Lampung
63
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin
belajar dengan hasil belajar matematikapeserta didik kelas V SD Negeri
2 Sukajawa. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi antara
variabel X (disiplin belajar) dan variabel Y (hasil belajar matematika)
sebesar 0,75 > yaitu 0,329 bertanda positif dengan kriteria kuat.
Hasil sebesar 8,816 yang kemudian dibandingkan dengan sebesarr
1,691 ternyata 8,816 > 1,691.
B. Saran
Berdasarkan hasiltemuanmaka peneliti memberikan saran kepada berbagai
pihak yaitu sebagai berikut.
1. Peserta didik
Peserta didikdiharapkan dapatmelatih, meningkatkan, serta
membiasakan berprilaku disiplin dalam segala aspek kehidupan. Tidak
hanya di lingkup kelas dan sekolah saja, akan tetapi dalam lingkup
rumah dan masyarakat. Dengan demikian peserta didikakan
merasakan kenyamanan dalam belajar. Apabila tercipta situasi yang
64
kondusif dalam belajar, maka diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar.
2. Pendidik
Pendidik diharapkan dapatmendorong dan memotivasi peserta
didikuntuk berlaku tertib di sekolah. selain itu, juga dapat memberikan
gambaran akibat perilaku tertib dan tidak tertib. Dalam hal ini
pendidik juga diharapkan dapat berprilaku tertib, karena pada
dasarnya peserta didikusia sekolah dasar banyak belajar dari tingkah
laku yang diamati.
4. Sekolah
Untuk dapat menumbuhkan, meningkatkan serta membiasakan
perilaku disiplin di sekolah, pihak sekolah hendaknya membuat
program bagi peserta didikyang berdisiplin. Dengan demikian,
diharapkan dapat memicu motivasi peserta didikuntuk berprilaku
disiplin di sekolah dan kemudian akan terbiasa dalam kehidupannya
diluar sekolah.
65
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar Teori Diagnosis dan
Remediasinya. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Adawiyah, Basri dan Hanis. 2017. Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadap
Prestasi Murid Kelas V SD Negeri Sumanna Kecamatan Tamalate kota
Makasar. Jurnal Kajian Pendidikan Dasar. 1: 234-248.
Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Depdiknas, Jakarta.
Amir, Almira. 2014. Pembelajaran Matematika SD Dengan Menggunakan Media
Manipulatif. Jurnal Paedagogik. 1 : 72-89.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara,
Jakarta.
Aslianda, Israwati dan Nurhaida. 2017. Hubungan Disiplin Belajar Terhadap
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV SDN 18 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Pendidik Sekolah Dasar FKIP Unsyiah. 1 :234-248.
Blegur, Theodora dan Meike . 2018. Students Disciplined Character as Effort to
improve Self-Esteem and Academic Performance.Internasional Journal of
Academic Research in Business and Social Sciences. 4:366-376.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Usaha
Nasional, Surabaya.
2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
66
Hurlock, E.B. 2002. Perkembangan Anak Jilid II. Edisi Keenam Alih Bahasa dr.
Med Mutasan Tjasandra. Erlangga, Jakarta.
Jeffrey dan Ade. 2017. The Effects of Achievement Motivation, Learning
Discipline and Learning Facilites on Student Learning Outcomes.
Internasional Journal of Development Research 9:15471-15478.
Karwono, Haji. 2012. Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Pramedia
Group, Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. TIMSS Infographic.
(http://puspendik.kemdikbud.go.id/TIMSS/Infographic).
Komalasari, Kokom. 2015. Pembelajaran Kontekstual. Refika Aditama, Bandung.
Kompri. 2014.Manajemen Sekolah Teori dan Praktek. Alfabeta, Bandung.
Pasternak.2013. Discipline, learning skill, and academic achievement. Access
Internasional Journal.1:1-11.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Satuan Mata Pelajaran Matematika.
Rusni, Agustan. 2018. Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Riset Pendidikan Dasar. 1: 1-9.
Riyanti, Sutama, dan Maryadi. 2014. Manajemen Pembelajaran Matematika di SD
Negeri Mangkubumen 83 Surakarta. Jurnal Varia Pendidikan. 1:65-74.
Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta,
Jakarta.
2015. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. PT. Rosdakarya, Bandung.
Suherman, Eman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA,
Bandung.
Sukini. 2016. Berdisiplin. Relasi Inti Media, Yogyakarta.
Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
67
Sukmanasa, Elly. 2016. Hubungan Antara Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar
Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Kreatif.1:11-24.
Sundayana, Rostiana. 2014. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran
Matematika. Alfabeta, Bandung.
Suprijono. Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM (Edisi
revisi). Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan
Sumber Belajar. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. PT. Fajar
Interpratama Mandiri, Jakarta.
Syah, Muhbidin. 2012. Psikologi Belajar. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Ar-Ruzz
Media, Yogyakarta.
Tim Pengembang MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Tuu, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Grasindo,
Jakarta.