HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Transcript of HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN
KECERDASAN SPIRITUAL MUALAF
DI YAYASAN MUALAF AN NABA CENTER
SAWAH BARU- CIPUTAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S Sos)
Oleh
Siti Maryam
11150520000009
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA
1442 H 2021 M
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama Siti Maryam
NIM 11150520000009
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ldquoHUBUNGAN
BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL
MUALAF DI YAYASAN AN- NABA CENTER SAWAH BARU
CIPUTATrdquo adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak
melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya Adapun kutipan
yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber
kutipannya dalam skripsi Saya bersedia melalukan proses yang
semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika
ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan meruopakan plagiat dari
karya orang lain
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya
Jakarta April 2021
Siti Maryam
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul rdquoHubungan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An Naba Center
Sawah Baru Ciputatrdquo telah diujikan dalam siding Munaqosyah
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 17 Juni 2021 Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (SSos) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jakarta 17 Juni 2021
Sidang Munaqosyah
Ketua
Ir Noor Bekti Negoro SE MSi NIP 19650301 199903 1 001
Sekretaris
Artiarini Puspita Arwan MPsi NIP 19861109 201 101 2 016
Penguji 1
Dr Fauzun Jamal LC MA NIP 19741021 200801 1 009
Penguji 2
Jufri Halim M Si NIP 19730726201411 1 002
Pembimbing
Muhtar Moh Sholihin MSi NIP 19890303 202012 1 002
i
ABSTRAK
Siti Maryam 11150520000009 Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat dibawah bimbingan Muhtar Mochamad
Solihin M Si 2021
Mualaf diharapkan memiliki Kecerdasan spiritual yang tinggi agar
mampu mempertahankan kebermaknaan dalam memilih jalan hidup
dengan keyakian baru sebagai muslim Dapat menularkan sisi positif
dengan akhlak kepada orang lain khususnya keluarga dan teman non-
muslim Salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan An- Naba Center tersebut dapat dikukan dengan
pelaksanaan bimbingan agama secara menyeluruh
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menggambarkan karakteristik
responden dan tingkat kecerdasan spiritual Mualaf (2) Menganalisis
hubungan karakteristik responden dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf (3) Menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kuantitatif
dengan metode survey Adapun teknik sampling yang digunakan adalah
teknik sensus sampling total dengan jumlah sampel 35 santri mualaf
Analisis data menggunakan uji spearmanrsquos rank Program yang
digunakan untuk mengolah data adalah Microsoft Exel dan SPSS for
Windows 220
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) karakteristik responden
penelitian lebih banyak berjenis kelamin perempuan dari pada laki-laki
Tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center
tergolong tinggi (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara
karakteristik responden dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center dengan nilai signifikansi
sebesar 0000 atau kurang dari 005 dan nilai korelasi spearman rank
sebesar 0760 (3) faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center adalah materi dan
bimbingan agama
Kata Kunci Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual Mualaf
Yayasan An-Naba Center
ii
KATA PENGANTAR
Assalammursquoalaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi
maha penyayang serta maha memampukan hamba-hambanya
dalam menyelesaikan segala urusan yang ditetapkan-Nya
Sholawat teriring salam dihaturkan kepada Nabiyyina kekasih
Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan
ulama dan pengikutnya hingga akhir zaman
Alhamdulillahirobbilrsquoalamiin terucap syukur kepada Allah SWT
telah dimampukan peneliti menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul ldquoHubungan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An-Naba
Center Sawah Baru Ciputatrdquo
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
luput dari kekurangan dan kesalahan namun penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun
berbagi ilmu pengetahuan
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan
kakak adik peneliti Bapak Maidi (Alm) Ibu Masriah bapak
Encep Ibu Murdiah A Ujang teh dede Zahra A Aas mba Ani
Keendra dan adiku yang sholihah Yunita Sabrina yang begitu
ringan memberikan keridhoan berbagai dukungan dan curahan
dorsquoa yang tak henti di panjatkan serta kasih sayang yang begitu
tulus sehingga penulis tidak menyerah untuk tetap menyelesaikan
iii
segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima
kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir
dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan
keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho
dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam
bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah
dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik
penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaiakn skripsi ini
2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan
M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu
mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu
kebutuhan dalam penyusunan skripsi
3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen
pembimbing yang selalu meluangkan waktu
mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses
penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan
hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi
dengan baik
4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
iv
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat
Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
Yayasan tersebut
6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz
Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan
administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan
membantu penulis selama penelitian
7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus
untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu
Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada
penulis
8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang
menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis
9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om
Dedi dan guru-guru lainnya
10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu
menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang
tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport
penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka
v
Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan
kekuatan bagi penulis
11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya
Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa
menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama
debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan
mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini
12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat
penulis mengucapkan terima kasih
Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang
tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain
itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua
terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari
Allah SWT Aamiin
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi
ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi
ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis
Jakarta 21 April 2021
Siti Maryam
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi
DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii
DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi
DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12
B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14
C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15
D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23
E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38
B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45
C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46
D Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
48
E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56
B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
E Variabel dan Devinisi Operasional
Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
60
F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62
G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72
H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
75
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
77
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba
5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
79
6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81
7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84
B Temuan Hasil Penelitian dan
Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
85
1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
89
3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan
pemurtadan tahun 2015
4
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf
53
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba
Center
79
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63
2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama sebelum uji instrumen
66
3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama setelah uji instrumen
67
4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan
Spiritual sebelum diuji instrumen
68
5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan
Spiritual setelah diuji instrumen
70
6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat
Keandalan Instrumen Ukuran dari
Cronbach
71
7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan
Agama
71
8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan
Spiritual
72
9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan
74
10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putri di Yayasan An- Naba
Center
82
11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putra di Yayasan An- Naba
Center
84
x
12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
85
13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
86
14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan Formal
86
15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan
Masa Mualaf
87
16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di
Yayasan An-Nabarsquo Center
88
17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual
mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
89
18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara
Karakteristik Individu dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
91
19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun
2021
92
xi
20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Bimbingan Agama dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
93
21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada tahun 2021
95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 Data Skor Responden
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat- surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling
sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya
manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa
dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di
datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga
menimbulkan kesedihan yang begitu dalam
Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan
keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang
dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa
aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)
dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1
Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga
mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia
yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal
maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk
mewujudkan kebutuhan tersebut
Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama
adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi
meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam
jiwanya
1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi
dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman
(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41
2
Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri
berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis
sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber
pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu
memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai
makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya
Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya
Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada
kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang
dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya
adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para
artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya
Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro
dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan
dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan
sosial yang rukun dan damai
Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di
Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003
jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir
angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2
2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi
jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019
httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019
1020 wib
3
Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah
yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar
baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan
adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi
ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi
pembimbing Agama
Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian
khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama
Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati
nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu
masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap
kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika
masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan
kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke
agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa
Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman
berganti menjadi ingkar3
Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam
menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014
Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat
Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam
hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat
menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka
3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
4
pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara
Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun
Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim
Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika
ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035
jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4
Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian
Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat
tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun
20155
4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di
Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-
indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
0
10
20
30
40
50
60
Rawan Pemurtadan
5
Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab
seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya
ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)
terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin
Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat
Islam paling ekstrimrdquo6
Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang
dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat
Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan
fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya
mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari
lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi
menjadi seorang muslim seutuhnya
Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi
memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)
Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan
tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang
tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya
rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya
hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib
6
tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap
keselamatan jiwardquo7
Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar
semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang
meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari
lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu
hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka
secara lebih jauh8
Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu
besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat
berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar
di masjid dan di jalanan9
Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan
pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang
untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi
Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung
resiko
7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf
Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-
keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan
Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara
Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II
No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom
ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni
2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-
pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
7
Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan
perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen
terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya
Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang
yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang
belum memahami islam seutuhnya
Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan
bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa
mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang
muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan
surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi
أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط
بين عدو ٢٠٨ م
ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimurdquo10
Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208
adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara
parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-
hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri
tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf
10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208
Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016
8
yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk
sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah
akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari
itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan
peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan
menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan
agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri
individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk
berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-
Nya serta tabah menerima ujian-Nya12
begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan
agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan
peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan
spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani
menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa
lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem
maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual
(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
9
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain13
Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14
Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang
dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala
kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan
yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun
kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian
baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya
Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu
mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan
13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1
Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57
10
masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15
Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada
mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz
Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal
pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang
terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid
Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para
mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami
agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa
terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa
menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya
(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-
mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan
kepada mereka
Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah
mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya
maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing
15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal8
11
untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat
berpengaruh bagi agama Islam
Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah
dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin
meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di
hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya
maupun kehidupannya kini sebagai muslim
Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang
meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual
mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada
Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16
Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang
bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa
warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam
penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18
16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan
Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan
penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan
Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri
12
Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa
menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang
pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik
di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian
Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan
membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba
Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo
B Batasan dan Rumusan Masalah
1 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang
dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti
berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun
pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi
dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-
Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo 2019)
13
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat adalah
a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan
yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai
kesejahteraan hidup di akhirat
b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau nilai untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
diantaranya
a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan
Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah
Baru- Ciputat
14
c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain
a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden
dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik
Responden dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Manfaat Penelitian
a Manfaat Akademis
1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
terutama pada mata kuliah Psikologi Islam
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi
Pembimbing agama maupun penyuluh agama
15
yang mengkhususkan pembinaan terhadap
Mualaf
b Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam
memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan
reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan
kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun
penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang
Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
D Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang
menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri
Yakni diantaranya sebagai berikut
Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan
Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
16
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan
agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257
sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari
r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799
dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian
hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan
masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah
alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat
rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang
berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini
ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket
instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga
meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data
Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan
variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran
17
penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan
sasaran penelitian mualaf21
Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh
Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja
Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada
remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai
sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan
perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22
Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah
kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun
menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis
di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut
adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami
pembaca
21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi
Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati
Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No
155-62
18
Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada
variabel independen dan dependen Variabel independen
penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel
dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan
berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel
dependen kecerdasan spiritual
Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di
Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian
Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di
panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan
antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak
di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan
berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005
ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian
terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam
terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman
Azzahra Kota Pekanbaru
Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi
kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam
19
beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam
penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independent dan dependen Variabel dependen
penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan
penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23
Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam
jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap
kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab
Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat
dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt
ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga
dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual
23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam
terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)
20
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan
Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak
rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di
beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan
pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan
baik
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan dependen jika di variabel
independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan
spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kinerja karyawan
Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti
tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi
Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)
dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa
gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa
dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang
cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional
mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam
penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa
21
mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik
dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi
Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang
masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa
kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang
dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan
kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca
mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami
penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel
dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen
hanya kecerdasan spiritual24
Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang
Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran
Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri
bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran
beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa
Tengah
24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)
(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)
22
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri
Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar
20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama
sebesar 322
Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup
rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan
dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah
pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga
pembaca dapat memahami penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis
menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25
Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh
Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan
Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal
Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan
25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016)
23
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan
spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi
sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-
Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel
16839 dan nilai signifikannya -0806lt005
Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika
kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan
paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini
adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga
dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
pada variabel independen Variabel independen tersebut
menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis
menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26
E Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman
penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang
skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif
26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)
24
Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan
Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu teori mengenai peran pembimbing agama
meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan
mualaf
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian tempat dan waktu penelitian
variabel penelitian sumber data populasi dan
sampel hipotesis penelitian definisi operasional
variabel Teknik pengumpulan data uji validitas
instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat
25
yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf
visi misi dan tujuannya program-program serta
struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan
Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian
menjelaskan temuan dan analisis data tentang
hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan
spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-
data hasil peneitian hasil angket identifikasi
responden deskripsi hasil penelitian dan analisis
data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama
1 Pengertian Bimbingan
Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin
menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata
ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti
menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur
mengarahkan dan memberi nasihat27
istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan
atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan
berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua
bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya
bimbingan28
Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16
27
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan
norma-norma yang berlaku30
Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31
Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni
1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung
arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat
mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut
kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya
2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini
mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut32
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
28
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa33
Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian
berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam
memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan
untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan
menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia
maupun ahirat
2 Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz
Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam
sebagai berikut34
a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan
kebersihan jiwa dan mental
33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
29
b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan
manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan
c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada
individu sehingga muncul dan berkembang rasa
toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong
menolong dan rasa kasih sayang
d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi
tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya
sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat
menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan
bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan
kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan
kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal
menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang
bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan
dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang
ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35
35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
30
3 Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya
bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36
a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan
sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang
berfungsi untuk dapat mengembangkan dan
memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun
potensi yang dimiliki terbimbing
c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang
membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing
dan lingkungannya
d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan
dalam memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi terbimbing
e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang
diberikan dapat membantu terbimbing dalam
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap
4 Materi Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami
kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan
mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau
36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta
PT Rineka Cipta 1995) hal 9
31
ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi
Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain
meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan
ikhsan (akhaq)37
a Keimanan (Aqidah)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)
yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau
aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti
keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat
menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan
maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan
keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39
37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha
Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga
Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim
dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi
1996) hlm 24
32
Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang
lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi
orang yang bertakwa40
a Keislaman (syarirsquoah)
Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa
Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju
sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga
diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan
dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman
Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi
ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م
١٨ يعلمون
Artinya Kemudian kami jadikan engkau
(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan
janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui41
Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu
mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan
40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji
Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500
33
mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala
perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan
Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42
Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam
beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya
a) Adanya suatu perbuatan
b) Dilakukan oleh orang muslim
c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok
ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu
zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan
ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban
yang menyertai pokok ibadah itu43
b Ikhsan (akhlaq)
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa
yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi
majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah
(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)
alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama)44
Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau
khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq
42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika
Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada
2012) hal 1
34
kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-
Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi
٤ عظيم خلق لعلى وإنك
Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur 45
Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi
pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara
kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai
murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat
Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak
bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan
memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan
perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan
lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun
sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr
tt) hal 56
35
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat
5 Metode Bimbingan Agama
Dalam surah An- Nahl ayat 125
دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج
أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي
١٢٥ بٱلمهتدين
Artinya Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk47
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan
berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang
tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara
harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang
berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian
hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan48
47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43
36
Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik
Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang
kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang
dapat menambah kemampuan bagi terbimbing
Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami
bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk
sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama
maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan
agama diantaranya
a Ceramah
Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum
cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok
(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk
menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya
dengan kondisi terbimbing yang beragam49
b Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai
fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri
terbimbing50
49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)
hal122
37
Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada
yang dibimbing
2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh
seseorang yang dibimbing
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi
dan kondisi yang memberikan perasaan damai
dana man serta santai kepada seorang yang
dibimbing51
Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada
metode yang biasa dilakukan yakni
1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan
dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar
intelek dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran
agama
2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang
digunakan untuk menunjukkan dan
membuktikan kebenaran ajaran agama dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional
3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan
contoh yang benar dan tepat agar yang di
51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45
38
bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari
apa yang diterimanya secara logika dan
penjelasannya akan teori yang masih baku
(tekstual) 52
B Kecerdasan Spiritual
1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari
semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus
mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan
lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di
turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya
tidak terbatas53
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal12
39
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain54
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu
menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55
Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah
berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal
Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik
dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56
54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
40
a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan
dan aktif)
b Tingkat kesadaran diri
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak
perlu
g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)
h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo
atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-
jawaban yang mendasar
i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi
seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga
cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh
pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada orang lain yang memberikan petunjuk
penggunaannya
41
Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab
HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya
yakni57
a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material
b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak
c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-
hari
d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
spiritual guna menyelesaikan masalah
e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih
sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan
Seperti memberi maaf bersyukur atau
mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati
menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah
sebagian dari kebajikan
3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses
membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf
memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun
57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281
42
lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang
pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam
hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo
Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini
secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)
mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan
menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif
Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu
dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta
kehidupan secara umum
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan
suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah
yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut
adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan
ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber
dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta
bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan
ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha
Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo
Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan
kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri
kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat
akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik
sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic
power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual
43
yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama
keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot
manusia59
Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang
memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus
melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa
menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60
4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu
berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi
kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan
kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang
menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang
diantaranya61
a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego
b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
anaknya
c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak
d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan
Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)
44
e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman
menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak
berharga
Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62
a Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia
mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks
luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian
yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG
(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi
sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi
kecerdasan spiritual
b Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya
bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat
ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia
menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu
62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83
45
adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek
diri dan seluruh segi kehidupan
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul
dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan
seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan
C Mualaf
Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari
ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak
dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang
yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum
Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum
= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang
yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam
Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan
diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan
kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64
Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf
maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir
63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam
(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana
Semesta Intermedia 2009) hal 231
46
Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi
perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya
demi kemaslahatan65
Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk
islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat
diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya
untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama
kaum muslimin66
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan
hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka
baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada
di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui
Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri
untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa
beribadah secara mandiri
D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan
65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar
Nusa 2002) hal 563
47
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam
berdasarkan norma-norma yang berlaku67
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa68
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain69
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku
67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
48
dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena
Allahrdquo
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa
bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan
karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk
mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari
sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian
ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada
bab IV
E Kerangka Berpikir
Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren
hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi
Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami
kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama
Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari
keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan
tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan
dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata
layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan
sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi
gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah
49
tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang
singkat70
Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa
menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi
perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak
persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf
tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya
maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya
memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)
Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik
belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi
ingkar71
Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian
Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun
2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan
Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni
pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi
Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi
Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20
70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba
Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
50
persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)
adalah kemiskinan73
Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa
mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah
satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74
Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan
kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode
yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan
berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah
bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog
Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga
islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para
mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia
Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini
72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
51
memiliki 3 program yakni program pembinaan program
pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat
kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para
pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan
baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang
baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf
akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang
dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah
satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75
Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf
akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya
Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni
karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins
Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan
umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti
menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin
pendidikan umur dan masa mualaf
75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)
hal 171
52
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat
dilihat pada Gambar 2
53
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat
Bimbingan Agama (X2)
1 Materi
Bimbingan
Agama
a Akidah
b Ibadah
c Akhlak
2 Metode
Bimbingan
Agama
a Ceramah
b Bimbingan
Kelompok
c Tanya-jawab
dan Dialog
Faktor Internal (X1)
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin
2 Usia
3 Pendidikan
4 Masa Mualaf
Kecerdasan Spiritual (Y)
1 Kemampuan bersikap
fleksibel
2 Tingkat kesadaran
diri
3 Kemampuan
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4 Kempuan
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang
diilhami
Oleh visi dan nilai-
nilai
6 Keengganan untuk
menyebabkan
Keinginan yang tidak
perlu
7 Berpandangan
holistic
8 Berfikir positif
54
F Hipotesis Penelitian
pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini melalui uji empiris yaitu
Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat
Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik individu dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu
ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik78
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai
rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah
terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah
perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis
instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang
digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar
menurut ketentuan dan telah disepakati79
Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf
dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D
(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58
56
populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan
Sampel fenomena secara detail80
B Tempat dan Waktu penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat
di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl
Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode
Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5
bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini
didasarkan pada fakta sebagai berikut
1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-
benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa
memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman
dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani
hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan
pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan
bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya
2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga
Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi
yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan
dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan
80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62
57
maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru
mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk
islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya
3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat
kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren
Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di
Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
C Populasi dan Sampel
1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan
sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi yaitu82
a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan
informasi yang akan diinginkan
b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan
benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam
suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan
81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146
58
c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu
d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil
penelitian itu dapatat digeneralisasikan
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria
minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah
3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua
kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan
asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan
kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama
Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk
dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama
2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian
(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini
menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik
pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah
100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota
83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT
remaja Rosda Karya 1994) hal 78
59
populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang
dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84
D Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana
data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada
penelitian ini yaitu
1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di
mana peristiwa terjadi86
Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh
melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center
Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan
beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
kuesioner87
84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94
60
E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah
Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam
penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual
bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara
intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk
membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual
b Variabel Dependen (Y)
Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)
dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf
(Variabel Y)
Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan
spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup
menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran I
61
F Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data yaitu
1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi
dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh
pandangan yang holistik dan menyeluruh89
Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan
pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf
yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang
berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan
maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa
pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media
88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)
cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199
62
yang lain91
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan
Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92
Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam
menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan
informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta
memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama
penelitian
G Intrumen Penumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan
data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap
91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi
(Mixed methods)
(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327
63
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial93
Tabel 1 Skor Skala Semi Likert
No Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1
2
3
4
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
2
1
1
2
4
5
1 Skala Bimbingan Agama
Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua
aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan
agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni
akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama
yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog
2 Skala Kecerdasan Spiritual
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan
delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat
kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
64
penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan
holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan
ldquobagaimana jikardquo
Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan
mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96
3 Uji Validitas dan Realiabilitas
a Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97
Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan
dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori
respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-
individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98
95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta
Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD
(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Refika Aditama 2015) Hal 472
65
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda
Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang
digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin
diukur yakni99
1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03
2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-
2) n= jumlah sampel
3 Nilai Sig ge α
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam
melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan
untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product
moment yaitu100
rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)
radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]
keterangan
r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas
X dan Y
n=jumlah responden
99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48
66
X= skor variabel (jawaban responden)
Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable
Bimbingan Agama sebelum uji instrumen
Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama
sebelum uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 12345 - 5
2 Ibadah 678910 - 5
3 Akhlak 12131415 11 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 1718 16 3
5 Bimbingan
Kelompok 1921 20 3
6
Tanya
Jawab atau
Dialog
222324 - 3
Jumlah 24
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-
Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur
dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada
26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable
bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item
valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid
kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan
67
pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan
BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji
instrumen
Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah
uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 2345 1 5
2 Ibadah 78910 6 5
3 Akhlak 11121415 13 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 17 1618 3
5 Bimbingan
Kelompok 21 1920 3
6 Diskusi 2223 24 3
Jumlah 24
Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen
68
Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual
sebelum diuji instrumen
Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang
diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir
pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2
item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
3132 33 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan
nilai-nilai
3739 38 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
464748 - 3
Jumlah 24
69
diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan
data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2
Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen
Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual
setelah diuji instrumen
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
313332 - 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui
rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
373839 - 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan
ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
4748 46 3
70
b Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban
yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5
1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility
Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi
SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila
koefisien realibilitas (r11) gt 06101
α = (119870
119870 minus 1) (
1198781199032 minus sum119878119894
2
1198781199092
)
Keterangan
α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach
K Jumlah item pertanyaan
sum1198781198942 Jumlah varians skor item
101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57
Jumlah 24
71
1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102
Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan
Instrumen Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha
Cronbach
Derajat Keandalan
lt 05 Tidak dapat digunakan
05-06 Jelek (poor)
06-07 Cukup atau dapat diterima
07-09 Bagus (good)
gt09 Luar biasa bagus
(exellent)
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
867 24
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar
0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala
Kecerdasan Spiritual
102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung
Refika Aditama 2015) hal 470
72
Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
780 24
Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar
0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel
terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan
nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan
dinyatakan reliabel
H Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis
langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam
103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 226
73
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik
infersensial
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan
satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan
untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang
bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren
Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat
2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Statistik inferensial merupakan metode analisis yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan
antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan
penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat
inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada
sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini
menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman
104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100
105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) hal 532
74
Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan
(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antar variabel tidak harus sama106
Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk
mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara
variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan
agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji
koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang
kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Interpretasi
r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah
r = 020 ndash 0399 Rendah
r = 040 ndash 0599 Sedang
r = 060 ndash 0799 Kuat
r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat
106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D
(Bandung Alfabeta 2012) hal 153
75
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center
Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba
Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz
Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau
adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana
sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para
mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah
Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia
khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena
mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak
mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan
hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak
itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan
pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para
mualaf diseluruh wilayah Indonesia
Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun
pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di
daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014
beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari
pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari
tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf
cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau
76
juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi
Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini
jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5
(lima) wilayah
Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-
Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan
tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak
mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan
pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari
pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan
Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas
muslim maupun non-muslim
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center
Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu
menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah
islamiyahrdquo
Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang
akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter
serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center
dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut
a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum
dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah
b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh
berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah
77
c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan
perbandingan agama
d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah
mandiri dan terampil
e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum
muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung
terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di
kalangan saudara kita kaum Mualaf
f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak
masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan
pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang
merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat
diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah
masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center
Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk
membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan
pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta
pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah
agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan
hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat
ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya
sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus
ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah
78
dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-
muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami
betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah
pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini
mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf
itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam
kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan
menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo
Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba
Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil
hingga merambah di beberapa wilayah nusantara
79
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center
Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center
dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center
PEMBINA
Ferdius
Ndruru
KETUA amp PENGASUH
KH Syamsul Arifin Nababan
PENGAWAS
Siti Hamidah
SEKRETARIS
Leli Yuheni
BENDAHARA
Siti Fatimah
DEWAN GURU
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan
2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya
3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc
MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc
MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna
SANTRI
80
5 Program Bimbingan Agama
a Program Pembinaan
1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui
kajian rutin
2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-
ceramah umum
b Program Pendidikan
Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren
c Program Pengembangan
1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya
2) Menghafal Hadits dan sarahnya
3) Penguasaan Bahasa Arab
4) Penguasaan Bahasa Inggris
5) Penguasaan Komputer
d Program Jangka Panjang
a) Program Perluasan Dakwah
Membangun cabang-cabang pesantren
Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah
Indonesia
Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah
minoritas muslim
b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri
An-Naba
81
e Program Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat
SMP- Perguruan Tinggi
2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi
3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi
para mualaf
f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Mendirikan usaha kuliner
2) Membangun bisnis berbasis online
3) Membangun usaha retail
6 Program Pembinaan Agama
Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan
An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11
Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
82
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan
tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
9 2200 - 0429 Istirahat
83
Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600
Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari
jumat Tahsin diganti dengan membaca 4
surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-
waqiah dan Al- Mulk)
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
10 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh
mengerjakan tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
84
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
8 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
9 2200 - 0429 Istirahat
Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai
berikut
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan
Agama)
2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah
Islamiyah)
3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)
4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)
5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)
6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)
7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)
8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)
9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)
85
B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Karakteristik Individu Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti
bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru
Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan
sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah
penulis tentukan
Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni
berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf
diuraikan sebagai berikut
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 12
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 9 26
Perempuan 26 74
Total 35 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil
terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden
berjenis kelamin laki-laki
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 13
86
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Usia Jumlah Presentase
Remaja 12- 21 Tahun 29 83
Dewasa 22- 45 Tahun 6 17
Total 35 100
Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden
didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel
terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21
tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat
dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Jumlah ()
Rendah (0-9 tahun) 6 17
Sedang (10-12 tahun) 19 54
Tinggi (13-16 tahun) 10 29
Total 35 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas
responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada
tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima
87
pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan
pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-
16 tahun)
Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat
dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf
Kategori Masa Mualaf Jumlah ()
Rendah 3 -36 bulan 22 63
Sedang 37 bulan ndash 72
bulan 11 31
Tinggi 73 bulan -104
bulan 2 6
Total 35 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk
islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa
mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)
dan kategori tinggi (73- 104 bulan)
88
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden
Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual
santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo
Center
No
Kategori
Kecerdasan
Spiritual
Jumlah Skor
Jawaban
Responden
Frekuensi ()
1 Rendah 93- 105 14 40
2 Tinggi 106- 120 21 60
Jumlah 35 100
Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan
(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan
spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan
spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual
yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri
3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan
89
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan
holistik
3 Analisis Data Uji Korelasi
a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa
mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian
tersebut diolah menggunakan Program statistical Package
for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
No Peubah Variabel
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik
Individu -0198 0254
2 Bimbingan Agama 0760 0000
Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berhubungan nyata pada α= 1 (005)
90
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17
yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua
() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi
pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
kecerdasan spirituannya
b Hubungan Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba
Center
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18
91
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik Individu -0198 0254
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien
antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan
diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021
Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
92
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Usia -0198 0254
2
Tingkat Pendidikan
Formal -0123 0483
3 Masa Mualaf 0199 0251
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian
karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan
formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi
usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya
antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika
usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual
meningkat
Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan
spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign
0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan
formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika
semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif
antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual
mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign
93
0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan
tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika
semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf
c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan
Diri Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19
menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama
dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-
Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19
94
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan
agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760
Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan
yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005
kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang
bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan
antara variabel bimbingan agama dengan variabel
kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin
tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
nilai kecerdasan spiritual dirinya
Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)
sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005
Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
95
No
Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Materi 0740 0000
2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20
menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan
metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual
mualaf
Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan
hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda
bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada
angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif
Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama
seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau
semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang
maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan
agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi
bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak
Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa
96
terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-
lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai
signifikansi sebesar 000 lt 005107
Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah
dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian
Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah
akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi
sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti
korelasi cukup dan bersifat positif108
Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()
artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya
semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang
maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau
107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan
Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU
Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah
Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
97
jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama
seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel
20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang
tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf
Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa
bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang
telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat
pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban
sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya109
109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun
Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)
98
Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan
agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan
spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000
(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga
menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan
yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
remaja 111
110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)
siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling
Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)
99
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki
(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia
(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa
usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan
tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang
(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah
(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan
dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa
mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah
(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash
72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104
bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat tergolong tinggi
2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai
100
signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari
005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat
dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan
agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat
3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru
Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut
7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan
dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama
bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan
lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang
di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat
sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan
penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar
pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk
materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu
tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan
makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun
dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar
ibadah
101
8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait
bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual
Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang
bagian yang ada pada bimbingan agama maupun
kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun
keefektivitasannya
102
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung
Alfabeta
Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama
Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1
P-ISSN 2442-725X e-2621-7201
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta
Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah
208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02
Wonosobo
Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
Bandung PT Revika Aditama
Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung
Alfabeta
Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS
Jakarta Kencana
Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka
Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
103
Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan
R amp D Bandung ALFABETA
Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT
Wahana Semesta Intermedia
Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor
Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang
Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di
Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1
Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT
Indeks
Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual
Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam Jakarta Arga
Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi
IV
104
Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa
Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan
Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka
Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan Bandung Mizan
Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam
Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve
Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan
Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan
Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)
Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan
Jakarta PT Rineka Cipta
Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi
Bandung PT remaja Rosda Karya
Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta
Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central
Medika Surabaya
Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali
Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali
Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori
Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)
Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia
105
Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya
Usaha Nasional
Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press
Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental CrHaji Masagung Jakarta
Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-
Fikr tt)
Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah
Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama
Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam
Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center
Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan
Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol
1 No 1)
Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi
Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga)
106
Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi
S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)
Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal
Vo 13 No 155-62
Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan
Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau)
Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan
terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Metro)
Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam
Volume 7 Nomor 2 249- 270)
Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al
Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan
Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi
terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian
107
Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah
dan Islam Universitas Indonesia tahun)
Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran
Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa
di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah
terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di
Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)
Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin
Jakarta)
Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan
Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi
S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang)
Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah
mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada
19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020
wib tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppmm42z313
108
Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid
ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah
pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib Tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus
2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib
Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba
Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh
pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-
center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml
Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam
di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-
umat-islam-di-indonesia-menurun
Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap
Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-
mengalamipenolakan-keluarga
Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat
Yayasan An- Naba Center
109
LAMPIRAN
Lampiran I
Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel
Independen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Karakteristik
Individu (X1)
Menurut
Robbins
karakteristik
individu adalah
cara
memandang ke
objek tententu
dan mencoba
menafsirkan apa
yang dilihatnya
yang
mencangkup
usia jenis
kelamin tingkat
pendidikan
status
perkawinan dan
masa kerja
Karakteristik
responden pada
penelitian ini
ada empat
aspek yaitu
usia jenis
kelamin
tingkat
pendidikan dan
masa kerja
1 Jenis kelamin
Jenis kelamin
responden yang
dibagi menjadi
dua jenis yaitu
laki-laki dan
perempuan
2 Usia
Lamanya waktu
hidup responden
yang dihitung
sejak tahun
kelahiran
sampai waktu
penelitian
berlangsung
3 Tingkat
pendidikan
110
dalam
organisasi112
Dalam hasil
penelitian Rusdi
dan Sari
memaparkan
bahwa salah
satu faktor yang
membuat para
mualaf
melakukan
konversi agama
dari agama
asalnya ke
agama islam
yaitu faktor
kemauan
kemauan
menjadi salah
satu pendorong
seseorang
melakukan
Jumlah tahun
sekolah formal
yang ditempuh
oleh responden
sampai
penelitian ini
berlangsung
4 Masa mualaf
Lamanya waktu
atau masa
konversi agama
responden
dihitung sejak
mengucapkan
dua kalimat
syahadat sampai
waktu penelitian
berlangsung
5 Kemauan
salah satu
faktor
mendorong
seseorang
112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)
hal 171
111
konversi
agama113
melakukan
konversi
agama
Seseorang
yang
melakukan
konversi
didasari karna
kemauan diri
sendiri atau
orang lain
keluarga
teman dan
lain
sebagainya
Materi
Bimbingan
Agama (X2)
Menurut
Djumhur dan
Moh Surya
bimbingan
adalah suatu
pemberian
bantuan yang
Bimbingan
agama dalam
penelitian ini
mencangkup
materi
bimbingan
agama (akidah
Materi bimbingan
agama
1 Akidah
mengetahui
pengetahuan
mualaf tentang
akidah islam
113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam
dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X
e-2621-7201
112
diberikan secara
sistematis dan
kontinyu kepada
individu atau
kelompok dalam
pemecahan
masalah yang
dihadapinya
agar tercapai
kemampuan
untuk
memahami diri
sendiri
kemampuan
untuk menerima
diri sendiri
kemampuan
untuk
merealisasikan
diri sendiri
sesuai dengan
potensi atau
kemampuan
dalam mencapai
penyesuaian diri
ibadah dan
akhlak) dan
metode
bimbingan
agama
(ceramah
bimbingan
kelompok dan
tanya-jawab
atau dialog)
yang
berdasarkan
rukun iman
yakni iman
kepada Allah
iman kepada
Malaikat Allah
iman kepada
Kitab Allah
iman kepada
Rasul Allah
iman kepada
hari Kiamat
dan iman
kepada Qodarsquo
dan Qodar
Keyakinan ini
apakah dapat
menimbulkan
sifat jiwa yang
tercermin
dalam
perkataan
maupun
113
dengan
lingkungannya
baik keluarga
maupun
masyarakat114
Menurut M
Arifin
bimbingan
agama adalah
usaha pemberian
bantuan kepada
seseorang yang
mengalami
kesulitan baik
lahiriah maupun
batiniah yang
menyangkut
kehidupan di
masa kini dan
masa mendatang
berupa
pertolongan
dibidang mental
perbuatan
mualaf tersebut
2 Ibadah
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
ibadah sesuai
ketentuan atau
syariat Islam
berdasarkan
Rukun Islam
yakni Syahadat
Shalat Zakat
Puasa Haji
3 Akhlak
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
Akhlak Islam
yakni kepada
diri sendiri
Kepada orang
tua dan guru
114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7
114
spiritual
Membantu
seseorang
mampu
mengatasi
kesulitannya
dengan
kemampuan
yang ada pada
dirinya sendiri
melalui
dorongan
kekuatan iman
dan takwa
kepada Tuhan
yang maha
esa115
kepada saudara
dan teman
sebaya maupun
lingkungan
masyarakat
Metode
Bimbingan
Agama
1 Ceramah
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama kepada
mualaf secara
langsung
2 Bimbingan
Kelompok
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf secara
langsung
115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
115
dengan cara
diskusi
kelompok
3 Tanya
jawab atau
Dialog
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf melalui
tanya jawab
atau dialog
secara langsung
baik terkait
materi maupun
pengalaman
hidup
116
Variabel
Dependen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Kecerdasan
Spiritual (Y)
Menurut
Danah Zohar
dan Ian
Marshal
kecerdasan
spiritual (SQ)
adalah
kecerdasan
untuk
menghadapi
persoalan
makna atau
value yaitu
kecerdasan
untuk
menempatka
n perilaku
dan hidup
kita dalam
konteks
makna yang
lebih luas dan
kaya
Kecerdasan
Spiritual
adalah sesuatu
yang dimilki
dalam diri
seseorang
dalam
menghadapi
segala
persoalan
hidup dengan
penuh makna
atau nilai dan
memberikan
nilai yang luas
untuk jalan
hidupnya
Kemampuan
bersikap fleksibel
1 Mualaf dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan
baru
2 Mualaf dapat
beradaptasi dan
dapat
menerima
dengan mudah
dalam
lingkungannya
Tingkat
kesadaran diri
a Mualaf dapat
menempatkan
diri baik sikap
maupun
karakter
117
kecerdasan
untuk menilai
bahwa
tindakan
untuk jalan
hidup
seseorang
lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain116
b Mualaf dapat
menyadari atau
introspeksi
kelebihan dan
kekurangan diri
dalam bersikap
baik dalam
lingkungan
keluarga
sekolah
maupun
masyarakat
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
1 Mualaf dapat
menjadikan
penderitaan
kesedihan
maupun
kegagalan di
116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
118
masa lalu sebagai
motivasi dan
kekuatan untuk
tetap
mempertahankan
jalan hidup yang
sudah dipilih
menjadi seorang
muslim
2 Bersikap optimis
dan berfikir
positif meski
harus terusir dari
keluarga mapun
belum di terima
dilingkungan
baru
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
melampaui rasa
sakit
1 Menjadikan
penderitaan
sebagai
119
tantangan
hidup yang
harus
dihadapi
2 Mualaf
dapat
menjalani
hidup
dengan
penuh
keyakinan
dan
keteguhan
hati meski
harus
merasakan
berbagai
penderitaan
dan rasa
sakit
Kualitas hidup
yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
1 Mualaf
dapat
120
memiliki
tujuan yang
jelas dalam
menjalani
hidup
2 Mualaf
dapat
menjalani
kehidupan
yang
bernilai dan
penuh
makna
Keengganan
untuk
menyebabkan
keinginan yang
tidak perlu
1 Mualaf agar
memiliki
sikap
prioritas
dalam
menjalani
hidupnya
121
2 Dapat
memilah
mana yang
penting bagi
hidupnya
maupun
yang tidak
didasari
kebermanfa
atannya
Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan
antara berbagai
hal
(berpandangan
ldquoholistikrdquo)
1 Mualaf dapat
menyikapi
segala
persoalan
dalam
hidupnya
semata karena
122
ketentuan
Allah
2 Segala sesuatu
yang menimpa
kehidupan
mualaf adalah
kebaikan yang
diberikan oleh
Allah
bersikap positif
terhadap apapun
yang menimpa
kehidupannya
1 Mualaf dapat
menerima
dengan baik hal
apapun yang
menimpanya
2 Mualaf dapat
berprasangka
baik terhadap
segala hal yang
menimpanya
123
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas
A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No Materi Akidah r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
1
Saya meyakini bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan seluruh
alam semesta
-0179 0388 Tidak
Valid
2
Saya meyakini adanya Malaikat
yang mengawasi dan mencatat apa
saja yang saya lakukan
0411 0388 Valid
3
Saya meyakini bahwa Allah
mengutus rasul menjadi suri tauladan
bagi manusia
0599 0388 Valid
4
Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan
sebagai obat penenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup
0577 0388 Valid
5
Saya meyakini segala perbuatan di
dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat
0594 0388 Valid
Materi Ibadah
6
Saya berusaha melungkan waktu
untuk melaksanakan ibadah shalat
Sunnah
0268 0388 Tidak
Valid
7
Saya meyakini shalat adalah cara
terhubung paling baik dengan Tuhan
saat kita mulai putus asa
0382 0388 Valid
8 Saya melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid
9
saya mengetahui dan memahami
bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh
sebagai cara pensucian diri dari harta
yang bukan milik kita
0774 0388 Valid
124
10
saya mengetahui bahwa ibadah haji
adalah ibadah wajib umat muslim
dan di lakukan bagi yang sudah
mampu
0590 0388 Valid
Materi Akhlak
11 saya membiarkan teman saya yang
sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid
12
Saya mengetahui bahwa menghargai
orang lain dalam memilih agama
yang di anutnya adalah perbuatan
yang baik
0575 0388 Valid
13
Seorang muslim harus bertutur kata
dan bertingkah laku baik terhadap
orang lain
0313 0388 Tidak
Valid
14
Saya berpakaian menutupi aurat
sesuai dengan tuntunan Agama dan
bagian dari sopan santun dalam
berbusana
0516 0388 Valid
15 Saat ada teman kesusahan saya akan
membantunya 0411 0388 Valid
Metode Ceramah
16
saya tidak semangat saat
mendengarkan Ceramah dari
pembimbing Agama
0294 0388 Tidak
Valid
17
Hati saya lebih tenang setelah
mendenarkan ceramah yang
dibawakan pembimbing
0489 0388 Valid
18
Terkadang materi yang di sampaikan
berkaitan dan menjawab segala
persoalan yang sedang menimpa
saya hingga menjadikan saya lebih
kuat
0184 0388 Tidak
Valid
Metode Kelompok
125
19
Saya memanfaatkan bimbingan
kelompok untuk berinteraksi dengan
teman-teman
0301 0388 Tidak
Valid
20 saya tidak menyukai diskusi dalam
bimbingan kelompok 0355 0388
Tidak
Valid
21
Saat bimbingan kelompok saya bisa
berbagi pengalaman dengan teman-
teman dan mendapat penguatan dari
teman diskusi
0447 0388 Valid
Metode Diskusi
22
Saya merasa yakin dengan pilihan
yang saat ini saya yakini sebagai
muslim setelah menyampaikan
segala keraguan beragama kepada
pembimbing agama
0607 0388 Valid
23
Setelah berdialog dengan
pembimbing agama Saya lebih
termotivasi dan lebih kuat menjalani
sebagai muslim yang kaffah
0700 0388 Valid
24
Saya merasa lebih tenang saat
menyampaikan segala keluh kesah
yang menimpa kehidupan masa lalu
dan saat ini kepada pembimbing
agama
-0280 0388 Tidak
Valid
Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No
Kemampuan bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
25 Saya mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitar 0504 0388 Valid
26
saya menerima dan menghargai
pendapat maupun pilihan orang lain
termasuk pilihan dalam beragama
0690 0388 Valid
27 Saya menerima perubahan yang ada
dalam diri 0628 0388 Valid
126
Tingkat kesadaran diri
28 Saya mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid
29 Saya tidak membanding-bandingkan
hidup saya dengan orang lain -0104 0388
Tidak
Valid
30
saya merasa minder dengan
lingkungan baru saya sebagai
muslim
0644 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan
31
Segala masalah dan penderitaan yang
datang dalam hidup saya jadikan
sebagai motivasi untuk kembali
bangkit
0478 0388 Valid
32
Saya yakin bahwa segala masalah
yang datang adalah sebuah batu
loncatan untuk diri saya
0255 0388 Tidak
Valid
33
saat masalah datang dalam hidup
saya merasa sangat menderita dan
sedih
0455 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit
34
Saya berusaha sabar dan ikhlas
menerima setiap masalah yang
menimpa saya
0506 0388 Valid
35
Saya yakin bahwa masalah yang
datang adalah kasih sayang dari
Allah untuk menebus dosa-dosa
saya
0159 0388 Tidak
Valid
36 Saya mampu mengambil hikmah dari
setiap masalah hidup 0602 0388 Valid
Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
127
37 Saya memiliki dan mampu
memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid
38 saya kurang bersemangat dalam
menjalani hidup 0484 0388 Valid
39 Saya mampu menggapai dan
mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak
Valid
Keengganan untuk menyebabkan
keinginan yang tidak perlu
40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak
Valid
41 Saya memilah segala kegiatan yang
harus saya kerjakan 0146 0388
Tidak
Valid
42
Saya akan mendahulukan ibadah
sebelum melakukan aktivitas sehari-
hari
0431 0388 Valid
Kecenderungan untuk melihat
keterkaitan antara berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
43 Ketika masalah datang saya yakin
bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid
44
Saat semua orang menjauhi saya
hingga mengusir saya saya yakin
bahwa Allah selalu bersama saya
0520 0388 Valid
45
Setiap musibah yang datang dalam
hidup saya saya yakin itu sudah
takdir dan pilihan terbaik dari Allah
0339 0388 Tidak
Valid
bersikap positif terhadap apapun
yang menimpa kehidupannya
46 saya menerima hal apapun yang
menimpa hidup saya -0040 0388
Tidak
Valid
47
saya yakin pasti ada kebaikan dari
setiap masalah yang datang dalam
kehidupan saya
0675 0388 Valid
128
48
saya yakin Allah selalu bersama saya
meskipun masalah datang bertubi-
tubi
0391 0388 Valid
129
Lampiran 3
Daftar pedoman wawancara Responden
No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama
1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah
2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat
3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah
4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak
menerima anda sebagai seorang mualaf
5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari
pembimbing agama
6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-
teman anda
7
Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat
penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing
agama
No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual
1
Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih
agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun
keluarga
2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali
segala kesalahan dan dosanya
3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh
orang lain
4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang
datang dalam hidup anda
5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak
menerima anda menjadi seorang mualaf
6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang
setelah menjadi seorang mualaf
130
7
Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah
masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu
yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan
terlebih dahulu
8
Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang
menimpa anda datang begitu saja dengan secara
kebetulan
9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang
datang dalam kehidupan anda
131
Lampiran 4
Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS
Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Correlations
Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual
Spearman
s rho
Karakteristik Individu Correlation
Coefficient 1000 -169 -198
Sig (2-tailed) 331 254
N 35 35 35
Bimbingan Agama Correlation
Coefficient -169 1000 760
Sig (2-tailed) 331 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -198 760 1000
Sig (2-tailed) 254 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
132
Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Usia Correlation
Coefficient 1000 253 083 122 -312
Sig (2-tailed) 143 634 486 068
N 35 35 35 35 35
Jenis Kelamin Correlation
Coefficient 253 1000 004 012 -230
Sig (2-tailed) 143 984 947 183
N 35 35 35 35 35
Pendidikan Formal Correlation
Coefficient 083 004 1000 -237 -123
Sig (2-tailed) 634 984 170 483
N 35 35 35 35 35
Masa Muallaf Correlation
Coefficient 122 012 -237 1000 199
Sig (2-tailed) 486 947 170 251
N 35 35 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -312 -230 -123 199 1000
Sig (2-tailed) 068 183 483 251
N 35 35 35 35 35
133
Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Materi Metode Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Metode Correlation Coefficient 704 1000 685
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
134
Lampiran 5
Data Skor Responden
Bimbingan Agama
R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107
R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111
R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109
R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105
R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114
135
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117
R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116
R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105
R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118
R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109
R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116
R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108
R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113
R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117
136
Kecerdasan Spiritual
R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107
R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108
R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96
R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93
R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98
R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109
R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114
R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98
R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112
R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105
R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107
R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99
R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115
R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115
137
R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115
R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112
R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103
R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98
R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93
R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104
R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111
R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106
R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112
R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103
R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114
R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104
138
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center
139
Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang
Kupang Nusa Tenggara Timur
140
141
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-
Naba Center
142
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-
Naba Center
143
Lampiran 7
Surat-surat
144
145
146
147
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama Siti Maryam
NIM 11150520000009
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ldquoHUBUNGAN
BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL
MUALAF DI YAYASAN AN- NABA CENTER SAWAH BARU
CIPUTATrdquo adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak
melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya Adapun kutipan
yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber
kutipannya dalam skripsi Saya bersedia melalukan proses yang
semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika
ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan meruopakan plagiat dari
karya orang lain
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya
Jakarta April 2021
Siti Maryam
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul rdquoHubungan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An Naba Center
Sawah Baru Ciputatrdquo telah diujikan dalam siding Munaqosyah
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 17 Juni 2021 Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (SSos) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jakarta 17 Juni 2021
Sidang Munaqosyah
Ketua
Ir Noor Bekti Negoro SE MSi NIP 19650301 199903 1 001
Sekretaris
Artiarini Puspita Arwan MPsi NIP 19861109 201 101 2 016
Penguji 1
Dr Fauzun Jamal LC MA NIP 19741021 200801 1 009
Penguji 2
Jufri Halim M Si NIP 19730726201411 1 002
Pembimbing
Muhtar Moh Sholihin MSi NIP 19890303 202012 1 002
i
ABSTRAK
Siti Maryam 11150520000009 Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat dibawah bimbingan Muhtar Mochamad
Solihin M Si 2021
Mualaf diharapkan memiliki Kecerdasan spiritual yang tinggi agar
mampu mempertahankan kebermaknaan dalam memilih jalan hidup
dengan keyakian baru sebagai muslim Dapat menularkan sisi positif
dengan akhlak kepada orang lain khususnya keluarga dan teman non-
muslim Salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan An- Naba Center tersebut dapat dikukan dengan
pelaksanaan bimbingan agama secara menyeluruh
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menggambarkan karakteristik
responden dan tingkat kecerdasan spiritual Mualaf (2) Menganalisis
hubungan karakteristik responden dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf (3) Menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kuantitatif
dengan metode survey Adapun teknik sampling yang digunakan adalah
teknik sensus sampling total dengan jumlah sampel 35 santri mualaf
Analisis data menggunakan uji spearmanrsquos rank Program yang
digunakan untuk mengolah data adalah Microsoft Exel dan SPSS for
Windows 220
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) karakteristik responden
penelitian lebih banyak berjenis kelamin perempuan dari pada laki-laki
Tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center
tergolong tinggi (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara
karakteristik responden dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center dengan nilai signifikansi
sebesar 0000 atau kurang dari 005 dan nilai korelasi spearman rank
sebesar 0760 (3) faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center adalah materi dan
bimbingan agama
Kata Kunci Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual Mualaf
Yayasan An-Naba Center
ii
KATA PENGANTAR
Assalammursquoalaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi
maha penyayang serta maha memampukan hamba-hambanya
dalam menyelesaikan segala urusan yang ditetapkan-Nya
Sholawat teriring salam dihaturkan kepada Nabiyyina kekasih
Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan
ulama dan pengikutnya hingga akhir zaman
Alhamdulillahirobbilrsquoalamiin terucap syukur kepada Allah SWT
telah dimampukan peneliti menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul ldquoHubungan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An-Naba
Center Sawah Baru Ciputatrdquo
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
luput dari kekurangan dan kesalahan namun penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun
berbagi ilmu pengetahuan
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan
kakak adik peneliti Bapak Maidi (Alm) Ibu Masriah bapak
Encep Ibu Murdiah A Ujang teh dede Zahra A Aas mba Ani
Keendra dan adiku yang sholihah Yunita Sabrina yang begitu
ringan memberikan keridhoan berbagai dukungan dan curahan
dorsquoa yang tak henti di panjatkan serta kasih sayang yang begitu
tulus sehingga penulis tidak menyerah untuk tetap menyelesaikan
iii
segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima
kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir
dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan
keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho
dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam
bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah
dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik
penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaiakn skripsi ini
2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan
M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu
mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu
kebutuhan dalam penyusunan skripsi
3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen
pembimbing yang selalu meluangkan waktu
mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses
penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan
hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi
dengan baik
4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
iv
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat
Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
Yayasan tersebut
6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz
Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan
administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan
membantu penulis selama penelitian
7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus
untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu
Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada
penulis
8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang
menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis
9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om
Dedi dan guru-guru lainnya
10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu
menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang
tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport
penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka
v
Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan
kekuatan bagi penulis
11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya
Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa
menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama
debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan
mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini
12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat
penulis mengucapkan terima kasih
Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang
tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain
itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua
terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari
Allah SWT Aamiin
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi
ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi
ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis
Jakarta 21 April 2021
Siti Maryam
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi
DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii
DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi
DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12
B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14
C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15
D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23
E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38
B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45
C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46
D Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
48
E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56
B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
E Variabel dan Devinisi Operasional
Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
60
F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62
G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72
H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
75
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
77
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba
5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
79
6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81
7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84
B Temuan Hasil Penelitian dan
Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
85
1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
89
3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan
pemurtadan tahun 2015
4
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf
53
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba
Center
79
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63
2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama sebelum uji instrumen
66
3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama setelah uji instrumen
67
4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan
Spiritual sebelum diuji instrumen
68
5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan
Spiritual setelah diuji instrumen
70
6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat
Keandalan Instrumen Ukuran dari
Cronbach
71
7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan
Agama
71
8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan
Spiritual
72
9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan
74
10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putri di Yayasan An- Naba
Center
82
11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putra di Yayasan An- Naba
Center
84
x
12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
85
13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
86
14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan Formal
86
15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan
Masa Mualaf
87
16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di
Yayasan An-Nabarsquo Center
88
17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual
mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
89
18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara
Karakteristik Individu dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
91
19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun
2021
92
xi
20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Bimbingan Agama dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
93
21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada tahun 2021
95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 Data Skor Responden
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat- surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling
sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya
manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa
dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di
datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga
menimbulkan kesedihan yang begitu dalam
Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan
keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang
dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa
aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)
dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1
Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga
mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia
yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal
maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk
mewujudkan kebutuhan tersebut
Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama
adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi
meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam
jiwanya
1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi
dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman
(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41
2
Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri
berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis
sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber
pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu
memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai
makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya
Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya
Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada
kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang
dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya
adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para
artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya
Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro
dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan
dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan
sosial yang rukun dan damai
Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di
Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003
jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir
angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2
2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi
jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019
httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019
1020 wib
3
Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah
yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar
baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan
adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi
ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi
pembimbing Agama
Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian
khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama
Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati
nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu
masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap
kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika
masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan
kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke
agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa
Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman
berganti menjadi ingkar3
Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam
menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014
Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat
Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam
hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat
menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka
3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
4
pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara
Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun
Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim
Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika
ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035
jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4
Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian
Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat
tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun
20155
4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di
Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-
indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
0
10
20
30
40
50
60
Rawan Pemurtadan
5
Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab
seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya
ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)
terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin
Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat
Islam paling ekstrimrdquo6
Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang
dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat
Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan
fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya
mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari
lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi
menjadi seorang muslim seutuhnya
Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi
memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)
Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan
tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang
tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya
rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya
hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib
6
tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap
keselamatan jiwardquo7
Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar
semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang
meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari
lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu
hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka
secara lebih jauh8
Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu
besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat
berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar
di masjid dan di jalanan9
Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan
pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang
untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi
Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung
resiko
7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf
Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-
keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan
Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara
Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II
No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom
ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni
2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-
pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
7
Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan
perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen
terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya
Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang
yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang
belum memahami islam seutuhnya
Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan
bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa
mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang
muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan
surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi
أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط
بين عدو ٢٠٨ م
ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimurdquo10
Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208
adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara
parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-
hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri
tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf
10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208
Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016
8
yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk
sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah
akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari
itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan
peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan
menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan
agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri
individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk
berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-
Nya serta tabah menerima ujian-Nya12
begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan
agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan
peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan
spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani
menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa
lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem
maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual
(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
9
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain13
Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14
Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang
dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala
kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan
yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun
kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian
baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya
Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu
mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan
13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1
Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57
10
masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15
Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada
mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz
Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal
pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang
terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid
Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para
mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami
agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa
terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa
menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya
(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-
mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan
kepada mereka
Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah
mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya
maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing
15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal8
11
untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat
berpengaruh bagi agama Islam
Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah
dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin
meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di
hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya
maupun kehidupannya kini sebagai muslim
Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang
meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual
mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada
Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16
Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang
bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa
warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam
penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18
16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan
Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan
penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan
Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri
12
Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa
menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang
pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik
di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian
Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan
membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba
Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo
B Batasan dan Rumusan Masalah
1 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang
dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti
berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun
pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi
dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-
Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo 2019)
13
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat adalah
a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan
yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai
kesejahteraan hidup di akhirat
b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau nilai untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
diantaranya
a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan
Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah
Baru- Ciputat
14
c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain
a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden
dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik
Responden dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Manfaat Penelitian
a Manfaat Akademis
1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
terutama pada mata kuliah Psikologi Islam
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi
Pembimbing agama maupun penyuluh agama
15
yang mengkhususkan pembinaan terhadap
Mualaf
b Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam
memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan
reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan
kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun
penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang
Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
D Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang
menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri
Yakni diantaranya sebagai berikut
Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan
Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
16
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan
agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257
sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari
r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799
dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian
hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan
masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah
alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat
rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang
berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini
ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket
instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga
meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data
Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan
variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran
17
penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan
sasaran penelitian mualaf21
Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh
Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja
Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada
remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai
sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan
perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22
Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah
kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun
menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis
di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut
adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami
pembaca
21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi
Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati
Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No
155-62
18
Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada
variabel independen dan dependen Variabel independen
penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel
dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan
berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel
dependen kecerdasan spiritual
Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di
Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian
Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di
panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan
antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak
di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan
berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005
ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian
terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam
terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman
Azzahra Kota Pekanbaru
Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi
kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam
19
beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam
penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independent dan dependen Variabel dependen
penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan
penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23
Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam
jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap
kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab
Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat
dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt
ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga
dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual
23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam
terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)
20
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan
Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak
rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di
beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan
pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan
baik
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan dependen jika di variabel
independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan
spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kinerja karyawan
Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti
tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi
Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)
dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa
gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa
dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang
cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional
mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam
penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa
21
mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik
dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi
Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang
masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa
kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang
dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan
kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca
mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami
penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel
dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen
hanya kecerdasan spiritual24
Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang
Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran
Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri
bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran
beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa
Tengah
24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)
(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)
22
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri
Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar
20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama
sebesar 322
Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup
rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan
dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah
pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga
pembaca dapat memahami penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis
menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25
Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh
Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan
Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal
Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan
25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016)
23
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan
spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi
sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-
Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel
16839 dan nilai signifikannya -0806lt005
Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika
kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan
paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini
adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga
dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
pada variabel independen Variabel independen tersebut
menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis
menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26
E Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman
penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang
skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif
26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)
24
Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan
Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu teori mengenai peran pembimbing agama
meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan
mualaf
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian tempat dan waktu penelitian
variabel penelitian sumber data populasi dan
sampel hipotesis penelitian definisi operasional
variabel Teknik pengumpulan data uji validitas
instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat
25
yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf
visi misi dan tujuannya program-program serta
struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan
Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian
menjelaskan temuan dan analisis data tentang
hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan
spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-
data hasil peneitian hasil angket identifikasi
responden deskripsi hasil penelitian dan analisis
data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama
1 Pengertian Bimbingan
Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin
menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata
ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti
menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur
mengarahkan dan memberi nasihat27
istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan
atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan
berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua
bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya
bimbingan28
Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16
27
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan
norma-norma yang berlaku30
Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31
Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni
1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung
arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat
mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut
kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya
2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini
mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut32
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
28
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa33
Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian
berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam
memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan
untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan
menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia
maupun ahirat
2 Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz
Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam
sebagai berikut34
a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan
kebersihan jiwa dan mental
33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
29
b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan
manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan
c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada
individu sehingga muncul dan berkembang rasa
toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong
menolong dan rasa kasih sayang
d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi
tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya
sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat
menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan
bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan
kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan
kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal
menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang
bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan
dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang
ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35
35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
30
3 Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya
bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36
a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan
sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang
berfungsi untuk dapat mengembangkan dan
memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun
potensi yang dimiliki terbimbing
c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang
membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing
dan lingkungannya
d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan
dalam memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi terbimbing
e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang
diberikan dapat membantu terbimbing dalam
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap
4 Materi Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami
kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan
mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau
36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta
PT Rineka Cipta 1995) hal 9
31
ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi
Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain
meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan
ikhsan (akhaq)37
a Keimanan (Aqidah)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)
yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau
aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti
keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat
menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan
maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan
keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39
37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha
Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga
Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim
dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi
1996) hlm 24
32
Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang
lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi
orang yang bertakwa40
a Keislaman (syarirsquoah)
Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa
Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju
sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga
diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan
dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman
Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi
ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م
١٨ يعلمون
Artinya Kemudian kami jadikan engkau
(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan
janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui41
Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu
mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan
40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji
Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500
33
mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala
perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan
Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42
Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam
beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya
a) Adanya suatu perbuatan
b) Dilakukan oleh orang muslim
c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok
ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu
zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan
ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban
yang menyertai pokok ibadah itu43
b Ikhsan (akhlaq)
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa
yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi
majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah
(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)
alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama)44
Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau
khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq
42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika
Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada
2012) hal 1
34
kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-
Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi
٤ عظيم خلق لعلى وإنك
Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur 45
Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi
pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara
kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai
murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat
Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak
bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan
memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan
perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan
lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun
sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr
tt) hal 56
35
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat
5 Metode Bimbingan Agama
Dalam surah An- Nahl ayat 125
دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج
أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي
١٢٥ بٱلمهتدين
Artinya Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk47
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan
berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang
tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara
harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang
berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian
hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan48
47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43
36
Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik
Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang
kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang
dapat menambah kemampuan bagi terbimbing
Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami
bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk
sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama
maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan
agama diantaranya
a Ceramah
Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum
cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok
(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk
menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya
dengan kondisi terbimbing yang beragam49
b Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai
fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri
terbimbing50
49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)
hal122
37
Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada
yang dibimbing
2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh
seseorang yang dibimbing
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi
dan kondisi yang memberikan perasaan damai
dana man serta santai kepada seorang yang
dibimbing51
Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada
metode yang biasa dilakukan yakni
1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan
dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar
intelek dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran
agama
2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang
digunakan untuk menunjukkan dan
membuktikan kebenaran ajaran agama dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional
3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan
contoh yang benar dan tepat agar yang di
51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45
38
bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari
apa yang diterimanya secara logika dan
penjelasannya akan teori yang masih baku
(tekstual) 52
B Kecerdasan Spiritual
1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari
semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus
mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan
lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di
turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya
tidak terbatas53
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal12
39
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain54
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu
menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55
Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah
berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal
Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik
dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56
54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
40
a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan
dan aktif)
b Tingkat kesadaran diri
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak
perlu
g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)
h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo
atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-
jawaban yang mendasar
i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi
seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga
cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh
pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada orang lain yang memberikan petunjuk
penggunaannya
41
Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab
HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya
yakni57
a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material
b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak
c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-
hari
d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
spiritual guna menyelesaikan masalah
e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih
sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan
Seperti memberi maaf bersyukur atau
mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati
menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah
sebagian dari kebajikan
3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses
membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf
memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun
57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281
42
lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang
pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam
hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo
Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini
secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)
mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan
menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif
Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu
dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta
kehidupan secara umum
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan
suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah
yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut
adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan
ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber
dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta
bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan
ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha
Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo
Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan
kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri
kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat
akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik
sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic
power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual
43
yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama
keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot
manusia59
Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang
memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus
melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa
menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60
4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu
berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi
kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan
kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang
menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang
diantaranya61
a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego
b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
anaknya
c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak
d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan
Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)
44
e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman
menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak
berharga
Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62
a Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia
mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks
luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian
yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG
(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi
sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi
kecerdasan spiritual
b Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya
bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat
ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia
menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu
62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83
45
adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek
diri dan seluruh segi kehidupan
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul
dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan
seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan
C Mualaf
Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari
ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak
dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang
yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum
Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum
= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang
yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam
Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan
diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan
kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64
Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf
maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir
63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam
(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana
Semesta Intermedia 2009) hal 231
46
Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi
perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya
demi kemaslahatan65
Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk
islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat
diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya
untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama
kaum muslimin66
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan
hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka
baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada
di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui
Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri
untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa
beribadah secara mandiri
D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan
65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar
Nusa 2002) hal 563
47
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam
berdasarkan norma-norma yang berlaku67
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa68
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain69
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku
67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
48
dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena
Allahrdquo
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa
bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan
karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk
mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari
sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian
ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada
bab IV
E Kerangka Berpikir
Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren
hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi
Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami
kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama
Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari
keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan
tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan
dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata
layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan
sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi
gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah
49
tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang
singkat70
Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa
menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi
perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak
persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf
tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya
maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya
memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)
Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik
belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi
ingkar71
Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian
Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun
2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan
Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni
pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi
Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi
Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20
70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba
Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
50
persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)
adalah kemiskinan73
Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa
mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah
satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74
Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan
kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode
yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan
berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah
bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog
Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga
islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para
mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia
Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini
72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
51
memiliki 3 program yakni program pembinaan program
pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat
kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para
pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan
baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang
baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf
akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang
dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah
satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75
Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf
akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya
Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni
karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins
Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan
umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti
menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin
pendidikan umur dan masa mualaf
75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)
hal 171
52
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat
dilihat pada Gambar 2
53
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat
Bimbingan Agama (X2)
1 Materi
Bimbingan
Agama
a Akidah
b Ibadah
c Akhlak
2 Metode
Bimbingan
Agama
a Ceramah
b Bimbingan
Kelompok
c Tanya-jawab
dan Dialog
Faktor Internal (X1)
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin
2 Usia
3 Pendidikan
4 Masa Mualaf
Kecerdasan Spiritual (Y)
1 Kemampuan bersikap
fleksibel
2 Tingkat kesadaran
diri
3 Kemampuan
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4 Kempuan
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang
diilhami
Oleh visi dan nilai-
nilai
6 Keengganan untuk
menyebabkan
Keinginan yang tidak
perlu
7 Berpandangan
holistic
8 Berfikir positif
54
F Hipotesis Penelitian
pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini melalui uji empiris yaitu
Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat
Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik individu dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu
ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik78
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai
rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah
terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah
perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis
instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang
digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar
menurut ketentuan dan telah disepakati79
Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf
dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D
(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58
56
populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan
Sampel fenomena secara detail80
B Tempat dan Waktu penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat
di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl
Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode
Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5
bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini
didasarkan pada fakta sebagai berikut
1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-
benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa
memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman
dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani
hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan
pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan
bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya
2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga
Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi
yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan
dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan
80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62
57
maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru
mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk
islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya
3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat
kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren
Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di
Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
C Populasi dan Sampel
1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan
sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi yaitu82
a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan
informasi yang akan diinginkan
b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan
benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam
suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan
81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146
58
c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu
d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil
penelitian itu dapatat digeneralisasikan
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria
minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah
3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua
kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan
asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan
kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama
Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk
dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama
2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian
(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini
menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik
pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah
100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota
83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT
remaja Rosda Karya 1994) hal 78
59
populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang
dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84
D Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana
data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada
penelitian ini yaitu
1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di
mana peristiwa terjadi86
Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh
melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center
Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan
beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
kuesioner87
84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94
60
E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah
Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam
penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual
bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara
intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk
membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual
b Variabel Dependen (Y)
Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)
dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf
(Variabel Y)
Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan
spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup
menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran I
61
F Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data yaitu
1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi
dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh
pandangan yang holistik dan menyeluruh89
Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan
pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf
yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang
berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan
maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa
pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media
88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)
cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199
62
yang lain91
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan
Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92
Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam
menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan
informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta
memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama
penelitian
G Intrumen Penumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan
data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap
91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi
(Mixed methods)
(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327
63
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial93
Tabel 1 Skor Skala Semi Likert
No Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1
2
3
4
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
2
1
1
2
4
5
1 Skala Bimbingan Agama
Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua
aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan
agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni
akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama
yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog
2 Skala Kecerdasan Spiritual
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan
delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat
kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
64
penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan
holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan
ldquobagaimana jikardquo
Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan
mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96
3 Uji Validitas dan Realiabilitas
a Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97
Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan
dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori
respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-
individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98
95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta
Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD
(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Refika Aditama 2015) Hal 472
65
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda
Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang
digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin
diukur yakni99
1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03
2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-
2) n= jumlah sampel
3 Nilai Sig ge α
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam
melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan
untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product
moment yaitu100
rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)
radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]
keterangan
r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas
X dan Y
n=jumlah responden
99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48
66
X= skor variabel (jawaban responden)
Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable
Bimbingan Agama sebelum uji instrumen
Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama
sebelum uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 12345 - 5
2 Ibadah 678910 - 5
3 Akhlak 12131415 11 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 1718 16 3
5 Bimbingan
Kelompok 1921 20 3
6
Tanya
Jawab atau
Dialog
222324 - 3
Jumlah 24
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-
Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur
dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada
26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable
bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item
valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid
kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan
67
pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan
BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji
instrumen
Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah
uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 2345 1 5
2 Ibadah 78910 6 5
3 Akhlak 11121415 13 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 17 1618 3
5 Bimbingan
Kelompok 21 1920 3
6 Diskusi 2223 24 3
Jumlah 24
Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen
68
Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual
sebelum diuji instrumen
Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang
diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir
pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2
item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
3132 33 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan
nilai-nilai
3739 38 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
464748 - 3
Jumlah 24
69
diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan
data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2
Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen
Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual
setelah diuji instrumen
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
313332 - 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui
rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
373839 - 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan
ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
4748 46 3
70
b Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban
yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5
1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility
Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi
SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila
koefisien realibilitas (r11) gt 06101
α = (119870
119870 minus 1) (
1198781199032 minus sum119878119894
2
1198781199092
)
Keterangan
α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach
K Jumlah item pertanyaan
sum1198781198942 Jumlah varians skor item
101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57
Jumlah 24
71
1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102
Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan
Instrumen Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha
Cronbach
Derajat Keandalan
lt 05 Tidak dapat digunakan
05-06 Jelek (poor)
06-07 Cukup atau dapat diterima
07-09 Bagus (good)
gt09 Luar biasa bagus
(exellent)
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
867 24
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar
0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala
Kecerdasan Spiritual
102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung
Refika Aditama 2015) hal 470
72
Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
780 24
Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar
0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel
terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan
nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan
dinyatakan reliabel
H Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis
langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam
103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 226
73
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik
infersensial
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan
satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan
untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang
bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren
Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat
2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Statistik inferensial merupakan metode analisis yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan
antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan
penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat
inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada
sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini
menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman
104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100
105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) hal 532
74
Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan
(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antar variabel tidak harus sama106
Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk
mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara
variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan
agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji
koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang
kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Interpretasi
r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah
r = 020 ndash 0399 Rendah
r = 040 ndash 0599 Sedang
r = 060 ndash 0799 Kuat
r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat
106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D
(Bandung Alfabeta 2012) hal 153
75
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center
Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba
Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz
Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau
adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana
sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para
mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah
Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia
khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena
mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak
mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan
hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak
itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan
pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para
mualaf diseluruh wilayah Indonesia
Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun
pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di
daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014
beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari
pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari
tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf
cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau
76
juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi
Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini
jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5
(lima) wilayah
Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-
Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan
tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak
mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan
pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari
pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan
Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas
muslim maupun non-muslim
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center
Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu
menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah
islamiyahrdquo
Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang
akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter
serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center
dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut
a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum
dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah
b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh
berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah
77
c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan
perbandingan agama
d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah
mandiri dan terampil
e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum
muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung
terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di
kalangan saudara kita kaum Mualaf
f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak
masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan
pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang
merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat
diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah
masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center
Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk
membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan
pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta
pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah
agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan
hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat
ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya
sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus
ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah
78
dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-
muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami
betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah
pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini
mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf
itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam
kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan
menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo
Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba
Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil
hingga merambah di beberapa wilayah nusantara
79
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center
Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center
dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center
PEMBINA
Ferdius
Ndruru
KETUA amp PENGASUH
KH Syamsul Arifin Nababan
PENGAWAS
Siti Hamidah
SEKRETARIS
Leli Yuheni
BENDAHARA
Siti Fatimah
DEWAN GURU
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan
2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya
3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc
MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc
MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna
SANTRI
80
5 Program Bimbingan Agama
a Program Pembinaan
1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui
kajian rutin
2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-
ceramah umum
b Program Pendidikan
Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren
c Program Pengembangan
1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya
2) Menghafal Hadits dan sarahnya
3) Penguasaan Bahasa Arab
4) Penguasaan Bahasa Inggris
5) Penguasaan Komputer
d Program Jangka Panjang
a) Program Perluasan Dakwah
Membangun cabang-cabang pesantren
Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah
Indonesia
Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah
minoritas muslim
b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri
An-Naba
81
e Program Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat
SMP- Perguruan Tinggi
2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi
3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi
para mualaf
f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Mendirikan usaha kuliner
2) Membangun bisnis berbasis online
3) Membangun usaha retail
6 Program Pembinaan Agama
Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan
An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11
Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
82
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan
tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
9 2200 - 0429 Istirahat
83
Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600
Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari
jumat Tahsin diganti dengan membaca 4
surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-
waqiah dan Al- Mulk)
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
10 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh
mengerjakan tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
84
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
8 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
9 2200 - 0429 Istirahat
Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai
berikut
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan
Agama)
2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah
Islamiyah)
3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)
4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)
5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)
6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)
7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)
8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)
9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)
85
B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Karakteristik Individu Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti
bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru
Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan
sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah
penulis tentukan
Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni
berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf
diuraikan sebagai berikut
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 12
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 9 26
Perempuan 26 74
Total 35 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil
terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden
berjenis kelamin laki-laki
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 13
86
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Usia Jumlah Presentase
Remaja 12- 21 Tahun 29 83
Dewasa 22- 45 Tahun 6 17
Total 35 100
Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden
didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel
terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21
tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat
dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Jumlah ()
Rendah (0-9 tahun) 6 17
Sedang (10-12 tahun) 19 54
Tinggi (13-16 tahun) 10 29
Total 35 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas
responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada
tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima
87
pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan
pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-
16 tahun)
Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat
dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf
Kategori Masa Mualaf Jumlah ()
Rendah 3 -36 bulan 22 63
Sedang 37 bulan ndash 72
bulan 11 31
Tinggi 73 bulan -104
bulan 2 6
Total 35 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk
islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa
mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)
dan kategori tinggi (73- 104 bulan)
88
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden
Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual
santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo
Center
No
Kategori
Kecerdasan
Spiritual
Jumlah Skor
Jawaban
Responden
Frekuensi ()
1 Rendah 93- 105 14 40
2 Tinggi 106- 120 21 60
Jumlah 35 100
Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan
(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan
spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan
spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual
yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri
3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan
89
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan
holistik
3 Analisis Data Uji Korelasi
a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa
mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian
tersebut diolah menggunakan Program statistical Package
for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
No Peubah Variabel
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik
Individu -0198 0254
2 Bimbingan Agama 0760 0000
Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berhubungan nyata pada α= 1 (005)
90
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17
yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua
() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi
pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
kecerdasan spirituannya
b Hubungan Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba
Center
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18
91
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik Individu -0198 0254
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien
antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan
diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021
Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
92
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Usia -0198 0254
2
Tingkat Pendidikan
Formal -0123 0483
3 Masa Mualaf 0199 0251
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian
karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan
formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi
usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya
antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika
usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual
meningkat
Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan
spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign
0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan
formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika
semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif
antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual
mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign
93
0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan
tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika
semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf
c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan
Diri Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19
menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama
dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-
Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19
94
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan
agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760
Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan
yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005
kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang
bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan
antara variabel bimbingan agama dengan variabel
kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin
tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
nilai kecerdasan spiritual dirinya
Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)
sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005
Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
95
No
Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Materi 0740 0000
2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20
menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan
metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual
mualaf
Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan
hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda
bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada
angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif
Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama
seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau
semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang
maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan
agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi
bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak
Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa
96
terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-
lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai
signifikansi sebesar 000 lt 005107
Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah
dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian
Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah
akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi
sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti
korelasi cukup dan bersifat positif108
Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()
artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya
semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang
maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau
107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan
Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU
Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah
Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
97
jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama
seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel
20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang
tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf
Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa
bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang
telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat
pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban
sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya109
109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun
Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)
98
Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan
agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan
spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000
(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga
menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan
yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
remaja 111
110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)
siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling
Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)
99
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki
(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia
(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa
usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan
tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang
(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah
(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan
dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa
mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah
(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash
72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104
bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat tergolong tinggi
2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai
100
signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari
005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat
dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan
agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat
3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru
Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut
7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan
dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama
bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan
lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang
di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat
sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan
penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar
pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk
materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu
tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan
makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun
dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar
ibadah
101
8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait
bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual
Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang
bagian yang ada pada bimbingan agama maupun
kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun
keefektivitasannya
102
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung
Alfabeta
Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama
Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1
P-ISSN 2442-725X e-2621-7201
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta
Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah
208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02
Wonosobo
Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
Bandung PT Revika Aditama
Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung
Alfabeta
Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS
Jakarta Kencana
Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka
Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
103
Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan
R amp D Bandung ALFABETA
Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT
Wahana Semesta Intermedia
Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor
Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang
Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di
Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1
Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT
Indeks
Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual
Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam Jakarta Arga
Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi
IV
104
Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa
Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan
Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka
Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan Bandung Mizan
Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam
Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve
Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan
Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan
Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)
Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan
Jakarta PT Rineka Cipta
Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi
Bandung PT remaja Rosda Karya
Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta
Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central
Medika Surabaya
Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali
Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali
Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori
Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)
Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia
105
Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya
Usaha Nasional
Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press
Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental CrHaji Masagung Jakarta
Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-
Fikr tt)
Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah
Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama
Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam
Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center
Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan
Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol
1 No 1)
Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi
Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga)
106
Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi
S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)
Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal
Vo 13 No 155-62
Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan
Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau)
Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan
terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Metro)
Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam
Volume 7 Nomor 2 249- 270)
Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al
Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan
Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi
terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian
107
Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah
dan Islam Universitas Indonesia tahun)
Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran
Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa
di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah
terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di
Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)
Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin
Jakarta)
Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan
Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi
S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang)
Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah
mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada
19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020
wib tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppmm42z313
108
Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid
ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah
pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib Tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus
2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib
Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba
Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh
pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-
center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml
Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam
di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-
umat-islam-di-indonesia-menurun
Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap
Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-
mengalamipenolakan-keluarga
Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat
Yayasan An- Naba Center
109
LAMPIRAN
Lampiran I
Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel
Independen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Karakteristik
Individu (X1)
Menurut
Robbins
karakteristik
individu adalah
cara
memandang ke
objek tententu
dan mencoba
menafsirkan apa
yang dilihatnya
yang
mencangkup
usia jenis
kelamin tingkat
pendidikan
status
perkawinan dan
masa kerja
Karakteristik
responden pada
penelitian ini
ada empat
aspek yaitu
usia jenis
kelamin
tingkat
pendidikan dan
masa kerja
1 Jenis kelamin
Jenis kelamin
responden yang
dibagi menjadi
dua jenis yaitu
laki-laki dan
perempuan
2 Usia
Lamanya waktu
hidup responden
yang dihitung
sejak tahun
kelahiran
sampai waktu
penelitian
berlangsung
3 Tingkat
pendidikan
110
dalam
organisasi112
Dalam hasil
penelitian Rusdi
dan Sari
memaparkan
bahwa salah
satu faktor yang
membuat para
mualaf
melakukan
konversi agama
dari agama
asalnya ke
agama islam
yaitu faktor
kemauan
kemauan
menjadi salah
satu pendorong
seseorang
melakukan
Jumlah tahun
sekolah formal
yang ditempuh
oleh responden
sampai
penelitian ini
berlangsung
4 Masa mualaf
Lamanya waktu
atau masa
konversi agama
responden
dihitung sejak
mengucapkan
dua kalimat
syahadat sampai
waktu penelitian
berlangsung
5 Kemauan
salah satu
faktor
mendorong
seseorang
112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)
hal 171
111
konversi
agama113
melakukan
konversi
agama
Seseorang
yang
melakukan
konversi
didasari karna
kemauan diri
sendiri atau
orang lain
keluarga
teman dan
lain
sebagainya
Materi
Bimbingan
Agama (X2)
Menurut
Djumhur dan
Moh Surya
bimbingan
adalah suatu
pemberian
bantuan yang
Bimbingan
agama dalam
penelitian ini
mencangkup
materi
bimbingan
agama (akidah
Materi bimbingan
agama
1 Akidah
mengetahui
pengetahuan
mualaf tentang
akidah islam
113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam
dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X
e-2621-7201
112
diberikan secara
sistematis dan
kontinyu kepada
individu atau
kelompok dalam
pemecahan
masalah yang
dihadapinya
agar tercapai
kemampuan
untuk
memahami diri
sendiri
kemampuan
untuk menerima
diri sendiri
kemampuan
untuk
merealisasikan
diri sendiri
sesuai dengan
potensi atau
kemampuan
dalam mencapai
penyesuaian diri
ibadah dan
akhlak) dan
metode
bimbingan
agama
(ceramah
bimbingan
kelompok dan
tanya-jawab
atau dialog)
yang
berdasarkan
rukun iman
yakni iman
kepada Allah
iman kepada
Malaikat Allah
iman kepada
Kitab Allah
iman kepada
Rasul Allah
iman kepada
hari Kiamat
dan iman
kepada Qodarsquo
dan Qodar
Keyakinan ini
apakah dapat
menimbulkan
sifat jiwa yang
tercermin
dalam
perkataan
maupun
113
dengan
lingkungannya
baik keluarga
maupun
masyarakat114
Menurut M
Arifin
bimbingan
agama adalah
usaha pemberian
bantuan kepada
seseorang yang
mengalami
kesulitan baik
lahiriah maupun
batiniah yang
menyangkut
kehidupan di
masa kini dan
masa mendatang
berupa
pertolongan
dibidang mental
perbuatan
mualaf tersebut
2 Ibadah
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
ibadah sesuai
ketentuan atau
syariat Islam
berdasarkan
Rukun Islam
yakni Syahadat
Shalat Zakat
Puasa Haji
3 Akhlak
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
Akhlak Islam
yakni kepada
diri sendiri
Kepada orang
tua dan guru
114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7
114
spiritual
Membantu
seseorang
mampu
mengatasi
kesulitannya
dengan
kemampuan
yang ada pada
dirinya sendiri
melalui
dorongan
kekuatan iman
dan takwa
kepada Tuhan
yang maha
esa115
kepada saudara
dan teman
sebaya maupun
lingkungan
masyarakat
Metode
Bimbingan
Agama
1 Ceramah
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama kepada
mualaf secara
langsung
2 Bimbingan
Kelompok
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf secara
langsung
115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
115
dengan cara
diskusi
kelompok
3 Tanya
jawab atau
Dialog
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf melalui
tanya jawab
atau dialog
secara langsung
baik terkait
materi maupun
pengalaman
hidup
116
Variabel
Dependen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Kecerdasan
Spiritual (Y)
Menurut
Danah Zohar
dan Ian
Marshal
kecerdasan
spiritual (SQ)
adalah
kecerdasan
untuk
menghadapi
persoalan
makna atau
value yaitu
kecerdasan
untuk
menempatka
n perilaku
dan hidup
kita dalam
konteks
makna yang
lebih luas dan
kaya
Kecerdasan
Spiritual
adalah sesuatu
yang dimilki
dalam diri
seseorang
dalam
menghadapi
segala
persoalan
hidup dengan
penuh makna
atau nilai dan
memberikan
nilai yang luas
untuk jalan
hidupnya
Kemampuan
bersikap fleksibel
1 Mualaf dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan
baru
2 Mualaf dapat
beradaptasi dan
dapat
menerima
dengan mudah
dalam
lingkungannya
Tingkat
kesadaran diri
a Mualaf dapat
menempatkan
diri baik sikap
maupun
karakter
117
kecerdasan
untuk menilai
bahwa
tindakan
untuk jalan
hidup
seseorang
lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain116
b Mualaf dapat
menyadari atau
introspeksi
kelebihan dan
kekurangan diri
dalam bersikap
baik dalam
lingkungan
keluarga
sekolah
maupun
masyarakat
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
1 Mualaf dapat
menjadikan
penderitaan
kesedihan
maupun
kegagalan di
116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
118
masa lalu sebagai
motivasi dan
kekuatan untuk
tetap
mempertahankan
jalan hidup yang
sudah dipilih
menjadi seorang
muslim
2 Bersikap optimis
dan berfikir
positif meski
harus terusir dari
keluarga mapun
belum di terima
dilingkungan
baru
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
melampaui rasa
sakit
1 Menjadikan
penderitaan
sebagai
119
tantangan
hidup yang
harus
dihadapi
2 Mualaf
dapat
menjalani
hidup
dengan
penuh
keyakinan
dan
keteguhan
hati meski
harus
merasakan
berbagai
penderitaan
dan rasa
sakit
Kualitas hidup
yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
1 Mualaf
dapat
120
memiliki
tujuan yang
jelas dalam
menjalani
hidup
2 Mualaf
dapat
menjalani
kehidupan
yang
bernilai dan
penuh
makna
Keengganan
untuk
menyebabkan
keinginan yang
tidak perlu
1 Mualaf agar
memiliki
sikap
prioritas
dalam
menjalani
hidupnya
121
2 Dapat
memilah
mana yang
penting bagi
hidupnya
maupun
yang tidak
didasari
kebermanfa
atannya
Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan
antara berbagai
hal
(berpandangan
ldquoholistikrdquo)
1 Mualaf dapat
menyikapi
segala
persoalan
dalam
hidupnya
semata karena
122
ketentuan
Allah
2 Segala sesuatu
yang menimpa
kehidupan
mualaf adalah
kebaikan yang
diberikan oleh
Allah
bersikap positif
terhadap apapun
yang menimpa
kehidupannya
1 Mualaf dapat
menerima
dengan baik hal
apapun yang
menimpanya
2 Mualaf dapat
berprasangka
baik terhadap
segala hal yang
menimpanya
123
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas
A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No Materi Akidah r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
1
Saya meyakini bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan seluruh
alam semesta
-0179 0388 Tidak
Valid
2
Saya meyakini adanya Malaikat
yang mengawasi dan mencatat apa
saja yang saya lakukan
0411 0388 Valid
3
Saya meyakini bahwa Allah
mengutus rasul menjadi suri tauladan
bagi manusia
0599 0388 Valid
4
Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan
sebagai obat penenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup
0577 0388 Valid
5
Saya meyakini segala perbuatan di
dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat
0594 0388 Valid
Materi Ibadah
6
Saya berusaha melungkan waktu
untuk melaksanakan ibadah shalat
Sunnah
0268 0388 Tidak
Valid
7
Saya meyakini shalat adalah cara
terhubung paling baik dengan Tuhan
saat kita mulai putus asa
0382 0388 Valid
8 Saya melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid
9
saya mengetahui dan memahami
bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh
sebagai cara pensucian diri dari harta
yang bukan milik kita
0774 0388 Valid
124
10
saya mengetahui bahwa ibadah haji
adalah ibadah wajib umat muslim
dan di lakukan bagi yang sudah
mampu
0590 0388 Valid
Materi Akhlak
11 saya membiarkan teman saya yang
sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid
12
Saya mengetahui bahwa menghargai
orang lain dalam memilih agama
yang di anutnya adalah perbuatan
yang baik
0575 0388 Valid
13
Seorang muslim harus bertutur kata
dan bertingkah laku baik terhadap
orang lain
0313 0388 Tidak
Valid
14
Saya berpakaian menutupi aurat
sesuai dengan tuntunan Agama dan
bagian dari sopan santun dalam
berbusana
0516 0388 Valid
15 Saat ada teman kesusahan saya akan
membantunya 0411 0388 Valid
Metode Ceramah
16
saya tidak semangat saat
mendengarkan Ceramah dari
pembimbing Agama
0294 0388 Tidak
Valid
17
Hati saya lebih tenang setelah
mendenarkan ceramah yang
dibawakan pembimbing
0489 0388 Valid
18
Terkadang materi yang di sampaikan
berkaitan dan menjawab segala
persoalan yang sedang menimpa
saya hingga menjadikan saya lebih
kuat
0184 0388 Tidak
Valid
Metode Kelompok
125
19
Saya memanfaatkan bimbingan
kelompok untuk berinteraksi dengan
teman-teman
0301 0388 Tidak
Valid
20 saya tidak menyukai diskusi dalam
bimbingan kelompok 0355 0388
Tidak
Valid
21
Saat bimbingan kelompok saya bisa
berbagi pengalaman dengan teman-
teman dan mendapat penguatan dari
teman diskusi
0447 0388 Valid
Metode Diskusi
22
Saya merasa yakin dengan pilihan
yang saat ini saya yakini sebagai
muslim setelah menyampaikan
segala keraguan beragama kepada
pembimbing agama
0607 0388 Valid
23
Setelah berdialog dengan
pembimbing agama Saya lebih
termotivasi dan lebih kuat menjalani
sebagai muslim yang kaffah
0700 0388 Valid
24
Saya merasa lebih tenang saat
menyampaikan segala keluh kesah
yang menimpa kehidupan masa lalu
dan saat ini kepada pembimbing
agama
-0280 0388 Tidak
Valid
Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No
Kemampuan bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
25 Saya mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitar 0504 0388 Valid
26
saya menerima dan menghargai
pendapat maupun pilihan orang lain
termasuk pilihan dalam beragama
0690 0388 Valid
27 Saya menerima perubahan yang ada
dalam diri 0628 0388 Valid
126
Tingkat kesadaran diri
28 Saya mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid
29 Saya tidak membanding-bandingkan
hidup saya dengan orang lain -0104 0388
Tidak
Valid
30
saya merasa minder dengan
lingkungan baru saya sebagai
muslim
0644 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan
31
Segala masalah dan penderitaan yang
datang dalam hidup saya jadikan
sebagai motivasi untuk kembali
bangkit
0478 0388 Valid
32
Saya yakin bahwa segala masalah
yang datang adalah sebuah batu
loncatan untuk diri saya
0255 0388 Tidak
Valid
33
saat masalah datang dalam hidup
saya merasa sangat menderita dan
sedih
0455 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit
34
Saya berusaha sabar dan ikhlas
menerima setiap masalah yang
menimpa saya
0506 0388 Valid
35
Saya yakin bahwa masalah yang
datang adalah kasih sayang dari
Allah untuk menebus dosa-dosa
saya
0159 0388 Tidak
Valid
36 Saya mampu mengambil hikmah dari
setiap masalah hidup 0602 0388 Valid
Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
127
37 Saya memiliki dan mampu
memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid
38 saya kurang bersemangat dalam
menjalani hidup 0484 0388 Valid
39 Saya mampu menggapai dan
mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak
Valid
Keengganan untuk menyebabkan
keinginan yang tidak perlu
40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak
Valid
41 Saya memilah segala kegiatan yang
harus saya kerjakan 0146 0388
Tidak
Valid
42
Saya akan mendahulukan ibadah
sebelum melakukan aktivitas sehari-
hari
0431 0388 Valid
Kecenderungan untuk melihat
keterkaitan antara berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
43 Ketika masalah datang saya yakin
bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid
44
Saat semua orang menjauhi saya
hingga mengusir saya saya yakin
bahwa Allah selalu bersama saya
0520 0388 Valid
45
Setiap musibah yang datang dalam
hidup saya saya yakin itu sudah
takdir dan pilihan terbaik dari Allah
0339 0388 Tidak
Valid
bersikap positif terhadap apapun
yang menimpa kehidupannya
46 saya menerima hal apapun yang
menimpa hidup saya -0040 0388
Tidak
Valid
47
saya yakin pasti ada kebaikan dari
setiap masalah yang datang dalam
kehidupan saya
0675 0388 Valid
128
48
saya yakin Allah selalu bersama saya
meskipun masalah datang bertubi-
tubi
0391 0388 Valid
129
Lampiran 3
Daftar pedoman wawancara Responden
No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama
1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah
2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat
3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah
4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak
menerima anda sebagai seorang mualaf
5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari
pembimbing agama
6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-
teman anda
7
Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat
penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing
agama
No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual
1
Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih
agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun
keluarga
2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali
segala kesalahan dan dosanya
3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh
orang lain
4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang
datang dalam hidup anda
5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak
menerima anda menjadi seorang mualaf
6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang
setelah menjadi seorang mualaf
130
7
Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah
masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu
yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan
terlebih dahulu
8
Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang
menimpa anda datang begitu saja dengan secara
kebetulan
9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang
datang dalam kehidupan anda
131
Lampiran 4
Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS
Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Correlations
Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual
Spearman
s rho
Karakteristik Individu Correlation
Coefficient 1000 -169 -198
Sig (2-tailed) 331 254
N 35 35 35
Bimbingan Agama Correlation
Coefficient -169 1000 760
Sig (2-tailed) 331 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -198 760 1000
Sig (2-tailed) 254 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
132
Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Usia Correlation
Coefficient 1000 253 083 122 -312
Sig (2-tailed) 143 634 486 068
N 35 35 35 35 35
Jenis Kelamin Correlation
Coefficient 253 1000 004 012 -230
Sig (2-tailed) 143 984 947 183
N 35 35 35 35 35
Pendidikan Formal Correlation
Coefficient 083 004 1000 -237 -123
Sig (2-tailed) 634 984 170 483
N 35 35 35 35 35
Masa Muallaf Correlation
Coefficient 122 012 -237 1000 199
Sig (2-tailed) 486 947 170 251
N 35 35 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -312 -230 -123 199 1000
Sig (2-tailed) 068 183 483 251
N 35 35 35 35 35
133
Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Materi Metode Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Metode Correlation Coefficient 704 1000 685
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
134
Lampiran 5
Data Skor Responden
Bimbingan Agama
R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107
R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111
R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109
R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105
R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114
135
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117
R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116
R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105
R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118
R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109
R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116
R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108
R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113
R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117
136
Kecerdasan Spiritual
R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107
R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108
R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96
R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93
R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98
R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109
R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114
R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98
R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112
R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105
R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107
R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99
R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115
R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115
137
R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115
R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112
R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103
R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98
R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93
R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104
R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111
R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106
R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112
R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103
R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114
R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104
138
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center
139
Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang
Kupang Nusa Tenggara Timur
140
141
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-
Naba Center
142
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-
Naba Center
143
Lampiran 7
Surat-surat
144
145
146
147
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul rdquoHubungan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An Naba Center
Sawah Baru Ciputatrdquo telah diujikan dalam siding Munaqosyah
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 17 Juni 2021 Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (SSos) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jakarta 17 Juni 2021
Sidang Munaqosyah
Ketua
Ir Noor Bekti Negoro SE MSi NIP 19650301 199903 1 001
Sekretaris
Artiarini Puspita Arwan MPsi NIP 19861109 201 101 2 016
Penguji 1
Dr Fauzun Jamal LC MA NIP 19741021 200801 1 009
Penguji 2
Jufri Halim M Si NIP 19730726201411 1 002
Pembimbing
Muhtar Moh Sholihin MSi NIP 19890303 202012 1 002
i
ABSTRAK
Siti Maryam 11150520000009 Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat dibawah bimbingan Muhtar Mochamad
Solihin M Si 2021
Mualaf diharapkan memiliki Kecerdasan spiritual yang tinggi agar
mampu mempertahankan kebermaknaan dalam memilih jalan hidup
dengan keyakian baru sebagai muslim Dapat menularkan sisi positif
dengan akhlak kepada orang lain khususnya keluarga dan teman non-
muslim Salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan An- Naba Center tersebut dapat dikukan dengan
pelaksanaan bimbingan agama secara menyeluruh
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menggambarkan karakteristik
responden dan tingkat kecerdasan spiritual Mualaf (2) Menganalisis
hubungan karakteristik responden dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf (3) Menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kuantitatif
dengan metode survey Adapun teknik sampling yang digunakan adalah
teknik sensus sampling total dengan jumlah sampel 35 santri mualaf
Analisis data menggunakan uji spearmanrsquos rank Program yang
digunakan untuk mengolah data adalah Microsoft Exel dan SPSS for
Windows 220
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) karakteristik responden
penelitian lebih banyak berjenis kelamin perempuan dari pada laki-laki
Tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center
tergolong tinggi (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara
karakteristik responden dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center dengan nilai signifikansi
sebesar 0000 atau kurang dari 005 dan nilai korelasi spearman rank
sebesar 0760 (3) faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center adalah materi dan
bimbingan agama
Kata Kunci Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual Mualaf
Yayasan An-Naba Center
ii
KATA PENGANTAR
Assalammursquoalaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi
maha penyayang serta maha memampukan hamba-hambanya
dalam menyelesaikan segala urusan yang ditetapkan-Nya
Sholawat teriring salam dihaturkan kepada Nabiyyina kekasih
Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan
ulama dan pengikutnya hingga akhir zaman
Alhamdulillahirobbilrsquoalamiin terucap syukur kepada Allah SWT
telah dimampukan peneliti menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul ldquoHubungan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An-Naba
Center Sawah Baru Ciputatrdquo
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
luput dari kekurangan dan kesalahan namun penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun
berbagi ilmu pengetahuan
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan
kakak adik peneliti Bapak Maidi (Alm) Ibu Masriah bapak
Encep Ibu Murdiah A Ujang teh dede Zahra A Aas mba Ani
Keendra dan adiku yang sholihah Yunita Sabrina yang begitu
ringan memberikan keridhoan berbagai dukungan dan curahan
dorsquoa yang tak henti di panjatkan serta kasih sayang yang begitu
tulus sehingga penulis tidak menyerah untuk tetap menyelesaikan
iii
segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima
kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir
dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan
keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho
dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam
bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah
dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik
penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaiakn skripsi ini
2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan
M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu
mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu
kebutuhan dalam penyusunan skripsi
3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen
pembimbing yang selalu meluangkan waktu
mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses
penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan
hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi
dengan baik
4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
iv
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat
Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
Yayasan tersebut
6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz
Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan
administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan
membantu penulis selama penelitian
7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus
untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu
Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada
penulis
8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang
menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis
9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om
Dedi dan guru-guru lainnya
10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu
menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang
tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport
penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka
v
Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan
kekuatan bagi penulis
11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya
Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa
menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama
debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan
mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini
12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat
penulis mengucapkan terima kasih
Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang
tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain
itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua
terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari
Allah SWT Aamiin
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi
ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi
ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis
Jakarta 21 April 2021
Siti Maryam
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi
DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii
DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi
DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12
B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14
C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15
D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23
E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38
B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45
C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46
D Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
48
E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56
B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
E Variabel dan Devinisi Operasional
Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
60
F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62
G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72
H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
75
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
77
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba
5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
79
6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81
7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84
B Temuan Hasil Penelitian dan
Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
85
1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
89
3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan
pemurtadan tahun 2015
4
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf
53
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba
Center
79
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63
2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama sebelum uji instrumen
66
3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama setelah uji instrumen
67
4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan
Spiritual sebelum diuji instrumen
68
5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan
Spiritual setelah diuji instrumen
70
6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat
Keandalan Instrumen Ukuran dari
Cronbach
71
7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan
Agama
71
8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan
Spiritual
72
9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan
74
10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putri di Yayasan An- Naba
Center
82
11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putra di Yayasan An- Naba
Center
84
x
12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
85
13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
86
14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan Formal
86
15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan
Masa Mualaf
87
16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di
Yayasan An-Nabarsquo Center
88
17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual
mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
89
18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara
Karakteristik Individu dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
91
19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun
2021
92
xi
20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Bimbingan Agama dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
93
21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada tahun 2021
95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 Data Skor Responden
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat- surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling
sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya
manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa
dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di
datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga
menimbulkan kesedihan yang begitu dalam
Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan
keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang
dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa
aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)
dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1
Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga
mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia
yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal
maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk
mewujudkan kebutuhan tersebut
Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama
adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi
meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam
jiwanya
1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi
dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman
(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41
2
Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri
berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis
sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber
pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu
memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai
makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya
Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya
Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada
kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang
dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya
adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para
artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya
Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro
dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan
dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan
sosial yang rukun dan damai
Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di
Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003
jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir
angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2
2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi
jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019
httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019
1020 wib
3
Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah
yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar
baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan
adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi
ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi
pembimbing Agama
Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian
khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama
Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati
nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu
masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap
kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika
masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan
kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke
agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa
Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman
berganti menjadi ingkar3
Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam
menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014
Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat
Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam
hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat
menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka
3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
4
pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara
Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun
Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim
Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika
ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035
jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4
Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian
Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat
tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun
20155
4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di
Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-
indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
0
10
20
30
40
50
60
Rawan Pemurtadan
5
Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab
seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya
ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)
terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin
Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat
Islam paling ekstrimrdquo6
Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang
dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat
Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan
fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya
mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari
lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi
menjadi seorang muslim seutuhnya
Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi
memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)
Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan
tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang
tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya
rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya
hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib
6
tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap
keselamatan jiwardquo7
Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar
semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang
meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari
lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu
hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka
secara lebih jauh8
Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu
besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat
berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar
di masjid dan di jalanan9
Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan
pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang
untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi
Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung
resiko
7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf
Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-
keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan
Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara
Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II
No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom
ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni
2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-
pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
7
Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan
perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen
terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya
Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang
yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang
belum memahami islam seutuhnya
Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan
bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa
mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang
muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan
surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi
أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط
بين عدو ٢٠٨ م
ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimurdquo10
Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208
adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara
parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-
hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri
tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf
10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208
Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016
8
yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk
sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah
akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari
itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan
peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan
menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan
agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri
individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk
berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-
Nya serta tabah menerima ujian-Nya12
begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan
agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan
peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan
spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani
menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa
lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem
maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual
(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
9
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain13
Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14
Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang
dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala
kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan
yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun
kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian
baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya
Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu
mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan
13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1
Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57
10
masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15
Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada
mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz
Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal
pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang
terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid
Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para
mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami
agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa
terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa
menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya
(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-
mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan
kepada mereka
Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah
mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya
maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing
15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal8
11
untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat
berpengaruh bagi agama Islam
Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah
dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin
meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di
hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya
maupun kehidupannya kini sebagai muslim
Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang
meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual
mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada
Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16
Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang
bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa
warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam
penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18
16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan
Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan
penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan
Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri
12
Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa
menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang
pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik
di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian
Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan
membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba
Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo
B Batasan dan Rumusan Masalah
1 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang
dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti
berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun
pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi
dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-
Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo 2019)
13
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat adalah
a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan
yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai
kesejahteraan hidup di akhirat
b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau nilai untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
diantaranya
a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan
Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah
Baru- Ciputat
14
c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain
a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden
dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik
Responden dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Manfaat Penelitian
a Manfaat Akademis
1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
terutama pada mata kuliah Psikologi Islam
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi
Pembimbing agama maupun penyuluh agama
15
yang mengkhususkan pembinaan terhadap
Mualaf
b Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam
memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan
reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan
kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun
penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang
Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
D Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang
menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri
Yakni diantaranya sebagai berikut
Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan
Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
16
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan
agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257
sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari
r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799
dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian
hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan
masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah
alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat
rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang
berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini
ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket
instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga
meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data
Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan
variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran
17
penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan
sasaran penelitian mualaf21
Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh
Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja
Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada
remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai
sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan
perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22
Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah
kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun
menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis
di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut
adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami
pembaca
21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi
Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati
Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No
155-62
18
Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada
variabel independen dan dependen Variabel independen
penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel
dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan
berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel
dependen kecerdasan spiritual
Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di
Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian
Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di
panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan
antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak
di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan
berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005
ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian
terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam
terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman
Azzahra Kota Pekanbaru
Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi
kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam
19
beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam
penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independent dan dependen Variabel dependen
penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan
penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23
Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam
jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap
kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab
Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat
dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt
ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga
dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual
23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam
terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)
20
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan
Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak
rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di
beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan
pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan
baik
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan dependen jika di variabel
independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan
spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kinerja karyawan
Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti
tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi
Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)
dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa
gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa
dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang
cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional
mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam
penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa
21
mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik
dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi
Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang
masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa
kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang
dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan
kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca
mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami
penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel
dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen
hanya kecerdasan spiritual24
Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang
Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran
Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri
bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran
beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa
Tengah
24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)
(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)
22
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri
Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar
20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama
sebesar 322
Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup
rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan
dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah
pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga
pembaca dapat memahami penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis
menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25
Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh
Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan
Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal
Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan
25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016)
23
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan
spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi
sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-
Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel
16839 dan nilai signifikannya -0806lt005
Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika
kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan
paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini
adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga
dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
pada variabel independen Variabel independen tersebut
menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis
menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26
E Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman
penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang
skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif
26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)
24
Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan
Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu teori mengenai peran pembimbing agama
meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan
mualaf
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian tempat dan waktu penelitian
variabel penelitian sumber data populasi dan
sampel hipotesis penelitian definisi operasional
variabel Teknik pengumpulan data uji validitas
instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat
25
yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf
visi misi dan tujuannya program-program serta
struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan
Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian
menjelaskan temuan dan analisis data tentang
hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan
spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-
data hasil peneitian hasil angket identifikasi
responden deskripsi hasil penelitian dan analisis
data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama
1 Pengertian Bimbingan
Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin
menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata
ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti
menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur
mengarahkan dan memberi nasihat27
istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan
atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan
berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua
bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya
bimbingan28
Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16
27
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan
norma-norma yang berlaku30
Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31
Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni
1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung
arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat
mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut
kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya
2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini
mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut32
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
28
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa33
Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian
berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam
memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan
untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan
menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia
maupun ahirat
2 Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz
Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam
sebagai berikut34
a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan
kebersihan jiwa dan mental
33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
29
b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan
manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan
c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada
individu sehingga muncul dan berkembang rasa
toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong
menolong dan rasa kasih sayang
d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi
tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya
sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat
menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan
bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan
kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan
kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal
menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang
bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan
dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang
ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35
35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
30
3 Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya
bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36
a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan
sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang
berfungsi untuk dapat mengembangkan dan
memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun
potensi yang dimiliki terbimbing
c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang
membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing
dan lingkungannya
d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan
dalam memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi terbimbing
e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang
diberikan dapat membantu terbimbing dalam
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap
4 Materi Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami
kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan
mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau
36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta
PT Rineka Cipta 1995) hal 9
31
ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi
Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain
meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan
ikhsan (akhaq)37
a Keimanan (Aqidah)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)
yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau
aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti
keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat
menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan
maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan
keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39
37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha
Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga
Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim
dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi
1996) hlm 24
32
Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang
lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi
orang yang bertakwa40
a Keislaman (syarirsquoah)
Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa
Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju
sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga
diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan
dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman
Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi
ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م
١٨ يعلمون
Artinya Kemudian kami jadikan engkau
(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan
janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui41
Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu
mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan
40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji
Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500
33
mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala
perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan
Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42
Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam
beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya
a) Adanya suatu perbuatan
b) Dilakukan oleh orang muslim
c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok
ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu
zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan
ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban
yang menyertai pokok ibadah itu43
b Ikhsan (akhlaq)
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa
yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi
majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah
(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)
alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama)44
Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau
khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq
42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika
Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada
2012) hal 1
34
kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-
Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi
٤ عظيم خلق لعلى وإنك
Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur 45
Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi
pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara
kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai
murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat
Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak
bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan
memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan
perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan
lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun
sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr
tt) hal 56
35
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat
5 Metode Bimbingan Agama
Dalam surah An- Nahl ayat 125
دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج
أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي
١٢٥ بٱلمهتدين
Artinya Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk47
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan
berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang
tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara
harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang
berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian
hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan48
47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43
36
Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik
Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang
kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang
dapat menambah kemampuan bagi terbimbing
Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami
bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk
sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama
maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan
agama diantaranya
a Ceramah
Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum
cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok
(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk
menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya
dengan kondisi terbimbing yang beragam49
b Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai
fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri
terbimbing50
49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)
hal122
37
Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada
yang dibimbing
2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh
seseorang yang dibimbing
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi
dan kondisi yang memberikan perasaan damai
dana man serta santai kepada seorang yang
dibimbing51
Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada
metode yang biasa dilakukan yakni
1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan
dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar
intelek dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran
agama
2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang
digunakan untuk menunjukkan dan
membuktikan kebenaran ajaran agama dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional
3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan
contoh yang benar dan tepat agar yang di
51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45
38
bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari
apa yang diterimanya secara logika dan
penjelasannya akan teori yang masih baku
(tekstual) 52
B Kecerdasan Spiritual
1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari
semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus
mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan
lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di
turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya
tidak terbatas53
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal12
39
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain54
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu
menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55
Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah
berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal
Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik
dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56
54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
40
a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan
dan aktif)
b Tingkat kesadaran diri
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak
perlu
g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)
h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo
atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-
jawaban yang mendasar
i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi
seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga
cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh
pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada orang lain yang memberikan petunjuk
penggunaannya
41
Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab
HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya
yakni57
a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material
b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak
c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-
hari
d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
spiritual guna menyelesaikan masalah
e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih
sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan
Seperti memberi maaf bersyukur atau
mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati
menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah
sebagian dari kebajikan
3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses
membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf
memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun
57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281
42
lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang
pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam
hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo
Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini
secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)
mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan
menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif
Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu
dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta
kehidupan secara umum
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan
suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah
yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut
adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan
ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber
dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta
bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan
ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha
Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo
Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan
kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri
kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat
akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik
sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic
power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual
43
yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama
keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot
manusia59
Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang
memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus
melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa
menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60
4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu
berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi
kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan
kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang
menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang
diantaranya61
a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego
b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
anaknya
c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak
d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan
Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)
44
e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman
menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak
berharga
Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62
a Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia
mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks
luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian
yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG
(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi
sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi
kecerdasan spiritual
b Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya
bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat
ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia
menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu
62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83
45
adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek
diri dan seluruh segi kehidupan
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul
dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan
seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan
C Mualaf
Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari
ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak
dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang
yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum
Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum
= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang
yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam
Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan
diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan
kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64
Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf
maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir
63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam
(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana
Semesta Intermedia 2009) hal 231
46
Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi
perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya
demi kemaslahatan65
Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk
islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat
diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya
untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama
kaum muslimin66
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan
hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka
baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada
di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui
Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri
untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa
beribadah secara mandiri
D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan
65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar
Nusa 2002) hal 563
47
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam
berdasarkan norma-norma yang berlaku67
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa68
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain69
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku
67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
48
dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena
Allahrdquo
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa
bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan
karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk
mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari
sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian
ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada
bab IV
E Kerangka Berpikir
Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren
hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi
Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami
kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama
Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari
keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan
tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan
dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata
layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan
sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi
gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah
49
tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang
singkat70
Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa
menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi
perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak
persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf
tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya
maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya
memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)
Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik
belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi
ingkar71
Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian
Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun
2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan
Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni
pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi
Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi
Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20
70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba
Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
50
persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)
adalah kemiskinan73
Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa
mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah
satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74
Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan
kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode
yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan
berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah
bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog
Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga
islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para
mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia
Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini
72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
51
memiliki 3 program yakni program pembinaan program
pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat
kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para
pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan
baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang
baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf
akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang
dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah
satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75
Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf
akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya
Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni
karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins
Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan
umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti
menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin
pendidikan umur dan masa mualaf
75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)
hal 171
52
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat
dilihat pada Gambar 2
53
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat
Bimbingan Agama (X2)
1 Materi
Bimbingan
Agama
a Akidah
b Ibadah
c Akhlak
2 Metode
Bimbingan
Agama
a Ceramah
b Bimbingan
Kelompok
c Tanya-jawab
dan Dialog
Faktor Internal (X1)
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin
2 Usia
3 Pendidikan
4 Masa Mualaf
Kecerdasan Spiritual (Y)
1 Kemampuan bersikap
fleksibel
2 Tingkat kesadaran
diri
3 Kemampuan
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4 Kempuan
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang
diilhami
Oleh visi dan nilai-
nilai
6 Keengganan untuk
menyebabkan
Keinginan yang tidak
perlu
7 Berpandangan
holistic
8 Berfikir positif
54
F Hipotesis Penelitian
pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini melalui uji empiris yaitu
Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat
Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik individu dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu
ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik78
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai
rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah
terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah
perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis
instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang
digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar
menurut ketentuan dan telah disepakati79
Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf
dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D
(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58
56
populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan
Sampel fenomena secara detail80
B Tempat dan Waktu penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat
di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl
Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode
Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5
bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini
didasarkan pada fakta sebagai berikut
1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-
benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa
memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman
dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani
hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan
pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan
bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya
2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga
Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi
yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan
dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan
80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62
57
maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru
mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk
islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya
3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat
kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren
Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di
Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
C Populasi dan Sampel
1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan
sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi yaitu82
a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan
informasi yang akan diinginkan
b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan
benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam
suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan
81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146
58
c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu
d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil
penelitian itu dapatat digeneralisasikan
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria
minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah
3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua
kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan
asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan
kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama
Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk
dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama
2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian
(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini
menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik
pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah
100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota
83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT
remaja Rosda Karya 1994) hal 78
59
populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang
dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84
D Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana
data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada
penelitian ini yaitu
1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di
mana peristiwa terjadi86
Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh
melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center
Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan
beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
kuesioner87
84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94
60
E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah
Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam
penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual
bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara
intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk
membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual
b Variabel Dependen (Y)
Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)
dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf
(Variabel Y)
Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan
spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup
menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran I
61
F Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data yaitu
1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi
dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh
pandangan yang holistik dan menyeluruh89
Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan
pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf
yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang
berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan
maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa
pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media
88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)
cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199
62
yang lain91
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan
Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92
Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam
menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan
informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta
memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama
penelitian
G Intrumen Penumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan
data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap
91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi
(Mixed methods)
(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327
63
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial93
Tabel 1 Skor Skala Semi Likert
No Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1
2
3
4
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
2
1
1
2
4
5
1 Skala Bimbingan Agama
Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua
aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan
agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni
akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama
yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog
2 Skala Kecerdasan Spiritual
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan
delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat
kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
64
penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan
holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan
ldquobagaimana jikardquo
Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan
mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96
3 Uji Validitas dan Realiabilitas
a Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97
Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan
dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori
respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-
individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98
95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta
Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD
(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Refika Aditama 2015) Hal 472
65
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda
Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang
digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin
diukur yakni99
1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03
2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-
2) n= jumlah sampel
3 Nilai Sig ge α
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam
melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan
untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product
moment yaitu100
rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)
radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]
keterangan
r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas
X dan Y
n=jumlah responden
99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48
66
X= skor variabel (jawaban responden)
Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable
Bimbingan Agama sebelum uji instrumen
Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama
sebelum uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 12345 - 5
2 Ibadah 678910 - 5
3 Akhlak 12131415 11 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 1718 16 3
5 Bimbingan
Kelompok 1921 20 3
6
Tanya
Jawab atau
Dialog
222324 - 3
Jumlah 24
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-
Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur
dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada
26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable
bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item
valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid
kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan
67
pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan
BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji
instrumen
Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah
uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 2345 1 5
2 Ibadah 78910 6 5
3 Akhlak 11121415 13 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 17 1618 3
5 Bimbingan
Kelompok 21 1920 3
6 Diskusi 2223 24 3
Jumlah 24
Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen
68
Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual
sebelum diuji instrumen
Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang
diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir
pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2
item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
3132 33 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan
nilai-nilai
3739 38 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
464748 - 3
Jumlah 24
69
diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan
data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2
Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen
Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual
setelah diuji instrumen
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
313332 - 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui
rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
373839 - 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan
ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
4748 46 3
70
b Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban
yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5
1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility
Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi
SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila
koefisien realibilitas (r11) gt 06101
α = (119870
119870 minus 1) (
1198781199032 minus sum119878119894
2
1198781199092
)
Keterangan
α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach
K Jumlah item pertanyaan
sum1198781198942 Jumlah varians skor item
101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57
Jumlah 24
71
1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102
Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan
Instrumen Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha
Cronbach
Derajat Keandalan
lt 05 Tidak dapat digunakan
05-06 Jelek (poor)
06-07 Cukup atau dapat diterima
07-09 Bagus (good)
gt09 Luar biasa bagus
(exellent)
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
867 24
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar
0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala
Kecerdasan Spiritual
102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung
Refika Aditama 2015) hal 470
72
Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
780 24
Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar
0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel
terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan
nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan
dinyatakan reliabel
H Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis
langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam
103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 226
73
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik
infersensial
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan
satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan
untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang
bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren
Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat
2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Statistik inferensial merupakan metode analisis yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan
antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan
penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat
inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada
sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini
menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman
104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100
105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) hal 532
74
Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan
(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antar variabel tidak harus sama106
Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk
mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara
variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan
agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji
koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang
kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Interpretasi
r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah
r = 020 ndash 0399 Rendah
r = 040 ndash 0599 Sedang
r = 060 ndash 0799 Kuat
r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat
106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D
(Bandung Alfabeta 2012) hal 153
75
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center
Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba
Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz
Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau
adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana
sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para
mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah
Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia
khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena
mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak
mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan
hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak
itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan
pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para
mualaf diseluruh wilayah Indonesia
Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun
pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di
daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014
beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari
pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari
tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf
cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau
76
juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi
Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini
jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5
(lima) wilayah
Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-
Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan
tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak
mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan
pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari
pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan
Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas
muslim maupun non-muslim
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center
Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu
menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah
islamiyahrdquo
Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang
akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter
serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center
dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut
a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum
dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah
b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh
berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah
77
c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan
perbandingan agama
d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah
mandiri dan terampil
e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum
muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung
terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di
kalangan saudara kita kaum Mualaf
f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak
masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan
pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang
merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat
diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah
masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center
Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk
membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan
pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta
pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah
agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan
hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat
ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya
sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus
ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah
78
dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-
muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami
betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah
pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini
mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf
itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam
kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan
menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo
Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba
Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil
hingga merambah di beberapa wilayah nusantara
79
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center
Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center
dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center
PEMBINA
Ferdius
Ndruru
KETUA amp PENGASUH
KH Syamsul Arifin Nababan
PENGAWAS
Siti Hamidah
SEKRETARIS
Leli Yuheni
BENDAHARA
Siti Fatimah
DEWAN GURU
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan
2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya
3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc
MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc
MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna
SANTRI
80
5 Program Bimbingan Agama
a Program Pembinaan
1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui
kajian rutin
2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-
ceramah umum
b Program Pendidikan
Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren
c Program Pengembangan
1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya
2) Menghafal Hadits dan sarahnya
3) Penguasaan Bahasa Arab
4) Penguasaan Bahasa Inggris
5) Penguasaan Komputer
d Program Jangka Panjang
a) Program Perluasan Dakwah
Membangun cabang-cabang pesantren
Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah
Indonesia
Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah
minoritas muslim
b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri
An-Naba
81
e Program Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat
SMP- Perguruan Tinggi
2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi
3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi
para mualaf
f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Mendirikan usaha kuliner
2) Membangun bisnis berbasis online
3) Membangun usaha retail
6 Program Pembinaan Agama
Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan
An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11
Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
82
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan
tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
9 2200 - 0429 Istirahat
83
Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600
Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari
jumat Tahsin diganti dengan membaca 4
surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-
waqiah dan Al- Mulk)
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
10 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh
mengerjakan tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
84
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
8 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
9 2200 - 0429 Istirahat
Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai
berikut
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan
Agama)
2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah
Islamiyah)
3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)
4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)
5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)
6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)
7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)
8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)
9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)
85
B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Karakteristik Individu Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti
bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru
Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan
sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah
penulis tentukan
Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni
berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf
diuraikan sebagai berikut
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 12
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 9 26
Perempuan 26 74
Total 35 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil
terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden
berjenis kelamin laki-laki
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 13
86
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Usia Jumlah Presentase
Remaja 12- 21 Tahun 29 83
Dewasa 22- 45 Tahun 6 17
Total 35 100
Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden
didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel
terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21
tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat
dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Jumlah ()
Rendah (0-9 tahun) 6 17
Sedang (10-12 tahun) 19 54
Tinggi (13-16 tahun) 10 29
Total 35 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas
responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada
tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima
87
pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan
pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-
16 tahun)
Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat
dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf
Kategori Masa Mualaf Jumlah ()
Rendah 3 -36 bulan 22 63
Sedang 37 bulan ndash 72
bulan 11 31
Tinggi 73 bulan -104
bulan 2 6
Total 35 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk
islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa
mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)
dan kategori tinggi (73- 104 bulan)
88
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden
Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual
santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo
Center
No
Kategori
Kecerdasan
Spiritual
Jumlah Skor
Jawaban
Responden
Frekuensi ()
1 Rendah 93- 105 14 40
2 Tinggi 106- 120 21 60
Jumlah 35 100
Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan
(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan
spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan
spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual
yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri
3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan
89
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan
holistik
3 Analisis Data Uji Korelasi
a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa
mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian
tersebut diolah menggunakan Program statistical Package
for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
No Peubah Variabel
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik
Individu -0198 0254
2 Bimbingan Agama 0760 0000
Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berhubungan nyata pada α= 1 (005)
90
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17
yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua
() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi
pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
kecerdasan spirituannya
b Hubungan Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba
Center
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18
91
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik Individu -0198 0254
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien
antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan
diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021
Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
92
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Usia -0198 0254
2
Tingkat Pendidikan
Formal -0123 0483
3 Masa Mualaf 0199 0251
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian
karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan
formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi
usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya
antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika
usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual
meningkat
Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan
spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign
0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan
formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika
semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif
antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual
mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign
93
0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan
tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika
semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf
c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan
Diri Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19
menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama
dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-
Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19
94
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan
agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760
Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan
yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005
kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang
bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan
antara variabel bimbingan agama dengan variabel
kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin
tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
nilai kecerdasan spiritual dirinya
Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)
sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005
Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
95
No
Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Materi 0740 0000
2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20
menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan
metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual
mualaf
Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan
hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda
bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada
angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif
Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama
seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau
semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang
maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan
agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi
bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak
Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa
96
terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-
lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai
signifikansi sebesar 000 lt 005107
Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah
dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian
Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah
akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi
sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti
korelasi cukup dan bersifat positif108
Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()
artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya
semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang
maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau
107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan
Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU
Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah
Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
97
jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama
seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel
20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang
tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf
Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa
bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang
telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat
pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban
sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya109
109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun
Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)
98
Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan
agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan
spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000
(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga
menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan
yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
remaja 111
110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)
siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling
Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)
99
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki
(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia
(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa
usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan
tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang
(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah
(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan
dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa
mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah
(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash
72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104
bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat tergolong tinggi
2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai
100
signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari
005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat
dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan
agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat
3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru
Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut
7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan
dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama
bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan
lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang
di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat
sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan
penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar
pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk
materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu
tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan
makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun
dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar
ibadah
101
8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait
bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual
Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang
bagian yang ada pada bimbingan agama maupun
kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun
keefektivitasannya
102
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung
Alfabeta
Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama
Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1
P-ISSN 2442-725X e-2621-7201
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta
Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah
208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02
Wonosobo
Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
Bandung PT Revika Aditama
Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung
Alfabeta
Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS
Jakarta Kencana
Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka
Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
103
Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan
R amp D Bandung ALFABETA
Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT
Wahana Semesta Intermedia
Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor
Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang
Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di
Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1
Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT
Indeks
Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual
Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam Jakarta Arga
Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi
IV
104
Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa
Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan
Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka
Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan Bandung Mizan
Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam
Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve
Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan
Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan
Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)
Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan
Jakarta PT Rineka Cipta
Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi
Bandung PT remaja Rosda Karya
Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta
Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central
Medika Surabaya
Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali
Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali
Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori
Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)
Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia
105
Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya
Usaha Nasional
Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press
Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental CrHaji Masagung Jakarta
Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-
Fikr tt)
Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah
Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama
Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam
Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center
Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan
Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol
1 No 1)
Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi
Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga)
106
Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi
S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)
Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal
Vo 13 No 155-62
Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan
Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau)
Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan
terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Metro)
Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam
Volume 7 Nomor 2 249- 270)
Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al
Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan
Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi
terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian
107
Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah
dan Islam Universitas Indonesia tahun)
Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran
Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa
di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah
terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di
Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)
Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin
Jakarta)
Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan
Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi
S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang)
Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah
mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada
19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020
wib tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppmm42z313
108
Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid
ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah
pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib Tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus
2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib
Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba
Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh
pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-
center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml
Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam
di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-
umat-islam-di-indonesia-menurun
Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap
Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-
mengalamipenolakan-keluarga
Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat
Yayasan An- Naba Center
109
LAMPIRAN
Lampiran I
Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel
Independen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Karakteristik
Individu (X1)
Menurut
Robbins
karakteristik
individu adalah
cara
memandang ke
objek tententu
dan mencoba
menafsirkan apa
yang dilihatnya
yang
mencangkup
usia jenis
kelamin tingkat
pendidikan
status
perkawinan dan
masa kerja
Karakteristik
responden pada
penelitian ini
ada empat
aspek yaitu
usia jenis
kelamin
tingkat
pendidikan dan
masa kerja
1 Jenis kelamin
Jenis kelamin
responden yang
dibagi menjadi
dua jenis yaitu
laki-laki dan
perempuan
2 Usia
Lamanya waktu
hidup responden
yang dihitung
sejak tahun
kelahiran
sampai waktu
penelitian
berlangsung
3 Tingkat
pendidikan
110
dalam
organisasi112
Dalam hasil
penelitian Rusdi
dan Sari
memaparkan
bahwa salah
satu faktor yang
membuat para
mualaf
melakukan
konversi agama
dari agama
asalnya ke
agama islam
yaitu faktor
kemauan
kemauan
menjadi salah
satu pendorong
seseorang
melakukan
Jumlah tahun
sekolah formal
yang ditempuh
oleh responden
sampai
penelitian ini
berlangsung
4 Masa mualaf
Lamanya waktu
atau masa
konversi agama
responden
dihitung sejak
mengucapkan
dua kalimat
syahadat sampai
waktu penelitian
berlangsung
5 Kemauan
salah satu
faktor
mendorong
seseorang
112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)
hal 171
111
konversi
agama113
melakukan
konversi
agama
Seseorang
yang
melakukan
konversi
didasari karna
kemauan diri
sendiri atau
orang lain
keluarga
teman dan
lain
sebagainya
Materi
Bimbingan
Agama (X2)
Menurut
Djumhur dan
Moh Surya
bimbingan
adalah suatu
pemberian
bantuan yang
Bimbingan
agama dalam
penelitian ini
mencangkup
materi
bimbingan
agama (akidah
Materi bimbingan
agama
1 Akidah
mengetahui
pengetahuan
mualaf tentang
akidah islam
113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam
dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X
e-2621-7201
112
diberikan secara
sistematis dan
kontinyu kepada
individu atau
kelompok dalam
pemecahan
masalah yang
dihadapinya
agar tercapai
kemampuan
untuk
memahami diri
sendiri
kemampuan
untuk menerima
diri sendiri
kemampuan
untuk
merealisasikan
diri sendiri
sesuai dengan
potensi atau
kemampuan
dalam mencapai
penyesuaian diri
ibadah dan
akhlak) dan
metode
bimbingan
agama
(ceramah
bimbingan
kelompok dan
tanya-jawab
atau dialog)
yang
berdasarkan
rukun iman
yakni iman
kepada Allah
iman kepada
Malaikat Allah
iman kepada
Kitab Allah
iman kepada
Rasul Allah
iman kepada
hari Kiamat
dan iman
kepada Qodarsquo
dan Qodar
Keyakinan ini
apakah dapat
menimbulkan
sifat jiwa yang
tercermin
dalam
perkataan
maupun
113
dengan
lingkungannya
baik keluarga
maupun
masyarakat114
Menurut M
Arifin
bimbingan
agama adalah
usaha pemberian
bantuan kepada
seseorang yang
mengalami
kesulitan baik
lahiriah maupun
batiniah yang
menyangkut
kehidupan di
masa kini dan
masa mendatang
berupa
pertolongan
dibidang mental
perbuatan
mualaf tersebut
2 Ibadah
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
ibadah sesuai
ketentuan atau
syariat Islam
berdasarkan
Rukun Islam
yakni Syahadat
Shalat Zakat
Puasa Haji
3 Akhlak
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
Akhlak Islam
yakni kepada
diri sendiri
Kepada orang
tua dan guru
114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7
114
spiritual
Membantu
seseorang
mampu
mengatasi
kesulitannya
dengan
kemampuan
yang ada pada
dirinya sendiri
melalui
dorongan
kekuatan iman
dan takwa
kepada Tuhan
yang maha
esa115
kepada saudara
dan teman
sebaya maupun
lingkungan
masyarakat
Metode
Bimbingan
Agama
1 Ceramah
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama kepada
mualaf secara
langsung
2 Bimbingan
Kelompok
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf secara
langsung
115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
115
dengan cara
diskusi
kelompok
3 Tanya
jawab atau
Dialog
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf melalui
tanya jawab
atau dialog
secara langsung
baik terkait
materi maupun
pengalaman
hidup
116
Variabel
Dependen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Kecerdasan
Spiritual (Y)
Menurut
Danah Zohar
dan Ian
Marshal
kecerdasan
spiritual (SQ)
adalah
kecerdasan
untuk
menghadapi
persoalan
makna atau
value yaitu
kecerdasan
untuk
menempatka
n perilaku
dan hidup
kita dalam
konteks
makna yang
lebih luas dan
kaya
Kecerdasan
Spiritual
adalah sesuatu
yang dimilki
dalam diri
seseorang
dalam
menghadapi
segala
persoalan
hidup dengan
penuh makna
atau nilai dan
memberikan
nilai yang luas
untuk jalan
hidupnya
Kemampuan
bersikap fleksibel
1 Mualaf dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan
baru
2 Mualaf dapat
beradaptasi dan
dapat
menerima
dengan mudah
dalam
lingkungannya
Tingkat
kesadaran diri
a Mualaf dapat
menempatkan
diri baik sikap
maupun
karakter
117
kecerdasan
untuk menilai
bahwa
tindakan
untuk jalan
hidup
seseorang
lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain116
b Mualaf dapat
menyadari atau
introspeksi
kelebihan dan
kekurangan diri
dalam bersikap
baik dalam
lingkungan
keluarga
sekolah
maupun
masyarakat
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
1 Mualaf dapat
menjadikan
penderitaan
kesedihan
maupun
kegagalan di
116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
118
masa lalu sebagai
motivasi dan
kekuatan untuk
tetap
mempertahankan
jalan hidup yang
sudah dipilih
menjadi seorang
muslim
2 Bersikap optimis
dan berfikir
positif meski
harus terusir dari
keluarga mapun
belum di terima
dilingkungan
baru
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
melampaui rasa
sakit
1 Menjadikan
penderitaan
sebagai
119
tantangan
hidup yang
harus
dihadapi
2 Mualaf
dapat
menjalani
hidup
dengan
penuh
keyakinan
dan
keteguhan
hati meski
harus
merasakan
berbagai
penderitaan
dan rasa
sakit
Kualitas hidup
yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
1 Mualaf
dapat
120
memiliki
tujuan yang
jelas dalam
menjalani
hidup
2 Mualaf
dapat
menjalani
kehidupan
yang
bernilai dan
penuh
makna
Keengganan
untuk
menyebabkan
keinginan yang
tidak perlu
1 Mualaf agar
memiliki
sikap
prioritas
dalam
menjalani
hidupnya
121
2 Dapat
memilah
mana yang
penting bagi
hidupnya
maupun
yang tidak
didasari
kebermanfa
atannya
Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan
antara berbagai
hal
(berpandangan
ldquoholistikrdquo)
1 Mualaf dapat
menyikapi
segala
persoalan
dalam
hidupnya
semata karena
122
ketentuan
Allah
2 Segala sesuatu
yang menimpa
kehidupan
mualaf adalah
kebaikan yang
diberikan oleh
Allah
bersikap positif
terhadap apapun
yang menimpa
kehidupannya
1 Mualaf dapat
menerima
dengan baik hal
apapun yang
menimpanya
2 Mualaf dapat
berprasangka
baik terhadap
segala hal yang
menimpanya
123
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas
A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No Materi Akidah r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
1
Saya meyakini bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan seluruh
alam semesta
-0179 0388 Tidak
Valid
2
Saya meyakini adanya Malaikat
yang mengawasi dan mencatat apa
saja yang saya lakukan
0411 0388 Valid
3
Saya meyakini bahwa Allah
mengutus rasul menjadi suri tauladan
bagi manusia
0599 0388 Valid
4
Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan
sebagai obat penenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup
0577 0388 Valid
5
Saya meyakini segala perbuatan di
dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat
0594 0388 Valid
Materi Ibadah
6
Saya berusaha melungkan waktu
untuk melaksanakan ibadah shalat
Sunnah
0268 0388 Tidak
Valid
7
Saya meyakini shalat adalah cara
terhubung paling baik dengan Tuhan
saat kita mulai putus asa
0382 0388 Valid
8 Saya melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid
9
saya mengetahui dan memahami
bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh
sebagai cara pensucian diri dari harta
yang bukan milik kita
0774 0388 Valid
124
10
saya mengetahui bahwa ibadah haji
adalah ibadah wajib umat muslim
dan di lakukan bagi yang sudah
mampu
0590 0388 Valid
Materi Akhlak
11 saya membiarkan teman saya yang
sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid
12
Saya mengetahui bahwa menghargai
orang lain dalam memilih agama
yang di anutnya adalah perbuatan
yang baik
0575 0388 Valid
13
Seorang muslim harus bertutur kata
dan bertingkah laku baik terhadap
orang lain
0313 0388 Tidak
Valid
14
Saya berpakaian menutupi aurat
sesuai dengan tuntunan Agama dan
bagian dari sopan santun dalam
berbusana
0516 0388 Valid
15 Saat ada teman kesusahan saya akan
membantunya 0411 0388 Valid
Metode Ceramah
16
saya tidak semangat saat
mendengarkan Ceramah dari
pembimbing Agama
0294 0388 Tidak
Valid
17
Hati saya lebih tenang setelah
mendenarkan ceramah yang
dibawakan pembimbing
0489 0388 Valid
18
Terkadang materi yang di sampaikan
berkaitan dan menjawab segala
persoalan yang sedang menimpa
saya hingga menjadikan saya lebih
kuat
0184 0388 Tidak
Valid
Metode Kelompok
125
19
Saya memanfaatkan bimbingan
kelompok untuk berinteraksi dengan
teman-teman
0301 0388 Tidak
Valid
20 saya tidak menyukai diskusi dalam
bimbingan kelompok 0355 0388
Tidak
Valid
21
Saat bimbingan kelompok saya bisa
berbagi pengalaman dengan teman-
teman dan mendapat penguatan dari
teman diskusi
0447 0388 Valid
Metode Diskusi
22
Saya merasa yakin dengan pilihan
yang saat ini saya yakini sebagai
muslim setelah menyampaikan
segala keraguan beragama kepada
pembimbing agama
0607 0388 Valid
23
Setelah berdialog dengan
pembimbing agama Saya lebih
termotivasi dan lebih kuat menjalani
sebagai muslim yang kaffah
0700 0388 Valid
24
Saya merasa lebih tenang saat
menyampaikan segala keluh kesah
yang menimpa kehidupan masa lalu
dan saat ini kepada pembimbing
agama
-0280 0388 Tidak
Valid
Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No
Kemampuan bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
25 Saya mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitar 0504 0388 Valid
26
saya menerima dan menghargai
pendapat maupun pilihan orang lain
termasuk pilihan dalam beragama
0690 0388 Valid
27 Saya menerima perubahan yang ada
dalam diri 0628 0388 Valid
126
Tingkat kesadaran diri
28 Saya mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid
29 Saya tidak membanding-bandingkan
hidup saya dengan orang lain -0104 0388
Tidak
Valid
30
saya merasa minder dengan
lingkungan baru saya sebagai
muslim
0644 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan
31
Segala masalah dan penderitaan yang
datang dalam hidup saya jadikan
sebagai motivasi untuk kembali
bangkit
0478 0388 Valid
32
Saya yakin bahwa segala masalah
yang datang adalah sebuah batu
loncatan untuk diri saya
0255 0388 Tidak
Valid
33
saat masalah datang dalam hidup
saya merasa sangat menderita dan
sedih
0455 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit
34
Saya berusaha sabar dan ikhlas
menerima setiap masalah yang
menimpa saya
0506 0388 Valid
35
Saya yakin bahwa masalah yang
datang adalah kasih sayang dari
Allah untuk menebus dosa-dosa
saya
0159 0388 Tidak
Valid
36 Saya mampu mengambil hikmah dari
setiap masalah hidup 0602 0388 Valid
Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
127
37 Saya memiliki dan mampu
memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid
38 saya kurang bersemangat dalam
menjalani hidup 0484 0388 Valid
39 Saya mampu menggapai dan
mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak
Valid
Keengganan untuk menyebabkan
keinginan yang tidak perlu
40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak
Valid
41 Saya memilah segala kegiatan yang
harus saya kerjakan 0146 0388
Tidak
Valid
42
Saya akan mendahulukan ibadah
sebelum melakukan aktivitas sehari-
hari
0431 0388 Valid
Kecenderungan untuk melihat
keterkaitan antara berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
43 Ketika masalah datang saya yakin
bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid
44
Saat semua orang menjauhi saya
hingga mengusir saya saya yakin
bahwa Allah selalu bersama saya
0520 0388 Valid
45
Setiap musibah yang datang dalam
hidup saya saya yakin itu sudah
takdir dan pilihan terbaik dari Allah
0339 0388 Tidak
Valid
bersikap positif terhadap apapun
yang menimpa kehidupannya
46 saya menerima hal apapun yang
menimpa hidup saya -0040 0388
Tidak
Valid
47
saya yakin pasti ada kebaikan dari
setiap masalah yang datang dalam
kehidupan saya
0675 0388 Valid
128
48
saya yakin Allah selalu bersama saya
meskipun masalah datang bertubi-
tubi
0391 0388 Valid
129
Lampiran 3
Daftar pedoman wawancara Responden
No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama
1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah
2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat
3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah
4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak
menerima anda sebagai seorang mualaf
5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari
pembimbing agama
6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-
teman anda
7
Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat
penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing
agama
No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual
1
Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih
agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun
keluarga
2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali
segala kesalahan dan dosanya
3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh
orang lain
4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang
datang dalam hidup anda
5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak
menerima anda menjadi seorang mualaf
6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang
setelah menjadi seorang mualaf
130
7
Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah
masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu
yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan
terlebih dahulu
8
Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang
menimpa anda datang begitu saja dengan secara
kebetulan
9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang
datang dalam kehidupan anda
131
Lampiran 4
Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS
Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Correlations
Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual
Spearman
s rho
Karakteristik Individu Correlation
Coefficient 1000 -169 -198
Sig (2-tailed) 331 254
N 35 35 35
Bimbingan Agama Correlation
Coefficient -169 1000 760
Sig (2-tailed) 331 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -198 760 1000
Sig (2-tailed) 254 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
132
Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Usia Correlation
Coefficient 1000 253 083 122 -312
Sig (2-tailed) 143 634 486 068
N 35 35 35 35 35
Jenis Kelamin Correlation
Coefficient 253 1000 004 012 -230
Sig (2-tailed) 143 984 947 183
N 35 35 35 35 35
Pendidikan Formal Correlation
Coefficient 083 004 1000 -237 -123
Sig (2-tailed) 634 984 170 483
N 35 35 35 35 35
Masa Muallaf Correlation
Coefficient 122 012 -237 1000 199
Sig (2-tailed) 486 947 170 251
N 35 35 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -312 -230 -123 199 1000
Sig (2-tailed) 068 183 483 251
N 35 35 35 35 35
133
Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Materi Metode Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Metode Correlation Coefficient 704 1000 685
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
134
Lampiran 5
Data Skor Responden
Bimbingan Agama
R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107
R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111
R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109
R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105
R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114
135
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117
R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116
R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105
R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118
R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109
R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116
R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108
R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113
R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117
136
Kecerdasan Spiritual
R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107
R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108
R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96
R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93
R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98
R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109
R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114
R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98
R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112
R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105
R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107
R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99
R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115
R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115
137
R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115
R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112
R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103
R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98
R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93
R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104
R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111
R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106
R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112
R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103
R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114
R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104
138
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center
139
Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang
Kupang Nusa Tenggara Timur
140
141
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-
Naba Center
142
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-
Naba Center
143
Lampiran 7
Surat-surat
144
145
146
147
i
ABSTRAK
Siti Maryam 11150520000009 Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat dibawah bimbingan Muhtar Mochamad
Solihin M Si 2021
Mualaf diharapkan memiliki Kecerdasan spiritual yang tinggi agar
mampu mempertahankan kebermaknaan dalam memilih jalan hidup
dengan keyakian baru sebagai muslim Dapat menularkan sisi positif
dengan akhlak kepada orang lain khususnya keluarga dan teman non-
muslim Salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan An- Naba Center tersebut dapat dikukan dengan
pelaksanaan bimbingan agama secara menyeluruh
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menggambarkan karakteristik
responden dan tingkat kecerdasan spiritual Mualaf (2) Menganalisis
hubungan karakteristik responden dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf (3) Menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kuantitatif
dengan metode survey Adapun teknik sampling yang digunakan adalah
teknik sensus sampling total dengan jumlah sampel 35 santri mualaf
Analisis data menggunakan uji spearmanrsquos rank Program yang
digunakan untuk mengolah data adalah Microsoft Exel dan SPSS for
Windows 220
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) karakteristik responden
penelitian lebih banyak berjenis kelamin perempuan dari pada laki-laki
Tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center
tergolong tinggi (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara
karakteristik responden dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center dengan nilai signifikansi
sebesar 0000 atau kurang dari 005 dan nilai korelasi spearman rank
sebesar 0760 (3) faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center adalah materi dan
bimbingan agama
Kata Kunci Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual Mualaf
Yayasan An-Naba Center
ii
KATA PENGANTAR
Assalammursquoalaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi
maha penyayang serta maha memampukan hamba-hambanya
dalam menyelesaikan segala urusan yang ditetapkan-Nya
Sholawat teriring salam dihaturkan kepada Nabiyyina kekasih
Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan
ulama dan pengikutnya hingga akhir zaman
Alhamdulillahirobbilrsquoalamiin terucap syukur kepada Allah SWT
telah dimampukan peneliti menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul ldquoHubungan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An-Naba
Center Sawah Baru Ciputatrdquo
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
luput dari kekurangan dan kesalahan namun penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun
berbagi ilmu pengetahuan
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan
kakak adik peneliti Bapak Maidi (Alm) Ibu Masriah bapak
Encep Ibu Murdiah A Ujang teh dede Zahra A Aas mba Ani
Keendra dan adiku yang sholihah Yunita Sabrina yang begitu
ringan memberikan keridhoan berbagai dukungan dan curahan
dorsquoa yang tak henti di panjatkan serta kasih sayang yang begitu
tulus sehingga penulis tidak menyerah untuk tetap menyelesaikan
iii
segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima
kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir
dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan
keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho
dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam
bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah
dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik
penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaiakn skripsi ini
2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan
M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu
mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu
kebutuhan dalam penyusunan skripsi
3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen
pembimbing yang selalu meluangkan waktu
mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses
penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan
hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi
dengan baik
4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
iv
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat
Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
Yayasan tersebut
6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz
Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan
administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan
membantu penulis selama penelitian
7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus
untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu
Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada
penulis
8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang
menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis
9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om
Dedi dan guru-guru lainnya
10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu
menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang
tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport
penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka
v
Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan
kekuatan bagi penulis
11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya
Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa
menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama
debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan
mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini
12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat
penulis mengucapkan terima kasih
Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang
tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain
itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua
terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari
Allah SWT Aamiin
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi
ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi
ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis
Jakarta 21 April 2021
Siti Maryam
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi
DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii
DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi
DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12
B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14
C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15
D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23
E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38
B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45
C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46
D Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
48
E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56
B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
E Variabel dan Devinisi Operasional
Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
60
F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62
G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72
H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
75
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
77
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba
5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
79
6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81
7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84
B Temuan Hasil Penelitian dan
Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
85
1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
89
3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan
pemurtadan tahun 2015
4
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf
53
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba
Center
79
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63
2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama sebelum uji instrumen
66
3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama setelah uji instrumen
67
4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan
Spiritual sebelum diuji instrumen
68
5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan
Spiritual setelah diuji instrumen
70
6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat
Keandalan Instrumen Ukuran dari
Cronbach
71
7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan
Agama
71
8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan
Spiritual
72
9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan
74
10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putri di Yayasan An- Naba
Center
82
11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putra di Yayasan An- Naba
Center
84
x
12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
85
13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
86
14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan Formal
86
15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan
Masa Mualaf
87
16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di
Yayasan An-Nabarsquo Center
88
17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual
mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
89
18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara
Karakteristik Individu dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
91
19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun
2021
92
xi
20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Bimbingan Agama dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
93
21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada tahun 2021
95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 Data Skor Responden
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat- surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling
sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya
manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa
dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di
datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga
menimbulkan kesedihan yang begitu dalam
Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan
keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang
dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa
aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)
dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1
Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga
mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia
yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal
maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk
mewujudkan kebutuhan tersebut
Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama
adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi
meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam
jiwanya
1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi
dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman
(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41
2
Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri
berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis
sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber
pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu
memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai
makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya
Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya
Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada
kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang
dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya
adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para
artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya
Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro
dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan
dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan
sosial yang rukun dan damai
Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di
Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003
jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir
angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2
2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi
jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019
httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019
1020 wib
3
Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah
yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar
baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan
adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi
ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi
pembimbing Agama
Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian
khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama
Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati
nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu
masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap
kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika
masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan
kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke
agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa
Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman
berganti menjadi ingkar3
Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam
menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014
Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat
Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam
hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat
menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka
3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
4
pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara
Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun
Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim
Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika
ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035
jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4
Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian
Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat
tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun
20155
4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di
Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-
indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
0
10
20
30
40
50
60
Rawan Pemurtadan
5
Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab
seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya
ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)
terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin
Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat
Islam paling ekstrimrdquo6
Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang
dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat
Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan
fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya
mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari
lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi
menjadi seorang muslim seutuhnya
Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi
memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)
Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan
tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang
tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya
rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya
hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib
6
tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap
keselamatan jiwardquo7
Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar
semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang
meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari
lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu
hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka
secara lebih jauh8
Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu
besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat
berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar
di masjid dan di jalanan9
Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan
pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang
untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi
Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung
resiko
7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf
Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-
keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan
Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara
Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II
No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom
ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni
2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-
pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
7
Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan
perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen
terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya
Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang
yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang
belum memahami islam seutuhnya
Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan
bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa
mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang
muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan
surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi
أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط
بين عدو ٢٠٨ م
ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimurdquo10
Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208
adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara
parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-
hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri
tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf
10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208
Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016
8
yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk
sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah
akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari
itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan
peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan
menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan
agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri
individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk
berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-
Nya serta tabah menerima ujian-Nya12
begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan
agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan
peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan
spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani
menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa
lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem
maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual
(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
9
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain13
Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14
Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang
dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala
kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan
yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun
kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian
baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya
Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu
mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan
13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1
Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57
10
masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15
Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada
mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz
Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal
pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang
terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid
Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para
mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami
agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa
terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa
menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya
(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-
mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan
kepada mereka
Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah
mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya
maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing
15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal8
11
untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat
berpengaruh bagi agama Islam
Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah
dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin
meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di
hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya
maupun kehidupannya kini sebagai muslim
Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang
meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual
mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada
Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16
Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang
bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa
warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam
penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18
16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan
Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan
penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan
Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri
12
Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa
menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang
pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik
di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian
Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan
membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba
Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo
B Batasan dan Rumusan Masalah
1 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang
dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti
berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun
pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi
dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-
Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo 2019)
13
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat adalah
a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan
yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai
kesejahteraan hidup di akhirat
b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau nilai untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
diantaranya
a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan
Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah
Baru- Ciputat
14
c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain
a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden
dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik
Responden dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Manfaat Penelitian
a Manfaat Akademis
1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
terutama pada mata kuliah Psikologi Islam
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi
Pembimbing agama maupun penyuluh agama
15
yang mengkhususkan pembinaan terhadap
Mualaf
b Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam
memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan
reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan
kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun
penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang
Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
D Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang
menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri
Yakni diantaranya sebagai berikut
Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan
Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
16
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan
agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257
sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari
r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799
dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian
hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan
masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah
alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat
rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang
berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini
ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket
instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga
meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data
Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan
variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran
17
penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan
sasaran penelitian mualaf21
Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh
Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja
Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada
remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai
sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan
perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22
Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah
kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun
menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis
di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut
adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami
pembaca
21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi
Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati
Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No
155-62
18
Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada
variabel independen dan dependen Variabel independen
penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel
dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan
berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel
dependen kecerdasan spiritual
Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di
Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian
Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di
panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan
antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak
di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan
berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005
ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian
terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam
terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman
Azzahra Kota Pekanbaru
Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi
kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam
19
beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam
penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independent dan dependen Variabel dependen
penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan
penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23
Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam
jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap
kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab
Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat
dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt
ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga
dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual
23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam
terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)
20
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan
Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak
rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di
beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan
pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan
baik
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan dependen jika di variabel
independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan
spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kinerja karyawan
Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti
tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi
Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)
dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa
gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa
dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang
cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional
mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam
penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa
21
mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik
dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi
Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang
masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa
kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang
dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan
kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca
mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami
penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel
dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen
hanya kecerdasan spiritual24
Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang
Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran
Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri
bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran
beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa
Tengah
24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)
(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)
22
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri
Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar
20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama
sebesar 322
Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup
rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan
dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah
pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga
pembaca dapat memahami penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis
menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25
Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh
Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan
Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal
Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan
25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016)
23
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan
spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi
sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-
Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel
16839 dan nilai signifikannya -0806lt005
Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika
kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan
paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini
adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga
dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
pada variabel independen Variabel independen tersebut
menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis
menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26
E Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman
penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang
skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif
26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)
24
Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan
Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu teori mengenai peran pembimbing agama
meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan
mualaf
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian tempat dan waktu penelitian
variabel penelitian sumber data populasi dan
sampel hipotesis penelitian definisi operasional
variabel Teknik pengumpulan data uji validitas
instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat
25
yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf
visi misi dan tujuannya program-program serta
struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan
Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian
menjelaskan temuan dan analisis data tentang
hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan
spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-
data hasil peneitian hasil angket identifikasi
responden deskripsi hasil penelitian dan analisis
data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama
1 Pengertian Bimbingan
Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin
menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata
ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti
menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur
mengarahkan dan memberi nasihat27
istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan
atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan
berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua
bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya
bimbingan28
Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16
27
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan
norma-norma yang berlaku30
Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31
Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni
1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung
arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat
mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut
kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya
2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini
mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut32
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
28
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa33
Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian
berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam
memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan
untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan
menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia
maupun ahirat
2 Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz
Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam
sebagai berikut34
a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan
kebersihan jiwa dan mental
33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
29
b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan
manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan
c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada
individu sehingga muncul dan berkembang rasa
toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong
menolong dan rasa kasih sayang
d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi
tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya
sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat
menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan
bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan
kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan
kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal
menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang
bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan
dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang
ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35
35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
30
3 Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya
bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36
a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan
sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang
berfungsi untuk dapat mengembangkan dan
memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun
potensi yang dimiliki terbimbing
c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang
membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing
dan lingkungannya
d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan
dalam memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi terbimbing
e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang
diberikan dapat membantu terbimbing dalam
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap
4 Materi Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami
kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan
mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau
36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta
PT Rineka Cipta 1995) hal 9
31
ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi
Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain
meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan
ikhsan (akhaq)37
a Keimanan (Aqidah)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)
yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau
aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti
keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat
menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan
maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan
keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39
37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha
Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga
Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim
dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi
1996) hlm 24
32
Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang
lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi
orang yang bertakwa40
a Keislaman (syarirsquoah)
Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa
Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju
sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga
diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan
dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman
Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi
ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م
١٨ يعلمون
Artinya Kemudian kami jadikan engkau
(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan
janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui41
Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu
mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan
40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji
Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500
33
mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala
perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan
Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42
Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam
beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya
a) Adanya suatu perbuatan
b) Dilakukan oleh orang muslim
c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok
ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu
zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan
ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban
yang menyertai pokok ibadah itu43
b Ikhsan (akhlaq)
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa
yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi
majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah
(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)
alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama)44
Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau
khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq
42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika
Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada
2012) hal 1
34
kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-
Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi
٤ عظيم خلق لعلى وإنك
Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur 45
Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi
pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara
kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai
murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat
Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak
bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan
memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan
perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan
lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun
sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr
tt) hal 56
35
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat
5 Metode Bimbingan Agama
Dalam surah An- Nahl ayat 125
دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج
أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي
١٢٥ بٱلمهتدين
Artinya Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk47
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan
berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang
tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara
harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang
berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian
hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan48
47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43
36
Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik
Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang
kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang
dapat menambah kemampuan bagi terbimbing
Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami
bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk
sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama
maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan
agama diantaranya
a Ceramah
Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum
cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok
(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk
menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya
dengan kondisi terbimbing yang beragam49
b Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai
fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri
terbimbing50
49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)
hal122
37
Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada
yang dibimbing
2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh
seseorang yang dibimbing
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi
dan kondisi yang memberikan perasaan damai
dana man serta santai kepada seorang yang
dibimbing51
Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada
metode yang biasa dilakukan yakni
1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan
dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar
intelek dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran
agama
2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang
digunakan untuk menunjukkan dan
membuktikan kebenaran ajaran agama dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional
3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan
contoh yang benar dan tepat agar yang di
51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45
38
bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari
apa yang diterimanya secara logika dan
penjelasannya akan teori yang masih baku
(tekstual) 52
B Kecerdasan Spiritual
1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari
semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus
mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan
lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di
turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya
tidak terbatas53
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal12
39
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain54
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu
menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55
Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah
berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal
Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik
dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56
54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
40
a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan
dan aktif)
b Tingkat kesadaran diri
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak
perlu
g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)
h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo
atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-
jawaban yang mendasar
i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi
seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga
cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh
pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada orang lain yang memberikan petunjuk
penggunaannya
41
Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab
HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya
yakni57
a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material
b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak
c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-
hari
d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
spiritual guna menyelesaikan masalah
e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih
sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan
Seperti memberi maaf bersyukur atau
mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati
menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah
sebagian dari kebajikan
3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses
membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf
memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun
57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281
42
lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang
pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam
hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo
Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini
secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)
mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan
menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif
Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu
dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta
kehidupan secara umum
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan
suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah
yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut
adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan
ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber
dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta
bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan
ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha
Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo
Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan
kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri
kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat
akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik
sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic
power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual
43
yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama
keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot
manusia59
Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang
memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus
melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa
menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60
4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu
berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi
kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan
kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang
menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang
diantaranya61
a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego
b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
anaknya
c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak
d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan
Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)
44
e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman
menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak
berharga
Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62
a Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia
mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks
luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian
yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG
(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi
sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi
kecerdasan spiritual
b Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya
bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat
ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia
menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu
62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83
45
adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek
diri dan seluruh segi kehidupan
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul
dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan
seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan
C Mualaf
Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari
ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak
dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang
yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum
Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum
= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang
yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam
Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan
diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan
kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64
Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf
maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir
63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam
(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana
Semesta Intermedia 2009) hal 231
46
Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi
perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya
demi kemaslahatan65
Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk
islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat
diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya
untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama
kaum muslimin66
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan
hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka
baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada
di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui
Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri
untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa
beribadah secara mandiri
D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan
65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar
Nusa 2002) hal 563
47
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam
berdasarkan norma-norma yang berlaku67
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa68
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain69
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku
67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
48
dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena
Allahrdquo
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa
bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan
karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk
mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari
sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian
ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada
bab IV
E Kerangka Berpikir
Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren
hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi
Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami
kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama
Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari
keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan
tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan
dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata
layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan
sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi
gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah
49
tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang
singkat70
Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa
menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi
perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak
persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf
tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya
maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya
memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)
Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik
belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi
ingkar71
Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian
Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun
2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan
Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni
pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi
Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi
Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20
70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba
Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
50
persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)
adalah kemiskinan73
Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa
mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah
satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74
Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan
kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode
yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan
berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah
bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog
Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga
islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para
mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia
Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini
72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
51
memiliki 3 program yakni program pembinaan program
pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat
kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para
pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan
baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang
baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf
akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang
dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah
satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75
Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf
akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya
Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni
karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins
Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan
umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti
menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin
pendidikan umur dan masa mualaf
75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)
hal 171
52
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat
dilihat pada Gambar 2
53
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat
Bimbingan Agama (X2)
1 Materi
Bimbingan
Agama
a Akidah
b Ibadah
c Akhlak
2 Metode
Bimbingan
Agama
a Ceramah
b Bimbingan
Kelompok
c Tanya-jawab
dan Dialog
Faktor Internal (X1)
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin
2 Usia
3 Pendidikan
4 Masa Mualaf
Kecerdasan Spiritual (Y)
1 Kemampuan bersikap
fleksibel
2 Tingkat kesadaran
diri
3 Kemampuan
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4 Kempuan
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang
diilhami
Oleh visi dan nilai-
nilai
6 Keengganan untuk
menyebabkan
Keinginan yang tidak
perlu
7 Berpandangan
holistic
8 Berfikir positif
54
F Hipotesis Penelitian
pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini melalui uji empiris yaitu
Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat
Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik individu dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu
ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik78
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai
rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah
terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah
perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis
instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang
digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar
menurut ketentuan dan telah disepakati79
Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf
dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D
(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58
56
populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan
Sampel fenomena secara detail80
B Tempat dan Waktu penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat
di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl
Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode
Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5
bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini
didasarkan pada fakta sebagai berikut
1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-
benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa
memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman
dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani
hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan
pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan
bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya
2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga
Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi
yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan
dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan
80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62
57
maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru
mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk
islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya
3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat
kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren
Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di
Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
C Populasi dan Sampel
1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan
sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi yaitu82
a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan
informasi yang akan diinginkan
b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan
benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam
suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan
81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146
58
c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu
d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil
penelitian itu dapatat digeneralisasikan
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria
minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah
3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua
kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan
asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan
kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama
Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk
dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama
2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian
(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini
menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik
pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah
100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota
83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT
remaja Rosda Karya 1994) hal 78
59
populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang
dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84
D Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana
data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada
penelitian ini yaitu
1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di
mana peristiwa terjadi86
Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh
melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center
Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan
beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
kuesioner87
84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94
60
E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah
Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam
penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual
bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara
intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk
membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual
b Variabel Dependen (Y)
Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)
dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf
(Variabel Y)
Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan
spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup
menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran I
61
F Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data yaitu
1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi
dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh
pandangan yang holistik dan menyeluruh89
Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan
pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf
yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang
berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan
maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa
pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media
88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)
cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199
62
yang lain91
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan
Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92
Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam
menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan
informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta
memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama
penelitian
G Intrumen Penumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan
data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap
91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi
(Mixed methods)
(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327
63
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial93
Tabel 1 Skor Skala Semi Likert
No Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1
2
3
4
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
2
1
1
2
4
5
1 Skala Bimbingan Agama
Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua
aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan
agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni
akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama
yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog
2 Skala Kecerdasan Spiritual
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan
delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat
kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
64
penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan
holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan
ldquobagaimana jikardquo
Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan
mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96
3 Uji Validitas dan Realiabilitas
a Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97
Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan
dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori
respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-
individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98
95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta
Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD
(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Refika Aditama 2015) Hal 472
65
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda
Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang
digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin
diukur yakni99
1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03
2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-
2) n= jumlah sampel
3 Nilai Sig ge α
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam
melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan
untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product
moment yaitu100
rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)
radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]
keterangan
r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas
X dan Y
n=jumlah responden
99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48
66
X= skor variabel (jawaban responden)
Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable
Bimbingan Agama sebelum uji instrumen
Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama
sebelum uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 12345 - 5
2 Ibadah 678910 - 5
3 Akhlak 12131415 11 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 1718 16 3
5 Bimbingan
Kelompok 1921 20 3
6
Tanya
Jawab atau
Dialog
222324 - 3
Jumlah 24
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-
Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur
dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada
26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable
bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item
valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid
kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan
67
pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan
BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji
instrumen
Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah
uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 2345 1 5
2 Ibadah 78910 6 5
3 Akhlak 11121415 13 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 17 1618 3
5 Bimbingan
Kelompok 21 1920 3
6 Diskusi 2223 24 3
Jumlah 24
Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen
68
Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual
sebelum diuji instrumen
Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang
diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir
pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2
item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
3132 33 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan
nilai-nilai
3739 38 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
464748 - 3
Jumlah 24
69
diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan
data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2
Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen
Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual
setelah diuji instrumen
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
313332 - 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui
rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
373839 - 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan
ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
4748 46 3
70
b Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban
yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5
1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility
Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi
SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila
koefisien realibilitas (r11) gt 06101
α = (119870
119870 minus 1) (
1198781199032 minus sum119878119894
2
1198781199092
)
Keterangan
α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach
K Jumlah item pertanyaan
sum1198781198942 Jumlah varians skor item
101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57
Jumlah 24
71
1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102
Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan
Instrumen Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha
Cronbach
Derajat Keandalan
lt 05 Tidak dapat digunakan
05-06 Jelek (poor)
06-07 Cukup atau dapat diterima
07-09 Bagus (good)
gt09 Luar biasa bagus
(exellent)
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
867 24
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar
0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala
Kecerdasan Spiritual
102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung
Refika Aditama 2015) hal 470
72
Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
780 24
Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar
0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel
terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan
nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan
dinyatakan reliabel
H Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis
langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam
103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 226
73
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik
infersensial
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan
satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan
untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang
bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren
Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat
2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Statistik inferensial merupakan metode analisis yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan
antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan
penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat
inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada
sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini
menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman
104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100
105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) hal 532
74
Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan
(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antar variabel tidak harus sama106
Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk
mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara
variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan
agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji
koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang
kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Interpretasi
r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah
r = 020 ndash 0399 Rendah
r = 040 ndash 0599 Sedang
r = 060 ndash 0799 Kuat
r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat
106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D
(Bandung Alfabeta 2012) hal 153
75
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center
Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba
Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz
Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau
adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana
sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para
mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah
Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia
khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena
mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak
mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan
hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak
itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan
pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para
mualaf diseluruh wilayah Indonesia
Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun
pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di
daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014
beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari
pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari
tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf
cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau
76
juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi
Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini
jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5
(lima) wilayah
Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-
Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan
tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak
mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan
pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari
pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan
Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas
muslim maupun non-muslim
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center
Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu
menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah
islamiyahrdquo
Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang
akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter
serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center
dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut
a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum
dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah
b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh
berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah
77
c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan
perbandingan agama
d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah
mandiri dan terampil
e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum
muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung
terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di
kalangan saudara kita kaum Mualaf
f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak
masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan
pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang
merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat
diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah
masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center
Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk
membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan
pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta
pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah
agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan
hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat
ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya
sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus
ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah
78
dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-
muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami
betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah
pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini
mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf
itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam
kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan
menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo
Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba
Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil
hingga merambah di beberapa wilayah nusantara
79
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center
Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center
dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center
PEMBINA
Ferdius
Ndruru
KETUA amp PENGASUH
KH Syamsul Arifin Nababan
PENGAWAS
Siti Hamidah
SEKRETARIS
Leli Yuheni
BENDAHARA
Siti Fatimah
DEWAN GURU
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan
2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya
3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc
MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc
MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna
SANTRI
80
5 Program Bimbingan Agama
a Program Pembinaan
1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui
kajian rutin
2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-
ceramah umum
b Program Pendidikan
Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren
c Program Pengembangan
1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya
2) Menghafal Hadits dan sarahnya
3) Penguasaan Bahasa Arab
4) Penguasaan Bahasa Inggris
5) Penguasaan Komputer
d Program Jangka Panjang
a) Program Perluasan Dakwah
Membangun cabang-cabang pesantren
Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah
Indonesia
Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah
minoritas muslim
b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri
An-Naba
81
e Program Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat
SMP- Perguruan Tinggi
2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi
3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi
para mualaf
f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Mendirikan usaha kuliner
2) Membangun bisnis berbasis online
3) Membangun usaha retail
6 Program Pembinaan Agama
Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan
An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11
Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
82
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan
tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
9 2200 - 0429 Istirahat
83
Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600
Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari
jumat Tahsin diganti dengan membaca 4
surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-
waqiah dan Al- Mulk)
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
10 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh
mengerjakan tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
84
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
8 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
9 2200 - 0429 Istirahat
Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai
berikut
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan
Agama)
2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah
Islamiyah)
3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)
4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)
5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)
6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)
7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)
8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)
9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)
85
B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Karakteristik Individu Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti
bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru
Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan
sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah
penulis tentukan
Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni
berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf
diuraikan sebagai berikut
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 12
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 9 26
Perempuan 26 74
Total 35 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil
terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden
berjenis kelamin laki-laki
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 13
86
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Usia Jumlah Presentase
Remaja 12- 21 Tahun 29 83
Dewasa 22- 45 Tahun 6 17
Total 35 100
Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden
didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel
terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21
tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat
dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Jumlah ()
Rendah (0-9 tahun) 6 17
Sedang (10-12 tahun) 19 54
Tinggi (13-16 tahun) 10 29
Total 35 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas
responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada
tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima
87
pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan
pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-
16 tahun)
Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat
dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf
Kategori Masa Mualaf Jumlah ()
Rendah 3 -36 bulan 22 63
Sedang 37 bulan ndash 72
bulan 11 31
Tinggi 73 bulan -104
bulan 2 6
Total 35 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk
islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa
mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)
dan kategori tinggi (73- 104 bulan)
88
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden
Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual
santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo
Center
No
Kategori
Kecerdasan
Spiritual
Jumlah Skor
Jawaban
Responden
Frekuensi ()
1 Rendah 93- 105 14 40
2 Tinggi 106- 120 21 60
Jumlah 35 100
Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan
(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan
spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan
spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual
yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri
3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan
89
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan
holistik
3 Analisis Data Uji Korelasi
a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa
mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian
tersebut diolah menggunakan Program statistical Package
for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
No Peubah Variabel
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik
Individu -0198 0254
2 Bimbingan Agama 0760 0000
Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berhubungan nyata pada α= 1 (005)
90
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17
yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua
() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi
pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
kecerdasan spirituannya
b Hubungan Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba
Center
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18
91
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik Individu -0198 0254
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien
antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan
diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021
Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
92
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Usia -0198 0254
2
Tingkat Pendidikan
Formal -0123 0483
3 Masa Mualaf 0199 0251
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian
karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan
formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi
usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya
antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika
usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual
meningkat
Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan
spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign
0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan
formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika
semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif
antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual
mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign
93
0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan
tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika
semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf
c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan
Diri Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19
menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama
dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-
Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19
94
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan
agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760
Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan
yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005
kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang
bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan
antara variabel bimbingan agama dengan variabel
kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin
tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
nilai kecerdasan spiritual dirinya
Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)
sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005
Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
95
No
Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Materi 0740 0000
2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20
menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan
metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual
mualaf
Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan
hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda
bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada
angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif
Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama
seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau
semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang
maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan
agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi
bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak
Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa
96
terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-
lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai
signifikansi sebesar 000 lt 005107
Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah
dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian
Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah
akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi
sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti
korelasi cukup dan bersifat positif108
Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()
artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya
semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang
maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau
107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan
Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU
Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah
Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
97
jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama
seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel
20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang
tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf
Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa
bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang
telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat
pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban
sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya109
109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun
Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)
98
Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan
agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan
spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000
(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga
menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan
yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
remaja 111
110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)
siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling
Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)
99
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki
(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia
(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa
usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan
tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang
(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah
(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan
dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa
mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah
(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash
72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104
bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat tergolong tinggi
2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai
100
signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari
005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat
dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan
agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat
3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru
Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut
7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan
dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama
bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan
lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang
di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat
sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan
penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar
pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk
materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu
tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan
makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun
dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar
ibadah
101
8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait
bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual
Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang
bagian yang ada pada bimbingan agama maupun
kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun
keefektivitasannya
102
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung
Alfabeta
Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama
Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1
P-ISSN 2442-725X e-2621-7201
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta
Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah
208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02
Wonosobo
Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
Bandung PT Revika Aditama
Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung
Alfabeta
Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS
Jakarta Kencana
Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka
Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
103
Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan
R amp D Bandung ALFABETA
Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT
Wahana Semesta Intermedia
Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor
Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang
Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di
Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1
Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT
Indeks
Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual
Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam Jakarta Arga
Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi
IV
104
Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa
Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan
Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka
Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan Bandung Mizan
Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam
Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve
Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan
Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan
Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)
Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan
Jakarta PT Rineka Cipta
Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi
Bandung PT remaja Rosda Karya
Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta
Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central
Medika Surabaya
Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali
Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali
Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori
Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)
Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia
105
Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya
Usaha Nasional
Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press
Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental CrHaji Masagung Jakarta
Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-
Fikr tt)
Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah
Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama
Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam
Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center
Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan
Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol
1 No 1)
Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi
Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga)
106
Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi
S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)
Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal
Vo 13 No 155-62
Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan
Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau)
Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan
terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Metro)
Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam
Volume 7 Nomor 2 249- 270)
Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al
Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan
Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi
terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian
107
Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah
dan Islam Universitas Indonesia tahun)
Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran
Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa
di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah
terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di
Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)
Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin
Jakarta)
Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan
Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi
S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang)
Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah
mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada
19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020
wib tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppmm42z313
108
Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid
ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah
pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib Tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus
2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib
Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba
Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh
pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-
center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml
Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam
di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-
umat-islam-di-indonesia-menurun
Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap
Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-
mengalamipenolakan-keluarga
Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat
Yayasan An- Naba Center
109
LAMPIRAN
Lampiran I
Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel
Independen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Karakteristik
Individu (X1)
Menurut
Robbins
karakteristik
individu adalah
cara
memandang ke
objek tententu
dan mencoba
menafsirkan apa
yang dilihatnya
yang
mencangkup
usia jenis
kelamin tingkat
pendidikan
status
perkawinan dan
masa kerja
Karakteristik
responden pada
penelitian ini
ada empat
aspek yaitu
usia jenis
kelamin
tingkat
pendidikan dan
masa kerja
1 Jenis kelamin
Jenis kelamin
responden yang
dibagi menjadi
dua jenis yaitu
laki-laki dan
perempuan
2 Usia
Lamanya waktu
hidup responden
yang dihitung
sejak tahun
kelahiran
sampai waktu
penelitian
berlangsung
3 Tingkat
pendidikan
110
dalam
organisasi112
Dalam hasil
penelitian Rusdi
dan Sari
memaparkan
bahwa salah
satu faktor yang
membuat para
mualaf
melakukan
konversi agama
dari agama
asalnya ke
agama islam
yaitu faktor
kemauan
kemauan
menjadi salah
satu pendorong
seseorang
melakukan
Jumlah tahun
sekolah formal
yang ditempuh
oleh responden
sampai
penelitian ini
berlangsung
4 Masa mualaf
Lamanya waktu
atau masa
konversi agama
responden
dihitung sejak
mengucapkan
dua kalimat
syahadat sampai
waktu penelitian
berlangsung
5 Kemauan
salah satu
faktor
mendorong
seseorang
112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)
hal 171
111
konversi
agama113
melakukan
konversi
agama
Seseorang
yang
melakukan
konversi
didasari karna
kemauan diri
sendiri atau
orang lain
keluarga
teman dan
lain
sebagainya
Materi
Bimbingan
Agama (X2)
Menurut
Djumhur dan
Moh Surya
bimbingan
adalah suatu
pemberian
bantuan yang
Bimbingan
agama dalam
penelitian ini
mencangkup
materi
bimbingan
agama (akidah
Materi bimbingan
agama
1 Akidah
mengetahui
pengetahuan
mualaf tentang
akidah islam
113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam
dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X
e-2621-7201
112
diberikan secara
sistematis dan
kontinyu kepada
individu atau
kelompok dalam
pemecahan
masalah yang
dihadapinya
agar tercapai
kemampuan
untuk
memahami diri
sendiri
kemampuan
untuk menerima
diri sendiri
kemampuan
untuk
merealisasikan
diri sendiri
sesuai dengan
potensi atau
kemampuan
dalam mencapai
penyesuaian diri
ibadah dan
akhlak) dan
metode
bimbingan
agama
(ceramah
bimbingan
kelompok dan
tanya-jawab
atau dialog)
yang
berdasarkan
rukun iman
yakni iman
kepada Allah
iman kepada
Malaikat Allah
iman kepada
Kitab Allah
iman kepada
Rasul Allah
iman kepada
hari Kiamat
dan iman
kepada Qodarsquo
dan Qodar
Keyakinan ini
apakah dapat
menimbulkan
sifat jiwa yang
tercermin
dalam
perkataan
maupun
113
dengan
lingkungannya
baik keluarga
maupun
masyarakat114
Menurut M
Arifin
bimbingan
agama adalah
usaha pemberian
bantuan kepada
seseorang yang
mengalami
kesulitan baik
lahiriah maupun
batiniah yang
menyangkut
kehidupan di
masa kini dan
masa mendatang
berupa
pertolongan
dibidang mental
perbuatan
mualaf tersebut
2 Ibadah
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
ibadah sesuai
ketentuan atau
syariat Islam
berdasarkan
Rukun Islam
yakni Syahadat
Shalat Zakat
Puasa Haji
3 Akhlak
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
Akhlak Islam
yakni kepada
diri sendiri
Kepada orang
tua dan guru
114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7
114
spiritual
Membantu
seseorang
mampu
mengatasi
kesulitannya
dengan
kemampuan
yang ada pada
dirinya sendiri
melalui
dorongan
kekuatan iman
dan takwa
kepada Tuhan
yang maha
esa115
kepada saudara
dan teman
sebaya maupun
lingkungan
masyarakat
Metode
Bimbingan
Agama
1 Ceramah
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama kepada
mualaf secara
langsung
2 Bimbingan
Kelompok
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf secara
langsung
115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
115
dengan cara
diskusi
kelompok
3 Tanya
jawab atau
Dialog
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf melalui
tanya jawab
atau dialog
secara langsung
baik terkait
materi maupun
pengalaman
hidup
116
Variabel
Dependen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Kecerdasan
Spiritual (Y)
Menurut
Danah Zohar
dan Ian
Marshal
kecerdasan
spiritual (SQ)
adalah
kecerdasan
untuk
menghadapi
persoalan
makna atau
value yaitu
kecerdasan
untuk
menempatka
n perilaku
dan hidup
kita dalam
konteks
makna yang
lebih luas dan
kaya
Kecerdasan
Spiritual
adalah sesuatu
yang dimilki
dalam diri
seseorang
dalam
menghadapi
segala
persoalan
hidup dengan
penuh makna
atau nilai dan
memberikan
nilai yang luas
untuk jalan
hidupnya
Kemampuan
bersikap fleksibel
1 Mualaf dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan
baru
2 Mualaf dapat
beradaptasi dan
dapat
menerima
dengan mudah
dalam
lingkungannya
Tingkat
kesadaran diri
a Mualaf dapat
menempatkan
diri baik sikap
maupun
karakter
117
kecerdasan
untuk menilai
bahwa
tindakan
untuk jalan
hidup
seseorang
lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain116
b Mualaf dapat
menyadari atau
introspeksi
kelebihan dan
kekurangan diri
dalam bersikap
baik dalam
lingkungan
keluarga
sekolah
maupun
masyarakat
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
1 Mualaf dapat
menjadikan
penderitaan
kesedihan
maupun
kegagalan di
116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
118
masa lalu sebagai
motivasi dan
kekuatan untuk
tetap
mempertahankan
jalan hidup yang
sudah dipilih
menjadi seorang
muslim
2 Bersikap optimis
dan berfikir
positif meski
harus terusir dari
keluarga mapun
belum di terima
dilingkungan
baru
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
melampaui rasa
sakit
1 Menjadikan
penderitaan
sebagai
119
tantangan
hidup yang
harus
dihadapi
2 Mualaf
dapat
menjalani
hidup
dengan
penuh
keyakinan
dan
keteguhan
hati meski
harus
merasakan
berbagai
penderitaan
dan rasa
sakit
Kualitas hidup
yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
1 Mualaf
dapat
120
memiliki
tujuan yang
jelas dalam
menjalani
hidup
2 Mualaf
dapat
menjalani
kehidupan
yang
bernilai dan
penuh
makna
Keengganan
untuk
menyebabkan
keinginan yang
tidak perlu
1 Mualaf agar
memiliki
sikap
prioritas
dalam
menjalani
hidupnya
121
2 Dapat
memilah
mana yang
penting bagi
hidupnya
maupun
yang tidak
didasari
kebermanfa
atannya
Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan
antara berbagai
hal
(berpandangan
ldquoholistikrdquo)
1 Mualaf dapat
menyikapi
segala
persoalan
dalam
hidupnya
semata karena
122
ketentuan
Allah
2 Segala sesuatu
yang menimpa
kehidupan
mualaf adalah
kebaikan yang
diberikan oleh
Allah
bersikap positif
terhadap apapun
yang menimpa
kehidupannya
1 Mualaf dapat
menerima
dengan baik hal
apapun yang
menimpanya
2 Mualaf dapat
berprasangka
baik terhadap
segala hal yang
menimpanya
123
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas
A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No Materi Akidah r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
1
Saya meyakini bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan seluruh
alam semesta
-0179 0388 Tidak
Valid
2
Saya meyakini adanya Malaikat
yang mengawasi dan mencatat apa
saja yang saya lakukan
0411 0388 Valid
3
Saya meyakini bahwa Allah
mengutus rasul menjadi suri tauladan
bagi manusia
0599 0388 Valid
4
Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan
sebagai obat penenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup
0577 0388 Valid
5
Saya meyakini segala perbuatan di
dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat
0594 0388 Valid
Materi Ibadah
6
Saya berusaha melungkan waktu
untuk melaksanakan ibadah shalat
Sunnah
0268 0388 Tidak
Valid
7
Saya meyakini shalat adalah cara
terhubung paling baik dengan Tuhan
saat kita mulai putus asa
0382 0388 Valid
8 Saya melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid
9
saya mengetahui dan memahami
bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh
sebagai cara pensucian diri dari harta
yang bukan milik kita
0774 0388 Valid
124
10
saya mengetahui bahwa ibadah haji
adalah ibadah wajib umat muslim
dan di lakukan bagi yang sudah
mampu
0590 0388 Valid
Materi Akhlak
11 saya membiarkan teman saya yang
sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid
12
Saya mengetahui bahwa menghargai
orang lain dalam memilih agama
yang di anutnya adalah perbuatan
yang baik
0575 0388 Valid
13
Seorang muslim harus bertutur kata
dan bertingkah laku baik terhadap
orang lain
0313 0388 Tidak
Valid
14
Saya berpakaian menutupi aurat
sesuai dengan tuntunan Agama dan
bagian dari sopan santun dalam
berbusana
0516 0388 Valid
15 Saat ada teman kesusahan saya akan
membantunya 0411 0388 Valid
Metode Ceramah
16
saya tidak semangat saat
mendengarkan Ceramah dari
pembimbing Agama
0294 0388 Tidak
Valid
17
Hati saya lebih tenang setelah
mendenarkan ceramah yang
dibawakan pembimbing
0489 0388 Valid
18
Terkadang materi yang di sampaikan
berkaitan dan menjawab segala
persoalan yang sedang menimpa
saya hingga menjadikan saya lebih
kuat
0184 0388 Tidak
Valid
Metode Kelompok
125
19
Saya memanfaatkan bimbingan
kelompok untuk berinteraksi dengan
teman-teman
0301 0388 Tidak
Valid
20 saya tidak menyukai diskusi dalam
bimbingan kelompok 0355 0388
Tidak
Valid
21
Saat bimbingan kelompok saya bisa
berbagi pengalaman dengan teman-
teman dan mendapat penguatan dari
teman diskusi
0447 0388 Valid
Metode Diskusi
22
Saya merasa yakin dengan pilihan
yang saat ini saya yakini sebagai
muslim setelah menyampaikan
segala keraguan beragama kepada
pembimbing agama
0607 0388 Valid
23
Setelah berdialog dengan
pembimbing agama Saya lebih
termotivasi dan lebih kuat menjalani
sebagai muslim yang kaffah
0700 0388 Valid
24
Saya merasa lebih tenang saat
menyampaikan segala keluh kesah
yang menimpa kehidupan masa lalu
dan saat ini kepada pembimbing
agama
-0280 0388 Tidak
Valid
Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No
Kemampuan bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
25 Saya mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitar 0504 0388 Valid
26
saya menerima dan menghargai
pendapat maupun pilihan orang lain
termasuk pilihan dalam beragama
0690 0388 Valid
27 Saya menerima perubahan yang ada
dalam diri 0628 0388 Valid
126
Tingkat kesadaran diri
28 Saya mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid
29 Saya tidak membanding-bandingkan
hidup saya dengan orang lain -0104 0388
Tidak
Valid
30
saya merasa minder dengan
lingkungan baru saya sebagai
muslim
0644 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan
31
Segala masalah dan penderitaan yang
datang dalam hidup saya jadikan
sebagai motivasi untuk kembali
bangkit
0478 0388 Valid
32
Saya yakin bahwa segala masalah
yang datang adalah sebuah batu
loncatan untuk diri saya
0255 0388 Tidak
Valid
33
saat masalah datang dalam hidup
saya merasa sangat menderita dan
sedih
0455 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit
34
Saya berusaha sabar dan ikhlas
menerima setiap masalah yang
menimpa saya
0506 0388 Valid
35
Saya yakin bahwa masalah yang
datang adalah kasih sayang dari
Allah untuk menebus dosa-dosa
saya
0159 0388 Tidak
Valid
36 Saya mampu mengambil hikmah dari
setiap masalah hidup 0602 0388 Valid
Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
127
37 Saya memiliki dan mampu
memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid
38 saya kurang bersemangat dalam
menjalani hidup 0484 0388 Valid
39 Saya mampu menggapai dan
mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak
Valid
Keengganan untuk menyebabkan
keinginan yang tidak perlu
40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak
Valid
41 Saya memilah segala kegiatan yang
harus saya kerjakan 0146 0388
Tidak
Valid
42
Saya akan mendahulukan ibadah
sebelum melakukan aktivitas sehari-
hari
0431 0388 Valid
Kecenderungan untuk melihat
keterkaitan antara berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
43 Ketika masalah datang saya yakin
bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid
44
Saat semua orang menjauhi saya
hingga mengusir saya saya yakin
bahwa Allah selalu bersama saya
0520 0388 Valid
45
Setiap musibah yang datang dalam
hidup saya saya yakin itu sudah
takdir dan pilihan terbaik dari Allah
0339 0388 Tidak
Valid
bersikap positif terhadap apapun
yang menimpa kehidupannya
46 saya menerima hal apapun yang
menimpa hidup saya -0040 0388
Tidak
Valid
47
saya yakin pasti ada kebaikan dari
setiap masalah yang datang dalam
kehidupan saya
0675 0388 Valid
128
48
saya yakin Allah selalu bersama saya
meskipun masalah datang bertubi-
tubi
0391 0388 Valid
129
Lampiran 3
Daftar pedoman wawancara Responden
No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama
1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah
2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat
3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah
4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak
menerima anda sebagai seorang mualaf
5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari
pembimbing agama
6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-
teman anda
7
Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat
penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing
agama
No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual
1
Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih
agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun
keluarga
2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali
segala kesalahan dan dosanya
3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh
orang lain
4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang
datang dalam hidup anda
5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak
menerima anda menjadi seorang mualaf
6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang
setelah menjadi seorang mualaf
130
7
Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah
masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu
yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan
terlebih dahulu
8
Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang
menimpa anda datang begitu saja dengan secara
kebetulan
9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang
datang dalam kehidupan anda
131
Lampiran 4
Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS
Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Correlations
Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual
Spearman
s rho
Karakteristik Individu Correlation
Coefficient 1000 -169 -198
Sig (2-tailed) 331 254
N 35 35 35
Bimbingan Agama Correlation
Coefficient -169 1000 760
Sig (2-tailed) 331 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -198 760 1000
Sig (2-tailed) 254 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
132
Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Usia Correlation
Coefficient 1000 253 083 122 -312
Sig (2-tailed) 143 634 486 068
N 35 35 35 35 35
Jenis Kelamin Correlation
Coefficient 253 1000 004 012 -230
Sig (2-tailed) 143 984 947 183
N 35 35 35 35 35
Pendidikan Formal Correlation
Coefficient 083 004 1000 -237 -123
Sig (2-tailed) 634 984 170 483
N 35 35 35 35 35
Masa Muallaf Correlation
Coefficient 122 012 -237 1000 199
Sig (2-tailed) 486 947 170 251
N 35 35 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -312 -230 -123 199 1000
Sig (2-tailed) 068 183 483 251
N 35 35 35 35 35
133
Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Materi Metode Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Metode Correlation Coefficient 704 1000 685
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
134
Lampiran 5
Data Skor Responden
Bimbingan Agama
R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107
R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111
R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109
R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105
R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114
135
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117
R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116
R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105
R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118
R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109
R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116
R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108
R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113
R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117
136
Kecerdasan Spiritual
R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107
R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108
R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96
R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93
R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98
R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109
R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114
R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98
R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112
R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105
R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107
R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99
R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115
R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115
137
R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115
R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112
R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103
R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98
R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93
R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104
R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111
R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106
R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112
R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103
R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114
R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104
138
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center
139
Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang
Kupang Nusa Tenggara Timur
140
141
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-
Naba Center
142
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-
Naba Center
143
Lampiran 7
Surat-surat
144
145
146
147
ii
KATA PENGANTAR
Assalammursquoalaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi
maha penyayang serta maha memampukan hamba-hambanya
dalam menyelesaikan segala urusan yang ditetapkan-Nya
Sholawat teriring salam dihaturkan kepada Nabiyyina kekasih
Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan
ulama dan pengikutnya hingga akhir zaman
Alhamdulillahirobbilrsquoalamiin terucap syukur kepada Allah SWT
telah dimampukan peneliti menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul ldquoHubungan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An-Naba
Center Sawah Baru Ciputatrdquo
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
luput dari kekurangan dan kesalahan namun penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun
berbagi ilmu pengetahuan
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan
kakak adik peneliti Bapak Maidi (Alm) Ibu Masriah bapak
Encep Ibu Murdiah A Ujang teh dede Zahra A Aas mba Ani
Keendra dan adiku yang sholihah Yunita Sabrina yang begitu
ringan memberikan keridhoan berbagai dukungan dan curahan
dorsquoa yang tak henti di panjatkan serta kasih sayang yang begitu
tulus sehingga penulis tidak menyerah untuk tetap menyelesaikan
iii
segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima
kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir
dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan
keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho
dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam
bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah
dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik
penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaiakn skripsi ini
2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan
M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu
mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu
kebutuhan dalam penyusunan skripsi
3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen
pembimbing yang selalu meluangkan waktu
mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses
penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan
hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi
dengan baik
4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
iv
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat
Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
Yayasan tersebut
6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz
Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan
administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan
membantu penulis selama penelitian
7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus
untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu
Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada
penulis
8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang
menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis
9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om
Dedi dan guru-guru lainnya
10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu
menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang
tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport
penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka
v
Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan
kekuatan bagi penulis
11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya
Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa
menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama
debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan
mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini
12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat
penulis mengucapkan terima kasih
Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang
tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain
itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua
terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari
Allah SWT Aamiin
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi
ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi
ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis
Jakarta 21 April 2021
Siti Maryam
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi
DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii
DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi
DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12
B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14
C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15
D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23
E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38
B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45
C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46
D Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
48
E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56
B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
E Variabel dan Devinisi Operasional
Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
60
F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62
G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72
H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
75
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
77
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba
5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
79
6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81
7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84
B Temuan Hasil Penelitian dan
Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
85
1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
89
3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan
pemurtadan tahun 2015
4
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf
53
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba
Center
79
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63
2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama sebelum uji instrumen
66
3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama setelah uji instrumen
67
4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan
Spiritual sebelum diuji instrumen
68
5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan
Spiritual setelah diuji instrumen
70
6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat
Keandalan Instrumen Ukuran dari
Cronbach
71
7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan
Agama
71
8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan
Spiritual
72
9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan
74
10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putri di Yayasan An- Naba
Center
82
11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putra di Yayasan An- Naba
Center
84
x
12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
85
13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
86
14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan Formal
86
15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan
Masa Mualaf
87
16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di
Yayasan An-Nabarsquo Center
88
17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual
mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
89
18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara
Karakteristik Individu dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
91
19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun
2021
92
xi
20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Bimbingan Agama dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
93
21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada tahun 2021
95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 Data Skor Responden
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat- surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling
sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya
manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa
dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di
datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga
menimbulkan kesedihan yang begitu dalam
Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan
keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang
dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa
aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)
dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1
Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga
mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia
yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal
maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk
mewujudkan kebutuhan tersebut
Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama
adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi
meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam
jiwanya
1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi
dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman
(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41
2
Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri
berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis
sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber
pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu
memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai
makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya
Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya
Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada
kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang
dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya
adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para
artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya
Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro
dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan
dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan
sosial yang rukun dan damai
Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di
Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003
jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir
angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2
2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi
jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019
httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019
1020 wib
3
Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah
yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar
baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan
adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi
ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi
pembimbing Agama
Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian
khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama
Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati
nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu
masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap
kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika
masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan
kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke
agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa
Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman
berganti menjadi ingkar3
Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam
menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014
Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat
Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam
hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat
menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka
3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
4
pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara
Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun
Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim
Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika
ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035
jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4
Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian
Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat
tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun
20155
4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di
Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-
indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
0
10
20
30
40
50
60
Rawan Pemurtadan
5
Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab
seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya
ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)
terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin
Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat
Islam paling ekstrimrdquo6
Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang
dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat
Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan
fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya
mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari
lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi
menjadi seorang muslim seutuhnya
Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi
memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)
Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan
tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang
tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya
rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya
hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib
6
tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap
keselamatan jiwardquo7
Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar
semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang
meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari
lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu
hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka
secara lebih jauh8
Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu
besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat
berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar
di masjid dan di jalanan9
Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan
pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang
untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi
Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung
resiko
7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf
Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-
keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan
Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara
Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II
No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom
ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni
2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-
pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
7
Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan
perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen
terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya
Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang
yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang
belum memahami islam seutuhnya
Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan
bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa
mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang
muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan
surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi
أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط
بين عدو ٢٠٨ م
ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimurdquo10
Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208
adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara
parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-
hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri
tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf
10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208
Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016
8
yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk
sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah
akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari
itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan
peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan
menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan
agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri
individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk
berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-
Nya serta tabah menerima ujian-Nya12
begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan
agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan
peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan
spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani
menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa
lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem
maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual
(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
9
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain13
Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14
Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang
dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala
kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan
yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun
kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian
baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya
Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu
mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan
13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1
Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57
10
masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15
Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada
mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz
Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal
pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang
terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid
Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para
mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami
agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa
terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa
menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya
(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-
mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan
kepada mereka
Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah
mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya
maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing
15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal8
11
untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat
berpengaruh bagi agama Islam
Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah
dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin
meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di
hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya
maupun kehidupannya kini sebagai muslim
Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang
meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual
mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada
Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16
Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang
bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa
warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam
penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18
16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan
Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan
penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan
Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri
12
Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa
menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang
pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik
di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian
Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan
membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba
Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo
B Batasan dan Rumusan Masalah
1 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang
dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti
berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun
pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi
dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-
Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo 2019)
13
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat adalah
a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan
yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai
kesejahteraan hidup di akhirat
b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau nilai untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
diantaranya
a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan
Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah
Baru- Ciputat
14
c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain
a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden
dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik
Responden dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Manfaat Penelitian
a Manfaat Akademis
1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
terutama pada mata kuliah Psikologi Islam
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi
Pembimbing agama maupun penyuluh agama
15
yang mengkhususkan pembinaan terhadap
Mualaf
b Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam
memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan
reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan
kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun
penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang
Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
D Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang
menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri
Yakni diantaranya sebagai berikut
Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan
Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
16
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan
agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257
sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari
r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799
dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian
hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan
masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah
alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat
rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang
berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini
ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket
instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga
meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data
Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan
variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran
17
penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan
sasaran penelitian mualaf21
Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh
Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja
Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada
remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai
sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan
perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22
Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah
kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun
menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis
di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut
adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami
pembaca
21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi
Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati
Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No
155-62
18
Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada
variabel independen dan dependen Variabel independen
penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel
dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan
berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel
dependen kecerdasan spiritual
Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di
Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian
Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di
panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan
antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak
di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan
berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005
ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian
terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam
terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman
Azzahra Kota Pekanbaru
Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi
kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam
19
beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam
penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independent dan dependen Variabel dependen
penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan
penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23
Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam
jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap
kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab
Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat
dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt
ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga
dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual
23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam
terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)
20
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan
Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak
rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di
beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan
pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan
baik
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan dependen jika di variabel
independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan
spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kinerja karyawan
Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti
tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi
Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)
dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa
gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa
dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang
cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional
mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam
penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa
21
mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik
dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi
Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang
masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa
kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang
dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan
kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca
mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami
penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel
dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen
hanya kecerdasan spiritual24
Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang
Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran
Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri
bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran
beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa
Tengah
24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)
(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)
22
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri
Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar
20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama
sebesar 322
Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup
rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan
dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah
pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga
pembaca dapat memahami penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis
menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25
Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh
Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan
Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal
Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan
25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016)
23
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan
spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi
sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-
Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel
16839 dan nilai signifikannya -0806lt005
Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika
kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan
paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini
adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga
dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
pada variabel independen Variabel independen tersebut
menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis
menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26
E Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman
penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang
skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif
26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)
24
Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan
Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu teori mengenai peran pembimbing agama
meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan
mualaf
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian tempat dan waktu penelitian
variabel penelitian sumber data populasi dan
sampel hipotesis penelitian definisi operasional
variabel Teknik pengumpulan data uji validitas
instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat
25
yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf
visi misi dan tujuannya program-program serta
struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan
Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian
menjelaskan temuan dan analisis data tentang
hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan
spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-
data hasil peneitian hasil angket identifikasi
responden deskripsi hasil penelitian dan analisis
data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama
1 Pengertian Bimbingan
Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin
menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata
ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti
menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur
mengarahkan dan memberi nasihat27
istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan
atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan
berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua
bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya
bimbingan28
Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16
27
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan
norma-norma yang berlaku30
Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31
Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni
1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung
arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat
mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut
kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya
2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini
mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut32
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
28
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa33
Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian
berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam
memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan
untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan
menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia
maupun ahirat
2 Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz
Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam
sebagai berikut34
a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan
kebersihan jiwa dan mental
33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
29
b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan
manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan
c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada
individu sehingga muncul dan berkembang rasa
toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong
menolong dan rasa kasih sayang
d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi
tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya
sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat
menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan
bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan
kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan
kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal
menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang
bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan
dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang
ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35
35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
30
3 Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya
bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36
a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan
sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang
berfungsi untuk dapat mengembangkan dan
memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun
potensi yang dimiliki terbimbing
c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang
membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing
dan lingkungannya
d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan
dalam memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi terbimbing
e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang
diberikan dapat membantu terbimbing dalam
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap
4 Materi Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami
kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan
mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau
36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta
PT Rineka Cipta 1995) hal 9
31
ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi
Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain
meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan
ikhsan (akhaq)37
a Keimanan (Aqidah)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)
yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau
aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti
keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat
menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan
maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan
keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39
37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha
Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga
Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim
dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi
1996) hlm 24
32
Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang
lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi
orang yang bertakwa40
a Keislaman (syarirsquoah)
Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa
Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju
sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga
diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan
dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman
Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi
ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م
١٨ يعلمون
Artinya Kemudian kami jadikan engkau
(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan
janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui41
Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu
mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan
40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji
Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500
33
mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala
perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan
Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42
Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam
beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya
a) Adanya suatu perbuatan
b) Dilakukan oleh orang muslim
c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok
ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu
zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan
ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban
yang menyertai pokok ibadah itu43
b Ikhsan (akhlaq)
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa
yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi
majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah
(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)
alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama)44
Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau
khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq
42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika
Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada
2012) hal 1
34
kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-
Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi
٤ عظيم خلق لعلى وإنك
Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur 45
Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi
pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara
kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai
murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat
Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak
bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan
memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan
perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan
lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun
sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr
tt) hal 56
35
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat
5 Metode Bimbingan Agama
Dalam surah An- Nahl ayat 125
دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج
أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي
١٢٥ بٱلمهتدين
Artinya Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk47
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan
berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang
tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara
harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang
berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian
hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan48
47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43
36
Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik
Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang
kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang
dapat menambah kemampuan bagi terbimbing
Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami
bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk
sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama
maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan
agama diantaranya
a Ceramah
Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum
cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok
(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk
menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya
dengan kondisi terbimbing yang beragam49
b Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai
fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri
terbimbing50
49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)
hal122
37
Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada
yang dibimbing
2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh
seseorang yang dibimbing
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi
dan kondisi yang memberikan perasaan damai
dana man serta santai kepada seorang yang
dibimbing51
Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada
metode yang biasa dilakukan yakni
1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan
dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar
intelek dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran
agama
2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang
digunakan untuk menunjukkan dan
membuktikan kebenaran ajaran agama dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional
3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan
contoh yang benar dan tepat agar yang di
51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45
38
bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari
apa yang diterimanya secara logika dan
penjelasannya akan teori yang masih baku
(tekstual) 52
B Kecerdasan Spiritual
1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari
semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus
mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan
lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di
turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya
tidak terbatas53
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal12
39
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain54
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu
menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55
Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah
berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal
Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik
dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56
54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
40
a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan
dan aktif)
b Tingkat kesadaran diri
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak
perlu
g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)
h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo
atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-
jawaban yang mendasar
i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi
seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga
cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh
pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada orang lain yang memberikan petunjuk
penggunaannya
41
Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab
HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya
yakni57
a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material
b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak
c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-
hari
d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
spiritual guna menyelesaikan masalah
e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih
sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan
Seperti memberi maaf bersyukur atau
mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati
menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah
sebagian dari kebajikan
3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses
membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf
memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun
57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281
42
lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang
pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam
hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo
Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini
secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)
mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan
menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif
Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu
dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta
kehidupan secara umum
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan
suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah
yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut
adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan
ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber
dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta
bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan
ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha
Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo
Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan
kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri
kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat
akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik
sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic
power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual
43
yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama
keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot
manusia59
Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang
memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus
melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa
menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60
4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu
berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi
kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan
kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang
menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang
diantaranya61
a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego
b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
anaknya
c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak
d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan
Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)
44
e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman
menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak
berharga
Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62
a Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia
mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks
luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian
yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG
(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi
sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi
kecerdasan spiritual
b Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya
bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat
ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia
menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu
62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83
45
adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek
diri dan seluruh segi kehidupan
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul
dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan
seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan
C Mualaf
Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari
ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak
dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang
yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum
Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum
= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang
yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam
Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan
diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan
kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64
Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf
maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir
63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam
(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana
Semesta Intermedia 2009) hal 231
46
Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi
perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya
demi kemaslahatan65
Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk
islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat
diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya
untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama
kaum muslimin66
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan
hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka
baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada
di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui
Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri
untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa
beribadah secara mandiri
D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan
65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar
Nusa 2002) hal 563
47
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam
berdasarkan norma-norma yang berlaku67
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa68
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain69
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku
67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
48
dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena
Allahrdquo
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa
bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan
karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk
mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari
sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian
ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada
bab IV
E Kerangka Berpikir
Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren
hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi
Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami
kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama
Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari
keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan
tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan
dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata
layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan
sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi
gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah
49
tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang
singkat70
Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa
menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi
perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak
persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf
tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya
maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya
memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)
Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik
belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi
ingkar71
Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian
Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun
2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan
Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni
pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi
Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi
Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20
70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba
Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
50
persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)
adalah kemiskinan73
Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa
mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah
satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74
Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan
kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode
yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan
berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah
bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog
Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga
islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para
mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia
Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini
72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
51
memiliki 3 program yakni program pembinaan program
pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat
kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para
pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan
baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang
baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf
akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang
dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah
satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75
Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf
akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya
Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni
karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins
Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan
umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti
menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin
pendidikan umur dan masa mualaf
75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)
hal 171
52
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat
dilihat pada Gambar 2
53
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat
Bimbingan Agama (X2)
1 Materi
Bimbingan
Agama
a Akidah
b Ibadah
c Akhlak
2 Metode
Bimbingan
Agama
a Ceramah
b Bimbingan
Kelompok
c Tanya-jawab
dan Dialog
Faktor Internal (X1)
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin
2 Usia
3 Pendidikan
4 Masa Mualaf
Kecerdasan Spiritual (Y)
1 Kemampuan bersikap
fleksibel
2 Tingkat kesadaran
diri
3 Kemampuan
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4 Kempuan
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang
diilhami
Oleh visi dan nilai-
nilai
6 Keengganan untuk
menyebabkan
Keinginan yang tidak
perlu
7 Berpandangan
holistic
8 Berfikir positif
54
F Hipotesis Penelitian
pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini melalui uji empiris yaitu
Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat
Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik individu dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu
ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik78
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai
rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah
terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah
perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis
instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang
digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar
menurut ketentuan dan telah disepakati79
Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf
dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D
(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58
56
populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan
Sampel fenomena secara detail80
B Tempat dan Waktu penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat
di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl
Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode
Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5
bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini
didasarkan pada fakta sebagai berikut
1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-
benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa
memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman
dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani
hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan
pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan
bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya
2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga
Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi
yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan
dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan
80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62
57
maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru
mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk
islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya
3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat
kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren
Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di
Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
C Populasi dan Sampel
1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan
sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi yaitu82
a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan
informasi yang akan diinginkan
b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan
benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam
suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan
81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146
58
c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu
d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil
penelitian itu dapatat digeneralisasikan
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria
minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah
3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua
kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan
asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan
kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama
Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk
dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama
2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian
(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini
menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik
pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah
100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota
83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT
remaja Rosda Karya 1994) hal 78
59
populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang
dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84
D Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana
data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada
penelitian ini yaitu
1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di
mana peristiwa terjadi86
Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh
melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center
Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan
beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
kuesioner87
84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94
60
E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah
Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam
penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual
bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara
intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk
membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual
b Variabel Dependen (Y)
Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)
dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf
(Variabel Y)
Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan
spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup
menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran I
61
F Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data yaitu
1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi
dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh
pandangan yang holistik dan menyeluruh89
Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan
pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf
yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang
berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan
maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa
pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media
88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)
cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199
62
yang lain91
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan
Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92
Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam
menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan
informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta
memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama
penelitian
G Intrumen Penumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan
data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap
91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi
(Mixed methods)
(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327
63
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial93
Tabel 1 Skor Skala Semi Likert
No Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1
2
3
4
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
2
1
1
2
4
5
1 Skala Bimbingan Agama
Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua
aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan
agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni
akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama
yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog
2 Skala Kecerdasan Spiritual
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan
delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat
kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
64
penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan
holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan
ldquobagaimana jikardquo
Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan
mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96
3 Uji Validitas dan Realiabilitas
a Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97
Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan
dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori
respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-
individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98
95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta
Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD
(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Refika Aditama 2015) Hal 472
65
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda
Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang
digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin
diukur yakni99
1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03
2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-
2) n= jumlah sampel
3 Nilai Sig ge α
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam
melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan
untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product
moment yaitu100
rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)
radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]
keterangan
r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas
X dan Y
n=jumlah responden
99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48
66
X= skor variabel (jawaban responden)
Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable
Bimbingan Agama sebelum uji instrumen
Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama
sebelum uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 12345 - 5
2 Ibadah 678910 - 5
3 Akhlak 12131415 11 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 1718 16 3
5 Bimbingan
Kelompok 1921 20 3
6
Tanya
Jawab atau
Dialog
222324 - 3
Jumlah 24
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-
Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur
dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada
26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable
bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item
valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid
kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan
67
pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan
BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji
instrumen
Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah
uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 2345 1 5
2 Ibadah 78910 6 5
3 Akhlak 11121415 13 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 17 1618 3
5 Bimbingan
Kelompok 21 1920 3
6 Diskusi 2223 24 3
Jumlah 24
Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen
68
Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual
sebelum diuji instrumen
Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang
diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir
pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2
item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
3132 33 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan
nilai-nilai
3739 38 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
464748 - 3
Jumlah 24
69
diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan
data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2
Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen
Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual
setelah diuji instrumen
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
313332 - 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui
rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
373839 - 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan
ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
4748 46 3
70
b Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban
yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5
1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility
Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi
SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila
koefisien realibilitas (r11) gt 06101
α = (119870
119870 minus 1) (
1198781199032 minus sum119878119894
2
1198781199092
)
Keterangan
α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach
K Jumlah item pertanyaan
sum1198781198942 Jumlah varians skor item
101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57
Jumlah 24
71
1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102
Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan
Instrumen Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha
Cronbach
Derajat Keandalan
lt 05 Tidak dapat digunakan
05-06 Jelek (poor)
06-07 Cukup atau dapat diterima
07-09 Bagus (good)
gt09 Luar biasa bagus
(exellent)
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
867 24
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar
0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala
Kecerdasan Spiritual
102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung
Refika Aditama 2015) hal 470
72
Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
780 24
Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar
0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel
terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan
nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan
dinyatakan reliabel
H Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis
langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam
103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 226
73
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik
infersensial
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan
satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan
untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang
bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren
Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat
2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Statistik inferensial merupakan metode analisis yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan
antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan
penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat
inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada
sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini
menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman
104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100
105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) hal 532
74
Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan
(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antar variabel tidak harus sama106
Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk
mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara
variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan
agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji
koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang
kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Interpretasi
r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah
r = 020 ndash 0399 Rendah
r = 040 ndash 0599 Sedang
r = 060 ndash 0799 Kuat
r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat
106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D
(Bandung Alfabeta 2012) hal 153
75
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center
Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba
Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz
Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau
adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana
sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para
mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah
Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia
khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena
mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak
mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan
hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak
itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan
pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para
mualaf diseluruh wilayah Indonesia
Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun
pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di
daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014
beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari
pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari
tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf
cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau
76
juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi
Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini
jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5
(lima) wilayah
Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-
Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan
tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak
mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan
pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari
pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan
Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas
muslim maupun non-muslim
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center
Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu
menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah
islamiyahrdquo
Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang
akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter
serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center
dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut
a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum
dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah
b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh
berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah
77
c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan
perbandingan agama
d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah
mandiri dan terampil
e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum
muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung
terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di
kalangan saudara kita kaum Mualaf
f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak
masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan
pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang
merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat
diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah
masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center
Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk
membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan
pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta
pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah
agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan
hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat
ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya
sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus
ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah
78
dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-
muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami
betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah
pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini
mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf
itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam
kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan
menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo
Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba
Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil
hingga merambah di beberapa wilayah nusantara
79
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center
Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center
dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center
PEMBINA
Ferdius
Ndruru
KETUA amp PENGASUH
KH Syamsul Arifin Nababan
PENGAWAS
Siti Hamidah
SEKRETARIS
Leli Yuheni
BENDAHARA
Siti Fatimah
DEWAN GURU
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan
2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya
3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc
MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc
MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna
SANTRI
80
5 Program Bimbingan Agama
a Program Pembinaan
1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui
kajian rutin
2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-
ceramah umum
b Program Pendidikan
Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren
c Program Pengembangan
1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya
2) Menghafal Hadits dan sarahnya
3) Penguasaan Bahasa Arab
4) Penguasaan Bahasa Inggris
5) Penguasaan Komputer
d Program Jangka Panjang
a) Program Perluasan Dakwah
Membangun cabang-cabang pesantren
Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah
Indonesia
Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah
minoritas muslim
b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri
An-Naba
81
e Program Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat
SMP- Perguruan Tinggi
2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi
3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi
para mualaf
f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Mendirikan usaha kuliner
2) Membangun bisnis berbasis online
3) Membangun usaha retail
6 Program Pembinaan Agama
Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan
An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11
Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
82
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan
tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
9 2200 - 0429 Istirahat
83
Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600
Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari
jumat Tahsin diganti dengan membaca 4
surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-
waqiah dan Al- Mulk)
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
10 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh
mengerjakan tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
84
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
8 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
9 2200 - 0429 Istirahat
Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai
berikut
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan
Agama)
2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah
Islamiyah)
3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)
4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)
5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)
6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)
7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)
8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)
9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)
85
B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Karakteristik Individu Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti
bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru
Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan
sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah
penulis tentukan
Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni
berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf
diuraikan sebagai berikut
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 12
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 9 26
Perempuan 26 74
Total 35 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil
terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden
berjenis kelamin laki-laki
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 13
86
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Usia Jumlah Presentase
Remaja 12- 21 Tahun 29 83
Dewasa 22- 45 Tahun 6 17
Total 35 100
Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden
didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel
terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21
tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat
dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Jumlah ()
Rendah (0-9 tahun) 6 17
Sedang (10-12 tahun) 19 54
Tinggi (13-16 tahun) 10 29
Total 35 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas
responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada
tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima
87
pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan
pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-
16 tahun)
Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat
dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf
Kategori Masa Mualaf Jumlah ()
Rendah 3 -36 bulan 22 63
Sedang 37 bulan ndash 72
bulan 11 31
Tinggi 73 bulan -104
bulan 2 6
Total 35 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk
islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa
mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)
dan kategori tinggi (73- 104 bulan)
88
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden
Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual
santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo
Center
No
Kategori
Kecerdasan
Spiritual
Jumlah Skor
Jawaban
Responden
Frekuensi ()
1 Rendah 93- 105 14 40
2 Tinggi 106- 120 21 60
Jumlah 35 100
Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan
(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan
spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan
spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual
yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri
3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan
89
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan
holistik
3 Analisis Data Uji Korelasi
a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa
mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian
tersebut diolah menggunakan Program statistical Package
for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
No Peubah Variabel
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik
Individu -0198 0254
2 Bimbingan Agama 0760 0000
Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berhubungan nyata pada α= 1 (005)
90
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17
yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua
() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi
pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
kecerdasan spirituannya
b Hubungan Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba
Center
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18
91
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik Individu -0198 0254
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien
antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan
diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021
Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
92
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Usia -0198 0254
2
Tingkat Pendidikan
Formal -0123 0483
3 Masa Mualaf 0199 0251
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian
karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan
formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi
usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya
antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika
usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual
meningkat
Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan
spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign
0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan
formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika
semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif
antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual
mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign
93
0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan
tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika
semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf
c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan
Diri Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19
menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama
dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-
Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19
94
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan
agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760
Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan
yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005
kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang
bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan
antara variabel bimbingan agama dengan variabel
kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin
tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
nilai kecerdasan spiritual dirinya
Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)
sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005
Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
95
No
Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Materi 0740 0000
2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20
menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan
metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual
mualaf
Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan
hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda
bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada
angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif
Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama
seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau
semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang
maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan
agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi
bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak
Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa
96
terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-
lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai
signifikansi sebesar 000 lt 005107
Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah
dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian
Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah
akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi
sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti
korelasi cukup dan bersifat positif108
Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()
artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya
semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang
maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau
107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan
Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU
Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah
Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
97
jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama
seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel
20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang
tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf
Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa
bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang
telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat
pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban
sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya109
109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun
Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)
98
Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan
agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan
spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000
(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga
menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan
yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
remaja 111
110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)
siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling
Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)
99
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki
(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia
(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa
usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan
tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang
(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah
(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan
dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa
mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah
(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash
72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104
bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat tergolong tinggi
2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai
100
signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari
005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat
dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan
agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat
3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru
Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut
7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan
dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama
bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan
lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang
di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat
sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan
penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar
pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk
materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu
tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan
makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun
dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar
ibadah
101
8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait
bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual
Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang
bagian yang ada pada bimbingan agama maupun
kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun
keefektivitasannya
102
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung
Alfabeta
Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama
Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1
P-ISSN 2442-725X e-2621-7201
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta
Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah
208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02
Wonosobo
Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
Bandung PT Revika Aditama
Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung
Alfabeta
Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS
Jakarta Kencana
Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka
Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
103
Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan
R amp D Bandung ALFABETA
Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT
Wahana Semesta Intermedia
Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor
Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang
Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di
Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1
Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT
Indeks
Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual
Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam Jakarta Arga
Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi
IV
104
Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa
Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan
Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka
Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan Bandung Mizan
Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam
Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve
Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan
Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan
Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)
Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan
Jakarta PT Rineka Cipta
Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi
Bandung PT remaja Rosda Karya
Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta
Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central
Medika Surabaya
Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali
Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali
Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori
Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)
Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia
105
Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya
Usaha Nasional
Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press
Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental CrHaji Masagung Jakarta
Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-
Fikr tt)
Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah
Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama
Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam
Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center
Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan
Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol
1 No 1)
Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi
Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga)
106
Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi
S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)
Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal
Vo 13 No 155-62
Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan
Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau)
Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan
terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Metro)
Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam
Volume 7 Nomor 2 249- 270)
Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al
Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan
Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi
terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian
107
Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah
dan Islam Universitas Indonesia tahun)
Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran
Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa
di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah
terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di
Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)
Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin
Jakarta)
Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan
Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi
S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang)
Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah
mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada
19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020
wib tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppmm42z313
108
Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid
ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah
pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib Tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus
2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib
Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba
Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh
pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-
center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml
Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam
di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-
umat-islam-di-indonesia-menurun
Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap
Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-
mengalamipenolakan-keluarga
Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat
Yayasan An- Naba Center
109
LAMPIRAN
Lampiran I
Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel
Independen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Karakteristik
Individu (X1)
Menurut
Robbins
karakteristik
individu adalah
cara
memandang ke
objek tententu
dan mencoba
menafsirkan apa
yang dilihatnya
yang
mencangkup
usia jenis
kelamin tingkat
pendidikan
status
perkawinan dan
masa kerja
Karakteristik
responden pada
penelitian ini
ada empat
aspek yaitu
usia jenis
kelamin
tingkat
pendidikan dan
masa kerja
1 Jenis kelamin
Jenis kelamin
responden yang
dibagi menjadi
dua jenis yaitu
laki-laki dan
perempuan
2 Usia
Lamanya waktu
hidup responden
yang dihitung
sejak tahun
kelahiran
sampai waktu
penelitian
berlangsung
3 Tingkat
pendidikan
110
dalam
organisasi112
Dalam hasil
penelitian Rusdi
dan Sari
memaparkan
bahwa salah
satu faktor yang
membuat para
mualaf
melakukan
konversi agama
dari agama
asalnya ke
agama islam
yaitu faktor
kemauan
kemauan
menjadi salah
satu pendorong
seseorang
melakukan
Jumlah tahun
sekolah formal
yang ditempuh
oleh responden
sampai
penelitian ini
berlangsung
4 Masa mualaf
Lamanya waktu
atau masa
konversi agama
responden
dihitung sejak
mengucapkan
dua kalimat
syahadat sampai
waktu penelitian
berlangsung
5 Kemauan
salah satu
faktor
mendorong
seseorang
112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)
hal 171
111
konversi
agama113
melakukan
konversi
agama
Seseorang
yang
melakukan
konversi
didasari karna
kemauan diri
sendiri atau
orang lain
keluarga
teman dan
lain
sebagainya
Materi
Bimbingan
Agama (X2)
Menurut
Djumhur dan
Moh Surya
bimbingan
adalah suatu
pemberian
bantuan yang
Bimbingan
agama dalam
penelitian ini
mencangkup
materi
bimbingan
agama (akidah
Materi bimbingan
agama
1 Akidah
mengetahui
pengetahuan
mualaf tentang
akidah islam
113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam
dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X
e-2621-7201
112
diberikan secara
sistematis dan
kontinyu kepada
individu atau
kelompok dalam
pemecahan
masalah yang
dihadapinya
agar tercapai
kemampuan
untuk
memahami diri
sendiri
kemampuan
untuk menerima
diri sendiri
kemampuan
untuk
merealisasikan
diri sendiri
sesuai dengan
potensi atau
kemampuan
dalam mencapai
penyesuaian diri
ibadah dan
akhlak) dan
metode
bimbingan
agama
(ceramah
bimbingan
kelompok dan
tanya-jawab
atau dialog)
yang
berdasarkan
rukun iman
yakni iman
kepada Allah
iman kepada
Malaikat Allah
iman kepada
Kitab Allah
iman kepada
Rasul Allah
iman kepada
hari Kiamat
dan iman
kepada Qodarsquo
dan Qodar
Keyakinan ini
apakah dapat
menimbulkan
sifat jiwa yang
tercermin
dalam
perkataan
maupun
113
dengan
lingkungannya
baik keluarga
maupun
masyarakat114
Menurut M
Arifin
bimbingan
agama adalah
usaha pemberian
bantuan kepada
seseorang yang
mengalami
kesulitan baik
lahiriah maupun
batiniah yang
menyangkut
kehidupan di
masa kini dan
masa mendatang
berupa
pertolongan
dibidang mental
perbuatan
mualaf tersebut
2 Ibadah
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
ibadah sesuai
ketentuan atau
syariat Islam
berdasarkan
Rukun Islam
yakni Syahadat
Shalat Zakat
Puasa Haji
3 Akhlak
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
Akhlak Islam
yakni kepada
diri sendiri
Kepada orang
tua dan guru
114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7
114
spiritual
Membantu
seseorang
mampu
mengatasi
kesulitannya
dengan
kemampuan
yang ada pada
dirinya sendiri
melalui
dorongan
kekuatan iman
dan takwa
kepada Tuhan
yang maha
esa115
kepada saudara
dan teman
sebaya maupun
lingkungan
masyarakat
Metode
Bimbingan
Agama
1 Ceramah
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama kepada
mualaf secara
langsung
2 Bimbingan
Kelompok
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf secara
langsung
115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
115
dengan cara
diskusi
kelompok
3 Tanya
jawab atau
Dialog
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf melalui
tanya jawab
atau dialog
secara langsung
baik terkait
materi maupun
pengalaman
hidup
116
Variabel
Dependen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Kecerdasan
Spiritual (Y)
Menurut
Danah Zohar
dan Ian
Marshal
kecerdasan
spiritual (SQ)
adalah
kecerdasan
untuk
menghadapi
persoalan
makna atau
value yaitu
kecerdasan
untuk
menempatka
n perilaku
dan hidup
kita dalam
konteks
makna yang
lebih luas dan
kaya
Kecerdasan
Spiritual
adalah sesuatu
yang dimilki
dalam diri
seseorang
dalam
menghadapi
segala
persoalan
hidup dengan
penuh makna
atau nilai dan
memberikan
nilai yang luas
untuk jalan
hidupnya
Kemampuan
bersikap fleksibel
1 Mualaf dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan
baru
2 Mualaf dapat
beradaptasi dan
dapat
menerima
dengan mudah
dalam
lingkungannya
Tingkat
kesadaran diri
a Mualaf dapat
menempatkan
diri baik sikap
maupun
karakter
117
kecerdasan
untuk menilai
bahwa
tindakan
untuk jalan
hidup
seseorang
lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain116
b Mualaf dapat
menyadari atau
introspeksi
kelebihan dan
kekurangan diri
dalam bersikap
baik dalam
lingkungan
keluarga
sekolah
maupun
masyarakat
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
1 Mualaf dapat
menjadikan
penderitaan
kesedihan
maupun
kegagalan di
116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
118
masa lalu sebagai
motivasi dan
kekuatan untuk
tetap
mempertahankan
jalan hidup yang
sudah dipilih
menjadi seorang
muslim
2 Bersikap optimis
dan berfikir
positif meski
harus terusir dari
keluarga mapun
belum di terima
dilingkungan
baru
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
melampaui rasa
sakit
1 Menjadikan
penderitaan
sebagai
119
tantangan
hidup yang
harus
dihadapi
2 Mualaf
dapat
menjalani
hidup
dengan
penuh
keyakinan
dan
keteguhan
hati meski
harus
merasakan
berbagai
penderitaan
dan rasa
sakit
Kualitas hidup
yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
1 Mualaf
dapat
120
memiliki
tujuan yang
jelas dalam
menjalani
hidup
2 Mualaf
dapat
menjalani
kehidupan
yang
bernilai dan
penuh
makna
Keengganan
untuk
menyebabkan
keinginan yang
tidak perlu
1 Mualaf agar
memiliki
sikap
prioritas
dalam
menjalani
hidupnya
121
2 Dapat
memilah
mana yang
penting bagi
hidupnya
maupun
yang tidak
didasari
kebermanfa
atannya
Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan
antara berbagai
hal
(berpandangan
ldquoholistikrdquo)
1 Mualaf dapat
menyikapi
segala
persoalan
dalam
hidupnya
semata karena
122
ketentuan
Allah
2 Segala sesuatu
yang menimpa
kehidupan
mualaf adalah
kebaikan yang
diberikan oleh
Allah
bersikap positif
terhadap apapun
yang menimpa
kehidupannya
1 Mualaf dapat
menerima
dengan baik hal
apapun yang
menimpanya
2 Mualaf dapat
berprasangka
baik terhadap
segala hal yang
menimpanya
123
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas
A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No Materi Akidah r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
1
Saya meyakini bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan seluruh
alam semesta
-0179 0388 Tidak
Valid
2
Saya meyakini adanya Malaikat
yang mengawasi dan mencatat apa
saja yang saya lakukan
0411 0388 Valid
3
Saya meyakini bahwa Allah
mengutus rasul menjadi suri tauladan
bagi manusia
0599 0388 Valid
4
Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan
sebagai obat penenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup
0577 0388 Valid
5
Saya meyakini segala perbuatan di
dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat
0594 0388 Valid
Materi Ibadah
6
Saya berusaha melungkan waktu
untuk melaksanakan ibadah shalat
Sunnah
0268 0388 Tidak
Valid
7
Saya meyakini shalat adalah cara
terhubung paling baik dengan Tuhan
saat kita mulai putus asa
0382 0388 Valid
8 Saya melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid
9
saya mengetahui dan memahami
bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh
sebagai cara pensucian diri dari harta
yang bukan milik kita
0774 0388 Valid
124
10
saya mengetahui bahwa ibadah haji
adalah ibadah wajib umat muslim
dan di lakukan bagi yang sudah
mampu
0590 0388 Valid
Materi Akhlak
11 saya membiarkan teman saya yang
sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid
12
Saya mengetahui bahwa menghargai
orang lain dalam memilih agama
yang di anutnya adalah perbuatan
yang baik
0575 0388 Valid
13
Seorang muslim harus bertutur kata
dan bertingkah laku baik terhadap
orang lain
0313 0388 Tidak
Valid
14
Saya berpakaian menutupi aurat
sesuai dengan tuntunan Agama dan
bagian dari sopan santun dalam
berbusana
0516 0388 Valid
15 Saat ada teman kesusahan saya akan
membantunya 0411 0388 Valid
Metode Ceramah
16
saya tidak semangat saat
mendengarkan Ceramah dari
pembimbing Agama
0294 0388 Tidak
Valid
17
Hati saya lebih tenang setelah
mendenarkan ceramah yang
dibawakan pembimbing
0489 0388 Valid
18
Terkadang materi yang di sampaikan
berkaitan dan menjawab segala
persoalan yang sedang menimpa
saya hingga menjadikan saya lebih
kuat
0184 0388 Tidak
Valid
Metode Kelompok
125
19
Saya memanfaatkan bimbingan
kelompok untuk berinteraksi dengan
teman-teman
0301 0388 Tidak
Valid
20 saya tidak menyukai diskusi dalam
bimbingan kelompok 0355 0388
Tidak
Valid
21
Saat bimbingan kelompok saya bisa
berbagi pengalaman dengan teman-
teman dan mendapat penguatan dari
teman diskusi
0447 0388 Valid
Metode Diskusi
22
Saya merasa yakin dengan pilihan
yang saat ini saya yakini sebagai
muslim setelah menyampaikan
segala keraguan beragama kepada
pembimbing agama
0607 0388 Valid
23
Setelah berdialog dengan
pembimbing agama Saya lebih
termotivasi dan lebih kuat menjalani
sebagai muslim yang kaffah
0700 0388 Valid
24
Saya merasa lebih tenang saat
menyampaikan segala keluh kesah
yang menimpa kehidupan masa lalu
dan saat ini kepada pembimbing
agama
-0280 0388 Tidak
Valid
Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No
Kemampuan bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
25 Saya mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitar 0504 0388 Valid
26
saya menerima dan menghargai
pendapat maupun pilihan orang lain
termasuk pilihan dalam beragama
0690 0388 Valid
27 Saya menerima perubahan yang ada
dalam diri 0628 0388 Valid
126
Tingkat kesadaran diri
28 Saya mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid
29 Saya tidak membanding-bandingkan
hidup saya dengan orang lain -0104 0388
Tidak
Valid
30
saya merasa minder dengan
lingkungan baru saya sebagai
muslim
0644 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan
31
Segala masalah dan penderitaan yang
datang dalam hidup saya jadikan
sebagai motivasi untuk kembali
bangkit
0478 0388 Valid
32
Saya yakin bahwa segala masalah
yang datang adalah sebuah batu
loncatan untuk diri saya
0255 0388 Tidak
Valid
33
saat masalah datang dalam hidup
saya merasa sangat menderita dan
sedih
0455 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit
34
Saya berusaha sabar dan ikhlas
menerima setiap masalah yang
menimpa saya
0506 0388 Valid
35
Saya yakin bahwa masalah yang
datang adalah kasih sayang dari
Allah untuk menebus dosa-dosa
saya
0159 0388 Tidak
Valid
36 Saya mampu mengambil hikmah dari
setiap masalah hidup 0602 0388 Valid
Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
127
37 Saya memiliki dan mampu
memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid
38 saya kurang bersemangat dalam
menjalani hidup 0484 0388 Valid
39 Saya mampu menggapai dan
mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak
Valid
Keengganan untuk menyebabkan
keinginan yang tidak perlu
40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak
Valid
41 Saya memilah segala kegiatan yang
harus saya kerjakan 0146 0388
Tidak
Valid
42
Saya akan mendahulukan ibadah
sebelum melakukan aktivitas sehari-
hari
0431 0388 Valid
Kecenderungan untuk melihat
keterkaitan antara berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
43 Ketika masalah datang saya yakin
bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid
44
Saat semua orang menjauhi saya
hingga mengusir saya saya yakin
bahwa Allah selalu bersama saya
0520 0388 Valid
45
Setiap musibah yang datang dalam
hidup saya saya yakin itu sudah
takdir dan pilihan terbaik dari Allah
0339 0388 Tidak
Valid
bersikap positif terhadap apapun
yang menimpa kehidupannya
46 saya menerima hal apapun yang
menimpa hidup saya -0040 0388
Tidak
Valid
47
saya yakin pasti ada kebaikan dari
setiap masalah yang datang dalam
kehidupan saya
0675 0388 Valid
128
48
saya yakin Allah selalu bersama saya
meskipun masalah datang bertubi-
tubi
0391 0388 Valid
129
Lampiran 3
Daftar pedoman wawancara Responden
No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama
1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah
2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat
3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah
4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak
menerima anda sebagai seorang mualaf
5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari
pembimbing agama
6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-
teman anda
7
Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat
penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing
agama
No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual
1
Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih
agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun
keluarga
2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali
segala kesalahan dan dosanya
3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh
orang lain
4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang
datang dalam hidup anda
5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak
menerima anda menjadi seorang mualaf
6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang
setelah menjadi seorang mualaf
130
7
Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah
masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu
yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan
terlebih dahulu
8
Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang
menimpa anda datang begitu saja dengan secara
kebetulan
9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang
datang dalam kehidupan anda
131
Lampiran 4
Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS
Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Correlations
Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual
Spearman
s rho
Karakteristik Individu Correlation
Coefficient 1000 -169 -198
Sig (2-tailed) 331 254
N 35 35 35
Bimbingan Agama Correlation
Coefficient -169 1000 760
Sig (2-tailed) 331 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -198 760 1000
Sig (2-tailed) 254 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
132
Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Usia Correlation
Coefficient 1000 253 083 122 -312
Sig (2-tailed) 143 634 486 068
N 35 35 35 35 35
Jenis Kelamin Correlation
Coefficient 253 1000 004 012 -230
Sig (2-tailed) 143 984 947 183
N 35 35 35 35 35
Pendidikan Formal Correlation
Coefficient 083 004 1000 -237 -123
Sig (2-tailed) 634 984 170 483
N 35 35 35 35 35
Masa Muallaf Correlation
Coefficient 122 012 -237 1000 199
Sig (2-tailed) 486 947 170 251
N 35 35 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -312 -230 -123 199 1000
Sig (2-tailed) 068 183 483 251
N 35 35 35 35 35
133
Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Materi Metode Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Metode Correlation Coefficient 704 1000 685
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
134
Lampiran 5
Data Skor Responden
Bimbingan Agama
R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107
R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111
R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109
R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105
R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114
135
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117
R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116
R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105
R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118
R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109
R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116
R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108
R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113
R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117
136
Kecerdasan Spiritual
R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107
R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108
R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96
R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93
R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98
R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109
R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114
R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98
R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112
R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105
R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107
R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99
R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115
R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115
137
R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115
R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112
R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103
R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98
R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93
R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104
R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111
R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106
R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112
R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103
R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114
R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104
138
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center
139
Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang
Kupang Nusa Tenggara Timur
140
141
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-
Naba Center
142
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-
Naba Center
143
Lampiran 7
Surat-surat
144
145
146
147
iii
segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima
kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir
dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan
keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho
dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam
bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada
1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah
dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik
penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaiakn skripsi ini
2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan
M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu
mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu
kebutuhan dalam penyusunan skripsi
3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen
pembimbing yang selalu meluangkan waktu
mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses
penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan
hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi
dengan baik
4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
iv
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat
Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
Yayasan tersebut
6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz
Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan
administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan
membantu penulis selama penelitian
7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus
untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu
Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada
penulis
8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang
menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis
9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om
Dedi dan guru-guru lainnya
10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu
menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang
tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport
penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka
v
Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan
kekuatan bagi penulis
11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya
Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa
menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama
debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan
mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini
12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat
penulis mengucapkan terima kasih
Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang
tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain
itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua
terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari
Allah SWT Aamiin
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi
ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi
ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis
Jakarta 21 April 2021
Siti Maryam
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi
DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii
DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi
DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12
B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14
C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15
D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23
E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38
B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45
C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46
D Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
48
E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56
B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
E Variabel dan Devinisi Operasional
Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
60
F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62
G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72
H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
75
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
77
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba
5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
79
6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81
7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84
B Temuan Hasil Penelitian dan
Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
85
1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
89
3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan
pemurtadan tahun 2015
4
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf
53
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba
Center
79
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63
2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama sebelum uji instrumen
66
3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama setelah uji instrumen
67
4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan
Spiritual sebelum diuji instrumen
68
5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan
Spiritual setelah diuji instrumen
70
6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat
Keandalan Instrumen Ukuran dari
Cronbach
71
7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan
Agama
71
8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan
Spiritual
72
9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan
74
10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putri di Yayasan An- Naba
Center
82
11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putra di Yayasan An- Naba
Center
84
x
12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
85
13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
86
14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan Formal
86
15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan
Masa Mualaf
87
16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di
Yayasan An-Nabarsquo Center
88
17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual
mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
89
18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara
Karakteristik Individu dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
91
19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun
2021
92
xi
20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Bimbingan Agama dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
93
21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada tahun 2021
95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 Data Skor Responden
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat- surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling
sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya
manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa
dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di
datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga
menimbulkan kesedihan yang begitu dalam
Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan
keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang
dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa
aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)
dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1
Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga
mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia
yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal
maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk
mewujudkan kebutuhan tersebut
Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama
adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi
meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam
jiwanya
1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi
dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman
(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41
2
Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri
berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis
sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber
pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu
memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai
makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya
Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya
Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada
kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang
dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya
adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para
artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya
Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro
dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan
dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan
sosial yang rukun dan damai
Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di
Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003
jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir
angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2
2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi
jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019
httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019
1020 wib
3
Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah
yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar
baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan
adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi
ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi
pembimbing Agama
Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian
khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama
Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati
nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu
masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap
kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika
masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan
kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke
agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa
Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman
berganti menjadi ingkar3
Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam
menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014
Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat
Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam
hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat
menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka
3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
4
pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara
Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun
Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim
Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika
ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035
jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4
Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian
Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat
tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun
20155
4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di
Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-
indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
0
10
20
30
40
50
60
Rawan Pemurtadan
5
Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab
seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya
ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)
terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin
Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat
Islam paling ekstrimrdquo6
Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang
dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat
Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan
fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya
mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari
lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi
menjadi seorang muslim seutuhnya
Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi
memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)
Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan
tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang
tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya
rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya
hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib
6
tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap
keselamatan jiwardquo7
Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar
semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang
meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari
lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu
hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka
secara lebih jauh8
Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu
besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat
berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar
di masjid dan di jalanan9
Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan
pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang
untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi
Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung
resiko
7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf
Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-
keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan
Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara
Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II
No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom
ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni
2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-
pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
7
Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan
perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen
terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya
Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang
yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang
belum memahami islam seutuhnya
Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan
bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa
mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang
muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan
surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi
أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط
بين عدو ٢٠٨ م
ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimurdquo10
Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208
adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara
parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-
hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri
tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf
10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208
Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016
8
yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk
sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah
akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari
itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan
peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan
menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan
agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri
individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk
berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-
Nya serta tabah menerima ujian-Nya12
begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan
agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan
peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan
spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani
menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa
lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem
maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual
(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
9
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain13
Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14
Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang
dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala
kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan
yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun
kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian
baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya
Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu
mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan
13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1
Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57
10
masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15
Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada
mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz
Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal
pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang
terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid
Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para
mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami
agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa
terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa
menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya
(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-
mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan
kepada mereka
Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah
mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya
maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing
15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal8
11
untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat
berpengaruh bagi agama Islam
Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah
dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin
meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di
hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya
maupun kehidupannya kini sebagai muslim
Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang
meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual
mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada
Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16
Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang
bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa
warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam
penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18
16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan
Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan
penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan
Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri
12
Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa
menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang
pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik
di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian
Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan
membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba
Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo
B Batasan dan Rumusan Masalah
1 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang
dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti
berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun
pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi
dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-
Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo 2019)
13
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat adalah
a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan
yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai
kesejahteraan hidup di akhirat
b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau nilai untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
diantaranya
a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan
Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah
Baru- Ciputat
14
c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain
a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden
dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik
Responden dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Manfaat Penelitian
a Manfaat Akademis
1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
terutama pada mata kuliah Psikologi Islam
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi
Pembimbing agama maupun penyuluh agama
15
yang mengkhususkan pembinaan terhadap
Mualaf
b Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam
memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan
reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan
kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun
penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang
Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
D Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang
menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri
Yakni diantaranya sebagai berikut
Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan
Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
16
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan
agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257
sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari
r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799
dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian
hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan
masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah
alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat
rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang
berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini
ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket
instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga
meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data
Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan
variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran
17
penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan
sasaran penelitian mualaf21
Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh
Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja
Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada
remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai
sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan
perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22
Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah
kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun
menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis
di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut
adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami
pembaca
21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi
Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati
Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No
155-62
18
Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada
variabel independen dan dependen Variabel independen
penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel
dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan
berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel
dependen kecerdasan spiritual
Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di
Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian
Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di
panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan
antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak
di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan
berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005
ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian
terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam
terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman
Azzahra Kota Pekanbaru
Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi
kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam
19
beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam
penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independent dan dependen Variabel dependen
penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan
penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23
Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam
jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap
kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab
Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat
dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt
ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga
dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual
23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam
terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)
20
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan
Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak
rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di
beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan
pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan
baik
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan dependen jika di variabel
independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan
spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kinerja karyawan
Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti
tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi
Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)
dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa
gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa
dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang
cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional
mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam
penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa
21
mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik
dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi
Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang
masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa
kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang
dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan
kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca
mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami
penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel
dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen
hanya kecerdasan spiritual24
Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang
Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran
Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri
bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran
beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa
Tengah
24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)
(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)
22
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri
Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar
20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama
sebesar 322
Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup
rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan
dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah
pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga
pembaca dapat memahami penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis
menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25
Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh
Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan
Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal
Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan
25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016)
23
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan
spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi
sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-
Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel
16839 dan nilai signifikannya -0806lt005
Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika
kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan
paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini
adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga
dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
pada variabel independen Variabel independen tersebut
menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis
menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26
E Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman
penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang
skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif
26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)
24
Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan
Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu teori mengenai peran pembimbing agama
meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan
mualaf
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian tempat dan waktu penelitian
variabel penelitian sumber data populasi dan
sampel hipotesis penelitian definisi operasional
variabel Teknik pengumpulan data uji validitas
instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat
25
yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf
visi misi dan tujuannya program-program serta
struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan
Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian
menjelaskan temuan dan analisis data tentang
hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan
spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-
data hasil peneitian hasil angket identifikasi
responden deskripsi hasil penelitian dan analisis
data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama
1 Pengertian Bimbingan
Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin
menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata
ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti
menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur
mengarahkan dan memberi nasihat27
istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan
atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan
berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua
bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya
bimbingan28
Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16
27
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan
norma-norma yang berlaku30
Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31
Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni
1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung
arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat
mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut
kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya
2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini
mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut32
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
28
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa33
Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian
berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam
memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan
untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan
menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia
maupun ahirat
2 Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz
Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam
sebagai berikut34
a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan
kebersihan jiwa dan mental
33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
29
b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan
manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan
c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada
individu sehingga muncul dan berkembang rasa
toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong
menolong dan rasa kasih sayang
d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi
tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya
sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat
menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan
bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan
kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan
kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal
menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang
bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan
dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang
ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35
35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
30
3 Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya
bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36
a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan
sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang
berfungsi untuk dapat mengembangkan dan
memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun
potensi yang dimiliki terbimbing
c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang
membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing
dan lingkungannya
d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan
dalam memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi terbimbing
e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang
diberikan dapat membantu terbimbing dalam
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap
4 Materi Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami
kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan
mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau
36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta
PT Rineka Cipta 1995) hal 9
31
ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi
Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain
meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan
ikhsan (akhaq)37
a Keimanan (Aqidah)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)
yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau
aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti
keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat
menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan
maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan
keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39
37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha
Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga
Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim
dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi
1996) hlm 24
32
Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang
lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi
orang yang bertakwa40
a Keislaman (syarirsquoah)
Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa
Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju
sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga
diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan
dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman
Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi
ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م
١٨ يعلمون
Artinya Kemudian kami jadikan engkau
(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan
janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui41
Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu
mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan
40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji
Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500
33
mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala
perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan
Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42
Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam
beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya
a) Adanya suatu perbuatan
b) Dilakukan oleh orang muslim
c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok
ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu
zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan
ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban
yang menyertai pokok ibadah itu43
b Ikhsan (akhlaq)
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa
yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi
majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah
(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)
alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama)44
Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau
khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq
42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika
Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada
2012) hal 1
34
kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-
Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi
٤ عظيم خلق لعلى وإنك
Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur 45
Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi
pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara
kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai
murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat
Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak
bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan
memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan
perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan
lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun
sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr
tt) hal 56
35
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat
5 Metode Bimbingan Agama
Dalam surah An- Nahl ayat 125
دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج
أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي
١٢٥ بٱلمهتدين
Artinya Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk47
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan
berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang
tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara
harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang
berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian
hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan48
47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43
36
Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik
Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang
kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang
dapat menambah kemampuan bagi terbimbing
Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami
bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk
sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama
maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan
agama diantaranya
a Ceramah
Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum
cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok
(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk
menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya
dengan kondisi terbimbing yang beragam49
b Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai
fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri
terbimbing50
49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)
hal122
37
Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada
yang dibimbing
2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh
seseorang yang dibimbing
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi
dan kondisi yang memberikan perasaan damai
dana man serta santai kepada seorang yang
dibimbing51
Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada
metode yang biasa dilakukan yakni
1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan
dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar
intelek dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran
agama
2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang
digunakan untuk menunjukkan dan
membuktikan kebenaran ajaran agama dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional
3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan
contoh yang benar dan tepat agar yang di
51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45
38
bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari
apa yang diterimanya secara logika dan
penjelasannya akan teori yang masih baku
(tekstual) 52
B Kecerdasan Spiritual
1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari
semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus
mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan
lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di
turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya
tidak terbatas53
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal12
39
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain54
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu
menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55
Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah
berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal
Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik
dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56
54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
40
a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan
dan aktif)
b Tingkat kesadaran diri
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak
perlu
g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)
h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo
atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-
jawaban yang mendasar
i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi
seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga
cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh
pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada orang lain yang memberikan petunjuk
penggunaannya
41
Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab
HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya
yakni57
a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material
b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak
c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-
hari
d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
spiritual guna menyelesaikan masalah
e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih
sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan
Seperti memberi maaf bersyukur atau
mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati
menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah
sebagian dari kebajikan
3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses
membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf
memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun
57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281
42
lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang
pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam
hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo
Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini
secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)
mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan
menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif
Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu
dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta
kehidupan secara umum
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan
suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah
yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut
adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan
ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber
dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta
bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan
ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha
Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo
Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan
kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri
kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat
akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik
sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic
power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual
43
yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama
keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot
manusia59
Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang
memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus
melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa
menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60
4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu
berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi
kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan
kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang
menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang
diantaranya61
a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego
b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
anaknya
c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak
d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan
Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)
44
e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman
menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak
berharga
Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62
a Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia
mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks
luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian
yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG
(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi
sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi
kecerdasan spiritual
b Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya
bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat
ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia
menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu
62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83
45
adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek
diri dan seluruh segi kehidupan
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul
dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan
seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan
C Mualaf
Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari
ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak
dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang
yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum
Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum
= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang
yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam
Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan
diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan
kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64
Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf
maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir
63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam
(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana
Semesta Intermedia 2009) hal 231
46
Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi
perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya
demi kemaslahatan65
Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk
islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat
diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya
untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama
kaum muslimin66
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan
hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka
baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada
di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui
Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri
untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa
beribadah secara mandiri
D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan
65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar
Nusa 2002) hal 563
47
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam
berdasarkan norma-norma yang berlaku67
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa68
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain69
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku
67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
48
dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena
Allahrdquo
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa
bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan
karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk
mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari
sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian
ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada
bab IV
E Kerangka Berpikir
Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren
hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi
Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami
kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama
Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari
keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan
tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan
dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata
layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan
sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi
gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah
49
tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang
singkat70
Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa
menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi
perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak
persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf
tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya
maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya
memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)
Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik
belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi
ingkar71
Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian
Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun
2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan
Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni
pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi
Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi
Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20
70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba
Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
50
persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)
adalah kemiskinan73
Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa
mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah
satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74
Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan
kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode
yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan
berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah
bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog
Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga
islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para
mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia
Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini
72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
51
memiliki 3 program yakni program pembinaan program
pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat
kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para
pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan
baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang
baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf
akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang
dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah
satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75
Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf
akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya
Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni
karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins
Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan
umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti
menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin
pendidikan umur dan masa mualaf
75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)
hal 171
52
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat
dilihat pada Gambar 2
53
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat
Bimbingan Agama (X2)
1 Materi
Bimbingan
Agama
a Akidah
b Ibadah
c Akhlak
2 Metode
Bimbingan
Agama
a Ceramah
b Bimbingan
Kelompok
c Tanya-jawab
dan Dialog
Faktor Internal (X1)
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin
2 Usia
3 Pendidikan
4 Masa Mualaf
Kecerdasan Spiritual (Y)
1 Kemampuan bersikap
fleksibel
2 Tingkat kesadaran
diri
3 Kemampuan
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4 Kempuan
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang
diilhami
Oleh visi dan nilai-
nilai
6 Keengganan untuk
menyebabkan
Keinginan yang tidak
perlu
7 Berpandangan
holistic
8 Berfikir positif
54
F Hipotesis Penelitian
pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini melalui uji empiris yaitu
Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat
Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik individu dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu
ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik78
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai
rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah
terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah
perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis
instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang
digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar
menurut ketentuan dan telah disepakati79
Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf
dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D
(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58
56
populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan
Sampel fenomena secara detail80
B Tempat dan Waktu penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat
di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl
Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode
Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5
bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini
didasarkan pada fakta sebagai berikut
1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-
benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa
memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman
dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani
hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan
pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan
bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya
2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga
Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi
yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan
dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan
80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62
57
maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru
mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk
islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya
3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat
kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren
Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di
Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
C Populasi dan Sampel
1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan
sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi yaitu82
a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan
informasi yang akan diinginkan
b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan
benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam
suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan
81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146
58
c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu
d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil
penelitian itu dapatat digeneralisasikan
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria
minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah
3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua
kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan
asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan
kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama
Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk
dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama
2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian
(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini
menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik
pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah
100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota
83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT
remaja Rosda Karya 1994) hal 78
59
populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang
dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84
D Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana
data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada
penelitian ini yaitu
1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di
mana peristiwa terjadi86
Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh
melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center
Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan
beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
kuesioner87
84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94
60
E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah
Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam
penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual
bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara
intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk
membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual
b Variabel Dependen (Y)
Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)
dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf
(Variabel Y)
Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan
spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup
menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran I
61
F Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data yaitu
1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi
dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh
pandangan yang holistik dan menyeluruh89
Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan
pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf
yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang
berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan
maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa
pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media
88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)
cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199
62
yang lain91
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan
Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92
Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam
menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan
informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta
memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama
penelitian
G Intrumen Penumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan
data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap
91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi
(Mixed methods)
(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327
63
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial93
Tabel 1 Skor Skala Semi Likert
No Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1
2
3
4
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
2
1
1
2
4
5
1 Skala Bimbingan Agama
Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua
aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan
agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni
akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama
yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog
2 Skala Kecerdasan Spiritual
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan
delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat
kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
64
penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan
holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan
ldquobagaimana jikardquo
Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan
mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96
3 Uji Validitas dan Realiabilitas
a Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97
Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan
dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori
respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-
individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98
95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta
Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD
(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Refika Aditama 2015) Hal 472
65
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda
Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang
digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin
diukur yakni99
1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03
2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-
2) n= jumlah sampel
3 Nilai Sig ge α
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam
melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan
untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product
moment yaitu100
rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)
radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]
keterangan
r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas
X dan Y
n=jumlah responden
99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48
66
X= skor variabel (jawaban responden)
Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable
Bimbingan Agama sebelum uji instrumen
Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama
sebelum uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 12345 - 5
2 Ibadah 678910 - 5
3 Akhlak 12131415 11 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 1718 16 3
5 Bimbingan
Kelompok 1921 20 3
6
Tanya
Jawab atau
Dialog
222324 - 3
Jumlah 24
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-
Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur
dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada
26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable
bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item
valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid
kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan
67
pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan
BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji
instrumen
Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah
uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 2345 1 5
2 Ibadah 78910 6 5
3 Akhlak 11121415 13 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 17 1618 3
5 Bimbingan
Kelompok 21 1920 3
6 Diskusi 2223 24 3
Jumlah 24
Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen
68
Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual
sebelum diuji instrumen
Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang
diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir
pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2
item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
3132 33 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan
nilai-nilai
3739 38 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
464748 - 3
Jumlah 24
69
diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan
data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2
Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen
Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual
setelah diuji instrumen
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
313332 - 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui
rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
373839 - 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan
ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
4748 46 3
70
b Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban
yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5
1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility
Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi
SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila
koefisien realibilitas (r11) gt 06101
α = (119870
119870 minus 1) (
1198781199032 minus sum119878119894
2
1198781199092
)
Keterangan
α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach
K Jumlah item pertanyaan
sum1198781198942 Jumlah varians skor item
101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57
Jumlah 24
71
1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102
Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan
Instrumen Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha
Cronbach
Derajat Keandalan
lt 05 Tidak dapat digunakan
05-06 Jelek (poor)
06-07 Cukup atau dapat diterima
07-09 Bagus (good)
gt09 Luar biasa bagus
(exellent)
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
867 24
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar
0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala
Kecerdasan Spiritual
102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung
Refika Aditama 2015) hal 470
72
Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
780 24
Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar
0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel
terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan
nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan
dinyatakan reliabel
H Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis
langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam
103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 226
73
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik
infersensial
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan
satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan
untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang
bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren
Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat
2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Statistik inferensial merupakan metode analisis yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan
antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan
penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat
inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada
sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini
menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman
104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100
105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) hal 532
74
Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan
(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antar variabel tidak harus sama106
Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk
mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara
variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan
agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji
koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang
kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Interpretasi
r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah
r = 020 ndash 0399 Rendah
r = 040 ndash 0599 Sedang
r = 060 ndash 0799 Kuat
r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat
106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D
(Bandung Alfabeta 2012) hal 153
75
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center
Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba
Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz
Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau
adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana
sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para
mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah
Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia
khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena
mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak
mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan
hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak
itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan
pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para
mualaf diseluruh wilayah Indonesia
Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun
pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di
daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014
beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari
pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari
tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf
cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau
76
juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi
Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini
jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5
(lima) wilayah
Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-
Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan
tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak
mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan
pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari
pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan
Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas
muslim maupun non-muslim
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center
Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu
menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah
islamiyahrdquo
Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang
akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter
serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center
dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut
a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum
dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah
b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh
berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah
77
c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan
perbandingan agama
d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah
mandiri dan terampil
e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum
muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung
terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di
kalangan saudara kita kaum Mualaf
f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak
masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan
pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang
merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat
diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah
masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center
Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk
membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan
pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta
pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah
agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan
hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat
ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya
sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus
ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah
78
dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-
muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami
betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah
pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini
mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf
itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam
kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan
menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo
Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba
Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil
hingga merambah di beberapa wilayah nusantara
79
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center
Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center
dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center
PEMBINA
Ferdius
Ndruru
KETUA amp PENGASUH
KH Syamsul Arifin Nababan
PENGAWAS
Siti Hamidah
SEKRETARIS
Leli Yuheni
BENDAHARA
Siti Fatimah
DEWAN GURU
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan
2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya
3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc
MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc
MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna
SANTRI
80
5 Program Bimbingan Agama
a Program Pembinaan
1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui
kajian rutin
2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-
ceramah umum
b Program Pendidikan
Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren
c Program Pengembangan
1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya
2) Menghafal Hadits dan sarahnya
3) Penguasaan Bahasa Arab
4) Penguasaan Bahasa Inggris
5) Penguasaan Komputer
d Program Jangka Panjang
a) Program Perluasan Dakwah
Membangun cabang-cabang pesantren
Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah
Indonesia
Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah
minoritas muslim
b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri
An-Naba
81
e Program Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat
SMP- Perguruan Tinggi
2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi
3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi
para mualaf
f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Mendirikan usaha kuliner
2) Membangun bisnis berbasis online
3) Membangun usaha retail
6 Program Pembinaan Agama
Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan
An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11
Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
82
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan
tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
9 2200 - 0429 Istirahat
83
Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600
Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari
jumat Tahsin diganti dengan membaca 4
surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-
waqiah dan Al- Mulk)
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
10 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh
mengerjakan tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
84
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
8 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
9 2200 - 0429 Istirahat
Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai
berikut
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan
Agama)
2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah
Islamiyah)
3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)
4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)
5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)
6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)
7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)
8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)
9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)
85
B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Karakteristik Individu Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti
bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru
Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan
sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah
penulis tentukan
Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni
berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf
diuraikan sebagai berikut
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 12
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 9 26
Perempuan 26 74
Total 35 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil
terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden
berjenis kelamin laki-laki
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 13
86
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Usia Jumlah Presentase
Remaja 12- 21 Tahun 29 83
Dewasa 22- 45 Tahun 6 17
Total 35 100
Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden
didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel
terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21
tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat
dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Jumlah ()
Rendah (0-9 tahun) 6 17
Sedang (10-12 tahun) 19 54
Tinggi (13-16 tahun) 10 29
Total 35 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas
responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada
tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima
87
pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan
pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-
16 tahun)
Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat
dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf
Kategori Masa Mualaf Jumlah ()
Rendah 3 -36 bulan 22 63
Sedang 37 bulan ndash 72
bulan 11 31
Tinggi 73 bulan -104
bulan 2 6
Total 35 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk
islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa
mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)
dan kategori tinggi (73- 104 bulan)
88
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden
Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual
santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo
Center
No
Kategori
Kecerdasan
Spiritual
Jumlah Skor
Jawaban
Responden
Frekuensi ()
1 Rendah 93- 105 14 40
2 Tinggi 106- 120 21 60
Jumlah 35 100
Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan
(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan
spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan
spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual
yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri
3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan
89
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan
holistik
3 Analisis Data Uji Korelasi
a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa
mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian
tersebut diolah menggunakan Program statistical Package
for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
No Peubah Variabel
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik
Individu -0198 0254
2 Bimbingan Agama 0760 0000
Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berhubungan nyata pada α= 1 (005)
90
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17
yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua
() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi
pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
kecerdasan spirituannya
b Hubungan Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba
Center
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18
91
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik Individu -0198 0254
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien
antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan
diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021
Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
92
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Usia -0198 0254
2
Tingkat Pendidikan
Formal -0123 0483
3 Masa Mualaf 0199 0251
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian
karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan
formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi
usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya
antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika
usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual
meningkat
Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan
spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign
0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan
formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika
semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif
antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual
mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign
93
0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan
tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika
semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf
c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan
Diri Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19
menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama
dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-
Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19
94
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan
agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760
Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan
yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005
kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang
bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan
antara variabel bimbingan agama dengan variabel
kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin
tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
nilai kecerdasan spiritual dirinya
Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)
sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005
Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
95
No
Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Materi 0740 0000
2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20
menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan
metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual
mualaf
Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan
hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda
bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada
angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif
Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama
seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau
semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang
maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan
agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi
bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak
Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa
96
terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-
lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai
signifikansi sebesar 000 lt 005107
Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah
dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian
Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah
akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi
sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti
korelasi cukup dan bersifat positif108
Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()
artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya
semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang
maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau
107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan
Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU
Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah
Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
97
jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama
seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel
20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang
tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf
Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa
bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang
telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat
pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban
sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya109
109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun
Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)
98
Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan
agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan
spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000
(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga
menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan
yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
remaja 111
110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)
siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling
Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)
99
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki
(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia
(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa
usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan
tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang
(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah
(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan
dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa
mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah
(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash
72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104
bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat tergolong tinggi
2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai
100
signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari
005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat
dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan
agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat
3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru
Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut
7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan
dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama
bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan
lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang
di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat
sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan
penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar
pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk
materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu
tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan
makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun
dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar
ibadah
101
8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait
bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual
Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang
bagian yang ada pada bimbingan agama maupun
kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun
keefektivitasannya
102
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung
Alfabeta
Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama
Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1
P-ISSN 2442-725X e-2621-7201
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta
Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah
208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02
Wonosobo
Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
Bandung PT Revika Aditama
Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung
Alfabeta
Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS
Jakarta Kencana
Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka
Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
103
Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan
R amp D Bandung ALFABETA
Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT
Wahana Semesta Intermedia
Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor
Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang
Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di
Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1
Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT
Indeks
Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual
Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam Jakarta Arga
Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi
IV
104
Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa
Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan
Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka
Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan Bandung Mizan
Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam
Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve
Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan
Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan
Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)
Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan
Jakarta PT Rineka Cipta
Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi
Bandung PT remaja Rosda Karya
Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta
Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central
Medika Surabaya
Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali
Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali
Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori
Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)
Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia
105
Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya
Usaha Nasional
Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press
Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental CrHaji Masagung Jakarta
Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-
Fikr tt)
Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah
Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama
Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam
Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center
Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan
Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol
1 No 1)
Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi
Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga)
106
Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi
S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)
Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal
Vo 13 No 155-62
Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan
Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau)
Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan
terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Metro)
Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam
Volume 7 Nomor 2 249- 270)
Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al
Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan
Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi
terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian
107
Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah
dan Islam Universitas Indonesia tahun)
Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran
Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa
di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah
terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di
Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)
Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin
Jakarta)
Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan
Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi
S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang)
Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah
mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada
19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020
wib tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppmm42z313
108
Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid
ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah
pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib Tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus
2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib
Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba
Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh
pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-
center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml
Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam
di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-
umat-islam-di-indonesia-menurun
Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap
Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-
mengalamipenolakan-keluarga
Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat
Yayasan An- Naba Center
109
LAMPIRAN
Lampiran I
Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel
Independen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Karakteristik
Individu (X1)
Menurut
Robbins
karakteristik
individu adalah
cara
memandang ke
objek tententu
dan mencoba
menafsirkan apa
yang dilihatnya
yang
mencangkup
usia jenis
kelamin tingkat
pendidikan
status
perkawinan dan
masa kerja
Karakteristik
responden pada
penelitian ini
ada empat
aspek yaitu
usia jenis
kelamin
tingkat
pendidikan dan
masa kerja
1 Jenis kelamin
Jenis kelamin
responden yang
dibagi menjadi
dua jenis yaitu
laki-laki dan
perempuan
2 Usia
Lamanya waktu
hidup responden
yang dihitung
sejak tahun
kelahiran
sampai waktu
penelitian
berlangsung
3 Tingkat
pendidikan
110
dalam
organisasi112
Dalam hasil
penelitian Rusdi
dan Sari
memaparkan
bahwa salah
satu faktor yang
membuat para
mualaf
melakukan
konversi agama
dari agama
asalnya ke
agama islam
yaitu faktor
kemauan
kemauan
menjadi salah
satu pendorong
seseorang
melakukan
Jumlah tahun
sekolah formal
yang ditempuh
oleh responden
sampai
penelitian ini
berlangsung
4 Masa mualaf
Lamanya waktu
atau masa
konversi agama
responden
dihitung sejak
mengucapkan
dua kalimat
syahadat sampai
waktu penelitian
berlangsung
5 Kemauan
salah satu
faktor
mendorong
seseorang
112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)
hal 171
111
konversi
agama113
melakukan
konversi
agama
Seseorang
yang
melakukan
konversi
didasari karna
kemauan diri
sendiri atau
orang lain
keluarga
teman dan
lain
sebagainya
Materi
Bimbingan
Agama (X2)
Menurut
Djumhur dan
Moh Surya
bimbingan
adalah suatu
pemberian
bantuan yang
Bimbingan
agama dalam
penelitian ini
mencangkup
materi
bimbingan
agama (akidah
Materi bimbingan
agama
1 Akidah
mengetahui
pengetahuan
mualaf tentang
akidah islam
113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam
dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X
e-2621-7201
112
diberikan secara
sistematis dan
kontinyu kepada
individu atau
kelompok dalam
pemecahan
masalah yang
dihadapinya
agar tercapai
kemampuan
untuk
memahami diri
sendiri
kemampuan
untuk menerima
diri sendiri
kemampuan
untuk
merealisasikan
diri sendiri
sesuai dengan
potensi atau
kemampuan
dalam mencapai
penyesuaian diri
ibadah dan
akhlak) dan
metode
bimbingan
agama
(ceramah
bimbingan
kelompok dan
tanya-jawab
atau dialog)
yang
berdasarkan
rukun iman
yakni iman
kepada Allah
iman kepada
Malaikat Allah
iman kepada
Kitab Allah
iman kepada
Rasul Allah
iman kepada
hari Kiamat
dan iman
kepada Qodarsquo
dan Qodar
Keyakinan ini
apakah dapat
menimbulkan
sifat jiwa yang
tercermin
dalam
perkataan
maupun
113
dengan
lingkungannya
baik keluarga
maupun
masyarakat114
Menurut M
Arifin
bimbingan
agama adalah
usaha pemberian
bantuan kepada
seseorang yang
mengalami
kesulitan baik
lahiriah maupun
batiniah yang
menyangkut
kehidupan di
masa kini dan
masa mendatang
berupa
pertolongan
dibidang mental
perbuatan
mualaf tersebut
2 Ibadah
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
ibadah sesuai
ketentuan atau
syariat Islam
berdasarkan
Rukun Islam
yakni Syahadat
Shalat Zakat
Puasa Haji
3 Akhlak
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
Akhlak Islam
yakni kepada
diri sendiri
Kepada orang
tua dan guru
114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7
114
spiritual
Membantu
seseorang
mampu
mengatasi
kesulitannya
dengan
kemampuan
yang ada pada
dirinya sendiri
melalui
dorongan
kekuatan iman
dan takwa
kepada Tuhan
yang maha
esa115
kepada saudara
dan teman
sebaya maupun
lingkungan
masyarakat
Metode
Bimbingan
Agama
1 Ceramah
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama kepada
mualaf secara
langsung
2 Bimbingan
Kelompok
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf secara
langsung
115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
115
dengan cara
diskusi
kelompok
3 Tanya
jawab atau
Dialog
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf melalui
tanya jawab
atau dialog
secara langsung
baik terkait
materi maupun
pengalaman
hidup
116
Variabel
Dependen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Kecerdasan
Spiritual (Y)
Menurut
Danah Zohar
dan Ian
Marshal
kecerdasan
spiritual (SQ)
adalah
kecerdasan
untuk
menghadapi
persoalan
makna atau
value yaitu
kecerdasan
untuk
menempatka
n perilaku
dan hidup
kita dalam
konteks
makna yang
lebih luas dan
kaya
Kecerdasan
Spiritual
adalah sesuatu
yang dimilki
dalam diri
seseorang
dalam
menghadapi
segala
persoalan
hidup dengan
penuh makna
atau nilai dan
memberikan
nilai yang luas
untuk jalan
hidupnya
Kemampuan
bersikap fleksibel
1 Mualaf dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan
baru
2 Mualaf dapat
beradaptasi dan
dapat
menerima
dengan mudah
dalam
lingkungannya
Tingkat
kesadaran diri
a Mualaf dapat
menempatkan
diri baik sikap
maupun
karakter
117
kecerdasan
untuk menilai
bahwa
tindakan
untuk jalan
hidup
seseorang
lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain116
b Mualaf dapat
menyadari atau
introspeksi
kelebihan dan
kekurangan diri
dalam bersikap
baik dalam
lingkungan
keluarga
sekolah
maupun
masyarakat
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
1 Mualaf dapat
menjadikan
penderitaan
kesedihan
maupun
kegagalan di
116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
118
masa lalu sebagai
motivasi dan
kekuatan untuk
tetap
mempertahankan
jalan hidup yang
sudah dipilih
menjadi seorang
muslim
2 Bersikap optimis
dan berfikir
positif meski
harus terusir dari
keluarga mapun
belum di terima
dilingkungan
baru
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
melampaui rasa
sakit
1 Menjadikan
penderitaan
sebagai
119
tantangan
hidup yang
harus
dihadapi
2 Mualaf
dapat
menjalani
hidup
dengan
penuh
keyakinan
dan
keteguhan
hati meski
harus
merasakan
berbagai
penderitaan
dan rasa
sakit
Kualitas hidup
yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
1 Mualaf
dapat
120
memiliki
tujuan yang
jelas dalam
menjalani
hidup
2 Mualaf
dapat
menjalani
kehidupan
yang
bernilai dan
penuh
makna
Keengganan
untuk
menyebabkan
keinginan yang
tidak perlu
1 Mualaf agar
memiliki
sikap
prioritas
dalam
menjalani
hidupnya
121
2 Dapat
memilah
mana yang
penting bagi
hidupnya
maupun
yang tidak
didasari
kebermanfa
atannya
Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan
antara berbagai
hal
(berpandangan
ldquoholistikrdquo)
1 Mualaf dapat
menyikapi
segala
persoalan
dalam
hidupnya
semata karena
122
ketentuan
Allah
2 Segala sesuatu
yang menimpa
kehidupan
mualaf adalah
kebaikan yang
diberikan oleh
Allah
bersikap positif
terhadap apapun
yang menimpa
kehidupannya
1 Mualaf dapat
menerima
dengan baik hal
apapun yang
menimpanya
2 Mualaf dapat
berprasangka
baik terhadap
segala hal yang
menimpanya
123
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas
A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No Materi Akidah r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
1
Saya meyakini bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan seluruh
alam semesta
-0179 0388 Tidak
Valid
2
Saya meyakini adanya Malaikat
yang mengawasi dan mencatat apa
saja yang saya lakukan
0411 0388 Valid
3
Saya meyakini bahwa Allah
mengutus rasul menjadi suri tauladan
bagi manusia
0599 0388 Valid
4
Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan
sebagai obat penenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup
0577 0388 Valid
5
Saya meyakini segala perbuatan di
dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat
0594 0388 Valid
Materi Ibadah
6
Saya berusaha melungkan waktu
untuk melaksanakan ibadah shalat
Sunnah
0268 0388 Tidak
Valid
7
Saya meyakini shalat adalah cara
terhubung paling baik dengan Tuhan
saat kita mulai putus asa
0382 0388 Valid
8 Saya melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid
9
saya mengetahui dan memahami
bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh
sebagai cara pensucian diri dari harta
yang bukan milik kita
0774 0388 Valid
124
10
saya mengetahui bahwa ibadah haji
adalah ibadah wajib umat muslim
dan di lakukan bagi yang sudah
mampu
0590 0388 Valid
Materi Akhlak
11 saya membiarkan teman saya yang
sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid
12
Saya mengetahui bahwa menghargai
orang lain dalam memilih agama
yang di anutnya adalah perbuatan
yang baik
0575 0388 Valid
13
Seorang muslim harus bertutur kata
dan bertingkah laku baik terhadap
orang lain
0313 0388 Tidak
Valid
14
Saya berpakaian menutupi aurat
sesuai dengan tuntunan Agama dan
bagian dari sopan santun dalam
berbusana
0516 0388 Valid
15 Saat ada teman kesusahan saya akan
membantunya 0411 0388 Valid
Metode Ceramah
16
saya tidak semangat saat
mendengarkan Ceramah dari
pembimbing Agama
0294 0388 Tidak
Valid
17
Hati saya lebih tenang setelah
mendenarkan ceramah yang
dibawakan pembimbing
0489 0388 Valid
18
Terkadang materi yang di sampaikan
berkaitan dan menjawab segala
persoalan yang sedang menimpa
saya hingga menjadikan saya lebih
kuat
0184 0388 Tidak
Valid
Metode Kelompok
125
19
Saya memanfaatkan bimbingan
kelompok untuk berinteraksi dengan
teman-teman
0301 0388 Tidak
Valid
20 saya tidak menyukai diskusi dalam
bimbingan kelompok 0355 0388
Tidak
Valid
21
Saat bimbingan kelompok saya bisa
berbagi pengalaman dengan teman-
teman dan mendapat penguatan dari
teman diskusi
0447 0388 Valid
Metode Diskusi
22
Saya merasa yakin dengan pilihan
yang saat ini saya yakini sebagai
muslim setelah menyampaikan
segala keraguan beragama kepada
pembimbing agama
0607 0388 Valid
23
Setelah berdialog dengan
pembimbing agama Saya lebih
termotivasi dan lebih kuat menjalani
sebagai muslim yang kaffah
0700 0388 Valid
24
Saya merasa lebih tenang saat
menyampaikan segala keluh kesah
yang menimpa kehidupan masa lalu
dan saat ini kepada pembimbing
agama
-0280 0388 Tidak
Valid
Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No
Kemampuan bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
25 Saya mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitar 0504 0388 Valid
26
saya menerima dan menghargai
pendapat maupun pilihan orang lain
termasuk pilihan dalam beragama
0690 0388 Valid
27 Saya menerima perubahan yang ada
dalam diri 0628 0388 Valid
126
Tingkat kesadaran diri
28 Saya mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid
29 Saya tidak membanding-bandingkan
hidup saya dengan orang lain -0104 0388
Tidak
Valid
30
saya merasa minder dengan
lingkungan baru saya sebagai
muslim
0644 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan
31
Segala masalah dan penderitaan yang
datang dalam hidup saya jadikan
sebagai motivasi untuk kembali
bangkit
0478 0388 Valid
32
Saya yakin bahwa segala masalah
yang datang adalah sebuah batu
loncatan untuk diri saya
0255 0388 Tidak
Valid
33
saat masalah datang dalam hidup
saya merasa sangat menderita dan
sedih
0455 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit
34
Saya berusaha sabar dan ikhlas
menerima setiap masalah yang
menimpa saya
0506 0388 Valid
35
Saya yakin bahwa masalah yang
datang adalah kasih sayang dari
Allah untuk menebus dosa-dosa
saya
0159 0388 Tidak
Valid
36 Saya mampu mengambil hikmah dari
setiap masalah hidup 0602 0388 Valid
Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
127
37 Saya memiliki dan mampu
memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid
38 saya kurang bersemangat dalam
menjalani hidup 0484 0388 Valid
39 Saya mampu menggapai dan
mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak
Valid
Keengganan untuk menyebabkan
keinginan yang tidak perlu
40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak
Valid
41 Saya memilah segala kegiatan yang
harus saya kerjakan 0146 0388
Tidak
Valid
42
Saya akan mendahulukan ibadah
sebelum melakukan aktivitas sehari-
hari
0431 0388 Valid
Kecenderungan untuk melihat
keterkaitan antara berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
43 Ketika masalah datang saya yakin
bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid
44
Saat semua orang menjauhi saya
hingga mengusir saya saya yakin
bahwa Allah selalu bersama saya
0520 0388 Valid
45
Setiap musibah yang datang dalam
hidup saya saya yakin itu sudah
takdir dan pilihan terbaik dari Allah
0339 0388 Tidak
Valid
bersikap positif terhadap apapun
yang menimpa kehidupannya
46 saya menerima hal apapun yang
menimpa hidup saya -0040 0388
Tidak
Valid
47
saya yakin pasti ada kebaikan dari
setiap masalah yang datang dalam
kehidupan saya
0675 0388 Valid
128
48
saya yakin Allah selalu bersama saya
meskipun masalah datang bertubi-
tubi
0391 0388 Valid
129
Lampiran 3
Daftar pedoman wawancara Responden
No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama
1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah
2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat
3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah
4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak
menerima anda sebagai seorang mualaf
5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari
pembimbing agama
6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-
teman anda
7
Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat
penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing
agama
No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual
1
Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih
agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun
keluarga
2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali
segala kesalahan dan dosanya
3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh
orang lain
4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang
datang dalam hidup anda
5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak
menerima anda menjadi seorang mualaf
6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang
setelah menjadi seorang mualaf
130
7
Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah
masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu
yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan
terlebih dahulu
8
Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang
menimpa anda datang begitu saja dengan secara
kebetulan
9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang
datang dalam kehidupan anda
131
Lampiran 4
Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS
Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Correlations
Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual
Spearman
s rho
Karakteristik Individu Correlation
Coefficient 1000 -169 -198
Sig (2-tailed) 331 254
N 35 35 35
Bimbingan Agama Correlation
Coefficient -169 1000 760
Sig (2-tailed) 331 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -198 760 1000
Sig (2-tailed) 254 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
132
Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Usia Correlation
Coefficient 1000 253 083 122 -312
Sig (2-tailed) 143 634 486 068
N 35 35 35 35 35
Jenis Kelamin Correlation
Coefficient 253 1000 004 012 -230
Sig (2-tailed) 143 984 947 183
N 35 35 35 35 35
Pendidikan Formal Correlation
Coefficient 083 004 1000 -237 -123
Sig (2-tailed) 634 984 170 483
N 35 35 35 35 35
Masa Muallaf Correlation
Coefficient 122 012 -237 1000 199
Sig (2-tailed) 486 947 170 251
N 35 35 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -312 -230 -123 199 1000
Sig (2-tailed) 068 183 483 251
N 35 35 35 35 35
133
Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Materi Metode Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Metode Correlation Coefficient 704 1000 685
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
134
Lampiran 5
Data Skor Responden
Bimbingan Agama
R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107
R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111
R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109
R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105
R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114
135
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117
R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116
R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105
R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118
R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109
R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116
R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108
R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113
R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117
136
Kecerdasan Spiritual
R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107
R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108
R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96
R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93
R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98
R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109
R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114
R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98
R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112
R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105
R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107
R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99
R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115
R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115
137
R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115
R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112
R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103
R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98
R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93
R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104
R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111
R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106
R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112
R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103
R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114
R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104
138
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center
139
Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang
Kupang Nusa Tenggara Timur
140
141
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-
Naba Center
142
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-
Naba Center
143
Lampiran 7
Surat-surat
144
145
146
147
iv
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat
Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
Yayasan tersebut
6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz
Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan
administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan
membantu penulis selama penelitian
7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus
untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu
Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada
penulis
8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang
menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis
9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om
Dedi dan guru-guru lainnya
10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu
menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang
tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport
penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka
v
Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan
kekuatan bagi penulis
11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya
Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa
menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama
debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan
mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini
12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat
penulis mengucapkan terima kasih
Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang
tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain
itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua
terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari
Allah SWT Aamiin
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi
ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi
ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis
Jakarta 21 April 2021
Siti Maryam
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi
DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii
DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi
DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12
B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14
C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15
D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23
E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38
B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45
C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46
D Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
48
E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56
B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
E Variabel dan Devinisi Operasional
Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
60
F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62
G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72
H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
75
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
77
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba
5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
79
6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81
7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84
B Temuan Hasil Penelitian dan
Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
85
1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
89
3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan
pemurtadan tahun 2015
4
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf
53
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba
Center
79
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63
2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama sebelum uji instrumen
66
3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama setelah uji instrumen
67
4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan
Spiritual sebelum diuji instrumen
68
5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan
Spiritual setelah diuji instrumen
70
6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat
Keandalan Instrumen Ukuran dari
Cronbach
71
7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan
Agama
71
8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan
Spiritual
72
9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan
74
10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putri di Yayasan An- Naba
Center
82
11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putra di Yayasan An- Naba
Center
84
x
12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
85
13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
86
14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan Formal
86
15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan
Masa Mualaf
87
16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di
Yayasan An-Nabarsquo Center
88
17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual
mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
89
18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara
Karakteristik Individu dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
91
19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun
2021
92
xi
20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Bimbingan Agama dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
93
21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada tahun 2021
95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 Data Skor Responden
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat- surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling
sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya
manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa
dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di
datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga
menimbulkan kesedihan yang begitu dalam
Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan
keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang
dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa
aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)
dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1
Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga
mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia
yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal
maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk
mewujudkan kebutuhan tersebut
Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama
adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi
meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam
jiwanya
1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi
dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman
(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41
2
Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri
berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis
sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber
pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu
memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai
makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya
Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya
Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada
kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang
dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya
adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para
artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya
Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro
dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan
dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan
sosial yang rukun dan damai
Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di
Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003
jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir
angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2
2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi
jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019
httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019
1020 wib
3
Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah
yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar
baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan
adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi
ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi
pembimbing Agama
Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian
khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama
Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati
nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu
masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap
kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika
masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan
kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke
agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa
Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman
berganti menjadi ingkar3
Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam
menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014
Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat
Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam
hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat
menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka
3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
4
pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara
Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun
Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim
Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika
ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035
jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4
Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian
Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat
tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun
20155
4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di
Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-
indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
0
10
20
30
40
50
60
Rawan Pemurtadan
5
Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab
seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya
ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)
terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin
Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat
Islam paling ekstrimrdquo6
Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang
dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat
Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan
fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya
mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari
lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi
menjadi seorang muslim seutuhnya
Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi
memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)
Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan
tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang
tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya
rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya
hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib
6
tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap
keselamatan jiwardquo7
Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar
semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang
meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari
lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu
hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka
secara lebih jauh8
Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu
besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat
berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar
di masjid dan di jalanan9
Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan
pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang
untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi
Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung
resiko
7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf
Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-
keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan
Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara
Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II
No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom
ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni
2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-
pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
7
Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan
perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen
terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya
Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang
yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang
belum memahami islam seutuhnya
Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan
bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa
mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang
muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan
surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi
أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط
بين عدو ٢٠٨ م
ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimurdquo10
Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208
adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara
parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-
hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri
tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf
10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208
Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016
8
yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk
sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah
akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari
itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan
peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan
menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan
agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri
individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk
berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-
Nya serta tabah menerima ujian-Nya12
begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan
agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan
peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan
spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani
menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa
lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem
maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual
(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
9
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain13
Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14
Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang
dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala
kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan
yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun
kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian
baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya
Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu
mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan
13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1
Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57
10
masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15
Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada
mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz
Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal
pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang
terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid
Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para
mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami
agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa
terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa
menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya
(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-
mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan
kepada mereka
Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah
mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya
maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing
15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal8
11
untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat
berpengaruh bagi agama Islam
Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah
dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin
meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di
hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya
maupun kehidupannya kini sebagai muslim
Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang
meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual
mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada
Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16
Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang
bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa
warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam
penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18
16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan
Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan
penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan
Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri
12
Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa
menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang
pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik
di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian
Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan
membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba
Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo
B Batasan dan Rumusan Masalah
1 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang
dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti
berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun
pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi
dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-
Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo 2019)
13
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat adalah
a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan
yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai
kesejahteraan hidup di akhirat
b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau nilai untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
diantaranya
a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan
Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah
Baru- Ciputat
14
c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain
a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden
dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik
Responden dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Manfaat Penelitian
a Manfaat Akademis
1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
terutama pada mata kuliah Psikologi Islam
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi
Pembimbing agama maupun penyuluh agama
15
yang mengkhususkan pembinaan terhadap
Mualaf
b Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam
memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan
reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan
kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun
penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang
Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
D Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang
menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri
Yakni diantaranya sebagai berikut
Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan
Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
16
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan
agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257
sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari
r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799
dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian
hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan
masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah
alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat
rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang
berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini
ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket
instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga
meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data
Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan
variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran
17
penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan
sasaran penelitian mualaf21
Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh
Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja
Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada
remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai
sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan
perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22
Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah
kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun
menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis
di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut
adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami
pembaca
21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi
Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati
Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No
155-62
18
Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada
variabel independen dan dependen Variabel independen
penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel
dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan
berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel
dependen kecerdasan spiritual
Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di
Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian
Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di
panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan
antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak
di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan
berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005
ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian
terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam
terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman
Azzahra Kota Pekanbaru
Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi
kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam
19
beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam
penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independent dan dependen Variabel dependen
penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan
penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23
Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam
jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap
kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab
Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat
dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt
ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga
dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual
23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam
terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)
20
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan
Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak
rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di
beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan
pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan
baik
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan dependen jika di variabel
independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan
spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kinerja karyawan
Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti
tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi
Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)
dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa
gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa
dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang
cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional
mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam
penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa
21
mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik
dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi
Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang
masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa
kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang
dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan
kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca
mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami
penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel
dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen
hanya kecerdasan spiritual24
Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang
Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran
Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri
bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran
beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa
Tengah
24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)
(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)
22
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri
Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar
20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama
sebesar 322
Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup
rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan
dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah
pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga
pembaca dapat memahami penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis
menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25
Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh
Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan
Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal
Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan
25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016)
23
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan
spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi
sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-
Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel
16839 dan nilai signifikannya -0806lt005
Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika
kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan
paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini
adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga
dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
pada variabel independen Variabel independen tersebut
menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis
menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26
E Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman
penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang
skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif
26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)
24
Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan
Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu teori mengenai peran pembimbing agama
meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan
mualaf
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian tempat dan waktu penelitian
variabel penelitian sumber data populasi dan
sampel hipotesis penelitian definisi operasional
variabel Teknik pengumpulan data uji validitas
instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat
25
yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf
visi misi dan tujuannya program-program serta
struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan
Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian
menjelaskan temuan dan analisis data tentang
hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan
spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-
data hasil peneitian hasil angket identifikasi
responden deskripsi hasil penelitian dan analisis
data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama
1 Pengertian Bimbingan
Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin
menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata
ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti
menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur
mengarahkan dan memberi nasihat27
istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan
atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan
berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua
bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya
bimbingan28
Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16
27
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan
norma-norma yang berlaku30
Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31
Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni
1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung
arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat
mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut
kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya
2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini
mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut32
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
28
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa33
Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian
berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam
memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan
untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan
menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia
maupun ahirat
2 Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz
Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam
sebagai berikut34
a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan
kebersihan jiwa dan mental
33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
29
b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan
manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan
c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada
individu sehingga muncul dan berkembang rasa
toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong
menolong dan rasa kasih sayang
d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi
tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya
sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat
menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan
bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan
kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan
kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal
menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang
bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan
dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang
ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35
35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
30
3 Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya
bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36
a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan
sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang
berfungsi untuk dapat mengembangkan dan
memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun
potensi yang dimiliki terbimbing
c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang
membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing
dan lingkungannya
d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan
dalam memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi terbimbing
e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang
diberikan dapat membantu terbimbing dalam
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap
4 Materi Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami
kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan
mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau
36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta
PT Rineka Cipta 1995) hal 9
31
ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi
Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain
meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan
ikhsan (akhaq)37
a Keimanan (Aqidah)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)
yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau
aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti
keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat
menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan
maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan
keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39
37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha
Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga
Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim
dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi
1996) hlm 24
32
Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang
lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi
orang yang bertakwa40
a Keislaman (syarirsquoah)
Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa
Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju
sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga
diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan
dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman
Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi
ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م
١٨ يعلمون
Artinya Kemudian kami jadikan engkau
(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan
janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui41
Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu
mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan
40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji
Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500
33
mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala
perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan
Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42
Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam
beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya
a) Adanya suatu perbuatan
b) Dilakukan oleh orang muslim
c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok
ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu
zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan
ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban
yang menyertai pokok ibadah itu43
b Ikhsan (akhlaq)
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa
yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi
majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah
(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)
alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama)44
Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau
khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq
42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika
Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada
2012) hal 1
34
kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-
Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi
٤ عظيم خلق لعلى وإنك
Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur 45
Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi
pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara
kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai
murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat
Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak
bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan
memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan
perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan
lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun
sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr
tt) hal 56
35
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat
5 Metode Bimbingan Agama
Dalam surah An- Nahl ayat 125
دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج
أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي
١٢٥ بٱلمهتدين
Artinya Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk47
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan
berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang
tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara
harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang
berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian
hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan48
47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43
36
Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik
Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang
kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang
dapat menambah kemampuan bagi terbimbing
Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami
bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk
sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama
maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan
agama diantaranya
a Ceramah
Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum
cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok
(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk
menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya
dengan kondisi terbimbing yang beragam49
b Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai
fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri
terbimbing50
49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)
hal122
37
Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada
yang dibimbing
2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh
seseorang yang dibimbing
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi
dan kondisi yang memberikan perasaan damai
dana man serta santai kepada seorang yang
dibimbing51
Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada
metode yang biasa dilakukan yakni
1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan
dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar
intelek dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran
agama
2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang
digunakan untuk menunjukkan dan
membuktikan kebenaran ajaran agama dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional
3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan
contoh yang benar dan tepat agar yang di
51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45
38
bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari
apa yang diterimanya secara logika dan
penjelasannya akan teori yang masih baku
(tekstual) 52
B Kecerdasan Spiritual
1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari
semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus
mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan
lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di
turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya
tidak terbatas53
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal12
39
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain54
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu
menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55
Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah
berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal
Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik
dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56
54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
40
a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan
dan aktif)
b Tingkat kesadaran diri
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak
perlu
g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)
h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo
atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-
jawaban yang mendasar
i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi
seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga
cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh
pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada orang lain yang memberikan petunjuk
penggunaannya
41
Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab
HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya
yakni57
a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material
b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak
c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-
hari
d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
spiritual guna menyelesaikan masalah
e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih
sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan
Seperti memberi maaf bersyukur atau
mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati
menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah
sebagian dari kebajikan
3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses
membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf
memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun
57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281
42
lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang
pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam
hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo
Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini
secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)
mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan
menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif
Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu
dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta
kehidupan secara umum
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan
suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah
yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut
adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan
ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber
dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta
bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan
ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha
Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo
Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan
kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri
kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat
akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik
sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic
power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual
43
yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama
keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot
manusia59
Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang
memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus
melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa
menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60
4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu
berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi
kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan
kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang
menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang
diantaranya61
a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego
b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
anaknya
c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak
d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan
Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)
44
e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman
menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak
berharga
Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62
a Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia
mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks
luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian
yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG
(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi
sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi
kecerdasan spiritual
b Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya
bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat
ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia
menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu
62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83
45
adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek
diri dan seluruh segi kehidupan
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul
dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan
seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan
C Mualaf
Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari
ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak
dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang
yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum
Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum
= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang
yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam
Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan
diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan
kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64
Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf
maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir
63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam
(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana
Semesta Intermedia 2009) hal 231
46
Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi
perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya
demi kemaslahatan65
Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk
islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat
diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya
untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama
kaum muslimin66
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan
hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka
baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada
di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui
Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri
untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa
beribadah secara mandiri
D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan
65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar
Nusa 2002) hal 563
47
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam
berdasarkan norma-norma yang berlaku67
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa68
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain69
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku
67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
48
dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena
Allahrdquo
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa
bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan
karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk
mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari
sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian
ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada
bab IV
E Kerangka Berpikir
Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren
hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi
Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami
kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama
Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari
keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan
tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan
dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata
layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan
sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi
gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah
49
tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang
singkat70
Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa
menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi
perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak
persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf
tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya
maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya
memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)
Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik
belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi
ingkar71
Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian
Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun
2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan
Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni
pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi
Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi
Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20
70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba
Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
50
persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)
adalah kemiskinan73
Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa
mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah
satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74
Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan
kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode
yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan
berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah
bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog
Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga
islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para
mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia
Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini
72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
51
memiliki 3 program yakni program pembinaan program
pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat
kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para
pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan
baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang
baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf
akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang
dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah
satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75
Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf
akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya
Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni
karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins
Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan
umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti
menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin
pendidikan umur dan masa mualaf
75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)
hal 171
52
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat
dilihat pada Gambar 2
53
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat
Bimbingan Agama (X2)
1 Materi
Bimbingan
Agama
a Akidah
b Ibadah
c Akhlak
2 Metode
Bimbingan
Agama
a Ceramah
b Bimbingan
Kelompok
c Tanya-jawab
dan Dialog
Faktor Internal (X1)
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin
2 Usia
3 Pendidikan
4 Masa Mualaf
Kecerdasan Spiritual (Y)
1 Kemampuan bersikap
fleksibel
2 Tingkat kesadaran
diri
3 Kemampuan
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4 Kempuan
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang
diilhami
Oleh visi dan nilai-
nilai
6 Keengganan untuk
menyebabkan
Keinginan yang tidak
perlu
7 Berpandangan
holistic
8 Berfikir positif
54
F Hipotesis Penelitian
pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini melalui uji empiris yaitu
Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat
Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik individu dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu
ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik78
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai
rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah
terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah
perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis
instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang
digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar
menurut ketentuan dan telah disepakati79
Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf
dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D
(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58
56
populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan
Sampel fenomena secara detail80
B Tempat dan Waktu penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat
di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl
Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode
Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5
bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini
didasarkan pada fakta sebagai berikut
1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-
benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa
memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman
dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani
hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan
pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan
bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya
2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga
Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi
yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan
dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan
80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62
57
maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru
mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk
islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya
3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat
kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren
Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di
Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
C Populasi dan Sampel
1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan
sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi yaitu82
a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan
informasi yang akan diinginkan
b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan
benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam
suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan
81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146
58
c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu
d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil
penelitian itu dapatat digeneralisasikan
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria
minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah
3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua
kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan
asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan
kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama
Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk
dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama
2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian
(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini
menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik
pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah
100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota
83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT
remaja Rosda Karya 1994) hal 78
59
populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang
dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84
D Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana
data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada
penelitian ini yaitu
1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di
mana peristiwa terjadi86
Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh
melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center
Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan
beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
kuesioner87
84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94
60
E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah
Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam
penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual
bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara
intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk
membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual
b Variabel Dependen (Y)
Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)
dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf
(Variabel Y)
Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan
spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup
menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran I
61
F Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data yaitu
1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi
dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh
pandangan yang holistik dan menyeluruh89
Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan
pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf
yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang
berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan
maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa
pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media
88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)
cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199
62
yang lain91
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan
Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92
Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam
menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan
informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta
memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama
penelitian
G Intrumen Penumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan
data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap
91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi
(Mixed methods)
(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327
63
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial93
Tabel 1 Skor Skala Semi Likert
No Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1
2
3
4
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
2
1
1
2
4
5
1 Skala Bimbingan Agama
Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua
aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan
agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni
akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama
yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog
2 Skala Kecerdasan Spiritual
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan
delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat
kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
64
penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan
holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan
ldquobagaimana jikardquo
Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan
mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96
3 Uji Validitas dan Realiabilitas
a Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97
Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan
dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori
respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-
individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98
95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta
Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD
(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Refika Aditama 2015) Hal 472
65
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda
Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang
digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin
diukur yakni99
1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03
2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-
2) n= jumlah sampel
3 Nilai Sig ge α
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam
melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan
untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product
moment yaitu100
rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)
radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]
keterangan
r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas
X dan Y
n=jumlah responden
99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48
66
X= skor variabel (jawaban responden)
Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable
Bimbingan Agama sebelum uji instrumen
Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama
sebelum uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 12345 - 5
2 Ibadah 678910 - 5
3 Akhlak 12131415 11 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 1718 16 3
5 Bimbingan
Kelompok 1921 20 3
6
Tanya
Jawab atau
Dialog
222324 - 3
Jumlah 24
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-
Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur
dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada
26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable
bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item
valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid
kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan
67
pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan
BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji
instrumen
Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah
uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 2345 1 5
2 Ibadah 78910 6 5
3 Akhlak 11121415 13 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 17 1618 3
5 Bimbingan
Kelompok 21 1920 3
6 Diskusi 2223 24 3
Jumlah 24
Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen
68
Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual
sebelum diuji instrumen
Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang
diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir
pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2
item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
3132 33 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan
nilai-nilai
3739 38 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
464748 - 3
Jumlah 24
69
diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan
data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2
Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen
Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual
setelah diuji instrumen
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
313332 - 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui
rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
373839 - 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan
ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
4748 46 3
70
b Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban
yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5
1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility
Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi
SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila
koefisien realibilitas (r11) gt 06101
α = (119870
119870 minus 1) (
1198781199032 minus sum119878119894
2
1198781199092
)
Keterangan
α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach
K Jumlah item pertanyaan
sum1198781198942 Jumlah varians skor item
101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57
Jumlah 24
71
1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102
Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan
Instrumen Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha
Cronbach
Derajat Keandalan
lt 05 Tidak dapat digunakan
05-06 Jelek (poor)
06-07 Cukup atau dapat diterima
07-09 Bagus (good)
gt09 Luar biasa bagus
(exellent)
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
867 24
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar
0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala
Kecerdasan Spiritual
102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung
Refika Aditama 2015) hal 470
72
Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
780 24
Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar
0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel
terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan
nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan
dinyatakan reliabel
H Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis
langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam
103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 226
73
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik
infersensial
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan
satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan
untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang
bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren
Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat
2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Statistik inferensial merupakan metode analisis yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan
antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan
penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat
inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada
sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini
menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman
104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100
105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) hal 532
74
Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan
(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antar variabel tidak harus sama106
Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk
mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara
variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan
agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji
koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang
kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Interpretasi
r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah
r = 020 ndash 0399 Rendah
r = 040 ndash 0599 Sedang
r = 060 ndash 0799 Kuat
r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat
106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D
(Bandung Alfabeta 2012) hal 153
75
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center
Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba
Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz
Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau
adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana
sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para
mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah
Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia
khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena
mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak
mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan
hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak
itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan
pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para
mualaf diseluruh wilayah Indonesia
Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun
pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di
daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014
beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari
pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari
tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf
cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau
76
juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi
Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini
jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5
(lima) wilayah
Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-
Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan
tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak
mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan
pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari
pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan
Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas
muslim maupun non-muslim
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center
Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu
menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah
islamiyahrdquo
Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang
akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter
serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center
dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut
a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum
dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah
b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh
berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah
77
c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan
perbandingan agama
d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah
mandiri dan terampil
e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum
muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung
terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di
kalangan saudara kita kaum Mualaf
f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak
masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan
pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang
merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat
diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah
masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center
Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk
membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan
pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta
pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah
agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan
hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat
ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya
sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus
ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah
78
dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-
muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami
betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah
pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini
mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf
itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam
kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan
menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo
Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba
Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil
hingga merambah di beberapa wilayah nusantara
79
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center
Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center
dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center
PEMBINA
Ferdius
Ndruru
KETUA amp PENGASUH
KH Syamsul Arifin Nababan
PENGAWAS
Siti Hamidah
SEKRETARIS
Leli Yuheni
BENDAHARA
Siti Fatimah
DEWAN GURU
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan
2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya
3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc
MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc
MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna
SANTRI
80
5 Program Bimbingan Agama
a Program Pembinaan
1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui
kajian rutin
2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-
ceramah umum
b Program Pendidikan
Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren
c Program Pengembangan
1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya
2) Menghafal Hadits dan sarahnya
3) Penguasaan Bahasa Arab
4) Penguasaan Bahasa Inggris
5) Penguasaan Komputer
d Program Jangka Panjang
a) Program Perluasan Dakwah
Membangun cabang-cabang pesantren
Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah
Indonesia
Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah
minoritas muslim
b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri
An-Naba
81
e Program Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat
SMP- Perguruan Tinggi
2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi
3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi
para mualaf
f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Mendirikan usaha kuliner
2) Membangun bisnis berbasis online
3) Membangun usaha retail
6 Program Pembinaan Agama
Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan
An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11
Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
82
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan
tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
9 2200 - 0429 Istirahat
83
Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600
Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari
jumat Tahsin diganti dengan membaca 4
surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-
waqiah dan Al- Mulk)
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
10 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh
mengerjakan tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
84
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
8 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
9 2200 - 0429 Istirahat
Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai
berikut
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan
Agama)
2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah
Islamiyah)
3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)
4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)
5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)
6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)
7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)
8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)
9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)
85
B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Karakteristik Individu Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti
bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru
Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan
sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah
penulis tentukan
Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni
berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf
diuraikan sebagai berikut
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 12
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 9 26
Perempuan 26 74
Total 35 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil
terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden
berjenis kelamin laki-laki
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 13
86
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Usia Jumlah Presentase
Remaja 12- 21 Tahun 29 83
Dewasa 22- 45 Tahun 6 17
Total 35 100
Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden
didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel
terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21
tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat
dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Jumlah ()
Rendah (0-9 tahun) 6 17
Sedang (10-12 tahun) 19 54
Tinggi (13-16 tahun) 10 29
Total 35 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas
responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada
tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima
87
pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan
pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-
16 tahun)
Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat
dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf
Kategori Masa Mualaf Jumlah ()
Rendah 3 -36 bulan 22 63
Sedang 37 bulan ndash 72
bulan 11 31
Tinggi 73 bulan -104
bulan 2 6
Total 35 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk
islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa
mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)
dan kategori tinggi (73- 104 bulan)
88
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden
Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual
santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo
Center
No
Kategori
Kecerdasan
Spiritual
Jumlah Skor
Jawaban
Responden
Frekuensi ()
1 Rendah 93- 105 14 40
2 Tinggi 106- 120 21 60
Jumlah 35 100
Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan
(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan
spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan
spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual
yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri
3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan
89
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan
holistik
3 Analisis Data Uji Korelasi
a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa
mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian
tersebut diolah menggunakan Program statistical Package
for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
No Peubah Variabel
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik
Individu -0198 0254
2 Bimbingan Agama 0760 0000
Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berhubungan nyata pada α= 1 (005)
90
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17
yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua
() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi
pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
kecerdasan spirituannya
b Hubungan Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba
Center
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18
91
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik Individu -0198 0254
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien
antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan
diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021
Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
92
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Usia -0198 0254
2
Tingkat Pendidikan
Formal -0123 0483
3 Masa Mualaf 0199 0251
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian
karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan
formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi
usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya
antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika
usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual
meningkat
Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan
spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign
0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan
formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika
semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif
antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual
mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign
93
0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan
tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika
semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf
c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan
Diri Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19
menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama
dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-
Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19
94
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan
agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760
Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan
yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005
kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang
bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan
antara variabel bimbingan agama dengan variabel
kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin
tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
nilai kecerdasan spiritual dirinya
Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)
sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005
Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
95
No
Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Materi 0740 0000
2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20
menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan
metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual
mualaf
Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan
hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda
bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada
angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif
Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama
seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau
semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang
maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan
agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi
bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak
Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa
96
terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-
lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai
signifikansi sebesar 000 lt 005107
Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah
dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian
Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah
akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi
sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti
korelasi cukup dan bersifat positif108
Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()
artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya
semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang
maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau
107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan
Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU
Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah
Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
97
jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama
seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel
20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang
tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf
Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa
bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang
telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat
pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban
sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya109
109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun
Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)
98
Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan
agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan
spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000
(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga
menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan
yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
remaja 111
110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)
siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling
Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)
99
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki
(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia
(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa
usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan
tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang
(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah
(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan
dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa
mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah
(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash
72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104
bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat tergolong tinggi
2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai
100
signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari
005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat
dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan
agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat
3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru
Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut
7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan
dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama
bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan
lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang
di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat
sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan
penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar
pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk
materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu
tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan
makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun
dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar
ibadah
101
8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait
bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual
Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang
bagian yang ada pada bimbingan agama maupun
kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun
keefektivitasannya
102
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung
Alfabeta
Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama
Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1
P-ISSN 2442-725X e-2621-7201
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta
Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah
208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02
Wonosobo
Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
Bandung PT Revika Aditama
Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung
Alfabeta
Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS
Jakarta Kencana
Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka
Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
103
Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan
R amp D Bandung ALFABETA
Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT
Wahana Semesta Intermedia
Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor
Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang
Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di
Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1
Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT
Indeks
Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual
Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam Jakarta Arga
Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi
IV
104
Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa
Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan
Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka
Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan Bandung Mizan
Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam
Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve
Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan
Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan
Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)
Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan
Jakarta PT Rineka Cipta
Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi
Bandung PT remaja Rosda Karya
Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta
Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central
Medika Surabaya
Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali
Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali
Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori
Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)
Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia
105
Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya
Usaha Nasional
Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press
Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental CrHaji Masagung Jakarta
Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-
Fikr tt)
Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah
Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama
Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam
Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center
Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan
Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol
1 No 1)
Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi
Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga)
106
Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi
S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)
Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal
Vo 13 No 155-62
Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan
Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau)
Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan
terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Metro)
Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam
Volume 7 Nomor 2 249- 270)
Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al
Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan
Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi
terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian
107
Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah
dan Islam Universitas Indonesia tahun)
Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran
Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa
di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah
terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di
Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)
Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin
Jakarta)
Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan
Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi
S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang)
Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah
mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada
19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020
wib tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppmm42z313
108
Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid
ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah
pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib Tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus
2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib
Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba
Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh
pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-
center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml
Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam
di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-
umat-islam-di-indonesia-menurun
Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap
Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-
mengalamipenolakan-keluarga
Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat
Yayasan An- Naba Center
109
LAMPIRAN
Lampiran I
Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel
Independen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Karakteristik
Individu (X1)
Menurut
Robbins
karakteristik
individu adalah
cara
memandang ke
objek tententu
dan mencoba
menafsirkan apa
yang dilihatnya
yang
mencangkup
usia jenis
kelamin tingkat
pendidikan
status
perkawinan dan
masa kerja
Karakteristik
responden pada
penelitian ini
ada empat
aspek yaitu
usia jenis
kelamin
tingkat
pendidikan dan
masa kerja
1 Jenis kelamin
Jenis kelamin
responden yang
dibagi menjadi
dua jenis yaitu
laki-laki dan
perempuan
2 Usia
Lamanya waktu
hidup responden
yang dihitung
sejak tahun
kelahiran
sampai waktu
penelitian
berlangsung
3 Tingkat
pendidikan
110
dalam
organisasi112
Dalam hasil
penelitian Rusdi
dan Sari
memaparkan
bahwa salah
satu faktor yang
membuat para
mualaf
melakukan
konversi agama
dari agama
asalnya ke
agama islam
yaitu faktor
kemauan
kemauan
menjadi salah
satu pendorong
seseorang
melakukan
Jumlah tahun
sekolah formal
yang ditempuh
oleh responden
sampai
penelitian ini
berlangsung
4 Masa mualaf
Lamanya waktu
atau masa
konversi agama
responden
dihitung sejak
mengucapkan
dua kalimat
syahadat sampai
waktu penelitian
berlangsung
5 Kemauan
salah satu
faktor
mendorong
seseorang
112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)
hal 171
111
konversi
agama113
melakukan
konversi
agama
Seseorang
yang
melakukan
konversi
didasari karna
kemauan diri
sendiri atau
orang lain
keluarga
teman dan
lain
sebagainya
Materi
Bimbingan
Agama (X2)
Menurut
Djumhur dan
Moh Surya
bimbingan
adalah suatu
pemberian
bantuan yang
Bimbingan
agama dalam
penelitian ini
mencangkup
materi
bimbingan
agama (akidah
Materi bimbingan
agama
1 Akidah
mengetahui
pengetahuan
mualaf tentang
akidah islam
113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam
dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X
e-2621-7201
112
diberikan secara
sistematis dan
kontinyu kepada
individu atau
kelompok dalam
pemecahan
masalah yang
dihadapinya
agar tercapai
kemampuan
untuk
memahami diri
sendiri
kemampuan
untuk menerima
diri sendiri
kemampuan
untuk
merealisasikan
diri sendiri
sesuai dengan
potensi atau
kemampuan
dalam mencapai
penyesuaian diri
ibadah dan
akhlak) dan
metode
bimbingan
agama
(ceramah
bimbingan
kelompok dan
tanya-jawab
atau dialog)
yang
berdasarkan
rukun iman
yakni iman
kepada Allah
iman kepada
Malaikat Allah
iman kepada
Kitab Allah
iman kepada
Rasul Allah
iman kepada
hari Kiamat
dan iman
kepada Qodarsquo
dan Qodar
Keyakinan ini
apakah dapat
menimbulkan
sifat jiwa yang
tercermin
dalam
perkataan
maupun
113
dengan
lingkungannya
baik keluarga
maupun
masyarakat114
Menurut M
Arifin
bimbingan
agama adalah
usaha pemberian
bantuan kepada
seseorang yang
mengalami
kesulitan baik
lahiriah maupun
batiniah yang
menyangkut
kehidupan di
masa kini dan
masa mendatang
berupa
pertolongan
dibidang mental
perbuatan
mualaf tersebut
2 Ibadah
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
ibadah sesuai
ketentuan atau
syariat Islam
berdasarkan
Rukun Islam
yakni Syahadat
Shalat Zakat
Puasa Haji
3 Akhlak
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
Akhlak Islam
yakni kepada
diri sendiri
Kepada orang
tua dan guru
114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7
114
spiritual
Membantu
seseorang
mampu
mengatasi
kesulitannya
dengan
kemampuan
yang ada pada
dirinya sendiri
melalui
dorongan
kekuatan iman
dan takwa
kepada Tuhan
yang maha
esa115
kepada saudara
dan teman
sebaya maupun
lingkungan
masyarakat
Metode
Bimbingan
Agama
1 Ceramah
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama kepada
mualaf secara
langsung
2 Bimbingan
Kelompok
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf secara
langsung
115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
115
dengan cara
diskusi
kelompok
3 Tanya
jawab atau
Dialog
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf melalui
tanya jawab
atau dialog
secara langsung
baik terkait
materi maupun
pengalaman
hidup
116
Variabel
Dependen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Kecerdasan
Spiritual (Y)
Menurut
Danah Zohar
dan Ian
Marshal
kecerdasan
spiritual (SQ)
adalah
kecerdasan
untuk
menghadapi
persoalan
makna atau
value yaitu
kecerdasan
untuk
menempatka
n perilaku
dan hidup
kita dalam
konteks
makna yang
lebih luas dan
kaya
Kecerdasan
Spiritual
adalah sesuatu
yang dimilki
dalam diri
seseorang
dalam
menghadapi
segala
persoalan
hidup dengan
penuh makna
atau nilai dan
memberikan
nilai yang luas
untuk jalan
hidupnya
Kemampuan
bersikap fleksibel
1 Mualaf dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan
baru
2 Mualaf dapat
beradaptasi dan
dapat
menerima
dengan mudah
dalam
lingkungannya
Tingkat
kesadaran diri
a Mualaf dapat
menempatkan
diri baik sikap
maupun
karakter
117
kecerdasan
untuk menilai
bahwa
tindakan
untuk jalan
hidup
seseorang
lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain116
b Mualaf dapat
menyadari atau
introspeksi
kelebihan dan
kekurangan diri
dalam bersikap
baik dalam
lingkungan
keluarga
sekolah
maupun
masyarakat
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
1 Mualaf dapat
menjadikan
penderitaan
kesedihan
maupun
kegagalan di
116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
118
masa lalu sebagai
motivasi dan
kekuatan untuk
tetap
mempertahankan
jalan hidup yang
sudah dipilih
menjadi seorang
muslim
2 Bersikap optimis
dan berfikir
positif meski
harus terusir dari
keluarga mapun
belum di terima
dilingkungan
baru
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
melampaui rasa
sakit
1 Menjadikan
penderitaan
sebagai
119
tantangan
hidup yang
harus
dihadapi
2 Mualaf
dapat
menjalani
hidup
dengan
penuh
keyakinan
dan
keteguhan
hati meski
harus
merasakan
berbagai
penderitaan
dan rasa
sakit
Kualitas hidup
yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
1 Mualaf
dapat
120
memiliki
tujuan yang
jelas dalam
menjalani
hidup
2 Mualaf
dapat
menjalani
kehidupan
yang
bernilai dan
penuh
makna
Keengganan
untuk
menyebabkan
keinginan yang
tidak perlu
1 Mualaf agar
memiliki
sikap
prioritas
dalam
menjalani
hidupnya
121
2 Dapat
memilah
mana yang
penting bagi
hidupnya
maupun
yang tidak
didasari
kebermanfa
atannya
Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan
antara berbagai
hal
(berpandangan
ldquoholistikrdquo)
1 Mualaf dapat
menyikapi
segala
persoalan
dalam
hidupnya
semata karena
122
ketentuan
Allah
2 Segala sesuatu
yang menimpa
kehidupan
mualaf adalah
kebaikan yang
diberikan oleh
Allah
bersikap positif
terhadap apapun
yang menimpa
kehidupannya
1 Mualaf dapat
menerima
dengan baik hal
apapun yang
menimpanya
2 Mualaf dapat
berprasangka
baik terhadap
segala hal yang
menimpanya
123
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas
A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No Materi Akidah r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
1
Saya meyakini bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan seluruh
alam semesta
-0179 0388 Tidak
Valid
2
Saya meyakini adanya Malaikat
yang mengawasi dan mencatat apa
saja yang saya lakukan
0411 0388 Valid
3
Saya meyakini bahwa Allah
mengutus rasul menjadi suri tauladan
bagi manusia
0599 0388 Valid
4
Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan
sebagai obat penenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup
0577 0388 Valid
5
Saya meyakini segala perbuatan di
dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat
0594 0388 Valid
Materi Ibadah
6
Saya berusaha melungkan waktu
untuk melaksanakan ibadah shalat
Sunnah
0268 0388 Tidak
Valid
7
Saya meyakini shalat adalah cara
terhubung paling baik dengan Tuhan
saat kita mulai putus asa
0382 0388 Valid
8 Saya melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid
9
saya mengetahui dan memahami
bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh
sebagai cara pensucian diri dari harta
yang bukan milik kita
0774 0388 Valid
124
10
saya mengetahui bahwa ibadah haji
adalah ibadah wajib umat muslim
dan di lakukan bagi yang sudah
mampu
0590 0388 Valid
Materi Akhlak
11 saya membiarkan teman saya yang
sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid
12
Saya mengetahui bahwa menghargai
orang lain dalam memilih agama
yang di anutnya adalah perbuatan
yang baik
0575 0388 Valid
13
Seorang muslim harus bertutur kata
dan bertingkah laku baik terhadap
orang lain
0313 0388 Tidak
Valid
14
Saya berpakaian menutupi aurat
sesuai dengan tuntunan Agama dan
bagian dari sopan santun dalam
berbusana
0516 0388 Valid
15 Saat ada teman kesusahan saya akan
membantunya 0411 0388 Valid
Metode Ceramah
16
saya tidak semangat saat
mendengarkan Ceramah dari
pembimbing Agama
0294 0388 Tidak
Valid
17
Hati saya lebih tenang setelah
mendenarkan ceramah yang
dibawakan pembimbing
0489 0388 Valid
18
Terkadang materi yang di sampaikan
berkaitan dan menjawab segala
persoalan yang sedang menimpa
saya hingga menjadikan saya lebih
kuat
0184 0388 Tidak
Valid
Metode Kelompok
125
19
Saya memanfaatkan bimbingan
kelompok untuk berinteraksi dengan
teman-teman
0301 0388 Tidak
Valid
20 saya tidak menyukai diskusi dalam
bimbingan kelompok 0355 0388
Tidak
Valid
21
Saat bimbingan kelompok saya bisa
berbagi pengalaman dengan teman-
teman dan mendapat penguatan dari
teman diskusi
0447 0388 Valid
Metode Diskusi
22
Saya merasa yakin dengan pilihan
yang saat ini saya yakini sebagai
muslim setelah menyampaikan
segala keraguan beragama kepada
pembimbing agama
0607 0388 Valid
23
Setelah berdialog dengan
pembimbing agama Saya lebih
termotivasi dan lebih kuat menjalani
sebagai muslim yang kaffah
0700 0388 Valid
24
Saya merasa lebih tenang saat
menyampaikan segala keluh kesah
yang menimpa kehidupan masa lalu
dan saat ini kepada pembimbing
agama
-0280 0388 Tidak
Valid
Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No
Kemampuan bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
25 Saya mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitar 0504 0388 Valid
26
saya menerima dan menghargai
pendapat maupun pilihan orang lain
termasuk pilihan dalam beragama
0690 0388 Valid
27 Saya menerima perubahan yang ada
dalam diri 0628 0388 Valid
126
Tingkat kesadaran diri
28 Saya mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid
29 Saya tidak membanding-bandingkan
hidup saya dengan orang lain -0104 0388
Tidak
Valid
30
saya merasa minder dengan
lingkungan baru saya sebagai
muslim
0644 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan
31
Segala masalah dan penderitaan yang
datang dalam hidup saya jadikan
sebagai motivasi untuk kembali
bangkit
0478 0388 Valid
32
Saya yakin bahwa segala masalah
yang datang adalah sebuah batu
loncatan untuk diri saya
0255 0388 Tidak
Valid
33
saat masalah datang dalam hidup
saya merasa sangat menderita dan
sedih
0455 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit
34
Saya berusaha sabar dan ikhlas
menerima setiap masalah yang
menimpa saya
0506 0388 Valid
35
Saya yakin bahwa masalah yang
datang adalah kasih sayang dari
Allah untuk menebus dosa-dosa
saya
0159 0388 Tidak
Valid
36 Saya mampu mengambil hikmah dari
setiap masalah hidup 0602 0388 Valid
Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
127
37 Saya memiliki dan mampu
memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid
38 saya kurang bersemangat dalam
menjalani hidup 0484 0388 Valid
39 Saya mampu menggapai dan
mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak
Valid
Keengganan untuk menyebabkan
keinginan yang tidak perlu
40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak
Valid
41 Saya memilah segala kegiatan yang
harus saya kerjakan 0146 0388
Tidak
Valid
42
Saya akan mendahulukan ibadah
sebelum melakukan aktivitas sehari-
hari
0431 0388 Valid
Kecenderungan untuk melihat
keterkaitan antara berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
43 Ketika masalah datang saya yakin
bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid
44
Saat semua orang menjauhi saya
hingga mengusir saya saya yakin
bahwa Allah selalu bersama saya
0520 0388 Valid
45
Setiap musibah yang datang dalam
hidup saya saya yakin itu sudah
takdir dan pilihan terbaik dari Allah
0339 0388 Tidak
Valid
bersikap positif terhadap apapun
yang menimpa kehidupannya
46 saya menerima hal apapun yang
menimpa hidup saya -0040 0388
Tidak
Valid
47
saya yakin pasti ada kebaikan dari
setiap masalah yang datang dalam
kehidupan saya
0675 0388 Valid
128
48
saya yakin Allah selalu bersama saya
meskipun masalah datang bertubi-
tubi
0391 0388 Valid
129
Lampiran 3
Daftar pedoman wawancara Responden
No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama
1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah
2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat
3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah
4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak
menerima anda sebagai seorang mualaf
5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari
pembimbing agama
6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-
teman anda
7
Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat
penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing
agama
No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual
1
Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih
agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun
keluarga
2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali
segala kesalahan dan dosanya
3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh
orang lain
4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang
datang dalam hidup anda
5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak
menerima anda menjadi seorang mualaf
6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang
setelah menjadi seorang mualaf
130
7
Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah
masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu
yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan
terlebih dahulu
8
Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang
menimpa anda datang begitu saja dengan secara
kebetulan
9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang
datang dalam kehidupan anda
131
Lampiran 4
Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS
Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Correlations
Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual
Spearman
s rho
Karakteristik Individu Correlation
Coefficient 1000 -169 -198
Sig (2-tailed) 331 254
N 35 35 35
Bimbingan Agama Correlation
Coefficient -169 1000 760
Sig (2-tailed) 331 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -198 760 1000
Sig (2-tailed) 254 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
132
Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Usia Correlation
Coefficient 1000 253 083 122 -312
Sig (2-tailed) 143 634 486 068
N 35 35 35 35 35
Jenis Kelamin Correlation
Coefficient 253 1000 004 012 -230
Sig (2-tailed) 143 984 947 183
N 35 35 35 35 35
Pendidikan Formal Correlation
Coefficient 083 004 1000 -237 -123
Sig (2-tailed) 634 984 170 483
N 35 35 35 35 35
Masa Muallaf Correlation
Coefficient 122 012 -237 1000 199
Sig (2-tailed) 486 947 170 251
N 35 35 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -312 -230 -123 199 1000
Sig (2-tailed) 068 183 483 251
N 35 35 35 35 35
133
Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Materi Metode Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Metode Correlation Coefficient 704 1000 685
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
134
Lampiran 5
Data Skor Responden
Bimbingan Agama
R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107
R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111
R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109
R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105
R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114
135
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117
R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116
R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105
R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118
R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109
R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116
R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108
R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113
R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117
136
Kecerdasan Spiritual
R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107
R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108
R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96
R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93
R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98
R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109
R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114
R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98
R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112
R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105
R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107
R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99
R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115
R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115
137
R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115
R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112
R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103
R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98
R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93
R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104
R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111
R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106
R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112
R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103
R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114
R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104
138
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center
139
Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang
Kupang Nusa Tenggara Timur
140
141
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-
Naba Center
142
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-
Naba Center
143
Lampiran 7
Surat-surat
144
145
146
147
v
Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan
kekuatan bagi penulis
11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya
Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa
menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama
debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan
mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini
12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat
penulis mengucapkan terima kasih
Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang
tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain
itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua
terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari
Allah SWT Aamiin
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi
ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi
ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis
Jakarta 21 April 2021
Siti Maryam
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi
DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii
DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi
DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12
B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14
C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15
D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23
E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38
B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45
C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46
D Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
48
E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56
B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
E Variabel dan Devinisi Operasional
Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
60
F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62
G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72
H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
75
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
77
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba
5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
79
6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81
7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84
B Temuan Hasil Penelitian dan
Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
85
1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
89
3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan
pemurtadan tahun 2015
4
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf
53
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba
Center
79
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63
2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama sebelum uji instrumen
66
3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama setelah uji instrumen
67
4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan
Spiritual sebelum diuji instrumen
68
5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan
Spiritual setelah diuji instrumen
70
6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat
Keandalan Instrumen Ukuran dari
Cronbach
71
7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan
Agama
71
8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan
Spiritual
72
9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan
74
10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putri di Yayasan An- Naba
Center
82
11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putra di Yayasan An- Naba
Center
84
x
12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
85
13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
86
14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan Formal
86
15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan
Masa Mualaf
87
16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di
Yayasan An-Nabarsquo Center
88
17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual
mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
89
18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara
Karakteristik Individu dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
91
19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun
2021
92
xi
20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Bimbingan Agama dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
93
21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada tahun 2021
95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 Data Skor Responden
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat- surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling
sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya
manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa
dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di
datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga
menimbulkan kesedihan yang begitu dalam
Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan
keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang
dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa
aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)
dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1
Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga
mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia
yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal
maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk
mewujudkan kebutuhan tersebut
Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama
adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi
meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam
jiwanya
1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi
dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman
(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41
2
Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri
berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis
sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber
pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu
memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai
makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya
Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya
Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada
kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang
dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya
adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para
artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya
Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro
dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan
dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan
sosial yang rukun dan damai
Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di
Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003
jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir
angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2
2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi
jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019
httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019
1020 wib
3
Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah
yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar
baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan
adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi
ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi
pembimbing Agama
Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian
khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama
Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati
nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu
masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap
kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika
masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan
kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke
agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa
Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman
berganti menjadi ingkar3
Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam
menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014
Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat
Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam
hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat
menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka
3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
4
pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara
Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun
Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim
Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika
ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035
jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4
Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian
Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat
tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun
20155
4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di
Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-
indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
0
10
20
30
40
50
60
Rawan Pemurtadan
5
Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab
seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya
ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)
terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin
Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat
Islam paling ekstrimrdquo6
Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang
dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat
Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan
fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya
mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari
lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi
menjadi seorang muslim seutuhnya
Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi
memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)
Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan
tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang
tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya
rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya
hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib
6
tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap
keselamatan jiwardquo7
Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar
semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang
meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari
lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu
hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka
secara lebih jauh8
Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu
besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat
berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar
di masjid dan di jalanan9
Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan
pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang
untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi
Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung
resiko
7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf
Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-
keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan
Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara
Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II
No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom
ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni
2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-
pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
7
Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan
perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen
terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya
Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang
yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang
belum memahami islam seutuhnya
Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan
bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa
mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang
muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan
surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi
أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط
بين عدو ٢٠٨ م
ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimurdquo10
Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208
adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara
parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-
hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri
tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf
10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208
Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016
8
yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk
sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah
akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari
itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan
peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan
menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan
agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri
individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk
berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-
Nya serta tabah menerima ujian-Nya12
begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan
agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan
peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan
spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani
menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa
lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem
maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual
(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
9
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain13
Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14
Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang
dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala
kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan
yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun
kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian
baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya
Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu
mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan
13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1
Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57
10
masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15
Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada
mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz
Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal
pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang
terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid
Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para
mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami
agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa
terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa
menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya
(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-
mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan
kepada mereka
Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah
mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya
maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing
15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal8
11
untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat
berpengaruh bagi agama Islam
Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah
dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin
meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di
hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya
maupun kehidupannya kini sebagai muslim
Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang
meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual
mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada
Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16
Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang
bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa
warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam
penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18
16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan
Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan
penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan
Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri
12
Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa
menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang
pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik
di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian
Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan
membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba
Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo
B Batasan dan Rumusan Masalah
1 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang
dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti
berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun
pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi
dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-
Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo 2019)
13
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat adalah
a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan
yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai
kesejahteraan hidup di akhirat
b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau nilai untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
diantaranya
a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan
Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah
Baru- Ciputat
14
c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain
a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden
dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik
Responden dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Manfaat Penelitian
a Manfaat Akademis
1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
terutama pada mata kuliah Psikologi Islam
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi
Pembimbing agama maupun penyuluh agama
15
yang mengkhususkan pembinaan terhadap
Mualaf
b Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam
memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan
reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan
kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun
penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang
Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
D Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang
menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri
Yakni diantaranya sebagai berikut
Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan
Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
16
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan
agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257
sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari
r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799
dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian
hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan
masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah
alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat
rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang
berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini
ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket
instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga
meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data
Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan
variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran
17
penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan
sasaran penelitian mualaf21
Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh
Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja
Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada
remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai
sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan
perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22
Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah
kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun
menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis
di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut
adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami
pembaca
21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi
Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati
Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No
155-62
18
Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada
variabel independen dan dependen Variabel independen
penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel
dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan
berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel
dependen kecerdasan spiritual
Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di
Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian
Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di
panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan
antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak
di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan
berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005
ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian
terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam
terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman
Azzahra Kota Pekanbaru
Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi
kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam
19
beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam
penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independent dan dependen Variabel dependen
penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan
penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23
Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam
jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap
kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab
Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat
dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt
ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga
dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual
23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam
terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)
20
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan
Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak
rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di
beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan
pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan
baik
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan dependen jika di variabel
independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan
spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kinerja karyawan
Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti
tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi
Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)
dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa
gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa
dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang
cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional
mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam
penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa
21
mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik
dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi
Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang
masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa
kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang
dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan
kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca
mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami
penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel
dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen
hanya kecerdasan spiritual24
Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang
Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran
Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri
bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran
beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa
Tengah
24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)
(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)
22
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri
Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar
20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama
sebesar 322
Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup
rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan
dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah
pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga
pembaca dapat memahami penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis
menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25
Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh
Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan
Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal
Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan
25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016)
23
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan
spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi
sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-
Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel
16839 dan nilai signifikannya -0806lt005
Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika
kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan
paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini
adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga
dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
pada variabel independen Variabel independen tersebut
menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis
menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26
E Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman
penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang
skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif
26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)
24
Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan
Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu teori mengenai peran pembimbing agama
meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan
mualaf
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian tempat dan waktu penelitian
variabel penelitian sumber data populasi dan
sampel hipotesis penelitian definisi operasional
variabel Teknik pengumpulan data uji validitas
instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat
25
yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf
visi misi dan tujuannya program-program serta
struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan
Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian
menjelaskan temuan dan analisis data tentang
hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan
spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-
data hasil peneitian hasil angket identifikasi
responden deskripsi hasil penelitian dan analisis
data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama
1 Pengertian Bimbingan
Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin
menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata
ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti
menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur
mengarahkan dan memberi nasihat27
istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan
atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan
berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua
bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya
bimbingan28
Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16
27
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan
norma-norma yang berlaku30
Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31
Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni
1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung
arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat
mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut
kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya
2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini
mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut32
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
28
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa33
Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian
berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam
memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan
untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan
menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia
maupun ahirat
2 Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz
Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam
sebagai berikut34
a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan
kebersihan jiwa dan mental
33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
29
b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan
manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan
c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada
individu sehingga muncul dan berkembang rasa
toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong
menolong dan rasa kasih sayang
d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi
tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya
sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat
menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan
bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan
kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan
kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal
menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang
bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan
dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang
ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35
35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
30
3 Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya
bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36
a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan
sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang
berfungsi untuk dapat mengembangkan dan
memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun
potensi yang dimiliki terbimbing
c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang
membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing
dan lingkungannya
d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan
dalam memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi terbimbing
e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang
diberikan dapat membantu terbimbing dalam
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap
4 Materi Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami
kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan
mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau
36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta
PT Rineka Cipta 1995) hal 9
31
ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi
Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain
meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan
ikhsan (akhaq)37
a Keimanan (Aqidah)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)
yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau
aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti
keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat
menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan
maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan
keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39
37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha
Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga
Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim
dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi
1996) hlm 24
32
Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang
lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi
orang yang bertakwa40
a Keislaman (syarirsquoah)
Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa
Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju
sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga
diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan
dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman
Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi
ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م
١٨ يعلمون
Artinya Kemudian kami jadikan engkau
(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan
janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui41
Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu
mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan
40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji
Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500
33
mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala
perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan
Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42
Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam
beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya
a) Adanya suatu perbuatan
b) Dilakukan oleh orang muslim
c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok
ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu
zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan
ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban
yang menyertai pokok ibadah itu43
b Ikhsan (akhlaq)
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa
yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi
majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah
(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)
alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama)44
Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau
khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq
42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika
Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada
2012) hal 1
34
kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-
Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi
٤ عظيم خلق لعلى وإنك
Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur 45
Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi
pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara
kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai
murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat
Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak
bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan
memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan
perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan
lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun
sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr
tt) hal 56
35
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat
5 Metode Bimbingan Agama
Dalam surah An- Nahl ayat 125
دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج
أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي
١٢٥ بٱلمهتدين
Artinya Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk47
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan
berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang
tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara
harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang
berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian
hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan48
47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43
36
Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik
Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang
kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang
dapat menambah kemampuan bagi terbimbing
Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami
bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk
sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama
maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan
agama diantaranya
a Ceramah
Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum
cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok
(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk
menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya
dengan kondisi terbimbing yang beragam49
b Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai
fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri
terbimbing50
49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)
hal122
37
Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada
yang dibimbing
2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh
seseorang yang dibimbing
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi
dan kondisi yang memberikan perasaan damai
dana man serta santai kepada seorang yang
dibimbing51
Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada
metode yang biasa dilakukan yakni
1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan
dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar
intelek dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran
agama
2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang
digunakan untuk menunjukkan dan
membuktikan kebenaran ajaran agama dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional
3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan
contoh yang benar dan tepat agar yang di
51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45
38
bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari
apa yang diterimanya secara logika dan
penjelasannya akan teori yang masih baku
(tekstual) 52
B Kecerdasan Spiritual
1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari
semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus
mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan
lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di
turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya
tidak terbatas53
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal12
39
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain54
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu
menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55
Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah
berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal
Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik
dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56
54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
40
a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan
dan aktif)
b Tingkat kesadaran diri
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak
perlu
g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)
h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo
atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-
jawaban yang mendasar
i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi
seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga
cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh
pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada orang lain yang memberikan petunjuk
penggunaannya
41
Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab
HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya
yakni57
a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material
b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak
c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-
hari
d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
spiritual guna menyelesaikan masalah
e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih
sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan
Seperti memberi maaf bersyukur atau
mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati
menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah
sebagian dari kebajikan
3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses
membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf
memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun
57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281
42
lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang
pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam
hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo
Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini
secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)
mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan
menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif
Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu
dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta
kehidupan secara umum
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan
suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah
yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut
adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan
ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber
dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta
bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan
ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha
Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo
Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan
kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri
kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat
akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik
sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic
power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual
43
yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama
keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot
manusia59
Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang
memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus
melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa
menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60
4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu
berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi
kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan
kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang
menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang
diantaranya61
a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego
b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
anaknya
c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak
d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan
Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)
44
e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman
menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak
berharga
Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62
a Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia
mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks
luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian
yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG
(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi
sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi
kecerdasan spiritual
b Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya
bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat
ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia
menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu
62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83
45
adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek
diri dan seluruh segi kehidupan
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul
dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan
seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan
C Mualaf
Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari
ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak
dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang
yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum
Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum
= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang
yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam
Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan
diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan
kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64
Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf
maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir
63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam
(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana
Semesta Intermedia 2009) hal 231
46
Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi
perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya
demi kemaslahatan65
Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk
islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat
diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya
untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama
kaum muslimin66
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan
hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka
baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada
di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui
Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri
untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa
beribadah secara mandiri
D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan
65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar
Nusa 2002) hal 563
47
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam
berdasarkan norma-norma yang berlaku67
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa68
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain69
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku
67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
48
dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena
Allahrdquo
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa
bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan
karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk
mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari
sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian
ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada
bab IV
E Kerangka Berpikir
Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren
hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi
Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami
kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama
Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari
keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan
tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan
dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata
layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan
sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi
gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah
49
tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang
singkat70
Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa
menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi
perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak
persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf
tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya
maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya
memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)
Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik
belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi
ingkar71
Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian
Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun
2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan
Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni
pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi
Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi
Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20
70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba
Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
50
persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)
adalah kemiskinan73
Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa
mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah
satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74
Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan
kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode
yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan
berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah
bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog
Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga
islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para
mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia
Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini
72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
51
memiliki 3 program yakni program pembinaan program
pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat
kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para
pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan
baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang
baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf
akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang
dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah
satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75
Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf
akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya
Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni
karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins
Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan
umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti
menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin
pendidikan umur dan masa mualaf
75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)
hal 171
52
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat
dilihat pada Gambar 2
53
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat
Bimbingan Agama (X2)
1 Materi
Bimbingan
Agama
a Akidah
b Ibadah
c Akhlak
2 Metode
Bimbingan
Agama
a Ceramah
b Bimbingan
Kelompok
c Tanya-jawab
dan Dialog
Faktor Internal (X1)
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin
2 Usia
3 Pendidikan
4 Masa Mualaf
Kecerdasan Spiritual (Y)
1 Kemampuan bersikap
fleksibel
2 Tingkat kesadaran
diri
3 Kemampuan
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4 Kempuan
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang
diilhami
Oleh visi dan nilai-
nilai
6 Keengganan untuk
menyebabkan
Keinginan yang tidak
perlu
7 Berpandangan
holistic
8 Berfikir positif
54
F Hipotesis Penelitian
pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini melalui uji empiris yaitu
Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat
Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik individu dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu
ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik78
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai
rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah
terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah
perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis
instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang
digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar
menurut ketentuan dan telah disepakati79
Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf
dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D
(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58
56
populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan
Sampel fenomena secara detail80
B Tempat dan Waktu penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat
di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl
Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode
Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5
bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini
didasarkan pada fakta sebagai berikut
1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-
benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa
memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman
dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani
hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan
pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan
bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya
2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga
Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi
yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan
dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan
80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62
57
maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru
mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk
islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya
3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat
kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren
Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di
Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
C Populasi dan Sampel
1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan
sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi yaitu82
a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan
informasi yang akan diinginkan
b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan
benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam
suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan
81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146
58
c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu
d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil
penelitian itu dapatat digeneralisasikan
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria
minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah
3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua
kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan
asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan
kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama
Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk
dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama
2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian
(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini
menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik
pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah
100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota
83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT
remaja Rosda Karya 1994) hal 78
59
populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang
dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84
D Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana
data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada
penelitian ini yaitu
1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di
mana peristiwa terjadi86
Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh
melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center
Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan
beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
kuesioner87
84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94
60
E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah
Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam
penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual
bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara
intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk
membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual
b Variabel Dependen (Y)
Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)
dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf
(Variabel Y)
Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan
spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup
menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran I
61
F Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data yaitu
1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi
dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh
pandangan yang holistik dan menyeluruh89
Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan
pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf
yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang
berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan
maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa
pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media
88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)
cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199
62
yang lain91
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan
Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92
Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam
menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan
informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta
memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama
penelitian
G Intrumen Penumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan
data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap
91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi
(Mixed methods)
(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327
63
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial93
Tabel 1 Skor Skala Semi Likert
No Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1
2
3
4
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
2
1
1
2
4
5
1 Skala Bimbingan Agama
Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua
aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan
agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni
akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama
yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog
2 Skala Kecerdasan Spiritual
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan
delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat
kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
64
penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan
holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan
ldquobagaimana jikardquo
Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan
mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96
3 Uji Validitas dan Realiabilitas
a Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97
Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan
dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori
respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-
individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98
95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta
Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD
(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Refika Aditama 2015) Hal 472
65
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda
Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang
digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin
diukur yakni99
1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03
2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-
2) n= jumlah sampel
3 Nilai Sig ge α
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam
melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan
untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product
moment yaitu100
rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)
radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]
keterangan
r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas
X dan Y
n=jumlah responden
99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48
66
X= skor variabel (jawaban responden)
Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable
Bimbingan Agama sebelum uji instrumen
Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama
sebelum uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 12345 - 5
2 Ibadah 678910 - 5
3 Akhlak 12131415 11 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 1718 16 3
5 Bimbingan
Kelompok 1921 20 3
6
Tanya
Jawab atau
Dialog
222324 - 3
Jumlah 24
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-
Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur
dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada
26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable
bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item
valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid
kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan
67
pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan
BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji
instrumen
Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah
uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 2345 1 5
2 Ibadah 78910 6 5
3 Akhlak 11121415 13 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 17 1618 3
5 Bimbingan
Kelompok 21 1920 3
6 Diskusi 2223 24 3
Jumlah 24
Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen
68
Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual
sebelum diuji instrumen
Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang
diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir
pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2
item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
3132 33 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan
nilai-nilai
3739 38 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
464748 - 3
Jumlah 24
69
diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan
data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2
Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen
Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual
setelah diuji instrumen
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
313332 - 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui
rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
373839 - 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan
ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
4748 46 3
70
b Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban
yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5
1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility
Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi
SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila
koefisien realibilitas (r11) gt 06101
α = (119870
119870 minus 1) (
1198781199032 minus sum119878119894
2
1198781199092
)
Keterangan
α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach
K Jumlah item pertanyaan
sum1198781198942 Jumlah varians skor item
101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57
Jumlah 24
71
1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102
Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan
Instrumen Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha
Cronbach
Derajat Keandalan
lt 05 Tidak dapat digunakan
05-06 Jelek (poor)
06-07 Cukup atau dapat diterima
07-09 Bagus (good)
gt09 Luar biasa bagus
(exellent)
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
867 24
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar
0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala
Kecerdasan Spiritual
102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung
Refika Aditama 2015) hal 470
72
Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
780 24
Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar
0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel
terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan
nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan
dinyatakan reliabel
H Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis
langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam
103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 226
73
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik
infersensial
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan
satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan
untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang
bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren
Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat
2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Statistik inferensial merupakan metode analisis yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan
antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan
penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat
inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada
sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini
menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman
104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100
105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) hal 532
74
Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan
(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antar variabel tidak harus sama106
Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk
mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara
variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan
agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji
koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang
kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Interpretasi
r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah
r = 020 ndash 0399 Rendah
r = 040 ndash 0599 Sedang
r = 060 ndash 0799 Kuat
r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat
106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D
(Bandung Alfabeta 2012) hal 153
75
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center
Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba
Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz
Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau
adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana
sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para
mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah
Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia
khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena
mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak
mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan
hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak
itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan
pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para
mualaf diseluruh wilayah Indonesia
Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun
pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di
daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014
beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari
pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari
tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf
cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau
76
juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi
Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini
jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5
(lima) wilayah
Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-
Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan
tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak
mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan
pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari
pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan
Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas
muslim maupun non-muslim
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center
Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu
menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah
islamiyahrdquo
Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang
akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter
serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center
dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut
a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum
dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah
b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh
berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah
77
c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan
perbandingan agama
d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah
mandiri dan terampil
e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum
muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung
terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di
kalangan saudara kita kaum Mualaf
f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak
masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan
pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang
merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat
diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah
masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center
Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk
membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan
pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta
pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah
agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan
hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat
ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya
sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus
ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah
78
dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-
muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami
betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah
pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini
mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf
itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam
kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan
menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo
Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba
Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil
hingga merambah di beberapa wilayah nusantara
79
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center
Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center
dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center
PEMBINA
Ferdius
Ndruru
KETUA amp PENGASUH
KH Syamsul Arifin Nababan
PENGAWAS
Siti Hamidah
SEKRETARIS
Leli Yuheni
BENDAHARA
Siti Fatimah
DEWAN GURU
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan
2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya
3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc
MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc
MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna
SANTRI
80
5 Program Bimbingan Agama
a Program Pembinaan
1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui
kajian rutin
2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-
ceramah umum
b Program Pendidikan
Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren
c Program Pengembangan
1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya
2) Menghafal Hadits dan sarahnya
3) Penguasaan Bahasa Arab
4) Penguasaan Bahasa Inggris
5) Penguasaan Komputer
d Program Jangka Panjang
a) Program Perluasan Dakwah
Membangun cabang-cabang pesantren
Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah
Indonesia
Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah
minoritas muslim
b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri
An-Naba
81
e Program Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat
SMP- Perguruan Tinggi
2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi
3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi
para mualaf
f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Mendirikan usaha kuliner
2) Membangun bisnis berbasis online
3) Membangun usaha retail
6 Program Pembinaan Agama
Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan
An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11
Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
82
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan
tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
9 2200 - 0429 Istirahat
83
Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600
Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari
jumat Tahsin diganti dengan membaca 4
surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-
waqiah dan Al- Mulk)
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
10 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh
mengerjakan tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
84
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
8 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
9 2200 - 0429 Istirahat
Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai
berikut
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan
Agama)
2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah
Islamiyah)
3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)
4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)
5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)
6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)
7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)
8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)
9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)
85
B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Karakteristik Individu Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti
bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru
Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan
sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah
penulis tentukan
Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni
berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf
diuraikan sebagai berikut
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 12
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 9 26
Perempuan 26 74
Total 35 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil
terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden
berjenis kelamin laki-laki
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 13
86
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Usia Jumlah Presentase
Remaja 12- 21 Tahun 29 83
Dewasa 22- 45 Tahun 6 17
Total 35 100
Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden
didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel
terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21
tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat
dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Jumlah ()
Rendah (0-9 tahun) 6 17
Sedang (10-12 tahun) 19 54
Tinggi (13-16 tahun) 10 29
Total 35 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas
responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada
tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima
87
pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan
pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-
16 tahun)
Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat
dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf
Kategori Masa Mualaf Jumlah ()
Rendah 3 -36 bulan 22 63
Sedang 37 bulan ndash 72
bulan 11 31
Tinggi 73 bulan -104
bulan 2 6
Total 35 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk
islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa
mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)
dan kategori tinggi (73- 104 bulan)
88
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden
Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual
santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo
Center
No
Kategori
Kecerdasan
Spiritual
Jumlah Skor
Jawaban
Responden
Frekuensi ()
1 Rendah 93- 105 14 40
2 Tinggi 106- 120 21 60
Jumlah 35 100
Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan
(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan
spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan
spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual
yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri
3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan
89
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan
holistik
3 Analisis Data Uji Korelasi
a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa
mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian
tersebut diolah menggunakan Program statistical Package
for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
No Peubah Variabel
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik
Individu -0198 0254
2 Bimbingan Agama 0760 0000
Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berhubungan nyata pada α= 1 (005)
90
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17
yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua
() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi
pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
kecerdasan spirituannya
b Hubungan Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba
Center
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18
91
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik Individu -0198 0254
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien
antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan
diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021
Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
92
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Usia -0198 0254
2
Tingkat Pendidikan
Formal -0123 0483
3 Masa Mualaf 0199 0251
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian
karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan
formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi
usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya
antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika
usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual
meningkat
Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan
spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign
0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan
formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika
semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif
antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual
mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign
93
0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan
tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika
semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf
c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan
Diri Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19
menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama
dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-
Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19
94
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan
agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760
Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan
yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005
kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang
bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan
antara variabel bimbingan agama dengan variabel
kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin
tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
nilai kecerdasan spiritual dirinya
Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)
sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005
Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
95
No
Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Materi 0740 0000
2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20
menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan
metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual
mualaf
Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan
hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda
bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada
angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif
Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama
seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau
semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang
maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan
agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi
bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak
Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa
96
terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-
lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai
signifikansi sebesar 000 lt 005107
Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah
dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian
Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah
akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi
sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti
korelasi cukup dan bersifat positif108
Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()
artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya
semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang
maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau
107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan
Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU
Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah
Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
97
jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama
seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel
20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang
tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf
Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa
bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang
telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat
pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban
sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya109
109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun
Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)
98
Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan
agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan
spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000
(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga
menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan
yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
remaja 111
110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)
siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling
Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)
99
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki
(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia
(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa
usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan
tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang
(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah
(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan
dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa
mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah
(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash
72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104
bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat tergolong tinggi
2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai
100
signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari
005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat
dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan
agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat
3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru
Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut
7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan
dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama
bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan
lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang
di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat
sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan
penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar
pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk
materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu
tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan
makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun
dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar
ibadah
101
8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait
bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual
Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang
bagian yang ada pada bimbingan agama maupun
kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun
keefektivitasannya
102
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung
Alfabeta
Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama
Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1
P-ISSN 2442-725X e-2621-7201
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta
Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah
208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02
Wonosobo
Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
Bandung PT Revika Aditama
Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung
Alfabeta
Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS
Jakarta Kencana
Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka
Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
103
Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan
R amp D Bandung ALFABETA
Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT
Wahana Semesta Intermedia
Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor
Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang
Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di
Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1
Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT
Indeks
Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual
Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam Jakarta Arga
Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi
IV
104
Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa
Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan
Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka
Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan Bandung Mizan
Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam
Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve
Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan
Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan
Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)
Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan
Jakarta PT Rineka Cipta
Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi
Bandung PT remaja Rosda Karya
Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta
Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central
Medika Surabaya
Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali
Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali
Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori
Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)
Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia
105
Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya
Usaha Nasional
Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press
Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental CrHaji Masagung Jakarta
Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-
Fikr tt)
Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah
Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama
Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam
Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center
Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan
Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol
1 No 1)
Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi
Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga)
106
Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi
S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)
Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal
Vo 13 No 155-62
Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan
Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau)
Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan
terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Metro)
Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam
Volume 7 Nomor 2 249- 270)
Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al
Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan
Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi
terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian
107
Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah
dan Islam Universitas Indonesia tahun)
Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran
Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa
di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah
terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di
Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)
Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin
Jakarta)
Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan
Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi
S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang)
Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah
mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada
19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020
wib tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppmm42z313
108
Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid
ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah
pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib Tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus
2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib
Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba
Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh
pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-
center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml
Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam
di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-
umat-islam-di-indonesia-menurun
Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap
Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-
mengalamipenolakan-keluarga
Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat
Yayasan An- Naba Center
109
LAMPIRAN
Lampiran I
Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel
Independen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Karakteristik
Individu (X1)
Menurut
Robbins
karakteristik
individu adalah
cara
memandang ke
objek tententu
dan mencoba
menafsirkan apa
yang dilihatnya
yang
mencangkup
usia jenis
kelamin tingkat
pendidikan
status
perkawinan dan
masa kerja
Karakteristik
responden pada
penelitian ini
ada empat
aspek yaitu
usia jenis
kelamin
tingkat
pendidikan dan
masa kerja
1 Jenis kelamin
Jenis kelamin
responden yang
dibagi menjadi
dua jenis yaitu
laki-laki dan
perempuan
2 Usia
Lamanya waktu
hidup responden
yang dihitung
sejak tahun
kelahiran
sampai waktu
penelitian
berlangsung
3 Tingkat
pendidikan
110
dalam
organisasi112
Dalam hasil
penelitian Rusdi
dan Sari
memaparkan
bahwa salah
satu faktor yang
membuat para
mualaf
melakukan
konversi agama
dari agama
asalnya ke
agama islam
yaitu faktor
kemauan
kemauan
menjadi salah
satu pendorong
seseorang
melakukan
Jumlah tahun
sekolah formal
yang ditempuh
oleh responden
sampai
penelitian ini
berlangsung
4 Masa mualaf
Lamanya waktu
atau masa
konversi agama
responden
dihitung sejak
mengucapkan
dua kalimat
syahadat sampai
waktu penelitian
berlangsung
5 Kemauan
salah satu
faktor
mendorong
seseorang
112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)
hal 171
111
konversi
agama113
melakukan
konversi
agama
Seseorang
yang
melakukan
konversi
didasari karna
kemauan diri
sendiri atau
orang lain
keluarga
teman dan
lain
sebagainya
Materi
Bimbingan
Agama (X2)
Menurut
Djumhur dan
Moh Surya
bimbingan
adalah suatu
pemberian
bantuan yang
Bimbingan
agama dalam
penelitian ini
mencangkup
materi
bimbingan
agama (akidah
Materi bimbingan
agama
1 Akidah
mengetahui
pengetahuan
mualaf tentang
akidah islam
113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam
dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X
e-2621-7201
112
diberikan secara
sistematis dan
kontinyu kepada
individu atau
kelompok dalam
pemecahan
masalah yang
dihadapinya
agar tercapai
kemampuan
untuk
memahami diri
sendiri
kemampuan
untuk menerima
diri sendiri
kemampuan
untuk
merealisasikan
diri sendiri
sesuai dengan
potensi atau
kemampuan
dalam mencapai
penyesuaian diri
ibadah dan
akhlak) dan
metode
bimbingan
agama
(ceramah
bimbingan
kelompok dan
tanya-jawab
atau dialog)
yang
berdasarkan
rukun iman
yakni iman
kepada Allah
iman kepada
Malaikat Allah
iman kepada
Kitab Allah
iman kepada
Rasul Allah
iman kepada
hari Kiamat
dan iman
kepada Qodarsquo
dan Qodar
Keyakinan ini
apakah dapat
menimbulkan
sifat jiwa yang
tercermin
dalam
perkataan
maupun
113
dengan
lingkungannya
baik keluarga
maupun
masyarakat114
Menurut M
Arifin
bimbingan
agama adalah
usaha pemberian
bantuan kepada
seseorang yang
mengalami
kesulitan baik
lahiriah maupun
batiniah yang
menyangkut
kehidupan di
masa kini dan
masa mendatang
berupa
pertolongan
dibidang mental
perbuatan
mualaf tersebut
2 Ibadah
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
ibadah sesuai
ketentuan atau
syariat Islam
berdasarkan
Rukun Islam
yakni Syahadat
Shalat Zakat
Puasa Haji
3 Akhlak
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
Akhlak Islam
yakni kepada
diri sendiri
Kepada orang
tua dan guru
114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7
114
spiritual
Membantu
seseorang
mampu
mengatasi
kesulitannya
dengan
kemampuan
yang ada pada
dirinya sendiri
melalui
dorongan
kekuatan iman
dan takwa
kepada Tuhan
yang maha
esa115
kepada saudara
dan teman
sebaya maupun
lingkungan
masyarakat
Metode
Bimbingan
Agama
1 Ceramah
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama kepada
mualaf secara
langsung
2 Bimbingan
Kelompok
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf secara
langsung
115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
115
dengan cara
diskusi
kelompok
3 Tanya
jawab atau
Dialog
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf melalui
tanya jawab
atau dialog
secara langsung
baik terkait
materi maupun
pengalaman
hidup
116
Variabel
Dependen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Kecerdasan
Spiritual (Y)
Menurut
Danah Zohar
dan Ian
Marshal
kecerdasan
spiritual (SQ)
adalah
kecerdasan
untuk
menghadapi
persoalan
makna atau
value yaitu
kecerdasan
untuk
menempatka
n perilaku
dan hidup
kita dalam
konteks
makna yang
lebih luas dan
kaya
Kecerdasan
Spiritual
adalah sesuatu
yang dimilki
dalam diri
seseorang
dalam
menghadapi
segala
persoalan
hidup dengan
penuh makna
atau nilai dan
memberikan
nilai yang luas
untuk jalan
hidupnya
Kemampuan
bersikap fleksibel
1 Mualaf dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan
baru
2 Mualaf dapat
beradaptasi dan
dapat
menerima
dengan mudah
dalam
lingkungannya
Tingkat
kesadaran diri
a Mualaf dapat
menempatkan
diri baik sikap
maupun
karakter
117
kecerdasan
untuk menilai
bahwa
tindakan
untuk jalan
hidup
seseorang
lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain116
b Mualaf dapat
menyadari atau
introspeksi
kelebihan dan
kekurangan diri
dalam bersikap
baik dalam
lingkungan
keluarga
sekolah
maupun
masyarakat
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
1 Mualaf dapat
menjadikan
penderitaan
kesedihan
maupun
kegagalan di
116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
118
masa lalu sebagai
motivasi dan
kekuatan untuk
tetap
mempertahankan
jalan hidup yang
sudah dipilih
menjadi seorang
muslim
2 Bersikap optimis
dan berfikir
positif meski
harus terusir dari
keluarga mapun
belum di terima
dilingkungan
baru
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
melampaui rasa
sakit
1 Menjadikan
penderitaan
sebagai
119
tantangan
hidup yang
harus
dihadapi
2 Mualaf
dapat
menjalani
hidup
dengan
penuh
keyakinan
dan
keteguhan
hati meski
harus
merasakan
berbagai
penderitaan
dan rasa
sakit
Kualitas hidup
yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
1 Mualaf
dapat
120
memiliki
tujuan yang
jelas dalam
menjalani
hidup
2 Mualaf
dapat
menjalani
kehidupan
yang
bernilai dan
penuh
makna
Keengganan
untuk
menyebabkan
keinginan yang
tidak perlu
1 Mualaf agar
memiliki
sikap
prioritas
dalam
menjalani
hidupnya
121
2 Dapat
memilah
mana yang
penting bagi
hidupnya
maupun
yang tidak
didasari
kebermanfa
atannya
Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan
antara berbagai
hal
(berpandangan
ldquoholistikrdquo)
1 Mualaf dapat
menyikapi
segala
persoalan
dalam
hidupnya
semata karena
122
ketentuan
Allah
2 Segala sesuatu
yang menimpa
kehidupan
mualaf adalah
kebaikan yang
diberikan oleh
Allah
bersikap positif
terhadap apapun
yang menimpa
kehidupannya
1 Mualaf dapat
menerima
dengan baik hal
apapun yang
menimpanya
2 Mualaf dapat
berprasangka
baik terhadap
segala hal yang
menimpanya
123
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas
A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No Materi Akidah r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
1
Saya meyakini bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan seluruh
alam semesta
-0179 0388 Tidak
Valid
2
Saya meyakini adanya Malaikat
yang mengawasi dan mencatat apa
saja yang saya lakukan
0411 0388 Valid
3
Saya meyakini bahwa Allah
mengutus rasul menjadi suri tauladan
bagi manusia
0599 0388 Valid
4
Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan
sebagai obat penenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup
0577 0388 Valid
5
Saya meyakini segala perbuatan di
dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat
0594 0388 Valid
Materi Ibadah
6
Saya berusaha melungkan waktu
untuk melaksanakan ibadah shalat
Sunnah
0268 0388 Tidak
Valid
7
Saya meyakini shalat adalah cara
terhubung paling baik dengan Tuhan
saat kita mulai putus asa
0382 0388 Valid
8 Saya melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid
9
saya mengetahui dan memahami
bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh
sebagai cara pensucian diri dari harta
yang bukan milik kita
0774 0388 Valid
124
10
saya mengetahui bahwa ibadah haji
adalah ibadah wajib umat muslim
dan di lakukan bagi yang sudah
mampu
0590 0388 Valid
Materi Akhlak
11 saya membiarkan teman saya yang
sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid
12
Saya mengetahui bahwa menghargai
orang lain dalam memilih agama
yang di anutnya adalah perbuatan
yang baik
0575 0388 Valid
13
Seorang muslim harus bertutur kata
dan bertingkah laku baik terhadap
orang lain
0313 0388 Tidak
Valid
14
Saya berpakaian menutupi aurat
sesuai dengan tuntunan Agama dan
bagian dari sopan santun dalam
berbusana
0516 0388 Valid
15 Saat ada teman kesusahan saya akan
membantunya 0411 0388 Valid
Metode Ceramah
16
saya tidak semangat saat
mendengarkan Ceramah dari
pembimbing Agama
0294 0388 Tidak
Valid
17
Hati saya lebih tenang setelah
mendenarkan ceramah yang
dibawakan pembimbing
0489 0388 Valid
18
Terkadang materi yang di sampaikan
berkaitan dan menjawab segala
persoalan yang sedang menimpa
saya hingga menjadikan saya lebih
kuat
0184 0388 Tidak
Valid
Metode Kelompok
125
19
Saya memanfaatkan bimbingan
kelompok untuk berinteraksi dengan
teman-teman
0301 0388 Tidak
Valid
20 saya tidak menyukai diskusi dalam
bimbingan kelompok 0355 0388
Tidak
Valid
21
Saat bimbingan kelompok saya bisa
berbagi pengalaman dengan teman-
teman dan mendapat penguatan dari
teman diskusi
0447 0388 Valid
Metode Diskusi
22
Saya merasa yakin dengan pilihan
yang saat ini saya yakini sebagai
muslim setelah menyampaikan
segala keraguan beragama kepada
pembimbing agama
0607 0388 Valid
23
Setelah berdialog dengan
pembimbing agama Saya lebih
termotivasi dan lebih kuat menjalani
sebagai muslim yang kaffah
0700 0388 Valid
24
Saya merasa lebih tenang saat
menyampaikan segala keluh kesah
yang menimpa kehidupan masa lalu
dan saat ini kepada pembimbing
agama
-0280 0388 Tidak
Valid
Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No
Kemampuan bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
25 Saya mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitar 0504 0388 Valid
26
saya menerima dan menghargai
pendapat maupun pilihan orang lain
termasuk pilihan dalam beragama
0690 0388 Valid
27 Saya menerima perubahan yang ada
dalam diri 0628 0388 Valid
126
Tingkat kesadaran diri
28 Saya mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid
29 Saya tidak membanding-bandingkan
hidup saya dengan orang lain -0104 0388
Tidak
Valid
30
saya merasa minder dengan
lingkungan baru saya sebagai
muslim
0644 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan
31
Segala masalah dan penderitaan yang
datang dalam hidup saya jadikan
sebagai motivasi untuk kembali
bangkit
0478 0388 Valid
32
Saya yakin bahwa segala masalah
yang datang adalah sebuah batu
loncatan untuk diri saya
0255 0388 Tidak
Valid
33
saat masalah datang dalam hidup
saya merasa sangat menderita dan
sedih
0455 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit
34
Saya berusaha sabar dan ikhlas
menerima setiap masalah yang
menimpa saya
0506 0388 Valid
35
Saya yakin bahwa masalah yang
datang adalah kasih sayang dari
Allah untuk menebus dosa-dosa
saya
0159 0388 Tidak
Valid
36 Saya mampu mengambil hikmah dari
setiap masalah hidup 0602 0388 Valid
Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
127
37 Saya memiliki dan mampu
memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid
38 saya kurang bersemangat dalam
menjalani hidup 0484 0388 Valid
39 Saya mampu menggapai dan
mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak
Valid
Keengganan untuk menyebabkan
keinginan yang tidak perlu
40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak
Valid
41 Saya memilah segala kegiatan yang
harus saya kerjakan 0146 0388
Tidak
Valid
42
Saya akan mendahulukan ibadah
sebelum melakukan aktivitas sehari-
hari
0431 0388 Valid
Kecenderungan untuk melihat
keterkaitan antara berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
43 Ketika masalah datang saya yakin
bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid
44
Saat semua orang menjauhi saya
hingga mengusir saya saya yakin
bahwa Allah selalu bersama saya
0520 0388 Valid
45
Setiap musibah yang datang dalam
hidup saya saya yakin itu sudah
takdir dan pilihan terbaik dari Allah
0339 0388 Tidak
Valid
bersikap positif terhadap apapun
yang menimpa kehidupannya
46 saya menerima hal apapun yang
menimpa hidup saya -0040 0388
Tidak
Valid
47
saya yakin pasti ada kebaikan dari
setiap masalah yang datang dalam
kehidupan saya
0675 0388 Valid
128
48
saya yakin Allah selalu bersama saya
meskipun masalah datang bertubi-
tubi
0391 0388 Valid
129
Lampiran 3
Daftar pedoman wawancara Responden
No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama
1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah
2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat
3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah
4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak
menerima anda sebagai seorang mualaf
5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari
pembimbing agama
6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-
teman anda
7
Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat
penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing
agama
No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual
1
Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih
agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun
keluarga
2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali
segala kesalahan dan dosanya
3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh
orang lain
4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang
datang dalam hidup anda
5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak
menerima anda menjadi seorang mualaf
6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang
setelah menjadi seorang mualaf
130
7
Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah
masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu
yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan
terlebih dahulu
8
Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang
menimpa anda datang begitu saja dengan secara
kebetulan
9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang
datang dalam kehidupan anda
131
Lampiran 4
Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS
Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Correlations
Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual
Spearman
s rho
Karakteristik Individu Correlation
Coefficient 1000 -169 -198
Sig (2-tailed) 331 254
N 35 35 35
Bimbingan Agama Correlation
Coefficient -169 1000 760
Sig (2-tailed) 331 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -198 760 1000
Sig (2-tailed) 254 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
132
Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Usia Correlation
Coefficient 1000 253 083 122 -312
Sig (2-tailed) 143 634 486 068
N 35 35 35 35 35
Jenis Kelamin Correlation
Coefficient 253 1000 004 012 -230
Sig (2-tailed) 143 984 947 183
N 35 35 35 35 35
Pendidikan Formal Correlation
Coefficient 083 004 1000 -237 -123
Sig (2-tailed) 634 984 170 483
N 35 35 35 35 35
Masa Muallaf Correlation
Coefficient 122 012 -237 1000 199
Sig (2-tailed) 486 947 170 251
N 35 35 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -312 -230 -123 199 1000
Sig (2-tailed) 068 183 483 251
N 35 35 35 35 35
133
Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Materi Metode Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Metode Correlation Coefficient 704 1000 685
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
134
Lampiran 5
Data Skor Responden
Bimbingan Agama
R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107
R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111
R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109
R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105
R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114
135
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117
R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116
R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105
R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118
R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109
R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116
R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108
R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113
R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117
136
Kecerdasan Spiritual
R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107
R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108
R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96
R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93
R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98
R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109
R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114
R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98
R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112
R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105
R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107
R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99
R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115
R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115
137
R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115
R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112
R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103
R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98
R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93
R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104
R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111
R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106
R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112
R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103
R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114
R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104
138
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center
139
Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang
Kupang Nusa Tenggara Timur
140
141
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-
Naba Center
142
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-
Naba Center
143
Lampiran 7
Surat-surat
144
145
146
147
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi
DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii
DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi
DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12
B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14
C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15
D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23
E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38
B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45
C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46
D Hubungan Bimbingan Agama
dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
48
E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56
B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
E Variabel dan Devinisi Operasional
Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
60
F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62
G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72
H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
75
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
77
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba
5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
79
6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81
7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84
B Temuan Hasil Penelitian dan
Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
85
1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
89
3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan
pemurtadan tahun 2015
4
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf
53
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba
Center
79
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63
2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama sebelum uji instrumen
66
3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama setelah uji instrumen
67
4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan
Spiritual sebelum diuji instrumen
68
5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan
Spiritual setelah diuji instrumen
70
6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat
Keandalan Instrumen Ukuran dari
Cronbach
71
7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan
Agama
71
8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan
Spiritual
72
9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan
74
10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putri di Yayasan An- Naba
Center
82
11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putra di Yayasan An- Naba
Center
84
x
12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
85
13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
86
14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan Formal
86
15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan
Masa Mualaf
87
16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di
Yayasan An-Nabarsquo Center
88
17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual
mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
89
18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara
Karakteristik Individu dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
91
19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun
2021
92
xi
20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Bimbingan Agama dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
93
21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada tahun 2021
95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 Data Skor Responden
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat- surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling
sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya
manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa
dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di
datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga
menimbulkan kesedihan yang begitu dalam
Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan
keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang
dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa
aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)
dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1
Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga
mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia
yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal
maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk
mewujudkan kebutuhan tersebut
Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama
adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi
meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam
jiwanya
1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi
dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman
(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41
2
Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri
berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis
sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber
pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu
memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai
makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya
Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya
Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada
kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang
dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya
adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para
artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya
Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro
dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan
dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan
sosial yang rukun dan damai
Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di
Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003
jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir
angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2
2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi
jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019
httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019
1020 wib
3
Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah
yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar
baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan
adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi
ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi
pembimbing Agama
Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian
khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama
Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati
nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu
masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap
kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika
masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan
kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke
agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa
Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman
berganti menjadi ingkar3
Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam
menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014
Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat
Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam
hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat
menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka
3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
4
pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara
Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun
Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim
Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika
ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035
jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4
Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian
Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat
tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun
20155
4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di
Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-
indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
0
10
20
30
40
50
60
Rawan Pemurtadan
5
Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab
seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya
ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)
terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin
Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat
Islam paling ekstrimrdquo6
Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang
dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat
Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan
fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya
mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari
lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi
menjadi seorang muslim seutuhnya
Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi
memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)
Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan
tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang
tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya
rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya
hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib
6
tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap
keselamatan jiwardquo7
Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar
semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang
meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari
lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu
hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka
secara lebih jauh8
Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu
besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat
berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar
di masjid dan di jalanan9
Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan
pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang
untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi
Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung
resiko
7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf
Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-
keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan
Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara
Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II
No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom
ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni
2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-
pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
7
Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan
perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen
terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya
Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang
yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang
belum memahami islam seutuhnya
Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan
bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa
mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang
muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan
surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi
أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط
بين عدو ٢٠٨ م
ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimurdquo10
Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208
adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara
parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-
hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri
tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf
10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208
Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016
8
yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk
sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah
akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari
itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan
peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan
menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan
agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri
individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk
berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-
Nya serta tabah menerima ujian-Nya12
begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan
agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan
peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan
spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani
menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa
lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem
maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual
(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
9
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain13
Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14
Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang
dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala
kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan
yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun
kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian
baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya
Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu
mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan
13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1
Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57
10
masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15
Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada
mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz
Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal
pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang
terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid
Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para
mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami
agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa
terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa
menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya
(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-
mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan
kepada mereka
Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah
mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya
maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing
15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal8
11
untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat
berpengaruh bagi agama Islam
Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah
dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin
meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di
hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya
maupun kehidupannya kini sebagai muslim
Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang
meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual
mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada
Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16
Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang
bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa
warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam
penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18
16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan
Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan
penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan
Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri
12
Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa
menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang
pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik
di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian
Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan
membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba
Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo
B Batasan dan Rumusan Masalah
1 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang
dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti
berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun
pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi
dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-
Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo 2019)
13
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat adalah
a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan
yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai
kesejahteraan hidup di akhirat
b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau nilai untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
diantaranya
a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan
Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah
Baru- Ciputat
14
c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain
a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden
dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik
Responden dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Manfaat Penelitian
a Manfaat Akademis
1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
terutama pada mata kuliah Psikologi Islam
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi
Pembimbing agama maupun penyuluh agama
15
yang mengkhususkan pembinaan terhadap
Mualaf
b Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam
memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan
reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan
kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun
penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang
Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
D Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang
menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri
Yakni diantaranya sebagai berikut
Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan
Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
16
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan
agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257
sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari
r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799
dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian
hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan
masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah
alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat
rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang
berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini
ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket
instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga
meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data
Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan
variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran
17
penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan
sasaran penelitian mualaf21
Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh
Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja
Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada
remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai
sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan
perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22
Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah
kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun
menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis
di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut
adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami
pembaca
21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi
Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati
Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No
155-62
18
Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada
variabel independen dan dependen Variabel independen
penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel
dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan
berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel
dependen kecerdasan spiritual
Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di
Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian
Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di
panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan
antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak
di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan
berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005
ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian
terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam
terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman
Azzahra Kota Pekanbaru
Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi
kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam
19
beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam
penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independent dan dependen Variabel dependen
penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan
penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23
Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam
jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap
kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab
Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat
dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt
ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga
dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual
23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam
terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)
20
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan
Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak
rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di
beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan
pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan
baik
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan dependen jika di variabel
independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan
spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kinerja karyawan
Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti
tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi
Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)
dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa
gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa
dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang
cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional
mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam
penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa
21
mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik
dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi
Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang
masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa
kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang
dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan
kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca
mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami
penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel
dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen
hanya kecerdasan spiritual24
Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang
Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran
Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri
bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran
beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa
Tengah
24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)
(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)
22
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri
Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar
20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama
sebesar 322
Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup
rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan
dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah
pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga
pembaca dapat memahami penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis
menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25
Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh
Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan
Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal
Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan
25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016)
23
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan
spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi
sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-
Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel
16839 dan nilai signifikannya -0806lt005
Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika
kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan
paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini
adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga
dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
pada variabel independen Variabel independen tersebut
menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis
menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26
E Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman
penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang
skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif
26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)
24
Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan
Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu teori mengenai peran pembimbing agama
meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan
mualaf
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian tempat dan waktu penelitian
variabel penelitian sumber data populasi dan
sampel hipotesis penelitian definisi operasional
variabel Teknik pengumpulan data uji validitas
instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat
25
yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf
visi misi dan tujuannya program-program serta
struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan
Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian
menjelaskan temuan dan analisis data tentang
hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan
spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-
data hasil peneitian hasil angket identifikasi
responden deskripsi hasil penelitian dan analisis
data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama
1 Pengertian Bimbingan
Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin
menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata
ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti
menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur
mengarahkan dan memberi nasihat27
istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan
atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan
berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua
bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya
bimbingan28
Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16
27
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan
norma-norma yang berlaku30
Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31
Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni
1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung
arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat
mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut
kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya
2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini
mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut32
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
28
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa33
Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian
berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam
memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan
untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan
menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia
maupun ahirat
2 Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz
Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam
sebagai berikut34
a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan
kebersihan jiwa dan mental
33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
29
b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan
manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan
c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada
individu sehingga muncul dan berkembang rasa
toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong
menolong dan rasa kasih sayang
d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi
tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya
sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat
menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan
bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan
kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan
kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal
menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang
bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan
dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang
ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35
35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
30
3 Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya
bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36
a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan
sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang
berfungsi untuk dapat mengembangkan dan
memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun
potensi yang dimiliki terbimbing
c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang
membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing
dan lingkungannya
d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan
dalam memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi terbimbing
e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang
diberikan dapat membantu terbimbing dalam
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap
4 Materi Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami
kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan
mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau
36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta
PT Rineka Cipta 1995) hal 9
31
ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi
Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain
meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan
ikhsan (akhaq)37
a Keimanan (Aqidah)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)
yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau
aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti
keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat
menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan
maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan
keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39
37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha
Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga
Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim
dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi
1996) hlm 24
32
Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang
lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi
orang yang bertakwa40
a Keislaman (syarirsquoah)
Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa
Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju
sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga
diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan
dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman
Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi
ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م
١٨ يعلمون
Artinya Kemudian kami jadikan engkau
(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan
janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui41
Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu
mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan
40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji
Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500
33
mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala
perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan
Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42
Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam
beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya
a) Adanya suatu perbuatan
b) Dilakukan oleh orang muslim
c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok
ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu
zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan
ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban
yang menyertai pokok ibadah itu43
b Ikhsan (akhlaq)
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa
yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi
majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah
(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)
alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama)44
Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau
khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq
42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika
Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada
2012) hal 1
34
kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-
Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi
٤ عظيم خلق لعلى وإنك
Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur 45
Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi
pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara
kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai
murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat
Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak
bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan
memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan
perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan
lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun
sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr
tt) hal 56
35
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat
5 Metode Bimbingan Agama
Dalam surah An- Nahl ayat 125
دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج
أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي
١٢٥ بٱلمهتدين
Artinya Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk47
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan
berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang
tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara
harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang
berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian
hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan48
47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43
36
Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik
Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang
kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang
dapat menambah kemampuan bagi terbimbing
Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami
bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk
sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama
maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan
agama diantaranya
a Ceramah
Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum
cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok
(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk
menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya
dengan kondisi terbimbing yang beragam49
b Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai
fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri
terbimbing50
49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)
hal122
37
Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada
yang dibimbing
2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh
seseorang yang dibimbing
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi
dan kondisi yang memberikan perasaan damai
dana man serta santai kepada seorang yang
dibimbing51
Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada
metode yang biasa dilakukan yakni
1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan
dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar
intelek dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran
agama
2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang
digunakan untuk menunjukkan dan
membuktikan kebenaran ajaran agama dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional
3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan
contoh yang benar dan tepat agar yang di
51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45
38
bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari
apa yang diterimanya secara logika dan
penjelasannya akan teori yang masih baku
(tekstual) 52
B Kecerdasan Spiritual
1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari
semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus
mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan
lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di
turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya
tidak terbatas53
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal12
39
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain54
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu
menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55
Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah
berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal
Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik
dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56
54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
40
a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan
dan aktif)
b Tingkat kesadaran diri
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak
perlu
g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)
h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo
atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-
jawaban yang mendasar
i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi
seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga
cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh
pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada orang lain yang memberikan petunjuk
penggunaannya
41
Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab
HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya
yakni57
a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material
b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak
c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-
hari
d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
spiritual guna menyelesaikan masalah
e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih
sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan
Seperti memberi maaf bersyukur atau
mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati
menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah
sebagian dari kebajikan
3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses
membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf
memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun
57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281
42
lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang
pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam
hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo
Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini
secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)
mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan
menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif
Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu
dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta
kehidupan secara umum
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan
suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah
yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut
adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan
ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber
dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta
bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan
ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha
Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo
Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan
kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri
kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat
akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik
sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic
power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual
43
yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama
keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot
manusia59
Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang
memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus
melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa
menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60
4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu
berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi
kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan
kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang
menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang
diantaranya61
a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego
b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
anaknya
c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak
d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan
Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)
44
e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman
menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak
berharga
Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62
a Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia
mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks
luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian
yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG
(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi
sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi
kecerdasan spiritual
b Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya
bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat
ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia
menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu
62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83
45
adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek
diri dan seluruh segi kehidupan
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul
dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan
seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan
C Mualaf
Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari
ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak
dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang
yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum
Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum
= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang
yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam
Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan
diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan
kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64
Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf
maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir
63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam
(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana
Semesta Intermedia 2009) hal 231
46
Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi
perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya
demi kemaslahatan65
Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk
islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat
diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya
untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama
kaum muslimin66
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan
hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka
baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada
di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui
Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri
untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa
beribadah secara mandiri
D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan
65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar
Nusa 2002) hal 563
47
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam
berdasarkan norma-norma yang berlaku67
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa68
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain69
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku
67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
48
dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena
Allahrdquo
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa
bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan
karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk
mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari
sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian
ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada
bab IV
E Kerangka Berpikir
Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren
hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi
Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami
kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama
Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari
keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan
tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan
dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata
layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan
sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi
gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah
49
tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang
singkat70
Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa
menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi
perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak
persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf
tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya
maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya
memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)
Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik
belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi
ingkar71
Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian
Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun
2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan
Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni
pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi
Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi
Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20
70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba
Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
50
persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)
adalah kemiskinan73
Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa
mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah
satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74
Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan
kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode
yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan
berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah
bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog
Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga
islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para
mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia
Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini
72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
51
memiliki 3 program yakni program pembinaan program
pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat
kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para
pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan
baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang
baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf
akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang
dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah
satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75
Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf
akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya
Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni
karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins
Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan
umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti
menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin
pendidikan umur dan masa mualaf
75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)
hal 171
52
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat
dilihat pada Gambar 2
53
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat
Bimbingan Agama (X2)
1 Materi
Bimbingan
Agama
a Akidah
b Ibadah
c Akhlak
2 Metode
Bimbingan
Agama
a Ceramah
b Bimbingan
Kelompok
c Tanya-jawab
dan Dialog
Faktor Internal (X1)
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin
2 Usia
3 Pendidikan
4 Masa Mualaf
Kecerdasan Spiritual (Y)
1 Kemampuan bersikap
fleksibel
2 Tingkat kesadaran
diri
3 Kemampuan
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4 Kempuan
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang
diilhami
Oleh visi dan nilai-
nilai
6 Keengganan untuk
menyebabkan
Keinginan yang tidak
perlu
7 Berpandangan
holistic
8 Berfikir positif
54
F Hipotesis Penelitian
pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini melalui uji empiris yaitu
Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat
Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik individu dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu
ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik78
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai
rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah
terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah
perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis
instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang
digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar
menurut ketentuan dan telah disepakati79
Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf
dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D
(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58
56
populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan
Sampel fenomena secara detail80
B Tempat dan Waktu penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat
di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl
Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode
Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5
bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini
didasarkan pada fakta sebagai berikut
1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-
benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa
memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman
dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani
hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan
pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan
bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya
2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga
Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi
yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan
dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan
80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62
57
maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru
mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk
islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya
3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat
kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren
Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di
Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
C Populasi dan Sampel
1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan
sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi yaitu82
a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan
informasi yang akan diinginkan
b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan
benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam
suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan
81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146
58
c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu
d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil
penelitian itu dapatat digeneralisasikan
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria
minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah
3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua
kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan
asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan
kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama
Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk
dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama
2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian
(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini
menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik
pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah
100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota
83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT
remaja Rosda Karya 1994) hal 78
59
populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang
dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84
D Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana
data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada
penelitian ini yaitu
1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di
mana peristiwa terjadi86
Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh
melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center
Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan
beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
kuesioner87
84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94
60
E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah
Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam
penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual
bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara
intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk
membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual
b Variabel Dependen (Y)
Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)
dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf
(Variabel Y)
Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan
spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup
menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran I
61
F Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data yaitu
1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi
dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh
pandangan yang holistik dan menyeluruh89
Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan
pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf
yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang
berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan
maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa
pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media
88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)
cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199
62
yang lain91
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan
Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92
Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam
menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan
informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta
memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama
penelitian
G Intrumen Penumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan
data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap
91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi
(Mixed methods)
(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327
63
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial93
Tabel 1 Skor Skala Semi Likert
No Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1
2
3
4
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
2
1
1
2
4
5
1 Skala Bimbingan Agama
Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua
aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan
agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni
akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama
yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog
2 Skala Kecerdasan Spiritual
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan
delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat
kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
64
penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan
holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan
ldquobagaimana jikardquo
Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan
mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96
3 Uji Validitas dan Realiabilitas
a Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97
Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan
dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori
respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-
individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98
95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta
Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD
(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Refika Aditama 2015) Hal 472
65
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda
Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang
digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin
diukur yakni99
1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03
2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-
2) n= jumlah sampel
3 Nilai Sig ge α
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam
melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan
untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product
moment yaitu100
rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)
radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]
keterangan
r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas
X dan Y
n=jumlah responden
99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48
66
X= skor variabel (jawaban responden)
Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable
Bimbingan Agama sebelum uji instrumen
Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama
sebelum uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 12345 - 5
2 Ibadah 678910 - 5
3 Akhlak 12131415 11 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 1718 16 3
5 Bimbingan
Kelompok 1921 20 3
6
Tanya
Jawab atau
Dialog
222324 - 3
Jumlah 24
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-
Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur
dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada
26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable
bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item
valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid
kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan
67
pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan
BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji
instrumen
Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah
uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 2345 1 5
2 Ibadah 78910 6 5
3 Akhlak 11121415 13 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 17 1618 3
5 Bimbingan
Kelompok 21 1920 3
6 Diskusi 2223 24 3
Jumlah 24
Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen
68
Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual
sebelum diuji instrumen
Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang
diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir
pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2
item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
3132 33 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan
nilai-nilai
3739 38 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
464748 - 3
Jumlah 24
69
diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan
data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2
Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen
Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual
setelah diuji instrumen
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
313332 - 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui
rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
373839 - 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan
ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
4748 46 3
70
b Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban
yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5
1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility
Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi
SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila
koefisien realibilitas (r11) gt 06101
α = (119870
119870 minus 1) (
1198781199032 minus sum119878119894
2
1198781199092
)
Keterangan
α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach
K Jumlah item pertanyaan
sum1198781198942 Jumlah varians skor item
101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57
Jumlah 24
71
1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102
Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan
Instrumen Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha
Cronbach
Derajat Keandalan
lt 05 Tidak dapat digunakan
05-06 Jelek (poor)
06-07 Cukup atau dapat diterima
07-09 Bagus (good)
gt09 Luar biasa bagus
(exellent)
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
867 24
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar
0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala
Kecerdasan Spiritual
102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung
Refika Aditama 2015) hal 470
72
Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
780 24
Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar
0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel
terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan
nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan
dinyatakan reliabel
H Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis
langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam
103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 226
73
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik
infersensial
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan
satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan
untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang
bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren
Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat
2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Statistik inferensial merupakan metode analisis yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan
antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan
penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat
inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada
sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini
menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman
104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100
105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) hal 532
74
Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan
(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antar variabel tidak harus sama106
Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk
mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara
variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan
agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji
koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang
kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Interpretasi
r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah
r = 020 ndash 0399 Rendah
r = 040 ndash 0599 Sedang
r = 060 ndash 0799 Kuat
r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat
106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D
(Bandung Alfabeta 2012) hal 153
75
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center
Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba
Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz
Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau
adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana
sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para
mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah
Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia
khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena
mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak
mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan
hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak
itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan
pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para
mualaf diseluruh wilayah Indonesia
Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun
pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di
daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014
beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari
pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari
tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf
cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau
76
juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi
Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini
jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5
(lima) wilayah
Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-
Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan
tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak
mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan
pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari
pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan
Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas
muslim maupun non-muslim
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center
Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu
menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah
islamiyahrdquo
Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang
akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter
serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center
dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut
a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum
dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah
b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh
berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah
77
c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan
perbandingan agama
d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah
mandiri dan terampil
e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum
muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung
terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di
kalangan saudara kita kaum Mualaf
f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak
masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan
pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang
merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat
diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah
masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center
Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk
membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan
pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta
pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah
agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan
hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat
ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya
sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus
ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah
78
dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-
muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami
betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah
pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini
mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf
itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam
kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan
menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo
Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba
Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil
hingga merambah di beberapa wilayah nusantara
79
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center
Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center
dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center
PEMBINA
Ferdius
Ndruru
KETUA amp PENGASUH
KH Syamsul Arifin Nababan
PENGAWAS
Siti Hamidah
SEKRETARIS
Leli Yuheni
BENDAHARA
Siti Fatimah
DEWAN GURU
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan
2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya
3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc
MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc
MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna
SANTRI
80
5 Program Bimbingan Agama
a Program Pembinaan
1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui
kajian rutin
2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-
ceramah umum
b Program Pendidikan
Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren
c Program Pengembangan
1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya
2) Menghafal Hadits dan sarahnya
3) Penguasaan Bahasa Arab
4) Penguasaan Bahasa Inggris
5) Penguasaan Komputer
d Program Jangka Panjang
a) Program Perluasan Dakwah
Membangun cabang-cabang pesantren
Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah
Indonesia
Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah
minoritas muslim
b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri
An-Naba
81
e Program Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat
SMP- Perguruan Tinggi
2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi
3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi
para mualaf
f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Mendirikan usaha kuliner
2) Membangun bisnis berbasis online
3) Membangun usaha retail
6 Program Pembinaan Agama
Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan
An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11
Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
82
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan
tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
9 2200 - 0429 Istirahat
83
Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600
Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari
jumat Tahsin diganti dengan membaca 4
surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-
waqiah dan Al- Mulk)
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
10 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh
mengerjakan tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
84
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
8 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
9 2200 - 0429 Istirahat
Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai
berikut
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan
Agama)
2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah
Islamiyah)
3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)
4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)
5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)
6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)
7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)
8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)
9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)
85
B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Karakteristik Individu Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti
bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru
Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan
sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah
penulis tentukan
Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni
berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf
diuraikan sebagai berikut
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 12
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 9 26
Perempuan 26 74
Total 35 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil
terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden
berjenis kelamin laki-laki
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 13
86
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Usia Jumlah Presentase
Remaja 12- 21 Tahun 29 83
Dewasa 22- 45 Tahun 6 17
Total 35 100
Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden
didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel
terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21
tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat
dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Jumlah ()
Rendah (0-9 tahun) 6 17
Sedang (10-12 tahun) 19 54
Tinggi (13-16 tahun) 10 29
Total 35 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas
responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada
tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima
87
pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan
pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-
16 tahun)
Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat
dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf
Kategori Masa Mualaf Jumlah ()
Rendah 3 -36 bulan 22 63
Sedang 37 bulan ndash 72
bulan 11 31
Tinggi 73 bulan -104
bulan 2 6
Total 35 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk
islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa
mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)
dan kategori tinggi (73- 104 bulan)
88
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden
Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual
santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo
Center
No
Kategori
Kecerdasan
Spiritual
Jumlah Skor
Jawaban
Responden
Frekuensi ()
1 Rendah 93- 105 14 40
2 Tinggi 106- 120 21 60
Jumlah 35 100
Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan
(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan
spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan
spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual
yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri
3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan
89
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan
holistik
3 Analisis Data Uji Korelasi
a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa
mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian
tersebut diolah menggunakan Program statistical Package
for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
No Peubah Variabel
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik
Individu -0198 0254
2 Bimbingan Agama 0760 0000
Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berhubungan nyata pada α= 1 (005)
90
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17
yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua
() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi
pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
kecerdasan spirituannya
b Hubungan Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba
Center
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18
91
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik Individu -0198 0254
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien
antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan
diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021
Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
92
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Usia -0198 0254
2
Tingkat Pendidikan
Formal -0123 0483
3 Masa Mualaf 0199 0251
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian
karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan
formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi
usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya
antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika
usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual
meningkat
Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan
spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign
0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan
formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika
semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif
antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual
mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign
93
0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan
tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika
semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf
c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan
Diri Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19
menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama
dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-
Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19
94
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan
agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760
Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan
yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005
kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang
bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan
antara variabel bimbingan agama dengan variabel
kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin
tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
nilai kecerdasan spiritual dirinya
Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)
sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005
Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
95
No
Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Materi 0740 0000
2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20
menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan
metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual
mualaf
Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan
hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda
bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada
angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif
Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama
seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau
semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang
maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan
agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi
bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak
Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa
96
terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-
lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai
signifikansi sebesar 000 lt 005107
Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah
dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian
Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah
akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi
sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti
korelasi cukup dan bersifat positif108
Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()
artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya
semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang
maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau
107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan
Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU
Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah
Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
97
jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama
seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel
20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang
tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf
Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa
bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang
telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat
pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban
sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya109
109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun
Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)
98
Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan
agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan
spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000
(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga
menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan
yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
remaja 111
110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)
siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling
Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)
99
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki
(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia
(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa
usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan
tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang
(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah
(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan
dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa
mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah
(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash
72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104
bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat tergolong tinggi
2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai
100
signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari
005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat
dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan
agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat
3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru
Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut
7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan
dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama
bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan
lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang
di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat
sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan
penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar
pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk
materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu
tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan
makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun
dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar
ibadah
101
8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait
bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual
Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang
bagian yang ada pada bimbingan agama maupun
kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun
keefektivitasannya
102
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung
Alfabeta
Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama
Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1
P-ISSN 2442-725X e-2621-7201
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta
Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah
208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02
Wonosobo
Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
Bandung PT Revika Aditama
Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung
Alfabeta
Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS
Jakarta Kencana
Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka
Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
103
Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan
R amp D Bandung ALFABETA
Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT
Wahana Semesta Intermedia
Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor
Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang
Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di
Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1
Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT
Indeks
Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual
Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam Jakarta Arga
Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi
IV
104
Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa
Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan
Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka
Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan Bandung Mizan
Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam
Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve
Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan
Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan
Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)
Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan
Jakarta PT Rineka Cipta
Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi
Bandung PT remaja Rosda Karya
Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta
Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central
Medika Surabaya
Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali
Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali
Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori
Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)
Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia
105
Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya
Usaha Nasional
Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press
Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental CrHaji Masagung Jakarta
Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-
Fikr tt)
Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah
Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama
Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam
Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center
Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan
Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol
1 No 1)
Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi
Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga)
106
Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi
S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)
Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal
Vo 13 No 155-62
Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan
Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau)
Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan
terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Metro)
Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam
Volume 7 Nomor 2 249- 270)
Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al
Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan
Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi
terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian
107
Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah
dan Islam Universitas Indonesia tahun)
Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran
Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa
di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah
terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di
Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)
Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin
Jakarta)
Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan
Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi
S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang)
Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah
mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada
19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020
wib tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppmm42z313
108
Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid
ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah
pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib Tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus
2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib
Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba
Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh
pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-
center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml
Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam
di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-
umat-islam-di-indonesia-menurun
Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap
Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-
mengalamipenolakan-keluarga
Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat
Yayasan An- Naba Center
109
LAMPIRAN
Lampiran I
Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel
Independen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Karakteristik
Individu (X1)
Menurut
Robbins
karakteristik
individu adalah
cara
memandang ke
objek tententu
dan mencoba
menafsirkan apa
yang dilihatnya
yang
mencangkup
usia jenis
kelamin tingkat
pendidikan
status
perkawinan dan
masa kerja
Karakteristik
responden pada
penelitian ini
ada empat
aspek yaitu
usia jenis
kelamin
tingkat
pendidikan dan
masa kerja
1 Jenis kelamin
Jenis kelamin
responden yang
dibagi menjadi
dua jenis yaitu
laki-laki dan
perempuan
2 Usia
Lamanya waktu
hidup responden
yang dihitung
sejak tahun
kelahiran
sampai waktu
penelitian
berlangsung
3 Tingkat
pendidikan
110
dalam
organisasi112
Dalam hasil
penelitian Rusdi
dan Sari
memaparkan
bahwa salah
satu faktor yang
membuat para
mualaf
melakukan
konversi agama
dari agama
asalnya ke
agama islam
yaitu faktor
kemauan
kemauan
menjadi salah
satu pendorong
seseorang
melakukan
Jumlah tahun
sekolah formal
yang ditempuh
oleh responden
sampai
penelitian ini
berlangsung
4 Masa mualaf
Lamanya waktu
atau masa
konversi agama
responden
dihitung sejak
mengucapkan
dua kalimat
syahadat sampai
waktu penelitian
berlangsung
5 Kemauan
salah satu
faktor
mendorong
seseorang
112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)
hal 171
111
konversi
agama113
melakukan
konversi
agama
Seseorang
yang
melakukan
konversi
didasari karna
kemauan diri
sendiri atau
orang lain
keluarga
teman dan
lain
sebagainya
Materi
Bimbingan
Agama (X2)
Menurut
Djumhur dan
Moh Surya
bimbingan
adalah suatu
pemberian
bantuan yang
Bimbingan
agama dalam
penelitian ini
mencangkup
materi
bimbingan
agama (akidah
Materi bimbingan
agama
1 Akidah
mengetahui
pengetahuan
mualaf tentang
akidah islam
113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam
dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X
e-2621-7201
112
diberikan secara
sistematis dan
kontinyu kepada
individu atau
kelompok dalam
pemecahan
masalah yang
dihadapinya
agar tercapai
kemampuan
untuk
memahami diri
sendiri
kemampuan
untuk menerima
diri sendiri
kemampuan
untuk
merealisasikan
diri sendiri
sesuai dengan
potensi atau
kemampuan
dalam mencapai
penyesuaian diri
ibadah dan
akhlak) dan
metode
bimbingan
agama
(ceramah
bimbingan
kelompok dan
tanya-jawab
atau dialog)
yang
berdasarkan
rukun iman
yakni iman
kepada Allah
iman kepada
Malaikat Allah
iman kepada
Kitab Allah
iman kepada
Rasul Allah
iman kepada
hari Kiamat
dan iman
kepada Qodarsquo
dan Qodar
Keyakinan ini
apakah dapat
menimbulkan
sifat jiwa yang
tercermin
dalam
perkataan
maupun
113
dengan
lingkungannya
baik keluarga
maupun
masyarakat114
Menurut M
Arifin
bimbingan
agama adalah
usaha pemberian
bantuan kepada
seseorang yang
mengalami
kesulitan baik
lahiriah maupun
batiniah yang
menyangkut
kehidupan di
masa kini dan
masa mendatang
berupa
pertolongan
dibidang mental
perbuatan
mualaf tersebut
2 Ibadah
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
ibadah sesuai
ketentuan atau
syariat Islam
berdasarkan
Rukun Islam
yakni Syahadat
Shalat Zakat
Puasa Haji
3 Akhlak
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
Akhlak Islam
yakni kepada
diri sendiri
Kepada orang
tua dan guru
114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7
114
spiritual
Membantu
seseorang
mampu
mengatasi
kesulitannya
dengan
kemampuan
yang ada pada
dirinya sendiri
melalui
dorongan
kekuatan iman
dan takwa
kepada Tuhan
yang maha
esa115
kepada saudara
dan teman
sebaya maupun
lingkungan
masyarakat
Metode
Bimbingan
Agama
1 Ceramah
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama kepada
mualaf secara
langsung
2 Bimbingan
Kelompok
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf secara
langsung
115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
115
dengan cara
diskusi
kelompok
3 Tanya
jawab atau
Dialog
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf melalui
tanya jawab
atau dialog
secara langsung
baik terkait
materi maupun
pengalaman
hidup
116
Variabel
Dependen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Kecerdasan
Spiritual (Y)
Menurut
Danah Zohar
dan Ian
Marshal
kecerdasan
spiritual (SQ)
adalah
kecerdasan
untuk
menghadapi
persoalan
makna atau
value yaitu
kecerdasan
untuk
menempatka
n perilaku
dan hidup
kita dalam
konteks
makna yang
lebih luas dan
kaya
Kecerdasan
Spiritual
adalah sesuatu
yang dimilki
dalam diri
seseorang
dalam
menghadapi
segala
persoalan
hidup dengan
penuh makna
atau nilai dan
memberikan
nilai yang luas
untuk jalan
hidupnya
Kemampuan
bersikap fleksibel
1 Mualaf dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan
baru
2 Mualaf dapat
beradaptasi dan
dapat
menerima
dengan mudah
dalam
lingkungannya
Tingkat
kesadaran diri
a Mualaf dapat
menempatkan
diri baik sikap
maupun
karakter
117
kecerdasan
untuk menilai
bahwa
tindakan
untuk jalan
hidup
seseorang
lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain116
b Mualaf dapat
menyadari atau
introspeksi
kelebihan dan
kekurangan diri
dalam bersikap
baik dalam
lingkungan
keluarga
sekolah
maupun
masyarakat
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
1 Mualaf dapat
menjadikan
penderitaan
kesedihan
maupun
kegagalan di
116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
118
masa lalu sebagai
motivasi dan
kekuatan untuk
tetap
mempertahankan
jalan hidup yang
sudah dipilih
menjadi seorang
muslim
2 Bersikap optimis
dan berfikir
positif meski
harus terusir dari
keluarga mapun
belum di terima
dilingkungan
baru
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
melampaui rasa
sakit
1 Menjadikan
penderitaan
sebagai
119
tantangan
hidup yang
harus
dihadapi
2 Mualaf
dapat
menjalani
hidup
dengan
penuh
keyakinan
dan
keteguhan
hati meski
harus
merasakan
berbagai
penderitaan
dan rasa
sakit
Kualitas hidup
yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
1 Mualaf
dapat
120
memiliki
tujuan yang
jelas dalam
menjalani
hidup
2 Mualaf
dapat
menjalani
kehidupan
yang
bernilai dan
penuh
makna
Keengganan
untuk
menyebabkan
keinginan yang
tidak perlu
1 Mualaf agar
memiliki
sikap
prioritas
dalam
menjalani
hidupnya
121
2 Dapat
memilah
mana yang
penting bagi
hidupnya
maupun
yang tidak
didasari
kebermanfa
atannya
Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan
antara berbagai
hal
(berpandangan
ldquoholistikrdquo)
1 Mualaf dapat
menyikapi
segala
persoalan
dalam
hidupnya
semata karena
122
ketentuan
Allah
2 Segala sesuatu
yang menimpa
kehidupan
mualaf adalah
kebaikan yang
diberikan oleh
Allah
bersikap positif
terhadap apapun
yang menimpa
kehidupannya
1 Mualaf dapat
menerima
dengan baik hal
apapun yang
menimpanya
2 Mualaf dapat
berprasangka
baik terhadap
segala hal yang
menimpanya
123
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas
A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No Materi Akidah r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
1
Saya meyakini bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan seluruh
alam semesta
-0179 0388 Tidak
Valid
2
Saya meyakini adanya Malaikat
yang mengawasi dan mencatat apa
saja yang saya lakukan
0411 0388 Valid
3
Saya meyakini bahwa Allah
mengutus rasul menjadi suri tauladan
bagi manusia
0599 0388 Valid
4
Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan
sebagai obat penenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup
0577 0388 Valid
5
Saya meyakini segala perbuatan di
dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat
0594 0388 Valid
Materi Ibadah
6
Saya berusaha melungkan waktu
untuk melaksanakan ibadah shalat
Sunnah
0268 0388 Tidak
Valid
7
Saya meyakini shalat adalah cara
terhubung paling baik dengan Tuhan
saat kita mulai putus asa
0382 0388 Valid
8 Saya melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid
9
saya mengetahui dan memahami
bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh
sebagai cara pensucian diri dari harta
yang bukan milik kita
0774 0388 Valid
124
10
saya mengetahui bahwa ibadah haji
adalah ibadah wajib umat muslim
dan di lakukan bagi yang sudah
mampu
0590 0388 Valid
Materi Akhlak
11 saya membiarkan teman saya yang
sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid
12
Saya mengetahui bahwa menghargai
orang lain dalam memilih agama
yang di anutnya adalah perbuatan
yang baik
0575 0388 Valid
13
Seorang muslim harus bertutur kata
dan bertingkah laku baik terhadap
orang lain
0313 0388 Tidak
Valid
14
Saya berpakaian menutupi aurat
sesuai dengan tuntunan Agama dan
bagian dari sopan santun dalam
berbusana
0516 0388 Valid
15 Saat ada teman kesusahan saya akan
membantunya 0411 0388 Valid
Metode Ceramah
16
saya tidak semangat saat
mendengarkan Ceramah dari
pembimbing Agama
0294 0388 Tidak
Valid
17
Hati saya lebih tenang setelah
mendenarkan ceramah yang
dibawakan pembimbing
0489 0388 Valid
18
Terkadang materi yang di sampaikan
berkaitan dan menjawab segala
persoalan yang sedang menimpa
saya hingga menjadikan saya lebih
kuat
0184 0388 Tidak
Valid
Metode Kelompok
125
19
Saya memanfaatkan bimbingan
kelompok untuk berinteraksi dengan
teman-teman
0301 0388 Tidak
Valid
20 saya tidak menyukai diskusi dalam
bimbingan kelompok 0355 0388
Tidak
Valid
21
Saat bimbingan kelompok saya bisa
berbagi pengalaman dengan teman-
teman dan mendapat penguatan dari
teman diskusi
0447 0388 Valid
Metode Diskusi
22
Saya merasa yakin dengan pilihan
yang saat ini saya yakini sebagai
muslim setelah menyampaikan
segala keraguan beragama kepada
pembimbing agama
0607 0388 Valid
23
Setelah berdialog dengan
pembimbing agama Saya lebih
termotivasi dan lebih kuat menjalani
sebagai muslim yang kaffah
0700 0388 Valid
24
Saya merasa lebih tenang saat
menyampaikan segala keluh kesah
yang menimpa kehidupan masa lalu
dan saat ini kepada pembimbing
agama
-0280 0388 Tidak
Valid
Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No
Kemampuan bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
25 Saya mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitar 0504 0388 Valid
26
saya menerima dan menghargai
pendapat maupun pilihan orang lain
termasuk pilihan dalam beragama
0690 0388 Valid
27 Saya menerima perubahan yang ada
dalam diri 0628 0388 Valid
126
Tingkat kesadaran diri
28 Saya mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid
29 Saya tidak membanding-bandingkan
hidup saya dengan orang lain -0104 0388
Tidak
Valid
30
saya merasa minder dengan
lingkungan baru saya sebagai
muslim
0644 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan
31
Segala masalah dan penderitaan yang
datang dalam hidup saya jadikan
sebagai motivasi untuk kembali
bangkit
0478 0388 Valid
32
Saya yakin bahwa segala masalah
yang datang adalah sebuah batu
loncatan untuk diri saya
0255 0388 Tidak
Valid
33
saat masalah datang dalam hidup
saya merasa sangat menderita dan
sedih
0455 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit
34
Saya berusaha sabar dan ikhlas
menerima setiap masalah yang
menimpa saya
0506 0388 Valid
35
Saya yakin bahwa masalah yang
datang adalah kasih sayang dari
Allah untuk menebus dosa-dosa
saya
0159 0388 Tidak
Valid
36 Saya mampu mengambil hikmah dari
setiap masalah hidup 0602 0388 Valid
Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
127
37 Saya memiliki dan mampu
memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid
38 saya kurang bersemangat dalam
menjalani hidup 0484 0388 Valid
39 Saya mampu menggapai dan
mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak
Valid
Keengganan untuk menyebabkan
keinginan yang tidak perlu
40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak
Valid
41 Saya memilah segala kegiatan yang
harus saya kerjakan 0146 0388
Tidak
Valid
42
Saya akan mendahulukan ibadah
sebelum melakukan aktivitas sehari-
hari
0431 0388 Valid
Kecenderungan untuk melihat
keterkaitan antara berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
43 Ketika masalah datang saya yakin
bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid
44
Saat semua orang menjauhi saya
hingga mengusir saya saya yakin
bahwa Allah selalu bersama saya
0520 0388 Valid
45
Setiap musibah yang datang dalam
hidup saya saya yakin itu sudah
takdir dan pilihan terbaik dari Allah
0339 0388 Tidak
Valid
bersikap positif terhadap apapun
yang menimpa kehidupannya
46 saya menerima hal apapun yang
menimpa hidup saya -0040 0388
Tidak
Valid
47
saya yakin pasti ada kebaikan dari
setiap masalah yang datang dalam
kehidupan saya
0675 0388 Valid
128
48
saya yakin Allah selalu bersama saya
meskipun masalah datang bertubi-
tubi
0391 0388 Valid
129
Lampiran 3
Daftar pedoman wawancara Responden
No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama
1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah
2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat
3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah
4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak
menerima anda sebagai seorang mualaf
5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari
pembimbing agama
6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-
teman anda
7
Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat
penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing
agama
No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual
1
Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih
agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun
keluarga
2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali
segala kesalahan dan dosanya
3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh
orang lain
4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang
datang dalam hidup anda
5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak
menerima anda menjadi seorang mualaf
6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang
setelah menjadi seorang mualaf
130
7
Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah
masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu
yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan
terlebih dahulu
8
Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang
menimpa anda datang begitu saja dengan secara
kebetulan
9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang
datang dalam kehidupan anda
131
Lampiran 4
Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS
Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Correlations
Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual
Spearman
s rho
Karakteristik Individu Correlation
Coefficient 1000 -169 -198
Sig (2-tailed) 331 254
N 35 35 35
Bimbingan Agama Correlation
Coefficient -169 1000 760
Sig (2-tailed) 331 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -198 760 1000
Sig (2-tailed) 254 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
132
Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Usia Correlation
Coefficient 1000 253 083 122 -312
Sig (2-tailed) 143 634 486 068
N 35 35 35 35 35
Jenis Kelamin Correlation
Coefficient 253 1000 004 012 -230
Sig (2-tailed) 143 984 947 183
N 35 35 35 35 35
Pendidikan Formal Correlation
Coefficient 083 004 1000 -237 -123
Sig (2-tailed) 634 984 170 483
N 35 35 35 35 35
Masa Muallaf Correlation
Coefficient 122 012 -237 1000 199
Sig (2-tailed) 486 947 170 251
N 35 35 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -312 -230 -123 199 1000
Sig (2-tailed) 068 183 483 251
N 35 35 35 35 35
133
Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Materi Metode Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Metode Correlation Coefficient 704 1000 685
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
134
Lampiran 5
Data Skor Responden
Bimbingan Agama
R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107
R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111
R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109
R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105
R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114
135
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117
R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116
R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105
R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118
R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109
R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116
R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108
R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113
R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117
136
Kecerdasan Spiritual
R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107
R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108
R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96
R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93
R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98
R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109
R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114
R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98
R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112
R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105
R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107
R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99
R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115
R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115
137
R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115
R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112
R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103
R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98
R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93
R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104
R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111
R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106
R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112
R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103
R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114
R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104
138
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center
139
Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang
Kupang Nusa Tenggara Timur
140
141
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-
Naba Center
142
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-
Naba Center
143
Lampiran 7
Surat-surat
144
145
146
147
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56
B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
E Variabel dan Devinisi Operasional
Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
60
F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62
G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72
H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
75
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba
Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
77
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba
5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
79
6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81
7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84
B Temuan Hasil Penelitian dan
Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
85
1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
89
3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan
pemurtadan tahun 2015
4
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf
53
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba
Center
79
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63
2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama sebelum uji instrumen
66
3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama setelah uji instrumen
67
4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan
Spiritual sebelum diuji instrumen
68
5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan
Spiritual setelah diuji instrumen
70
6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat
Keandalan Instrumen Ukuran dari
Cronbach
71
7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan
Agama
71
8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan
Spiritual
72
9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan
74
10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putri di Yayasan An- Naba
Center
82
11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putra di Yayasan An- Naba
Center
84
x
12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
85
13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
86
14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan Formal
86
15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan
Masa Mualaf
87
16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di
Yayasan An-Nabarsquo Center
88
17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual
mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
89
18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara
Karakteristik Individu dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
91
19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun
2021
92
xi
20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Bimbingan Agama dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
93
21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada tahun 2021
95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 Data Skor Responden
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat- surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling
sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya
manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa
dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di
datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga
menimbulkan kesedihan yang begitu dalam
Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan
keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang
dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa
aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)
dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1
Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga
mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia
yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal
maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk
mewujudkan kebutuhan tersebut
Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama
adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi
meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam
jiwanya
1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi
dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman
(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41
2
Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri
berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis
sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber
pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu
memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai
makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya
Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya
Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada
kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang
dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya
adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para
artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya
Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro
dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan
dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan
sosial yang rukun dan damai
Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di
Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003
jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir
angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2
2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi
jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019
httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019
1020 wib
3
Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah
yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar
baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan
adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi
ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi
pembimbing Agama
Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian
khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama
Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati
nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu
masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap
kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika
masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan
kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke
agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa
Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman
berganti menjadi ingkar3
Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam
menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014
Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat
Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam
hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat
menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka
3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
4
pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara
Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun
Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim
Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika
ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035
jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4
Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian
Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat
tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun
20155
4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di
Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-
indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
0
10
20
30
40
50
60
Rawan Pemurtadan
5
Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab
seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya
ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)
terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin
Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat
Islam paling ekstrimrdquo6
Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang
dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat
Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan
fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya
mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari
lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi
menjadi seorang muslim seutuhnya
Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi
memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)
Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan
tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang
tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya
rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya
hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib
6
tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap
keselamatan jiwardquo7
Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar
semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang
meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari
lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu
hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka
secara lebih jauh8
Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu
besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat
berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar
di masjid dan di jalanan9
Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan
pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang
untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi
Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung
resiko
7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf
Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-
keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan
Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara
Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II
No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom
ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni
2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-
pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
7
Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan
perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen
terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya
Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang
yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang
belum memahami islam seutuhnya
Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan
bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa
mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang
muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan
surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi
أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط
بين عدو ٢٠٨ م
ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimurdquo10
Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208
adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara
parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-
hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri
tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf
10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208
Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016
8
yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk
sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah
akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari
itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan
peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan
menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan
agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri
individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk
berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-
Nya serta tabah menerima ujian-Nya12
begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan
agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan
peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan
spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani
menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa
lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem
maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual
(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
9
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain13
Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14
Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang
dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala
kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan
yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun
kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian
baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya
Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu
mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan
13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1
Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57
10
masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15
Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada
mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz
Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal
pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang
terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid
Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para
mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami
agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa
terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa
menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya
(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-
mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan
kepada mereka
Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah
mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya
maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing
15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal8
11
untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat
berpengaruh bagi agama Islam
Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah
dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin
meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di
hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya
maupun kehidupannya kini sebagai muslim
Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang
meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual
mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada
Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16
Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang
bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa
warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam
penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18
16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan
Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan
penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan
Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri
12
Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa
menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang
pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik
di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian
Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan
membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba
Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo
B Batasan dan Rumusan Masalah
1 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang
dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti
berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun
pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi
dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-
Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo 2019)
13
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat adalah
a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan
yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai
kesejahteraan hidup di akhirat
b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau nilai untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
diantaranya
a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan
Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah
Baru- Ciputat
14
c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain
a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden
dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik
Responden dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Manfaat Penelitian
a Manfaat Akademis
1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
terutama pada mata kuliah Psikologi Islam
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi
Pembimbing agama maupun penyuluh agama
15
yang mengkhususkan pembinaan terhadap
Mualaf
b Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam
memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan
reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan
kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun
penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang
Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
D Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang
menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri
Yakni diantaranya sebagai berikut
Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan
Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
16
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan
agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257
sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari
r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799
dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian
hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan
masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah
alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat
rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang
berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini
ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket
instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga
meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data
Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan
variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran
17
penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan
sasaran penelitian mualaf21
Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh
Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja
Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada
remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai
sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan
perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22
Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah
kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun
menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis
di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut
adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami
pembaca
21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi
Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati
Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No
155-62
18
Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada
variabel independen dan dependen Variabel independen
penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel
dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan
berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel
dependen kecerdasan spiritual
Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di
Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian
Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di
panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan
antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak
di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan
berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005
ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian
terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam
terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman
Azzahra Kota Pekanbaru
Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi
kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam
19
beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam
penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independent dan dependen Variabel dependen
penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan
penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23
Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam
jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap
kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab
Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat
dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt
ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga
dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual
23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam
terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)
20
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan
Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak
rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di
beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan
pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan
baik
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan dependen jika di variabel
independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan
spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kinerja karyawan
Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti
tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi
Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)
dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa
gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa
dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang
cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional
mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam
penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa
21
mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik
dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi
Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang
masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa
kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang
dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan
kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca
mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami
penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel
dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen
hanya kecerdasan spiritual24
Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang
Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran
Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri
bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran
beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa
Tengah
24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)
(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)
22
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri
Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar
20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama
sebesar 322
Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup
rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan
dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah
pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga
pembaca dapat memahami penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis
menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25
Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh
Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan
Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal
Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan
25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016)
23
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan
spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi
sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-
Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel
16839 dan nilai signifikannya -0806lt005
Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika
kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan
paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini
adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga
dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
pada variabel independen Variabel independen tersebut
menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis
menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26
E Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman
penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang
skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif
26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)
24
Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan
Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu teori mengenai peran pembimbing agama
meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan
mualaf
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian tempat dan waktu penelitian
variabel penelitian sumber data populasi dan
sampel hipotesis penelitian definisi operasional
variabel Teknik pengumpulan data uji validitas
instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat
25
yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf
visi misi dan tujuannya program-program serta
struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan
Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian
menjelaskan temuan dan analisis data tentang
hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan
spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-
data hasil peneitian hasil angket identifikasi
responden deskripsi hasil penelitian dan analisis
data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama
1 Pengertian Bimbingan
Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin
menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata
ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti
menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur
mengarahkan dan memberi nasihat27
istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan
atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan
berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua
bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya
bimbingan28
Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16
27
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan
norma-norma yang berlaku30
Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31
Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni
1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung
arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat
mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut
kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya
2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini
mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut32
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
28
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa33
Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian
berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam
memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan
untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan
menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia
maupun ahirat
2 Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz
Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam
sebagai berikut34
a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan
kebersihan jiwa dan mental
33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
29
b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan
manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan
c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada
individu sehingga muncul dan berkembang rasa
toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong
menolong dan rasa kasih sayang
d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi
tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya
sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat
menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan
bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan
kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan
kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal
menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang
bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan
dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang
ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35
35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
30
3 Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya
bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36
a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan
sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang
berfungsi untuk dapat mengembangkan dan
memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun
potensi yang dimiliki terbimbing
c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang
membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing
dan lingkungannya
d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan
dalam memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi terbimbing
e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang
diberikan dapat membantu terbimbing dalam
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap
4 Materi Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami
kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan
mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau
36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta
PT Rineka Cipta 1995) hal 9
31
ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi
Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain
meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan
ikhsan (akhaq)37
a Keimanan (Aqidah)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)
yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau
aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti
keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat
menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan
maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan
keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39
37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha
Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga
Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim
dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi
1996) hlm 24
32
Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang
lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi
orang yang bertakwa40
a Keislaman (syarirsquoah)
Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa
Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju
sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga
diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan
dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman
Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi
ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م
١٨ يعلمون
Artinya Kemudian kami jadikan engkau
(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan
janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui41
Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu
mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan
40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji
Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500
33
mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala
perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan
Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42
Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam
beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya
a) Adanya suatu perbuatan
b) Dilakukan oleh orang muslim
c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok
ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu
zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan
ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban
yang menyertai pokok ibadah itu43
b Ikhsan (akhlaq)
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa
yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi
majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah
(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)
alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama)44
Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau
khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq
42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika
Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada
2012) hal 1
34
kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-
Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi
٤ عظيم خلق لعلى وإنك
Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur 45
Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi
pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara
kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai
murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat
Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak
bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan
memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan
perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan
lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun
sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr
tt) hal 56
35
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat
5 Metode Bimbingan Agama
Dalam surah An- Nahl ayat 125
دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج
أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي
١٢٥ بٱلمهتدين
Artinya Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk47
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan
berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang
tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara
harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang
berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian
hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan48
47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43
36
Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik
Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang
kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang
dapat menambah kemampuan bagi terbimbing
Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami
bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk
sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama
maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan
agama diantaranya
a Ceramah
Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum
cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok
(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk
menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya
dengan kondisi terbimbing yang beragam49
b Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai
fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri
terbimbing50
49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)
hal122
37
Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada
yang dibimbing
2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh
seseorang yang dibimbing
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi
dan kondisi yang memberikan perasaan damai
dana man serta santai kepada seorang yang
dibimbing51
Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada
metode yang biasa dilakukan yakni
1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan
dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar
intelek dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran
agama
2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang
digunakan untuk menunjukkan dan
membuktikan kebenaran ajaran agama dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional
3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan
contoh yang benar dan tepat agar yang di
51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45
38
bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari
apa yang diterimanya secara logika dan
penjelasannya akan teori yang masih baku
(tekstual) 52
B Kecerdasan Spiritual
1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari
semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus
mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan
lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di
turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya
tidak terbatas53
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal12
39
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain54
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu
menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55
Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah
berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal
Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik
dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56
54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
40
a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan
dan aktif)
b Tingkat kesadaran diri
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak
perlu
g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)
h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo
atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-
jawaban yang mendasar
i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi
seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga
cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh
pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada orang lain yang memberikan petunjuk
penggunaannya
41
Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab
HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya
yakni57
a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material
b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak
c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-
hari
d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
spiritual guna menyelesaikan masalah
e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih
sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan
Seperti memberi maaf bersyukur atau
mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati
menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah
sebagian dari kebajikan
3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses
membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf
memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun
57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281
42
lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang
pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam
hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo
Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini
secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)
mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan
menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif
Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu
dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta
kehidupan secara umum
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan
suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah
yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut
adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan
ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber
dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta
bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan
ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha
Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo
Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan
kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri
kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat
akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik
sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic
power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual
43
yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama
keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot
manusia59
Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang
memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus
melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa
menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60
4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu
berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi
kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan
kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang
menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang
diantaranya61
a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego
b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
anaknya
c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak
d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan
Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)
44
e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman
menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak
berharga
Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62
a Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia
mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks
luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian
yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG
(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi
sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi
kecerdasan spiritual
b Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya
bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat
ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia
menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu
62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83
45
adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek
diri dan seluruh segi kehidupan
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul
dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan
seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan
C Mualaf
Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari
ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak
dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang
yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum
Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum
= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang
yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam
Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan
diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan
kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64
Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf
maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir
63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam
(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana
Semesta Intermedia 2009) hal 231
46
Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi
perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya
demi kemaslahatan65
Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk
islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat
diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya
untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama
kaum muslimin66
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan
hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka
baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada
di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui
Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri
untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa
beribadah secara mandiri
D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan
65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar
Nusa 2002) hal 563
47
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam
berdasarkan norma-norma yang berlaku67
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa68
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain69
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku
67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
48
dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena
Allahrdquo
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa
bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan
karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk
mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari
sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian
ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada
bab IV
E Kerangka Berpikir
Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren
hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi
Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami
kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama
Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari
keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan
tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan
dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata
layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan
sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi
gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah
49
tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang
singkat70
Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa
menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi
perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak
persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf
tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya
maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya
memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)
Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik
belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi
ingkar71
Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian
Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun
2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan
Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni
pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi
Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi
Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20
70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba
Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
50
persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)
adalah kemiskinan73
Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa
mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah
satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74
Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan
kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode
yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan
berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah
bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog
Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga
islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para
mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia
Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini
72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
51
memiliki 3 program yakni program pembinaan program
pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat
kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para
pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan
baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang
baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf
akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang
dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah
satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75
Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf
akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya
Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni
karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins
Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan
umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti
menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin
pendidikan umur dan masa mualaf
75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)
hal 171
52
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat
dilihat pada Gambar 2
53
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat
Bimbingan Agama (X2)
1 Materi
Bimbingan
Agama
a Akidah
b Ibadah
c Akhlak
2 Metode
Bimbingan
Agama
a Ceramah
b Bimbingan
Kelompok
c Tanya-jawab
dan Dialog
Faktor Internal (X1)
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin
2 Usia
3 Pendidikan
4 Masa Mualaf
Kecerdasan Spiritual (Y)
1 Kemampuan bersikap
fleksibel
2 Tingkat kesadaran
diri
3 Kemampuan
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4 Kempuan
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang
diilhami
Oleh visi dan nilai-
nilai
6 Keengganan untuk
menyebabkan
Keinginan yang tidak
perlu
7 Berpandangan
holistic
8 Berfikir positif
54
F Hipotesis Penelitian
pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini melalui uji empiris yaitu
Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat
Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik individu dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu
ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik78
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai
rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah
terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah
perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis
instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang
digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar
menurut ketentuan dan telah disepakati79
Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf
dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D
(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58
56
populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan
Sampel fenomena secara detail80
B Tempat dan Waktu penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat
di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl
Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode
Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5
bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini
didasarkan pada fakta sebagai berikut
1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-
benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa
memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman
dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani
hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan
pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan
bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya
2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga
Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi
yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan
dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan
80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62
57
maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru
mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk
islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya
3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat
kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren
Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di
Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
C Populasi dan Sampel
1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan
sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi yaitu82
a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan
informasi yang akan diinginkan
b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan
benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam
suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan
81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146
58
c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu
d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil
penelitian itu dapatat digeneralisasikan
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria
minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah
3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua
kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan
asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan
kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama
Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk
dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama
2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian
(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini
menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik
pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah
100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota
83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT
remaja Rosda Karya 1994) hal 78
59
populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang
dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84
D Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana
data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada
penelitian ini yaitu
1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di
mana peristiwa terjadi86
Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh
melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center
Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan
beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
kuesioner87
84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94
60
E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah
Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam
penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual
bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara
intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk
membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual
b Variabel Dependen (Y)
Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)
dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf
(Variabel Y)
Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan
spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup
menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran I
61
F Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data yaitu
1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi
dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh
pandangan yang holistik dan menyeluruh89
Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan
pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf
yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang
berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan
maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa
pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media
88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)
cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199
62
yang lain91
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan
Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92
Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam
menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan
informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta
memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama
penelitian
G Intrumen Penumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan
data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap
91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi
(Mixed methods)
(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327
63
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial93
Tabel 1 Skor Skala Semi Likert
No Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1
2
3
4
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
2
1
1
2
4
5
1 Skala Bimbingan Agama
Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua
aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan
agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni
akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama
yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog
2 Skala Kecerdasan Spiritual
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan
delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat
kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
64
penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan
holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan
ldquobagaimana jikardquo
Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan
mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96
3 Uji Validitas dan Realiabilitas
a Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97
Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan
dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori
respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-
individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98
95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta
Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD
(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Refika Aditama 2015) Hal 472
65
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda
Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang
digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin
diukur yakni99
1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03
2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-
2) n= jumlah sampel
3 Nilai Sig ge α
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam
melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan
untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product
moment yaitu100
rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)
radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]
keterangan
r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas
X dan Y
n=jumlah responden
99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48
66
X= skor variabel (jawaban responden)
Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable
Bimbingan Agama sebelum uji instrumen
Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama
sebelum uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 12345 - 5
2 Ibadah 678910 - 5
3 Akhlak 12131415 11 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 1718 16 3
5 Bimbingan
Kelompok 1921 20 3
6
Tanya
Jawab atau
Dialog
222324 - 3
Jumlah 24
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-
Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur
dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada
26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable
bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item
valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid
kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan
67
pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan
BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji
instrumen
Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah
uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 2345 1 5
2 Ibadah 78910 6 5
3 Akhlak 11121415 13 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 17 1618 3
5 Bimbingan
Kelompok 21 1920 3
6 Diskusi 2223 24 3
Jumlah 24
Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen
68
Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual
sebelum diuji instrumen
Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang
diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir
pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2
item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
3132 33 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan
nilai-nilai
3739 38 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
464748 - 3
Jumlah 24
69
diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan
data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2
Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen
Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual
setelah diuji instrumen
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
313332 - 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui
rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
373839 - 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan
ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
4748 46 3
70
b Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban
yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5
1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility
Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi
SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila
koefisien realibilitas (r11) gt 06101
α = (119870
119870 minus 1) (
1198781199032 minus sum119878119894
2
1198781199092
)
Keterangan
α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach
K Jumlah item pertanyaan
sum1198781198942 Jumlah varians skor item
101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57
Jumlah 24
71
1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102
Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan
Instrumen Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha
Cronbach
Derajat Keandalan
lt 05 Tidak dapat digunakan
05-06 Jelek (poor)
06-07 Cukup atau dapat diterima
07-09 Bagus (good)
gt09 Luar biasa bagus
(exellent)
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
867 24
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar
0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala
Kecerdasan Spiritual
102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung
Refika Aditama 2015) hal 470
72
Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
780 24
Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar
0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel
terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan
nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan
dinyatakan reliabel
H Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis
langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam
103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 226
73
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik
infersensial
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan
satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan
untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang
bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren
Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat
2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Statistik inferensial merupakan metode analisis yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan
antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan
penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat
inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada
sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini
menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman
104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100
105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) hal 532
74
Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan
(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antar variabel tidak harus sama106
Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk
mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara
variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan
agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji
koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang
kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Interpretasi
r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah
r = 020 ndash 0399 Rendah
r = 040 ndash 0599 Sedang
r = 060 ndash 0799 Kuat
r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat
106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D
(Bandung Alfabeta 2012) hal 153
75
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center
Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba
Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz
Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau
adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana
sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para
mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah
Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia
khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena
mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak
mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan
hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak
itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan
pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para
mualaf diseluruh wilayah Indonesia
Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun
pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di
daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014
beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari
pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari
tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf
cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau
76
juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi
Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini
jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5
(lima) wilayah
Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-
Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan
tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak
mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan
pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari
pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan
Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas
muslim maupun non-muslim
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center
Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu
menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah
islamiyahrdquo
Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang
akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter
serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center
dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut
a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum
dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah
b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh
berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah
77
c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan
perbandingan agama
d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah
mandiri dan terampil
e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum
muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung
terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di
kalangan saudara kita kaum Mualaf
f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak
masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan
pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang
merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat
diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah
masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center
Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk
membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan
pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta
pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah
agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan
hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat
ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya
sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus
ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah
78
dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-
muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami
betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah
pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini
mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf
itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam
kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan
menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo
Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba
Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil
hingga merambah di beberapa wilayah nusantara
79
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center
Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center
dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center
PEMBINA
Ferdius
Ndruru
KETUA amp PENGASUH
KH Syamsul Arifin Nababan
PENGAWAS
Siti Hamidah
SEKRETARIS
Leli Yuheni
BENDAHARA
Siti Fatimah
DEWAN GURU
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan
2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya
3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc
MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc
MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna
SANTRI
80
5 Program Bimbingan Agama
a Program Pembinaan
1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui
kajian rutin
2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-
ceramah umum
b Program Pendidikan
Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren
c Program Pengembangan
1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya
2) Menghafal Hadits dan sarahnya
3) Penguasaan Bahasa Arab
4) Penguasaan Bahasa Inggris
5) Penguasaan Komputer
d Program Jangka Panjang
a) Program Perluasan Dakwah
Membangun cabang-cabang pesantren
Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah
Indonesia
Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah
minoritas muslim
b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri
An-Naba
81
e Program Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat
SMP- Perguruan Tinggi
2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi
3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi
para mualaf
f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Mendirikan usaha kuliner
2) Membangun bisnis berbasis online
3) Membangun usaha retail
6 Program Pembinaan Agama
Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan
An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11
Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
82
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan
tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
9 2200 - 0429 Istirahat
83
Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600
Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari
jumat Tahsin diganti dengan membaca 4
surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-
waqiah dan Al- Mulk)
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
10 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh
mengerjakan tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
84
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
8 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
9 2200 - 0429 Istirahat
Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai
berikut
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan
Agama)
2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah
Islamiyah)
3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)
4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)
5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)
6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)
7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)
8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)
9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)
85
B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Karakteristik Individu Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti
bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru
Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan
sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah
penulis tentukan
Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni
berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf
diuraikan sebagai berikut
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 12
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 9 26
Perempuan 26 74
Total 35 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil
terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden
berjenis kelamin laki-laki
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 13
86
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Usia Jumlah Presentase
Remaja 12- 21 Tahun 29 83
Dewasa 22- 45 Tahun 6 17
Total 35 100
Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden
didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel
terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21
tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat
dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Jumlah ()
Rendah (0-9 tahun) 6 17
Sedang (10-12 tahun) 19 54
Tinggi (13-16 tahun) 10 29
Total 35 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas
responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada
tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima
87
pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan
pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-
16 tahun)
Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat
dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf
Kategori Masa Mualaf Jumlah ()
Rendah 3 -36 bulan 22 63
Sedang 37 bulan ndash 72
bulan 11 31
Tinggi 73 bulan -104
bulan 2 6
Total 35 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk
islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa
mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)
dan kategori tinggi (73- 104 bulan)
88
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden
Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual
santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo
Center
No
Kategori
Kecerdasan
Spiritual
Jumlah Skor
Jawaban
Responden
Frekuensi ()
1 Rendah 93- 105 14 40
2 Tinggi 106- 120 21 60
Jumlah 35 100
Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan
(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan
spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan
spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual
yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri
3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan
89
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan
holistik
3 Analisis Data Uji Korelasi
a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa
mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian
tersebut diolah menggunakan Program statistical Package
for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
No Peubah Variabel
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik
Individu -0198 0254
2 Bimbingan Agama 0760 0000
Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berhubungan nyata pada α= 1 (005)
90
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17
yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua
() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi
pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
kecerdasan spirituannya
b Hubungan Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba
Center
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18
91
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik Individu -0198 0254
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien
antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan
diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021
Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
92
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Usia -0198 0254
2
Tingkat Pendidikan
Formal -0123 0483
3 Masa Mualaf 0199 0251
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian
karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan
formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi
usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya
antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika
usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual
meningkat
Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan
spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign
0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan
formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika
semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif
antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual
mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign
93
0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan
tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika
semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf
c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan
Diri Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19
menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama
dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-
Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19
94
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan
agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760
Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan
yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005
kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang
bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan
antara variabel bimbingan agama dengan variabel
kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin
tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
nilai kecerdasan spiritual dirinya
Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)
sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005
Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
95
No
Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Materi 0740 0000
2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20
menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan
metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual
mualaf
Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan
hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda
bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada
angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif
Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama
seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau
semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang
maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan
agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi
bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak
Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa
96
terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-
lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai
signifikansi sebesar 000 lt 005107
Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah
dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian
Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah
akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi
sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti
korelasi cukup dan bersifat positif108
Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()
artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya
semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang
maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau
107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan
Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU
Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah
Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
97
jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama
seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel
20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang
tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf
Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa
bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang
telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat
pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban
sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya109
109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun
Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)
98
Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan
agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan
spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000
(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga
menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan
yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
remaja 111
110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)
siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling
Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)
99
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki
(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia
(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa
usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan
tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang
(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah
(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan
dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa
mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah
(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash
72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104
bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat tergolong tinggi
2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai
100
signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari
005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat
dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan
agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat
3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru
Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut
7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan
dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama
bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan
lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang
di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat
sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan
penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar
pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk
materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu
tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan
makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun
dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar
ibadah
101
8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait
bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual
Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang
bagian yang ada pada bimbingan agama maupun
kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun
keefektivitasannya
102
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung
Alfabeta
Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama
Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1
P-ISSN 2442-725X e-2621-7201
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta
Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah
208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02
Wonosobo
Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
Bandung PT Revika Aditama
Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung
Alfabeta
Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS
Jakarta Kencana
Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka
Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
103
Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan
R amp D Bandung ALFABETA
Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT
Wahana Semesta Intermedia
Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor
Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang
Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di
Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1
Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT
Indeks
Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual
Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam Jakarta Arga
Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi
IV
104
Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa
Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan
Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka
Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan Bandung Mizan
Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam
Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve
Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan
Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan
Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)
Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan
Jakarta PT Rineka Cipta
Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi
Bandung PT remaja Rosda Karya
Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta
Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central
Medika Surabaya
Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali
Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali
Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori
Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)
Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia
105
Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya
Usaha Nasional
Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press
Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental CrHaji Masagung Jakarta
Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-
Fikr tt)
Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah
Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama
Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam
Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center
Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan
Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol
1 No 1)
Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi
Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga)
106
Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi
S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)
Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal
Vo 13 No 155-62
Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan
Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau)
Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan
terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Metro)
Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam
Volume 7 Nomor 2 249- 270)
Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al
Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan
Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi
terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian
107
Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah
dan Islam Universitas Indonesia tahun)
Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran
Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa
di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah
terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di
Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)
Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin
Jakarta)
Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan
Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi
S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang)
Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah
mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada
19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020
wib tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppmm42z313
108
Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid
ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah
pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib Tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus
2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib
Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba
Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh
pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-
center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml
Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam
di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-
umat-islam-di-indonesia-menurun
Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap
Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-
mengalamipenolakan-keluarga
Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat
Yayasan An- Naba Center
109
LAMPIRAN
Lampiran I
Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel
Independen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Karakteristik
Individu (X1)
Menurut
Robbins
karakteristik
individu adalah
cara
memandang ke
objek tententu
dan mencoba
menafsirkan apa
yang dilihatnya
yang
mencangkup
usia jenis
kelamin tingkat
pendidikan
status
perkawinan dan
masa kerja
Karakteristik
responden pada
penelitian ini
ada empat
aspek yaitu
usia jenis
kelamin
tingkat
pendidikan dan
masa kerja
1 Jenis kelamin
Jenis kelamin
responden yang
dibagi menjadi
dua jenis yaitu
laki-laki dan
perempuan
2 Usia
Lamanya waktu
hidup responden
yang dihitung
sejak tahun
kelahiran
sampai waktu
penelitian
berlangsung
3 Tingkat
pendidikan
110
dalam
organisasi112
Dalam hasil
penelitian Rusdi
dan Sari
memaparkan
bahwa salah
satu faktor yang
membuat para
mualaf
melakukan
konversi agama
dari agama
asalnya ke
agama islam
yaitu faktor
kemauan
kemauan
menjadi salah
satu pendorong
seseorang
melakukan
Jumlah tahun
sekolah formal
yang ditempuh
oleh responden
sampai
penelitian ini
berlangsung
4 Masa mualaf
Lamanya waktu
atau masa
konversi agama
responden
dihitung sejak
mengucapkan
dua kalimat
syahadat sampai
waktu penelitian
berlangsung
5 Kemauan
salah satu
faktor
mendorong
seseorang
112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)
hal 171
111
konversi
agama113
melakukan
konversi
agama
Seseorang
yang
melakukan
konversi
didasari karna
kemauan diri
sendiri atau
orang lain
keluarga
teman dan
lain
sebagainya
Materi
Bimbingan
Agama (X2)
Menurut
Djumhur dan
Moh Surya
bimbingan
adalah suatu
pemberian
bantuan yang
Bimbingan
agama dalam
penelitian ini
mencangkup
materi
bimbingan
agama (akidah
Materi bimbingan
agama
1 Akidah
mengetahui
pengetahuan
mualaf tentang
akidah islam
113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam
dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X
e-2621-7201
112
diberikan secara
sistematis dan
kontinyu kepada
individu atau
kelompok dalam
pemecahan
masalah yang
dihadapinya
agar tercapai
kemampuan
untuk
memahami diri
sendiri
kemampuan
untuk menerima
diri sendiri
kemampuan
untuk
merealisasikan
diri sendiri
sesuai dengan
potensi atau
kemampuan
dalam mencapai
penyesuaian diri
ibadah dan
akhlak) dan
metode
bimbingan
agama
(ceramah
bimbingan
kelompok dan
tanya-jawab
atau dialog)
yang
berdasarkan
rukun iman
yakni iman
kepada Allah
iman kepada
Malaikat Allah
iman kepada
Kitab Allah
iman kepada
Rasul Allah
iman kepada
hari Kiamat
dan iman
kepada Qodarsquo
dan Qodar
Keyakinan ini
apakah dapat
menimbulkan
sifat jiwa yang
tercermin
dalam
perkataan
maupun
113
dengan
lingkungannya
baik keluarga
maupun
masyarakat114
Menurut M
Arifin
bimbingan
agama adalah
usaha pemberian
bantuan kepada
seseorang yang
mengalami
kesulitan baik
lahiriah maupun
batiniah yang
menyangkut
kehidupan di
masa kini dan
masa mendatang
berupa
pertolongan
dibidang mental
perbuatan
mualaf tersebut
2 Ibadah
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
ibadah sesuai
ketentuan atau
syariat Islam
berdasarkan
Rukun Islam
yakni Syahadat
Shalat Zakat
Puasa Haji
3 Akhlak
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
Akhlak Islam
yakni kepada
diri sendiri
Kepada orang
tua dan guru
114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7
114
spiritual
Membantu
seseorang
mampu
mengatasi
kesulitannya
dengan
kemampuan
yang ada pada
dirinya sendiri
melalui
dorongan
kekuatan iman
dan takwa
kepada Tuhan
yang maha
esa115
kepada saudara
dan teman
sebaya maupun
lingkungan
masyarakat
Metode
Bimbingan
Agama
1 Ceramah
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama kepada
mualaf secara
langsung
2 Bimbingan
Kelompok
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf secara
langsung
115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
115
dengan cara
diskusi
kelompok
3 Tanya
jawab atau
Dialog
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf melalui
tanya jawab
atau dialog
secara langsung
baik terkait
materi maupun
pengalaman
hidup
116
Variabel
Dependen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Kecerdasan
Spiritual (Y)
Menurut
Danah Zohar
dan Ian
Marshal
kecerdasan
spiritual (SQ)
adalah
kecerdasan
untuk
menghadapi
persoalan
makna atau
value yaitu
kecerdasan
untuk
menempatka
n perilaku
dan hidup
kita dalam
konteks
makna yang
lebih luas dan
kaya
Kecerdasan
Spiritual
adalah sesuatu
yang dimilki
dalam diri
seseorang
dalam
menghadapi
segala
persoalan
hidup dengan
penuh makna
atau nilai dan
memberikan
nilai yang luas
untuk jalan
hidupnya
Kemampuan
bersikap fleksibel
1 Mualaf dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan
baru
2 Mualaf dapat
beradaptasi dan
dapat
menerima
dengan mudah
dalam
lingkungannya
Tingkat
kesadaran diri
a Mualaf dapat
menempatkan
diri baik sikap
maupun
karakter
117
kecerdasan
untuk menilai
bahwa
tindakan
untuk jalan
hidup
seseorang
lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain116
b Mualaf dapat
menyadari atau
introspeksi
kelebihan dan
kekurangan diri
dalam bersikap
baik dalam
lingkungan
keluarga
sekolah
maupun
masyarakat
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
1 Mualaf dapat
menjadikan
penderitaan
kesedihan
maupun
kegagalan di
116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
118
masa lalu sebagai
motivasi dan
kekuatan untuk
tetap
mempertahankan
jalan hidup yang
sudah dipilih
menjadi seorang
muslim
2 Bersikap optimis
dan berfikir
positif meski
harus terusir dari
keluarga mapun
belum di terima
dilingkungan
baru
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
melampaui rasa
sakit
1 Menjadikan
penderitaan
sebagai
119
tantangan
hidup yang
harus
dihadapi
2 Mualaf
dapat
menjalani
hidup
dengan
penuh
keyakinan
dan
keteguhan
hati meski
harus
merasakan
berbagai
penderitaan
dan rasa
sakit
Kualitas hidup
yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
1 Mualaf
dapat
120
memiliki
tujuan yang
jelas dalam
menjalani
hidup
2 Mualaf
dapat
menjalani
kehidupan
yang
bernilai dan
penuh
makna
Keengganan
untuk
menyebabkan
keinginan yang
tidak perlu
1 Mualaf agar
memiliki
sikap
prioritas
dalam
menjalani
hidupnya
121
2 Dapat
memilah
mana yang
penting bagi
hidupnya
maupun
yang tidak
didasari
kebermanfa
atannya
Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan
antara berbagai
hal
(berpandangan
ldquoholistikrdquo)
1 Mualaf dapat
menyikapi
segala
persoalan
dalam
hidupnya
semata karena
122
ketentuan
Allah
2 Segala sesuatu
yang menimpa
kehidupan
mualaf adalah
kebaikan yang
diberikan oleh
Allah
bersikap positif
terhadap apapun
yang menimpa
kehidupannya
1 Mualaf dapat
menerima
dengan baik hal
apapun yang
menimpanya
2 Mualaf dapat
berprasangka
baik terhadap
segala hal yang
menimpanya
123
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas
A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No Materi Akidah r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
1
Saya meyakini bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan seluruh
alam semesta
-0179 0388 Tidak
Valid
2
Saya meyakini adanya Malaikat
yang mengawasi dan mencatat apa
saja yang saya lakukan
0411 0388 Valid
3
Saya meyakini bahwa Allah
mengutus rasul menjadi suri tauladan
bagi manusia
0599 0388 Valid
4
Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan
sebagai obat penenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup
0577 0388 Valid
5
Saya meyakini segala perbuatan di
dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat
0594 0388 Valid
Materi Ibadah
6
Saya berusaha melungkan waktu
untuk melaksanakan ibadah shalat
Sunnah
0268 0388 Tidak
Valid
7
Saya meyakini shalat adalah cara
terhubung paling baik dengan Tuhan
saat kita mulai putus asa
0382 0388 Valid
8 Saya melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid
9
saya mengetahui dan memahami
bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh
sebagai cara pensucian diri dari harta
yang bukan milik kita
0774 0388 Valid
124
10
saya mengetahui bahwa ibadah haji
adalah ibadah wajib umat muslim
dan di lakukan bagi yang sudah
mampu
0590 0388 Valid
Materi Akhlak
11 saya membiarkan teman saya yang
sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid
12
Saya mengetahui bahwa menghargai
orang lain dalam memilih agama
yang di anutnya adalah perbuatan
yang baik
0575 0388 Valid
13
Seorang muslim harus bertutur kata
dan bertingkah laku baik terhadap
orang lain
0313 0388 Tidak
Valid
14
Saya berpakaian menutupi aurat
sesuai dengan tuntunan Agama dan
bagian dari sopan santun dalam
berbusana
0516 0388 Valid
15 Saat ada teman kesusahan saya akan
membantunya 0411 0388 Valid
Metode Ceramah
16
saya tidak semangat saat
mendengarkan Ceramah dari
pembimbing Agama
0294 0388 Tidak
Valid
17
Hati saya lebih tenang setelah
mendenarkan ceramah yang
dibawakan pembimbing
0489 0388 Valid
18
Terkadang materi yang di sampaikan
berkaitan dan menjawab segala
persoalan yang sedang menimpa
saya hingga menjadikan saya lebih
kuat
0184 0388 Tidak
Valid
Metode Kelompok
125
19
Saya memanfaatkan bimbingan
kelompok untuk berinteraksi dengan
teman-teman
0301 0388 Tidak
Valid
20 saya tidak menyukai diskusi dalam
bimbingan kelompok 0355 0388
Tidak
Valid
21
Saat bimbingan kelompok saya bisa
berbagi pengalaman dengan teman-
teman dan mendapat penguatan dari
teman diskusi
0447 0388 Valid
Metode Diskusi
22
Saya merasa yakin dengan pilihan
yang saat ini saya yakini sebagai
muslim setelah menyampaikan
segala keraguan beragama kepada
pembimbing agama
0607 0388 Valid
23
Setelah berdialog dengan
pembimbing agama Saya lebih
termotivasi dan lebih kuat menjalani
sebagai muslim yang kaffah
0700 0388 Valid
24
Saya merasa lebih tenang saat
menyampaikan segala keluh kesah
yang menimpa kehidupan masa lalu
dan saat ini kepada pembimbing
agama
-0280 0388 Tidak
Valid
Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No
Kemampuan bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
25 Saya mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitar 0504 0388 Valid
26
saya menerima dan menghargai
pendapat maupun pilihan orang lain
termasuk pilihan dalam beragama
0690 0388 Valid
27 Saya menerima perubahan yang ada
dalam diri 0628 0388 Valid
126
Tingkat kesadaran diri
28 Saya mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid
29 Saya tidak membanding-bandingkan
hidup saya dengan orang lain -0104 0388
Tidak
Valid
30
saya merasa minder dengan
lingkungan baru saya sebagai
muslim
0644 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan
31
Segala masalah dan penderitaan yang
datang dalam hidup saya jadikan
sebagai motivasi untuk kembali
bangkit
0478 0388 Valid
32
Saya yakin bahwa segala masalah
yang datang adalah sebuah batu
loncatan untuk diri saya
0255 0388 Tidak
Valid
33
saat masalah datang dalam hidup
saya merasa sangat menderita dan
sedih
0455 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit
34
Saya berusaha sabar dan ikhlas
menerima setiap masalah yang
menimpa saya
0506 0388 Valid
35
Saya yakin bahwa masalah yang
datang adalah kasih sayang dari
Allah untuk menebus dosa-dosa
saya
0159 0388 Tidak
Valid
36 Saya mampu mengambil hikmah dari
setiap masalah hidup 0602 0388 Valid
Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
127
37 Saya memiliki dan mampu
memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid
38 saya kurang bersemangat dalam
menjalani hidup 0484 0388 Valid
39 Saya mampu menggapai dan
mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak
Valid
Keengganan untuk menyebabkan
keinginan yang tidak perlu
40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak
Valid
41 Saya memilah segala kegiatan yang
harus saya kerjakan 0146 0388
Tidak
Valid
42
Saya akan mendahulukan ibadah
sebelum melakukan aktivitas sehari-
hari
0431 0388 Valid
Kecenderungan untuk melihat
keterkaitan antara berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
43 Ketika masalah datang saya yakin
bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid
44
Saat semua orang menjauhi saya
hingga mengusir saya saya yakin
bahwa Allah selalu bersama saya
0520 0388 Valid
45
Setiap musibah yang datang dalam
hidup saya saya yakin itu sudah
takdir dan pilihan terbaik dari Allah
0339 0388 Tidak
Valid
bersikap positif terhadap apapun
yang menimpa kehidupannya
46 saya menerima hal apapun yang
menimpa hidup saya -0040 0388
Tidak
Valid
47
saya yakin pasti ada kebaikan dari
setiap masalah yang datang dalam
kehidupan saya
0675 0388 Valid
128
48
saya yakin Allah selalu bersama saya
meskipun masalah datang bertubi-
tubi
0391 0388 Valid
129
Lampiran 3
Daftar pedoman wawancara Responden
No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama
1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah
2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat
3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah
4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak
menerima anda sebagai seorang mualaf
5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari
pembimbing agama
6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-
teman anda
7
Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat
penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing
agama
No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual
1
Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih
agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun
keluarga
2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali
segala kesalahan dan dosanya
3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh
orang lain
4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang
datang dalam hidup anda
5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak
menerima anda menjadi seorang mualaf
6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang
setelah menjadi seorang mualaf
130
7
Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah
masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu
yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan
terlebih dahulu
8
Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang
menimpa anda datang begitu saja dengan secara
kebetulan
9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang
datang dalam kehidupan anda
131
Lampiran 4
Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS
Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Correlations
Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual
Spearman
s rho
Karakteristik Individu Correlation
Coefficient 1000 -169 -198
Sig (2-tailed) 331 254
N 35 35 35
Bimbingan Agama Correlation
Coefficient -169 1000 760
Sig (2-tailed) 331 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -198 760 1000
Sig (2-tailed) 254 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
132
Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Usia Correlation
Coefficient 1000 253 083 122 -312
Sig (2-tailed) 143 634 486 068
N 35 35 35 35 35
Jenis Kelamin Correlation
Coefficient 253 1000 004 012 -230
Sig (2-tailed) 143 984 947 183
N 35 35 35 35 35
Pendidikan Formal Correlation
Coefficient 083 004 1000 -237 -123
Sig (2-tailed) 634 984 170 483
N 35 35 35 35 35
Masa Muallaf Correlation
Coefficient 122 012 -237 1000 199
Sig (2-tailed) 486 947 170 251
N 35 35 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -312 -230 -123 199 1000
Sig (2-tailed) 068 183 483 251
N 35 35 35 35 35
133
Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Materi Metode Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Metode Correlation Coefficient 704 1000 685
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
134
Lampiran 5
Data Skor Responden
Bimbingan Agama
R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107
R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111
R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109
R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105
R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114
135
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117
R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116
R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105
R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118
R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109
R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116
R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108
R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113
R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117
136
Kecerdasan Spiritual
R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107
R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108
R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96
R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93
R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98
R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109
R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114
R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98
R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112
R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105
R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107
R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99
R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115
R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115
137
R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115
R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112
R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103
R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98
R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93
R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104
R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111
R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106
R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112
R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103
R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114
R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104
138
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center
139
Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang
Kupang Nusa Tenggara Timur
140
141
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-
Naba Center
142
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-
Naba Center
143
Lampiran 7
Surat-surat
144
145
146
147
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan
pemurtadan tahun 2015
4
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf
53
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba
Center
79
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63
2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama sebelum uji instrumen
66
3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan
Agama setelah uji instrumen
67
4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan
Spiritual sebelum diuji instrumen
68
5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan
Spiritual setelah diuji instrumen
70
6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat
Keandalan Instrumen Ukuran dari
Cronbach
71
7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan
Agama
71
8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan
Spiritual
72
9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan
74
10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putri di Yayasan An- Naba
Center
82
11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama
Asrama Putra di Yayasan An- Naba
Center
84
x
12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
85
13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia
86
14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan Formal
86
15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan
Masa Mualaf
87
16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di
Yayasan An-Nabarsquo Center
88
17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual
mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
89
18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara
Karakteristik Individu dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
91
19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun
2021
92
xi
20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara
Bimbingan Agama dan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
93
21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada tahun 2021
95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden
Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 Data Skor Responden
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat- surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling
sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya
manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa
dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di
datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga
menimbulkan kesedihan yang begitu dalam
Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan
keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang
dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa
aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)
dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1
Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga
mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia
yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal
maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk
mewujudkan kebutuhan tersebut
Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama
adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi
meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam
jiwanya
1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi
dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman
(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41
2
Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri
berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis
sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber
pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu
memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai
makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya
Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya
Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada
kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang
dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya
adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para
artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya
Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro
dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan
dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan
sosial yang rukun dan damai
Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di
Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003
jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir
angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2
2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi
jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019
httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019
1020 wib
3
Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah
yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar
baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan
adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi
ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi
pembimbing Agama
Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian
khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama
Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati
nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu
masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap
kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika
masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan
kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke
agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa
Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman
berganti menjadi ingkar3
Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam
menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014
Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat
Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam
hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat
menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka
3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
4
pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara
Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun
Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim
Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika
ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035
jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4
Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian
Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)
Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat
tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun
20155
4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di
Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-
indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
0
10
20
30
40
50
60
Rawan Pemurtadan
5
Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab
seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya
ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)
terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin
Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat
Islam paling ekstrimrdquo6
Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang
dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat
Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan
fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya
mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari
lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi
menjadi seorang muslim seutuhnya
Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi
memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)
Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan
tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang
tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya
rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya
hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib
6
tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap
keselamatan jiwardquo7
Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar
semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang
meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari
lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu
hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka
secara lebih jauh8
Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu
besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat
berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar
di masjid dan di jalanan9
Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan
pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang
untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi
Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung
resiko
7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf
Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-
keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan
Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara
Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II
No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom
ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni
2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-
pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
7
Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan
perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen
terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya
Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang
yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang
belum memahami islam seutuhnya
Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan
bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa
mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang
muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan
surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi
أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط
بين عدو ٢٠٨ م
ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimurdquo10
Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208
adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara
parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-
hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri
tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf
10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208
Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016
8
yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk
sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah
akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari
itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan
peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan
menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan
agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri
individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk
berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-
Nya serta tabah menerima ujian-Nya12
begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan
agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan
peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan
spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani
menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa
lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem
maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual
(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
9
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain13
Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14
Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang
dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala
kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan
yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun
kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian
baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya
Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu
mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan
13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1
Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57
10
masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan
spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15
Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada
mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz
Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal
pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang
terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid
Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para
mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami
agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa
terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa
menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya
(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-
mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan
kepada mereka
Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah
mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya
maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing
15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal8
11
untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat
berpengaruh bagi agama Islam
Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah
dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin
meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di
hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya
maupun kehidupannya kini sebagai muslim
Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang
meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual
mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada
Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16
Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang
bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa
warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam
penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18
16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan
Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan
penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan
Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri
12
Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa
menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang
pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik
di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian
Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan
membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20
Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba
Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo
B Batasan dan Rumusan Masalah
1 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang
dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti
berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun
pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan
Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi
dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-
Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo 2019)
13
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat adalah
a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan
yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai
kesejahteraan hidup di akhirat
b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau nilai untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain
c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
diantaranya
a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan
Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan
Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah
Baru- Ciputat
14
c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan
Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain
a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden
dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik
Responden dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An
Naba Center Sawah Baru- Ciputat
c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Manfaat Penelitian
a Manfaat Akademis
1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
terutama pada mata kuliah Psikologi Islam
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi
Pembimbing agama maupun penyuluh agama
15
yang mengkhususkan pembinaan terhadap
Mualaf
b Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam
memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di
Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat
2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan
reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan
kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun
penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang
Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual
Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center
Sawah Baru- Ciputat
D Tinjauan Kajian Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang
menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri
Yakni diantaranya sebagai berikut
Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan
Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
16
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan
agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257
sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari
r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799
dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian
hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan
agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan
masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah
alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat
rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang
berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini
ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket
instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga
meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data
Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan
variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran
17
penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan
sasaran penelitian mualaf21
Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh
Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja
Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada
remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai
sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan
perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22
Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah
kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun
menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis
di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut
adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami
pembaca
21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi
Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati
Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No
155-62
18
Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada
variabel independen dan dependen Variabel independen
penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel
dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan
berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel
dependen kecerdasan spiritual
Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di
Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian
Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di
panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan
antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak
di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan
berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005
ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian
terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam
terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman
Azzahra Kota Pekanbaru
Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi
kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam
19
beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam
penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independent dan dependen Variabel dependen
penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan
penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23
Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam
jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap
kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab
Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat
dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt
ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga
dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual
23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam
terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota
Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)
20
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan
Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak
rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di
beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan
pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan
baik
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan dependen jika di variabel
independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan
spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kinerja karyawan
Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti
tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi
Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)
dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa
gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa
dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang
cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional
mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam
penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa
21
mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik
dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi
Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang
masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa
kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang
dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan
kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca
mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami
penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel
dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen
hanya kecerdasan spiritual24
Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang
Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran
Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri
bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran
beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa
Tengah
24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)
(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)
22
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri
Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar
20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama
sebesar 322
Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup
rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan
dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah
pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga
pembaca dapat memahami penelitian tersebut
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut
menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis
menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25
Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh
Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan
Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal
Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan
25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta
2016)
23
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan
spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi
sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-
Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel
16839 dan nilai signifikannya -0806lt005
Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika
kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan
paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini
adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga
dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
pada variabel independen Variabel independen tersebut
menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis
menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26
E Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman
penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang
skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif
26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa
Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)
24
Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab yaitu
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah
Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan
Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka
dan Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu teori mengenai peran pembimbing agama
meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan
mualaf
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian tempat dan waktu penelitian
variabel penelitian sumber data populasi dan
sampel hipotesis penelitian definisi operasional
variabel Teknik pengumpulan data uji validitas
instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren
Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat
25
yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf
visi misi dan tujuannya program-program serta
struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan
Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian
menjelaskan temuan dan analisis data tentang
hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan
spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-
data hasil peneitian hasil angket identifikasi
responden deskripsi hasil penelitian dan analisis
data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Bimbingan Agama
1 Pengertian Bimbingan
Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin
menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata
ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti
menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur
mengarahkan dan memberi nasihat27
istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan
atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan
berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua
bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya
bimbingan28
Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan
memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar
individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16
27
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan
norma-norma yang berlaku30
Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan
melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31
Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni
1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung
arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat
mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut
kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam
sekitarnya
2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini
mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut32
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
28
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa33
Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian
berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam
memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan
untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan
menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia
maupun ahirat
2 Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz
Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam
sebagai berikut34
a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan
kebersihan jiwa dan mental
33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
29
b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan
manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan
c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada
individu sehingga muncul dan berkembang rasa
toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong
menolong dan rasa kasih sayang
d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi
tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya
sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat
menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan
bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan
kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan
kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal
menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang
bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan
dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang
ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang
sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35
35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38
30
3 Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya
bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36
a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan
sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang
berfungsi untuk dapat mengembangkan dan
memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun
potensi yang dimiliki terbimbing
c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang
membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing
dan lingkungannya
d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan
dalam memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi terbimbing
e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang
diberikan dapat membantu terbimbing dalam
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap
4 Materi Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami
kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan
mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau
36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta
PT Rineka Cipta 1995) hal 9
31
ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi
Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain
meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan
ikhsan (akhaq)37
a Keimanan (Aqidah)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)
yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah
Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau
aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti
keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat
menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan
maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan
keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39
37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha
Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga
Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim
dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi
1996) hlm 24
32
Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang
lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi
orang yang bertakwa40
a Keislaman (syarirsquoah)
Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa
Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju
sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga
diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat
merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt
Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan
dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman
Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi
ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م
١٨ يعلمون
Artinya Kemudian kami jadikan engkau
(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan
janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui41
Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu
mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan
40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji
Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500
33
mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala
perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan
Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42
Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam
beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya
a) Adanya suatu perbuatan
b) Dilakukan oleh orang muslim
c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok
ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu
zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan
ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban
yang menyertai pokok ibadah itu43
b Ikhsan (akhlaq)
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa
yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi
majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah
(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)
alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang
baik) dan al-din (agama)44
Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau
khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq
42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika
Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada
2012) hal 1
34
kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-
Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi
٤ عظيم خلق لعلى وإنك
Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti yang luhur 45
Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi
pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara
kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai
murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat
Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak
bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang
buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan
memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan
perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan
lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun
sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat
45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr
tt) hal 56
35
beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat
5 Metode Bimbingan Agama
Dalam surah An- Nahl ayat 125
دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج
أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي
١٢٥ بٱلمهتدين
Artinya Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk47
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan
berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang
tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara
harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang
berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian
hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan48
47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-
Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43
36
Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik
Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang
kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang
dapat menambah kemampuan bagi terbimbing
Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami
bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk
sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama
maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan
agama diantaranya
a Ceramah
Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum
cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok
(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk
menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya
dengan kondisi terbimbing yang beragam49
b Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai
fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri
terbimbing50
49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)
hal122
37
Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada
yang dibimbing
2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh
seseorang yang dibimbing
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi
dan kondisi yang memberikan perasaan damai
dana man serta santai kepada seorang yang
dibimbing51
Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada
metode yang biasa dilakukan yakni
1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan
dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar
intelek dan memiliki tingkat rasional yang
tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran
agama
2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang
digunakan untuk menunjukkan dan
membuktikan kebenaran ajaran agama dengan
menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional
3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan
contoh yang benar dan tepat agar yang di
51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45
38
bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari
apa yang diterimanya secara logika dan
penjelasannya akan teori yang masih baku
(tekstual) 52
B Kecerdasan Spiritual
1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari
semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus
mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan
lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di
turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya
tidak terbatas53
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal
135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal12
39
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain54
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya
(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta
berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu
menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55
Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan
memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan
dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini
bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo
2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual
Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah
berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal
Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik
dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56
54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
40
a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan
dan aktif)
b Tingkat kesadaran diri
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan
d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak
perlu
g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)
h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo
atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-
jawaban yang mendasar
i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi
seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga
cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh
pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab
untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada orang lain yang memberikan petunjuk
penggunaannya
41
Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab
HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya
yakni57
a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material
b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak
c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-
hari
d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber
spiritual guna menyelesaikan masalah
e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih
sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan
Seperti memberi maaf bersyukur atau
mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati
menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah
sebagian dari kebajikan
3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses
membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf
memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun
57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281
42
lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang
pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam
hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo
Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini
secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)
mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan
menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif
Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu
dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta
kehidupan secara umum
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan
suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah
yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut
adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan
ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber
dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta
bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan
ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha
Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo
Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan
kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri
kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat
akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik
sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic
power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual
43
yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama
keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot
manusia59
Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang
memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus
melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa
menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60
4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu
berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi
kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan
kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang
menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang
diantaranya61
a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego
b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
anaknya
c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak
d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan
Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)
44
e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman
menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak
berharga
Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62
a Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia
mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks
luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian
yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG
(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi
sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi
kecerdasan spiritual
b Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya
bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat
ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia
menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan
memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu
62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83
45
adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek
diri dan seluruh segi kehidupan
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul
dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan
seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan
C Mualaf
Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari
ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak
dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang
yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum
Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum
= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang
yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam
Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan
diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan
kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64
Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf
maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir
63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam
(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana
Semesta Intermedia 2009) hal 231
46
Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi
perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya
demi kemaslahatan65
Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk
islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat
diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya
untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama
kaum muslimin66
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan
hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka
baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada
di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui
Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri
untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa
beribadah secara mandiri
D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan
65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar
Nusa 2002) hal 563
47
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam
berdasarkan norma-norma yang berlaku67
Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa
bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan
masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual
Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang
maha esa68
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain69
Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku
67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti
Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan
Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
48
dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola
pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena
Allahrdquo
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa
bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan
karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk
mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari
sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian
ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada
bab IV
E Kerangka Berpikir
Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren
hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi
Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami
kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama
Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari
keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan
tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan
dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata
layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan
sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi
gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah
49
tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang
singkat70
Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa
menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi
perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak
persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf
tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya
maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya
memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)
Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik
belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi
ingkar71
Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian
Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun
2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan
Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni
pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi
Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi
Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20
70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba
Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942
50
persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)
adalah kemiskinan73
Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan
kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun
batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa
mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah
satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74
Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan
kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode
yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan
berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah
bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog
Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga
islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para
mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia
Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini
72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38
51
memiliki 3 program yakni program pembinaan program
pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat
kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para
pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan
baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang
baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf
akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang
dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah
satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75
Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf
akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya
Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni
karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins
Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan
umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti
menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin
pendidikan umur dan masa mualaf
75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)
hal 171
52
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat
dilihat pada Gambar 2
53
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat
Bimbingan Agama (X2)
1 Materi
Bimbingan
Agama
a Akidah
b Ibadah
c Akhlak
2 Metode
Bimbingan
Agama
a Ceramah
b Bimbingan
Kelompok
c Tanya-jawab
dan Dialog
Faktor Internal (X1)
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin
2 Usia
3 Pendidikan
4 Masa Mualaf
Kecerdasan Spiritual (Y)
1 Kemampuan bersikap
fleksibel
2 Tingkat kesadaran
diri
3 Kemampuan
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4 Kempuan
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
5 Kualitas hidup yang
diilhami
Oleh visi dan nilai-
nilai
6 Keengganan untuk
menyebabkan
Keinginan yang tidak
perlu
7 Berpandangan
holistic
8 Berfikir positif
54
F Hipotesis Penelitian
pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini melalui uji empiris yaitu
Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat
Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik individu dan bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu
ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha
diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A Pendekatan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik78
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai
rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah
terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah
perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis
instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang
digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar
menurut ketentuan dan telah disepakati79
Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf
dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D
(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58
56
populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan
Sampel fenomena secara detail80
B Tempat dan Waktu penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat
di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl
Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode
Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5
bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini
didasarkan pada fakta sebagai berikut
1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf
Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-
benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa
memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman
dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani
hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan
pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan
bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya
2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga
Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi
yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan
dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan
80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62
57
maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru
mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk
islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya
3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat
kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren
Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di
Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center
Sawah Baru Ciputat
C Populasi dan Sampel
1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan
sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi yaitu82
a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan
informasi yang akan diinginkan
b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan
benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam
suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan
81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146
58
c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik
kesimpulan dari keadaan itu
d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil
penelitian itu dapatat digeneralisasikan
Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria
minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah
3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua
kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan
asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan
kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama
Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk
dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama
2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian
(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini
menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik
pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah
100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota
83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT
remaja Rosda Karya 1994) hal 78
59
populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang
dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84
D Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana
data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada
penelitian ini yaitu
1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di
mana peristiwa terjadi86
Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh
melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center
Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan
beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
kuesioner87
84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94
60
E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah
Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam
penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual
bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara
intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk
membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual
b Variabel Dependen (Y)
Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)
dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf
(Variabel Y)
Variable dependen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan
spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup
menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di
Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran I
61
F Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data yaitu
1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi
dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh
pandangan yang holistik dan menyeluruh89
Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan
pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf
yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat
2 Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang
berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan
maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa
pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media
88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)
cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199
62
yang lain91
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan
Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat
dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92
Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam
menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan
informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta
memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama
penelitian
G Intrumen Penumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan
data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf
Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap
91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi
(Mixed methods)
(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327
63
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial93
Tabel 1 Skor Skala Semi Likert
No Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1
2
3
4
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
2
1
1
2
4
5
1 Skala Bimbingan Agama
Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua
aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan
agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni
akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama
yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog
2 Skala Kecerdasan Spiritual
Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual
dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan
delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar
dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat
kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 8
64
penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan
holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan
ldquobagaimana jikardquo
Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan
mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96
3 Uji Validitas dan Realiabilitas
a Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97
Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan
dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori
respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-
individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98
95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta
Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD
(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Refika Aditama 2015) Hal 472
65
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda
Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang
digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin
diukur yakni99
1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03
2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-
2) n= jumlah sampel
3 Nilai Sig ge α
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam
melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan
untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product
moment yaitu100
rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)
radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]
keterangan
r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas
X dan Y
n=jumlah responden
99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48
66
X= skor variabel (jawaban responden)
Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable
Bimbingan Agama sebelum uji instrumen
Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama
sebelum uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 12345 - 5
2 Ibadah 678910 - 5
3 Akhlak 12131415 11 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 1718 16 3
5 Bimbingan
Kelompok 1921 20 3
6
Tanya
Jawab atau
Dialog
222324 - 3
Jumlah 24
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-
Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur
dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada
26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable
bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item
valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid
kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan
67
pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan
BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji
instrumen
Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah
uji instrumen
No Dimensi Item
Jumlah Butir Positif Butir Negatif
Materi Bimbingan Agama
1 Akidah 2345 1 5
2 Ibadah 78910 6 5
3 Akhlak 11121415 13 5
Metode Bimbingan Agama
4 Ceramah 17 1618 3
5 Bimbingan
Kelompok 21 1920 3
6 Diskusi 2223 24 3
Jumlah 24
Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen
68
Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual
sebelum diuji instrumen
Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang
diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir
pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2
item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
3132 33 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan
melampaui rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan
nilai-nilai
3739 38 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
464748 - 3
Jumlah 24
69
diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan
data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2
Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable
Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen
Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual
setelah diuji instrumen
No Dimensi
Item
Total Butir
Positif
Butir
Negatif
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 252627 - 3
2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
313332 - 3
4
Kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui
rasa sakit
343536 - 3
5
Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
373839 - 3
6
Keengganan untuk
menyebabkan keinginan
yang tidak perlu
404142 - 3
7
Kecenderungan untuk
melihat keterkaitan antara
berbagai hal (berpandangan
ldquoholistikrdquo)
434445 - 3
8
bersikap positif terhadap
apapun yang menimpa
kehidupannya
4748 46 3
70
b Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban
yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5
1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility
Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi
SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila
koefisien realibilitas (r11) gt 06101
α = (119870
119870 minus 1) (
1198781199032 minus sum119878119894
2
1198781199092
)
Keterangan
α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach
K Jumlah item pertanyaan
sum1198781198942 Jumlah varians skor item
101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57
Jumlah 24
71
1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102
Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan
Instrumen Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha
Cronbach
Derajat Keandalan
lt 05 Tidak dapat digunakan
05-06 Jelek (poor)
06-07 Cukup atau dapat diterima
07-09 Bagus (good)
gt09 Luar biasa bagus
(exellent)
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
867 24
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar
0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala
Kecerdasan Spiritual
102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung
Refika Aditama 2015) hal 470
72
Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
780 24
Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)
menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan
pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar
0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel
terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan
nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan
dinyatakan reliabel
H Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis
langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam
103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)
Hal 226
73
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik
infersensial
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan
satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan
untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang
bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren
Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat
2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Statistik inferensial merupakan metode analisis yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan
antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan
penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat
inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada
sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini
menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman
104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100
105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT
Revika Aditama 2015) hal 532
74
Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan
(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antar variabel tidak harus sama106
Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk
mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara
variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan
agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini
yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
variabel independen yaitu karakteristik individu yang
mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji
koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang
kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Interpretasi
r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah
r = 020 ndash 0399 Rendah
r = 040 ndash 0599 Sedang
r = 060 ndash 0799 Kuat
r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat
106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D
(Bandung Alfabeta 2012) hal 153
75
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center
1 Sejarah Yayasan An-Naba Center
Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba
Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz
Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau
adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana
sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para
mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah
Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia
khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena
mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak
mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan
hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak
itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan
pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para
mualaf diseluruh wilayah Indonesia
Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun
pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di
daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014
beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari
pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari
tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf
cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau
76
juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi
Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini
jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5
(lima) wilayah
Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-
Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan
tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak
mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan
pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari
pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan
Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas
muslim maupun non-muslim
2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center
Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu
menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah
islamiyahrdquo
Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang
akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter
serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center
dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut
a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum
dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah
b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh
berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah
77
c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan
perbandingan agama
d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah
mandiri dan terampil
e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum
muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung
terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di
kalangan saudara kita kaum Mualaf
f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak
masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan
pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang
merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat
diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah
masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa
3 Tujuan Yayasan An-Naba Center
Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk
membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan
pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta
pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah
agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan
hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat
ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya
sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus
ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah
78
dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-
muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami
betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah
pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini
mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf
itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam
kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan
menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo
Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba
Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil
hingga merambah di beberapa wilayah nusantara
79
4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center
Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center
dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center
PEMBINA
Ferdius
Ndruru
KETUA amp PENGASUH
KH Syamsul Arifin Nababan
PENGAWAS
Siti Hamidah
SEKRETARIS
Leli Yuheni
BENDAHARA
Siti Fatimah
DEWAN GURU
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan
2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya
3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc
MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc
MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna
SANTRI
80
5 Program Bimbingan Agama
a Program Pembinaan
1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui
kajian rutin
2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-
ceramah umum
b Program Pendidikan
Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren
c Program Pengembangan
1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya
2) Menghafal Hadits dan sarahnya
3) Penguasaan Bahasa Arab
4) Penguasaan Bahasa Inggris
5) Penguasaan Komputer
d Program Jangka Panjang
a) Program Perluasan Dakwah
Membangun cabang-cabang pesantren
Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah
Indonesia
Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah
minoritas muslim
b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri
An-Naba
81
e Program Pendidikan
1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat
SMP- Perguruan Tinggi
2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi
3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi
para mualaf
f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Mendirikan usaha kuliner
2) Membangun bisnis berbasis online
3) Membangun usaha retail
6 Program Pembinaan Agama
Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan
An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11
Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
82
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah
(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran
Hafalan
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan
tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan
malam
8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan
mengerjakan tugas sekolah
9 2200 - 0429 Istirahat
83
Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di
Yayasan An- Naba Center
Jadwal Hari Senin- Sabtu
No Waktu Kegiatan
1 0429 - 0600
Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari
jumat Tahsin diganti dengan membaca 4
surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-
waqiah dan Al- Mulk)
2 0600 - 0800 Piket Area Asrama
3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)
4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat
pembelajaran diliburkan)
8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib
9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
10 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
11 2200 - 0429 Istirahat
Jadwal Hari Minggu
1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin
2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama
3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang
4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh
mengerjakan tugas dll)
5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat
6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat
Maghrib
84
7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca
Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)
8 1900 - 2200
shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk
kelompok tingkatan yang sudah baik dalam
membaca Al-Quran)
9 2200 - 0429 Istirahat
Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai
berikut
1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan
Agama)
2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah
Islamiyah)
3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)
4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)
5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)
6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)
7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)
8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)
9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)
85
B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Karakteristik Individu Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti
bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru
Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan
sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah
penulis tentukan
Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni
berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf
diuraikan sebagai berikut
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 12
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 9 26
Perempuan 26 74
Total 35 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil
terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan
agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden
berjenis kelamin laki-laki
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 13
86
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Usia Jumlah Presentase
Remaja 12- 21 Tahun 29 83
Dewasa 22- 45 Tahun 6 17
Total 35 100
Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden
didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)
Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel
terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21
tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat
dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan Jumlah ()
Rendah (0-9 tahun) 6 17
Sedang (10-12 tahun) 19 54
Tinggi (13-16 tahun) 10 29
Total 35 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas
responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada
tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima
87
pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan
pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-
16 tahun)
Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat
dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf
Kategori Masa Mualaf Jumlah ()
Rendah 3 -36 bulan 22 63
Sedang 37 bulan ndash 72
bulan 11 31
Tinggi 73 bulan -104
bulan 2 6
Total 35 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63
persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel
yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk
islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa
mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)
dan kategori tinggi (73- 104 bulan)
88
2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual
Responden
Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual
santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo
Center
No
Kategori
Kecerdasan
Spiritual
Jumlah Skor
Jawaban
Responden
Frekuensi ()
1 Rendah 93- 105 14 40
2 Tinggi 106- 120 21 60
Jumlah 35 100
Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan
(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan
spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan
spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual
yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri
3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan
untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan
89
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan
holistik
3 Analisis Data Uji Korelasi
a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa
mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian
tersebut diolah menggunakan Program statistical Package
for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Bimbingan Agama dengan
Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
No Peubah Variabel
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik
Individu -0198 0254
2 Bimbingan Agama 0760 0000
Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berhubungan nyata pada α= 1 (005)
90
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan
kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17
yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual
Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan
spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua
() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi
pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
kecerdasan spirituannya
b Hubungan Karakteristik Individu dengan
Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba
Center
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18
91
menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik
Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Karakteristik Individu -0198 0254
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara
karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh
karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254
artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan
kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien
antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan
diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021
Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian
Karakteristik Individu dengan Kecerdasan
Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center
pada Tahun 2021
92
No Peubah Karakteristik
Individu
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Usia -0198 0254
2
Tingkat Pendidikan
Formal -0123 0483
3 Masa Mualaf 0199 0251
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian
karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan
formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi
usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya
antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika
usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual
meningkat
Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif
antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan
spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign
0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan
formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika
semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti
semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif
antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual
mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign
93
0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan
tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika
semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf
c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan
Diri Mualaf
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri
dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf
dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut
diolah menggunakan Program statistical Package for the
Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19
menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba
Center pada Tahun 2021
Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama
dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-
Naba Center pada Tahun 2021
No Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19
94
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan
agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760
Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan
yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005
kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang
bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan
antara variabel bimbingan agama dengan variabel
kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin
tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin
tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah
nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula
nilai kecerdasan spiritual dirinya
Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)
sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005
Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel
bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual
Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan
Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021
95
No
Peubah Bimbingan
Agama
Kecerdasan Spiritual
Mualaf
rs Sig
(2-tailed)
1 Materi 0740 0000
2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20
menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan
metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual
mualaf
Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan
hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama
dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda
bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada
angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif
Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama
seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau
semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang
maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan
agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi
bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak
Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa
96
terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-
lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai
signifikansi sebesar 000 lt 005107
Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah
dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian
Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya
hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah
akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi
sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti
korelasi cukup dan bersifat positif108
Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka
koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan
kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()
artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka
Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya
semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang
maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau
107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan
Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU
Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah
Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
97
jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama
seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya
Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel
20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama
berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual
mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang
menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang
tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual
mualaf
Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa
bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang
telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat
pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban
sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya109
109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun
Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)
98
Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan
agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan
spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000
(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga
menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan
yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
remaja 111
110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)
siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta
(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling
Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)
99
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang
hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di
Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki
(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia
(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa
usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan
tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang
(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah
(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan
dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa
mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah
(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash
72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104
bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-
Ciputat tergolong tinggi
2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan
agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan
Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai
100
signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari
005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat
dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan
agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf
di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat
3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru
Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut
7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan
dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama
bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan
lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang
di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah
Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat
sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan
penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar
pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk
materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu
tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan
makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun
dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar
ibadah
101
8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait
bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual
Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang
bagian yang ada pada bimbingan agama maupun
kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun
keefektivitasannya
102
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung
Alfabeta
Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama
Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1
P-ISSN 2442-725X e-2621-7201
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta
Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah
208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02
Wonosobo
Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
Bandung PT Revika Aditama
Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group
Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung
Alfabeta
Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS
Jakarta Kencana
Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka
Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
103
Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan
R amp D Bandung ALFABETA
Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT
Wahana Semesta Intermedia
Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana Prenada Media Group
Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor
Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang
Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di
Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1
Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT
Indeks
Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual
Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam Jakarta Arga
Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi
IV
104
Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera
Antar Nusa
Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan
Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka
Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan Bandung Mizan
Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam
Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve
Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan
Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan
Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)
Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan
Jakarta PT Rineka Cipta
Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi
Bandung PT remaja Rosda Karya
Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta
Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central
Medika Surabaya
Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali
Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali
Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori
Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)
Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia
105
Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya
Usaha Nasional
Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press
Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental CrHaji Masagung Jakarta
Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-
Fikr tt)
Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah
Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama
Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam
Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center
Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan
Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol
1 No 1)
Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi
Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Salatiga)
106
Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan
Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi
S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)
Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan
Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan
Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal
Vo 13 No 155-62
Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan
Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan
Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau)
Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan
terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren
Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur
(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Metro)
Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam
Volume 7 Nomor 2 249- 270)
Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al
Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan
Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi
terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian
107
Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah
dan Islam Universitas Indonesia tahun)
Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran
Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa
di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)
Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah
terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di
Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama
Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)
Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan
Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi
S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin
Jakarta)
Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan
Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan
Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi
S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang)
Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah
mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada
19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020
wib tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppmm42z313
108
Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid
ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah
pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019
1335 wib Tersedia pada
httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP
Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus
2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib
Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313
Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba
Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh
pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib
Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-
center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml
Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam
di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016
diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada
httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-
umat-islam-di-indonesia-menurun
Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap
Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016
diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada
httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-
mengalamipenolakan-keluarga
Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat
Yayasan An- Naba Center
109
LAMPIRAN
Lampiran I
Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel
Independen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Karakteristik
Individu (X1)
Menurut
Robbins
karakteristik
individu adalah
cara
memandang ke
objek tententu
dan mencoba
menafsirkan apa
yang dilihatnya
yang
mencangkup
usia jenis
kelamin tingkat
pendidikan
status
perkawinan dan
masa kerja
Karakteristik
responden pada
penelitian ini
ada empat
aspek yaitu
usia jenis
kelamin
tingkat
pendidikan dan
masa kerja
1 Jenis kelamin
Jenis kelamin
responden yang
dibagi menjadi
dua jenis yaitu
laki-laki dan
perempuan
2 Usia
Lamanya waktu
hidup responden
yang dihitung
sejak tahun
kelahiran
sampai waktu
penelitian
berlangsung
3 Tingkat
pendidikan
110
dalam
organisasi112
Dalam hasil
penelitian Rusdi
dan Sari
memaparkan
bahwa salah
satu faktor yang
membuat para
mualaf
melakukan
konversi agama
dari agama
asalnya ke
agama islam
yaitu faktor
kemauan
kemauan
menjadi salah
satu pendorong
seseorang
melakukan
Jumlah tahun
sekolah formal
yang ditempuh
oleh responden
sampai
penelitian ini
berlangsung
4 Masa mualaf
Lamanya waktu
atau masa
konversi agama
responden
dihitung sejak
mengucapkan
dua kalimat
syahadat sampai
waktu penelitian
berlangsung
5 Kemauan
salah satu
faktor
mendorong
seseorang
112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)
hal 171
111
konversi
agama113
melakukan
konversi
agama
Seseorang
yang
melakukan
konversi
didasari karna
kemauan diri
sendiri atau
orang lain
keluarga
teman dan
lain
sebagainya
Materi
Bimbingan
Agama (X2)
Menurut
Djumhur dan
Moh Surya
bimbingan
adalah suatu
pemberian
bantuan yang
Bimbingan
agama dalam
penelitian ini
mencangkup
materi
bimbingan
agama (akidah
Materi bimbingan
agama
1 Akidah
mengetahui
pengetahuan
mualaf tentang
akidah islam
113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam
dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X
e-2621-7201
112
diberikan secara
sistematis dan
kontinyu kepada
individu atau
kelompok dalam
pemecahan
masalah yang
dihadapinya
agar tercapai
kemampuan
untuk
memahami diri
sendiri
kemampuan
untuk menerima
diri sendiri
kemampuan
untuk
merealisasikan
diri sendiri
sesuai dengan
potensi atau
kemampuan
dalam mencapai
penyesuaian diri
ibadah dan
akhlak) dan
metode
bimbingan
agama
(ceramah
bimbingan
kelompok dan
tanya-jawab
atau dialog)
yang
berdasarkan
rukun iman
yakni iman
kepada Allah
iman kepada
Malaikat Allah
iman kepada
Kitab Allah
iman kepada
Rasul Allah
iman kepada
hari Kiamat
dan iman
kepada Qodarsquo
dan Qodar
Keyakinan ini
apakah dapat
menimbulkan
sifat jiwa yang
tercermin
dalam
perkataan
maupun
113
dengan
lingkungannya
baik keluarga
maupun
masyarakat114
Menurut M
Arifin
bimbingan
agama adalah
usaha pemberian
bantuan kepada
seseorang yang
mengalami
kesulitan baik
lahiriah maupun
batiniah yang
menyangkut
kehidupan di
masa kini dan
masa mendatang
berupa
pertolongan
dibidang mental
perbuatan
mualaf tersebut
2 Ibadah
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
ibadah sesuai
ketentuan atau
syariat Islam
berdasarkan
Rukun Islam
yakni Syahadat
Shalat Zakat
Puasa Haji
3 Akhlak
Mengetahui
pengetahuan
Mualaf tentang
Akhlak Islam
yakni kepada
diri sendiri
Kepada orang
tua dan guru
114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7
114
spiritual
Membantu
seseorang
mampu
mengatasi
kesulitannya
dengan
kemampuan
yang ada pada
dirinya sendiri
melalui
dorongan
kekuatan iman
dan takwa
kepada Tuhan
yang maha
esa115
kepada saudara
dan teman
sebaya maupun
lingkungan
masyarakat
Metode
Bimbingan
Agama
1 Ceramah
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama kepada
mualaf secara
langsung
2 Bimbingan
Kelompok
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf secara
langsung
115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2
115
dengan cara
diskusi
kelompok
3 Tanya
jawab atau
Dialog
Penyampaian
materi oleh
pembimbing
agama terhadap
mualaf melalui
tanya jawab
atau dialog
secara langsung
baik terkait
materi maupun
pengalaman
hidup
116
Variabel
Dependen
Teori Devinisi
Operasional
Indikator
Kecerdasan
Spiritual (Y)
Menurut
Danah Zohar
dan Ian
Marshal
kecerdasan
spiritual (SQ)
adalah
kecerdasan
untuk
menghadapi
persoalan
makna atau
value yaitu
kecerdasan
untuk
menempatka
n perilaku
dan hidup
kita dalam
konteks
makna yang
lebih luas dan
kaya
Kecerdasan
Spiritual
adalah sesuatu
yang dimilki
dalam diri
seseorang
dalam
menghadapi
segala
persoalan
hidup dengan
penuh makna
atau nilai dan
memberikan
nilai yang luas
untuk jalan
hidupnya
Kemampuan
bersikap fleksibel
1 Mualaf dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan
baru
2 Mualaf dapat
beradaptasi dan
dapat
menerima
dengan mudah
dalam
lingkungannya
Tingkat
kesadaran diri
a Mualaf dapat
menempatkan
diri baik sikap
maupun
karakter
117
kecerdasan
untuk menilai
bahwa
tindakan
untuk jalan
hidup
seseorang
lebih
bermakna
dibandingkan
dengan yang
lain116
b Mualaf dapat
menyadari atau
introspeksi
kelebihan dan
kekurangan diri
dalam bersikap
baik dalam
lingkungan
keluarga
sekolah
maupun
masyarakat
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
1 Mualaf dapat
menjadikan
penderitaan
kesedihan
maupun
kegagalan di
116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung
Mizan 2001) hal 24
118
masa lalu sebagai
motivasi dan
kekuatan untuk
tetap
mempertahankan
jalan hidup yang
sudah dipilih
menjadi seorang
muslim
2 Bersikap optimis
dan berfikir
positif meski
harus terusir dari
keluarga mapun
belum di terima
dilingkungan
baru
Kemampuan
untuk
menghadapi dan
melampaui rasa
sakit
1 Menjadikan
penderitaan
sebagai
119
tantangan
hidup yang
harus
dihadapi
2 Mualaf
dapat
menjalani
hidup
dengan
penuh
keyakinan
dan
keteguhan
hati meski
harus
merasakan
berbagai
penderitaan
dan rasa
sakit
Kualitas hidup
yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
1 Mualaf
dapat
120
memiliki
tujuan yang
jelas dalam
menjalani
hidup
2 Mualaf
dapat
menjalani
kehidupan
yang
bernilai dan
penuh
makna
Keengganan
untuk
menyebabkan
keinginan yang
tidak perlu
1 Mualaf agar
memiliki
sikap
prioritas
dalam
menjalani
hidupnya
121
2 Dapat
memilah
mana yang
penting bagi
hidupnya
maupun
yang tidak
didasari
kebermanfa
atannya
Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan
antara berbagai
hal
(berpandangan
ldquoholistikrdquo)
1 Mualaf dapat
menyikapi
segala
persoalan
dalam
hidupnya
semata karena
122
ketentuan
Allah
2 Segala sesuatu
yang menimpa
kehidupan
mualaf adalah
kebaikan yang
diberikan oleh
Allah
bersikap positif
terhadap apapun
yang menimpa
kehidupannya
1 Mualaf dapat
menerima
dengan baik hal
apapun yang
menimpanya
2 Mualaf dapat
berprasangka
baik terhadap
segala hal yang
menimpanya
123
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas
A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No Materi Akidah r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
1
Saya meyakini bahwa Allah adalah
Tuhan yang menciptakan seluruh
alam semesta
-0179 0388 Tidak
Valid
2
Saya meyakini adanya Malaikat
yang mengawasi dan mencatat apa
saja yang saya lakukan
0411 0388 Valid
3
Saya meyakini bahwa Allah
mengutus rasul menjadi suri tauladan
bagi manusia
0599 0388 Valid
4
Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan
sebagai obat penenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup
0577 0388 Valid
5
Saya meyakini segala perbuatan di
dunia akan dimintai pertanggung
jawaban di akhirat
0594 0388 Valid
Materi Ibadah
6
Saya berusaha melungkan waktu
untuk melaksanakan ibadah shalat
Sunnah
0268 0388 Tidak
Valid
7
Saya meyakini shalat adalah cara
terhubung paling baik dengan Tuhan
saat kita mulai putus asa
0382 0388 Valid
8 Saya melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid
9
saya mengetahui dan memahami
bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh
sebagai cara pensucian diri dari harta
yang bukan milik kita
0774 0388 Valid
124
10
saya mengetahui bahwa ibadah haji
adalah ibadah wajib umat muslim
dan di lakukan bagi yang sudah
mampu
0590 0388 Valid
Materi Akhlak
11 saya membiarkan teman saya yang
sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid
12
Saya mengetahui bahwa menghargai
orang lain dalam memilih agama
yang di anutnya adalah perbuatan
yang baik
0575 0388 Valid
13
Seorang muslim harus bertutur kata
dan bertingkah laku baik terhadap
orang lain
0313 0388 Tidak
Valid
14
Saya berpakaian menutupi aurat
sesuai dengan tuntunan Agama dan
bagian dari sopan santun dalam
berbusana
0516 0388 Valid
15 Saat ada teman kesusahan saya akan
membantunya 0411 0388 Valid
Metode Ceramah
16
saya tidak semangat saat
mendengarkan Ceramah dari
pembimbing Agama
0294 0388 Tidak
Valid
17
Hati saya lebih tenang setelah
mendenarkan ceramah yang
dibawakan pembimbing
0489 0388 Valid
18
Terkadang materi yang di sampaikan
berkaitan dan menjawab segala
persoalan yang sedang menimpa
saya hingga menjadikan saya lebih
kuat
0184 0388 Tidak
Valid
Metode Kelompok
125
19
Saya memanfaatkan bimbingan
kelompok untuk berinteraksi dengan
teman-teman
0301 0388 Tidak
Valid
20 saya tidak menyukai diskusi dalam
bimbingan kelompok 0355 0388
Tidak
Valid
21
Saat bimbingan kelompok saya bisa
berbagi pengalaman dengan teman-
teman dan mendapat penguatan dari
teman diskusi
0447 0388 Valid
Metode Diskusi
22
Saya merasa yakin dengan pilihan
yang saat ini saya yakini sebagai
muslim setelah menyampaikan
segala keraguan beragama kepada
pembimbing agama
0607 0388 Valid
23
Setelah berdialog dengan
pembimbing agama Saya lebih
termotivasi dan lebih kuat menjalani
sebagai muslim yang kaffah
0700 0388 Valid
24
Saya merasa lebih tenang saat
menyampaikan segala keluh kesah
yang menimpa kehidupan masa lalu
dan saat ini kepada pembimbing
agama
-0280 0388 Tidak
Valid
Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No
Kemampuan bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
25 Saya mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitar 0504 0388 Valid
26
saya menerima dan menghargai
pendapat maupun pilihan orang lain
termasuk pilihan dalam beragama
0690 0388 Valid
27 Saya menerima perubahan yang ada
dalam diri 0628 0388 Valid
126
Tingkat kesadaran diri
28 Saya mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid
29 Saya tidak membanding-bandingkan
hidup saya dengan orang lain -0104 0388
Tidak
Valid
30
saya merasa minder dengan
lingkungan baru saya sebagai
muslim
0644 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan
31
Segala masalah dan penderitaan yang
datang dalam hidup saya jadikan
sebagai motivasi untuk kembali
bangkit
0478 0388 Valid
32
Saya yakin bahwa segala masalah
yang datang adalah sebuah batu
loncatan untuk diri saya
0255 0388 Tidak
Valid
33
saat masalah datang dalam hidup
saya merasa sangat menderita dan
sedih
0455 0388 Valid
Kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit
34
Saya berusaha sabar dan ikhlas
menerima setiap masalah yang
menimpa saya
0506 0388 Valid
35
Saya yakin bahwa masalah yang
datang adalah kasih sayang dari
Allah untuk menebus dosa-dosa
saya
0159 0388 Tidak
Valid
36 Saya mampu mengambil hikmah dari
setiap masalah hidup 0602 0388 Valid
Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai-nilai
127
37 Saya memiliki dan mampu
memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid
38 saya kurang bersemangat dalam
menjalani hidup 0484 0388 Valid
39 Saya mampu menggapai dan
mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak
Valid
Keengganan untuk menyebabkan
keinginan yang tidak perlu
40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak
Valid
41 Saya memilah segala kegiatan yang
harus saya kerjakan 0146 0388
Tidak
Valid
42
Saya akan mendahulukan ibadah
sebelum melakukan aktivitas sehari-
hari
0431 0388 Valid
Kecenderungan untuk melihat
keterkaitan antara berbagai hal
(berpandangan ldquoholistikrdquo)
43 Ketika masalah datang saya yakin
bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid
44
Saat semua orang menjauhi saya
hingga mengusir saya saya yakin
bahwa Allah selalu bersama saya
0520 0388 Valid
45
Setiap musibah yang datang dalam
hidup saya saya yakin itu sudah
takdir dan pilihan terbaik dari Allah
0339 0388 Tidak
Valid
bersikap positif terhadap apapun
yang menimpa kehidupannya
46 saya menerima hal apapun yang
menimpa hidup saya -0040 0388
Tidak
Valid
47
saya yakin pasti ada kebaikan dari
setiap masalah yang datang dalam
kehidupan saya
0675 0388 Valid
128
48
saya yakin Allah selalu bersama saya
meskipun masalah datang bertubi-
tubi
0391 0388 Valid
129
Lampiran 3
Daftar pedoman wawancara Responden
No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama
1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah
2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat
3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah
4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak
menerima anda sebagai seorang mualaf
5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari
pembimbing agama
6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-
teman anda
7
Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat
penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing
agama
No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual
1
Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih
agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun
keluarga
2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali
segala kesalahan dan dosanya
3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh
orang lain
4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang
datang dalam hidup anda
5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak
menerima anda menjadi seorang mualaf
6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang
setelah menjadi seorang mualaf
130
7
Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah
masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu
yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan
terlebih dahulu
8
Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang
menimpa anda datang begitu saja dengan secara
kebetulan
9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang
datang dalam kehidupan anda
131
Lampiran 4
Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS
Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf
Correlations
Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual
Spearman
s rho
Karakteristik Individu Correlation
Coefficient 1000 -169 -198
Sig (2-tailed) 331 254
N 35 35 35
Bimbingan Agama Correlation
Coefficient -169 1000 760
Sig (2-tailed) 331 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -198 760 1000
Sig (2-tailed) 254 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
132
Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Usia Correlation
Coefficient 1000 253 083 122 -312
Sig (2-tailed) 143 634 486 068
N 35 35 35 35 35
Jenis Kelamin Correlation
Coefficient 253 1000 004 012 -230
Sig (2-tailed) 143 984 947 183
N 35 35 35 35 35
Pendidikan Formal Correlation
Coefficient 083 004 1000 -237 -123
Sig (2-tailed) 634 984 170 483
N 35 35 35 35 35
Masa Muallaf Correlation
Coefficient 122 012 -237 1000 199
Sig (2-tailed) 486 947 170 251
N 35 35 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation
Coefficient -312 -230 -123 199 1000
Sig (2-tailed) 068 183 483 251
N 35 35 35 35 35
133
Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual
Correlations
Materi Metode Kecerdasan Spiritual
Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Metode Correlation Coefficient 704 1000 685
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000
Sig (2-tailed) 000 000
N 35 35 35
Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)
134
Lampiran 5
Data Skor Responden
Bimbingan Agama
R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107
R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111
R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119
R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109
R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105
R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114
135
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117
R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116
R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105
R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105
R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118
R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109
R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116
R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108
R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113
R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117
136
Kecerdasan Spiritual
R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107
R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114
R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108
R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96
R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93
R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98
R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109
R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114
R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98
R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112
R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105
R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107
R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99
R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115
R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115
137
R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115
R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112
R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103
R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103
R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98
R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93
R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107
R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104
R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111
R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106
R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112
R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103
R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114
R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104
138
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center
139
Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang
Kupang Nusa Tenggara Timur
140
141
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-
Naba Center
142
Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-
Naba Center
143
Lampiran 7
Surat-surat
144
145
146
147