HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN …
Transcript of HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN …
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 84
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN
KOMPETENSI KEPRIBADIAN DENGAN PROFESIONALISME GURU DALAM MENJAWAB TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
ERA INDUSTRI 4.0
Lia Rosita Dewi
Guru PAI SD di Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. [email protected]
DOI: 10.24235/oasis.v5i2.6149
Received Revised Approved
2020-02-29 2020-03-06 2021-02-09
Abstract
Teachers have a significant role in the educational system. In the Industrial
Age 4.0, teachers are expected to continue to develop theirselves to answer the challenges of today's education. This article describes the relationship between
pedagogic competence and personality competence with the professionalism of
Islamic education teachers in elementary schools in Bulakamba District, Brebes
Regency. This study uses correlational quantitative methods (correlation design). The results of this study indicate that increasing pedagogic competence
and personality competence will increase teacher professionalism and can
improve the quality of education.
Keywords : Pedagogical competence, personal competence, teacher professionalism
Abstrak
Guru menjadi ujung tombak utama keberhasilan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Di Era Industri 4.0, seorang guru diharapkan dapat terus mengembangkan dirinya untuk menjawab tantangan pendidikan saat ini. Artikel
ini menjelaskan hubungan antara kompetensi pedagogik dan kompetensi
kepribadian dengan profesionalisme guru PAI di SD di Kecamatan Bulakamba
Kabupaten Brebes. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional (correlation design). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin
meningkat kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian maka akan
meningkat profesionalisme guru dan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Kata Kunci : Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, profesionalisme guru
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 85
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
PENDAHULUAN
Guru menjadi ujung tombak utama
keberhasilan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pada praktiknya, guru yang
ada di Indonesia masih terbelit dengan
berbagai problematika yang dihadapinya,
terkait dengan kompetensi guru,
pemerataan jumlah guru, dan kesejahteraan
guru. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah untuk meningkatkan
kemampuan yang dimiliki oleh pendidik
melalui inisiasi Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP), Pendidikan Profesi
Guru (PPG) hingga sertifikasi pendidik.
Semua hal itu diselenggarakan dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidik di
Indonesia.
Banyak pendidik yang mengalami
berbagai kendala, baik yang berkenaan
dengan teknis pembelajaran, maupun pada
non-teknis di luar kegiatan belajar-
mengajar. Salah satu contohnya adalah
adanya dalam perubahan kurikulum yang
terjadi hamper pada tiap pergantian
menteri. Pergantian kurikulum yang
terjadi setiap pergantian kepemimpinan
menyebabkan banyak kendala di lapangan
yang harus dihadapi oleh guru dan
kemudian berdampak pula pada peserta
didik dan lembaga pendidikan itu sendiri.
Keberhasilan seorang guru dalam
mengemban tugasnya, baik sebagai
murabbi maupun sebagai agen perubahan
dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh
kualifikasi dan kompetensi yang mereka
miliki. Seorang guru dituntut untuk
mempunyai kualifikasi dan kompetensi
yang memadai agar menjadi guru yang
berhasil. Maka, untuk menjadi seorang
guru dibutuhkan beberapa persyaratan
dasar yang sebaiknya dimiliki oleh setiap
guru (Abuddin, 2012).
Berkaitan dengan kompetensi guru,
seperti disebutkan dalam UndangUndang
Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 pasal
10, di mana terdiri dari empat kompetensi
diantaranya: kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional. Artinya
kompetensi pedagogik dan profesional
memiliki peran yang lebih dominan dan
terukur dalam menentukan kualitas
kompetensi mengajar guru dibandingkan
dengan kompetensi kepribadian dan sosial.
Maka tidak heran, jika dalam setiap
pelaksanaan program pelatihan dan
pengembangan guru yang digagas oleh
pemerintah, dua kompetensi ini sama
sekali tidak mendapat perhatian. Materi
yang disampaikan berkaitan dengan
masalah kurikulum dan penerapannya.
Ironisnya, materi tentang peningkatan
kompetensi guru sangat minim diberikan
karena seringkali hanya berkutat pada hal-
hal yang sifatnya administratif, seperti
pendataan guru.
Menurut BP3K (Balai Penelitian
Pengembangan Pendidikan dan
Kebudayaan) tentang pengembangan
kompetensi kepribadian, guru harus
memiliki: (1) Pengetahuan tentang tata
krama sosial dan agamawi; (2)
Pengetahuan tentang kebudayaan dan
tradisi; (3) Hakikat demokrasi dan makna
demokrasi pancasila; (4) Apresiasi dan
ekspresi estetika; (5) Kesadaran
kewarganegaraan dan kesadaran sosial
yangdalam; (6) Sikap yang tepat tentang
ilmu pengetahuan kinerja; (7) Menjunjung
tinggi martabat manusia. (Madyawati,
2012)
Pada dasarnya pilihan seseorang untuk
menjadi seorang guru adalah‚ panggilan
jiwa‛ atau kemauan besar untuk
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 86
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
memberikan pengabdian pada sesama
manusia dengan mendidik, mengajar,
membimbing, dan melatih yang
diwujudkan melalui proses pembelajaran
serta pemberiaan bimbingan dan
pengarahan peserta didiknya agar
mencapai kedewasaan masing-masing.
(Sudarwan, 2013)
Seorang guru harus memahami
hakikat pendidikan dan konsep yang terkait
dengannya. Diantaranya yaitu fungsi dan
peran lembaga pendidikan, konsep
pendidikan seumur hidup dan berbagai
implikasinya, peranan keluarga dan
masyarakat dalam pendidikan, pengaruh
timbal balik antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat, sistem pendidikan nasional,
dan inovasi pendidikan (Jejen, 2012).
Dalam kenyataanya, menjadi
seorang guru tidak cukup sekedar untuk
memenuhi panggilan jiwa, tetapi juga
memerlukan seperangkat keterampilan dan
kemampuan khusus dalam bentuk
menguasai kompetensi guru, sesuai dengan
kualifikasi jenis dan jenjang pendidikan
jalur sekolah tempatnya bekerja.
Ahmad Tafsir dalam Kosim (2019)
menyebut, guru itu mesti memiliki sifat:
kasih sayang kepada peserta didik, lemah
lembut, rendah hati, menghormati ilmu
yang bukan pegangannya, adil,
menyenangi ijtihad, konsekuen antara
perkataan dengan perbuatan, dan sederhana
Kompetensi merupakan perilaku
rasional guna mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan. Dengan demikian, suatu
kompetensi ditujukan oleh penampilan
atau kinerja yang dapat dipertanggung
jawabkan (rasional) dalam upaya mencapai
tujuan. Sebagai sebuah profesi, terdapat
sejumlah kompetensi yang sebaiknya
dimiliki oleh seorang guru, yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional (Rahman Abd,
2012).
Upaya-upaya secara komprehensif
perlu terus dilakukan agar kualifikasi dan
kompetensi guru tercapai sesuai dengan
harapan kita bersama dan memenuhi
standar yang ditetapkan oleh pemerintah,
termasuk pada jenjang sekolah dasar (SD),
seperti di kecamatan bulakamba kabupaten
brebes. Hal tersebut dilakukan agar
kualifikasi dan kompetensinya sesuai
dengan yang diharapkan. Generasi muda
Indonesia diharapkan siap dan percaya diri
menghadapi berbagai tantangan dan
perubahan yang terjadi akibat pengaruh
dari revolusi industri 4.0.
Imadudin dalam Kosim (2019)
menyatakan bahwa Pendidikan di era
revolusi industri 4.0, disebut juga dengan
pendidikan 4.0 (education 4.0)
merupakan istilah umum digunakan oleh
para ahli pendidikan untuk
menggambarkan berbagai cara untuk
mngintegrasikan teknologi cyber baik
secara fisik maupun tidak ke dalam
pembelajaran (Priatmoko, 2018 : 2).
Pendidikan 4.0 adalah fenomena yang
merespons kebutuhan revolusi industri
4.0 di mana manusia dan mesin
berinteraksi sekaligus diselaraskan untuk
memperoleh solusi, bahkan inovasi baru
UNESCO menyebutkan tiga
keterampilan penting yang harus dikuasai
di abad 21 ini, yaitu; learning skills
(berpikir kritis, kreatiif, kolaborasi, dan
komunikasi), literacy skills (informasi,
media, dan teknologi), dan life
skills (keluwesan, kepemimpinan,
inisiatif, produktivitas, dan bersosialisasi)
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 87
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
(Piratmoko dan Dzakiyyah, 2020).
Kemampuan pedagogi dalam hal
teknologi dan konten juga menjadi
sebuah kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang guru. Hal ini menegaskan
bahwa guru di era 4.0 ini juga dituntut
untuk mampu mengintegrasikan proses
pembelajaran dengan teknologi, terutama
teknologi digital.
Kompetensi pedagogik guru dalam
kaitannya dengan profesionalisme guru
adalah hal yang sangat penting guna
menjawab tantangan pendidikan di era
industri 4.0. Hal tersebut memiliki
pengaruh terhadap pembentukkan karakter
siswa. Hal ini juga tentu tak lepas dari
tujuan pendidikan era indutri 4 untuk
memperoleh lulusan pendidikan yang
kompten di era saat ini, bukan hanya anak
mampu memanfaatkan ICT tetapi juga
mampu kompeten dalam kemapuan
literasi, berpikir kritis, memecahkan
masalah, komunikasi, kolaborasi, dan
memiliki kualitas karakter yang baik
(Syamsuar dan Refliant, 2018) .
Di tengaah semakin meningkatanya
komptensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru, muncul pertanyaan tentang
bagaimana kompetensi pedagogi guru
yang ada saat ini, khususnya guru PAI di
tingkat Sekolah Dasar (SD)..
Perencanaan pembelajaran merupakan
salah satu kompetensi pedagogi yang
harus dimiliki guru, yang akan bermuara
pada pelaksanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran dipandang
sebagai suatu alat yang dapat membantu
guru untuk menjadi berdaya guna dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Perencanaan dapat menolong pencapaian
suatu sasaran secara lebih ekonomis,
tepat waktu dan memberi peluang untuk
lebih mudah dikontrol dan dimonitor
dalam pelaksanaannya (Harjanto, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Kosim
(2019) tentang peluang dan tantangan
pendidikan Islam era industri 4.0
serta strategi mahasiswa Pendidikan
Agama Islam (PAI). Menurutnya, era
revolusi industri 4.0 bukan ditakuti, tetapi
harus dihadapi dengan sikap optimis. Era
industri 4.0 mengandung sejumlah
peluang bagi guru untuk eksis berperan
sebagai pendidik sejati dengan
keteladanan. Lebih lanjut dikatakan
bahwa guru dan calon guru PAI
harus memandang era ini sebagai peluang
emas untuk meningkatkan kualitas
pendidikan Islam yang
lebih komprehensif dan universal.
Sehingga, mereka tidak saja berpikir dan
berjuang bagaimana kelak
dirinya siap menjadi guru yang
melahirkan peserta didik yang taat
beribadah, tetapi lebih dari itu, menjadi
guru PAI yang mencerdaskan peserta
didik, teman sejawat, warga sekolah dan
masyarakat agar menerapkan ajaran
Islam secara kaffah dengan misi
rahmatan lil ‘alamin.
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah penulis uraikan, maka dapat
dirumuskan beberapa pokok masalah
sebagai berikut: (a) Apakah terdapat
hubungan antara kompetensi pedagogik
dengan profesionalisme guru PAI SD di
Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes?; (b) Apakah terdapat hubungan
antara kompetensi kepribadian dengan
profesionalisme guru SD PAI di
Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes?; (c) Apakah terdapat hubungan
antara kompetensi pedagogik dan
kompetensi kepribadian dengan
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 88
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
profesionalisme guru PAI SD di
Kecamatan Bulakamba Kabupaten
Brebes?.
Metode
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif dan
verifikatif. Penelitian bersifat deskriptif
karena penelitian bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan dan
mendeskripsikan mengenai suatu
fenomena tertentu secara sistemik dimana
di dalamnya dilakukan pengumpulan data
dan menguraikannya secara menyeluruh
dan teliti sesuai dengan permasalahan yang
akan dipecahkan (Husein, 2013). Dalam
penelitian ini yaitu tentang hubungan
antara Kompetensi Pedagogik dan
Kompetensi Kepribadian dengan
Profesionalisme Guru PAI SD di
Kecamatan Kabupaten Brebes tahun ajaran
2018-2019.
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, pendekatan ini digunakan
karena peneliti akan mengukur hasil
dari beberapa variabel yang telah
ditetapkan melalui statistik. Metode
penelitian kuantitatif berlandaskan pada
filsafat positivisme, yakni digunakan
untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu. Metode ini disebut
juga metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting).
(Sugiyono, 2015)
Selain itu, penelitian bersifat verifikatif
karena bertujuan untuk menguji hubungan
antara variabel berdasarkan hipotesis
penelitian yang telah dibuat. Metode
deskriptif verifikatif digunakan untuk
mengetahui permasalahan yang terdapat
dalam penelitian secara lebih akurat
mengenai objek-objek tertentu,
menjelaskan hubungan antar variabel dan
akibat yang dihasilkan serta menguji
hipotesis yang digunakan dalam penelitian
(Sugiyono, 2013).
Dalam upaya mendapatkan data
penelitian, maka penulis menggunakan
metode pengumpulan data melalui
Kuesioner/Angket, Observasi dan
dokumentasi untuk mendapatkan data
sekunder.
Untuk menguji validitas instrumen,
peneliti menggunakan proses validasi
logis, yaitu dengan cara berhati- hati sejak
awal penyusunan instrumen, yakni
memecah variable menjadi sub variabel/
indikator-indikator yang dijabarkan
menjadi pertanyaan-pertanyaan (Dendy,
1258).
Disamping dengan validasi logis,
peneliti melakukan uji validitas dengan
cara membandingkan nilai koefisien
korelasi product moment dengan nilai r
tabel. Dan untuk menentukan nilai
koefisien korelasi Product Moment
menggunakan rumus:
rxy= Koefisien Korelasi skor butir (X)
dengan skor total (Y)
X = Skor item / skor butir
Y = Skor total
N = Banyaknya subyek penelitian
Sedangkan Uji Reliabilitas adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang
samax(Sugiyono, 2013). Untuk mencari
reliabilitas instrumen, penelitian ini
menggunakan metode Alpha Cronbach.
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 89
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
Hasil uji reliabilitas angket kompetensi
pedagogik didapatkan dengan bantuan
SPSS for window 22. Hasil reliabilitas
menunjukkan bahwa angket kompetensi
pedagogik mempunyai tingkat reliabilitas
0,951, jika diinterpretasikan maka
reliabilitas angket kompetensi pedagogik
termasuk kategori sangat tinggi.
Instrumen penelitian adalah alat
yang digunakan untuk memperoleh,
mengolah, dan menginterpretasikan
informasi yang diperoleh dari responden
yang dilakukan menggunakan pola ukur
yang sama (Siregan, 2013).
Sedangkan dalam teknik analisis
Data sesuai data yang dikumpulkan proses
selanjutnya melalui analisis dengan
menggunakan Uji asumsi klasik terdiri dari
:
1. Uji normalitas
Uji normalitas untuk menguji data
variabel bebas (X) dan variabel terikat
(Y) pada persamaan regresi yang
dihasilkan, apakah berdistribusi
normal atau berdistribusi tidak normal.
Jika distribusi data normal, maka
analisis data dan pengujian hipotesis
digunakan statistik parametrik.
(Ghozali, 2005)
2. Uji Heteroskedastisitas
Multikolineritas bertujuan untuk
apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas
(independen), model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi kolerasi antar di
antara variabel independent. Untuk
mendeteksi multikolinearitas dapat
melihat (1) nilai tolerance dan lawannya
(2) Variance Inflating Factor (VIF).
Kedua ukuran menunjukkan setiap
independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel dependent lainnya. Batas
VIF adalah 10 dan nilai tolerance value
0,1. Jika nilai VIF >10 dan nilai
tolerance value < 0,1 maka terjadi
multikolinearitas, model regresi bebas
dari multikolinearitas jika nilai VIF <
10 dan tolerance value > ,0,10 maka
tidak terjadi multikolinearitas.(Ghozali,
2005)
3. Uji Multikolineritas
Autokorelasi merupakan korelasi
antara anggota observasi yang disusun
menurut satu tempat. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi
autokorelasi (Ghozali, 2005).
4. Uji Autokorelasi.
Autokorelasi merupakan korelasi
antara anggota observasi yang disusun
menurut satu tempat. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi
autokorelasi (Ghozali, 2005).
Hasil dan Pembahasan
1. Hubungan antara kompetensi
pedagogik dengan
profesionalisme guru
Hasil pengujian Hipotesis pertama dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan
kompetensi pedagogik (X1) dan
profesionalisme guru (Y). Diartikan bahwa
Model Summaryb
M
od
el R
R
Squar
e
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
1 .8
53a .727 .722 .16518
a. Predictors: (Constant), Kompetensi
Pedagogik
b. Dependent Variable: Profesionalisme Guru
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 90
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
semakin tinggi kompetensi pedagogik
maka akan meningkatkan profesionalisme
guru.
Ho = Tidak ada hubungan
kompetensi pedagogik (X1) dengan
profesionalisme guru (Y). Ha = Ada
hubungan kompetensi pedagogik (X1)
dengan profesionalisme guru (Y).
Langkah yang dilakukan sebelum
melakukan hipotesis adalah menghitung
persamaan regresi sederhana variabel
kompetensi pedagogik X1) dengan
profesionalisme guru (Y).
Tabel I
Tabel Anova dan koefisien regresi
X1 dengan Y.
Dari hasil uji analisis pada tabel di
atas diperoleh nilai Fhitung = 133.27
dengan tingkat probilitas 0,000. Oleh
karena itu 0,000 < 0,05 maka model regresi
bisa dipakai untuk memprediksi
profesionalisme guru.
Berdasarkan tabel kooefisien
regresi pada tabel di atas dapat dilihat
bahwa koefisien regresi sebesar 0,853 dan
konstanta sebesar 1,135 serta harga t
hitung dan tingkat signifikan sebesar 0,001
artinya apabila tidak ada variabel
kompetensi pedagogik maka
profesionalisme guru akan naik sebesar
1,135. Koefisien regresi sebesar 0,853
menyatakan setiap penambahan satu poin
pada variabel kompetensi pedagogik maka
diprediksikan akan meningkatkan
profesionalisme guru sebesar 0,853. Jadi
hal ini menyatakan arah prediksi yang
searah atau linear. Kenaikan variabel X1
akan mengakibatkan kenaikan variabel
bebas (Y). Dari kedua koefisien diperoleh
persamaan regresi Y = 1,135 + 0,853 X1.
Persamaan regresi ini dapat ditunjukkan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik Hubungan antara Kompetensi
Pedagogik dengan Profesionalisme
Guru.
Dari gambar di atas dapat dilihat
bahwa data menyebar di sekitar garis
Tabel II
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regres
sion 3.636 1 3.636
133.
270
.000b
Residual 1.364 50 .027
Total 5.000 51
a. Dependent Variable: Profesionalisme Guru
b.Predictors: (Constant), Kompetensi
Pedagogik
Tabel III
Coefficientsa
Model
Unstandard
ized
Coefficients
Standa
rdized
Coefficie
nts
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 1.1
35 .271 4.190 .000
Kompetensi
Pedagogik
.76
6 .066 .853
11.54
4 .000
a. Dependent Variable: Profesionalisme Guru
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 91
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka data terdistribusi dengan normal
dengan model regresi ini telah memenuhi
normalitas.
Persamaan regresi Y = 1,135 +
0,853 X1 dapat diinterpretasikan bahwa
apabila kompetensi pedagogik (X1) dan
profesionalisme guru diukur dengan
menggunakan instrumen ini, maka setiap
kenaikan skor kompetensi pedagogik satu
poin akan diikuti kenaikan skor
profesionalisme guru 0,853 pada arah yang
sama dengan konstanta 1.135.
Selanjutnya pengujian hipotesis
dilanjutkan dengan menggunakan rumus
korelasi Pearson Product Moment yang
dihitung dengan bantuan SPSS 22. Berikut
ini tabel hasil perhitungannya.
Untuk memberikan penjelasan
lebih lanjut mengenai hubungan
kompetensi pedagogik terhadap
profesionalisme guru digunakan analisis
korelasi parsial yakni analisis hubungan
antara dua variabel dengan mengendalikan
variabel lain yang dianggap mempengaruhi
(dibuat konstan). Hal ini dimaksudkan agar
hubungan kedua variabel tidak dipengaruhi
oleh faktor lain. Hasil analisis ini akan
menunjukkan koefisien korelasi untuk
mengukur erat atau tidaknya hubungan,
arah hubungan dan berarti atau tidaknya
hubungan.
Tabel 4
Dari tabel tampak jelas bahwa
hubungan kompetensi pedagogic dengan
profesionalisme guru sebelum kompetensi
kepribadian dikendalikan memiliki korelasi
positif dengan koefisien sebesar 0,853
dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
artinya kedua variabel signifikan.
Namun ketika variabel X2
dikendalikan ternyata hubungan kedua
variabel yakni X1 dengan Y atau hubungan
antara kompetensi pedagogic dengan
profesionalisme guru mengalami
penurunan nilai koefisien secara dratis
yakni tinggal 0,612 dan taraf
signifikansinya 0,000 > 0,05 sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima artinya kedua
variabel signifikan. Dapat pula dikatakan
ada pengaruh yang berarti dari variabel
kompetensi pedagogik terhadap
profesionalisme guru jika kompetensi
pedagogik dikontrol.
2. Hubungan antara kompetensi
kepribadian dengan
profesionalisme guru
Hipotesis kedua dalam penelitian
ini adalah terdapat hubungan kompetensi
kepribadian (X2) dan profesionalisme guru
(Y). Diartikan bahwa semakin tinggi
kompetensi kepribadian maka akan
meningkatkan profesionalisme guru.
Ho = Tidak ada hubungan
kompetensi kepribadian (X2) dengan
profesionalisme guru (Y). Ha = Ada
hubungan kompetensi kepribadian (X2)
dengan profesionalisme guru (Y).
Langkah yang dilakukan sebelum
melakukan hipotesis adalah menghitung
persamaan regresi sederhana variabel
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 92
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
kompetensi kepribadian X2) dengan
profesionalisme guru (Y).
Tabel 5
Tabel Anova dan koefisien regresi
X2 dengan Y
Dari hasil uji analisis pada tabel di
atas diperoleh nilai Fhitung = 91,581 dengan
tingkat probilitas 0,000. Oleh karena itu
0,000 < 0,05 maka model regresi bisa
dipakai untuk memprediksi
profesionalisme guru.
Berdasarkan tabel kooefisien
regresi pada tabel di atas dapat dilihat
bahwa koefisien regresi sebesar 0,804 dan
konstanta sebesar 1,017 serta harga t hitung
dan tingkat signifikan sebesar 0,000
artinya apabila tidak ada variabel
kompetensi kepribadian (X2) maka
profesionalisme guru akan sebesar 1,017.
Koefisien regresi sebesar 0,804
menyatakan setiap penambahan satu poin
pada variabel kompetensi kepribadian (X2)
maka diprediksikan akan meningkatkan
profesionalisme guru sebesar 0,804. Jadi
hal ini menyatakan arah prediksi yang
searah atau linear. Kenaikan variabel X2
akan mengakibatkan kenaikan variabel
bebas (Y). Dari kedua koefisien diperoleh
persamaan regresi Y = 1,017 + 0,804 X2.
Persamaan regresi ini dapat ditunjukkan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik Hubungan antara
Kompetensi kepribadian dengan
Profesionalisme Guru
Dari gambar di atas dapat dilihat
bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka data terdistribusi dengan normal
dengan model regresi ini telah memenuhi
normalitas.
Persamaan regresi Y = 1,017 +
0,804 X2dapat diinterpretasikan bahwa
apabila kompetensi kepribadian (X2) dan
profesionalisme guru diukur dengan
menggunakan instrumen ini, maka setiap
kenaikann skor kompetensi kepribadian
(X2) satu poin akan diikuti kenaikan skor
profesionalisme guru 0,804 pada arah yang
sama dengan konstanta 1,017.
Selanjutnya pengujian hipotesis
dilanjutkan dengan menggunakan rumus
korelasi Pearson Product Moment yang
dihitung dengan bantuan SPSS 22. Berikut
ini tabel hasil perhitungannya:
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 93
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
Tabel 6
Korelasi X2 dengan Y
Berdasarkan hasil dari tabel di atas,
diperoleh koefisien korelasi antara
kompetensi kepribadian (X2) dengan
profesionalisme guru dengan rxy = 0,804
yang berarti terdapat hubungan yang
positif di antara keduanya. Hal ini dapat
pula dibuktikan dengan melihat uji
signifikansinya. Kaidah untuk uji
signifikansi adalah jika nilai probabilitas
lebih besar atau sama dengan 0,05 dengan
nilai probabilitas sig. Jika nilai
probababilitas lebih kecil atau sama
dengan nilai probabilitas 0,05, maka Ha
diterima dan Ho ditolak artinya signifikan.
Nilai 0,000 lebih kecil bila dibandingkan
dengan 0,05 berarti hubungan kedua
variabel signifikan.
Untuk memberikan penjelasan
lebih lanjut mengenai hubungan
kompetensi kepribadian (X2) terhadap
profesionalisme guru digunakan analisis
korelasi parsial yakni analisis hubungan
antara dua variable dengan mengendalikan
variabel lain yang dianggap mempengaruhi
(dibuat konstan). Hal ini dimaksudkan agar
hubungan kedua variabel tidak dipengaruhi
oleh faktor lain. Hasil analisis ini akan
menunjukkan koefisien korelasi untuk
mengukur erat atau tidaknya hubungan,
arah hubungan dan berarti atau tidaknya
hubungan.
Dari tabel tampak jelas bahwa
hubungan kompetensi kepribadian (X2)
dengan profesionalisme guru sebelum
kompetensi pedagogic dikendalikan
memiliki korelasi positif dengan koefisien
sebesar 0,804 dengan taraf signifikansi
0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima artinya kedua variabel signifikan.
Namun ketika variabel X2 dikendalikan
ternyata hubungan kedua variabel yakni X2
dengan Y atau hubungan antara
kompetensi kepribadian (X2) dengan
profesionalisme guru mengalami
penurunan nilai koefisien secara dratis
yakni tinggal 0,437 dan taraf
signifikansinya 0,001 > 0,05 sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima artinya kedua
variabel signifikan. Dapat pula dikatakan
ada pengaruh yang berarti dari variabel
kompetensi kepribadian (X2) terhadap
profesionalisme guru jika kompetensi
kepribadian (X2) dikontrol.
3. Hubungan antara kompetensi
pedagogik dan kompetensi
kepribadian secara bersama-
sama dengan profesionalisme
guru
Ho = Tidak ada hubungan
kompetensi pedagogik (X1) dan
kompetensi kepribadian (X2) dengan
profesionalisme guru (Y).
Ha = Ada hubungan kompetensi
pedagogik (X1) dan kompetensi
kepribadian (X2) dengan profesionalisme
guru (Y).
Langkah yang dilakukan sebelum
melakukan hipotesis adalah menghitung
persamaan regresi sederhana variabel
kompetensi pedagogic X1) dan kompetensi
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 94
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
kepribadian (X2) dengan profesionalisme
guru (Y).
Tabel 7
Tabel Anova dan koefisien regresi X1, X2
dengan Y
Nilai Ftabel untuk db1 = 2 dan db2
= n – k – 1 = 52-2-1=49 pada taraf
signifikansi 0,05 adalah 3,18. Dari hasil uji
analisis pada tabel di atas diperoleh nilai
Fhitung = 86,464 > 3,18 (ftabel), oleh sebab itu
Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
terdapat hubungan yang positif antara
kompetensi pedagogik dan kompetensi
kepribadian dengan profesionalisme guru.
Juga berdasarkan nilai signifikansi dengan
tingkat probilitas 0,000 < 0,05. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik
dan kompetensi kepribadian secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
profesionalisme guru.
Tabel 8
Koefisien Korelasi X1, X2 dengan Y
Dari tabel dapat dijelaskan bahwa
nilai R sebesar 0,883 artinya korelasi
antara dua variabel bebas yakni
kompetensi pedagogik dan kompetensi
kepribadian dengan variabel terikat
profesionalisme guru sebesar 0,883. Nilai
R berkisar antara 0 sampai 1, jika
mendekati angka 1 maka hubungan kedua
variabel semakin erat tetapi jika mendekati
0 maka hubungan keduanya semakin
lemah. Karena angka R didapat sebesar
0,883 maka ini berarti hubungan kedua
variabel kuat.
Dan dapat disimpulkan Hasil dari
penelitian yaitu :
a. Hubungan antara kompetensi
pedagogik dengan
profesionalisme guru
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hubungan variabel kompetensi
pedagogik terhadap profesionalisme guru
memberikan kontribusi atau sumbangan
sebesar 72,7% terhadap profesionalisme
guru pada Guru PAI SD se Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes. Hal ini
mengindikasikan bahwa sumbangan
variable kompetensi pedagogik dengan
profesionalisme guru tergolong besar
dalam peningkatan profesionalisme guru
dimana factor lain hanya sebesar 27,3%.
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 95
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
Koefisien korelasi antara kompetensi
pedagogic dengan profesionalisme guru
dengan ry1= 0,853 yang berarti terdapat
hubungan positif yang kuat antara variabel
kompetensi pedagogic dengan variable
profesionalisme guru.
Kompetensi pedagogik
mengandung makna komitmen terhadap
tugas, ilmu pengetahuan, dan pengabdian
sedangkan profesionalisme guru
Profesionalisme guru adalah bahwa guru
harus mempunyai pengetahuan yang luas
serta subject matter (bidang studi) yang
akan diajarkan serta penguasaan
metodologis dalam arti memiliki metode
yang tepat serta mampu menggunakannya
dalam proses belajar mengajar.(Arikunto,
1993)
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat hubungan yang positif
antara kompetensi pedagogik dengan
profesionalisme guru. Hasil yang
demikian, menunjukkan bahwa kompetensi
pedagogik memberikan kontribusi terhadap
profesionalisme guru, sehingga guru
mempunyai kemampuan untuk mengelola
pembelajaran dengan metode, media dan
sumber belajar yang tepat. Dengan
berbekal kompetensi pedagogik yang baik
maka akan baik pula tingkat
profesionalisme guru.
b. Hubungan antara Kompetensi
kepribadian dengan profesionalisme
guru
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hubungan variable kompetensi
kepribadian terhadap profesionalisme guru
memberikan kontribusi atau sumbangan
sebesar 80,4% terhadap profesionalisme
guru pada Guru PAI SD se Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes. Hal ini
mengindikasikan bahwa sumbangan
variabel kompetensi kepribadian dengan
profesionalisme guru termasuk besar
dalam peningkatan profesionalisme guru
dimana factor lain hanya sebesar 19,6%.
Koefisien korelasi antara kompetensi
kepribadian dengan profesionalisme guru
dengan ry1= 0,804 yang berarti terdapat
hubungan positif yang kuat antara variabel
kompetensi kepribadian dengan variable
profesionalisme guru.
Hasil yang demikian, menunjukkan
bahwa kompetensi kepribadian
memberikan kontribusi terhadap
profesionalisme guru, sehingga guru harus
mempunyai kompetensi kepribadian yang
baik. untuk meningkatkan profesionalisme
guru, seorang guru harus bekerja dengan
dilandasi sikap amanah, tanggungjawab,
disiplin dikarenakan seorang guru adalah
teladan bagi peserta didik. Meskipun
kompetensi kepribadian hanyalah salah
satu faktor profesionalisme guru,
personality guru sangat penting. Dengan
demikian ada hubungan yang signifikan
antara kompetensi kepribadian dengan
profesionalisme guru.
c. Hubungan antara kompetensi
pedagogik dan kompetensi
kepribadian secara bersama-
sama dengan profesionalisme
guru
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hubungan positif kompetensi
pedagogik dan kompetensi kepribadian
secara bersama-sama mempengaruhi
profesionalisme guru. Hasil analisis regresi
ganda diperoleh regresi ganda R sebesar
0,883 dengan signifikansi koefisien regresi
ganda F sebesar 86.464 dengan persamaan
regresi linear Y = 0,705 + 0,516 X1 + 0,339
X2. Nilai R = sebesar 0,883 artinya korelasi
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 96
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
antara dua variabel bebas yakni
kompetensi pedagogik dan kompetensi
kepribadian dengan variable terikat
profesionalisme guru sebesar 88,3%. Nilai
R berkisar antara 0 sampai 1, jika
mendekati angka 1 maka hubungan kedua
variabel semakin erat tetapi jika mendekati
0 maka hubungan keduanya semakin
lemah. Karena angka R didapat sebesar
0,883 maka ini berarti hubungan kedua
variabel kuat.
Hasil ini menunjukkan pentingnya
variabel kompetensi pedagogic dan
kompetensi kepribadian secara bersama-
sama untuk meningkatkan profesionalisme
guru, karena kedua variabel ini secara
bersama-sama dapat menjelaskan variansi
profesionalisme guru sebesar 77,9. Dari
persamaan regresi ganda dapat diartikan,
bahwa semakin tinggi kompetensi
pedagogik dan kompetensi kepribadian
akan meningkatkan profesionalisme guru.
Dari uraian di atas, dijelaskan
bahwa kompetensi pedagogik adalah
kemampuan guru mengelola pembelajaran,
kompetensi kepribadian adalah
kemampuan guru dalam bertutur kata dan
bertingkah laku yang mulia dalam
melaksanakan tugasnya, dan
profesionalisme guru adalah kemampuan
guru dalam melaksanakan tugas dengan
professional dan bertanggungjawab
sehingga mampu menghantarkan peserta
didik hidup mandiri. Untuk menjadi
seorang guru yang profesional maka
seorang guru harus mempunyai
kompetensi pedagogik dan kompetensi
kepribadian yang baik. Dengan demikian
kompetensi pedagogik, kempetensi
kepribadian memiliki hubungan signifikan
dengan profesionalisme guru.
Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan yang
telah dilakukan penulis sebelumnya dapat
disimpulkan beberapa poin penting, di
antaranya adalah:
1. Koefisien korelasi antara
kompetensi pedagogik dengan
profesionalisme guru dengan ry1=
0,853 yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara
kompetensi pedagogik dengan
profesionalisme guru di Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes.
Berdasarkan hasil analisis data
diketahui bahwa variabel
kompetensi pedagogik berpengaruh
terhadap profesionalisme guru. Hal
ini ditunjukkan dari hasil uji t yang
probabilitas < 0,05.
2. Koefisien korelasi antara
kompetensi kepribadian dengan
profesionalisme guru dengan ry1=
0,804 yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara
kompetensi kepribadian dengan
profesionalisme guru di Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes.
Berdasarkan hasil analisis data
diketahui bahwa variabel
kompetensi kepribadian
berpengaruh terhadap
profesionalisme guru. Hal ini
ditunjukkan dari hasil uji t yang
probabilitas < 0,05.
3. Hasil analisis regresi ganda
diperoleh regresi ganda R12 sebesar
0,883 dengan signifikansi koefisien
regresi ganda F sebesar 86.464
dengan persamaan regresi linear Y
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 97
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
= 0,705 + 0,516 X1 + 0,339 X2.
Koefisien korelasi antara
kompetensi pedagogik dengan
profesionalisme guru dengan ry1=
0,883 yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara
kompetensi pedagogik dan
kompetensi kepribadian secara
bersama-sama dengan
profesionalisme guru di Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes yang
ditunjukkan dari hasil uji t yang
probabilitas < 0,05.
Daftar Pustaka
Abuddin, N. (2012). Sejarah Pendidikan
Islam (Cet III). jakarta: Rajawali Pers.
Arikunto. (1993). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekata Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dendy. (1258). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis
Multivirate dengan Program SPSS.
Semarang. Retrieved from Badan
Penerbit Universitas diponegoro
Harjanto. (2010). Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Husein, U. (2013). Metode Penelitian
untuk Skripsi dan Tesis. jakarta: PT
Raja Agung Persada.
Jejen, M. (2012). Peningkatan Kompetensi
Guru. jakarta: Kencana Prenada
media Group.
Kosim, Muhammad, (2019). Peluang dan
Tantangan Pendidikan Islam Era
Industri 4.0: Strategi Mahasiswa PAI
menjadi Pendidik Sejati., Jurnal
Murabby: Jurnal Pendidikan Islam,
Vol. 2 Nomor 2, September 2019
Madyawati. (2012). Kompetensi
Profesional dan Kompetensi
Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara.
Priatmoko, s. Dzakiyyah, Nina, I. (2020)
Relevansi Kampus Merdeka terhadap
Kompetensi Guru Era 4.0 Perspektif
Experiential Learning Theory. At-
Thullab: Jurnal Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Vol.4 No.1.
Rahman Abd, G. (2012). Menuju Guru
Profesional dan ber-etika (Cet VIII).
Yogyakarta: Graha Guru.
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 5. No. 2 Februari 2021 98
Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Kepribadian Dengan Profesionalisme Guru Dalam Menjawab Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Industri 4.0
Lia Rosita Dewi
Siregan, S. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan SPSS.
jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Sudarwan, D. (2013). Profesionalisasi dan
Etika Profesi Guru (Cet III).
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitaif,
Kualitatif, dan R&D. Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitaif, Kualitatif, Dan R&D.
https://doi.org/10.1016/j.tiv.2011.06.0
08
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D, Edisi IV.
bandung: alfabeta.
Syamsuar dan Reflianto. (2018).
Pendidikan Dan Tantangan
Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi Di Era Revolusi Industri
4.0. E-tech: Jurnal Ilmiah Tekonolgi
Pendidikan. Vol.6, No.2
Tobi’in. (2020). Wawancara dengan
Pengawas PAI kecamatan
Bulakamba.