HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA...
-
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
RESILIENSI PADA JANDA CERAI MATI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Dyah Ayu Sekar Ambarini
NIM : 149114081
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
HALAMAN MOTTO
“If you can’t fly, then run. If you can’t run, then walk. If you can’t walk, then
crawl. But whatever you do, you have to keep moving forward” – Martin Luther
King Jr.
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan
kebimbangan. Sedangkan teman yang paling setia yaitu keberanian dan
keyakinan yang teguh” – Andrew Jackson
“Bermimpilah untuk sukses dan tetap berusahalah untuk mewujudkannya”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT yang telah memberikan saya kekuatan, kemudahan, kesehatan,
kelancaran dan karuniaNya sehingga saya bisa menyelesaikan karya ini.
Keluarga yang saya hormati dan cintai, yaitu Bapak Ambardi, Ibu Marsini, Hanif
Atha Ammar yang telah memberi saya cinta, dukungan dan doa mereka untuk
saya.
Ibu Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. yang selalu membantu saya dan
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada saya agar saya dapat
menyelesaikan karya ini dengan target yang sudah saya tentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
RESILIENSI PADA JANDA CERAI MATI
Dyah Ayu Sekar ambarini
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial
dan resiliensi pada janda cerai mati. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dan resiliensi pada
janda cerai mati. Subjek dalam penelitian ini adalah janda yang suaminya telah
meninggal dan memiliki anak dengan jumlah 120 subjek. Alat pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial dan skala resiliensi. Skala
dukungan sosial terdiri dari 36 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.964
dan skala resiliensi terdiri dari 28 item dengan koefisien reliabilitas yang dimiliki
yaitu 0.953. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi
Spearman’s Rho dikarenakan sebaran data pada kedua skala dalam penelitian ini
bersifat tidak normal (skala dukungan sosial dan skala resiliensi). Selain itu,
penelitian ini menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0.788 dengan nilai
signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dan resiliensi pada
janda cerai mati. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang
diterima oleh janda, maka semakin tinggi pula resiliensi yang dimiliki oleh janda.
Begitu juga sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diterima oleh
janda, maka kan semakin rendah pula resiliensi yang dimiliki oleh janda.
Kata kunci: dukungan sosial, resiliensi, janda cerai mati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
THE CORELLATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND RESILIENCE
OF WIDOWHOOD
Dyah Ayu Sekar Ambarini
ABSTRAK
This research was intended to investigate the correlation between social
support and resilience on widows. The hypothesis in this research said that there
was a positive and significant correlation bertween social support and resilience
on widows. Subjects in this research were 120 widows. There were two
instrumenst in this research namely social support scale and resilience scale. The
social support scale had 36 items with 0.964 of reliability coefficient and the
resilience scale had 28 items with 0.953 of reliability coefficient. The data
analysis technique in this research used Spearman’s Rho correlation test because
the distribution of social support scale and the distribution of resilience scale
were not normal. Then, this research produced r = 0.788 of correlation value and
0.000 or p < 0.05 significance value. The result in this research showed that there
was a positive and significant correlation between social support and resilience
on widows. It meant that the higher social support which was received by widows,
the higher resilience they had. Otherwise, the lower social support was received
by widows, the lower resilience they had.
Keywords: Social support, resilience, widows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, kasih sayang dan karuniaNya kepada penulis, sehingga
penulis mampu menyelesaikan karya skripsi ini dengan baik. Selanjutnya, tidak
lupa juga penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam memberikan penulis bantuan dan dukungan untuk menyelesaikan
karya ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Monica Eviandaru M., M.App., Ph.D selaku Ketua Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Maria Laksmi Anantasari M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah bersedia membantu dalam memberikan
masukan, kritik serta saran yang berkaitan dengan mata kuliah dan
skripsi selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang selalu membantu dan meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, masukan, saran serta arahan bagi penulis
dalam proses penyelesaian karya skripsi ini. Terima kasih penulis
ucapkan karena telah memberikan pelajaran berharga tidak hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
mengenai penulisan skripsi tetapi juga mengajarkan banyak nilai-nilai
kehidupan.
5. Bapak Ambardi dan Ibu Marsini selaku orangtua dari penulis yang
selalu memberikan dukungan baik berupa dukungan emosional
maupun dukungan materiil untuk penulis serta memberikan arahan dan
kasih sayangnya agar penulis dapat cepat menyelesaikan pendidikan
hingga akhirnya penulis mampu menyelesaikannya. Penulis berharap
untuk ke depannya, orangtua akan selalu tetap memberikan
dukungannya dan kasih sayangnya kepada penulis.
6. Hanif Atha Ammar selaku adik dari penulis. Terima kasih atas
dukungan, kasih sayang dan semangat yang diberikan iuntuk penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Fiyogananto Primatmojo, terima kasih untuk selama ini selalu
membantu, mendoakan, memberi semangat, menemani, meluangkan
banyak waktunya, tenaga, perhatian dan kasih sayangnya guna
mendukung penulis agar segera menyelesaikan penulisan skripsi.
Makasih yaaaa, walaupun sering berantem tapi aku padamu
8. Bapak Opik, selaku pengurus Komunitas Pengajian Ummu Salamah.
Terima kasih telah membantu penulis dalam proses penyelesaian
skripsi dan dalam proses pengambilan data.
9. Kepada Pendeta Gunawan, Ibu Sulinah, Ibu Dewi, dan semua
pengurus dari GKJ Sarimulyo. Terimakasih atas bantuan, waktu dan
saran yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
10. Seluruh anggota Pengajian Ummu Salamah dan seluruh anggota
Komunitas Gereja di GKJ Sarimulyo. Terima kasih atas bantuan dalam
kesediaannya dalam mengisi skala penelitian.
11. Teman-teman “KONCO KESEL” yakni Carys, Nungky, Dwina, Ana,
Mega, Sekar, Joste terima kasih telah memberikan perhatian,
semangat, hiburan, perjuangan dan kesabarannya untuk penulis.
Semoga kita awet yaa, kalian terbaekk!
12. Teman sejak SMA yakni Alyssa Bella, Anita, Deta, Esty, dan Martha
terimakasih selalu ada untuk penulis dan selalu memberi semangat
serta perhatiannya kepada penulis. Secara tidak langsung kalian adalah
motivasi penulis untuk segera menyusul kalian lulus.
13. Teman sejak SMP yaitu Dina Novitasari, terima kasih sudah
memberikan semangat dan motivasi untuk segera lulus serta
menghibur penulis ketika sedang pusing skripsi.
14. Teman-teman Psikologi Kelas D 2014, terima kasih untuk
dinamikanya selama 4 tahun ini. Sangat senang bisa menjadi bagian
dari kalian. See you on top, gaes!
15. Teman-teman bimbingan Bu Diana, yaitu Dwina, Joste, Kevin, Vanny,
Intan, Wulan, Linda, Vina dan Dea terimakasih atas dinamikanya
selama bimbingan. Terimakasih juga atas segala semangat yang telah
diberikan kepada penulis. Semoga kalian juga segera menyusul, ayo
semangat!!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 10
1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 10
2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 11
A. Resiliensi....................................................................................................... 11
B. Dukungan Sosial ........................................................................................... 17
C. Janda ............................................................................................................. 23
D. Dinamika Hubungan antara Dukungan Sosial dan Resiliensi ...................... 26
E. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 32
F. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 34
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 34
B. Variabel Penelitian........................................................................................ 35
C. Definisi Operasional ..................................................................................... 35
1. Resiliensi .................................................................................................. 35
2. Dukungan Sosial ...................................................................................... 36
D. Subjek Penelitian .......................................................................................... 36
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................................ 37
1. Resiliensi .................................................................................................. 38
2. Dukungan Sosial ...................................................................................... 38
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ............................................................. 39
1. Validitas Alat Ukur .................................................................................. 39
2. Seleksi Item .............................................................................................. 41
3. Reliabilitas Alat Ukur .............................................................................. 47
G. Metode Analisis Data ................................................................................... 49
1. Uji Asumsi Data Penelitian ...................................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
2. Uji Hipotesis ............................................................................................ 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 52
A. Pelaksanaan Penelitian.................................................................................. 52
B. Deskripsi Subjek Penelitian .......................................................................... 53
C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................. 54
D. Analisis Data Penelitian ................................................................................ 61
1. Uji Asumsi ............................................................................................... 61
2. Uji Hipotesis ............................................................................................ 64
E. Analisis Tambahan ....................................................................................... 66
F. Pembahasan .................................................................................................. 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 74
A. Kesimpulan ................................................................................................... 74
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 74
C. Saran ............................................................................................................. 75
1. Bagi Subjek .............................................................................................. 75
2. Bagi Keluarga inti/besar dan orang terdekat ........................................... 75
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 77
LAMPIRAN ........................................................................................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penilaian skala Likert ............................................................................... 37
Tabel 2. Blueprint skala resiliensi sebelum tryout ................................................. 38
Tabel 3. Blueprint skala dukungan sosial sebelum tryout...................................... 39
Tabel 4. Sebaran Item resiliensi setelah tryout ...................................................... 43
Tabel 5. Sebaran Item resiliensi sesudah dilakukan penguguran manual .............. 45
Tabel 6. Sebaran Item dukungan sosial setelah tryout ........................................... 46
Tabel 7. Sebaran Item dukungan sosial sesudah dilakukan penguguran manual .. 47
Tabel 8. Deskripsi subjek berdasarkan usia ........................................................... 53
Tabel 9. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan status pekerjaan ....................... 53
Tabel 10. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan rentang waktu menjanda
........................................................................................................ ………………54
Tabel 11. Deskripsi data empiris skala resiliensi .................................................. 56
Tabel 12. Hasil uji beda antara mean empiris dan mean teoritis skala resiliensi ... 56
Tabel 13. Deskripsi rumus penggolongan variabel berdasarkan standar pembagian
kategori ................................................................................................................... 57
Tabel 14. Deskripsi Kategorisasi Skala resiliensi .................................................. 57
Tabel 15. Deskripsi data empiris skala dukungan sosial ....................................... 58
Tabel 16. Hasil uji beda antara mean teoritik dan mean empiris skala dukungan
sosial ....................................................................................................................... 59
Tabel 17. Deskripsi rumus penggolongan variabel berdasarkan standar pembagian
kategori ................................................................................................................... 60
Tabel 18. Deskripsi kategorisasi skala dukungan sosial ........................................ 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
Tabel 19. Deskripsi data keseluruhan skala dukungan sosial dan resiliensi .......... 61
Tabel 20. Hasil uji normalitas dukungan sosial dan resiliensi ............................... 62
Tabel 21. Hasil uji linearitas antara dukungan sosial dan resiliensi ..................... 63
Tabel 22. Hasil uji hipotesis Spearman’s Rho Correlations .................................. 65
Tabel 23. Tabel deskripsi tingkat korelasi dan kekuatan hubungan ...................... 65
Tabel 24. Hasil uji beda resiliensi berdasarkan status bekerja ............................... 68
Tabel 25. Hasil uji beda resiliensi berdasarkan lama menjanda ............................ 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir ................................................................................ 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Penelitian .................................................................................. 85
Lampiran 2 Reliabilitas dan Korelasi Item Total Skala Resiliensi ........................ 99
Lampiran 3 Reliabilitas dan Korelasi Item Total Skala Dukungan Sosial........... 103
Lampiran 4 Data Empiris Skala Penelitian .......................................................... 107
Lampiran 5 Uji Normalitas .................................................................................. 108
Lampiran 6 Uji Linearitas .................................................................................... 109
Lampiran 7 Uji Korelasi Spearman’s Rho ........................................................... 109
Lampiran 8 Analisis Tambahan ........................................................................... 110
Lampiran 9 IVI-I & IVI-R Skala Penelitian ........................................................ 112
Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernikahan merupakan sebuah ikatan yang dilakukan secara sah antara
pria dan wanita sesuai dengan peraturan-peraturan negara yang berlaku
(Walgito, 2002). Menurut Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1
tentang Perkawinan, pernikahan didefinisikan sebagai ikatan lahir batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Suatu pernikahan dianggap ideal jika dapat
memberikan keintiman, komitmen, pertemanan, kasih sayang, pemenuhan
kebutuhan seksual, kebersamaan, perkembangan emosional, dan harga diri
bagi seseorang (Papalia, Olds, & Feldmann, 2009).
Akan tetapi, kebahagiaan atas suatu pernikahan akan terhenti saat salah
satu dari pasangannya harus kembali menghadap Tuhan (Mardhika, 2013).
Menurut Atkinson, Atkinson dan Hilgrad (dalam Sawitri, 2007) kematian dari
salah satu pasangan, akan memunculkan nilai perubahan kehidupan yang
paling tinggi dibandingkan dengan peristiwa lain yang terjadi dalam
kehidupan seseorang yang ditinggalkan. Dalam Papalia, Olds, dan Feldman
(2009) dijelaskan bahwa kehilangan seseorang karena terjadinya kematian
dapat membawa perubahan status dan peran dari seseorang yang
ditinggalkan. Kehilangan (loss) merupakan pengalaman yang akan terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
sepanjang kehidupan manusia yang akan terus dialami kembali walaupun
dalam bentuk yang berbeda (Shear & Shair, 2005). Setelah terjadinya
kehilangan, individu akan merasakan keadaan berduka yang merupakan
respon normal akibat mengalami kehilangan (Shear & Shair, 2005).
Kehilangan pasangan yang disebabkan karena kematian merupakan suatu
peristiwa yang dapat menimbulkan stres (Aprilia, 2013).
Menurut Berk (2012), individu yang harus mengatur ulang hidup,
identitas dan status mereka dengan meninggalkan identitas atau atribut dari
pasangannya yang sudah meninggal disebut kondisi menjanda atau menduda.
Menurut Badan Pusat Statistik tentang kependudukan terdapat dua kategori
janda atau duda, yaitu cerai mati dan cerai hidup. Cerai hidup didefinisikan
sebagai status dari seseorang yang telah hidup secara terpisah dengan suami
atau istrinya karena bercerai. Sedangkan cerai mati merupakan status bagi
seseorang yang telah hidup terpisah dengan suami atau istrinya karena
meninggal dunia (Badan Pusat Statistik, 2015).
Menurut laporan Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis
Komunitas-Perempuan Kepala Keluarga (SPKBK-PEKKA) pada tahun 2011-
2012 total keluarga mencapai 89.960 dan keluarga yang dikepalai oleh
perempuan (KKP) mencapai 15.644 keluarga. Berdasarkan data Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) jumlah janda yang tercatat
hingga Juni 2016 mencapai 17.419 jiwa dengan jumlah janda yang
mengalami cerai mati mencapai 12.626 jiwa (Mardani, 2017). Sedangkan
menurut Tantan Hadiansyah selaku Kepala Bidang Pengelolaan Informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data Disdukcapil jumlah laki-
laki dengan status duda akibat cerai hidup mencapai 1.845 jiwa sedangkan
akibat cerai mati mencapai 2.142 jiwa (JawaPos, 2017). Hal tersebut
menunjukkan bahwa populasi janda memiliki jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah duda walaupun setiap tahunnya selalu
meningkat (JawaPos, 2017).
Akan tetapi pada pria biasanya status menduda tidak berlangsung lama
karena adanya keterbatasan untuk merawat dirinya sehingga membuat duda
memilih untuk menikah kembali (Desiningrum, 2015). Sedangkan bagi janda,
kehilangan suami menjadi fenomena yang traumatik dan menyedihkan bagi
sebagian wanita karena untuk menjalani kehidupan sebagai orangtua tunggal
merupakan hal yang tidak mudah dan berat (Aprilia, 2013). Menurut
Perlmutter dan Hall (dalam Aprilia, 2013) berperan sebagai orangtua tunggal
bagi wanita akan membuatnya mengalami perubahan yang dapat
menimbulkan masalah karena seseorang yang seharusnya hanya berperan
sebagai ibu saja pada akhirnya harus berperan ganda. Keadaan menjanda bagi
wanita dengan usia lansia akan mengalami permasalahan yaitu menurunnya
kesehatan dan fisiknya serta memiliki persaaan kesepian (Desiningrum,
2015). Selain itu, menurut Jahja (2011) terdapat masalah umum pada masa
menjanda, yakni masalah keuangan, masalah sosial, masalah keluarga,
masalah praktis, masalah seksual, dan masalah tempat tinggal.
Permasalahan spesifik yang terjadi pada janda yang ditinggal mati oleh
suaminya antara lain mereka mengalami kesedihan yang mendalam akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
kepergian dari suami yang tidak terduga, kehilangan peran suami, kesulitan
dalam mengurus anak dan permasalahan ekonomi dalam kehidupan sehari-
hari (Mardhika, 2013). Perubahan status menjadi seorang janda juga
menyebabkan permasalahan bagi wanita dalam lingkungan sosialnya
(Fernandez & Soedagijono, 2018). Menjadi janda juga menimbulkan masalah
pada kesehatan baik fisik maupun mentalnya (Hendrickson et al., 2018).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 2 Februari 2018 di
Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta oleh salah satu subjek dengan
inisial YR permasalahan mengenai anggapan atau persepsi negatif tentang
status janda masih sering terdengar direndahkan. Beberapa orang di
lingkungannya janda sering kali dianggap lemah dan serba kekurangan.
Selain itu, subjek juga menganggap bahwa latar belakang pendidikan menjadi
salah satu permasalahan pada janda. Seorang janda dengan latar belakang
pendidikan yang tinggi akan mudah mendapatkan pekerjaan, sedangkan bagi
yang memiliki latar belakang rendah akan kesulitan dalam mencari
penghasilan.
Di Indonesia, fenomena yang berkaitan dengan permasalahan janda
juga masih tergolong banyak seperti yang dilansir dalam Tribunnews (2016)
bahwa seorang janda 26 tahun yang ditinggal meninggal oleh suaminya
cenderung mengalami stress dan lebih memilih untuk melakukan hal negatif
yaitu memakai narkoba untuk menghilangkan stres dan beban hidup yang
membuatnya kesulitan tidur. Kemudian, terdapat contoh lain dari
permasalahan janda terkait dengan kesulitan ekonomi seperti dilansir dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
TribunJambi (2018) yang mana seorang janda 53 tahun dengan 5 anak yang
ditinggal suaminya meninggal dunia memilih nekat menjual ganja untuk
membiayai hidupnya sehari-hari dan membayar hutang sebanyak 12 juta.
Selain itu, terdapat permasalahan janda di lingkungan sosialnya yaitu status
sebagai janda masih dipandang dengan sebelah mata, seolah-olah kehadiran
janda masih sulit diterima di tengah-tengah masyarakat bahkan banyak dari
masyarakat yang menganggap janda sebagai suatu aib, sering disudutkan,
disalahkan bahkan status janda sering dijadikan lelucon (Bernas.id, 2017).
Banyaknya masalah yang muncul selama menjadi seorang wanita
dengan peran orangtua tunggal membutuhkan penyesuaian diri untuk
menghadapi banyaknya perubahan (Aprilia, 2013). Janda juga memerlukan
kemampuan diri agar dapat menghadapi tekanan-tekanan maupun
permasalahan hidup agar dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik
(Naufaliasari & Andriani, 2006). Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan
kemampuan resiliensi pada wanita yang kehilangan suaminya akibat
meninggal dunia (Fernandez & Soedagijono, 2018). Kemampuan atau
kapasitas yang dimiliki seseorang, kelompok atau masyarakat untuk
menghadapi, mencegah, meminimalkan dan menghilangkan dampak-dampak
yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan atau
mengubah kondisi kehidupan yang menyedihkan menjadi suatu hal yang
wajar untuk diatasi yang disebut kemampuan resiliensi (Desmita, 2007).
Resiliensi yaitu kemampuan yang dimiliki individu untuk mengatasi
kesulitan dan melanjutkan perkembangannya seperti semula (Ungar, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
Menurut Sagor (dalam Patilima, 2015) resiliensi adalah kumpulan atribut dari
seorang individu berupa kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi
hambatan besar dalam kehidupannya. Pada kenyataannya, penelitian yang
memfokuskan pada resiliensi khususnya pada janda masih terbilang minim
(Bennett, 2010). Selain itu, Bennett (2010) juga menyatakan bahwa masih
terdapat janda yang memiliki tingkat resiliensi rendah semenjak
meninggalnya sang suami atau pasangannya.
Menurut Resnick, Gwyther dan Roberto (2011) terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi resiliensi pada seseorang yaitu self-esteem,
spiritualitas, emosi positif dan salah satu sumber yang menjadi fokus
penelitian ini yaitu berhubungan dengan dukungan sosial yang diberikan
lingkungan untuk dirinya. Menurut Grotberg (dalam Patilima, 2015) kualitas
resiliensi yang dimiliki pada setiap orang tidak sama dikarenakan hal tersebut
ditentukan oleh salah satu faktornya yaitu seberapa besar dukungan sosial
dalam pembentukan resiliensi seseorang tersebut. Menurut Gollieb (dalam
Smet, 1994) dukungan sosial adalah informasi verbal atau non verbal serta
bantuan yang nyata atau perilaku yang diberikan dari orang-orang di sekitar
subjek di dalam lingkungan sosialnya baik berupa kehadiran atau hal-hal
yang memberi kekuatan emosional yang dapat mempengaruhi perilaku
subjek.
Young (2006) mengatakan dukungan sosial terdapat dua bentuk yaitu
dukungan sosial yang dirasakan atau diterima oleh individu (received
support) dan dukungan yang dipersepsikan (perceived support). Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
berfokus pada received support yang mana dukungan sosial dilakukan dengan
menghitung berdasarkan bentuk atau jumlah dukungan sosial yang diberikan
oleh orang lain. Dukungan sosial yang diterima oleh individu dapat berasal
dari keluarga, teman, rekan kerja, komunitas atau organisasi yang diikuti
(Sarafino, 2008).
Sumber lain dari dukungan sosial yang terpenting yaitu berasal dari
dukungan anak karena bagi seorang janda anak merupakan motivasi penting
untuk dapat menjadi kuat dan bersemangat dalam menghadapi permasalahan
(Hendrickson, Kim, Tol, Shrestha, Kafle, Luitel, Thapa, & Surkan, 2018).
Seorang janda memiliki keinginan kuat untuk mampu memberikan masa
depan yang terbaik bagi anak-anaknya sehingga anak merupakan kekuatan
seorang janda dalam menghadapi tekanannya dan tidak akan mempengaruhi
tekadnya dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya (Aprilia, 2013). Pada
umumnya yang terjadi pada lansia janda, anak-anak cenderung sudah mandiri
dan berumah tangga sehingga rumah terasa sepi dan janda harus mampu
mengatasi masalah ekonomi dan sosialnya secara mandiri (Desiningrum,
2015). Selain itu, bentuk dari dukungan sosial yang dilakukan dengan cara
menjalin hubungan dengan orang lain dan terlibat dengan lingkungan sosial
merupakan faktor penting terkait tingkat keberhasilan seseorang dalam
mencapai resiliensi (Hendrickson et. al., 2018).
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa ketika dukungan
sosial yang diterima memadai, melalui ikatan sosial yang dijalin dengan
orang lain maka akan mempengaruhi kehidupan janda (Hendrickson et. al.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
2018). Hingga pada akhirnya, janda yang mampu beresiliensi akan mampu
menemukan jalan untuk menempuh kehidupannya sehari-hari tanpa adanya
suami (Hahn, 2011). Akan tetapi pada kenyataannya, Aprilia (2013)
mengatakan bahwa pada umumnya beberapa janda mengatakan bahwa
dukungan sosial yang mereka terima masih sangat minim dan terbatas
dikarenakan adanya isolasi sosial terkait dengan anggapan miring mengenai
statusnya sebagai janda.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Prastitis (2015)
menyatakan bahwa dukungan sosial memiliki korelasi yang positif dengan
resiliensi yang mana apabila dukungan sosial tinggi maka resiliensi juga
cenderung tinggi, dan sebaliknya jika dukungan sosial rendah maka resiliensi
juga rendah. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Tampi, Kumaat
dan Masi (2013) memperoleh hasil bahwa dukungan sosial memiliki
hubungan positif dan signifikan terhadap tingkat resiliensi seseorang.
Akan tetapi dalam sebuah penelitian lain yang dilakukan oleh Diaz
(2012) terkait hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi memiliki
perbedaan hasil dan bertolak belakang dengan kedua penelitian di atas, yaitu
penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara hubungan dukungan sosial dengan resiliensi pada seseorang.
Diaz (2012) berasumsi bahwa kemampuan resiliensi tidak selalu dipengaruhi
oleh dukungan sosial yang diterima melainkan adanya faktor lain yang juga
mempengaruhi tingkat resiliensi seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
Berdasarkan perbedaan hasil di atas, maka peneliti membuat penelitian
ini guna ingin menguji kembali mengenai hubungan antara dukungan sosial
dengan resiliensi dengan subjek janda. Penelitian yang dilakukan ini
dikhususkan bagi perempuan yang ditinggalkan oleh pasangannya akibat
kematian, yang mana seorang janda yang ditinggal meninggal oleh
pasangannya akan memiliki resiko lebih besar secara psikologis (Andriani &
Naufaliasari, 2013) serta beberapa hal yang dialami oleh janda bahwa
dukungan sosial yang mereka terima masih tergolong terbatas dikarenakan
adanya isolasi sosial dan anggapan miring mengenai statusnya sebagai janda
(Aprilia, 2013).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan
antara dukungan sosial dengan tingkat resiliensi pada janda yang ditinggal
meninggal oleh suami?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara
dukungan sosial dengan resiliensi pada janda yang ditinggal mati oleh suami.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang terkandung dalam penelitan ini mencakup dua macam:
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan berupa wawasan atau
pengetahuan mengenai hubungan dukungan sosial dan resiliensi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
janda yang ditinggal mati oleh suami di bidang psikologi khususnya
perkembangan dan sosial.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lingkungan sekitar
Penelitian ini secara praktis diharapkan mampu memberikan evaluasi
bagi orang-orang terdekat janda terkait dukungan sosial yang
diberikan memiliki hubungan dengan tingkat resiliensi yang dimiliki
oleh janda.
b. Bagi janda
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi evaluasi bagi janda terkait
pentingnya dukungan sosial agar janda dapat mencapai resiliensi dan
berguna bagi janda dalam mencari dukungan sosial dari lingkungan
terdekatnya agar mampu mencapai kemampuan resiliensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Resiliensi
1. Pengertian Resiliensi
Desmita (2007) mengatakan bahwa resiliensi merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang, kelompok atau pihak masyarakat
dalam menghadapi, mencegah, dan menghilangkan dampak negatif dari
situasi yang tidak menyenangkan serta mengubah sesuatu yang sulit
menjadi sesuatu yang wajar untuk diatasi. Menurut Werner (dalam
Desmita, 2007) resiliensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan
individu untuk kembali mencapai keberhasilannya dalam beradaptasi dari
kesulitan dengan mengembangkan kemampuan sosial, pendidikan dan
kejuruannya untuk menghadapi stres.
Rutter (dalam Kalil, 2003) mengatakan bahwa resiliensi merupakan
hasil dari keberhasilan mengatasi resiko dalam hidupnya, bukan
penghindaran akan resiko atau bahaya. Menurut Reich, John, Zautra,
Alex dan Hall (2010) resiliensi didefinisikan sebagai hasil keberhasilan
dari adaptasi seseorang terhadap kesulitan yang dihadapi. Resiliensi juga
berfokus pada kemampuan seseorang untuk bangkit atau pulih dari
keadaan stres, sehingga membuat individu mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
mengembalikan keseimbangan dan memulihkan keadaan mentalnya
seperti semula dengan cepat (Reich et al., 2010).
Penelitian ini mengacu pada konsep dari Reivich dan Shatte (dalam
Jackson & Chris, 2004) mengatakan bahwa reseliensi merupakan
kemampuan seseorang untuk bertahan dan beradaptasi terhadap suatu
tekanan yang sulit. Reivich and Shatte juga mengatakan bahwa resiliensi
bukan hanya membuat seseorang dapat pulih dari suatu kesulitan, tetapi
resiliensi juga mampu meningkatkan kehidupan seseorang lebih positif
(Suyasa, 2011). Selain itu, konsep resiliensi dari Reivich dan Shatte dapat
digunakan karena dapat memperlihatkan tingkat resiliensi yang dimiliki
oleh seseorang (Jackson & Chris, 2004).
2. Aspek-aspek Resiliensi
Menurut Reivich dan Shatte (dalam Jackson & Chris, 2004),
terdapat tujuh aspek kemampuan dalam resiliensi. Aspek-aspek
kemampuan resiliensi yang dikembangkan oleh Reivich dan Shatte
mampu digunakan untuk melihat tingkat resiliensi pada individu
(Jackson & Chris, 2004; Taufiq, Susanty, Titi, & Nurlina, 2014) dan
berfungsi sebagai kunci untuk mengembangkan dan membangun
resiliensi pada tingkat individu maupun organisasi atau kelompok, serta
aspek-aspek resiliensi dilihat secara keseluruhan bukan per masing-
masing aspek (Jackson & Chris, 2004). Tujuh aspek tersebut yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
a. Regulasi Emosi (Emotion Regulation)
Dalam regulasi emosi, kemampuan resiliensi dianggap sebagai
kemampuan untuk tetap tenang ketika berada dalam kondisi yang
tertekan sehingga seseorang yang resilien menggunakan
kemampuannya untuk mengontrol/mengelola emosi dan perilakunya.
b. Pengendalian Impuls (Impuls Control)
Kontrol impuls merupakan kemampuan dalam mengontrol
dorongan-dorongan, keinginan, kesukaran dan tekanan yang ada di
dalam diri untuk kepuasan dirinya. Individu yang memiliki
kemampuan dalam mengontrol impulsnya akan mampu mencegah
kesalahan dalam berpikir, dapat berpikir jernih dan mampu
memberikan respon yang sesuai dengan permasalahan yang sedang
dihadapi. Kontrol impuls ini juga berhubungan dengan regulasi
emosi.
c. Analisis Kausal (Causal Analysis)
Kemampuan menganalisis masalah merupakan kemampuan
individu untuk dengan mudah mengidentifikasi penyebab-penyebab
dari masalah-masalah yang mereka hadapi secara akurat. Namun,
apabila seseorang tidak dapat mengidentifikasi masalah dengan
tepat, maka individu tidak akan dapat menyelesaikan masalahnya
dengan baik dan cenderung mengulang kesalahan yang sama.
Seseorang yang dianggap resilien akan mampu berpikir diluar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
kemampuannya untuk dapat mengidentifikasi permasalahan,
berfokus pada masalah dan menemukan solusi
d. Efikasi Diri (Self-Efficacy)
Self-Efficacy merupakan keyakinan individu bahwa dirinya
dapat menyelesaikan masalahnya secara efektif. Seseorang yang
memiliki efikasi diri yang tergolong tinggi akan yakin pada
kemampuannya untuk dapat berhasil dalam mencapai kesuksesannya
serta memiliki komitmen dalam pemecahan masalahnya dan tidak
mudah menyerah dalam kegagalan menentukan strategi-strategi
pemecahan masalahnya.
e. Optimisme (Realistic Optimism)
Optimis merupakan kemampuan individu untuk tetep positif
dalam memandang masa depannya. Individu akan meyakini bahwa
berbagai hal yang terjadi di dalam dirinya dapat berubah menjadi
lebih baik, memiliki harapan masa depan dan percaya untuk mampu
mengontrol atau menangani masalah yang akan muncul di masa
depan. Individu yang optimis cenderung akan lebih sehat secara
fisik, dapat berprestasi dengan baik serta dapat lebih produktif dalam
bekerja.
f. Empati (Emphaty)
Empati menggambarkan kemampuan seseorang dalam
membaca petunjuk dari orang lain yang berkaitan dengan kondisi
psikologis dan emosionalnya seperti menginterpretasikan perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
non verbal maupun verbal seseorang guna dapat membangun relasi
yang lebih baik. Individu yang resilien akan mampu berempati
dengan membaca tanda-tanda non verbal orang lain dan cenderung
memiliki hubungan sosial yang positif.
g. Pencapaian (Reaching Out)
Pencapaian merupakan kemampuan seseorang untuk
meningkatkan aspek positif di dalam dirinya yang berkaitan dengan
keberanian individu untuk mencoba mengatasi masalah ataupun
berani mengambil resiko dan menganggap masalah sebagai sebuah
tantangan. Pada akhirnya, resiliensi tidak hanya berfungsi untuk
mengatasi masalah atau trauma yang berat, akan tetapi berguna
untuk memperkaya hidup, memperdalam relasi dan menambah
pengalaman yang baru.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa resiliensi memiliki
tujuh aspek yaitu regulasi emosi, kontrol impuls, analisis kausal, efikasi
diri, optimisme, empati dan pencapaian.
3. Faktor – Faktor Resiliensi
Menurut Resnick, Gwyther dan Roberto (2011) dalam
pembentukan resiliensi terdapat empat faktor yang mempengaruhi, antara
lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
a. Self-esteem
Seseorang yang memiliki self-esteem atau kepercayaan diri
yang baik, dapat membantunya untuk dapat bangkit dalam
menghadapi kesengsaraan atau keterpurukan.
b. Dukungan Sosial (Social Support)
Resiliensi berhubungan dengan dukungan sosial dimana dalam
menghadapi kesulitan atau kesengsaraan dibutuhkan dukungan atau
support dari lingkungan sekitarnya untuk dapat meningkatkan
resiliensi dalam menyelesaikan masalah serta dapat bangkit dari
keterpurukan yang dialami seseorang. Selain itu, menurut
Hendrickson et. al. (2018) dukungan sosial merupakan faktor
penting yang dapat menentukan keberhasilan seseorang dalam
mencapai resiliensi.
c. Spiritualitas
Faktor lain yang dapat mempengaruhi bahkan meningkatkan
resiliensi yaitu spiritualitas. Pada faktor ini, manusia cenderung
memandang dan mempercayai bahwa ketika seseorang mengalami
kesulitan, ia akan selalu ditolong oleh Tuhan sehingga seseorang
merasa mampu untuk menyelesaikan segala kesulitannya atau
kesengsaraannya.
d. Emosi Positif
Faktor penting lainnya yang dapat mempengaruhi
pembentukan resiliensi pada seorang individu yaitu emosi positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
Seseorang yang sedang menghadapi situasi sulit atau kritis sangat
membutuhkan emosi positif karena dengan memiliki emosi positif
seseorang dapat mengurangi tekanan atau stres secara lebih efektif.
Selain itu, dengan adanya rasa syukur yang baik, seseorang mampu
mengendalikan emosi negatif dan dapat meningkatkan emosi positif
dalam menghadapi segala kesulitan akan permasalahan yang ada
dalam hidupnya.
B. Dukungan Sosial
1. Pengertian Dukungan Sosial
Dukungan sosial (Sarafino, 2008) mengacu pada pemberian
kenyamanan, kepedulian dan penghargaan serta bantuan yang diterima
oleh individu dari orang lain atau kelompok dengan merawat, menerima
dan menghargainya. Santrock (2006) mengatakan bahwa dukungan sosial
merupakan informasi atau tanggapan dari pihak lain yang disayangi,
dicintai yang menghargai dan menghormatinya, serta yang memiliki
hubungan saling bergantung satu sama lain.
Menurut Rook (dalam Smet, 1994) dukungan sosial merupakan
salah satu fungsi dari pertalian atau ikatan sosial yang dapat
menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal
yang akan melindungi individu dari stres. Menurut Rodin dan Salovey
(dalam Smet, 1994) penikahan dan keluarga merupakan sumber dari
dukungan sosial yang paling penting bagi seseorang. Shakespeare-Finch
dan Obst (2011) mengatakan bahwa dukungan sosial yaitu pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
dukungan yang dapat mempengaruhi kesehatan individu baik secara fisik
maupun psikologis, baik pada individu maupun kelompok sosial.
Menurut Schwarzer dan Leppin (dalam Smet, 1994) dukungan
sosial dapat dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang diberikan
orang lain kepada individu (perceived support) dan dianggap sebagai
kognisi individu yang mengacu pada pesepsi terhadap dukungan yang
diterima (received support). dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada
dukungan yang diterima oleh individu dari orang lain (perceived
support). Selain itu, Sarafino (2008) mengatakan bahwa individu yang
mendapatkan dukungan sosial akan memiliki keyakinan bahwa dirinya
dicintai, dirawat, dihargai, berharga dan merasa bahwa dirinya
merupakan bagian yang berarti dari lingkungannya.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan
sosial merupakan bantuan berupa fisik dan emosional yang diberikan
oleh lingkungan sekitar terdiri dari keluarga, teman dan orang-orang
yang terlibat dengan individu sehingga dapat membantu individu agar
merasa dihargai, dirawat dan dicintai.
2. Dimensi dari Dukungan Sosial
Declercq, Vanheule, Markey dan Willemsen (dalam Shakespeare-
Finch & Obst, 2011) mengemukakan dua dimensi utama dari dukungan
sosial yang secara konsisten menonjol dan mencakup tipe-tipe dari
dukungan sosial. Kedua dimensi dari dukungan sosial tersebut yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
a. Dukungan Emosional (emotional support)
Dimensi dari dukungan sosial yaitu dukungan emosional
terdiri atas pengakuan sosial dari orang lain seperti pujian atau
penghargaan terhadap suatu perilaku yang dilakukan individu serta
mencakup penguatan sosial seperti rasa empati, kepedulian, percaya,
penyemangat, penerimaan secara positif dan meyakinkan sebagai
penilaian terhadap perilaku, penguatan sosial atau aspek dari
dorongan sosial.
b. Dukungan Instrumental (instrumental support)
Dimensi dari dukungan sosial yaitu dukungan instrumental ini
terdiri dari pemberian informasi atau masukan-masukan serta saran
atau arahan guna membantu orang lain untuk menyelesaikan
masalah atau tugas-tugas yang diberikan secara langsung dari
individu yang bersangkutan. Dukungan instrumental juga merupakan
dukungan yang diberikan dalam bentuk tenaga, waktu, keterampilan
atau pengetahuan yang diberikan kepada individu yang bersangkutan
guna menyelesaikan masalah atau tugas dari individu.
3. Sumber Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat diperoleh individu dari berbagai sumber.
Sarafino (2008) menjelaskan bahwa dukungan sosial dapat berasal dari
keluarga, teman, dokter serta komunitas dan organisasi yang terlibat
dengan individu. Dukungan sosial juga dapat berasal dari lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
atau tempat kerja yang biasa diberikan oleh supervisor, atasan, maupun
rekan kerja (Taylor et al., 2006).
Selain itu, dukungan sosial yang terpenting yaitu berasal dari
dukungan anak karena bagi seseorang anak merupakan motivasi penting
untuk dapat menjadi kuat dan bersemangat dalam menghadapi
permasalahan (Hendrickson, Kim, Tol, Shrestha, Kafle, Luitel, Thapa, &
Surkan, 2018). Menurut Cohen dan Syrne (dalam Aprilia, 2013)
dukungan sosial lain juga dapat bersumber dari tempat kerja, keluarga,
dan teman di lingkungan sekitarnya.
4. Dampak dari Dukungan Sosial
Terdapat beberapa dampak dari dukungan sosial meliputi:
a. Dukungan sosial dapat mengurangi atau mencegah seseorang
mengalami stres.
Menurut Sarason, Levine, Basham, dan Sarason (1983)
gagasan yang mendukung hal tersebut yaitu hubungan yang positif
dapat menumbuhkan kemandirian dan kegigihan seseorang dalam
menghadapi tantangan dan rintangan dari masalahnya. Penelitian
yang dilakukan oleh Turner (dalam Sarafino, 2008) terkait dengan
dukungan sosial yang dapat mengurangi stres yaitu pengaruh
dukungan sosial terhadap dua penyebab stres lain: (1) menjadi ibu
baru dan (2) mengalami gangguan pendengaran pada seseorang di
masa dewasa. Kedua penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa
seseorang dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi tidak memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
tekanan psikologis atau stress dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki tingkat dukungan rendah (Sarafino, 2008).
Selain itu, terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh
Fleming, Baum, Gisriel dan Gatchel (dalam Sarafino, 2008) terkait
dengan pengaruh dukungan sosial terhadap stres yang dialami oleh
orang-orang memperoleh hasil bahwa penduduk dengan tingkat
dukungan emosional yang tinggi akan memiliki ketegangan
psikologis, stress dan gangguan kognitif yang rendah dibandingkan
penduduk yang memiliki tingkat dukungan emosional rendah.
b. Dukungan sosial dapat bermanfaat untuk kesehatan seseorang.
Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dukungan yang
diberikan orang lain ketika menghadapi efek negatif dari stres yang
tinggi (Sarafino, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Karlin,
Brondolo dan Schwart (2003) menemukan bahwa dukungan sosial
berfungsi dalam menangani stres kerja. Seseorang yang mengalami
stres kerja jika diberikan dukungan sosial maka akan menghasilkan
tekanan darah yang rendah. Selain itu, Sarafino (2008) mengatakan
bahwa pandangan positif yang dimiliki individu dapat bermanfaat
bagi kesehatan terlepas dari pengalaman stres dan membuat individu
lebih tahan terhadap penyakit. Seseorang yang memiliki tingkat
dukungan sosial yang tinggi dapat mendorong orang lain untuk
menjalani gaya hidup yang lebih sehat dibandingkan seseorang yang
memiliki dukungan sosial rendah (Sarafino, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
c. Dukungan sosial membuat seseorang memiliki harga diri dan rasa
dimiliki yang kuat.
Sarafino (2008) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki
dukungan sosial tinggi akan memiliki harga diri dan rasa memiliki
yang kuat. Dalam penelitiannya Sarason, Levine, Basham dan
Sarason (1983) mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki
dukungan sosial tinggi lebih sering mengalami pengalaman yang
lebih positif dalam kehidupannya, memiliki harga diri yang tinggi
dan cenderung memiliki pandangan hidup yang lebih optimis
dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki dukungan sosial
rendah. Orang-orang yang memiliki dukungan sosial yang rendah
memiliki keterkaitan dengan external locus of control, relatif
memiliki ketidakpuasan terhadap kehidupannya, dan mengalami
kesulitan untuk bertahan dalam suatu masalah tanpa menghasilkan
solusi.
d. Dukungan sosial dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang
Dukungan sosial sangat berhubungan dengan kemampuan
resiliensi yang dimiliki seseorang. Penelitian lain menemukan bahwa
resiliensi dan dukungan emosional dapat menghasilkan kualitas
hidup yang tinggi bagi orang dewasa (Resnick et al., 2011). Dalam
sebuah penelitian yang dilakukan oleh Poindexter dan Shippy (2008)
terhadap orang dengan HIV di New York menemukan bahwa
ketersediaan dukungan sosial di kalangan kelompok berkontribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
terhadap resiliensi yang dimiliki oleh kelompok (Resnick et al.,
2011).
C. Janda
1. Pengertian Janda
Single mother atau janda merupakan orangtua tunggal yang terdiri
dari ibu yang menjalankan tugasnya dengan tanggung jawab penuh dan
mampu mengurus anak-anaknya dengan berani mengambil segala
resikonya (Sari, 2015). Menurut Dwiyani (dalam Akmalia, 2013)
seseorang dikatakan janda atau single mother apabila seorang perempuan
atau ibu yang mengasuh anak-anaknya secara mandiri tanpa didampingi
oleh sosok suami atau pasangannya yang disebabkan karena perceraian,
kematian, tempat tinggal yang terpisah, kehamilan diluar nikah dan
mengadopsi anak atau mengasuhnya secara mandiri.
Menurut Balson (dalam Aprilia, 2013) orangtua tunggal yaitu
orangtua yang dalam menjalankan rumah tangganya hanya sendirian atau
seorang diri tanpa adanya pasangan yang mendampingi. Berdasarkan
beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa janda atau single
mother yaitu seorang sosok ibu yang harus menjalankan tugasnya untuk
mengurus keluarganya sebagai tanggung jawabnya tanpa didampingi
oleh suaminya.
2. Kondisi Psikologis Janda
Menurut Jahja (2011) terdapat enam permasalahan umum yang
dialami oleh janda, yaitu masalah ekonomi. Kondisi janda yang ditinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
suaminya meninggal mengalami penurunan karena sumber pendapatan
dari suami terhenti sehingga menyebabkan janda mengalami
permasalahan keuangan dan mata pencaharian keluarga tidak mencukupi
untuk memenuhi keperluan keluarganya. Kedua, janda juga mengalami
permasalahan sosial. Hal tersebut terjadi karena masalah statusnya
sebagai janda serta sulitnya bergabung ke dalam lingkungan sosial
masyarakat karena tidak ada yang membantunya dalam mengurus
kehidupan sehari-hari.
Ketiga, masalah keluarga karena janda cenderung memiliki peran
ganda sebagai ayah sekaligus sebagai ibu serta diharuskan dapat
menyelesaikan barbagai masalah yang ada di dalam keluarga dan dalam
mengurus anak. Keempat, masalah praktis yang janda alami seperti
mencoba menghadapi masalah yang ada di rumah dan menjalankan
rumah tangganya secara mandiri setelah sebelumnya terbiasa dibantu
oleh suaminya.
Kelima, masalah seksual karena kesendirian dan rasa frustasi akibat
tak terpenuhinya seksualitasnya sebab tidak ada lagi suami dan janda
berusaha menjaga agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang
menyimpang dalam memenuhi kebutuhan seksualnya. Keenam, masalah
tempat tinggal di mana seorang janda akan tinggal bergantung pada dua
kondisi baik pada status ekonomi maupun memiliki seseorang yang dapat
diajak untuk tinggal bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
Selain itu, terdapat permasalahan spesifik yang terjadi pada janda
sepeninggal suaminya yaitu kesedihan yang mendalam dan
berkepanjangan karena suami meninggal tanpa terduga akan
mempengaruhi atau mengganggu kehidupannya sehari-hari (American
Psychiatric Association, 2013 dalam Hendrickson, Kim, Tol, Shrestha,
Kafle, Luitel, Thapa, dan Surkan, 2018). Menurut Arizmendi (dalam
Hendrickson et al., 2018).kehilangan pasangan dapat membuat seseorang
mengalami masalah pada kesehatannya baik secara fisik maupun secara
mentalnya dan menyandang status sebagai janda memiliki resiko yang
besar mengalami depresi dan kematian dini dibandingkan dengan wanita
yang menikah.
Masalah lain yang dialami oleh mayoritas janda dengan usia muda
yaitu masih banyak stereotipe yang ditujukan kepada janda yaitu sebagai
wanita penggoda, genit, atau perusak rumah tangga karena statusnya
yang tidak memiliki suami dan juga status janda memiliki konotasi lebih
negatif dibandingkan seseorang dengan status duda (Ulfah, 2017). Selain
itu, permasalahan yang dialami oleh mayoritas janda dengan usia lansia
yaitu berkaitan dengan kesehatan dan fisiknya, masalah ekonomi,
masalah sosial serta memiliki perasaan kesepian dikarenakan kebanyakan
anak-anaknya sudah mandiri atau berumah tangga sehingga janda harus
hidup secara mandiri (Desiningrum, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
D. Dinamika Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Resiliensi pada
Janda
Dukungan sosial merupakan pemberian kepedulian, kenyamanan
maupun bantuan yang diberikan oleh orang lain kepada individu (Sarafino,
2008). Dukungan sosial juga merupakan faktor terpenting yang dapat
menentukan keberhasilan janda dalam mencapai resiliensinya (Hendrickson,
2018). Sumber dari dukungan sosial dapat berasal dari keluarga, teman,
komunitas maupun organisasi (Sarafino, 2018). Taylor et. al (2006)
menambahkan bahwa dukungan sosial dapat berasal dari lingkungan tempat
kerja seperti supervisor, atasan maupun rekan kerja. selain itu, dukungan lain
dapat berasal dari dukungan anak agar janda mampu menjadi kuar dan
bersemangat dalam menjalani kehidupannya (Hendrickson et. al., 2018).
Dengan adanya dukungan sosial, maka individu akan mampu merasa dicintai,
dihargai dan diterima oleh lingkungannya sehingga ketika individu memiliki
kesulitan akan menerima bantuan (Sarafino, 2008).
Berikut ini akan dijelaskan hubungan dukungan sosial dan resiliensi
melalui penjabaran beberapa aspek-aspek dari resiliensi. Dukungan sosial
yang diberikan lingkungan sekitarnya dapat membantu janda dalam
meningkatkan regulasi emosinya (Eisenberg, Fabes, Guthrie, & Reiser,
2000). Regulasi emosi merupakan salah satu aspek yang mendukung
resiliensi seseorang (Reivich dan Shatte, 2002 dalam Jackson & Chris, 2004).
Regulasi emosi dapat terlihat dari pengendalian diri seseorang sehingga dapat
mencerminkan keterampilan sosial yang baik dan memiliki dukungan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
orang lain (Eisenberg et al., 2000). Seseorang yang memiliki tingkat regulasi
emosi yang tinggi akan dapat meredam emosinya dan mengelola emosi
negatifnya ketika menghadapi pengalaman yang buruk (Wills & Bantum,
2012).
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seseorang
yang mendapatkan dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya maka orang
tersebut dapat meregulasi emosinya sehingga dapat mencapai resiliensi. Pada
konteks penelitian ini, seorang janda dapat dikatakan resiliensi jika bersikap
tetap tenang serta dapat mengontrol emosi ketika menghadapi berbagai
persoalan karena memiliki kemampuan meregulasi emosi (Reivich & Shatte,
2002 dalam Smith, 2013). Sebaliknya, jika dukungan sosial yang diterima
oleh individu rendah, maka individu akan kesulitan dalam meregulasi dan
mengontrol emosinya dalam mencapai kemampuan resiliensinya (Reivich &
Shatte, 2002 dalam Smith, 2013).
Aspek lain dari resiliensi yaitu kontrol terhadap impuls. Dukungan
sosial yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya dapat bermanfaat untuk
mengontrol perilaku, emosi atau dorongan-dorongan seseorang ketika
mengalami banyak tekanan dan ketika individu merasa terancam sehingga
membuat individu terhindar dari stres atau depresi (Cai, Pan, Zhang, Cun,
Dong, Deng, 2017). Selain itu, individu yang memiliki resiliensi tinggi akan
mampu mengesampingkan dorongan-dorongan atau keinginan khusus untuk
melakukan suatu tindakan tertentu (Morrison & Pidgeon, 2017). Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
membuktikan bahwa individu yang mendapat dukungan sosial maka individu
tersebut memiliki kontrol terhadap impuls sehingga dapat menjadi resilien.
Dalam konteks ini, seorang janda yang dapat mengontrol perilaku atau
dorongan-dorongan atas keinginannya dapat meningkatkan kemampuan
resiliensinya untuk melindungi dirinya dari dampak negatif stres (Garnefski
& Kraaji., 2006; Jinyao, Y, et. al., 2012 dalam Cai et al, 2017) dan dengan
adanya dukungan sosial yang baik maka seseorang akan memiliki efek
kesehatan yang positif (Berkman L.F, Glass T., Brissette, I., Seeman, T.E,
2000 & Cohen, 2004). Lalu, apabila dukungan sosial yang diterima individu
rendah maka individu akan mengalami dampak negatif dari stres dan
memiliki efek kesehatan yang buruk serta memiliki kemampuan resiliensi
yang buruk.
Selain itu, resiliensi memiliki aspek lain yaitu berpikir optimis.
Dukungan yang diberikan, khususnya dukungan penghargaan dapat
mendorong individu untuk melampaui segala macam kondisi yang sulit serta
dapat membangkitkan optimis agar kehidupan ke depannya dapat lebih baik
(Tampi, Kumaat & Masi, 2013). Seseorang yang mendapatkan dukungan
sosial, maka individu tersebut akan merasa lebih dicintai, dihargai, dihormati
dan merasa diterima oleh lingkungan sekitarnya (Sarafino, 2008) sehingga
seseorang khususnya seorang janda mampu memiliki sikap optimisme serta
dapat mencapai resiliensi. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang
janda yang mendapat dukungan sosial maka individu dapat memiliki
pemikiran optimis dan realistik sehingga dapat mencapai resiliensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
Dalam penelitian ini, seorang janda dapat dikatakan resilien apabila
janda dapat memiliki pemikiran optimis dan realistik bahwa segala
permasalahan yang terjadi dalam hidupnya dapat berubah menjadi sesuatu
yang baik (Reivich & Shatte, 2002 dalam Jackson & Chris, 2004). Namun,
apabila individu mendapatkan dukungan sosial yang rendah maka individu
merasa tidak dicintai, dihormati serta tidak memiliki sikap optimisme dalam
mencapai resiliensi.
Seorang janda dalam mencapai resiliensinya juga memerlukan
keyakinan akan dirinya bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan
permasalahannya dan mencapai kesuksesannya (Reivich & Shatte, 2002
dalam Jackson & Chris, 2004). Kemampuan untuk meyakini kemampuan
dalam diri individu untuk menghadapi masalah secara efektif disebut dengan
efikasi diri (self-efficacy) (Jackson & Chris, 2004). Menurut Brooks, self-
efficacy dilihat sebagai salah satu karakteristik untuk mencapai resiliensi
seseorang dan bertolak belakang dengan meningkatnya stres seseorang (2006,
dalam Yendork & Somhlaba, 2015).
Selain itu, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa efikasi diri (self-
efficacy) dapat meningkatkan pemikiran positif dan meningkatkan
kesejahteraan seseorang (Ozer & Bandura, 1990 dalam Yendork & Somhlaba,
2015). Sehubungan dengan itu, adanya dukungan sosial yang tinggi maka
dapat membantu seorang janda untuk meningkatkan keyakinannya untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
Menurut Rutter (dalam Wolkow & Ferguson, 2001), dukungan sosial
yang dimiliki oleh seseorang dapat mempengaruhi keyakinan seseorang
terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan
permasalahannya, dukungan tersebut khususnya dukungan penghargaan
karena dapat meningkatkan penerimaan diri yang akan berpengaruh pada
meningkatnya harga dirinya dan efikasi dirinya (self-efficacy). Berdasarkan
hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seorang janda yang memiliki
dukungan sosial tinggi maka dapat meningkatkan efikasi dirinya (self-
efficacy) dan kemampuan resiliensinya dalam menghadapi permasalahannya
dibandingkan seorang janda yang memiliki dukungan sosial rendah.
Hal lain yang dibutuhkan oleh janda dalam meningkatkan resiliensinya
yaitu dengan adanya kemampuan berpikir analisis kausal yaitu, seorang janda
mampu mengidentifikasi penyebab dari masalahnya guna menyelesaikan
segala masalah yang dialaminya (Reivich dan Shatte, 2002 dalam Jackson &
Chris, 2004). Tumbuhnya kemampuan berpikir yang fleksibel didukung
dengan adanya dukungan sosial dari lingkungan keluarga maupun dari
lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, Sarafino (2008) menjelaskan
bahwa dengan adanya dukungan sosial khususnya dukungan informatif maka
seorang janda akan memiliki wawasan atau pengetahuan yang lebih luas dari
keluarga, anak, orangtua, teman atau lingkungan sekitarnya sehingga janda
dapat lebih berpikir positif dan fleksibel dalam menghadapi masalahnya.
Selain itu, dengan adanya kemampuan resiliensi yang tinggi maka
seorang janda akan dapat beradaptasi dengan masalahnya dan mengatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
masalahnya sehingga akan menumbuhkan kemampuan berpikir secara
fleksibel (Reivich K dan Shatte.A, 2002 dalam Aprilia, 2013). Hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya dukungan sosial yang tinggi maka
seorang janda dapat menumbuhkan kemampuan berpikir analisis kausal untuk
menyelesaikan masalahnya dan mencapai resiliensi. Namun sebaliknya,
seorang janda yang memiliki dukungan sosial rendah maka janda kurang
mampu berpikir analisis kausal dalam menyelesaikan segala masalahnya.
Berdasarkan pemaparan di atas, untuk menghadapi segala masalahnya
janda membutuhkan dukungan sosial. Dukungan sosial dapat berasal dari
berbagai macam pihak yaitu orang yang dicintai, keluarga, teman, dokter, dan
komunitas atau organisasi (Sarafino, 2008). Adanya dukungan sosial yang
diberikan kepada janda, maka seorang janda akan merasa lebih dicintai,
dihargai, dihormati, dan merasa diterima oleh lingkungan sekitarnya sehingga
seorang janda mampu mencapai kemampuan resiliensi (Sarafino, 2008).
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara dukungan sosial dan resiliensi. Seorang janda yang mendapatkan
dukungan sosial dari orang lain atau dari lingkungan sekitarnya seperti
keluarga, teman maupun masyarakat, maka janda tersebut akan dapat
meningkatkan kemampuan resiliensi yang dimiliki oleh janda itu sendiri.
Namun, apabila seorang janda menerima dukungan sosial yang rendah, maka
janda tersebut akan memiliki kemampuan resiliensi yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
E. Kerangka Berpikir
Gambar 1. Skema hubungan dukungan sosial dan resiliensi pada janda cerai mati
Dukungan Sosial
Dukungan Sosial Rendah Dukungan Sosial Tinggi
Individu merasa dicintai, dihargai
dan diterima oleh lingkungan
sekitarnya.
Meningkatnya kemampuan
meregulasi emosi
Memiliki kemampuan kontrol
terhadap impuls
Mampu berpikir positif dan fleksibel
dalam menyelesaikan masalah
Meningkatnya self-efficacy
Meningkatnya sikap optimisme
Mampu memahami perasaan orang
lain atau berempati
Mampu meningkatkan aspek positif
dan berani mengambil resiko dalam
kehidupan
Individu merasa tidak dicintai,
dihargai dan diterima oleh
lingkungan sekitarnya.
Memiliki kemampuan meregulasi
emosi yang rendah
Memiliki kemampuan kontrol terhadap
impuls yang buruk
Kurang mampu berpikir positif dan
fleksibel dalam menyelesaikan
masalah
Menurunnya self-efficacy
Memiliki sikap optimisme yang rendah
Kurang mampu memahami perasaan
orang lain atau berempati
Kurang mampu meningkatkan aspek
positif dan berani mengambil resiko
dalam kehidupan
Resiliensi Tinggi Resiliensi Rendah
Memiliki tekanan psikologis
dan tingkat stres yang rendah.
Memiliki tingkat kesehatan
yang baik.
Memiliki harga diri dan rasa
memiliki yang kuat.
Memiliki tekanan psikologis
dan tingkat stres yang tinggi
Memiliki tingkat kesehatan
yang buruk.
Kurang memiliki harga diri
dan rasa memiliki yang kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara dukungan sosial dan resiliensi pada janda cerai mati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pendekatan dengan metode kuantitatif analisisnya lebih
menekankan pada penggunaan data berbentuk numerik atau angka yang
dikumpulkan melalui prosedur pengukuran dan diolah dengan metode analisis
statistika (Azwar, 2016). Dengan menggunakan metode kuantitatif maka akan
diperoleh bukti signifikan perbedaan kelompok atau signifikansi dalam
hubungan antar variabel yang dilibatkan (Azwar, 2016).
Selain itu, dalam penelitian ini menggunakan penelitian korelasional.
Penelitian dengan metode korelasional memiliki tujuan yaitu untuk
mengetahui kekuatan dan arah hubungan yang ada diantara variabel-variabel
yang terkait (Azwar, 2017). Penelitian korelasional juga digunakan untuk
mengetahui sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi
pada satu atau lebih variasi lainnya berdasarkan koefisien korelasi (Azwar,
2017). Dengan menggunakan metode ini, peneliti mampu mendapatkan
informasi terkait dengan hubungan timbal-balik yang terjadi, bukan untuk
mengetahui hubungan kausal atau hubungan sebab-akibat (Azwar, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara variabel dukungan sosial dengan variabel
resiliensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
B. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas atau variabel
independen merupakan variabel yang variansinya mempengaruhi variabel
lain. Selain itu, variabel tergantung merupakan variabel penelitian yang
diukur untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel lain (Azwar, 2017).
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Variabel Bebas : Dukungan Sosial
b. Variabel Tergantung : Resiliensi
C. Definisi Operasional
1. Resiliensi
Resiliensi yaitu kemampuan yang dimiliki seorang janda untuk
bertahan serta mengatasi masa tersulit dalam hidupnya guna dapat
kembali ke keadaan normal seperti semula. Resiliensi memiliki 7 aspek
kemampuan, yaitu emotional regulation, impulse control, realistic
optimis, causal analysis, self-efficacy, empathy and reaching out.
Resiliensi yang dimiliki oleh subjek diukur dengan menggunakan
skala Resiliensi. Jika subjek memiliki skor yang tinggi pada skala
resiliensi, maka resiliensi yang dimiliki oleh subjek juga tinggi.
Sebaliknya, jika subjek memiliki skor yang rendah pada skala resiliensi,
maka resiliensi yang dimiliki subjek juga rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
2. Dukungan sosial
Dukungan sosial merupakan bantuan berupa dukungan verbal
maupun non verbal yang diberikan oleh lingkungan sekitar yang terdiri
dari keluarga, pasangan, teman dan orang-orang yang terlibat dengan
individu sehingga dapat membantu individu agar merasa dirinya dihargai,
dan dicintai oleh lingkungan sekitarnya. Terdapat dua dimensi dari
dukungan sosial yaitu instrumental support dan emotional support.
Dukungan sosial yang dimiliki oleh seorang subjek diukur dengan
skala dukungan sosial. Jika subjek memiliki skor yang tinggi pada skala
dukungan sosial, maka dukungan sosial yang diterima subjek juga tinggi.
Sebaliknya, jika subjek memiliki skor yang rendah pada skala dukungan
sosial, maka dukungan sosial yang dimiliki subjek juga rendah.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu janda yang mengalami cerai mati.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
yaitu metode dengan pemilihan subjek yang didasarkan atas kriteria-kriteria
tertentu (Siregar, 2013).
Adapun kriteria-kriteria yang dapat diambil sebagai subjek dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Wanita yang menyandang status sebagai janda karena suami yang
meninggal dunia.
2. Janda yang sudah memiliki anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu dengan metode penyebaran skala dukungan sosial dan skala resiliensi
yang diisi oleh subjek yang bersangkutan sesuai dengan kriteria-kriteria yang
sudah ditentukan sebelumnya.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan skala
Likert. Skala Likert merupakan model skala yang digunakan guna melihat
dan mengukur sikap subjek terhadap atribut psikologis tertentu atau mengenai
kepemilikan subjek terhadap suatu atribut psikologis tertentu (Supratiknya,
2014). Dalam skala Likert, terdapat pernyataan yang menggunakan empat
pilihan jawaban sebagai respon dari subjek yaitu Sangat Tidak Setuju (STS),
Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS) (Azwar, 2017). Setiap
isi dari pernyataan-pernyataan tersebut dibedakan menjadi dua kategori yaitu
pernyataan favorable (pernyataan yang bersifat positif dan mendukung) dan
pernyataan unfavorable (pernyataan yang bersifat negative dan menyangkal
atau mengingkari) (Supratiknya, 2014). Berikut tabel 1 sistem pemberian skor
menggunakan skala likert dalam penelitian ini:
Tabel 1.
Penilaian Skala Likert
Respon Pernyataan Favorable Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sesuai (S) 3 2
Sangat Sesuai (SS) 4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
1. Skala Resiliensi
Dalam skala resiliensi terdapat 56 item yang digunakan dalam
penelitian ini. Skala resiliensi disusun berdasarkan konstruk yang
dikemukakan oleh Reivich dan Shatte (2002, dalam Jackson & Chris,
2004). Resiliensi memiliki 7 aspek yaitu emotional regulation, impulse
control, realistic optimism, causal analysis, self-efficacy, emphaty dan
reaching out. Berikut pada tabel 2 blue print dari skala resiliensi.
Tabel 2.
Blueprint Skala Resiliensi sebelum tryout
No. Aspek
Resiliensi Favorable Unfavorable
Jumlah
Item %
1. Emotion
Regulation
4 4 8 14,28 %
2. Impulse
Control
4 4 8 14,28 %
3. Realistic
Optimism
4 4 8 14,28%
4. Causal
Analysis
4 4 8 14,28 %
5. Self-Efficacy 4 4 8 14,28 %
6. Emphaty 4 4 8 14,28 %
7. Reaching Out 4 4 8 14,28 %
Total 28 28 56 100 %
2. Skala Dukungan Sosial
Terdapat 40 item pernyataan dalam skala dukungan sosial yang
digunakan dalam penelitian ini. Skala penelitian ini menggunakan 2
dimensi dari dukungan sosial yang dikemukakan oleh Shakespeare-Finch
dan Obst (2011). Dimensi dari dukungan sosial terdiri dari emotional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
support dan instrumental support. Berikut ini pada tabel 3 blue print dari
skala dukungan sosial.
Tabel 3.
Blueprint Skala Dukungan Sosial sebelum tryout
No.
Dimensi
Dukungan
Sosial
Favorable Unfavorable Jumlah
Item %
1. Instrumental
support
10 10 20 50 %
2. Emotional
support
10 10 20 50 %
Total 20 20 40 100 %
F. Validitas dan Realibilitas Alat Ukur
1. Validitas Alat Ukur
Validitas merupakan kualitas esensial yang melihat sejauh mana
sebuah instrumen baik berupa tes maupun non-tes sebagai metode
asesmen psikologi dapat benar-benar mengukur suatu atribut psikologi
sebagai objek atau sasaran yang ingin diukur (Supratiknya, 2014). Selain
itu, validitas memiliki pengertian lain yaitu suatu taraf yang
menunjukkan sejauh mana bukti-bukti empiris atau teoritis dalam
mendukung penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes
(Supratiknya, 2014).
Dalam Supratiknya (2014) terdapat tiga jenis dari validitas, yaitu
content validity (validitas isi), criterion-related validity (validitas terkait
dengan kriteria) atau criterion-oriented validity (validitas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
berorientasi dengan kriteria), dan construct validity (validitas konstruk).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi (content validity)
yang merupakan prosedur validasi yang digunakan untuk menguji isi
suatu tes untuk melihat sejauh mana item-item tes mencakup keseluruhan
isi objek yang ingin diukur dengan menggunakan professional judgement
yang diperoleh melalui penilaian dosen pembimbing (Supratiknya, 2014).
Selain itu, peneliti menggunakan content validity atau validitas isi karena
peneliti ingin mengetahui kesesuaian antara isi tes dengan konstruk yang
diukur (Supratiknya, 2014).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan indeks validitas isi (IVI) dengan menghitung IVI-I dan
IVI-S. Indeks validitas isi dari masing-masing item (IVI-I) dan indeks
validitas isi skala (IVI-S) yaitu metode yang peneliti pakai dengan
meminta penilaian pada tiga expert judgement yaitu dosen pembimbing
dan dua expert guna menilai masing-masing item dari keseluruhan item
dalam skala terkait relevansi dengan konstruk yang akan diukur
(Supratiknya, 2016). Tingkat validitas dapat dikatakan baik apabila
memiliki nilai IVI-I minimal 0.78 dan IVI-S minimal 0.90 (Supratiknya,
2016).
a. Skala Resiliensi
Berdasarkan hasil dari perhitungan yang dilakukan guna
mengetahui nilai validitas isi dari skala resiliensi dengan
menggunakan metode IVI, diperoleh bahwa skala resiliensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
mencapai indeks validitas isi untuk masing-masing item (IVI-I)
sebesar 1 dan juga mencapai indeks validitas skala (IVI-S) sebesar 1.
Hal tersebut membuktikan bahwa untuk masing-masing item dalam
skala resiliensi dapat dinyatakan valid dan layak untuk digunakan
karena memiliki indeks validitas isi dari masing-masing item (IVI-I)
melebihi 0.78 dan indeks validitas skala (IVI-S) melebihi 0.90.
b. Skala Dukungan Sosial
Hasil perhitungan dari validitas isi pada skala dukungan sosial,
diperoleh bahwa skala dukungan sosial mencapai indeks validitas isi
untuk masing-masing item (IVI-I) sebesar 1 dan juga mencapai
indeks validitas skala (IVI-S) sebesar 1. Hal tersebut membuktikan
bahwa untuk masing-masing item dalam skala dukungan sosial dapat
dinyatakan valid dan layak untuk digunkan karena memiliki indeks
validitas isi dari masing-masing item (IVI-I) melebihi 0.78 dan
indeks validitas skala (IVI-S) melebihi 0.90.
2. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan guna mengeleminasi item-item yang
memiliki daya diskriminasi yang rendah dan memilih item-item yang
akan membentuk sebuah skala yang memiliki daya diskriminasi yang
baik (Supratiknya, 2014).
Seleksi item juga bertujuan untuk memutuskan item-item mana
yang dipandang langsung yang memenuhi syarat untuk dimasukkan ke
dalam skala, bagaian mana yang perlu terlebih dulu direvisi dan diuji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
cobakan kembali sebelum dimasukkan ke dalam bentuk final tes, dan
bagian mana yang harus langsung digugurkan karena memiliki ciri-ciri
statistik yang terlalu jauh dari persyaratan.
Batasan yang digunakan sebagai kriteria pemilihan item yaitu suatu
item yang dianggap baik jika memiliki koefisien korelasi item-total (𝑟𝑖𝑥 )
≥ 0,30 (Azwar, 2011). Segala item yang mampu mencapai koefisien
korelasi item-total (𝑟𝑖𝑥 ) ≥ 0,30 dapat dikatakan bahwa daya pembeda
atau daya diskriminasi yang dimiliki item tersebut dianggap memuaskan
(Azwar, 2011). Begitu juga sebaliknya, jika sebuah item memiliki
korelasi item-total kurang dari 0,30 dianggap memiliki daya diskriminasi
yang rendah (Azwar, 2011). Dalam seleksi item, jika suatu item memiliki
nilai korelasi item-total yang mendekati angka 1, maka akan semakin
baik (Supratiknya, 2014).
Daya diskriminasi dilakukan guna untuk mengetahui sejauh mana
suatu item mampu membedakan suatu atribut yang tinggi ataupun rendah
sesuai dengan apa yang diukur (Supratiknya, 2014). Suatu item yang
memiliki koefisien korelasi item-total (𝑟𝑖𝑥 ) yang tidak mencapai 0,30
dapat dilakukan pengguguran atau dapat dilakukan revisi terhadap item-
item tersebut (Supratiknya, 2014).
Tryout dilakukan mulai tanggal 26 Juli 2018 hingga 15 September
2018. Subjek dalam pelaksanaan tryout yaitu sebanyak 51 orang yang
terdiri dari perempuan dengan status janda dan disebarkan secara acak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
sesuai kriteria yang sudah ditentukan. Berikut ini merupakan hasil seleksi
dari dua skala yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Skala Resiliensi
Berdasarkan hasil dari tryout yang sudah dilakukan, peneliti
menemukan bahwa terdapat 28 item dari 56 item yang telah
terujikan dan memiliki kualitas yang memuaskan. Hasil dari korelasi
item-total sebelum seleksi item adalah (𝑟𝑖𝑥 ) = - 0.006 hingga (𝑟𝑖𝑥 ) =
0.737. Setelah dilakukan seleksi item, diperoleh hasil koefisien
korelasi item-total menjadi (𝑟𝑖𝑥 ) = 0.519 hingga (𝑟𝑖𝑥 ) = 0.750.
Tabel 4.
Sebaran item skala resiliensi sesudah dilakukan tryout
Tabel 4 menggambarkan mengenai sebaran item untuk skala
resiliensi setelah dilakukan tryout. Dilihat bahwa terdapat angka
Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Emotional
Regulation
1*, 23, 42, 52 13*, 24*, 34*,
37
8
Impulse
Control
14*, 25, 35,
55
2**, 43, 49*,
56*
7
Realistic
Optimism
3, 26*, 50, 54 4, 15*, 36**,
53*
7
Causal
Analysis
5*, 16*, 28,
38
6*, 17, 27**, 44 7
Self-Efficacy
7*, 18, 19*,
30
8, 29*, 39, 45* 8
Emphaty
9, 32**, 40,
46
10, 20**, 31**,
51**
4
Reaching Out 11, 22, 33,
48*
12*, 21*, 41,
47*
8
Total 27 22 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
yang diberi tanda dua bintang (**), hal tersebut menandakan bahwa
nomor-nomor tersebut gugur dikarenakan memiliki nilai (𝑟𝑖𝑥 ) < 0.30.
Berdasarkan hal tersebut, item antar dimensi yang ada di skala
resiliensi menjadi tidak seimbang, sehingga peneliti
menyeimbangkan atau menyamaratakan jumlah item pada masing-
masing dimensi. Penyetaraan item dilakukan karena jika tidak ada
teori atau hal lain yang mengatakan bahwa jumlah item boleh dibuat
tidak seimbang maka lebih baik jumlah item dibuat seimbang atau
sama banyak (Azwar, 2011; Widhiarso, 2011).
Dalam penelitian ini, peneliti menyeimbangkan masing-masing
aspek menjadi 4 item. Penyeimbangan item yang dilakukan didasari
pada nilai 𝑟𝑖𝑥 terbaik atau tertinggi yang dimiliki oleh masing-
masing aspek sehingga bobot dari masing-masing aspek menjadi
seimbang dengan jumlah 4 item (Widhiarso, 2011). Dalam tabel 4,
terdapat item dengan bintang satu (*). Hal tersebut dinyatakan
bahwa item dengan tanda (*) telah digugurkan secara manual guna
menyeimbangkan masing-masing aspek. Tabel 5 merupakan
gambaran dari hasil skala resiliensi setelah dilakukan pengguguran
secara manual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
Tabel 5