HUBUNGAN ANTARA BERSYUKUR DAN MEMAAFKAN PADA … · “She confidently trust the Lord to take care...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA BERSYUKUR DAN MEMAAFKAN PADA … · “She confidently trust the Lord to take care...
HUBUNGAN ANTARA BERSYUKUR DAN
MEMAAFKAN PADA REMAJA AKHIR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Devina Putri Mahardhika
149114079
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“She confidently trust the Lord to take care of her”
- Psalm 112 : 7 –
“He has made everything beautiful in it’s time”
Ecclesiates 3 : 11-
“Tak apa terjatuh, bangkitlah dan tersenyumlah”
Merakit, Yura Yunita-
“Yang ditunggu, yang diharap biarkanlah semesta bekerja untukmu”
Rehat, Kunto Aji-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk :
Mama, Papa dan semua keluarga yang selalu mendukung setiap
prosesku. Terima kasih karena tidak menanyakan kapan aku selesai.
Ini kupersembahkan untuk kalian.
Bundadari, yang dengan sabar membimbing dan memberi nasehat
yang positif selama proses pengerjaan skripsi. Terima kasih banyak
ibunda.
Dan teruntuk semua remaja akhir yang menyediakan dirinya untuk
menjadi responden dalam penelitian ini. Terima kasih sudah
membantu.
Selanjutnya teruntuk diriku sendiri, terima kasih karena sudah berjuang
sampai saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA BERSYUKUR DAN MEMAAFKAN
PADA REMAJA AKHIR
Devina Putri Mahardhika
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bersyukur dan
memaafkan pada remaja akhir. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah terdapat hubungan positif antara bersyukur dan memaafkan pada remaja
akhir. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
korelasional. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 291 remaja akhir yang berusia
18 hingga 21 tahun. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala
bersyukur dan skala memaafkan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala
memaafkan memiliki tingkat koefisien reliabilitas sebesar (α = 0.959) dan skala
bersyukur memiliki tingkat koefisien reliabilitas sebesar (α = 0.915), dan. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman’s rho
dikarenakan persebaran data penelitian bersifat tidak normal. Hasil analisis data
menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara bersyukur dan
memaafkan pada remaja akhir, dengan korelasi sebesar r = 0,719 dengan
signifikansi 0,00 (p < 0,05), sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu
terdapat hubungan positif antara bersyukur dan memaafkan pada remaja akhir.
Dalam hal ini dapat diartikan bahwa semakin remaja akhir bersyukur maka
semakin tinggi pula tingkat memaafkan yang dimiliki.
Kata Kunci : bersyukur, memaafkan, remaja akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN GRATITUDE AND FORGIVENESS
IN LATE ADOLESCENTS
Devina Putri Mahardhika
ABSTRACT
This research is aimed to know the correlation between gratitude and
forgiveness in late adolescents. Hypothesis that proposed in this research is there
was a positive correlation between gratitude and forgiveness in late adolescents.
This is a quantitative research with correlational method. Subjects in this
research was 291 late adolescents aged 18 to 21 years old. Data instrument that
was used in this research are the forgiveness scale and gratitude scale that was
made by the researcher. The reliability coefficient of gratitude scale was (α =
0.915), and the reliability coefficient of forgiveness scale was (α = 0.959). Data
analysis technique that was used is the Spearman’s Rho correlation test because
the data distribution is not normal. The result of data analysis showed that there
was a significant positive correlation between gratitude and forgiveness, with the
score of correlation was r = 0,719 and significance 0.00 (p < 0,05). The results
indicated that the hypothesis in this research is accepted, there was a positive
correlation between gratitude and forgiveness. It means that the more late
adolescent experience gratitude, the higher the level of forgiveness.
Keywords : gratitude, forgiveness, late adolescents
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, karena berkat
melimpah dan penyertaan yang selalu Ia berikan kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi dan studi S1 saya dengan baik. Melalui kasih setia-Nya
saya diberikan kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi segala proses jatuh
bangun sehingga akhirnya saya mampu menyelesaikan kewajiban saya dengan
baik.
Selama penulisan skripsi ini, saya memperoleh banyak dukungan dari
orang-orang yang saya kasihi maupun yang mengasihi saya.
Terima kasih sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada :
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi, Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Monica E. Madyaningrum, M.App., Ph.D selaku Kepala Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Y.B. Cahya Widiyanto, M.Si., Ph.D. selaku dosen pembimbing
akademik saya dari awal masuk hingga semester 4. Terima kasih atas
bantuannya Pak Cahya.
4. Ibu Dr. Maria Laksmi Anantasari, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik yang merangkap dosen pembimbing skripsi. Terima kasih
atas kesabaran, waktu, nasehat, dukungan, dan segala sikap positif
yang telah bunda berikan demi kelancaran proses saya selama ini.
Terima kasih bundadariku ♥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan serta memperkenalkan ilmu psikologi yang telah
dipelajari, serta semua karyawan Fakultas Psikologi yang turut serta
membantu saya berproses di Fakultas Psikologi tercinta ini.
6. Para Remaja Akhir yang sudah menyediakan waktunya untuk
membantu penulis untuk menjadi subjek penelitian. Terima kasih
bantuannya untuk menjawab skala penelitian ini. Semoga Tuhan
membalas kebaikan kalian dimanapun kalian berada.
7. Papa dan Mama yang dengan sabarnya menghadapi anak tunggalnya
yang manja ini. Terima kasih karena tidak bosan mengingatkanku
untuk mengerjakan skripsi. Terima kasih untuk tidak menuntut apapun,
tetapi selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya. Terima kasih atas
ketangguhan dan pengorbanannya untuk menghadapi kehidupan ini ya
ma, pa. Vina sayang kalian ♥
8. Para sahabat yang selalu ada dan menyediakan dirinya sejak awal
memasuki dunia perkuliahan : Filibertus Vanio Christanda, Innovieka
Rizka Listantya Putri, Merrysha Eudia Atpen, Maria Dhea Sani,
Dimitri Mahayana, Prastika Prima Nugraheni, Yulius Wahyu Perdana,
Rudy Prayogo, Sukma Korinta Jati, Natalia Kuswantiningsih, terima
kasih atas kebersamaannya, terima kasih atas konfliknya, terima kasih
pula telah memberi sumbangsih dan menjadi saksi dalam proses
pendewasaan seorang Devina di dunia perkuliahan ini ya. Sukses
untuk kalian semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
9. Ardenta Monik Yustisia dan Frederica Ayu Wulandari, terima kasih
penghuni kos green house yang sudah mau menampungku dan
menyediakan telinga untuk mendengarkan segala cerita bahagia
maupun keluh kesah dan tangisanku di kos kalian.
10. Para penghuni Kos Pondok Putri Zahra, yang sudah seperti keluarga
sendiri di perantauan : Kak Bibin, Kak Iin, Kak Bintang, Kak Axl,
Tien, Tasha, Sesa, Sapi, Nia, Feby dan Anggi terima kasih telah
menyediakan diri untuk berbagi dan hidup bersama selama ini. Terima
kasih atas 24/7 nya walaupun aku jarang di kos. Terima kasih pula
sudah menjadi rumah yang nyaman untuk tinggal dan bersandar.
Terima kasih banyak.
11. Genk yang entah sejak kapan terbentuk : Ara, Depong, Irene. Terima
kasih karena bersama kalian aku bisa sambat dan melampiaskan emosi
serta kemarahanku.
12. Teman-teman kepanitiaan dan organisasiku (BEMF Psikologi 2016,
DPMU 2017) selama aku menuntut ilmu di Psikologi, yang sudah
memberi kesempatan dan wadah untukku berkembang.
13. Teman-teman seperjuangan anak bimbingan Bundadari : Hanny, Intan,
Vera, Asty, Jess, Anas, Bella, Fuji, dan Yoan yang selalu menjadi
pengingat dan saling menyemangati untuk sama-sama mengerjakan
skripsi ini. Terima kasih sudah menjadi tempat belajar dan bertukar
pendapat selama pengerjaan skripsi tercinta ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
14. Teman-teman Kelas C 2014, terima kasih sudah menjadi tempat
belajar dan berjuang dari awal masuk kuliah hingga saat ini.
Khususnya untuk Antonia Ita Verina dan Gabriela Tara, terima kasih
karena saling mendukung dan menyemangati satu sama lain.
15. Siapapun kalian yang bertanya “kamu kapan lulus ?”, “makanya
dikerjain skripsinya jangan main terus, kapan lulusnya kalo gitu”, “itu
temen-temenmu yang lain udah pada lulus, kok kamu belum ?”, ini
untuk kalian. Terima kasih, sekarang aku sudah bisa menjawab dan
membuktikannya pada kalian kan ?
16. Semua pihak yang belum sempat terucap dan telah mendukung dan
membantu peneliti untuk pengerjaan penelitian ini. Terima kasih atas
bantuan yang telah diberikan secara langsung maupun tidak langsung.
Tanpa bantuan kalian semua, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada
waktunya. Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11
1. Manfaat teoretis .................................................................................... 11
2. Manfaat praktis..................................................................................... 11
a. Bagi remaja akhir ........................................................................... 11
b. Bagi biro psikologi atau psikolog .................................................. 11
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................... 12
A. Memaafkan .....................................................................................................
1. Definisi memaafkan ............................................................................. 12
2. Dimensi memaafkan............................................................................. 13
3. Aspek-aspek memaafkan ..................................................................... 15
4. Faktor pendorong perilaku memaafkan ............................................... 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Bersyukur ................................................................................................... 20
1. Definisi bersyukur ................................................................................ 20
2. Aspek-aspek bersyukur ........................................................................ 22
3. Faktor pendorong bersyukur ................................................................ 24
4. Efek psikologis bersyukur .................................................................... 25
C. Remaja Akhir ............................................................................................. 26
1. Definisi remaja akhir ............................................................................ 26
2. Ciri-ciri remaja akhir ............................................................................ 28
3. Tugas perkembangan remaja akhir ...................................................... 29
4. Memaafkan pada remaja akhir ............................................................. 29
D. Dinamika hubungan antara Bersyukur dan Memaafkan
pada Remaja Akhir .................................................................................... 31
E. Skema penelitian ....................................................................................... 35
F. Hipotesis penelitian .................................................................................... 36
BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................ 37
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 37
B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 37
1. Variabel independent ........................................................................... 37
2. Variabel dependent............................................................................... 37
C. Definisi Operasional................................................................................... 38
1. Bersyukur ............................................................................................. 38
2. Memaafkan ........................................................................................... 38
D. Subjek Penelitian ........................................................................................ 39
1. Populasi ................................................................................................ 39
2. Subjek Penelitian dan teknik sampling ................................................ 39
E. Prosedur Penelitian..................................................................................... 40
F. Metode pengumpulan data ......................................................................... 41
1. Skala bersyukur .................................................................................... 42
2. Skala memaafkan ................................................................................. 43
G. Pengujian alat ukur penelitian .................................................................... 44
1. Validitas ............................................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
a. Validitas isi ...................................................................................... 44
b. Validitas tampang ............................................................................ 46
2. Seleksi item .......................................................................................... 46
a. Skala bersyukur ................................................................................ 47
b. Skala memaafkan ............................................................................. 48
3. Reliabilitas ........................................................................................... 50
H. Teknik analisis data .................................................................................... 51
1. Uji Asumsi ........................................................................................... 51
a. Uji normalitas ................................................................................. 51
b. Uji linearitas ................................................................................... 52
2. Uji Hipotesis ........................................................................................ 52
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 53
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 53
B. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................................... 53
C. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 55
D. Analisis data ............................................................................................... 59
a. Uji normalitas ...................................................................................... 59
b. Uji linearitas ......................................................................................... 60
c. Hasil uji hipotesis ................................................................................. 60
E. Pembahasan ................................................................................................ 62
F. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 70
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 71
A. Kesimpulan ................................................................................................ 71
B. Saran ........................................................................................................... 71
1. Bagi subjek penelitian .......................................................................... 71
2. Bagi biro psikologi atau para psikolog ................................................ 71
3. Bagi penelitian selanjutnya .................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pemberian skor pada skala likert........................................ 42
Tabel 2. Distribusi aitem skala bersyukur sebelum uji coba ............ 42
Tabel 3. Distribusi aitem skala memaafkan sebelum uji coba ......... 43
Tabel 4. Blueprint skala bersyukur setelah uji coba......................... 48
Tabel 5. Blueprint skala memaafkan setelah uji coba ...................... 49
Tabel 6. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ........................................ 53
Tabel 7. Deskripsi Usia Subjek ........................................................ 53
Tabel 8. Deskripsi Pekerjaan Subjek................................................ 54
Tabel 9. Deskripsi Statistik Data Empiris dan Dara Teoretis dari
Bersyukur dan Memaafkan ................................................ 56
Tabel 10. Kategorisasi hasil pengukuran ........................................... 57
Tabel 11. Kategorisasi Bersyukur ...................................................... 57
Tabel 12. Kategorisasi Memaafkan .................................................... 58
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Bersyukur dan
Normalitas Memaafkan ...................................................... 59
Tabel 14. Hasil Uji Linearitas ............................................................ 60
Tabel 15. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Bersyukur
dan Memaafkan .................................................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Uji Coba Penelitian .............................................................. 77
Lampiran 2. Reliabilitas Skala Penelitian ........................................................... 93
Lampiran 3. Skala Penelitian ............................................................................ 101
Lampiran 4. Hasil Uji Mean Empiris dan Mean Teoretis ................................ 116
Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas .................................................................... 119
Lampiran 6. Hasil Uji Linearitas ...................................................................... 121
Lampiran 7. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 123
Lampiran 8. Form Penilaian Validitas Isi Skala Bersyukur ............................. 125
Lampiran 9. Form Penilaian Validitas Isi Skala ............................................... 136
Lampiran 10. Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Skala Bersyukur ................... 145
Lampiran 11. Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Skala Memaafkan ................. 155
Lampiran 12. Hasil Survei pendahuluan sederhana di instagram....................... 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Penelitian ............................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
True forgiveness is when you can say, "Thank you for that experience.”
― Oprah Winfrey
Salah satu masa perkembangan dalam kehidupan manusia adalah masa
remaja. Masa remaja merupakan masa badai emosional (Hall dalam Santrock,
2007). Pada masa ini, individu sering menghadapi fluktuasi emosi jika
dibandingkan dengan masa kanak-kanak. Remaja cenderung kurang mampu
mengekspresikan apa yang sedang dirasakan, sehingga remaja kurang mampu
mengontrol emosi maupun tindakan yang dilakukan (Santrock, 2007). Emosi
remaja yang tidak stabil ini disebabkan karena remaja berada di bawah
tekanan sosial, teman sebaya dan menghadapi kondisi serta harapan baru. Hal
ini yang menyebabkan remaja seringkali mengalami kegagalan dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, oleh sebab itu masa remaja
sering disebut sebagai usia bermasalah (Annisa & Marettih, 2016).
Remaja akhir merupakan fase terakhir remaja yang akan beranjak ke
masa dewasa. Pada masa ini, individu mulai memandang dirinya sebagai
orang dewasa yang sudah mampu memperlihatkan pemikiran, sikap dan
perilaku yang semakin dewasa (Paramitasari & Alfian, 2012). Remaja akhir
diharapkan mampu mengambil keputusan dengan lebih bijaksana dan
bertanggung jawab atas segala perilaku yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Remaja akhir diharapkan mampu membicarakan masalah yang terjadi
dengan orang lain sehingga remaja akhir tidak lagi menyimpan perasaan sakit
dari perasaan sendiri, mampu melepaskan semua amarah, dan tidak lagi
mempunyai perasaan untuk membalas semua sakit hati atau membalas
dendam pada seseorang yang telah menyakiti (Annisa & Marettih, 2016). Oleh
karena itu remaja akhir diharapkan dapat mengambil keputusan yang
bijaksana dan memiliki perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan untuk
menghindari hal-hal negatif termasuk membalas dendam atas sakit hati yang
dimiliki. Sakit hati yang dirasakan seorang individu akan memicu individu
tersebut untuk membalaskan dendamnya (Chester & DeWall, 2017). Balas
dendam dalam KBBI (2018) didefinisikan sebagai suatu perbuatan membalas
perbuatan orang lain karena sakit hati atau dengki.
Banyak kasus yang mengungkapkan bahwa remaja memiliki
kecenderungan untuk membalas dendam kepada orang yang telah menyakiti
dirinya. Dalam portal berita online detik.news (2014), diungkapkan tentang
kasus Ade Sara seorang remaja berusia 19 tahun tewas karena dibunuh oleh
kedua sahabatnya sendiri dengan didasari motif pembunuhan adalah balas
dendam serta sakit hati yang mendalam. Tiga tahun kemudian tepatnya tahun
2017, terjadi kasus pembunuhan seorang siswa SMA Taruna Nusantara
Magelang bernama Wahyu Nurachmad yang tewas karena ditikam oleh kakak
kelasnya dengan motif yang sama pula yaitu dendam (Nugroho dalam
detik.news, 2017). Dapat disimpulkan bahwa kasus-kasus tersebut terjadi
karena sakit hati yang dialami seseorang dan menyebabkan munculnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
keinginan untuk membalas dendam. Saat seseorang mengalami penderitaan
dari orang lain, maka timbul sakit hati, namun sekaligus muncul unsur
kesenangan sebab memiliki kesempatan untuk membalaskan dendam (Chester
& DeWall, 2017). Berdasarkan kasus-kasus di atas diketahui bahwa salah satu
penyebab balas dendam adalah sakit hati yang dirasakan pelaku balas dendam.
Ketika sakit hati yang dirasakan semakin berkepanjangan dan tidak
terbalaskan maka dapat menimbulkan luka batin.
Siregar (2012) mengungkapkan bahwa orang-orang terdekat seringkali
menjadi pelaku tindak kekerasan yang mengakibatkan seseorang mengalami
luka batin. Luka batin tersimpan dalam alam bawah sadar, jika luka batin
tersebut tidak segera terobati maka semakin lama luka tersebut dapat menjadi
semakin buruk dan tidak dapat terobati. Luka batin dapat mempersulit dan
memengaruhi kehidupan seorang manusia dengan manusia lain, serta
hilangnya kedamaian dalam hati. Salah satu cara alternatif untuk
menyembuhkan luka batin adalah menyelesaikan konflik yang pernah ada
diantara kedua belah pihak dengan cara memaafkan (Arif, 2016). Hal ini
didukung oleh penelitian Siregar (2012) yang mengungkapkan bahwa luka
batin dapat disembuhkan dengan memaafkan sehingga orang tersebut
memiliki suasana hati yang damai. Memaafkan dapat diartikan sebagai suatu
kondisi saat remaja akhir telah siap untuk menerima dan melepaskan rasa sakit
hati atau kekecewaan yang dirasakan dan ditandai oleh adanya keikhlasan hati
untuk dapat melepaskan perasaan terluka, sakit hati, meninggalkan kemarahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan balas dendam sehingga mencapai suatu perdamaian (Annisa & Marettih,
2016).
Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan yang dilakukan peneliti
pada September 2017 terhadap 35 responden yang merupakan remaja akhir
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengemukakan pentingnya
memaafkan. Hal tersebut disebabkan karena memaafkan dapat memperingan
masalah yang terjadi dan memperbaiki hubungan yang telah retak.
Selanjutnya, pada Januari 2018, peneliti melakukan survei sederhana di
instagram terhadap 110 responden, 60 responden berpendapat bahwa dirinya
cenderung mudah untuk memaafkan dan 50 responden lain mengemukakan
bahwa dirinya cenderung sulit untuk memaafkan. Terdapat beberapa alasan
yang dapat disimpulkan dari survei yang telah dilakukan, antara lain rasa sakit
hati yang besar, rasa kecewa yang teramat dalam, kesalahan yang dilakukan
terlalu berat dan tidak bisa diterima serta munculnya keinginan untuk
membalas dendam. Beberapa responden lain beranggapan jika seseorang tidak
mampu memaafkan maka hidup tidak tenang karena memiliki musuh.
Responden beranggapan bahwa terdapat banyak dampak negatif yang
responden rasakan jika tidak memaafkan, misalnya menghindari orang yang
telah menyakiti. Hal ini didukung dengan pendapat Thompson et al. (2005)
yang mengungkapkan bahwa perilaku tidak memaafkan berkorelasi positif
dengan indikator penyebab stress dan psikopatologi. Dampak buruk dari tidak
memaafkan menurut responden lainnya adalah dendam, mental block, menjadi
beban tersendiri jika tidak memaafkan, hidup tidak tenang, hubungan retak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
hingga self distruction. Perilaku tidak memaafkan juga akan berpengaruh pada
kehidupan sehari-hari.
Responden beranggapan bahwa dirinya telah memaafkan orang yang
menyakiti jika sudah tidak merasa kesal dan bersikap biasa saja. Beberapa
responden lain beranggapan bahwa remaja akhir seusianya cenderung sulit
memaafkan karena tidak ingin menjadi korban untuk kedua kali. Remaja akhir
cenderung sulit untuk mempercayai orang yang telah menyakitinya. Terlebih
lagi jika orang yang telah menyakiti tersebut telah menyadari kesalahan
namun tidak mengubah perilakunya. Masalah-masalah yang membuat remaja
akhir tidak mampu memaafkan adalah masalah pertemanan, keluarga dan
yang paling sering terjadi adalah masalah percintaan. Masalah percintaan yang
dialami remaja akhir cenderung kompleks, biasanya masalah percintaan akan
berhubungan dengan teman ataupun keluarga. Hal ini yang membuat remaja
akhir cenderung merasa dendam dengan pasangan yang telah menyakiti
dirinya serta sulit memaafkan perilaku ataupun orang tersebut. Remaja akhir
cenderung mudah marah dan mudah memaafkan juga, tetapi banyak remaja
akhir yang tidak memahami makna memaafkan yang sebenarnya sehingga
mudah kembali mengalami konflik (Annisa & Marettih, 2016).
Memaafkan adalah sebuah proses untuk mengubah emosi serta
perilaku negatif terhadap orang yang telah melakukan kesalahan hingga niat
untuk membalas dendam mulai menghilang secara perlahan (American
Psychological Association, 2008). McCullough (dalam Snyder & Lopez,
2002) mengungkapkan terdapat tiga aspek memaafkan yaitu motivasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mengurangi perilaku menghindar, motivasi untuk tidak membalas dendam dan
motivasi untuk berbuat baik. Ahli lain, Thompson et al. (2005) berpendapat
bahwa terdapat tiga dimensi dan dua aspek dalam memaafkan yaitu, dimensi
memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain dan memaafkan situasi dimana
masing-masing dimensi terdiri dari dua aspek yaitu aspek valensi dan aspek
kekuatan.
Memaafkan tidak terjadi begitu saja, ada beberapa faktor yang
memengaruhi seseorang untuk memaafkan antara lain empati, penilaian
terhadap pelaku dan kesalahannya, seberapa dalam luka yang ditimbulkan,
karakteristik kepribadian, kualitas hubungan interpersonal, permintaan maaf,
dan variabel sosial-kognitif (McCullough, 1997). Penelitian McCullough,
Emmons, dan Tsang (2002) menemukan bahwa seseorang akan lebih mudah
memaafkan ketika dirinya sudah bersyukur. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut maka peneliti hendak mengetahui apakah benar terdapat hubungan
antara bersyukur dan memaafkan.
Bersyukur adalah sebuah emosi, sikap, moral dan kepribadian yang
dapat meningkatkan kesehatan mental (McCullough, Emmons, & Tsang,
2002). Bersyukur dapat diartikan sebagai kondisi di mana seseorang
merasakan perasaan puas terhadap apa yang diterimanya, sehingga
memunculkan kondisi positif yang dapat meningkatkan kesehatan mental
(Aziz dkk. 2017). Fitzgerald (dalam Emmons & McCullough, 2005)
mengungkapkan terdapat tiga komponen dalam bersyukur yaitu apresiasi, niat
baik terhadap seseorang atau sesuatu dan perilaku menghargai niat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Singkatnya, seseorang yang bersyukur dan memaafkan memiliki anggapan
bahwa dirinya perlu memahami penyebab dari perilaku yang dilakukannya
(McCullough, Emmons & Tsang, 2002) namun secara bersama-sama
bersyukur dan memaafkan dikaitkan sebagai aspek positif yang
menggambarkan empati dan terkait dengan kesehatan psikologis maupun
kesehatan fisik.
Beberapa penelitian tentang memaafkan yang pernah dilakukan di
Indonesia umumnya mengaitkan memaafkan dengan variabel lain, misalnya
kematangan emosi (Paramitasari & Alfian, 2012), kepercayaan diri dan
keterbukaan diri (Rahmawati, 2015), kesehatan mental (Aziz, 2017),
kesejahteraan psikologis (Damariyanti, 2017) dan empati (Untari, 2014).
Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil yang relatif sama, yaitu
kematangan emosi, kepercayaan diri dan keterbukaan diri, dan kesehatan
mental berkorelasi positif dengan memaafkan. Hal ini menjelaskan bahwa
semakin tinggi kematangan emosi, kepercayaan diri dan keterbukaan diri,
serta kesehatan mental maka semakin tinggi pula memaafkan, sebaliknya
semakin rendah kematangan emosi, kepercayaan diri dan keterbukaan diri,
serta kesehatan mental maka semakin rendah pula memaafkan. Penelitian lain
yang meneliti tentang bersyukur yang pernah dilakukan di Indonesia
umumnya juga dikaitkan dengan variabel lain, misalnya variabel bersyukur
yang digunakan untuk menurunkan kecemasan menghadapi Ujian Nasional
pada siswa SMA (Mukhlis & Koentjoro, 2015), dan penelitian Cahyono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
(2014) yang meneliti tentang pelatihan bersyukur untuk penurunan stress kerja
karyawan di PT X.
Safitri (2017) mencoba menggali dan membahas memaafkan
dengan metode kualitatif yaitu meneliti tentang proses dan faktor yang
memengaruhi memaafkan pada remaja broken home. Hasil dari penelitian ini
mengungkapkan bahwa, proses memaafkan berlangsung secara bertahap dan
perlahan yang akan berlanjut selama adanya hubungan personal antara
individu yang disakiti dan individu yang menyakiti. Proses memaafkan akan
lebih cepat terjadi jika didukung oleh faktor-faktor yang memengaruhi
memaafkan antara lain empati, karakteristik serangan, tipe kepribadian,
kualitas hubungan dengan pelaku serta religiusitas.
Tema tentang memaafkan dan bersyukur lebih banyak diteliti di
luar negeri jika dibandingkan di Indonesia, dengan subjek yang berbeda pula
antara lain penelitian yang dilakukan pada orang dewasa di Filipina (Datu,
2013), pada mahasiswa di Turki (Aricioğlu, 2016., Sapmaz et al, 2016).
Penelitian terkait bersyukur dan memaafkan juga pernah dilakukan pada
penduduk Amerika Serikat yang berusia 18 sampai 76 tahun (Dwiwardani,
Hill, Bollinger et al. 2014) dan pada mahasiswa di Portugal (Nato, 2007).
Penelitian serupa yang pernah diteliti di Indonesia dilakukan oleh Aziz,
Wahyuni dan Wargadinata (2017) yang meneliti tentang kontribusi bersyukur
dan memaafkan dalam mengembangkan kesehatan mental di tempat kerja.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bersyukur dan memaafkan dapat
menjadi prediktor bagi tinggi rendahnya tingkat kesehatan mental, namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
bersyukur mempunyai peran yang lebih besar dalam mengembangkan
kesehatan mental di tempat kerja dibandingkan dengan pemaafan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
mengenai topik memaafkan adalah sebagai berikut, dari segi variabel yang
diteliti, sebagian besar penelitian sebelumnya merupakan penelitian kualitatif
yang hanya menggunakan satu variabel psikologis saja, misalnya penelitian
Argiati dan Hidayatullah (2013) yang membahas tentang dinamika psikologi
dan perilaku forgiveness bagi korban kekerasan dalam rumah tangga, selain itu
penelitian sebelumnya yang berupa penelitian kuantitatif menghubungkan
memaafkan dengan variabel psikologis lain yaitu kepuasan hidup (Aricioğlu,
2016., Sapmaz et al., 2016), kematangan emosi (Widasuari dan Laksmiwati,
2018).
Dilihat dari segi subjek, penelitian sebelumnya hanya
memfokuskan pemilihan subjek dalam lingkup satu sampai dua universitas
dan hanya terbatas pada mahasiswa saja (Ariciouğlu, 2016., Sapmaz et
al.,2016). Sedangkan konteks penelitian bersyukur dan memaafkan pada
remaja akhir belum pernah diteliti, maka dari itu peneliti memilih remaja akhir
sebagai subjek penelitian. Dari segi lokasi, penelitian sejenis lebih banyak
dilakukan di luar negeri (Neto, 2007. Sapmaz et al.,2016) dibandingkan
dengan di Indonesia. Mengacu pada hal tersebut, peneliti menemukan bahwa
penelitian tentang memaafkan yang dikaitkan dengan variabel bersyukur
dengan subjek remaja akhir perlu dilakukan di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berdasarkan perbedaan tersebut, maka penelitian ini secara khusus
akan mengungkap hubungan antara bersyukur dan memaafkan pada remaja
akhir, jika remaja akhir bersyukur maka remaja akhir tersebut akan cenderung
lebih mudah memaafkan. Begitupun sebaliknya, seorang remaja akhir tidak
bersyukur maka remaja akhir tersebut akan cenderung lebih sulit memaafkan.
Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki dan
perempuan yang berusia 18 – 21 tahun. Peneliti membuat dan menyebar skala
memaafkan dan skala bersyukur pada remaja akhir yang berusia 18 – 21
tahun. Prosedur pengambilan data akan dilakukan dengan metode penyebaran
skala. Peneliti menyebarkan skala penelitian melalui google form sehingga
skala penelitian dapat di akses dimanapun. Metode ini diyakini dapat
mengambil lebih banyak data dan lebih banyak partisipan dari usia 18 hingga
21 tahun.
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi remaja akhir agar
remaja akhir mengerti bahwa semakin remaja akhir bersyukur maka akan
mempermudah tingkat memaafkan remaja akhir tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah terdapat hubungan antara bersyukur dan memaafkan pada
remaja akhir.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
antara bersyukur dan memaafkan pada remaja akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
teoretis mengenai bersyukur dan memaafkan dalam pengembangan
ilmu psikologi, khususnya psikologi positif dan studi psikologi pada
umumnya.
2. Manfaat praktis
A. Bagi remaja akhir
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan refleksi
dan membantu para remaja akhir agar dapat lebih mampu memaafkan
diri sendiri, memaafkan orang lain dan memaafkan situasi yang telah
membuat remaja mengalami luka batin dengan cara mensyukuri
kejadian apapun yang terjadi dalam hidup.
B. Bagi biro psikologi atau psikolog
Penelitian ini juga diharapkan berguna bagi biro psikologi atau
para psikolog untuk bahan pertimbangan bagi klien yang memiliki
luka batin dan sulit memaafkan untuk menjadi lebih mudah
memaafkan dengan cara mensyukuri kejadian apapun dalam hidup.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu klien untuk memaafkan diri
sendiri, memaafkan orang lain yang telah menyakiti maupun situasi
yang terjadi di luar kendalinya dengan cara bersyukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Memaafkan
1. Definisi memaafkan
Memaafkan merupakan sebuah transformasi yang melibatkan
perasaan, pikiran dan perilaku seseorang dengan mengubah hal-hal
negatif menjadi positif yang meliputi dimensi kognitif, afektif,
perilaku, motivasi, keputusan dan karakteristik interpersonal secara
bertahap (Aricioğlu, 2016). Dalam salah satu buku terbitan American
Psychological Association (2008) disebutkan bahwa memaafkan
adalah sebuah cara yang dilakukan secara sengaja dan sukarela untuk
mengubah emosi serta perilaku negatif terhadap individu yang telah
melakukan kesalahan hingga adanya penurunan niat untuk membalas
dendam dan hilangnya perilaku menjaga jarak dengan individu
tersebut.
Arif (2016) mengungkapkan bahwa memaafkan adalah suatu
cara untuk menyembuhkan luka masa lalu dengan cara menjalin
kembali relasi yang sempat renggang serta menyelesaikan konflik yang
terjadi sampai tuntas sehingga dapat membuat individu menjadi
pribadi yang utuh kembali. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar
individu memutus siklus balas dendam dan saling menyakiti satu sama
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
McCullough (dalam Arif, 2016) menyebutkan bahwa
memaafkan adalah pengurangan niat atau perilaku untuk menghindari
dan membalas dendam pada orang yang telah menyakiti serta bersikap
positif dan penuh kasih pada orang tersebut. Individu dikatakan dapat
memaafkan ketika individu tersebut dapat menerima kenyataan yang
tidak menyenangkan dan berdamai dengan dirinya ataupun hal yang
menyakitkan tersebut. Memaafkan adalah persepsi seseorang terhadap
sebuah pelanggaran seperti tanggapan dan dampak dari sebuah
pelanggaran yang cenderung bersifat negatif diubah menjadi netral
atau positif dimana objek dalam memaafkan mungkin merupakan diri
sendiri, orang lain, atau situasi yang terjadi di luar kendali siapapun
(Thompson, Synder, & Hoffman et al., 2005).
Dengan demikian, memaafkan dapat didefinisikan sebagai
sebuah upaya yang dilakukan seseorang dengan sadar dan bertujuan
untuk menyembuhkan luka batin serta menghindari perilaku balas
dendam dengan cara mengubah perilaku dan emosi negatif menjadi
lebih positif.
2. Dimensi memaafkan
Thompson et al. (2005) mengungkapkan tiga dimensi dalam
memaafkan yaitu memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain dan
memaafkan situasi yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
a. Memaafkan diri sendiri
Kurniati (2009) mengungkapkan bahwa memaafkan diri
sendiri didefinisikan sebagai keinginan untuk melepasan rasa
bersalah dan menyalahkan diri sendiri setelah melukai diri sendiri
atau setelah menyakiti orang lain.
b. Memaafkan orang lain
Kurniati (2009) mengungkapkan bahwa memaafkan orang
lain melibatkan perubahan motivasi untuk berhubungan dengan
orang lain, sehingga seseorang akan mengalami: (a) penurunan
motivasi untuk menghindari kontak psikologis atau kontak
personal dengan orang yang bersalah; (b) penurunan motivasi
untuk balas dendam atau melihat kerugian pada orang yang
bersalah; dan (c) peningkatan motivasi untuk berbuat kebaikan
terhadap orang yang bersalah.
c. Memaafkan situasi
Penelitian yang dilakukan Exline, Yali, dan Lobel tahun
1999 (dalam Thompson et al., 2005) menemukan bahwa setelah
diteliti untuk kesulitan memaafkan diri sendiri dan orang lain,
kesulitan memaafkan keadaan memiliki sumbangsih yang cukup
besar dalam perasaan gelisah dan depresi di kalangan mahasiswa.
Keadaan yang dimaksud disini adalah ketika seorang individu
mungkin akan menyalahkan dunia, nasib, kehidupan, atau suatu
situasi spesifik, oleh karena itu seseorang akan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kesempatan untuk memaafkan situasi. Thompson et al., (2005)
berpendapat bahwa seseorang tidak dapat memaafkan situasi
karena situasi tidak dianggap memiliki pengaruh yang besar
terhadap kehidupan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dimensi
memaafkan terdiri atas memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain
dan memaafkan situasi. Dimana dalam masing-masing dimensi
terdapat dua aspek memaafkan yaitu valensi dan kekuatan.
3. Aspek-aspek memaafkan
Thompson et al. (2005) mengungkapkan dua aspek dalam
memaafkan, yaitu :
a. Valensi
Valensi diartikan sebagai derajat keterikatan yang ada
dalam diri individu dengan individu lain. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan aspek valensi adalah kecenderungan pikiran,
perasaan dan perilaku yang bersifat negatif, netral atau positif.
Individu yang memaafkan mengalami pengubahan valensi negatif
menjadi netral atau positif. Aspek valensi terdapat dalam masing-
masing dimensi memaafkan yang meliputi dimensi memaafkan diri
sendiri, memaafkan orang lain dan memaafkan situasi.
b. Kekuatan
Kekuatan merupakan sebuah intensitas perubahan dan
melemahnya valensi (derajat keterikatan antara individu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
individu lain) dalam diri individu. Perubahan dalam aspek ini
disebabkan oleh faktor-faktor kerugian atau sakit hati yang
dirasakan oleh individu telah berkurang dan mengakibatkan
melemahnya derajat keterikatan antara individu tersebut dengan
pelanggar seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang
memaafkan cenderung tidak lagi merasakan perasaan atau
hubungan negatif terhadap dirinya, orang lain dan situasi. Aspek
kekuatan terdapat dalam masing-masing dimensi memaafkan yang
meliputi dimensi memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain
dan memaafkan situasi.
Maka dapat disimpulkan bahwa aspek memaafkan adalah
valensi dan kekuatan yang berada dalam masing-masing dimensi
memaafkan.
4. Faktor pendorong perilaku memaafkan
Menurut McCullough et al. (1998) faktor penentu yang
memengaruhi munculnya perilaku memaafkan pada individu, yaitu:
a. Empati
Empati merupakan kemampuan memahami atau melihat
sesuatu dari sudut pandang yang berbeda untuk ikut merasakan
perasaan orang lain dan mengerti alasan seseorang melakukan
sesuatu (McCullough, 2000). Melalui empati terhadap orang yang
telah menyakiti maka orang yang disakiti dapat memahami alasan
seseorang melakukan hal tersebut dan perasaan merasa bersalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
serta tertekan akibat perilaku yang telah dilakukan. Dengan alasan
tersebut, empati dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
munculnya perilaku memaafkan pada individu yang telah disakiti
(McCullough, Pargament & Thoresen, 2000). Dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi empati yang dimiliki orang yang disakiti
kepada orang yang menyakiti maka akan semakin besar pula
kemungkinan perilaku memaafkan muncul dalam diri individu
tersebut.
b. Variabel sosial kognitif
Perilaku memaafkan dipengaruhi oleh aspek sosial dan
kognitif. Penilaian korban terhadap pelaku, penilaian korban
terhadap kejadian, keparahan kejadian, dan keinginan untuk
menjauhi pelaku merupakan aspek sosial yang erat hubungannya
dengan orang yang telah menyakiti. Dari segi kognitif yang
memengaruhi perilaku memaafkan adalah Rumination About the
Transgression, yaitu kecenderungan korban untuk terus menerus
mengingat kejadian yang dapat menimbulkan kemarahan, sehingga
menghalangi korban untuk menciptakan perilaku memaafkan.
Individu yang mengalami sakit hati akan cenderung merenungi
perasaan sakit hati dan menekankan pada keinginan untuk
menghindari pelaku atau motivasi untuk membalas dendam.
Semakin kecil intensitas individu untuk melakukan hal-hal tersebut
maka individu tersebut dapat lebih mudah memaafkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Karakteristik luka yang ditimbulkan
Girard dan Mullet, Ohbuchi, Kameda dan Agarie (dalam
McCullogh, Pargament, & Thoresen 2000) menyebutkan semakin
penting dan bermakna suatu kejadian, maka akan semakin sulit
untuk seseorang memaafkan. Dapat disimpulkan jika luka yang
ditimbulkan disebabkan oleh kejadian yang penting dan bermakna
maka semakin sulit seseorang untuk memaafkan. Sebaliknya jika
luka yang ditimbulkan disebabkan olah kejadian yang tidak penting
dan tidak bermakna maka semakin mudah seseorang memaafkan.
d. Kualitas hubungan interpersonal
Faktor lain yang memengaruhi perilaku memaafkan adalah
kedekatan atau hubungan antara orang yang disakiti dengan pelaku.
Semakin dekat hubungan antara orang yang disakiti dengan orang
yang menyakiti maka perilaku memaafkan akan lebih mudah
muncul, namun jika orang tersebut melakukan hal yang sangat
menyakitkan maka perilaku memaafkan akan cenderung susah
muncul.
e. Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yang dapat berpengaruh terhadap
memaafkan adalah faktor agreeableness yang terdapat dalam the
Big Five theory yaitu pada altruism atau keinginan untuk
membantu orang lain dan trust atau kepercayaan terhadap orang
lain (McCullough, Pargament, & Thoresen 2000). Agreeableness
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
merupakan kepribadian yang terdapat pada individu yang ramah,
lembut, tidak menuntut, menghindari konflik, penyabar, dan
cenderung mengikuti orang lain (Beaumont & Stout, 2003).
Individu yang memiliki tingkat agreeableness tinggi akan lebih
mudah memaafkan jika dibandingkan dengan individu yang
memiliki tingkat agreeableness rendah. Kepribadian tertentu yang
erat kaitannya dengan perilaku sosial dan keterbukaan diri juga
dapat memengaruhi seseorang untuk memaafkan (McCullough &
Worthington, 1999). Salah satu perilaku sosial yaitu sikap
prososial. Neto (2007) mengungkapkan bahwa orang yang
memiliki karakteristik prososial akan memiliki watak bersyukur
dalam dirinya. Emmons et al. (2002) mengungkapkan bahwa
syukur juga merupakan sebuah emosi dan sikap atau kepribadian
dari seseorang.
f. Jenis kelamin
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Ghaemmaghami et al. (2011) ditemukan bahwa perempuan
cenderung memiliki keinginan untuk membalas dendam yang lebih
rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. Hal tersebut menjadi
salah satu faktor yang menyebabkan perempuan lebih mudah
memaafkan jika dibandingkan dengan laki-laki.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong
perilaku memaafkan adalah empati, variabel sosial kognitif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
karakteristik luka yang ditimbulkan, kualitas hubungan
interpersonal, faktor kepribadian, dan jenis kelamin. Secara garis
besar, faktor-faktor pendorong memaafkan dapat dikelompokkan
ke dalam dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Dalam hal ini yang termasuk faktor internal yaitu empati, variabel
sosial kognitif, karakteristik luka yang ditimbulkan, faktor
kepribadian dan jenis kelamin. Sedangkan yang termasuk dalam
faktor eksternal yaitu kualitas hubungan interpersonal.
B. Bersyukur
1. Definisi bersyukur
Bersyukur berasal dari bahasa latin, gratia yang berarti
dukungan dan gratus yang berarti menyenangkan. Kedua definisi
tersebut memiliki arti bahwa segala hal harus dilakukan dengan
kebaikan, murah hati, hadiah, keindahan berbagi serta menerima segala
sesuatu dalam hidup (Emmons, 2007).
The Oxford English Dictionary (dalam Emmons &
McCullough, 2004), mendefinisikan bersyukur sebagai suatu kondisi
untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan sebuah penghargaan atas
keinginan untuk mengulang kembali suatu kebaikan. Definisi lain
diungkapkan oleh Toussaint dan Friedman (2009), syukur adalah suatu
bentuk terima kasih atas (a) orang lain, situasi dan kehidupan, (b)
pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dalam kehidupan (c)
berkat berkelimpahan, (d) penerimaan dan pengampunan masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
serta memiliki pemikiran yang positif tentang masa depan, yang
berfokus pada pengalaman emosional interpersonal dan keyakinan
kognitif maupun perilaku individu.
McCullough dalam Arif (2016) mengungkapkan bahwa
bersyukur adalah perasaan yang menyenangkan berupa rasa terima
kasih ketika seseorang menerima bantuan dan kebaikan dari orang lain,
walaupun hal tersebut terjadi bukan karena perilaku orang tersebut.
Coffman (dalam Snyder, Lopez, & Pedrotti, 2011) mengadakan sebuah
penelitian dan mengungkapkan bahwa korban bencana alam dapat
merasa bersyukur dengan apa yang dialami. Bersyukur tidak hanya
terjadi karena peristiwa menyenangkan tetapi juga dari peristiwa yang
menyakitkan. Definisi lain diungkapkan oleh Emmons (2007),
bersyukur digambarkan sebagai emosi, suasana hati, kebajikan moral,
kebiasaan, motif, sifat kepribadian, respon coping bahkan sebuah cara
hidup.
Dengan demikian, bersyukur didefinisikan sebagai
pengungkapan rasa terima kasih dan penghargaan akan segala bentuk
kebaikan serta berkat yang diterima oleh seorang individu.
Terdapat beberapa istilah dalam psikologi yang mirip dengan
bersyukur antara lain berpikir positif dan penerimaan diri. Peale (2006)
mengungkapkan definisi berpikir positif sebagai kemampuan berpikir
seorang individu untuk menilai segala pengalaman yang terjadi dalam
hidupnya sebagai bahan berharga untuk pengalaman selanjutnya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menganggap semua pengalaman adalah proses yang harus diterima.
Berpikir positif berbeda dengan bersyukur, berpikir positif hanya
terbatas sampai pikiran saja. Sedangkan bersyukur dapat dilihat dari
pikiran maupun perilaku.
Istilah lain yang mirip dengan bersyukur yaitu penerimaan diri.
Chaplin (2005) mengungkapkan bahwa penerimaan diri adalah sikap
dasar untuk merasa puas dengan diri sendiri atas kualitas, bakat,
pengetahuan serta keterbatasan yang dimiliki. Penerimaan diri lebih
merujuk pada sikap menerima diri sendiri sedangkan bersyukur
mencakup lingkup yang lebih luas tidak hanya diri sendiri tetapi atas
orang lain, suatu benda ataupun suatu kejadian.
2. Aspek-aspek bersyukur
Seseorang dikatakan bersyukur jika individu tersebut memiliki
aspek-aspek bersyukur yang diungkapkan oleh Watkins dalam
Toussaint dan Friedman (2009), yaitu :
a. Merasakan hidup yang berkelimpahan
Watkins et al. (2003) mengungkapkan bahwa individu yang
bersyukur tidak akan merasa kekurangan dalam kehidupan. Dengan
kata lain, semakin individu merasa hidupnya berkelimpahan dan
dipenuhi banyak berkat, walaupun individu tersebut tidak
berkecukupan secara materi maka individu tersebut akan lebih mudah
bersyukur, begitupun sebaliknya. Semakin individu merasa hidupnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
berkekurangan dalam hal apapun maka individu tersebut semakin sulit
untuk bersyukur.
b. Mengapresiasi kontribusi orang lain dalam kesejahteraan hidupnya
Individu yang bersyukur akan menghargai kontribusi orang lain
dalam kesejahteraan hidup. Teori bersyukur menekankan bahwa orang
lain memiliki manfaat yang penting dalam kehidupan individu
(Toussaint dan Friedman, 2009). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa semakin individu menyadari dan mengapresiasi kehadiran serta
manfaat yang diberikan oleh orang lain maka akan semakin mudah
individu tersebut merasa bersyukur, begitupun sebaliknya.
c. Mengapresiasi kebahagiaan sekecil apapun dalam hidupnya; yang
biasa dialami oleh kebanyakan orang
Individu yang bersyukur memiliki kecenderungan untuk
menghargai kesenangan sederhana. Kesenangan sederhana mengacu
pada kesenangan-kesenangan dalam hidup yang tersedia untuk
kebanyakan orang. Individu yang menghargai kesenangan sederhana
akan lebih rentan untuk mengalami perasaan bersyukur karena
individu tersebut akan mengalami manfaat subjektif yang lebih sering
dalam kehidupan sehari-hari. Semakin sering individu tersebut
mengapresiasi dan menghargai kebahagiaan sekecil apapun dalam
kehidupannya maka semakin mudah individu tersebut bersyukur,
begitupun sebaliknya.
d. Mengenali pentingnya pengalaman dan pengungkapan rasa syukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Individu yang bersyukur harus mengakui pentingnya
mengalami dan mengungkapkan rasa syukur dalam hidup. Semakin
individu tersebut mengenali dan menyadari pengalaman apapun yang
terjadi dalam hidup maka semakin mudah pula individu tersebut
bersyukur, begitupun sebaliknya.
Dapat disimpulkan bahwa, karakteristik orang yang bersyukur
adalah merasa berterima kasih pada apapun dan kapanpun,
mengapresiasi kontribusi orang lain, dan mengenali pentingnya
pengalaman yang mendewasakan.
3. Faktor pendorong bersyukur
Fitzgerald (dalam Lopez & Synder, 2003) mengidentifikasikan tiga
faktor yang mendorong munculnya rasa syukur yaitu : (a) penghargaan
untuk seseorang atau sesuatu, (b) niat baik terhadap seseorang atau suatu
benda dan (c) sebuah pendapat untuk bertindak secara positif yang
mengalir dari penghargaan dan niat baik.
Mutia, Subandi dan Mulyati (2010) mengungkapkan bahwa
keyakinan untuk bersyukur tidak hadir begitu saja, melainkan muncul
karena suatu proses berpikir dan membiasakan perilaku positif sebagai
balasan dan wujud rasa terima kasih. Penelitian Charzyńska (2015) dan
Kristanto (2016) mengungkapkan bahwa jenis kelamin juga dapat
memengaruhi seseorang untuk bersyukur. Dalam penelitian tersebut
ditemukan hasil bahwa perempuan lebih mudah bersyukur jika
dibandingkan dengan laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong
bersyukur adalah memunculkan pikiran dan perilaku positif, menyadari
pikiran yang salah, menyadari pentingnya penghargaan atas seseorang atau
sesuatu, memiliki niat baik terhadap seseorang atau sesuatu, pendapat
untuk berbuat secara positif dan mampu mengaplikasikan rasa syukur
tersebut, serta jenis kelamin.
4. Efek Psikologis Bersyukur
McCullough, Emmons, dan Tsang (2002) mengungkapkan bahwa
terdapat efek psikologis positif yang terjadi jika seseorang bersyukur,
antara lain :
a. Sifat afektif positif dan kesejahteraan
Orang yang bersyukur cenderung lebih mudah merasa dicintai,
diterima, dan dihargai sehingga memiliki tingkat subjective well-being
yang lebih tinggi. Orang yang bersyukur juga berpandangan bahwa
hidup merupakan anugerah dan menghargai segala yang terjadi dalam
hidupnya. Orang dengan tingkat bersyukur yang tinggi memiliki
kepribadian yang cenderung ekstrovert dan terhindar dari emosi-emosi
negatif seperti depresi, kecemasan, dan cemburu.
b. Sifat prososial
Bersyukur merupakan sebuah emosi positif yang memicu
seseorang untuk berbuat baik kepada orang yang telah memerhatikan
kesejahteraan dirinya. Seseorang yang bersyukur akan memiliki
empati, bersedia memaafkan, dan memberikan bantuan serta dukungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kepada orang lain. Hal ini mengakibatkan seseorang yang bersyukur
lebih peka dengan keadaan orang lain dan aktif dalam pergaulan
dengan lingkungan sosialnya.
c. Sifat spiritualitas
Seseorang yang bersyukur memiliki pandangan bahwa terdapat
kekuatan yang lebih besar yang bukan berasal dari manusia yaitu
Tuhan dan alam semesta yang mempengaruhi kesejahteraan dirinya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang
bersyukur memiliki hidup yang lebih bahagia dengan apapun yang ada
dalam hidup, merasa lebih dicintai dan dihargai serta diterima oleh
lingkungan sosialnya. Seseorang yang bersyukur cenderung
memberikan dukungan emosional berupa bantuan dan dukungan
terhadap orang lain, memiliki empati dan mudah memaafkan.
Seseorang yang bersyukur juga memiliki kepercayaan akan Tuhan dan
alam semesta yang memiliki kekuatan lebih besar dari dirinya.
C. Remaja Akhir
1. Definisi remaja akhir
Hurlock (2003), mengungkapkan bahwa masa remaja adalah usia
peralihan seorang anak yang mulai mengurangi tingkat ketergantungan
dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Dalam usia remaja,
individu diminta untuk mempersiapkan dan menyesuaikan diri agar
dapat menjadi pribadi yang diterima masyarakat serta menghadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tuntutan yang akan dihadapi.
Hall (dalam Santrock, 2007) mengungkapkan individu yang
berusia antara 12 hingga 23 tahun yang diwarnai dengan konflik dan
perubahan suasana hati atau bisa disebut dengan pandangan badai dan
stress. Hall berasumsi bahwa pada masa ini pikiran, perasaan dan
perilaku remaja sering berubah dan cenderung tidak tetap. Remaja
dapat bersikap tidak menyenangkan dan tiba-tiba berubah menjadi
menyenangkan. Santrock (2007) mendefinisikan remaja merupakan
periode transisi individu antara anak-anak dan dewasa yang meliputi
transisi pada perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosi. Sarwono
(1989) mengungkapkan remaja merupakan individu yang berusia
diantara 11 sampai 24 tahun dan belum menikah.
Masa remaja dimulai pada usia 10 hingga 22 tahun (Santrock,
2007). Masa remaja dibagi menjadi tiga kelompok (Ahmadi & Sholeh,
1991), yaitu : (1) Remaja awal yaitu seseorang yang berada pada
rentang usia 12 sampai 15 tahun. (2) Remaja pertengahan yaitu
seseorang yang berada pada rentang usia 15 sampai 18 tahun. (3)
Remaja akhir yaitu seseorang yang berada pada rentang usia 18 sampai
21 tahun. Monks dan Haditono (2009) juga berpendapat bahwa masa
remaja dibagi menjadi tiga tahapan perkembangan yaitu remaja awal
(12-15 tahun), remaja pertengahan (15-18 tahun) dan remaja akhir (18-
21 tahun).
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bahwa remaja akhir merupakan seorang individu yang berada pada
rentang usia 18 sampai 21 tahun. Batasan usia tersebut juga akan
digunakan sebagai batasan usia subjek penelitian.
2. Ciri-ciri remaja akhir
Santrock (2007) mengungkapkan bahwa masa remaja akhir
terjadi pada pertengahan usia 20 tahun pertama dalam kehidupan.
Remaja akhir lebih tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan
karir, berpacaran dan mencari identitasnya. Blos (dalam Sarwono,
1989) mengungkapkan bahwa remaja akhir merupakan masa puncak
sebelum menuju masa dewasa. Remaja akhir ditandai dengan lima
pencapaian yaitu :
a. Minat yang semakin berfokus pada fungsi-fungsi dalam
kecerdasan berpikir
b. Mencari celah untuk bersosialisasi dan berbaur dengan orang lain
untuk memperoleh pengalaman baru
c. Terbentuknya identitas seksual yang tetap
d. Perubahan dari egosentrisme menjadi keseimbangan antara
kepentingan diri sendiri dan orang lain
e. Munculnya dinding pemisah antara diri sendiri dan lingkungan
sosial
Monks dan Haditono (2009) mengungkapkan masa remaja
akhir berkisar di usia 18 sampai 21 tahun dengan ciri khas antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
a. Pengungkapan identitas diri
b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c. Mempunyai citra jasmani dalam pribadinya
d. Dapat mewujudkan perasaan cinta
e. Mampu berpikir abstrak
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
remaja akhir adalah memiliki identitas diri, memperluas lingkungan
sosial, dan cenderung memilih-milih lingkungan pergaulannya.
3. Tugas perkembangan remaja akhir
Adolescene atau remaja memiliki tugas perkembangan yang
harus di jalani. Santrock (2007) mengungkapkan tugas pokok remaja
adalah mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa. Pendapat
lain diungkapkan oleh Erikson (dalam Santrock, 2007), tugas
perkembangan remaja adalah pencarian identitas atau jati diri. Erikson
mengungkapkan pada masa ini individu akan dihadapkan pada
tantangan untuk mencari tahu dan menemukan siapa diri mereka, dan
akan jadi seperti apa dirinya kelak. Erikson (dalam Desmita, 2008)
mengungkapkan bahwa tugas perkembangan utama remaja adalah
menyelesaikan krisis identitas. Diharapkan remaja akhir sudah memiliki
identitas diri yang stabil sehingga remaja akhir memiliki pandangan yang
jelas tentang identitasnya, memahami perbedaan dan persamaan dengan
orang lain, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri, peka dan
tanggap terhadap lingkungan, serta sudah mampu mengambil suatu
keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4. Memaafkan pada remaja akhir
Remaja akhir merupakan individu yang berusia 18 hingga 21
tahun. Remaja akhir memiliki ciri-ciri antara lain sudah memiliki
identitas diri yang tetap, memperluas lingkungan pergaulan, memilih-
milih lingkungan sosial serta sudah dapat berpikir abstrak dan
memahami perasaan cinta. Sama seperti masa perkembangan yang
lain, pada masa perkembangan remaja akhir, individu memiliki tugas
perkembangan yang harus diselesaikan. Tugas perkembangan ini
adalah memiliki identitas diri yang stabil sehingga remaja akhir
memahami kelebihan dan kekurangannya sehingga remaja akhir lebih
peka terhadap dirinya maupun terhadap orang lain yang ada di
sekitarnya.
Remaja akhir juga diharapkan mampu membicarakan masalah
yang terjadi dengan orang lain sehingga remaja akhir tidak lagi
menyimpan perasaan sakit dari perasaan sendiri, mampu melepaskan
semua amarah, dan tidak lagi mempunyai perasaan untuk membalas
semua sakit hati atau membalas dendam pada seseorang yang telah
menyakiti (Annisa & Marettih, 2016). Banyak kasus yang
mengungkapkan bahwa remaja melakukan tindakan balas dendam
berupa pembunuhan terhadap orang yang telah menyakiti dirinya.
Maka dari itu, memaafkan dibutuhkan untuk memutus rantai balas
dendam yang terjadi dalam kehidupan remaja akhir yang akan segera
memasuki masa dewasa. Pada kehidupan sehari-hari, memaafkan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
penting dilakukan untuk tetap menjalin hubungan yang baik dengan
orang lain dan membuat hidup menjadi lebih damai. Sebuah penelitian
yang dilakukan Maio, Thomas, Fincham, dan Carnelley (dalam
Kurniati, 2009) mengungkapkan bahwa seseorang dengan tingkat
memaafkan yang lebih tinggi memiliki tingkat kecemasan, depresi dan
agresi yang lebih rendah dibanding dengan orang yang tidak
memaafkan.
D. Dinamika Hubungan antara Bersyukur dan Memaafkan pada
Remaja Akhir
Remaja akhir merupakan individu yang berada pada usia 18 sampai
21 tahun. Remaja akhir seharusnya sudah memiliki emosi yang stabil
(Kartono, 1990). Hal ini disebabkan karena remaja sudah mengenal siapa
dirinya serta sudah memahami arah hidup dan menyadari tujuan hidupnya
(Kartono, 1990). Remaja akhir juga memiliki berbagai masalah yang
dihadapi, bahkan beberapa remaja memiliki kecenderungan untuk bunuh
diri (Sarwono, 1989). Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi remaja akhir yaitu dengan bersyukur. Dengan emosi yang
cenderung stabil, hendaknya remaja akhir dapat melihat sisi positif dan
mensyukuri kejadian apapun dalam hidupnya. Bersyukur tidak hanya
terjadi karena peristiwa menyenangkan tetapi juga dari peristiwa yang
menyakitkan. Dengan demikian, penting sekali remaja akhir mensyukuri
segala peristiwa yang telah terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Bersyukur dapat terjadi ketika seorang remaja akhir merasa
berterima kasih atas suatu hal yang dialami. Hal ini dapat berupa rasa
terima kasih atas seseorang dan situasi yang terjadi dalam kehidupan.
Bersyukur juga merupakan rasa terima kasih atas segala pengalaman dan
pembelajaran yang diperoleh dalam kehidupan. Bersyukur adalah sebuah
penerimaan dan pengampunan pada masa lalu serta memiliki pandangan
positif terhadap masa depan (Toussaint & Friedman, 2009). Oleh karena
itu, seorang remaja akhir hendaknya dapat mengampuni kehidupan masa
lalu agar mempermudah remaja akhir untuk merasa bersyukur dan
berempati pada orang lain. Salah satu cara mengampuni kehidupan masa
lalu adalah dengan memaafkan.
Terdapat beberapa aspek dari perilaku bersyukur, antara lain
merasa hidup yang berkelimpahan, mengapresiasi kontribusi orang lain
dalam kesejahteraan hidup, mengapresiasi kebahagiaan sekecil apapun
dalam hidup, dan mengenali pentingnya pengalaman dan pengungkapan
rasa syukur (Watskin dalam Toussaint & Friedman, 2009).
Aspek pertama yaitu merasa hidup yang berkelimpahan. Remaja
akhir dikatakan bersyukur jika merasa memiliki hidup yang
berkelimpahan, walaupun sebenarnya remaja akhir tersebut tidak
memiliki materi yang berkecukupan. Remaja akhir yang bersyukur tidak
akan merasa dirugikan dalam kehidupannya. Oleh karena itu walaupun
ada orang yang menyakitinya atau situasi yang menyakitkan baginya,
remaja akhir tidak akan merasa dendam dan berniat membalaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dendamnya. Dengan demikian remaja akhir akan lebih mudah
memaafkan karena remaja akhir tidak pernah merasa dirugikan oleh
orang lain maupun situasi tertentu dan hidupnya dipenuhi oleh berkat
yang berlimpah.
Aspek kedua dalam bersyukur adalah mengapresiasi kontribusi
orang lain dalam kesejahteraan hidup. Remaja akhir yang bersyukur akan
berusaha untuk menghargai peran orang lain dalam kehidupan. Remaja
akhir yang merasa bersyukur juga akan menyadari pentingnya peran
orang lain dan manfaat yang orang lain berikan pada kehidupan. Dengan
menyadari pentingnya peran dan manfaat yang diberikan orang lain,
maka remaja akhir akan melihat sisi positif di balik sisi negatif dari orang
yang telah menyakitinya. Dengan adanya sikap ini remaja akhir akan
lebih mudah memaafkan karena menyadari peran orang lain dalam
kehidupan, terutama memaafkan orang lain.
Aspek ketiga dalam bersyukur adalah mengapresiasi kebahagiaan
sekecil apapun dalam hidup. Remaja akhir yang bersyukur akan
menghargai kebahagiaan yang umumnya telah tersedia bagi kebanyakan
orang. Remaja akhir akan memiliki pandangan positif dan mengapresiasi
kebahagian sekecil apapun yang dialaminya, termasuk jika sedang
dihadapkan pada suatu masalah. Remaja akhir akan melihat hal positif
atau kebahagiaan sekecil apapun dibalik hal negatif atau situasi buruk
yang dialaminya. Dengan demikian, jika remaja akhir dapat
mengapresiasi kebahagiaan sekecil apapun yang terjadi walaupun itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dalam situasi yang buruk dan tidak menyenangkan maka remaja akhir
dapat lebih memaafkan, terutama memaafkan situasi yang menyakitkan.
Aspek terakhir dalam bersyukur adalah mengetahui pentingnya
pengalaman dan pengungkapan rasa syukur. Remaja akhir yang
bersyukur akan menyadari pentingnya pengalaman yang telah dihadapi.
Seperti konsep yang sudah dijelaskan bahwa bersyukur dapat terjadi dari
hal yang menyakitkan sekalipun (Coffman dalam Synder et al., 2011),
maka remaja akhir tidak hanya menjadikan pengalaman yang
menyenangkan saja sebagai hal yang patut disyukuri. Remaja akhir juga
akan menjadikan pengalaman yang kurang menyenangkan sebagai hal
yang patut disyukuri pula. Selain itu, remaja akhir yang bersyukur juga
akan menyadari pentingnya pengungkapan rasa syukur atas segala
kejadian yang terjadi dalam hidup baik pengalaman menyenangkan
maupun pengalaman tidak menyenangkan. Dengan mengetahui
pentingnya pengalaman dan pengungkapan rasa syukur maka remaja
akhir akan lebih mudah untuk memaafkan kesalahan diri sendiri di masa
lalu, memaafkan orang yang telah menyakiti maupun memaafkan situasi
yang menyakitkan baginya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Skema penelitian
Gambar 1. Skema hubungan antara bersyukur dan memaafkan pada
remaja akhir
Tingkat Bersyukur Tinggi Tingkat Bersyukur Rendah
- Merasakan hidup yang
berkelimpahan
- Mengapresiasi kontribusi orang
lain dalam kesejahteraan hidup
- Mengapresiasi kebahagiaan
sekecil apapun dalam hidup
- Mengenali pentingnya
pengalaman dan pengungkapan
rasa bersyukur
-
- Merasa hidup berkekurangan
- Tidak mengapresiasi kontribusi
orang lain dalam kesejahteraan
hidup
- Tidak mengapresiasi apapun
dalam hidup
- Tidak menganggap
pengalaman dan pengungkapan
rasa bersyukur
Remaja Akhir
- Tidak merasa dirugikan atas
apapun yang terjadi termasuk
hal burukyang dialami
- Menyadari manfaat yang
diberikan orang lain bagi
hidupnya termasuk orang yang
telah menyakiti
- Menyadari bahwa pasti
terdapat hal positif dibalik
banyaknya hal negatif yang ada
dalam hal-hal yang
menyakitkan
- Menyadari bahwa pengalaman
yang menyakitkan juga patut
disyukuri
- Merasa dirugikan atas
apapun yang terjadi
- Beranggapan bahwa orang
yang telah menyakti tidak
bermanfaat dalam kehidupan
- Beranggapan bahwa hanya
ada hal negatif dibalik
situasi yang menyakitkan
- Hanya mensyukuri
pengalaman yang
menyenangan yang terjadi
dalam kehidupan
Lebih mampu memaafkan Kurang mampu memaafkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Hipotesis penelitian
Berdasarkan dinamika penelitian yang telah dijelaskan, maka dapat
dikemukakan hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan positif
antara bersyukur dan memaafkan pada remaja akhir, semakin tinggi
tingkat bersyukur remaja akhir, maka semakin tinggi pula tingkat
memaafkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional.
Penelitian kuantitatif korelasional merupakan sebuah penelitian yang
mengungkapkan hubungan antara satu atau lebih variabel independent dan
satu atau lebih variabel dependent (Supratiknya, 2014). Azwar (2010)
mengungkapkan penelitian korelasional memiliki tujuan untuk meneliti
sejauh mana variasi pada satu variabel yang berkaitan dengan variasi pada
variabel lain berdasarkan tingkat koefisien korelasi yang diperoleh dari
taraf hubungan yang terjadi antara dua atau lebih variabel penelitian.
Semakin kuat hubungan maka semakin efektif peneliti memprediksikan
suatu peristiwa. Penelitian ini menggunakan prosedur uji statistik
korelasional karena dianggap sesuai dengan tujuan penelitian.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel independent (bebas)
Azwar (2017) mengungkapkan variabel bebas adalah variabel yang
variasinya mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pada variabel
lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bersyukur.
2. Variabel dependent (tergantung)
Azwar (2017) mengungkapkan variabel tergantung adalah variabel
penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dari variabel lain. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah
memaafkan.
C. Definisi Operasional
1. Bersyukur
Bersyukur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pengungkapan rasa terima kasih dan penghargaan akan segala bentuk
kebaikan serta berkat yang diterima oleh seorang individu, yang akan
diukur dengan menggunakan skala bersyukur berdasarkan teori
Gratitude Resentment and Appreciation Test atau disingkat GRAT
oleh Watskin (dalam Toussaint dan Friedman, 2009), yang meliputi
aspek merasa hidup berkelimpahan, mengapresiasi kontribusi orang
lain dalam kehidupannya, mengapresiasi kebahagiaan sekecil apapun
yang dirasakan dalam hidup serta mengalami pentingnya suatu
pengalaman dan mengungkapkan rasa bersyukur yang individu
tersebut miliki. Semakin besar skor yang diperoleh maka semakin
tinggi tingkat bersyukur remaja akhir, demikian pula semakin kecil
skor yang diperoleh maka semakin rendah tingkat bersyukur remaja
akhir.
2. Memaafkan
Memaafkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah
upaya yang dilakukan remaja akhir dengan sadar dan bertujuan untuk
menyembuhkan luka batin serta menghindari perilaku balas dendam
dengan cara mengubah perilaku dan emosi negatif menjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
positif, yang akan diukur dengan menggunakan skala memaafkan
berdasarkan teori Heartland Forgiveness Scale atau HFS oleh
Thompson et al. (2005) yang meliputi aspek valensi dan kekuatan
dengan tiga dimensi yaitu memaafkan diri sendiri, memaafkan orang
lain dan memaafkan situasi. Semakin besar skor yang diperoleh maka
semakin tinggi tingkat memaafkan seseorang, demikian pula semakin
kecil skor yang diperoleh maka semakin rendah tingkat memaafkan
seseorang.
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah suatu kelompok subjek yang hendak dikenai
generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2017). Pada penelitian ini,
populasi yang digunakan memiliki beberapa karakteristik, antara lain,
perempuan dan laki-laki yang berada pada masa remaja akhir.
2. Subjek penelitian dan teknik pengambilan sampel
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang dipakai adalah non-
probability sampling yakni peluang anggota populasi untuk terpilih
sebagai sampel tidak diketahui (Azwar, 2017). Subjek dipilih
menggunakan metode purposive sampling. Teknik sampling ini
merupakan teknik sampel yang dilakukan dengan cara mengambil
subjek berdasarkan suatu ciri atau karakteristik tertentu yang dapat
menjawab permasalahan penelitian berdasarkan atas tujuan penelitian
(Arikunto, 2010). Karakteristik subjek penelitian ini adalah perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dan laki-laki yang berusia 18 sampai 21 tahun. Subjek penelitian
diperoleh dari penyebaran skala secara online.
E. Prosedur penelitian
Pada awalnya, peneliti mempersiapkan skala bersyukur yang
disusun mengacu pada empat aspek yang terdiri dari merasa hidup
berkelimpahan, mengapresiasi kontribusi seseorang dalam kehidupan,
mengapresiasi kebahagiaan sekecil apapun dalam hidup dan mengenali
pentingnya pengalaman serta pengungkapan rasa syukur. Selanjutnya,
peneliti juga mempersiapkan skala memaafkan yang disusun berdasarkan
dimensi dan aspek yang diungkapkan Thompson dan Synder (2003).
Setiap item pernyataan dari kedua skala tersebut memiliki empat alternatif
jawaban yakni, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan
Sangat Tidak Sesuai (STS).
Peneliti melakukan uji validitas dengan menggunakan metode
validitas isi di mana peneliti memerlukan kesepakatan penilaian dari
penilai yang berkompeten (professional judgement) yang dilanjutkan
dengan meminta masukan dari sepuluh orang mahasiswa (peer
judgement). Peneliti melakukan uji coba alat ukur (try out) dengan
menyebarkan skala penelitian pada subjek yang dijumpai di kampus atau
di tempat umum dan memiliki karakteristik yang sesuai untuk menjadi
subjek yaitu laki-laki atau perempuan yang berusia 18 sampai 21 tahun.
Peneliti menjamin kerahasiaan subjek dalam pengisian skala sehingga
subjek diharapkan dapat menjawab dengan jujur. Peneliti mencantumkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
informed concent dalam pengisian skala sebagai pernyataan bahwa subjek
bersedia dan tanpa paksaan menjadi subjek penelitian. Peneliti melakukan
penyebaran skala melalui internet atau secara online. Data skala uji coba
terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan uji reliabilitas dan validitas
menggunakan SPSS for Windows versi 22.
Peneliti melakukan pengambilan data dengan menyebarkan skala
penelitian pada subjek yang memiliki karakteristik yang telah ditentukan
peneliti melalui internet atau secara online. Setelah data terkumpul,
peneliti melakukan analisis data menggunakan SPSS for Windows versi
22. Peneliti dapat mengolah data dan membuat pembahasan serta
kesimpulan penelitian.
F. Metode pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan
skala. Skala adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengungkap
data mengenai suatu variabel psikologi (Azwar, 2017). Skala pengukuran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala bersyukur dan skala
memaafkan yang disusun peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah
ada.
Penelitian ini menggunakan jenis skala Likert. Azwar (2017)
mengungkapkan skala likert adalah skala sikap yang dirancang untuk
mengungkapkan sikap setuju ataupun tidak setuju terhadap suatu objek
sosial. Skala ini berisi pernyataan-pernyataan yang terdiri dari pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
favorable (pernyataan yang mendukung suatu sikap) dan pernyataan
unfavorable (pernyataan yang tidak mendukung suatu sikap).
Tabel 1.
Pemberian skor pada skala likert
Respon Pernyataan Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
Penelitian ini menggunakan dua skala yaitu skala bersyukur dan skala
memaafkan. Berikut skala dari masing-masing variabel :
1. Skala bersyukur
Peneliti akan menggunakan skala bersyukur yang disusun
berdasarkan empat aspek bersyukur sesuai dengan landasan teori.
Aspek-aspek bersyukur tersebut terdiri dari merasa hidup yang
berkelimpahan, mengapresiasi kontribusi orang lain dalam
kesejahteraan hidup.
Berikut merupakan tabel distribusi aitem dan pemberian skor skala
bersyukur :
Tabel 2.
Distribusi aitem skala bersyukur sebelum uji coba
No Aspek Item
Favorable
Item
Unfavorable
Jum
lah
(%)
1. Merasa hidup
berkelimpahan
1, 40, 31,
14, 18
5, 33, 11,
16, 20
10 25 %
2. Mengapresiasi kontribusi
orang lain dalam kehidupan
2, 39, 30,
27, 24
6, 34, 12,
26, 22
10 25 %
3. Mengapresiasi kebahagiaan
sekecil apapun dalam hidup
3, 38, 9, 15,
28
7, 35, 13,
17, 19
10 25 %
4. Mengenali pentingnya
pengalaman dan
pengungkapan rasa syukur
4, 37, 10,
29, 23
8, 36, 32,
25, 21
10 25 %
Total 20 20 40 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2. Skala memaafkan
Peneliti akan menggunakan skala memaafkan yang disusun
berdasarkan tiga aspek memaafkan dan tiga dimensi memaafkan sesuai
dengan landasan teori. Aspek-aspek memafkan terdiri dari motivasi
untuk mengurangi perilaku menghidar, motivasi untuk tidak membalas
dendam, dan motivasi untuk berbuat baik dengan dimensi memaafkan
berupa memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain dan memaafkan
situasi.
Tabel 3.
Distribusi aitem skala memaafkan sebelum uji coba
Dimensi Aspek Indikator Item
favorable
Item
unfavorable
Jum
-lah
(%)
Memaafkan
Diri Sendiri
Valensi
Pikiran dan
perasaan
yang positif
terhadap diri
sendiri
1, 7, 16, 37,
55, 70
4, 11, 14, 43,
52, 68
12 16.7 %
Kekuat
an
Intensitas
untuk
memaafkan
diri sendiri
20, 25, 32,
40, 50, 71
23, 29, 34,
46, 59, 64
12 16.7 %
Memaafkan
Orang Lain
Valensi
Pikiran dan
perilaku yang
netral atau
positif
terhadap
orang lain
2, 10, 13,
38, 49, 66
5, 9, 18, 44,
58, 63
12 16.7 %
Kekuat
an
Pengaruh
orang yang
telah
menyakiti
terhadap diri
sendiri
21, 28, 35,
41, 57, 67
24, 27, 33,
47, 54, 72
12 16.7 %
Memaafkan
Situasi
Valensi
Perasaan dan
perilaku
positif
terhadap
suatu situasi
3, 8, 17, 39,
56, 61
6, 12, 15, 45,
53, 69
12 16.7 %
Kekuat
an
Akibat dari
situasi yang
menyakitkan
terhadap diri
sendiri
22, 26, 31,
42, 51, 62
19, 30, 36,
48, 60, 65
12 16.7 %
Total 36 36 72 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G. Pengujian Alat Ukur Penelitian
1. Validitas
Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2009). Jenis
validitas yang digunakan dalam penilitian ini adalah validitas isi dan
validitas tampang.
a. Validitas isi
Validitas isi merupakan proses pengujian isi alat ukur dengan
menggunakan professional judgement (Azwar, 2010). Uji Validitas isi
dilakukan untuk menilai kesesuaian antara bagian tes dan konstruk
yang akan diukur secara logis dan empiris (Supratiknya, 2014). Proses
pengujian validitas ini dilakukan dengan bantuan dosen pembimbing
sebagai ahli (professional judgement) yang selanjutnya dilanjutkan
dengan penilaian IVI-I yang dibantu oleh sembilan mahasiswa yang
sedang mengerjakan skripsi dan satu orang Sarjana Psikologi. Setelah
itu skala kembali dikaji oleh dosen pembimbing sebelum skala
disebarkan. Sebelum melakukan uji coba, peneliti memberikan skala
pada sembilan orang yang telah membantu peer judgement untuk
mengerjakan skala dan mencatat saran serta waktu pengerjaan yang
dibutuhkan untuk pengerjaan skala. Setelah dirasa layak untuk di uji
cobakan kepada subjek penelitian, peneliti melakukan uji coba skala
penelitian terhadap 110 responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan perhitungan indeks validitas isi item atau IVI-I
skala memaafkan yang telah dilakukan peneliti, terdapat 57 item dari
skala memaafkan yang lolos seleksi IVI-I dengan tingkat IVI-I > 0.78.
Setelah perhitungan IVI-I maka dilanjutkan dengan perhitungan indeks
validitas isi skala atau IVI-S. Perhitungan IVI-S dari 10 peer
judgement yang diperoleh menunjukkan hasil sebesar 0.95 dengan
tingkat IVI-S > 0.90. Hal ini menunjukkan bahwa skala memaafkan
yang digunakan dalam penelitian ini sudah cukup baik. Perhitungan
yang dilakukan dapat dilihat di lampiran 10.
Berdasarkan perhitungan indeks validitas isi item atau IVI-I
skala bersyukur yang telah dilakukan peneliti, terdapat 24 item dari
skala bersyukur yang lolos seleksi IVI-I dengan tingkat IVI-I lebih
besar dari 0.78. Setelah perhitungan IVI-I maka dilanjutkan dengan
perhitungan indeks validitas isi skala atau IVI-S. Nilai IVI-S diperoleh
dari perhitungan jumlah IVI-I dari masing-masing item dibagi dengan
jumlah total item keseluruhan. Perhitungan IVI-S dari 10 peer
judgement yang diperoleh menunjukkan hasil sebesar 0.94 (IVI-S >
0.90). Supratiknya (2016) mengungkapkan bahwa suatu skala
dikatakan baik ketika memiliki skor IVI-S lebih besar dari 0.90. Hal
ini menunjukkan bahwa skala bersyukur yang digunakan dalam
penelitian ini sudah cukup baik. Perhitungan yang dilakukan dapat
dilihat di lampiran 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b. Validitas tampang
Validitas tampang atau face validity adalah validitas yang
memfokuskan pada penilaian dari pengguna tes atau subjek
penelitian. Azwar (2012) mengungkapkan bahwa validitas tampang
merupakan tahap penerimaan seseorang terhadap fungsi
pengukuran tes, yang tidak berhubungan dengan koefisien validitas
ataupun indeks validitas. Proses pengujian validitas ini dilakukan
dengan bantuan dosen pembimbing sebagai ahli dan telah direvisi
beberapa kali. Dalam validitas tampang, skala dibuat semenarik
mungkin dan menyesuaikan subjek penelitian yang merupakan
remaja akhir. Validitas tampang dalam skala ini terlihat pada
bentuk huruf yang menarik, bentuk tabel yang menarik dan
penggunaan hiasan yang ada dalam skala yang berbeda satu sama
lain. Pemilihan huruf, tabel dan hiasan dibuat semenarik mungkin
agar subjek tidak merasa bosan mengerjakan skala penelitian.
Bentuk validitas tampang dapat dilihat dalam lampiran 1.
2. Seleksi item
Seleksi item bertujuan untuk memilih item-item yang akan
membentuk skala yang bersifat homogen dan daya diskriminasi yang
baik (Supratiknya, 2014). Proses seleksi item dilakukan melalui
perhitungan koefisien korelasi antara distribusi skor skala yang telah
dibuat. Seleksi item dapat digunakan untuk menjamin homogenitas
sebuah skala sebagai satu kesatuan dan dapat mengukur daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
diskriminasi item (Supratiknya, 2014). Hasil dari perhitungan akan
menghasilkan koefisien korelasi item total (rix) (Azwar, 2017).
Koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai dengan 1 dengan
tanda positif maupun negatif. Semakin baik daya diskriminasi item
maka koefisien korelasi semakin mendekati angka 1. Sedangkan, jika
koefisien korelasi item mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif
maka daya diskriminasi item tergolong tidak baik. Pemilihan item
berdasarkan korelasi item total menggunakan batasan rix ≥ 0,30.
Dengan demikian item yang memiliki koefisien korelasi dibawah 0,30
digugurkan dan item yang mencapai 0,30 dapat dikatakan memiliki
daya diskriminasi yang baik (Azwar, 2017). Penelitian ini
menggunakan indeks daya diskriminasi rix ≥ 0,30 sebagai kriteria
pemilihan item.
a. Skala bersyukur
Skala ini berjumlah 40 item dan terdiri dari 20 item
favorable dan 20 item unfavorable yang memiliki koefisien
korelasi item total (rix) berkisar dari 0.155 hingga 0.626. Kriteria
penyeleksian item pada skala ini menggunakan batasan ≥ 0,30.
Berdasarkan hasil tersebut 7 dari 40 item dinyatakan gugur karena
memiliki koefisien korelasi yang rendah. Berikut adalah tabel item-
item yang lolos:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 4.
Blueprint skala bersyukur setelah uji coba
*Item yang gugur dalam SPSS
**Item yang sengaja digugurkan
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah persebaran item pada
tiap aspeknya sudah seimbang. Peneliti melakukan pengguguran
item sebanyak dua kali, pertama dengan menggunakan SPSS yang
kedua pengguguran item secara sengaja oleh peneliti. Dalam
penelitian ini, skala yang digunakan termasuk unidimensional,
dimana konsep teoretis cenderung menekankan bahwa dimensi
atau aspek yang digunakan harus seimbang, dan proporsionalitas
jumlah item dalam setiap aspek sangat penting (Supratiknya,
2014).
b. Skala memaafkan
Skala ini berjumlah 57 item yang terdiri dari 28 item
favorable dan 29 item unfavorable yang memiliki koefisien
korelasi item total (rix) berkisar antara -0.110 hingga 0.693.
Berdasarkan hasil tersebut 12 dari 69 item dinyatakan gugur karena
No Aspek Item
Favorable
Item
Unfavorable
Juml
ah
(%)
1 Merasa hidup
berkelimpahan
1, 40, 31,
14**, 18**
5, 33, 11**,
16, 20**
6 25 %
2 Mengapresiasi kontribusi
orang lain dalam
kehidupan
2*, 39, 30,
27, 24*
6, 34, 12**,
26, 22*
6 25 %
3 Mengapresiasi
kebahagiaan sekecil
apapun dalam hidup
3**, 38, 9,
15**, 28
7, 35, 13**,
17, 19**
6 25 %
4 Mengetahui pentingnya
pengalaman dan
pengungkapan rasa syukur
4*, 37, 10*,
29, 23
8, 36, 32, 25*,
21*
6 25 %
Total 12 12 24 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
memiliki koefisien korelasi yang rendah. Item-item yang lolos
seleksi adalah sebagai berikut:
Tabel 5.
Blueprint skala memaafkan setelah uji coba
Dimensi Aspek Indikator Item
favor
able
Item
unfavor
able
Jum-
lah
(%)
Memaaf-
kan Diri
Sendiri
Valen-
si
Pikiran dan
perasaan
yang
positif
terhadap
diri sendiri
1*, 7,
16*,
37, 55,
70
4*, 11,
14, 43,
52, 68
9
33% Keku-
atan
Intensitas
untuk
memaafka
n diri
sendiri
20,
25*,
32,
40*,
50, 71
23, 29,
34, 46,
59, 64
10
Memaaf-
kan
Orang
Lain
Valen-
si
Pikiran dan
perilaku
yang netral
dan
cenderung
positif
terhadap
orang lain
2*, 10,
13, 38,
49*, 66
5*, 9,
18*, 44*,
58, 63
7
30%
Keku-
atan
Pengaruh
orang yang
telah
menyakiti
terhadap
diri sendiri
21,
28*,
35, 41,
57, 67
24, 27,
33*, 47,
54, 72
10
Memaaf-
kan
Situasi
Valen-
si
Perasaan
dan
perilaku
positif
terhadap
suatu
situasi
3, 8,
17, 39,
56, 61
6, 12,
15*, 45,
53, 69
11
37%
Keku-
atan
Akibat dari
situasi
yang
menyakitk
an terhadap
diri sendiri
22*,
26, 31,
42, 51,
62
19, 30*,
36, 48,
60, 65
10
Total 28 29 57 100 %
*: item yang gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pada tabel 5 diketahui bahwa terdapat 57 item yang lolos
seleksi, yang terdiri dari 28 item favorable dan 29 item favorable
dengan jumlah persebaran item tiap aspeknya juga belum
seimbang. Peneliti memilih untuk menggunakan jumlah persebaran
item yang tidak seimbang dengan beberapa pertimbangan antara
lain konsep dasar teori skala yang digunakan merupakan
multidimensional dimana konsep teoritisnya tidak ditekankan
bahwa dimensi atau aspek yang digunakan memiliki kriteria harus
seimbang, maka proporsionalitas jumlah item dalam setiap aspek
tidak diseimbangkan (Azwar, 2017). Jumlah item tersebut dapat
langsung digunakan untuk pengambilan data dan dapat
dipertanggungjawabkan sejauh setiap item yang terpilih memiliki
indeks korelasi item serta koefisien reliabilitas yang memuaskan
(Azwar, 2017).
3. Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada tingkat kepercayaan atau konsistensi
hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pada suatu
pengukuran (Azwar, 2017). Koefisien reliabilitas (rxx) berkisar dari 0
sampai dengan 1,00 (Azwar, 2017). Penelitian ini menggunakan
perhitungan reliabilitas alat ukur dengan bantuan program SPSS versi
22.
Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas
pada skala bersyukur meggunakan teknik koefisien alpha croncbach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 22. Selain
itu, metode yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala
memaafkan menggunakan teknik koefisien alpha berstrata yang
dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 22. Hasil
perhitungan koefisien reliabilitas pada skala bersyukur setelah item
diseleksi sebesar 0.915 yang menunjukkan bahwa skala bersyukur
dapat dipercaya. Sedangkan, hasil perhitungan koefisien reliabilitas
pada skala memaafkan setelah item diseleksi sebesar 0.959 yang dapat
menunjukkan bahwa skala memaafkan juga dapat dipercaya.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah
data berdistribusi normal antara variabel bersyukur sebagai
variabel independen dan variabel memaafkan sebagai variabel
dependen. Jika taraf signifikansi (p) > 0,05 maka data dapat
dikatakan berdistribusi normal, sedangkan jika (p) < 0,05 maka
sebaran data tidak terdistribusi normal (Santoso, 2010). Penelitian
ini menggunakan teknik Kolmogorof-Smirnov dalam program
SPSS versi 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan dalam penelitian ini untuk
menyatakan bahwa hubungan yang dimiliki antara variabel
independen dan variabel dependen bersifat linear (garis lurus) atau
tidak (Santoso, 2010). Sifat linear dapat diartikan hubungan yang
bersifat positif atau negatif. Uji linearitas adalah sebuah asumsi
yang menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang akan diuji
itu mengikuti garis lurus (Santoso, 2010). Pada penelitian ini, uji
linearitas menggunakan test for linearity dalam SPSS versi 22. Jika
hasil dari test for linearity memiliki tingkat signifikansi yang lebih
kecil dari alpha (0,05) maka data dapat dikatakan linear.
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis data dengan teknik
korelasi yang bertujuan untuk menguji apakah dua variabel
berhubungan atau tidak. Analisis SPSS yang digunakan untuk uji
korelasi pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 22.
Analisis penelitian akan menggunakan teknik korelasi Pearson
Product Moment apabila uji asumsi normalitas terpenuhi, akan tetapi
jika uji asumsi normalitas tidak terpenuhi makan peneliti akan
menggunakan teknik korelasi Spearman’s Rho (Sarwono, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan skala penelitian
melalui google form. Peneliti menyebarkan skala melalui media sosial agar
variasi subjek penelitian beragam dan tidak hanya di satu lingkungan
tertentu. Proses penelitian dilaksanakan sejak 26 November 2018 hingga
30 November 2018. Dari proses tersebut, peneliti memperoleh 291
responden yang akan menjadi subjek dalam pengambilan data ini.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini menampilkan beberapa informasi demografis dari
subjek penelitian. Penyajian data demografik dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik subjek dalam
penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah laki-laki atau perempuan
yang berusia 18 sampai 21 tahun.
Tabel 6.
Deskripsi Jenis Kelamin Subjek
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Perempuan 222 76,3 %
Laki-laki 69 23,7 %
Total 291 100 %
Berdasarkan data mengenai deskripsi jenis kelamin subjek yang
terdapat di Tabel 6, dapat diketahui bahwa dari total 291 subjek, terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
222 subjek perempuan (76,3 %) dan 69 subjek laki-laki (23,7 %). Hal ini
menandakan bahwa mayoritas subjek dalam penelitian ini berjenis kelamin
perempuan.
Tabel 7.
Deskripsi Usia Subjek
Usia Jumlah Presentase
18 tahun 84 28,9 %
19 tahun 58 19,9 %
20 tahun 55 18,9 %
21 tahun 94 32,3 %
Total 291 100 %
Berdasarkan data Tabel 7 mengenai deskripsi usia subjek
penelitian, dapat diketahui bahwa dari kriteria remaja akhir, terdapat 84
subjek yang berusia 18 tahun (28,9%), 58 subjek berusia 19 tahun
(19,9%), 55 subjek berusia 20 tahun (18,9%), dan terdapat 94 subjek yang
berusia 21 tahun (32,3%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek
dalam penelitian ini berusia 21 tahun.
Tabel 8.
Deskripsi Pekerjaan Subjek
Pekerjaan Jumlah Presentase
Pelajar 5 1,8 %
Mahasiswa 279 95,8 %
Kerja 7 2,4 %
Total 291 100 %
Berdasarkan data yang ada dalam Tabel 8 mengenai deskripsi
pekerjaan subjek penelitian, dapat diketahui bahwa sejumlah 5 subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
merupakan pelajar (1,8%), sejumlah 279 subjek merupakan mahasiswa
(95,8%), dan 7 subjek sudah bekerja (2,4%). Dari penjabaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas subjek merupakan mahasiswa.
C. Deskripsi data penelitian
Penelitian ini dapat mengetahui gambaran skor teoretis dan skor
empiris pada skala bersyukur dan skala memaafkan dengan menggunakan
perhitungan manual untuk mendapatkan mean teoretis. Mean teoretis
merupakan rata-rata skor yang dimiliki oleh suatu skala penelitian.
Rumusan hasil perhitungan mean teoretis yang dihitung manual
berdasarkan skor terendah dan skor tertinggi yang digunakan dalam
sebuah skala penelitian (Azwar, 2007), adalah sebagai berikut :
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa mean teoretis untuk
skala bersyukur sebesar 60, sedangkan mean teoretis untuk skala
memaafkan sebesar 142,5. Sedangkan mean empiris merupakan rerata dari
skor yang dimiliki oleh subjek penelitian. Perhitungan mean empiris
diperoleh dari hasil uji One-Sample T-Test dengan menggunakan program
SPSS for Windows versi 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 9.
Deskripsi Statistik Data Empiris dan Dara Teoretis dari Bersyukur dan
Memaafkan
Variabel N
Mean Teoretis Mean Empiris
Std.
Min Max Mean Min Max Mean
Bersyukur 291 24 96 60 40 100 83,38 8,471
Memaafkan 291 57 228 142,5 106 232 177,6 22,736
Berdasarkan tabel data empiris pada skala bersyukur yang terdapat
dalam Tabel 9, hasil yang diperoleh dari uji beda mean One Sample T-Test
menggunakan SPSS for Windows versi 22 diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,00 (p < 0,05). Nilai signifikansi skala bersyukur kurang dari 0,05
yang menggambarkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
mean teoretis dan mean empiris pada skala bersyukur. Hasil mean
teoretis pada skala bersyukur sebesar 60, sedangkan jumlah mean empiris
dari skala bersyukur adalah 83,38 dengan standar deviasi sebesar 8,471.
Data ini menunjukkan bahwa mean empiris secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan mean teoretis, sehingga dapat disimpulkan bahwa
subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat bersyukur yang lebih tinggi.
Di sisi lain, skala memaafkan yang terdapat dalam tabel data
empiris (Tabel 9) diperoleh nilai signifikansi one sample T-Test sebesar
0,00 yang menandakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara mean
teoretis dan mean empiris. Mean teoretis yang dimiliki oleh skala
memaafkan sejumlah 142,5 sedangkan mean empiris skala memaafkan
adalah 177,6 dengan standar deviasi sebesar 22,736. Data tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menunjukkan bahwa mean empiris secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan mean teoretis, dan dapat disimpulkan bahwa subjek
dalam penelitian ini memiliki tingkat memaafkan yang lebih tinggi pula.
Azwar (2009), mengkategorisasikan hasil pengukuran menjadi
lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi
yang akan dijelaskan dengan tabel berikut :
Tabel 10.
Kategorisasi hasil pengukuran
Kategori Cara perhitungan
Sangat Rendah X < M – 1,5SD
Rendah M – 1,5SD < X < M – 0,5SD
Sedang M – 0,5SD < X < M + 0,5SD
Tinggi M + 0,5SD < X < M + 1,5SD
Sangat tinggi M + 1,5SD < X
Tabel 11.
Kategorisasi variabel bersyukur
Variabel Rentang Kategori Total (%)
Bersyukur
X < 47,3 Sangat Rendah 1 0,3%
47,3 < X < 55,8 Rendah 2 0,7%
55,8 < X < 64,2 Sedang 6 2,1%
64,2 < X < 72,7 Tinggi 19 6,5%
X > 72,7 Sangat tinggi 263 90,4%
Total 291 100 %
Berdasarkan dari hasil tabel kategorisasi bersyukur (Tabel 11),
dapat dilihat bahwa dari 291 subjek penelitian, terdapat satu subjek (0,3%)
yang memiliki tingkat bersyukur yang sangat rendah, dua subjek (0,7%)
memiliki tingkat bersyukur yang rendah, lalu sejumlah enam subjek
(2,1%) memiliki tingkat bersyukur yang sedang, kemudian sejumlah 19
subjek (6,5%) memiliki tingkat bersyukur yang tinggi, dan sejumlah 263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
subjek (90,4%) memiliki tingkat bersyukur yang sangat tinggi. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek dalam penelitian ini
memiliki tingkat bersyukur yang relatif sangat tinggi.
Tabel 12.
Kategorisasi variabel memaafkan
Variabel Rentang Kategori Total (%)
Memaafkan
X < 108,4 Sangat Rendah 2 0,7 %
108,4 < X < 131,1 Rendah 4 1,4 %
131,1 < X < 153,9 Sedang 31 10,7 %
153,9 < X < 176,6 Tinggi 103 35,4 %
X > 176,6 Sangat tinggi 151 51,8 %
Total 291 100 %
Berdasarkan dari hasil tabel kategorisasi memaafkan (Tabel 12),
dapat dilihat bahwa dari 291 subjek penelitian, terdapat dua subjek (0,7%)
yang memiliki tingkat memaafkan yang sangat rendah, empat subjek
(1,4%) memiliki tingkat memaafkan yang rendah, lalu sejumlah 31 subjek
(10,7%) memiliki tingkat memaafkan yang sedang, kemudian sejumlah
103 subjek (35,4%) memiliki tingkat memaafkan yang tinggi, dan
sejumlah 151 subjek (51,8%) memiliki tingkat memaafkan yang sangat
tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek
dalam penelitian ini memiliki tingkat memaafkan yang relatif sangat
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
D. Analisis Data
a. Uji Normalitas
Penelitian ini menggunakan uji normalitas Lilliefors
Significance Correction pada Kolmogorov Smirnov karena jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 50.
Pengujian normalitas data penelitian dilakukan pada data dari skala
bersyukur dan data skala memaafkan. Data berdistribusi normal jika
memenuhi asumsi taraf signifikansi (p) > 0,05.
Tabel 13.
Hasil Uji Normalitas Bersyukur dan Normalitas Memaafkan
Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic df Sig. Keterangan
Bersyukur .108 291 .000 Tidak Normal
Memaafkan .035 291 .200* Normal
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov melalui
program SPSS for Windows versi 22, data bersyukur dan data
memaafkan tidak memenuhi asumsi dalam uji normalitas. Berdasarkan
data dalam tabel 13, hasil uji normalitas data pada variabel bersyukur
sebesar 0,000 yang berarti p lebih kecil dari 0,05 dengan asumsi bahwa
data bersyukur tidak terdistribusi normal, akan tetapi pada data
memaafkan tingkat signifikansi yang diperoleh sebesar 0,200 yang
berarti p lebih besar dari 0,05 dan mengindikasikan bahwa data
memaafkan berdistribusi secara normal. Dengan demikian dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
diambil kesimpulan bahwa data variabel bersyukur terdistribusi secara
tidak normal, sedangkan data variabel memaafkan terdistribusi secara
noramal.
b. Uji Linearitas
Penelitian ini menggunakan uji linearitas test for linearity dalam
SPSS versi 22, asumsi data dikatakan linier apabila taraf signifikansi
lebih kecil dari 0,05 (p>0,05).
Tabel 14.
Hasil Uji Linearitas Bersyukur dan Memaafkan
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Bersyukur Linearity 84259.2
97 1
84259.
297
367.
920 .000
Memaafkan
Berdasarkan hasil uji linearitas yang tertera pada tabel 14,
dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang linier antara data
bersyukur dan data memaafkan dengan taraf signifikansi p < 0,05,
yaitu p = 0,000 (p < 0,05) dengan F sebesar 367,920.
c. Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan program SPSS for windows versi 22
untuk melakukan uji hipotesis. Berdasarkan hasil uji asumsi normalitas
dan uji linearitas yang telah dijelaskan di atas, diperoleh data yang
tidak terdistribusi secara normal dan bersifat linear. Dari hasil uji
tersebut, peneliti menggunakan statistik non-parametrik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pengujian hipotesis. Dengan demikian, uji hipotesis statistik non-
parametrik yang digunakan adalah teknik uji korelasi Spearman’s Rho.
Tabel 15.
Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Bersyukur dan Memaafkan
Bersyukur Memaafkan
Spearman's
rho
Bersyukur
Correlation
Coefficient 1.000 .719
**
Sig. (1-tailed) . .000
N 291 291
Memaafkan
Correlation
Coefficient .719
** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 291 291
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sebuah hasil uji korelasi dikatakan memiliki hubungan yang
signifikan apabila p < 0,05. Berdasarkan hasil uji korelasi yang
dilakukan didapatkan p = 0,000 atau p < 0,05. Selanjutnya, diperoleh
koefisien korelasi yang menunjukkan skor sebesar 0,719 yang
tergolong kuat (Sarwono, 2015). Dari perolehan skor tersebut, dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara
bersyukur dan memaafkan. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat
bersyukur maka akan semakin tinggi pula tingkat memaafkan
seseorang. Hal ini berarti bahwa, hipotesis yang mengatakan bahwa
terdapat hubungan positif antara bersyukur dan memaafkan terbukti
dan dapat dipertanggung jawabkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara bersyukur
dan memaafkan pada remaja akhir. Dalam paparan ini akan disajikan
pembahasan mengenai hasil uji hipotesis utama, dilanjutkan dengan
pembahasan terhadap uji analisis tentang kategorisasi tingkat memaafkan
dan tingkat bersyukur. Sebelum pengujian terhadap hipotesis utama,
peneliti telah melakukan uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji
linearitas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data dalam
penelitian ini berdistribusi secara normal atau tidak. Sedangkan uji
linearitas dilakukan untuk menyatakan bahwa hubungan dalam penilitian
ini memiliki sifat linier dan mengikuti garis lurus (Santoso, 2010).
Berdasarkan hasil uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini bersifat linier namun tidak
terdistribusi secara normal, yang berarti bahwa data dalam penelitian ini
diperoleh dari populasi yang tidak terdistribusi secara normal. Hal ini
dapat disebabkan oleh adanya 11 data outliers yang terdiri atas 10 data
outliers atas dan 1 data outliers bawah. Outliers sendiri adalah nilai-nilai
ekstrem yang terdapat dalam data penelitian baik di atas garis maupun di
bawah garis (Santoso, 2010). Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini tidak
dapat digeneralisasikan kepada remaja akhir pada umumnya karena data
yang diperoleh tidak terdistribusi secara normal. Dengan asumsi bahwa
sampel yang diperoleh dalam penelitian ini belum sepenuhnya mewakili
populasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
linear namun tidak terdistribusi secara normal. Maka dari itu, asumsi yang
digunakan untuk mengukur korelasi antar variabel dengan menggunakan
teknik pearson korelasi tidak dapat terpenuhi. Peneliti menggunakan
korelasi spearman’s rho untuk melakukan uji hipotesis. Teknik korelasi
spearman’s rho merupakan teknik pengukuran non-parametrik yang tidak
memerlukan asumsi bahwa data penelitian harus bersifat linier maupun
terdistribusi normal (Sarwono, 2015).
Berdasarkan data demografis subjek penelitian diketahui bahwa
dari 291 subjek penelitian, mayoritas terdiri atas 222 orang subjek yang
berjenis kelamin perempuan. Subjek penelitian mayoritas berusia 21 tahun
yang berjumlah 94 orang dan sebanyak 279 subjek berstatus sebagai
mahasiswa.
Diketahui bahwa nilai mean empiris sebesar 83,38 dan mean
teoretis sebesar 60. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa mean empiris
secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mean teoretis,
sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 291 subjek dalam penelitian
ini memiliki tingkat bersyukur yang cenderung tinggi. Berdasarkan hasil
data penelitian menunjukkan bahwa dari 291 subjek penelitian, mayoritas
subjek penelitian dapat dikategorikan memiliki tingkat bersyukur yang
relatif sangat tinggi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh mayoritas subjek
penelitian yang berjenis kelamin perempuan. Beberapa penelitian
mengungkapkan bahwa perempuan lebih mudah bersyukur dibandingkan
laki-laki (Kristanto, 2016., Charzyńska, 2015). Selain itu Fitzgerald
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
(dalam Lopez & Synder, 2003) mengungkapkan terdapat tiga faktor
pendorong seseorang untuk merasa bersyukur, yaitu penghargaan untuk
seseorang atau sesuatu, niat baik terhadap seseorang atau sesuatu dan
pendapat untuk bertindak secara positif yang berasal dari penghargaan
terhadap seseorang atau sesuatu dan niat baik yang seseorang miliki dalam
dirinya.
Begitupun dengan nilai mean empiris memaafkan sebesar 142,5
dengan mean teoretis sebesar 177,6. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
mean empiris memaafkan secara signifikan juga lebih tinggi daripada
mean teoretis memaafkan, yang mengindikasikan bahwa subjek dalam
penelitian ini juga memiliki tingkat memaafkan yang cenderung tinggi
pula. Pada penelitian ini mayoritas subjek penelitian dapat dikategorikan
memiliki tingkat memaafkan yang relatif tinggi pula. Tingginya tingkat
memaafkan pada subjek penelitian, salah satunya dapat dipengaruhi oleh
mayoritas subjek penelitan yang merupakan perempuan. Hal ini didukung
oleh penelitian Ghaemmaghami, Allemand dan Martin (2011) yang
mengungkapkan bahwa perempuan lebih mudah memaafkan dan
cenderung memiliki keinginan balas dendam yang rendah jika
dibandingkan dengan laki-laki. Tingginya tingkat memaafkan pada subjek
penelitian juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong
memaafkan (McCullough dalam Sari 2012). Faktor tersebut antara lain
empati, variabel sosial kognitif (afektif empati), karakteristik luka yang
ditimbulkan (persepsi penderitaan yang diperoleh dari pertengkaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
terjadi), kualitas hubungan interpersonal (motivasi untuk berhubungan
interpersonal dengan orang lain), dan faktor kepribadian (pemahaman
seseorang akan konsep memaafkan).
Salah satu faktor pendorong dalam perilaku memaafkan adalah
empati. Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan dan
memahami sudut pandang orang lain dan mengerti hal apa yang melandasi
seseorang melakukan suatu tindakan tertentu. Seseorang yang bersyukur
juga akan memiliki empati kepada orang lain. Maka dari itu seseorang
yang bersyukur akan memiliki empati terhadap orang yang menyakiti dan
cenderung lebih mudah memaafkan (McCullough, Emmons, dan Tsang,
2002).
Subjek dalam penelitian ini sebagian besar berusia 21 tahun. Sesuai
dengan teori yang ada sebelumnya, subjek yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan remaja akhir dengan kelompok usia 18 sampai 21
tahun. Hall dalam Santrock (2007) mengungkapkan bahwa pada masa ini
diwarnai dengan konflik dan perubahan suasana hati atau bisa disebut
dengan pandangan badai dan stress. Subjek penelitian ini merupakan
remaja akhir yang lebih tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan
karir, berpacaran dan mencari identitasnya (Santrock, 2007). Remaja akhir
diharapkan untuk memiliki identitas diri yang stabil sehingga remaja akhir
memiliki pandangan yang jelas tentang dirinya maupun lingkungannya
(Erikson dalam Desmita, 2008) serta lebih mampu mengontrol emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
untuk memasuki masa dewasa dengan segala tuntutan yang terdapat dalam
lingkungan sosial serta norma-norma dalam masyarakat.
Berdasarkan uji hipotesis non parametrik yang dilakukan, hasil
menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil analisis
korelasi yang dilakukan menggunakan Spearman’s Rho one tailed
menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara bersyukur
dan memaafkan pada remaja akhir. Koefisien korelasi yang dihasilkan
dalam penelitian ini sebesar 0,719 dengan signifikansi 0,00 (p < 0,005).
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat bersyukur yang
dimiliki individu maka semakin tinggi pula tingkat memaafkan yang
dimiliki oleh remaja akhir tersebut. Demikian pula sebaliknya, semakin
rendah tingkat bersyukur, maka akan semakin rendah pula tingkat
memaafkan remaja akhir.
Terdapat tiga penafsiran hasil analisis korelasi, yaitu melihat
kekuatan hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian, melihat taraf
signifikansi hubungan, dan melihat arah hubungan (Sarwono, 2015).
Dalam penelitian ini, nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,719.
Menurut kategorisasi korelasi yang diungkapkan Sarwono (2015),
bersyukur memiliki korelasi yang kuat terhadap memaafkan. Dilihat dari
taraf signifikansi hubungan, penelitian ini memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,00 (p < 0,005) yang mengartikan bahwa korelasi dalam
penelitian ini bersifat signifikan. Sesuai dengan uji korelasi yang
dilakukan yaitu Spearman’s Rho one tailed, penelitian ini memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
korelasi yang bersifat positif karena hanya terdapat satu arah hubungan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bersyukur memiliki hubungan
yang kuat, positif dan signifikan dengan memaafkan pada remaja akhir.
Hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat faktor-faktor lain yang
memengaruhi memaafkan pada remaja akhir.
Faktor-faktor lain yang berpotensi memengaruhi memaafkan pada
remaja akhir antara lain kematangan emosi. Paramitasari dan Alfian
(2012), mengungkapkan bahwa sebagai remaja akhir diharapkan mampu
untuk memahami serta menguasai emosinya, sehingga remaja akhir
tersebut memiliki emosi yang stabil dan adaptif untuk dapat
mengembangkan perilaku memaafkan sebagai upaya remaja akhir untuk
memiliki peran dan memperoleh penerimaan dari dirinya sendiri maupun
dari lingkungan sosialnya. Selain itu, Aziz, Wahyuni dan Wargadinata
(2017) menyatakan bahwa kesehatan mental juga dapat memengaruhi
remaja akhir untuk memaafkan.
Berangkat dari hasil penelitian Aziz dkk (2017) tentang kontribusi
bersyukur dan memaafkan dalam meningkatkan kesehatan mental, yang
mengungkapkan bahwa memaafkan merupakan sebuah kondisi yang
sangat kompleks serta hasil yang mengungkapkan bahwa korban
membutuhkan waktu yang cenderung lama untuk dapat memaafkan, maka
penelitian ini berusaha melihat hubungan bersyukur untuk membantu
remaja akhir lebih mudah memaafkan. Memaafkan bersumber dari
individu (transgetor) atau peristiwa yang tidak menyenangkan sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
menimbulkan emosi negatif dan mengakibatkan seseorang tersakiti. Emosi
negatif yang terdapat dalam diri remaja akhir dapat diatasi dengan
menumbuhkan lebih banyak emosi positif dalam diri remaja akhir tersebut.
Salah satu cara yang mudah dilakukan untuk menumbuhkan emosi positif
adalah bersyukur. Bersyukur ditimbulkan oleh emosi positif yang
merupakan ungkapan rasa kagum dan terima kasih atas hal-hal yang
menyenangkan maupun hal yang menyedihkan sekalipun (Aziz dkk,
2017). Dampak dari bersyukur akan memengaruhi remaja akhir untuk
memiliki kondisi emosi yang lebih positif dan sejahtera sehingga remaja
akhir mampu mengurangi emosi negatif yang muncul karena perasaan
tersakiti. Hal tersebut akan mempermudah remaja akhir untuk memaafkan
dirinya sendiri, orang lain yang telah menyakiti maupun kondisi yang
menyakitkan.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian McCullough et al.
(2002), yang menemukan hasil bahwa seseorang yang bersyukur membuat
seseorang memiliki kecenderungan untuk berempati pada orang lain,
memberikan dukungan atau bantuan dan bersedia memaafkan orang lain.
Penelitian Bono dan McCullough (2006) mengungkapkan bahwa
bersyukur dapat membantu seseorang untuk meningkatkan manfaat
emosional positif yang diterima orang dari interaksi sosial dengan orang
lain. Hal ini sesuai dengan perilaku memaafkan yang dapat membantu
meminimalkan konsekuensi negatif dari bahaya kesehatan dan retaknya
hubungan sosial. Maka dapat disimpulkan bahwa jika remaja akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
bersyukur maka remaja akhir tersebut memiliki lebih banyak emosi positif,
dengan demikian emosi negatif yang terdapat dalam diri remaja akhir akan
berkurang sehingga remaja akhir akan lebih mudah memaafkan.
Memaafkan sendiri merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh
individu secara sadar dengan tujuan untuk menyembuhkan luka batin serta
menghindari perilaku balas dendam dengan cara mengubah emosi, pikiran,
perasaan serta perilaku negatif menjadi lebih netral atau positif. Remaja
akhir yang memaafkan akan mampu untuk menerima dan melepaskan rasa
sakit hati yang dirasakan. Hal ini didukung dengan penelitian Annisa dan
Marettih (2016), yang mengungkapkan bahwa remaja akhir yang
memaafkan telah siap menerima dan menyadari perasaan sakit hati yang
dirasakan, serta mampu untuk melepaskan perasaan terluka tersebut secara
perlahan, sehingga remaja akhir memperoleh perasaan damai dalam
hatinya. Rasa damai dalam hidup dapat diperoleh dengan rasa kagum dan
terima kasih yang ditimbulkan dari rasa syukur.
Melalui prosedur penelitian dan analisis data yang telah dilakukan,
maka penelitian ini telah mencapai tujuannya yaitu mengetahui adanya
hubungan yang positif antara bersyukur dan memaafkan pada remaja
akhir. Berdasarkan hasil uraian mengenai kaitan bersyukur dan
memaafkan, dapat diketahui bahwa semakin tinggi tingkat bersyukur
remaja akhir maka akan semakin tinggi pula tingkat memaafkan pada
remaja akhir. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah tingkat bersyukur
remaja akhir maka semakin rendah pula tingkat memaafkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
F. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan
yaitu penelitian ini menggunakan perhitungan statistik non parametrik
yang berarti bahwa perolehan hasil yang didapat akan bersifat lebih umum
dan lemah jika dibandingkan dengan pengolahan statistik parametrik
(Santoso, 2015). Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah penyebaran
skala secara online yang menyebabkan kurangnya kontrol dalam pengisian
skala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan teknik korelasi
Spearman’s Rho, diperoleh hasil koefisien korelasi antara variabel
bersyukur dan memaafkan sebesar r = 0,719 dengan taraf signifikansi
sebesar 0,000 (p < 0,05) dan tergolong dalam tingkat korelasi yang kuat
yang artinya semakin tinggi tingkat bersyukur seseorang maka akan
semakin tinggi pula tingkat memaafkan seseorang. Dari hasil penelitian ini
juga dapat diketahui bahwa tingkat bersyukur remaja akhir masuk dalam
kategori yang sangat tinggi, begitu pula dengan tingkat memaafkan.
B. Saran
1. Bagi subjek penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada remaja
akhir agar lebih mampu mensyukuri kejadian apapun yang terjadi
dalam hidup dengan cara merasakan hidup yang berkelimpahan dan
dipenuhi berkat, mengapresiasi kontribusi orang lain dalam hidup,
mengapresiasi kebahagiaan sekecil apapun, serta mengenali
pentingnya pengalaman dan pengungkapan rasa syukur. Hal ini
berguna untuk meningkatkan tingkat memaafkan remaja akhir.
2. Bagi biro psikologi atau para psikolog
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada biro
psikologi atau psikolog agar dapat membantu klien khususnya remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
akhir yang sulit memaafkan untuk lebih mampu mensyukuri kejadian
apapun yang terjadi dalam hidup dengan cara merasakan hidup yang
berkelimpahan dan dipenuhi berkat, mengapresiasi kontribusi orang
lain dalam hidup, mengapresiasi kebahagiaan sekecil apapun, serta
mengenali pentingnya pengalaman dan pengungkapan rasa syukur agar
dapat menyembuhkan luka batin yang dialami sehingga dapat
mempermudah memaafkan.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat memperbanyak
jumlah subjek penelitian agar sebaran data yang diperoleh semakin
merata dan dapat menghasilkan data yang mewakili populasi normal.
Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan kontrol
atas pengisian skala. Peneliti juga menyarankan untuk adanya
penelitian lanjutan yang membahas tentang luka batin, karena
penelitian ini tidak membahas lebih dalam tentang hal tersebut.
Penelitian selanjutnya juga diharapkan memiliki konteks penelitian
yang lebih jelas dan lebih khas tidak secara umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, D. H. (1991). Psikologi perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ahmadi, A & Sholeh, M. (1991). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
American Psychological Association, (2006). Forgiveness: A sampling of
research results. Washington DC: Office of International Affairs.
Reprinted, 2008
Annisa, R., & Marettih, A. K. (2016). Empathy care training untuk meningkatkan
perilaku memaafkan. Jurnal Intervensi Psikologi, 8, 285-303.
Aricioğlu, A. (2016). Mediating the effect of gratitude in the relationship between
forgiveness and life satisfaction among university students. International
Journal of Higher Education, 5(2). 275–282.
Arif, I. S. (2016). Psikologi positif : Pendekatan saintifik menuju kebahagiaan.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktik (edisi revisi).
Jakarta : Rineka Cipta.
Arbiyah, N., Imelda, F. N., & Oriza, I. D. (2011). Hubungan bersyukur dan
subjective well being pada penduduk miskin. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.
Aziz, R., Wahyuni, E N., & Wargadinata, W. (2017). Kontribusi bersyukur dan
memaafkan dalam mengembangkan kesehatan mental di tempat kerja.
Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, 2(1), 33-43.
Azra, F. N. (2017). Forgiveness dan subjective well-being dewasa awal atas
perceraian orangtua pada masa remaja. Jurnal Psikoborneo, 5(3), 529-540.
Azwar, S. (2017). Metode penelitian psikologi. Edisi II. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bono, G., & McCullough, M. E. (2006). Positive responses to benefit and harm:
bringing forgiveness and gratitude into cognitive psychotherapy. Journal
of Cognitive Psychotherapy: An International Quarterly, 20(2), 1-10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Beaumont & Stout. (2003). Five factor constellations and popular personality
types. Psychology 106.
Cahyono, E. W. (2014). Pelatihan gratitude (bersyukur) untuk penurunan stres
kerja karyawan di PT. X. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,
3(1), 1-15.
Charzyńska, E. (2015). Sex Differences in Spiritual Coping, Forgiveness, and
Gratitude Before and After a Basic Alcohol Addiction Treatment Program.
Journal of Religion and Health, 54(5), 1931–1949.
Chester, D.S. & DeWall, C.N. (2017). Combating the sting of rejection with the
pleasure of revenge: a new look at how emotion shapes aggression.
Journal of Personality and Social Psychology, 112(3), 413-430.
Damariyanti, M. (2017). Pengaruh kesejahteraan psikologis dan pemaafan
terhadap kepuasan pernikahan. Jurnal Ilmiah Psikologi.
Datu, J. A. D. (2013). Forgiveness, gratitude and subjective well-being among
filipino adolescents. International Journal for the Advancement of
Counselling, 36(3), 262–273. doi:10.1007/s10447-013-9205-9
Desmita. (2008). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
DetikNews. (2014). Tewasnya ade sara dan tren tindak kriminal di kalangan
remaja. Diakses di https://news.detik.com/berita/2524854/tewasnya-ade-
sara-dan-tren-tindak-kriminal-di-kalangan-remaja pada 14 Februari 2019
Dwiwardani, C., Hill, P. C., Bollinger, R. A., et al. (2014). Virtues develop from a
secure base: attachment and resilience as predictors of humility, gratitude,
and forgiveness. Journal Of Psychology & Theology, 42 (1), 83–90.
Emmons, R. A., & Crumpler, C. A. (2000). Gratitude as a human strenght:
appraising the evidence. Journal of Social and Clinical Psychology,
19(01), 56-69.
Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2004). The psychology of gratitude. New
York: Oxford University Press.
Emmons, R. A. (2007). Thanks! How the new science of gratitude can make you
happier. New York: Houghton Mifflin Company.
Ghaemmaghami, P. , Allemand, M., & Martin, M. (2011). Forgiveness in
younger, middle-aged and older adults: age and gender matters. Journal
Adult Development, 18, 192-203.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Hidayatullah, S., & Argiati, S. H. (2013). Dinamika psikologi dan perilaku
forgiveness bagi korban kekerasan dalam rumah tangga. Jurnal Spirits,
4(1), 74-80.
Hurlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. (1990). Psikologi Perkembangan Anak. Bandung : CV Mandar.
Kristanto, E. (2016). Perbedaan tingkat kebersyukuran pada laki-laki dan
perempuan. Seminar ASEAN, 2nd Psychology & Humanity, pp. 128-134.
KBBI, 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses dari :
https://kbbi.web.id/balas%20dendam pada 10 Januari 2018.
Kurniati, N. M. (2009). Memaafkan: Kaitannya dengan empati dan pengelolaan
emosi. Proceeding PESAT (Psikologi, ekonomi, Sastra, Arsitektur, &
Sipil), 3, 16-24.
Lopez, S. J., & Snyder, C.R. (2003). Positive psychological assessment a
handbook of models & measures.Washington. DC : A.P.A.
Marliani, R. (2016). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung: CV
Pustaka Setia.
McCullough, M.E, Wortington, E.L, Rachal, K.C, Sandage, S.J., Brown, S.W, and
Hight, T.L. (1998). Interpersonal forgiving in close relationships : ii.
theoritical 11 elaboration and measurement. Journal of Personality and
Social Psychology, 75, (6), 1586-1603.
McCullough, M.E., Worthington, E. L. (1999). Religion and the forgiving
personality. Journal of personality, 67(6), 1141-1164.
McCullough, M. E. (2000). Forgiveness as human strength: Theory,
measurement, and links to well-being. Journal of social and clinical
psychology, 19(1), 43-55.
McCullough, M. E., Pargament, K. I., & Theoresen, C. E. (2000). Forgiveness :
Theory, research, and practice. New York: The Guilford Press.
McCullough, M. E., Emmons, R. A., & Tsang, J.A. (2002). The grateful
disposition: A conceptual and empirical topography. Journal of
Personality and Social Psychology, 82(1), 112–127.
McCullough, M. E., Worthington, E. L., & Rachal, K. C. (1997). Interpersonal
forgiving in close relationship. Journal of Personality and Social
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Psychology, 76(2), 321-336.
Monks, F. J., & Haditono, S. R. (2009). Psikologi perkembangan: Pengantar
dalam berbagai bagiannya. Gadjah Mada University Press.
Mukhlis, H., & Koentjoro. (2015). Pelatihan kebersyukuran untuk menurunkan
kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMA. Gadjah Mada
Journal of Professional Psychology, 1(3), 203 - 215.
Mutia, E., Subandi, S., & Mulyati, R. (2010). Terapi kognitif perilaku bersyukur
untuk menurunkan depresi pada remaja. Jurnal Intervensi Psikologi, 2(1),
53-68.
Neto, F. (2007). Forgiveness, personality and gratitude. Journal of personality
and individual differences, 43, 2313-2323.
News.detik.com (2012). Wii ngeri! 4 korban bullying ini balas dendam.
Detiknews. Diakses di https://news.detik.com/berita/1980141/wii-ngeri-4-
korban-bullying-ini-balas-dendam pada 27 Februari 2018
Nugroho, S. (2017). Pembunuhan di SMA Taruna Nusantara dan riwayat dendam
kesumat. Diakses di https://news.detik.com/kolom/d-
3465492/pembunuhan-di-sma-taruna-nusantara-dan-riwayat-dendam-
kesumat pada 14 Februari 2019
Paramitasari, R., & Alfian, I. N. (2012). Hubungan antara kematangan emosi
dengan kecenderungan memaafkan pada remaja akhir. Jurnal Psikologi
Pendidikan dan Perkembangan, 1(02).
Peale, N.V. (2006). The power of positive thinking. The Quality Book Club
Safitri, A. M. (2017). Proses dan faktor yang mempengaruhi perilaku memaafkan
pada remaja broken home. Journal of psikoborneo, 5(1), 152-161.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi: Dari blog menjadi buku.
Yogyakarta: Penerbit USD.
Santoso, S. (2015). Menguasai statistik non-parametrik: konsep dasar dan
aplikasi dengan spss. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Santrock, J. W. (2007). Remaja. Ed. 11. Jakarta: Penerbit Erlangga
Santrock, J. W. (2012). Life-span development (Perkembangan masa hidup).
Ed.13 (1). Jakarta :Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Sapmaz, F., Yildrim, M., Topçuoğlu, P., Nalbant, D. & Sızır, U. (2016).
Gratitude, forgiveness and humility as predictors of subjective well-being
among university students. International Online Journal of Educational
Sciences, 8(1), 38-47.
Sari, K. (2012). Forgiveness pada istri sebagai upaya untuk mengembalikan
keutuhan rumah tangga akibat perselingkuhan suami. Jurnal Psikologi
Undip, 11(1), 50-58.
Sarwono, J. (2015). Rumus-rumus populer dalam spss 22 untuk riset skripsi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Sarwono, S. W. (1989). Psikologi Remaja. Ed. 1 (1). Jakarta : Rajawali
Siregar, C. (2012). Menyembuhkan luka batin dengan memaafkan. Jurnal
Humaniora, 3(2), 581-592.
Snyder, C. R., & Lopez, S. J. (2002). Handbook of positive psychology. Britania
Raya: Oxford University Press.
Snyder, C. R., Lopez, S. J., & Pedrotti, J. T. (2011). Positive psychology: The
scientific and practical explorations of human strengths (2nd ed.).
Thousand Oaks, CA, US: Sage Publications, Inc.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta : Sanata Dharma
University Press.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis,
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press
Thompson, L. Y., Snyder, C. R., Hoffman, L., Michael, S. T., Rasmussen, H. N.,
Billings, L. S.,Heinze, L., Neufeld, J. E., Shorey, H. S., Roberts, J. C, &
Roberts, D. E. (2005). Dispositional forgiveness of self, others, and
situations. Journal of Personality, 73, 313-359.
Toussaint, L., & Friedman, P. (2009). Forgiveness, gratitude, and well-being: The
mediating role of affect and beliefs. Journal of Happiness Studies, 10(6),
635–654.
Untari, P. (2014). Hubungan antara empati dengan sikap pemaaf pada remaja putri
yang mengalami kekerasan dalam berpacaran. eJournal Psikologi, 2(2),
279-289.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Watkins, P. C., Woodward, K., Stone, T., & Kolts, R. L. (2003). Gratitude and
happiness: Development of a measure of gratitude, and relationship with
subjective well-being. Social Behavior & Personality: An International
Journal, 31, 431-452.
Widasuari, D., & Laksmiwati, H. (2018). Hubungan antara kematangan emosi
dengan forgiveness pada mahasiswa psikologi Universitas Negeri
Surabaya. Jurnal Penelitian Psikologi, 5(2).
Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan Ed.
Revisi. Malang : UMM Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKALA PENELITIAN
PSIKOLOGI POSITIF
“When
Peneliti :
Devina Putri Mahardhika
149114079
“The good life is a process, not a state of being”
- Carl Rogers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
I. PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Perkenalkan saya Devina Putri Mahardhika, mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
sedang menyusun Tugas Akhir. Saat ini, saya ingin meminta
bantuan Anda untuk mengisi skala penelitian yang saya buat, untuk
kepentingan penyusunan penelitian saya.
Informasi yang Anda berikan akan menjadi informasi yang
sangat berguna bagi saya apabila Anda memberikan jawaban yang
jujur, spontan, dan apa adanya. Patut diingat, tidak ada jawaban
benar atau salah, maka saya mohon Anda dapat memberikan
jawaban yang Anda rasa paling sesuai dengan diri Anda. Saya
memahami bahwa mungkin saja jawaban yang Anda berikan bersifat
rahasia. Maka dari itu, saya akan menjaga kerahasiaan identitas
dan jawaban yang telah Anda berikan sesuai dengan Kode Etik
Psikologi. Saya hanya akan menggunakan informasi yang Anda beri
untuk kepentingan penelitian saya saja.
Adapun kriteria partisipan yang saya butuhkan adalah:
1. Laki-laki atau perempuan yang berusia 18 - 21 tahun
Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Semoga Tuhan membalas kebaikan Anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
II. LEMBAR PERSETUJUAN
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Setelah membaca dan memahami informasi yang berkaitan
dengan penelitian ini, saya bersedia berpartisipasi secara sukarela dan
tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Semua jawaban yang
saya berikan merupakan jawaban yang jujur dan murni berasal dari
diri saya yang sesungguhnya dan bukan berdasarkan dari apa yang
benar atau salah dan baik atau buruk dalam masyarakat.
Saya juga mengijinkan peneliti untuk menggunakan jawaban-
jawaban yang saya berikan untuk kepentingan penelitian ini. Dengan
ini saya menyetujui untuk menjadi subjek penelitian ini.
Menyetujui,
Yogyakarta, ………..2018
(Paraf/Tanda Tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
III. IDENTITAS
1. Inisial :
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan *
3. Usia :
4. Pendidikan saat ini :
*Coret yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
IV. PETUNJUK PENGERJAAN
1. Skala ini bertujuan untuk meneliti tentang psikologi positif
2. Skala ini terdiri atas sejumlah pernyataan dan terbagi menjadi dua skala
yaitu Skala A dan Skala B. Di samping setiap pernyataan, tersedia pilihan
jawaban yang berkisar antara:
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Tugas Anda adalah menyatakan kesetujuan atau ketidak setujuan
Anda terhadap masing-masing pernyataan dengan memilih salah satu
pilihan jawaban dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom
pilihan jawaban yang sesuai
Contoh Pengisian dan Penggantian Jawaban
Pernyataan STS TS S SS
Saya memiliki banyak teman √ √
3. Kerjakanlah secara langsung pada lembar skala yang telah disediakan.
4. Dalam mengerjakan skala ini, bekerjalah secara jujur dan spontan. Tidak
ada jawaban yang benar atau salah, yang terpenting kerjakanlah sesuai
keadaan Anda yang sebenarnya. Skala ini tidak berpengaruh terhadap
penilaian pribadi Anda.
5. Pastikan, semua pernyataan telah Anda isi dan tidak ada yang
terlewati.
Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
V. SKALA A
Berikan tanda centang (√) pada jawaban yang anda pilih ! STS : Sangat Tidak Sesuai S : Sesuai TS : Tidak Sesuai SS : Sangat Sesuai
N0. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya merasa selalu ada berkah
dalam hidup saya
2. Saya rasa orang lain memiliki
peran dalam hidup saya entah
besar maupun kecil
3.
Saya selalu bahagia atas setiap
hari baru yang masih bisa saya
nikmati
4.
Pengalaman masa lalu saya
yang telah berhasil membuat
saya menjadi pribadi seperti
saat ini
5. Saya rasa hidup saya menderita
6. Dalam hidup, saya merasa
tidak memerlukan orang lain
7. Saya membenci hari-hari saya
8. Pengalaman masa lalu saya
tidak berpengaruh terhadap
diri saya saat ini
9. Saya sering mengagumi
keindahan alam ciptaan Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
N0. Pernyataan STS TS S SS
10.
Saya setuju dengan pepatah
yang mengatakan bahwa
pengalaman adalah guru
terbaik
11.
Hidup saya sangat
berkekurangan dalam hal
apapun
12. Teman-teman saya justru
menghambat saya dalam
mencapai impian saya
13. Saya tidak bisa menikmati dan
mengagumi keindahan alam
14. Saya merasa memiliki
kemampuan untuk menjalani
kehidupan saya
15.
Saya dapat menikmati segala
pengalaman dalam hidup saya,
entah pengalaman yang
menyenangkan maupun
menyedihkan
16. Saya merasa rendah diri jika
membandingkan kemampuan
saya dengan orang lain
17. Saya kurang bisa menerima
hal-hal buruk yang terjadi
dalam hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
N0. Pernyataan STS TS S SS
18. Saya bahagia dengan hidup
saya, apapun yang terjadi
19. Saya cenderung mengabaikan
hal-hal kecil yang terjadi dalam
hidup
20. Saya merasa ada yang kurang
dalam hidup saya
21. Saya hanya mengingat
pengalaman yang
menyenangkan bagi saya
22.
Apapun yang saya miliki
sekarang adalah hasil usaha
saya sendiri
23.
Saya selalu menjadikan
pengalaman yang
menyenangkan atau
menyedihkan menjadi bahan
untuk memperbaiki diri saya
24. Saya sadar bahwa apapun hal
baik yang saya miliki tak lepas
dari bantuan orang lain
25. Saya rasa apapun yang terjadi
dalam hidup saya adalah
kebetulan
26. Saya jarang mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
N0. Pernyataan STS TS S SS
kebaikan orang lain terhadap
saya
27.
Saya tidak akan pernah
melupakan kebaikan orang
orang yang telah menolong
saya
28.
Saya rasa sangat penting jika
kita menikmati hal-hal kecil
dalam hidup
29.
Sebagai seorang manusia,
sudah sepantasnya kita
berterimakasih atas apa yang
telah Tuhan berikan
30. Saya berterima kasih atas
teman-teman yang selalu
mendukung saya
31. Saya merasa cukup secara
batin
32. Pengalaman buruk yang saya
alami hanya akan merusak
hidup saya
33. Saya merasa hidup saya sia-sia
34. Saya merasa tidak memiliki
seorangpun dalam hidup
35. Saya sering kali merasa lemah
dan tidak bersemangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
N0. Pernyataan STS TS S SS
36. Saat ini, saya hanya dapat
mengucapkan terima kasih
untuk hal-hal baik saja
37.
Saya akan mengucapkan
terima kasih atas apapun yang
terjadi dalam hidup saya
38.
Saya dapat beraktivitas dengan
baik dengan segala tantangan
dalam hidup saya
39. Saya merasa bahagia memiliki
keluarga yang selalu ada untuk
saya
40. Bagi saya hidup saya berharga
“You have not lived today until you have done something for someone who can never repay you.”
― John Bunyan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
VI. SKALA B
Berikan tanda centang (√) pada jawaban yang anda pilih !
STS : Sangat Tidak Sesuai S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai SS : Sangat Sesuai
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Seiring dengan berjalannya waktu,
saya menyadari kesalahan yang
telah saya perbuat
2. Saya berusaha menganggap
keberadaan orang yang menyakiti
saya ketika ia berada di dekat saya
3. Saya rasa saya dapat menerima
segala hal yang terjadi dalam hidup
saya
4. Saya tidak pernah menyadari
kesalahan yang telah saya perbuat
5. Saya akan mengabaikan
keberadaan orang yang menyakiti
saya
6. Saya kurang bisa menerima segala
sesuatu yang terjadi pada diri saya
7. Saya yakin situasi yang
menyakitkan membuat saya
semakin dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No. Pernyataan STS TS S SS
8. Saya yakin saya mampu
menghadapi peristiwa yang
menyakitkan
9. Saya mendoakan hal buruk terjadi
pada orang yang menyakiti saya
10. Meski saya sangat terluka, saya
tidak mendoakan hal buruk terjadi
pada orang yang menyakiti saya
11. Situasi yang menyakitkan membuat
saya lemah dan tidak berdaya
12. Saya merasa lemah jika bertemu
dengan peristiwa yang menyakitkan
13. Saya rasa memungkinkan bagi saya
untuk memulihkan hubungan yang
telah retak dengan orang lain
14. Saya rasa diri saya layak untuk
dibenci
15. Saya rasa hanya ada hal negatif
dalam situasi yang menyakitkan
16. Saya yakin ada hal positif dari
situasi yang menyakitkan
17. Saya rasa hubungan yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No. Pernyataan STS TS S SS
retak tidak dapat diperbaiki
18. Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai
harapan, saya akan terus berpikir
negatif tentang hal tersebut
19. Saya dapat mengampuni diri saya
seiring berjalannya waktu
20. Kebencian terhadap orang yang
menyakiti saya mulai berkurang
21. Saya tidak berhenti menyalahkan
diri saya atas apa yang terjadi
22. Rasa benci terhadap orang yang
menyakiti saya masih sangat kuat
23. Saya berniat untuk tidak
memikirkan peristiwa yang
menyakitkan secara berlarut-larut
24. Saya bisa lebih melembutkan hati
saya untuk menerima peristiwa
yang telah melukai saya
25. Saya sering berharap agar orang
yang menyakiti saya tertimpa
kejadian buruk
26. Saya masih selalu terlarut dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No. Pernyataan STS TS S SS
peristiwa yang melukai saya
27. Saya masih selalu bersikeras untuk
mengubah peristiwa yang
menyakitkan bagi saya menjadi
seperti apa yang saya inginkan
28. Seiring berjalannya waktu, saya
bisa memaklumi hal-hal buruk yang
terjadi dalam hidup saya
29. Luka batin yang saya alami
perlahan-lahan mulai membaik
30. Cepat atau lambat saya tidak akan
menerima kesalahan yang orang
lain lakukan pada saya
31. Luka batin yang saya alami masih
sangat dalam
32. Seiring berjalannya waktu, saya
bisa memaklumi kesalahan yang
orang lain perbuat
33. Sulit bagi saya untuk menerima
kejadian buruk yang terjadi di luar
kendali siapapun
34. Saya dapat menerima diri saya
walaupun saya melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
No. Pernyataan STS TS S SS
kesalahan
35. Saya masih bisa bertegur sapa
dengan orang yang telah menyakiti
saya
36. Saya berusaha berpikir positif ketika
suatu hal terjadi di luar kendali saya
37. Saya berusaha sekuat tenaga agar
tidak mengkritik diri saya atas hal-
hal negatif yang saya rasakan,
pikirkan, ucapkan atau perbuat
38. Perlahan-lahan saya rasa keinginan
untuk menghukum orang yang
menyakiti saya mulai memudar
39. Saya cenderung cepat melepaskan
pikiran-pikiran negatif yang
membuat saya kecewa
40. Sulit bagi saya untuk menerima diri
sendiri setelah melakukan
kesalahan
41. Saya merasa orang yang menyakiti
saya layak untuk dijauhi
42. Saya cenderung berpikir negatif
ketika hal buruk terjadi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
No. Pernyataan STS TS S SS
kehidupan saya sehari-hari
43. Saya tidak berhenti mengkritik diri
saya atas hal-hal negatif yang saya
rasakan, pikirkan, ucapkan atau
perbuat
44. Saya terus-menerus ingin
menghukum orang lain yang
melakukan kesalahan menurut saya
45. Ketika saya merasa kecewa
terhadap situasi yang berada di luar
kendali, saya terus-menerus
berpikiran negatif tentang hal
tersebut
46. Saya yakin setiap orang memiliki
sikap baik dibalik sikap buruk yang
mereka lakukan pada saya
47. Seiring dengan berjalannya waktu
kebencian saya terhadap diri sendiri
mulai berkurang
48. Saya perlahan-lahan dapat
berdamai dengan hal-hal buruk
yang terjadi dalam hidup saya
49. Saya memendam rasa bersalah
terhadap kesalahan-kesalahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No. Pernyataan STS TS S SS
saya perbuat
50. Saya kecewa pada situasi yang
terjadi diluar kendali saya
51. Saya terus menerus bersikap keras
terhadap orang-orang yang telah
menyakiti saya
52. Awalnya saya merasa bersalah atas
kesalahan yang saya perbuat, lama
kelamaan saya bisa menerima hal
tersebut
53. Walaupun saya kecewa dengan
situasi yang tidak berjalan sesuai
rencana, saya yakin ada maksud
baik dibalik semua itu
54. Saya selalu mencoba melembutkan
hati kepada orang yang telah
menyakiti saya
55. Saya cenderung melihat hal-hal
buruk dalam diri orang yang
menyakiti saya
56. Sampai kapanpun saya tetap
membenci diri saya sendiri atas
kesalahan yang saya perbuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No. Pernyataan STS TS S SS
57. Sampai kapanpun saya tidak akan
berdamai dengan peristiwa buruk
yang saya alami
58. Saya menikmati setiap situasi yang
terjadi dalam hidup saya
59. Perlahan-lahan, saya mampu
meninggalkan pikiran negatif akan
kejadian buruk yang terjadi di luar
kendali
60. Saya tidak dapat melupakan orang
yang telah mengecewakan saya
61. Saya terus-menurus menghukum
diri saya atas kesalahan yang telah
saya perbuat
62. Saya terus menerus berpikiran
negatif akan apa yang terjadi dalam
hidup ini
63. Saya rasa saya mampu melupakan
orang yang telah menyakiti saya
64. Perlahan-lahan saya bisa
memandang kebaikan orang lain
65. Saya cenderung menyalahkan diri
sendiri atas kesalahan yang saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No. Pernyataan STS TS S SS
lakukan
66. Saya membenci segala sesuatu
yang terjadi dalam hidup saya
67. Saya pikir saya mampu menerima
kesalahan yang saya perbuat
68. Saya terus-menerus
memperlakukan diri saya dengan
baik
69. Apabila orang lain memperlakukan
saya dengan buruk, saya akan
terus-menerus berpikir buruk
tentang mereka
Pastikan semua pernyataan telah Anda jawab dan tidak ada satupun yang terlewatkan.
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 2
RELIABILITAS SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
A. Skala Bersyukur
1. Sebelum seleksi item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.909 40
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
NO_1 124.50 113.317 .468 .907
NO_2 124.36 116.857 .231 .909
NO_3 124.69 113.427 .476 .906
NO_4 124.40 116.664 .240 .909
NO_5 124.74 112.967 .459 .907
NO_6 124.21 115.139 .377 .908
NO_7 124.44 111.184 .626 .904
NO_8 124.43 114.339 .425 .907
NO_9 124.48 115.188 .335 .908
NO_10 124.35 117.112 .207 .910
NO_11 124.44 114.487 .462 .907
NO_12 124.63 115.080 .388 .908
NO_13 124.46 113.168 .472 .906
NO_14 124.70 114.634 .438 .907
NO_15 124.68 115.210 .406 .907
NO_16 125.50 110.748 .519 .906
NO_17 125.08 112.645 .530 .906
NO_18 124.71 113.529 .463 .907
NO_19 125.12 114.197 .370 .908
NO_20 125.45 113.773 .400 .907
NO_21 124.82 117.251 .174 .910
NO_22 125.08 116.645 .155 .911
NO_23 124.50 113.151 .495 .906
NO_24 124.58 116.301 .284 .909
NO_25 124.79 116.185 .244 .909
NO_26 124.52 112.674 .496 .906
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
2. Setelah seleksi item (nilai kritis menggugurkan item sebesar 0,30)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.915 33
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
NO_1 101.97 94.926 .497 .912
NO_3 102.16 95.111 .499 .912
NO_5 102.21 94.607 .485 .913
NO_6 101.68 96.806 .390 .914
NO_7 101.91 93.221 .634 .910
NO_8 101.90 96.678 .379 .914
NO_9 101.95 96.778 .353 .914
NO_11 101.91 96.175 .479 .913
NO_12 102.10 96.953 .380 .914
NO_13 101.94 95.088 .475 .913
NO_14 102.17 96.768 .408 .914
NO_15 102.15 97.233 .381 .914
NO_27 124.50 113.592 .489 .906
NO_28 124.51 112.949 .568 .905
NO_29 124.25 113.710 .426 .907
NO_30 124.34 113.840 .516 .906
NO_31 124.92 113.415 .536 .906
NO_32 124.75 113.416 .458 .907
NO_33 124.38 113.064 .485 .906
NO_34 124.27 113.595 .473 .907
NO_35 125.19 109.349 .553 .905
NO_36 125.14 112.963 .471 .906
NO_37 124.71 112.520 .531 .906
NO_38 124.87 113.341 .511 .906
NO_39 124.30 113.643 .439 .907
NO_40 124.18 113.802 .529 .906
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
NO_16 102.97 92.394 .554 .912
NO_17 102.55 94.396 .552 .912
NO_18 102.18 95.141 .492 .912
NO_19 102.59 95.895 .384 .914
NO_20 102.93 95.316 .430 .913
NO_23 101.97 95.513 .458 .913
NO_26 101.99 95.128 .457 .913
NO_27 101.97 95.917 .450 .913
NO_28 101.98 95.302 .530 .912
NO_29 101.72 95.599 .428 .913
NO_30 101.81 95.807 .509 .912
NO_31 102.39 95.139 .558 .912
NO_32 102.23 95.553 .440 .913
NO_33 101.85 94.768 .507 .912
NO_34 101.75 95.347 .488 .913
NO_35 102.66 91.088 .587 .911
NO_36 102.61 95.249 .444 .913
NO_37 102.18 94.480 .536 .912
NO_38 102.35 94.852 .552 .912
NO_39 101.77 95.608 .434 .913
NO_40 101.65 95.494 .552 .912
B. Skala Memaafkan
1. Sebelum seleksi item
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
NO01 203.37 415.594 -.037 .955
NO02 203.90 417.449 -.110 .954
NO03 203.62 399.541 .670 .951
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.953 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
NO04 203.31 408.491 .308 .953
NO05 203.87 408.075 .232 .953
NO06 203.71 399.199 .693 .951
NO07 203.30 406.028 .385 .952
NO08 203.44 406.395 .403 .952
NO09 203.49 397.904 .529 .952
NO10 203.64 398.821 .491 .952
NO11 203.86 406.192 .358 .952
NO12 203.99 401.844 .494 .952
NO13 203.55 404.506 .475 .952
NO14 203.36 405.096 .336 .953
NO15 203.58 407.402 .312 .953
NO16 203.35 402.999 .556 .952
NO17 203.41 407.400 .255 .953
NO18 203.76 396.090 .618 .951
NO19 203.52 406.142 .496 .952
NO20 203.61 405.818 .524 .952
NO21 203.64 403.408 .425 .952
NO22 203.54 402.086 .525 .952
NO23 203.58 408.833 .204 .953
NO24 203.58 406.613 .523 .952
NO25 203.59 398.262 .581 .952
NO26 203.81 397.055 .634 .951
NO27 204.08 406.700 .291 .953
NO28 203.54 404.379 .592 .952
NO29 203.53 403.793 .541 .952
NO30 203.63 409.612 .213 .953
NO31 203.69 398.931 .532 .952
NO32 203.55 405.736 .510 .952
NO33 203.75 400.522 .533 .952
NO34 203.65 405.937 .470 .952
NO35 203.69 402.216 .463 .952
NO36 203.47 403.921 .550 .952
NO37 203.97 408.669 .242 .953
NO38 203.66 407.033 .366 .952
NO39 203.82 400.095 .553 .952
NO40 203.85 401.104 .554 .952
NO41 203.70 406.799 .294 .953
NO42 203.82 398.682 .622 .951
NO43 203.85 397.814 .625 .951
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
NO44 203.41 401.969 .547 .952
NO45 203.76 396.678 .657 .951
NO46 203.35 408.598 .256 .953
NO47 203.55 405.222 .600 .952
NO48 203.53 402.196 .672 .952
NO49 204.19 402.835 .447 .952
NO50 204.14 402.137 .461 .952
NO51 203.57 401.054 .579 .952
NO52 203.56 404.285 .530 .952
NO53 203.38 402.624 .594 .952
NO54 203.55 400.580 .639 .952
NO55 203.76 400.274 .587 .952
NO56 203.41 400.501 .515 .952
NO57 203.31 401.573 .527 .952
NO58 203.46 402.673 .584 .952
NO59 203.55 404.818 .626 .952
NO60 204.14 398.321 .580 .952
NO61 203.54 398.765 .633 .951
NO62 203.53 399.719 .673 .951
NO63 203.79 403.892 .426 .952
NO64 203.42 406.007 .486 .952
NO65 203.95 397.952 .590 .952
NO66 203.31 403.243 .498 .952
NO67 203.66 406.556 .389 .952
NO68 203.55 405.882 .374 .952
NO69 203.63 395.704 .648 .951
2. Setelah seleksi item (nilai kritis menggugurkan item sebesar 0,30)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.959 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
NO03 167.85 336.896 .670 .958
NO06 167.95 336.621 .691 .958
NO07 167.54 342.471 .403 .959
NO08 167.67 343.048 .410 .959
NO09 167.73 335.668 .518 .959
NO10 167.87 336.259 .489 .959
NO11 168.10 342.641 .374 .959
NO12 168.23 338.930 .496 .959
NO13 167.79 341.451 .474 .959
NO14 167.60 341.967 .336 .959
NO16 167.58 340.337 .542 .958
NO18 168.00 333.413 .629 .958
NO19 167.75 343.013 .492 .959
NO20 167.85 342.756 .518 .959
NO21 167.87 340.112 .438 .959
NO22 167.77 339.462 .513 .959
NO24 167.82 343.251 .533 .959
NO25 167.83 335.961 .570 .958
NO26 168.05 334.429 .640 .958
NO28 167.77 341.223 .599 .958
NO29 167.76 340.714 .545 .958
NO31 167.93 335.774 .552 .958
NO32 167.79 342.571 .511 .959
NO33 167.98 338.000 .524 .958
NO34 167.88 342.380 .493 .959
NO35 167.93 339.719 .446 .959
NO36 167.71 341.052 .542 .958
NO38 167.90 344.164 .345 .959
NO39 168.05 337.080 .566 .958
NO40 168.08 337.819 .576 .958
NO42 168.05 335.795 .634 .958
NO43 168.09 334.689 .650 .958
NO44 167.65 339.479 .529 .958
NO45 168.00 333.853 .673 .958
NO47 167.79 341.965 .610 .958
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
NO48 167.76 338.989 .692 .958
NO49 168.43 340.467 .423 .959
NO50 168.37 339.649 .445 .959
NO51 167.81 338.578 .565 .958
NO52 167.80 341.317 .526 .958
NO53 167.62 339.578 .601 .958
NO54 167.79 337.965 .632 .958
NO55 168.00 337.982 .567 .958
NO56 167.65 337.332 .533 .958
NO57 167.55 338.727 .528 .958
NO58 167.70 339.441 .601 .958
NO59 167.79 341.506 .642 .958
NO60 168.37 335.722 .582 .958
NO61 167.77 335.774 .650 .958
NO62 167.76 336.953 .678 .958
NO63 168.03 340.577 .439 .959
NO64 167.65 342.834 .485 .959
NO65 168.19 335.202 .598 .958
NO66 167.55 340.012 .511 .959
NO67 167.90 343.173 .397 .959
NO68 167.79 342.607 .378 .959
NO69 167.86 333.954 .625 .958
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 3
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN 4
HASIL UJI MEAN EMPIRIS DAN
MEAN TEORETIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
A. Mean Teoretis
( ) ( )
Berikut merupakan perhitungan mean teoretis pada masing-masing skala
yang telah dibuat oleh peneiliti :
1. Skala bersyukur
Skor terendah x jumlah item = 1 x 24 = 24
Skor tertinggi x jumlah item = 4 x 24 = 96
( ) ( )
2. Skala memaafkan
Skor terendah x jumlah item = 1 x 57 = 57
Skor tertinggi x jumlah item = 4 x 57 = 228
( ) ( )
B. Mean Empiris
1. Data mean empiris skala bersyukur
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation Variance
BERSYUKUR 291 60 40 100 83.38 8.471 71.760
Valid N
(listwise) 291
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
BERSYUKUR 167.902 290 .000 83.378 82.40 84.36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
2. Data mean teoretis skala memaafkan
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation Variance
MEMAAFKAN 291 126 106 232 177.60 22.736 516.923
Valid N
(listwise) 291
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
MEMAAFKAN 133.257 290 .000 177.605 174.98 180.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
LAMPIRAN 5
HASIL UJI NORMALITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
1. Hasil uji normalitas skala bersyukur
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
BERSYUKUR .108 291 .000 .931 291 .000
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
2. Hasil uji normalitas skala memaafkan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
MEMAAFKAN .035 291 .200* .990 291 .042
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN 6
HASIL UJI LINEARITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
MEMAAFKAN
*
BERSYUKUR
Between
Groups
(Combined) 92653.716 40 2316.343 10.114 .000
Linearity 84259.297 1 84259.297 367.920 .000
Deviation
from
Linearity
8394.419 39 215.242 .940 .576
Within Groups 57253.837 250 229.015
Total 149907.553 290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 7
HASIL UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Hasil Uji Hipotesis
Correlations
BERSYUKUR MEMAAFKAN
Spearman's rho BERSYUKUR Correlation
Coefficient 1.000 .719
**
Sig. (1-tailed) . .000
N 291 291
MEMAAFKAN Correlation
Coefficient .719
** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 291 291
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 8
Form Penilaian Validitas Isi Skala
Bersyukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
FORM PENILAIAN VALIDITAS ISI
SKALA BERSYUKUR
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PENILAIAN VALIDITAS ISI ITEM
Petunjuk
1. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh penilaian tentang validitas isi masing-masing item yang dimaksudkan untuk
mengukur atribut psikologis tertentu. Yang dimaksud dengan validitas isi item adalah taraf sejauh mana isi item relevan
dengan atribut psikologis yang dimaksud.
2. Alat ukur atau skala ini bertujuan untuk mengukur bersyukur yang memiliki empat aspek di dalamnya. Definisi konseptual
atribut psikologis beserta aspek-aspeknya adalah sebagai berikut:
Atribut psikologis Aspek
Bersyukur adalah suatu bentuk terima kasih atas (a) orang
lain, situasi dan kehidupan, (b) pengalaman dan
pembelajaran yang diperoleh dalam kehidupan (c) berkat
berkelimpahan, (d) penerimaan dan pengampunan masa
lalu serta memiliki pemikiran yang positif tentang masa
depan, yang berfokus pada pengalaman emosional
interpersonal dan keyakinan kognitif maupun perilaku
individu. (Toussaint & Friedman, 2009)
1. Merasa hidup berkelimpahan
Tidak merasa dirugikan dalam hidup, memiliki sikap yang
positif dengan cara merasa memiliki hidup yang tidak
berkekurangan
2. Mengapresiasi kontribusi orang lain dalam kehidupan
Menghargai kontribusi orang lain dalam kehidupan, menyadari
pentingnya peran dan manfaat yang orang lain beri dalam hidup
3. Mengapresiasi kebahagiaan sekecil apapun dalam hidup
Menghargai kebahagiaan dalam hidup yang umumnya tersedia
bagi kebanyakan orang
4. Mengetahui pentingnya pengalaman dan pengungkapan
rasa syukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Pengalaman yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan
patut untuk disyukuri
3. Tugas Anda adalah sebagai berikut:
a. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian Anda terkait taraf relevansinya.
b. Yang dimaksud taraf relevansi adalah taraf sejauh mana item yang bersangkutan mencerminkan atribut psikologis atau
komponen atribut psikologis yang hendak diukur. Relevansi ini tercermin dari kesesuaian isi item dengan definisi
konseptual tentang atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur.
c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut:
1 = Tidak relevan
2 = Kurang relevan
3 = Agak relevan
4 = Sangat relevan
Nyatakanlah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda centang () pada kolom yang sesuai di belakang masing-
masing item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PENILAIAN ITEM
Atribut Psikologis : Bersyukur
Definisi Konseptual :
Bersyukur adalah suatu bentuk terima kasih atas (a) orang lain, situasi dan kehidupan, (b) pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dalam
kehidupan (c) berkat berkelimpahan, (d) penerimaan dan pengampunan masa lalu serta memiliki pemikiran yang positif tentang masa depan, yang
berfokus pada pengalaman emosional interpersonal dan keyakinan kognitif maupun perilaku individu. (Toussaint & Friedman, 2009)
Aspek No Item Taraf Relevansi
Keterangan 1 2 3 4
Merasa hidup
berkelimpahan
Tidak merasa
dirugikan dalam
hidup, memiliki
sikap yang
positif dengan
cara merasa
memiliki hidup
yang tidak
berkekurangan
FAVORABLE
1 Saya merasa selalu ada berkah dalam
hidup saya
40 Bagi saya hidup saya sangat berharga
31 Saya merasa cukup secara batin, meski
tidak secara materi
14 Saya merasa memiliki kemampuan
untuk menjalani kehidupan saya
18 Apapun yang terjadi, saya bahagia
dengan kehidupan saya saat ini
UNFAVORABLE
5 Saya rasa hidup saya menderita
33 Saya merasa hidup saya sia-sia
11 Hidup saya sangat berkekurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Aspek No Item Taraf Relevansi
Keterangan 1 2 3 4
dalam hal apapun
16 Saya rasa kemampuan yang saya
miliki tidak ada apa-apanya jika
dibandingkan dengan orang lain
20 Saya merasa ada yang kurang dalam
hidup saya
Mengapresiasi
kontribusi
orang lain
dalam
kehidupan
Menghargai
kontribusi orang
lain dalam hidup,
menyadari
pentingnya peran
dan manfaat
yang orang lain
beri dalam hidup
FAVORABLE
2 Saya rasa orang lain memiliki peran
dalam hidup saya entah besar maupun
kecil
39 Saya merasa bahagia memiliki
keluarga yang selalu ada untuk saya
30 Saya berterima kasih atas teman-
teman yang selalu mendukung saya
27 Saya tidak akan pernah melupakan
kebaikan orang orang yang telah
menolong saya
24 Saya sadar bahwa apapun hal baik
yang saya miliki tak lepas dari bantuan
orang lain
UNFAVORABLE
6 Dalam hidup, saya merasa tidak
memerlukan orang lain
34 Saya merasa tidak memiliki
seorangpun dalam hidup
12 Teman-teman saya justru menghambat
saya dalam mencapai impian saya
26 Saya jarang mengingat kebaikan orang
lain terhadap saya
22 Apapun yang saya miliki sekarang
adalah hasil usaha saya sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Aspek No Item Taraf Relevansi
Keterangan 1 2 3 4
Mengapresiasi
kebahagiaan
sekecil apapun
dalam hidup
Menghargai
kebahagiaan
dalam hidup
yang umumnya
telah tersedia
bagi kebanyakan
orang
FAVORABLE
28 Saya rasa sangat penting jika kita
menikmati hal-hal kecil dalam hidup
3 Saya selalu bahagia atas setiap hari
baru yang masih bisa saya nikmati
38 Dengan segala tantangan yang ada
dalam hidup, saya dapat beraktivitas
dengan baik
9 Saya sering mengagumi keindahan
alam ciptaan Tuhan
15 Saya dapat menikmati segala
pengalaman dalam hidup saya, entah
pengalaman yang menyenangkan
maupun menyedihkan
UNFAVORABLE
19 Saya cenderung mengabaikan hal-hal
kecil yang terjadi dalam hidup
7 Saya membenci hari-hari saya
35 Saya sering kali merasa lemah dan
tidak bersemangat
13 Saya tidak bisa menikmati dan
mengagumi keindahan alam
17 Saya kurang bisa menerima hal-hal
buruk yang terjadi dalam hidup
Mengetahui
pentingnya
pengalaman
dan
pengungkapan
rasa syukur
FAVORABLE
4 Pengalaman masa lalu saya yang telah
berhasil membuat saya menjadi
pribadi seperti saat ini
10 Saya setuju dengan pepatah yang
mengatakan bahwa pengalaman
adalah guru terbaik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Aspek No Item Taraf Relevansi
Keterangan 1 2 3 4
Pengalaman
yang
menyenangkan
atau tidak patut
untuk disyukuri
23 Saya selalu menjadikan pengalaman
yang menyenangkan atau
menyedihkan menjadi bahan untuk
memperbaiki diri saya
37 Saya akan mengucapkan terima kasih
atas apapun yang terjadi dalam hidup
saya
29 Sebagai seorang manusia, sudah
sepantasnya kita berterimakasih atas
apa yang telah Tuhan berikan
UNFAVORABLE
8 Pengalaman masa lalu saya tidak
berpengaruh terhadap diri saya saat ini
32 Pengalaman buruk yang saya alami
hanya akan merusak hidup saya
21 Saya hanya mengingat pengalaman
yang menyenangkan bagi saya
36 Saat ini, saya hanya dapat
mengucapkan terima kasih untuk hal-
hal baik saja
25 Saya rasa apapun yang terjadi dalam
hidup saya adalah kebetulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
LAMPIRAN 9
FORM PENILAIAN VALIDITAS ISI SKALA MEMAAFKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
FORM PENILAIAN VALIDITAS ISI
SKALA MEMAAFKAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PENILAIAN VALIDITAS ISI ITEM
Petunjuk
1. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh penilaian tentang validitas isi masing-masing item yang dimaksudkan untuk
mengukur atribut psikologis tertentu. Yang dimaksud dengan validitas isi item adalah taraf sejauh mana isi item relevan
dengan atribut psikologis yang dimaksud.
2. Alat ukur atau skala ini bertujuan untuk mengukur memaafkan yang memiliki dua aspek dan tiga dimensi di dalamnya.
Definisi konseptual atribut psikologis beserta aspek-aspeknya adalah sebagai berikut:
Atribut psikologis Aspek Dimensi
Memaafkan adalah
persepsi seseorang
terhadap sebuah
pelanggaran seperti
tanggapan dan dampak
dari sebuah
pelanggaran yang
cenderung bersifat
1. Valensi
Seberapa positif, netral atau
negatif suatu perasaan, pikiran dan
perilaku seseorang
2. Kekuatan
Seberapa kuat suatu intensitas dari
pikiran, perasaan dan perilaku
seseorang
a. Memaafkan Diri
Sendiri
b. Memaafkan Orang
Lain
c. Memaafkan Situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
negatif diubah menjadi
netral atau positif
(Thompson & Synder,
2009).
3. Tugas Anda adalah sebagai berikut:
d. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian Anda terkait taraf relevansinya.
e. Yang dimaksud taraf relevansi adalah taraf sejauh mana item yang bersangkutan mencerminkan atribut psikologis atau
komponen atribut psikologis yang hendak diukur. Relevansi ini tercermin dari kesesuaian isi item dengan definisi
konseptual tentang atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur.
f. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut:
1 = Tidak relevan
2 = Kurang relevan
3 = Agak relevan
4 = Sangat relevan
Nyatakanlah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda centang () pada kolom yang sesuai di belakang masing-
masing item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PENILAIAN ITEM
Atribut Psikologis : Memaafkan
Definisi Konseptual :
Persepsi seseorang terhadap sebuah pelanggaran seperti tanggapan dan dampak dari sebuah pelanggaran yang cenderung
bersifat negatif diubah menjadi netral atau positif (Thompson &Synder, 2009).
Aspek Dimensi No Item
Taraf
Relevansi Keterangan
1 2 3 4
Valensi
Seberapa
positif atau
negatif suatu
perasaan,
pikiran dan
perilaku
seseorang
Memaafkan
Diri Sendiri
FAVORABLE
1 Seiring dengan berjalannya
waktu, saya menyadari
kesalahan yang telah saya
perbuat
2 Saya yakin situasi yang
menyakitkan membuat saya
semakin dewasa
3 Saya rasa diri saya layak
untuk bahagia
4 Saya dapat menerima diri saya
walaupun saya melakukan
kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
5 Awalnya saya merasa bersalah
atas kesalahan yang saya
perbuat, lama kelamaan saya
bisa menerima hal tersebut
6 Saya pikir saya mampu
menerima kesalahan yang
saya perbuat
UNFAVORABLE
7 Saya tidak pernah menyadari
kesalahan yang telah saya
perbuat
8 Situasi yang menyakitkan
membuat saya lemah dan
tidak berdaya
9 Saya rasa diri saya layak
untuk dibenci
10 Sulit bagi saya untuk
menerima diri sendiri setelah
melakukan kesalahan
11 Saya memendam rasa bersalah
terhadap kesalahan-kesalahan
yang saya perbuat
12 Saya cenderung menyalahkan
diri sendiri atas kesalahan
yang saya lakukan
Memaafkan
Orang Lain
FAVORABLE
13 Saya berusaha menganggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
keberadaan orang yang
menyakiti saya ketika ia
berada di dekat saya
14 Meski saya sangat terluka,
saya tidak mendoakan hal
buruk terjadi pada orang yang
menyakiti saya
15 Saya rasa memungkinkan bagi
saya untuk memulihkan
hubungan yang telah retak
dengan orang lain
16 Saya masih bisa bertegur sapa
dengan orang yang telah
menyakiti saya
17 Saya yakin setiap orang
memiliki sikap baik dibalik
sikap buruk yang mereka
lakukan pada saya
18 Saya rasa saya mampu
melupakan orang yang telah
menyakiti saya
UNFAVORABLE
19 Saya akan mengabaikan
keberadaan orang yang
menyakiti saya
20 Saya mendoakan hal buruk
terjadi pada orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
menyakiti saya
21 Saya rasa hubungan yang
telah retak tidak dapat
diperbaiki
22 Saya merasa orang yang
menyakiti saya layak untuk
dijauhi
23 Saya cenderung melihat hal-
hal buruk dalam diri orang
yang menyakiti saya
24 Saya tidak dapat melupakan
orang yang telah
mengecewakan saya
Memaafkan
Situasi
FAVORABLE
25 Saya rasa saya dapat
menerima segala hal yang
terjadi dalam hidup saya
26 Saya yakin saya mampu
menghadapi peristiwa yang
menyakitkan bagi saya
27 Saya yakin ada hal positif dari
situasi yang menyakitkan
28 Saya berusaha berpikir positif
ketika suatu hal terjadi di luar
kendali saya
29 Walaupun saya kecewa
dengan situasi yang tidak
berjalan sesuai rencana, saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
yakin ada maksud baik dibalik
semua itu
30 Saya menikmati setiap situasi
yang terjadi dalam hidup saya
UNFAVORABLE
31 Saya kurang bisa menerima
segala sesuatu yang terjadi
pada diri saya
32 Saya merasa lemah jika
bertemu dengan peristiwa
yang menyakitkan
33 Saya rasa hanya ada hal
negatif dalam situasi yang
menyakitkan
34 Saya cenderung berpikir
negatif ketika hal buruk terjadi
pada kehidupan saya sehari-
hari
35 Saya kecewa pada situasi yang
terjadi diluar kendali saya
36 Saya membenci segala sesuatu
yang terjadi dalam hidup saya
Kekuatan
Seberapa
kuat suatu
intensitas
Memaafkan
Diri Sendiri
FAVORABLE
37 Saya dapat mengampuni diri
saya seiring berjalannya
waktu
38 Saya berniat untuk tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
dari pikiran,
perasaan dan
perilaku
seseorang
memikirkan peristiwa yang
menyakitkan secara berlarut-
larut
39 Luka batin yang saya alami
perlahan-lahan mulai
membaik
40 Saya berusaha sekuat tenaga
agar tidak mengkritik diri saya
atas hal-hal negatif yang saya
rasakan, pikirkan, ucapkan
atau perbuat
41 Seiring dengan berjalannya
waktu kebencian saya
terhadap diri sendiri mulai
berkurang
42 Saya terus-menerus
memperlakukan diri saya
dengan baik
UNFAVORABLE
43 Saya tidak berhenti
menyalahkan diri saya atas
apa yang terjadi
44 Saya masih selalu terlarut
dalam peristiwa yang melukai
saya
45 Luka batin yang saya alami
masih sangat dalam
46 Saya tidak berhenti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
mengkritik diri saya atas hal-
hal negatif yang saya rasakan,
pikirkan, ucapkan atau perbuat
47 Sampai kapanpun saya tetap
membenci diri saya sendiri
atas kesalahan yang saya
perbuat
48 Saya terus-menurus
menghukum diri saya atas
kesalahan yang telah saya
perbuat
Memaafkan
Orang Lain
FAVORABLE
49 Kebencian terhadap orang
yang menyakiti saya mulai
berkurang
50 Meski tersakiti, saya tidak
pernah berharap agar orang
yang menyakiti saya
mengalami hal buruk
51 Seiring berjalannya waktu,
saya bisa memaklumi
kesalahan yang orang lain
perbuat
52 Perlahan-lahan saya rasa
keinginan untuk menghukum
orang yang menyakiti saya
mulai memudar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
53 Saya selalu mencoba
melembutkan hati kepada
orang yang telah menyakiti
saya
54 Perlahan-lahan saya bisa
memandang kebaikan orang
lain
UNFAVORABLE
55 Rasa benci terhadap orang
yang menyakiti saya masih
sangat kuat
56 Saya sering berharap agar
orang yang menyakiti saya
tertimpa kejadian buruk
57 Cepat atau lambat saya tidak
akan menerima kesalahan
yang orang lain lakukan pada
saya
58 Saya terus-menerus ingin
menghukum orang lain yang
melakukan kesalahan menurut
saya
59 Saya terus menerus bersikap
keras terhadap orang-orang
yang telah menyakiti saya
60 Apabila orang lain
memperlakukan saya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
buruk, saya akan terus-
menerus berpikir buruk
tentang mereka
Memaafkan
Situasi
FAVORABLE
61 Walaupun saya terus
berpikiran negatif tentang
peristiwa yang tidak berjalan
sesuai harapan, saya yakin ada
hal baik dibalik hal itu
62 Saya bisa lebih melembutkan
hati saya untuk menerima
peristiwa yang telah melukai
saya
63 Seiring berjalannya waktu,
saya bisa memaklumi hal-hal
buruk yang terjadi dalam
hidup saya
64 Saya cenderung cepat
melepaskan pikiran-pikiran
negatif yang membuat saya
kecewa
65 Saya perlahan-lahan dapat
berdamai dengan hal-hal
buruk yang terjadi dalam
hidup saya
66 Perlahan-lahan, saya mampu
meninggalkan pikiran negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
akan kejadian buruk yang
terjadi di luar kendali
UNFAVORABLE
67 Ketika sesuatu tidak berjalan
sesuai harapan, saya akan terus
berpikir negatif tentang hal
tersebut
68 Saya masih selalu bersikeras
untuk mengubah peristiwa
yang menyakitkan bagi saya
menjadi seperti apa yang saya
inginkan
69 Sulit bagi saya untuk menerima
kejadian buruk yang terjadi di
luar kendali siapapun
70 Ketika saya merasa kecewa
terhadap situasi yang berada di
luar kendali, saya terus-
menerus berpikiran negatif
tentang hal tersebut
71 Sampai kapanpun saya tidak
akan berdamai dengan
peristiwa buruk yang saya
alami
72 Saya rasa saya terus menerus
berpikiran negatif akan apa
yang terjadi dalam hidup ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 10
Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Skala Bersyukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Perhitungan IVI-I dan IVI-S variabel Bersyukur
Aspek Item Taraf Relevansi Tindakan
Peni
lai 1
Peni
lai 2
Peni
lai 3
Peni
lai 4
Peni
lai 5
Peni
lai 6
Peni
lai 7
Peni
lai 8
Peni
lai 9
Peni-
lai 10
IVI-I
Merasa hidup
berkelimpahan
Tidak merasa
dirugikan dalam
hidup, memiliki
sikap yang
positif dengan
cara merasa
memiliki hidup
yang tidak
berkekurangan
Saya merasa
selalu ada
berkah dalam
hidup saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Bagi saya hidup
saya sangat
berharga
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.9 Digunakan
Saya merasa
cukup secara
batin, meski
tidak secara
materi
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0.8 Digunakan
Saya merasa
memiliki
kemampuan
untuk menjalani
kehidupan saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.9 Digunakan
Apapun yang
terjadi, saya
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0.9 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
bahagia dengan
kehidupan saya
saat ini
Saya rasa hidup
saya menderita
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya merasa
hidup saya sia-
sia
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Hidup saya
sangat
berkekurangan
dalam hal
apapun
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya rasa
kemampuan
yang saya
miliki tidak ada
apa-apanya jika
dibandingkan
dengan orang
lain
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.9 Digunakan
Saya merasa
ada yang
kurang dalam
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0.9 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
hidup saya
Mengapresiasi
kontribusi
orang lain
dalam
kehidupan
Menghargai
kontribusi orang
lain dalam
hidup,
menyadari
pentingnya
peran dan
manfaat yang
orang lain beri
dalam hidup
Saya rasa orang
lain memiliki
peran dalam
hidup saya
entah besar
maupun kecil
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya merasa
bahagia
memiliki
keluarga yang
selalu ada untuk
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya berterima
kasih atas
teman-teman
yang selalu
mendukung
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya tidak akan
pernah
melupakan
kebaikan orang
orang yang
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
telah menolong
saya
Saya sadar
bahwa apapun
hal baik yang
saya miliki tak
lepas dari
bantuan orang
lain
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Dalam hidup,
saya merasa
tidak
memerlukan
orang lain
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya merasa
tidak memiliki
seorangpun
dalam hidup
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.9 Digunakan
Teman-teman
saya justru
menghambat
saya dalam
mencapai
impian saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya jarang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
mengingat
kebaikan orang
lain terhadap
saya
Apapun yang
saya miliki
sekarang adalah
hasil usaha saya
sendiri
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Mengapresiasi
kebahagiaan
sekecil apapun
dalam hidup
Menghargai
kebahagiaan
dalam hidup
yang umumnya
telah tersedia
bagi
kebanyakan
orang
Saya rasa
sangat penting
jika kita
menikmati hal-
hal kecil dalam
hidup
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0.9 Digunakan
Saya selalu
bahagia atas
setiap hari baru
yang masih bisa
saya nikmati
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Dengan segala
tantangan yang
ada dalam
hidup, saya
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0.8 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
dapat
beraktivitas
dengan baik
Saya sering
mengagumi
keindahan alam
ciptaan Tuhan
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0.9 Digunakan
Saya dapat
menikmati
segala
pengalaman
dalam hidup
saya, entah
pengalaman
yang
menyenangkan
maupun
menyedihkan
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0.8 Digunakan
Saya cenderung
mengabaikan
hal-hal kecil
yang terjadi
dalam hidup
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0.9 Digunakan
Saya membenci 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
hari-hari saya
Saya sering kali
merasa lemah
dan tidak
bersemangat
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0.8 Digunakan
Saya tidak bisa
menikmati dan
mengagumi
keindahan alam
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0.9 Digunakan
Saya kurang
bisa menerima
hal-hal buruk
yang terjadi
dalam hidup
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0.8 Digunakan
Mengetahui
pentingnya
pengalaman
dan
pengungkapan
rasa syukur
Pengalaman
yang
menyenangkan
Pengalaman
masa lalu saya
yang telah
berhasil
membuat saya
menjadi pribadi
seperti saat ini
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0.8 Digunakan
Saya setuju
dengan pepatah
yang
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
atau tidak patut
untuk disyukuri
mengatakan
bahwa
pengalaman
adalah guru
terbaik
Saya selalu
menjadikan
pengalaman
yang
menyenangkan
atau
menyedihkan
menjadi bahan
untuk
memperbaiki
diri saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya akan
mengucapkan
terima kasih
atas apapun
yang terjadi
dalam hidup
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Sebagai seorang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
manusia, sudah
sepantasnya kita
berterimakasih
atas apa yang
telah Tuhan
berikan
Pengalaman
masa lalu saya
tidak
berpengaruh
terhadap diri
saya saat ini
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0.9 Digunakan
Pengalaman
buruk yang saya
alami hanya
akan merusak
hidup saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya hanya
mengingat
pengalaman
yang
menyenangkan
bagi saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saat ini, saya
hanya dapat
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0.9 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
mengucapkan
terima kasih
untuk hal-hal
baik saja
Saya rasa
apapun yang
terjadi dalam
hidup saya
adalah
kebetulan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
IVI-S 37.6/
40
0.94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 11
Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Skala Memaafkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Perhitungan IVI-I dan IVI-S variabel Memaafkan
Aspek Dimensi Item Taraf Relevansi Tindakan
Peni
lai 1
Peni
lai 2
Peni
lai 3
Peni
lai 4
Peni
lai 5
Peni
lai 6
Peni
lai 7
Peni
lai 8
Peni
lai 9
Peni-
lai 10
IVI-
I
Valensi
Seberapa
positif
atau
negatif
suatu
perasaan,
pikiran
dan
perilaku
seseorang
Memaaf
kan Diri
Sendiri
Seiring
dengan
berjalannya
waktu, saya
menyadari
kesalahan
yang telah
saya perbuat
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0.9 Digunakan
Saya yakin
situasi yang
menyakitkan
membuat
saya semakin
dewasa
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0.8 Digunakan
Saya dapat
menerima
diri saya
walaupun
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
melakukan
kesalahan
Awalnya
saya merasa
bersalah atas
kesalahan
yang saya
perbuat, lama
kelamaan
saya bisa
menerima hal
tersebut
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya pikir
saya mampu
menerima
kesalahan
yang saya
perbuat
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0.9 Digunakan
Saya tidak
pernah
menyadari
kesalahan
yang telah
saya perbuat
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0.8 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Situasi yang
menyakitkan
membuat
saya lemah
dan tidak
berdaya
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0.8 Digunakan
Saya rasa diri
saya layak
untuk dibenci
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.9 Digunakan
Sulit bagi
saya untuk
menerima
diri sendiri
setelah
melakukan
kesalahan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya
memendam
rasa bersalah
terhadap
kesalahan-
kesalahan
yang saya
perbuat
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0.9 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Saya
cenderung
menyalahkan
diri sendiri
atas
kesalahan
yang saya
lakukan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Memaaf
kan
Orang
Lain
Saya
berusaha
menganggap
keberadaan
orang yang
menyakiti
saya ketika ia
berada di
dekat saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Meski saya
sangat
terluka, saya
tidak
mendoakan
hal buruk
terjadi pada
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0.9 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
orang yang
menyakiti
saya
Saya rasa
memungkink
an bagi saya
untuk
memulihkan
hubungan
yang telah
retak dengan
orang lain
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0.8 Digunakan
Saya masih
bisa bertegur
sapa dengan
orang yang
telah
menyakiti
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya yakin
setiap orang
memiliki
sikap baik
dibalik sikap
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
buruk yang
mereka
lakukan pada
saya
Saya rasa
saya mampu
melupakan
orang yang
telah
menyakiti
saya
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.9 Digunakan
Saya akan
mengabaikan
keberadaan
orang yang
menyakiti
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya
mendoakan
hal buruk
terjadi pada
orang yang
menyakiti
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya rasa
hubungan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
yang telah
retak tidak
dapat
diperbaiki
Saya merasa
orang yang
menyakiti
saya layak
untuk dijauhi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya
cenderung
melihat hal-
hal buruk
dalam diri
orang yang
menyakiti
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya tidak
dapat
melupakan
orang yang
telah
mengecewak
an saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Memaaf
kan
Situasi
Saya rasa
saya dapat
menerima
segala hal
yang terjadi
dalam hidup
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya yakin
saya mampu
menghadapi
peristiwa
yang
menyakitkan
bagi saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya yakin
ada hal
positif dari
situasi yang
menyakitkan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya
berusaha
berpikir
positif ketika
suatu hal
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
terjadi di luar
kendali saya
Walaupun
saya kecewa
dengan
situasi yang
tidak berjalan
sesuai
rencana, saya
yakin ada
maksud baik
dibalik
semua itu
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0.9 Digunakan
Saya
menikmati
setiap situasi
yang terjadi
dalam hidup
saya
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0.8 Digunakan
Saya kurang
bisa
menerima
segala
sesuatu yang
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
terjadi pada
diri saya
Saya merasa
lemah jika
bertemu
dengan
peristiwa
yang
menyakitkan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya rasa
hanya ada
hal negatif
dalam situasi
yang
menyakitkan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya
cenderung
berpikir
negatif ketika
hal buruk
terjadi pada
kehidupan
saya sehari-
hari
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Saya kecewa
pada situasi
yang terjadi
diluar
kendali saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya
membenci
segala
sesuatu yang
terjadi dalam
hidup saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Kekuatan
Seberapa
kuat suatu
intensitas
dari
pikiran,
perasaan
dan
perilaku
seseorang
Memaaf
kan Diri
Sendiri
Saya dapat
mengampuni
diri saya
seiring
berjalannya
waktu
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya berniat
untuk tidak
memikirkan
peristiwa
yang
menyakitkan
secara
berlarut-larut
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0.9 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Luka batin
yang saya
alami
perlahan-
lahan mulai
membaik
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya
berusaha
sekuat tenaga
agar tidak
mengkritik
diri saya atas
hal-hal
negatif yang
saya rasakan,
pikirkan,
ucapkan atau
perbuat
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0.9 Digunakan
Seiring
dengan
berjalannya
waktu
kebencian
saya terhadap
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
diri sendiri
mulai
berkurang
Saya terus-
menerus
memperlaku
kan diri saya
dengan baik
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0.8 Digunakan
Saya tidak
berhenti
menyalahkan
diri saya atas
apa yang
terjadi
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0.9 Digunakan
Saya masih
selalu terlarut
dalam
peristiwa
yang melukai
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Luka batin
yang saya
alami masih
sangat dalam
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0.9 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Saya tidak
berhenti
mengkritik
diri saya atas
hal-hal
negatif yang
saya rasakan,
pikirkan,
ucapkan atau
perbuat
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0.9 Digunakan
Sampai
kapanpun
saya tetap
membenci
diri saya
sendiri atas
kesalahan
yang saya
perbuat
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya terus-
menurus
menghukum
diri saya atas
kesalahan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
yang telah
saya perbuat
Memaaf
kan
Orang
Lain
Kebencian
terhadap
orang yang
menyakiti
saya mulai
berkurang
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Seiring
berjalannya
waktu, saya
bisa
memaklumi
kesalahan
yang orang
lain perbuat
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Perlahan-
lahan saya
rasa
keinginan
untuk
menghukum
orang yang
menyakiti
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
saya mulai
memudar
Saya selalu
mencoba
melembutkan
hati kepada
orang yang
telah
menyakiti
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Perlahan-
lahan saya
bisa
memandang
kebaikan
orang lain
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0.9 Digunakan
Rasa benci
terhadap
orang yang
menyakiti
saya masih
sangat kuat
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0.9 Digunakan
Saya sering
berharap agar
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0.9 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
orang yang
menyakiti
saya tertimpa
kejadian
buruk
Cepat atau
lambat saya
tidak akan
menerima
kesalahan
yang orang
lain lakukan
pada saya
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0.9 Digunakan
Saya terus-
menerus
ingin
menghukum
orang lain
yang
melakukan
kesalahan
menurut saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya terus
menerus
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0.9 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
bersikap
keras
terhadap
orang-orang
yang telah
menyakiti
saya
Apabila
orang lain
memperlaku
kan saya
dengan
buruk, saya
akan terus-
menerus
berpikir
buruk
tentang
mereka
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Memaaf
kan
Situasi
Saya bisa
lebih
melembutkan
hati saya
untuk
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0.9 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
menerima
peristiwa
yang telah
melukai saya
Seiring
berjalannya
waktu, saya
bisa
memaklumi
hal-hal buruk
yang terjadi
dalam hidup
saya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya
cenderung
cepat
melepaskan
pikiran-
pikiran
negatif yang
membuat
saya kecewa
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.9 Digunakan
Saya
perlahan-
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
lahan dapat
berdamai
dengan hal-
hal buruk
yang terjadi
dalam hidup
saya
Perlahan-
lahan, saya
mampu
meninggalka
n pikiran
negatif akan
kejadian
buruk yang
terjadi di luar
kendali
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Ketika
sesuatu tidak
berjalan
sesuai
harapan, saya
akan terus
berpikir
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
negatif
tentang hal
tersebut
Saya masih
selalu
bersikeras
untuk
mengubah
peristiwa
yang
menyakitkan
bagi saya
menjadi
seperti apa
yang saya
inginkan
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0.9 Digunakan
Sulit bagi
saya untuk
menerima
kejadian
buruk yang
terjadi di luar
kendali
siapapun
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Ketika saya
merasa
kecewa
terhadap
situasi yang
berada di
luar kendali,
saya terus-
menerus
berpikiran
negatif
tentang hal
tersebut
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Sampai
kapanpun
saya tidak
akan
berdamai
dengan
peristiwa
buruk yang
saya alami
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
Saya rasa
saya terus
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
menerus
berpikiran
negatif akan
apa yang
terjadi dalam
hidup ini
Total 65.8
IVI-S 65.8 /69 0.95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 12.
Hasil survei pendahuluan sederhana di instagram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI