Horde

17
2014

description

mata

Transcript of Horde

2014

2014

10DAFTAR ISIDAFTAR ISIiKATA PENGANTARiiBAB I Pendahuluan3BAB II Hordeulum4Pengertian4Klasifikasi4Gejala Klinis4Pengobatan5Komplikasi5BAB III Chalazion6Pengertian6Patofisiologi6Umur7Penyebab7Komplikasi7Pengobatan7Penatalaksanaan8Eksisi kalazion8Eskokleasi Kalazion9Prognosis9

KATA PENGANTARPuji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas rahmat dan hidayah-Nya panulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul Chalazion dan Hordeolum. Tujuan penulisan referat ini adalah guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan tugas Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Ilmu Mata Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang - RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Disamping itu mengingat pentingnya Chalazion dan Hordeulum yang merupakan salah satu penyakit tersering di Indonesia. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada pembimbing kami atas bimbingan dalam penulisan referat ini.Penulis menyadari referat ini masih memiliki kekurangan, untuk itu kritik dan saran penulis harapkan dalam rangka penyempurnaan penulisan referat ini. Semoga referat ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, 26 Maret 2014

Penulis

BAB IPendahuluanPalpebra adalah lipatan tipis kulit, otot, dan jaringan fibrosa yang berfungsi melindungi struktur-struktur jaringan mata yang rentan. Palpebra sangat mudah digerakkan karena kulit di sini paling tipis di antara kulit di bagian tubuh lain. Di palpebra terdapat rambut halus, yang hanya tampak dengan pembesaran. Di bawah kulit terdapat jaringan areolar longgar yang dapat meluas pada edema masif. Muskulus orbikularis oculi melekat pada kulit. Permukaan dalamnya dipersarafi nervus fascialis (VII), dan fungsinya adalah untuk menutup palpebral (Belden, 2002).Kalazion umumnya nodul yang berkembang perlahan dan tidak nyeri pada palpebra yang disebabkan oleh inflamasi kelenjar meibom (kalazion dalam) atau kelenjar sebaseus zeis (kalazion superfisial) kalazion sering kronik, tanpa tanda-tanda peradangan akut seperti yang ditemukan pada hordeolum. Hordeolum biasanya nyeri, melibatkan kelenjar pilosebaceus palpebra, dan infeksinya karena staphilococci, streptococci, atau flora kulit lainnya (Santen, 2001)Hordeolum adalah infeksi lokal atau inflamasi tepi kelopak mata yang melibatkan folikel rambut bulu mata (hordeolum eksterna) atau glandula meibom (hordeolum internal). Sedangkan kalazion adalah granuloma yang tidak nyeri pada kelenjar meibom. (Bessete,2002) 2 BAB IIHORDEOLUMPengertianHordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sabasea kelopak mata. Biasanya sembuh sendiri dan dapat diberi hanya kompres hangat. Hordeolum secara histopatologik gambarannya seperti abses (Bessette, 2002)KlasifikasiHordeolum dikenal dalam bentuk : Hordeolum internum atau radang kelenjar meibom, dengan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum eksternum atau radang kelenjar zeis atau moll, dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak (Ilyas, 1996)Gejala KlinisHordeolum memberikan gejala radang pada kelopak mata seperti bengkak, mengganjal dengan rasa sakit, merah, dan nyeri bila ditekan. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar dibanding hordeolum eksternum. Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat. Pada pasien dengan hordeolum, kelenjar preaurikel biasanya turut membesar. Sering hordeolum ini membentuk abses dan pecah dengan sendirinya. (Ilyas, 1996)PengobatanUntuk mempercepat peradangan kelenjar dapat dapat diberikan kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar. Pengangkatan bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah. Diberi antibiotik lokal terutama bila berbakat rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar aurikel.Antibiotik sistemik yang diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg diklosasilin 4 kali sehari, dapat juga diberi tetrasiklin. Bila terdapat infeksi stafilokokus di bagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama-sama. Pada nanah dan kantong nanah tidak dapat keluar dilakukan insisi. (Ilyas, 1998)Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesia topikal dengan pentokain tetes mata. Dilakukan anestesi infiltrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila : Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra. Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik. 5 KomplikasiPenyulit hordeolum adalah selulitis palpebra, yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.BAB IIIKALAZIONPengertianKalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. (Ilyas, 1998)Awalnya dapat berupa radang ringan dan nyeri tekan mirip hordeolum-dibedakan dari hordeolum karena tidak ada tanda-tanda radang akut. (Vaughan, 1996)PatofisiologiKalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemik, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. (Ilyas, 1996)Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi. (Wessels, 2002)UmurKalazion terjadi pada semua umur; sementara pada umur yang ekstrim sangat jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal terhadap sekresi sabaseous dan viskositas mungkin menjelaskan terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan. (Wessels, 2002)PenyebabKalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea. (Wessels, 2002)KomplikasiRusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus diatas konjungtiva ataukulit. (Wessels, 2002)PengobatanPengobatan kalazion antara lain adalah Menggunakan kompres hangat selama kira-kira 15 menit, 2 - 4 kali sehari Injeksi steroid untuk mengurangi inflamasi Tindakan bedah jika gumpalan tersebut tidak dapat hilang. (Belden, 2002)Penatalaksanaan Penanganan konservatif kalazion adalah dengan kompres air hangat 15 menit ( 4 kali sehari). Lebih dari 50% kalazion sembuh dengan pengobatan konservatif. Obat tetes mata atau salep mata jika infeksi diperkirakan sebagai penyebabnya. Injeksi steroid ke dalam kalazion untuk mengurangi inflamasi, jika tidak ada bukti infeksi Steroid menghentikan inflamasi dan sering menyebabkan regresi dari kalazion dalam beberapa minggu kemudian. Injeksi 0,2 - 2 ml triamsinolon 5 mg/ml secara langsung ke pusat kalazion, injeksi kedua mungkin diperlukan. Komplikasi dari penyuntikan steroid meliputi hipopigmentasion, atropi, dan potensial infeksi. (santen , 2001)Eksisi kalazion Jika perlu, buatlah insisi vertikal pada permukaan konjungtiva palpebra. Untuk kalazion yang kecil, lakukan kuretase pada granuloma inflamasi pada kelopak mata. Untuk kalazion yang besar, iris granuloma untuk dibuang seluruhnya Cauter atau pembuangan kelenjar meibom (yang biasa dilakukan) Untuk kalazion yang menonjol ke kulit, insisi permukaan kulit secara horisontal lebih sering dilakukan daripada lewat konjungtiva untuk pembuangan seluruh jaringan yang mengalami inflamasi. (Santen, 2001)Eskokleasi KalazionTerlebih dahulu mata ditetes dengan anestesi topikal pentokain. Obat anestesia infiltratif disuntikkan di bawah kulit di depan kalazion. Kalazion dijepit dengan kelem kalazion dan kemudian klem dibalik sehingga konjungitva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi salep mata. (Ilyas, 1998)PrognosisTerapi bisanya berhasil dengan baik. Jika lesi baru sering terjadi, drainage yang kurang adekuat mungkin mengikatkan lokal rekurensi ini. Kalazion yang tidak diobati kadang-kadang terdrainase secara spontan, namun biasanya lebih sering persisten menjadi inflamasi akut intermitten. (Wessels 2002)Bila terjadi kalazion berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk menghindari kesalahan diagnosis dengan kemungkinan keganasan. (Ilyas,1996) DAFTAR PUSTAKABelden MD. Chalazion. Taken from : www.emedicine.com. Last Updated : 24 Juli 2002.Bessette M. Hordeolum and Stye. Taken from : www.emedicine.com. Last Updated : 3 Mei 2002.Grayson CE. What Is a Stay? Taken from : www.webmd.com. Last Upadated : Januari 2002.Ilyas S. Penuntun Umum Penyakit Mata. Cet. IV. Jakarta : Penerbit FKUI. 1996. h. 28-9.Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Cet. II. Jakarta : Penerbit FKUI. 1998. h. 92 - 4.McKinley Health Center. Sty (Hordeolum). Taken from : www.mckinley.uic.edu. Last Updated : 25 Februari 2002.Santen S. Chalazion. Taken from : www.emedicine.com. Last Updated : 5 Juli 2001.Vaughan DG, dkk. Oftalmologi Umum. Editor : Y. Joko Suyono. Edisi 14. Jakarta : Widya Medika. 1996. h. 81 - 2.Wessels IF. Chalazion. Taken from : www.emedicine.com. Last Updated : 23 September 2002.