HIPERKALSEMIA

11

Click here to load reader

Transcript of HIPERKALSEMIA

Page 1: HIPERKALSEMIA

HIPERKALSEMIA06:27  EM_APRIEL  NO COMMENTS

HIPERKALSEMIA

1. Definisi

Hiperkalsemia mengacu pada kelebihan kalsium pada

plasma, atau suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium

dalam darah lebihdari 10,5 mg/dl darah. Kondisi ini

merupakan ketidakseimbangan yang berbahaya bila berat,

pada kenyataannya, krisis krisis hiperkalsemia mempunyai

angka mortalitas 50% jika tidak diatasi dengan cepat.

Penyebab umum hiperkalsemia adalah penyakit neoplastik

malignan dan hiperparatiroidisme. Tumor malignansi dapat

menyebabkan hiperkalsemmia melalui berbagai

mekanisme. Sekresi hormon paratiroid berlebih yang

berkaitan dengan hiperparatiroidisme menyebabkan

meningkatnya pelepasan kalsium dari tulang an

meningkatnya penyerapan kalsium pada usu dan ginjal.

Mineral tulang akan hilang selama imobilisasi, kadang

menyebakan kenaikan kalsium total ( dan secara khusus

terionisasi ) dalam aliran darah.  Hiperkalsemia simtomatik

akibat imobilisasi, bagaimanapun jarang terjadi, bila

memang terjadi hal ini tampaknya terbatas pada individu

dengan angka kepulihan kalsium yang tinggi 

( seperti pada remaja selama pertumbuhan yang cepat ).

Sebagian besar kasus hiperkalsemia sekunder terhadap

Page 2: HIPERKALSEMIA

imobilitas terjadi setelah fraktur hebat atau multipel atau

paralisis traumatik yang luas.

Diuretik tiasid dapat menyebabkan sedikit kenaikan kadar

serum kalsium karena diuretik ini memperkuat kerja

hormon paratiroid pada ginjal, yang mengurangi ekskresi

kalsium urine. Sindrom susu – alkali dapat terjadi pada

pasien dengan ulkus peptikum yang di obati dalam waktu

lama menggunakan  antasida susu dan alkalin, terutama

kalsium karbonat. Intoksikasi vitamin A dan D, juga

penggunaan litium, dapat menyebabkan kelebihan

kalsium.

Disamping itu meningkatnya kalsium dalamdarah juga

didukung dengan asupan kalsium yang memang tinggi

sertameningkatnya penyerapan kalsium pada sluran cerna.

2. Manisfestasi Klinis

Secara umum, gejala – gejala hiperkalsemia adalah

sebanding dengan tingkat kenaikan kadar kalsium serum.

Hiperkalsemia mengurangi eksatabilitas neuromuskular

karena hal ini menekan aktivitas pertemuan mioneural.

Gejala – gejala sperti kelemahan muskular, inkoordinasi,

anoreksia, dan konstipasi dapat karena penurunan tonus

pada otot lurik dan polos.

Anoreksia, mual, muntah, dan konstipasi adalah gejala

yang umum dari hiperkalsemia. Dehidrasi terjadi pada

mual, muntah, anoreksia, dan penyerapan kalsium yang

bwrkaitan dengan natrium pada tubulus renalis proksimal.

Page 3: HIPERKALSEMIA

Nyeri abdomen dan tulang dapat terjadi. Distensi abdomen

dan paralitik ileus dapat menyulitka krisis hiperkalsemia

hebat. Rasa haus yang hebat dapat terjadi sekunder

terhadap poliuria yang disebabakan oleh beban zat terlarut

( kalsium ) yang tinggi. Pasien dengan  hiperkalsemia

dapat mengalami gejala yang menyerupai gejala ulkus

peptikum karena hiperkalsemia meningkatkan sekresi

asam dan pepsin oleh lambung.

Konfusi mental, kerusakan memori, bicara tidak jelas,

letargi, perilaku psikotik akut, atau koma dapat terjadi.

Gejala yang lebih hebat cenderung untuk timbul bila kadar

kalsium serum mendekati 16mg/dl atau lebih.

Bagaimanapun beberapa pasien dapat menjadi sangat

terganggu dengan kadar serum kalsium hanya 12mg/dl.

Gejala ini akan mereda dengan kadar kalsium serum

kembali pada normal setelah pengobatan.

Urinasi berlebih karena gangguan fungsi tubulus ginjal

yang disebabkan oleh hiperkalsemia dapat saja terjadi.

Standstill jantung dapat terjadi ketika kalsium serum

adalah sekitar 18 mg/dl atau lebih. Efek inotropik digitalis

ditingkatkan oleh kalsium, karenanya, toksisitas digitalis

diperberat oleh hiperkalsemia.

Krisis hiperkalsemia mengacu pada kenaikan akut kadar

serum kalsium hingga 17mg/dl atau lebih tinggi. Rasa haus

yang hebat atau poliuria secara khas ada. Temuan lainnya

dapat mencakup kelemahan muskular, mual yang tidak

dapat dihilangkan, kram andomen, obstipasi ( konstipasi

yang sangat hebat ) atau diare, gejala – gejala ulkus

Page 4: HIPERKALSEMIA

peptikum, dan nyeri tulang. Letargi, konfusi mental, dan

koma juga dapat terjadi. Kondisi ini sangat berbahaya dan

dapat mengakibatkan henti jantung.

3. Evaluasi Diagnostik 

Kadar kalsium serum lebih tinggi dari 10,5mg/dl ( SI:

2,6mmol/L ). Perubahan – perubahan kardiovaskuler dapat

mencakup beragam disritmia dan perpendekan interval QT

dan segmen ST. Interval PR kadang memanjang. Uji

antibodi hormon paratiroid ganda mungkin dilakukan untuk

membedakan antara hiperparatiroidisme dengan

malignansi sebagai penyebab hiperkalsemia. Kadar

hormon paratiroid meningkat pada hiperparatiroidisme

primer atau sekunder dan ditekan paa malignansi. Temuan

rontgen dapat menunjukan adanya osteoporosis, kavitasi

tulang, atau batu saluran kemih.

4. Penatalaksanaan 

Tujuan terapeutik pada hiperkalsemia mencakup

menurunkan kadar kalsium serum dan memeperbaiki

proses yang menyebabkan hiperkalsemia. Mengatasi

penyebab yang mendasari ( kemoterapi untuk malignansi

atau paratirodektomi parsial untuk hiperparatiroidisme )

adalah penting.

Tindakan umum termasuk pemberian cairan untuk

mengencerkan kalsium serum dan menungkatkan

Page 5: HIPERKALSEMIA

eksresinya oleh ginjal, memobilisasi pasien, dan

membatasi masukan kalsium melaui diet. Pemberian

larutan natrium klorida 0.9% intravena secara temporer

mengencerkan kadar kalsium dan meningkatkan ekskresi

kalsium urin dengan menghambat reabsorbsi kalsium

ditubular. Furosemid ( lasix ) sering digunakan dalam

kaitannya dengan pemberian salin, selain menyebabkan

dieuresis, furosemid meningkatkan ekskresi kalsium.

Kalsitosin dapat digunakan bagi pasien dengan penyakit

jantung atau ginjal yang tidak apat mentoleransi beban

natrium yang besar. Kalsitosin mengurangi resorpsi tulang,

meningkatkan defosit kalsium dan fosfor dalam tulang, dan

meningkatkan ekskresi kalsium dan fosfor urine. Meskipun

tesedia dalam beberapa bentuk, kalsitosin yang didapatkan

dari salmon umumnya digunakan. Pemeriksaan kulit untuk

alergi terhadap kalsitosin salmon penting untuk dilakukan

sebelum kalsitosin diberikan. Reaksi alergi sistemik

mungkin terjadi karena hormon ini merupakan protein,

resistensi terhadap medikasi ini dapat berbentuk kemudian

karena pembentukan antibodi. Kalsitosin diberikan melalui

suntikan IM ketimbang dengan subkuta karena pasien

dengan hiperkalsemia mempunyai perfusi jaringan

subkutan yang buruk.

Bagi pasien dengan penyakit malignan, pengobatan

diarahkan pada pengendalian kondisi melalui pembedahan,

kemoterapi, atau terapi radiasi. Kortikosteroid mungkin

digunakan untuk menurunkan pergantian tulang dan

reabsorbsi tubular bagi pasien dengan sarkoidosis,

Page 6: HIPERKALSEMIA

mieloma, limfoma, dan leukimia, pasien dengan tumor

padat kurang responsif. Bifosfonat menghambat aktivitas

osteoklas. Pamidronat ( Aredia ) adalah agen yang paling

paten dari preparat ini dan diberikan secara intravena,

obat ini menyebabkan pireksia transien, ringan,

menurunkan jumlah SDP, dan miralgia. Etidronat

( didronel ) adalah bifosfonat lainnya yang diberikan secara

intravena, tetapi kerjanya lambat. Mitharamycin, suatu

antibiotik sitotoksik, menghambat resorpsi tulang dan

dengan demikian menurunkan kadar kalsium serum.

Preparat ini harus digunakan secara hati – hati karena

memiliki efek samping yang signifikan, termasuk

trombositosenia, nefrotoksisitas, dan hepatotoksistas.

Garam fosfat inorganik dapat diberikan secara oral atau

melalui selang nasogastrik (dalam bentuk phosbo-soda

atau neutra-Phos), secara rektal ( sebagai enema retensi ),

atau secara intravena. Terapi fosfat intravena dilakukan

dengan sangat hati – hati dalam mengobati hiperkalsemia

karena hal ini dapat menyebabkan klasifikasi dalam

beragam jaringan, hipotensi, tetani, dan gagal ginjal akut.

5. Intervensi Keperawatan

Penting untuk memanatau kekambuhan hiperkalsemia

pada pasien yang beresiko terhadap kelainan ini.

Melakukan intervensi, seperti meningkatkan mobilitas

pasien dan memperbanyak cairan, dapt membantu

mencegah hiperkalsemia, atau setidaknya meminimalkan

keparahannya. Pasien dirawat yang bereriko tehadap

Page 7: HIPERKALSEMIA

hiperkalsemia diberikan dorongan untuk ambulasi secepat

mungkin, pasien rawat jalan dan mereka yang dirawat

dirumah diinformasikan tentang pentingnya ambulasi yang

sering. 

Ketika memperbanyak cairan oral, perawat harus

mwmpertimbangkan kesukaan dan ketidaksukaan pasien.

Cairan yang menganduing natrium harus diberikan, kecuali

dikontraindikasikan oleh kondisi lainnya, karena natrium

memudahkan ekskresi kalsium. Pasien yang dirawat

dirumah didorong untuk minum 3 sampai 4 quart air setiap

hari, jika memungkinkan. Bulk yang adekuat harus

diberikan dalam diet untuk mengurangi kecenderungan

terhadap konstipasi. Tindak kewaspadaan dilakukan sesuai

kebutuhan, ketika gejala – gejala mental akibat

hiperkalsemia timbul. Pasien dan keluarga diinformasikan

bahwa perubahan mentak ini dapat pulih dengan

pengobatan. Kalsium yang meningkat menguatkan efek

digitalis, karenanya pasien dikaji terhadap tanda dan gejala

toksisitas digitalis. Perubhan EKG dapat terjadi (PVC, PAT,

dan blok jantung) , karenanya nadi pasien dipantau

terhadap segala abnormalitas.

Page 8: HIPERKALSEMIA

Mengapa Batu ginjal Bisa Terbentuk?13/08/2008 | Baca : 1187 | Komentar : 0

Sering mendengar anjuran untuk banyak minum air? Itulah

penyebabnya. Air seni kita banyak mengandung mineral dan

berbagai bahan kimiawi. Urin belum tentu dapat melarutkan semua

itu. Apabila kita kurang minum atau sering menahan kencing,

mineral-mineral tersebut dapat mengendap dan membentuk batu

ginjal.?

Beberapa jenis makanan dan obat bisa mempermudah terjadinya

batu ginjal. Karena itu, berhati-hatilah dalam memilih makanan. Hal

ini bukan berarti kita tidak boleh menyantap makanan tersebut, tapi

makanlah secukupnya.

Selain hal-hal tersebut, beberapa kondisi medis bisa mendasari

terjadinya batu ginjal, misalnya hiperkalsiuria dan hiperparatiroid.

Hiperkalsiuria adalah keadaan dimana seseorang menyerap lebih

banyak kalsium dari asupan makanannnya dan lebih banyak

mengeluarkan kalsium dari urin. Hiperparatiroid adalah kelainan

Page 9: HIPERKALSEMIA

hormonal dimana hormon yang mengatur metabolisme kalsium

dihasilkan dalam jumlah berlebih. Akibatnya kalsium dalam darah

meningkat dan ekskresi kalsium melalui urin pun bisa meningkat.

Batu ginjal memiliki banyak bentuk, antara lain batu kalsium, batu

urat dan batu oksalat. Yang paling sering adalah batu kalsium.

Salah satu cara untuk membedakannya adalah dengan

menentukan komposisi kimiawi dalam urin yang dikumpulkan

selama 24 jam. Tapi cara ini baru berhasil baik bila pada hari-hari

menjelang pemeriksaan pasien menyantap makanan yang memang

dia makan sehari-hari. Selain itu, tidak boleh ada satu kali pun saat

berkemih yang luput dari pengambilan.

Bila secara kebetulan Anda mendapatkan batu yang keluar saat

berkemih, ambillah batu itu dan bawa ke dokter. Analisa dari batu

yang Anda bawa bisa menunjukkan jenis batu ginjal yang Anda

alami.

Bagaimana dengan suplementasi kalsium dari luar? Sepanjang

Anda tidak menderita batu ginjal, khususnya batu kalsium, rasanya

hal itu tidak menjadi masalah. Kalsium pun sangat kita butuhkan.

Selain itu, mengurangi jumlah kalsium yang kita makan dapat

meningkatkan kemungkinan terjadinya batu oksalat.

Kalsium dan oksalat saling berikatan dengan kuat dan dapat

membentuk formasi batu yang sangat keras, tapi oksalat

mempunyai kemampuan lebih dalam membentuk batu ginjal.

Karena itu, bila kalsium berkurang, oksalat akan lebih diserap oleh

tubuh, akibatnya risiko terjadinya batu oksalat akan meningkat.

Mungkin jalan tengahnya adalah minum suplementasi kalsium bila

memang dibutuhkan. Bila tidak, lebih baik pertimbangkan kembali

keinginan Anda. Kalsium yang diperoleh dari makanan dan susu

Page 10: HIPERKALSEMIA

umumnya sudah mencukupi kebutuhan kalsium harian Anda. Sekali

lagi prinsip keseimbangan harus kita ingat, jangan kurang dan

jangan pula berlebihan.

Contoh lain adalah pengurangan konsumsi daging untuk

menurunkan risiko terjadinya batu urat. Dengan berkurangnya

konsumsi daging, kita cenderung untuk memperbanyak buah dan

sayur, akibatnya risiko terjadinya batu oksalat pun akan meningkat.