Hi Per Metro Pia
-
Upload
mindi-widayani -
Category
Documents
-
view
51 -
download
0
Transcript of Hi Per Metro Pia
Pembimbing Yth.
dr. Bennadi Natawidjaja, SpM
LAPORAN KASUS
HIPERMETROPIA
MINDI WIDAYANI1220221115
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. EJenis Kelamin : Laki-lakiUmur : 45 tahun Agama : IslamAlamat : Jakarta Pekerjaan : PNSNo. Rekam Medik : 432873
ANAMNESISAutoanamnesis dilakukan pada tanggal 20 Maret 2014.
Keluhan Utama :Penglihatan kedua mata buram sejak 3 tahun yang lalu
tanpa disertai mata merah.
mata tenang visus turun perlahan- kelainan refraksi
- katarak- glaukoma- retinopati
Keluhan Tambahan :- Mata lelah- Mata sering berair- Sakit kepala
Riwayat Perjalanan Penyakit:Pasien datang ke Poli Mata RSPAD Gatot Soebroto Jakarta dengan keluhan penglihatan kedua mata buram saat melihat jauh dan dekat sejak 3 tahun yang lalu tanpa disertai mata merah. Pasien juga merasa matanya lelah, sering berair, dan sakit kepala terutama jika membaca dalam waktu lama.
Astenopia akomodatif
- Melihat kabut- Melihat lingkaran pelangi di sekitar lampu- Keluhan berjalan menabrak-nabrak
- Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan (etambutol, kina, ataupun obat antiradang)
Disangkal
Melemahkan :Katarak
Glaukoma
Melemahkan :Intoksikasi kina & etambutol
Riwayat Penyakit DahuluPasien sudah pernah berobat ke dokter spesialis mata pada 3 tahun yang lalu dan menggunakan kacamata S +0.25 D namun jarang dipakai hanya sesekali saat membaca, dan tidak pernah kontrol lagi.
Hipertensi : disangkalDiabetes Mellitus : disangkalTrauma mata : disangkalAlergi : disangkal
Melemahkan :- Retinopati hipertensi- Retinopati diabetika
Riwayat Penyakit Keluarga:- Riwayat DM dan hipertensi disangkal- Ayah & Ibu menggunakan kacamata minus dan plus
Faktor risiko :Kelainan refraksi
DIAGNOSIS BANDING :
Kelainan refraksi- miopia- hipermetropia- astigmatisma- presbiopia
Katarak
Glaukoma
Retinopati
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis• Keadaan Umum : Baik• Kesadaran : CM• Tanda – Tanda Vital
TD : 130/80 mmHgNadi : 80 x / menitRR : 20 x / menitSuhu : Afebris
• Kepala : Normocephal, wajah tidak pucat
• THT : Discharge (-)• Leher : Tidak teraba
pembesaran KGB• Jantung / Paru : Tidak
dilakukan pemeriksaan• Abdomen : Tidak
dilakukan pemeriksaan• Ekstremitas : Edema (-)
Status generalis dalam batas normal
Status Ofthalmologikus• Visus
Keterangan OD OS
Tajam Penglihatan 0.8 0.8
Koreksi S + 0.50 1.0 S + 0.50 1.0
Addisi S + 1.50 S + 1.50
Distansia Pupil 66 / 64 mm
Kacamata Lama + 0.25 + 0.25
HIPERMETROPIA
PRESBIOPIA
Kedudukan Bola Mata
Keterangan OD OS
Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada
Enoftalmus Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Keterangan OD OS
Warna Hitam Hitam
Letak Simetris Simetris
Supra Silia Strabismus (-)
Palpebra Superior dan Inferior
Keterangan OD OS
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Fissura palpebra 12 mm 12 mm
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
Pseudoptosis Tidak ada Tidak ada
T.A.K
Konjungtiva Tarsalis Superior dan Inferior
Konjungtiva Bulbi
Keterangan OD OS
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Folikel Tidak ada Tidak ada
Papil Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Anemia Tidak ada Tidak ada
Keterangan OD OS
Injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada
Perdarahan subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada
Pterigium Tidak ada Tidak ada
Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada
Kista dermoid Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada
T.A.K
T.A.K
Sistem Lakrimalis
Sklera
Keterangan OD OS
Punctum Lacrimalis Terbuka Terbuka
Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Keterangan OD OS
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak ada Tidak ada
T.A.K
T.A.K
Kornea
Keterangan OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Ukuran 12 mm 12 mm
Sensibilitas Baik Baik
Infiltrat Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arkus senilis Tidak Ada Tidak Ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Tes Placido Reguler Reguler
T.A.K
Bilik Mata Depan
Iris
Keterangan OD OS
Kedalaman Dalam Dalam
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipopion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndall Negatif Negatif
Keterangan OD OS
Warna Coklat Coklat
Kriptae Jelas Jelas
Bentuk Bulat Bulat
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
GLAUKOMA (-)
T.A.K
Pupil
Lensa
Badan Kaca
Keterangan OD OS
Letak Sentral Sentral
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 3 mm 3 mm
Refleks cahaya langsung Positif Positif
Refleks cahaya tidak langsung Positif Positif
Keterangan OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
Letak Di tengah Di tengah
Shadow Test Negatif Negatif
Keterangan OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
KATARAK (-)
T.A.K
T.A.K
Fundus OkuliKeterangan OD OS
a. Reflex Fundus Positif Positif
a. Papil
Bentuk Bulat Bulat
Warna Kuning kemerahan Kuning kemerahan
Batas Tegas Tegas
CD Ratio 0.3 0.3
a. Arteri Vena 2:3 2:3
a. Retina
Edema Tidak ada Tidak ada
Perdarahan Tidak ada Tidak ada
Eksudat Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Lain Tidak ada Tidak ada e. Makula Lutea
Refleks Fovea Positif Positif
Edema Tidak ada Tidak ada
Pigmentosa Tidak ada Tidak ada
RETINOPATI (-)
Palpasi
Kampus Visi
Keterangan OD OS
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Okuli
Tonometri digital N N
Tonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Non Contact Tonometri 17.5 mmHg 17.5 mmHg
Keterangan OD OS
Tes Konfrontasi Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa
GLAUKOMA (-)
GLAUKOMA (-)
RESUMETn. E, 45 tahun
Keluhan Utama :penglihatan kedua mata buram saat melihat jauh dan dekat
sejak 3 tahun yang lalu tanpa disertai mata merah.
Keluhan Tambahan :matanya lelah, sering berair, dan sakit kepalaterutama jika membaca dalam waktu lama.
Melihat kabut (-)Melihat lingkaran pelangi di sekitar lampu (-)Keluhan berjalan menabrak-nabrak (-)Konsumsi etambutol, kina, ataupun obat antiradang (-)
Riwayat menggunakan kacamata S +0.25 D namun jarang dipakai hanya sesekali saat membaca, dan tidak pernah kontrol lagi.
Pada pemeriksaan status ofthalmologikus didapatkan :OD OS
Tajam Penglihatan 0.8 0.8
Koreksi S + 0.50 1.0 S + 0.50 1.0
Addisi S + 1.50 S + 1.50
Distansia Pupil 66 / 64 mm
Non Contact Tonometri 17.5 mmHg 17.5 mmHg
Kedudukan Bola MataBilik Mata Depan
LensaFundus Okuli
Tensi Okuli
TIDAK DITEMUKAN KELAINAN
DIAGNOSIS KERJAHipermetropia ODSPresbiopia ODS
KELAINAN REFRAKSI
Anatomi Mata1,2,3
1. Wijaya N. Refraksi. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-5. Jakarta, 1989, hal. 240-70.2. Ilyas S. Tajam Penglihatan dan Kelainan Refraksi. Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata. FKUI, Jakarta, 2001, hal.1-18.3. Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010.
Anatomi Mata1,2,3
1. Wijaya N. Refraksi. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-5. Jakarta, 1989, hal. 240-70.2. Ilyas S. Tajam Penglihatan dan Kelainan Refraksi. Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata. FKUI, Jakarta, 2001, hal.1-18.3. Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010.
Anatomi Mata1,2,3
1. Wijaya N. Refraksi. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-5. Jakarta, 1989, hal. 240-70.2. Ilyas S. Tajam Penglihatan dan Kelainan Refraksi. Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata. FKUI, Jakarta, 2001, hal.1-18.3. Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010.
Anatomi Mata1,2,3
1. Wijaya N. Refraksi. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-5. Jakarta, 1989, hal. 240-70.2. Ilyas S. Tajam Penglihatan dan Kelainan Refraksi. Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata. FKUI, Jakarta, 2001, hal.1-18.3. Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010.
REFRAKSI 3,5
Berbeloknya berkas sinar, untuk memfokuskan bayangan di retina.Dua struktur paling penting : kornea dan lensa.
3. Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010.5. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi ke-6. Jakarta, 2011.
Fisiologi Mata
AKOMODASIKemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi
otot siliar.2
Beberapa teori akomodasi : 2,3,5
- Teori akomodasi Hemholtz
- Teori akomodasi Thsernig
- Teori akomodasi Schoen
2. Ilyas S. Tajam Penglihatan dan Kelainan Refraksi. Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata. FKUI, Jakarta, 2001, hal.1-18.3. Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010.5. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi ke-6. Jakarta, 2011.
Emetropia
Mata tanpa adanya kelainan refraksi pembiasan sinar mata dan berfungsi normal.2
Pada mata normal :Untuk melihat jauh otot siliaris melemas dan lensa menggepeng difokuskan di retina tanpa akomodasi.
Untuk melihat dekat otot siliaris berkontraksi agar lensa menjadi lebih konveks dan lebih kuat akomodasi kekuatan lensa ditingkatkan untuk membawa sumber cahaya dekat ke fokus.5
2. Ilyas S. Tajam Penglihatan dan Kelainan Refraksi. Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata. FKUI, Jakarta, 2001, hal.1-18.5. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi ke-6. Jakarta, 2011.
Hipermetropia
Merupakan kelainan refraksi, dimana dalam keadaan mata istirahat (tanpa akomodasi), semua sinar sejajar, yang datang dari benda-benda pada jarak tak terhingga, dibiaskan dibelakang retina dan sinar divergen, yang datang dari benda-benda pada jarak dekat, dibiaskan lebih jauh lagi, dibelakang retina.1,2
Berdasarkan penyebabnya : 1-4 - Hipermetropi sumbu atau hipermetropi aksial- Hipermetropi refraktif
Hipermetropi dikenal dalam bentuk : 1-3
- Hipermetropi manifes* Hipermetropi manifes fakultatif* Hipermetropi manifes absolut- Hipermetropi total- Hipermetropi laten
1. Wijaya N. Refraksi. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-5. Jakarta, 1989, hal. 240-70.2. Ilyas S. Tajam Penglihatan dan Kelainan Refraksi. Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata. FKUI, Jakarta, 2001, hal.1-18.3. Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010.4. Akman SM, Ratulangi J. Refraksi subjektif dan Optik : Kelainan-kelainan Refraksi. Edisi ke-2. Jakarta, 1985, hal.13-33.
PATOFISIOLOGI Akomodasi terus menerus
Mata lelah, pusing, sakit kepala, mata berair, mudah mengantuk
(astenopia akomodatif)3,4
Disertai dengan konvergensi (trias akomodasi terdiri dari akomodasi, konvergensi dan
miosis)
Posisi kedua mata dalam keadaan strabismus konvergen
(esotropia).5
Jika derajat hipermetropi pada suatu mata lebih tinggi daripada
mata lainnya, maka mungkin mata yang pertama tidak
dipergunakan lagi, sehingga tajam penglihatan makin lama makin berkurang (ambliopia).
Mata yang ambliopia tersebut sering menggulir ke temporal,
disebut dengan strabismus divergen (eksotropia).8
pseudo papilitis atau pseudo neuritis. 3,6
trias akomodasi
akomodasi, miosis dan konvergensi,
hipertrofi dari otot-otot siliaris
terdorongnya iris ke depan
bilik mata depan menjadi dangkal
pupilnya menjadi miosis hiperemi dari papil N. II
KOMPLIKASI :- Strabismus konvergen
- Glaukoma
PresbiopiaPresbiopia merupakan keadaan refraksi mata dimana pungtum proksimum yaitu titik terdekat yang dapat dilihat dengan akomodasi maksimal telah begitu jauh sehingga pekerjaan yang dekat sukar dilakukan.
FISIOLOGIS
Pengerasan yang terjadi sedikit-demi sedikit pada lensa
mulai pada nukleus
lensa mengalami kesukaran dalam mengubah bentuknya pada penglihatan dekat, untuk
menambah daya biasnya, karena lensa tidak kenyal lagi
Daya akomodasi berkurang
Daya kontraksi dari otot silier berkurang
pengendoran dari Zonula Zinni menjadi tidak sempurna.1-4
GEJALA KLINIS
Keluhan subjektif :gangguan penglihatan dekat
segala pekerjaan dekat seperti membaca, menjahit, dsb dapat dikerjakan bila jaraknya lebih dijauhkan
kalau dibiarkan dan tidak dikoreksi, akan menimbulkan tanda astenopia (mata sakit, lekas lelah, lakrimasi)
KOREKSI
- usia 40 tahun lensa S + 1.00 D- usia 45 tahun lensa S + 1.50 D- usia 50 tahun lensa S + 2.00 D- usia 55 tahun lensa S + 2.50 D- usia 60 tahun lensa S + 3.00 D
PENATALAKSANAANPemakaian kaca mata sesuai koreksi.- PENGLIHATAN JAUH- PENGLIHATAN DEKAT
EDUKASI :- Bila membaca atau menonton TV lama, usahakan agar sesekali berhenti untuk mengistirahatkan mata.- Hindari posisi membaca terlalu dekat atau membungkuk atau sambil tiduran.- Bila membaca dan bekerja, gunakan penerangan yang baik.- Gunakan kacamata.- Periksakan mata secara berkala (kontrol teratur).
PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
TERIMA KASIH