Agen Fiforlif Bekasi Obat Pelangsing Alami Fiforlif di Bekasi
Hemorrhoid Bekasi
-
Upload
raffifauzi -
Category
Documents
-
view
458 -
download
2
Transcript of Hemorrhoid Bekasi
Hemorrhoid
BAB I
1.1 Pendahuluan(4)
Hemorrhoid mewakili satu keluhan kolorektal yang paling sering yang didengar oleh dokter
keluarga. Tiap tahun, sekitat 10.5 juta warga Amerika mengalami gejala hemorrhoidal; satu
perempatnya mengkonsultasikan diri ke dokter.
Gejala yang paling sering dari hemorrhoid internal adalah darah merah segar yang menutupi
feses atau terdapat pada toilet paper atau pada toilet bowl. Gejala lain termasuk iritasi dari
berlebihan atau pembersihan yang berlebihan disekitar anus dapat mengeksaserbasi gejala
dan bahkan menyebabkan siklus yang buruk dari iritasi, perdarahan, dan gatal yang
dinamakan pruritus ani. Hemorrhoid juga dapat mengalami trombosis, yang menyebabkan
nyeri yang hebat.
Hemorrhoid dapat mengenai baik orang dewasa, maupun orang tua. Angka kejadian
meningkat seiring dengan usia. Umur 30 tahun, struktur yang menopang anal berkurang
dalam fungsinya. Bukti mikroskopik ini, dengan peningkatan tonus spinchter, dapat
bekontribusi pada progresi dari hemorrhoid.
Walaupun gejala hemorrhoidal dapat mereda setelah beberapa hari, biasanya akan kembali
menyebakan discomfort yang berlangsung lama dan nyeri. Orang yang terkena-khususnya
pada orang dengan hemorrhoid berat-menderita bertahun-tahun sebelum mencari pengobatan.
Untunglah, hanya 10% pasien yang memiliki gejala cukup berat yang membutuhkan tindakan
pembedahan.
1
BAB II
2.1 ANATOMI(8)
Rektum bermula dari rektosigmoid junction yang biasanya terletak setinggi vertebra
sacral III. Dari tempat ini, rektum terus ke bawah mengikuti lengkung sacrokoksigeal,
melewati pelvis floor yang dibentuk oleh otot levator ani, dan kemudian berlanjut
sebagaicanalis anal. Garis batas atau pertemuan antara rectum dengan kanalis anal
dinamakan linea dentate. Linea dentate selain merupakan garis yang menunjukkan akhir
dari rectum, juga merupakan suatu garis tempat terjadinya perubahan dari tipe sel yang
melapisi saluran pencernaan. Rectum di atas linea dentate dilapisi oleh membrane mukosa
sedangkan kanalis anal dilapisi oleh kulit yang mengalami modifikasi. Rektum terdiri atas 4
lapisan: serosa(peritonem), muskuler, submuksa dan mukosa. Penyangga yang penting dari
rectum adalah mesosigmoid, mesorektum, ligamentum laterale rectum, dan otot levator ani.
Rektum panjangnya 15 – 20 cm dan berbentuk huruf S. Mula – mula mengikuti
cembungan tulang kelangkang, fleksura sakralis, kemudian membelok kebelakang pada
ketinggian tulang ekor dan melintas melalui dasar panggul pada fleksura perinealis.
Akhirnya rektum menjadi kanalis analis dan berakhir jadi anus. Rektum mempunyai sebuah
proyeksi ke sisi kiri yang dibentuk oleh lipatan kohlrausch. Fleksura sakralis terletak di
belakang peritoneum dan bagian anteriornya tertutup oleh paritoneum. Fleksura perinealis
berjalan ektraperitoneal. Haustra ( kantong ) dan tenia ( pita ) tidak terdapat pada rektum,
dan lapisan otot longitudinalnya berkesinambungan. Pada sepertiga bagian atas rektum,
terdapat bagian yang dapat cukup banyak meluas yakni ampula rektum bila ini terisi maka
imbullah perasaan ingin buang air besar. Di bawah ampula, tiga buah lipatan proyeksi
seperti sayap – sayap ke dalam lumen rektum, dua yang lebih kecil pada sisi yang kiri dan
diantara keduanya terdapat satu lipatan yang lebih besar pada sisi kanan, yakni lipatan
kohlrausch, pada jarak 5 – 8 cm dari anus. Melalui kontraksi serabut – serabut otot sirkuler,
lipatan tersebut saling mendekati, dan pada kontraksi serabut otot longitudinal lipatan
tersebut saling menjauhi.
Anus adalah lubang yang merupakan lubang keluar dari kanalis anal. Anus berbentuk
oval dengan diameter panjangnya mengarah antero posterior dan terletak pada garis tebgah
dari perineum, pada suatu tempat yang dinamai anal triangle, yang terletak antara perineal
body di depan dan os cocygeus di belakang.
2
Kanalis analis pada dua pertiga bagian bawahnya, ini berlapiskan kulit tipis yang
sedikit bertanduk yang mengandung persarafan sensoris yang bergabung dengan kulit
bagian luar, kulit ini mencapai ke dalam bagian akhir kanalis analis dan mempunyai
epidermis berpigmen yang bertanduk rambut dengan kelenjar sebacea dan kelenjar keringat.
Mukosa kolon mencapai dua pertiga bagian atas kanalis analis. Pada daerah ini, 6 – 10
lipatan longitudinal berbentuk gulungan, kolumna analis melengkung kedalam lumen.
Lipatan ini terlontar keatas oleh simpul pembuluh dan tertutup beberapa lapisan epitel
gepeng yang tidak bertanduk. Pada ujung bawahnya, kolumna analis saling bergabung
dengan perantaraan lipatan transversal. Alur – alur diantara lipatan longitudinal berakhir
pada kantong dangkal pada akhiran analnya dan tertutup selapis epitel thorax. Daerah
kolumna analis, yang panjangnya kira – kira 1 cm, di sebut daerah hemoroidal, cabang
arteri rectalis superior turun ke kolumna analis terletak di bawah mukosa dan membentuk
dasar hemorhoid interna.(7)
3
4
Vaskularisasi
Vaskularisasi rectum dan kanalis anal sebagian besar diperolehi melalui arteri
hemoroidalis superior, media dan inferior. Arteri hemoroidalais superior merupakan
kelanjutan akhir dari artei mesentrika inferior. Arteri hemoroidalais media merupakan
cabang ke anterior dari arteri hipogastrika. Arteri hemoroidalais inferior dicabangkan oleh
arteripudenda interna yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna, ketika arteri tersebut
melewati bagian atas spina ischiadica.
Sedangkan vena-vena dari kanalis anal dan rectum mengikuti perjalanan yang sesuai
denga perjalanan arteri. Vena-vena ini bersal dari 2 pleksus yaitu pleksus hemoroidalis
superior(interna) yang terletak si submukosa si atas anorectal junction, dan pleksus
5
hemoroidalis inferior(eksterna) yang terletak di bawah anorectal junction dan di luar lapisan
otot.
Persarafan
Persarafan rectum terdiri atas sistem simpatik dan parasimpatik. Serabut simpatik
berasal dari pleksus mesentrikus inferior dan dari sistem parasacral yang terbentuk dari
ganglion simpatis lumbal ruas kedua, ketiga dan keempat. Persarafan somatik sensoris
dipersarafii oleh nervus rectalis inferior. Nervus ini terletak pada bagian rectum di bawah
linea pectinate, yang membuuat bagian ini peka terhadap nyeri, sentuhan, dan suhu,
6
sehingga apabila hemorrhoid interna sampai kepada bagian ini, akan terasa nyeri.
Sedangkan persarafan otonom dipersarafi oleh plexus hypogastricus inferior yang terletak
di atas linea pectinate. Persarafan otonom ini hanya peka terhadap regangan, hal ini yang
menyebabkan hemorrhoid interna yang terletak pada atas linea pectinate, tidak terasa nyeri.
2.2 Fisiologi(8)
Fungsi utama dari rektum dan kanalis anal ialah untuk mengeluarkan massa feses
yang terbentuk di tempat yang lebih tingggi dan melakukan hal tersebut dengan cara yang
terkontrol. Rectum dan kanalis anak tidak begitu berperan dalam presos pencernaan, selain
hanya dapat menyerap sedikit cairan. Selain itu sel-sel goblet mukosa mengeluarkanmucus
yang berfungsi sebagai pelican keluarnya massa feses.
Pada hampir setiap waktu rektum tidak berisi feses. Hal ini sebagian diakibatkan
adanya otot sfingter yang tidak begitu kuat yang terdapat pada rektosigmoid junction kira-
kira 20 cm dari anus. Terdapatnya lekukan tajam dari tempat ini juga memberi tambahan
penghalang masuknya feses ke dalam rectum. Akan tetapi bila suatu gerakan usus
mendorong feses ke arah rectum, secara normal hasrat untuk defikasi akan timbul, yang
ditimbulkan oleh reflex kontraksi dari rectum dan releksasi dari otot sfingter. Feses tidak
keluar secara terus-menerus dna sedikit-dema sedikit dari anus berkat adanya kontraksi
tonik otot sfingter ani interna dan eksterna.
7
BAB III
3.1 Definisi(1, 7)
Hemorrhoid adalah bantalan dari jaringan submukosa yang mengandung venule, arterioles,
dan serat otot polos yang terletak di kanal anal. Tiga bantalan hemorrhoidal ditemukan pada
posisi lateral kiri, anterior kanan, dan posterior kanan dan diduga berfungsi sebagai
mekanisme continence. Jaringan hemorrhoid ini mengalami engorge (kenaikan aliran darah
dan kongesti) apabila ada kenaikan tekanan intraabdomen. Kenaikan tekanan intraabdomen
ini dapat disebabkan oleh obesitas, kehamilan, mengangkat barang berat, dan straining untuk
defekasi. Karena hemorrhoid adalah bagian normal dari anatomi anorektal, pengobatan
hanya diindikasikan apabila ada gejala
3.2 Epidemiologi(6)
Lebih dari sepertiga dari 10 juta orang di Amerika dengan hemorroid mencari pengobatan
medis, menghasilkan 1,5 juta resep yang terkait per tahun.
Jumlah hemorrhoidektomi yang dilakukan di rumah sakit cenderung menurun. Pada tahun
1974, puncak angka hemorrhoidektomi mencapai 117 per 100,000 jiwa; angka ini menurun
menjadi 37 hemorrhoidektomi per 100,000 jiwa pada tahun 1987. Secara jelas, kesadaran dan
pengobatan dari hemorrhoid sejak awal bertanggung jawan pada penurunan ini.
Hemorrhoid dapat terjadi pada semua usia, meskipun paling sering muncul pada individu
berumur 46-65 tahun.
3.3 Klasifikasi(1, 6, 7)
1. Hemorrhoid eksternal terletak pada distal dari dentate line dan ditutupi oleh anoderm.
Thrombosis dari hemorrhoid eksternal dapat menyebabkan nyeri yang signifikan.
Pengobatan daripada hemmorhoid eksternal dan skin tags hanya diindikasikan untuk
meredakan gejala.
2. Hemorrhoid internal terletak pada proksimal dentate line dan ditutupi oleh mukosa
anorectal insensate. Hemorrhoid internal dapat prolaps atau berdarah, tetapi jarang
terasa nyeri kecuali apabila terdapat thrombosis dan nekrosis. Hemorrhoid internal
digolongkan menurut luasnya prolaps:
8
Hemorrhoid derajat pertama – penonjolan ke dalam kanal anal.
Hemorrhoid derajat kedua – prolaps melalui anus tetapi berkurang secara
spontan
Hemorrhoid derajat tiga – prolaps melalui kanal anal dan membutuhkan
reduksi secara manual
Hemorrhoid derajat empat – prolaps tetapi tidak dapat direduksi dan memiliki
risiko untuk strangulasi
3. Kombinasi hemorrhoid internal dan eksternal melewati dentate line dan memiliki
karakteristik dari hemorrhod internal dan eksternal.
4. Hemorrhoid postpartum disebabkan oleh straining selama melahirkan, yang
menyebabkan pada edema, thrombosis, dan/atau strangulasi.
5. Varises rektal dapat disebabkan oleh hipertensi. Meskipun anastomosis antara sistem
venous portal (plexus hemorroidal tengah dan atas) dan sistem venous sistemik
pleksus rectal inferior), penyakit hemorrhoidal tidak lebih sering pada pasien dengan
hipertensi portal dibandingkan populasi normal. Varises rektal, meskipun begitu,
dapat menyebabkan hemorrhage signifikan. Pada umumnya, varises rektal paling baik
diobati dengan menurunkan tekanan venous portal. Pembedahan hemorrhoidektomi
harus dihindari pada pasien ini karena risiko perdarahan variseal yang masif dan sulit
dikontrol.
9
3.4 Etiologi(7)
Keluhan hemorrhoid biasanya tidak dikaitkan dengan kondisi medis atau penyakit lainnya.
Akan tetapi, pasien dengan penyakit berikut memiliki risiko lebih tinggi dari keluhan
hemorrhoid:
10
Inflammatory bowel disease dan masalah hemorrhoidal muncul bersamaan. Presentasi
hemorrhoidal yang tidak biasa dan temuannya harus menjadi pertimbangan potensi
dari inflammatory bowel disease.
Kolitis ulserasi dan penyakit Crohn dikaitkan dengan hemorrhoid.
Kehamilan dikaitkan dengan banyak masalah anorektal.
3.5 Patofisiologi(7)
Istilah hemorrhoid biasa dikaitkan dengan gejala yang disebabkan oleh hemorrhoid.
Hemorrhoid dapat ditemukan pada individu yang sehat. Malah, kolom hemorrhoidal ini
terdapat di utero. Apabila bantalan vaskular ini menghasilkan gejala, dikatakan sebagai
hemorrhoid. Umumnya hemorrrhoid menyebabkan gejala ketika membesar, meradang,
mengalami thrombosis, atau prolaps.
Banyak pengarang menyetujui bahwa diet rendah serat menyebabkan kotoran yang berukuran
kecil, yang menyebabkan straining selama defekasi. Tekanan yang meningkat menyebabkan
timbulnya hemorrhoid, kemungkinan karena adanya keterlibatan venous return. Kehamilan
dan tekanan tinggi yang abnormal dari muskulus sphincter internal dapat juga menyebabkan
masalah hemorrhoidal, kemungkinan disebabkan mekanisme yang sama. Penurunan venous
return diperkirakan menjadi penyebabnya. Duduk di toiler yang terlalu lama (contoh ketika
membaca) dipercaya menyebabkan masalah venous return yang relatif pada area perianal
(efek tourniquet), menyebabkan hemorrhoid yang membesar. Penuaan menyebabkan
kelemahan dari struktur penunjang, yang memfasilitasi prolaps. Kelemahan dari jaringan
penunjang ini muncul paling awal pada dekade kehidupan ketiga.
Straining dan konstipasi sudah lama dipikirkan sebagai penyebab dalam formasi dari
hemorrhoid. Ini dapat benar atau salah. Pasien yang menderita hemorrhoid memiliki tonus
istirahat kanal yang lebih tinggi daripada normal. Tonus istirahat ini menurun setelah
hemorrhoidektomi daripada sebelum prosedurnya. Perubahan ini pada tonus istirahat adalah
mekanisme aksi dari dilatasi Lord, prosedur operasi untuk keluhan anorektal yang paling
dipergunakan di Inggris.
Kehamilan secara jelas mempredisposisi wanita untuk gejala hemorrhoid, walaupun
etiologinya tidak diketahui. Kebanyakan pasien tetap tidak bergejala sampai melahirkan.
11
Hubungan antara kehamilan dan hemorrhoid dihubungkan pada perubahan hormonal atau
penekanan langsung.
Hipertensi portal sering disebut sebagai konjungsi dengan hemorrhoid. Gejala hemorrhoidal
tidak muncul lebih sering pada pasien dengan hipertensi portal daripada pasien yang tidak
memiliki hipertensi portal. Perdarahan masif dari hemorrhoid pada pasien ini tiidak biasa
terjadi. Perdarahan sering dipersulit oleh koagulopati. Apabila ditemukan perdarahan, jahitan
ligasi langsung dari kolum yang bersinggungan disarankan.
Varises anorektal sering terjadi pada pasien dengan hipertensi portal. Varises muncul pada
midrectum, pada perhubungan antara sistem portal dan pertengahan dan inferior dari vena
rektal. Varises lenih sering muncul pada pasien nonsirosis, dan jarang berdarah. Pengobatan
biasanya langsung ditujukan pada prtal hipertensi yang mendasarinya. Kontrol darurat dari
perdarahan dapat dilakukan jahitan ligasi. Shunt portosistemik dan and transjugular
intrahepatic portosystemic shunts (TIPS) telah digunakan untuk mengontrol hipertensi dan
perdarahan.
3.6 Gejala dan tanda(1, 6, 7)
Gejala hemorrhoidal dibagi menurut sumbernya yaitu eksternal dan internal.
Hemorrhoid internal yang patologik biasanya menyebabkan perdarahan merah segar per
rektum, mucus discharge, dan apabila sangat besar, rektal terasa penuh dan tidak nyaman.
Hemorrhoid interna tidak dapat menyebabkan nyeri cutaneous, karena terletak di atas linea
dentate dan tidak diinervasi oleh saraf cutaneous. Walaupun begitu, hemorrhoid interna dapat
berdarah, prolaps, dan karena deposisi dari irritant pada kulit perianal yang sensitif,
menyebabkan gatal dan iritasi pada perianal. Hemorrhoid internal dapat menyebabkan nyeri
pada perianal karena prolaps dan menyebabkan spasme dari kompleks spinchter disekitar
hemorrhoid. Spasme ini menyebabkan discomfort ketika hemorrhoid prolaps terekspos.
Discomfort otot ini dapat diatasi dengan reduksi.
Hemorrhoid internal dapat pula menyebabkan nyeri akut ketika mengalami inkarserasi dan
strangulasi. Sekali lagi, nyeri ini berkaitan dengan spasme kompleks spinchter. Strangulasi
dengan nekrosis dapat menyebabkan discomfort yang lebih lagi. Ketika kejadian katastrofik
ini muncul, spasme dari spinchter sering menyebabkan thrombosis eksternal concomitant.
Thrombosis eksternal menyebabkan nyeri cutaneous. Gejala yang tiba-tiba ini disebut sebagai
12
krisis akut hemorrhoidal. Dan biasanya memerlukan pengobatan secara mendadak.
Hemorrhoid internal paling sering menyebabkan perdarahan yang tidak nyeri dengan
pergerakan usus. Epitel yang menutupinya dirusak oleh pergerakan usus, perdarahan dari
vena yang terdapat dibawahnya. Dengan spasme dari tekanan yang bertambah pada
kompleks spinchter, vena hemorrhoidal interna dapat bocor.
Hemorrhoid internal dapat mendeposit mukus ke jaringan dengan prolaps. Mukus ini dengan
isi dari kotoran mikroskopik dapat menyebabkan dermatitis yang terlokalisir, yang disebut
pruritus ani.
Inspeksi secara visual dapat memperlihatkan perineum yang terlihat normal, edema dekat
hemorrhoid yang terlibat, hemorrhoid yang prolaps, atau hemorrhoid yang edema, gangren,
inkarserasi. Perineum dapat termaserasi karena mucus discharge yang kronik, menyebabkan
kelembapan, dan iritasi lokal. Anuskopi dapat memperlihatkan vaskuler jaringan yang
terdilatasi secara kronik, rapuh, dapat digerakkan, dan metaplasia squamous.
Hemorrhoid eksternal dapat menyebabkan gejala dengan 2 jalan. Pertama, thrombosis akut
dari vena hemorrhoidal eksterna yang berkaitan dapat muncul. Thrombosis akut biasanya
dikaitkan dengan kejadian spesifik, seperti straining dengan konstipasi, diare, atau perubahan
pada diet. Kejadian ini akut dan sangat nyeri. Nyeri dihasilkan oleh distensi rapid dari kulit
yang diinervasi dari clot dan edema sekitarnya. Nyeri ini biasanya memuncak dalam 48-72
jam dan berlangsung sekitar 7-14 hari dan mereda dengan resolusi dari thrombosis. Dengan
resolusi ini, anoderm yang teregang ini ada sebagai kelebihan kulit atau skin tags.
Thrombosis eksternal kadang mengikis kulit diatasnya dan menyebabkan perdarahan.
Hemorrhoid eksternal yang thrombosed secara akut berwarna ungu kehitaman, edema, massa
subcutaneous perianal yang lunak. Biasanya thrombus ini menyebabkan iskemia dan nekrosis
dari kulit diatasnya, menyebabkan perdarahan. Rekurensi muncul sekitar 40-50%, di tempat
yang sama (karena adanya kerusakan vena yang terdapat di sana). Dengan menyingkirkan
bekuan darah dan meninggalkan vena yang sudah lemah pada tempatnya daripada eksisi dari
vena yang terlibat dengan bekuan, akan menpredisposisi pasien untuk rekurensi.
Hemorrhoid eksternal dapat juga menyebabkan masalah pada higiene, dengan kulit yang
berlebih setelah thrombosis akut diatasi. Vena hemorrhoidal eksternal ditemukan dibawah
kulit perianal tentunya tidak dapat menyebabkan masalah higiene; walaupun, kelebihan kulit
pada area perianal dapat menghambat pembersihan secara mekanik.
13
3.7 Pemeriksaan penunjang(1)
Perdarahan kronis pada hemorrhoid internal jarang menyebabkan anemia. Walaupun begitu,
sampai setiap sumber lain dari kehilangan darah ditegakkan, anemia tidak boleh dikaitkan
dengan hemorrhoid tanpa peduli umur pasien. Enema barium atau colonoscopy penting untuk
menegakkan keganasan dan inflammatory bowel disease. Defecography membantu pada
pasien yang defekasinya terhambat dan dicurigai prolaps rectal.
3.8 Diagnosis banding(1, 7)
Pasien dengan penyakit perianal sering datang ke dokter bedah dengan diagnosis awal
“hemmorrhoid” yang tidak akurat. Riwayat yang lengkap biasanya merujuk kepada diagnosis
yang tepat. Perdarahan tanpa rasa nyeri yang dihubungkan dengan hemorrhoid harus
dibedakan dari perdarahan rectal yang berasal dari keganasan kolorektal, inflammatory bowel
disease, penyakit divertikular, dan polip adenomatous. Perdarahan dengan rasa nyeri yang
dikaitkan dengan pergerakan usus disebabkan oleh rectal ulcer atau fissura anal. Kesulitan
saat buang air besar dapat disebabkan oleh defekasi yang terhambat. Dengan cara yang sama,
prolaps rectal harus dibedakan dengan hemorrhoid karena memang aman untuk mengikat
hemorroid tetapi tidak prolaps rectum. Melembabkan atau maserasi dapat merupakan
sekunder dari hemorrhoid atau condylomata acuminata.
3.9 Komplikasi(6, 7)
Komplikasi dari hemorrhoid internal atau eksternal adalah indikasi dari pengobatan medis
atau pembedahan: perdarahan, nyeri, nekrosis, mucus discharge, kelembapan, dan, jarang,
sepsis perianal.
3.10 Penatalaksanaan
Terapi medikal (diet fiber, eliminasi dari makanan yang menyebabkan konstipasi pelembut
kotoran, peningkatan intake cairan, dan penghindaran straining) – sesuai untuk perdarahan
pada hemorrhoid derajat satu dan dua. (1, 7)
Pengobatan pada ibu hamil umumnya simptomatik. Bentuk paling sering dari kondisi ini dapat diobati dengan diet tinggi serat, memberikan pelembut kotoran, menaikkan intake cairan, dan melatih kebiasaan di toilet. Walaupun agen topikal hemorrhoidal belum ada yang disetujui dalam keamanan kehamilan, bagian konstituen (anestetik, kortikosteroid, dan agen
14
anti-inflamasi) tidak mengganggu infant trimester ketiga. Pada kebanyakan wanita, gejala paling sering dari kondisi akan mereda secara spontan segera setelah melahirkan. (5)
Ligasi rubber band, skleroterapi, fotokoagulasi infrared – sesuai untuk perdarahan
hemorrhoid derajat satu, dua, dan tiga (yang tertentu) (1)
Eksisi dari thrombosis hemorrhoid eksternal. Thrombosis hemorrhoid eksternal akut
umumnya menyebaban nyeri yang sangat dan massa perianal yang teraba selama 24-72 jam
pertama setelah thrombosis. Thrombosis dapat secara efektif diobati dengan eksisi elliptical
yang dikerjakan dibawah anestesi lokal. Karena pembekuan biasanya loculated, insisi secara
sederhana dan drainase jarang efektif. Setelah 72 jam, pembekuan mulai diresorbsi, dan nyeri
menghilang secara spontan. Analgesik biasanya mebantu. (1)
Ligasi elastic band(7)
Ligasi elastic band ini aman dan efektid pada pengobatan hemorrhoid derajat satu, dua, tiga,
dan empat (tertentu). Jaringan hemorrhoidal yang terletak 1-2 cm diatas dentate line
digenggam, ditarik ke barrel dari elastic band applicator, dan dua band ditempatkan pada
dasar dari kompleks hemorrhoidal. Setelah 7-10 hari, hemorrhoid mengelupas, menggantikan
sebagian dari jaringan berlebihan dan meninggalkan jaringan parut yang menghambat prolaps
yang lebih jauh dan perdarahan dari jaringan tersisa. Apabila band ditempatkan pada zona
transisional atau dibawahnya, pasien mungkin merasakan nyeri yang berat, karena mukosa
dan kulit ini memiliki inervasi yang banyak. Apabila hal ini terjadi, band ini harus dilepaskan
segera. Pasien immunocompromized atau dengan rectal prolaps yang tidak dikenali dapat
menjadi sepsis berat setelah banding, komplikasi yang diperlihatkan dengan nyeri yang
banyak, demam, dan retensi urin. Pengobatan memerlukan antibiotika intravenous,
pengangkatan band, debridement dari jaringan yang nekrosis, dan observasi. Pasien
dianjurkan untuk menghindari agen nonsteroidal antiinflammatory dan aspirin selama 10 hari
setelah ligasi, karena perdarahan yang signifikan dapat muncul pada saat pergantian jaringan
hemorrhoid.
15
Injeksi sclerotherapy(7)
Injeksi sclerotherapy biasanya dicoba pada hemorrhoid derajat satu dan dua yang terus
menerus berdarah meski mendapat pengobatan medis. Satu atau dua mililiter dari sclerosant
disuntikkan ke dalam jaringan penyambung longgar submukosa diatas kompleks
hemorrhoidal, yang menyebabkan inflamasi dan parut. Hal ini menghambat prolaps dan
perdarahan dari sisa jaringan hemorrhoid. Kedalaman injeksi dapat mengancam, karena dapat
menyebabkan pengelupasan mukosa, infeksi, cedera full-thickness.
16
Hemorrhoidektomi eksisional(7)
Hemorrhoidektomi eksisional dilakukan pada hemorrhoid derajat tiga dan empat, hemorrhoid
gabungan antara hemorrhoid internal dan eksternal yang tidak dapat dilakukan banding
daripada komponen internal, dan hemorrhoid internal inkarserasi yang membutuhkan
intervensi yang segera. Dasar daripada hemorrhoid diperiksa melalui anuskop. Pedicle
vaskular dapat dijahit dan diligasi dengan chromic catgut. Jaringan hemorroid dipotong tetapi
harus berhati-hati untuk menghindari cedera daripada sphincter interna ketika mendiseksi
bebas dari bantalan vaskular dan mukosa yang terletak berdempetan. Defek mukosa dan kulit
dapat dibiarkan terbuka, dapat juga ditutup sebagian, atau dapat ditutup dengan running
suture untuk mengontrol pedicle vaskular.
Nyeri yang hebat, retensi urin, perdarahan, impaksi fekal adalah komplikasi yang paling
umum pada hemorrhoidektomi eksisional. Angka kejadian dari komplikasi ini dapat
diminimalkan dengan kontrol nyeri postoperatif yang ditingkatkan, pembatasan dalam
pemberian cairan intravena intraoperatif, perhatian pada teknik operasi, dan agen pelembut
kotoran. Stenosis anal adalah komplikasi jangka panjang yang dapat dihindari dengan
meninggalkan anoderm yang cukup diantara kompleks hemorrhoidal yang dieksisi.
17
Stapled hemorrhoidektomi
Stapled hemorrhoidektomi adalah teknik yang menggunakan alat circular stapling untuk
mendevaskularisasi jaringan hemorrhoid, mengurangi prolaps mukosa, dan melakukan
anopexy. Teknik ini aman, dengan pelaporan kontrol nyeri postoperatif yang minimal, akan
tetapi harga dari alat ini mungkin membatasi penggunaannya. Stapled hemorrhoidektomi
memiliki efektivitas yang tinggi pada pengobatan pasien tertentu dengan penyakit
circumferential advanced atau prolaps mukosa rectal yang ringan.
Trombosis akut dari hemorrhoid eksternal dapat diobati dengan eksisi dari hemorrhoid atau
evakuasi bekuan apabila pasien datang kurang dari 48 jam setelah onset dari gejala. Eksisi
menyingkirkan bekuan dan jaringan hemorrhoidal, yang mengurangi tingkat kekambuhan.
Walaupun begitu, banyak ahli bedah hanya mengevakuasi thrombus, meredakan tekanan dan
rasa nyeri. Apabila pasien datang lebih dari 48-72 jam setelah gejala muncul, thrombus sudah
mulai diatur dan evakuasi akan gagal. Diet tinggi serat, pelembut kotoran adalah penting pada
poin ini.
Penelitian untuk membandingkan stapled hemorrhoidektomi dengan eksisional
hemorrhoidektomi telah dilakukan oleh Hetzer et al, dan memiliki hasil stapled
18
hemorrhoidektomi memiliki nyeri postoperatif yang lebih ringan, waktu pemulihan yang
lebih pendek, dan kembali ke pekerjaan lebih awal. (3) Giordano et al menemukan bahwa
angka rekurensi ditemukan sedikit lebih tinggi dan mungkin memerlukan operasi tambahan
dibandingkan dengan teknik eksisi. (2)
Komplikasi hemorrhoidektomi(1)
1. Nyeri postoperatif – nyeri dapat signifikan mengikuti pemotongan hemorrhoidektomi,
dan membutuhkan analgesia dengan narkotik oral, obat nonsteroidal
antiinflammatory, relaksan otot, analgesik topikal.
2. Retensi urin – retensi urin muncul pada 10-50% pasien setelah hemorrhoidektomi.
Risiko retensi urin dapat diminimalkan dengan membatasi cairan intravenous
intraoperatif dan perioperatif, dan menyediakan analgesia yang adekuat.
3. Impaksi fekal – risiko dari impaksi dapat diturunkan dengan enema preoperatif atau
pembatasan preparasi usus secara mekanikal, penggunaan laksatif secara bebas
postoperatif, dan kontrol nyeri yang adekuat.
4. Perdarahan – perdarahan masif dapat muncul setelah hemorrhoidektomi. Perdarahan
dapat muncul pada periode postoperatif yang segera (sering terjadi saat di ruang
pemulihan) diakibatkan oleh ligasi yang inadekuat dari pedicle vaskular, dan perintah
urgent untuk kembali ke ruang operasi. Perdarahan juga dapat muncul pada hari 7-10
setelah hemorrhoidektomi. Meskipun beberapa pasien ini dapat diobservasi saja, yang
19
lainnya membutuhkan pemeriksaan dibawah anestesi untuk meligasi pembuluh darah
yang berdarah atau untuk menjahit luka apabila tidak teridentifikasi tempat
perdarahan yang spesifik.
5. Infeksi – infeksi jarang muncul setelah hemorrhoidektomi; meskipun begitu, infeksi
jaringan lunak yang nekrosis dapat muncul dengan konsekuensi yang sangat merusak.
Nyeri yang berat, demam, dan retensi urin mungkin merupakan tanda awal dari
infeksi serius. Apabila hal ini dicurigai, dibutuhkan pemeriksaan darurat yang
dilakukan dibawah anestesia, drainase abses, dan/atau debridement dari seluruh
jaringan nekrosis.
6. Sequele jangka panjang
a. Inkontinesia (biasanya singkat)
b. Stenosis anal
c. Ektropion (deformitas whitehead)
3.11 Prognosis(6)
Prognosis untuk rekurensi daripada penyakit hemorrhoidal biasanya dikaitkan dengan
keberhasilan untuk mengubah kebiasaan usus pasien. Meningkatkan diet fiber, menurunkan
makanan yang dapat menyebabkan konstipasi, olahraga, dan mengurangi waktu yang
dihabiskan di toilet semuanya menurunkan jangka waktu yang dihabiskan untuk straining
pada posisi squatting. Modifikasi perilaku ini adalah langkah paling penting untuk mencegah
kekambuhan.
20
BAB IV
Kesimpulan
Hemorrhoid mewakili satu keluhan kolorektal yang paling sering yang didengar oleh
dokter keluarga. Tiap tahun, sekitat 10.5 juta warga Amerika mengalami gejala hemorrhoidal;
satu perempatnya mengkonsultasikan diri ke dokter.
Hemorrhoid adalah bantalan dari jaringan submukosa yang mengandung venule,
arterioles, dan serat otot polos yang terletak di kanal anal. Jaringan hemorrhoid ini
mengalami engorge (kenaikan aliran darah dan kongesti) apabila ada kenaikan tekanan
intraabdomen. Kenaikan tekanan intraabdomen ini dapat disebabkan oleh obesitas,
kehamilan, mengangkat barang berat, dan straining untuk defekasi. Karena hemorrhoid
adalah bagian normal dari anatomi anorektal, pengobatan hanya diindikasikan apabila ada
gejala. Hemorrhoid diklasifikasikan menjadi internal dan eksternal. Lalu hemorrhoid internal
dibagi lagi menjadi empat derajat yaitu derajat 1, 2, 3, 4.
Hemorrhoid internal yang patologik biasanya menyebabkan perdarahan merah segar
per rektum, mucus discharge, dan apabila sangat besar, rektal terasa penuh dan tidak nyaman.
Biasanya hemorrhoid tipe ini tidak menyebabkan nyeri. Tapi nyeri ini dapat juga terjadi
apabila terdapat inkarserasi dan strangulasi.
Hemorrhoid eksternal dapat menyebabkan gejala nyeri yang lebih menonjol, adanya
keluhan benjolan, dan adanya perdarahan.
Pengobatan hanya diindikasikan apabila terdapat gejala pada hemorrhoid. Biasanya
perubahan gaya hidup lebih diutamakan, seperti diet tinggi serat, obat pelembut kotoran, dan
kebiasaan toilet yang berubah. Indikasi bedah apabila terdapat perdarahan, nyeri, nekrosis,
mucus discharge, moisture, perianal sepsis. Pembedahan dapat dilakukan baik dari
hemorrhoidektomi eksisional, ligasi rubber band, injeksi skleroterapi, dan stapled
hemmorhoidektomi.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Bullard KM, Rothenberger DA. In: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn
DL, Hunter JG, Pollock RE. Schwartz Manual of Surgery. 8th ed. New York:
McGraw Hill; 2006. P. 773-4.
2. Giordano P, Gravante G, Sorge R, Ovens L, Nastro P. Long-term Outcomes of
Staples Hemorrhoidopexy vs Conventional Hemorrhoidectomy: A Meta-analysis of
Randomized Controlled Trial. Archieves of Surgery 2009; 144(3); 266-72. Available
from: http://archsurg.ama-assn.org/cgi/content/full/144/3/266.
3. Hetzer FH, Demartines N, Handschin AR, Clavien PA. Stapled vs Excision
Hemorrhoidectomy: Long-term Results of a Prospective Randomized Trial. Archieves
of sugery 2002; 137 (3); 337-40. Available from:
http://archsurg.ama-assn.org/cgi/reprint/137/3/337?
maxtoshow=&hits=10&RESULTFORMAT=&andorexacttitle=and&andorexacttitlea
bs=and&fulltext=hemorrhoid&andorexactfulltext=and&searchid=1&FIRSTINDEX=
0&fdate=//&resourcetype=HWCIT.
4. Parker GS. A New Treatment option for grades III and IV hemorrhoids. Journal of
Family Practice 2004. Available from:
http://findarticles.com/p/articles/mi_m0689/is_10_53/ai_n6249270/?tag=content;col1 .
5. Staroselsky A, Nava-ocampo AA, Vohra A, Koren G. Hemorrhoids in Pregnancy.
Canadian Family Physician 2008; 54 (2); 189-90. Available from:
http://www.cfp.ca/cgi/content/abstract/54/2/189?
maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&andorexacttitle=and&andor
exacttitleabs=and&fulltext=hemorrhoid&andorexactfulltext=and&searchid=1&FIRS
TINDEX=0&fdate=1/1/2001&resourcetype=HWCIT .
6. Thornton SC. Hemorrrhoid. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/195401-print . Accessed on: December 29,
2010.
7. Welton ML, Chang GJ, Shelton AA. Hemorrhoid. In: Doherty GM, Way LW. Current
Surgical Diagnosis&Treatment. 12th ed. New York: McGraw-Hill; 2006. P.747-50.
8. Sjamsuhidayat,R,Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2 : Hemoroid. Jakarta :
EGC, 2005. Halaman : 387-402.
22
9. Sabiston, David C.Sabiston`s Essentials Surgery. Part II : Hemoroid. Philadelphia :
WB Saunders co.1992.
23