hemodialisis-askep

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, dan asam basa denngan cara filtrasi darah, reabsorbsi selektif air, elektrlit dan nonelektrolit serta menekskresi kelebihannya sebagai urin. Ginjal juga mengeluarkan produk sisa metabolisme seperti urea, kreatinin dan asam urat serta zat kimia asing. Kegagalan ginjal dalam melaksanakan fungsi-fungsi vital ini menimbulkan keadaan yang disebut dengan uremia atau penyakit ginjal stadium akhir (end stage renal disease,ESRD). Perkembangan teknik dialisis dan teransplantasi ginjal yang terus berlanjut sejak tahun 1960 sebagai pengobatan ESRD dan sistem biaya pengobatan sejak 1973 merupakan alternatif dari resiko kematian yang hampir pasti. Diperkirakan bahwa ada lebih dari 100.000 pasien yang akhir-akhir ini menjalani hemodialisa yang merupakan prosedur penyelamatan jiwa yang mahal. Hemodialisis merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dala keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal yang membutuhkan terapi janka panjang atau terapi permanen, sehelai membran sintetik yang semipermiabel 1

description

Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, dan asam basa denngan cara filtrasi darah, reabsorbsi selektif air, elektrlit dan nonelektrolit

Transcript of hemodialisis-askep

Page 1: hemodialisis-askep

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan

kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh,

elektrolit, dan asam basa denngan cara filtrasi darah, reabsorbsi selektif air, elektrlit

dan nonelektrolit serta menekskresi kelebihannya sebagai urin. Ginjal juga

mengeluarkan produk sisa metabolisme seperti urea, kreatinin dan asam urat serta zat

kimia asing. Kegagalan ginjal dalam melaksanakan fungsi-fungsi vital ini menimbulkan

keadaan yang disebut dengan uremia atau penyakit ginjal stadium akhir (end stage

renal disease,ESRD). Perkembangan teknik dialisis dan teransplantasi ginjal yang terus

berlanjut sejak tahun 1960 sebagai pengobatan ESRD dan sistem biaya pengobatan

sejak 1973 merupakan alternatif dari resiko kematian yang hampir pasti.

Diperkirakan bahwa ada lebih dari 100.000 pasien yang akhir-akhir ini

menjalani hemodialisa yang merupakan prosedur penyelamatan jiwa yang mahal.

Hemodialisis merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dala keadaan sakit

akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa

minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal yang membutuhkan

terapi janka panjang atau terapi permanen, sehelai membran sintetik yang

semipermiabel menggantikan glomerulus serta tubulus renal dan bekerja sebagai filter

bagi ginjal yang terganggu fungsinya itu. Hemodialsis memungkinkan sebagian

penderita hidup mendekati keadaan yang normal meskipun menderita gagal ginjal yang

tanpa terapi hemodialisa akan menyebabkan kematian

1

Page 2: hemodialisis-askep

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam asuhan keperawatan ini adalah sebagai berikut :

1. Konsep medis dari Hemodialisa

2. Asuhan keperawatan dari Hemodialisa

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan asuhan keperawatan ini adalah untuk mengetahui :

1. Konsep medis dari Hemodialisa

2. Asuhan keperawatan dari Hemodialisasi

D. Manfaat

Meningkatkan kualitas dan kualifikasi pengetahuan mahasiswa stikes mandala

waluya tentang Asuhan keperawatan Hemodialisasi, juga sebagai pedoman sekaligus

pelayanan di rumah sakit sebagai perawat sesuai dengan prosedur yg aman dan

kompeten.

2

Page 3: hemodialisis-askep

BAB II

KONSEP MEDIK

A. DEFINISI

Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah

buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau

pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M.

Nurs, 2006).

Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat

beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane

yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak

dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa

bentuk.keracunan.(Christin.Brooker,2001).

Hemodialisis berasal dari kata hemo yang berarti darah dan dialysis yang berarti

pemisahan atau filtrasi, melalui membrane semi-permeabel. Jadi hemodialisa adalah

proses pemisahan atau filtrasi zat-zat tertentu dari darah melalui membrane semi-

permeabel (Fery Erawati Burnama (Instalasi Dialisis RSUD Dr. Doris Silvanus).

Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh

penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer.

Prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini,

maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa)

melalui.pembedahan.(www.medicastore.com)

B.  Dasar-dasar Hemodialisis

Setiap 1 juta penduduk terdapat 25-50 orang mengalami gagal ginjal terminal

(GGT)/tahun.

Bila tidak diobati : meninggal dunia

3

Page 4: hemodialisis-askep

Bila diobati dengan terapi pengganti (TP) : masih dapat hidup bertahun-tahun.

Terapi Pengganti (TP) :

1. Hemodialisa

2. CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialisis)

3. Transplantasi ginjal

Hemodialisa merupakan salah satu bentuk terapi pada pasien dengan kegagalan

fungsi ginjal, baik yang sifatnya akut maupun kronik sampai pada stadium gagal ginjal

terminal, dengan bantuan mesin hemodialisa. Ada 3 unsur penting yang saling terkait

pada proses hemodialisa yaitu : sirkuit darah (saluran ekstrakorporeal), ginjal buatan

(dializer),dan.sirkuit.dialisat.

C. Prinsip pada hemodialisis

Prinsip pada hemodialisis mesin memompa darah dari tubuh pasien ke dalam

dializer, dan dari sisi lain cairan dialisat dialirkan kedalam dializer. Didalam dializer

inilah proses dialysis terjadi. Darah yang sudah didialisis atau sudah dibersihkan

dipompa kembali kedalam tubuh. Untuk kelancaran dan keberhasilan proses

hemodialisis dengan mesin hemodialisis diperlukan suatu prosedur tentang tindakan

hemodialisis.

D. Tujuan Hemodilisa

Tujuan hemodialisis adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik dari

dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan.

E. Indikasi Hemodialisa

1. Indikasi segera

Koma, perikarditis, atau efusi pericardium, neuropati perifer, hiperkalemi,

hipertensi maligna, over hidrasi atau edema paru, oliguri berat atau anuria.

4

Page 5: hemodialisis-askep

2. Indikasi dini

A. Gejala uremia

Mual, muntah, perubahan mental, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan

dan perkembangan seks dan perubahan kulitas hidup.

B. Laboratorium abnormal

Asidosis, azotemia (kreatinin 8-12 mg %) dan Blood Urea Nitrogen (BUN) :

100 – 120 mg %, TKK : 5 ml/menit.

3. Frekuensi Hemodialisa

Frekuensi dialisa bervariasi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang

tersisa, tetapi sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3

kali/minggu.

Program dialisa dikatakan berhasil jika:

A. penderita kembali menjalani hidup normal

B. penderita kembali menjalani diet yang normal

C. jumlah sel darah merah dapat ditoleransi

D. tekanan darah normal

E. tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif.

F. Peralatan Haemodialisa

o Arterial – Venouse Blood Line (AVBL)

o AVBL terdiri dari :

1. Arterial Blood Line (ABL)

5

Page 6: hemodialisis-askep

Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari tubing

akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet ditandai dengan

warna merah.

2. Venouse Blood Line

Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser

dengan tubing akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai

dengan warna biru. Priming volume AVBL antara 100-500 ml. priming

volume adalah volume cairan yang diisikan pertama kali pada AVBL dan

kompartemen dialiser.

Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor, ujung

runcing,segmen pump,tubing arterial/venouse pressure,tubing

udara,bubble trap,tubing infuse/transfuse set, port biru obat ,port

darah/merah herah heparin,tubing heparin dan ujung tumpul.

Dializer /ginjal buatan (artificial kidney)

Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang

/kompartemen,yaitu:

o Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi darah

o Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi dialisat

o Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran semipermiabel.

o Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah

dan dua samping untuk keluar masuk dialisat.

Air water treatment

Air dalam tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka (diasol).

Air ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air sumur, yang

harus dimurnikan dulu dengan cara "water treatment" sehingga memenuhi

6

Page 7: hemodialisis-askep

standar AAMI (Association for the Advancement of Medical Instrument). Jumlah

air yang dibutuhkan untuk satu session hemodilaisis seorang pasien adalah

sekitar 120 Liter.

Larutan Dialisat

Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi tertentu.

Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat

bicarbonate. Dialisat asetat menurut komposisinya ada beberapa macam yaitu :

jenis standart, free potassium, low calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada

yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu dilarutkan dalam air murni/air

water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair (siap pakai).

Mesin hemodialisis

Ada bermacam-macam mesin hemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi

prinsipnya sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system

pemantauan mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai

monitor sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan komponen tambahan seperti

heparin pump, tombol bicarbonate, control ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi,

kateter vena, blood volume monitor.

Perlengkapan hemodilaisis lainnya

o Jarum punksi, adalah jarum yang dipakai pada saat melakukan punksi akses

vaskuler, macamnya :

Single needle

Jarum yang dipakai hanya satu, tetapi mempunyai dua cabang, yang

satu untuk darah masuk dan yang satu untuk darah keluar. Punksi

hanya dilakukan sekali.

7

Page 8: hemodialisis-askep

AV – Fistula

Jarum yang bentuknya seperti wing needle tetapi ukurannya besar.

Jika menggunakan AV – Fistula ini, dilakukan dua kali penusukan.

G. Komplikasi Hemodialisa

Komplikasi Penyebab

Demam

Reaksi anafilaksis yg

berakibat fatal

(anafilaksis)

Tekanan darah rendah

Gangguan irama jantung

Bakteri atau zat penyebab demam (pirogen) di

dalam darah

Dialisat terlalu panas

Alergi terhadap zat di dalam mesin

Tekanan darah rendah

Terlalu banyak cairan yg dibuang

Kadar kalium & zat lainnya yg abnormal dalam

darah

Udara memasuki darah di dalam mesin

8

Page 9: hemodialisis-askep

Emboli udara

Perdarahan usus, otak, mata

atau perut

Penggunaan heparin di dalam mesin untuk

mencegah pembekuan

Gambar pasien yang menjalani hemodialisa

9

Page 10: hemodialisis-askep

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. S DENGAN KASUS

PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK

Kasus :

Tuan S berusia 46 tahun dirawat di rumah sakit pada tgl 11 agustus 2014 dgn keluhan

nyeri pinggang sebelah kanan, klien mengatakan tidak ada nafsu makan ,sangat lemah,

dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Pada vital sign : TD 110/70 mmHg,

R : 24x/menit, N : 12x/menit,S : 36,5 oC . Klien tampak meringis, pucat, gelisah,dan

klien selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya.

I. Pengkajian

A. Data Umum

1. Identitas Klien

Nama : TN.S

Jenis kelamin : laki-laki

Umur/ Tanggal lahir : 48 tahun/18 januari 1966

Status : Sudah kawin

Agama : islam

Suku : Muna

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : tukang batu

Alamat : Jln. By Pass Kadia

Tanggal MRS : 11 Agustus 2014

Sumber Info : klien dan keluarga

2. Penanggung Jawab

Nama : Ny. P

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : PNS

10

Page 11: hemodialisis-askep

Hubungan dengan Klien : Saudara kandung

Alamat : Jln. Bunggasi No.13

II. Riwayat Kesehatan Saat Ini

1. Alasan Masuk RS : Pasien mengalami perubahan volume urine dari

biasanya,penurunan berat badan,karena penurunan nafsu

makan akibat mual,muntah dan kelemahan saat

beraktifitas.

2. Keluhan Utama : Susah buang air kecil

3. Riwayat Penyakit

P : jarang buang air kencing,penurunan nafsu makan saat

makan serta kelemahan saat beraktifitas.

Q : intermiten ( mual/ muntah)

R : Kuadran 4 dan 6 ( lumbalis kiri dan kanan)

S : sedang

T : tidak menentu

III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1. Penyakit yang perna dialami :

Pada waktu kecil perna mengalami cacar, kurangnya pemasukan kalori,protein,

natrium dan kalsium serta diet tidak teratur.

IV. Riwayat Kesehatan Keluarga

11

Page 12: hemodialisis-askep

Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

X : Meninggal

: Garis Katurunan

--------- : Serumah

: Klien

Dari genogram diatas dapat diketaui bahwa :

G1 : Ayah,ibu dan mertua klien telah meninggal dunia karna faktor usia.

G2 : Klien berada pada generasi ke 2 dan mempunyai 3 saudara perempuan dan

masih hidup sampai sekarang

G3 : Klien mempunyai 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan dan

tinggal serumah bersama klien dan istrinya

V. Riwayat Psiko-Sosial- Spritual

1. Pola Koping

Klien sulit menerima penyakit yang dideritanya

2. Harapan klien tentang penyakit

Klien berharap penyakitnya segera sembuh dan dapat berkumpul bersama keluarga

di rumah

3. Faktor Stessor

Klien merasa jenuh berada dirumah sakit

4. Konsep Diri

Klien merasa terganggu karena penyakit yang dideritanya

5. Hubungan dengan anggota keluarga

Klien hidup rukun bersama istri dan anak-anaknya, saat dirumah sakit saudara klien

juga sering datang berkunjung.

6. Hubungan dengan masyarakat

Klien cukup dikenal dan hubungan dengan masyarakat baik

7. Aktivitas sosial

12

Page 13: hemodialisis-askep

Klien selalu mengikuti kegiatan di masyarakat sebelum berada dirumah sakit

8. Bahasa yang sering digunakan

Klien menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah

9. Kegiatan Keagamaan/ pola ibadah

Klien selalu menjalankan shalat 5 waktu

10. Kayakinan atas kesehatan

Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya.

VI. Kebutuhan Dasar/ Pola Kebiasaan Sehari-hari

1. Minum

Sebelum MRS : Klien minum kurang lebih 8-9 gelas perhari (1500-2000

cc).semua jenis minuman disukai.

Setelah MRS : Klien minum 7-8 gelas perhari,pada keadaan ini klien tidak

mengalami gangguan pola minum.

2. Nutrisi

Sebelum MRS : Klien makan 3x sehari dengan komposisi : nasi,lauk,sayur,dan

kadang-kadang buah.porsi dihabiskan.BB : 50 kg

Setelah MRS : Nafsu makan klien menurun menjadi 2x sehari,porsi makanan

tidak dihabiskan (sisa 6 sendok) dan klien mangatakan

biasanya muntah setelah makan, BB menjadi 47 kg.

3. Tidur

Sebelum MRS : Klien tidak perna tidur siang, tidur malam klien 5-6 jam setiap

hari

Setelah MRS : Klien tetap tidur seperti biasa, namun waktunya tidak

menentu.

4. Eliminasi BAB

Sebelum MRS : Klien biasa BAB dengan frekuansi 2x sehari terutama saat pagi

hari dengan konsistensi linak,warna kuning.

Setelah MRS : Klien biasa BAB dengan frekuansi 2x sehari terutama saat pagi

hari dengan konsistensi linak,warna kuning. (Normal)

13

Page 14: hemodialisis-askep

5. Eliminasi Urin

Sebelum MRS : Klien BAK lancar 3-4 x sehari, warna kekuningan.

Setelah MRS : Klien BAK 1-2 x sehari, warna coklat seperti air teh.

6. Aktivitas dan latihan

Sebelum MRS : Klien setiap hari bekerja sebagai tukang ojek.

Setelah MRS : Klien berbaring ditempat tidur dan sangat lelah.

7. Personal Higien

Sebelum MRS : Klien mandi 2x sehari ,mencuci rambut 2x sehari.

Setelah MRS : klien tidak melakukakan aktivitas seblelumnya yang

melakukanya keluarga klien dan perawat.

VII.Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum

Tingkat kesadaran : Composmentis

Vital Sign

TD : 110/70 mmHg

P : 24x/i

N : 12x/i

Suhu : 36,5 oc

2. Head to toe

Kepala : bentuk kepala mecochepal

Penglihatan/ mata

Pupil : Isokor

Sklera : pucat

Refleks Cahaya : +

Kulit

warna :abu-abu mengkilat

Edema : +

Tekstur kulit : kering dan bersisik

Suhu : 36,5 oc

Hidung

14

Page 15: hemodialisis-askep

Sinus : tidak ada radang

Perdarahan : tidak ada

Telinga

Bentuk dan posisi : normal

Secret,serumen,benda asing,membrane timpani dalam batas normal.

Tidak terlihat adnya peradangan atau pendarahan.

Ketajaman pendengan (+)

Mulut dan gigi

Berbau ammonia

Dada dan paru-paru

Bentuk dada simetris kiri dan kanan

Ekstremitas

Kekuatan otot berkurang

Pola aktivitas terganggu

Klasifikasi Data

Data Subjektif :

Klien mengeluh nyeri pada pinggang sebelah kanan

Klien mengatakan sangat lemah

Klien mengatakan tidak nafsu makan

Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya

Klien mengeluh tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Data Objektif:

Klien tampak pucat

Klien tampak meringis

Klien tidak dapat melakukan aktivitas sendiri

Klien selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya

Klien tampak gelisah

15

Page 16: hemodialisis-askep

ANALISA DATA

No. Data Kemungkinan Penyebab Problem

1. Ds:

Klien

mengatakan

nyeri pinggang

sebelah kanan

Do:

Klien tampak

meringis.

Agen cedera biologis Nyeri akut

2. Ds :

Klien

mengatakan

sangat lemah

Klien

mengatakan

tidak mampu

melakukan

aktivitas sehari-

hari

Do :

-

Kelemahan Umum Intoleransi aktifitas

3 Ds :

Klien

mengatakan

tidak nafsu

makan

Do :

Klien

Faktor biologis Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh.

16

Page 17: hemodialisis-askep

tampak

pucat

4 Ds : -

Do :

Klien tampak

gelisah.

Kondisi penyakit Ansietas

5 Ds:

Klien

mengatakan

tidak

mengetahui

tentang

penyakitnya

Do :

Klien selalu

bertanya-tanya

tentang

penyakitnya

Kurangnya informasi

mengenai penyakit.

Defisiensi

pengetahuan

17

Page 18: hemodialisis-askep

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis.

2. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum

18

Page 19: hemodialisis-askep

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis

4. Ansietas b.d kondisi penyakitnya

5. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai penyakitnya

INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Tn. S

No. Dignosa

Keperawatan

Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi

.1 Nyeri akut b.d

agen cedera

biologis.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3x24 jam

diharapkan nyeri dapat

teratasi dengan criteria

hasil :

- Mampu mengontrol

nyeri

- Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

- Menyatakan rasa

nyaman setelah

nyeri berkurang

PAIN MANAGEMENT

- Lakukan pengkajian

nyeri secara

komprehensif termasuk

lokasi,

karakteristik,durasi,frek

uensi,kualitas dan faktor

presifitasi

- Kaji kultur yang

mempengaruhi nyeri

- Gunakan tekhnik

komunikasi terapuetik

untuk mengetahui

pengalaman nyeri klien

- Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

- Ajarkan tekhnik

nonfarmakologi

- Kolaborasikan dengan

doktor jika ada keluhan

dan tindakan nyeri tidak

berhasil

- Monitor penerimaan

19

Page 20: hemodialisis-askep

pasien tantang

manegement nyeri

ANALGESIC

ADMINISTRATION

- Cek intstruksi dokter

tentang jenis obat,dosis

dan frekuensi

- Tentukan pilihan

analgesic tergantung tipe

dan beratnya nyeri

- Pilih rute pemberian

secara IV,IM untuk

pengobatan nyeri secara

teratur

- Monitor vital sign

sebelum dan sesudah

pemberian vital sign

2 Intoleransi

aktifitas b.d

kelemahan

umum

Setelah di lakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam diharapkan klien dapat

beraktivitas dengan normal

dengan criteria hasil :

- Mampu melakukan

aktifitas sehari-hari

secara mandiri

- Tanda-tanda vital

normal

- Mampu berpindah :

dengan atau tanpa

bantuan alat

- Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktifitas

klien yang mampu

dilakukan

- Bantu untuk

mendapatkan alat

bantuan aktifitas seperti

kursi roda, krek

- Kolaborasikan dengan

tenaga rehabilitasi medic

dalam merencanakan

program terapi yang

tepat

- Bantu klien untuk

20

Page 21: hemodialisis-askep

membuat jadwal latihan

diwaktu luang

- Monitor respon

fisik,emosi, social, dan

spiritual

3. Nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh b.d

faktor biologis

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam nutrisi klien dapat

terpenuhi dengan criteria

hasil :

- Adanya peningkatan

berat badan sesuai

dengan tujuan

- Berat badan ideal

sesuai dengan tinggi

badan

- Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

- Tidak ada tanda-

tanda malnutrisi

NUTRITION MANAGEMENT

- Kaji adanya alergi

makanan

- Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan klien

- Anjurkan pasien untuk

meningkatkan protein

dan vitamin C

- Berikan makanan yang

terpilih (sudah di

konsultasikan dengan

ahli gizi)

- Monitor jumlah nutrisi

dan kandungan kalori

NUTRITION MONITORING

- Berat badan pasien

dalam batas normal

- Monitor adanya

penurunan berat badan

4. Ansietas b.d

kondisi

penyakitnya

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam diharapkan ansietas

dapat teratasi dengan

- Gunakan pendekatan

yang menenangkan

- Jelaskan semua prosedur

dan apa yang dirasakan

21

Page 22: hemodialisis-askep

criteria hasil :

- Klien mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapka

gejala cemas

- Vital sign dalam

batas normal

- Postur tubuh,

ekspresi

wajah,bahasa

tubuh,dan tingkat

aktifitas

menunjukkan

berkurangnya

kecemasan

selama prosedur

- Temani pasien untuk

memberikan keamanan

dan mengurangi takut

- Identifikasi tingkat

kecemasan

5. Defisiensi

pengetahuan

b.d kurangnya

informasi

mengenai

penyakitnya.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam

pengetahuan klien

bertambah dengan

criteria hasil :

- Pasien dan keluarga

menyatakan

pemahaman tentang

penyakit,kondisi,pro

gnosis dan program

pengobatan

- Pasien dan keluarga

mampu

melaksanakan

prosedur yang

- Berikan penilaian

tentang pengetahuan

pasien tentang proses

penyakit yang spesifik

- Gambarkan tanda dan

gejala yang biasa muncul

pada penyakit, dgn cara

yang tepat

- Identifikasi

kemungkinan penyebab

dengan cara yang tepat

- Diskusikan perubahan

gaya hidup yang

mungkin diperlukan

untuk mencegah

komplikasi dimasa yang

22

Page 23: hemodialisis-askep

dijelaskan secara

benar

- Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

kembali apa yang

dijelaskan perawat

dan tim kesehatan

lainnya

akan dating dan atau

proses pengontrolan

penyakit

- Intruksikan pasien

mengenai tanda dan

gejala untuk melaporkan

pada pemberi perawatan

kesehatan, dengan cara

yang tepat

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang paling banyak

dipilih oleh para penderita gagal ginjal kronik. Pada prinsipnya terapi hemodialisis

adalah untuk menggantikan kerja dari ginjal yaitu menyaring dan membuang sisa-

sisa metabolisme dan kelebihan cairan,membantu menyeimbangkan unsure

23

Page 24: hemodialisis-askep

kimiawi dalam tubuh serta membantu menjaga tekanan darah. Pada proses

hemodialisa darah dialirkan keluar tubuh dan disaring kedalam ginjal buatan

(dialyzer).

b. Saran

Untuk mengetahui permasalahan pada penyakit gagal ginjal kronik diharapkan

perawat dapat mengkaji lebih detail mengenai permasalahan permasalahan yang

muncul sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yang akurat yang

menunjukkan data fokus sehingga asuhan keperawatan dapat dilakukan secara

optimal.

Dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada klien dengan gagal ginjal kronik

diharapkan perawat mengacu pada rencana keperawatan yang telah dirumuskan

sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang bermutu dan komprehensif

serta perlu melibatkan keluarga, klien dan tim kesehatan lain untuk melaksanakan

rencana keperawatan.

Untuk mendapatkan evaluasi secara optimal, sebaiknya perawat harus mampu

mendokumentasikan setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan, juga

respon perkembangan klien secara menyeluruh dan berkesinambungan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA ( North

American Nursing Diagnosis Association ). 2013. Panduan Penyusunan Asuhan

Keperawatan Profesional,. Media Action Publishing : Jogjakarta .

2. Price .sYlvia A,Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume

2,2005,EGC : JAKARTA

3. Http://nardinurse.file.wordpress.com/2008/01/asuhan-keperawatan-pasien-

hemodialisis STEMI.pdf.geoogle.

24

Page 25: hemodialisis-askep

4. Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC,

2001

25