hemodialisis-askep
-
Upload
frendsklin -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of hemodialisis-askep
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan
kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh,
elektrolit, dan asam basa denngan cara filtrasi darah, reabsorbsi selektif air, elektrlit
dan nonelektrolit serta menekskresi kelebihannya sebagai urin. Ginjal juga
mengeluarkan produk sisa metabolisme seperti urea, kreatinin dan asam urat serta zat
kimia asing. Kegagalan ginjal dalam melaksanakan fungsi-fungsi vital ini menimbulkan
keadaan yang disebut dengan uremia atau penyakit ginjal stadium akhir (end stage
renal disease,ESRD). Perkembangan teknik dialisis dan teransplantasi ginjal yang terus
berlanjut sejak tahun 1960 sebagai pengobatan ESRD dan sistem biaya pengobatan
sejak 1973 merupakan alternatif dari resiko kematian yang hampir pasti.
Diperkirakan bahwa ada lebih dari 100.000 pasien yang akhir-akhir ini
menjalani hemodialisa yang merupakan prosedur penyelamatan jiwa yang mahal.
Hemodialisis merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dala keadaan sakit
akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa
minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal yang membutuhkan
terapi janka panjang atau terapi permanen, sehelai membran sintetik yang
semipermiabel menggantikan glomerulus serta tubulus renal dan bekerja sebagai filter
bagi ginjal yang terganggu fungsinya itu. Hemodialsis memungkinkan sebagian
penderita hidup mendekati keadaan yang normal meskipun menderita gagal ginjal yang
tanpa terapi hemodialisa akan menyebabkan kematian
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam asuhan keperawatan ini adalah sebagai berikut :
1. Konsep medis dari Hemodialisa
2. Asuhan keperawatan dari Hemodialisa
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan asuhan keperawatan ini adalah untuk mengetahui :
1. Konsep medis dari Hemodialisa
2. Asuhan keperawatan dari Hemodialisasi
D. Manfaat
Meningkatkan kualitas dan kualifikasi pengetahuan mahasiswa stikes mandala
waluya tentang Asuhan keperawatan Hemodialisasi, juga sebagai pedoman sekaligus
pelayanan di rumah sakit sebagai perawat sesuai dengan prosedur yg aman dan
kompeten.
2
BAB II
KONSEP MEDIK
A. DEFINISI
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah
buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau
pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M.
Nurs, 2006).
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat
beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane
yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak
dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa
bentuk.keracunan.(Christin.Brooker,2001).
Hemodialisis berasal dari kata hemo yang berarti darah dan dialysis yang berarti
pemisahan atau filtrasi, melalui membrane semi-permeabel. Jadi hemodialisa adalah
proses pemisahan atau filtrasi zat-zat tertentu dari darah melalui membrane semi-
permeabel (Fery Erawati Burnama (Instalasi Dialisis RSUD Dr. Doris Silvanus).
Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh
penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer.
Prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini,
maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa)
melalui.pembedahan.(www.medicastore.com)
B. Dasar-dasar Hemodialisis
Setiap 1 juta penduduk terdapat 25-50 orang mengalami gagal ginjal terminal
(GGT)/tahun.
Bila tidak diobati : meninggal dunia
3
Bila diobati dengan terapi pengganti (TP) : masih dapat hidup bertahun-tahun.
Terapi Pengganti (TP) :
1. Hemodialisa
2. CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialisis)
3. Transplantasi ginjal
Hemodialisa merupakan salah satu bentuk terapi pada pasien dengan kegagalan
fungsi ginjal, baik yang sifatnya akut maupun kronik sampai pada stadium gagal ginjal
terminal, dengan bantuan mesin hemodialisa. Ada 3 unsur penting yang saling terkait
pada proses hemodialisa yaitu : sirkuit darah (saluran ekstrakorporeal), ginjal buatan
(dializer),dan.sirkuit.dialisat.
C. Prinsip pada hemodialisis
Prinsip pada hemodialisis mesin memompa darah dari tubuh pasien ke dalam
dializer, dan dari sisi lain cairan dialisat dialirkan kedalam dializer. Didalam dializer
inilah proses dialysis terjadi. Darah yang sudah didialisis atau sudah dibersihkan
dipompa kembali kedalam tubuh. Untuk kelancaran dan keberhasilan proses
hemodialisis dengan mesin hemodialisis diperlukan suatu prosedur tentang tindakan
hemodialisis.
D. Tujuan Hemodilisa
Tujuan hemodialisis adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik dari
dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan.
E. Indikasi Hemodialisa
1. Indikasi segera
Koma, perikarditis, atau efusi pericardium, neuropati perifer, hiperkalemi,
hipertensi maligna, over hidrasi atau edema paru, oliguri berat atau anuria.
4
2. Indikasi dini
A. Gejala uremia
Mual, muntah, perubahan mental, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan
dan perkembangan seks dan perubahan kulitas hidup.
B. Laboratorium abnormal
Asidosis, azotemia (kreatinin 8-12 mg %) dan Blood Urea Nitrogen (BUN) :
100 – 120 mg %, TKK : 5 ml/menit.
3. Frekuensi Hemodialisa
Frekuensi dialisa bervariasi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang
tersisa, tetapi sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3
kali/minggu.
Program dialisa dikatakan berhasil jika:
A. penderita kembali menjalani hidup normal
B. penderita kembali menjalani diet yang normal
C. jumlah sel darah merah dapat ditoleransi
D. tekanan darah normal
E. tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif.
F. Peralatan Haemodialisa
o Arterial – Venouse Blood Line (AVBL)
o AVBL terdiri dari :
1. Arterial Blood Line (ABL)
5
Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari tubing
akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet ditandai dengan
warna merah.
2. Venouse Blood Line
Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser
dengan tubing akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai
dengan warna biru. Priming volume AVBL antara 100-500 ml. priming
volume adalah volume cairan yang diisikan pertama kali pada AVBL dan
kompartemen dialiser.
Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor, ujung
runcing,segmen pump,tubing arterial/venouse pressure,tubing
udara,bubble trap,tubing infuse/transfuse set, port biru obat ,port
darah/merah herah heparin,tubing heparin dan ujung tumpul.
Dializer /ginjal buatan (artificial kidney)
Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang
/kompartemen,yaitu:
o Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi darah
o Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi dialisat
o Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran semipermiabel.
o Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah
dan dua samping untuk keluar masuk dialisat.
Air water treatment
Air dalam tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka (diasol).
Air ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air sumur, yang
harus dimurnikan dulu dengan cara "water treatment" sehingga memenuhi
6
standar AAMI (Association for the Advancement of Medical Instrument). Jumlah
air yang dibutuhkan untuk satu session hemodilaisis seorang pasien adalah
sekitar 120 Liter.
Larutan Dialisat
Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi tertentu.
Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat
bicarbonate. Dialisat asetat menurut komposisinya ada beberapa macam yaitu :
jenis standart, free potassium, low calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada
yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu dilarutkan dalam air murni/air
water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair (siap pakai).
Mesin hemodialisis
Ada bermacam-macam mesin hemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi
prinsipnya sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system
pemantauan mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai
monitor sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan komponen tambahan seperti
heparin pump, tombol bicarbonate, control ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi,
kateter vena, blood volume monitor.
Perlengkapan hemodilaisis lainnya
o Jarum punksi, adalah jarum yang dipakai pada saat melakukan punksi akses
vaskuler, macamnya :
Single needle
Jarum yang dipakai hanya satu, tetapi mempunyai dua cabang, yang
satu untuk darah masuk dan yang satu untuk darah keluar. Punksi
hanya dilakukan sekali.
7
AV – Fistula
Jarum yang bentuknya seperti wing needle tetapi ukurannya besar.
Jika menggunakan AV – Fistula ini, dilakukan dua kali penusukan.
G. Komplikasi Hemodialisa
Komplikasi Penyebab
Demam
Reaksi anafilaksis yg
berakibat fatal
(anafilaksis)
Tekanan darah rendah
Gangguan irama jantung
Bakteri atau zat penyebab demam (pirogen) di
dalam darah
Dialisat terlalu panas
Alergi terhadap zat di dalam mesin
Tekanan darah rendah
Terlalu banyak cairan yg dibuang
Kadar kalium & zat lainnya yg abnormal dalam
darah
Udara memasuki darah di dalam mesin
8
Emboli udara
Perdarahan usus, otak, mata
atau perut
Penggunaan heparin di dalam mesin untuk
mencegah pembekuan
Gambar pasien yang menjalani hemodialisa
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN. S DENGAN KASUS
PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK
Kasus :
Tuan S berusia 46 tahun dirawat di rumah sakit pada tgl 11 agustus 2014 dgn keluhan
nyeri pinggang sebelah kanan, klien mengatakan tidak ada nafsu makan ,sangat lemah,
dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Pada vital sign : TD 110/70 mmHg,
R : 24x/menit, N : 12x/menit,S : 36,5 oC . Klien tampak meringis, pucat, gelisah,dan
klien selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya.
I. Pengkajian
A. Data Umum
1. Identitas Klien
Nama : TN.S
Jenis kelamin : laki-laki
Umur/ Tanggal lahir : 48 tahun/18 januari 1966
Status : Sudah kawin
Agama : islam
Suku : Muna
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : tukang batu
Alamat : Jln. By Pass Kadia
Tanggal MRS : 11 Agustus 2014
Sumber Info : klien dan keluarga
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
10
Hubungan dengan Klien : Saudara kandung
Alamat : Jln. Bunggasi No.13
II. Riwayat Kesehatan Saat Ini
1. Alasan Masuk RS : Pasien mengalami perubahan volume urine dari
biasanya,penurunan berat badan,karena penurunan nafsu
makan akibat mual,muntah dan kelemahan saat
beraktifitas.
2. Keluhan Utama : Susah buang air kecil
3. Riwayat Penyakit
P : jarang buang air kencing,penurunan nafsu makan saat
makan serta kelemahan saat beraktifitas.
Q : intermiten ( mual/ muntah)
R : Kuadran 4 dan 6 ( lumbalis kiri dan kanan)
S : sedang
T : tidak menentu
III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit yang perna dialami :
Pada waktu kecil perna mengalami cacar, kurangnya pemasukan kalori,protein,
natrium dan kalsium serta diet tidak teratur.
IV. Riwayat Kesehatan Keluarga
11
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Garis Katurunan
--------- : Serumah
: Klien
Dari genogram diatas dapat diketaui bahwa :
G1 : Ayah,ibu dan mertua klien telah meninggal dunia karna faktor usia.
G2 : Klien berada pada generasi ke 2 dan mempunyai 3 saudara perempuan dan
masih hidup sampai sekarang
G3 : Klien mempunyai 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan dan
tinggal serumah bersama klien dan istrinya
V. Riwayat Psiko-Sosial- Spritual
1. Pola Koping
Klien sulit menerima penyakit yang dideritanya
2. Harapan klien tentang penyakit
Klien berharap penyakitnya segera sembuh dan dapat berkumpul bersama keluarga
di rumah
3. Faktor Stessor
Klien merasa jenuh berada dirumah sakit
4. Konsep Diri
Klien merasa terganggu karena penyakit yang dideritanya
5. Hubungan dengan anggota keluarga
Klien hidup rukun bersama istri dan anak-anaknya, saat dirumah sakit saudara klien
juga sering datang berkunjung.
6. Hubungan dengan masyarakat
Klien cukup dikenal dan hubungan dengan masyarakat baik
7. Aktivitas sosial
12
Klien selalu mengikuti kegiatan di masyarakat sebelum berada dirumah sakit
8. Bahasa yang sering digunakan
Klien menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah
9. Kegiatan Keagamaan/ pola ibadah
Klien selalu menjalankan shalat 5 waktu
10. Kayakinan atas kesehatan
Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya.
VI. Kebutuhan Dasar/ Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Minum
Sebelum MRS : Klien minum kurang lebih 8-9 gelas perhari (1500-2000
cc).semua jenis minuman disukai.
Setelah MRS : Klien minum 7-8 gelas perhari,pada keadaan ini klien tidak
mengalami gangguan pola minum.
2. Nutrisi
Sebelum MRS : Klien makan 3x sehari dengan komposisi : nasi,lauk,sayur,dan
kadang-kadang buah.porsi dihabiskan.BB : 50 kg
Setelah MRS : Nafsu makan klien menurun menjadi 2x sehari,porsi makanan
tidak dihabiskan (sisa 6 sendok) dan klien mangatakan
biasanya muntah setelah makan, BB menjadi 47 kg.
3. Tidur
Sebelum MRS : Klien tidak perna tidur siang, tidur malam klien 5-6 jam setiap
hari
Setelah MRS : Klien tetap tidur seperti biasa, namun waktunya tidak
menentu.
4. Eliminasi BAB
Sebelum MRS : Klien biasa BAB dengan frekuansi 2x sehari terutama saat pagi
hari dengan konsistensi linak,warna kuning.
Setelah MRS : Klien biasa BAB dengan frekuansi 2x sehari terutama saat pagi
hari dengan konsistensi linak,warna kuning. (Normal)
13
5. Eliminasi Urin
Sebelum MRS : Klien BAK lancar 3-4 x sehari, warna kekuningan.
Setelah MRS : Klien BAK 1-2 x sehari, warna coklat seperti air teh.
6. Aktivitas dan latihan
Sebelum MRS : Klien setiap hari bekerja sebagai tukang ojek.
Setelah MRS : Klien berbaring ditempat tidur dan sangat lelah.
7. Personal Higien
Sebelum MRS : Klien mandi 2x sehari ,mencuci rambut 2x sehari.
Setelah MRS : klien tidak melakukakan aktivitas seblelumnya yang
melakukanya keluarga klien dan perawat.
VII.Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Composmentis
Vital Sign
TD : 110/70 mmHg
P : 24x/i
N : 12x/i
Suhu : 36,5 oc
2. Head to toe
Kepala : bentuk kepala mecochepal
Penglihatan/ mata
Pupil : Isokor
Sklera : pucat
Refleks Cahaya : +
Kulit
warna :abu-abu mengkilat
Edema : +
Tekstur kulit : kering dan bersisik
Suhu : 36,5 oc
Hidung
14
Sinus : tidak ada radang
Perdarahan : tidak ada
Telinga
Bentuk dan posisi : normal
Secret,serumen,benda asing,membrane timpani dalam batas normal.
Tidak terlihat adnya peradangan atau pendarahan.
Ketajaman pendengan (+)
Mulut dan gigi
Berbau ammonia
Dada dan paru-paru
Bentuk dada simetris kiri dan kanan
Ekstremitas
Kekuatan otot berkurang
Pola aktivitas terganggu
Klasifikasi Data
Data Subjektif :
Klien mengeluh nyeri pada pinggang sebelah kanan
Klien mengatakan sangat lemah
Klien mengatakan tidak nafsu makan
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya
Klien mengeluh tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Data Objektif:
Klien tampak pucat
Klien tampak meringis
Klien tidak dapat melakukan aktivitas sendiri
Klien selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya
Klien tampak gelisah
15
ANALISA DATA
No. Data Kemungkinan Penyebab Problem
1. Ds:
Klien
mengatakan
nyeri pinggang
sebelah kanan
Do:
Klien tampak
meringis.
Agen cedera biologis Nyeri akut
2. Ds :
Klien
mengatakan
sangat lemah
Klien
mengatakan
tidak mampu
melakukan
aktivitas sehari-
hari
Do :
-
Kelemahan Umum Intoleransi aktifitas
3 Ds :
Klien
mengatakan
tidak nafsu
makan
Do :
Klien
Faktor biologis Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
16
tampak
pucat
4 Ds : -
Do :
Klien tampak
gelisah.
Kondisi penyakit Ansietas
5 Ds:
Klien
mengatakan
tidak
mengetahui
tentang
penyakitnya
Do :
Klien selalu
bertanya-tanya
tentang
penyakitnya
Kurangnya informasi
mengenai penyakit.
Defisiensi
pengetahuan
17
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis.
2. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum
18
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis
4. Ansietas b.d kondisi penyakitnya
5. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai penyakitnya
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn. S
No. Dignosa
Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi
.1 Nyeri akut b.d
agen cedera
biologis.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam
diharapkan nyeri dapat
teratasi dengan criteria
hasil :
- Mampu mengontrol
nyeri
- Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
- Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
PAIN MANAGEMENT
- Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif termasuk
lokasi,
karakteristik,durasi,frek
uensi,kualitas dan faktor
presifitasi
- Kaji kultur yang
mempengaruhi nyeri
- Gunakan tekhnik
komunikasi terapuetik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien
- Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Ajarkan tekhnik
nonfarmakologi
- Kolaborasikan dengan
doktor jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
- Monitor penerimaan
19
pasien tantang
manegement nyeri
ANALGESIC
ADMINISTRATION
- Cek intstruksi dokter
tentang jenis obat,dosis
dan frekuensi
- Tentukan pilihan
analgesic tergantung tipe
dan beratnya nyeri
- Pilih rute pemberian
secara IV,IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian vital sign
2 Intoleransi
aktifitas b.d
kelemahan
umum
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam diharapkan klien dapat
beraktivitas dengan normal
dengan criteria hasil :
- Mampu melakukan
aktifitas sehari-hari
secara mandiri
- Tanda-tanda vital
normal
- Mampu berpindah :
dengan atau tanpa
bantuan alat
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktifitas
klien yang mampu
dilakukan
- Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktifitas seperti
kursi roda, krek
- Kolaborasikan dengan
tenaga rehabilitasi medic
dalam merencanakan
program terapi yang
tepat
- Bantu klien untuk
20
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
- Monitor respon
fisik,emosi, social, dan
spiritual
3. Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh b.d
faktor biologis
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam nutrisi klien dapat
terpenuhi dengan criteria
hasil :
- Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
- Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
- Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
NUTRITION MANAGEMENT
- Kaji adanya alergi
makanan
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan klien
- Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
- Berikan makanan yang
terpilih (sudah di
konsultasikan dengan
ahli gizi)
- Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
NUTRITION MONITORING
- Berat badan pasien
dalam batas normal
- Monitor adanya
penurunan berat badan
4. Ansietas b.d
kondisi
penyakitnya
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam diharapkan ansietas
dapat teratasi dengan
- Gunakan pendekatan
yang menenangkan
- Jelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
21
criteria hasil :
- Klien mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapka
gejala cemas
- Vital sign dalam
batas normal
- Postur tubuh,
ekspresi
wajah,bahasa
tubuh,dan tingkat
aktifitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
selama prosedur
- Temani pasien untuk
memberikan keamanan
dan mengurangi takut
- Identifikasi tingkat
kecemasan
5. Defisiensi
pengetahuan
b.d kurangnya
informasi
mengenai
penyakitnya.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
pengetahuan klien
bertambah dengan
criteria hasil :
- Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit,kondisi,pro
gnosis dan program
pengobatan
- Pasien dan keluarga
mampu
melaksanakan
prosedur yang
- Berikan penilaian
tentang pengetahuan
pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
- Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa muncul
pada penyakit, dgn cara
yang tepat
- Identifikasi
kemungkinan penyebab
dengan cara yang tepat
- Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi dimasa yang
22
dijelaskan secara
benar
- Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat
dan tim kesehatan
lainnya
akan dating dan atau
proses pengontrolan
penyakit
- Intruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang paling banyak
dipilih oleh para penderita gagal ginjal kronik. Pada prinsipnya terapi hemodialisis
adalah untuk menggantikan kerja dari ginjal yaitu menyaring dan membuang sisa-
sisa metabolisme dan kelebihan cairan,membantu menyeimbangkan unsure
23
kimiawi dalam tubuh serta membantu menjaga tekanan darah. Pada proses
hemodialisa darah dialirkan keluar tubuh dan disaring kedalam ginjal buatan
(dialyzer).
b. Saran
Untuk mengetahui permasalahan pada penyakit gagal ginjal kronik diharapkan
perawat dapat mengkaji lebih detail mengenai permasalahan permasalahan yang
muncul sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yang akurat yang
menunjukkan data fokus sehingga asuhan keperawatan dapat dilakukan secara
optimal.
Dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada klien dengan gagal ginjal kronik
diharapkan perawat mengacu pada rencana keperawatan yang telah dirumuskan
sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang bermutu dan komprehensif
serta perlu melibatkan keluarga, klien dan tim kesehatan lain untuk melaksanakan
rencana keperawatan.
Untuk mendapatkan evaluasi secara optimal, sebaiknya perawat harus mampu
mendokumentasikan setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan, juga
respon perkembangan klien secara menyeluruh dan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA ( North
American Nursing Diagnosis Association ). 2013. Panduan Penyusunan Asuhan
Keperawatan Profesional,. Media Action Publishing : Jogjakarta .
2. Price .sYlvia A,Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume
2,2005,EGC : JAKARTA
3. Http://nardinurse.file.wordpress.com/2008/01/asuhan-keperawatan-pasien-
hemodialisis STEMI.pdf.geoogle.
24
4. Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC,
2001
25