Helmin laporan

download Helmin laporan

of 51

Transcript of Helmin laporan

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    1/51

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ilmu penyakit parasit ialah ilmu yang mempelajari penyakit yang disebabkan

    oleh parasit. Parasitologi ialah pengetahuan yang berhubungan dengan parasit. Parasit

    adalah organisme yang hidup pada atau didalam organisme lain, dikenal sebagai induk

    semang. Parasit dalam arti luas dapat berupa hewan, tanaman, virus, bakteri, protozoa,

    cacing dan arthropoda.

    Helmintiasis (ilmu penyakit cacing) banyak menyerang peternakanpeternakan di

    seluruh Indonesia. !acing merupakan salah satu parasit yang menghinggapi hewan.

    Penyakit in"eksi yang disebabkan oleh cacing masih tetap ada dan masih tinggi

    prevalensinya, terutama di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Hal ini

    merupakan masalah kesehatan hewan yang masih perlu ditangani. Penyakit in"eksi yang

    disebabkan cacing itu dapat di karenakan di daerah tropis khususnya Indonesia berada

    dalam posisi geogra"is dengan temperatur serta kelembaban yang cocok untuk

    berkembangnya cacing dengan baik.

    #aktor penyebab timbulnya penyakit karena adanya interaksi antara hospes

    (ternak), agen penyakit (in"eksi cacing) dan lingkungan. $ingkungan menentukan

    pengaruh positi" atau negati" terhadap hubungan antara ternak dengan agen

    penyakit. Pada lingkungan tropis basah, tingkat in"eksi cacing pada ternak cukup

    tinggi. %elurtelur cacing masuk ke dalam tubuh ternak melalui hijauan yang

    dikonsumsi dan berkembang dalam saluran pencernaan. &agian usus halus dan

    lambung tempat cacing menghisap darah akan mengalami iritasi dan kerusakan

    mukosa usus. 'erusakan mukosa usus mengakibatkan gangguan penyerapan

    nutrisi dan pencernaan sehingga membuat ternak tampak kurus (etiawan, **+).

    Pemeriksaan "eses secara rutin sangat diperlukan untuk mengidenti"ikasi

    adanya parasit gastrointestinal pada ternak, terutama jenis dan derajat in"eksinya.

    engan mengetahui jenis cacing yang mengin"eksi maka segera dapat dilakukan

    pengobatan dengan jenis antelmintika yang tepat, sehingga pengobatannya

    menjadi lebih e"ekti".

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    2/51

    1.2 Tujuan

    -. engetahui pemeriksaan "eses dan organ terin"eksi cacing dengan metode nati",

    metode sedimen, dan metode apung.

    . engetahui adanya telur dan larva cacing parasit dalam sampel./. endiagnosa in"eksi cacing parasit dalam tubuh orang yang diperiksa "eses dan

    organnya

    2

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    3/51

    BAB 2 PELAKSANAAN KEGIATAN

    2.1 Alat dan Bahan

    Bedah Saluran Pencernaan Karn!"ra Kecl dan Ungga#

    ampel saluran pencernaan diambil dari0

    -. 1. Immanuel 'awanua (saluran pencernaan anjing)

    . Pasar wonokromo (saluran pencernaan ayam)

    2lat0

    -. calpel

    . 3unting &edah

    /. Pinset4. 3elas Plastik

    5. 1a"ia

    &ahan0

    -. aluran pencernaan anjing

    . aluran pencernaan ayam

    /. 6a!l "isiologis

    Pe$erk#aan %e#e#

    ampel "eses diambil dari 0

    -. 1PH Pegirian urabaya (sapi, babi)

    . 'ebun &inatang urabaya (jerapah, merak, rusa, babi rusa, ayam ketawa,

    beruang madu, harimau, unta, singa, kijang, itu, dara )

    /. 1HP 762I1 (anjing, kucing)

    4. Pasar 'eputran (ayam)

    5. %ulungagung

    8. &ojonegoro9. &enowo

    +. #eses dari 1. Immanuel 'awanua

    2lat0

    -. %abung sentri"uge plastic

    . Pipet

    /. :bject glass

    4. !over glass

    5. ikroskop

    8. ortir

    3

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    4/51

    9. 3elas

    &ahan0

    -. 2ir . $arutan gula ; gula jenuh

    /. 2

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    5/51

    . %ampung "iltratnya dalam gelas plastik

    /. asukkan "iltrat tersebut ke dalam tabung sentri"use hingga - ml

    4. $akukan sentri"ugasi dengan kecepatam -5** rpm selama 5 menit

    5. &uang supernatan, endapan ditambah air hingga - ml

    8. $akukan sentri"ugasi dengan kecepatam -5** rpm selama 5 menit9. etelah jernih, buang supernatan dan sisakan sedikit lalu aduk dengan

    pipet

    +. 2mbil hasil sedimentasi dengan pipet, letakkan di atas objek glass dan

    tutup dengan cover glass

    >. Periksa telur cacing dengan mikroskop perbesaran -**= ; 4**=

    2.2.+ Bedah #aluran )encernaan ungga# dan ru$nan#a

    -. engambil "eses terlebih dahulu untuk pemeriksaan "eses nati", sedimen

    dan apung

    . 'emudian dilakukan pembedahan dimulai dari oseophagus hingga ke anus

    /. elakukan pemeriksaan cacing pada isi lambung dan usus dengan

    menggunakan saringan

    4. 'etika ditemukan cacing dalam saluran pencernaan kemudian dikoleksi

    untuk pembuatan preparat kering dan basah

    2.2., Pe$-uatan Pre)arat Per$anen PearnaanSemichen-Acetic CarmineHungs digunakan untuk proses mounting, sedangkanHungs II digunakan

    sebagai pengawet dan perekat cacing pada cover glass. $arutan bibit Carmine

    dibuat dengan cara berikut0

    -. emasukkan asam glacial ke dalam ?rlenmeyer, kemudian ditambahkan

    H: sama banyak.

    . enambahkan Carmine(bubuk) berlebih.

    /. enyunbat erlenmeyer dengan penyumbat tabung berlubang untuk

    memasukkan termometer ke dalam tabung.

    4. emanaskan pada penangas air suhu >8-**@! selama -5 menit.

    5. endinginkan tabung dan isinyasecara cepat (dimasukkan ke dalam air

    dingin) dan membiarkan bubuk Carmineyang tidak larut mengendap.

    8. 'emudian menyaring dengan kertas saring.

    9. #iltrat yang diperoleh merupakan larutan bibit Carmine.

    +. aat akan digunakan diencerkan dengan alkohol 9*A dengan

    perbandingan -0.

    5

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    6/51

    >. 2lkohol asam dibuat dengan cara0 * ml 2lkohol 9*A B 45 tetes H!l.

    2lkohol basa dibuat dengan cara0 * ml 2lkohol 9*A B 6aH!:

    secukupnya.!acing yang digunakan pada pembuatan preparat permanen dengan

    pewarnaan Semichen-Acetic Carminedapat berupa cacing segar (fresh) maupun

    yang telah diawetkan dalam medium reservasi (alkohol gliserin 5A). 2dapun

    teknik pewarnaannya adalah sebagai berikut0

    -. engambil cacing, kemudian di"iksasi di antara dua object glassdan kedua

    ujungglassdiikat menggunakan tali ra"ia.

    . 'emudian memasukkan object glassBcacing ke dalam alkohol gliserin 5A

    selama 4 jam.

    /. etelah itu dimasukkan ke dalam alkohol 9*A selama 5 menit.

    4. emindahkan ke dalam larutan Carmineyang sudah diencerkanselama C

    + jam bergantung ketebalan kutikula cacing.

    5. elepas cacing yang di"iksasi di antara dua object glass, kemudian

    memasukkan ke dalam alkohol asam selama menit.

    8. 'emudian dimasukkan kedalam alkohol basa selama * menit.

    9. 'emudian melakukan dehidrasi bertingkat dengan alkohol 9*A selama 5

    menit, alkohol +5A selama 5 menit, dan alkohol >5A selama 5 menit.

    +. ilakukan mounting dalam larutanHungsI selama * menit

    >. !acing diambil dari larutan Hungs I, kemudiandiletakkan pada object

    glassyang bersih.

    -*. eneteskan larutan Hungs II secukupnya di atas cacing tersebut,

    kemudian ditutup dengan cover glass.

    --. Preparat dikeringkan dalam inkubator pada suhu /9

    *

    !. 'emudian preparat

    permanen dikeringkan dalam inkubator pada suhu /9@!, lalu diletakkan

    pada suhu ruang untuk pendinginan dan siap digunakan.

    2.2./ Pe$-uatan Pre)arat Ba#ah

    -. engambil cacing dan melakukan identi"ikasi.

    . emasukkan ke dalam pot plastik yang telah berisi "ormalin -*A.

    /. Pemberian label.

    6

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    7/51

    BAB * HASIL DAN PE'BAHASAN

    ampel "eses didapatkan dari0

    -. 1umah Potong Hewan (1PH) Pegirian

    . 'ebun &inatang urabaya ('&)

    /. Pasar Donokromo

    4. 1H Pendidikan 7niversitas 2irlangga

    5. 1umah &ubut 7nggas Donorejo

    8. 1. Immanuel 'awanua (saluran pencernaan anjing)

    9. Pasar 'eputran

    *.1 Ha#l Pe$erk#aan %e#e# 0P"#t( Telur &acng

    Hari sampeletode

    pemeriksaanhasil

    EumFat,

    */ Euni

    *-8

    'uda (!itraland) nati" trongyloides westeri

    api pegirian I nati" %o=ocara vitulorum

    3astrothyla= crumeni"er

    7

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    8/51

    api pegirian II nati" %o=ocara vitulorum

    enin,

    *8 juni

    *-8

    'ambing (lekok) nati" Paramphistomum cervi

    kucing nati" 3natostoma spinigerumapung %o=ocara cati

    api (&ojonegoro) nati" %o=ocara vitulorum

    !airan rumen 6ati" #asciola gigantica

    #eses ayam 6ati" 2scaridia galli

    'uda ('enpark) 6ati" trongylus sp.

    &abi (pegirian) II 6ati" %richuris suis

    &abi (pegirian) III 6ati" 2scaris lumbricoides

    2njing 6ati" %o=ocara canis

    elasa,

    *9 Euni

    *-8

    Harimau sumatera apung ?chinochasmus perystiatus

    1usa timur apung trongilus sp.

    erak2pung dan

    nati"Heterakis gallinarum

    2njing II2pung dan

    nati"2nchilostoma caninum

    ayam 6ati" 1eilletina sp.

    8

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    9/51

    TELU &A&ING NE'AT3DA

    1. Strongyloides Westeri

    Kla#(ka# 4

    Phylum 0 6emathelminthes

    sub class 0 ecernentea

    class 0 6ematoda

    ordo 0 1habditida

    super"amily 0 ubuluroidea

    #amily 0 trongyloididae

    3enus 0 trongyloides.

    Predileksi 0 mukosa usus halus

    Host 0 kuda, keledai, babi dan zebra

    Ga$-ar 1. %elur

    cacing strongyloides

    '"r("l"g0

    !acing betina parasitic panjangnya +> mm dan berdiameter +*>5

    mikron, telur berembrio berbentuk elips, berkulit tipis, berukuran 4*5 = /4*

    mikron. asa prepaten sekitar minggu.

    9

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    10/51

    Sklu# hdu)0

    iklus hidup cacing ini memiliki generasi parasitik dan generasi bebas.

    3enerasi bebas yaitu jantan dan betina sedangkan generasi parasitik hanya

    memiliki cacing betina yang menghasilkan telur berembrio. an masing generasi

    memiliki 4 stadium larva yaitu $-, $, $/ dan $4. Pada stadium $-

    (rhabditi"orm) cacing menetas dari telur yang dikeluarkan melalui "eses host yang

    terin"eksi.

    iklus hidup homogenik berlangsung dengan jalur melewati tubuh hospes,

    siklus ini dimulai dari $arva stadium I dapat berkembang langsung menjadi larva

    stadium / yang in"ekti", kemudian siklus hidup heterogenik yaitu siklus hidup di

    luar tubuh hospes dimana terdapat cacing jantan dan betina kawin diluar tubuh

    hospes dan akan dapat memproduksi larva in"ekti". &ila kondisi lingkungan

    menunjang akan membentuk siklus heterogenik yang dominan dan bila tidak

    menunjang siklus homogenik yang dominan.

    Pada siklus heterogenik larva stadium I ditrans"ormasikan secara cepat

    sehingga dalam 4+ jam terbentuk cacing jantan dan betina bebas yang dewasa

    kelamin. elalui kopulasi, betina bebas memproduksi telur yang akan menetas

    dalam beberapa jam dan kemudian mengalami metamor"osa menjadi larva

    in"ekti". Hanya satu generasi larva yang diproduksi oleh betina bebas.

    Pada siklus homogenik larva stadium I cepat mengalami perubahan

    menjadi larva III (in"ekti") yakni sekitar 4 jam pada suhu 9 *!. $arva in"ekti"

    10

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    11/51

    ("ila"orm) yang berkembang dalam "eses atau tanah lembab yang terkontaminasi

    "eses, kemudian menembus kulit dan masuk ke dalam darah yang menuju ke

    jantung dan sampai di paru;paru. i paru;paru larva menembus dinding kapiler

    masuk kedalam alveoli, bergerak naik menuju ke trachea kemudian mencapai

    epiglotis. elanjutnya larva tertelan dan masuk kedalam saluran pencernaan yang

    mencapai bagian atas dari intestinum, disinilah cacing betina menjadi dewasa.

    !acing dewasa yaitu cacing betina yang berkembang biak dengan cara

    partogenesis hidup menempel pada selsel epitelum mukosa intestinum terutama

    pada duodenum, di tempat ini cacing dewasa meletakkan telurnya. %elur

    kemudian menetas melepaskan larva non in"ekti" rhabditi"orm. $arva

    rhabditi"orm ini bergerak masuk ke dalam lumen usus, keluar dari hospes melalui

    tinja dan berkembang menjadi larva in"ekti" "ilari"orm yang dapat mengin"eksi

    hospes yang sama atau hewan lainya. apat pula larva rhabditi"orm ini

    berkembang menjadi cacing dewasa jantan dan betina setelah mencapai tanah.

    !acing dewasa betina bebas yang telah dibuahi dapat mengeluarkan telur

    yang segera mentas dan melepaskan larva non in"ekti" rhabditi"orm yang

    kemudian dalam 4/8 jam berubah menjadi larva in"ekti" "ilari"orm.

    'adangkala pada hewan tertentu, larva rhabditi"orm dapat langsung berubah

    menjadi larva "ilari"orm sebelum meninggalkan tubuh hewan tersebut dan

    menembus dinding usus atau menembus kulit di daerah perianal yang

    menyebabkan auotin"eksi dan dapat berlangsung bertahuntahun.

    Pat"gene##0

    11

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    12/51

    %ransimisi dengan penetrasi larva "ilari"orm in"ekti" melalui kulit dari tanah yang

    terkontaminasi, atau peroral. %ransmisi juga mungkin dapat terjadi

    transplancental (dari ibu janin yang di kandungnya) dan transmammary ( dari ibu

    ke bayinya melalui air susu ). Penetrasi larva "ilari"orm in"ekti" menembus kulit

    menimbulkan cutaneus larva migrans dan visceral larva migrans.$arva ini

    kemudian menembus saluran lim"atik atau kapiler terbawa sampai ke jantung

    kanan dan kapiler pulmonal. 'emudian keluar dari kapiler terbawa pulmonal dan

    penetrasi kedalam aveoli paruparu. i duga saat keluar dari kapiler pulmonal

    parasit menyebabkan perdarahan dan menimbulkan in"lantrasi selular pada paru

    paru. 'adang dapat terlihat gambaran bercak in"iltrate yang menyebar pada

    gambaran radiologis paru (loeffers pneumonia). 'umpulan gejala klinis yang di

    timbulkan oleh parasit muda ini saat sedang berada di paru dan saluran perna"asan

    disebut dengansinroma loeffler.Parasit ini kemudian bermigrasi ke saluran na"as

    atas, sampai ke esophagus dan tertelan masuk ke lambung dan usus. isana

    parasit ini dengan cepat berkmbang menjadi dewasa. !acing betina lalu

    berkambang biak secara parthenogenesis. Hewan betina juga berkembang biak

    melaui kopulasi yang terjadi di duodenum atau jejunum.

    Peng"-atan0

    Ivermectin

    Eangka waktu 0 In"eksi tanpa komplikasi0 - atau hari in"eksi yang menyebar

    Perluas pengobatan setidaknya 59 hari atau sampai parasit dimusnahkan, lebih

    e"ekti" daripada 2lbendazole, lebih baik ditoleransi dibandingkan thiabendazole

    2lbendazole0 osis0 4** mg P: tawaran selama / hari untuk in"eksi tanpa

    komplikasi dan 9-* hari untuk hyperin"ection

    %hiabendazole4 osis0 5 mg G kg tawaran selama hari (maksimal, / gGhari)

    12

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.harrisonspractice.com/practice/ub/view/DrugMonographs/155920/0/Ivermectin_&prev=/search%3Fq%3DETIOLOGI%2BSTRONGYLOIDIASIS%26start%3D10%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divnsb&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhGpl-MAQQ0w2HOLimCM-n9CIlntAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.harrisonspractice.com/practice/ub/view/DrugMonographs/155041/0/albendazole&prev=/search%3Fq%3DETIOLOGI%2BSTRONGYLOIDIASIS%26start%3D10%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divnsb&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiMByKQSW2EFy2OBJIn4QEhsbyNYwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.harrisonspractice.com/practice/ub/view/DrugMonographs/155041/0/Albendazole_&prev=/search%3Fq%3DETIOLOGI%2BSTRONGYLOIDIASIS%26start%3D10%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divnsb&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhheG9oI1CM7Mzp7RjDVFlpehOjjWAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.harrisonspractice.com/practice/ub/view/DrugMonographs/155041/0/albendazole&prev=/search%3Fq%3DETIOLOGI%2BSTRONGYLOIDIASIS%26start%3D10%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divnsb&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiMByKQSW2EFy2OBJIn4QEhsbyNYwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.harrisonspractice.com/practice/ub/view/DrugMonographs/155041/0/Albendazole_&prev=/search%3Fq%3DETIOLOGI%2BSTRONGYLOIDIASIS%26start%3D10%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divnsb&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhheG9oI1CM7Mzp7RjDVFlpehOjjWAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.harrisonspractice.com/practice/ub/view/DrugMonographs/155920/0/Ivermectin_&prev=/search%3Fq%3DETIOLOGI%2BSTRONGYLOIDIASIS%26start%3D10%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divnsb&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhGpl-MAQQ0w2HOLimCM-n9CIlntA
  • 7/25/2019 Helmin laporan

    13/51

    ?"ek samping 0 mual, muntah, diare, pusing dan gangguan neuropsikiatri.

    Pencegahan0

    Peningkatan tinja sanitasi di daerah endemik

    enghindari kontak dengan kulit berpotensi terkontaminasi tanah.

    $akukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat untuk benarbenar

    memperhatikan kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan.

    Periksa semua najing, kucing, kera yang kontak dekat dengan manusia,

    obati binatang yang terin"eksi cacing ini.

    2. Gnatostoma spinigerum

    'lasi"ikasi0

    'ingdom 0 2nimalia

    Phylum 0 6ematoda

    !lass 0 ecernentea

    :rder 0 pirurida

    #amily 0 !nathostomatiae

    3enus 0 !nathostoma

    pecies 0 3nathostomaspinigerum

    Ga$-ar 2.%elur cacing 3nathostoma spinigerum

    Predlek# 4!acing dewasa yang hidup di dinding usus mamalia pemakan ikan.

    13

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    14/51

    Inang de(nt(0 mamalia pemakan ikan (kucing,anjing, harimau, dan manusia).

    Inang )erantara: iklops sebagai hospes perantara pertama dan ikan air tawar

    sebagai hospes perantara kedua.

    '"r("l"g

    !acing dewasa mempunyai bulbus yang diliputi 4+ baris duriduri yang

    melengkung dan runcing

    !acing jantan mempunyai panjang --5mm

    !acing betina mempunyai panjang 554mm

    %elur berukuran 85 = /8 mikron, salah satu ujungnya terdapat tonjolan

    jernih berisi morula

    $arva stadium III mempunyai panjang 5mm, kepala berbulbus dengan 4

    baris duriduri, badan berduri, esophagus -G/ bagian anterior badan

    Sklu# hdu)0

    i alam, de"initi" host (babi, kucing, anjing, satwa liar) cacing dewasa

    yang berada dalam tumor yang menyebabkan mereka berhubung dgn lambung

    perut di dinding. ereka mengeluarkan telur yang unembryonated ketika kelur

    bersama kotoran. %elur menjadi embryonated dalam air, dan telur mulai tahap

    awal larva. :leh kerangkerangan (C"clops,pertama antara host), larva pertama

    berkembang ke tahap larva kedua. etelah proses menelan oleh C"clopsdengan

    ikan, katak, atau ular (antara kedua host) , tahap kedua larva bermigrasi ke dalam

    daging dan berkembang ke tahap larva ketiga. tahap larva ketiga berkembang

    menjadi parasit dewasa di dinding perut atau larva kedua pada host perantara

    (hewan seperti burung, ular, dan katak) yang tahapketiga larva tidak berkembang

    lebih lanjut tetapi tetap in"ective ke predator. anusia menjadi terin"eksi oleh

    14

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    15/51

    makan ikan atau unggas kurang matang yang mengandung tahapketiga larva, atau

    dilaporkan oleh air minum yang mengandung in"ekti" larva tahapkedua di

    C"clop.

    Pat"l"g kln#

    &enjolan di bawah kulit dapat berpindahpindah(larvamigransG creeping

    eruption), selulitas orbita, eosino"ilia, hematuria, hemoptisis, pembengkakan

    "aring.

    Dagn"## dan Peng"-atan0

    iagnosa dengan melihat adanya cacing dewasa dan melalui reaksi

    immunologi(tes kulit).

    Pengobatan dilakukan dengan pembedahan untuk mengeluarkan cacing atau

    pengobatan dengan 2lbendazole atau ivermectin

    Pencegahan0

    &ila anda pemilik dan penggemar anjing dan daerah anda sudah terjangkit

    penyakit jantung hendaknya anda harus hatihati karena setiap saat anjing anda

    akan terancam akan serangan cacing jantung termasuk anda tentunya. 'arena

    cacing jantung dapat menular kemanusia lewat perantara nyamuk. Pemeriksaan

    darah anjing secara teratur, hal ini untuk memastikan terin"eksi tidaknya anjing

    tersebut.

    3. Ascaridia gali

    itemukan pada pemeriksaan saluran pencernaan ayam pasar keputran II.

    Kla#(ka# 4

    #ilum 0 Platyhelminthes

    'elas 0 6ematoda

    :rdo 0 2scaridida

    15

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    16/51Bagian ekor Ascaridia galli betinaBagian caudal Ascaridia galli jantan

    Bagian kepala diperbesar untuk enunjukkan bagian ulut dan epun!ai 3 bibir besar

    uper #amili 0 ubuluroidea

    #amili 0 Heterakidae

    3enus 0 2scaridia

    pesies 0Ascariia galli

    Habitat 0 7sus halus

    A B

    Ga$-ar *. !acingAscariia galli

    Ga$-ar4. %elur cacing

    Ascariia galli

    Inang de"initi" 0 2yam, kalkun

    dan unggas lainnya.

    '"r("l"g

    16

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    17/51

    "ila!a# $ul$a pada Ascaridia galli betina

    3ambar. or"ologiAscariia galli(chrank -9++ #reeborn ->/

    1amadan and 6ajwah, ->>)

    L"ka# dte$ukan0 di usus halus ayam dari Pasar 'eputran dan wonokromo.

    Predlek# 0 PredileksiAscariia galliadalah di usus halus.&r Kha#0

    Panjang cacing dewasa mencapai ,5 ; -* cm

    %ubuh bagian posterior cacing jantan mempunyai alae yang kecil dan

    dilengkpai dengan -* pasang papila yang kecil dan gemuk

    &agian mulut mempunyai / bibir besar

    ?so"agus tidak membentuk bulbus

    Precloacal sucker berbentuk sirkuler dan diliputi oleh lapisan kutikula yang

    tebal pikula sama panjang berukuran 0 -,4 cm

    ulva terletak pada bagian pertengahan tubuh

    Sklu# Hdu)

    3ambar -. iklus hidup cacingAscariia galli

    ('usumamihardja, ->> umarni, **+)

    iklus hidup Ascariia galli terjadi secara langsung yaitu telur

    dikeluarkan bersama tinja dan akan berkembang menjadi telur in"ekti" yang

    berisi larva in"ekti" ($) selama +-* hari dalam kondisi optimum pada suhu

    17

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    18/51

    /*//o! dan kelembaban +*A. elanjutnya telur in"ekti" akan menetas di

    dalam duodenum inang yang memakannya, larva tahap dua ($) keluar dan

    hidup pada lumen usus selama + hari. elanjutnya berkembang dalam mukosa

    usus yang disebut "ase jaringan, di mana $ mengalami molting menjadi larva

    ($/) pada hari ke9 atau ke+, kemudian $/ akan mengalami molting menjadi

    larva 4 ($4) pada hari ke-4 atau ke-5. 'emudian $4 kembali ke lumen usus

    dan berkembang menjadi cacing dewasa selama kurang lebih 8+ minggu

    setelah in"eksi (oulsby, ->+8 umarni, **+). eluruh masa perkembangan

    cacing sejak telur n"ekti" ditelan hingga dewasa membutuhkan waktu C 5* hari

    ($arry, ->>8 umarni, **+).

    Pat"gene##

    !acing Ascariia galli menyebabkan in"eksi yang cukup serius

    terutama pada ayam umur / bulan. !acing ini melakukan penetrasi pada

    mukosa usus halus ayam sehingga akan terbentuk lesi. !acing Ascariia galli

    dapat menyebabkan hemoragi, enteritis, emasiasi, anemia, dan diare sehingga

    ayam menjadi lemah dan produksi telur menurun. Pada in"eksi yang berat usus

    mengalami obstruksi (oulsby, ->++ Dahyuni, *-4).

    Pengendalan dan Pencegahan

    Pengendalian dapat dilakukan dengan perbaikan manajemen, sanitasi

    kandang dan lingkungan, pembasmian lalat (sebagai vektor mekanik), dan

    desin"eksi ketat. Pengobatan untuk pencegahan pada pullet diberikan umur 5

    minggu, diulang setiap 4 minggu sampai umur - minggu. Pemberian vitamin 2

    berman"aat untuk membantu penyembuhan mukosa usus yang mengalami

    kerusakan.

    4. Trichuris suis

    18

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    19/51

    Kla#(ka#

    #ilum 0 6ematoda

    'elas 0 2denophorea

    :rdo 0 %richurida

    #amili 0 %richuridae3enus 0 %richuris

    pesies 0 %richuris uis

    Ga$-ar telur cacing

    trichuris suis

    '"r("l"g dan Sklu# Hdu)

    !acing %richuris sp

    berparasit pada sekum (2nonimous, **4). !acing ini sering disebut Dhipworm

    Gcacing cambuk. or"ologinya hampir sama dengan %richuris trichura yang

    mengin"eksi manusia dan primata lain, namun belum ada bukti kongkret yang

    menyatakan bahwa kedua parasit tersebut dapat saling bertukar induk semang

    seperti halnya cacing 2scaris sp pada sapi dan manusia (oulsby, ->+).

    %richuris dapat mengin"eksi beberapa jenis hewan yaitu sapi, domba,

    kambing, babi dan anjing. Habitat atau predileksinya adalah pada caecums.

    %richuris mempunyai beberapa spesies 0

    %. :vis pada caecum kambing dan domba

    %. iscolor pada caecum dari sapi %. ulvis pada anjing

    %. uis pada babi

    %. %richiura pada manusia

    '"r("l"g

    !acing ini disebut dengan cacing cambuk dengan salah satu satu ujung

    tebal dan ujung lainnya panjang dan tipis. &agian anterior panjang dan tipis kira

    kira dua kali bagian posterior, ujung posterior cacing jantan bergulung kedorsal

    19

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    20/51

    dalam bentuk spiral. ulva terletak antara batas anterior dan posterior. !acing

    jantan panjangnya /*+* mm dan betina /5 ; 95 mm, telur mempunyai kulit

    tebal kecoklatan dengan dua sumbat dikedua ujungnya. 7kukran telur 5*+* =

    -4 u.

    D#tr-u# Ge"gra(#

    %. %richiura, ulpis %. an %. uis %. icolor ditemukan di seluruh dunia,

    tetapi yang paling lazim dalam hangat, iklim lembab. ereka jarang atau tidak

    ada di kering, sangat panas, atau sangat dingin daerah.

    Sklu# hdu)

    Penularan terjadi secara langsung melalui telur in"ekti" ($), telur sangat

    resisten, perkembangan didalam induk semang berlangsung didalam lumen usus

    dan massa prepaten / bulan. !acing ini melekat pada caecum (mith and

    tevenson, ->9*).

    5. etera!is gallinarum

    Kla#(ka#

    !lass 0 ecernentea

    ubclass 0 1abditia

    :rdo 0 1abditia (:=yurata)

    #amily 0 Heterakoidea

    3enus 0 Hetrakis gallinarum

    Predlek# 0 sekum yang umum di temukan pada ayam dan burung

    Inang0 unggas

    20

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    21/51

    Ga$-ar telur cacing heterakis gallinarum

    '"r("l"g

    cacing jantan mempunyai pengisap preanal bagian tepinya mengeras,

    speculum sama besar, tidak mempunyai gubernakulum. &etina mempunyai

    vulva tedapat di pertengahan tubuh. !acing jantan panjangnya /4 mm, diameter

    -*49* mikron, spikulum kanan panjangnya *,+5,+* mm dan spikulum kanan

    *,/9-,-* mikron sedangkan betina panjangnya +-5mm, telurnya berbentuk

    elips ukuran dinding 8/95=/84+ mikron, Heterakis gallinarum berwarna putih

    dengan ekor halus dan memanjang pada yang dewasa mor"ologi dari telur

    Heterakis gallinarum, bentuk telur elips berdinding tebal berukuran 8/95 = /8

    4+ mikron.

    Sklu# Hdu)

    iklus cacing ini sangat sederhana dan langsung. %elur yang keluar

    bersama kotoran dari ayam yang sakit atau cacingan akan menjadi in"ekti" dalam

    waktu -*;- hari pada kondisi yang optimal. &ila telur cacing yang in"ekti" itu

    21

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    22/51

    tertelan oleh ayam maka telur tersebut akan menetas dalam usus buntu (sekum),

    kemudian larvae hasil tetasan itu akan bebas hidup di dalam usus buntu (sekum).

    encapai usia dewasa pada hari ke +;/*, 7kuran tubuh yang jantan !acing

    jantan panjangnya /4 mm, diameter -*49* mikron, betina panjangnya +

    -5mm, berwarna putih dengan ekor memanjang.

    &ara Penularan

    !acing dari golongan 6ematoda seperti Heterakis sp dalam penularannya

    umumnya terjadi secara langsung, yaitu dari ayam yang sakit dan mengeluarkan

    telur yang in"ekti" kepada ayam yang sehat yang memakan telur yang in"ekti"

    tersebut sehingga ayam yangsehat menjadi sakit. %etapi untuk jenis !apillaria sp

    dalam penularannya secara langsung tetapi juga ada yang melalui inang perantara

    (intermediate host) seperti cacing tanah.&erbeda dengan golongan 6ematoda,

    untuk golongan !estoda atau !acing pita, hampir semua jenis dalam

    penularannya selalu memakai inang perantara, apakah itu serangga (seperti lalat,

    semut ataupun belalang) siput, keong atau udang dan kepiting.

    Pat"genta# 5 Kegana#an Dan Gejala Kln#

    Heterakis gallinarum, 2scaridia, dan !apillaria sp merupakan penyebab

    yang sangat dominan dalam penyebaran cacingan pada unggas. 2dapun gejala

    klinis yang biasanya muncul tidak begitu spesi"ik seperti lesu, lemah, kurang

    napsu makan, keterlambatan pertumbuhan kadang ada kematian. 2scaridiasis

    yang parah dapat menyebabkan berkurangnya berat badan karena menghambat

    absorpsi nutrisi pada usus halus dan 2scaridia juga kadang dapat bermigrasi ke

    oviduct melalui kloaka yang dapat mengganggu pada proses pengerabangan telur.

    22

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    23/51

    Heterakis gallinarum, cukup patogen, dalam jumlah yang banyak dapat

    menyebabkan kekurusan, peradangan sekum, nodulasi dinding sekum dalam

    sampai hepatik granuloma. Heterakis gallinarum juga merupakan pembawa

    Histomonas meleagridis yang merupakan penyebab penyakit blackhead.

    Dagn"#a

    &erdasarkan gejala klinis yang di timbulkan seperti yang telah di jelaskan

    di atas. elalui pemeriksaan laboratorium dengan metode nati" dan metode apung

    sampel yang di periksa adalah "eces, di amati di bawah mikroskop.

    Pencegahan dan Peng"-atan

    Pencegahan 4

    -. Peningkatan pelaksanaan sanitasi seperti penyemprotan insektisida di

    lingkungan sekitar dan di dalam kandang baik tanah sekitar atau pada litter

    sebelum ayam masuk yang berguna agar dapat memutus mata rantai inang

    perantara terutama untuk siklus hidup cacing yang memerlukan inang

    perantara seperti cacing pita.

    . Eangan mencampurkan terlalu berdekatan antara "lock yang berlainan usia

    dan strain untuk menghindari terjadinya penularan dan penyebaran parasit.

    /. alam pemeliharaan ayam, semakin cepat ayam tidak kontak dengan tanah

    atau postal akan semakin kecil ayam tertular cacing.

    4. Eaga agar air ataupun pakan ayam tidak tertular dengan telur cacing,

    gunakan selalu air minum ayam yang terkontrol kebersihannya.

    23

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    24/51

    5. $akukan selalu otopsi, seksi, pembedahan terhadap ayamayam yang mati

    atau diduga terkena in"eksi kecacingan (ayam terlihat anemia G pucat atau

    kurus misalnya).

    8. Programkan pemberian obat cacing secara periodic baik untuk 6ematoda

    (cacing gelang) ataupun !estoda (cacing pita).

    Peng"-atan 4

    -. Piperazine paling umum dan e"ekti" dalam mengontrol dan mengobati

    kecacingan yang disebabkan oleh cacing jenis cacing gelang 2scaridia sp.

    &erikan dosis sesuai dengan anjuran pembuat obat. Pemberian secara

    periodik untuk preparat obat ini dapat dilakukan paling cepat setiap bulan

    (tergantung di kandang model apa ayam dipelihara) paling lambat setiap

    bulan sekali.

    . $evamisole paling umum dan e"ekti" dalam mengontrol dan mengobati

    kecacingan yang disebabkan oleh cacing jenis cacing 2scaridia sp,

    Heterakis sp dan !aillaria sp. &erikan dosis sesuai dengan anjuran

    pembuat obat. Pemberian secara periodik untuk preparat obat ini dapat

    dilakukan setiap bulan (tergantung di kandang model apa ayam

    dipelihara) paling lambat setiap / bulan sekali.

    /. &utynorate yang dikombinasikan dengan piperazine dan phenothiazine

    atau !hlorophene dan 6iclosamide 1ailietina sp atau avainea sp yang

    diaplikasikan pemberiannya melalui pakan cukup e"ekti" untuk

    mengontrol dan mengobati kecacingan yang disebabkan oleh cacing jenis

    24

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    25/51

    (cacing pita). &erikan dosis sesuai dengan anjuran pembuat obat.

    Pemberian secara periodik untuk preparat obat ini dapat dilakukan paling

    cepat setiap 4 bulan (tergantung di kandang model apa ayam dipelihara)

    paling lambat setiap 8 bulan sekali. alam mengontrol agar ayam tidak

    terin"eksi oleh cacing pita, harus dilakukan secara terpadu dengan kontrol

    insektisida, dan hewan lain yang merupakan inang perantaranya.

    TELU &A&ING TE'AT3DA

    1. Gastrothyla" crumeni#er

    Kla#(ka#4

    Phyllum 0 Platyhelminthes

    !lass 0 %rematoda

    #amily 0 Paramphistomatidae

    3enus 0 Paramphistomum

    pesies 0 Paramphistomum cervi

    Ha-tat4rumen dan retikulum

    Inang de(nt(0 kambing, domba, sapi dan ruminansia lain

    H"#t Inder$edate 4 iput air ($ymnaea sp., Planorbis sp, &ulinus sp,

    #ossaria sp, dll).

    Ga$-artelur cacing gastrothyla=

    '"r("l"g 4

    25

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    26/51

    ewasa berwarna merah muda wkt masih hidup, memanjang circular pada

    pot transversal

    7kuran cc dewasa0 > ; -+=-5 mm

    !aecum terletak pada tepi anterior testis

    %estis berlobi dan horizontal

    :vari di sebelah posterior caecum dan testis

    7terus terletak pada pertengahan tubuh

    7kuran telur0 --5-/5J 8*9* mikron

    4. Peng"-atan 0 $evamisole paling umum dan e"ekti" dalam mengontrol dan

    mengobati kecacingan yang disebabkan oleh cacing jenis cacing 2scaridia

    sp, Heterakis sp dan !aillaria sp. &erikan dosis sesuai dengan anjuran

    pembuat obat. Pemberian secara periodik untuk preparat obat ini dapat

    dilakukan setiap bulan (tergantung di kandang model apa ayam

    dipelihara) paling lambat setiap / bulan sekali.

    2. $aramphistomum cer%i

    L"ka# 0 aerah tropis dan subtropis yaitu 2sia

    Predlek# 0 1umen dan retikulum ruminansia(sapi, kambing, domba)

    Inang )erantara 0 iput air

    Ga$-ar cacing Paramphistomum cervi

    26

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    27/51

    &r kha# 5 dent(ka#0

    %ubuh tebal dan membulat pada potongan transversal

    erupakan conical flu#e cacing yang bentuknya mengerucut seperti buah

    pear

    &agian ventral sedikit konka" dan bagian dorsal sedikit konveks

    emiliki oral suc#erpada ujung anterior dan ventral suc#eryang besar di

    bagian subterminal posterior

    Intestinal caecal sederhana

    %idak memiliki "aring dan eso"agus

    %estis sedikit berlobi dan terletak di sebelah anterior ovarium

    7kuran cacing dewasa sekitar 5-/ mm = 5 mm

    7kuran telur sekitar --4-98 Km = 9/-** Km

    Ha-tat 0

    $aramphistomum cervi dewasa hidup di dalam rumen ruminansia, sampai

    cacing dewasa bertelur melewati "eses hewan tersebut. uhu optimal air untuk

    telur berkembang adalah 9%!. irasidium hidup di dalam air dimana telurtelur

    tersebut menetas dan disimpan. porokista, redia, dan serkaria semuanya hidup di

    dalam inang perantara siput. erkaria pada akhirnya keluar dari inang perantara

    kererumputan dalam air dengan tujuan agar termakan oleh inang de"initi".

    Sklu# Hdu) 0

    %elur$aramphistomum cervi dikeluarkan bersama tinja hospes ke dalam

    air. %elur bersel tunggal menetas setelah berkembang menjadi mirasidium.

    'emudian mirasidium keluar dari dinding telur. irasidium berenang mencari

    inang perantara (siput) yang hanya mampu hidup selama 4 jam, sampai bertemu

    inang peratara atau mirasidium akan mati. 'etika menembus dinding inang

    perantara mirasidium menggunakan c"tolitic en%"meyang dapat menghancurkan

    kulit siput, menembus hepatopankreas. irasidium berkembang menjadi

    27

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    28/51

    sporoc"st(sporokista) dalam waktu -- hari. alam sporokista akan terbentuk

    rediaredia dalam waktu -* hari dengan cercaria-cercaria(serkaria) di dalamnya.

    1edia sudah mempunyai ciriciri seperti cacing dewasa. erkaria merupakan

    bentuk larva in"ekti" dan harus menemukan hospes de"initi" untuk

    menyempurnakan daur hidupnya. asuknya kedalam hospes de"initi" dapat

    melalui terminumnya air oleh hospes yang di dalamnya terdapat serkaria berenang

    atau serkaria tersebut membungkus diri di dalam kista (metaserkaria) yang

    menempel pada rumput dan termakan oleh hospes de"initi". &ila metaserkaria

    termakan oleh hospes de"initi", kista akan pecah dalam usus ruminansia dan

    keluar cacing muda yang akan migrasi ketempat yang disukai.

    Pat"gene##

    In"eksi$aramphistomum cervi cacing muda menyebabkan pendarahan,

    bengkak serta merah di dalam duodenum dan abomasum. Hal ini dapat

    menyebabkan duodenitis dan abomasitis. Pada kasus in"eksi massal, pertumbuhan

    cacing menjadi lambat sehingga gejala klinis akan terlihat lebih lama. !acing

    akan menyebabkan perubahan hilangnya epitel dari rumen yang menganggu

    kapasitas reasorbsi. !acing muda yang menembus masuk kedalam sub mukosa

    akan menyebabkan peradangan usus, nekrosis sel dan erosi vilivili mukosa.

    !acing muda dalam jumlah banyak yang berada di dalam usus halus dapat

    menyebabkan kematian pada sapi. !acing dewasa yang berada di dalam rumen

    dan retikulum akan menghisap bagian permukaan mukosa sehingga menyebabkan

    kepucatan pada mukosa. Papilla rumen pada sapi yang terin"eksi

    $aramphistomum cervi akan mengalami degenerasi sehingga perubahan tersebut

    28

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    29/51

    mengakibatkan gangguan kerja rumen dan makanan tidak dapat dicerna dengan

    sempurna.

    Pengendalan dan )encegahan 4

    Pengendalian penyakit parasitic terutama yang disebabkan oleh cacing

    $aramphistomum cervi tidak hanya dilakukan dengan pengobatan ternak yang

    terin"eksi, tetapi juga diperlukan upaya untuk mencegah terjadinya rein"eksi pada

    ternak. Pencegahan paramphistomiasis dapat dilakukan dengan drainage di daerah

    rawarawa, pemberantasan siput dengan molluscida, dan menutup genangan air.

    Pencegahan terhadap cacing dewasa$aramphistomum cervi dengan

    pemberian anthelmintika. 2nthelmintika juga berperan dalam mengurangi sumber

    in"eksi untuk hospes perantara sehingga mengurangi perkembangan larva di

    padang rumput. elain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan

    menghindarkan ternak dari penggembalaan di padang rumput ketika musim hujan.

    3. &asciola gigantica

    itemukan pada pemeriksaan "eses api III 1PH Pegirian.

    L"ka# dte$ukan 4 Sapi pegirian

    Predlek# 4 Predileksi&asciola !iganticaadalah di hati sapi.

    2 &

    29

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    30/51

    3ambar 2. %elur cacing "asciola gigantica &.cacing&asciola gigantica

    Kla#(ka#4

    'ingdom 0 2nimalia

    Phylum 0 Platyhelminthes

    !lass 0 %rematoda

    ubclass 0 igenea

    :rder 0 ?chinostomida

    #amily 0 #asciolidae

    3enus 0 #asciola

    pecies 0 #asciola gigantica

    '"r("l"g 4

    #asciola hepatica menjadi cacing dewas mempunyai bentuk pipih seperti

    daun, besarnya kirakira /* = -/ mm. pada bagian anterior berbentuk seperti

    kerucut dan pada puncak kerucut terdapat batil isap mulut yang besarnya kirakira

    -mm, sedangkan pada bagian dasar kerucut terdapat batil isap perut yang

    besarnya kirakira -,8 mm. aluran pencernaan panjang dan bercabangcabang

    sampai ke ujung distal sekum. %estis dan kelenjar vitelin juga bercabngcabang.

    %elur cacing ini berukuran -4* = >* mikrondikeluarkan melalui saluran empedu

    hospes bersama dengan tinja dsari tubuh hospes dalam keadaan belum matang.

    30

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    31/51

    Sklu# Hdu)

    Ga$-arsiklus hidup #asciola hepatica

    !acing #asciola sp. bertelur didalam kantong empedu dan telur keluar

    mengikuti aliran empedu didalam ductus choleductus dan mencapai lumen

    duodenum, kemudian telur bersama "eses keluar saat de"ikasi.

    Pada kondisi lingkungan yang mendukung (air tergenang, suhu (8o! ),

    PH) telur akan menetas (-9 hari ) dan terbebaslah larva mirasidium. irasidium

    mutlak harus berada dalam air dan berenang mencari hospes intermidier ( HI )

    serasi ialah golongan siput $ymnaea tumentosa (di 2ustralia ), $. truncatula

    (?ropa). idalam tubuh siput tersebut mirasidium berubah menjadi sporokista

    yang memperbanyak diri dengan pembelahan sel secara transversal. i dalam

    tubuh sporokista terbentuk banyak redia, pada masingmasing redia induk,

    31

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    32/51

    terbentuk banyak redia anak ( cercaria ) yang berekor. 'emudian cercaria keluar

    dari tubuh siput dan berenang didalam air, dalam waktu *- hari hari setelah

    memasuki tubuh siput.

    Pada kondisi menunjang cercaria berenang di air dan mencari tumbuhan air

    atau rerumputan untuk segera melekat dan ekor dilepaskan dan tubuhnya

    membentuk zat zat viskus dan berubah bentuk menjadi metacercaria . In"eksi

    pada host terjadi bila memakan rumput yang ditempeli metacercaria . di dalam

    duodenum kista pecah dan keluarlah cacing muda. alam waktu 4 jam cacing

    muda sampai dalam ruang peritonium sesudah menembus dinding usus. ekitar 4

    + hari sesudah in"eksi, sebagaian besar cacing telah menembus kapsul hati dan

    migrasi dalam parenkim hati. igrasi dalam hati memerlukan waktu 58 minggu

    dan minggu ke9 telah sampai dalam saluran empedu dan delapan minggu setelah

    in"eksi cacing telah bertelur.

    Pat"gene##

    etelah hospes de"initi" memakan rumput yang tercemar metaserkaria, maka

    metaserkaria pecah didalam duodenum setelah bercampur dengan asam pepsin

    dalam abomasum dan dilanjutkan dengan gertakan trypsin dan empedu dalam

    duodenum. 'alau serkaria langsung termakan diduga akan hancurGmati karena

    pengaruh asam pepsin dalam abomasum. etelah kista pecah maka keluarlah

    "asciola muda dalam usus halus.

    etelah 4 jam in"eksi , "asciola muda telah ditemukan dalam rongga

    peritonium , dan 48 hari setelah in"eksi sebagian besar #asciola muda telah

    menembus kapsul hati dan bermigrasi dalam parenkhim hati. 7mumnya cacing

    muda mencapai hati dengan cara menembus dinding usus, masuk ke ruang

    32

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    33/51

    peritonium dan seterusnya menyerbu hati. igrasi dalam hati memerlukan waktu

    58 minggu, pada minggu ke9 cacing telah masuk ke saluran empedu dan

    selanjutnya menjadi dewasa. erajat kerusakan tergantung pada banyak

    sedikitnya metaserkaria yang mengin"eksiGtertelan. 'erusakan terjadi pada

    parenkhim hati dan saluran empedu.

    Inang antara #asciola gigantica 0 $ymnea rubiginosa merupakan siput endemik di

    Indonesia. edangkan inang de"initi" adalah hewan ternak.

    Ha-tat 4pada saluran empedu

    Pencegahan

    Pencegahan dapat dilakukan menghindarkan ternak untuk tidak digembalakan

    pada daerah pengembalan yang tergenang air. Penggunanan bebek yang

    digembalakan pada sawahsawah sehabis panen untuk memberantas siput.

    TELU &A&ING &EST3DA

    1. 'ailletina echino(othrida

    Phylum 0 Platyhelmintes

    33

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    34/51

    !lass 0!estoda

    :rdo 0!yclophyllidea

    #amily 0avaineidae

    3enus 01aillietina

    pesies 01aillietina ?chinobotrida

    '"r("l"g

    1aillietina echinobothrida, panjangnya mencapai 5* mm dengan lebar

    -4 mm. koleksnya bergaris tengan 5*45* mikron, sedang rostelum bergaris

    tengah -**5* mikron yang dilengkapi dengan dua baris kaitkait sebanyak **

    5* yang panjangnya -*-/ mikron. 2lat penghisapnya juga dilengkapi dengan +

    -5 baris duriduri dengan ukuran 5-5 mikron. $ubang kelaminnya hampir selalu

    unilateral, terletak di tengahtengah atau sedikit di belakang tengahtengah sisi

    proglottid. 7terus berakhir dengan kapsul yang mengandung 8- telur. 'antong

    sirrus berjarak sepertiga dari saluran ekskretori dan relati" besar, panjang -/*->*

    mikron. %estes berjumlah antara *45 buah dalam tiap segmen. !iri khas cacing

    ini yaitu segmen posterior akan melepaskan diri pada suatu bentukan yang mirip

    jendela terletak di pertengahan segmen. 2kan tetapi bentukan tersebut tidak selalu

    ditemukan pada setiap individu.

    Sklu# Hdu) aletna #))

    34

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    35/51

    Penyebaran cacing !estoda pada ayam sangat dipengaruhi oleh adanya inang

    antara. %elur cacing !estoda yang termakan oleh inang antara akan menetas di

    dalam saluran pencernaannya.%elur yang menetas berkembang menjadi onkos"ir

    yaitu telur yang telah berkembang menjadi embrio banyak sel yang dilengkapi

    dengan 8 buah kait.

    :nkos"ir selanjutnya berkembang menjadi sistiserkoid dalam waktu / minggu

    setelah telur termakan oleh inang antara. istiserkoid tetep tinggal di dalam tubuh

    inang antara sampai dengan inang antara tersebut dimakan oleh inang de"initi"

    yaitu ayam.

    etelah ayam memakan inang antara yang mengandung sistiserkoid, maka

    sistiserkoid terbebaskan oleh adanya aktivitas enzim pencernaan. egera setelah

    sistiserkoid bebas, skoleksnya mengalami evaginasi dan melekatkan diri pada

    dinding usus. egmen muda terbentuk di daerah leher dan akan berkembang

    menjadi segmen yang matang dalam waktu / minggu. Pada saat segmen atau

    strobila berproli"erasi di dinding leher, dinding sistiserkoid akan mengalami

    degenerasi dan menghilang. elanjutnya sistiserkoid berkembang menjadi cacing

    dewasa di dalam usus ayam dalam waktu * hari

    &erdasarkan beberapa penelitian diperoleh hasil bahwa masingmasing

    spesies cacing dari genus 1aillietina spp mempunyai inang antara yang berbeda

    beda. 1aillietina tetragona menggunakan semut dari genus tetramorium dan

    Pheidole serta lalat usca domestica sebagai inang antara. 1aiilietina

    echinobothrida menggunakan inang antara semut jenis yang sama dengan

    35

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    36/51

    1aiilietina tetragona. edangkan 1aillietina cesticillus mempunyai inang antara

    berupa kumbang dan lalat usca domestica.

    !acing yang hidup dalam saluran pencernaan akan mengambil makanan

    dengan cara menyerap sari makanan dari induk semangnya pada mukosa usus.

    2pabila tingkat in"eksi cukup berat, induk semang akan mengalami hypoglicemia

    dan hypoproteinemia yang nyata.

    Gejala Kln#

    3ejala klinis akibat cacing !estoda pada ayam dipengaruhi antara lain oleh

    status pakan atau keadaan gizi ternak, jumlah in"eksi dan umur ayam. Pada

    beberapa jenis in"eksi, gejala umum pada ayam muda biasanya ditunjukkan oleh

    adanya penurunan bobot badan, hilangnya napsu makan, kekerdilan, diare dan

    anemia. Penurunan produksi telur dan kesehatan secara umum juga merupakan

    gejala umum akibat in"eksi cacing !estoda.

    !acing !estoda dalam jumlah besar akan banyak mengambil sari makann

    dari tubuh inangn sehingga tidak jarang menyebabkan hypoglicemia dan

    hypoproteinemia.

    1aillietina echinobothrida menyebabkan diare berlendir tahap dini. 1aillietina

    echinobothrida dan 1aillietina tetragona menyebabkan pembentukan nodulnodul

    pada dinding saluran pencernaan. iantara kedua jenis cacing !estoda tersebut,

    yang paling banyak meninmbulkan kerusakan adalah 1aillietina echinobothrida.

    1aiillietina tetragona dapat menyebabkan penurunan bobot badan dan produksi

    telur pada rasras ayam tertentu.

    36

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    37/51

    Dagn"##

    iagnosis penyakit didasarkan atas gejala klinik yang tampak dan sejarah

    timbulnya penyakit. elain itu dapat pula dengan melakukan pemeriksaan tinja

    secara mikroskopis dimana akan ditemukan proglottid masak yang lepas atau telur

    cacing yang keluar bersama tinja. 'elemahan pemeriksaan ini adalah tidak selalu

    berhasil karena progolttid masak tidak dikeluarkan bersama tinja terusmenerus.

    Pada pemeriksaan pasca mati akan didapat diagnosis yang memuaskan karena

    ditemukan spesies cacingnya. %eknik diagnosis yang lain adalah dengan melihat

    bungkulbungkul pada mukosa usus dimana cacing mengkaitkan diri pada in"eksi

    1. echinobothrida, ?nteritis !atharallis chronica, hyperplasia dinding usus pada

    tempat cacing melekatkan diri dan perdarahan serta pengelupasan selaput lendir

    usus.

    TELU &A&ING AS&AIASIS

    Pengertan T"6"cara #).

    1. Et"l"g

    'oocara catiberpledeleksi di dalam usus halus kucing. !acing jantan

    panjangnya / ; 9 cm, spikulumnya tidak sama besar dan bersayap. !acing betina

    panjangnya 4 ; - cm. %elur berukuran 85 ; 95 mikron. 'ucing jantan dan anak

    kucing bertindak sebagai hospes de"initi" dari 'oocara cati. (hubner et al., **-).

    %elur in"ekti" di keluarkan bersama "eses. #eses yang mengandung 'oocara sp

    jatuh di tanah dengan temperatur -* ; /5 L! dan kelembaban +5 A serta kondisi

    37

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    38/51

    yang optimal maka dalam waktu paling sedikit 5 hari akan berkembang menjadi

    telur in"ekti" yang mengandung embrio ( $evine, ->>4 ).

    3ambar telur cacing 'oocara cati

    2. E)de$"l"g

    In"eksi '. Cati tidak terbatas untuk anak kucing semua umur dapat terkena.

    *. '"r("l"g

    'oocara canisberjenis kelamin jantan mempunyai ukuran panjang yang

    bervariasi antara /,8 ; +,5 cm, sedangkan 'oocara canisbetina mempunyai

    ukuran antara 5,8 ; -* cm. 'oocara catiberjenis. 'elamin jantan berukuran

    antara ,5 ; 9,+ cm, sedangkan 'oocara catibetina berukuran ,5 ; -4 cm, dan

    'oocara vitulorumjantan berukuran C 5 cm, sedangkan yang betina berukuran

    C /* cm. Pada 'oocara canis terdapat sayap servikal yang berbentuk seperti

    lanset, sedangkan pada 'oocaracatiberbentuk sayap yang lebih lebar, sehingga

    kepalanya menyerupai kepala ular kobra. &entuk ekor 'oocara canis dan

    'oocara cati hampir sama, untuk yang berjenis kelamin jantan ekornya

    berbentuk seperti tangan dan dengan jari yang sedang menunjuk ( digiti"orm ),

    sedangkan untuk yang berjenis kelamin betina bentuk ekornya bulat meruncing.

    38

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    39/51

    %elurnya miripA. lumbricoies, tetapi bentuknya bulat, telur berukuran 85 ; 95

    mikron. !acing ini terdapat pada usus halus. anusia terin"eksi secara kebetulan

    dangan menelan telur in"ekti". 2pabila telur menetas, larva dalam usus tidak bisa

    menjadi dewasa dan larva mengembara pada alat ; alat viseral. (Eangkung, **).

    Sklu# hdu)

    'oocara cati memiliki siklus hidup yang kompleks dan sangat e"ekti".

    a. Ingesti telur (in"eksi langsung)

    etelah kucing memakan telurnya in"ekti" yang mengandung larva stadium kedua,

    telur menetas dan larva stadium ketiga memasuki dinding usus halus. $arva

    bermigrasi melalui sistema sirkulasi dan dapat menuju ke sistema respirasi atau

    organ dan jaringan lain dalam tubuh. Eika memasuki jaringan tubuh, mereka dapat

    mengkista (dilapisi dinding dan inakti"). $arva tersebut dapat tetap mengkista

    dalam jaringan berbulanbulan atau bertahuntahun. Ini adalah pola migrasi yang

    lebih umum terlihat pada kucing dewasa. Pada kucing yang sangat muda, larva

    bergerak dari sirkulasi ke sistema respirasi, dibatukkan dan memasuki saluran

    digesti lagi. $arva kemudian menjadi cacing dewasa. !acing betina dewasa

    bertelur, telur dikeluarkan lewat "eses. %elur tetap ada di lingkungan dalam waktu

    -* ; -4 hari sampai menjadi in"ekti".

    b. Ingesti hospes paratenik

    Eika kucing menelan hospes paratenik seperti tikus, cacing tanah atau kumbang

    yang memiliki larva yang mengkista, migrasi mirip dengan ingesti telur berlarva.

    $arva dilepaskan dari hospes paratenik saat termakan dan dicerna. $arva

    memasuki sirkulasi, mengadakan migrasi ke organ, misalnya sistem respirasi.

    c. $arva melalui air susu

    39

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    40/51

    elama periode perinatal, larva dormant (stadium -) yang ada di tubuh

    induk dapat mulai bermigrasi ke glandula mammae, berubah menjadi larva

    stadium lalu ke dalam air susu. 2nak kucing dapat terin"eksi melalui air susu.

    $arva yang tertelan menjadi larva stadium ketiga dan keempat, dan selanjutnya

    menjadi dewasa dalam usus anak kucing. Eika larva dikeluarkan melalui "eses

    anak kucing sebelum larva tersebut dewasa, larva tersebut dapat mengin"eksi

    induk saat menjilati anaknya. ekitar 4 minggu setelah kucing memakan telur

    in"ekti", cacing telah dewasa dalam usus, dan telur dikeluarkan lagi.

    Pat"gene##

    alam usus, cacing dewasa mengambil nutrisi dari hospes de"initi"nya

    dengan menyebabkan kelukaan dinding usus dan mengambil nutrisi dari sirkulasi.

    &erdasarkan siklus hidupnya, larva menyebabkan penyakit dengan "ase migrasi

    yang meninggalkan lesi pada organ dan jaringan yang dilalui. 'eparahannya

    bergantung kepada jumlah, baik pada cacing dewasa maupun larva. Perjalanan

    larva in"ekti" '. cati melalui jaringan paruparu dan hati dapat menyebabkan

    terjadinya edema pada kedua organ tersebut. Paruparu yang mengalami edema

    mengakibatkan batuk, dipsnoe, selesma, dengan eksudat yang berbusa dan kadang

    mengandung darah. Perjalanan larva lewat lambung, pada yang berat

    menyebabkan distensi lambung, diikuti oleh muntah, dan mungkin disertai

    keluarnya cacing yang belum dewasa didalam bahan yang dimuntahkan

    (vomitus).

    Gejala kln#

    &erdasarkan pada siklus hidup, gejala klinis yang muncul pada kucing

    mencakup gejala yang muncul karena migrasi larva dan gejala klinis yang muncul

    40

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    41/51

    karena cacing dewasa. 3ejala klinis yang muncul juga tergantung kepada seberapa

    berat in"estasi parasit, yang bergantung kepada jumlahnya. 3ejala klinis dapat

    mencakup pembesaran abdomen, kegagalan pertumbuhan, muntah dan diare.

    In"eksi dalam jumlah sedikit dapat menghasilkan jumlah telur yang sedikit pula

    dalam "eses, karena itu diagnosis akurat membutuhkan prosedur uji pengapungan

    telur.

    Hewan yang mengalami in"estasi cacing yang berat dapat menunjukkan

    gejala kekurusan, bulu kusam, perbesaran perut (pot-bell"), juga gangguan usus

    yang antara lain ditandai dengan sakit perut (kolik). :bstruksi usus baik parsial

    maupun total, dan dalam keadaan ekstrim terjadi per"orasi usus hingga tampak

    gejala peritonitis. Pada beberapa kasus bisa menunjukkan anemia, muntah, diare

    atau konstipasi. Pada kasus yang sangat berat tapi jarang terjadi, bisa terdapat

    obstruksi usus. 3ejala batuk dapat teramati sebagai akibat adanya migrasi

    melalaui sistema respirasi. Pada hewan muda, migrasi larva dapat berakibat

    pneumonia.

    2danya cacing yang banyak menyebabkan penurunan bahan makanan

    yang diserap, hingga terjadi hipoalbuninemia, yang selanjutnya menyebabkan

    kekurusan dengan busung perut (asites).

    Dagn"#a

    7ntuk diagnosa dengan cara pemeriksaan tinja adalah yang paling umum,

    dapat juga diikuti pemeriksaan patologi anatomi dan klinik. iagnosa cacingan

    kadangkadang tidak selalu didasarkan ditemukannya telur atau larva cacing

    didalam pemeriksaan tinja, baik secara visual, nati", metode apung atau

    pemeriksaan endapan. 1iwayat cattery tempat penderita tumbuh sering dapat

    41

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    42/51

    digunakan sebagai pegangan dalam penentuan diagnosis antara lain batuk, pilek,

    anoreksia, kadangkadang diare, perut membesar dan menggantung, dan bahkan

    konvulsi merupakan petunjuk kuat dalam menentukan diagnosa. iagnosa

    pascamati penting untuk menegakkan diagnosis. !acing to=ocara yang belum

    dewasa dapat ditemukan didalam mukosa usus. 7ntuk hewan dewasa

    diagnosisnya lebih mudah. Pemeriksaan "eses untuk menemukan telur 'oocara

    catipada "eses menggunakan prosedur pengapungan telur.

    Pemeriksaan patologi anatomi alam pemeriksaan pasca mati jaringan

    tampak anemis dan hidramis. Hati tampak pucat, membesar dengan beberapa

    bagian mengalami pendarahan titik atau ecchymosae. Paruparu tampak pucat,

    jantung membesar, pucat, dengan kemungkinan terjadinya hidropericardium.

    aluran pencernaan pucat dengan beberapa tempat terjadi pendarahan titik.

    1ongga perut berisi cairan transudat.

    To"ocara canis

    Habitat dan Inang de"initi" 0 7sus halus anjing dan serigala

    or"ologi 0

    Panjang cacing jantan0-* cm M &etina -+ cm

    -Cervical alae(Npelebaran kutikula) lebar

    %ubuh bag anterior bengkok ke ventral

    !acing jantan 0 memp terminal tail(ekor), caual alaedan spikula

    :rgan kelamin betina meluas ke bagian anterior dan posterior dan berakhir

    padavulva

    42

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    43/51

    Ga$-ar'oocara canis

    Peng"-atan

    :bat yang umum dipakai dan e"ekti"itasnya, aplikasi per oral0

    Piperazine salts 8 mingguGlebih

    Pyrantel pamoatGprazi

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    44/51

    To"ocara %itullorum

    Ga$-ar telur cacing %o=ocara vitullorum

    &ara )enularan0

    elalui air susu pd / minggu pertama laktasi ilk born transmission

    Peroral (telur in"ekti" termakan)

    Prenatal in"ection

    Pat"gene##0

    %erlihat nayata pada anak sapi post natal in"ection dan yang dilahirkan dari induk

    yang terin"eksi (prenatal in"ection)

    Gejala kln#0

    iare, kekurusan , na"as bau asam butirat, na"su makan turun, kelemahan dan,

    bisa terjadi anemia

    DIAGN3SIS0

    Pemeriksaan "eses dari anak sapi (/8 bl)Pemeriksaan susu induk menyusui (/ mg pertama)

    &edah pasca mati pada anak sapi

    PENGENDALIAN0

    -. api bunting harus bebas cacing, %=G antelmintik sbl kawin Q pertengahan

    bunting Q post partus

    . 2nak sapi umur minggu yg positi" terin"eksi Q obati

    Peng"-atan dan )encegahan0

    Piperazin (rug of choice) 0 * mgGkg &&Gpo

    #enbendazole (Panacur) 0 9.5 mgGkg &&

    44

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    45/51

    TELU &A&ING AN&HIL3ST3'A

    1. Anchilotoma caninum

    itemukan pada pemeriksaan "eses anjing pitbull dan anjing di 1.

    Immanuel 'awanua

    3ambar 0 telur cacingAnc"lostoma caninum

    3ambar 0 cacingAnc"lostoma caninum

    Kla#(ka#

    Phylum 0 6emathelminthes

    'elas 0 6ematoda

    :rdo 0 trongylida

    #amily 0 2ncylostomatidae

    3enus 0Anc"lostoma

    pesies 0Anc"lostoma caninum

    Ha-tat 0 7sus halus

    Inang De(nt( 0 2njing, 'ucing, erigala, !oyotr, anusia

    De#kr)# 0

    45

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    46/51

    Panjang cacing jantan -*-mm, betina -4-8mm

    !acing tampak kaku, warna cacing abuabu atau kemerahan tergantung

    ada tidaknya darah dalam saluran pencernaan

    %erdapat sepasang gigi dorsal yang berbentuk segitiga dan sepasang gigi

    ventro lateral

    &ursa kopulatri= berkembang dengan baik dan mempunyai spikula yang

    panjangnya *,+*,>5mm

    %idak terdapat dorsal cone

    ulva terletak pada G5 bagian tubuh dari anterior

    Sklu# Hdu) 0

    %elur keluar dari hospes bersama dengan "eses. Pada stadium $- dan $

    larva bebas di tanah. $arva in"ekti" ($/) masuk ke dalam tubuh hospes

    melalui peroral atau percutan kemudian masuk ke dalam aliran darah dan

    menuju ke paru ; paru, saat batuk larva dapat masuk kembali ke dalam

    saluran pencernaan dan menjadi cacing dewasa pada usus halus.

    Pat"gene## 0 ermatitis, gangguan perna"asan, batuk ; batuk dan anemia.

    Tera) 4 ebendazole, albendazole, thiabendazole, "enbendazole, tetremisole,

    pyrantel pamoat.

    /.)onie*ia (enedeni

    itemukan pada pemeriksaan organ api 1PH Pegirian ditemukan cacing

    46

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    47/51

    onie%ia beneeni

    Kla#(ka# 4

    #ilum 0 Platyhelminthes

    'elas 0 !estoda

    :rdo 0 2noplocephalidae

    #amili 0 2noplocephalidae 3enus 0onie%ia

    pesies 0onie%ia beneeni

    '"r("l"g 4

    asingmasing telur dikelilingi oleh / lapisan yaitu lapisan paling luar

    iteline membrane, lapisan tengah 2lbuminous membrane, dan lapisan dalam

    !hitine membrane. &entuk mirip buah pear yang dilengkapi sepasang hooksGkait

    yang bersilang satu dengan lainnya dan struktur ini disebut piri"orm apparatus.

    Sklu# hdu)0%elur cacing dikeluarkan bersama "eses penderita (host) satu persatu atau dalam

    keadaan berkelompok dalam segmen yang terlihat sebagai butiranbutiran beras.

    &ila segmensegmen dimakan oleh "amilia oribatidae maka dindingnya akan

    sobek dan seluruh telur termakan oleh tungau tersebut. i dalam tungau,

    oncosphere akan tumbuh membesar dan mencapai jumlah -4 sel. etelah +

    minggu oncosphere mempunyai - kait. an pada minggu ke -5 akan menjadi

    47

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    48/51

    bentuk cyctecercoid. alam perkembangan hidupnya, temperatur dan kelembapan

    serta keadaan sekelilingnya sangat berpengaruh.

    Gejala kln# )en7akt 4

    &entuk akut dapat terjadi intoksikasi akibat dari racun yang dihasilkan oleh cacing

    dewasa. Pada in"eksi ringan menyebabkan gangguan pencernaan dan

    pertumbuhan lambat. 3ejala klinis pada umumnya tidak jelas dan biasanya

    terlihat kelemahan dan kekurusan. Pada in"eksi yang berat bisa menimbulkan

    anemia, diare pro"us, pertumbuhan lambat, kekurusan, kelemahan dan bisa

    bersi"at "atal terutama sering terjadi pada anak sapi.

    Tera) 4

    2ntelmintik yang sering digunakan adalah dichlorophene /**8** mg per kg

    berat badan dan Oomesan 95 mg per kg berat badan.

    1.2 Pe$-uatan Pre)arat

    *.2.1 Pe$-uatan Pre)arat Per$anen

    *. &asciola gigantica

    +. Ascariia galli

    . ecistocirrus igitatus

    . one%ia beneeni

    . /ailletina 0chinobothria

    *.2.2 Ha#l Pe$-uatan Pre)arat Ba#ah

    *. Anc"lostoma caninum

    +. &asciola gigantica

    . onie%ia beneeni

    . Ascariia galli

    . Ascaris 1umbricuies

    2. /ailletina 0chinobothria

    3. ecistocirrus igitatus

    48

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    49/51

    BAB + KESI'PULAN

    ari praktikum pemeriksaan telur pada "eses dan pemeriksaan bedah saluran

    cerna yang telah dilakukan, didapat hasil berupa ditemukannya 0

    1. Ancylostoma caninum

    itemukan pada pemeriksaan "eses metode nati" anjing di 1. Immanuel 'awanua.

    2. &asciola gigantica

    itemukan pada pemeriksaan bedah saluran pencernaan sapi 1PH Pegirian

    3. $aramphistomum cer%i

    itemukan pada pemeriksaan bedah saluran pencernaan sapi 1PH Pegirian

    49

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    50/51

    4. )one*ia (enedeni

    itemukan pada pemeriksaan "eses sapi 1PH Pegirian

    5. Ascaridia galli

    itemukan pada pemeriksaan "eses metode nati" ayam pasar keputran II

    +. 'ailletina echino(othridaitemukan pada pemeriksaan "eses metode nati" ayam pasar keputran II

    DA%TA PUSTAKA

    oulsby, ?.E.$. ->+. Helminths, 2rthropods, and Protozoa o" omesticated

    66662nimals. $ondon0 &ailliere %indall.

    ubekti, .&., 'oesdarto, 'usnoto dan osiawati, .. *-/. Helmintiasis

    eteriner. $aboratorium Helmintologi. #akultas 'edokteran

    Hewan. 7niversitas 2irlangga. urabaya.

    ubekti, .&., 'oesdarto, 'usnoto dan osiawati, .. *-. Helmintologi

    'edokteran Hewan. $aboratorium Helmintologi. #akultas

    'edokteran Hewan. 7niversitas 2irlangga. urabaya.

    ubekti, .&., 'oesdarto, 'usnoto dan osiawati, .. *-/. Penuntun Praktikum

    Helmintologi 'edokteran Hewan. $aboratorium Helmintologi.

    #akultas 'edokteran Hewan. 7niversitas 2irlangga. urabaya.

    50

  • 7/25/2019 Helmin laporan

    51/51

    1amadan, H.H, 6ajwah O.2.R. ->>. orphology and $i"e History o"Ascariia

    galli in the omestic #owl that are 1aised in Eeddah. epartment

    o" Roology, 3irlsF !ollege. Eeddah, audi 2rabia

    umarni, 6. **+. ?"ektivitas %epung aun Earak (4atropha Curcass 1inn)

    ebagai 2nticacing Ascariia !allian Pengaruhnya %erhadap

    Per"orma 2yam 'ampung. kripsi. Program tudi Ilmu 6utrisi

    an akanan %ernak. #akultas Peternakan. Institut Pertanian

    usilo, E. *-/. Ascariia gallisetia menemani ayam kampung dan itik. ajalah

    In"ovet. edik eteriner &alai eteriner $ampung.

    http0GGbvetlampung.ditjennak.pertanian.go.idGascaridiagallisetia

    menemaniayamkampungdanitikGS/- :ktober *-5T

    Dahyuni, I. *-4. eteksi 1eaksi ilang Protein /aillietina tetragona dengan

    2ntibodi Ascariia galli menggunakan 7ji ?$I2. kripsi.

    #akultas 'edokteran Hewan. 7niversitas 2irlangga

    &oray E .! . ->8> . tudies on intestinal Paramphistomosis in sheep due to

    Paramphistomum ichikawai #ukui, ->. et. ed. 1eview. 4 0

    >*/*+.

    3upta, 1 .P ., P. . alik dan : .P . 3autam .->+- . ?""icacy 1esorantel against

    Paramphistomiasis in naturally in"ected sheep . %rop. 2nim. Hlth.

    and Prod. -/ 0 /5/8.

    Horak, I .3 . ->89 . Host parasite relationship o" P. microbothrium #ischorder .

    ->*- . In e=perimentally in"ested ruminants with particular

    re"erence to sheep . :nderstepoort E. et. 1es. /* 0 -45-5/.

    oulsby, ?.E.$ . ->85 . %e=tboo k o" !linical Parasitology vol - . Helminths .

    &lackwell c . Publ . :="ord.

    http://bvetlampung.ditjennak.pertanian.go.id/ascaridia-galli-setia-menemani-ayam-kampung-dan-itik/http://bvetlampung.ditjennak.pertanian.go.id/ascaridia-galli-setia-menemani-ayam-kampung-dan-itik/http://bvetlampung.ditjennak.pertanian.go.id/ascaridia-galli-setia-menemani-ayam-kampung-dan-itik/http://bvetlampung.ditjennak.pertanian.go.id/ascaridia-galli-setia-menemani-ayam-kampung-dan-itik/