HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.docx

4
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada berbagai uji kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu pada reaksi yang terjadi antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino tentunya. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik pada gugus R- nya, sehingga dari reaksi tersebut dapat diketahui komponen asam amino suatu protein. Pada uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan hasil positif. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein. Fenol tidak bereaksi dengan biuret karena tidak mempunyai gugus -CO dan -NH pada molekulnya. Uji Biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang dihasilkan, dimana dalam suasana basa Cu bereaksi dengan beberapa jenis larutan protein dan menghasilkan warna violet. Hasil pembentukan senyawa kompleks, reaksi biuret dapat terjadi pada molekul yang mengandung 2 gugus ( - C - NH -) yang terikat pada satu atom karbon atau atom nitrogen atau O terikat langsung. Senyawa yang mengandung gugus – C- NH – diganti O dengan gugus – C –NH2 O - C – NH2 atau gugus –CH2NH2 juga positif dalam uji Biuret. O Uji test ini diberikan nama berdasarkan nama senyawa biuret. NH2 – C – N – C – NH2, yang memberikan uji positif. Uji Biuret merupakan uji karakteristik dari protein. Protein juga mengendap bila terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan pereaksi millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang direaksikan dengan biuret berwarna biru muda. Hal ini berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah ditambahkan garam. Pada uji koagulasi, endapan albumin yang terjadi setelah penambahan asam asetat, bila direaksikan dengan pereaksi millon memberikan hasil positif. Hal ini menunjukkan bahwa endapan tersebut masih bersifat sebagai protein, hanya saja telah terjadi perrubahan struktur tersier ataupun kwartener, sehingga protein tersebut mengendap. Perubahan struktur tesier albumin ini tidak

description

begitu

Transcript of HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.docx

Page 1: HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.docx

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN      Pada berbagai uji kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu pada reaksi yang terjadi antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino tentunya. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik pada gugus R-nya, sehingga dari reaksi tersebut dapat diketahui komponen asam amino suatu protein.

            Pada uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan hasil positif. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein. Fenol tidak bereaksi dengan biuret karena tidak mempunyai gugus -CO dan -NH pada molekulnya. Uji Biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang dihasilkan, dimana dalam suasana basa Cu bereaksi dengan beberapa jenis larutan protein dan menghasilkan warna violet. Hasil pembentukan senyawa kompleks, reaksi biuret dapat terjadi pada molekul yang mengandung 2 gugus ( - C - NH -) yang terikat pada satu atom karbon atau atom nitrogen atau O terikat langsung. Senyawa yang mengandung gugus – C- NH – diganti O dengan gugus – C –NH2 O - C – NH2 atau gugus –CH2NH2 juga positif dalam uji Biuret. O Uji test ini diberikan nama berdasarkan nama senyawa biuret. NH2 – C – N – C – NH2, yang memberikan uji positif. Uji Biuret merupakan uji karakteristik dari protein.

      Protein juga mengendap bila terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan pereaksi millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang direaksikan dengan biuret berwarna biru muda. Hal ini berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah ditambahkan garam.      Pada uji koagulasi, endapan albumin yang terjadi setelah penambahan asam asetat, bila direaksikan dengan pereaksi millon memberikan hasil positif. Hal ini menunjukkan bahwa endapan tersebut masih bersifat sebagai protein, hanya saja telah terjadi perrubahan struktur tersier ataupun kwartener, sehingga protein tersebut mengendap. Perubahan struktur tesier albumin ini tidak dapat diubah kembali ke bentuk semula, ini bisa dilihat dari tidak larutnya endapan albumin itu dalam air. Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi pada albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan HgCl2 dan Pb (CH3COO)2. Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat.

VII.          PERTANYAAN1.      UJI BIURETa.      Warna apa yang terjadi ?

Jawaban :   Jika sampel ditambahkan dengan NaOH  maka warna       menjadi bening kekuningan. Dan setelah ditambahkan dengan    PbSO4 warna berubah lagi menjadi kuning kecoklatan.   Selanjutnyaditambahkan dengan CuSO4 dan perubahan warna yang terjadi yaitu Cokelat.

b.      Mengapa harus dihindarkan penambahan CuSO4 berlebih ?Jawaban :    Cu merupakan logam berat. Jika penggunaannya terlalu banyak maka albumin akan

terdenaturasi membentuk koagulan. Pada suasana alkalis akan terbentuk Cu(OH)2 dari

Page 2: HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.docx

reaksi : Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2 (ungu) Cu2+ berwarna biru intensif, jika berlebihan akan mengakibatkan warna ungu terkalahkan sehingga hasilnya negative

c.       Mengapa garam ammonium mengganggu uji biuret ?Jawaban : Karena ion-ion dari garam ammonium lebih mudah dalam   mengikat air, sehingga menyebabkan kelarutan protein dalam     air berkurang.

d.      Sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif ?Jawaban : Zat lain yang dapat memberikan uji biuret yaitu Peptida dan           Asam amino.

2.      PENGENDAPAN DENGAN LOGAMa.      Amati apa yang terjadi ?

Jawaban : Pada percobaan ini proses yang terjadi yaitu saat sampel      ditambahkan HgCl2 maka warna berubah menjadi putih        seperti telur masak, tetapi campuran reaksi tersebut belum                     membeku atau masih dalam keadaan encer. Dan saat        ditambahkan dengan Pb (CH3COO)2, warna pada campuran          kemudian berubah menjadi putih, campuran matang tapi                      belum membeku.

b.      Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai penawar pada keracunan Pb dan Hg ?Jawaban :    Sebab protein yang terdapat dalam putih telur berfungsi sebagai biokatalis pengganti se-sel yang

telah rusak akibat gas-gas kimia beracun dari Pb dan Hg selain itu putih telur jugadigunakan sebagai antidotum terhadap keracunan logam berat karena putih telur mengandung albumin, sehingga apabila tubuh keracunan logam berat maka ion logam berat tersebut akan bereaksi dengan albumin membentuk koagulan sehingga logam berat tersebut tidak akan mengganggu atau merusak aktivitas enzim lain di dalam tubuh.

3.      PENGENDAPAN DENGAN GARAMa.      Jelaskan hasil-hasil yang diperoleh !

Jawaban :   Saat ditambahkan dengan (NH4)2SO4sampel tidak                        tercampur, massa telur lebih ringan sehingga berada diatas campuran, warna campuran bening dan telur belum matang.       Endapan kemudian ditambahkan dengan Reagen Millon, hasil      yang diperoleh yaitu sampel campuran matang dan berwarna      bening. Pada endapan yang ditambah biuret, telur              matang        dan berwarna biru dan terdapat warana coklat dan ungu.

b.      Mengapa ammonium sulfat (NH4)2SO4mengendapkan protein ?Jawaban :   Sebab amonium sulfat adalah salah satu garam yang bersifat         higroskopis yang dapat menyerap air.

4.      UJI KOAGULASIa.      Mengapa ditambahkan asam ke dalam larutan protein ?

Jawaban :

b.      Protein apa yang menggumpal pada pendidihan ?Jawaban :

Page 3: HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.docx

VIII.       KESIMPULAN      Protein dan asam amino memberikan reaksi yang bersifat khas, bukan hanya bagi gugus amino dan gugus karboksil bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya. Protein dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi lain seperti juga asam amino yang menjadi penyusunnya. Protein dapat mengendap atau terdenaturasi oleh logam berat, garam-garam anorganik, rusaknya struktur tersier dan kwartener, serta karena berada pada titik isolistriknya.      Berdasarkan reaksi antara protein dengan garam anorganik, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam percobaan pengendapan oleh garam, kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Hasil reaksi baik dengan pereaksi millon dan pereaksi biuret memberikan hasil yang positif yang membuktikan bahwa bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan mengendap.

Albumin dapat diendapkan oleh penambahan garam. Kedua endapan tidak bisa larut kembali dalam air, hanya terpecah menjadi partikel yang lebih kecil saat pengadukan dan terdispersi di semua bagian air sehingga tampak larut pada percobaan ini. Endapan yang terbentuk menunjukan hasil positif terhadap reagen milon dengan berubahnya warna endapan menjadi oranye kecoklatan, hal ini menunjukan bahwa endapan yang terbentuk benar-benar merupakan endapan protein.Protein akan terkoagulasi oleh pemanasan.