HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi...
Transcript of HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi...
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal,
deskripsi hasil siklus 1, deskripsi hasil perbaikan pada siklus 2, pembahasan hasil penelitian,
dan hasil tindakan yang kami paparkan sebagai berikut:
4.1 Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum diadakan penelitian pada awal terlebih dahulu diadakan survey dan
pengamatan subyek. Survey berupa pelajaran biasa tanpa metodologi penelitian sebanyak 2
kali pertemuan yang diajarkan oleh guru kelas IV. Pada akhir pembelajaran peneliti meminta
izin pada guru kelas untuk melaksanakan tes guna mendapat data tentang kondisi awal siswa
sebelum diberi tindakan selanjutnya. Pada kelas IV SD Negeri Tombo 2 sebelum
dilaksanakan penelitian pada pertengahan semester I Tahun pelajaran 2013/2014, banyak
siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA,
materi pokok Panca Indra Manusia. Hal tersebut berdampak pada hsil belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar pada siswa kelas IV ini disebabkan oleh beberapa faktor, untuk itu
guru dituntut untuk mengatasinya.
Prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VI SD Keputon 02 Kecamatan Blado
Kabupaten Batang belum menunjukan hasil yang seperti yang diinginkan. Hanya 7 siswa
(22,58 %) yang tuntas belajarnya dari 31 siswa ,sedangkan 27 siswa lainnya atau 77,41 %
siswa belum tuntas belajar. Sedangkan nilai rata-rata kelas baru mencapai 50,96.
32
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi (f) hasil belajar IPA pada pra siklus
No Rentang Nilai Frekuensi (f)
Prosentase (%)
KKM 70
1 90–100 0 0 % 2 80–89 1 3,22% 3 70–79 6 19,35 %
4 60–69 7 22,58% 5 50–59 5 16,12 %
6 40-49 5 16,12 % 7 30-39 7 22,58 %
Tuntas 7 22,58 %
Tidak tuntas 24 77,41 % 31 100 %
Data tersebut lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk dibawah ini :
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi (f)dan Prosentase (%) perolehan nilai pra siklus
0
5
10
15
20
25
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89
Jumlah
Persentase
33
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Pra Siklus
Berdasarkan data hasil tes IPA materi Panca Indra Manusia menunjukkan sebagian
besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar,disebabkan karena cara guru dalam
mengajar pada mata pelajaran IPA masih menggunakan sumber buku paket saja,belum
memanfaatkan sumber belajar lain yang menarik minat siswa .
4.2 Deskripsi Hasil Siklus 1
Hasil penelitian yang diadakan pra siklus menjadi acuan untuk diambil tindakan yang
tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dari tes IPA pra siklus menunjukkan masih
banyak siswa yang nilai IPA nya dibawah KKM. peneliti mengambil tindakan awal sebelum
pelaksanaan siklus I antara lain pemilihan sumber belajar,media pembelajaran,model
pembelajaran Cooperative Scrip.
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Siklus 1 terdiri dari 2 x pertemuan, 1 pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua
jam pelajaran). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah:
1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa
2) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran.
3) Merumuskan tujuan pembelajaran.
4) Menyiapkan materi pelajaran.
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus
24
7
Tidak Tuntas
Tuntas
34
5) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
6) Merancang pembelajaran model Cooperative Scrip
7) Menyiapkan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran.
8) Membuat lembar observasi.
9) Membuat lembar kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu :
1. Pendahuluan
1) Memberi contoh model Panca Indra Manusia yang ada di ruangan kelas.
2) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi pelajaran yang akan dipelajari.
3) Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dibahas yaitu Panca Indra
Manusia
2. Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2) Guru membagikan wacana atau materi bahan pelajaran dan lembar diskusi
berupa Lembar Diskusi Siswa untuk didiskusikan bersama kelompoknya.(
Eksplorasi )
3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar.( Elaborasi )
4) Pembicara menjelaskan materi yang telah diterima kepada pendengar.
Sementara pendengar menyimak, mengoreksi dan menanyakan bagian-bagian
tertentu yang belum dipahami.( Konfirmasi )
5) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya, kemudian melakukan kegiatan yang sama seperti di atas.(Elaborasi)
6) Guru memberikan kesimpulan (Konfirmasi).
3. Penutup (20 menit)
35
1) Peserta didik dibimbing untuk menyimpulkan.
2) Menguji keterampilan siswa dengan lembar tugas peserta didik.
3) Tindak lanjut (perbaikan dan pengayaan ).
4.2.3 Hasil Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan siklus 1 dilakukan selama proses kegiatan
berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat yang mengajar di kelas VI SD Negeri Tombo 2
Kecamatan Bandar, mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilaksanakan di kelas IV SD
Negeri Tombo 2 Kecamatan Bandar. Hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I
dicantumkan dalam tabel sebagai berikut
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi (f) hasil belajar IPA pada siklus I
No Rentang Nilai Frekuensi (f)
Prosentase (%)
KKM 70
1 90–100 0 0 % 2 80–89 7 22,58 % 3 70–79 10 32,25 %
4 60–69 8 25,80% 5 50–59 6 19,35 %
6 40-49 0 0 % 7 30-39 0 0 %
Tuntas 17 54,83 %
Tidak tuntas 14 45,16 % 31 100 %
Data tersebut lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini :
36
Gambar 4.3 Grafik Frekuensi (f)dan Prosentase (%) perolehan nilai siklus I
Berdasarkan data hasil tes IPA materi Panca Indra Manusia menunjukkan sebagian
besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar.
Gambar 4.4 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Siklus I
Dari temuan hasil perbaikan pembelajaran IPA siklus I belum menunjukkan bahwa
semua siswa dapat menyelesaikan materi Panca Indra Manusia dengan hasil ketuntasan
maksimal.
Hal ini dibuktikan dari hasil analisis nilai tes formatif siswa kelas IV SD Negeri Tombo 2
pada waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA siklus I yaitu dari 31 siswa yang
mendapat nilai di atas 70 ada 17 siswa ( 54,83 %) Berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif
siswa kelas IV di atas, akhirnya penulis beserta teman sejawat dan supervisor menyimpulkan
0
5
10
15
20
25
30
35
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89
Jumlah
Persentase
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Siklus I
14
17
Tidak Tuntas
Tuntas
37
bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA siklus I belum berhasil maka perlu
dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II.
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah
siswa kelas IV sebanyak 31 anak, yang sudah tuntas sebanyak 54,83 % atau 17 siswa dan
yang belum tuntas sebanyak 45,16 % atau 14 siswa. .
Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh
teman sejawat yaitu Trubus,S.Pd.SD yang mengajar di kelas VI SD Negeri Tombo 02.
Adapun hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran IPA
dapat ditunjukkan pada lampiran 5.
4.2.4 Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes siklus 1 dapat dilihat
adanya peningkatan hasil belajar, nilai rata-rata kelas, dan ketuntasan belajar siswa, dari
sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus 1.
Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan perbandingannya pada
gambar 4.2.
Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar
Kondisi Awal dan Siklus I
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus Siklus I
24
14
7
17
Tdk Tuntas
Tuntas
38
Terlihat dari gambar 4.2 bahwa siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan dari
22,58 % siswa tuntas pada kondisi awal menjadi 54,83 % siswa tuntas pada siklus 1,
sehingga ada kenaikan sebesar 32,25 % persen.
Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan masalah-
masalah sebagai berikut:
a) Guru kurang dapat memfariasikan metode dalam pembelajaran.
b) Persebaran siswa yang pandai dalam kelompok kurang merata.
c) Ada kelompok yang tidak menyelesaikan tugas sampai tuntas karena ada sifat egois
diantara anggotanya.
d) Pemantauan guru terhadap siswa pada saat pelajaran masih kurang.
Ketidakberhasilan proses perbaikan pembelajaran siklus I ini disebabkan oleh:
a) Penggunaan sumber pembelajaran dan media belum digunakan secara optimal oleh
siswa.
b) Siswa belum memahami konsep materi yang diberikan.
c) Peran guru sebagai fasilitator belum optimal.
4.3 Deskripsi Hasil Perbaikan Siklus 2
Hasil penelitian yang diadakan Siklus 1 ternyata kurang optimal. Dari hasil refleksi
siklus 1 peneliti mengambil tindakan awal sebelum pelaksanaan siklus II . yaitu membentuk
kelompok belajar siswa, sedangkan pembentukan kelompok di lakukan oleh guru, dengan
kriteria anak yang berbeda, kurang, sedang, dan baik dalam satu kelompok belajar.
4.3.1 Perencanaan Tindakan
Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan, berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran).
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah:
1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.
2. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran.
3. Merumuskan tujuan pembelajaran.
4. Menyiapkan materi pelajaran.
5. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
6. Menyiapkan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran.
39
7. Membuat lembar observasi.
8. Membuat lembar kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu:
1. Pendahuluan
1) Memberi contoh model Panca Indra Manusia yang ada di ruangan kelas.
2) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi pelajaran yang akan dipelajari.
3) Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dibahas yaitu Panca Indra
Manusia
2. Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2) Guru membagikan wacana atau materi bahan pelajaran dan lembar diskusi berupa
Lembar Diskusi Siswa untuk didiskusikan bersama kelompoknya.( Eksplorasi )
3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar.( Elaborasi )
4) Pembicara menjelaskan materi yang telah diterima kepada pendengar. Sementara
pendengar menyimak, mengoreksi dan menanyakan bagian-bagian tertentu yang
belum dipahami.( Konfirmasi )
5) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya, kemudian melakukan kegiatan yang sama seperti di atas.(Elaborasi)
6) Guru memberikan kesimpulan (Konfirmasi).
3. Penutup (20 menit)
1) Peserta didik dibimbing untuk menyimpulkan.
2) Menguji keterampilan siswa dengan lembar tugas peserta didik.
3) Tindak lanjut (perbaikan dan pengayaan ).
4.3.3 Hasil Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan siklus 2 dilakukan selama proses kegiatan
berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat yang mengajar di kelas VI SD Negeri Tombo 02,
40
mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Tombo 2
Kecamatan Bandar.
Pengamatan diperoleh dari nilai tes IPA siswa pada akhir tindakan siklus 2 dan
pengamatan terhadap proses belajar yang diperoleh dari hasil pengamatan aktifitas guru dan
siswa selama kegiatan siklus 2. Pengamatan terhadap Hasil belajar IPA ini dilakukan sendiri
oleh peneliti, sedangkan pengamatan terhadap proses belajar dilakukan oleh teman sejawat
yaitu Trubus,S.Pd.SD. yang kesehariannya mengajar di kelas VI SD Negeri Tombo 02.
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah
siswa kelas IV sebanyak 31 anak, yang sudah tuntas sebanyak 87,09 % atau 27 siswa dan
yang belum tuntas sebanyak 12,90 % atau 4 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan
ketuntasan belajar siswa dapat disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi (f) hasil belajar IPA pada siklus II
No Rentang Nilai Frekuensi (f)
Prosentase (%)
KKM 70
1 90–100 5 16,12 % 2 80–89 8 25,80 % 3 70–79 14 45,16 %
4 60–69 3 9,67% 5 50–59 1 3,22 %
6 40-49 0 0 % 7 30-39 0 0 %
Tuntas 27 87.09 %
Tidak tuntas 4 12,90 % 31 100 %
41
Gambar 4.3 Diagram Frekuensi (f)dan Prosentase (%) perolehan nilai pra siklus
Gambar 4.7. Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar
Kondisi Awal dan Siklus I
4.3.4 Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi tes siklus 1 dan hasil tes siklus 2 dapat dilihat adanya
peningkatan perolehan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan hasil belajar siswa dari tindakan
siklus 1 dan sesudah tindakan siklus 2.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Jumlah
Persentase
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus Siklus I
24
14
7
17
Tdk Tuntas
Tuntas
42
Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan perbandingannya pada
gambar 4.4.
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar
Kondisi Siklus I dengan Siklus II
Terlihat dari gambar 4.4 bahwa siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan dari
54,83 % siswa tuntas pada siklus 1 menjadi 87,09 % siswa tuntas pada siklus 2, sehingga ada
kenaikan sebesar 22,26 % persen.
4.4 Analisis Data
Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran IPA siklus II berjalan dengan baik,
terjadi peningkatan hasil belajar yang memuaskan. Pelaksanaan aktivitas perbaikan
pembelajaran Siklus II tersebut dapat digambarkan sebagai beikut :
1. Pembahasan materi secara sistematis dan jelas.
Pembahasan materi secara terperinci, urut, dan sistematis, mulai menujukkan alat
peraga dan cara menggunakanya serta manfaatnya dalam kehidupan sehari–hari.
Pembahasan materi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa
2. Penggunaan alat peraga dengan model nyata
Alat peraga yang digunakan guru sesuai dengan materi Panca Indra manusia
0
5
10
15
20
25
30
Siklus I Siklus II
17
27
14
4
Tdk Tuntas
Tuntas
43
3. Keterlibatan siswa dalam demonstrasi/ dalam menggunakan alat peraga.
Pendemonstrasian dilakukan oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok
dengan bantuan guru sebagai pembimbing
4. Pengaktifan siswa dalam pembelajaran / Pengungkapan gagasan / ide
Siswa aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam melakukan tanya jawab dan
menyampaikan pendapat.
5. Pemberian bimbingan pada siswa dalam mengambil kesimpulan
Memberikan motivasi pada siswa untuk mengambil kesimpulan dengan cara
merangsang siswa untuk berpendapat.
6. Pemberian latihan-latihan
Pemberian latihan–latihan secara lisan, baik indvidu maupun klasikal dengan bentuk
soal yang bervariasi.
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran IPA siklus II ternyata menunjukkan
peningkatan. Peningkatan ini ditunjukkan dari hasil analisis nilai tes formatif siswa kelas IV SD
Negeri Tombo 2 pada waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA siklus II yaitu 31 siswa
yang mendapat nilai di atas 70 ada 27 siswa ( 87,09 %) dengan rincian 5 siswa mendapat
nilai 90, 8 siswa deegan nilai 80, 14 siswa mendapat nilai 70, 3 siswa mendapat nilai 60, 1
siswa mendapat nilai 50.
Berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif siswa kelas IV di atas, akhirnya penulis
beserta teman sejawat dan supervisor menyimpulkan bahwa pelaksanaan perbaikan
pembelajaran IPA siklus II 27 siswa mendapat nilai di atas 70 dan sudah mencapai KKM,
sehingga peneliti tidak perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus III.
44
Tabel 4.4
Tabel Hasil Ketuntasan Pembelajaran IPA Pra Siklus,Siklus I,Siklus IV
No. Jumlah
Siswa Pelaksanaan
Ketuntasan Persentase
Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas
1. 31 Pra Siklus 7 24 22,58 77,41
2. 31 Siklus I 17 14 54,83 45,16
3. 31 Siklus II 27 4 87,09 12,90
Perbandingan ketuntasan belajar siswa Pra Siklus ,Siklus I,Siklus II dapat digambarkan
dalam grafik (gambar 4.5) sebagai berikut :
Gambar 4.10.
Grafik Perbandingan Ketuntasan belajar siswa kelas IV Pra siklus,Siklus I dan siklus II
Perbandingan Persentase ketuntasan belajar siswa dapat digambarkan dalam grafik
(gambar 4.6) sebagai berikut :
0
5
10
15
20
25
30
Pra Siklus Siklus I Siklus II
24
14
4 7
17
27
Tdk Tuntas Tuntas
45
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan belajar siswa kelas IV
Pra siklus,Siklus I dan siklus II
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Scrip dapat
meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 pada SD
Negeri Tombo 02. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut :
4.5.1 Pembahasan Pra Siklus
a) Hasil belajar IPA
Pada awalnya siswa kelas IV, nilai rata-rata hasil belajar IPA nya rendah. Hal ini
disebabkan karena banyak faktor, salah satunya guru kurang memanfaatkan sumber
belajar,media yang ada. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 31 siswa baru 7
siswa atau 22,58 % yang mencapai ketuntasan belajar dengan skor standar Kriteria
Ketuntasan Minimal. Sedangkan 24 siswa atau 77,41 % belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal yang telah ditentukan yaitu 70. Sedangkan nilai tertinggi pra siklus adalah 80, nilai
terendah 30, dengan rata-rata kelas sebesar 50,96.
b) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa merasa bosan dan
aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran masih pasif karena guru hanya menggunakan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus I Siklus II
77,41
45,16
12,9
22,58
54,83
87,09
Tdk Tuntas
Tuntas
Persentase
46
sumber dari buku paket saja. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas
siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan kurang semangat karena
pembelajaran selalu monoton.
4.5.2 Hasil Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus I
Berdasarkan data kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran hasil tes formatif di
atas, dapat dikatakan bahwa perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan menunjukkan
kemajuan. Perbaikan pembelajaran IPA Siklus I, berjalan cukup baik.
Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran Siklus I sebagai berikut :
1. Pembahasan materi secara sistematis dan jelas.
Pembahasan materi secara terperinci, urut, dan sistematis, mulai menujukkan alat
peraga dan cara menggunakanya serta manfaatnya dalam kehidupan sehari–hari.
Pembahasan materi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa
2. Penggunaan alat peraga model nyata
Alat peraga yang digunakan guru sesuai dengan materi Panca Indra manusia.
3. Keterlibatan siswa dalam demonstrasi/ dalam menggunakan alat peraga.
Pendemonstrasian dilakukan oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok
dengan bantuan guru sebagai pembimbing
4. Pengaktifan siswa dalam pembelajaran / Pengungkapan gagasan / ide
Siswa aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam melakukan tanya jawab dan
menyampaikan pendapat.
5. Pemberian bimbingan pada siswa dalam mengambil kesimpulan
Memberikan motivasi pada siswa untuk mengambil kesimpulan dengan cara
merangsang siswa untuk berpendapat.
6. Pemberian latihan-latihan
Pemberian latihan–latihan secara lisan, baik indvidu maupun klasikal dengan bentuk
soal yang bervariasi.
47
4.5.3 Hasil Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus II
Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran IPA siklus II berjalan dengan baik,
berkenaan dengan itu terjadi peningkatan hasil belajar yang memuaskan. Pelaksanaan
aktivitas perbaikan pembelajaran Siklus II tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pembahasan materi secara sistematis dan jelas.
Pembahasan materi secara terperinci, urut, dan sistematis, mulai
menujukkan alat peraga dan cara menggunakanya serta manfaatnya dalam
kehidupan sehari–hari. Pembahasan materi dengan bahasa yang mudah
dipahami siswa
2. Penggunaan alat peraga model nyata ( siswa dijadikan model )
Alat peraga yang digunakan guru sesuai dengan materi Panca Indra manusia
3. Keterlibatan siswa dalam demonstrasi/ dalam menggunakan peraga.
Pendemonstrasian dilakukan oleh siswa, baik secara individu maupun
kelompok dengan bantuan guru sebagai pembimbing
4. Pengaktifan siswa dalam pembelajaran / Pengungkapan gagasan / ide
Siswa aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam melakukan tanya
jawab dan menyampaikan pendapat.
5. Pemberian bimbingan pada siswa dalam mengambil kesimpulan
Memberikan motivasi pada siswa untuk mengambil kesimpulan dengan cara
merangsang siswa untuk berpendapat.
6. Pemberian latihan-latihan
Pemberian latihan–latihan secara lisan, baik indvidu maupun klasikal dengan
bentuk soal yang bervariasi.
4.5.4 Pembahasan.
Pembahasan 4 siswa yang belum tuntas
1. Bagi 2 siswa yang belum tuntas karena sering tidak naik kelas,informasi dari guru kelas
sebelumnya berdasar pada bukti fisik raport siswa
2. Bagi 1 siswa yang belum tuntas karena sering tidak masuk sekolah,informasi dari teman
teman siswa,orang tua siswa dan masyarakat sekitar tempat tinggal
48
3. Bagi 1 siswa yang belum tuntas termasuk berkebutuhan khusus,lamban dalam
menerima materi pelajaran,senang bermain sendiri,berdasar dari guru kelas
sebelumnya
Dari beberapa permasalahan diatas sebaiknya Guru membimbing dan melaksanakan
remidial bagi 4 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran serta mencari solusi atas
permasalahan yang ditemukan pada siswa yang belum tuntas seperti mencari informasi
pada guru kelas sebelumnya,wawancara dengan siswa dan orang tua siswa.