hasil laporan kompos
-
Upload
muhamad-fahmi-faizal -
Category
Documents
-
view
892 -
download
0
Transcript of hasil laporan kompos
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 1/18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian organik kini mulai menjadi peluang baru dalam usaha pertanian,
hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya
mengkonsumsi makanan, sayuran dan buah-buahan yang bebas dari bahan-bahan
kimia. Produk pertanian selama ini banyak menggunakan bahan kimia, seperti
pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian.
Gaya hidup sehat dengan slogan “back to nature” telah menjadi tren baru
meninggalkan pola hidup lama yang penuh dengan bahan kimia. Oleh karena itu,
usaha pupuk organik memiliki peluang besar dalam menanggapi isu yang terjadi.
Penggunaan pupuk kimia yang terus-menerus menjadi penyebab
menurunnya kesuburan lahan bila tidak diimbangi dengan penggunaan pupuk
organik. Hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah (LPT) menunjukkan bahwa
79 persen tanah sawah di Indonesia memiliki bahan organik (BO) yang sangat
rendah. Padahal BO sangat berperan sebagai faktor pengendali (regulating factor)
dalam proses-proses penyediaan hara bagi tanaman dan mempertahankan struktur
tanah.
Pengembangan industri pupuk organik tidak hanya berdasarkan atas faktor
kerusakan lahan tetapi juga nilai bisnis dan ekonomisnya. Pertanian organic
meningkat mengalami perkembangan yang pesat sehingga permintaan pupuk
organik ikut meningkat. International Federation for Organic Agriculture
Movement (IFOAM) sebuah organisasi internasional yang menjadi paying
gerakan organik seluruh dunia, memprediksi bahwa pertumbuhan pasar organicberada di kisaran 20-30 persen tiap tahun.
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan
tanah sedangkan pemupukan adalah suatu proses penambahan bahan tersebut ke
tanah agar tanah menjadi subur. Jenis pupuk ada dua, yaitu pupuk organik dan
anorganik (kimia) dimana kedua jenis pupuk ini memiliki manfaat yang sama
yaitu untuk memperbaiki kesuburan tanah. Industri pupuk di Indonesia pada
umumnya terdiri dari usaha kecil menengah dan bersifat parsial. Hal ini
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 2/18
2
mengakibatkan kebutuhan pupuk organik di Indonesia masih belum terpenuhi
karena ketersediaan pupuk organik masih relatif kecil dan akses untuk
memperolehnya relatif sulit.
B. Dasar Teori
1. Pupuk Kompos
Kompos ialah bahan organik yang telah menjadi lapuk, seperti daun-daunan,
jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-
carang, serta kotoran hewan. Bahan-bahan ini menjadi lapuk dan busuk bila
berada dalam keadaan basah dan lembab, seperti halnya daun-daun menjadi lapuk
bila jatuh ke tanah dan berubah menjadi bagian tanah (Murbandono 1994).
Menurut Indrasti (2003), kompos merupakan bahan yang dihasilkan dari proses
degradasi bahan organik yang dapat berguna bagi tanah-tanah pertanian seperti
memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman
menjadi lebih tinggi.
Kompos termasuk dalam golongan pupuk organik yang dapat digunakan
sebagai pupuk bagi berbagai tanaman. Ditinjau dari segi manfaatnya, kompos
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pupuk buatan, seperti urea,
ZA, DS, NPK, dan lain-lain. Keunggulan tersebut diantaranya 1) dapat
memperbaiki struktur tanah sehingga produktivitas tanah tetap tinggi; 2) selain
mengandung unsur utama NPK, juga mengandung unsur-unsur hara lainnya yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman walaupun dalam jumlah yang kecil; dan 3) pupuk
kompos dan pupuk buatan bekerjanya saling mengisi untuk meningkatkan
produktivitas tanaman. Selain itu, menurut Lingga dan Marsono (2003), kompos
atau pupuk organik dapat menaikkan daya serap tanah terhadap air (water holdingcapacity) sehingga mampu mempertahankan hasil panen tanaman pada musim
kemarau. Jika dibandingkan dengan pupuk sintetis, pupuk organik memiliki
kelemahan diantaranya kandungan haranya sedikit dan daya kerjanya lambat
(slow release) terutama pupuk organik padat (Soedyanto et.al. 1981). Menurut
Musnawar (2003), untuk menutupi kelemahan tersebut, pupuk organik biasanya
masih dipadukan dengan pupuk kimia. Penggunaan pupuk organik dan pupuk
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 3/18
3
kimia secara terpadu memiliki interaksi positif dalam meningkatkan produktivitas
tanaman.
Pengomposan menurut Murbandono (2002) adalah proses perubahan dan
peruraian bahan-bahan organik sehingga unsur haranya mengalami pembebasan
dan menjadi bentuk larut yang bisa diserap oleh tanaman. Dari hasil pengomposan
dihasilkan kompos.
Kompos merupakan bentuk akhir dari bahan-bahan organik (sampah
organik) yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara
mikroorganisme (bakteri pembusuk) yang bekerja didalamnya, baik secara
aerobik maupun anaerobik atau dengan kata lain kompos merupakan hasil
fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti tanaman, hewan,
atau limbah organik lainnya (Indriani 2000).
2. Analisis Kelayakan dan Finansial
Analisis kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang
direncanakan. Pengertian layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari
gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik
dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial
benefit , hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan (Ibrahim 2003).
Metode analisis kelayakan finansial merupakan metode analisis yang dapat
digunakan untuk mengetahui apakah suatu usaha layak atau tidak untuk
dilaksanakan. Selain itu, untuk melihat pengaruh perubahan-perubahan yang akan
terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah seperti perubahan harga bahan baku dan
lain sebagainya dapat digunakan metode analisis nilai pengganti (switchingvalue).
Kadariah et.al (1999) menjelaskan bahwa analisis finansial adalah analisis
yang melihat suatu proyek dari sudut badan-badan atau orang-orang yang
menanamkan modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam
proyek. Analisis finansial ini penting dalam memperhitungkan insentif bagi
orang-orang yang turut serta dalam menyukseskan pelaksanaan proyek.
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 4/18
4
Menurut Gittinger (1986), bahwa terdapat enam tujuan utama analisis finansial
untuk proyek-proyek pertanian, yaitu:
a. Penilaian pengaruh finansial. Tujuan analisis finansial adalah menilai
pengaruh-pengaruh proyek terhadap para petani, pengusaha swasta dan
umum, badan-badan pelaksana pemerintah dan pihak lain yang turut serta
dalam proyek tersebut. Penilaian ini didasarkan atas analisa keadaan
finansial setiap peserta pada saat tersebut dan suatu proyeksi keadaan
finansial pada masa yang akan datang sejalan dengan pelaksanaan proyek.
b. Penilaian penggunaan sumberdaya terbatas. Analisa finansial memberikan
informasi mengenai penggunaan sumberdaya-sumberdaya suatu proyek.
c. Penilaian insentif (penarik). Pengamatan secara finansial sangat
dibutuhkan dalam penilaian insentif pada para petani, manajer dan pemilik
yang ikut dalam proyek.
d. Ketetapan suatu rencana pembelanjaan. Salah satu tujuan dasar analisa
finansial adalah menghasilkan suatu rencana yang menggambarkan
keadaan finansial dan sumber-sumber dana berbagai peserta proyek serta
proyek itu sendiri. Rencana finansial adalah dasar untuk menentukan
jumlah dan waktu pelaksanaan investasi dan penetuan tingkat pembayaran
serta kemungkinan penambahan kredit untuk mendukung investasi yang
telah ada.
e. Koordinasi kontribusi finansial. Rencana finansial mengikuti koordinasi
kontribusi finansial dari berbagai peserta proyek. Koordinasi tersebut
dibuat dari dasar proyeksi seluruh finansial untuk proyek sebagai suatu
keseluruhan.
f.
Penilaian kecakapan mengelola keuangan. Atas dasar proyeksi neracafinansial, khususnya untuk perusahaan-perusahaan besar dan kesatuan
(entity) proyek, analisis dapat membuat penilaian tentang kerumitan
pengelolaan finansial proyek dan kemampuan pimpinan dalam mengelola
proyek.
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 5/18
5
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Meningkatkan pemahaman tentang kemitraan dan pola kemitraan yang
dikembangkan oleh kelompok tani di Kawasan Industry Kompos Kandang
Ungul.
2. Untuk mengetahui teknik pembutaan kompos dan media tanam yang
dilakukan oleh managemen KIKKU.
3. Untuk mengetahui manfaat penggunaan kompos dalam berbagai usah bisnis
pertanian.
4. Untuk mengetahui analisis usaha tani pembuatan kompos dan analisis usaha
tani tanaman pangan hasil uji coba dengan menggunakan kompos kandang
unggul.
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 6/18
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Lokasi Praktikum
Lokasi praktikum Kunjungan Ilmiah Pembuatan Kompos di Kawasan
Industri Kompos Kandang Unggul (KIKKU) Desa Miripan Kecamatan Padamara
Kabupaten Purbalingga.
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 7/18
7
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. Teknik Pembuatan Kompos di KIKKU
1. Proses Pencampuran
Proses pencampuran dalam hal ini berarti pencampuran feses sapi dengan
bahan baku pembuatan kompos dan probiotik. Pertama, kotoran ternak
sapi dibasahi dahulu dengan air (jika kotoran tersebut kering). Siapkan
kotoran sapi sebanyak 1 ton. Setelah dibasahi dengan air, kotoran sapi
diler diratakan dengan ketebalan 10 cm di gudang pengomposan.
Kemudian, dari atas ditaburi dengan serbuk gergaji (kayu albasia)
sebanyak 10 kg, abu sekam 10 kg, kapur bangunan (kalsit) 20 kg dan
bioaktivator (stardec) 1 kg. Adapun fungsi dari bioaktivator dalam
pembuatan kompos yaitu untuk mempercepat pengomposan dan
mempercepat degradasi bahan-bahan organic. Setelah ditaburi dengan
bahan baku diatas, kemudian dilakukan pengadukan dengan menggunakan
cangkul sampai bahan baku tersebut tercampur merata dengan kotoran
sapi.
Gambar 1. Proses pencampuran
2. Proses Pemeraman dan Penyisiran
Pemeraman dilakukan di tempat yang teduh terlindung dari sinar matahari.
Setelah proses pencampuran selesai, kemudian adonan tersebut dibentuk
gundukan atau gunungan dan di tengah-tengah gundukan tersebut dibuat
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 8/18
8
lubang. Lubang tersebut dipasang bambu dengan tujuan untuk keperluan
aerasi yaitu agar asap dalam kompos dapat keluar. Jika tidak dibuat lubang
aerasi kompos tersebut bisa terbakar dan pupuknya akan berwarna putih
karena asap di dalam kompos tersebut tidak dapat keluar. Agar
memperoleh aerasi yang sempurna (aliran udara secara alami) perlu
dilakukan membolak-balik adonan secara berkala. Pengadukan atau
penyisiran dilakukan seminggu sekali selama 1 bulan, sehingga 1 bulan 4
kali penyisiran.
Gambar 2. Proses pemeraman
3. Proses Penyaringan
Setelah proses pemeraman dan penyaringan selesai, telah terbentuk
kompos. Sebelum kompos disaring terlebih dahulu kompos dikeringkan
atau dijemur di bawah terik matahari selama 1 sampai 2 hari dengan
maksud untuk menurunkan kadar air kompos. Setelah pengeringan
kompos di hancurkan dengan mesin giling dengan maksud agar kompos
hancur dan mudah untuk proses pengayakan. Kemudian kompos disaring
menggunakan saringan pasir dengan ukuran lubang saring 2 cm × 2 cm.
Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos sesuai
dengan kebutuhan.
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 9/18
9
Gambar 3. Proses penyaringan kompos
4. Proses Pengemasan
Setelah kompos disaring, kemudian kompos tersebut dikemas
menggunakan karung. Karung diisi dengan kompos hingga dan ditimbang
hingga berat mencapai 25 kg. Selanjutnya, bagian atas karung dijahit
dengan menggunakan mesin jahit supaya karung yang berisi kompos
tersebut rapat dan tidak ada kompos yang keluar.
Gambar 4. Proses pengemasan kompos
5. Proses Penyimpanan
Kompos yang telah dikemas, selanjutnya di gudang penyimpanan yang
aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur jasad lainnya
yang tidak diinginkan. Kompos siap dipasarkan.
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 10/18
10
B. Media Tanam
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam.
Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang
ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis
tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini
dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang
berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah
sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur
hara.
Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di
Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa
pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-
bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa
dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga
menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.
Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis
tanaman yang akan ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman mengenai
karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya.
berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan
organik dan anorganik.
Teknik Pembuatan Media Tanam
Pembuatan media tanam ini untuk tanaman hias (tanaman aglaonema,
antorium, adenium, dll.) dan tanaman sayur (tanaman cabai, selada, bayam, dll.).Cara pembuatannya, siapkan bahan baku untuk pembuatan media tanam,
bahan bakunya antara lain: pupuk kompos, sekam padi bakar dan batang pakis
yang sudah dicacah dikeringkan dengan dosis perbandingan 1 : 1 : 1.
Pembutannya, ketiga bahan baku pupuk kompos, sekam bakar dan pakis tersebut
langsung dicampurkan dan sambil diaduk-diaduk menggunakan cangkul sampai
merata. Setelah pencampuran merata berarti media tanam sudah jadi dan langsug
bisa dipakai untuk menanam tanaman. Fungsi dari sekam bakar dalam media
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 11/18
11
tanam yaitu untuk menahan air dan di dalam sekam terdapat unsur hara yang
tinggi. Fungsi dari batang pakis yaitu untuk menjaga porositas (agar air bisa
keluar) pada media tanam.
Pada tanaman buah, pembuatan media tanam tidak membutuhkan pakis.
Bahan baku pengganti pakis yaitu pasir malang, karena sistem perakaran buah
yang kuat sehingga harus memakai bahan baku pasir malang.
Media tanam tersebut jika sudah digunakan selama 4 sampai 6 bulan,
disarankan untuk mengganti dengan media tanam yang baru, karena kadar hara
yang diperlukan tanaman dalam media tanam semakin lama akan semakin
berkurang. Dengan mengganti media tanam yang baru maka kebutuhan hara
tanaman tercukupi lagi. Adapun harga dari bahan baku pembuatan media tanam
yaitu: pupuk kompos 1 karung Rp. 12.500,-; sekam bakar 1 karung Rp. 20.000,-;
pakis Rp. 5.000,-; dan pasir malang Rp. 2.000,-.
Gambar 5. Proses pencampuran pada pembuatan media tanam
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 12/18
12
BAB IV
PEMBAHASAN
Investasi awal berupa:
Pembuatan rumah kompos seharga Rp. 200.000.000,- dengan nilai efisiensi
50 tahun. Rumah kompos ini dapat digunakan juga sebagai tempat
pemrosesan pembuatan kompos.
Pengadaan peralatan cangkul 5 buah @Rp. 50.000,- dengan nilai efisiensi 2
tahun, sekop 5 buah @Rp. 50.000,- dengan nilai efisiensi 2 tahun, mesin jahit
1 buah Rp. 1.500.000,- dengan n.e. 20 tahun, ayakan 3 buah @Rp. 15.000,-
dengan n.e. 1 tahun. Mesin perontok 1 buah Rp. 10.000.000,- n.e. 20 tahun.
Timbangan Rp. 1.500.000,- dengan n.e. 20 tahun).
Bahan baku pembuatan kompos terdiri dari feses sapi sapi 7 ton, abu sekam 700
kg, serbuk gergaji kayu 700 kg, kalsit 20 kg, dan probiotik sebanyak 1 kg. Setiap
1 bulan menghasilkan kompos 4.900 kg. Tenaga kerja yang digunakan 8 orang
setiap kali pengolahan.
Asumsi pembiayaan yang digunakan sebagai berikut:
Tenaga kerja pengolahan 4 orang Rp. 25.000,-/hari 4 kali pengolahan. Tenaga
kerja pengemasan 4 orang Rp. 25.000,-/hari.
Feses sapi 7 ton Rp. 500.000,-, abu sekam Rp. 300/kg, serbuk gergajian Rp.
150,-/kg, bioaktivator Rp. 15.000,-/kg, karung goni Rp. 1.300,-, bahan bakar
Rp. 4.500,-/liter, dan listrik Rp. 130.000,-/bln.
Kompos dijual dengan harga Rp. 500/kg.
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 13/18
13
1. Biaya Tetap (FC)
a. Bangunan (n.e. 50 thn) = Rp. 200.000.000 : 600 = Rp. 333.333,33
b. 5 cangkul (n.e. 2 thn) = Rp. 50.000 x 5 : 24 = Rp. 10.416,-
c. 5 sekop (n.e. 2 thn) = Rp. 70.000 x 5 : 24 = Rp. 14.583,-
d. Mesin Perontok padi (n.e. 20 thn)
Rp. 10.000.000 : 240 = Rp. 41.666,66
e. 3 ayakan (n.e. 1 thn) = Rp. 60.000 x 3 : 12 = Rp. 15.000,-
f. Timbangan (n.e. 20 thn) = Rp. 1.500.000 : 240 = Rp. 6.250,-
g. Mesin jahit (n.e 20 thn) = Rp. 1.500.000 : 240 = Rp. 6.250,- +
Total Biaya Tetap = Rp. 427.498,99
2. Biaya Variabel
a. Feses 7 ton = Rp. 500.000,-
b. Abu jerami = 700 kg x Rp. 300 = Rp. 210.000,-
c. Grajian = 700 kg x Rp. 150 = Rp. 105.000,-
d. Kapur = Rp. 15.000/20 kg x 7 = Rp. 105.000,-
e. Bioaktivator = Rp. 15.000/1 kg x 7 = Rp. 105.000,-
f. Tenaga Kerja
Pengolahan = 4 orang x 4 hari x Rp. 25.000 = Rp. 400.000,-
Pengemasan = 4 orang x Rp. 25.000 = Rp. 100.000,-
g. Karung = Rp. 1.300 x 196 = Rp. 254.000,-
h. Bahan Bakar 2 liter x Rp. 4.500 = Rp. 9.000,-
i. Listrik = Rp. 130.000,- +
Total Biaya Variabel = Rp. 1.918.800,-
3. Total Biaya (TC)
Total biaya didapat dari penjumlahan antara total biaya tetap (TFC) dan
total biaya variable (TVC). Berikut adalah perhitungan total biayanya:
TC = FC + VC
= Rp. 427.498,99 + Rp. 1. 918.800
= Rp. 2.346.298,99
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 14/18
14
4. Penerimaan (R)
Penerimaan (laba kotor) dapat dicari dengan perkalian antara harga jual
produk per unit dan kuantitas atau jumlah barang dalam sekali produksi. Dalam
usaha tani ini penerimaannya yaitu:
R = P × Q
= Rp. 500,00 x 4.900 kg
= Rp. 2.450.000,-
5. Pendapatan
Pendapatan disebut juga keuntungan (laba bersih) dapat dicari dengan
selisih antara jumlah penjualan yang diterima dan total biayanya.
= R – TC
= Rp. 2.450.000,- Rp. 2.346.298,99
= Rp. 103.701,01
6. R/C Rasio
Perhitungan ini lebih ditekankan pada kriteria-kriteria investasi yang
pengukurannya diarahkan pada usaha untuk memperbandingkan, mengukur, serta
menghitung tingkat keuntungan usaha. R/C rasio adalah perbandingan (nisbah)
antara penerimaan dan biaya.
R/C = berarti > 1 artinya usaha ini dikatakan untung. Kita juga perlu
mengerti jika R/C < 1 artinya usaha ini dikatakan rugi dan jika didapat R/C = 1
artinya usaha ini tidak untung juga tidak rugi (Impas).
7. Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)
Return of Invesment (ROI) merupakan nilai keuntungan yang diperoleh dari
setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waku tertentu. Dengan
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 15/18
15
analisis ROI, pemilik usaha dapat mengukur sampai seberapa besar
kemampuannya dalam mengembalikan modal yang telah ditanamkannya.
Dari perhitungan kami dari hasil praktikum didapat ROI = 4,41 % yang
menunjukkan bahwa usaha ini memberikan prospek yang baik, dimana dengan
pengorbanan atau modal Rp. 1000,- akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp.
44,1,-.
8. Titik Inpas (BEP)
Break Even Point merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi
sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan.
Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume
penjualan agar suatu usaha tani tidak rugi. Selain itu, BEP dapat dipakai untuk
merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam
mengendalikan operasi yang sedang berjalan.
a) BEP Volume Produksi (kg):
–
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 16/18
16
b) BEP Penerimaan (RP):
–
Grafik BEP
P
TRRp. 2.450.000
LabaRp. 2.346.248,49 TC
Rp.1.943.177Rp. 1.918.800 VC
Rugi
Rp. 427.498,99 FC
3.941,35 Q (kg)
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 17/18
17
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan:
1. Teknik pembuatan kompos ada 5 langkah yaitu: Proses Pencampuran,
Proses Pemeraman dan Penyisiran, Proses Penyaringan, Proses
Pemeraman dan Proses Penyimpanan.
2. Teknik pembuatan media tanam caranya hanya dicampurkan saja antara
pupuk kompos, sekam bakar dan batang pakis yang sudah dicacah. Semua
bahan baku tersebut dicampur dan sambil diaduk-aduk sampai merata.
3. Dalam usaha tani di KIKKU investasi awalnya Rp. 200.000.000,- untuk
biaya gedung pembuatan kompos. Total biaya tetapnya dalam sekali
5/16/2018 hasil laporan kompos - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-laporan-kompos 18/18
18
produksi sebesar dan total biaya variabelnya sebesar
. Total penerimaan yang didapat sebesar Rp. 2.450.000,-
dan pendapatan atau keuntungannya sebesar Rp.103.701,01.
4. Perhitungan kami dari hasil praktikum didapat ROI = 4,41 % yang
menunjukkan bahwa usaha ini memberikan prospek yang baik, dimana
dengan pengorbanan atau modal Rp. 1000,- akan mendapatkan
keuntungan sebesar Rp. 44,1,-.
5. BEP volume produksi yaitu dan BEP penerimaannya sebesar
Rp.1.943.177,2, artinya jika perusahaan memproduksi sebanyak
3.941,35 kg berarti perusahaan tersebut masih dalam kondisi
menguntungkan (tidak mengalami kerugian).
DAFTAR PUSTAKA
Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. UI-Press, Jakarta.
Harahap, A. M. 2011. Analisis Finansial Usaha Kompos. Skripsi. IPB. Bogor.
____________. 2011. Ragam Media Tanam. (http://www.kebonkembang.com/).
Diakses pada tanggal 6 Desember 2012 pukul 23:57 WIB.