Hasil & Kesimpulan Modul 2
-
Upload
najla-annisa -
Category
Documents
-
view
66 -
download
7
description
Transcript of Hasil & Kesimpulan Modul 2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 RMS (x, y, Residual)
4.1.2 Peta Hasil Registrasi
4.1.3 Digitasi
1. Point
2. Polyline
3. Polygon
4.1 Pembahasan
Dari praktikum ini, peta yang berformat jpeg masih bisa di olah untuk
kepentingan lain dalam software ArcGIS 10.0. Dapat dilihat bahwa nilai dari
suatu rektifikasi adalah di tentukan dari penempatan dan keakuratan titik saat
mertifikasi suatu peta.
Suatu peta yang di rektifikasi dapat dikatakan baik, apabila memiliki nilai
RMS yang kecil. Semakin kecil nilai RMS, semakin mendekati asli peta tersebut
dengan koordinat sebenarnya. Nilai standar suatu peta yang di anggap sudag
baik adalah kurang dari 2.
Dari hasil praktikum, nilai RMS adalah kurang dari dua. Sehingga dapat di
katakana bahwa peta hasil rektifikasi sudah baik. Apabila data yang diregistrasi
dalam keadaan tidak baik, maka nilai RMS akan besar. Keadaan tidak baik
tersebut dapat terjadi karena hal-hal berikut: peta yang pernah ketumpahan air
panas sehingga berkeriput. Berhubung peta tersebut adalah arsip satu-satunya
maka peta yang sudah tak layak dilihat tersebut di-scan; citra satelit direkam
dengan sensor yang sedang tidak stabil. Besar-kecilnya nilai RMS merupakan
akibat dari kondisi peta atau citra yang diregistrasi dan bukan merupakan nilai
yang harus diatur agar sesuai dengan batas normal RMS. Hal lain yang
mempengaruhi RMS error terhadap registrasi peta ialah tidak tepatnya
penempatan titik kontrol yang menyebabkan nilai akurasi atau RMS semakin
besar.
Selain itu, dalam praktikum kali ini juga terdapat materi digitasi. Yaitu
penambahan informasi dalam bentuk format yang berbeda. Secara umum,
bentuk dari pendigitasian peta ada 3, yaitu titik, garis dan polygon. Untuk
praktikum kali ini, di lakukan digitasi dalam 3 jenis. Yaitu point, polyline, dan
polygon. Digitasi dilakukan di daerah Semarang. Dimana digitasi titik dilakukan
pada masjid di sekitar daerah Semarang Barat. Untuk digitasi dalam bentuk garis
di lakukan dalam jalan-jalan yang ada di daerah Semarang Utara dan Timur. Dan
digitasi polygon dilakukan pada pemukiman, sawah, bangunan, dll yang ada di
daerah Semarang Timur. Semua digitasi dilakukan sebanyak 10 kali.
Dalam melakukan retrifikasi kita menggunakan WGS84 (World Geodetic
System) sebagai acuan. Alasannya WGS84 dianggap sebagai ellipsoid terbaik
untuk keseluruhan geoid. Ketika WGS84 diimpitkan diperoleh penyimpangan
terkecil di kawasan Nusantara RI. Titik impit WGS-84 dengan geoid
di Indonesia dikenal sebagai datum Padang (datum geodesi relatif)
yang digunakan sebagai titik reference dalam pemetaan nasional.
Bentuk akhir dari proses digitasi adalah berupa data vektor dimana data
vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang
menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik, garis atau area (polygon) . Ada tiga tipe data vektor yang
digunakan dalam praktikum kali ini yaitu titik, garis, dan polygon. Titik bisa
digunakan sebagai informasi untuk menandai fasilitas umum seperti tempat
ibadah, rumah sakit, sekolah dll. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan route
sebuah jalan atau aliran sungai dan poligon bisa digunakan untuk
menggambarkan sebuah danau, lapangan sepakbola, pasar, dsb.
V. KESIMPULAN
Hasil kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1. Root Mean Square Error (RMS Error) dapat dijadikan tolak ukur keakuratan
sebuah peta digital yang memuat substansi geografis
2. Proses Georeferencing terdiri dari berbagai proses, seperti : retrifikasi,
digitasi, penentuan RMS Error
3. Rektifikasi digunakan untuk memberikan letak koordinat peta sesuai
kenyataanya di bumi;
4. Digitasi digunakan untuk menambahkan suatu informasi pada peta dapat
berupa titik( point ), garis( polyline ), maupun polygon.