Happy Ending (Laporan Magang Sawit)

165
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kegiatan Magang Mahasiswa merupakan mata kuliah wajib yang diambil mahasiswa semester VII Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kegiatan magang mahasiswa dilaksanakan untuk mendidik pengalaman kerja, dan keterampilan, serta melatih mahasiswa untuk menemukan masalah-masalah yang dihadapi di lapang dan mencari solusi pemecahannya. Dengan kegiatan magang mahasiswa ini, diharapkan mahasiswa dapat menguasai seluruh unit program kegiatan yang ada di institusi mitra anak perusahaan PT Astra Agro Lestari tbk yaitu PT Sukses Tani Nusasubur, mulai dari program kegiatan persiapan lahan, produksi, hingga proses pasca panen. Melalui kegiatan magang tersebut mahasiswa memperoleh pengetahuan dari praktek yang tidak didapat di bangku perkuliahan dan mendapat keterampilan serta pengalaman kerja nyata. Selain dari itu, kegiatan ini dapat memberikan dampak yang nyata terhadap peningkatan aspek-aspek yang berkaitan dengan softskill. Softskill tersebut berkaitan dengan pengembangan karier, pengembangan sikap, identifikasi masalah dan mencari solusi dari permasalahan yang 1

Transcript of Happy Ending (Laporan Magang Sawit)

A. PENDAHULUAN

1. Latar BelakangKegiatan Magang Mahasiswa merupakan mata kuliah wajib yang diambil mahasiswa semester VII Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kegiatan magang mahasiswa dilaksanakan untuk mendidik pengalaman kerja, dan keterampilan, serta melatih mahasiswa untuk menemukan masalah-masalah yang dihadapi di lapang dan mencari solusi pemecahannya. Dengan kegiatan magang mahasiswa ini, diharapkan mahasiswa dapat menguasai seluruh unit program kegiatan yang ada di institusi mitra anak perusahaan PT Astra Agro Lestari tbk yaitu PT Sukses Tani Nusasubur, mulai dari program kegiatan persiapan lahan, produksi, hingga proses pasca panen. Melalui kegiatan magang tersebut mahasiswa memperoleh pengetahuan dari praktek yang tidak didapat di bangku perkuliahan dan mendapat keterampilan serta pengalaman kerja nyata. Selain dari itu, kegiatan ini dapat memberikan dampak yang nyata terhadap peningkatan aspek-aspek yang berkaitan dengan softskill. Softskill tersebut berkaitan dengan pengembangan karier, pengembangan sikap, identifikasi masalah dan mencari solusi dari permasalahan yang didapat di lapang, serta pengembangan sikap yang sudah siap dalam dunia kerja.Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit pertama produsen sawit dunia. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi.2

PT Astra Agro Lestari (tbk.) adalah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis kelapa sawit. Dengan semakin besar dan berkembangnya kebutuhan produk olahan kelapa sawit maka PT Astra Agro Lestari yakin bahwa ke depan bisnis atau usaha di bidang agribisnis perkebunan akan memiliki peluang yang 1

besar, walaupun akan dirasakan semakin banyak pesaing yang hadir. Bagi PT Astra Agro Lestari, kompetitor bukanlah lawan tetapi motivator yang dapat memberikan kekuatan. Dengan adanya kompetitor maka kinerja suatu perusahaan dituntut untuk melakukan improvemen dan inovasi agar jadi lebih baik dan dapat bersaing secara global.PT Astra Agro Lestari mempunyai Visi dan Misi yang jelas untuk Menjadi perusahaan agribisnis yang paling produktif dan inovatif di dunia dan Misi : Menjadi panutan dan berkontribusi pada pembangunan dan kesejahteraan bangsa. PT Sukses Tani Nusasubur adalah salah satu anak perusahaan dari PT Astra Agro Lestari, Tbk yang berada di area Borneo 3. PT. Sukses Tani Nusasubur (STN) bergerak dibidang perkebunan dengan komoditi kelapa sawit. Berlokasi di desa Labangka Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur.2. Tujuan1. Tujuan UmumPelaksanakan kegiatan magang, mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan magang di PT Sukses Tani Nusasubur adalah : a. Sebagai studi banding antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan pelaksanaan teknis di lapangan dan melatih mahasiswa dalam mengintegritaskan diri dengan masyarakat disekitar lokasi magang.b. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam terjun di dunia perkebunan setelah lulus.c. Mahasiswa memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja yang praktis yaitu secara langsung dapat dijumpai, merumuskan serta memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di bidang pertanian khususnya tanaman perkebunan.d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi swasta, perusahaan dan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan mutu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.2. Tujuan khusus kegiatan magang :a. Bagi mahasiswa, kegiatan magang ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman antara teori dan aplikasi lapangan mengenai budidaya (pembibitan, penanaman, panen, pasca panen kelapa sawit) dan manajemen pemasaran minyak kelapa sawit.b. Bagi Fakultas, kegiatan magang ini merupakan strategi peningkatan kompetensi dan keterampilan lulusan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.c. Bagi PT Astra Agro Lestari, kegiatan magang ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan kerja sama yang baik dalam pengembangan ilmu pertanian yang aplikatif serta teruji melalui penelitian-penelitian di bidang akademis dan di penerapannya di lapang secara langsung.Program kegiatan ini akan memberikan dampak terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan pengembangan sikap dan dapat melatih kepekaan mengidentifikasi permasalahan dan mencari alternatif solusi guna meningkatkan kemampuan intelektual mahasiswa. Menambah pengalaman dan bekal mahasiswa ketika ingin berkarier di dunia perkebunan khususnya kelapa sawit.

I. B. TINJAUAN PUSTAKATanaman kelapa sawit berasal dari Guinea (pantai barat Afrika). Tanaman kelapa sawit (Elaies guineensis Jacq) termasuk anggota famili Palmae yang merupakan golongan tanaman keras penghasil minyak nabati. Berdasarkan taksonominya, tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam divisi Tracheophita, kelas Angiospermeae, subkelas Monocotyledoneae, ordo Cocoideae, famili Palmae, subfamili Elaeis, spesies Elaies guineensis Jacq (Corley 1976).Kelapa sawit termasuk tanaman berumah satu (monocious) yaitu tanaman yang memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam satu tanaman. Kedua jenis bunga tersebut keluar dari ketiak pelepah daun dan berkembang secara terpisah. Bunga dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk bersilang. Tanaman kelapa sawit dapat dibagi menjadi bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri atas akar, batang, dan daun, sedangkan bagian generatif yang berfungsi sebagai alat berkembangbiak adalah bunga dan buah (Mangoensoekarjo dan Tojib 2003).Kelapa sawit bisa tumbuh dan berproduksi baik pada semua jenis tanah seperti Ultisol, Entisol, Inceptisol, Andisol dan Histosol (tanah gambut). Kelapa sawit bisa dibudidayakan pada tanah yang memiliki tekstur tanah agak kasar sampai dengan halus yaitu antara pasir berlempung sampai liat massif. Tekstur yang ideal untuk tanaman ini berupa lempung liat berpasir, liat berpasir, lempung berdebu, lempung berliat dan lempung. Kedalaman efektif tanah yang baik > 100 cm dan kedalamam efektif < 50 cm dapat menjadi faktor pembatas. Kemasaman tanah optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah pada pH 5.0-6.0, namun kelapa sawit masih toleran terhadap pH < 5.0 misalnya pada tanah gambut yang memiliki pH rata-rata 3,5 4,0. Produktivitas perkebunan sawit tidak optimal pada pH > 7,0 (Risza 1995)Buah kelapa sawit tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicrap), daging buah (mesocrap) dari susunan serabut (fiber) dan mengandung minyak, kulit biji (endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo). Lembaga (embryo) yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua arah.a. Arah tegak lurus ke atas (fototropy), disebut dengan plumula yang selanjutnya akan menjadi batang dan daunb. Arah tegak lurus ke bawah (geotrophy) disebut dengan radicula yang selanjutnya akan menjadi akar(Balitbang Pertanian, 1992).Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada daerah tropikal basah di sekitar lintang utara-selatan 12 pada ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut. Jumlah curah hujan yang baik adalah 2000-2500 mm/tahun, tidak memiliki defisit air, suhu optimal adalah 24-28 C dengan suhu minimum 18C dan maksimal 32C, kelembaban udara 80%, penyinaran matahari 5-7 jam/hari dan kecepatan angin 5-6 km/jam. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu (HK), regosol, andosol, organosol dan alluvial. Sifat fisik tanah yang baik untuk kelapa sawit yaitu memiliki solum setebal 80 cm, tekstur ringan, memiliki pasir 20-60%, debu 10-40%, dan liat 20-50%, kemudian memiliki perkembangan struktur baik, konsistensi gembur sampai agak teguh dan permeabilitas sedang, pH tanah sekitar 5-5, dan memiliki kandungan unsur hara dalam tanah yang tinggi (Lubis 1992).Benih kelapa sawit mengalami dormansi (keadaan sementara istirahat tanaman) yang cukup panjang. Diperlukan aerasi yang baik dan temperatur yang tinggi (400 C selama 80 hari) untuk memutuskan masa dormansi agar bibit dapat berkecambah. Pada proses perkecambahan diperlukan kelembaaban 60-80 % dengan temperatur 35 oC. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm, optimal 2.000-3.000 mm/tahun. Kelapa sawit tumbuh baik pada tanah dengan struktur gembur atau remah yang cukup tebal lapisannya dan banyak mengandung humus dan mineral. Permukaan air tanah harus cukup dalam, sebab perakaran kelapa sawit tidak berkembang baik pada air tanah yang dangkal (Gusniwati 2012)Pada dasarnya dikenal dua sistem pembibitan yaitu sistem pembibitan ganda (Double Stage System) dan sistem pembibitan tunggal (Single Stage System). Pada penerapan sistem tahap ganda, penanaman bibit dilakukan sebanyak dua kali. Tahap pertama disebut pembibitan pendahuluan, yaitu kecambah ditanam dengan menggunakan plastik polibag kecil sampai bibit berumur 3 bulan, kemudian tahap kedua bibit tersebut ditanam ke pembibitan utama yang menggunakan plastik polibag besar selama 9 bulan. Pada sistem pembibitan tahap tunggal, bibit langsung di tanam di dalam plastik polibag besar hingga berumur 12 bulan tanpa harus ditanam di dalam plastik polibag kecil (Gusniwati 2012)Kelapa sawit memiliki banyak manfaat dalam penggunaannya. Selain minyak sawit yang dihasilkan oleh daging buah (Mesokarp) yang dikenal dengan CPO (Crude Palm Oil), kelapa sawit juga menghasilkan minyak inti sawit yang dihasilkan dari inti sawit yang dikenal dengan minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO). Dari keduanya dapat dibuat berbagai jenis produk lainnya. Pabrik pengolahannya disebut refineri dan ekstraksi. Dari sini akan keluar lagi beberapa jenis minyak, ada yang sudah siap pakai dan ada yang harus diproses untuk menjadi produk lainnya. Disamping minyak atau bahan solid lain, juga akan keluar beberapa padatan lainnya yang dapat langsung dipakai atau harus diproses lebih lanjut (Pardamean 2004).Pengolahan tandan buah segar sampai diperoleh minyak sawit kasar (Crude Palm Oil, CPO) dan inti sawit dilaksanakan melalui proses yang cukup panjang. Secara ringkas urutan pengolahan kelapa sawit yang dimaksud adalah sebagai berikut (Setyawibawa dan Widyastuti 1998) :1. Pengangkutan buah dari kebun ke pabrik2. Perebusan buah (sterilisasi)3. Pelepasan buah (stripping) dari tandan dan pelumatan (digesting)4. Pengeluaran minyak (ekstraksi)5. Pemurnian dan penjernihan minyak (klarifikasi)6. Pemisahan biji dari sisa-sisa daging buah7. Pengeringan dan pemecahan biji8. Pemisahan inti dari cangkang

Komposisi Asam Lemak pada Minyak Kelapa Sawit Asam lemakMinyak kelapa sawit (persen)

Asam miristat 1,1 2,5

Asam palmitat 40 46

Asam stearat 3,6 4,7

Asam oleat 39 45

Asam linoleat 7 11

(Paman 1987).Selain minyaknya, ampas tandan kelapa sawit merupakan sumber pupuk kalium dan berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik melalui fermentasi (pengomposan) aerob dengan penambahan mikroba alami yang akan memperkaya pupuk yang dihasilkan. Tandan kosong mencapai 23 % dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik sehingga memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi. Bagi perkebunan kelapa sawit, dapat menghemat penggunaan pupuk sintetis sampai dengan 50 %. Ada beberapa alternatif pemanfaatan Tandan Kosong yang dapat dilakukan, yaitu sebagai pupuk kompos, merupakan bahan organik yang telah mengalami proses fermentasi atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain :a. Memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi ringan.b. Membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.c. Bersifat homogen dan mengurangi risiko sebagai pembawa hama tanaman.d. Merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah.e. Dapat diaplikasikan pada sembarang musim.(Siregar dan Purba 1992)Kelapa sawit merupakan salah satu primadona ekspor Indonesia yang pertanamannya berkembang sangat pesat. Pada tahun 1986, luas perkebunan kelapa sawit baru mencapai 607 ribu hektar dengan produksi sebesar 1,35 juta ton, tetapi pada tahun 1990 meningkat menjadi 1,15 juta hektar dengan produksi sebesar 2,43 juta ton. Nilai ekspor komoditas ini juga meningkat dari 112,9 juta dolar pada tahun 1986 menjadi 178,2 juta dolar pada tahun 1990. Sekitar 25% dari luas areal pertanaman kelapa sawit saat ini dikelola oleh perkebunan negara, 25% merupakan areal perkebunan rakyat dan sisanya dikelola oleh perkebunan swasta. Penelitian kelapa sawit bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah minyak sawit melalui diversifikasi produk (Fauzi et al. 2002).

C. D. TATA LAKSANA MAGANG1. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan MagangKegiatan magang mahasiswa ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan bulan September 2013 di PT Astra Agro Lestari tbk Area Borneo 3 PT Sukses Tani Nusasubur (STN), Desa Labangka, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.2. Tata Laksana MagangProgram kegiatan magang mahasiswa yang dilakukan, mencakup beberapa program kegiatan yang berkaitan dengan ciri khas kegiatan perkebunan yaitu Pembibitan, Replanting, Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM), Proses Panen, Pasca Pengolahan hasil panen, Administrasi Kebun, Kalibrasi, dan Safety Health and Environtment (SHE) di masing-masing Area Borneo 3, PT Astra Agro Lestari tbk.3. Metode PelaksanaanMetode pelaksanaan magang adalah melalui proses turun langsung ke lahan dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan berkaitan dengan aspek-aspek yang dikaji, yaitu :1. Aspek UmumMempelajari tentang keadaan umum, institusi perusahaan, kondisi, sejarah perkembangan dan struktur organisasi perusahaan.2. Aspek KhususMempelajari secara khusus mengenai kegiatan divisi tanaman menyangkut produksi, Budidaya Kelapa sawit hingga adminsitrasi di PT. Sukses Tani Nusasubur.4. Praktek KegiatanPada pelaksanaan magang di anak perusahaan PT Astra Agro Lestari tbk yaitu PT Sukses Tani Nusasubur, praktek kegiatan yang dilakukan antara lain :1. ReplantingReplanting untuk areal pertanaman sawit dilakukan di afdeling Charlie PT Waru Kaltim Plantation (WKP). Replanting adalah penggantian suatu macam tanaman kelapa sawit, karena sudah tua/tidak produktif dengan tanaman pokok kelapa sawit yang baru. Program yang dilakukan mulai dari perencanaan, penumbangan, pembuatan pancang teras, pembuatan teras, pembuatan LCC, pancang tanam, pemberian pupuk dan penanaman.2. PembibitanKegiatan pembibitan di Area Borneo 3 ini dilaksanakan di afdeling Hotel PT Waru Kaltim Plantation (WKP). Program yang dilakukan mencakup pengenalan bibit, persiapan lahan, sistem pembibitan, penanaman, perawatan dan seleksi. Proses kegiatan yang dilakukan mulai dari mempersiapkan lahan pembibitan, kebutuhan kecambah, seleksi kecambah, persiapan media tanam, penanaman kecambah, pemeliharaan di Pre Nursery yang terdiri dari penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama penyakit, dan seleksi bibit. Lalu tahap selanjutnya adalah Main Nursery yang terdiri dari pemilihan lokasi, pemancangan, penyusunan polybag, dan pemindahan bibit. Selanjutnya pemeliharaan Main Nursery terdiri dari penyiraman, penyiangan, pemupukan, pencegahan dan pemberantasan, seleksi bibit, dan persiapan bibit untuk ditanam di lapangan.3. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) dikonsentrasikan di Afdeling Fanta PT Sukses Tani Nusasubur. Kegiatan yang dilakukan mulai dari pemupukan yang terdiri dari pemupukan manual dan mekanis. Selanjutnya proteksi tanaman yang mencakup aktifitas EWS, tanaman gulma, hama dan penyakit, Integrated Pest Diseases dan Leaf Sampling Unit. Selanjutnya yaitu pengendalian gulma meliputi CPT, CWM, Rawat Gawangan dan Pruning.4. PanenKegiatan panen ini dilakukan di afdeling Fanta PT Sukses Tani Nusasubur dengan cara mengikuti persiapan dan perencanaan panen, proses panen, sistem panen, index mutu panen, alat panen, dan kriteria buah. 5. Pengolahan Hasil PanenKegiatan pasca panen ini dilakukan di Pabrik PT Waru Kaltim Plantations. Program kegiatan ini dilakukan dari keseluruhan proses pengolahan pasca panen, pengujian laboratorium, hingga pengelolaan limbah.6. Safety Health and EnvirontmentProgram kegiatan akan keselamatan kesehatan kerja yang ditunjang dengan beberapa kegiatan yang terdiri dari safety concept, aspect impact analysis, preventive actions, conservations concept, biodeversity, dan suistainability program. 7. Administrasi KebunSemua kegiatan pencatatan terhadap rencana dan pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut tenaga kerja, biaya, waktu, hasil fisik, material dan peralatan dalam proses produksi kelapa sawit. 5. Identifikasi Masalah Metode yang digunakan dalam program kegiatan magang di PT Sukses Tani Nusasubur area Borneo 3 (B3) adalah sebagai berikut:a. ObservasiMengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam program kegiatan magang di PT Sukses Tani Nusasubur dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal yang wajib diamati mencakup seluruh kegiatan. Tujuannya agar mahasiswa dapat memahami lebih dalam terhadap aspek kegiatan yang dilakukan. b. WawancaraWawancara dilakukan sebagai media pengumpulan data dari responden yang berkaitan dengan seluruh kegiatan program magang di PT Sukses Tani Nusasubur. Teknik wawancara yang dilakukan yaitu memberikan pertanyaan seputar kegiatan yang dilakukan dan point-point yang dibutuhkan dalam data tersebut. c. PencatatanMencatat hasil wawancara kegiatan yang berlangsung dalam program kegiatan di lapangan maupun dari hasil praktek lapangan yang dilakukan. d. Studi PustakaStudi pustaka digunakan sebagai alat bantu dan bahan pelengkap untuk membandingkan keadaan di lapangan dengan teori yang ada.

6. E. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

1. Profil Institusi MitraPT Sukses Tani Nusasubur adalah salah satu anak perusahaan dari PT Astra Agro Lestari, Tbk yang berada di area Borneo 3 (B3). PT. Sukses Tani Nusasubur terletak di Desa Labangka, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur. Jarak dari ibu kota kabupaten 60 km, dari ibu kota provinsi 250 Km. Jarak koordinasi PT Sukses Tani Nusasubur dengan kantor Area B2 234 km. Luas izin lokasi PT Sukses Tani Nusasubur yaitu 9.000 Ha. Luas hak guna usaha PT Sukses Tani Nusasubur yaitu 7.936,93 Ha. Luas tanam kelapa sawit yaitu 5.607,87 Ha. Dengan luas 5.607,87 Ha, PT Sukses Tani Nusasubur terbagi menjadi 2 Rayon. Setiap rayon dikepalai kepala kebun dan terbagi 4 afdeling setiap rayonnya.

Gambar 1 Peta PT Sukses Tani Nusasubur

PT Sukses Tani Nusasubur memiliki produksi kelapa sawit yang rata-rata per tahunnya diatas 90.000 ton. Total produksi kelapa sawit selama 4 tahun terakhir yaitu : Produksi 2009 : 97,230 ton Produksi 2010 : 94,396 ton Produksi 2011 : 94,200 ton Produksi 2012 : 110,168 tonPT. Sukses Tani Nusasubur dipimpin oleh seorang Administratur dan terdiri dari 5 orang asisten kepala, 15 orang Asisten, 86 orang karyawan administrasi, 113 orang karyawan teknik, 401 orang karyawan rawat dan 455 karyawan panen (Administrasi PT. STN 2013).Gambar 2 Struktur Organisasi PT Sukses Tani Nusasubura. Administratur (ADM)Administratur (ADM) bertindak sebagai pimpinan perusahaan yang memiliki kewajiban mengkoordinasi seluruh kendali kegiatan di PT Sukses Tani Nusasubur. Administratur bertanggung jawab terhadap segala kegiatan pekerjaan dan semua hal yang berhubungan dengan kondisi di kebun atau unit perusahaan yang dipimpin. Tanggung jawab administratur meliputi segala aktivitas kebun, pabrik, dan kegiatan yang berada di PT Sukses Tani Nusasubur. Administratur PT. Sukses Tani Nusasubur membawahi Kepala Kebun Rayon I dan Kepala Kebun Rayon II. b. Kepala Kebun Kepala kebun memiliki kewajiban untuk membantu tugas administratur dan bertanggung jawab terhadap rayon kerja yang dipimpinnya. PT Sukses Tani Nusasubur terbagi menjadi dua rayon, Satu rayon terdiri dari empat afdeling. Kepala Kebun membawahi asisten kebun (kepala afdeling). Kepala kebun bersama kepala afdeling memerikasa segala aktivitas produksi dan kegiatan yang berlangsung di afdeling wilayah rayon kerja tersebut setiap harinya. Pemeriksaan yang dilakukan mencakup hasil kerja seperti kualitas kerja dan prestasi kerja, kualitas produksi, hasil produksi kelapa sawit, penggunaan material (seperti herbisida), dan segala aspek yang berjalan dalam proses produksi. Tugas kepala kebun adalah memeriksa semua kegiatan tersebut berjalan sesuai norma (SOP) dan mendiskusikan masalah yang dihadapi di lapangan untuk mencari jalan keluarnya.c. Kepala Tata Usaha (KTU)Kepala Tata Usaha (KTU) memiliki fungsi terhadap perencanaan administrasi program dan anggaran perusahaan, koordinator administrasi ketatausahaan perusahaan, pengelola administrasi program, penyusunan laporan program dan anggaran, serta pembina staf. Kepala tata usaha memiliki garis koordinasi langsung dengan administratur. Kepala tata mengepalai kepala bagian keuangan, kepala bagian HRGA (human resouce and general affair), dan PIC gudang sentral . Setiap kepala bagian membawahi beberapa krani yang bertugas membantu tugas dari kepala bagian.d. Asisten Kebun (Kepala Afdeling)Asisten kebun (Kepala Afdeling) memiliki tanggung jawab dan sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan planning budget terhadap afdeling yang dipimpinnya, melakukan control terhadap kegiatan yang berkaitan dengan produksi di afdeling tersebut baik secara teknis maupun administrasi, misalnya membuat program kerja afdeling melalui Rencana Kerja Bulanan (RKB) dan Rencana Kerja Harian (RKH), menginstruksikan pekerjaan kepada mandor dan menerima laporan hasil kerja dari mandor, memeriksa hasil kerja, kualitas kerja, penggunaan bahan, dan penggunaan mesin/alat berat dan kendaraan melalui pemeriksaan lapangan, BKM (Buku Kerja Mandor), Kartu Gudang, dan Kartu Kerja Kendaraan.e. Kepala Bagian Human Resource and General Affair (HRGA)Human Resource and general affair memiliki tugas dan tanggung jawab yang dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu Human resource atau mengelola sumber daya manusia (karyawan) dan general affair yakni untuk pengelolaan asset dan inventarisasi perlengkapan sarana dan prasarana yang di miliki oleh PT. Sukses Tani Nusasubur.f. Kepala Bagian KeuanganKepala bagian keuangan memiliki tanggung jawab dan kewajiban mengatur aliran dana dan biaya serta pembayaran yang dibayarkan oleh PT Sukses Tani Nusasubur. Tugas utama bagian keuangan yaitu membuat plan anggaran mingguan, bulanan, dan tahunan pengeluaran perusahaan serta mengatur operasional dana dan biaya perusahaan. g. Community Develepment Office (CDO)Community Development Office (CDO) merupakan suatu bagian perusahaan yang memiliki tugas hubungan masyarakat antara lain menciptakan dan memelihara situasi perusahaan agar tetap kondusif serta mengelola dan mengembangkan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang menjadi keunggulan kompetitif perusahaan dari dan untuk masyarakat sekitar. Pada program-programnya sendiri CDO mengklasifikasikan sasarannya menjadi 2 yakni ring 1 dan ring 2. Ring 1 merupakan desa-desa yang secara adminitrasi langsung berbatasan dengan PT, sedangkan ring 2 adalah desa-desa yang berada di luar ring 1 namun berbatasan langsung dengan ring 1. Untuk PT. Sukses Tani Nusasubur sendiri yang termasuk ring 1 terdapat 3 desa yakni Labangka, Labangka Barat dan Babulu Barat.h. Safety Health Environment (SHE)Safety Health Environment (SHE) merupakan supporting suatu bagian dalam struktur organisasi perusahaan yang bertugas mengupayakan perbaikan dan peningkatan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) berkelanjutan dalam kegiatan operasional produksi kelapa sawit dan juga dalam masalah lingkungan dan pengembangan masyarakat di PT Sukses Tani Nusasubur.i. Agronomy ServiceAgronomy Service adalah bagian yang berperan dalam mendukung operasional tanaman di bidang agronomy dan bertanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan kondisi agronomy yang berkaitan dengan tanaman di PT Sukses Tani Nusasubur.j. Assistant KonservasiAssistant konservasi adalah bagian yang berperan dalam pengawasan dan bertanggung jawab menjaga kelestarian kekayaan alam hayati yang berada didalam areal konservasi PT Sukses Tani Nusasubur. k. MandorPekerjaan utama mandor yaitu mengawasi dan bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan operasional lapangan di bawah pengawasannya. Mandor dalam kegiatan produksi PT Sukses Tani Nusasubur terbagi menjadi 3 yaitu mandor 1, mandor panen, dan mandor rawat. Mandor 1 bertugas membantu asisten kebun (kepala afdeling) dalam hal supervisi dan pengorganisasian pekerjaan rutin, mandor panen bertanggung jawab dalam supervisi terhadap pelaksanaan panen dari pokok kelapa sawit sampai TPH, mandor rawat bertanggung jawab dalam supervisi kegiatan-kegiatan pendukung produksi perawatan seperti perawatan pokok kelapa sawit, Circle Path TPH (CPT) dan gawangan. l. KraniKrani bertanggung jawab atas semua kegiatan administrasi afdeling seperti mengisi Daftar Upah BHL, Absensi SKU, Daftar Lembur, Laporan Pemeliharaan Tanaman (LPT), Laporan Hari Kerja (LHK), dan lain-lain yang berhubungan dengan teknis administrasi laporan pekerjaan.m. KaryawanPekerjaan utama sebagai pelaksana langsung kegiatan produksi di kebun. Karyawan terdiri atas karyawan Syarat Kerja Umum (SKU) dan Buruh Harian Lepas (BHL). Selain itu, terdapat juga pekerja borongan yang pembayarannya berdasarkan hasil kerja.2. Hasil Kegiatan dan Pembahasana. ReplantingProgram kegiatan replanting ini dilakukan di afdeling Charly PT Waru Kaltim Platation (WKP). Replanting dilakukan atas dasar beberapa pertimbangan, yaitu :a. Umur tanaman yang sudah mencapai 25 tahun bahkan lebihb. Penurunan Yield blok tidak mencapai 16 ton per hektarc. Kerapatan tanaman dan jarak tanam yang tidak sesuai standard. Tidak ada konservasi lahan seperti pembuatan teras pada lahan berbukitKebijakan utama dilakukannya replanting yaitu yield suatu blok menurun rata-rata sebesar 16 ton per hektar. Selain itu yaitu tanaman yang sudah tua berumur 25 tahun bahkan lebih. Aspek-aspek dalam kegiatan replanting yaitu :1. PerencanaanReplanting tanaman kelapa sawit direncanakan dengan melihat produktivitas tanaman dengan memperhatikan areal tersebut. Perencanaan yang dilakukan dengan aspek keadaan lapang yang akan dilakukan seperti kebutuhan biaya, produktivitas tanaman yang memperhatikan kerapatan pohon sawit dalam areal tersebut. Umur tanaman yang berhubungan dengan tinggi pokok kelapa sawit sebagai faktor memudahkan panen buah sawit. Aspek biaya yang harus diperhitungkan dengan melihat nilai break even point dari areal kelapa sawit yang direplanting. 2. PenumbanganPenumbangan pohon kelapa sawit dilakukan secara mekanis. Penumbangan tersebut menggunakan alat berat hydraulic excavator 120 PK. Alat berat excavator telah dilengkapi dengan chipping bucket (mata pisau) untuk memotong-motong batang pohon kelapa sawit tersebut. Proses penumbangan diawali dengan mendorong kelapa sawit sampai akar terangkat dan hingga pohon kelapa sawit tersebut roboh. Arah penumbangan adalah 45 derajat dari garis baris tanaman ke dalam gawangan mati. Setelah pohon kelapa sawit roboh dilakukan proses chipping. Proses tersebut yaitu pencacahan batang dan pelepah kelapa sawit menjadi potongan-potongan kecil. Batang tanaman kemudian dipotong sepanjang atau setebal 15-20 cm dengan arah potongan miring/membentuk sudut 45-60 derajat untuk mempercepat dekomposisi material tersebut. Hasil-hasil pemotongan atau pencacahan disebar merata di gawangan untuk mempecepat proses dekomposisinya. Kalibrasi PenumbanganKalibrasi penumbangan adalah pengukuran biaya dan cara kerja dalam proses penumbangan pohon kelapa sawit. Diketahui biaya penggunaan excavator 120 PK adalah Rp 230.000/HM. Efektif jam kerja adalah selama 8 jam per hari. Setiap satu jam excavator dapat menumbangkan 6 pokok. Maka :Total pokok per hari = 8 jam x 6 pokok= 48 pokokBiaya/hari= Biaya Excavator x Efektif Jam Kerja= Rp 230.000 x 8 jam= Rp 1.840.000/hariBiaya/pokok= Biaya per hari : Total pokok per hari= Rp 1.840.000 : 48 pokok= Rp 38.333/pokok

Gambar 3 Penumbangan Pokok Kelapa Sawit3. Pembuatan Teras Tanam Setelah dilakukan penumbangan dan penyebaran hasil-hasil potongan pohon kelapa sawit proses selanjutnya adalah pembuatan teras tanam. Afdeling charly merupakan area atau wilayah yang berbukit. Tujuan dari pembuatan teras tanam adalah untuk mengurangi panjang suatu lereng dan berfungsi sebagai penahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan memungkinkan air dapat diserap oleh tanah. Dengan pembuatan teras tanam dapat mengurangi erosi. Selain itu tujuan pembuatan teras tanam yaitu :a. Sebagai media tanamb. Mengurangi aliran permukaan air hujan (rainwater runoff) dan kehilangan unsur hara.c. Meningkatkan peresapan atau infiltrasi air hujan.d. Mempermudah dan meningkatkan efektivitas perawatan tanaman dan panen. Proses pertama yang dilakukan yaitu pancang teras. Dalam pancang teras yang harus diperhatikan adalah jarak antar teras ke teras lainnya yaitu 7,8 meter. SPEC teras selebar 4 meter dan kemiringan 5-10 derajat. Alat yang digunakan untuk menentukan pancang teras adalah klinometer dan waterpass. Setelah proses pancang teras adalah proses pembuatan teras tanam. Proses ini dilakukan secara mekanis dengan menggunakan alat berat bulldozer D-68. Alat berat tersebut telah dilengkapi dengan bucket yang memiliki lebar 4 meter untuk memudahkan dalam pembuatan teras tanam yang telah dipancang.

Gambar 4 Ilustrasi Teras TanamKalibrasi Pembuatan Teras Tanam Kalibrasi pembuatan teras tanam adalah pengukuran biaya dan cara kerja dalam proses pembuatan teras tanam. Diketahui biaya penyewaan Dozer D68 1 HM adalah Rp 230.000. Dalam satu jam Dozer D68 menggunakan solar sebanyak 20 liter. Upah dan premi per jam Rp 190.000. Dozer D68 per HM dapat membuat teras tanam sepanjang 100 meter. Efektif jam kerja adalah selama 8 jam per hari. Maka :Total luas/hari = Luas/jam x Efektif jam kerja/hari= 8 jam x 100 meter= 800 meterUpah/jam= Biaya Sewa D68 + Biaya solar + Upah & premi= Rp 230.000 + Rp 200.000 + Rp 190.000= Rp 620.000Upah/hari= Upah/jam x Efektif jam kerja= Rp 620.000 x 8 jam= Rp 4.960.000Upah/meter= Upah/hari : Total luas= Rp 4.960.000 : 800 meter= Rp 6.200

Gambar 5 Pembuatan Teras Tanam4. Pancang Tanam Pembuatan pancang tanam adalah untuk menetapkan titik tanam kelapa sawit yang baru. Pembuatan pancang tanam dilakukan dengan mengukur jarak tanam kelapa sawit yang dimulai dengan membuat pancang induk dengan alat bantu kompas. Arah pancang yang dipilih adalah pancang utara selatan dikarenakan agar penerimaan cahaya matahari dapat optimal. Pancang yang digunakan adalah kayu atau bambu sepanjang 1,5 meter yang diujungnya diberi tanda cat warna putih. Pancang induk dipilih pada daerah yang dapat mencakup seluruh bagian blok lahan kelapa sawit yang akan ditanami. Pada afdeling Charly di PT Waru Kaltim Plantation terdapat dua wilayah yang berbeda, ada yang memiliki wilayah yang datar dan ada yang berbukit. Pancang tanam yang di wilayah datar menggunakan jarak tanam kelapa sawit 9 x 9 x 9 m yang membentuk segitiga sama sisi atau dengan nama lain pancang mata lima. Maka jarak tanam antar baris dengan baris lainnya adalah 7,8 m. Alasan menggunakan jarak tanam tersebut yaitu agar menyesuaikan dengan sifat tanaman kelapa sawit, menjaga kesuburan tanah, topografi lahan dan iklim. Lalu jarak tanam untuk wilayah berbukit menggunakan pancang letter L, yaitu pancang tanam dengan 2 baris di daerah berbukit dengan total jarak tanam 17,1 meter dan jarak tidak boleh kurang dari 6 meter. Pembuatan pancang tanam ini menggunakan bantuan tali untuk pembuatannya. Alasan menggunakan jarak tanam dengan metode letter L dalam areal berbukit yaitu agar menyesuaikan dengan keadaan topografi lahan di areal berbukit, menyesuaikan sifat tanaman kelapa sawit, menjaga kesuburan tanah, dan mengurangi erosi serta mengoptimalisasi penyerapan air.

Gambar 6 Ilustrasi Pancang TanamKalibrasi Pancang Tanam Kalibrasi pancang tanam adalah pengukuran biaya dan cara kerja dalam proses pancang tanam. Diketahui biaya per HK adalah Rp 76.132. Dalam satu hari pancang tanam yang didapat yaitu 200 pancang dikerjakan oleh 3 orang.Maka :Total pancang/hari/org = Total pancang : Total Pekerja= 200 pancang : 3 orang= 66 pancangBiaya/pancang= Biaya HK : Total pancang= Rp 76.132 : 66 pancang= Rp1.156/pancang

Gambar 7 Pembuatan Pancang Tanam5. Pembibitan LCC (Mucuna braceata)Pada benih Mucuna braceata 1 Kg mengandung 5.140 biji, total dari keseluruhan benih kemungkinan ada benih yang tidak tumbuh sebanyak 20%. Proses pengecambahannya pertama biji direndam dalam air bersih jam, setelah itu dilakukan seleksi pemilihan biji, melukai kulit biji dengan menggunakan pemotong kuku pada bagian testa atau perut, agar cotyledon terlihat. Menyiapkan Babybag ukuran 14 x 21 atau plastik es ukuran kg, media tanam yang digunakan yaitu solid dan tanah dengan perbandingan 1 : 2. Lalu setelah babybag terisi, susun babybag pada bedengan dengan kerapatan 10 babybag 1 barisnya. Pada bedengan sebelum disusun Babybag, diberi alas plastik agar akar tidak menembus tanah dibawahnya. Menanam biji Mucuna braceata pada kedalaman maksimal cm, lalu menutup dengan tanah. Penanaman dibantu dengan batang kayu untuk mempermudah penanaman. 1) Keunggulan Mucuna bracteataa. Mengendalikan dan menekan pertumbuhan hampir seluruh gulma berbahaya di perkebunan kelapa sawitb. Pertumbuhannya sangat cepat menutupi lahan, di dataran rendah mencapai 20-25 cm/haric. Biomassa yang dihasilkan 2 kali lipat lebih banyak daripada tanaman kacangan penutup tanah yang lain sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah disamping sebagai tempat berkembang biak yang baik bagi mikroorganisme antagonis seperti Trichoderma dan Actinomycetesd. Mengandung bakteri Rhizobium yang dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara, meskipun di Indonesia jumlah bintil akar yang terbentuk pada M. Bracteata masih kurange. Menjaga kelembapan tanah dan mencegah erosif. Tidak disukai oleh serangga hama maupun binatang ternak karena kandungan senyawa fenolik yang tinggig. Toleran terhadap kekeringan dan relatif tahan terhadap naunganh. Merupakan tanaman tahunan2) Pemupukan.Pemupukan dengan pupuk urea dengan dosis 10 kg/ha sehingga setiap tanaman kurang lebih 10 gram, dan pupuk RP 10 gram/tanaman.3) PemeliharaanPemeliharaan yang dilakukan yaitu penyiraman pada bibit Mucuna braceata yang telah ditanam sehari dua kali pada pagi dan sore hari.Kalibrasi Pembibitan LCCKalibrasi pembibitan LCC adalah pengukuran biaya dan cara kerja dalam proses pembibitan LCC. Diketahui biaya per HK adalah Rp 76.132. Pengisian baby bag dalam satu hari (HK) yaitu 500 babybag. Penanaman bibit LCC 2000 bibit/HK Total efektif jam kerja 5 jam/hari.Maka :Pengisian BabybagBiaya/hari= 1 HK x Biaya per HK= 1 x Rp 76.132= Rp 76.132Biaya/babybag= Biaya/hari : Total babybag= Rp 76.132 : 500= Rp 152/babybagPenanaman BibitBiaya/hari = 1 HK x Biaya per HK= 1 x Rp 76.132= Rp 76.132Biaya/tanam= Biaya/hari : Total bibit tanam= Rp 76.132 : 2000= Rp 38/bibit tanam

Gambar 8 Pembibitan LCC6. Penanaman LCC (Mucuna braceata)Penanaman mucuna braceata atau Legume Cover Crop (LCC) harus dipastikan terlebih dahulu bersih dari gulma untuk memastikan kesuksesan penanaman kacangan tersebut. Dilakukan weeding chemist terlebih dahulu dengan menggunakan herbisida Roundup. Lalu untuk penanaman di lapangan, jarak tanam antar Mucuna B. yaitu 1,2 meter. Setiap pokok kelapa sawit ditanami 5-6 pokok Mucuna B.. Lalu untuk jarak antara Mucuna B. dengan tanaman kelapa sawit yaitu berkisar 3,5 - 4 meter. Jika tidak ada hujan 3-4 hari setelah penanaman Mucuna B. maka harus dilakukan penyiraman agar tanaman tidak layu atau mati. Kalibrasi Penanaman LCCKalibrasi penanaman LCC adalah pengukuran biaya dan cara kerja dalam proses penanaman LCC. Diketahui biaya per HK adalah Rp 76.132. Untuk penanaman LCC 450/HK. Maka :Biaya/hari = 1 HK x Biaya per HK= 1 x Rp 76.132= Rp 76.132Biaya/tanam LCC= Biaya HK : Total tanam LCC= Rp 76.132 : 450= Rp169/pancang

Gambar 9 Penanaman LCC7. Pembuatan Lubang TanamPersiapan yang dilakukan sebelum penanaman kelapa sawit adalah pembuatan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam ini dilakukan jauh sebelum proses penanaman. Alasannya yaitu agar lubang tanam telah siap tanam dan zat-zat asam di dalam tanah yang menghambat pertumbuhan tanaman kelapa sawit telah hilang dan untuk menciptakan kondisi aerob dan mengurangi tingkat kemasaman tanah bagi perakaran bibit kelapa sawit yang akan ditanam. Selain itu pembuatan lubang tanam ini seharusnya arealnya sudah tertutup oleh tanaman penutup tanah atau kacangan guna menjaga kelembaban tanah, menambah bahan organik, cadangan unsur hara dan menekan pertumbuhan gulma. Selain itu dalam tahap ini yang harus diperhatikan adalah sanitasi lingkungan lubang tanam untuk memastikan bahwa bibit tanaman yang baru tidak mendapat serangan hama dan penyakit. Lubang tanam dibuat pada titik pancang tanam yang telah ditandai .Ukuran lubang tanam yaitu 60cm x 60cm x 60 cm (panjang, lebar, dalam). Agar posisi leher tanaman dapat sejajar dengan permukaan tanah, maka lubang tanam diisi terlesih dahulu menggunakan top soil yang dicampur dengan Solid, Pupuk Marfo, dan Pupuk RP sehingga didapatkan kedalaman yang sesuai dengan tinggi polybag pada bibit yang akan ditanam (kurang lebih sekitar 36 cm). Setelah itu diberikan bambu atau kayu sebagai tanda pancang di tengah lubang tanam atau disamping pancang tanam.

Gambar 10 Pembuatan Lubang Tanam8. Tanam PalmaPenanaman palma dilakukan pada lubang tanam yang telah dibuat. Penanaman palma wajib tegak dan harus menempel tebing bagi areal yang berbukit. Dalam penanaman palma yang dibutuhkan yaitu : Bibit siap tanam berumur kurang lebih 11 sampai 15 bulan, Top soil, Solid, Pupuk Marfo dan Pupuk RP. Solid berfungsi sebagai media berkembangnya Trichoderma dan pupuk Marfo berfungsi agar tanaman terhindar dari Ganoderma. RP berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar. Teknis penanaman palma yaitu :b. Lubang tanam yang telah dibuat diukur kembali agar lubang benar-benar sesuai dengan norma lubang tanam.c. Bibit dimiringkan, lalu alas polybag disayat kemudian alasnya ditarik.d. Bibit dimasukkan ke dasar lubang. Posisinya harus disesuaikan dengan barisan tanaman. Plastik polybag yang telah disayat dan dibuka.e. Top soil dimasukan sampai pertengahan lubang tanam, lalu dipadatkan dengan cangkul atau kaki, kemudian setengah dari pupuk lubang tanam yang masih tersisa (RP dan Marfo) dimasukkan ke dalam lubang tanamf. Kemudian tanah solid dimasukkan sampai di atas lubang, lalu tanah urugan di sekeliling tanah polybag dipadatkan dengan menggunakan kaki atau cangkul, agar tanah yang dipadatkan rata dengan permukaan tanah sehingga bibit kelapa sawit dalam posisi kokoh tegak lurus 90 derajat.g. Tanah melingkar (circle) di sekeliling tanaman diratakan dengan menggunakan cangkul dengan piringan selebar 1 meter , yang akan menjadi piringan tanaman.h. Plastik polybag bekas bibit kelapa sawit digantung atau diikat di bekas pancang tanaman, berguna untuk mengetahui bahwa polybag tersebut telah benar-benar dibuka. Kalibrasi Pembuatan Lubang dan Penanaman PalmaKalibrasi pembuatan lubang dan penanaman palma adalah pengukuran biaya dan cara kerja dalam proses pembuatan lubang dan penanaman palma. Diketahui upah 1 HK adalah sebesar Rp 76.132. Untuk 1 hari didapat 16 lubang tanam. Efektif jam kerja/hari yaitu 6 jam.Maka : Waktu/lubang = Efektif jam kerja : Total lubang tanam/hari= (6 jam x 60 menit) : 16= 22.5 menitUpah/ lubang= Upah HK : Total lubang tanam= Rp 76.132 : 16= Rp 4.758

Gambar 11 Penanaman Lubang Tanamb. PembibitanPembibitan merupakan faktor utama yang paling menentukan produksi tanaman per hektar. Dalam perkebunan kelapa sawit, pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai setahun sebelum penanaman di lapangan/lahan. Pengelolaan dan perawatan bibit yang baik dapat menciptakan kualitas bibit yang baik, yang akan menghasilkan pertumbuhan tanaman baik, serta menghasilkan buah yang baik pula. Pembibitan kelapa sawit juga memiliki tujuan, diantarannya : Memelihara pertumbuhan benih hingga siap untuk tanam; Melakukan seleksi, sehingga hanya benih yang baik, yang ditanam ke lapangan; Menghasilkan bibit kelapa sawit yang berkualitas tinggi.Pembibitan kelapa sawit dimulai bersamaan ketika pembukaan lahan dimulai. Hal ini dikarenakan bibit kelapa sawit baru akan siap tanam setelah berumur lebih dari 12 bulan, sehingga diperkirakan waktu yang dibutuhkan sama dengan pembukaan lahan. Oleh karena itu, perencanaan pembukaan lahan perkebunan dan pembibitan harus direncanakan secara matang sehingga tidak terjadi tumpang tindih atau keterlambatan dalam pelaksanaan di lapangan. Perkiraan kebutuhan bibit juga harus dihitung secara cermat dan tepat sehingga tidak terjadi kelebihan bibit, atau bahkan kekurangan bibit yang dapat menyebabkan perbedaan masa tanam yang kemudian tanaman dalam satu blok tidak lagi seragam.Menurut Dalimunthe, (2009), Pembibitan dapat dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap pekerjaan. Pembibitan satu tahap artinya penanaman kecambah kelapa sawit langsung ditanam di polibag besar atau langsung di pembibitan utama (main nursery). Sedangkan pebibitan dua tahap artinya penanaman kecambah dilakukan di pembibitan awal (pre nursery) terlebih dahulu menggunakan polibag kecil serta naungan, kemudian dipindahkan ke (main nursery) ketika berumur 3-4 bulan menggunakan polibag yang lebih besar.Pada kesempatan kali ini, kami melakukan Kegiatan Pembibitan di PT. Waru Kaltim Plantation, lebih tepatnya kami lakukan di Afdeling Hotel, PT. Waru Kaltim Plantation (WKP). Untuk mendukung pertumbuhan bibit yang baik, maka perlu memperhatikan lokasi yang tepat yaitu: a. Penentuan lokasi pembibitan kelapa sawit, dipilih suatu tempat yang terletak di pusat area (strategis).b. Area Topografi harus rata (< 15 %) dan kering, terbuka namun tidak akan terkena banjir dan erosi.c. Akses jalan yang baik (all weather), lokasi terletak ditengah areal tanam/pengembangan.d. Selain itu harus dekat dengan sumber air yang bersih dan permanen untuk penyiraman,e. Serta aman dari gangguan binatang liar, hama dan penyakit tanaman. Kebutuhan luas lokasi pembibitan disesuaikan dengan jumlah bibit yang akan digunakan sehingga tidak terjadi pemborosan tempat, jumlah bibit dan biaya. Lokasi Pembibitan di Afdeling Hotel, PT. WKP sendiri tentunya telah memenuhi kriteria lokasi pembibitan dengan luas areal pembbitan 15Ha. Adapun tahap tahap yang akan dilakukan dalam pemibitan kelapa sawit, diantaranya :

a. Pengenalan BenihPerkebunan PT. WKP berkerja sama dengan PT Sofchindo dalam penyediaan benih. Disini PT. WKP menggunakan bahan tanam DxP Unggul Socfindo, Dalam satu tempat/dus terdapat dua jenis bibit yaitu bibit Jenis Lame yang menghasilkan 30% bunga betina. Serta jenis lainnya adalah Bibit Jenis Yangambi menghasilkan 70% bunga jantan sebagai sumber pollen (serbuk sari) bagi pembuahan bunga betina. Persentase untuk aplikasi pemakaian bibit dari PT Sofchindo dengan menggunakan benih Lame 40% dan Yangambi 60% di setiap 5000benih/dus dan disetiap plastik terdapat 100benih+3benih untuk cadangannya.

Gambar 12 Benih YangambiGambar 13 Benih Lame

b. Seleksi BenihSeleksi Benih adalah tahap dimana seleksi pertama kali dilakukan, dalam seleksi ini merupakan awal penentuan keberhasilan sebelum tahap penanaman dan perawatan. Benih kelapa sawit yang diterima harus diperiksa secara teliti agar diperoleh benih yang baik kondisinya. Dalam seleksi ini, Benih-benih yang abnormal, yang patah, dan yang busuk harus disingkirkan. Yang ditanam hanya benih yang normal dan telah sempurna differensi akar dan kuncup daunnya saja. Benih yang diterima harus segera ditanam, paling lama 2 hari setelah diterima.Kebutuhan benih adalah 140 % dari jumlah bibit yang akan ditanam. Adapun perhitungannya adalah :

Kecambah yang diterima per Ha200 butirSeleksi kecambah 5 % (10)190 butirKecambah ditanam dipersemaian (pre nursery)Seleksi dipersemaian termasuk mati 12 % (20)170 butirSemai dipindah ke polybag besar (main nursery)Seleksi di bibitan utama 18 % (34)136 butirBibit siap tanamSudah termasuk 5% untuk sisipan pada TBM

Gambar 14 Kotak pengiriman BenihGambar 15 Pemisahan Benih

RadikulaPlumula

Gambar 16 Seleksi BenihGambar 17 Benih Kelapa Sawit

c. Persiapan LahanPersiapan lahan untuk pembibitan kelapa sawit harus disesuaikan dengan kondisi lahan, kemampuan dan ketersediaan SDM, yang perlu untuk dipersiapkan adalah Persiapan areal untuk Pre Nursery dan Main Nursery, Persiapan media tanam, Pembuatan naungan, Pemasangan instalasi penyiraman bibit, Membuat saluran air (drainase) yang baik, pembuatan bedengan untuk tempat baby polybag (pre nursery) dan polybag besar (main nursery).

Gambar 18 Proses pengambilan tanah Top Soil Gambar 19 Proses penyaringan tanah Top Soil

Gambar 20 Persiapan pada lahan Pre-NurseryGambar 21 Persiapan pada lahan Main-Nursery

d. Sistem PembibitanPersiapan pembibitan sangat tergantung kepada jadwal penanaman atau penyisipan. Normanya persiapan pembibitan dilakukan 12 bulan sebelum penanaman, karena umur bibit siap salur pada umumnya adalah 12 bulan. Ada dua sistem pembibitan yang selamanya ini dikenal pada pembibitan kelapa sawit yaitu : 1) Pembibitan 1 tahap (single stage nursery).2) Pembibitan 2 tahap (double stage nursery).Untuk Sistem Pembibitan di Afdeling Hotel, PT. WKP menggunakan sistem Pembibitan 2 Tahap (double stage nursery), karena sistem 2 tahap lebih dianjurkan dan lebih banyak memiliki keunggulan dibandingkan dengan sistem 1 tahap. Beberapa keuntungan tersebut didapatkan pada tahap pre nursery, keuntungan yang diperoleh antara lain adalah :a. Pada persemaian/ Pre nursery, bibit yang masih muda terkumpul dalam satuan luas yang relative kecil sehingga pengawasan, pemupukan, penyiraman dan pengendalian hama penyakit lebih mudah.b. Kemungkinan untuk mati, sakit dan rusak lebih sedikit.c. Tersedia waktu untuk mempersiapkan pembibitan utama atau (Main nursery).d. Bibit lebih terjamin karena terdapat proses seleksi yang ketat, seleksi yang ketat dapat mengurangi penggunaan tanah dan polybag.Sebenarnya dengan menggunakan sistem 2 tahap juga masih memiliki kerugian, kerugian sistem pembibitan 2 tahap, antara lain a. Ada pekerjaan tambahan dengan adanya kegiatan di pre-nursery seperti pengadaan dan pengisian baby polybag, pembuatan naungan dan sistem penyiramannya.b. Pelaksanaan pemindahan bibit dari baby polybag ke large polybag yang tidak hati-hati akan menyebabkan tanaman stress (Planting Shock) dan kerusakan pada bibit.Untuk itu, apabila nantinya PT. STN akan melaksanakan pembibitan kelapa sawit, kami merekomendasikan, Apabila pembibitan dilaksanakan dalam jangka waktu lama dengan jumlah bibit yang cukup besar maka sangat bagus dianjurkan untuk memakai sistem pembibitan 2 tahap, dengan pertimbangan lebih fleksibel. Apabila pembibitan dibuat dalam skala kecil (kurang dari 2,5 ha) dan dalam waktu setahun saja maka penggunaan sistem pembibitan 1 tahap lebih menguntungkan.e. Pre NurseryPada Areal Pre nursery diusahakan dan dianjurkan menyatu atau berdekatan dengan areal Main nursery. Pre nursery yang dibuat di daerah berlereng perlu dibuat teras-teras agar bedengan tempat polybag dalam posisi datar, tapi tetap dianjurkan untuk memilih lokasi yang datar atau rata. Selanjutnya lokasi ini harus dibersihkan dari gulma serta diratakan tanahnya. Hal yang terpenting adalah air sisa-sisa penyiraman harus mengalir lancar sehingga tidak terjadi genangan dalam bedengan.Syarat utama dalam pemilihan jenis polybag untuk pre nursery maupun main nursery adalah kualitas polybag dan keseragaman jenis polybag. Harga tidak menjadi patokan, namun yang diutamakan dan terpenting adalah kualitas barang tersebut. Kualitas dari polybag untuk Pre nursery adalah dengan ketebalan polybag 0,1 mm, ukuran 15 x 23 cm layflat, tebal 0,1 mm, hitam UV, berlubang 0,3 cm dengan 24 buah lubang dalam 2 baris, Sedangkan untuk Main nursery adalah dengan ketebalan polybag 0,2mm, ukuran 40 x 50 cm layflat, hitam UV, berlubang 0,5 cm dengan 60 buah lubang dalam 4 baris.Alur Kegiatan Pre Nursery :1) Pembuatan Bedengan, Ada ketentuan dalam pembuatan bedengan, ketentuannya sebagai berikut :a. Arah bedengan memanjang dari Barat ke Timurb. Panjang bedengan disesuaikan dengan keadaan lapangan, untuk norma ukuran bedengan, panjang 9 meter, lebar 1,2 meter.c. Jarak antara bedengan 0,8 meter, untuk jalan control dan karyawan melakukan aktivitas perawatan.d. Tinggi bedengan 20cm, dengan bahan pembuatannya dari papan, untuk norma ketebalan papan 2 cm.e. Dalam satu bedengan ditempatkan 10polybag (lebar) dan 100polybag (panjang) atau kapasitas bedengan 10x100 polybag = 1000polybag.f. Gundukan tanah diratakan karena bisa mempersulit drainase.

Gambar 22 Pembuatan Bedengan

2) Naungan untuk Pre nursery tidak mutlak dan dapat ditiadakan jika penyiraman terjamin baik dan teratur. Naungan hanya direkomendasikan jika penyiraman tidak terjamin atau kurang baik pelaksanaannya. Ketentuan ukuran naungan :a. Bahan untuk atap naungan bisa memakai pelepah daun sawit atau para net dengan 60 % shade (kegelapan).b. Tinggi tiang atap kira-kira 2 m (dengan bagian tiang yang tertanam didalam tanah sedalam 0,3 m) dan lebar jarak antara 2 tiang sekitar 2 m.c. Pada kira-kira 10 minggu setelah tanam (tumbuh 2 daun) naungan berangsur-angsur dikurangi yaitu setiap selang waktu 2 minggu naungan dikurangi seperempatnya atau bisa juga disesuaikan dengan kondisi dan situasi.d. Jangan memakai naungan yang terlalu gelap dan naungan harus dibongkar setelah 12 minggu sejak penanaman kecambah.

Gambar 23 Naungan tampak dari dalamGambar 24 Naungan tampak dari luar

3) Pembuatan Instalasi Air Instalasi penyiraman bibit menggunakan sistem selang dengan merek kirico sehingga lebih sering disebut selang kirico. Selang tersebut lebih efektif dan efisien untuk menyiram bibit kelapa sawit dalam jumlah besar dibandingkan dengan sistem sprinkler. Sistem sprinkler memiliki banyak kekurangan, yaitu rawan patah pada pipa penyangga sprinkler serta biaya perawatannya tinggi sehingga dirasa kurang efisien. Instalasi kirico memanfaatkan selang yang terbuat dari karet yang memiliki lubang kecil yang menyebar ke tiga arah dengan jarak antar lubang antara 5 7 cm serta sangat fleksibel dan alot. Selang kirico ini mampu bertahan hingga 3 kali tanam atau kurang lebih selama 3 tahun. Dengan menggunakan instalasi selang kirico, biaya perawatan dapat diminimalkan. Selain itu, selang kirico tersebut terbukti awet dan tahan terhadap cuaca panas ataupun dingin serta mudah dalam aplikasinya. Satu-satunya kekurangan instalasi kirico ini adalah selang tersebut sangat mudah sobek oleh benda tajam, terutama ketika perawatan bibit sedang dilakukan seperti merumput atau konsolidasi.Dengan sistem penyiraman kiriko, air dipompa dengan engine yang bertekanan o,8-1 kg/cm2 menuju pipa primer dengan diameter 4 inchi. Kemudian dialirkan ke pipa-pipa sekunder yang berukuran 2 inchi, setelah itu air akan dialirkan ke selang kiriko yang berukuran inchi dengan panjang maksimal 100 m. dari selang kiriko maka akan disemprotkan air dari lubang-lubang yang terdapat pada selang dengan pancaran air yang halus dan seragam dan sudut pancaran menuju keatas dengan jangkauan ketinggian air 2m sehingga setiap empat baris bibit terdapat satu selang kiriko. Keunggulan sistem penyiraman menggunakan selang kiriko antara lain :

a. Investasi awal rendahb. Biaya operasi murah (menggunakan mesin engine dan pompa yang kecil) karena hanya menggunakan tekanan air yang rendah (0,8-1 kg/cm2)c. Hasil semprotan air yang sangat halus dan seragamd. Mudah untuk diinstalasikan, dibongkar dan dipindah ke area pembibitan yang barue. Selang sangat ringan (2,6 kg/roll) @roll dengan panjang ...m

Gambar 25 Selang Kirico

4) Pengisian Baby Polybag di Pre-Nursery :a. Polybag untuk pre nursery adalah baby polybag, berwarna hitam dan terdapat lubang-lubang drainase. Kebutuhan baby polybag untuk per ha tanaman di lapangan adalah 200 lembar ditambah 2 %.b. Tanah yang digunakan untuk media adalah tanah lapisan atas (top soil) 0-10 cm, gembur, subur dan tidak bercampur dengan batu-batuan/kerikil. Tekstur tanah lempung berliat dan mempunyai sifat drainase yang baik.c. Top soil diayak dengan ayakan 0,5-1,0 cm untuk memisahkan bongkah-bongkah tanah, sisasisa akar dan kerikil. Tumpukan tanah yang telah diayak ditutup dengan terpal plastik sehingga tidak kehujanan dan pengisian tanah dapat berjalan lancar.d. Tanah yang telah diayak dicampur dengan pupuk RP sebanyak 10 gram/baby polybag (4,5 m3 tanah diberi 10 kg RP untuk 1.000 baby polybag) atau pupuk lainnya dengan dosis setara dengan dosis RP.e. Pada waktu pencampuran, tanah harus kering dan pencampuran tanah dengan pupuk RP harus merata.f. Isikan tanah yang sudah siap ke dalam baby polybag sebanyak 1,0-1,5 kg/baby polybag dan dipadatkan. Jangan sekali-kali mengisi tanah basah apalagi yang berkadar liat tinggi kedalam polybag karena akan terjadi pemadatan yang berakibat buruk terhadap pertumbuhan akar.g. Pengisian baby polybag harus siap minimal 1 (minggu) sebelum kecambah ditanam dan disiram setiap hari sampai waktu penanaman kecambah.

Gambar 26 Pengayakan Tanah Untuk Media Baby PolybagGambar 27 Pengisian Baby Polybag

5) Menanam bibit ke dalam polybagKecambah ditanam dengan radikula (bakal akar) ke bawah, tanda akar berujung tumpul dan agak kasar pada ujungnya seperti bertudung dan berwarna coklat, sedang plumula (bakal daun) ke atas yang mempunyai tanda ujungnya tajam seperti tombak.

Teknik menanam kecambah dikerjakan secara beregu dan masing masing regu terdiri dari 2 orang wanita. Dari sisi ujung kanan dan ujung kiri, bersamaan membuat lubang dengan ibu jari tangan atau kayu kecil di tengah tengah polybag kecil sedalam +/- 3 cm, kemudian membawa tempat kecambah atau tampah, yang dialasi dengan goni basah atau kain basah yang bersih dan kemudian mengambil kecambah kemudian memasukkan kecambah ke lubang yang telah dibuat dan menutupnya dengan tanah halus.

Gambar 28 Penanaman Bibit ke dalam Polybag

6) Perawatan bibit (penyiraman, pemupukan, penanggulangan dan pemberantasan hama penyakit tanaman).PenyiramanPenyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) kecuali jika ada hujan lebih dari 8 mm. Namun apabila curah hujan 8 mm tetapi tanah polybag masih kering tetap dilakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan sehingga tanah polybag basah sampai ke dasarnya.PemupukanPemupukan dilakukan sesuai dengan Dosis dan Teknis yang telah ditentukan oleh Direktorat Plant and Development (PDO) Head Office Jakarta. Pemupukan dilakukan setelah selesai penyiraman. Pemupukan pada tahap pre-nursery dilakukan pada saat bibit berumur empat minggu setelah tanam, yaitu ketika bibit telah memiliki satu helai daun berwarna hijau tua. Pupuk yang diberikan adalah urea 40 gram yang dilarutkan kedalam air sebanyak 18 liter. Pupuk tidak diaplikasikan dalam bentuk granuler karena dapat menyebabkan kerugian efek kontak (terbakar) pada tanaman.Pada minggu kelima sampai keenam diberikan pupuk majemuk.PenyianganPenyiangan dilakukan untuk membuang rumput yang ada di dalam dan di luar (antar) polybag. Rotasi penyiangan dilakukan dua kali dalam satu bulan. Tenaga yang dipakai adalah tenaga kerja wanita.Pengendalian Hama PenyakitPembibitan juga harus tetap dijaga bebas dari gulma dan dilakukan pengendalian hama dan penyakit. Hama yang biasa menyerang adalah belalang dan ulat, sedangkan penyakit adalah bercak daun dan antraknosa. Monitoring hama dan penyakit dan pengendaliannya dilakukan setiap hari dengan mengutip Hand Picking, bila perlu disemprot dengan insektisida dan fungisida yang dianjurkan. Rotasi 1 x 1 minggu. Fungisida yang digunakan adalah Dithane M-45 Fungisida 80WP dan juga menggunakan Moluskisida Siputox 5G.

Gambar 29 MoluskisidaGambar 30 Fungisida

Gambar 31 Aplikasi Moluskisida

7) Tahap terakhir yaitu seleksi BibitSeleksi bibit bertujuan untuk menyingkirkan / memisahkan bibit yang tumbuh abnormal yang dapat diakibatkan oleh genetis, kerusakan mekanis, serangan hama/penyakit, kesalahan dalam kultur teknis dan lain- lain. Pelaksanaannya dilakukan sekali pada saat bibit berumur 2-3 bulan sebelum dipindahkan ke polybag besar atau main nursery. Bibit yang tidak tumbuh dan afkir dimusnahkan (diberi tanda merah), sedang bibit abnormal atau gejala afkir (diberi tanda biru) diletakkan disamping bendengan atau diletakan pada urutan paling depan. Pelaksanaan seleksi dilakukan petak demi petak secara tuntas, dan biasanya besarannya adalah sekitar 10%. Beberapa tanda-tanda bibit di Pre Nursery yang abnormal adalah sebagai berikut:

Gambar 32 Bibit KerdilGambar 33 Bibit Berdaun Sempit

Gambar 34 Bibit CrinkledGambar 35 Bibit Rolled Leavers

Gambar 36 Bibit Collante

f. Main NurseryPersiapan Main Nursery1) Pemilihan Lokasi dan Pembersihan lahanPemilihan lokasi pembibitan utama merupakan faktor yang sangat penting. Lokasi yang tepat akan memudahkan pekerjaan di pembibitan dalam menghasilkan bibit yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitas. Lahan pembibitan utama harus bersih dari gulma (Clean weeding), Sekeliling pembibitan dibersihkan dari semak semak yang akan menjadi sumber hama dan penyakit.2) Persiapan Polybag, Media tanam, dan Pengisian polybagLarge polybag yang digunakan dengan ketebalan polybag 0,2mm, ukuran 40 x 50 cm layflat, hitam UV, berlubang 0,5 cm dengan 60 buah lubang dalam 4 baris. Tanah yang digunakan adalah tanah lapisan atas (top soil) 0-10 cm dan tidak bercampur dengan batu-batu kerikil. Tekstur tanah lempung berliat dan mempunyai sifat drainase yang baik. Tanah dicampur dengan pupuk RP sebanyak 100 gram/large polybag. Pada waktu pencampuran, tanah harus kering dan pencampuran tanah dengan pupuk harus homogen (dicampur dengan pencangkulan).Large polybag disi tanah dengan berat 20kg, kedalam large polybag sebanyak 1 cm dari bibir kantong. Pengisian tanah diusahakan cukup padat dan berdiri tegak (tidak bengkok atau patah pinggang). Tanah yang diisikan ke dalam large polybag harus dalam keadaan kering. Norma kerja pengisian large polybag adalah 180 buah/HK termasuk menata polybag. Tanah yang akan diisikan ke large polybag sebaiknya diayak dahulu dengan saringan berukuran 0,5-1,0 cm. Hindari mengisi tanah basah apalagi yang berkadar liat tinggi ke dalam large polybag karena akan terjadi pemadatan yang berakibat buruk bagi pertumbuhan akar.Sewaktu pengisian dan penjarangan large polybag, harus dihindari mengangkat large polybag pada bagian bibir, karena akan mengakibatkan large polybag koyak. Pekerjaan pengisian large polybag harus sudah selesai selambat-lambatnya 24 minggu sebelum transplanting.3) Instalasi Penyiraman dan Irigasi dengan SprinklersPenyiraman merupakan kebutuhan pokok bibit kelapa sawit. Air yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup bibit setiap harinya tergantung pada kondisi tanah di dalam polybag besar, umur bibit dan keadaan cuaca. Sebagai patokan diperlukan rata rata satu bibit dalam satu hari kira kira 2 liter air ( pagi 1 liter, siang 1 liter). Ketika turun hujan lebih besar dari 8 mm per hari dan kebasahan tanah dalam polybag cukup, tidak perlu dilakukan penyiraman.Pemasangan instalasi jaringan pipa untuk saluran air. Pipa primer 6 dipasang di tengah tengah lapangan yaitu di kiri kanan jalan utama. Dari pipa primer ini dibuat cabang cabang dengan pipa ukuran 2, dari pipa 2 dibuat cabang lagi dengan ukuran 1.Kelebihan sprinkler :a. Distribusi air ke bibit lebih meratab. Biaya operasi penyiraman lebih murahc. Pemakaian tenaga lebih sedikitKelemahannya adalah :a. Biaya investasi mahalb. Air dibutuhkan lebih banyak4) Pemancangan dan Penyusunan PolybagJarak tanam yang digunakan adalah 90 x 90 x 90 cm segitiga sama sisi. Pancang lurus ke semua arah, bertujuan untuk keseimbangan pertumbuhan dan kemudahan pemeliharaan. Pemancangan di pembibitan dilakukan secara beregu dan satu regu terdiri dari 3 orang. Polybag yang sudah diisi tanah diletakkan berada diatas titik pemancang sehingga bekas titik pancang berada pada titik tengah atas polybag. Lakukan konsolidasi pada masing-masing large polybag, yaitu sebagai berikut :a) Menegakkan posisi large polybag agar tidak bengkok (tidak patah pinggang).b) Meluruskan barisan polybag meratakan dan menambahkan tanah kedalam large polybag sehingga permukaan tanah 2 cm dari bibir large polybag.c) Mencabut gulma yang tumbuh.d) Melakukan penyiraman agar tanahnya mantap.5) Transplanting Bibit ke Main Nurserya) Transplanting bibit ke main nursery dilakukan setelah bibit berumur 2-3 bulan atau 3-4 daun mana yang lebih dulu.b) Sebelum transplanting, tanah di large polybag disiram dengan air sampai jenuh. Hal ini untuk memudahkan penanaman bibit dan mengurangi tingkat kematian bibit sewaktu transplanting.c) Bibitbibit yang sudah diseleksi di pre nursery, disebar dan ditaruh ke masingmasing large polybag yang siap ditanami.d) buat regu tanam yang terdiri dari 3 pekerja wanita : pekerja ke-1 bertugas membuka polybag, pekerja ke-2 bertugas memasukan bibit dalam lubang dan pekerja ke-3 memadatkan tanahe) Buat lubang ditengah-tengah large polybag dengan menggunakan pipa bor (hole core former) yang panjang dan diameternya sesuai dengan besarnya babybagf) Potong dasar babybag menggunakan pisau cutter lalu masukkan ke dalam lubang yang sudah dibuat di large polybag, kemudian plastik babybag ditarik keluar melalui bibit. Usahakan agar tanah dalam babybag tidak pecah.g) Pasang papan label setelah selesai transplanting, lakukan penyiraman yang cukup pada semua large polybag yang sudah selesai ditanami bibit.6) Perawatan bibit (penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian, penanggulangan dan pemberantasan hama penyakit tanaman).Penyiramana) Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari, yaitu pukul 07.00-11.00 dan pukul 15.00 sampai selesai. Kebutuhan air rata-rata untuk setiap bibit adalah 23 liter per large polybag per hari tergantung umur bibit.b) Bila terjadi hujan lebih dari 10 mm pada hari sebelumnya, maka penyiraman tidak perlu dilakukan pada hari itu.c) Penyiraman dilakukan dengan sistem sprinkler sesuai prosedur yang benar. d) Ditugaskan 1-2 orang operator khusus dengan tugas : Mengelola mesin pompa air Memeriksa serta memperbaiki pipa air di lokasi pembibitan setiap harinya Mengerjakan administrasi mesin pompa airPenyianganPenyiangan bibit di Main Nursery, dilakukan baik yang didalam polybag maupun yang antar polybag. Untuk yang dalam polybag, adalah mencabut gulma, menambah tanah, dan sekaligus menggemburkan tanahnya. Sedang yang antar polybag dengan cara manual dengan garuk. Jika tenaga kurang, bisa digunakan dengan cara khemis.Pengendalian Hama dan PenyakitHama yang pada umumnya ada di main nursery adalah kumbang malam (jenis Apogonia sp dan Aporeus sp), kutu daun ( jenis Aphis sp, dan Mealybug), ulat belalang ( Valanga nigricornis), jengkrik ( Cryllus sp), Siput (Snail), dan tikus ( Rats). Penyakit yang menyerang bibit terbagi menjadi 2 jenis, yaitu penyakit akar dan penyakit daun. Penyakit akar disebabkan oleh cendawan antara lain Rhizoctona sp dan Pythium sp. Untuk penyakit daun adalah Antracnosa yang disebabkan oleh bermacam-macam cendawan antara lain Spetriodiplodia sp, Glomerella singulata dan Melanconium elaedis. Sedang penyakit becak daun (black spot) disebabkan oleh cendawan Culvularia sp dan Helminthosporium sp.Pencegahan dan PemberantasanUsaha pencegahan atau preventif, yaitu dengan cara menciptakan kondisi lingkungan terutama yang dapat mengurangi kelembaban dan menghilangkan sumber infeksi seperti bagian bibit yang terinfeksi ringan dipotong dengan pisau, bibit yang terinfeksi berat dibongkar dan dibakar, dan tanah pengisi harus bebas dari infeksi hama dan penyakit.Usaha untuk pemberantasan atau kuratif salah satunya yaitu dengan menggunakan pestisida untuk membasmi hama atau penyakit yang ada dibibitan. Dalam melaksanakan pemberantasan baik hama maupun penyakit pada umumnya kita memperlakukan tanaman sebagai suatu populasi. Serangan yang hanya setempat dan lambat penyebarannya cukup dengan cara mengutip. Tetapi untuk serangan yang sudah merata dan cepat penyebarannya segera dilakukan penyemprotan pada pagi hari. Jika ada penyemprotan pestisida, maka penyiraman dilakukan 2 jam sebelum atau sesudah penyemprotan.7) SeleksiPrinsip seleksi bibit adalah memilih bibit yang sesuai dengan standar. Jadi jika ditemui bibit yang dibawah standar atau tidak normal harus dimusnahkan. Pelaksanaan seleksi bibit dilakukan 2 kali ketika bibit berumur 6 bulan, dan 9 bulan. Semua bibit dengan tanda daun Berkerut (Crinkledleaf) diberi tanda merah, sedang gejala afkir yang lain (daun strip kuning, kerdil, sakit, pelepah tegak, anak daun sempit, sudut anak daun tajam, dll) diberi tanda biru, untuk diupayakan normal kembali dengan perlakuan khusus hingga bibit berumur 9 bulan. Jika sampai umur 9 bulan tidak ada perubahan nyata, maka polybag diberi tanda merah. Besarnya bibit yang diseleksi berkisar sekitar 15%, dan setiap pelaksanaan seleksi bibit harus dibuat Berita Acara. Beberapa tanda-tanda bibit di Pre Nursery yang abnormal adalah sebagai berikut :

Gambar 37 Tajuk RataGambar 38 Crown Disease

Gambar 39 Juvenil FormGambar 40 Narrow Pinnate

Gambar 41 Bibit Kerdil dan Bibit Normal

c. Perawatan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan (TM)Perawatan tanaman kelapa sawit TM yaitu usaha melaksanakan serangkaian aktivitas kerja rawat pada areal tanaman yang sudah berproduksi. Perawatan mempunyai tujuan yaitu untuk menjaga tanaman kelapas awit tumbuh normal dan sehat sehingga produksi maksimal, mempermudah jalannya proses panen dan mengurangi losis produksi.Pengendalian gulma merupakan aspek yang penting dalam pemeliharaan TM kelapa sawit. Pengendalian gulma bertujuan mengurangi terjadinya kompetensi terhadap tanaman pokok, memudahkan pelaksanaan pemeliharaan dan mencegah berkembangnya hama penyakit tertentu. Gulma dapat menyebabkan kehilangan hasil panen yang besar dari pada kehilangan hasil panen yang disebabkan oleh serangga maupun penyakit tanaman. Jenis jenis gulma yang tumbuh pada perkebunan kelapa sawit banyak macamnya. Secara garis besar jenis gulma yang dijumpai di perkebunan kelapa sawit dapat digolongkan menjadi dua yaitu gulma berbahaya dan gulma lunak. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti manual, kimia dan kultur teknis. Pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit yang dilaksanakan secara terpadu, yaitu mengkombinasikan cara manual, kimia dan hayati dapat membawa hasil yang baik.Kegiatan perawatan TM adalah merupakan kelanjutan dari perawatan TBM. Oleh karena itu jika pada saat TBM kondisi tanaman bisa homogen dan SPH terpenuhi, maka pada saat perawatan TM kondisi tanaman harus dijaga agar bisa tumbuh normal sehingga bisa memberikan potensi produksi yang maksimal. Melakukan perawatan rutin sesuai jadwal secara konsisten sehingga bisa menciptakan lingkungan tanaman yang bisa mempermudah pelaksanaan pekerjaan panen dan memperkecil losis produksi. Melakukan kalibrasi rutin secara periodek untuk bisa mendapatkan norma kerja dan norma material yang sesuai dengan kondisi lapangan pada saat itu. Menjaga norma kerja dan norma material pada saat pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan aturan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Macam macam perawatan yang dilakukan di PT Sukes Tani Nusasubur yaitu1. CPT ( Circle Path TPH)2. Rawat Gawangan3. Pemupukan4. Pruning5. Early Warning System (EWS)Setelah semua kegiatan perawatan dilakukan maka dilakukan verifikasi, yaitu penilaian terhadap hasil yang diperoleh setelah melakuak kegiatan perawatan. Berikut tabel Indek Mutu Rawat

Tabel 1 Indek Mutu RawatNoItem kerjaSpesifikasi Standar FisikStandar Nilai

ABC

1Circle1. Tidak ada anak kayu dan 5 anak sawit dalam piringan2. Soft weed dalam radius 2 meter maksimal 100 batang3. Tidak ada LCC atau gulma merambat radius 2 meter4. Tidak ada alang alang dan pakis pakisan5. Tidak ada epifit di pokok>90-100%>80-90%>70-80%

2Path1. Tidak ada anak kayu dalam pasar pikul2. Lebar path 1,2-1,5 meter dalam keadaan bersih3. Path tidak terputus dari jalan collection satu jalan collection lain4. Untuk kondisi path yang terputus karena parit harus ada titik panen4 itemTERPENUHI100%3 ItemTERPENUHI75%2 ItemTERPENUHI50%

3TPH1. Ada nomer TPH2. Tidak ada gulma dan anak sawit3. Tidak ada brondolan tinggal4. Tidak ada kotoran di TPH5. Ukuran TPH standar (3 x 4 ) m5 itemTERPENUHI100%4 ItemTERPENUHI80%3 ItemTERPENUHI60%

4WD1. Anak kayu dalam gawangan maksimal 15 batang tinggi 90-100%>80-90%>70-80%

5Pruning1. Jumlah pelepah antara 56-64 untuk alat dodos dan 48-56 untuk egrek2. Pemotongan pelepah harus mepet batang3. Pelepah ditata dengan rapi digawangan mati>90-100%>80-90%>70-80%

Tabel 2 IMR Afdeling Fanta PT STN.BlokJumlah Sampel CPTWDPruningBTBRT

1104 pokok0121097

6105 pokok211500

5102 pokok0160287

12103 pokok23300

Misal perhitungan pruning pada blok 1 : = 20 %Jadi pruning pada blok 1 dapat kategorikan dalam kelas B karena hanya 20% yang perlu di pruning dari 100%.Berikut penjelasan tentang macam-macam perawatan tanaman kelapa sawit menghasilkan di PT Sukses Tani Nusasubur1. CPT (Circle Path TPH)Circle, Path dan TPT merupakan tiga item kerja yang dikerjakan pada areal kelapa sawit, yaitu membersihkan Piringan, membersihkan pasar pikul atau path, dan tempat pengumpulan hasil dari gulma. Tujuannya yaitu :1. Menghindari persaingan unsur hara oleh tanaman2. Mempermudah jalannya proses panen seperti mengutip brondolan, memindahkan buah ke TPH serta3. Mempermudah kegiatan rawat lainnya.TPH ( Tempat Pengumpulan Hasil) Adalah tempat yang dibuat khusus untuk pengumpulan hasil panen dari dalam blok, sehingga hasil panen terkumpul dan mempercepat pengangkutan. Standar TPH yaitu sebagai berikuta. TPH harus bersih dari gulma b. Dirawat secara rutin c. Rawat TPH dilakukan bersamaan dengan kegiatan rawat piringan dan jalan panen Kegiatan rawat CPT ini dilakukan dengan 2 cara yaitu manual dan chemis. Namun kegiatan CPT manual sudah tidak dilakukan di PT Sukses Tani Nusasubur karna diganti dengan kegiatan CWM (Circle Weeding Manual)a. CWMPada kegiatan ini membersihakan piringan dan gawangan gulma dengan mencangkul taupun dengan alat cangdos. Pada Piringan gulma dibabat sampai jari-jari 2,5 m dari pangkal pohon, rumput dan pakis pakisan yang tumbuh dipohon dicabut sampai setinggi jangkauan tangan.Kalibrasi CWMKalibrasi CWM di Blok 14 Afdeling Fanta PT Sukses Tani NusasuburDiketahui :SPH 117 pokok1 jam 17 pokokKerapatan Jam kalibrasi 6 jamEfektif: 6 Jam x 17 pokok = 102 pokokLuasan: Hk: Target yang dicapai: Total yang dibayar : 1.14 x 76.132 = Rp. 86.790Biaya/pokok: Rp. 86.790 : 102 pokok = Rp. 850/pokokb. CPT dengan ChemisPada kegiatan ini harus diperhatikan bagaimana cara pekerja melakukan penyemprotan dan bahan kimia ( herbisida) apa yang digunakan. Herbisida mempunyai dua jenis, yaitu herbisida kontak dan herbisida sistemik. Herbisida yang digunakan di PT Sukses Tani Nusasubur yaitu Round Up, Ally dan Gramaxone. RoundUp dan Ally merupakan jenis Herbisida Sistemik, sedangkan Gramaxone adalah herbisida Kontak. Herbisida Sistemik yaitu mempunyai sistem merusak jaringan tumbuhan sedangkan herbisida kontak yaitu sifatnya membakar tumbuhan yang terkena langsung dengan Gramaxone. Herbisida jenis kontak cocok untuk gulma berdaun sempit.Bahan aktif pada herbisida juga beragam, herbisida Ally bahan aktifnya yaitu Methyl Metshulfuron, Round Up bahan aktifnya Isopropilamina Glifosfate sedangkan Bahan aktif Gramaxone yaitu Paraquat diklorida. Kegiatan chemis CPT tergantung adanya jenis gulma di lahan. Dosis yang digunakan yaitu 80 ml per cap. Dosis dapat berubah-ubah karena tergantung dengan cuaca, ketebalan gulma, tingkat populasi gulma dan umur gulma.Gambar 42 Kegiatan CPT

Kalibrasi CPTKalibrasi CPT di Afdeling Fanta blok 14 material Ally 80 ml/capDiketahui :SPH 117 pokok1 jam menghabiskan 2 capKerapatan gulma : 1 cap mampu menyemprot 28 pokokJam kalibrasi 6 jamCap/hari = 2 cap x 6 jam= 12 CapTotal pokok/hari= 12 cap x 28 pokok= 336 PokokLuasan = = 2,8 HaHk= = 0,35 HK/HaTarget yang dicapai= = 3,3 HaTotal yang dibayar = 0,35 x Rp. 76.132= Rp. 26.646Biaya per pokok= = Rp. 79/pokok2. Rawat GawanganRawat gawangan yaitu menghilangkan gulma yang ada pada gawangan tanaman kelapa sawit. Rawat gawangan dilakukan ada 2 cara yaitu dengan cara manual dan chemis. Gawangan tidak boleh dibersihkan secara menyeluruh dari gulma atau tanaman, karena berfungsi untuk menjaga kelembaban tanah, menghindari adanya erosi, dan menjaga kelangsungan hidup parasit serta predator tanaman kelapa sawit.a. Rawat Gawangan Manual (WDM)Kegiatan ini dilakuakan setahun 2 kali, pada kegiatan ini dilakukan menggunakan parang atau sabit. Anak kayu termasuk anak sawit di babat kecuali gulma Clidemia hirta. Pada TBM rawat gawangan dilakuakan apabila LCC sudah mencapai tinggi 70 cm diatas tanah.Gambar 43 Kegiatan WDM

Kalibrasi WDMKalibrasi WDM di Afdeling Fanta Blok 14Diketahui : SPH 117Kerapatan : = 39%1 pekerja = 10 pokok/jamJam Kalibrasi 6 Jam1 hari= 10 pokok x 6 jam= 60 pokokLuasan= 60 : 117 = 0,51 HaHk= Target yang dicapai= Total yang dibayar= 1,96 x Rp. 76.132= Rp. 149.218Biaya/gawangan= Rp. 149.218 : 60 pokok = Rp. 2486b. Rawat Gawang Chemis (WDC)Rawat gawang chemis, yaitu rawat gawangan menggunakan bahan kimia atau herbisida. Supaya kegiatan Rawat gawang chemis efektif maka perlu diperhatikan1. Jenis herbisida2. Jenis gulma3. Dosis herbisida4. Alat yang dipakai5. Waktu penyemprotanDi Afdeling Fanta PT STN menggunakan herbisida Round up dan Ally, dengan dosis 80 ml/cap. Rawat gawangan Chemis dilakukan 2 tahun sekali.Gambar 44 Kegiatan WDCGambar 45 Clidemia hirta setelah Di Semprot

Kalibrasi WDC Kalibrasi WDC di Afdeling Fanta blok 13 PT Sukses Tani NusasuburDiketahui : SPH 1331 jam dibutuhkan 2 cap1 cap menyemprot 16 pokokJam kalibrasi: 6 jamKerapatan gulma:Cap/hari= 2 cap x 6 jam= 12 capTotal pokok/hari = 12 cap x 16= 192Luasan = 192 : 133 = 1,4 HaHk= Target yang dicapai= Total yang dibayar = 0,7 x Rp. 76.132= Rp. 53.418Biaya/pokok = Rp. 53.418 : 192= Rp. 278/Pokok

Macam macam gulma yang ditemukan di lahan kelapa sawit (TM)Gambar 46 Gulma Kentangan (Borreria latifolia)Gambar 47 Gulma Harendong (Clidemia hirta)Gambar 48 Gulma Asystasia (Asystasia intrusa)

Gambar 49 Gulma Pakis (Dicranopteris linearis)

Gambar 50 Gulma Senduduk (Melastoma malabathricu)Gambar 51 Gulma Paitan (Paspalum conjugatum)

Gambar 52 Gulma Bermuda Grass (Cynodon dactilon)Gambar 53 Gulma Lempuyangan (Panicum repens)Gambar 54 Gulma Tembelekan (Lantana camara)

Selain gulma yang merugikan untuk tanaman kelapa sawit, ada juga gulma yang bermanfaat (Gulmat) untuk tanaman kelapa sawit. Gulmat yang dibudidayakan di PT STN yaitu tanaman Antigonon sp., Bunga Pukul Sembilan dan Niprolephis.Gambar 55 Air Mata Pengantin (Antigonon sp.)Gambar 56 Bunga Pukul Sembilan (Turnera subulata)

Gambar 57 Niprolephis

3. PemupukanPemupukan merupakan pemberian unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman agar tanaman tersebut dapat tumbuh subur.yang mana nantinya dapat memproduksi buah sesuai dengan apa yang kita harapkan. Pada Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun pupuk dapat juga diberikan lewat permukaan tanaman, terutama daun. Pemberian pupuk disini dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah, baik fisik, kimia atau biologis.Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah. Dengan mengandalkan sediaan unsur hara dari tanah asli saja, tanpa penambahan hara, produk pertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari.Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan pupuk hanya pada perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau mampat. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut.Pada tanaman belum menghasilkan pupuk diberikan sesuai dosis baku berdasarkan percobaan namun pada tanaman kelapa sawit menghasilkan pupuk diberikan berdasarkan keseimbangan unsur hara. Pada tanaman kelapa sawit menghasilkan dilakuakan analisa seperti analisa tanah, analisa daun, analisa produksi pertahun yang tujuannya untuk memberikan rekomendasi pupuk yang tepat pada areal lahan tersebut. Dalam pemupukan tanaman kelapa sawit harus menerapkan sistem 4T yaitu :1. Tepat Jenis2. Tepat Dosis3. Tepat Cara4. Tepat WaktuPraktek pemupukan yang dilakukan di PT STN yaitu dengan membuat 4 poket disekeliling pokok tanaman kelapa sawit, kedalaman poket yaitu kira kira 20-30 cm kenudian pupuk di masukan kedalam poket dan ditutup tanah kembali.Pemupukan pada tanaman kelapa sawit didasarkan pada 3 analisa yaitu analisa tanah (SSU), Analisa daun (LSU) dan EWS Agronomi Service1. Analisa Tanah (SSU)Analisa tanah dilakukan untuk mengetahui unsur apa saja yang ada didalam tanah. Tujuannya yaitu untuk rekomendasi pemupukan. Analisa tanah nantinya akan dibawa kelaboratorium untuk dianalisa pH tanahnya. Sehingga dapat mengetahui input pupuk apa yang sesuai untuk tanaman kelapa sawit. Sampel tanah untuk pH diambil perblok di setiap afdeling. Setiap blok diambil minimal 3 titik.Hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan Sampel Tanaha. Tidak diperbolehkan dekat sungaib. Tidak dekat jalanc. Tidak dekat perakaran (dekat pocket atau rorak)d. Tidak boleh ditempat bekas pembakaran tanggul atau sisa tanamanCara Pengambilan sampel tanah a. Mencangkul tanah kira-kira kedalaman 20 cmb. Kemudian ambil satu genggamc. Kemudian di dekompositkan dalam 1 blokd. Masukan dalam kantong plastik dan jangan lupa memberi label (nama afdeling, nomor blok, hari dan tanggal)Setelah semua sampel tanah terkumpul dari semua fdeling, maka dilakukan pengujian pH tanah, pH tanah dapat diukur dengan kertas pH (pH Stick) atau pH meter.

Gambar 58 Pengukuran pH TanahAnalisa tanah yang dilakukan di PT Sukses Tani nusasubur mengunakan pH Stick. Cara pengukurannya yaitu seperti berikut :1. Mengambil tanah kemudian tambahkan aquadest dengan perbandingan 1:22. Gojok tanah yang sudah dicampur dengan aquadest sampai homogeny3. Diamkan sampai tanah mengendap4. Kemudian masukan kertas pH kedalam aquadest tanpa menyentuh tanah5. Cocokkan kertas pH yang sudah dimasukan dengan indikator warna pH2. LSU (Leaf Sampling Unit)LSU adalah unit suatu sampel daun yang diambil dari kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili homogen. Prinsipnya yaitu ;a. Umur tanamanb. Kultur teknisc. Jenis tanahd. Topografie. Varietas Sistem pengambilan contoh dilakukan dengan acak tersebar. Penentuan jumlah pokok contoh, secara garis besar dibagi 3 yaitu luas blok 10-20,21-30 dan 31-40 hektar diperlukan 1 sampel (sekitar 30 pohon contoh) dan seterusnya tergantung luas areal lahannya. Daun yang dianalisa yaitu untuk TBM yaitu pelepah daun ke 3 atau ke 9, sedangkan pada TM yaitu pelepah daun 17. Kedudukan daun kelapa sawit yaitu 3/8.

Gambar 59 Sususan Kedudukan DaunSyarat Pohon yang tidak boleh diambil sebagai contoh a. Pohon yang sakit atau abnormalb. Yang tumbuh miringc. Pohon sisipand. Pinggir jalan atau drainase/sungaie. Disekelilingnya ada tanaman kosongWaktu pengambilan contoh dilakuakan pada pagi hari, tidak dibenarkan pada siang hari. Apabila saat pengambilan sampel tejadi hujan maka ditunda terlebih dahulu. Pada saat mengambil sampel daun yang harus diperhatikan sebagai berikuta. Pengambilan contoh dilakukan 2 bulan setelah dilkukan pemupukanb. Tidak dilakukan pada hujan lebat dan pada kemarau panjangc. Jika memungkinkan dilakukan dibulan yang sama setiap tahund. Pengambilan contoh pertama dilakukan pada TBM 3.e. Sampel daun tidak boleh terkena pupuk ataupun tanahf. Pekerja yang mengambil sampel daun tidak diperbolehkan untuk merokok Cara Pengambilan Contoh daun1. Mengambil pelepah daun ke 172. Mengambil anak daun yang letaknya ditengah 2 kanan dan 2 kiri, sebagai pedoman yang disebut bagian tengah yaitu apabila tulang pelepah diraba akan teras ada benjolan (suntil).3. Ke empet daun dibagi menjadi 3 bagian, bagian tengah diambil kira kira panjangnya 10-15 cm.4. Didalam ruangan lidi dibuang dan semua helai daun dibersihkan dengan kapas putih yang dibasahi dengan aquades5. Memberi label yang jelas6. Mengeringkan contoh daun didalam oven dengan suhu 90 derajat celcius selama 12 jam7. Kemudian daun yang telah kering dikirim ke laboratoriumSelain pengambilan contoh daun, diambil juga rasis yaitu batang pelepah yang diambil dari pelepah ke 17. Cara pengambilanya yaitu1. Mengambil pelepah ke 17 kemudian tentukan titik tengah (suntil)2. Mengambil 10 cm ke arah ujung pelepah dari suntil dan pangkal.3. Kemudian pelepah yang diambil di bentuk seperti lidi, kemudian dipotong potong kecil kecil.4. Kemudian di oven.Gambar 60 Pengambilan Pelepah ke 17Gambar 61 Penentuan Daun Sampel

Gambar 62 Daun SampelGambar 63 Sampel Rasis

3. EWS Agronomi ServiceEWS Agronomy Service ini dilakukan dengan cara melihat langsung pokok tanaman (visual). Setiap pokok yang mengalami defisiensi mempunyai gejala yang berbeda-beda. Pada pelepah daun yang tua biasanya ditemukan defisiensi unsur makro seperti unsur N, P dan K. sedangkan pada pelepah daun muda ditemukan gejala defisinsi unsur mikro seperti unsure Cu, Mg, dan B. Cara melakukan kegiatan EWS Agronomy Service yaitu sebagai berikut :1. Masuk dalam jalur jalur EWS yang sudah ditentukan2. Kemudian amati dan lihat secara seksama setiap pokok dalam jalur EWS tersebut3. Hasil pengamatan dicatat dalam form defisiensi unsure hara4. Kegiatan EWS dilaksanakan langsung oleh Kepala AfdelingKegiatan EWS Agronomi Service ini dilakuan setelah 3 bulan pemupukan. Pada blok 7 afdeling Fanta PT Sukses Tani Nuasubur di jalur 7A, 7B, 6A, 6B, 5A dan 5B ditemukan gejala defisiensi unsure K dan unsur B.

Gambar 64 Kekurangan Unsur KGambar 65 Kekurangan Unsur Boron

Peranan Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit1. NitrogenNitrogen berfungsi sebagai Penyusunan protein, klorofil dan berperanan terhadap fotosintesa.a) Kekurangan Nitrogen menyebabkan daun berwarna kuning pucat dan menghambat pertumbuhan, drainase burukb) Kelebihan Nitrogen menyebabkan daun lemah dan rentan terhadap penyakit/hama, kekahatan Boron, White Stripe dan berkurangnya buah jadi. c) Penyebab defisiensi Nitrogen : Terhambatnya mineralisasi Nitrogen, aplikasi bahan organik dengan C/N tinggi, gulma, akar tidak berkembang, pemupukan Nitrogen tidak efektif.d) Upaya : Aplikasi secara merata di piringan, Tambah Urea pada tanaman kelapa sawit, aplikasi Nitrogen pada kondisi tanah lembab, kendalikan gulma.

Gambar 66 Kekurangan Nitrogen2. PhosphorUnsur P berfungsi untuk memperkuat batang dan merangsang perkembangan akar serta memperbaiki mutu buaha) Kekurangan P sulit dikenali, menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, pelepah memendek dan batang meruncing (bentuk batang piramid)b) Indikasi kekurangan P : Daun alang-alang berwarna ungu, LCC sulit tumbuh dengan bintil akar yang sedikit.c) Penyebab defisiensi P : P tanah rendah ( < 15 ppm ), Top Soil tererosi, kurangnya pupuk P dan kemasaman tanah tinggi.d) Upaya : Aplikasi P dipinggir piringan/gawangan, kurangi erosi, tingkatkan status P tanah, dan perbaiki kemasaman tanah.

Gambar 67 Kekurangan Phospor3. KaliumKalium berguna untuk aktifitas stomata, aktifitas enzim dan sintesa minyak. Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit serta jumlah dan ukuran tandan.a) Kekurangan K menyebabkan bercak kuning/transparan, white stripe, daun tua kering dan mati..b) Kelebihan K merangsang gejala kekurangan B sehingga rasio minyak terhadap tandan menurun.c) Penyebab kekurangan K : K didalam tanah rendah, kurangnya pupuk K, kemasaman tanah tinggi dengan kemampuan tukar kation rendah.d) Upaya : Aplikasi K yang cukup, aplikasi tandan kelapa sawit, perbaiki kemampuan tukar kation tanah dan aplikasi pupuk K pada pinggir piringan.4. Magnesium ( Mg )Mg berfungsi sebagai penyusun klorofil, dan berperanan dalam respirasi tanaman, maupun pengaktifan enzim. Kekurangan Mg menyebabkan daun tua berwarna hijau kekuningan pada sisi yang terkena sinar matahari, kuning kecoklatan lalu kering. Pelepah yang baru uncul akan tumbuh tidak normal. Penyebab defisiensi Mg : Rendahnya Mg didalam tanah, kurangnya aplikasi Mg, ketidak seimbangan Mg dengan kation lain, curah hujan tinggi ( > 3.500 mm/tahun ), tekstur pasir dengan top soil tipis. Upaya : Rasio Ca/Mg dan Mg/K tanah agar tidak melebihi 5 dan 1,2, aplikasi tandan kelapa sawit, gunakan Dolomit jika kemasaman tinggi, pupuk ditabur pada pinggir piringan

Gambar 68 Kekurangan Magnesium5. Sulphur (S)Unsur S merupakan bagian dari protein yang juga berperan dalam pembentukan klorofil, unsur S juga berfungsi dalam metabolisme karbohidrat yang berpengaruh terhadap kandungan minyak.6. Calcium (Ca)Unsur Ca fungsi utamanya pembentuk dinding sel. Ca mempunyai fungsi lain yaitu berperan dalam perkembangan jaringan merismatik dan perkembangan akar.7. Chlorine (Cl)Fungsi yang spesifik dari Cl belum banyak diketahui, namun diperkirakan dapat mempengaruhi proses dalam fotosintesis8. Sodium (Na)Fungsinya juga belum diketahui banyak mungkin berperan dalam konservasi unsur K, Fungsi lainnya yaitu menahan air sehingga dapat mengurangi pengaruh musim kering yang panjang.9. Mangan (Mn)Unsur Mn berperan dalam proses fotointesis, berfungsi sebahai katalist dalam berbagai enzim. Unsur Mn bersifat antagonis terhadap unsur Fe.10. Besi (Fe)Unsur fe mempunyai fungsi dalam pembentukan khloropyl. Juga berperan dalam proses perubahan nitrat menjadi ammonia.11. ZnFungsi unsur Zn yitu pembentukan khoropil dan protein. Unsur Zn juga merupakan komponen dari berbagai enzim.12. MoMempengaruhi pertumbuhan bibit jaringan tanaman termasuk tandan buah hanya mengandung jumlah yang kecil dari unsur ini.13. Cua) Defisiensi Cu ujung anak daun nekrosis, tumbuh kerdilb) Pembentukan klorofil dan katalisator proses fisiologi tanaman.c) Kekurangan Cu menyebabkan Mid Crown Clorosis (MCC) atau Peat Yellow.d) Jaringan klorosis hijau pucat - kekuningan muncul ditengah anak daun muda. Bercak kuning berkembang diantarajaringan klorosis. Daun pendek, kuning pucat kemudian mati.e) Penyebab defisiensi Cu : Rendahnya Cu didalam tanah gambut atau pasir, tingginya aplikasi Mg, aplikasi N dan P tanpa K yang cukup

Gambar 69 Kekurangan Cu14. Borona) Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan protein.b) Kekurangan Boron menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh dan berwarna hijau gelap, daun yang baru tumbuh memendek sehingga bagian atas tanaman terlihat merata.c) Penyebab defisiensi Boron : Rendahnya B tanah, tingginya aplikasi N, K dan Ca.d) Upaya : Aplikasi 0,1 - 0,2 kg/pohon/tahun pada pangkal batang.Waktu dan Frekuensi Pemupukan yaitu sebagai berikut Waktu Pemupukana. Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bulan.b. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.c. Pupuk Dolomit dan Rock Phosphate diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP (KCl) dan Urea/ZA.d. Jarak waktu penaburan Dolomit/Rock Phosphate dengan Urea/Z A minimal 2 minggu.e. Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2 (dua) bulan.Frekuensi Pemupukana. Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur - kondisi tanaman.b. Frekuensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis 4. PrunningPrunning yaitu kegiatan menjaga atau mengatur jumlah pelepah dipokok sesuai kebutuhan pada tingkat umur tanaman dengan cara membuang pelepah yang tidak berguna lagi bagi tanaman. Tujuan dilakukan Pruning yaitua. Menjaga suplai hara dan air tidak terus berlangsung kepada jaringan pelepah yang tidak produktif lagi, sehingga mendorong pertumbuhan vegetatif tanamanb. Memudahkan pekerjaan panen dan perawatanc. Menjaga agar brondolan tidak menyangkut di ketiak pelepahd. Menjaga kelembababn agar tidak mempercepat perkembangan hama dan penyakite. Meningkatkan efektifitas penyerbukanTabel 3 Kriteria Prunning Pada Tanaman Kelapa SawitUmur TanamanStandart PelepahRotasiCara

2,5-356-64Satu kaliPrunning pasir dan selektif

3,5-456-64Satu kaliPrunning setelah tinggi pelepah diaatas 90 cm dari permukaan

5-1248-568 bulan sekalitanahpelepah tidak produktif dan songgo dua

>1240-4811 bulan sekaliPelepah tidak produktif dan songgo dua

Pruning dibedakan menjadi 3. Yaitu prunning pasir, prunning selektif dan pruning periodik. Pada areal lahan afdeling fanta PT STN di blok 11 dilakukan pruning periodik karena umur tanaman yang lebih dari 4 tahun. Pruning periodik dilakukan