Handling 11
-
Upload
johansan-lambok -
Category
Documents
-
view
6 -
download
1
description
Transcript of Handling 11
BAB I
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam setiap penanganan domba kita perlu mengetahui cara cara penanganan terhadap domba. Domba merupakan hewan social , hewan ini menjaga kontak dengan sesamanya secara konstan. Kemampuan penglihatnnya mencapai 1000 m. Domba tidak dapat melihat, membau, atau mendengar dengan cara seperti yang dilakukan oleh manusia.Mata hewan ini terletak di kedua sisi kepalanya . Dengan kedudukan mata seperti ini , domba melihat dan memperkirakan jarak benda di sampingnya dengan monocular vision ( satu mata) , sedangkan pandangan di depan kepalanya dengan binocular vision ( dua mata )Sehingga sebagai handler harus tahu bagaimana cara cara menangani domba.1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari praktikum produksi ternak domba kambing yang membahas tentang Handling ini adalah menunjang dalam pembelajaran produksi ternak domba dan kambing. Adapun beberapa tujuan dari praktikum ini, yaitu :
Mengetahui bagaimana cara menangani domba
Agar mahasiswa mengenal prilaku domba saat di Handling.
1.3 WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : pukul 11.30 14.00
Senin 11 April 2005-04-18
Tempat: kandang domba ( paguyuban )
Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap peternak harus mengetahui cara menghandling. Satu hal yang perlu mendapt perhatian untuk menjadi handler domba yang baik adalah pemahaman tentang behaviour ( perilaku ) domba. Dengan memahami perilakunya , kita dapat menduga bagaimana ternak memberikan respon ( tanggapan ) bila kita beri stimulus ( rangsangan ).
Selain itu juga kita harus mengetahui beberapa karakteristik domba. Benda yang dapat dilihat tertangkap oleh mata dalam bentuk dua obyek. Oleh karena itu domba tidak dapat melihat sedetail seperti apa yang dilihat manusia. Selain mata alat pendengaran dan pembau juga merupakan hal terpenting untuk kewaspadaannya. Domba sensiif dalam membau dan dapat mendengar suara yang frekuensinya lebih tinggi dibandingkan dengan suara yang didengar manusia. Ini perlu diketahui oleh handler . Handler juga harus mengetahui kemampuan domba, seperti kekuatan dan kecepatan geraknya sehingga tidak ada keragu raguan atau rasa takut dalam melakukan penanganan. Keragu raguan dan rasa takut merupakan penghalang dalam menangani ternak.
PENDUGAAN
Pendugaan yang tepat terhadap respons domba amat didukung oleh pengetahuan dengan tingkah laku hewan tersebut. Pendugaan ini merupakan salah satu kunci penanganan domba.
Usaha memperoleh respons dari ternak, anda harus memberikan stimulus. Stimulus yang diberikan harus terkontrol sehingga tidak tercipta respons yang tidak terkendali.Stimulus yang tidak menyenangkan atau menakutkan menyebabkan domba bergerombol dalam ruang yang terbatas. Secara umum hewan ini tidak agresif terhadap manusia. Namun, beberapa domba jantan mungkin menanduk manusia, khususnya pada musim kawin. ARAUSAL
Arausal adalah tingkat aktivitas dari seekor ternak. Tingkat aktivitas ini merupakan kunci lain dari keberhasilan menangani domba. Arausal dapat diamati mulai dari hewan tidur sampai kondisi yang paling ekstrim, seperti meloncat atau berkelahi. Stimulus terhadap ternak dalam beberapa cara dapat meningkatkan atau menurunkan arausal. Masalah masalah selalu timbul ketika arousal menjadi begitu tinggi. Aurausal yang tinggi menggambarkan tingkah laku ternak dalam melindungi dirinya. Mereka akan berlari atau meloncat bersama sama untuk melarikan diri. Secara umum pemahaman tentang arausal dimaksudkan untuk menjaga agar ternak selalu bergerak dengan tenang. Oleh karena itu ada baiknya ternak didiamkan bersama kelompok untuk beberapa saat sebelum ditangani.Beberapa cara penanganan :
Mustering ( menggiring )
Yard ( kandang pengendali ) Catching ( menangkap )
Mengendalikan domba pada saat berdiri
Mengendalikan domba untuk berjalan
Sitting up ( mendudukan domba )
Lifting ( mengangkat domba melalui pager )
Tying up ( mengikat domba agar tidak berdaya )
Mouthing ( Membuka mulut), dll.
BAB III
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
ALAT DAN BAHAN
Fan domba Tali
1 ekor domba
PROSEDUR KERJA
a. Menggiring domba ( mustering )
Pegang domba tersebut dengan menempatkan diri disamping domba dengan tangan kiri berada di dagu domba dan tangan kanan di daerah pangkal ekor
Kendalikan domba untuk bergerak kea rah depan dan belakang dari bagian Shoulder ( bahu ) domba. Jika diperlukan jepitkan kedua lutut anda pada bagian belakang domba, dengan cara ini domba akan bergerak kea rah depan. Penekanan ke daerah pangkal ekor juga dapat menggerakan domba kea rah depan. Tangan yang ditekan atau dilingkarkan sekitar dada domba dapat menggerakan domba kea rah belakang.
b. Sitting up ( mendudukan domba )
Peganglah domba dengan cara posisi anda disamping domba sehingga lutut anda berada tepat dibagian samping tubuh domba, sedangkan salah satu tangan anda berada di daerah dada dan tangan lain di sekitar paha atas. Tekuklah muka domba kea rah sisi bahu dan dengan cepat tekankan tangan yang lain pada paha atas sehingga domba menahan berat badannya pada salah satu kakinya. Dengan cepat angkat tubuh bagian depan domba dan pindahkan kedua tangan anda pada kaki domba sehingga domba terduduk pada bagian paha atas.
c. Lifting ( mengangkat domba )
jinakan domba tersebut
tempatkan badan anda dipinggir badan domba dengan menghadap ke tubuh domba,dekatkan tubuh anda dengan tubuh domba,lalu tarik kaki domba yang sejajar dengan tubuh anda,dan jatuhkan domba tersebut secara hati-hati,silang kaki domba ( atas,bawah). Angkat sewcara perlahan-lahan
d. Tying up (mengikat domba agar tidak berdaya)
- terlebih dahulu domba didudukkan
ukur panjang tali yang berbentuk lingkaran direntang dengan kedua tangan,panjang tali harus sama dengan jarak antara bahun sampai paha atas
jatuhkan dan kalungkan tali pada kedua kaki belakang domba
tali yang terletak dibawah kedua kaki belakang domba ditarik kearah atas untuk membuat 2 lingkaran atau ikatan kecil.
Kedua lingkaran atau ikatan kecil mazsing-masing berada pada bagian atas kaki,sedangkan lingkaran atau ikatan besar berada pada atas leher
Baringkan domba
Panjang ikatan dapat diatur sedemikian rupa sehingga domba dapt berbaring dengan nyaman
e. Mouthing (membuka mulut)
tempatkan kaki anda didepan kaki depan domba (menyilang)
pegang kepalanya lalu angkat rahangnya keatas lalu tekukkan dan tarik bibirnya kearah belakang dengan menggunakan jempol dan ujung jari tangan yang lain (usahakan jangan menutuipi lubang hidung domba karena membuatnya sukar bernapas) dan hitung berapa banyak gigi seri depannya. Tentukan umur domba tersebut
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENGAMATAN
a. Menggiring domba
b. Sitting up ( mendudukan domba )c. Lifting ( mengangkat dombad. Tying up ( mengingkat domba )
e. Mouthing ( membuka mulut )
PEMBAHASAN
a. Mustering ( menggiring domba) Berfungsi untuk mengatur kembali ternak yang terpisah dari kelompoknya.
b. Sitting up ( mendudukan domba )
Berfungsi untuk memudahkan dalam pengikatan domba
c. Lifting ( mengangkat domba )
Berfungsi untuk memudahkan dalam pengangkatan ke angkutan ternak atau dalam melewati pagar.
d. Tyiang up ( Mengikat domba )Berfungsi untuk membuat domba tidak berdaya pada periode yang singkat. Dilakukan dengan maksud melepaskan gas yang terbentuk secara kontinu di dalam rumen. Gas yang terbentuk di dalam rumen akan menimbulkan bloat yang dapat menyebabkan kematian.
e. Mouthing ( membuka mulut )
Berfungsi mengukur umur dari domba tersebut dengan melihat giginya. Pada domba yang kita lihat terdapat gigi permanent telah tumbuh satu pasang jadi domba tersebut berumur 1,5 tahun.
KESIMPULAN
Setiap peternak harus dapat menghandling ternaknya
Untuk dapat memperkirakan umur domba kita dapat melihat dari jumlah giginya
Pengendalian domba ( Handling ) terdiri dari :
Mustering ( menggiring )
Sitting up ( Mendudukan domba )
Lifting ( mengangkat domba )
Tying up ( mengikat domba )
Mouthing ( membuka mulut )
Umur domba yang kita periksa giginya sekitar 1,5 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanto, Muhaswad. Ir. MDH. Penanganan Domba dan Kambing, Penerbit Penebar Swadaya, Depok. 1993.Murtidjo, Bambang agus. Memelihara domba. Penerbit kanisius. Yogyakarta, 1992.
Srosroamidjojo, M. Samad. Ternak potong dan kerja. Penerbit CV Yasaguna. Jakarta, 1991.
Sugeng, Y. Bambang, B. Sc. Beternak Domba. Penerbit Swadaya. Jakarta, 1999.
PAGE 10