HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL...
Transcript of HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL...
HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI
PADA ANAK TUNGGAL
(Studi Kasus pada Dua Anak Tunggal)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Alexander Roy Kurniawan
NIM: 121114027
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
MOTTO
“Bersabarlah dengan segala hal, tapi terutama bersabarlah terhadap dirimu. Jangan
hilangkan keberanian dalam mempertimbangkan ketidaksempurnaanmu, tapi mulailah untuk
memperbaikinya – mulailah setiap hari dengan tugas yang baru”
(St. Fransiskus dari Sales)
““Sebab barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan”
(Lukas 14:11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan :
Tuhan Yesus yang menjadi teman dalam kesulitan maupun kebahagiaan sampai hari ini,
Almamaterku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
Program Studi Bimbingan dan Konseling,
Kedua orangtuaku tercinta, Petrus Yaini, S.Pd. dan Asteria Waginem
Semua orang yang mendukungku baik dalam doa maupun bantuan secara langsung.
Semua sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menemani dalam mengerjakan.
Untuk seseorang yang menjadi teman dekat, yang selalu memberi semangat dan bantuan
dalam pembuatan karya ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
HAMBATAN-HAMBATAN BERSOSIALISASI PADA ANAK TUNGGAL
(Studi Kasus pada Dua Anak Tunggal)
Alexander Roy Kurniawan
Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan gambaran anak tunggal dalam
keluarga. 2) Mengidentifikasi hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak tunggal. 3)
Mendeskripsikan kemampuan anak tunggal mengatasi hambatan-hambatan dalam bersosialisasi.
4) Mengidentikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal. 5) Mengidentifikasi harapan-
harapan anak tunggal dalam mengatasi hambatan-hambatan bersosialisasi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan metode studi kasus. Subyek
penelitian adalah dua remaja yang memiliki status anak tunggal. Metode pengumpulan data
menggunakan wawancara dengan menggunakan alat pedoman wawancara. Penelitian ini menggunakan
teknik triangualasi sumber untuk menguji keabsahan dan keterpercayaan data.
Hasil penelitian menunjukkan dua remaja yang berstatus anak tunggal memiliki hambatan-
hambatan dalam bersosialisasi, di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Keduanya
mampu mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mereka alami. Kemampuan anak tunggal dalam
mengatasi hambatan-hambatan dalam bersosialisasi yaitu mencoba untuk percaya diri saat bertemu dengan
orang lain. Kedua subjek mampu mengidentifikasi konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal yang
beragam, memiliki niat untuk bersosialisasi tetapi rasa malu, takut, dan kurang percaya diri menjadi fokus
utama dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya memiliki harapan-harapan dalam mengatasi hambatan-
hambatan bersosialisasi.
Kata Kunci: Hambatan-hambatan, bersosialisasi, remaja, anak tunggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
SOCIAL RELATIONS SETBACKS AMONG THE SOLE CHILDREN IN FAMILIES
(Case Study on Two Sole Children)
Alexander Roy Kurniawan
Sanata Dharma University
2018
This study aimed to 1) Describe the sole children in the family. 2) Identify social
relations setbacks among these children. 3) Describe the children’s ability to overcome social
relations setbacks. 4) Identify the social conflicts within the children. 5) Identify the expectations
of the sole children in overcoming these setbacks to socialize.
The research is a qualitative research with a case study method. The subjects were two
teenagers who have the status of the sole children. The methods of data collection were using
interviews with interview guidelines. This study used a technique of triangulation source to test
the validity and reliability of the data.
The results showed two teenagers who were the sole children have social relations setbacks, both
in the family and society setting. Both were able to identify the setbacks to socialize that they experienced.
The children tried to overcome setbacks to socialize by trying to be confident when meeting others. Both
were able to identify these setbacks on socializing and both have the intention to socialize but were being
hindered by shame, fear, and lack of confidence which became primary focus in their daily lives. Both if the
children however, have hopes in overcoming these setbacks to socialize.
Keywords: Setbacks, socializing, teenagers, sole child.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat yang telah dilimpahkan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Proses penulisan skripsi ini memberikan
pengalaman yang sangat berharga bagi penulis dalam mempraktekkan penulisan pengetahuan-
pengetahuan yang dipelajari selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan dapat berjalan dengan
lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi
selama proses penyusunan. Oleh karena itu secara khusus peneliti mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M,Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling dan
dosen pembimbing skripsi.
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.
3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah membimbing dan telah memberi pengetahuan kepada penulis
selama proses perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.
4. Kedua orangtuaku tercinta yaitu bapak Petrus Yaini, S.Pd. dan ibu Asteria Waginem
yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, motivasi, doa, dukungan, dan
membiayai seluruh kebutuhan demi terselesainya skripsi ini.
5. Romo Athanasius Subarjo, OCSO, Suster Caecilia Istuti, SPC, dan Suster Yustina, SPC
ysng selalu mendukung, memotivasi, dan mendoakan sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
6. Pastor Moses, Pr, tante Laurensia, dan Adis yang selalu mendukung dan mendoakan
selama perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.
7. Teman seperjuanganku, Agnes Patriciarini yang selalu mendukung, mendoakan, dan
memotivasi.
8. Sahabat-sahabat terbaikku, Paul dan Mas Andre yang selalu mendukung dalam susah
maupun senang.
9. Teman-teman BK angkatan 2012 yang telah memberikan semangat, dan masukan demi
terselesaikannya skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTO .............................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
F. Manfaat Hasil Penelitian .............................................................................. 6
1. Manfaat Teoritis ............................................................................... 6
2. Manfaat Praktis ................................................................................ 6
G. Definisi Istilah .............................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 9
A. Hakikat Keluarga ......................................................................................... 9
1. Pengertian Keluarga ......................................................................... 9
2. Tipe dan Bentuk Keluarga ............................................................. 10
3. Fungsi Keluarga ............................................................................. 11
4. Peran Orang Tua dalam Keluarga .................................................. 12
5. Peran dan Status Anak Tunggal ..................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
6. Karakteristik Anak Tunggal...........................................................14
7. Tugas-tugas Perkembangan Remaja..............................................15
B. Hakikat Sosialisasi ..................................................................................... 16
1. Pengertian Sosialisasi..................................................................... 16
2. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja .................................. 17
3. Faktor-faktor yang memperngaruhi Perkembangan Sosial............ 18
4. Hambatan-hambtan Sosialisasi pada Remaja…………………….20
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 22
A. Jenis Penelitian........................................................................................... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 22
C. Subjek Penelitian ....................................................................................... 22
D. Teknik Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 23
E. Keabsahan Keterpercayaan Data ............................................................... 24
F. Teknik Analisis Data.................................................................................. 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 27
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 27
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 28
BAB V PENUTUP................................................................................................ 36
A. Kesimpulan ................................................................................................ 36
B. Saran-saran ................................................................................................. 38
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Panduan wawancara ........................................................................ 23
Tabel 3.1 Agenda Pelaksanaan Wawancara .................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ..................................................................................................... 39
Lampiran 2 ..................................................................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini, peneliti memaparkan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional variable.
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan unit terkecil yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga
biasanya terdiri dari satu orang ayah, satu orang ibu, dan beberapa orang
anak. Terkadang dalam satu keluarga tidak tertutup kemungkinan hanya
memiliki satu orang anak, baik itu karena kemauan dari pihak keluarga
ataupun diluar dari kemauan pihak keluarga. Keluarga yang memiliki
beberapa anak biasanya mempunyai sebutan khusus untuk urutan
kelahiran anak-anak mereka. Anak pertama biasanya disebut anak
sulung, anak kedua biasanya disebut anak tengah, sedangkan anak
terakhir biasanya disebut anak bungsu. Selain itu, ada sebutan lain bagi
anak-anak yang mendapat tempat khusus dalam keluarga, dimana ia
hanya satu-satunya anak dan anak tersebut dinamakan anak tunggal.
Anak tunggal merupakan sebutan yang unik bagi seorang anak
dalam sebuah keluarga. Tidak hanya sebutannya saja yang unik,
melainkan karakteristik anak tunggal terlihat berbeda dengan
karakteristik anak sulung maupun bungsu. Anak tunggal umumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memiliki sifat manja jika masih memiliki orang tua. Pada
umumnya, anak tunggal memiliki jiwa petualang (dalam arti yang luas)
dan memiliki kepribadian yang bersemangat dalam beraktifitas. Karakter
anak tunggal juga memiliki gabungan sifat dari karakter anak sulung dan
karakter anak bungsu. Anak Tunggal cenderung lebih suka kepada lawan
jenis yang berwajah cantik dan memiliki sikap dewasa. Ada beberapa
pendapat yang berkembang dalam masyarakat luas mengenai sifat
maupun karakteristik yang melekat pada anak yang berstatus sebagai
anak tunggal. Ada juga masyarakat yang memiliki anggapan atau
stereotip bahwa anak tunggal berbeda dengan anak yang memiliki
saudara kandung, maupun anggapan bahwa sebenarnya tidak ada
perbedaan antara anak tunggal dengan anak pada umumnya yang
memiliki saudara kandung.
Anak tunggal tidak selalu buruk saat bersosialisasi dengan orang
lain. Bahkan, seorang anak yang berstatus sebagai anak tunggal,
biasanya memiliki banyak teman. Pada karakteristik anak tunggal,
selalu ingin menjadi pusat perhatian, takut bersaing dengan orang lain,
selalu merasa dirinya benar, perasaan diri yang rendah, serta memiliki
gaya hidup yang manja.
Pada awalnya, anak-anak tunggal ini diduga memiliki kepribadian
yang egosentris, kurang gigih dalam berusaha, kurang dapat bekerjasama,
dan kurang begitu disukai anak-anak lain jika dibandingkan dengan anak-
anak yang memiliki saudara. Namun penelitian lanjutan yang melibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
4000 anak kelas empat dan enam dari daerah perkotaan dan pedesaan
menunjukkan bahwa orangtua, guru, teman-teman sebaya, dan diri
sendiri menilai tidak ada perbedaan kepribadian yang berarti. Pada
sebagian kecil kasus, anak-anak tunggal tampaknya memiliki masalah
perilaku, tetapi hal ini sebenarnya disebabkan oleh pola asuh orangtua
yang terlalu membebaskan atau terlalu mengekang.
Dalam beberapa penelitian, anak-anak tunggal bahkan bisa
dibilang lebih unggul dari anak-anak yang memiliki saudara kandung.
Melalui kuesioner yang disebarkan ke 731 anak dan remaja di daerah
perkotaan, diketahui bahwa mereka yang memiliki saudara kandung lebih
penakut, pencemas, dan lebih rentan terhadap depresi dibandingkan anak-
anak tunggal.
Tentunya faktor lingkungan yang unik berperan besar dalam
kemunculan perbedaan ini. Dalam masyarakat yang menghargai dan
mendorong dominasi anak tunggal, anak-anak yang memiliki saudara
kandung bisa menjadi lebih kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
teman sebayanya. Selain itu, keunggulan anak tunggal juga
mencerminkan besarnya perhatian, stimulasi, impian, dan harapan dari
orangtua terhadap anak mereka yang pertama dan terakhir. Buktinya,
bahwa anak tunggal yang lahir sebelum adanya kebijakan satu anak per-
keluarga tidak menunjukkan keunggulan kognitif yang berarti.
Dalam hal ini, orang tua sangat berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak tunggal, kurangnya perhatian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
orang tua ataupun keluarga akan membuat mental anak menjadi frustasi
dan susah diatur. Anak tunggal selalu menginginkan perhatian, dari orang
tua maupun dari orang lain yang ia anggap sebagai orang-orang yang ada
didekatnya.
Orang tua dari anak tunggal biasanya bukan saja memberikan
perhatian yang berlebih-lebihan atau kasih sayang yang berlebihan
terhadap anak tunggalnya, tetapi kadang juga memberikan perlindungan
secara berlebihan. Karena orangtua tersebut hanya mempunyai seorang
anak maka timbulah kekhawatiran kalau anaknya mengalami sesuatu
kejadian yang berbahaya, karena hal ini akan berarti fatal bagi orangtua
tersebut. Dengan sering timbulnya rasa khawatir menyebabkan orangtua
selalu mencegah anaknya melakukan pekerjaan yang sebenarnya belum
tentu atau tidak berbahaya. Misalnya anaknya dilarang membawa piring
sehabis makan karena takut anaknya terluka bilamana piring tersebut
jatuh. Anak dilarang naik sepeda di jalan umum karena takut tertubruk
mobil, walupun sebenarnya anak tersebut sudah cukup pandai dan cukup
waspada.
Cara perlakuan orangtua yang terlalu banyak melindungi
aktivitas-aktivitas anaknya ini biasanya dinamakan sikap melindungi
yang berlebihan (overproteksi). Sampai batas-batas tertentu perlindungan
orangtua memang diperlukan tetapi bilamana bersifat berlebihan, maka
hal ini akan berpengaruh buruk terhadap anak itu sendiri. Dalam
hubungan ini jelas terlihat adanya kecenderungan dari pihak orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
untuk melindungi anak tunggalnya secara berlebihan, yang sebenarnya
justru akan berpengaruh buruk terhadap anak tunggal tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Atas dasar latar belakang yang sudah peneliti jelaskan diatas, maka
peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh anak tunggal, sering
dibatasi oleh orang tuanya.
2. Anak tunggal memiliki kelemahan dalam hubungan antar pribadi di
luar lingkungan rumahnya.
3. Timbul kekhawatiran pada anak saat mengalami suatu kejadian yang
berbahaya.
4. Anak tunggal mengalami kesulitan dalam pergaulan dengan teman-
teman sebaya ataupun orang yang dibawah usianya, tetapi mengalami
kemudahan dalam pergaulan dengan orang-orang yang lebih dewasa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan berbagai bentuk permasalahan yang muncul
dalam latar belakang, perlu dilakukannya kajian terhadap
perkembangan yang terus-menerus pada diri seorang anak tunggal.
Penelitian ini memfokuskan pada menjawab masalah-masalah
mengenai hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak tunggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas,
peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kehidupan bersosialisasi anak
tunggal dalam keluarga?
2. Apa saja hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak
tunggal?
3. Bagaimana kemampuan anak tunggal mengatasi
hambatan-hambatan dalam bersosialisasi?
4. Apa saja konflik-konflik bersosialisasi pada anak
tunggal?
5. Apa saja harapan-harapan anak tunggal dalam
mengatasi hambatan-hambatan bersosialsasi?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan gambaran anak tunggal dalam keluarga.
2. Menyebutkan hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak tunggal.
3. Mendeskripsikan kemampuan anak tunggal mengatasi hambatan-
hambatan dalam bersosialisasi.
4. Menyebutkan konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal.
5. Menyebutkan harapan-harapan anak tunggal dalam mengatasi
hambatan-hambatan bersosialisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap
pengembangan pengetahuan mengenai hambatan-hambatan
bersosialisasi pada anak tunggal.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Orang Tua
Hasil penelitian ini dapat menjadi pemahaman baru dan
refleksi mendalam bagi orang tua dalam mendampingi anak-
anaknya.
b. Bagi Penulis
Sebagai calon guru BK, penulis mendapat pengalaman baru
dan keterampilan baru untuk semakin peka dalam melihat dan
mengkaji permasalahan konkrit yang sedang terjadi di sekitar dan
mampu mengembangkan secara ilmiah di kemudian hari.
c. Bagi Guru BK
Hasil penelitian ini menjadi pemahaman baru bagi guru BK
yang memiliki anak didik berstatus anak tunggal. Dengan
demikian, anak didik tersebut bisa menjadi lebih baik dan mau
bersosialisasi dengan siapa saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
G. Deifinisi Istilah
1. Anak tunggal adalah anak satu-satunya dari sepasang orang tua. Anak
tunggal dapat teradi karena anak tersebut merupakan satu-satunya yang
dilahirkan oleh ibunya ataupun ibunya mengandung atau melahirkan
beberapa anak tetapi hanya satu yang masih hidup.
2. Bersosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau
nilai dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori
mengenai peranan (role theory).
3. Hambatan adalah sesuatu yang dapat menghalangi kemajuan atau
pencapaian suatu hal dalam mencapai tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan tentang definisi keluarga, ragam pengertian
keluarga, fungsi-fungsi keluarga, peran orang tua dalam keluarga, peran anak
dalam keluarga, tugas perkembangan remaja, definisi sosialisasi, karakteristik
perkembangan sosial remaja, faktor-faktor yang memperngaruhi perkembangan
sosial, aspek perkembangan sosial anak tunggal, dan hakikat sosialisasi pada anak
tunggal.
A. Hakikat Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubugan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010)
Menurut Duvall (dalam Harmoko, 2012) konsep keluarga
merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota
keluarga. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil
dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menempati posisi antara individu dan masyarakat.
2. Tipe dan Bentuk Keluarga
Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang tinggal
dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Dyad Family
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri tanpa anak
d. Single Parent
Suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
(kandung, angkat, adopsi). Kondisi ini disebabkan oleh perceraian
atau kematian.
e. Keluarga Usila
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri yang sudah
berusia lanjut.
f. Single Adult
Suatu rumah tangga yang terdiri dari seseorang dewasa
g. Commune Family
Lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
h. Homosexual
Dua orang laki-laki / perempuan yang hidup dalam satu rumah
tangga
i. Cohabiting Couple
Laki-laki dan perempuan yang hidup dalam satu rumah tangga
tanpa ikatan perkawinan
3. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga,
yaitu :
a. Fungsi Efektif
1) Memberikan perlindungan psikologis
2) Menciptakan rasa aman
3) Mengadakan interaksi
4) Mengenal identitas individu
b. Fungsi sosialisasi
1) Mengajarkan individu bagaimana berfungsi dan berperan di
masyarakat
2) Pemeliharaan sistem nilai
3) Pembentukan norma dan tingkah laku
c. Fungsi Reproduksi
1) Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup
bermasyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
d. Fungsi Ekonomi
1) Pengadaan sumber dana yang cukup
2) Pengalokasian dan pengaturan keseimbangan dana
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan
2) Pemenuhan sarana rekreasi
3) Pemberian perawatan kesehatan anggota keluarga
4. Peran Orang Tua dalam Keluarga
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh,
dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang
menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Gunarsa (dalam Soerjono Soekanto, 2004) dalam keluarga
yang ideal (lengkap), maka ada dua individu yang memainkan peranan
penting, yaitu peran ayah dan peran ibu. Secara umum peran kedua
individu tersebut adalah :
a. Peran Ibu :
1) Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik
2) Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, kasih
sayang dan konsisten
3) Mendidik, mengatur dan mengendalikan anak
4) Menjadi contoh dan teladan bagi anak
b. Peran Ayah :
1) Ayah sebagai pencari nafkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Ayah sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi
rasa aman
3) Ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak
4) Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana,
mengasihi keluarga
5. Peran dan Status Anak Tunggal
a. Pengertian Anak Tunggal
Sebuah keluarga dapat dikatakan sebagai keluarga dengan
anak tunggal jika didalamnya terdiri dari orang tua (ayah dan ibu)
dengan satu orang anak (Landis, 1997). Demikian pula yang
dikemukakan oleh Gunarsa (2003), bahwa anak tunggal dalam
suatu keluarga diartikan jika dalam suatu keluarga yang terdiri dari
suami dan istri hanya memiliki seorang anak saja.
Terdapat beberapa faktor penyebab orang tua memiliki anak
tunggal yakni, (1) faktor kesehatan, (2) faktor pilihan dari orang tua
yang memang merencanakan memiliki anak tunggal, (3) faktor
tradisi dimana pada kebudayaan tertentu ada anggapan bahwa
memiliki satu anak saja merupakan hal yang sangat baik dan (4)
faktor lainnya yang merupakan anggapan dari orang tua bahwa
bulan-bulan pertama masa perkembangan bayi mereka merupakan
masa yang tidak menyenangkan sehingga mereka tidak ingin
mengulanginya lagi (Laybourn dalam Sujata, 2012).
Anak tunggal bisa menikmati kasih sayang dari orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
secara penuh tanpa harus berbagi dengan saudara kandung yang
lain. Orang tua yang memiliki anak tunggal dapat mencurahkan
lebih banyak waktu dan memusatkan lebih banyak perhatian
padanya. Anak tunggal lebih banyak bercakap-cakap dengan orang
tua mereka, serta lebih banyak menghabiskan waktu berdua dengan
orang tua mereka (Papalia & Olds 2007). Namun demikian, anak
tunggal juga dapat diberi tekanan lebih besar dari orang tua untuk
memperoleh pencapaian dan perilaku matang di usia muda (Wong,
2009).
Menurut Adler (dalam Jess&Gregory Feist, 2010), anak
tunggal berada pada posisi yang unik dalam hal daya saing, dimana
mereka tidak bersaing dengan saudara-saudaranya untuk mendapat
perhatian, namun terhadap ayah dan ibunya. Menurutnya, anak
tunggal sering membentuk rasa superioritas yang tinggi dan konsep
diri yang besar. Adler menyatakan bahwa anak tunggal bisa saja
kurang memiliki sifat kerja sama dan minat sosial, bersikap
parasit, serta mengharapkan orang lain untuk memanjakan dan
melindungi mereka.
6. Karakteristik Anak Tunggal
Berikut merupakan ciri-ciri kepribadian anak tunggal menurut Hurlock
(dalam Gunarsa, 2003):
a. Anak tunggal yang manja, egosentris, antisosial dan karena
hal tersebu menjadi tidak popular.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Anak tunggal yang menutup diri mereka, peka dan mudah
cemas, menarik diri dari hubungan sosial dan terlalu
menggantungkan diri pada orangtua mereka.
Gunarsa (2003)mengungkapkan bahwa anak tunggal akan
memperlihatkan beberapa sifat yaitu:
a. Anak menjadi manja, mungkin juga penurut (tidak ingin
mengecewakan orangtua).
b. Anak menjadi takut, menyendiri, dan kurang mampu
berhubungan dengan teman sebayanya (peer group).
c. Anak mencoba menarik perhatian dengan cara kekanak-
kanakan.
d. Anak kurang disenangi teman sebaya karena tidak biasa
bergaul dan tidak tahu bagaimana bertingkah laku.
Berdasarkan karakteristik-karakteristik anak tunggal yang telah
diungkapkan Gunarsa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anak
tunggal memiliki hambatan-hambatan untuk dapat bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar.
7. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst (Hurlock, 1991), tugas-tugas perkembangan
remaja yaitu :
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan
teman sebaya, baik pria maupun wanita
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya
secara efektif
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggung jawab
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-
orang dewasa lainnya
f. Mempersiapkan karier ekonomi
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
h. Memperoeh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan
untuk berperilaku mengembangkan ideologi
B. Hakikat Sosialisasi
1. Pengertian Sosialisasi
Pada awalnya ada dugaan kuat bahwa anak yang dilahirkan
didunia, merupakan makhluk yang sama sekali bersih. Manusia
yang ada sekitarnya akan membentuk anak tadi seolah-olah
bagaikan kerta putih bersih yang kemudian ditulisi kata dan
kalimat. Hal ini membuktikan bahwa individu yang lahir didunia
pasti mengalami proses sosialisasi. Secara luas sosialisasi dapat
diartika sebagai suatu proses dimana warga masyarakat di didik
untuk mengenal, memahami, menaati, dan menghargai norma-
norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyakarakat (Soerjono,
1982: 140)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Hubungan sosial merupakan antar manusia yang saling
membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat sederhana
yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa,
kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian,
tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks.
Perkembangan sosial daat pula diartikan sebagai pross belajar
untuk menyesuaikan diri pada norma-norma kelompok, moral, dan
tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerjasama. Hubungan sosial (sosialisasi)
merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan.
Hubungan sosial dimulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang
didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan
bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan
demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
2. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
Menurut Erick Erison (1990), pada masa remaja berkembang
“social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain.
Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik
menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada
masa ini juga berkembang sikap “conformity”, yaitu kecenderungan
untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan,
kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).
Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sikap dan perilaku yang secara moral dan agama dapat
dipertanggungjawabkan, maka kemungkinan besar remaja tersebut
akan menampilkan pribadinya yang baik. Sedangkan, apabila
kelompoknya itu menampilkan dan perilaku yang melecehkan nilai-
nilai moral, maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan
perilaku seperti kelompoknya tersebut.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Erick Erison (1990) berpendapat bahwa perkembangan sosial
manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : keluarga,
kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan
kemampuan mental terutama emosi dan intelegensi.
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan
pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak termasuk
perkembangan sosialnya. Kondisi atau tata cara kehidupan
keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi
anak. Didalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan
keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga
merekayasa kehidupan anak. Proses pendidikan yang bertujuan
mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh
keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam
menepatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan
dan diartikan oleh keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Kematangan Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk
mampu mempertimbangn dalam proses sosial, memberi dan
menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan
intelektual dan emosional. Disamping itu, kemampuan berbahasa
ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu
bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga
setiap orang fisiknya telah mampu menjalakan fungsinya dengan
baik.
c. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status
kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat.
Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang
independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang
utuh dalam keluarga anak itu. “Ia anak siapa”. Secara tidak
langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan
kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku dalam
keluarganya.
d. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
Hakekat pendidikan sebagai proses pengoprasian normatif, akan
memberikan kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan
kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Pendidikan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi
oleh kehidupan keluarga, masyarakat dan kelembagaan.
Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan
pada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan
(sekolah).
e. Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir memperngaruhi banyak hal, seperti
kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak
yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkembang bahasa
secara baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual tinggi,
berkemampuan bahasa baik, pengendalian emosional secara
seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan
sosial anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami
kemampuan orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan
sosial, dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang
berkemampuan intelektual tinggi.
4. Hambatan-hambatan Sosialisasi pada Remaja
a. Kurangnya interaksi antara anggota keluarga
Karena remaja hidup dalam suatu kelompok individu yang
disebut keluarga, salah satu aspek penting yang dapat
memperngaruhi perilaku remaja adalah interaksi antara anggota
keluarga. Harmonis atau tidaknya, intensif atau tidaknya interaksi
antar anggota keluarga akan memperngaruhi perkembangan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
remaja yang ada didalam keluarga. Gardner (1983) dalam
penelitiannya menemukan bahwa interaksi antar anggota
keluarga yang tidak harmonis merupakan suatu korelat yang
potensial menjadi penghambat perkembangan sosial remaja.
b. Pengaruh Media
Mohammad Ali (2012) mengatakan bahwa pengaruh media
sangat besar terhadap proses sosialisasi itu sendiri. Karena dari
seringnya melihat tayangan-tayangan TV yang tidak mendidik
seperti percintaan anak sekolah yang menceritakan pergaulan
bebas, merokok, pergi ke diskotik sampai padapemakaian obat-
obat terlarang, ditayangkan oelh stasiun TV dalam negeri akan
berakibat pada perilaku anak ketika berada dilingkungannya.
Meskipun peran orang tua sudah maksimal didalam
memberikan sosialisasi nilai moral dan agama pada anaknya, tetapi
remaja sering melihat tayangan TV yang tidak mendidik dan
seringnya membuka situs-situs porno. Menyebabkan anak
mengalami sikap yang dilematis, karena pada dasarnya remaja
memiliki rasa ingin tahu yang amat besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejala yang apa adanya pada saat
penelitian dilakukan. (Arikunto, 2005:234) penelitian kualitataif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Metode
kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data
yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang
pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak (Sugiyono,
2010:15).
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus sebagau
bagian dari penelitian kualitatif. Studi kasus berfokus pada spesifikasi
kasus dalam suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok
budaya, ataupun suatu potret kehidupan. Selamat tiga decade, studi kasus
teah didefinisikan oleh lebih dari 25 ahli. Crewel (2010: 20) mengatakan
bahwa studi kasus merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya
peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, atau
sekelompok individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di satu sekolah swasta. Penelitian akan
dilakukan pada bulan Maret - September 2017.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang mahasiswa. Beberapa
subjek tersbut dipilih berdasarkan kriteria yang termasuk dalam topik
peneliti.
Kriteria subjek wawancara sebagai berikut:
1. Subjek berjenis kelamin laki-laki atau perempuan
2. Subjek berumur 17-25 tahun
3. Subjek berstatus anak tunggal
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topic tertentu, Esterberg (dalam Sugiyono, 2010:
317). Jenis pertanyaan yang digunakan oleh peneliti dalam proses
wawancara adalah pertanyaan terstruktur. Wawancara ditujukan
kepada dua orang mahasiswa. Pedoman wawancara di susun sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel Panduan Wawancara
No ASPEK PERTANYAAN
1. Gambaran
kehidupan
bersosialisasi
anak tunggal
dalam
keluarga
a. Bagaimana harmonisasi dalam keluarga Anda?
b. Bagaimana perlakuan keluarga terhadap Anda
sebagai anak tunggal?
Kemampuan
anak tunggal
mengatasi
hambatan-
hambatan
dalam
bersosialisasi
a. Bagaimana cara Anda untuk bisa mengatasi
hambatan-hambatan ketika Anda ingin
berkomunikasi dengan keluarga Anda dirumah?
b. Apa saja yang Anda lakukan ketika Anda ingin
berbaur dengan anggota keluarga Anda?
Hambatan-
hambatan
bersosialisasi
pada anak
tunggal
a. Kalau boleh saya tahu, Anda memiliki hambatan
ketika ingin berbaur dengan keluarga Anda
sendiri?
b. Apa saja hambatan itu?
Konflik-
konflik
bersosialisasi
pada anak
tunggal
a. Apa saja konflik-konflik yang Anda temui ketika
ingin keluar dari zona nyaman Anda (berbaur
dengan anggota keluarga)?
b. Bagaimana cara Anda mengatasi konflik yang
sedang Anda hadapi?
Harapan-
harapan anak
tunggal
dalam
mengatasi
hambatan-
hambatan
a. Apa saja harapan yang Anda inginkan dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang Anda temui,
seperti yang Anda katakan sebelumnya?
b. Harapan Anda terhadap anggota keluarga Anda
terhadap Anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
E. Keabsahan Data
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk melihat
validitas data penelitian. Sugiyono (2010: 330) menyatakan bahwa ada dua
jenis triangulasi yaitu, triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Triangulasi teknik berarti peniliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Sedangkan triangulasi sumber untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama. Triangulasi sumber berguna untuk
menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber yang peneliti
pergunakan memuat perbandingan tiga sumber yang berbeda, yaitu
orangtua, sahabat, dan kekasih.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang terdapat dalam penelitian kualitatif, dilakukan
pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan
data dalam periode tertentu. Terdapat beberapa aktifitas dalam analisis
data, yaitu Reduksi data, Penyajian data, Penarikan kesimpulan.
1. Reduksi data
Sugiyono (2012: 338) mengemukakan bahwa mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polaanya dan membuang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tidak perlu. Adapun data yang telah mengalami proses reduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
diperlukan.
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan agar data tersebut semakin terorganisir,
tersusun dalam satu pola sehingga semakin mudah dipahami.
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan
hubungan antar kategori.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah langkah ketiga dalam analisis data
kualitatif. Penarikan kesimpulan atau penarikan kesimpulan yang akan
diungkap melalui proses ini masih bersifat sementara dan akan berubah
bika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data selanjutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan.
Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang telah disusun
oleh peneliti.
A. Pelaksanaan Penelitian
Deskripsi data berisi tentang hasil keseluruhan dan pelaksanaan
penelitian, dan informasi-informasi yang diperoleh di lapangan sebagai hasil.
Inormasi langsng diperoleh dari subjek dan pihak-pihak yang terkait.
Berkaitaan dengan kode etik peneltian, maka nama dalm subjek penelitian ini
merupakan nama samaran agar identitas peneliti subjek yang terkatiit tdak
diketahui. Pada penelitian ini peneliti mengambil subyek penelitian dua
remaja yang berstatus anak tunggal.
Tabel
Agenda Pelaksanaan Wawancara
Nama Waktu Penelitian Tempat Penelitian
Edi (nama samaran) Sabtu, 12 Agustus 2017
Pukul 19.00-23.00 WIB
Kedai Kopi
Informan 1 (Orangtua) Minggu, 20 Agustus
2017
Pukul 11.00-14.00 WIB
Rumah Subjek
Informan 2 (Sahabat) Rabu, 23 Agusus 2017
Pukul 18.00-20.00
Warung Makan
Joni (nama samaran) Rabu, 5 September
2017
Pukul 14.00-17.00 WIB
Kos Subjek
Informan 1 (Orangua) Minggu, 9 September
2017
Pukul 13.00-15.00 WIB
Rumah Subjek
Informan 2 (Kekasih) Minggu, 24 September
2017
Pukul 15.00-16.00 WIB
Warung Makan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
B. Hasil Penelitian
1. Gambaran kehidupan bersosialisasi pada anak tunggal dalam
keluarga.
Di era modern ini, banyak masyarakat yang menginginkan
situasi yang harmonis dalam keluarganya. Bisa dilihat dari
berbagai pengalaman yang pernah ditemui, ada sebuah keluarga
disuatu rumah makan dan disana mereka saling asyik memainkan
Handphonenya masing-masing. Disini bisa dikatakan bahwa,
komunikasi antar keluarga masih kurang, terlebih anak mereka
yang sebenarnya membutuhkan perhatian dari kedua orang tuanya.
Padahal anaknya juga menginginkan adanya keterbukaan dalam
sebuah keluarga. Komunikasi antar anggota keluarga sangatlah
diperlukan, dan pada akhirnya anak tersebut terbiasa dengan
Handphone maupun laptop dan barang-barang lain yang bisa
mengubah perilaku mereka menjadi sulit untuk berkomunikasi
dengan anggota keluarga yang lain.
Berikut ini ulasan remaja berstatus anak tunggal tentang bersosialisasi.
S1“baik-baik saja. Saya, bapak, dan ibu tetap harmonis.”
(Kel.Gmb.A) S2 baik mas. Saya, bapak sama ibu tetap harmonis. Sama
keluargnya mbah juga biasa-biasa saja mas. (Kel.Gmb.A)
S1“sejauh ini, merasa di spesialkan dan apa-apa pasti
saya. Misalnya uang jajan, yang tadinya bisa dibagikan ke
kakak atau adik, karena saya senidiri maka uang jajan ke
saya semua.” (Kel.Gmb.B)
S2 saya merasa selalu dinomor satukan. Bisa dibilang
special juga iya. Karena yang bisa diandalkan cuma saya
mas. (Kel.Gmb.B)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Begitu pula sama halnya seperti yang dikatakan oleh
informan yang peneliti dapatkan, sebagai berikut :
InS1 “baik mas. Joni orangnya bisa diandalkan. Apalagi
kalau saya yang minta tolong mas, dia pasti berangkat.”
“biasa saja mas. Malah kalau ada apa-apa, selalu Joni
yang saya minta. Anaknya penurut mas. Tidak macam-
macam juga dengan orangtua.”
InS2 “Edi orangnya baik mas”
“bisa dikatakan bahwa Edi saya perlakukan dengan special
mas.”
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang
anak tunggal tetap bisa harmonis dengan keluarganya dan
diperlakukan sangat baik oleh keluarganya meskipun remaja
tersebut berstatus anak tunggal.
2. Hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak tunggal
Remaja adalah masa dimana seseorang sedang mencari jati
dirinya. Mereka lebih suka mengamati lingkungan sekitar, dan
ketika sudah nyaman dengan suatu keadaan maka mereka
cenderung menutup diri untuk mencoba hal yang baru. Bagi anak
tunggal, pengalaman tersebut mereka jadikan sebagai salah satu
hambatan ketika ingin bersosialisasi dengan orang-orang
sekitarnya.
Berikut ulasannya :
S1”Ada. Saya memiliki hambatan saat mau berbaur
dengan keluargaku.” (Kel.Ham.A)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
S2 “Banyak mas. Hambatan itu yang masih ada
dalam diri saya. (Kel.Ham.A)
S1 “takut, malu,tidak percaya diri, kadang juga
mau ikut ngobrol, tapi kok ya malu mas.”
(Kel.Ham.B) S2“Ada rasa malu, takut untuk memulai
pembicaraan, kalau sudah bergabung dengan orang
lain rasanya bingung mau bagaimana.”
(Kel.Ham.B)
Dalam hal ini, Joni dan Edi memiliki hambatan yang sama,
yaitu sulit untuk berbaur dengan orang lain. Rasa malu, takut, dan
tidak percaya diri untuk memulai percakapan dengan orang lain,
merupakan hambatan yang sangat mereka takuti karena Joni dan
Edi sadar, bahwa berbaur dengan orang lain sangatlah
menyenangkan. Seperti teori yang dikatakan oleh Gunarsa, anak
tunggal yang menutup diri mereka, peka dan mudah cemas,
menarik diri dari hubungan sosial dan terlalu menggantungkan diri
pada orangtua mereka.
S1“biasanya saya cuekin. Tetapi kalau sudah lama
cueknya, saya cenderung lebih aktif menyapa ke
keluarga saya.” (Kel.Kem.A)
S2 saya itu sebenarnya orang yang kalau diajak
duluan pasti ikut mas. Tapi, yang ngajak orang
yang sudah saya anggap dekat. Kalau belum, saya
piker-pikir lagi. Mungkin itu hambatannya mas.
(Kel.Kem.A)
S1“tidak ngapa-ngapain, hanya menyapa saja.
Kalau mereka tidak balik menyapa, biasanya saya
diam saja.” (Kel.Kem.B)
S2 saya itu sebenarnya orang yang kalau diajak
duluan pasti ikut mas. Tapi, yang ngajak orang
yang sudah saya anggap dekat. Kalau belum, saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
piker-pikir lagi. Mungkin itu hambatannya mas.”
(Kel.Kem.B)
Joni dan Edi memiliki orang tua yang sangat perhatian dan
sayang sekali dengan anak-anaknya. Demikian pula, Joni dan Edi tetap memiliki
hambatan yang sudah diketahui oleh orang tua mereka masing-masing, berikut
ulasannya :
InS1 “joni itu orangya memang gampangan mas.
Kalau dimintakan tolong pasti mau. Hanya saja, dia
memang butuh waktu dengan orang baru, artinya
butuh penyesuaian dengan orang yang baru dia
kenal”
InS2 “Edi itu anaknya pemalu mas. Yaa maklum,
karena dia juga jarang keluar ikut kegiatan mas.”
Joni dan Edi masih memiliki hambatannya masing-
masing. Tetapi dalam hal ini, Edi masih mau beriteraksi
ketika lawan bicaranya membuat Edi nyaman dan Edi
memberikan timbal balik. Dalam hal ini, teori Hurlock (dalam
Gunarsa, 2003), anak tunggal memiliki karakteristik
tersendiri, salah satunya anak menjadi takut, menyendiri, dan
kurang mampu berhubungan dengan teman sebayanya (peer
group).
3. Kemampuan anak tunggal mengatasi hambatan-hambatan
dalam bersosialisasi.
Masing-masing orang memiliki ciri khasnya, salah satu
contoh yaitu pada orang atau remaja yang memiliki status sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
anak tunggal dalam keluarganya. Orang lain mengatakan bahwa
anak tunggal selalu diprioritaskan dalam keluarga.
Berikut ulasan dari hambatan-hambatannya, sebagai berikut :
S1“biasanya saya cuekin. Tetapi kalau sudah lama
cueknya, saya cenderung lebih aktif menyapa ke
keluarga saya.” (Kel.Kem.A)
S2 saya itu sebenarnya orang yang kalau diajak
duluan pasti ikut mas. Tapi, yang ngajak orang
yang sudah saya anggap dekat. Kalau belum, saya
piker-pikir lagi. Mungkin itu hambatannya mas.
(Kel.Kem.A)
S1“tidak ngapa-ngapain, hanya menyapa saja.
Kalau mereka tidak balik menyapa, biasanya saya
diam saja.” (Kel.Kem.B)
S2 saya itu sebenarnya orang yang kalau diajak
duluan pasti ikut mas. Tapi, yang ngajak orang
yang sudah saya anggap dekat. Kalau belum, saya
piker-pikir lagi. Mungkin itu hambatannya mas.”
(Kel.Kem.B)
Dalam hal ini, Joni dan Edi memiliki hambatan yang sama,
yaitu sulit untuk berbaur dengan orang lain. Rasa malu, takut, dan
tidak percaya diri untuk memulai percakapan dengan orang lain,
merupakan hambatan yang sangat mereka takuti karena Joni dan
Edi sadar, bahwa berbaur dengan orang lain sangatlah
menyenangkan. Seperti teori yang dikatakan oleh Gunarsa, anak
tunggal yang menutup diri mereka, peka dan mudah cemas,
menarik diri dari hubungan sosial dan terlalu menggantungkan diri
pada orangtua mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4. Konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal.
Sebagai remaja yang berstatus anak tunggal, mereka selalu
merasa nyaman dengan lingkungan disekitarnya. Tetapi tidak
menutup kemungkinan bahwa mereka juga memiliki konflik
pribadi.
Berikut ulasannya :
S1“konfilknya dari dalam diri. Takut untuk
mencoba dengan hal yang baru. (Kel.Kon.A)
S2 “enggak percaya diri aja mas. Apa lagi dengan
orang-orang yang belum saya kenal begitu dekat.
Yaa intinya belum berani aja mas.” (Kel.Kon.A)
Demikian pula sama halnya seperti yang dikatakan oleh informan
yang diwawancara oleh peneliti :
InS1“ iya. Joni memang orangnya seperti itu mas.
Yaa mungkin karena disini yang seumuran sama dia
sudah pada keluar kota mas. Sedangkan Joni masih
disini. Itu karena Joni merasa sepi sepertinya mas.”
InS2 “iya mas. Edi sebenarnya sering ikut, tapi ya
itu tadi, kalau ikut kegiatan yang ada selalu nempel
sama sahabat-sahabatnya. Padahal kalau di OMK
temannya kan banyak mas.”
Joni dan Edi punya cara masing-masing untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang ada dalam diri mereka. Joni dan Edi
yakin, bahwa dengan cara tersebut bisa membuat mereka lebih
berani untuk berbaur maupun memulai percakapan dengan orang
lain. Berikut cara untuk mengatasinya :
S1 “saya mencoba untuk memberanikan diri,
berbaur dengan orang lain.” (Kel.Kon.A)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
S2 langsung nimbrung aja mas. Jadi saya merasa
ndak punya masalah, tapi sebenarnya rishi kalau
ada orang yang belum saya kenal, tiba-tiba datang
terus ngajak-ngajak saya. Saya ikut sih mas. Tapi
setengah hati.hehehe.
(Kel.Kon.A)
Hambatan-hambatan yang Joni dan Edi temui sebenarnya
dengan mudah bisa teratasi, apabila mereka mau mencoba untuk
membiasakan diri berbaur dengan orang lain. entah dengan teman
sebaya, masyarakat sekitar maupun dengan orang-orang baru yang
mereka jumpai. Dalam hal ini, teori Havighurst (Hurlock, 1991),
tugas-tugas perkembangan remaja salah satunya mencapai
hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya, baik
pria maupun wanita.
5. Harapan-harapan anak tunggal dalam mengatasi hambatan-
hambatan.
Semua orang sejatinya memiliki harapan-harapan dalam
hidupnya. Merubah sikap yang awalnya pendiam menjadi lebih
aktif. Berikut harapan-harapan dari remaja tersebut:
S1“saya berharap bisa menjadi lebih baik lagi.
Karena saya pribadi merasa masih memiliki
hambatan untuk berbaur dengan orang lain. Dan
saya mau mencobanya terus sampai benar-benar
bisa mengenal orang lain menjado lebih dekat.”
(Kel.Harp.A)
S2 harapan saya, saya lebih yakin untuk bisa
mengenal orang baru dan mau mencoba untuk
sering-sering kegiatan diluar mas. Dan saya juga
berharap, saya terbiasa untuk menyapa orang
terlebih dahulu, sampai saat ini selalu saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
lakukan. Tapi ya kalau lagi moodnya baik mas.
Kalau moodnya lagi ndak baik, ya saya biasa saja
mas. Hehehe (Kel.Harp.A)
Selain itu, kedua remaja tersebut juga memiliki harapan yang
sangat besar dari oramg-orang terdekatnya supaya menjadi lebih
baik :
S1 “kalau harapan orang tua, saya harus lebih aktif
dilingkungan sekitar dulu karena bapak RT
setempat kan. Terus juga supaya saya sukses dan
lebih baik dari orangtua saya. Kalau dari orang
lain, tidak tahu mas. Karena saya jarang ngobrol
dengan mereka mas.”
(Kel.Harp.B)
S2 “saya pernah cerita dengan sahabat saya kan
mas.ya dia berharap, saya bisa dan mau mencoba
berbaur atau bersosialisasi dengan teman-teman
yang lain. Dan dia juga berharap, supaya saya
berani untuk memulai percakapan terlebih dahulu
ke orang lain. Mungkin agar terbiasa kali ya mas.
Kalau dari keluarga saya, yang terpenting saya
mau ikut kegiatan diluar rumah. Entah OMK,
karang taruna, dan lain-lain. Yang pasti kegiatan
yang positif mas.” (Kel.Harp.B)
Selain itu, kedua orang tua remaja tersebut juga memiliki harapan
yang sangat besar supaya anaknya menjadi lebih baik :
InS1 “saya berharap, Joni mau selalu terlibat
dengan kegiatan-kegiatan yang positif dimanapun
dia berada. Menjadi orang yang sukses dan bisa
mengangkat martabat orang tuanya. Begitu mas.”
InS2 “saya berharap, Edi mau selalu terlibat
dengan kegiatan-kegiatan yang positif dimanapun
dia berada. Mau terlibat dalam kegiatan OMK,
gereja dan lain-lain mas. Berani untuk lebih
mengenal teman-temannya diluar sahabat-
sahabatnya.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisikan uraian mengenai kesimpulan, saran, keterbatasan
penelitian dan penutup. Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari hasil
penelitian. Bagian saran memuat saran untuk berbagai pihak. Bagian keterbatasan
penelitian berisikan kekurangan yang dialami peneliti dalam penelitian ini. Bagian
penutup memuat ucapan terimakasih.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hambatan-
hambatan dalam bersosialisasi pada remaja yang berstatus anak tunggal, bisa
diambil kesimpulan:
1. Gambaran kehidupan bersosialisasi anak tunggal dalam keluarga
Secara umum, kedua anak remaja yang menjadi subjek penelitian
tersebut, sudah memiliki gambaran secara jelas tentang kehidupan
bersosialisasi yang sebenarnya. Terlebih, mereka memiliki status sebagai
anak tunggal dalam sebuah keluarga, dimana mereka dapat
mengaktualisasikan diri mereka masing-masing dengan lingkungan
keluarga maupun lingkungan diluar rumah.
2. Kemampuan anak tunggal mengatasi hambatan-hambatan dalam
bersosilisasi.
Sebagai remaja yang memiliki status anak tunggal, pada
umummnya dipandang orang lain sebagai anak yang suka diperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
oelh keluarga maupun teman-temannya. Meskipun begitu, mereka
dituntut untuk bisa mengatasi hambatan-hambatannya, entah dalam
berbagai pengalaman yang mereka dapatkan dari aktifitas sehari-hari atau
dari pengalaman orang lain, yang membuat mereka menjadi sadar bahwa
mereka memiliki masalah atau hambatan untuk bersosialisasi dengan
orang lain.
3. Hambatan-hambatan bersosialisasi pada anak tunggal.
Ada beberapa hambatan yang terdapat dalam proses komunikasi.
Salah satu hambatan yang dialami oleh remaja yang memiliki status
sebagai anak tunggal yaitu adanya rasa takut dalam diri mereka, untuk
mencoba berbaur dengan orang lain atau orang baru yang baru saja
mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.
4. Konflik-konflik bersosialisasi pada anak tunggal.
Konflik yang mereka temui, cenderung kembali dalam diri mereka
masing-masing. Rasa takut, malu dan tidak berani untuk memulai sapaan
terlebih dahulu, menjadi masalah atau hambatan bagi diri mereka. Maka
dari hambatan tersebut, mereka menemui konflik pribadi yang membuat
mereka semakin takut untuk berbaur maupun bersosialisasi dengan orang
lain.
5. Harapan-harapan anak tunggal dalam mengatasi hambatan-
hambatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Harapan yang mereka inginkan adalah mencoba untuk keluar dari
zona nyaman mereka yang cenderung pasif untuk memulai sebuah sapaan
maupun pertemuan. Banyak harapan positif yang mereka sampaikan,
sampai-sampai mereka memiliki harapan yang sangat besar untuk
merubah sikap mereka menjadi lebih baik lagi.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pihak yang
terkait dengan penelitian ini, yakni sebagai berikut:
1. Untuk lebih berani untuk mencoba hal yang baru dan tidak takut dengan
keadaan yang akan terjadi selanjutnya. Penulis berharap, dengan demikian
mereka bisa menjadi remaja yang baik dan berguna bagi keluarga dan
orang lain.
2. Untuk peneliti lain yang berminat membahas tentang hambatan-hambatan
bersosialisasi pada remaja berstatus anak tunggal, peneliti
memperbolehkan menggunakan hasil penelitian ini untuk penelitian
lanjutan.
C. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memiliki keterbatasan dalam penelitian
ini, yakni sebagai berikut:
1. Kurangnya buku referensi pasti yang membahas mengenai hambatan
bersosialisasi.
2. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti masih kurang mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih D. (1997). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta:
Gunung Mulia
Gunarsa, Singgih D. (2003). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta:
Gunung Mulia
Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Feist, Jess & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Buku 1). Jakarta:
Salemba Humanika
Landis, P.H. (1997). Your Marriage And Family Living. New York: McGraw-Hill
Book Company.
Nuryanti, Lusi. (2008). Psikologi Anak. Jakarta: PT. Indeks
Papalia D.E. (2007). Human Development (10th Ed.). New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Santrock, John W. (2006). Live-Span Development (Jilid I). Jakarta: Erlangga
Santrock, John. W. (2011). Perkembangan Anak (Jilid 1). Jakarta: Erlangga
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sujata. (2012). Pola Asuh Ibu yang Memiliki Anak Tunggal. Diakses pada 05 November
2015 dari http://repository.gunadarma.ac.id/handle/123456789/1909
Wong, Donna L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Hasil Wawancara Subjek 1
Peneliti : Hallo Edi.. bagaimana kabarnya hari ini?
Subjek : halo mas. Puji Tuhan baik mas.
Peneliti : Oke. Sudah siap untuk saya wawancarai kan?
Subjek : Sudah mas. Silahkan mas.
Peneliti : Baik. Kalau saya boleh tahu, dirumah kamu ada berapa
anggota keluarga?
Subjek : saya, bapak, ibu. Kami Cuma bertiga saja mas.
Peneliti : baik. Lalu bagaimana harmonisasi dalam keluarga kamu?
Subjek : baik-baik saja mas. Saya, bapak sama ibu tetap harmonis kok.
Peneliti : lalu bagaimana perlakuan keluarga terhadap kamu sebagai
anak tunggal?
Subjek : kalau sejauh ini sih.. saya merasa dispesialkan dan kalau ada apa-
apa pasti larinya ke saya mas. Misalnya, dalam hal uang jajan, yang
tadinya bisa dibagi-bagi ke kakak atau adik, karena aku sendirian
yaa uang jajan ke saya semua mas.
Peneliti : baik. Lalu kalau saya boleh tahu. Apakah kamu memiliki
hambatan ketika ingin berbaur atau bersosialisasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
keluarga kamu sendiri, orang tua atau saudara kamu yang
sering kmau jumpai?
Subjek : ada mas. Saya merasa memiliki hambatan kalau saya mau berbaur
dengan mereka.
Peneliti : apa saja hambatan itu?
Subjek : ada rasa malu, takut untuk memulai pembicaraan, kalau sudah
bergabung dengan yang lain rasanya bingung mau gimana mas.
Peneliti : pernahkah kamu menceritakan permasalahanmu ini dengan
orang terdekat kamu?
Subjek : pernah mas. Sama sahabat saya. Tapi ya tidak terlalu panjang
lebar. Hanya saja, saya menceritakan tentang kenapa saya selalu
takut berbaur dengan orang lain, apalagi tiba-tiba nimbrung gitu..
yaa malu sama kurang percaya diri saja mas.
Peneliti : hmmm… lalu, setelah kamu bercerita dengan sahabatmu itu
dan kamu menyadari bahwa kamu memiliki hamatan, cara
mengatasimu ketika ingin berbaur maupun bersosialisasi
dengan orang lain atau saudara-saudaramu ang ada dirumah?
Subjek : awalnya saya cuek mas. Tetapi kalau sudah terlalu lama cueknya,
saya lebih sering menyapa orang lain terlebih dahulu mas. Terus
mencoba lebih berani lagi ketika saya ingin bergabung dengan
kelompok lain misalnya karang taruna, OMK, dll mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Peneliti : baik. Setelah itu, hal-hal apa saja yang kamu lakukan ketika
kamu ingin berbaur atau bersosialisasi dengan orang lain atau
didalam keluarga kamu sendiri?
Subjek : tidak ngapa-ngapain mas. Paling sekedar menyapa saja mas.
Kalau mereka tidak balik menyapa, ya saya diam saja mas. Tapi
dalam diri saya ada niat untuk mencoba bergabung atau berbaur
dengan yang lain mas.
Peneliti : kamu menyadari bahwa sudah memiliki niat untuk
bersosialisasi atau berbaur dengan orang lain, lalu hal-hal apa
yang sudah kamu jalani untuk mencoba keluar dari
masalahmu ini?
Subjek : yaa.. saya mencoba untuk lebih berani saja mas. Di acara OMK
misalnya, kadang-kadang saya ikut, itu pun karena diajak sahabat
saya mas. Pas samapai ditempat acara, ya saya diem saja dan
merasa asing. Tapi satu dua hal, saya berani untuk bergabung
dengan kelompok tertentu, dan pastinya saya minta ditemani
sahabat saya mas.
Peneliti : kalau saya boleh tahu, ketika kamu ingin berbaur atau
bersosialisasi dengan orang lain, apa saja konflik-konflik yang
kamu hadapi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Subjek : banyak mas. Saya selalu memandang diri saya itu sebagai orang
yang penakut mas. Dalam berbagai hal. Sedikit-sedikit takut,
padahal belum mencoba hal itu mas.
Peneliti : lalu bagaimana cara kamu untuk mengatasi konflik yang
kamu hadapi itu?
Subjek : saya mencoba untuk bergabung dengan mereka mas. Dan lagi-
lagi, saya harus ditemani sahabat saya. Minimal, yaa orang yang
sudah saya anggap dekat dengan saya mas.
Peneliti : pernahkah kamu memiliki pengalaman yang menarik ketika
kamu ingin bersosialisasi dengan orang lain? Entah dengan
keluarga kamu atau orang-orang terdekat kamu?
Subjek : pernah mas. Waktu itu karena ada acara outbond disalah satu
tempat. Disana saya sempat gugup dan bingung, ini mau gimana.
Orang yang saya kenal Cuma beberapa. Paling banyak empat
orang. Sedangkan disana lebih dari seratus orang. Yaa suatu ketika,
tiba-tiba saya diajak kenalan dengan orang lain mas. Waktu itu
karena kami harus dibagi beberapa kelompok. Awalnya kaget mas.
Tapi, seiring berjalannya kegiatan itu, saya jadi sadar bahwa
memiliki teman banyak itu sangat menyenangkan mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Peneliti : baik. Pengalamanmu sangat menarik. Lalu, setelah acara itu,
apakah kamu tetap merasa memiliki hambatan untuk
bersosialisasi?
Subjek : tetap saja masih lah mas. Hanya saja saya menyadari bahwa
memiliki teman banyak itu sangat menyenangkan.
Peneliti : lalu, apa saja harapan-harapan yang kamu inginkan dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang kamu hadapi?
Subjek : harapan saya ya mas, saya bisa menjadi lebih baik lagi. Karena
saya pribadi masih merasa memiliki hambatan untuk bersosialisasi
dengan orang lain kecuali orang yang sudah dekat dengan saya
mas. Dan saya mau mencoba dan terus mencoba untuk lebih yakin
dan percaya diri, agar saya bisa terbiasa berbaur dengan orang lain.
Peneliti : apa harapan orang tua atau keluarga kamu dan teman-teman
kamu terhadap kamu dalam mengatasi hambatan dalam
bersosialisasi?
Subjek : saya pernah cerita dengan sahabat saya kan mas.ya dia berharap,
saya bisa dan mau mencoba berbaur atau bersosialisasi dengan
teman-teman yang lain. Dan dia juga berharap, supaya saya berani
untuk memulai percakapan terlebih dahulu ke orang lain. Mungkin
agar terbiasa kali ya mas. Kalau dari keluarga saya, yang terpenting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
saya mau ikut kegiatan diluar rumah. Entah OMK, karang taruna,
dan lain-lain. Yang pasti kegiatan yang positif mas.
Peneliti : baik, Edi. Semoga harapan-harapanmu dan orang-orang
terdekatmu tadi bisa menjadi motivasi untukmu, supaya lebih
berani untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sebelumnya
saya mengucapkan banyak terima kasih, karena sudah mau
berbincang-bincang dengan saya.
Subjek : iya mas. Saya malah senang, saya bisa terbuka dan menceritakan
permasalahan saya sama mas.
Peneliti : baik. Saya pamit dulu ya, Edi. Nanti kalau saya
membutuhkan informasi dari kamu, saya hubungi kamu lagi
ya.
Subjek : iya mas. Bisa-bisa mas. Saya siap mas.
Hasil Wawancara Informan 1 (Orangtua)
Peneliti : Selamat siang pak. Boleh minta waktunya sebentar ya pak.
Informan : siang mas. Boleh, silahkan saja mas.
Peneliti : sikap Edi kalau dirumah seperti apa ya pak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Informan : Edi orangnya baik mas.
Peneliti : baik pak. Lalu bagaimana perlakukan bapak terhadap Edi
sebagai anak bapak, yang nota bene memiliki status anak tunggal?
Informan : bisa dikatakan bahwa Edi saya perlakukan dengan special mas.
Peneliti : selama bapak bersama Edi, apakah bapak tahu hambatan Edi
untuk bersosialisasi dengan orang lain?
informan : Edi itu anaknya pemalu mas. Yaa maklum, karena dia juga
jarang keluar ikut kegiatan mas.
Peneliti : apakah Edi pernah bercerita dengan bapak tentang hambatan dia
selama ini pak?
Informan : kalau cerita pernah mas. Memang dia selalu merasa canggung
ketika bertemu dengan orang lain, kecuali sahabatnya. Tapi ya
saya beri nasihat, supaya dia mau keluar rumah ikut kegiatan.
Peneliti : edi sering kegiatan OMK ya pak? Bagaimana tanggapan bapak?
Informan : iya mas. Edi sebenarnya sering ikut, tapi ya itu tadi, kalau ikut
kegiatan yang ada selalu nempel sama sahabat-sahabatnya.
Padahal kalau di OMK temannya kan banyak mas.
Peneliti : baik pak. Apa harapan bapak maupun ibu ke Edi ?
Informan : saya berharap, Edi mau selalu terlibat dengan kegiatan-kegiatan
yang positif dimanapun dia berada. Mau terlibat dalam kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
OMK, gereja dan lain-lain mas. Berani untuk lebih mengenal
teman-temannya diluar sahabat-sahabatnya.
Peneliti : baik bapak. Terima kasih atas informasinya ya pak.
Informan : sama-sama mas.
Hasil Wawancara Informan 2 (Sahabat)
Peneliti : Selamat sore mbak. Boleh minta waktunya sebentar ya mbak.
Informan : siang mas. Boleh, silahkan saja mas.
Peneliti : sikap Edi kalau di OMK atau dikomunitas gereja seperti apa ya
mbak?
Informan : baik mas. Edi orangnya bisa dibilang aktif kegiatan gereja mas.
Hanya saja, Edi itu pemalu mas. Apa-apa harus saya dulu yang
maju mas.
Peneliti : baik mbak. Lalu bagaimana perlakukan mbak terhadap Edi
sebagai sahabat mbak, yang nota bene memiliki status anak
tunggal?
Informan : yaa saya perlakukan seperti saudara saya sendiri mas. Gimana
ya, dia itu kalau disuruh sendiri pasti nggak mau mas. Malulah,
takutlah, maleslah. Ada saja alasannya mas. Tapi ya tetap saya
beri pengertian mas, kalau apa-apa dilakukan sendiri gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Peneliti : selama mbak bersama Edi, apakah mbak tahu hambatan Edi
untuk bersosialisasi dengan orang lain?
informan : tahu banget mas. Edi itu anak yang dedikit-sedikit cerita sama
saya mas. Bisa dibilang manja, tapi sebenarnya dia anak yang
rajin mas. Hambatannya untuk bersosialisasi ya itu tadi, susah
untuk mengajak ngobrol orang lain mas.
Peneliti : apakah Edi pernah bercerita dengan mbak tentang hambatan dia
selama ini mbak?
Informan : kalau cerita sering kok mas. Setiap ada kegiatan, pasti dia
bilang, aku ini malu kalau suruh sendiri.
Peneliti : Edi sering ikut kegiatan, lalu apa benar pada suatu kegiatan, dia
pernah diajak kenalan dengan teman barunya? Lalu bagiamana
sikapnya Edi?
Informan : iya. Edi itu lucu mas. Kalau diajak kenalan dulu pasti mau. Tapi
ya kayak gitu, malu-malu kucing mas. Pas kenalan, malu, gerogi,
bingung. Giliran udah selesai acara, nanyain orangnya tadi. Kan
aneh dan lucu mas. Hehehe.
Peneliti : baik mbak. Apa harapan mbak ke Edi ?
Informan : harapan saya, Edi bisa merubah sikapnya jadi lebih baik. Mau
mencoba untuk say hello dulu. Tidak malu-malu kucing. Dan
tetap menjadi Edi yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Peneliti : baik. Terima kasih ya mbak atas informasinya .
Informan : sama-sama mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Hasil Wawancara Subjek 2
Peneliti : Hallo Joni.. bagaimana kabarnya hari ini?
Subjek : halo. kabar baik mas.
Peneliti : Oke. Sudah siap untuk saya wawancarai kan?
Subjek : Sudah mas.
Peneliti : Baik. Kalau saya boleh tahu, dirumah kamu ada berapa
anggota keluarga?
Subjek : saya, bapak, ibu. Terus disebelah rumah itu ada rumah mbah,
mereka berlima. Jadi kami satu rumah berdelapan mas.
Peneliti : baik. Lalu bagaimana harmonisasi dalam keluarga kamu?
Subjek : baik mas. Saya, bapak sama ibu tetap harmonis. Sama
keluargnya mbah juga biasa-biasa saja mas.
Peneliti : lalu bagaimana perlakuan keluarga terhadap kamu sebagai
anak tunggal?
Subjek : saya merasa selalu dinomor satukan. Bisa dibilang special juga
iya. Karena yang bisa diandalkan cuma saya mas.
Peneliti : baik. Lalu kalau saya boleh tahu. Apakah kamu memiliki
hambatan ketika ingin berbaur atau bersosialisasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
keluarga kamu sendiri, orang tua atau saudara kamu yang
sering kamu jumpai?
Subjek : ada mas.
Peneliti : apa saja hambatan itu?
Subjek : saya itu sebenarnya orang yang kalau diajak duluan pasti ikut
mas. Tapi, yang ngajak orang yang sudah saya anggap dekat. Kalau
belum, saya piker-pikir lagi. Mungkin itu hambatannya mas.
Peneliti : coba tolong ceritakan, pengalaman yang penah kamu alami
saat menemukan hambatan tersebut!
Subjek : pengalaman saya waktu ikut kegiatan dikampus mas. Saya waktu
itu diajak kepanitiaan yang lumayan besar. Kan lumayan juga tuh
mas, dapat sertifikat. Saya awalnya mau ikut. Tapi kok mikir-mikir
lagi. Soalnya, saya diajak sama orang yang belum tahu karakternya
seperti apa, sikapnya kayak gimana. Tapi, setelah saya pikir,kalau
saya ikut juga nggak ada salahnya, toh dapat sertifikat mas.
Hehehe.akhirnya saya ikut mas.
Peneliti : lalu, selama ikut kepanitiaan itu kami diem-diem saja
ataujuga ikut berbaur?
Subjek : biasa aja sih mas. Saya orangnya kalau belum kenal dengan orang
baru, yaa cuek. Tapi kalau sudah kenal, yaa saya pasti bantu apa-
apa mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Peneliti : pernahkah kamu menceritakan permasalahanmu ini dengan
orang terdekat kamu?
Subjek : pernah mas. Cerita sama pacar saya mas. Kalau dipikr-pikir, saya
memang punya hambatan untuk berbaur dengan orang lain mas.
Tapi yaa satu dua hal saja mas.
Peneliti : hmmm… lalu, setelah kamu bercerita dengan pacarmu itu
dan kamu menyadari bahwa kamu memiliki hambatan, cara
mengatasimu ketika ingin berbaur maupun bersosialisasi
dengan orang lain atau saudara-saudaramu yang ada
dirumah?
Subjek : biasa aja mas. Saya menganggapnya tidak terlalu serius juga. Tapi
memang sedikit mengganggu sih mas. Caranya, yaa saya tetap ikut
kegiatan mas. Yang penting kalau saya dibutuhkan disana, saya
pasti bantu.
Peneliti : baik. Setelah itu, hal-hal apa saja yang kamu lakukan ketika
kamu ingin berbaur atau bersosialisasi dengan orang lain atau
didalam keluarga kamu sendiri?
Subjek : langsung nimbrung aja mas. Jadi saya merasa ndak punya
masalah, tapi sebenarnya rishi kalau ada orang yang belum saya
kenal, tiba-tiba datang terus ngajak-ngajak saya. Saya ikut sih mas.
Tapi setengah hati.hehehe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Peneliti : lalu bagaimana tanggapan orang lain terhadap kamu, ketika
kamu diajak kegiatan tapi melakukan atau mengikuti kegiatan
itu dengan setengah hati?
Subjek : yaa.. biasa aja mas. Karena mereka juga tidak tahu
permasalahannya. Yag mereka tahu, aku udah ikut saja mereka
senang.
Peneliti : kalau saya boleh tahu, ketika kamu ingin berbaur atau
bersosialisasi dengan orang lain, apa saja konflik-konflik yang
kamu hadapi?
Subjek : Cuma itu tadi mas. Saya tidak nyaman kalau mau ikut kegiatan,
tapi orang yang ngajak itu belum saya kenal lebih jauh mas.
Peneliti : lalu bagaimana cara kamu untuk mengatasi konflik yang
kamu hadapi itu?
Subjek : saya mencoba untuk menerima saja mas. Nanti lama kelamaan
bisa terbiasa mas. Dan kalau saya cocok dengan orang baru itu, yaa
kelanjutannya pasti jadi kenal lebih baik mas.
Peneliti : pernahkah kamu memiliki pengalaman yang menarik ketika
kamu ingin bersosialisasi dengan orang lain? Entah dengan
keluarga kamu atau orang-orang terdekat kamu?
Subjek : pernah mas. Waktu saya dirumah kebetulan bapak saya kan RT
mas. Nah, saya kalau dirumah itu malas keluar-keluar buat kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
karena satu lingkungan dirumah saya, yang anak seumuran saya
sudah merantau semua mas. Jadi saya paling besar dilingkungan
rumah saya. Bapak sering nyuruh saya ikut kegiatan karang taruna,
terakhir kemarin suruh angkat kursi ke tempat tetangga.ya habis itu
selesai, terus pulang mas.
Peneliti : baik. Pengalamanmu sangat menarik. Lalu, setelah acara itu,
apakah kamu tetap merasa memiliki hambatan untuk
bersosialisasi?
Subjek : tetap saja masih lah mas. Kayaknya memang hambatan saya ini
agak susah untuk ditemukan jalan keluarnya. Tapi, saya sering
mencoba untuk menjalaninya dulu mas. Yaa mengalir gitu saja
mas.
Peneliti : lalu, apa saja harapan-harapan yang kamu inginkan dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang kamu hadapi?
Subjek : harapan saya, saya lebih yakin untuk bisa mengenal orang baru
dan mau mencoba untuk sering-sering kegiatan diluar mas. Dan
saya juga berharap, saya terbiasa untuk menyapa orang terlebih
dahulu, sampai saat ini selalu saya lakukan. Tapi ya kalau lagi
moodnya baik mas. Kalau moodnya lagi ndak baik, ya saya biasa
saja mas. hehehe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Peneliti : apa harapan orang tua atau keluarga kamu dan teman-teman
kamu terhadap kamu dalam mengatasi hambatan dalam
bersosialisasi?
Subjek : kalau harapan orang tua, saya harus lebih aktif dilingkungan
sekitar dulu karena bapak RT setempat kan. Terus juga supaya saya
sukses dan lebih baik dari orangtua saya. Kalau dari orang lain,
tidak tahu mas. Karena saya jarang ngobrol dengan mereka mas.
Peneliti : baik, Joni. Semoga harapan-harapanmu dan orang-orang
terdekatmu tadi bisa menjadi motivasi untukmu, supaya lebih
berani untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sebelumnya
saya mengucapkan banyak terima kasih, karena sudah mau
berbincang-bincang dengan saya.
Subjek : iya, sama-sama mas.
Hasil Wawancara Informan 1 (Orangtua)
Peneliti : Selamat siang pak. Boleh minta waktunya sebentar ya pak.
Informan : siang mas. Boleh, silahkan saja mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Peneliti : sikap Joni kalau dirumah seperti apa ya pak?
Informan : baik mas. Joni orangnya bisa diandalkan. Apalagi kalau saya
yang minta tolong mas, dia pasti berangkat.
Peneliti : baik pak. Lalu bagaimana perlakukan bapak terhadap Joni
sebagai anak bapak, yang nota bene memiliki status anak tunggal?
Informan : biasa saja mas. Malah kalau ada apa-apa, selalu Joni yang saya
minta. Anaknya penurut mas. Tidak macam-macam juga dengan
orangtua.
Peneliti : selama bapak bersama Joni, apakah bapak tahu hambatan Joni
untuk bersosialisasi dengan orang lain?
informan : joni itu orangya memang gampangan mas. Kalau dimintakan
tolong pasti mau. Hanya saja, dia memang butuh waktu dengan
orang baru, artinya butuh penyesuaian dengan orang yang baru
dia kenal.
Peneliti : apakah Joni pernah bercerita dengan bapak tentang hambatan dia
selama ini pak?
Informan : kalau cerita serius belum pernah, tapi kalau hanya sebatas kasih
tahu ke saya pernah. Dan kelihatan kok mas kalau dia nyaman
atau belum nyaman dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Peneliti : bapak kan seorang pejabat pemerintah setempat, dan bapak juga
sering bertemu dengan masyarakat, bagaimana tanggapan
masyarakat terhadap Joni pak?
Informan : mereka biasa saja mas. Yaa seperti tidak ada masalah. Tapi
kalau ada kegiatan karang taruna atau RT, Joni tidak ikut atau
tidak kelihatan, pasti selalu ditanya, kok Joni enggak datang pak.
Begitu mas.
Peneliti : Joni sering bapak ajak ikut kegiatan RT, lalu apa benar pada
suatu kegiatan, setelah selesai segala urusan, Joni langsung
pulang dan tidak ikut ngobrol sebentar dengan orang-orang
setempat pak?
Informan : iya. Joni memang orangnya seperti itu mas. Yaa mungkin
karena disini yang seumuran sama dia sudah pada keluar kota
mas. Sedangkan Joni masih disini. Itu karena Joni merasa sepi
sepertinya mas.
Peneliti : baik pak. Apa harapan bapak maupun ibu ke Joni ?
Informan : saya berharap, Joni mau selalu terlibat dengan kegiatan-kegiatan
yang positif dimanapun dia berada. Menjadi orang yang sukses
dan bisa mengangkat martabat orang tuanya. Begitu mas.
Peneliti : baik bapak. Terima kasih atas informasinya ya pak.
Informan : sama-sama mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Hasil Wawancara Informan 2 (Kekasih)
Peneliti : Selamat sore mbak. Boleh minta waktunya sebentar ya mbak.
Informan : siang mas. Boleh, silahkan saja mas.
Peneliti : sikap Joni kalau dikampus seperti apa ya mbak?
Informan : baik mas. Joni orangnya bisa dibilang aktif kegiatan kampus
mas. Tapi ya kalau sama teman, kadang pilih-pilih.
Peneliti : baik mbak. Lalu bagaimana perlakukan mbak terhadap Joni
sebagai kekasih mbak, yang nota bene memiliki status anak
tunggal?
Informan : biasa saja mas. Malah kalau suka aja mas. Karena dia kalau
cerita pasti sama saya mas. Dan kadang sedih juga kalau dia cerita
tentang dirinya yang menantikan sosok kakak atau adik.
Peneliti : selama mbak bersama Joni, apakah mbak tahu hambatan Joni
untuk bersosialisasi dengan orang lain?
informan : joni itu orangya butuh waktu untuk penyesuaian dengan orang
yang baru dia kenal. Agak susah kalau diminta kegiatan dengan
orang baru. Ya palin dia kumpul dengan orang-orang terdekatnya
mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Peneliti : apakah Joni pernah bercerita dengan mbak tentang hambatan dia
selama ini mbak?
Informan : kalau cerita sering mas. Yaa kalau sama saya cerita tentang
kegiatannya aja mas.
Peneliti : Joni sering ikut kegiatan, lalu apa benar pada suatu kegiatan,
setelah selesai segala urusan, Joni langsung pulang dan tidak ikut
ngobrol sebentar dengan teman-temannya?
Informan : iya. Joni itu kalau selesai urusan memang langsung pulang. Tapi
kalau dengan teman-teman dekatnya, biasanya lho mas, dia kalau
diajak kemana gitu langsung ikut pergi.
Peneliti : baik mbak. Apa harapan mbak ke Joni ?
Informan : harapan saya, Joni bisa merubah sikapnya jadi lebih baik. Tidak
pilih-pilih teman. Meskipun orang baru, ya tetap diajak bicara gitu
mas.
Peneliti : baik. Terima kasih ya mbak atas informasinya .
Informan : sama-sama mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI