Hama Lapang Pada Komoditas Kacang Tanah
-
Upload
pravitanjar -
Category
Documents
-
view
10 -
download
1
description
Transcript of Hama Lapang Pada Komoditas Kacang Tanah
Hama Lapang pada Komoditas Kacang Tanah
Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak dan termasuk kedalam
ordo Leguminase, Famili Papilionaceae, Genus Arachis. Jenis tanaman yang ada di
Indonesia ada 2 ( dua ) tipe yaitu : Tipe tegak, jenis kacang ini tumbuh lurus atau
sedikit miring keatas, buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya
pendek ( genjah ) dan kemasakan buahnya serempak. Kacang tanah menjadi salah
satu tanaman pangan di Indonesia. Tanaman kacang tanah bisa dipanen antara umur
100 - 110 hari, dengan tanda tanda : kulit polong mengeras dan berwarna kehitaman,
polong berisi penuh, kulit biji tipis mengkilat dan tidak berair serta sebagian besar
daun telah rontok. Selama masa tanam tersebut terdapat banyak hama yang dapat
menyebabkan penurunan pada produksi tanaman kacang tanah. Berikut adalah
beberapa hama tanaman kacang tanah pada umumnya :
1. Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu
dan mati.
2. Ulat berwarna, gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering.
3. Ulat jengkal, gejala: menyerang daun kacang tanah.
4. Sikada, gejala: menghisap cairan daun.
5. Kumbang daun, gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga
makan pucuk bunga.
Terserangnya tanaman kacang tanah dapat menurunkan produksi tanaman.
Intensitas terserang hama yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan. Kerusakan
hama dapat berupa gejala korokan yang disebabkan Biloba subsecivella
(Lepidoptera:Gelechiidae), daun menggulung yang disebabkan Lamprosem indicate
(Lepidoptera:Pyralidae), Grigitan yang disebabkan Oxya sp. (Orthoptera:Acrididae)
dan daun menggulung yang disebabkan Spodoftera litura (Lepidoptera:Noctuidae).
Tanaman kacang tanah yang sudah terserang hama harus segera dikendalikan, karena
jika tidak segera dikendalikan akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Salah
satu cara pengendalian paling aman adalah dengan cara Pengendalian Hama Terpadu
(PHT). Sistem pengendalian hama terpadu ini lebih dikaitkan dengan konsep
ekosistem. Setiap bagian dalam ekosistem saling berkaitan erat dan saling
mempengaruhi.
Sistem PHT akan membantu untuk: Mengurangi penggunaan sumber daya dan
produk yang mahal, karena lahan akan “merawat” dirinya sendiri secara terus
menerus, serta sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari sumber daya
lokal, memperbaiki kualitas tanah, tumbuhan dan lingkungan, meningkatkan produksi
dari tanah secara keseluruhan, meningkatkan keanekaragaman dan daya tahan
terhadap hama, penyakit dan cuaca ekstrim dan meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat sekitarnya. Terdapat empat prinsip dalam PHT, yaitu (1) budi daya
tanaman sehat, (2) pelestarian dan pemanfaatan musuh alami, (3) pengamatan
periodik atau secara berkala, dan (4) petani mampu menjadi manajer dalam usaha
tani. PHT menggabungkan berbagai macam cara pengendalian hama, untuk:
Mencegah kemungkinan terjadinya permasalahan hama, mengurangi jumlah
permasalahan hama jika sudah terjadi dan menggunakan pengendalian alami untuk
mengatasi permasalahan yang sudah terjadi. Pengelolaan tanaman yang baik,
meliputi:
a. Rotasi tanaman
b. Mengisi unsur hara dalam tanah
c. Pola-pola alami untuk berbagai macam bentuk kebun
d. Mencegah serangan hama
e. Tanaman campuran, bukan monokultur
f. Mengurangi jumlah perkembangan hama
g. Tanaman penghambat hama
h. Memperlambat serangan berbagai macam hama
i. Penanaman berpasangan
j. Tanaman akan saling membantu satu sama lain
k. Membuat & menggunakan umpan serta perangkap
l. Menjaga rendahnya jumlah hama
m. Menggunakan binatang untuk mengontrol hama
n. Metode yang efektif dan efisien untuk mengontrol hama
o. Membuat & menggunakan pestisida alami
p. Mendukung lingkungan yang lebih sehat
q. Kontrol biologis
r. Mekanisme pengontrolan hama alami dalam skala yang lebih luas
Pada tanaman kacang tanah telah diketahui bahwa hama yang pada umumnya
adalah uret, ulat berwarna, ulat jengkal, sikada, dan kumbang daun. Pada
pengendaliannya dapat menggunakan pengendalian yang telah disebutkan diatas.
Namun, terdapat cara sendiri agar pengendalian yang dilakukan menjadi sangat
ampuh, yaitu sebagai berikut :
Uret, pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman
terserang dicabut dan uret dimusnahkan.
Ulat Berwarna, pengendalian: penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C,
Sevin 85 S atau Sevin 5 D. c) Ulat grayak Gejala: ulat memakan epidermis
daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma,
menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate L,
Azodrin 15 W5C.
Ulat Jengkal, pengendalian: penyemprotan insektisida Basudin 60 EC Azodrin
15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.
Sikada, pengendalian: (1) penanaman serempak, pergiliran tanaman; (2)
penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin
85 S, Supraciden 40 EC.
Kumbang daun, pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan
Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC.
Farida, Rani, dkk. 2010. Laporan Praktikum Lapang Pengendalian Hama Terpadu
pada Komoditas Kacang Tanag di Desa Carang Pulang. [diakses on line].
http://irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf. (6 April 2016).