HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ......

47
HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR LENI MARIANA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ......

Page 1: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH

KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR

LENI MARIANA

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),
Page 3: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hama dan Penyakit

Cengkeh di Wilayah Kabupaten Kediri Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013

Leni Mariana NIM A34090013

Page 4: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),
Page 5: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

ABSTRAK

LENI MARIANA. Hama dan Penyakit Cengkeh di Wilayah Kabupaten Kediri

Jawa Timur. Dibimbing oleh SURYO WIYONO dan HERMANU TRIWIDODO

Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perr.) merupakan tanaman

asli Indonesia yang memiliki nilai sosial dan ekonomi yang tinggi. Cengkeh

digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok kretek di samping

penggunaannya sebagai rempah-rempah, obat herbal, dan pengawet makanan.

Hama dan penyakit berpotensi menjadi faktor pembatas produksi tanaman

cengkeh. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hama dan penyakit cengkeh di

wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Penelitian ini diawali wawancara dengan

petani cengkeh, petugas lapang/pekerja, dan pemilik perkebunan (swasta, daerah,

dan rakyat) untuk mendapatkan informasi mengenai teknik budidaya cengkeh

serta pengelolaan hama penyakit yang dilakukan. Dilanjutkan dengan pengamatan

lapang dan proses identifikasi laboratorium untuk inventarisasi hama dan penyakit

cengkeh. Hama yang ditemukan adalah penggerek batang, penggerek ranting dan

kutu tempurung. Sedangkan penyakit yang ditemukan dilapang adalah karat

merah, cacar daun, mati ranting/pucuk, dan embun jelaga.

Kata kunci: cengkeh, Syzygium aromaticum, hama, penyakit.

Page 6: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),
Page 7: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

ABSTRACT

LENI MARIANA. Pests and Disease of Clove in Kediri Regency, East Java.

Supervised by SURYO WIYONO and HERMANU TRIWIDODO.

Clove is Indonesian native plant with economic and social importance.

Clove is used as raw materials for the main material of cigarettes, spices, herbal

medicine, and food preservatives. However, pest and disease potentially are

problems in future when the crop is grown widely. The purpose of this research

was to investigate pest and disease cloves problem in Kediri regency, East Java.

This study concern with an interview with cloves farmers, field staff/workers, and

plantation owners (private, local, and public) for getting some information on

clove cultivation techniques and pest management that have done. Then it is

followed by field observations and laboratory identification process for the

inventory of pests and problems of cloves. There are some pests found such as

stem borer, twig borer, and green coffee scale. Red rust, leaf spots, dieback, and

sooty mold is some disease found in the field.

Keywords : clove, Syzygium aromaticum, pests, disease.

Page 8: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),
Page 9: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH

KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR

LENI MARIANA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Program Studi Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 10: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),
Page 11: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

Judul Skripsi Hama dan Penyakit Cengkeh di Wilayah Kabupaten Kediri Jawa Timur

)lama Mahasiswa Leni Mariana \lIM A34090013

Disetujui oleh

Dr. Ir. Sur 0 Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M. Sc Pembimbing I Pembimbing II

Tanggal Lulus: 0 5 DE.C lOll

Page 12: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

Judul Skripsi : Hama dan Penyakit Cengkeh di Wilayah Kabupaten Kediri

Jawa Timur

Nama Mahasiswa : Leni Mariana

NIM : A34090013

Disetujui oleh

Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M. Sc

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.Si

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 13: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),
Page 14: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena

limpahan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas

akhir yang berjudul Hama dan Penyakit Cengkeh di Wilayah Kabupaten Kediri,

Jawa Timur. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada ibunda terbaik Sri Lestari atas semua

kasih sayang mu, ayah dan kakak yang selalu memberikan doa, nasihat, dan

dukungan hingga penulis sampai pada tahap ini. Terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Dr. Ir Suryo Wiyono, M.Sc. Agr selaku dosen pembimbing

akademik sekaligus dosen pembimbing pertama skripsi, Dr. Ir. Hermanu

Triwidodo, M.Sc selaku dosen pembimbing kedua, Dr. Ir. Sugeng Santoso, M.Agr

selaku dosen penguji yang senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada penulis selama ini.

Terima kasih kepada Ibu Renny Adnan, pemilik Perkebunan Sumber Sari

Petung, Ibu Sri Maria Agnes, Kepala PDP Margomulyo atas izin penelitian dan

semua bantuan yang diberikan kepada penulis. Kepada Pak Jumali, Pak Pur, Pak

Hardy dan Pak Ery (keluarga SSP), Pak Temy, Mas Yoko dan Mbak Yenis

(Keluarga PDP Margomulyo), Mas Eko Suroso, Mas Andik, Pak Sari (Keluarga

Sempu) yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membantu penulis, atas

semangat, motivasi, dukungan dan doa selama penulis melakukan penelitian di

lapang.

Terima kasih kepada teman seperjuangan Smast Kediri, Nadhiroh dan Elok

atas kesetiaan mendengar cerita penulis, keluarga besar Proteksi Tanaman

angkatan 46 atas kebersamaannya selama ini, dan semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

Penulis berharap skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi semua pihak

Bogor, November 2013

Leni Mariana

Page 15: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),
Page 16: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

BAHAN DAN METODE 3

Tempat dan Waktu Penelitian 3

Metode 3

Bahan 4

Alat 4

Prosedur Analisa Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Keadaan Umum Perkebunan dan Teknik Budidaya Cengkeh 6

Hama Cengkeh di Kabupaten Kediri 7

Penyakit Cengkeh di Kabupaten Kediri 12

Pengendalian Hama dan Penyakit Cengkeh di Kabupaten Kediri 19

KESIMPULAN DAN SARAN 20

Kesimpulan 20

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 24

Page 17: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),
Page 18: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

DAFTAR TABEL

1. Kondisi dan cara budidaya tiga perkebunan cengkeh di wilayah Kabupaten

Kediri 6

2. Aplikasi pemupukan di tiga perkebunan berdasarkan hasil wawancara 7

3. Serangan hama cengkeh pada tingkat umur tanaman di Kabupaten Kediri 11

4. Serangan hama di tiga perkebunan di Kabupaten Kediri 12

5. Cendawan yang berasosiasi dengan penyakit mati ranting/pucuk 15

6. Kejadian penyakit cengkeh berdasar umur tanaman di Kabupaten Kediri 17

7. Kejadian penyakit di tiga perkebunan cengkeh di Kabupaten Kediri 18

8. Keparahan hama dan penyakit cengkeh berdasarkan umur tanaman di

Kabupaten Kediri 19

9. Keparahan hama dan penyakit cengkeh di tiga perkebunan di Kabupaten

Kediri 19

DAFTAR GAMBAR

1. Gejala serangan penggerek batang 8

2. Larva penggerek batang Nothopeus sp. 8

3. Cendawan hasil isolasi larva penggerek batang 9

4. Gejala penggerek ranting 10

5. Kutu tempurung 11

6. Gejala serangan Cephaleuros sp. 13

7. Gejala mati ranting/pucuk 14

8. Gejala cacar daun cengkeh 16

9. Embun jelaga 17

Page 19: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),
Page 20: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perr.) merupakan tanaman

asli Indonesia yang berasal dari Kepulauan Maluku. Hingga saat ini, cengkeh

menjadi salah satu komoditas penting untuk mendukung industri dan sebagai

sumber pendapatan bagi petani. Cengkeh memiliki banyak manfaat selain sebagai

rempah-rempah, juga sebagai bahan obat (obat gigi, obat radang, obat pernapasan,

dan baik untuk kesehatan jantung), bahan baku rokok kretek, parfum, pengawet

makanan, dan biopestisida.

Tingginya nilai manfaat dan sejak berkembangnya industri rokok kretek

tahun 1930-an, kebutuhan cengkeh semakin meningkat. Perhitungan Dinas

Perkebunan Jawa Timur, total kebutuhan cengkeh sebesar 120 ribu ton/tahun.

Namun, hasil produksi cengkeh lokal hanya memenuhi hingga 80 ribu ton/tahun

dan dibutuhkan cengkeh impor sekitar 40 ribu ton (Disbun Jatim 2012). Tingginya

kebutuhan nasional dan dalam upaya menuju swasembada cengkeh, berbagai

pendekatan dilakukan pemerintah maupun swasta baik melalui program

intensifikasi maupun perluasan areal. Salah satu program intensifikasi adalah

penerapkan teknik budidaya yang baik yaitu penggunaan bibit unggul, cara

budidaya yang tepat (Rosman et al. 1988). Perluasan areal tanam dilakukan

hampir diseluruh wilayah termasuk di luar daerah asal cengkeh yaitu Kepulauan

Maluku. Dalam mendukung usaha perluasan areal tanam cengkeh, pemerintah

mengeluarkan kebijakan jangka menengah dan jangka panjang. Dalam kebijakan

jangka menengah tahap pertama tahun 2007 sampai 2011, perluasan areal sebesar

120 ribu ha dan untuk tahap kedua mulai tahun 2011 sampai tahun 2025,

direncanakan perluasan 300 ribu ha areal cengkeh (Bermawie dan Wahyuni

2007). Luas areal tersebut menjadi salah satu faktor penentu dalam hal produksi

yang mampu dicapai.

Meningkatnya areal pertanaman cengkeh diikuti oleh peningkatan masalah

yang disebabkan oleh hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit yang

terjadi baik di pembibitan maupun di lapang mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhan dan bahkan menyebabkan kematian pada tanaman. Terhambatnya

pertumbuhan tanaman cengkeh mengakibatkan rendahnya produksi baik secara

kualitas maupun kuantitas. Penurunan produksi cengkeh akibat serangan hama

dapat mencapai 10% sampai 25% (Indriati et al. 2007).

Hingga saat ini, informasi terbaru tentang hama dan penyakit cengkeh masih

sangat terbatas. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terakhir

mengeluarkan informasi hasil penelitian komoditas cengkeh tentang hama dan

penyakit cengkeh pada tahun 2007, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan mencatat dalam Prosiding Seminar Nasional Rempah pada tahun

2007 di Bogor. Informasi terkini penyebaran hama dan penyakit cengkeh di

lapangan sangat dibutuhkan sehingga dapat menjadi gambaran petani dalam melakukan pengendalian serta pengelolaan hama dan penyakit cengkeh.

Page 21: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

2

Perkebunan cengkeh di Indonesia dikelola dalam tiga bentuk kelompok,

yaitu Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara/Perkebunan Daerah

(milik pemerintah PBN/PD), dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Tanaman

cengkeh merupakan tanaman rakyat, 97% dari rata-rata total luas perkebunan

cengkeh dimiliki oleh rakyat. Dinas Perkebunan Jawa Timur (2012) menyebutkan

bahwa luas perkebunan milik swasta tahun 2003-2011 terus mengalami

peningkatan yang cukup signifikan jika dibanding dengan luas perkebunan milik

negara yang cenderung tetap bahkan mengalami penurunan. Sedangkan untuk

areal luas perkebunan rakyat masih relatif stabil (Disbun Jatim 2012).

Perbedaan dalam pengelolaan area tanam cengkeh (PR, PD, dan PBS)

mempengaruhi target pencapaian masing-masing kelompok. Hal ini berpengaruh

terhadap pengelolaan areal tanaman cengkeh dan pengendalian hama dan penyakit

dalam upaya mengurangi kehilangan hasil akibat serangan hama dan penyakit.

Pencapaian hasil semaksimal mungkin menjadi alasan utama para pengelola untuk

menggunakan cara yang dinilai efektif, cepat, mudah diaplikasikan, dan dengan

biaya terjangkau, yaitu penggunaan pestisida kimia.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui hama dan penyakit cengkeh serta

pengelolaan hama penyakit yang dilakukan di tiga pertanaman cengkeh

(perkebunan daerah, perkebunan swasta dan pertanaman milik rakyat) di wilayah

Kabupaten Kediri.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hama dan

penyakit tanaman cengkeh serta strategi pengelolaan dan pengendalian hama

penyakit cengkeh di Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Page 22: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di tiga perkebunan cengkeh yang berada di wilayah

Kabupaten Kediri, yaitu Pertanaman Milik Rakyat, Perkebunan Swasta PT.

Sumber Sari Petung, dan Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Margomulyo.

Pertanaman milik rakyat dipilih berdasarkan rekomendasi Petugas Penyuluh

Lapangan (PPL) daerah setempat dengan melihat luas lahan dan jumlah pohon

yang ada.

Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April 2013. Identifikasi hama

dan penyakit dilakukan di Klinik Tanaman, Laboratorium Mikologi dan

Laboratorium Taksonomi Serangga pada bulan Mei sampai Juni 2013.

Metode

Wawancara Petani, Staf, dan Perusahaan

Metode pertama yang dilakukan yaitu wawancara petani menggunakan

blangko wawancara yang telah disiapkan terlebih dahulu (Lampiran 1). Hal ini

dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai teknik budidaya yang dilakukan

oleh para petani dan hama penyakit penting yang menyerang pertanaman cengkeh

setempat beserta cara pengendaliannya. Untuk perkebunan swasta dan PDP,

wawancara dilakukan secara langsung dengan pekerja kebun, staf, dan pegawai

lapang. Selain itu, pengambilan data sekunder dilakukan di PT. Sumber Sari

Petung dan PDP Margomulyo yaitu keadaan umum wilayah dan kebun, struktur

organisasi perkebunan, letak geografis, dan perkembangan hasil produksi

cengkeh. Data keadaan iklim di lingkungan penelitian diperoleh dari Badan

Vulkanologi Kabupaten Kediri.

Pengamatan Lapang

Pengamatan lapang dilakukan untuk mengetahui sistem budidaya cengkeh,

keadaan tanaman, serta keberadaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di

lapangan. Setiap perkebunan diamati 50 tanaman sampel berdasarkan rentang

umur. Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa

(5< x ≤15), dan tua (x ≥ 15) dimana x adalah umur tanaman cengkeh (tahun),

sehingga setiap perkebunan diperoleh 150 tanaman sampel. Pembagian rentang

umur ini bertujuan mengetahui OPT cengkeh yang menyerang disetiap rentang

umur untuk dapat dilakukan pengendalian sedini mungkin. Bagian tanaman

cengkeh yang diamati adalah batang, ranting, dan daun. Pengamatan batang

dilakukan dengan mengamati secara keseluruhan batang utama pohon cengkeh

dengan melihat gejala yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit. Pengamatan

ranting dan dilakukan dengan mengamati masing-masing 5 ranting disetiap

kuadran searah mata angin yang diambil secara acak (20 ranting setiap pohon). Pengamatan ranting bertujuan untuk melihat tingkat serangan penggerek ranting

berdasarkan persen ranting yang terserang setiap pohonnya. Pengamatan daun

dilakukan bersama dengan ranting yang diambil secara acak untuk melihat

penyakit yang menyerang daun seperti embun jelaga, karat merah, dan cacar daun

Page 23: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

4

cengkeh. Pengamatan pucuk dilakukan untuk melihat serangan mati pucuk, dan

kutu tempurung. Penghitungan serangan OPT dilapangan menggunakan rumus,

Kejadian serangan OPT =

Penghitungan keparahan serangan hama penggerek ranting dan penyakit mati

ranting/pucuk dilakukan dengan menggunakan rumus,

Keparahan hama/penyakit =

x 100%

Pengambilan Sampel Hama dan Penyakit

Pengambilan sampel serangga hama dan tanaman bergejala penyakit

diperlukan untuk identifikasi lanjut di laboratorium. Sampel larva serangga

disimpan dalam batang pohon jambu yang masih utuh untuk menjaga agar larva

penggerek tetap hidup. Sampel tanaman sakit diambil pada hari-hari terakhir

pengamatan agar masih segar dan dibungkus menggunakan koran.

Identifikasi Hama dan Penyakit

Identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Taksonomi Serangga

sedangkan identifikasi penyakit cengkeh dilakukan di Laboratorium Mikologi dan

Klinik Tanaman IPB. Identifikasi dilakukan menggunakan buku identifikasi

Barneet (1988) untuk cendawan, dan Stehr (1976) untuk identifikasi serangga.

Pendugaan patogen penyebab penyakit dilakukan berdasarkan gejala makroskopis

pada contoh tanaman. Identifikasi penyakit akibat serangan cendawan dilakukan

pengamatan mikroskopis menggunakan mikroskop compound dan mikroskop

stereo. Selain itu, tanaman yang menunjukkan gejala mati ranting/pucuk dan larva

penggerek batang di isolasi pada media PDA untuk melihat cendawan yang

berasosiasi dengan mati ranting/pucuk dan penggerek batang.

Bahan

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tanaman cengkeh,

blanko wawancara, blanko pengamatan lapang, media PDA, kapas, aquades, dan

asam laktat 20%.

Alat

Alat yang digunakan adalah alat tulis, kamera, kantong plastik, botol film,

sedangkan peralatan yang digunakan di laboratorium adalah cawan petri,

mikroskop coumpound, mikroskop stereo, kaca objek dan penutup, serta buku

kunci identifikasi.

Page 24: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

5

Prosedur Analisa Data

Data primer yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan disajikan

dalam Microsoft Excel 2010 dan diolah menggunakan program SAS for Windows

versi 9.1 dengan uji lanjut Duncan pada taraf 0.05.

Page 25: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Perkebunan dan Teknik Budidaya Cengkeh

Perkebunan cengkeh di wilayah Kabupaten Kediri yang secara umum

memiliki kondisi lingkungan, iklim, dan teknik budidaya yang hampir sama.

Kondisi umum dan teknik budidaya perkebunan disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Kondisi dan cara budidaya tiga perkebunan cengkeh di wilayah

Kabupaten Kediri

Informasi

perkebunan

Perkebunan

Pertanaman

Rakyat

Swasta (Sumber

Sari Petung)

PDP

Margomulyo

Dataran lokasi Tinggi Tinggi Tinggi

Ketinggian (m dpl) 677-715 700 715

Luas (ha) - 200 27.5

Varietas cengkeh Siputih, Zanzibar Zanzibar Zanzibar

Umur tanaman

mayoritas (tahun)

>15 >15 >15

Cara tanam Tumpangsari Monokultur Tumpangsari

Jarak tanam (m) 5 x 6, 7 x 7 7 x 7 7 x 7

Kondisi lahan Kurang terawat Terawat Terawat,

kurang terawat

Keberadaan gulma Sedang Sedikit Banyak

Pengendalian gulma Manual Manual Manual

Sistem budidaya yang digunakan di perkebunan cengkeh di tiga perkebunan

tidak jauh beda. Bibit cengkeh diperoleh dari perkebunan/petani lain (salah

satunya adalah PDP Panglungan Jombang). Setelah bibit berumur 1–2 tahun, bibit

dipindahkan ke kebun. Lubang tanam sudah disiapkan minimal satu bulan

sebelum bibit siap dipindahkan dengan menambahkan pupuk kandang yang sudah

matang. Hadiwijaya (1981) menjelaskan bahwa penggunaan pupuk kandang yang

belum matang pada bibit yang baru ditanam/dipindahkan menyebabkan kematian

dengan gejala layu, akar membusuk yang disebakan oleh cendawan Phytophthora

dan Pythium yang berasal dari pupuk kandang. Jarak antar lubang tanam yang

satu dengan yang lain adalah 7 x 7 m (SSP dan PDP Margomulyo umur tanaman

muda, dan tua serta sebagian besar dari PR). Ukuran ini sesuai dengan hasil Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri menunjukkan bahwa ukuran

lubang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pada periode tumbuh 1-2

tahun (Rosman 1988). Lokasi umur tanaman muda di tiga perkebunan

menggunakan rumput kering dan alang-alang sebagai mulsa penutup. Hal ini

perlu dilakukan agar keadaan tanah tetap lembab atau mencegah penguapan air

yang berlebihan, terutama pada musim kemarau (Muhammad 19972). Beberapa

Page 26: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

7

titik lokasi tanaman umur muda di PDP Margomulyo juga menggunakan sisa

tanaman nanas sebagai mulsa penutup.

Pemupukan dilakukan pada pertanaman cengkeh untuk perawatan.

Pemupukan dilakukan setelah panen karena setiap kali terjadi pengurangan

cadangan hara dalam tanah. Selain itu, pemberian pupuk juga dilakukan pada awal

dan akhir musim hujan. Dengan pemupukan diusahakan agar yang telah terambil

dari tanah dapat tergantikan (Hadiwijaya 1981). Aplikasi pemupukan di tiga

perkebunan berdasarkan hasil wawancara disajikan pada tabel 2. Dosis pemberian

pupuk meningkat seiring bertambahnya umur tanaman cengkeh. Pemberian

dolomit bertujuan untuk meningkatkan pH tanah karena menurut analisis

laboratorium Universitas Brawijaya tahun 2013 kondisi tanah di SSP bersifat

asam dengan pH 4–5.5. Diduga salah satu penyebab keasaman tanah akibat

penggunaan pupuk cair amina yang merupakan limbah dari pabrik penyedap rasa.

Tabel 2 Aplikasi pemupukan di tiga perkebunan berdasarkan hasil wawancara

Jenis pupuk

Perkebunan

Pertanaman

Rakyat

Swasta (Sumber

Sari Petung) PDP Margomulyo

Pupuk

kandang

Dosis

(kg/pohon) ±7 10 7

Frekuensi Awal dan akhir

musim hujan

Awal dan akhir

musim hujan

Mulai berbunga

dan setelah panen

NPK

Dosis

(kg/pohon) ± 2 2 2.5

Frekuensi

2 kali (awal dan

akhir musim

hujan)

2 kali (awal dan

akhir musim

hujan)

2 kali (mulai

berbunga dan

setelah panen)

Pupuk

lain

Jenis

pupuk - Dolomit Urea

Dosis

(kg/pohon) - 1 1

Frekuensi -

2 kali (awal dan

akhir musim

hujan)

2 kali (awal dan

akhir musim

hujan)

Hama Cengkeh di Kabupaten Kediri

Hama merupakan salah satu pembatas produksi cengkeh. Hama menyerang

tanaman cengkeh mulai dari pembibitan sampai tanaman produktif di lapangan.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, ditemukan beberapa hama yang menyerang

tanaman cengkeh di Kabupaten Kediri yaitu,

1. Penggerek batang Nothopeus sp. (Coleoptera : Cerambycidae)

2. Penggerek ranting Coptocercus sp. (Coleoptera : Cerambycidae)

3. Kutu tempurung Coccus sp. (Hemiptera : Coccidae)

Page 27: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

8

Penggerek batang

Serangan penggerek batang Nothopeus sp. mulai meningkat pada tanaman

berumur dewasa dan umumnya setelah tanaman berbunga. Gejala serangan hama

penggerek ini sangat mudah dikenali yaitu keluarnya cairan beserta kayu gerekan

dari lubang gerek yang menyerupai serbuk gergaji pada kulit batang utama pohon

cengkeh. Jika batang yang terserang Nothopeus sp. ini dibelah akan terlihat bekas

gerekan yang tidak teratur (Gambar 1).

Larva dari penggerek batang (Gambar 2) merupakan stadia yang paling

berbahaya. Larva berbentuk langsing berwarna putih pucat dengan panjang tubuh

2.5–3 cm. Ruas pertama toraks menebal dan berwarna coklat muda. Lama stadia

larva antara 130–350 hari (Rojak 2008). Jumlah gerekan aktif per pohon 1 sampai

49 lubang gerekan yang berukuran 3–5 mm (Indriati 2011). Menurut Hadiwijaya

(1981) serangan penggerek ini bersifat merusak bagian kulit serta kayu sehingga

translokasi air dan hara menjadi terganggu. Selain itu, serangan hama ini dapat

secara drastis menurunkan produksi bahkan menyebabkan kematian tanaman.

Terdapat dua spesies hama penggerek batang Nothopeus sp. yaitu N.

hemipterus dan N. fasciatipennis. Gejala serangan hama ini hampir sama,

perbedaan terlihat dari bekas gerekan di batang cengkeh yang terserang. N.

fasciatipennis lebih berbahaya karena arah lubang gerekan yang melingkari

batang, sedangkan N. hemipterus arah gerekannya sejajar batang (Rojak 2008). Hama ini selain menyerang tanaman cengkeh, juga menyerang tanaman lain yaitu

Gambar 2 Larva penggerek batang Nothopeus sp.

c

ba

Gambar 1 Gejala serangan penggerek batang, (a) lubang gerek di permukaan

batang, (b) penampang membujur batang, (c) penampang melintang

batang

Page 28: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

9

jambu bol (Eugenia malaccensis), salam (Eugenia polyantha), dan juwet

(Eugenia cumini) (Rahayu 2011).

Uji laboratorium dilakukan untuk melihat cendawan yang terdapat pada

larva penggerek batang Nothopeus sp. meliputi alat mulut, usus dan kulit luar

penggerek. Hasil identifikasi cendawan ditemukan Paecilomyces sp. dan

Acremonium sp. (Gambar 3).

Paecilomyces sp. memiliki bentuk mirip Penicillium sp. yang berwarna

hijau atau biru, sedangkan Paecilomyces sp. berwarna emas atau kecoklatan.

Paecilomyces sp. dikenal sebagai nematofagus dengan cara menjerat larva,

merusak telur dan menjadi endoparasit di dalam tubuh cacing (Ahmad 2011).

Muin (1998) menjelaskan bahwa Paecilomyces sp. efektif sebagai agens

pengendali yang potensial terhadap nematoda parasit tumbuhan. Sedangkan,

Acremonium sp. telah lama dikenal sebagai salah satu penyebab infeksi mycetoma

di negara-negara beriklim tropis. Fincher et al (1991) dalam Guarro (1997)

menjelaskan infeksi yang disebabkan oleh Acremonium sp. sangat kompleks,

namun beberapa spesies berfungsi sebagai antifungal. Acremonium sp. dapat

ditemukan di dalam tanah, sisa tanaman dan akar jamur. Lebih lanjut de Hoog dan

Guarro (1995) dalam Guarro (1997) menyatakan bahwa cendawan ini dapat

menyebabkan infeksi pada vertebrata.

Pengendalian penggerek batang cengkeh dilakukan dengan cara mencari

dan memusnahkan telur yang ditemukan pada batang serta menutup lubang-

lubang gerekan dengan menggunakan pasak dari bambu sehingga serangga

dewasa yang menetas tidak dapat keluar dan akhirnya mati (Kalshoven 1981).

Pengendalian secara mekanis tersebut juga dilakukan oleh ketiga perkebunan

dengan menambahkan kapas yang telah dicelupkan kedalam insektisida kimia

(pengendalian kimia) sebelum ditutup menggunakan pasak kayu. Selain

pengendalian secara mekanis dan kimiawi, SSP, PDP Margomulyo dan sebagian

petani pemilik kebun cengkeh juga melakukan pembersihan/sanitasi kebun yang

merupakan salah satu upaya pengendalian hama terpadu. Menurut Indriati (2011)

sanitasi areal pertanaman cengkeh perlu dilakukan karena cengkeh akan tumbuh

dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung. Penggunaan

agens hayati/pengendalian biologi seperti dengan menyuntikkan suspensi jamur

patogen Beauveria bassiana pada lubang gerekan (Indriati 2011) masih belum

Gambar 3 Cendawan hasil isolasi larva penggerek batang (a) Paecilomyces sp.,

(b) Acremonium sp.,

a b

Page 29: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

10

dilakukan oleh PDP Margomulyo dan PR, sedangkan SSP masih dalam masa uji

coba.

Penggerek ranting

Serangan penggerek ranting pertama kali ditemukan oleh Leefmas pada

tahun 1925 di Sonder, Sulawesi Utara (Disjenbun 1976, Soetopo 1988) dan tidak

lama kemudian ditemukan serangga yang sama di Pulau Jawa (Manuwoto 1976

dalam Soetopo 1988). Serangan hama ini dirasa kurang penting secara ekonomis,

sehingga perhatian terhadap hama ini masih sangat kurang. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa serangan hama ini bersifat sekunder yaitu bila keadaan

tanaman cengkeh lemah atau buruk nya kodisi tanaman.

Gejala yang ditemukan dilapangan adalah berupa lubang gerekan yang

berdiameter ± 1.8 mm dipermukaan ranting. Bila ranting ini dibelah, tampak liang

gerekan larva di tengah-tengah ranting dan mengarah ke atas (Gambar 4).

Menurut Harni (2011) ranting yang terserang hama ini akan kering dan mudah

patah, sehingga tanaman tampak meranggas.

Larva pengggerek berwarna kuning kecoklatan dengan bagian alat mulut

berwarna coklat tua. Panjang larva berkisar antara 0.8-1.3 cm. Bentuk larva

seperti family Cerambycidae lain yaitu ramping kebelakang (Gambar 4c). Lebih

lanjut, Kalshoven (1981) dan Direktorat Jendral Perkebunan (1976) menjelaskan

bahwa pada bagian alat mulut yaitu labrum dan mandibel berwarna coklat tua.

Bagian pronotum terdapat penebalan seperti perisai yang juga berwarna coklat

yang diduga berfungsi untuk membuat lubang gerek.

Serangan penggerek ranting yang disebabkan kondisi tanaman yang kurang

baik, maka pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan dan

perbaikan kondisi tanaman dengan berbagai cara seperti pemupukan,

penyemprotan dengan insektisida sistemik juga dapat dilakukan dengan bijaksana.

Kutu tempurung

Kutu tempurung banyak ditemukan pada tanaman umur muda, pada daun

atau ranting yang masih berwarna hijau. Pada daun, kutu berada di bagian

permukaan bawah daun, terutama pada pertulangan daun. Kutu ini merupakan

perusak pucuk yang dapat menyebabkan gugurnya daun dan menggaggu proses

respirasi serta asimilasi pada tanaman (Soetopo 1988). Akibat dari tusukan dan

penghisapan oleh kutu pada tanaman, warna hijau dari bagian tanaman akan

berubah menjadi kuning.

Gambar 4 Gejala penggerek ranting; (a) lubang gerek dipermukaan ranting; (b)

lubang gerek di tengah-tengah ranting, (c) larva penggerek ranting

b ca

Page 30: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

11

Kerusakan secara tidak langsung adalah timbulnya embun jelaga pada

permukaan tanaman yang terserang kutu. Kutu tempurung mengeluarkan embun

madu dari badannya yang menjadi media pertumbuhan cendawan embun jelaga.

Cendawan ini menutupi daerah respirasi dan asimilasi di permukaan daun yang

akhirnya melemahkan tanaman. Selain cendawan embun jelaga, asosiasi embun

madu lain adalah semut yang sedikit mengganggu saat pemetikan. Kutu berbentuk

pipih lonjong engan panjang 4-5 mm, berwarna hijau (Poole 2005) (Gambar 5).

Serangga ini melindungi telurnya dengan menggunakan tempurung sehingga sulit

dikendalikan dengan pestisida kontak.

Berdasarkan analisa statistik serangan penggerek batang dan ranting

berbeda nyata setiap umur tanam cengkeh. Serangan penggerek batang dan

ranting meningkat seiring bertambahnya umur tanaman (Tabel 3). Namun, hal ini

tidak berlaku pada serangan kutu tempurung yang hanya menyerang cengkeh

umur tanaman muda. Serangan penggerek meningkat seiring bertambahnya umur

tanaman karena tempat hidup dari penggerek juga semakin luas (volume batang

utama yang semakin besar dan jumlah ranting yang semakin banyak). Sedangkan,

kutu tempurung merupakan hama yang merusak pucuk tanaman cengkeh, dan

sesuai dengan ekologi kutu tempurung yang hanya ditemukan pada tanaman umur

muda, pada pengamatan lapang juga tidak ditemukan serangan kutu tempurung

pada umur tanaman dewasa dan tua.

Tabel 3 Serangan hama cengkeh pada tingkat umur tanaman di Kabupaten Kediri

Hama Tanaman terserang (%)

Muda Dewasa Tua

Penggerek batang 4.67±2.00 c 58.00±4.00 b 100±0.00 a

Penggerek ranting 38.67±4.00 c 63.33±4.00 b 92±2.00 a

Kutu tempurung 8.00±2.00 a 0.00±0.00 b 0.00±0.00 b aAngka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan

uji Duncan pada α = 0.05.

Pada umur tanaman muda, serangan penggerek batang lebih rendah jika

dibanding dengan serangan penggerek ranting. Hal ini disebabkan pada umur

tanaman muda, batang utama cengkeh umumnya berdiameter ± 1.5 cm dan

memiliki tinggi rata-rata 200 cm. Selain itu, rendahnya serangan penggerek

batang juga disebabkan oleh perilaku penggerek batang yang cenderung

melakukan serangan pada batang bagian tengah dan atas tanaman yang telah

berumur lebih dari enam tahun (Soetopo 1988). Sumber lain menyebutkan telur

Gambar 5 Kutu tempurung

Page 31: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

12

dan lubang gerekan pada batang umumnya dijumpai pada ketinggian 0.3 hingga 5

meter dari permukaan tanah (Indriati 2011).

Selain umur tanaman, lokasi pengamatan juga berpengaruh terhadap

serangan hama pada tanaman cengkeh (Tabel 4). Hama yang ditemukan dari

ketiga lokasi perkebunan sama yaitu penggerek batang, penggerek ranting, dan

kutu tempurung.

Tabel 4 Serangan hama di tiga perkebunan di Kabupaten Kediri

Hama dan penyakit

Tanaman terserang (%)

Swasta (SSP) Pertanaman

Rakyat PDP

Margomulyo

Penggerek batang 60.00±4.00 a 40.00±4.00 b 62.67±4.00 a

Penggerek ranting 57.33±4.00 b 54.67±4.00 b 82.00±3.00 a

Kutu tempurung 2.67±1.00 a 2.67±1.00 a 2.67±1.00 a aAngka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan

uji Duncan pada α = 0.05.

Serangan penggerek batang berbeda nyata antara SSP dan PDP

Margomulyo dengan PR. Hal ini disebabkan adanya perbedaan jumlah pohon

yang berumur lebih dari 15 tahun antara SSP, PDP Margomulyo, dan PR. Selain

itu, kondisi pertanaman rakyat yang memiliki lokasi berjauahan memiliki tingkat

persebaran hama yang lebih rendah dibanding SSP dan PDP Margomulyo.

Serangan kutu tempurung tidak berbeda nyata diantara tiga perkebunan karena

kutu tempurung hanya menyerang di pertanaman muda.

Penyakit Cengkeh di Kabupaten Kediri

Penyakit merupakan salah satu masalah lain selain serangan hama yang

dapat mematikan tanaman cengkeh secara luas dalam waktu yang relatif singkat.

Pengamatan dilapang menunjukkan beberapa penyakit menyerang tanaman

cengkeh di Kabupaten Kediri meskipun tidak menimbulkan kematian pohon

cengkeh dalam jumlah besar. Penyakit yang ditemukan di lapang adalah :

1. Karat merah

2. Cacar daun

3. Embun jelaga

4. Mati ranting/mati pucuk

Karat merah

Karat merah atau yang disebut ganggang daun merupakan penyakit yang

ditemukan pada semua stadia umur dan perkebunan. Intensitas hujan dan

kelembaban yang tinggi mendukung perkembangan dari penyakit ini. Keadaan

tanaman yang kurang nutrisi, drainase tanah yang kurang atau terlalu basah,

kurang pemeliharaan, terlalu gelap atau terlalu terik menyebabkan timbulnya

serangan ganggang hijau ini. Penyebaran patogen ini melalui percikan air hujan

dan bantuan angin (Hadiwijaya 1981, Nelson 2008). Selain menyerang cengkeh,

Cephaleuros sp. sering menyerang tanaman tropis lain seperti teh, lada, kopi,

kelapa sawit, alpukat, jambu, kelapa, kakao dan beberapa kultivar jeruk.

Page 32: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

13

Gejala serangan dari karat merah berupa bercak-bercak merah berbentuk

bulat tidak beraturan berukuran 1-3 mm dan tidak dibatasi oleh tulang daun.

Koloni menembus jaringan daun sehingga membentuk spora di permukaan bawah

daun (Gambar 6). Menurut Asman (1988), pada serangan berat daun bisa gugur

tetapi tidak mematikan pohon.

Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi serangan penyakit ini

adalah dengan pemupukan yang seimbang, mengatur tanaman peneduh/naungan,

sehingga tanaman tidak terlalu teduh/terlalu banyak menerima sinar matahari saat

dipersemaian. Selain itu, pemangkasan tanaman disekitar tanaman cengkeh juga

berfungsi untuk mengurangi kelembaban dan meningkatkan penguapan daun

setelah hujan (Nelson 2008).

Mati ranting/mati pucuk

Penyakit mati ranting (dieback)/mati pucuk merupakan penyakit yang

paling merugikan saat ini. Direktorat Jendral Perkebunan Jawa Timur 2013

mencatat pada akhir bulan September 2013 seluas 400 ha tanaman cengkeh di

Kabupaten Malang terserang penyakit ini (Ditjenbun 2013). Pengamatan dilapang

menunjukkan serangan mati ranting/pucuk di Kabupaten Kediri masih tergolong

rendah. Namun, perlu dilakukan pengendalian agar serangan tidak meluas dan

akhirnya menimbulkan kerugian yang lebih besar. Hadiwijaya (1981)

menyebutkan penyakit mati ranting/pucuk cenderung menyerang tanaman

cengkeh yang telah menghasilkan dan berumur belasan tahun.

Gejala yang terlihat di lapangan dimulai dari pucuk tanaman muda bagian

atas tanaman berwarna kecoklatan, bentuk pucuk menjadi lebih pipih, daun sekitar

pucuk menjadi kering dan akhirnya mati. Tanaman dewasa yang terserang akan

menunjukkan gejala mati yang dimulai dari bagian atas tanaman, daun–daun

gugur secara mendadak dan terlihat garis–garis kecoklatan pada bagian batang

pohon (Lindawati 2013). Nutman dan Roberts (1971) menambahkan, sebelum

daun gugur dalam satu cabang, daun akan berubah warna menjadi kuning

kemerahan kemudian layu. Ketika ditemukan pohon cengkeh yang menunjukkan

gejala tersebut ditekan menggunakan tang dan dimasukkan ke dalam air, tidak

Gambar 6 Gejala serangan Cephaleuros sp. (a) permukaan atas daun; (b)

permukaan bawah daun; (c) mikroskopis

b c

a

Page 33: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

14

ditemukan masa bakteri (ooze).

Penyebab mati ranting/mati pucuk disebabkan oleh bakteri pembuluh kayu

cengkeh (BPKC) yang diidentifikasi sebagai Pseudomonas syzygii. Penyakit ini

ditularkan oleh serangga vektor Hindola striata dan Hindola fulva. Gejala

serangan BPKC sangat mudah dikenali dilapang yaitu gugur mulai dari pohon

bagian atas. Diawali pucuk daun menguning, kemudian kering dan gugur. Gejala

penyakit BPKC dibedakan menjadi mati cepat/mati layu dan mati lambat. Gejala

mati cepat terjadi selama beberapa minggu atau bulan, sedangkan mati lambat

terjadi secara bertahap dan menyebabkan tanaman mati setelah 3 sampai 6 tahun

setelah gejala awal timbul. Selain itu, batang yang terserang gejala mati cepat

mengeluarkan masa bakteri (ooze) jika ditekan dengan kuat, sedangkan mati

lambat tidak mengeluarkan masa bakteri (Semangun 1988).

Beberapa sumber menyebutkan tanaman cengkeh yang terserang mati

ranting /mati pucuk dapat pulih kembali jika keadaan fisik tanah dapat diperbaiki.

Penyebabnya adalah akar busuk yang mengakibatkan pengambilan hara pada

sebagian tanaman terganggu. Perbaikan drainase lahan, pemupukan yang

sempurna, penggemburan tanah, penyuntikan (infus) dengan antibiotik oksitetra

siklin (OTC) atau streptomisin dan penicilin juga dapat dilakukan sebagai langkah

pengendalian. Pengendalian yang paling efektif adalah dengan

memotong/membakar tanaman yang sudah tidak dapat dipertahankan agar tidak

menjadi sumber inokulum bagi tanaman lain (Asman 1988, Lindiawati 2013).

Gambar 7 Gejala mati ranting/pucuk, (a) umur tanaman muda (5 tahun), (b)

umur tanaman tua (25 tahun), (c) daun tetap melekat pada cabang,

(d) luka dan (e) garis keabuan pada batang dekat akar

ed

a cb

Page 34: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

15

Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui penyebab mati ranting/pucuk yang

menyerang di Kabupaten Kediri. Ditemukan cendawan yang diperoleh dari hasil

isolasi pada media PDA (Tabel 5 dan Gambar 8).

Tabel 5 Cendawan yang berasosiasi dengan penyakit mati ranting/pucuk

Cendawan yang ditemukan Tanaman yang diisolasi

Bergejala Tidak bergejala

Ascomycota. - v

Pestalotia sp. v -

Botryodiplodia sp. - v

Beltraniela sp. v -

Colletotrichum sp. v -

Ascomycetes merupakan salah satu kelas yang menghasilkan spora seksual

yang disebut askospora. Memiliki askus berbentuk labu dan memiliki lubang

untuk keluarnya spora. Pestalotia sp. adalah penyebab hawar daun pada tanaman

palmae. Serangan awal pada daun terdapat bercak kecil berwarna kuning, coklat

atau hitam yang berkembang melebar menjadi abu-abu dengan tepian lingkaran

berwarna hitam (Elliott 2005). Selain menyerang daun, Pestalotia sp. juga

menyerang buah pada tanaman lain. Hadiwijaya (1981) menjelaskan bahwa

cendawan Pestalotia sp. dapat menyerang daun cengkeh yang telah terserang

bercak daun Cylindrocladium sp. dan hidup sebagai patogen sekunder pada

bagian tengah bercak daun. Botryodiplodia sp. merupakan cendawan penyebab

hawar pada ranting salah satunya pada tanaman jeruk. Menurut Semangun (1988),

cendawan ini juga menyebabkan kerugian yang cukup tinggi jika menginfeksi

komoditas penghasil buah seperti jambu biji karena menyerang sejak di

pertanaman hingga di penyimpanan. Colletotrichum sp. adalah penyebab penyakit

d

a b c

fe

Gambar 8 Cendawan hasil isolasi (a,b) Ascomycetes, (c) Pestalotia sp., (d)

Beltraniela sp., (e) Botryodipodia sp., (f) Colletotrichum sp.

Page 35: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

16

antraknos pada beberapa komoditas. Penyebaran dari cendawan ini oleh percikan

air dan serangga (Semangun 1988).

Cacar daun cengkeh

Cacar daun cengkeh merupakan salah satu penyakit yang dapat menurunkan

produksi cengkeh di lapangan. Kerusakan diakibatkan oleh cendawan yang

mengurangi kemampuan daun untuk melakukan fotosintesis sehingga

pertumbuhan tanaman tidak optimal dan dapat menyebabkan gejala abnormal

(Glinke-Blanco et al 2002, Baldas et al 2008 dalam Su 2012). Selain menyerang

daun juga dapat menyerang ranting, bunga dan buah tanaman baik yang berada di

pembibitan maupun di lapangan. Pengamatan lapang di Kabupaten Kediri, cacar

daun hanya menyerang daun cengkeh. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan

Phyllosticta sp. disebut cacar daun karena pada permukaan daun yang terserang

timbul bercak-bercak yang menggelembung seperti terkena api. Bentuk cacar

tampak lebih jelas pada daun muda atau daun yang terserang sejak umur muda

(Asman 1988).

Gejala yang timbul pada daun muda berwarna kemerahan, terdapat bagian

daun yang melepuh (bercak-bercak seperti kulit terkena api) dan pada bagian

tengah biasanya terdapat titik-titik hitam yang merupakan spora dari cendawan.

Bagian tepi daun yang terserang menjadi bergelombang dan pada serangan berat

daun cengkeh akan mengkriting dan akhirnya gugur (Gambar 9).

Menurut Asman (1988) patogen ini merupakan parasit lemah sehingga

serangan akan lebih menonjol pada bagian tanaman yang lemah karena berada

pada bagian tumbuh yang kurang menguntungkan seperti rendahnya aliran panas,

karbon dan uap air, kelembaban yang relatif tinggi, dan kurangnya cahaya.

Keadaan demikian terdapat pada tajuk tanaman bagian bawah. Selain itu

penyebaran inokulum oleh air hujan dari tajuk bagian atas dan dari daun-daun

yang gugur karena infeksi.

Embun jelaga

Embun jelaga biasanya muncul pada tanaman yang kurang terawat dan

menyebabkan kerugian tidak langsung. Embun jelaga merupakan cendawan

Gambar 8 Embun jelaga (a) permukaan daun; (b) mikroskopis a b

a c

b

Gambar 9 Gejala cacar daun cengkeh; (a) daun muda; (b) serangan berat daun

menjadi keriting dan bergelombang; (c) spora cendawan berupa

titik hitam

Page 36: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

17

saprofit dan termasuk dalam family Capnodiaceae. Gejala yang terlihat di

lapangan sangat mudah dikenali, berupa selaput berwarna hitam yang menutupi

permukaan atas daun (Gambar 10). Selaput hitam yang menutupi merupakan

miselium dari cendawan Capnodium sp. cendawan ini mudah mengelupas jika

digosok menggunakan tangan dan mudah diterbangkan angin jika sudah kering.

Miselium yang menutupi permukaan atas daun menyebabkan terhambatnya proses

asimilasi tanaman. Cendawan tidak hanya terdapat pada daun, tetapi juga pada

ranting dan buah.

Pengendalian embun jelaga bergantung pada pengendalian kutu tempurung

karena embun jelaga hidup dari cairan yang dikeluarkan oleh kutu tempurung.

Pengendalian kutu tempurung akan iut mengendalian embun jelaga karena media

tumbuh untuk embun jelaga tidak tersedia.

Penghitungan kejadian penyakit yang menyerang tanaman cengkeh tersaji

dalam Tabel 6. Kejadian penyakit karat merah dan cacar daun meningkat pesat

saat umur tanaman dewasa. Hal ini disebabkan pola sanitasi yang kurang tepat

yaitu daun gugur akibat serangan karat merah dan cacar daun dikumpukan

disekitar pohon cengkeh sehingga menjadi sumber inokulum saat musim

penghujan atau penyebaran dnegan bantuan angin. Penyakit karat merah dan cacar

daun cengkeh merupakan penyakit umum yang menyerang pertanaman cengkeh

Indonesia. Kejadian penyakit mati ranting/mati pucuk terlihat dominan dari

beberapa penyakit yang menyerang pada umur tanaman muda.

Tabel 6 Kejadian penyakit cengkeh berdasar umur tanaman di Kabupaten Kediri

Penyakit Kejadian penyakit (%)

Muda Dewasa Tua

Karat merah 96.67±2.00 b 100.00±0.00 a 100.00±0.00 a

Mati ranting/mati pucuk 55.00±4.00 a 12.67±3.00 b 6.67±2.00 b

Cacar daun 48.67±4.00 b 95.33±2.00 a 89.33±3.00 a

Embun jelaga 8.00±2.00 a 4.67±2.00 a 0.00±0.00 b aAngka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan

uji Duncan pada α = 0.05.

Persentase serangan menurun seiring peningkatan umur tanaman cengkeh.

Hal ini diduga disebabkan serangan yang dimulai dari bagian pucuk tanaman yang

rentan terhadap patogen penyebab penyakit yang didukung oleh kondisi

lingkungan pertanaman cengkeh yang cenderung lembab dan kurang mendapat

a b

Gambar 10 Embun jelaga, (a) permukaan bawah daun, (b) mikroskopis

Page 37: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

18

sinar matahari. Selain itu, bibit tanaman yang digunakan juga berpengaruh

terhadap kesehatan dan ketahanan tanaman. Kejadian penyakit embun jelaga juga

menurun dengan bertambahnya umur tanaman. Penyakit ini berasosiasi dengan

kutu tempurung yang banyak menyerang tanaman cengkeh umur muda.

Selain mempengaruhi serangan hama, lokasi perkebunan juga turut

mempengaruhi kejadian penyakit di lapangan. Faktor iklim, lingkungan, cara

budidaya merupakan faktor pendukung berkembangnya suatu penyakit di daerah

tertentu. Kejadian penyakit berdasarkan lokasi perkebunan ditunjukkan Tabel 7.

Kejadian penyakit yang umum terjadi di tiga perkebunan adalah karat merah dan

cacar daun yang tidak berbeda nyata di semua lokasi pengamatan. Hal yang sama

ditunjukkan oleh kejadian penyakit embun jelaga yang terjadi dan tidak berbeda

nyata antar tiga perkebunan. Perbedaan terlihat pada tingkat serangan penyakit

mati ranting/mati pucuk yang lebih banyak menyerang di perkebunan/pertanaman

milik rakyat sekitar perkebunan swasta dan PDP Margomulyo. Tingginya

kejadian penyakit mati ranting/mati pucuk yang terjadi di perkebunan/pertanaman

rakyat disebabkan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh rakyat yang

cenderung membiarkan pohon yang mati tetap berada di lokasi perkebunan (tidak

di tebang) dan tidak melakukan pengendalian penyakit pada tanaman yang

terserang.

Tabel 7 Kejadian penyakit di tiga perkebunan cengkeh di Kabupaten Kediri

Penyakit

Perkebunan

Swasta (SSP) Rakyat Daerah

Margomulyo

Karat merah 100.00±0.00 a 100.00±0.00 a 96.67±1.00 b

Mati ranting/mati pucuk 19.00±3.00 b 32.00±4.00 a 23.00±3.00 b

Cacar daun 77.33±2.00 a 79.33±3.00 a 76.67±3.00 a

Embun jelaga 3.33±1.00 a 6.67±2.00 a 2.67±1.00 a aAngka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan

uji Duncan pada α = 0.05.

Penghitungan tingkat keparahan hama dan penyakit dilakukan dalam satu

kali pengamatan lapang. Penggerek ranting dan mati ranting/pucuk adalah hama

dan penyakit yang diamati tingkat keparahannya. Kedua hama dan penyakit ini

dipilih karena menurut Dinas Perkebunan Jawa Timur tingkat serangan dari hama

penyakit ini mulai meningkat pada tahun 2012 (Disbun Jatim 2012). Tabel 8

menunjukkan tingkat keparahan penggerek ranting dan mati ranting/pucuk

berdasarkan umur tanaman cengkeh. Terlihat bahwa tingkat keparahan penggerek

ranting berbeda nyata dan meningkat seiring bertambahnya umur tanaman

cengkeh. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi umur tanaman, jumlah ranting

dari tanaman cengkeh semakin banyak. Sehingga, tempat hidup hama semakin

luas. Keparahan penyakit mati rating/pucuk tidak berbeda nyata setiap tingkat

umur tanaman, namun keparahan tertinggi pada umur tanaman muda. Hal ini

sesuai dengan pengamatan kejadian penyakit dimana mati ranting/pucuk di

Kabupaten Kediri lebih banyak menyerang tanaman pada umur muda yang

dimulai dari pucuk tanaman.

Page 38: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

19

Tabel 8 Keparahan hama dan penyakit cengkeh berdasarkan umur tanaman di

Kabupaten Kediri

Hama dan penyakit Umur tanaman

Muda Dewasa Tua

Penggerek ranting 11.7±2.00 c 20.4±2.00 b 34.83±2.00 a

Mati ranting/pucuk 7.23±1.00 a 5.27±1.00 a 3.7±1.00 a aAngka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan

uji Duncan pada α = 0.05.

Selain umur tanaman, tingkat keparahan penggerek batang dan mati

ranting/pucuk juga dibedakan berdasarkan lokasi perkebunan (Tabel 9). Tingkat

keparahan penggerek ranting tidak berbeda nyata antara SSP dan PR tapi berbeda

nyata dengan serangan PDP Margomulyo. Kondisi perkebunan PDP Margomulyo

yang kurang perawatan menjadi salah satu penyebab tinggginya tingkat penggerek

ranting. Tingkat keparahan mati ranting/pucuk berbeda nyata antara SSP dan PR

namun keduanya tidak berbeda nyata dengan tingkat keparahan di PDP

Margomulyo. Tingkat keparahan mati ranting/pucuk tertinggi di PR karena

disalah satu lahan milik rakyat terdapat tanaman cengkeh yang telah mati karena

penyakit ini dan tidak dilakukan penebangan. Diduga hal ini menjadi sumber

inokulum dari penyakit ini yang menyebar ke pertanaman cengkeh lain di PR.

Tabel 9 Keparahan hama dan penyakit cengkeh di tiga perkebunan di Kabupaten

Kediri

Hama dan penyakit

Perkebunan

Swasta (SSP) Rakyat Daerah

(Margomulyo)

Penggerek ranting 19.97±2.00 b 15.57±2.00 b 31.4±2.00 a

Mati ranting/pucuk 2.63±1.00 b 8.2±2.00 a 5.37±1.00 ab aAngka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan

uji Duncan pada α = 0.05.

Pengendalian Hama dan Penyakit Cengkeh di Kabupaten Kediri

Berdasarkan hasil wawancara, bahwa pengendalian masih menggunakan

pestisida kimia. Pengendalian penggerek batang di SSP menggunakan insektisida

yang berbahan aktif Dimehipo dengan cara mencelupkan kapas ke dalam

insektisida yang telah diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam lubang bekas

gerekan dan ditutup menggunanakn pasak kayu/bambu. Cara ini dianggap efektif

dengan menutup semua lubang gerek yang ada secara manual. Hal ini dilakukan

selain untuk mengurangi kelembaban disekitar daerah tanaman juga bertujuan

untuk mengurangi persaingan dalam mendapatkan makanan dan unsur hara dari

dalam tanah. Pembersihan/sanitasi daerah lokasi pohon cengkeh dilakukan dengan

sistem kerjasama oleh warga dan pihak perkebunan SSP. Warga membersihkan

lokasi perkebunan cengkeh yang berumur dewasa dan tua untuk mengumpulkan

daun-daun cengkeh kering yang digunakan sebagai bahan minyak cengkeh.

Page 39: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

20

Selain itu, dilakukan pembersihan batang pohon cengkeh yang terserang liken

dengan cara penyikatan dan kemadih (gulma berdaun lebar) dengan cara

pemangkasan manual. Pemilihan bibit unggul dari tanaman yang sehat dan lokasi

yang aman dari serangan penyakit juga dilakukan sebagai usaha awal pencegahan

serangan hama dan penyakit.

Pengendalian penggerek batang cengkeh yang dilakukan di PDP

Margomulyo tidak jauh berbeda dengan pengendalian yang dilakukan SSP. Jarak

tanam cengkeh yang cukup luas dimanfaatkan oleh sebagian warga untuk

bertanam nanas dan tomat di kebun PDP Margomulyo. Akibatnya cengkeh

dikelilingi oleh pertanaman nanas yang menggunakan pupuk cair amina dalam

pemupukannya. Hal ini secara tidak langsung mengganggu pertumbuhan cengkeh

karena membuat keadaan tanah menjadi semakin asam. Keterbatasan jumlah

pekerja di lapang sedikit mempengaruhi kondisi lahan di pertanaman muda yang

banyak ditumbuhi rumput-rumput tinggi dan bekas tanam nanas.

Pertanaman milik rakyat memiliki tingkat keragaman yang cukup tinggi

dalam pengendalian hama dan penyakit cengkeh. Sebagian besar pemilik tanaman

cengkeh tidak melakukan pengendalian secara khusus hama dan penyakit yang

menyerang. Pembersihan lahan dilakukan untuk membersihkan halaman rumah

dari daun cengkeh yang jatuh, karena pada umumnya pohon ditanam sebagai

tanaman pekarangan. Beberapa petani melakukan usaha pengendalian untuk hama

dan penyakit dengan cara pemberian insektisida pada kapas untuk menutup

lubang gerek di batang, penyemprotan dengan pestisida, dan pembersihan areal

pertanaman cengkeh dari gulma. Pemangkasan pohon cengkeh yang telah mati

karena serangan penggerek batang/mati ranting juga dilakukan oleh pemilik

kebun yang terserang.

Page 40: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Tiga hama ditemukan (penggerek batang, penggerek ranting, dan kutu

tempurung), dan empat penyakit (karat merah, mati ranting/pucuk, cacar daun,

dan embun jelaga) menyerang tanaman cengkeh di tiga perkebunan di Kabupaten

Kediri. Serangan penggerek batang dan penggerek ranting lebih banyak terjadi

pada tanaman tua, sedangkan mati ranting/pucuk tertinggi tanaman muda.

Serangan penggerek batang dan penggerek ranting tertinggi ditemukan di PDP

Margomulyo. Penyakit karat merah lebih banyak menyerang di SSP dan PR,

sedangkan penyakit mati ranting/pucuk tertinggi di Perkebunan Rakyat. Beberapa

jenis cendawan ditemukan dari hasil isolasi larva penggerek batang dan penyakit

mati ranting/pucuk.

Saran

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai hama dan penyebab penyakit cengkeh

di berbagai daerah serta kondisi lingkungan yang berbeda dan penelitian lanjut

untuk mengetahui hubungan antara cendawan hasil isolasi dengan larva

penggerek dan mati ranting/mati pucuk.

Page 41: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad RZ. 2011. Pemanfaatan cendawan dan produknya untuk peningkatan

produksi hasil peternakan. Wartazoa [internet]. [diunduh 2013 Oktober 17];

Vol 21 (2). Bogor (ID).

Asman A, Hadad EA. 1988. Perkembangan penelitian penyakit tanaman cengkeh.

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 4(2) :48-54.

Barnett HL, Hunter BB. 1988. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. Minnesota:

APS Press.

Bermawie N, Wahyuni S. 2007. Keragaman potensi hasil dan mutu beberapa

genotipe cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr & Perr.). Di dalam:

Luntungan, Karmawati E, editor. Prosiding Seminar Nasional Rempah:

2007 Agustus 21; Bogor. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan. hlm 111-116.

Dinas Perkebunan Jawa Timur. 2012. Produksi kurang, impor cengkeh butuh 40

ribu ton. [Internet]. Surabaya (ID): Dinas Perkebunan Jawa Timur; [diunduh

2012 November 10]. Tersedia pada: www.disbunjatim.go.id/doc...produksi-

kurang-impor-cengkeh-butuh-40ribu-ton.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 1976. Pedoman Hama dan Penyakit Tanaman

Cengkeh. Jakarta (ID): Departemen Pertanian.

Elliott M. 2005. Pestalotiopsis (pestalotia) diseases of palm [internet].

Florida(US): Plant Pathology Department, Cooperative Extension Service,

Institute of Food and Agricultural Sciences University of Florida; [diunduh

2013 Jun 7]. Tersedia pada: www.edis.ifas.ufl.edu.

Guarro J, Gams W, Pujol I, Gene J. 1997. Acremonium species: new emerging

fungal opportunist-in vitro antifungal susceptibilities and review [internet].

Chicago (US): Clinical Infectious Diseases The University of Chicago;

[diunduh 2013 Jun 6]. Tersedia pada: www.cid.oxfordjournals.org.

Hadiwijaya T. 1981 Cengkeh, Data dan Petunjuk ke arah Swasembada. Ed-4.

Jakarta (ID): Gunung Agung.

Harni R. 2011 Feb 23. Pengendalian hama terpadu hama dan penyakit utama pala.

Sinar tani Rubrik Agroinovasi: 13-16.

Indriati G, Khaerati, Soesanty F. 2011 Feb 23. Pengendalian hama terpadu hama

penggerek cengkeh. Sinar tani Rubrik Agroinovasi: 9-12.

Indriati G, Trisawa IM, Rumnini W, Sukamto. 2007. Serangan hama penggerek

batang (Nothopeus spp.) pada tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum (L.)

Merr & Perr.) di Bogor. Di dalam: Luntungan, Karmawati E, editor.

Prosiding Seminar Nasional Rempah: 2007 Agustus 21; Bogor. Bogor (ID):

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. hlm 179-182.

Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der,

penerjemah. Jakarta (ID): Ichtiar Baru- van Hoeve. Terjemahan dari: De

Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie. Muhammad. 1972. Pedoman bercocok tanam cengkeh (Eugenia aromatica).

Circular No 13. LPTI.

Muin A. 1998. Pengaruh infestasi ganda Meloidogyne incognita dan cendawan

pengkoloni nematoda puru akar pada pertumbuhan kedelai. Buletin Hama

dan Penyakit Tumbuhan. 10(1): 29-37.

Page 42: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

23

Nelson S. 2008. Cephaleuros species, the plant-parasitic green algae [internet].

Hawaii (US): Cooperative Extension Service, College of Tropical

Agriculture and Human Resources, University of Hawai’i; [diunduh 2013

Mei 17]. Tersedia pada: www.ctahr.hawaii.edu/oc/freepubs/pdf/PD-43.pdf

Poole M. 2005. Green coffe scale Coccus viridis (Green) [Hemiptera: Coccidae]

[internet]. South Perth (AUS): Entomology Department of Agriculture,

Goverment of Western Australia; [diunduh 2013 Mei 17]. Tersedia pada:

www.agric.wa.gov.au

Rojak A, Maftuh A. 2008. Teknik pengendalian hama penggerek batang

Nothopeus hemipterus CL. pada tanaman cengkih. BuletinTeknik Pertanian.

vol 13(1): 23-25.

Rosman R, Dedi SE, Tarigan DD, Zamarel. 1988. Budidaya tanaman cengkeh.

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 4(2) :36-42.

Semangun H. 1988. Penyakit-penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia.

Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Soetopo D, Adria, Amrizal. 1988. Hama cengkeh dan perkembangan cara

penanggulangannya. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 4(2) :43-

47.

Su YY, Cai L. 2012. Polyphasic haracterisation of three new Phyllosticta spp.

Persoonia 28: 76-84. doi: 10.3767/003158512X645334.

Wibowo E. 2013. Selamatkan Potensi Cengkeh di Malang dari Ancaman BPKC.

[Internet]. Surabaya (ID): BBPPTP Surabaya [diunduh 2013 Oktober 17].

Tersedia pada: www.ditjenbun.deptan.go.id/bbpptpsurabaya/tinymcpuk/

gambar/file/Selamatkan%20Potensi%20Cengkeh%20di%20Malang%20Sel

atan%20Dari%20Ancaman%20BPKC.pdf

Page 43: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

LAMPIRAN

Page 44: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

Lampiran 1

Hama dan Penyakit Cengkeh di Kabupaten Kediri Jawa Timur

Desa : Tanggal wawancara :

Kecamatan : Waktu wawancara :

Kelompok kebun : Tempat wawancara :

Karakteristik Petani

1. Nama :

2. Umur : tahun

3. Alamat :

4. Pendidikan tertinggi :

[ ] Tidak sekolah [ ] SMA

[ ] SD [ ] Peruruan tinggi

[ ] SMP

5. Lama usaha tanaman cengkeh :

[ ] ≤ 5 tahun

[ ] 6-10 tahun

[ ] > 10 tahun

Karakteristik Lahan

6. Luas lahan yang digarap : ha

7. Status kepemilikan lahan :

[ ] pemilik dan penggarap [ ] penyewa

[ ] penggarap [ ] lainnya, ......

Budidaya cengkeh

8. Varietas :

9. Asal bibit :

[ ] membeli dari perusahaan pembibitan

[ ] diberikan oleh dinas atau instansi pemerintah

[ ] membeli dari petani lain

[ ] lainnya, .....

10. Umur tanaman saat ini :

11. Jarak tanam : m x m

12. Pola tanam :

[ ] monokultur

[ ] tumpang sari, dengan .....

[ ] lainnya .....

13. Kegiatan persiapan lahan yang dilakukan : .....

Page 45: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

14. Pemupukan:

Jenis Pupuk Intensitas

Pemupukan

Waktu

Pemupukan Dosis (kg) Harga/kg

Kandang

Urea

TSP

KCl

NPK

15. Pestisida :

Jenis

Pestisida Frekuensi Waktu Dosis Harga

16. Pengendalian gulma/penyiangan :

Cara

Pengendalian Frekuensi Waktu

Jenis

alat/herbisida

Mekanis/manual

Kimiawi

17. Waktu dan frekuensi panen :

18. Jumlah produksi bunga cengkeh dalam satu kali panen .......... kg

19. Perlakuan pascapanen :

[ ] dijual sendiri

[ ] dijual ke tengkulak

[ ] keduanya

[ ] lainnya, ....

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Pestisida

20. OPT penting dan merugikan menurut Bapak?

21. Berapa persen kehilangan produksi bunga cengkeh akibat serangan

OPT tersebut?

Page 46: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

[ ] <20%

[ ] 20-40%

[ ] 40-60%

[ ] 60-80%

[ ] >80%

22. Menurut Bapak, apa penyebab munculnya hama dan penyakit pada

tanaman cengkeh?

23. Sejak kapan hama dan penyakit yang menyerang tersebut muncul?

24. Bagaimana cara Bapak untuk mengendalikan OPT tersebut?

25. Jika menggunakan pestisida, dari mana Bapak mendapat informasi

tentang pestisida tersebut?

26. Jika menggunakan pestisida, apakah Bapak mengetahui dampak

pestisida bagi lingkungan sekitar?

Page 47: HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAH KABUPATEN … · atas kesetiaan mendengar cerita penulis, ... Rentang umur tanaman yang digunakan adalah umur muda (x ≤ 5), dewasa (5< x ≤15),

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kediri pada tanggal 9 Mei 1991 dari pasangan ayah

Sampan dan Ibu Sri Lestari. Penulis adalah putri kedua dari dua bersaudara. Pada

tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kediri dan pada tahun yang sama

penulis masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas

Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi

kemahasiswaan Pramuka IPB, pengurus DKM Al Hurriyyah pada tahun 2009-

2010, BEM Fakultas Pertanian Depatemen Eksternal dan Direktur Sekolah

Pembentukan Karakter pada tahun 2010-2011. Penulis juga aktif dalam program

pengabdian masyarakat yang diadakan oleh pihak kampus antara lain IPB Goes to

Field di Klaten Jawa Tengah pada tahun 2011 dan Temu Petani di Blitar Jawa

Timur pada tahun 2013. Pada bulan Juni sampai Juli 2012 penulis melaksanakan

magang di Balai Karantina Kelas I Semarang Kementrian Pertanian. Selain itu,

penulis juga aktif sebagai pengajar mata kuliah Fisika TPB di bimbingan belajar

dan privat mahasiswa. Selama masa kuliah, penulis mendapatkan beasiswa

bantuan mahasiswa (BBM) dan beasiswa PTPN VIII.