Hadits Tentang Keutamaan Orang Yang Berilmu

12
HADITS TENTANG KEUTAMAAN ORANG YANG BERILMU Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ِ ن يِ الد يِ فُ هْ هِ قَ فُ ي اً رْ يَ خِ هِ بُ َ اْ دِ رُ يْ نَ مBarang siapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan, niscaya Allah akan menjadikahnya faqih dalam masalah agama. [Diriwayatkan oleh Bukhari no. 71 dan Muslim no 2389 dari sahabat Mu’awiyah] Hadits di atas menunjukkan akan keutamaan orang-orang yang berilmu dan bahwasanya tanda-tanda seorang hamba dikehendaki kebaikan oleh Allah adalah pahamnya dia dalam perkara agama. Hal ini disebabkan dengan pemahamanya, dia dapat beribadah kepada Allah dan berdakwah kepada agama-Nya dengan ditegakkan di atas pengetahuan yang mendalam. Beliau shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, ِ َ اِ وتُ يُ ( بْ نِ مٍ تْ يَ ( ب يِ فٌ مْ وَ قَ عَ مَ تْ ج ا اَ مَ وِ هَ نَ جْ ل ى اَ لِ = ا اً ق يِ رَ طِ هِ بُ هَ لُ َ اَ لَ هَ س اً مْ لِ عِ ه نِ فُ سِ مَ تْ لَ ي اً ق يِ رَ طَ O كَ لَ سْ نَ مُ َ اْ مُ هَ رَ كَ دَ وُ هَ كِ X ايَ لَ مْ ل اْ مُ هْ تَ فَ حَ وُ هَ مْ حَ ر ل اْ مُ هْ تَ يِ e شَ غَ وُ ةَ ن يِ كَ ش ل اْ مِ هْ تَ لَ عْ تَ لَ l رَ ي اَ لِ = اْ مُ هَ تْ o يَ ( بُ هَ وبُ سَ ارَ دَ تَ بَ وِ َ اَ اتَ تِ كَ ونُ لْ تَ بُ هَ دْ تِ غْ نَ م تِ فDan barang siapa yang menempuh suatu perjalanan yang dengannya dia menimba ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca di dalamnya Kitabullah dan saling memperdengarkannya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan mereka akan diliputi rahmat dan malaikat pun akan mengelilingi mereka, dan Allah akan menyebut- nyebut mereka di antara makhluk-makhluk yang ada disisi-Nya (para malaikat). [Diriwayatkan oleh Muslim no. 6853 dari sahabat Abu Hurairah] Ini juga merupakan dalil akan keutamaan ilmu dan keutamaan pengajaran Al Qur’an. Di dalamnya terdapat pula pelajaran bahwasanya balasan itu sesuai dengan jenis. Oleh karenanya, barang siapa yang menempuh perjalanan menuntut ilmu, maka Allah akan membalasnya dengan memudahkan baginya jalan yang menghubungkan dia ke surga. Dan juga perkataan beliau shallallahu alaihi wa sallam,

description

Hadist

Transcript of Hadits Tentang Keutamaan Orang Yang Berilmu

HADITS TENTANG KEUTAMAAN ORANG YANG BERILMU

Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda, Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan, niscaya Allah akan menjadikahnya faqih dalam masalah agama. [Diriwayatkan oleh Bukhari no. 71 dan Muslim no 2389 dari sahabat Muawiyah]Hadits di atas menunjukkan akan keutamaan orang-orang yang berilmu dan bahwasanya tanda-tanda seorang hamba dikehendaki kebaikan oleh Allah adalah pahamnya dia dalam perkara agama. Hal ini disebabkan dengan pemahamanya, dia dapat beribadah kepada Allah dan berdakwah kepada agama-Nya dengan ditegakkan di atas pengetahuan yang mendalam.Beliaushallallahu alaihi wa sallamjuga bersabda,

Dan barang siapa yang menempuh suatu perjalanan yang dengannya dia menimba ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca di dalamnya Kitabullah dan saling memperdengarkannya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan mereka akan diliputi rahmat dan malaikat pun akan mengelilingi mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di antara makhluk-makhluk yang ada disisi-Nya (para malaikat).[Diriwayatkan oleh Muslim no. 6853 dari sahabat Abu Hurairah]Ini juga merupakan dalil akan keutamaan ilmu dan keutamaan pengajaran Al Quran. Di dalamnya terdapat pula pelajaran bahwasanya balasan itu sesuai dengan jenis. Oleh karenanya, barang siapa yang menempuh perjalanan menuntut ilmu, maka Allah akan membalasnya dengan memudahkan baginya jalan yang menghubungkan dia ke surga.Dan juga perkataanbeliau shallallahu alaihi wa sallam,

Dan barang siapa yang menempuh suatu perjalanan yang dengannya dia menimba ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya karena ridho kepada para penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang alim itu, segala apa yang di langit dan apa yang dibumi memintakan ampunan untuknya, dan juga makhluk hidup yang ada di dalam lautan. Dan sesungguhnya keutamaan seorang alim itu di antara hamba-hamba yang lainnya, laksana keutamaan bulan purnama dimalam hari di antara bintang-bintang. Dan sesungguhnya para nabi itu tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham, mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil warisan tersebut, maka sungguh dia telah mengabil keuntungan yang amat besar nilainya.[Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 3641 dan 3642, dan Tirmidzi no. 2682, dan Ibnu Majah no 223, dan selainnya dari sahabat Abu Darda dan telah disyarah oleh Al Hafizh Ibnu Rajab dalam sebuah juz tertentu]

Hadits di atas mencakup lima kebaikan sekaligus yang disebutkan. Salah satu di antaranya menyebutkan tentang keutamaan ilmu dan orang-orang yang berilmuDan juga sabda beliaushallallahu alaihi wa sallam,

Apabila seseorang mati, terputuslah darinya amalan-amalnnya kecuali tiga hal, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya[ Riwayat Muslim no. 4223 dari Abu Hurairah]

Di dalamnya terdapat petunjuk akan keutamaan ilmu dan orang yang memiliki ilmu dan bahwa ilmu itu dapat diwarisi baik dengan cara mengajarkannya atau dengan menuliskannya. Ilmu ini mirip dengan shadaqah jariyah yang mana manfaatnya akan tetap sampai kepada orangnya walaupun setelah kematiannya, karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginyalah pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka sedikit pun. Barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka ditimpakan atasnya dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa sedikitpun mengurangi dosa mereka. [Riwayat Muslim no. 2804 dari Abu Hurairah].Abu Ishaq Al Albiri pernah bertutur,

Jika engkaubodoh, engkau akan dianggaptiada,meskihakikatnyaengkau masih ada. Sebaliknya, engkauakan tetapdianggap ada jika engkau berilmu, meskipun engkau telah tiada. : ( )Muhammad bin Ali berkata : Dua rokaat dari seorang alim, lebih utama daripada tujuh puluh rokaat dari orang yang bodoh (tidak alim). (R. Ibnu An Najar, Kitab Irsyadul Ibad) : ( ) Ibnu Abbas ra. berkata : Seorang alim jika mati, maka Allah membentuk ilmunya bagaikan orang yang menyenangkannya dalam kubur hingga hari kiamat, dan mengelakkan daripadanya segala binatang jahat ditanah. (R. Ad Dailami, Kitab Irsyadul Ibad) : : Ibnu Abbas ra. berkata : Jika bertemu orang alim dengan orang abid diatas shirat, maka diperintahkan kepada abid itu: Masuklah kesurga dan bersuka-suka karena ibadatmu, dan dikatakan kepada orang alim itu berhentilah disini, dan berikan syafaatmu pada siapa yang engkau suka, maka tiadalah engkau memberi syafaat kepada seorang melainkan akan diterima oleh Allah, maka ia berdiri sebagaimana kedudukan para Nabi. (R. Abusy Syaikh dan Ad Daelami, Kitab Irsyadul Ibad) : Abu Said ra. berkata : Barangsiapa mengajar satu ayat dari kitab Allah, atau satu bab dari ilmu agama, maka Allah akan menumbuhkan pahalanya hingga hari qiamat. (R. Ibnu Asakir, Kitab Irsyadul Ibad) : Muadz bin Anas ra. berkata : Barangsiapa yang mengajar ilmu agama, maka ia mendapat pahala orang yang mengamalkan ilmu itu, dan tidak mengurangi pahalanya orang yang beramal (berbuat). (R. Ibnu Majah, Kitab Irsyadul Ibad) : Ibnu Abbas ra. berkata : Pergi diwaktu pagi atau sora kemesjid untuk mengajar ilmu agama lebih baik disisi Allah daripada jihad fisabilillah. (R. Abnu An Najar, Kitab Irsyadul Ibad)Hadist Keutamaan Orang Berilmu/Guru1. 1.Hadist pertama ()Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Abu Uwais berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari Abdullah bin Amru bin Al Ash berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan. Berkata Al Firabri Telah menceritakan kepada kami Abbas berkata, Telah menceritakan kepada kami Qutaibah Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Hisyam seperti ini juga (H.R. Bukhori )Asbabul Wurud HaditsMengenai latar belakang hadist ini adalah menurut Imam Ahmad dan al-Thabari yang bersumber dari hadits Abu Umamah: Selesai melakukan Hajji Wada Nabi bersabda: Ambilah ilmu sebelum ia ditarik dan diangkat! lalu seorang Arab Baduy bertanya: Bagaimana ilmu itu diangkat? lalu Rasul Bersabda: Ketahuilah bahwa hilangnya ilmu itu dalam tiga periode, dalam riwayat lain Abu Ummah meriwayatkan bahwa orang Arab itu bertanya Bagaimana mungkin ilmu itu diangkat, sedangkan di tengah-tengah kami ada mushaf al-Quran, kami mempelajarinya serata kami mengetahuinya , serta kami ajarkan kepada anak-anak dan istri kami, demikian pula kepada pelayan kami. Rasulullah mengangkat kepalanya, dan beliau hamirkan kepada orang itu, karena marahnya. Rasulullah lau bersabda: Inilah Yahudi dan Nasrani di kalangan mereka tidak mempelajarinya , tatkala para Nabi datang kepada mereka. Ibn Hajar berkata: Hadits Masyhur sekali dari riwayat Hisyam. Dan dalam riwayat lain bunyinya: sehingga tak ada lagi hidup seorang alim pun.[1]Syarah HaditsHadits ini menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan mencabut ilmu dalam mutlak bukan menghapusnya dari hati para penghafalnya, akan tetapi sumber ilmu itu telah diangkat oleh Allah dari bumi, sehingga tidak ada lagi yang mampu menjelasakan ilmu dengan sebenar-benarnya. Akibatnya, mereka yang tidak lagi merujuk apapun dengan dasar keilmuan, sampai pada ketidaktahuan mereka dengan memilih pemimpin yang sama tidak berilmunya. Hadist ini kemudia menjelaskan akibat yang sangat fatal bila seorang guru sebagai sumber ilmu yang otentik wafat, yaitu manusia ditinggalkan dalam keadaan sesat dan menyesatkan. Yaitu pemimpin bodoh menjawab pertanyaan tanpa didsari oleh ilmu.Hadis ini menegaskan bagaimana pentingnya peran seorang penyebar ilmu, gur yang benar sumber ilmunya. Karenanya ada hadits lain mengatakan Siapa yang belajar tanpa seorang syekh, maka syeikhnyadalah syetan. Makanyatalah kesesatan dalam segala yang diucapkannya. Imam Syafi menegasakan Barang siapa yang mepelajari ilmu dari hanya isi kitab saja, maka ia telah mempersempit hukum bagaimana tidak hukum itu akan tegak dengan adanya hakim, maka ilmu kan tegak denga adanya guru.Sangat jelas sekali posisi dan kemulian guru di dunia, kemulian ini seharusnya disadari oleh seluruh umat Islam baha guru membawa peran penting dalam memperbaiki kehidupan sebuah bangsa, akbat dari menelantarkan gur dan meninggalkan guru adalah kehancuran sebuah bangsa karena mereka berkata dan bekerja tanpa ilmu dan hanya mampu memberikan jalan yang sesat.1. 2.Hadist yang kedua2. ()ArtinyaTelah menceritakan kepada kami Said bin Ufair Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata, Humaid bin Abdurrahman berkata; aku mendengar Muawiyyah memberi khutbah untuk kami, dia berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:Siapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama. Aku hanyalah yang membagi-bagikan sedang Allah yang memberi. Dan senantiasa ummat ini akan tegak diatas perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah. (HR.Bukhori).Asbabul Wurud HaditsHadits yang diriwayatkan oleh Muawiyah ini disampaikan ketika ia sedang berkhutbah, adalah Humaid bin Abdurrahman yang mengeluarkan hadits tersebut yang mengatakan bahwa dia mendengar Muawiyyah menyampaikan sebuah hadits ketika dia sedang berkhutbah bahwa Nabi bersabda Siapa yang dikehendakinya kebaikanSyarah HaditsSalah satu keutamaan orang yang menuntut ilmu ialah Allah menghendaki bagi orang tersebut kebaikan. Ketika Allah mengehndaki seorang itu menjadi baik atau diliputi dengan kebaikan maka Allah berikan ia paham dalam agama, mereka yang menuntut ilmu tentu menghendaki akan paham, keinginan untuk paham adalah jalan yang Allah berikan padanya untuk mampu berbuat baik. Adapun Nabi hanya seorang yang memberi dan membagi ilmu kepada yang ingin kebaikan, dan tetap Allah yang memberikebaikan.Jikamerka tetap dalam perintah Allah. Yaitu artinya tetap berkeinginan paham agama, maka Allah akan meneggakkan umat ini, mereka yang berilmu mempunyaui peran sebagai penegak dan penerus umat ini, dan Allah menjanjikan tidak akan celaka bagi mereka yang tetap dalam perintahnya, dalam hadits ini yaitu dalam mempelajari dan memahami ilmu agama.Sebuah kemulian yang sangat luar biasa bagi merka yang menuntut ilmu, amanat yag diembannya serta janji Allah akan selalu meliputinya. Yaitu berupa kebaikan. Allah menghendakinya kebaikan maka Allah berikan dia paham ilmu agama. Hadits ini juga ditegaskan dengan kalmat Khoiron yang berbentuknakiroh/umum yang maksudnya bahwa orang yang menuntut ilmu akan diliputi dengan berbagai macam kebaikan.3 Hadist yang ketiga ()ArtinyaTelah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Said dan Ibnu Hujr, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Ismail yaitu Ibnu Jafar dari Al Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.Asbabul Wurud HaditsDalam hadits yang lain dengan redaksi yang berbeda dan maksud yang sama, bahwa menunjukkan kebada jalan kebaikan atau mengajaknya untuk berbuat baik, maka ganjaranya itu sama dengan mengerjakan kebaikan. Suatu ketika seorang sahabat menghadap Rasulullah SAW, dia bertanya kepada rasul Bawalah aku kepada kebaikan?,maka Rasul pun memberikanya sebuah perintah untuk senantiasa berbuat baik dan mengajak kepada kebaikkan, bagi mereka ganjaran yang sama menjalankan kebaikan.[2]Syarah HaditsHadis ini menerangkan bahwa ganjaran bagi merka yang mengajarkan sebuah kebaikan tidak akan terputus ketika mengejak saja, bahkan pahala kebaikan itu akan tetap mengalir selama yang diajak tadi melakukan apa yang diperintahkan. Posisi guru sebagai pemberi ilmu dan ajaran baik kepada murid akan sangat mulia dan berharga, karena setiap kali murid melakukan apa yang disampaikan oleh guru maka sebesar itu pula balasan yang didapat guru. Tentunya hadits ini menggugah bagi siapa saja untuk tidak segan-segan memberikan nasehat baik dan ajaran baik kepada siapapun, karena pahala dan kebaikan itu akan sangat bernilai bukan hanya buat dia, tetapi buat yang mengajak dan mengajrkan kebaikkan. Kemulian yang sangat luar biasa bagi seorang yang menjarkan ilmu.1. 4.Hadist ke empat2. ( )Artinya:Said bin Mansur telah menceritakan kepada kami Abdul Azis bin Abi Hazim telah menceritakan kepada kami dari Abih dari Sahlin Yani bin Sadin dari Nabi Muhammad saw. berkata: Demi Allah sesungguhnya Allah member petunjuk kepada seseorang dikarenakan petunjukmu, hal tersebut itu lebih beik bagimu dari pada kendaraan mewah harta yang berharga.(HR.AbuDaud)Asbabul Wurud HadistAsbabul wurudhadist ini adalah ketika seorang sahabat Rasul yang bernama Ibn Sad (dalam beberapa hadits ada pula yang meriwayatkan bahwa ini dari Ali bin Abi Thalib) yang diutus oleh Rasul untuk menjadi gubernur di Syiria, sebelum Ibn Sad berangkat rasul meberinya motivasi kepadanya Bahwa satu orang yang engkau beri petunjuk itu lebih baik dari kendaraan mewah harta yang berharga (di hadits lain dunia dan isinya).Syarah HaditsHadist ini adalaha berita gembira dari Rasul mengenai mereka yang memberikan seseorang petunjuk kebaikan, ajaran baik seharusnya disampaikan kepada siapapun itu, lantaran manfaat itu sangat terasa baik untuk nya atau orang lain. Sehingga tidak salah jika Rasul memberikan motovasi kepada mereka yang memberi petunjuk hidayah dengan kemulian yang luar biasa, yang tidak cukup dibandingkan dengan kemewahan dunia. Maka posisi guru dan penuntut ilmu dihadapan Allah sangat mulia dan sangat tinggi.