HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq,...

21
37 HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB MUWATHTHA’ IMAM MALIK Hafizzullah Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang Email: [email protected] اﻟﺘﺠﺮﻳﺪ اﺳﺘﻌﻤﻞ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻃﺮﻳﻘﺔ ﺧﺎﺻﺔ ﰲ رواﻳﺔ اﳊﺪﻳﺚ ﻣﺎ ﱂ ﺗﻮﺟﺪ ﰲ ﻛﺘﺎب ﻏﲑﻩ. ﻓﺎﻹﻣﺎم ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ أﻧﺲ ﻣﺜﻼ ﻓﻔﻲ ﰲ ﻛﺘﺎﺑﻪ اﳌﻮﻃﺎء ﻗﺪ ﺟﺪ اﻷﺣﺎدﻳﺚ ﻣﻦ اﻟﺒﻼﻏﺎت) ﻓﻬﻲ اﻷﺣﺎدﻳﺚ اﻟﱵ ﺗﻜﻮن اﻟﺘﺤﻤﻞ ﻓﻴﻪ ﺑﺼﻴﻐﺔ" ﺑﻠﻐﲏ" أو" أﻧﻪ ﺑﻠﻐﻪ" ( . ﺎﳊ ﺪﻳﺚ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ اﳌﺼﺪر ﻗﺪ ﻜﻮن ﻣﺮﻓﻮﻋﺎ إﱃ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ وﻗﺪ ﻳﻜﻮن ﻣﻮﻗﻮﻓﺎ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ رﺿﻮان اﷲ ﻋﻠﻴﻬﻢ، و ﻗﺪ ﻳﻜﻮن ﻣﻌﻠﻘﺎ أو ﻣﻌﻀﻼ أو ﻣﺮﺳﻼ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ اﺗﺼﺎل اﻟﺴﻨﺪ. ﻓﻬﺬﻩ ﻛﻠﻬﺎ ﺗﺆﺛﺮ ﻋﻠﻰ ﺻﺤﺔ اﳊﺪﻳﺚ وﻣﻮﻗﻒ اﻟﻜﺘﺎب ﺑﲔ ﻛﺘﺐ اﳊﺪﻳﺚ. و ﻟﺬﻟﻚ اﺳﺘﻌﻤﻠ ﻃﺮﻳﻘﺔ اﻹﻋﺘﺒﺎر ﰲ ﻫﺬﻩ اﻟﺒﺤﺚ ﻣﻦ اﳌﺘﺎﺑﻌﺔ واﳌﺸﺎﻫﺪة ﳌﻌﺮﻓﺔ ﺣﺠﻴﺔ ﻫﺬﻩ اﻷﺣﺎدﻳﺚ ﻟﻴﻜﻮن ﺻﺎﳊﺔ ﻷدﻟﺔ اﳊﻜﻢ ﻷن اﳊﺪﻳﺚ ﻗﺪ ﻳﻜﻮن ﻣ ﺳﻼ ﰲ رواﻳﺔ ﻣﺎﻟﻚ وﻫﻮ ﻣﺘﺼﻼ ﰲ ﻛﺘﺎب آﺧﺮ و ﻗﺪ ﻳﻜﻮن ﻣﻨﻘﻄﻌﺎ ﰲ ر واﻳﺔ ﻣﺎﻟﻚ وﻫﻮ ﻣﺘﺼﻼ ﰲ ﻛﺘﺎب آﺧﺮ وﻏﲑ ذﻟﻚ. اﻟﻤﻔﺮدات: اﻹﻣﺎم ﻣﺎﻟﻚ، اﻟﺒﻼﻏﺎت، اﳌﺘﺎﺑﻊ، اﻟﺸﺎﻫﺪAbstrak Pada umumnya, dalam periwayatan sebuah hadis, ulama memiliki kekhususan tertentu yang tidak didapatkan dalam kitab hadis yang ditulis oleh ulama lainnya. Di antaranya adalah Imam Malik, di dalam kitabnya al- Muwaththa’, ditemukan hadis-hadis balâghât (hadis-hadis yang diawali dengan sighat tahammul “ ﺑـ” atau “ ﺑـ ﻧﱠﻪ أ) yang tidak didapatkan dalam kitab hadis lainnya. Hadis-hadis seperti ini ada yang marfû’ dan ada yang mauqûf, dan dalam segi kebersambungan sanad, hadis-hadis ini termasuk kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan kitab tersebut dibandingkan dengan kitab-kitab hadis yang lainnya. Oleh karena itu, kajian ini menggunakan metode I’tibâr (meneliti adanya hadis-hadis lain yang mendukung sebuah riwayat apakah riwayat tersebut terdapat dalam kitab yang sama atau dalam kitab yang lain). Dengan adanya kajian ini, dapat diketahui kehujjahan hadis-hadis balâghât dalam kitab al- Muwaththa’, apakah dapat dijadikan sandaran hukum atau tidak karena terkadang hadis riwayat Imam Malik derajatnya mursal, munqathi’ ataupun CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Ejournal UIN Imam Bonjol Padang

Transcript of HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq,...

Page 1: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

37

HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITABMUWATHTHA’ IMAM MALIK

HafizzullahDosen Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang

Email: [email protected]

التجريدبن أنس فالإمام مالك. ما لم توجد في كتاب غيرهاستعمل العلماء طريقة خاصة في رواية الحديث

تكون التحمل الأحاديث التي فهي (البلاغات من الأحاديثجدو تقد ففي في كتابه الموطاءمثلا رسول االله إلىكون مرفوعايقد من حيث المصدر ديث الحف.)"أنه بلغه"أو " بلغني"فيه بصيغة

قد يكون معلقا أو و ،على الصحابة رضوان االله عليهموقد يكون موقوفاصلى االله عليه وسلمفهذه كلها تؤثر على صحة الحديث وموقف الكتاب . من حيث اتصال السندمعضلا أو مرسلالمعرفة من المتابعة والمشاهدة طريقة الإعتبار في هذه البحث تاستعمللذلكو . بين كتب الحديث

في رواية مالك سلا ر لأن الحديث قد يكون مالحكملأدلةحجية هذه الأحاديث ليكون صالحة واية مالك وهو متصلا في كتاب آخر وغير وهو متصلا في كتاب آخر و قد يكون منقطعا في ر

.ذلكالإمام مالك، البلاغات، المتابع، الشاهد:المفردات

AbstrakPada umumnya, dalam periwayatan sebuah hadis, ulama memilikikekhususan tertentu yang tidak didapatkan dalam kitab hadis yang ditulisoleh ulama lainnya. Di antaranya adalah Imam Malik, di dalam kitabnya al-Muwaththa’, ditemukan hadis-hadis balâghât (hadis-hadis yang diawalidengan sighat tahammul “ بـلغني” atau “ أنه بـلغه”) yang tidak didapatkan dalam

kitab hadis lainnya. Hadis-hadis seperti ini ada yang marfû’ dan ada yangmauqûf, dan dalam segi kebersambungan sanad, hadis-hadis ini termasukkepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal.Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan kitabtersebut dibandingkan dengan kitab-kitab hadis yang lainnya. Oleh karenaitu, kajian ini menggunakan metode I’tibâr (meneliti adanya hadis-hadislain yang mendukung sebuah riwayat apakah riwayat tersebut terdapatdalam kitab yang sama atau dalam kitab yang lain). Dengan adanya kajianini, dapat diketahui kehujjahan hadis-hadis balâghât dalam kitab al-Muwaththa’, apakah dapat dijadikan sandaran hukum atau tidak karenaterkadang hadis riwayat Imam Malik derajatnya mursal, munqathi’ ataupun

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

Provided by Ejournal UIN Imam Bonjol Padang

Page 2: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

38 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016

mu’allaq, dan ketika dibandingkan dengan riwayat lain hadis tersebutmuttashil, sebingga hadis tersebut dapat dijadikan hujjah.

Kata kuci: Imam Malik, Balâghât, Mutâbi’, Syâhid.

Pendahuluan

Masa kekhalifahan Daulah BaniUmayyah merupakan masa di manapenulisan dan kodifikasi hadis mulaidigalakkan secara resmi (ashr al-kitâbah wa al-tadwîn). Dikatakan resmikarena penulisan dan kodifikasi inidilaksanakan atas perintah penguasayang sah pada saat itu dandisebarluaskan kepada seluruh jajaranpemerintahan. Khalifah Umar binAbdul Azîz (99 -102 H/717-720 M)merupakan tokoh yang berjasa besardalam penulisan dan pembukuan hadis.Atas dasar kekhawatiran akanmusnahnya hadis nabi danbercampuraduknya antara hadis Nabidengan hadis-hadis palsu, diamemerintahkan semua gubernur diwilayah kekuasaannya untuk menulisdan mengumpulkan hadis-hadis yangterdapat pada penghapal dan ulamahadis.

Kebijakan khalifah ini mem-berikan dampak positif, denganlahirnya banyak kitab dari buah tanganulama pada masa itu. Hasil kodifikasihadis yang dilakukan oleh Muhammadbin Shihâb al-Zuhrî (51–125 H) danAbû Bakar Muhammad bin ‘Amr binHazm dianggap sebagai kitab hadisyang pertama ada dalam sejarahpembukuan hadis. Namun karya keduaulama tersebut tidak dapat dijumpailagi pada masa ini. Setelah kedua tokohtersebut muncullah sejumlah ulamahadis yang menghimpun danmengkodifikasi hadis, sehingga lahirlahkitab-kitab hadis yang bervariasi jenisdan macamnya dilihat dari sistimatikapenyusunannya. Ciri-ciri kitab yang

terbit pada masa ini adalah masihbercampurnya hadis nabi dengan fatwasahabat atau tabi'in. Di antara kitab-kitab hadis yang merupakan hasilkodifikasi para ulama yang masih dapatdijumpai saat ini di antaranya kitab al-Muwaththa’ yang disusun oleh ImamMalik bin Anas (Al-Qaththan, 1992:35).

Al-Muwaththa’ adalah karyatermasyhur Imam Malik di antarasejumlah karyanya yang ada, yangmerupakan kitab hadis yang palingmu’tabar (terpercaya dan terkenal)pada zamannya. Kitab ini disusunketika dia berusia 51 tahun yakni padatahun 144 H/762 M atas permintaanKhalifah Abû Ja’far al-Manshûr dariDinasti Abbasiyah dan selesai padamasa al-Mahdî (775-785 M) (AbuZahrah, t.th. 228).

Dalam kitab ini, ditemukanbeberapa hadis yang penyandaranperiwayatan disampaikan denganshîghah al tahammul wa al adâ’ yangtidak didapati dalam kitab-kitab lain,melainkan hanya dalam kitab al-Muwaththa’ ini, yaitu periwayatan

Imam Malik dengan lafaz “بلغني” atau

dengan lafaz “ أنه بـلغه”. Para Ulamatelah mencoba menela’ah hadis-hadisyang diriwayatkan Imam Malik denganshîghah ini, yang kemudian dikenal

dengan istilah “بلغات الموطأ” dan adajuga ulama yang mengistilahkan

dengan “مرفوعات الإمام مالك” (Al-

Mundziri, 2008: 91).

Page 3: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

38 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016

Imam Malik Dan Kitab Al-Muwaththa’

Biografi Singkat Imam MalikImam Malik adalah Imam Dâr

al-Hijrah, nama lengkapnya AbuAbdillah Malik ibn Anas ibn Malik ibnAbi Amir ibn ‘Amr ibn al-Harits ibnGhaiman ibn Khutsail ibn ‘Amr ibn al-Harits.

Mengenai tahun kelahiranImam Malik, terdapat perbedaan pen-dapat di kalangan para sejarawan. Adayang menyatakan 90 H, 93 H, 94 H, 96H dan ada pula yang menyatakan 97 H.Tetapi pendapat yang paling populeradalah pendapat Yahya bin Bukairyaitu 93 H yaitu tahun wafatnya Anas,pembantu Rasulullah SAW., setelahdikandung ibunya selama tiga tahun(Al-Dzahabi, 1985: 55).

Imam Malik hidup selama 87tahun. Beliau hidup pada zamanUmayyah selama 40 tahun dan hidup dizaman Abbasiyah selama 47 tahun.Beliau sempat mengenali 9 khalifahUmayyah di antaranya: Walid binAbdul Malik, Sulaiman bin AbdulMalik, Umar bin Abdul Aziz, Yazidbin Abdul Malik, dan Hisyam binAbdul Malik. Ketika khalifah Umar binAbdul Aziz meninggal, Imam Malikmasih berusia 9 tahun. Sedangkankhalifah Abbasiyah yang masih sempatia jumpai ada lima khalifah yaitu: AbuAbbas Al-Sifah, Abu Ja‘far Al-Manshur, Al-Mahdy, Al-Hady danHarun Al-Rasyid. Beliau meninggalpada masa Harun Al-Rasyid (Al-Daqur, 1998: 15).

Sebagaimana tahun kelahiran-nya, ada beberapa versi tentang waktumeninggalnya Imam Malik. Ada yangberpendapat tanggal 11, 12, 13, 14bulan Rajab 179 H dan ada yangberpendapat 12 Rabi'ul Awwal 179 H.

Di antara pandangan yang palingbanyak diikuti adalah pendapat QadhiAbu Fadhl ‘Iyadh yang menyatakanbahwa Imam Malik meninggal padahari Ahad 12 Rabi'ul Awal 179 Hdalam usia 87 tahun, setelah selama 22hari menderita sakit. Beliaudikebumikan di kuburan Baqi'.Sebelum wafat, beliau berwasiat untukdikafani dengan pakaiannya yang putihdan dishalatkan di tempat me-ninggalnya (Al-‘Iyadh, 1965: 115).

Imam Malik belajar dari banyakguru, yaitu sekitar 900 orang (Al-Kahdalawi, 2003: 84). Di antaramereka adalah: Rabi’ah al-Ra’yi ibnAbi Abdi al-Rahman (wafat 136 H.)yang dikenal keahliannya dalam fikihdan Hadis, Abdurrahman ibn HurmuzAbu Bakar ibn Abdillah ibn Yazid(wafat 148 H.), Ibnu Syihab al-Zuhri(wafat 124 H.) yang dianggap sebagaitokoh yang mengkodifikasi hadis, Nafi’ibn Sarj Abu Abdillah al-DailamiMaula Abdillah ibn Umar, Ja’far ibnMuhammad ibn Ali ibn al-Husain ibnAli ibn Abi Thalib al-Madani (wafat148 H.) Ibnu al-Munkadir, dan lain-lain(Al-A’zami, 2004: 26).

Murid Imam Malik berjumlahsekitar 1000 orang yang mangambilHadits darinya. Di antaranya Ahmadibn Ismail Abu Huzafah al-Sahmi al-Madani, Hamad ibn Salamah, Khalidibn Makhlad al-Gatfani, Daud ibnAbdullah al-Ja’fari, Sufyan al-Tsauri,Sufyan ibn ‘Uyainah, Syu’bah ibn al-Hajaz, Abdullah ibn al-Mubarok, al-Laits ibn Sa’ad, Muhammad ibn Idrisal-Syafi’i, Waqi’ ibn al-Jarah, Yahyaibn Sa’id al-Anshari, anaknya Yahya,Yahya ibn Sa’id al-Qatthan, Abu‘Urwah al-Zubairi, dan putri ImamMalik yang bernama Ummu al-Banin,dan lain-lain (Al-A’zami, 2004: 39).

Page 4: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

Hafizhullah, Hadis-Hadis Balâghât Marfu’...39

Selain kitab al-Muwaththa’,Imam Malik juga memiliki banyakkarya lainnya, di antaranya adalah:Risâlah Ibn Wahab fi al Qadr, Kitâb fial Nujûm wa Hisâb Madâr Al Zamânwa Manâzil Al Qamar, Risâlah Malik fiAl Aqdhiyah, Risâlah ilâ Hârun AlRasyîd, Al Tafsîr li Gharîb al Quran,dan lain sebagainya (Al-A’zami, 2004:63).

Kitab al-Muwaththa’Pada awalnya, khalifah Abu

Ja’far al-Mansur, salah seorangkhalifah Abbasiyah, meminta ImamMalik menulis kitab ini untukdisebarluaskan di tengah-tengah ma-syarakat muslim dan selanjutnyadijadikan sebagai satu-satunyapedoman hukum negara dan acuan bagipara hakim untuk mengadili perkara-perkara yang diajukan kepada mereka,namun Imam Malik menolak tujuanyang diinginkan oleh khalifah tersebut,bahwa agar al-Muwaththa’ digunakansatu rujukan atau satu sumber sajadalam bidang hukum (Abu Zahrah, t.th.76).

Kitab al-Muwaththa’ merupakankitab hadis yang paling muktabar(terpercaya dan terkenal) padazamannya, bahkan sebelum munculkitab al-Jâmi' al-Shahîh (kumpulanhadis sahih) karya Imam al-Bukhari.

Al-Hafizh Shalah al-Dîn al-'Alâ'îsebagaimana dinukil al-Suyûthîmengatakan bahwa dalam riwayatkitab al-Muwaththa’ terdapat banyakperbedaan seperti mendahulukan,mengakhirkan, menambah atau me-ngurangi kata atau kalimat tertentu.Riwayat yang paling banyak tam-bahannya adalah riwayat Ibn Mush'ab.Menurut ibn Hazm, dalam riwayat IbnMush'ab terdapat kira-kira 100 hadistambahan dari kitab riwayat al-

Muwaththa’ pada umumnya. Begitujuga dalam riwayat Muhammad bin al-Hasan terdapat 175 hadis yangditambahkan dari jalur selain Malik(Abu Zahwa, 1378 H: 249).

Secara eksplisit, tidak adapernyataan yang tegas tentang metodeyang dipakai Imam Malik dalammenghimpun hadis-hadis dalamkitabnya al-Muwaththa’. Namun secaraimplisit, dengan melihat paparan ImamMalik dalam kitabnya, metode yangdipakai adalah metode pembukuanhadis berdasar klasifikasi hukum Islam(abwâb fiqhiyyah) dengan men-cantumkan hadis marfû' (berasal dariNabi), mauqûf (berasal dari sahabat)dan munqathi' (hadis yang sanadnyaterputus oleh salah satu peringkatrawi).

Di samping itu, juga bisa dilihatbahwa dalam menyusun kitabnya,Imam Malik menggunakan beberapakategori: kategori hadis-hadis yangdisandarkan kepada Nabi, atsar /fatwasahabat, fatwa tabi'in, ijma' ahliMadinah, dan pendapat Imam Maliksendiri.

Sebagaimana metode yangdigunakan, kitab al-Muwaththa disusundengan sistematika kitab fiqih, yakniberdasarkan pola yang diawali dengansebuah tema yang diikuti hadis,kemudian fatwa sahabat atau tabi'in.Terkadang Imam Malik juga menu-turkan perbuatan atau kesepakatanpenduduk madinah sesuai tema yangdiangkat dan menambahkan pen-dapatnya sendiri mengenai artilinguistik sebuah kata atau maksudsebuah kalimat (Abu Zahwa, 1378 H:246).

Imam al-Suyûthi menyatakanbahwa semua hadis yang diriwayatkanImam Malik dalam al-Muwaththaadalah shahih karena diriwayatkan dari

Page 5: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

40 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016

orang-orang terpercaya. Adapun hadis-hadis yang dianggap sebagaihadis mursal, mauqûf atau munqathi',al-Suyûthî berpendapat bahwa kebe-radaan hadis-hadis tersebut dalam al-Muwaththa’ telah diperkuat denganriwayat lain, sehingga semua hadistersebut menjadi sahih (Abu Zahwa,1378 H: 245). Bahkan banyak ulama'(di antara mereka ada yang hidupsezaman dengan Imam Malik) yangkemudian menyusun kitab hadis yangmenjelaskan tentang ittishâl-nya hadis-hadis yang dipandang munqathi' danmursal dalam kitab al-Muwaththa’seperti Sufyânain (Sufyan al-Tsaurî danSufyân bin Uyainah) dan Ibn Abî Dhi'b(Abu Zahwa, 1378 H: 246).

Al-Hâfizh Ibn ‘Abd al-Barrmenyatakan bahwa semua hadis yangdipandang mursal baik yangmenggunakan ungkapan "balaghani"atau ungkapan "’an al-tsiqati" (hanyadisandarkan pada seorang tsiqah)semuanya adalah musnad melalui jalurselain Imam Malik kecuali empat hadisyang tidak diketahui sanadnya (Al-Suyuthi, t.th.: 6).

Al-Muwaththa’ dikategorikansebagai kitab pertama yang kuatpenisbatannya tanpa adanya keraguan.Kitab ini dikategorikan sebagai tulisanpertama dalam permasalahan fiqih danhadis secara bersamaan, dimanamanusia pada masa sebelumnya lebihbanyak bersandar kepada hafalandaripada bersandar kepada sebuahkitab. Sementara dalam keilmuan,mereka lebih banyak bersandar kepadapendengaran dan penerimaan, danbukan kepada tulisan atau catatan.

Sejarah belum pernah mengenalsebuah catatan dalam permasalahanhadis dan fiqih, serta dibaca olehmanusia hingga sekarang ini yang lebihdahulu muncul daripada kitab al-

Muwaththa’. Periode Imam Malikmerupakan periode yang mem-butuhkankan penulisan, karena padamasa itu, banyak kelompok-kelompokpengikut hawa nafsu mulaimembukukan pendapat-pendapat me-reka dan mempertahankannya (Majid,2014: 258).

Di samping itu, kitab al-Muwaththa’ juga memiliki perananyang sangat besar untuk karangan-karangan setelahnya, terutama dari segimetode dan penyusunan hadis. Banyakpara ulama yang melakukan pe-ngumpulan hadis-hadis Nabi denganberpedoman pada metode yangdilakukan oleh Imam Malik dalamkitabnya al-Muwaththa’.

Kehujjahan Hadis-Hadis BalâghâtMarfu’ Dalam Kitab Al-Muwaththa’

Dalam meneliti kehujjahanhadis-hadis balâghât dalam kitab al-Muwaththa’ ini, maka penulis akanmengklasifikasikan pembahasan iniberdasarkan tiga kategori:Hadis-hadis balâghât yang memilikimutâbi’ dan syâhid dari kitabshahihaini sekaligus ditemukandalam kitab hadis yang lainnya.

Hadis hadis-hadis balâghâtyang memiliki mutâbi’ dan syâhid darikitab shahihaini sekaligus ditemukandalam kitab hadis yang lainnyabejumlah 17 hadis. Di antara hadis-hadis tersebut adalah:1) Hadis Pertama

مالك، عن ابن شهاب، عن أبي بكر بن بـلغني أن رسول االله : سليمان بن أبي حثمة؛ قال

صلى االله عليه وسلم ركع ركعتـين من إحدى فسلم من . صلاتي النـهار، الظهر أو العصر

Page 6: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

Hafizhullah, Hadis-Hadis Balâghât Marfu’...41

رجل من بني :له ذو الشمالين فـقال .اثـنتـين زهرة بن كلاب، أقصرت الصلاة يا رسول االله،

فـقال له رسول االله صلى االله عليه أم نسيت؟فـقال »ما قصرت الصلاة، وما نسيت؟«: وسلم

عض ذلك يا رسول قد كان ب ـ: له ذو الشمالين فأقـبل رسول االله صلى االله عليه وسلم على !االله

نـعم، : فـقالواأصدق ذو اليدين؟: الناس، فـقال فأتم رسول االله صلى االله عليه ]. يا رسول االله [

.وسلم، ما بقي من الصلاة، ثم سلم Hadis ini merupakan hadis

balaghât yang dimarfu’kan oleh AbuBakar bin Sulaiman kepada RasulullahSAW (Al-Madani, 2004: 129). Hadisini dijadikan Imam Malik sebagairiwayat pendukung terhadap dua hadissebelumnya, yang terdapat pada kitab:Shalat, bab: Mâ Yaf’alu Man Sallamafi Rak’ataini Sâhiyan. Adapun duahadis tersebut adalah:a. Hadis dari jalur Malik dari Ayyub

bin Abi Tamimah, dari Muhammadbin Sirin, dari Abu Hurairah (Al-Madani, 2004: 127).

b. Hadis dari jalur Malik dari Daudbin Hushain, dari Abu Sufyan, dariAbu Hurairah (Al-Madani, 2004:128).

Riwayat Imam Malik dari duajalur ini muttashil dan memiliki matanyang semakna yang sama denganriwayat Imam Malik dari jalur IbnuSyihab.

Di samping itu, riwayat ini jugadidukung oleh beberapa riwayat yangterdapat dalam beberapa kitab hadislainnya:a. Riwayat Al-Bukhâri, dari jalur

Abdullah bin Maslamah, dari Malikbin Anas, dari Ayyub bin AbiTamimah, dari Muhammad bin

Sirin dari Abu Hurairah (Al-Bukhari, 1987: 144).

b. Riwayat Muslim, dari jalur ‘AmruAl-Naqid dan Zuhair bin Harb, dariSufyan bin ‘Uyainah, dari Ayyub,dari Muhammad bin Sirin, dari AbuHurairah (Ibnu Hajjaj, t.th.: 403).

c. Riwayat Abu Daud, dari jalurMuhammad bin ‘Ubaid, dariHammad bin Zaid, dari Ayyub, dariMuhammad, dari Abu Hurairah(Al-Sijistaniy, t.th.: 264).

d. Riwayat Al-Tirmidzi, dari jalur Al-Anshari, dari Ma’nun, dari Malik,dari Ayyub bin Abi Tamimah, dariMuhammad bin Sirin, dari AbuHurairah (Al-Tirmidzi, 1975: 247).

e. Riwayat Al-Nasâi, dari dua jalur:1) Dari jalur Humaid bin

Mas’adah, dari Yazid binZurai’, dari Ibnu ‘Aun, dariMuhammad bin Sirin, dari AbuHurairah (Al-Nasâi, 1986: 20).

2) Dari jalur Muhammad binMaslamah, dari Ibnu Al-Qasim,dari Malik, dari Ayyub, dariMuhammad bin Sirin, dari AbuHurairah (Al-Nasâi, 1986: 22).Semua riwayat di atas memiliki

makna yang sama dengan hadis ImamMalik, karena periwayatan semua hadistersebut dengan riwayah bi Al-ma’na,seperti riwayat Al-Bukhâri, lafaz yang

dipakai: “ أن رسول الله صلى االله عليه وسلمdan pada riwayat ,”انصرف من اثـنتـين

Muslim: “ صلى بنا رسول االله صلى االله عليهوسلم إحدى صلاتي العشي، إما الظهر، وإما dan begitu juga ”العصر، فسلم في ركعتين،dengan riwayat lain, yang manasemuanya menceritakan peristiwaketika Nabi SAW pernah lupa dalamshalat. Gambaran ranji (silsilah) hadis:

Page 7: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

42 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016

Berdasarkan semua riwayattersebut, dapat diketahui bahwa semuajalur hadis tersebut berasal dari AbuHurairah, termasuk juga dua riwayatImam Malik dalam kitabnya. Padariwayat Al-Bukhâri, Muslim dan Al-Nasâi, disebutkan nama Imam Malikdalam jalur sanadnya, yang mana ImamMalik meriwayatkan hadis tersebut darijalur Ayyub bin Abi Tamimah.

Pada dasarnya hadis balâghâtMuwaththa’ Malik ini mursal,dikarenakan nama sahabat antara AbuBakar bin Sulaiman dengan RasulullahSAW tidak disebutkan, akan tetapidengan adanya dukungan dari berbagailiteratur, dapat diketahui bahwa AbuBakar bin Sulaiman tercatat sebagaimurid Abu Hurairah (Al-Mizzi, 1980:33). Dengan dukungan data tersebut,maka dapat diyakini bahwa sahabatyang tidak dijelaskan dalam sanadbalâghât Muwaththa’ Malik ini adalahAbu Hurairah.

Berdasarkan hal di atas, makahadis yang diriwayatkan Imam Malik

ini dapat diterima dan dikategorikansebagai hadis yang dapat dijadikanhujjah dengan memperhatikanbeberapa riwayat shahih yang menjadimutâbi’-nya, seperti riwayat Al-Bukhâri dan Muslim.

2) Hadis Kedua

بـلغني أن رسول : مالك، عن ابن شهاب قال عليه وسلم أخذ الجزية من مجوس االله صلى االله

وأن عمر بن الخطاب أخذها من .البحرين من مجوس فارس، وأن عثمان بن عفان أخذها

.البـربر Hadis ini merupakan hadis

balaghât yang dimarfu’kan oleh IbnuSyihab kepada Rasulullah SAW. Hadisini dijadikan Imam Malik sebagai hadisutama/pokok, yang terdapat pada kitab:Zakat, bab: Jizyah Ahli Kitab (Al-Madani, 2004: 395).

Riwayat ini telah didukung olehriwayat yang terdapat dalam beberapakitab hadis:a. Riwayat Al-Bukhâri, dari jalur Ali

bin Abdullah, dari Sufyan, dari‘Amran, dari Bajalah, dariAbdurrahman bin Auf (Al-Bukhari,1987: 96).

b. Riwayat Abu Daud, dari jalurMusaddad bin Musarhad, dariSufyan, dari Amru bin Dinar, dariBajalah, dari Abdurrhman bin Auf(Al-Sijistaniy, t.th.: 168).

c. Riwayat Al-Tirmidzi, dari jalurHusain bin Abi Kabasyah, dariAbdurrahman bin Mahdi, dariMalik bin Anas, dari Ibnu SyihabAl-Zuhri, Sâib bin Yazid (Al-Tirmidzi, 1975: 147).

d. Riwayat Ahmad bin Hanbal, darijalur Abdurrazzaq, dari Ibnu Juraij,dari Amru bin Dinar, dari Bajalah

رسول الله

هريـرة وأب

بن سيرين ا

ابن عون أيوب بن أبي تميمة

سفيان بن عيينة

يزيد ابن حماد بن زيدزريع

زهير بن حرب

حميد بن عمرو الناقدمسعدة

محمد بن عبيد

مسلم أبو داود

سفيان وأب

ن داود ب الحصين

بكر بن وأبسليمان

ابن شهاب

مالك بن أنس

ابن القاسم معن عبد الله بن مسلمة

محمد بن سلمة

الأنصاري البخاري

النسائى الترمذي

Page 8: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

Hafizhullah, Hadis-Hadis Balâghât Marfu’...43

dari Abdurrahman bin Auf (IbnuHanbal, 2001: 215).

Hadis ini diriwayatkan denganriwayah bi al-ma’na, karena di setiapriwayat memiliki perbedaan redaksi,namun semuanya mengacu pada maknayang sama, seperti Al-Bukhâri

meriwayatkan dengan redaksi “ أن رسولالله صلى االله عليه وسلم أخذها من مجوس dan ditempat lain Muslim ,”هجر

meriwayatkan dengan lafaz “ هم قبل منـGambaran.”الجزية silsilah hadis tersebut:

Berdasarkan semua riwayattersebut, dapat diketahui bahwa berasaldari Adurrahman bin Auf, Ibnu Abbasdan Saib bin Yazid. Pada riwayat Al-Tirmidzi, disebutkan nama ImamMalik dalam jalur sanadnya.

Dari jalur tersebut tergambarbahwa hadis balâghât Muwaththa’Malik ini mursal, dikarenakan namasahabat antara Ibnu Syihab Al-Zuhridengan Rasulullah SAW tidakdisebutkan.

Berdasarkan data dari kitab-kitab rijal seperti Tahdzîb Al-Kamal(Al-Mizzi, 1980: 103) dan SiyaruA’lâm (Al-Dzahabi, 1985: 327), makaIbnu Syihab Al-Zuhri yang memilikinama lengkap Muhammad bin Muslimbin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab

Al-Zuhri, tercatat sebagai murid dariSâib bin Yazid dan tidak tercatatsebagai murid Abdullah bin Abbas danAbdurrahman bin Auf.

Berdasarkan dukungan daririwayat Al-Tirmidzi, maka dapatdiasumsikan bahwa sahabat yang tidakdijelaskan dalam sanad balâghâtMuwaththa’ Malik ini adalah Sâib binYazid.

Dengan demikian, maka hadisriwayat Imam Malik ini dapat diterimadan dijadikan hujjah/pegangan denganmemperhatikan riwayat lain sebagaimutâbi’ dan syâhid-nya, yakni riwayatAl-Bukhâri.

3) Hadis Ketiga

مالك، عن إسماعيل بن أبي حكيم؛ أنه بـلغه أن ع امرأة من رسول االله صلى االله عليه وسلم، سم

هذه : فقيل له ؟فـقال من هذه . الليل تصليفكره ذلك . الحولاء بنت تـويت، لا تـنام الليل

رسول االله صلى االله عليه وسلم، حتى عرفت إن االله لا يمل حتى : ثم قال . الكراهية في وجهه

.م به طاقة اكلفوا من العمل ما لك . تملواHadis ini merupakan hadis

pendukung, yang terdapat dalam kitabShalat, bab: Mâ Jâa fi Shalâti Al-Laili.Hadis ini merupakan hadis balaghâtyang dimarfu’kan oleh Ismail bin AbiAl-Hakim kepada Rasulullah SAW(Al-Madani, 2004: 162), yang terdapatdalam semua riwayat kitab Al-Muwaththa’, kecuali hadis yangterdapat dalam kitab Al-Muwaththa’riwayat Abdullah bin Maslamah Al-Qa’nabiy, yang diriwayatkan secaramuttashil dari jalur Malik bin Anas,dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya,dari Aisyah ra (Al-Zurqaniy, 2003:427).

رسول الله عبد الرحمن بن

عوف ابن عباس

بجالة بن عبدة

وعمر سفيان

علي بن عبد الله

البخاري

د بن مسرهد مسد

أبو داود

السائب بن يزيد

الزهري بن أنسمالك

عبد الرحمن بن مهدي

الحسين بن أبي كبشة

ترمذيال

ابن جريج

عبد الرزاق

أحمد بن حنبل

Page 9: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

44 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016

Di samping itu, riwayat ini telahdidukung oleh riwayat yang terdapatdalam beberapa kitab hadis:a. Riwayat Al-Bukhâri, dari jalur

Muhammad bin Mutsanna, dariYahya dari Hisyam bin Urwah, dariAyahnya Urwah bin Zubair binAwwam, dari Aisyah (Al-Bukhari,1987: 17).

b. Riwayat Muslim, dari jalurHarmalah bin Yahya danMuhammad bin Salamah Al-Maradi, keduanya dari Ibnu Wahb,dari Yunus, dari Ibnu Syihab, dari‘Urwah bin Zubair, dari Aisyah(Ibnu Hajjaj, t.th.: 542).

c. Riwayat Al-Nasâi, dari jalurSyu’aib bin Yusuf, dari Yahya, dariHisyam bin Urwah, dari ayahnya,dari Aisyah (Al-Nasâi, 1986: 218).

d. Riwayat Ahmad bin Hanbal, darijalur Utsman bin Umar, dari Yunus,dari Al-Zuhri, dari Urwah, dariAisyah (Ibnu Hanbal, 2001: 202).

e. Riwayat Al-Thabrani, dari jalurAbdullah bin Ahmad bin Hanbal,dari Muhammad bin Abi Bakr Al-Muqaddami, dari Humaid bin Al-Aswadi, dari Dhahhak bin Utsman,dari Ismail bin Abi Hakîm, dari Al-Qasim bin Muhammad bin AbiBakr Shiddiq, dari Aisyah (Al-Thabrani, t.th.: 325).

Secara umum, lafaz dalamriwayat selain Imam Malik memilikisedikit perbedaan dengan lafaz ImamMalik, seperti Al-Bukhâri, Al-Nasâi

dan Al-Thabrani dengan lafaz “ فـوالله لاdan Muslim dan ,”يمل الله حتى تملوا

Ahmad dengan lafaz “ فواالله لا يسأم االله.”حتى تسأمو Akan tetapi, semua riwayat

di atas menguatkan makna hadis yangterdapat dalam riwayat Imam Malik.

Berikut gambaran silsilah ranjigabungan hadis tersebut:

Pada dasarnya hadis yangdiriwayatkan dalam kitab Al-Muwaththa’ tidaklah munqathi’,dikarenakan hadis tersebut berasal darisalah seorang sahabat Nabi yangnamanya tidak dijelaskan dalam sanadtersebut dengan menggunakan lafaz

Dengan demikian, hadis .”فقيل له “riwayat Imam Malik ini tergolongmursal.

Berdasarkan keempat riwayattersebut, dapat diketahui bahwa hadistersebut berasal dari Aisyah (istriRasulullah SAW).

Pada riwayat jalur Al-Thabrani,disebutkan nama guru Imam Malik,

النبي

عائشة

القاسم بن محمد

بن إسماعيل أبي حكيم

الضحاك بن عثمان

حميد بن الأسود

محمد بن أبي بكر

عبد الله بن أحمد

لطبرانيا

مالك بن أنس

عروة بن الزبير

هشام ابن شهاب

يحيى يونس

شعيب بن يوسف

محمد بن المثـنى

ابن وهب عثمان بن عمر

النسائي البخار ي

محمد بن سلمة

حرملة بن يحيى

أحمد

مسلم

Page 10: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

Hafizhullah, Hadis-Hadis Balâghât Marfu’...45

yaitu Ismail bin Abi Hakîm yangmenerima hadis dari Al-Qasim binMuhammad dari Aisyah. Berpedomanpada semua jalur sanad, dapatdiasumsikan bahwa sahabat yang tidakdisebutkan namanya dalam sanad

Imam Malik ”فقيل له “ ini adalah

Aisyah.Yang menjadi persoalan dalam

jalur Imam Malik ini adalah keter-putusan sanad antara Ismail bin Abi Al-Hakim dan Aisyah. BerdasarkanRiwayat Al-Thabrani di atas, yangmenjadi guru Ismail bin Abi Al-Hakim,adalah: Al-Qasim bin Muhammad binAbi Bakr Shiddiq.

Ketika semua jalur diga-bungkan, maka dapat diketahui bahwaada dua nama perawi yang menjadimurid Aisyah ra., yaitu Al-Qasim binMuhammad bin Abi Bakr Shiddiq danUrwah bin Zubair bin Awwam, yangmana dalam kitab rijal dijelaskanbahwa keduanya merupakan guru dariIsmail bin Abi Al-Hakim (Al-Mizzi,1980: 64).

Hal ini memberikan ke-mungkinan, bahwa Ismail bin Abi Al-Hakim selain menerima hadis ini dariAl-Qasim bin Muhammad (seba-gaimana dinampakkan dalam jalur Al-Thabrani), juga menerima hadis darigurunya Urwah bin Zubair.

Oleh karena itu, hadis yangdiriwayatkan Imam Malik dalammasalah ini dapat diterima dandijadikan hujjah dengan mem-perhatikan jalur lain yang shahih danmuttashil yang menjadi mutâbi’-nya.

4) Hadis Keempat

عت مالكا يـقول : قال يحيى وأنا أكره أن : سمهب لأنه بـلغني أن يـلبس الغلمان شيئا من الذرسول االله صلى االله عليه وسلم نـهى عن تختم

هم الذهب فأنا أكرهه للرجال، للكبير منـ.صغير وال

Hadis ini merupakan hadisbalaghât yang dimarfu’kan langsungoleh Imam Malik kepada RasulullahSAW. Hadis ini dijadikan Imam Maliksebagai hadis utama/pokok, yangterdapat pada kitab: Libâs, bab: Mâ Jâfi Lubsi Al-Tsiyâbi Al-Musbaghah waAl-Dzahab (Al-Madani, 2004: 1338).

Riwayat ini telah didukung olehriwayat yang terdapat dalam beberapakitab hadis:a. Riwayat Al-Bukhâri, dari jalur

Muhammad bin Bassyar, dariGhundzar, dari Syu’bah, dariQatadah, dari Nadhr bin Anas, dariBasyir bin Nahik, dari AbuHurairah (Al-Bukhari, 1987: 155).

b. Riwayat Muslim, dari jalurUbaidillah bin Mu’adz, dariAyahnya, dari Syu’bah, dariQatadah, dari Nadhr bin Anas, dariBasyir bin Nahik, dari AbuHurairah (Ibnu Hajjaj, t.th.: 1654).

Kedua riwayat ini memilikilafaz yang berbeda dengan riwayatImam Malik. Pada riwayat Al-Bukhâridan Muslim terdapat lafaz yang sama

yaitu: “ نـهى عن خاتم الذهب”, sedangkanpada riwayat Imam Malik

menggunakan lafaz “ نـهى عن تختمMeskipun adanya perbedaan .”الذهب redaksi matan, namun maksud darisemua riwayat tersebut sama, yaitularangan tentang memakai cincin emasbagi laki-laki.

Berikut gambaran silsilah ranjigabungan hadis tersebut:

Page 11: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

46 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016

Berdasarkan kedua riwayattersebut, dapat diketahui bahwa hadistersebut berasal dari Abu Hurairah.Hadis balâghât Muwaththa’ Malik initergolong pada hadis mu’allaq,dikarenakan Imam Malik tidakmenyebut satupun nama rawi dalamsanad hadis tersebut.

Di antara nama-nama rawiyang terdapat pada jalur Al-Bukhâridan Muslim, tercatat bahwa Syu’bahbin Al-Hajjaj (Al-Mizzi, 1980: 484)merupakan sahabat sekaligus muriddari Imam Malik. Al-Dzahabi dalamSiyaru A’lâm menjelaskan bahwa diantara keutamaan Syu’bah bin Al-Hajjaj, adalah adanya Imam Malikmeriwayatkan hadis darinya, akantetapi hal tersebut sangat jarang (Al-Dzahabi, 1985: 205).

Kemungkinan adanya ImamMalik meriwayatkan hadis ini dariSyu’bah bin Al-Hajjaj sangatlah kecil,meskipun demikian, hal ini tidakmenutup kemungkinan terjadinyaperiwayatan hadis tersebut antara ImamMalik dan Syu’bah.

Oleh karena itu, hadis tentangpengharaman laki-laki memakai cincinemas yang diriwayatkan Imam Malikdapat diterima dan dijadikan hujjah

dengan memandang jalur lain sebagaimutâbi’, yakni jalur Al-Bukhâri danMuslim.

5) Hadis Kelima

مالك، عن أبي النضر، مولى عمر بن عبـيد االله؛ أنه بـلغه أن رسول االله صلى االله عليه وسلم قال

فـقال أبو »هؤلاء أشهد عليهم «: لشهداء أحد يق : بكر الصد . م؟ألسنا، يا رسول االله، بإخوا

وجاهدنا، كما جاهدوا؟. أسلمنا، كما أسلموا؟. بـلى«: فـقال رسول االله صلى االله عليه وسلم

فـبكى : قال . »ولكن لا أدري ما تحدثون بـعديأئنا لكائنون بـعدك؟: ثم قال . أبو بكر، ثم بكى

Hadis ini merupakan hadisbalaghât dengan sanad mursal, yangdimarfu’kan oleh salah seorang tabi’in,yaitu Abu Nadr Salim bin AbiUmayyah (Maula Umar bin Ubaidillah)kepada Rasulullah SAW (Al-Mizzi,1980: 6). Imam Malik menempatkanhadis ini sebagai hadis pendukung padakitab: Al-Jihâd, bab: Al-Syuhadâu fiSabilillah (Al-Madani, 2004: 657).

Hadis ini didukung olehbeberapa riwayat:a. Riwayat Al-Bukhâri, dari jalur

Abdullah bin Yusuf, dari Al-Laitsi,dari Yazid bin Abi Habib, dari AbiAl-Khair, dari ‘Uqbah bin ‘Amir(Al-Bukhari, 1987: 91).

b. Riwayat Muslim, dari jalurQutaibah bin Sa’id, dari Al-Laitsi,dari Yazid bin Abi Habib, dari AbiAl-Khair, dari ‘Uqbah bin ‘Amir(Ibnu Hajjaj, t.th.: 1795).

Kedua riwayat di atas memilikiperbedaan lafaz dengan riwayat ImamMalik, pada riwayat Imam Malik

digunakan lafaz “ هؤلاء أشهد عليهم”,sedangkan pada riwayat Al-Bukhâri

رسول االله

هريـرة وأبي ك بشير بن

النضر بن أنس

بن دعامة قـتادة

بن الحجاجشعبة

محمد بن جعفر غندر معاذ

عبيد االله بن معاذ

مسلم

د بن بشار محم

البخاري

مالك بن أنس

Page 12: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

Hafizhullah, Hadis-Hadis Balâghât Marfu’...47

dengan lafaz “ أنا شهيد على هؤلاء يـومdan pada riwayat Muslim ,”القيامة menggunakan lafaz yang sama dengan

lafaz Imam Malik, yaitu “ هؤلاء أشهدSemua lafaz .”عليهم pada semua

riwayat ini mengacu pada makna yangsama, yang menegaskan bahwaRasulullah SAW menjadi saksi bagisyuhadâ perang Badar pada hari kiamatnanti.

Berikut gambaran silsilah ranjigabungan hadis tersebut:

Berdasarkan kedua hadistersebut, dapat diketahui bahwa hadistersebut diriwayatkan secara muttasildari jalur ‘Uqbah bin Amir.

Ketika ditelusuri kitab-kitabrijal seperti al-tahdzîb (Al-Mizzi, 1980:128) dan al-siyaru (Al-Dzahabi, 1985:189) mengenai guru Imam Malik ini(Abu Nadr), tidak ditemukan databahwa dia tercatat sebagai murid dariUqbah bin Amir. Namun kedua riwayatini mendukung jalur Imam Malik,meskipun dalam kedua jalur ini tidakdisertakan nama Imam Malik maupunnama gurunya Abu Nadr. SebagaimanaAbu ‘Amir bin Abdil Bar mengatakan:“Hadis ini diriwayatkan secara mursaldi semua riwayat kitab Al-Muwaththa’,

namun makna hadis tersebut shahih”(Abdil Bâr, 1387 H: 228).

Jadi, riwayat Imam Malikmengenai kesaksian Rasulullah SAWterhadap syuhadâ Badar ini dapatditerima dan dijadikan hujjah/pegangandengan memperhatikan riwayat lainsebagai mutâbi’-nya, yakni riwayat Al-Bukhâri dan Muslim.

Hadis-hadis balâghât yang tidakmemiliki mutâbi’ dan syâhid dari kitabShahihaini, akan tetapi ditemukandalam kitab hadis ashhâb Al-sunan dankitab hadis yang lainnya.

Hadis-hadis balâghât yangtidak memiliki mutâbi’ dan syâhid darikitab Shahihaini, akan tetapi ditemukandalam kitab hadis ashhâb al-sunan dankitab hadis yang lainnya bejumlah 14hadis. Di antara hadis-hadis tersebutadalah:

1) Hadis Pertama

لقد بـلغني : مالك، عن يحيى بن سعيد؛ أنه قال أن رسول االله صلى االله عليه وسلم، كان يولم

ز، ولا لحم .بالوليمة، ما فيها خبـHadis ini merupakan hadis

balaghât yang dimarfu’kan Yahya binSa’id kepada Rasulullah SAW (Al-Madani, 2004: 784). Hadis ini adalahhadis pendukung yang terdapat padakitab: Nikah, bab: Mâ Jâ fi Al-Walîmah.

Riwayat ini telah didukung olehriwayat yang terdapat dalam beberapakitab hadis:a. Riwayat Ibnu Majah dari jalur

Zuhair bin Harb, dari Sufyan, dariAli bin Zaid, dari Anas bin Malik(Ibnu Majah, 2009: 99).

b. Riwayat Ahmad bin Hanbal darijalur Bahz, dari Sulaiman bin Al-Mughirah, dari Tsabit, dari Anas

رسول االله

عقبة بن عامر

الخيروأب

يزيد بن أبي حبيب

ليثال

عبد الله بن يوسف قتيبة بن سعيد

البخاري مسلم

سالم بن أبى أميةالنضر وأب

مالك بن أنس

Page 13: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

48 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016

bin Malik (Ibnu Hanbal, 2001:325).

Kedua hadis tersebut men-dukung riwayat Imam Malik ini secaramakna, dikarenakan antara lafazriwayat Imam Malik dengan IbnuMajah memiliki perbedaan, adapundalam riwayat Ibnu Majah

menggunakan lafaz: “ شهدت للنبي صلىز االله عليه وسلم وليمة، ما فيها لح م ولا خبـ ”,

meskipun Ibnu Majah memilikiperbedaan lafaz yang mengindikasikanadanya maqlûb, namun makna kedualafaz tersebut sama, yaitu meniadakanadanya daging dan roti dalam walimahRasulullah SAW tersebut.

Adapun riwayat Ahmad binHanbal, memiliki lafaz yang jauhberbeda dengan Imam Malik, namunmaknanya juga masih mendukungriwayat Imam Malik.

Berdasarkan kedua riwayattersebut, dapat diketahui bahwa hadistersebut berasal dari Anas bin Malik.Hadis ini adalah hadis mursal yangtergolong pada tsulâtsiyât Imam Malik,karena guru Imam Malik (Yahya binSa’id Al-Anshari) termasuk sighârtabi’in yang sempat bertemu danberguru kepada Anas bin Malik (Al-Dzahabi, 1985: 468).

Jadi, berdasarkan data tersebut,berkemungkinan sahabat yang tidak

disebutkan dalam sanad Imam Malikadalah Anas bin Malik.

Syaikh Al-Albâni menilairiwayat Ibnu Majah sebagai hadis yangshahih (Ibnu Majah, t.th.: 615). Dengandemikian, maka hadis riwayat ImamMalik ini dapat diterima dan dijadikanhujjah/pegangan dengan memper-hatikan riwayat Ibnu Majah danAhmad sebagai mutâbi’-nya.

2) Hadis Kedua

مالك عن يحيى بن سعيد، عن سعيد بن بـلغني أن رسول االله صلى : المسيب؛ أنه قال

يـقال له . االله عليه وسلم قال لرجل من أسلم يا هزال، لو ستـرته بردائك لكان خيرا «: هزال .»لك

Hadis ini terdapat dalam kitab:Al-Rajmu wa Al-Hudûd, bab: Mâ Jâa fiAl-Rajmi (Al-Madani, 2004: 1198), dandijadikan sebagai hadis pendukungterhadap hadis sebelumnya.

Hadis ini merupakan hadisbalaghât dengan sanad mursal, karenaSa’id bin Musayyab termasuk sayyidulal-tâbi’în pada masanya (Al-Dzahabi,1985: 218). Riwayat ini telah didukungoleh riwayat yang terdapat dalambeberapa kitab hadis:a. Riwayat Abu Daud, dari jalur

Musaddad, dari Yahya, dariSufyan, dari Zaid bin Aslam, dariYazid bin Nu’aim, dari ayahnyaNu’aim bin Hazzal Al-Aslami (Al-Sijistaniy, 2009: 134).

b. Riwayat Al-Nasâi dalam Al-SunanAl-Kubrâ, dari jalur Muhammadbin Basyar, dari Abdurrhman, dariSufyan, dari Zaid bin Aslam, dariYazid bin Nu’aim, dari ayahnyaNu’aim bin Hazzal Al-Aslami (Al-Nasâi, 1986: 461).

رسول االله

أنس بن مالك

لي بن زيد ع

سفيان

ر بن حرب زهيـ

ابن ماجه

ثابت

سليمان بن المغيرة

بـهز

بن حنبلأحمد

يحيى بن سعيد

مالك بن أنس

Page 14: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

Hafizhullah, Hadis-Hadis Balâghât Marfu’...49

c. Riwayat Ahmad bin Hanbal, darijalur Abdurrahman bin Mahdi, dariSufyan, dari Zaid bin Aslam, dariYazid bin Nu’aim, dari ayahnyaNu’aim bin Hazzal Al-Aslami(Ibnu Hanbal, 2001: 218).

Gambaran sanad hadis tersebut:

Berdasarkan kedua riwayattersebut, dapat diketahui bahwa hadistersebut berasal dari Nu’aim binHazzal. Hadis ini menceritakan tentangseseorang yang bernama Mâiz binMalik melakukan perbuatan zinadengan istri Hazzal (tetangga Mâiz binMalik) pada masa Rasulullah,kemudian Hazzal diperintahkan olehRasulullah untuk merajam Mâiz binMalik, yang kemudian kisah inidiceritakan oleh anaknya Hazzal(Nu’aim bin Hazzal).

Pada riwayat Imam Malik tidakdisebutkan nama sahabat yang di-mursal-kan oleh Sa’id bin Musayyab.Dikarenakan Sa’id bin Musayyab tidaktercantum sebagai murid Nu’aim binHazzal. Meskipun Nu’aim bin Hazzalmerupakan sahabat Nabi, namun dalamperiwayatan, yang tercatat sebagaimuridnya hanya anaknya Yazid binNu’aim, dan hanya satu hadis ini saja

yang diriwayatkannya (Al-Mizzi, 1980:469).

Di samping itu, ketika jalurperiwayatan Abu Daud, Al-Nasâi danAhmad bin Hanbal diteliti, maka jugaditemukan perawi yang tercatat sebagaiguru Imam Malik, yaitu Zaid binAslam (Al-Dzahabi, 1985: 55).Meskipun Imam Malik hanyameriwayatkan hadis ini dari gurunyaYahya bin Sa’id dalam kitab Al-Muwaththa’, namun ada kemungkinanImam Malik juga meriwayatkan hadistersebut dari Zaid bin Aslam.

Oleh karena itu, meskipun tidakdiketahui nama sahabat yang di-mursal-kan oleh Sa’id bin Musayyab,namun riwayat Imam Malik ini telahdikuatkan oleh tiga riwayat yangmuttashil tersebut.

Mengenai kualitas riwayatpendukung tersebut, Syu’aib Al-Arnauth yang mentahqiq Sunan AbiDaud dan Musnad Ahmad, menilaihadis riwayat Abu Daud ini shahihlighairih dengan sanad yang hasan (Al-Sijistaniy, t.th.: 134), begitu jugadengan hadis riwayat Ahmad (IbnuHanbal, 2001: 219), sedangkan Al-Albâni menilai hadis riwayat AbuDaud ini sebagai hadis yang dha’if (Al-Sijistaniy, 2009: 134).

Dengan demikian, hadis-hadisyang menjadi penguat dalam masalahini hanya mencapai derajat shahihlighairih, yang pada dasarnya bisadijadikan pegangan. Oleh karena itu,riwayat Imam Malik ini bisa diterimadan dijadikan hujjah denganmemandang beberapa riwayat tersebutsebagai syâhid-nya.

3) Hadis Ketiga

رسول االله

نعيم بن هزال الأسلمى

يزيد بن نـعيم

بن أسلم زيد

سفيان

يحيى

مسدد

أبو داود

عبد الرحمن بن مهدي

أحمد بن حنبل د بن بشار محم

النسائي

بن المسيب سعيد

يحيى بن سعيد

مالك بن أنس

Page 15: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

50 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016

رسول االله صلى االله عليه مالك؛ أنه بـلغه أن وسلم كان يـقول إذا أنشأت بحرية، ثم

.تشاءمت؛ فتلك عين غديـقة Hadis ini merupakan hadis

balaghât dengan sanad mu’allaq (IbnuAtsir, 1873:213), yang dimarfu’kanoleh Imam Malik kepada RasulullahSAW. Hadis ini terdapat dalam kitab:Al-Istisqâ, bab: Mâ Jâa fi Istimthâr biAl-Nujûm (Al-Madani, 2004: 122),sebagai hadis pendukung riwayatsebelumnya.

Hadis ini tidak ditemukandalam kitab hadis manapun, dan jugatidak ada yang semakna dengan hadisini kecuali sebuah hadis yangdiriwayatkan oleh Imam Syafi’i dalamkitab Al-Um (As-Syafi’I, 1990:291):

إسحاق ، عنإبراهيم بن محمد بن أبي يحيىعن: أن النبي صلى االله عليه وسلم قالبن عبد االله

، ثم استحالت شآمية، فهو إذا نشأت بحرية.أمطر لها

Gambaran sanad hadis tersebutadalah sebagai berikut:

Mengenai kualitas riwayat ini,para ulama menilai riwayat ImamSyafi’i ini sebagai riwayat yang lemah.Hal ini dikarenakan salah satu di antaradua orang perawi tersebut (Ibrahim binMuhammad bin Abi Yahya) dinilai

lemah dan tidak bisa dijadikan hujjah(Al-Zurqaniy, 2003: 655).

Di antara bentuk kritikan ulamaterhadap Ibrahim bin Muhammad binAbi Yahya adalah:a) Sufyan bin Abdil Malik

mengatakan: “Saya bertanyakepada Ibnu Mubarak, kenapakamu meninggalkan hadis Ibrahimbin Abi Yahya? Maka diamenjawab: “Dia adalah orang yangterang-terangan mengingkari qadar(qadariyah), dan dia termasukorang-orang yang suka me-mudallaskan hadis” (Al-Dzahabi,1985: 412).

b) Ibrahim bin Muhammad bin‘Ar’arah berkata: “Saya mendengarYahya Al-Qatthan mengatakan:Saya pernah bertanya kepada Maliktentang Ibrahim bin Abi Yahya,apakah dia termasuk orang yangtsiqah dalam hadis? Malikmenjawab: Tidak, bahkan (dia tidaktsiqah) dalam agamanya sendiri”(Al-Dzahabi, 1985: 412).

c) Ahmad bin Hanbal meriwayatkandari Mu’thi dari Yahya bin Sa’idmengatakan: “Kami menuduhIbrahim bin Abi Yahya sebagaiorang yang pendusta.” KemudianAhmad mengatakan: “Dia seorangyang termasuk Qadariyah danJahmiyah, semua masalah ada padadirinya, tinggalkan hadisnya, akantetapi ayahnya orang yang tsiqah”(Al-Dzahabi, 1985: 412).

Adapun Ishaq bin Abdullahyang merupakan anak dari salah salahseorang sahabat Rasulullah SAW (AbuThalhah Zaid bin Sahl) yang belajarpada pamannya Anas bin Malik,termasuk orang yang tsiqah (Al-Dzahabi, 1985: 209).

Oleh karena riwayat yangmendukung tersebut juga dikategorikan

رسول االله

إسحاق بن عبد الله

إبراهيم بن محمد بن أبي يحيى

الشافعي مالك بن أنس

Page 16: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

Hafizhullah, Hadis-Hadis Balâghât Marfu’...51

sebagai riwayat yang lemah, makariwayat Imam Malik ini tidak dapatdijadikan hujjah.

4) Hadis Keempat

مالك، عن يحيى بن سعيد؛ أنه بـلغه أن رسول : االله صلى االله عليه وسلم كان يدعو فـيـقول

صباح، وجاعل الليل سكنا، « اللهم فالق الإين، والشمس والقمر حسبانا، اقض عني الد

وأمتعني بسمعي، وبصري، . ني من الفقر وأغن .»وقـوتي، في سبيلك

Hadis ini merupakan hadisbalaghât yang dimarfu’kan oleh guruImam Malik, Yahya bin Sa’id kepadaRasulullah SAW., yang terdapat dalamkitab: Al-Quran, bab: Mâ Jâa fi Al-Duâ’ sebagai hadis pendukung (Al-Madani, 2004: 297). Periwayatan hadisini tidak ditemukan dalam kitab-kitabhadis lainnya, melainkan ditemukansatu riwayat oleh Ibnu Abi Syaibah dariAbu Khalid Al-Ahmar, dari Yahya binSa’id dari Muslim bin Yasâr (AbuSyaibah, 1409 H: 24).

ثـنا أبو خالد، ثـناحد يحيى بن سعيد، عن حدكان من دعاء النبي صلى االله : مسلم بن يسار

صباح، وجاعل «: عليه وسلم اللهم فالق الإالليل سكنا، والشمس والقمر حسبانا، اقض

ين، ع من الفقر، ومتـعني بسمعي واغنني ني الد»وبصري، وقـوتي في سبيلك

Dari riwayat tersebut, dapattergambar jalur sanad sebagai berikut:

Pada jalur di atas, ditemukannama Yahya bin Sa’id Al-Anshari.Sebagaimana yang telah dijelaskansebelumnya, bahwa Yahya bin Sa’idAl-Anshari termasuk ke dalam nama-nama guru Imam Malik (Al-Dzahabi,1985: 468), dan Abu Khalid Al-Ahmar(Al-Mizzi, 1980: 395) tercatat sebagaimurid Yahya bin Sa’id.

Berdasarkan data tersebut, adakemungkinan Imam Malik meri-wayatkan hadis tersebut dari gurunyaYahya bin Sa’id. Namun riwayat IbnuAbi Syaibah ini dinilai mursal,dikarenakan Muslim bin Abi Maryam(yang lebih dikenal dengan Muslim binYasâr Al-Madani) menjadi sumberriwayat ini adalah seorang tabi’in (Al-Mizzi, 1980: 541).

Oleh karena itu, dapat diketahuibahwa hadis yang berkenaan denganmasalah ini (termasuk riwayat ImamMalik) adalah dha’if, karena tidakdidukung oleh satupun riwayat yangshahih.

5) Hadis Kelima

، أنه قال مال يلي بـلغني : ك، عن ثـور بن زيد الدا دار : أن رسول االله صلى االله عليه وسلم قال أيم

أو أرض قسمت في الجاهلية فهي على قسم .الجاهلية

Hadis ini merupakan hadisbalaghât dengan sanad mursal, yangdimarfu’kan oleh Tsauri bin Zaid

رسول االله

يسار مسلم بن

يحيى بن سعيد

أبو خالد

أبو بكر بن أبي شيبة

مالك بن أنس

Page 17: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

52 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016

kepada Rasulullah SAW (Al-Madani,2004: 1081). Imam Malik menjadikanhadis ini sebagai hadis utama dalamkitab: Al-Aqdhiyah, bab: Al-Qadhâ fiQism Al-Amwâl.

Riwayat ini telah didukung olehriwayat yang terdapat dalam beberapakitab hadis:a. Riwayat Abu Daud, dari jalur

Hajjaj bin Abi Ya’qub, dari Musabin Daud, dari Muhammad binMuslim, dari Amru bin Dinar, dariAbu Sya’tsa, dari Ibnu Abbas (Al-Sijistaniy, 2009: 126).

b. Riwayat Ibnu Majah dari jalur Al-Abbas bin Ja’far, dari Musa binDaud, dari Muhammad bin Muslim,dari Amru bin Dinar, dari AbuSya’tsa, dari Ibnu Abbas (IbnuMajah, 2009: 537).

Kedua riwayat tersebutmemiliki sedikit perbedaan lafazdengan riwayat Imam Malik, yaitu

adanya perbedaan lafaz “ قسم كل قسم، في الجاهلية فـهو على ما قسم له، وكل قسم سلام سلام فـهو على قسم الإ dan ,”أدركه الإ

Imam Malik dengan lafaz “ ا دار أو أيمأرض قسمت في الجاهلية فهي على قسم ,Meskipun demikian .”الجاهلية kedua

riwayat di atas mendukung maknahadis yang diriwayatkan Imam Malik.

Berikut gambaran silsilah ranjigabungan hadis tersebut:

Berdasarkan kedua riwayattersebut, dapat diketahui bahwa hadistersebut berasal dari Abdullah binAbbas. Tercatat dalam kitab rijâl,bahwa Tsauri bin Zaid tergolong padakibâr atbâ al-tâbi’în yang bergurukepada Abdullah bin Abbas, akantetapi tidak bertemu lansung (Al-Mizzi,1980: 416). Berdasarkan hal ini,kemungkinan nama sahabat yang tidakdisebutkan dalam sanad Imam Malikadalah Abdullah bin Abbas.

Syaikh Al-Albâni menilairiwayat Abu Daud sebagai hadis yangshahih (Al-Sijistaniy, t.th.: 126), danSyu’aib Al-Arnauth menilai riwayatAhmad bin Hanbal sebagai hadis hasan(Ibnu Hanbal, 2001: 537). Dengandemikian, riwayat Imam Malik inidapat diterima dan dijadikan pegangandengan memandang riwayat Abu Daudsebagai mutâbi’-nya yang shahih danmuttashil.

Hadis-hadis balâghât yang tidakmemiliki mutâbi’ dan syâhid dari kitabhadis manapun juga (hadis-hadis yangmana hanya Imam Malik saja yangmeriwayatkannya).

Hadis-hadis balâghât yangtidak memiliki mutâbi’ dan syâhid dari

رسول االله

ابن عباس

جابر بن الشعثاء وأبزيد البصرى

عمرو بن دينار

د بن مسلم محم

موسى بن داود

حجاج بن أبي يـعقوب اس بن جعفر العب

أبو داود ابن ماجه

يلي ثـور بن زيد الد

مالك بن أنس

Page 18: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

Hafizhullah, Hadis-Hadis Balâghât Marfu’...53

kitab hadis manapun juga (hadis-hadisyang mana hanya Imam Malik sajayang meriwayatkannya) hanya terdapatdua hadis saja, yaitu:

1) Hadis Pertama

عليهاالله مالك، أنه بـلغه؛ أن رسول االله صلى »إني لأنسى أو أنسى لأسن «: وسلم قال

Hadis ini merupakan hadisbalaghât yang dimarfu’kan langsungoleh Imam Malik kepada RasulullahSAW., dan dijadikan sebagai hadispendukung pada kitab: Al-Sahwu, bab:Al-‘Amalu fi Al-Sahwi (Al-Madani,2004: 138).

Ibnu Abdil Bâr mengatakan,bahwa hadis ini hanya ditemukandalam riwayat Imam Malik dalam Al-Muwaththa’-nya, dan tidak ditemukandalam kitab hadis manapun, baik secaramusnad maupun secara mursal (Al-Zurqaniy, 2003: 368).

Mengenai kedudukan hadis ini,ketika menjelaskan hadis tentanglupanya Rasulullah SAW pada saatshalat Zuhur atau Ashar, Ibnu Hajar

Al-Asqalani menilai hadis ini ( إني لأنسىsebagai hadis yang tidak (أو أنسى لأسن

memiliki dasar, beliau mengatakandalam Fathu Al-Bâri (Al-Asqalaniy,1379 H: 101):

بأن حديث إني لا أنسى لا أصل له فإنه من وصولة بـعد بلاغات مالك التي لم توجد م

البحث الشديد Menanggapi penilaian Ibnu

Hajar ini, Muhammad bin Abdil BaqiAl-Zurqâni dalam syarahnya

mengatakan bahwa: ( لا أصل له) yang

dimaksudkan Ibnu Hajar adalah maknahadis ini bisa dijadikan hujjah/pegangan. Hal ini dikarenakan hadis

balaghât termasuk bagian hadis dha’ifbukan hadis maudhu’, terlebih lagihadis ini diriwayatkan oleh ImamMalik, bahkan Sufyan Al-Tsauri

mengatakan: “ إذا قال مالك بـلغني فـهوjika Imam Malik) ”إسناد صحيح mengatakan “ballaghani”, maka sanadhadis tersebut shahih) (Al-Zurqaniy,2003: 368).

Akan tetapi, Syaikh Al-Albânidalam kitabnya Silsilah Al-Ahâdits Al-Dha’ifah wa Al-Maudhu’ah, me-nguatkan pendapat Ibnu Hajar denganmengatakan: bahwa hadis ini bathil dan

tidak punya dasar (باطل لا أصل له) (Al-

Albâniy, 1992: 218). Hal inidikarenakan zahir hadis inibertentangan dengan hadis shahih yangdiriwayatkan dalam shahih Al-Bukhâri(Al-Bukhari, 1987: 89) dan Muslim(Ibnu Hajjaj, t.th.: 400) yang kitab-

kitab lainnya, yaitu hadis “ ا أنا بشر إنم مثـلكم، أنسى كما تـنسون، فإذا نسيت yang menegaskan bahwasanya ,”فذكروني Rasulullah SAW juga manusia biasa,yang memiliki sifat lupa sebagaimanamanusia umumnya.

Jadi, berdasarkan pendapatyang terkuat, bahwa hadis Imam Malikini tidak bisa dijadikan hujjah karenasumbernya diragukan dari Rasulullahdan bertentangan dengan nash yanglebih kuat.

2) Hadis Kedua

مالك، عن يحيى بن سعيد، عن عبد االله بن أن رسول : ه بـلغه المغيرة بن أبي بـردة الكناني؛ أن

االله صلى االله عليه وسلم، أتى الناس في قـبائلهم وإن : قال . وأنه تـرك قبيلة من القبائل . يدعو لهم

Page 19: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

54 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016

هم جزع، عقد القبيلة وجدوا في بـرذعة رجل منـول االله صلى االله عليه وسلم، فأتاهم رس . غلولا

.فكبـر عليهم، كما يكبـر على الميت Hadis ini termasuk hadis mursal

yang dimarfu’kan kepada RasulullahSAW oleh Abdullah bin Al-Mughirah,yang dijadikan sebagai hadispendukung dalam kitab: Al-Jihad, bab:Mâ Jâ1 fi Al-Ghulûl (Al-Madani, 2004:653).

Hadis ini hanya diriwayatkanoleh Imam Malik. Ibnu Abdil Barmengatakan bahwa hadis ini tidak sayatemukan dari jalur lain, baik secaralafaz maupun secara makna (Abdil Bâr,2000: 86).

Mengenai kedudukan sanadhadis ini, maka Ibnu Abdir Barmengatakan bahwa Abdullah binMughirah tidak dikenal dalam

periwayatan hadis ( ر معروف مجهول غيـkarena orang-orang ragu ,(بحمل العلم

dengan namanya, ada yang mengatakannamanya Abdullah bin Mughirah binAbi Burdah, ada yang mengatakan Al-Mughirah bin Abdullah bin Burdah,sehingga hadis ini tidak mewajibkanhukum apapun, tidak bisa dijadikanhujjah, dan tidak perlu menyibukkan

diri untuk memahami maknanya ( وجملةالقول أن هذا حديث لا يحتج بمثله فلا وجه (للاشتغال بتخريج معانيه (Abdil Bâr, 1387

H: 429).Oleh karena itu, hadis ini tidak

bisa dijadikan hujjah karena tidak adasatupun riwayat lain yangmendukungnya, baik yang shahihmaupun yang tidak.

KESIMPULANBerdasarkan pembahasan di

atas, maka dapat disimpulkan beberapahal sebagai berikut:1. Semua hadis balâghât dalam

Muwaththa’ Imam Malik memilikimutâbi’ dan syâhid yang ditemukandalam berbagai kitab hadis, baiksecara lafzhi, maupun secaramaknawi, kecuali dua hadis saja.Terhadap hadis-hadis balâghâtyang memiliki mutâbi’ atau syâhid,maka:a. Apabila dalam sanad hadis yang

berposisi sebagai mutâbi’ atausyâhid ditemukan nama ImamMalik, maka dapat diasumsikanbahwa nama-nama perawi yangdisebutkan dalam sanadtersebut adalah para perawiyang tidak disebutkan ImamMalik dalam sanad hadisnya.

b. Apabila tidak ditemukan namaImam Malik dalam sanad yangberposisi sebagai mutâbi’ atausyâhid, namun dalam salah satusanad ditemukan salah satu darinama guru Imam Malik, makadapat diasumsikan bahwa ImamMalik menerima hadis darigurunya tersebut, dan nama-nama perawi yang disebutkandalam sanad tersebut adalahpara perawi yang tidakdisebutkan Imam Malik dalamsanad hadisnya.

2. Hadis-hadis balaghât yang terdapatdalam kitab Muwaththa’ Malik adayang berposisi sebagai hadisutama/pokok dan ada yangberkedudukan sebagai hadispendukung, namun sebagianbesarnya adalah hadis pendukung.

3. Hadis-hadis balâghât yangditemukan mutâbi’ dan syâhid-nya

Page 20: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

Hafizhullah, Hadis-Hadis Balâghât Marfu’...55

yang shahih dalam kitab lain, makahadis tersebut dapat diterima dandijadikan hujjah denganmemandang hadis yang menjadimutâbi’ atau syâhid-nya tersebut,dan apabila hadis yang mendukungtersebut dha’if, maka riwayat ImamMalik tersebut tidak dapat dijadikanhujjah. Adapun dua hadis balaghâtyang tidak ditemukan mutâbi’ataupun syâhid-nya dari kitab hadismanapun, maka hadis tersebut tetapdha’if karena tidak memiliki sanadyang lengkap.

Daftar Kepustakaan

Ibn Abdil Bar, Umar Yusuf binAbdullah bin Muhammad. 2000.Al-Istidzkâr. Beirut: Dâr Al-Kutub Al-Ilmiyah.

______________. 1387 H. Al-TamhidLimâ fi Al-Muwaththa’ min Al-Ma’âni wa Al-Masânid. Maroko:Wizârah ‘Umum Al-Awqâf.

Ibnu Abi Syaibah Abu Bakr. 1409 H.Al-Kitâb Al-Mushannif fi Al-Ahâdits wa Al-Âtsâr. Riyadh:Maktabah Al-Rusyd.

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin.1992. Silsilah Al-Ahâdits Al-Dha’ifah wa Al-Maudhu’ah waatsruha Al-Sayyii fi Al-Ummah.Riyad: Dâr Al-Ma’ârif.

Al-Asqalâni, Ahmad bin Ali bin Hajar.1379 H. Fathu Al-Bâri SyarhShahih Al-Bukhâri. Beirut: DârAl-Ma’rifah.

Ibnu Al-Atsir, Mujiddin Abu Al-Sa’âdât Mubarak. 1873. Jâmi’Al-Ushûl fi Ahâdîts al-Rasûl.Beirut. Maktabah Dâr al-Bayân.

Al-A’zhami, Musthafa. 2004.Muqaddimah Muwaththa’ ImamMalik. Emirat: Muassasah Zaidbin Sulthan.

Al-Bukhâri, Muhammad bin Ismail.1987. Al-Jâmi’us Shahih, TahqiqDR. Mustafa Dieb Bugha. Beirut;Dâr Al-Ibnu Katsir.

Al-Sijistany, Abu Daud Sulaiman binAsy’asy. 2009. Sunan Abi Daudbi tahqîq Syu’aib Al-Arnauth.Beirut: Dâr Al-Risâlah Al-‘Alâmiyah.

______________. t.th. Sunan Abi Daudbi Taqîiq Abdul Hamid. Beirut:Al-Maktabah Al-‘Asriyah.

Al-Daqur, Abdul Ghani. 1998. al-ImâmMâlik ibnu Anas Imâm Dâr al-Hijrah. Damaskus: Darul Qalam.

Al-Dzahabi, Syamsuddin AbuAbdullah. 1985. Siyaru A’lâm al-Nubalâ’. Beirut: Muassasah al-Risâlah.

Ibn Hanbal, Ahmad. 2001. MusnadAhmad bin Hanbal bi Tahqiq Al-Arnauth. Beirut: Muassasah Al-Risalah.

Al-Kandahlawi, Muhammad Zakariya.2003. Awjâz al-Masâlik ilaMuwaththa’ Malik. Damaskus:Dâr al-Qalam.

Al-Madani, Malik bin Anas bin Malikbin Amir Al-Ashbahi, 2004. Al-Muwaththa’ tahqiq MuhammadMusthafa Al-A’zhami. Emirat:Muassasah Zaid bin Sulthan.

Ibnu Majah, Abu Abdullah MuhammadIbn Yazid. 2009. Sunan IbniMajah bi tahqiq Al-Arnauth.Beirut: Dâr Ar Risalah Al-Alamiyah.

______________. t.th. Sunan IbniMajah bi tahqîq MuhammadFuad Abdul Bâqi. Kairo: DârIhyâ Al-Kutub Al-Arabiyah.

Al-Mizzi, Yusuf bin Abdirrahman.1980. Tahzîb Al-Kamâl fi AsmâAl-Rijâl. Beirut: Muassasah Al-Risâlah.

Page 21: HADIS-HADIS BALÂGHÂT MARFU’ DALAM KITAB ...kepada hadis yang munqathi’, baik itu mu’allaq, mu’dhal maupun mursal. Semua ini akan mempengaruhi keshahihan hadis dan kedudukan

56 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016

Al-Mundziri, Thahir Azhar. 2008. AlMadkhal Ila Muwatta’ Malik binAnas. Kuwait: Maktabah Syuunal Fanniyah.

Ibnu Musa, Al Qadhi bin Al ‘Iyadh.1965. Tartîb Al Madârik waTaqrîb Al Masâlîk. Maroko: AlMuhammadiyah.

Al-Naisabury, Muslim bin Hajjaj. t.th.Shahih Muslim. Beirut: Dâr IhyâTurâts Al-‘Arabiy.

Al-Nasâi, Abu Abd Al-Rahman. 1986.Sunan Al-Nasâi. Halb: MaktabahAl-Matbu’ah Al-Islamiyah.

Al-Thabrani, Sulaiman bin Ahmad.t.th. Al-Mu’jam Al-Ausath. Kairo:Dâr Al-Haramain.

Al-Tirmidzi, Muhammad bin Isa. 1975.Sunan Al-Tirmidzi. Mesir:Maktabah Musthafa Al-Halabiy.

Al-Qatthan, Manna’ Khalil. 1992.Mabâhits fi Ulum al-Hadits.Kairo: Maktabah Wahbah.

Abû Zahrah, Muhammad. t.th. MâlikHayâtuhu Wa Ashruhu. Beirut:Dâr al-Fikr al-Arabi.

Abu Zahwa, Muhammad. 1378 H. al-Hadits wa al- Muhadditsun.Kairo: Dâr al-Fikr al-Arabiy.

Al-Zurqani, Muhammad bin AbdulBâqi. 2003. Syarh Al-Zurqâni‘ala Al-Muwaththa’ Al-ImâmMâlik. Kairo” Maktabah Al-Tsaqafiyah Al-Diniyyah.