Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi
description
Transcript of Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi
MAKALAH ANAKON
ANALISIS KONTRASTIF AFIKS DALAM MORFOLOGI BAHASA
INDONESIA DAN BAHASA ARABDosen Pengampu : Prof. Dr. Yumna Rasyid, M.Pd
Ahmad Marzuq, M.Pd
Disusun Oleh :
Hadi Alhadi
(2715132889)
Jurusan Bahasa dan Sastra ArabFakultas Bahasa dan SeniUniversitas Negeri Jakarta
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang saya ini.
Shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang telah membawa kita keluar dari zaman jahiliah menuju zaman yang terang benderang.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Jakarta, 28 April 2016
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Makalah ...................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 11.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 11.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Afiks dan Afiksasi .............................................................................. 22.2 Ciri Kata Berimbuhan .......................................................................................... 22.3 Jenis Afiks dalam Bahasa Indonesia .................................................................... 32.4 Jenis Afiks dalam Bahasa Arab ............................................................................ 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan makalah ini dilatar belakangi karna adanya gejala afiks yang menarik minat
pada morfologi bahasa Indonesia dan Arab.
B. Rumusan Masalah
Dalam hal ini penulis dapat merumuskan beberapa masalah, seperti:
1. Apa yang dimaksud dengan Afiks?
2. Bagaimana kaidah Afiks dalam bahasa Indonesia dan Arab?
C. Tujuan Penulisan
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui maksud Afiks.
2. Mengetahui kaidah Afiks dalam bahasa Indonesia dan Arab.
D. Manfaat Penulisan
Dari makalah ini dapat diperoleh beberapa manfaat, diantaranya:
1. Memahami makna dan contoh-contoh Afiks dalam bahasa Indonesia dan Arab.
2. Sebagai bahan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan Afiks antara bahasa
Indonesia dan Arab.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Afiks dan Afiksasi
Afiks ialah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak
mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna gramatikal, serta dapat dilekatkan
pada bentuk asal atau bentuk dasar untuk membentuk bentuk dasar dan atau kata baru.
Sebagai contoh, satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, {memper-},
{memper-i}, {ber-an} dan sebagainya. Karena satuan-satuan gramatik ini merupakan bentuk
terikat dan tidak mempunyai makna leksikal dan hanya akan mempunyai makna gramatikal
setelah digabung dengan satuan gramatik lain.
Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah
makna gramatikalnya (Kridalaksana, 1993). Dasar yang dimaksud pada penjelasan tersebut
adalah bentuk apa saja, baik sederhana maupun kompleks yang dapat diberi afiks apapun
(Samsuri, 1988).
Afiksasi ialah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan afiks pada
bentuk dasar atau juga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atau imbuhan menjadi
kata. Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebut kata berimbuhan.
Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan dalam
linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan pokok kata yang
baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang
dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards, 1992).
Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, hal tersebut
terjadi karena bahasa indonesia tergolong bahasa bersistem aglutinasi. Sistem aglutinasi
adalah proses dalam pembentukan unsur-unsurnya dilakukan dengan jalan menempelkan atau
menambahkan unsur selainnya.
2.2 Ciri Kata Berimbuhan
1. Kata berimbuhan ialah bahwa kata-kata ini terdiri atas lebih dari satu morfem
(polimorfemis) dan salah satu atau lebih morfemnya berupa afiks.
2. Kata berimbuhan ialah bahwa kata-kata ini mempunyai makna gramatikal atau makna
gramatis.
3. Kata berimbuhan ialah bahwa dalam proses terjadinya kata-kata itu terjadi pula
perubahan kelas kata dari bentuk dasarnya.
2
2.3 Jenis Afiks dalam Bahasa Indonesia
Berdasarkan posisinya dalam proses pembentukan kata :
1. Prefiks (Awalan)
Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di depan bentuk
dasarnya atau juga proses pembentukan kata-kata yang dilakukan dengan cara membubuhkan
atau menambahkan atau menempelkan afiks di depan bentuk dasarnya. Contoh prefiks atau
awalan, yaitu di-, ter-, ke-, se-, meN-, peN-, pra-, a-, per-, ber-, dan sebagainya.
terbuang
sufiks ter- buang
2. Infiks
Proses pembentukan kata dengan menambah afik atau imbuhan di tengah bentuk
dasarnya. Afik-afik yang ditambahkan tersebut disebut infik atau sisipan. Proses
pembentukan kata telinjuk, gemetar, dan gerigi, dilakukan dengan menambahkan infik di
tengah bentuk dasarnya. Contohnya : -el-, -er-, -em-, dan -in-.
Proses pembentukanya:
Infiks + bentuk dasar kata
infiks -el- + tunjuk telunjuk
infiks -em- + getar gemetar
infiks -er- + gigi gerigi
Dalam bahasa Indonesia, jumlah infiks sangat terbatas, hanya ada 3 infiks yang sudah
disebutkan di atas. Lalu kita juga menemukan infiks –in- yang seperti digunakan pada kata
sinambung. Selain sinambung kata lain yang seakan-akan dibentuk dengan infiks –in-, yaitu
kata kinerja padanan kata Performance dalam bahasa Inggris. Sebenarnya –in- memang
merupakan infiks, tetapi digunakan aktif pada bentukan kata-kata dalam bahasa Jawa. Infiks
–in- belum dapat menyatu sebagai afiks dan belum produktif dalam pembentukan kata baru
dalam bahasa Indonesia. Jadi, dapat disimpulkan infiks –in- bukan infiks dalam bahasa
Indonesia. Dengan demikian bahasa Indonesia menyerap kata sinambung dan kinerja secara
utuh dari bahasa Jawa.
3
3. Sufiks
Proses pembentukkan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau
menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks tersebut disebut sufiks atau akhiran.
Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere). Sufiks
asli dalam bahasa Indonesia juga sangat terbatas. Masih banyak akhiran-akhiran asing lain
yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu –isasi, -er, -is, dan sebagainya. Sehingga
beberapa akhiran-akhiran asing tersebut disebut sufiks serapan dari bahasa lain.
Sebuah afiks, termasuk sufiks, dikategorikan sebagai keluarga afiks bahasa Indonesia
jika sudah dapat melekat pada bentuk dasar asli bahasa Indonesia sehingga afiks itu secara
potensial dapat digunakan untuk membentuk kata-kata baru dalam bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia hanya melakukan penyesuaian pelafalan dan atau penulisan yang dianggap perlu.
Contoh : -an, -kan, -i.
Contohnya seperti berikut :
ayunan kata ayunan tersebut dianggap sebagai satu morfem
ayun -an sufiks –an “ perkakas atau alat “
sportif kata sportif tersebut dianggap sebagai satu morfem
sport -if sufiks –if “ kata kerja “
4. Konfiks
Konfiks ialah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang berfungsi
mendukung makna tertentu. Karena mendukung makna tertentu itulah maka konfiks tidak
dianggap sebagai prefiks atau sufiks yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dianggap
sebagai satu kesatuan bentuk yang tidak terpisahkan. Dan karena morfem merupakan
komposit bentuk beserta artinya, maka konfiks dianggap satu morfem, bukan gabungan dua
morfem (Sumadi, 2008).
Konfiks disebut juga simulfiks karena konfiks itu merupakan merupakan gabungan
afiks yang secara simultan mendukung makna tertentu. Konsep dasar konfiks atau simulfiks
tidak sama karena sudut pandang penamaan konfiks dan simulfiks memang berbeda. Konfiks
dilihat dari kebersamaannya mendukung satu makna atau satu pengertian, sedangkan
simulfiks didasarkan kebersamaannya atau simultannya satuan gramatik itu dalam
membentuk satuan gramatik yang lebih besar. Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa
indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Afiks asli, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia. Misalnya, meN-, ber-ter-, -
el-, -em-, -er-, -I, -kan, dan lainnya.
4
2. Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Misalnya, -man, -wan, -isme, -isasi, dan lain-lain.
Perhatikan tabel di bawah ini.
Prefiks Infiks SufiksKombinasi
afiksKonfiks
Asli Serapan Asli Asli Serapan Asli Asli
meN- pra- -el- -an -man me-I ber-an
ke- maha- -em- -i -wan di-i ber-kan
ber- non- -er- -kan -wati me-kan ke-an
di- swa- -nya -a memper- pe-an
peN- tuna- -i diper- per-an
per- inter- -at memper-kan se-nya
ter- an- -in diper-kan
se- dwi- -isme ber-an
anti- ber-kan
a- ke-an
auto- per-kan
hetero- per-i
homo- keber-an
epi- kese-an
mikro- keter-an
super- pember-an
pemer-an
penye-an
5
2.4 Jenis Afiks dalam Bahasa Arab
Dalam bahasa Arab afiks dapat diistilahkan dengan الزيادة harf-l-ziyādah/, yaitu / حرف
huruf-huruf tambahan yang masuk dalam sebuah kalimat bahasa Arab sehingga dari
penambahan tersebut akan muncul berbagai makna yang berbeda. الزيادة harf/ حرف –l-
ziyādah/ dalam bahasa Arab ada sepuluh yang dirangkai dalam kalimat /سألتمونيها)
saaltamūnīhā). (Nāşif, 1994 : 8). Dari kesepuluh huruf ziyādah tersebut ada beberapa yang
dapat disisipkan dalam kalimat nomina ( اسم/ism/). Perubahan makna ini secara implisit juga
memberikan makna tambahan kepada kalimat yang disisipi dengan imbuhan tersebut.
Penambahan ini sesungguhnya memperkaya bahasa Arab, sebelumnya mendapat
penambahan, bahasa Arab pun sudah kaya.
A. Afiks (harf ziyādah) pada Nomina
1. Afiks (harf –l-ziyādah) pada Nomina / ism’Afiks (harf-l-ziyādah) yang berlaku‘ / اسم
pada nomina (ism) merupakan proses yang terjadi dari verba (fi’l) proses ini adakalanya
berlaku pada prefiks/awalan .(/as-sābiq/ السابق) Infiks/ sisipan (/az-ziyādah/ الزيادة)
maupun konfiks ( الالحق و ,as-sābiq wa al-lāhiq/). Sama halnya dengan verba/ السابق
afiksasi ini memberikan pengaruh pada makna yang dibentuknya. (Ma’lūf , 1992 : 14)
2. Proses Afiksasi Nomina (ism) dari Bentuk Dasar Verba (fi’l)
2.1 Prefiks (as-sābiq) mim (م) Prefiks ini dibubuhkan pada فاعل ism fā’il (nomina / اسم
pelaku) dan/ مفعول ism maf’ūl (nomina penderita) maupun ism makān (nomina اسم
yang menyatakan tempat atau penunjuk tempat) yang dibentuk dari verba empat huruf,
lima huruf, dan enam huruf (śulāśǐ mazīd wa rubā’īyy).
a. Prefiks mim pada / فاعل ism fā’il / (Nomina Pelaku). Pembentukan nomina dari اسم
verba empat, lima maupun enam huruf pada ism fā’il (nomina pelaku) dibentuk dengan
cara menambahkan prefiks mim (م) yang berharakah dammah diawal kalimat verba
tersebut sebagai ganti dari huruf yang ada di depan verba tersebut dan huruf sebelum
akhirnya berbaris kasrah. (Yulia, 2008 : 108)
Contoh : = + مـفعل م +/af’ala/ أفعل prefiks mim (م) = /muf’ilun/
b. Prefiks mim pada / مفعول ism maf’ūl / (Nomina Penderita). Proses pembentukan اسم
ism maf’ūl (nomina penderita) dari verba empat, lima maupun enam huruf adalah dengan
menambahkan mim yang berharakah dammah di awal kalimat dan huruf terakhirnya
berbaris fathah. (Yulia, 2008 : 114)
6
Contoh : = + مـفعل م /af’ala/ prefiks mim = /muf’alun/ أفعل
c. Prefiks mim pada / مكان ismاسم makān/ (Nomina Penunjuk Tempat)
Pembentukan nomina penunjuk tempat dari fi’l (verba) tiga huruf, empat huruf dan enam
huruf dapat dibentuk dengan cara sebagai berikut : (Ni’mah, 1997 : 118).
* Apabila fi’l bentuk dasarnya terdiri dari tiga huruf dan ‘ain fi’lnya (huruf kedua) pada
fi’l mudāri’ (verba kala kini) berharakah dammah (pola يفعل / yaf’ulu/ ), maka huruf ya’
di awal fi’l mudāri’ diganti dengan prefiks mim yang berharakah fathah dan huruf
sebelum akhirnya berbaris fathah sehingga menjadi / مفعل maf’alun/. Contoh :
مكتب- + = م يكتب kataba/’ menulis’ /yaktubu/‘dammah ‘ain mudāri’ + prefiks mim/كتب
= /maktabun/’tempat menulis’ Penambahan morfem mim di awal kalimat يكتب /yaktubu/’ menulis’ dalam bentuk fi’l mudāri’ menjadi maktabun/yang/ مكتب
mengandung makna tempat menulis. - Apabila fi’l bentuk dasarnya terdiri dari tiga huruf
dan ‘ain fi’lnya (huruf kedua) pada fi’l mudāri’ (verba kala kini) berharakah fathah (pola
yaf’alu/ ), maka pembentukannya adalah dengan mengganti huruf ya’ di awal fi’l / يفعل
mudāri’ (verba kala kini) dengan prefiks mim yang berharakah fathah sehingga menjadi
./maf’alun/ / مفعل
Contoh : = + – ملعب م يلعب +/’la’iba/’bermain’ - /yal’abu/ ‘fathah ‘ain mudāri/ لعب
prefiks mim = /mal’abun/’tempat bermain.’ Penambahan morfem mim di awal kalimat
’yal’abu/’bermain/يلعب dalam bentuk fi’l mudāri’ menjadi /mal’abun/ ملعب yang
mengandung makna tempat bermain.
2.2. Infiks (az-ziyādah) alif (ا) Infiks (az-ziyādah) yang ditambahkan pada bentuk dasar
kata kerja dalam proses afiksasi ism dalam bahasa Arab dibubuhkan pada nomina pelaku
(/ فاعل ism fā’il) yang dibentuk dari kata kerja /fi’l tiga huruf. Penambahan infiksاسم
ini terletak antara huruf pertama dan kedua dari bentuk dasar fi’l /kata kerja tersebut.
Adapun huruf sebelum akhirnya berharakah kasrah, sehingga menjadi ./fā’ilun / فـاعل
(Al-Hamalāwī, 1953 : 76).
Contoh : = + قـارء ا /qara’a/ قرأ ‘ membaca’+infiks alif = /qāri’un/’pembaca’
Penambahan morfem alif pada kalimat قرأ /qara’a/ ‘ membaca’ menjadi قـارء /qāri’un/
yang mengandung makna pembaca.
2.3. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) mim dan ta’ marbūtah ( ة- (م
Konfiks yang ditambahkan pada bentuk dasar dalam nomina /ism bahasa Arab adalah
7
konfiks (mim dan ta’ marbūtah / ة- Konfiks mim dan ta’ marbūtah ini dibubuhkan .(م
pada ism yang menunjukkan alat. Pembentukan ism yang menunjukkan alat dengan
konfiks ini dibentuk dengan cara mengganti prefiks ya’ pada fi’l mudāri’ dengan prefiks
mim yang berharakah kasrah serta huruf kedua dan huruf ketiga. Bentuk dasarnya diberi
harakah fathah dan sesudah huruf ketiga bentuk dasarnya tersebut ditambahkan ta’
marbūtah sehingga menjadi ./mif’alatun/ فعلة Sebagaimana halnya ism yang
menunjukkan alat dengan pola مفعل /mif’alun/ , maka pola مفعلة /mif’alatun/ ini juga
tidak ditentukan adanya ketentuan tentang fi’l yang dibentuk dengan pola ini.
Penambahan konfiks mim dan’ ta’ marbūtah / ة- mengubah identitas leksikal disertai م
perubahan status kategorial nomina deverbal. (Ġulāyainī, 1987 : 190).
Contoh:
= - + مـكنسـة ة م ’/kanasa/ كنس menyapu’ +konfiks mim dan ta’ marbutah =
/miknasatun/’sapu’
Penambahan morfem mim dan ta’ marbutah pada kalimat /kanasa/ كنس ‘menyapu’
menjadi مـكنسـة/miknasatun/ yang mengandung makna sapu.
2.4. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq ) mim dan waw ( و- (م
Adapun yang dimaksud dengan gabungan afiks mim dan waw adalah penambahan huruf
mim di awal dan huruf waw di tengah kalimat. Gabungan afiks ini dibubuhkan pada ism
maf’ūl (nomina penderita) yang dibentuk dari fi’l tiga huruf. Pembentukan ism maf’ūl
(nomina penderita) dari fi’l tiga huruf dibentuk cara menambahkan prefiks mim yang
berharakah fathah serta huruf kedua bentuk dasar (‘ain fi’l) diberi harakah dammah serta
di antara huruf kedua dan huruf akhir diberi sisipan huruf waw berharakah sukūn
sehingga menjadi : مـفعـول /maf’ūlun/. (Ġulāyainī, 1987 : 191)
2.5 Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) mim dan alif ( ا- Konfiks mim dan alif merupakan (م
penambahan mim di awal dan alif di tengah kata. Konfiks mim dan alif ini dibubuhkan
pada ism yang menunjukkan alat. Pembentukan ism yang menunjukkan alat dengan
konfiks mim dan alif dengan cara menambahkan prefiks mim yang berharakah kasrah
dan diantara huruf kedua dan huruf ketiga diberi tambahan alif serta huruf kedua bentuk
dasarnya diberi harakah fathah sehingga menjadi ./mif’ālun/مـفعـال Sebagaimana
dinyatakan sebelumnya, bahwa dalam penambahan afiks pada ism tidak ditemukan
adanya perubahan status kategorial dan berfungsi untuk membentuk nomina deverbal.
(Ni’mah, 1997 : 123 ).
8
Contoh : = - + مـفتـاح ا م ’/fataha/ فتح membuka’+ konfiks mim dan alif =
/miftāhun/’kunci’
Penambahan morfem mim dan alif pada kalimat فتح /fataha/’ membuka’ menjadi مـفتـاح
/miftāhun/yang mengandung makna kunci.
3. Proses Afiksasi ism (Nomina) dari Bentuk Dasar Adjektiva
3.1. Prefiks (as-sābiq) hamzah (أ) :Prefiks hamzah ini berlaku pada / تفضيل ismاسم tafdhīl/ yang menunjukkan
perbandingan dua benda dimana salah satu dari yang dibandingkan itu memiliki
kelebihan. (Al-Hamalāwī, 1953 : 81).
Contoh:
Hamzah + (Adj) = N = أكبر + كبير Prefiks hamzah + /kabīrun/’ besar’ = /akbaru/’ yang أ
lebih besar’ Penambahan morfem hamzah di awal kalimat كبير /kabīrun/’ besar’ menjadi
.’akbaru/’ yang memiliki makna sangat besar/ أكبر
3.2 Infiksasi ( az-ziyādah) alif (ا) : Infiks hamzah berlaku pada ism yang termasuk dalam kategori المشابهة şifah/ صفة
musyabbahah/ yang terdiri dari beberapa wazan. Salah satu dari wazan dari şifah
musyabbahah ini ada yang mendapat tambahan huruf ziyādah alif. (ibid)
Contoh : (Adj)+Alif + = N = + جبـان ا /jabana/ ‘takut’ + infiks alif = /jabānun/ جبن
‘penakut’
Penambahan morfem alif di tengah kalimat جبن /jabana/’ takut’ menjadi جبـان /jabānun/
yang memiliki makna penakut.
3.3. Konfiksasi ( as-sābiq wa al-lāhiq) alif dan nun ( ن- :(ا
Konfiks ini ditambahkan pada bentuk dasar nomina (ism) tunggal, maka tambahan alif
dan nun tersebut akan menjadi dual / مثنى) muśannā), yaitu ism (nomina)yang
menunjukkan dua. Proses afiksasinya dilakukan di akhir ism tunggal tersebut. (Yāsīn,
1996 : 47)
Contoh : = - + كتابان ن ا kitābun/ كتاب /’ sebuah buku’ + konfiks alif dan nun =
/kitābāni/’ dua buah buku’ Penambahan morfem alif dan nun pada akhir kalimat كتاب
/kitābun/’buku’ menjadi ’/kitābāni/ كتابان yang mengandung makna dua buah buku.’
3.4. Konfiksasi (as-sābiq wa al- lāhiq) waw dan nun ( ن- :(و
Dalam bahasa Arab pembentukan jamak ada tiga, pertama مذكرالسالم جمع
/jama’mużakkar-l- sālim/’ jamak laki-laki’, kedua, / السالم مؤنث – jama’ muannaś جمع
9
l-sālim/’ jamak perempuan’, ketiga, / تكسير -jama’ taksīr. Adapun jamak mużakkarجمع
l-sālim adalah jamak yang menunjukkan jamak untuk laki-laki dengan menambahkan
waw dan nun pada akhir ism (nomina) tunggalnya. (Yāsīn, 1996 : 47-48)
Contoh: = - + صائمـون ن و şāimun/’seorang laki-laki yang berpuasa’ + konfiks/ صائـم
waw dan nun = /şāimūna/ ‘beberapa laki-laki yang berpuasa’ Penambahan morfem waw
dan nun pada kalimat صائـم /şāimun/’seorang laki-laki yang berpuasa’ menjadi صائمـون
/şāimūna/ beberapa orang laki-laki yang berpuasa.
3.5. Konfiksasi (as-sābiq wa al-lāhiq) ya’dan nun ( ن- :(ي
Proses afiksasi ya’ dan nun ini belaku juga pada ism (nomina) yang menunjukkan
mušannā dalam status nasab dan kasrah (posisi tempat ‘irab yang mewajibkan baris
kasrah atau fathah. Selain pada mušannā , konfiks ya dan nun juga berlaku pada جمع
سالم jamak mużakkar sālim yang berada dalam status nasab dan kasrah seperti /مذكر
pada mušannā. Namun bedanya kalau pada mušannā sebelum huruf ya’ berbaris fathah
sedangkan pada سالم مذكر /جمع jamak mużakkar sālim sebelum huruf ya’ berbaris
kasrah. (Yāsīn, 1996 : 50).
Contoh : = – + كاتبيـن ن ي kātibun/’ seorang penulis laki-laki’ + konfiks ya’dan/ كاتب
nun = / katibaini/’dua orang penulis laki-laki’ Penambahan morfem ya’dan nun pada
kalimat ’/kātibun/ كاتب seorang penulis laki-laki’ menjadi / كاتبيـن katibaini/ yang
mengandung makna dua orang penulis laki-laki.
3.6. Konfiksasi (as-sābiq wa al- lāhiq) alif dan ta’ ( ت- :(اKonfiks alif dan ta’ berlaku pada jamak muannaš-l- sālim yaitu dengan menambahkan
afiks di akhir dari ism (nomina) tunggal. Dalam proses pengimbuhannya, apabila huruf
terakhir pada ism tersebut terdapat huruf ta’ maka huruf ta’ nya dibuang terlebih dahulu,
kemudian langsung dibubuhi afiks alif dan ta’. (Qabsy , 1979 : 45).
Contoh : = - طالبـات + ت ا ’Ţālibatun/ ‘ seorang mahasiswi’ + konfiks alif dan ta/ طالبة
= /Ţālibātun/’beberapa orang mahasiswi’ Penambahan morfem alif dan ta’ pada kalimat
Ţālibatun/ ‘ seorang mahasiswi’ menjadi/ طالبة Ţālibātun/yang mengandung/ طالبـات
makna beberapa orang mahasiswi.
B. Makna Gramatikal ( (/ġardun ma’nawī/غرضمعنوي
Afiksasi Nomina (ism) dari Bentuk Dasar Verba (fi’l)
1. Prefiks (as-sābiq) mim. Prefiks (as-sābiq) mim apabila bergabung dengan bentuk
dasar dan membentuk nomina deverbal (kata benda yang terbentuk dari kata kerja),
maka gabungan tersebut menyatakan lima makna: (Al-Hamalāwī, 1953 : 89).
10
a. Sebagai pelaku ( فاعل ism/اسم fā’il/), yaitu sebuah bentuk nomina yang
pengertiannya menunjukkan pelaku dari suatu aksi / fi’l. Contoh : م + = رس د’/darasa/ مـدرس belajar’ + prefiks mim = /mudarrisun/’ guru (orang yang
mengajar)’, penambahan morfem mim di awal kalimat /darrasa/’mengajar’
menjadi /mudarrisun/’ yang mengandung makna seorang guru. Maka dalam susunan
kalimat : كثي راتب فله ناشط مـدرس huwa mudarrisun nāsyitun falahu rātibun/ هو
kaširun/ ‘dia adalah seorang guru yang rajin dan berhak mendapat gaji yang tinggi’ .
Ism (nomina) dari kata mudarrisun/ merupakan nomina yang berasal dari/ مـدرس
bentuk dasar verba/ fi’l empat huruf dan setelah melalui proses afiksasi terbentuklah
kata /mudarrisun/ مـدرس yang menunjukkan pelaku dari suatu perbuatan.
b. Penderita ( مفعول / اسم ism maf’ul/), yaitu sebuah ism /nomina yang
menunjukkan sesuatu yang dikenai pekerjaan. Contoh : مقطع + = م ’/aqaţa’a/أقطع
memotong’ + prefiks mim = /muqţa’un/’ yang dipotong’ Apabila disusun dalam
kalimat menjadi : أقسام أربعة على مـقطع الحبل hażā -l-hablu muqţa’un ‘ala/ هذا
arba’ati aqsāmin/ ‘ tali ini dipotong atas empat bagian.’ Nomina مقطع /muqţa’un/’
merupakan nomina / ism yang berasal dari bentuk dasar verba/ fi’l empat huruf dan
kemudian verba tersebut mendapat tambahan prefiks/sābiq mim sehingga menjadi
nomina yang menyatakan sesuatu yang dikenai pekerjaan.
c. Menyatakan tempat مكان : ism makān/ Contoh/ اسم = + ملعب م ’/la’iba/ لعب
bermain’ + prefiks mim = /mal’abun/ ‘ tempat bermain’ Dalam kalimat dapat disusun
menjadi :
ملعب في يلعب al-aulādu yal’abu fī mal’abin/ ‘anak-anak sedang bermain di/ األوالد
tempat bermain’. Ism/ nominaملعب /mal’abun/ merupakan nomina yang berasal dari
bentuk dasar tiga huruf. Kemudian verba/fi’l bentuk dasar tersebut mendapat
prefiks /sābiq mim sehingga maknanya menyatakan sesuatu yang menunjukkan
tempat.
d. Menyatakan waktu زمان مغرب + = :ism zamān/( Contoh / (اسم م ’/ġaraba/ غرب
terbenam’ + prefiks mim = /maġrib/’ waktu terbenam’ Dalam kalimat dapat disusun
seperti : مـغرب في الضيف hadara –l- daifu fi maġribin/ ‘tamu itu datang pada/ حضر
waktu maghrib.’ Nomina maġrib/ pada kalimat di atas merupakan nomina/ مغرب
yang berasal dari verba / fi’l tiga huruf. Dengan adanya penambahan prefiks /sābiq
mim pada bentuk dasar tersebut, maka maknanya menyatakan masa/ waktu.
e. Menyatakan alat الة مفتاح + = :ism alat/( Contoh /(اسم م ’fataha/’ membuka/ فتح
+ prefiks mim = /miftāhun/ ‘ kunci’ Dalam kalimat dapat disusun sebagai berikut:
11
بالـمـفتاح دوالبا يفتح al-waladu yaftahu dulāban bi -l-miftāhi/ ‘ anak laki-laki itu/ الولد
membuka lemari dengan kunci.’ Nomina miftāhun berasal dari bentuk dasar verba
tiga huruf/ fi’l śūlāšī. Bentuk dasar ini kemudian digabungkan dengan prefiks (as-
sābiq) mim sehingga maknanya menyatakan alat yang digunakan.
2. Infiks (az-ziyādah) alif. Infiks ( az-ziyādah) alif memiliki 2 makna yaitu : (Ibid).
a. Resiprokal / مشاركة) musyārakah) Contoh : = + ضـارب ا ’/daraba/ ضرب
memukul’ + infiks alif = /dāraba/’saling memukul’ Dalam kalimat dapat disusun
sebagai berikut: أحمد علي dāraba ‘aliyyun Ahmada/’ Ali dan Ahmad saling/ ضـارب
memukul’
Verba/ fi’l dāraba/ merupakan bentuk fi’l/ verba yang berasal dari bentuk/ ضـارب
dasar tiga huruf/ fi’l śūlāšī . Bentuk dasar tersebut kemudian mendapat tambahan
infiks/ziyādah alif. Gabungan infiks tersebut dengan bentuk dasarnya menyatakan
makna resiprokal.
b. Nomina Pelaku ( / فاعل راجع + = : ism fā’i/l) Contohاسم ا ’raja’a/’ pulang/ رجع
+ infiks alif = /rāji’un/’ orang yang pulang’ Jika disusun dalam kalimat maka dapat
disusun sebagai berikut : بيته الى راجع huwa rāji’un ilā baytihi/’ dia orang yang/ هو
pulang ke rumahnya.’ Nomina/ism راجع /rāji’un/ berasal dari verba dasar tiga huruf/
fi’l śūlāšī . bentuk dasar ini kemudian bergabung dengan infiks alif dan membentuk
nomina untuk menyatakan makna pelaku.
c. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) mim dan ta’ marbūţah ( ة- ’Konfiks mim dan ta (م
marbūţah mempunyai makna alat, contoh: = - + مسطرة ة م /şaţara/ سطر ‘
menggaris’ + konfiks mim dan ta’ marbūţah = /misţaratun/’ penggaris’ Jika disusun
dalam kalimat maka menjadi : مسطرة التلميذ ’/isytara -l-tilmiżi misţaratan/ إشترى
murid itu membeli penggaris’. Ism/nomina مسطرة /misţaratun/ merupakan nomina
yang berasal dari bentuk dasar verba tiga huruf. Bentuk dasar ini kemudian
mendapat tambahan konfiks ( ة- mim dan ta’ marbūţah) dan menyatakan alat yang /م
digunakan.
d. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) mim dan waw ( و- (م Konfiks mim dan waw
mempunyai makna sesuatu yang dikenai perbuatan ( به / مفعول maf’ūl bihi/).
Contoh : = - + مسمـوع و م = sami’a/’ mendengar’ + konfiks mim dan waw/ سمع
/masmū’un/’ yang didengar’ Penambahan morfem mim dan waw di awal kalimat
masmū’un/’ yang mengandung makna/ مسمـوع sami’a/’ mendengar’ menjadi/سمع
sesuatu yang didengar. Jika disusun dalam kalimat menjadi : مـسمـوع غير صوته/şautahu ġairi masmū’in/ ‘suaranya tidak dapat didengar’ Nomina مـسمـوع
12
/masmū’un/’ merupakan nomina yang berasal dari tiga verba tiga konsonan.
Kemudian verba tiga konsonan itu mendapat tambahan berupa gabungan afiks mim
dan waw sehingga maknanya menyatakan sesuatu yang dikenai pekerjaan.
e. Konfiks ( as-sābiq wa-al- lāhiq) mim dan alif ( ا- Konfiks mim dan alif apabila (م
bergabung dengan bentuk dasar, maka gabungan tersebut menyatakan makna alat
yang digunakan, contoh: = – + مفتـاح ا م fataha/’membuka’ + konfiks mim dan/ فتح
alif = /miftāhun/’ kunci’ Jika disusun dalam kalimat menjadi: المفتـاح تحمل هي
/hiya tahmilu -l-miftāha/ ‘ dia (perempuan) membawa kunci’ = - مـحراث + ا م حرثNomina مفتـاح /miftāhun/ merupakan nomina yang berasal dari bentuk dasar verba
tiga huruf. Kemudian bentuk dasar ini mendapat tambahan afiks berupa gabungan
afiks mim dan alif. Gabungan tersebut menyatakan alat yang digunakan.
C. Makna Gramatikal ( معنوي ġardun/غرض ma’nawī/)Afiksasi Nomina (ism) Berbasis
Adjektiva
1. Prefiks (as-sābiq) hamzah : (--أ) Apabila prefiks/sābiq hamzah bergabung dengan
bentuk dasar adjektiva maka gabungan tersebut menghasilkan makna : (ibid).
a. Transitif ( متعدي/ muta’addi/ ).
Contoh: أبـاه علي akrama/ اكرم ‘aliyyun abāhu/ ‘Ali memuliakan ayahnya’
Adjektiv akrama apabila bergabung dengan prefiks hamzah maka gabungan tersebut
menyatakan makna transitif.
b. Menyatakan bersangatan ( المبالغة/ al-mubalaġah/)
Contoh : الهواء ’abradu -l-hawā’u/ ‘ udara sangat dingin/ أبرد
Contoh lain : علي شعر ’iswadda sya’ru ‘aliyyin/ ‘ rambut si ‘Ali sangat hitam / إسود
Lazimnya prefiks /sābiq ini apabila bergabung dengan adjektiva digunakan untuk
menunjukkan warna. Adjektiva abrada dan iswadda bergabung dengan prefiks hamzah
menyatakan makna yang bersangatan.
c. Menyatakan lebih dari ( من .(afdalu min/ أفضل
Contoh: أخيه من أكبر -huwa akbaru min akhīhi/’ dia lebi besar dari saudara laki / هو
lakinya’
Contoh lain; سومطرى الجزيرة من أصغر جاوى -al-jazīratu Jawā aśġaru min-l/ الجزيرة
jazīrati sumaţrā/’ pulau Jawa lebih kecil dari pulau Sumatera’
Adjektiva akbara bergabung dengan prefiks/ sābiq hamzah , maka gabungan tersebut
menyatakan makna lebih.
13
2. Infiks (az-ziyādah) alif (-- Apabila infiks alif bergabung dengan bentuk dasar : (--ا
adjektiva maka gabungan tersebut menghasilkan makna : (Syāhin, 1980 : 23).
Pelaku ( فاعل (ism fā’il /اسم
Contoh: امين تـاجر huwa/ هو tājirun amīnun/ ‘dia seorang pengusaha yang jujur’
Contoh lain: مجتهدة طـالبة hiya ţālibatun mujtahidatun/ ‘ dia seorang mahasiswi/ هي
yang rajin’
D. Makna Gramatikal ( معنوي (/ ġardun ma’nawī/غرض Afiksasi Nomina (ism) Berbasis
Nomina (ism)
1. Konfiks (as-sābiq wa al- lāhiq) alif dan nun (-- ان) Apabila konfiks alif dan nun bergabung dengan bentuk dasar ism/ nomina itu sendiri
maka gabungan tersebut menyatakan makna: (Ġulāyainī, 1987 : 195 ).
* dual مـثنـى /muśannā/
Contoh : دروسهما يذاكران aţ-ţalibāni/ الطالبـان yużākirāni durusahumā/ ‘dua orang
mahasiswa itu mengulangi pelajarannya’
Contoh lain: الحديقة في تلعبـان al-bintāni tal’abāni ‘fi-l- hadīqati/ ‘ dua orang/ البنتـان
anak perempuan itu bermain di kebun’ مقبوضان as-sāriqāni maqbūdāni/’dua/ السارقان
orang pencuri laki-laki itu ditangkap’
2. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) waw dan nun (-- ون) :
ورسوله الله يطيعـون -al-mukminūna yuţī’ūna –l-laha wa rasūlahu/ ‘orang/ المؤمـنون
orang yang beriman ta’at kepada Allah dan RasulNya, قمة المحاضرون حضر
المؤتمرالتربوية/hadara-l- muhādirūna qimmata-l- mu’tamar-l- tarbiyyati/’ para dosen itu menghadiri
konferensi puncak pendidikan’
3. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) alif dan ta’ (--ات) :العربية اللغة يتعلمن aţ-ţālibātu/ الطالبـات yata’allamna -l-luġat-l-’arabīyyata/ ‘ para
mahasiswi itu belajar bahasa Arab ‘ ناشطا عمال يعملن al’āmilātu ya’malna/ العامالت
‘amalan nāsyitān/ ‘ para pekerja itu bekerja secara sungguh-sungguh’
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini, bahwa Afiks ialah satuan gramatik
terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak mempunyai makna leksikal, dan hanya
mempunyai makna gramatikal, serta dapat dilekatkan pada bentuk asal atau bentuk dasar
untuk membentuk bentuk dasar dan atau kata baru..
Dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Arab, terdapat kaidah Afiks.
Kaidah Afiks dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab memiliki persamaan dan juga
perbedaan. Dan kaidah Afiks pada bahasa Arab jauh lebih kompleks dibandingkan dengan
kaidah Afiks pada bahasa Indonesia.
.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://berkas-kuliah.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-ciri-dan-jenis-afiks-dan.html
http://goresanqalam.blogspot.co.id/2009/12/afiksasi-ism-dalam-bahasa-arab.html
16