golongan antibiotika dan analgesik untuk praktek kedokteran gigi

10
Golongan Obat Antibiotika 1. Penisilin Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam- macam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943) penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesi dinding sel. Pensilin terdiri dari : a. Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin 1) Benzil Penisilin Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. 2) Fenoksimetilpenisilin Indikasi : tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksisinfeksi pneumokokus. b. Pensilin Tahan Penisilinase 1) Kloksasilin Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. 2) Flukoksasilin Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. c. Pensilin Spectrum Luas 1) Ampisilin Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.

description

golongan antibiotika dan analgetika

Transcript of golongan antibiotika dan analgesik untuk praktek kedokteran gigi

Page 1: golongan antibiotika dan analgesik untuk praktek kedokteran gigi

  Golongan Obat Antibiotika

1.      Penisilin

Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-macam jemis yang

dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif.

Sefalosforin diperoleh dari jamur cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943) penisilin bersifat

bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesi dinding sel.

Pensilin terdiri dari :

a.       Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin

1)      Benzil Penisilin

Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive,

gonore.

Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,

trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

2)      Fenoksimetilpenisilin

Indikasi : tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksisinfeksi pneumokokus.

b.      Pensilin Tahan Penisilinase

1)      Kloksasilin

Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.

Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia

limfositik kronik, dan AIDS.

Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam

cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.

Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,

trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

2)      Flukoksasilin

Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.

Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia

limfositik kronik, dan AIDS.

Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam

cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.

Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,

trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

c.       Pensilin Spectrum Luas

1)      Ampisilin

Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive,

gonore.

Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia

limfositik kronik, dan AIDS.

Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam

cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.

Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,

trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

2)      Amoksisilin

Page 2: golongan antibiotika dan analgesik untuk praktek kedokteran gigi

Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive,

gonore.

Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia

limfositik kronik, dan AIDS.

Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam

cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.

Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,

trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

d.      Penisilin Anti Pseudomona

1)      Tikarsilin

Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas dan proteus.

2)      Piperasilin 

Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa.

3)      Sulbenisilin 

Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa.

2.      Sefalosforin

Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis

dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan

dapat di hambat probenisid.

            Sefalosforin terbagi atas :

a.       Sefadroksil

Indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-)

Interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi spectrum anti mikroba masing-

masng derrivat bervariasi.

efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic ( penggunaan dosis tinggi) mual dan

mumtah rasa tidak enak pada saluran cerna sakit kepala, Dll

Kontra indikasi : hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiria

b.      Sefrozil

Indikasi : ISPA, eksaserbasi akut dari bronchitis kronik dan otitis media.

c.       Sefotakzim

Indikasi : profilaksis pada pembedahan, epiglotitis karena hemofilus, meningitis.

d.      Sefuroksim

Indikasi : profilaksis tindakan bedah,lebih aktif terhadap H. influenzae dan N gonorrhoeae.

e.       Sefamandol

Indikasi: profilaksis pada Tindakan 1 pembedahan.

f.       Sefpodoksim 

Indikasi: infeksi saluran napas tetapi. Penggunaan ada faringitis dan tonsillitis, hanya yang

kambuhan, infeksi kronis atau resisten terhadap antbiotika lain.

3.      Tetrasiklin

Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin lama

semakin berkurang karena masalah resistansi.

Tetrasiklin terbagi atas :

a.       Tetrasiklin.

Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, bruselosis (lihat juga keterangan diatas) klamidia, mikoplasma,

dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis, akne vulganis.

Page 3: golongan antibiotika dan analgesik untuk praktek kedokteran gigi

Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan fungsi ginjal (lihat

Lampiran 3), kadang-kadang menimbulkan fotosintesis.

Efek samping: mual, muntah, diare, eritema.

b.      Demeklosiklin Hidroklorida

Indikasi: tetrasiklin. Lihat jugas gangguan sekresi hormone antidiuretik

Perhatinak : kontaindikasi; efek samping lihat tetrasiklin. Fotositivtas lebih sering terjadi pernah

dilaporkan terjadinya diabeters indipidus nefrogenik.

c.       Doksisiklin

Indikasi: tetrasiklin.bruselosis (kombniasi dengan tetrasiklin), sinusitis kronis , pretatitis kronis,

penyakit radang perlvis (bersama metronidazo)

d.      Oksitetrasiklin

Indikasi ; peringatan; kontaindikasi; efek samping; lihat tetrasilin; hindari pada porfiria.

Dosis: 250-500 mg tiap 6 jam

Oxytetracycline ( generic ) cairan Inj. 50 mg/ vial (K)

Teramycin (Pfizer Indonesia) cairan inj. 50 mg/ vial. Kapsul 250 mg (K).

4.      Aminoglikosida

Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan gram negative.

Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap pseudomonas aeruginosa. Streptomisin

aktif teradap mycobacterium tuberculosis dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk

tuberkalosa.

a.       Amikasin

Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin.

b.      Gentamisin

Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP lainnya. Infeksi bilier,

pielonefritis dan prostates akut, endokarditis karena Str viridans. Atau str farcalis (bersama penisilin,

pneumonia nosokomial, terapi tambahan pad meningitis karena listeria.

Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan dosso, awasi fungsi ginjal,

pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma), hindari penggunaan jangka panjang.

Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis.

Efek samping : gangguna vestibuler dan pendengaran, netrotoksista, hipomagnesemia pada

pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic.

Dosis : injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse, 2-5 mg/ kg/ hari ( dalam dosis terbagai tiap

8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis terbagi tiap 8 jam ) lihat juga keterangan fungsi

ginjal dan ukur kadar dalam plasma.

c.       Neomisin Sulfat

Indikasi: Sterilisasi usus sebelum operasi

d.      Netilmisin

Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin.

5.      Kloramfenikol

Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat toksik. Obat ini

seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus influenzae, deman tifoid, meningitis

dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat lainnya. Karena toksisitasnya, obat ini tidak cocok untuk

penggunaan sistemik.

Kontraindikasi: wanita hamil, penyusui dan pasien porfiria 

Efeks samping : kelainan darah yang reversible dan irevesibel seperti anemia anemia aplastik ( dapat

berlanjut mejadi leukemia), neuritis perifer, neuritis optic, eritem multiforme, mual, muntah, diare,

stomatitis, glositits, hemoglobinuria nocturnal.

6.      Makrolid

Page 4: golongan antibiotika dan analgesik untuk praktek kedokteran gigi

Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin, sehingga obat ini

digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin mencakup indikasi saluran napas,

pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena kampilo bakteri.

a.       Eritromisin

Indikasi: sebagai alternative untuk pasien yang alergi penisilin untuk pengobatan enteritis

kampilobakter, pneumonia, penyakit legionaire, sifilis, uretritis non gonokokus, protatitis kronik, akne

vulgaris, dan rpofilaksis difetri dan pertusis.

b.      Azitromisin

Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi klamida daerah genital tanpa kompliasi.

c.       Klaritromisin

Indikasi : infeksi saluran napas, infeksi ringan dan sedang pada kulit dan jaringan lunak; terapi

tambahan untuk eradikasi helicobacter pylori pada tukak duodenum ( lihat bagian 1.1)

7.      Polipeptida

Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan gramisidin, dan berciri

struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino bebas. Berlainan dengan antibiotika

lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah.

Polimiksin hanya aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin

terhadap kuman Gram-positif.

Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya (surface-active agent) dan

kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel

diperbesar dan akhirnya sel meletus. Kerjanya tidak tergantung pada keadaan membelah tidaknya

bakteri, maka dapat dikombinasi dengan antibiotika bakteriostatik seperti kloramfenikol dan tetrasiklin.

Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka hanya digunakan secara parenteral, atau oral untuk bekerja

di dalam usus. Distribusi obat setelah" injeksi tidak merata, ekskresinya lewat ginjal.

Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga untuk organ pendengar. Maka penggunaannya

pada infeksi dengan Pseu¬domonas kini sangat berkurang dengan munculnya antibiotika yang lebih

aman (gentamisin dan karbenisilin).

8.      Golongan Antimikobakterium

Golongan antibiotika dan kemoterapetka ini aktif te rhadap kuman mikobakterium. Termasuk di sini

adalah obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan

lain-lain.

Page 5: golongan antibiotika dan analgesik untuk praktek kedokteran gigi

Golongan Analgetik

A. ANALGETIKAnalgesik di bagi menjadi 2 yaitu:1. Analgesik Opioid/analgesik narkotikaAnalgesik opioid merupakan kelompok obat yang memilikisifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fractura dan kanker.Macam-macam obat Analgesik Opioid:a. Metadon.

 Mekanisme kerja : Kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah.Indikasi : Detoksifikas ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang di rumah sakit.Efek tak diinginkan: * Depresi pernapasan* Konstipasi* Gangguan SSP* Hipotensi ortostatik* Mual dam muntah pada dosis awalb. Fentanil.

Mekanisme kerja : Lebih poten dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya.Indikasi : Medikasi praoperasi yang digunakan dalan anastesi.Efek tak diinginkan : Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya. Rigiditas otot, bradikardi ringan.

Page 6: golongan antibiotika dan analgesik untuk praktek kedokteran gigi

c. Kodein

Mekanisme kerja : Sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi morfin.Kerjanya disebabkan oleh morfin. Juga merupakan antitusif (menekan batuk)Indikasi : Penghilang rasa nyeri minorEfek tak diinginkan : Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang menghilangkan nyeri sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.

2. Obat Analgetik Non-narkotikObat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran.Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).Efek samping obat-pbat analgesik perifer: kerusakan lambung, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik:a. Ibupropen

Page 7: golongan antibiotika dan analgesik untuk praktek kedokteran gigi

Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin.Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.

b. Paracetamol/acetaminophen

Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik.Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.

c. Asam Mefenamat

Page 8: golongan antibiotika dan analgesik untuk praktek kedokteran gigi

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.

     Biasanya analgesik di golongkan menjadi beberapa kelompok, antara lain:1. Analgesik – Antipiretik Contoh parasetamol, fenasetin2. Analgesik – AntiInflamasi contoh ibuprofen, asam mefenamat3. Analgesik – Antiinflamasi kuat contoh Aspirin, Natrium Salisilat     Selain digolongkan berdasarkan efeknya, analgesik juga di golongkan berdasar tempat kerjanya. Penggolongan ini membedakan analgesik menjadi:1. Analgesik SentralYaitu analgesik yang menduduki reseptor miu contohnya tramadol, morphine2. Analgesik PeriferYaitu analgesik yang bekerja pada saraf perifer contohnya parasetamol     Atas kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:1. Analgetik Perifer (non narkotik)Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.2. Analgetik NarkotikKhusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker.Berikut jenis obat analgetik narkotik :a. Morfin dan derivatnya :

Morfin Heroin Hidromorfon Oksimorfon Levorfanol

Page 9: golongan antibiotika dan analgesik untuk praktek kedokteran gigi

Levalorfan Kodein Hidrokodon Oksikodon Nalorfin Nalokson Nalbufin Tebain

b. Meperidin dan derifat fenilpiperidin :

Meperidin Alfaprodin DifenoksilatFentanil Loperami Metadon Dan Opioid lainx : Metadon Propoksifen Dekstromoramida Bezitramida

Obat-obat golongan analgetik dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: parasetamol, salisilat, (asetasol, salisilamida, dan benorilat), penghambat Prostaglandin (NSAID); ibuprofen, derivate-derivat antranilat ( mefenamilat, asam niflumat glafenin, floktafenin, derivate-derivat pirazolinon (aminofenazon, isoprofilpenazon, isoprofilaminofenazon), lainnya benzidamin.Obat golongan analgesic narkotik berupa, asetaminofen dan fenasetin. Obat golongan anti-inflamasi nonsteroid berupa aspirin dan salisilat lain, derivate asam propionate, asam indolasetat, derivate oksikam, fenamat, fenilbutazon.