Glaucoma

25
 ASUHAN KEPERAWATAN GLAUCOMA D I S U S U N OLEH : 1. AHMAD PRIY ANI 2. MART HA JULIANA SI TORUS 3. ZULI A EL VIANA 4. CRIS T WILIAM AP DUHA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 21!

description

wendy goxil

Transcript of Glaucoma

ASUHAN KEPERAWATAN GLAUCOMADISUSUNOLEH :1. AHMAD PRIYANI2. MARTHA JULIANA SITORUS3. ZULIA ELVIANA4. CRIST WILIAM AP DUHA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANANUNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIAMEDAN 2015

BAB ITINJAUAN TEORITIS MEDIS

A. DEFINISIGlukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.(Sidarta Ilyas,2000). Glukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler.( Long Barbara, 1996) Glaukoma bulin hijau pada mata karena tekanan di dalam mata bertambah tinggi akibat cairan bening kornea dan lensa mata tertahan. (Kamus Lengkap Kedokteran, 2003)Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokulus (lebih besar dari pada 20 mmHg).Tekanan yang sangat tinggi, kadang-kadang mencapai 60-70 mmHg.Menyebabkan tekanan saraf optikus sewaktu saraf tersebut keluar dari bola mata sehingga terjadi kematian serat-sarat saraf. (Buku Saku Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin).Glaukoma adalah penyakit mata yang dikarakteristikan dengan peningkatan tekanan okular (TIO).Peningkatan tekanan menyebabkan kerusakan iskemik pada diskus optik dan sel-sel saraf dari retina, dengan kehilangan progresif dari penglihatan perifer. (Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah)

B. ETIOLOGIBerdasarkan ada atau tidaknya penyebab glaukoma dibedakan menjadi 2 jenis. Jenis glaukoma yang diturunkan dan tidak diketahui sebabnyadisebut sebagai glaucoma primer. Jenis glaucoma yang tidak diturunkan dan diketahui penyebabnya disebut sebagai glaukoma sekunder.Ada yang menderita glaukoma primer, maka keluarga terdekat mempunyai resiko yang besar untuk menderita glaukoma jenis ini juga.Glaukoma sekunder bisa disebabkan oleh banyak hal,antara lain: 1. Infeksi 2. Hypermetrop/ presbiop 3. Post Operasi 4. Katarak 5. Heriditer6. Trauma 7. Gejala Peningkatan TIO8. Uveitis9. Pembedahan mata 10. Penggunaan kortikostiroid maupun topikal jangka panjang

C. KLASIFIKASI1. Glukoma primer Glukoma sudut terbuka, Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90 95% ) ,yang meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut sudut terbuka karena humor aqueousmempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan rabekular, saluran schleem, dan saluran yg berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tida k ada, kelainan diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul. Glukoma sudut tertutup(sudut sempit), Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba- tiba dan meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata yang berat, penglihatan yang kabur dan terlihat hal. Penempelaniris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat. Prodomal : Serangan ringan yaitu penurunan visus Acut : tiba-tiba merah, bengkak, muntah dan sakit kepala.1. Glukoma sekunderDapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah dan trauma . Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab: Perubahan lensa Kelainan uvea Trauma Bedah 1. Glukoma kongenital Glaukoma yang dibawa sejak lahir disebabkan karena kelainan pertumbuhan sudut kamera akuli anterior / sejak lahir tekanan bola mata sudah meninggi.2. Glukoma absolut Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka)dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut.Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasipada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik. Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikansinar beta pada badan siliar, alkohol retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit.

D. PatofisiologiRongga arterior mata berada didepan dan sedikit kesamping dari lensa, terdapat/ bermuara aqueous humor, merupakan cairan bening yang menuju ke lympha. Aqueos humor diproduksi secara terus-menerus dalam badan siliaris yang terdapat dibagian posterior iris dan mengalir melewati pupil kedalam camera okuli anterior. Aqueous humor disalurkan melalui canal Schlemm disekitar mata dan berada pada bagian sudut camera okuli anterior dimana terjadi pertemuan iris perifer dan kornea dalam keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan penyerapan aqueous humor, akan menyebabkan atau menjadikan tekanan intra okuli relative konstan. TIO normal berkisar 10-20 mmHg dan rata-rata 16 mmHg. Tekanan intra okuli bervariasi dan naik sampai 5 mmHg Glaukoma terjadi dimana adanya peningkatan TIO yanga dapat menimbulkan kerusakan dari saraf-saraf optic.Peningkatan tekanan disebabkan abstruksi / sumbatan dari penyerapan aqueous humor.

Skema patofisiologi glaucomaTrauma, peningkatan TIO, uveitis Cairan dalam bilik anterior Tegang Kerusakan saraf optikus

Mk :Gangguan visualMk :Nyeri Mk: Gangguan lapang penglihatan

E. Manifestasi klinis1. Glaukoma sudut terbuka:Mata putih baik, fundusco py (TIO) lebih dari 20 mmHg, pembuluh darah mengarah kenasal.2. Glaukoma sudut tertutup: Mata sehat, sering mendapat serangan misalnya: Sakit kepala pada waktu membaca, nonton yang lama Mata merah Tempat mata pupil melebar Sakit akan sembuh sendiri setelah makan obat / setelah tidur 3. Glaukoma sudut KongenitalBiasanya pada anak, kornea putiih dan elastis, besar dan menonjol seperti mata sapi

F. Penatalaksanaan GlaukomaTujuan utama terapi glaukoma adalah dengan menurunkan tekanan intraokular serta meningkatkan aliran humor aquos (drainase) dengan efek samping yang minimal. Penangananya meliputi: Penatalaksanaan Medis

1. Glaukoma Primera) Pemberian tetes mata Beta blocker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol) yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.b) Pilocarpine untuk memperkecil pupil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yangN tersumbat.c) Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan)d) Minum larutan gliserin dan air biasa untuk mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma.e) Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide).f) Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).2. Glaukoma sekunderPengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.Jika penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil.Kadang dilakukan pembedahan.3. Glaukomakongenitalis Untuk mengatasi Glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.Apabila obat tidak dapat mengontrol glaukoma dan peningkatan TIO menetap, maka terapi laser dan pembedahan merupakan alternatif.4. Terapi Lasera) Laser iridotomy melibatkan pembuatan suatu lubang pada bagian mata yang berwarna (iris) untuk mengizinkan cairan mengalir secara normal pada mata dengan sudut sempit atau tertutup (narrow or closed angles).b) Laser trabeculoplasty adalah suatu prosedur laser dilaksanakan hanya pada mata-mata dengan sudut-sudut terbuka (open angles). Laser trabeculoplasty tidak menyembuhkan glaukoma, namun sering dilakukan daripada meningkatkan jumlah obat-obat tetes mata yang berbeda-beda. Pada beberapa kasus-kasus, dia digunakan sebagai terapi permulaan atau terapi utama untuk open-angle glaukoma. Prosedur ini adalah metode yang cepat, tidak sakit, dan relatif aman untuk menurunkan tekanan intraocular. Dengan mata yang dibius dengan obat-obat tetes bius, perawatan laser dilaksanakan melalui lens kontak yang berkaca pada sudut mata (angle of the eye). Microscopic laser yang membakar sudut mengizinkan cairan keluar lebih leluasa dari kanal-kanal pengaliran.c) Laser cilioablation (juga dikenal sebagai penghancuran badan ciliary atau cyclophotocoagulation) adalah bentuk lain dari perawatan yang umumnya dicadangkan untuk pasien-pasien dengan bentuk-bentuk yang parah dari glaukoma dengan potensi penglihatan yang miskin. Prosedur ini melibatkan pelaksanaan pembakaran laser pada bagian mata yang membuat cairan aqueous (ciliary body). Pembakaran laser ini menghancurkan sel-sel yang membuat cairan, dengan demikian mengurangi tekanan mata.5. Terapi Pembedahana) Trabeculectomy adalah suatu prosedur operasi mikro yang sulit, digunakan untuk merawat glaukoma. Pada operasi ini, suatu potongan kecil dari trabecular meshwork yang tersumbat dihilangkan untuk menciptakan suatu pembukaan dan suatu jalan kecil penyaringan yang baru dibuat untuk cairan keluar dari mata. Untk jalan-jalan kecil baru, suatu bleb penyaringan kecil diciptakan dari jaringan conjunctiva (conjunctival tissue). Conjunctiva adalah penutup bening diatas putih mata. Filtering bleb adalah suatu area yang timbul seperti bisul yang ditempatkan pada bagian atas mata dibawah kelopak atas. Sistim pengaliran baru ini mengizinkan cairan untuk meninggalkan mata, masuk ke bleb, dan kemudian lewat masuk kedalam sirkulasi darah kapiler (capillary blood circulation) dengan demikian menurunkan tekanan mata. Trabeculectomy adalah operasi glaukoma yang paling umum dilaksanakan. Jika sukses, dia merupakan alat paling efektif menurunkan tekanan mata.b) Viscocanalostomy adalah suatu prosedur operasi alternatif yang digunakan untuk menurunkan tekanan mata. Dia melibatkan penghilangan suatu potongan dari sclera (dinding mata) untuk meninggalkan hanya suatu membran yang tipis dari jaringan melaluinya cairan aqueous dapat dengan lebih mudah mengalir. Ketika dia lebih tidak invasiv dibanding trabeculectomy dan aqueous shunt surgery, dia juga bertendensi lebih tidak efektif. Ahli bedah kadangkala menciptakan tipe-tipe lain dari sistim pengaliran (drainage systems). Ketika operasi glaukoma seringkali efektif, komplikasi-komplikasi, seperti infeksi atau perdarahan, adalah mungkin. Maka, operasi umumnya dicadangkan untuk kasus-kasus yang dengan cara lain tidak dapat dikontrol.

1. GLUKOMA AKUTa. Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi. b. Etiologi Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secarasekunder sebagai akibat penyakit mata lain. Yang paling banyak dijumpai adalah bentuk primer, menyerang pasien usia 40 tahun atau lebih. c. Faktor Predisposisi Pada bentuk primer, faktor predisposisinya berupa pemakaian obat-obatan midriatik, berdiam lama di tempat gelap, dan gangguan emosional.Bentuk sekunder sering disebabkan hifema, luksasi/subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak hipermatur, uveitis dengan suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pasca pembedahan intraokuler.d. Manifestasi klinik 1) Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah belakang kepala .2) Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala ga3) strointestinal berupa mual dan muntah , kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma aku4) Tajam penglihatan sangat menurun. 5) Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat. 6) Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar. 7) Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh. 8) Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat timbulnya reaksi radang uvea. 9) Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat. 10) Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media penglihatan. 11) Tekanan bola mata sangat tinggi. 12) Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal. e. Pemeriksaan Penunjang Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan peningkatan tekanan.Perimetri, Gonioskopi, dan Tonografi dilakukan setelah edema kornea menghilang.

f. Penatalaksanaan Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi.Dievaluasi tekanan intraokuler (TIO) dan keadaan mata.Bila TIO tetap tidak turun, lakukan operasi segera. Sebelumnya berikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Jenis operasi, iridektomi atau filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaab gonoskopi setelah pengobatan medikamentosa.

2. GLUKOMA KRONIK a. Definisi Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.b. Etiologi Keturunan dalam keluarga, diabetes melitus, arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif.c. Manifestasi klinik Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata.Penyakit berkembang secara lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak mempunyai keluhan pada pasien sering menabrak karena pandangan gelap, lebih kabur, lapangpandang sempit, hingga kebutaan permanen. d. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonometri menunjukkan peningkatan.Nilai dianggap abnormal 21-25 mmHg dan dianggap patologikdiatas 25 mmHg.Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar dan dalam, dinding cekungan bergaung, warna memucat, dan terdapat perdarahan papil. Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang menyempit, depresi bagian nasal, tangga Ronne, atau skotoma busur. e. Penatalaksanaan Pasien diminta datang teratur 6 bulan sekali, dinilai tekanan bola mata dan lapang pandang. Bila lapang pandang semakin memburuk,meskipun hasil pengukuran tekanan bola mata dalam batas normal, terapi ditingkatkan. Dianjurkan berolahraga dan minum harus sedikit-sedikit.

BAB IITINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN

1. Pengkajian a. Keluhan utama : Nyeri ringan sampai berat Penyempitan lapangan pandang Peningkatan TIOb. Riwayat penyakit dahulu : Diabetes mellitus Hipertensi sistemik Katarak c. Riwayat penyakit sekarang : Nyeri ringan sampai berat Penyempitan lapang pandang Peningkatan TIOd. Riwayat penyakit keluarga : Ada anggota keluarga yang sedang menderita DM, hipertensi sistemik, katarak.2. Data dasar pengkajian a. Aktivitas/ istirahat Gejala : perubahan aktivitas biasanya sehubungan dengan gangguan penglihatan b. Makanan / cairan Gejala : mual / muntah (glaukoma akut)c. Neurosensori Gejala : gangguan penglihatan (kabur / tidak jelas). Sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap perifer penglihatan berawan / kabur tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer fotofobia (glaukoma akut) Tanda : pupil menyempit dan merah / mata keras dengan kornea berawan (glaukoma darurat) d. Nyeri / kenyamanan Gejala : ketidaknyamanan ringan / mata berair (glaukoma kronis) nyeri tiba-tiba / berat menetap / tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoa akut)e. Penyuluhan / pembelajaranGejala : riwayat keluarga glaukoma. Gangguan sistem vaskuler terpajan sinar radiasi, Steroid / toksisitas fenotiazin.3. Diagnosa keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO b. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan peningkatan TIO perdarahan intraokuler.c. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri d. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan / kenyataan kehilangan penglihatane. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, salah interprestasi informasi 4. Intervensi kepeawatan Diagnosa I :nyeri berhubungan dengan peningkatan TIOTujuan : Menyatakan nyeri hilang Menunjukkan postur tubuh rileks dan mampu tidur / istirahat dengan tepatINTERVENSIRASIONAL

1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (0-10)

2. Kaji ulang faktor yang meningkat / menurunkan nyeri.

3. Berikan aktivitas hiburan

4. Catat respon terhadap obat & laporan pada dokter bila nyeri hilang

5. Sediakan waktu untuk mendengarkan dan mempertahankan kontak dengan pasien sering. 1. Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya. 2. Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.

3. Fokus perhatian kembali meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping.

4. Nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat menunjukkan terjadinya komplikasi / kebutuhan terhadap intervensi lebih lanjut.

5. Membantu dalam menghilangkan cemas dan memusatkan kmbali perhatian yang daapt menghilangkan nyeri.

Diagnosa 2 :Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan peningkatan TIO. Pendarahan Intraokuler. Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera. Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.

INTERVENSI RASIONAL

1. Bantu pasien menata lingkungan. Jangan mengubah penataan meja kursi tanpa pasien pada keluarga.2. Orientasi pasien pada keluarga.

3. Bahas perlunya penggunaan prisai metal dan kaca mata bisa diperhatikan.4. Jangan memberikan tekanan pada mata yang terkena trauma.

5. Gunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata. 6. Dorong nafas dalam, batuk untuk bersihan paru7. Anjurkan menggunakan teknik manajemen stress contoh bimbingan imajinasi visualisasi8. Pertahankan perlindungan mata.1. Menfasilitasi kemandirian dan menurunkan resiko cedera.

2. Meningkatkakn keamanan mobilitas dalam lingkungan3. Tameng logam / kaca mata melindungi mata dari cedera.4. Tekanan pada mata dapat mengakibatkan kerusakan serius lebih lanjut5. Cedera dapat terjadi bila wadah obat menyentuh mata.6. Batuk meningkatkan TIO

Meningkatkan relaksasi dan koping menurunkan TIO

8. Digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakkan mata.

Diagnosa 3 :Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri.Tujuan : Memberikan kenyamanan pada pasien. Mengurangi rasa nyeri.

INTERVENSIRASIONAL

1. Memberikan kompres dingin.

2. Kurangi tingkat pencahayaan, cahaya diredupkan, diberi tirai atau kain.

3. Dorong penggunaan kaca mata hitam pada cahaya mata.1. Mengurangi edema akan mengurangi rasa nyeri.2. Tingkat pencahayaan yang lebih rendah, lebih nyaman setelah pembedahan. 3. Cahaya yang kuat menyebabkan rasa nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator.

Diagnosa 4 :Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/ kenyataan kehilangan penglihatan.Tujuan : Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi. Menunjukkan keterampilan dalam pemecahan masalah.

INTERVENSIRASIONAL

1. Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri / timbulnya gejala tiba-tiba pengetahuan kondisi saat ini.

2. Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan tambahan. 3. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.

4. Identifikasi sumber / orang yang menolong.1. Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus ansietas, dan dapat mempengaruhi upaya medik untuk mengontrol TIO.2. Menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan / harapan yang akan datang dan memberikan dasar fakta untuk membuat pilihan informasi tentang pengobatan. 3. Memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata mengklasifikasikan salah konsepsi dan pemecahan masalah.4. Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam menghadapi.

Diagnosa 5 :Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognisis, pengobatan berhubungan dengan Tidak mengenal sumber informasi, salah interprestasi informasi.Tujuan : Menyatakan pemahaman kondisi prognosis, dan pengobatan. Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala dengan proses penyakit. Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.

INTERVENSIRASIONAL

1. Diskusikan perlunya menggunakan identifikasi.

2. Tunjukkan teknik yang benar untuk memberikan tetes mata, izinkan pasien mengulang tindakan.

3. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang harus dihindari, contoh tetes midriatik ( atropine / propantelin hormone ), pemakaian steroid topical4. Tekanan pentingnya pemeriksaan rutin. 1. Vital untuk memberikan informasi pada perawat pada kasus darurat untuk menurunkan resiko menerima obat yang dikontradiksikan.2. Meningkatkan keefektifan pengobatan. Memberikan kesempatan untuk pasien memnunjukkan kompetensi dan menanyakan pertanyaan.3. Penyakit ini dapat dikontrol, bukan diobati dan mempertahankan konsistensi program obat.

4. Pentingnya untuk mengawasi kemajuan / pemeliharaan penyakit untuk memungkinkan intervensi dini dan mencegah kehilangan penglihatan lanjut.

6. Implementasi Sesuai dengan intervensi

BAB IIITINJAUAN KASUS

KASUS PEMICUTn W 45thn dirawat di RS karena kehilangan penglihatan,sisi samping (perifer), sakit kepala, penglihatan kabur, melihat pelangi bila melihat sumbar cahaya terang. Pada pemeriksaan didpat pupil yang lebar dan iregular, edem perifer corne, kongesti pembuluh darah episkleral dan konjungtiva, COA yang sempit. Pemeriksaan tonometri TIO diatas 21mmHg, diduga faktor utama yang berperan dalam meningkatnya TIO, antara lain karena kecepatan produksi Aqueos humor oleh badan silia, resitensi aliran aqueos humor melalui jaringan trabekular dan kanal schlemna/ tekanan vena epislera. Dokter berkolaborasi dengan perawat dalam pemberian tetes mata beta bloker(trimolol, betaxolol, cateolol, levobunolol, metripranolol) yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.

A. Pengkajian I.IdentitasNama: Tn.WJenis kelamin: Laki-laki Umur: 45 tahun Status perkawinan: Sudah Menikah Pendidikan: SMP Suku/Bangsa : IndonesiaAlamat : Ds Semanding - Tuban Pekerjaan: Petugas parkir Sumber informasi : Pasien

II.Keluhan Utama : Penglihatan kabur III.Riwayat KeperawatanRiwayat Penyakit Sekarang :P: Tn.W dibawa ke RS karena mengalami penglihatan kabur setelah kemarin menglami benturan pada matanya saat bekerja. Tn.W juga merasakan tidak dapat melihat di sisi samping, dan sellu melihat ada pelangi saat melihat lampu yg terang. Setelah mengalami benturan, mata Tn.W dikompres istrinya dengan air dingin. Q: penglihatan kabur dirasakan setelah Tn.W mengalami benturan pada matanya. R : di daerah matanya S : penglihatan yang kabur dirasakan sangat mengganggu aktivitas pekerjaan Tn.W, sampai-sampai beliau sering berpegangan saat berjalan karena takut jatuh T : penglihatan kabur lebih dirasakan saat siang hari dan saat malam hari jika terkena sinar lampu. Riwayat Penyakit Dahulu : Tn.W tidak pernah mengalami penyakit mata sebelumnya. Riwayat Penyakit Keluarga : menurut keterangan klien tidak ada keluarga yang mmiliki penyakit mata dan DM serta HT.

IV.Observasi dan Pemeriksaan FisikKeadaan Umum :Mata Tn.W terlihat masih memar Tn.W tampak lelah Mata Tn.W terlihat merah TTV :S : 37 celcius (normal 36,5 37,5 celcius) N : 80 x/menit ( 60 100 x/menit)TD : 120/80mmHg ( 21 mmHgTrauma mataPeningkatan Tekanan Intra Okuli (TIO)Penekanan bola mata oleh cairan aqueusTekanan pada syaraf optic retina

Kerusakan syaraf optic dan retina

Penipisan serat syaraf dan intibag.dalam retina

Atrofi discus opticusHilangnya pandangan perifer

Gangguan persepsi sensori (penglihtan)Gangguan persepsi sensori (penglihatan)

Analisa data 2DataEtiologiMasalah

DS :Klien mengatakan penglihatan kabur, sakit kepala dan seperti melihat pelangi bila melihat cahaya yang terang.DO : keadaan Umum :- Pupil melebar dan terkadang irreguler- Edema epitel kornea- Lemah, Lelah, Pergerakan klien berkurangTTV :- TD : 110/80 mmHg- N : 80x/menit- S : 38 C- RR : 20x/menitIrreversible (kebutaan)

Pembedahan

Interupsi (insisi bedah)

Nyeri

Gangguan rasa nyaman nyeri

Gangguan rasa nyaman nyeri

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan interupsi / insisi bedah

D. INTERVENSI KEPERAWATANHari/tglNo. DiagnosaIntervensiRasional

17 Mei 20151. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d hilangnya pandangan perifer sekunder dr peningkatan TIO > 21 mmHgTujuan : Dalam waktu 3x24 jam menunjukkan penggunaan penglihatan yang optimalCriteria hasil ;- Pasien berpartisipasi dalam program pengobatan- Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan lebih lanjut- Pemeriksaan TIO kmbali normal antara 10-21 mmHg- COA kembali luas- Pupil normal jka diberi rangsang chaya akan mengecil- Dan klien tdk melihat pelangi lg saat dirangsang chaya terang1. Kaji derajat / tipe kehilangan penglihatan 2. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan3. Lakukan tindakan untuk membantu pasien untuk menangani keterbatasan penglihatan, contoh, atur perabot, perbaiki sinar dan masalah penglihatan malam4. Kolaborasi :- Berikan obat tetes mata beta bloker misalnya timolol, betaxolol, cartexolol, levabunolol, metipranolol1. mengetahui harapan masa depan klien dan pilihan intervensi 2. intervensi dini untuk mencegah kebutaan, klien menghadapi kemungkinan / mengalami kehilangan penglihatan sebagian atau total.3. Dapat mempermudah pasien dlm beraktivitas.4. Dapat mengurangi TIO dan mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut.

Selasa 19 mei 2015

2. Gangguan rasa nyaman nyeriTujuan : Nyeri hilang atau berkurangKriteria Hasil :Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam pasien mengatakan nyerinya berkurang.1. Kaji tingkat nyeri2. Pantau derajat nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut.3. Siapkan pasien untuk pembedahan sesuai peranan.4. Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler5. berikan lingkungan gelap dan terang.1. Mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan intervensi selanjutnya.2. Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan3. Setelah TIO terkontrol pada glaucoma sudut terbuka, pembedahan harus dilakukan untuk secara permanen menghilangkan blok pupil.4. Tekanan pada mata ditingkatkan bila tubuh datar5. stress dan sinar mienimbulkan TIO yang mecetuskan nyeri.

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN HARI/TGLDIAGNOSAJAMImplementasiTTD

Selasa/ 19 mei 2015

Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d hilangnya pandangan perifer sekunder dr peningkatan TIO > 21 mmHg

07.00

1. Mengkaji derajat / tipe kehilangan penglihatan 2. Mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan3. Melakukan tindakan untuk membantu pasien untuk menangani keterbatasan penglihatan, contoh, mengatur perabot, perbaiki sinar dan masalah penglihatan malam.4. Memberikan obat tetes mata : beta bloker (timolol)

Selasa/19 mei 2015

Gangguan rasa nyaman nyeri1. Mengkaji tingkat nyeri2. Memantau derajat nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut.3. Menyiapkan pasien untuk pembedahan sesuai peranan.4. Mempertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler5. Memberikan lingkungan gelap dan terang.

F. EVALUASI KEPERAWATANHARI/TGLDIAGNOSAEvaluasiTTD

Rabu, 20 mei 2015Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d hilangnya pandangan perifer sekunder dr peningkatan TIO > 21 mmHgS : Tn.W mengatakan penglihatan sudah tdk kabur lagiO : - Pemeriksaan tonometry TIO 15 mmHg- Visus/ ketajaman 6/6.- COA kembali luas- Pupil mengecil saat diberi chaya- Dan klien tdk melihat pelangi lg saat dirangsang chaya terangA : masalah teratasiP : hentikan intervensi, pertahankan hasil

Rabu, 20 mei 2015Gangguan rasa nyaman nyeriS : - klien mengatakan nyeri berkurang dan klien mengatakan tidak menahan nyeri lagi O : - klien tampak sehat- wajah klien tampak lebih rileks- keadaan umum klien kembali normalA : masalah teratasi sebagianP : lanjutkan intervensi

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Jakarta : EGCMansjoer Arif.2000. Kapita selekta kedokteran. Jakarta. Medis AesculapiuDoenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan & Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta : EGC Sidarta Ilyas dkk.1981.Sari Ilmu Penyakit Mata.Jakarta : Gaya Baru.Dr. Nana Wijaya S.D.1983. Ilmu penyakit Mata. Jakarta. Dr. Nana Wijaya S.