Gkm 2012 Grup c Revisi 4
-
Upload
ryo-nugroho -
Category
Documents
-
view
41 -
download
3
Transcript of Gkm 2012 Grup c Revisi 4
PT.PUPUK KUJANG CIKAMPEK – JABARGKM BURUH
TEMA :“MENEKAN TERJADINYA DOWN TIME PADA SAAT
CUCI FINISHING DI PRILLING TOWER”
JUDUL:“MENEKAN KELEBIHAN WAKTU
PENGEDRAINAN DUST CHAMBER DI PRILLING TOWER SAMPAI 100%”
DATA – DATA ANGGOTA JADWAL PERTEMUANFasilitator : Hudi kurniawan, A.Md Jumlah Pertemuan : 20 kaliKetua Gugus : Satryo Adi Nugroho,
A.MdLama Pertemuan : 60mnt
Sekretaris : Ujang Sutono Kehadiran Fasilitator
: 50 %
Anggota
: Fajar NugrahaDedi AryadiAde jarkasihIman AkbarM.Hambali
Kehadiran Anggota : 90%
Tempat Pertemuan : Control Room KIB Usia Rata Rata : 27thPeriode Kegiatan : Nov 2011 s/d Juni
2012Pendidikan Rata Rata
: SMA
JADWAL RENCANA DAN REALISASI PERBAIKAN TAHUN 2012
TAHAPANTahun 2011 Tahun 2012Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun
P
1. Menentukan tema dan judul2. Menganalisa penyebab3. Menguji dan
menentukan penyebab dominan
4. Membuat rencana dan melaksanakan perbaikan
D 5. Meneliti hasil perbaikan
C 6. Standarisasi perbaikan
A 7. Menetapkan rencana berikut
1
Rencana = Realisasi =
ABSTRAK
Pabrik Urea Kujang IB didisain untuk memproduksi urea sebanyak 1725 metrik ton/hari dalam bentuk urea Prill dengan efisiensi energi yang tinggi dengan menggunakan proses ACES-21. Pabrik Urea terdiri dari enam seksi, yaitu : Synthesis, Purifikasi, Konsentrasi, Prilling, Recovery, dan Process Condensate Treatment.
Pada kondisi normal operasi, larutan dari Synloop akan didekomposisi di seksi Purifikasi yang kemudian divakumkan di seksi Concentrator untuk mendapatkan konsentrasi larutan urea diatas 99% untuk kemudian di-prill-kan di seksi Prilling tower. Gas–gas yang dihasilkan selama dekomposisi akan diserap di seksi recovery dan gas yang dihasilkan selama proses pemakuman akan dikondensasikan dan ditampung di seksi Process ondensate treatment.
Pada seksi prilling tower, kondisi Packed Bed (FD 304) juga di perhatikan karena bila sudah jenuh (kotor) akan mengganggu proses. Yaitu bisa menyebabkan banyak oversize dan juga kondisi di Fluidizing Bed (FD 302) terjadi penumpukan produk urea, karena Proses Pendingan oleh udara primer dari ID FAN (GB 301) kurang sempurna.Oleh karena itu pembersihan packed bed (FD 304)/ Cuci finishing rutin di lakukan setiap 4 bulan sekali.
Pembersihan cuci finishing bukan pekerjaan yang memerlukan waktu sedikit, akan tetapi butuh waktu yang lama dan persiapan yang matang.Jadi,untuk mempersingkat waktu Cuci finishing segala sesuatunya harus di persiapkan dengan matang, terutama saat melakukan pengedrainan dust chamber. Dan masalah yang sering terjadi adalah terhambatnya pengedrainan dust chamber dikarenakan line (jalur pipa) pembuangan ke temporary ponds ( tempat pembuangan) mengalami kebuntuan (mampet),Akibat banyak kotoran yang masuk dari bak kontrol dan juga tidak adanya sarana flushing untuk pembersihan line (jalur pipa) tersebut.
Untuk mencegah terjadinya kebuntuan (mampet) akibat banyak kotoran yang masuk dari bak kontrol maka di butuhkan strainer/saringan yang dapat mencegah masuknya kotoran ke dalam line/pipa tersebut, Dan untuk pembersihan line (jalur pipa), maka harus di buatkan sarana flushing. Agar line (jalur pipa) pembuangan ke temporary ponds ( tempat pembuangan) tidak terjadi kebuntuan (mampet). Dan proses pengedrainan dust chamber pun berjalan dengan lancar. Dan untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan akibat meluapnya bak control yang dapat merusak image perusahaan dan bisa berakibat di hapuskannya sertifikasi ISO 14001, juga mendukung program perusahaan untuk mendapatkan PROPER HIJAU.
2
PENDAHULUAN
Pabrik urea Kujang IB didesain untuk memproduksi urea sebesar 1725 metrik ton/hari dalam bentuk urea Prill dengan efisiensi energi yang tinggi dengan menggunakan proses ACES-21. Pabrik Urea terdiri dari enam seksi, yaitu : Synthesis, Purifikasi, Konsentrasi, Prilling, Recovery, dan Process Condensate Treatment.
Gambar i Alur proses pabrik urea kujang IB
Pada seksi prilling tower, kondisi Packed Bed (FD 304) juga di perhatikan karena bila sudah jenuh (kotor) akan mengganggu proses. Yaitu bisa menyebabkan banyak oversize dan juga kondisi di Fluidizing Bed (FD 302) terjadi penumpukan produk urea, karena Proses Pendingan oleh udara primer dari ID FAN (GB 301) kurang sempurna.Oleh karena itu pembersihan packed bed (FD 304)/cuci finishing rutin di lakukan setiap 4 bulan sekali.
Pembersihan cuci finishing bukan pekerjaan yang memerlukan waktu sedikit, akan tetapi butuh waktu yang lama dan persiapan yang matang.Agar tidak terjadi kehilangan banyak waktu dan kehilangan produk urea yang di hasilkan.
3
SLPIC 207
SL PIC 208
TI 209
TI 212
GA 201
GA 203
GA 204
FA 201
FA 202B
FA 202A
FA 203 IA 301
60
HV 301
LIC 207A
LIC 203
SLPIC 207
SL PIC 208
TI 209
TI 212
GA 201
GA 203
GA 204
FA 201
FA 202B
FA 202A
FA 203 IA 301
60
HV 301
LIC 207A
LIC 203
Sasaran Cuci
Finishing
LANGKAH IMENENTUKAN TEMA DAN JUDUL
1.1 Menentukan Tema Inventarisasi data masalah di pabrik urea kujang IB
Gugus melakukan pendataan terhadap masalah yang ada di pabrik urea kujang IB. Kriteria masalah berdasarkan faktor frekuensi masalah dan lamanya waktu terjadinya masalah.Hal ini penting karena kedua faktor tersebut dapat menghambat laju operasi dan menyebabkan kinerja dari dinas urea menurun.
Sumber Data : Log Book Urea Kujang 1BPeriode Data : Januari s.d Maret 2012Lokasi Pendataan : Ruang DCS/Control RoomPendata : Ade jarkasih
Tabel 1.1 Data Shut Down yang terjadi di pabrik urea IBNo Area Jenis Masalah Waktu
(Down time)
Total Waktu(Menit)
1 Synloop EA 103 bocor 23.30-02.29 155,42 Pump house GT 103 trip (HZSC 104) 12.15-14.57 145,2
GT 103 trip (solenoid FV 104 rusak)
01.37-08.16 407,4
3 Prilling Cuci Finishing 08.23-20.23 720
Tabel 1.2 Data Down time pabrik urea 1BNo Unit Proses Total Waktu
(Menit)% Defect % Kumulatif
1 Cuci Finishing Prilling tower Section
720 50,4 50.4
2 GT 103 trip (HZSC 104) 145,2 10.2 60.63 EA 103 bocor 155,4 10.9 71.54 S GT 103 trip (solenoid FV
104 rusak)407,4 28.5 100
Total 1428 100
Gambar 1.1 Diagram pareto frekuensi masalah di pabrik urea KIB
4
Kesimpulan : Berdasarkan diagram Pareto diatas terlihat bahwa down time yang paling lama terjadi,penyebabnya adalah kegiatan Cuci finishing di seksi prilling tower.Berdasarkan hal tersebut serta berdasarkan sasaran KPI Dinas Urea IB yang mengharuskan memproduksi urea prill sesuai RKAP, untuk itu gugus kami sepakat menentukan tema :
“Menekan Terjadinya Down Time pada Saat Cuci Finishing di Prilling Tower”
B. Menentukan Judul Tabel 1.3 Data pekerjaan cuci finishing di Prilling Tower
No Pekerjaan Total Waktu (Menit)
Target Waktu (Menit)
Kelebihan Waktu
( Menit)
% Defect
% Kumulatif
1 Pengedrainan dust chamber (FC 301) 360 240 120 70,6 70,6
2 Pencucian packed bed (FD 304) 240 230 10 5,88 76,47
3 Pengisian Pit Dust Chamber dan
sirkulasikan Pompa GA 301 120 80 40 23,5 100
Total 720 550 170 100 Gambar 1.3 Diagram Pareto Kelebihan Waktu Pekerjaan Cuci Finishing di Prilling Tower
Kesimpulan : Berdasarkan diagram pareto di atas, terlihat bahwa Pengedrainan dust chamber memiliki kelebihan waktu yang paling lama yaitu selama 120 menit atau 70,6% dari total waktu170 menit
INITIAL GOALDalam menentukan initial goal gugus mengacu kepada data kelebihan waktu pada saat pengedrainan dust chamber.
5
Kesimpulan akhir : Berdasarkan initial goal diatas maka gugus sepakat menetapkan judul
“Menekan Kelebihan waktu pengedrainan Dust Chamber di Prillng Tower sampai 100%”
Mengetahui, Menyetujui, Diajukan oleh, Dinas Urea 1B GKM BURUH
Tri Margono, ST Hudi kurniawan,A.Md Satryo Adi Nugroho Superintendent Urea 1B Fasilitator Ketua
LANGKAH IIMENGANALISA PENYEBAB
(Periode 15 s/d 31 November 2011)
2.1 Sumbang saran anggota gugus untuk menganalisa penyebab lamaya kelebihan waktu untuk pengedrainan dust chamber.
Tabel 2.1. Pengelompokan Hasil Brainstorming Anggota Gugus
No Faktor Jenis Penyebab Pengusul1
MESIN/ALAT
Pompa kavitasi Fajar Nugraha2 Jalur pipa/line yang ke temporary pond
tersumbat kotoranDedi aryadi
3 Jalur pipa/line yang ke temporary pond terjadi penyempitan
Ujang sutono
4 Jalur pipa/line yang ke temporary pond buntu Iman Akbar5 Ada udara terjebak dalam pompa Adejarkasih6 MANUSIA Pekerja sedikit Iman Akbar7 Personil pekerja dibatasi Adejarkasih8
METODECara pengedrainan dust chamber tidak benar Dedi aryadi
9 Bukaan valve full open Fajar nugraha10
LINGKUNGANHujan besar Ujang sutono
11 Bak control luber Fajar nugraha12 Terjadi Pencemaran lingkungan Dedi aryadi
6
2.1.1 Diagram Ichikawa
METODEMESIN/ALAT
LINGKUNGAN
Kelebihan waktu
pengedrainan dust chamber lama (± 120
menit)
Jalur pipa/line yang ke temporary pond terjadi penyempitan
Ada udara terjebak dalam pompa
Pompa kavitasi
Terjadi pencemaran lingkungan lingkungan
Bak control luber
Hujan besar
Bak control luber
Bukaan valve drain ke bak control full open
Jalur pipa /line yang ke temporary pond buntu
Cara pengedrainan dust chamber tidak benar
MANUSIA
Pekerja sedikit
Personil pekerja dibatasi
Jalur pipa/line yang ke temporary pond tersumbat kotoran dari bak kontrol
7
2.2 Nominal Group Technique (NGT)
Tabel 2.2 Angket Nominal Group TechniqueNo Faktor diduga
dominanFJ AD DD ST IM US JML RANK
1 Bukaan valve drain ke temporary ponds full open
4 5 4 4 5 3 25 3
2 Jalur pipa /line yang ke temporary pond buntu
5 4 6 5 3 6 29 2
3 Jalur pipa/line yang ke temporary pond tersumbat kotoran dari bak kontrol
6 6 5 6 6 5 34 1
4 Personil pekerja dibatasi 2 3 3 2 2 1 13 5
5 Ada udara terjebak dalam pompa 3 2 1 3 4 2 15 4
6 Hujan besar 1 1 2 1 1 4 10 6Keterangan :1.FJ = Fajar Nugraha 4.ST = Satryo Adi Nugroho2.AD = Ade jarkasih 5. IM = Iman Akbar3. DD = Dedi Aryadi 6.US = Ujang Sutono
NGT = ½ n = ½ (6) = 3Dimana n adalah banyaknya factor yang diduga dominanBerdasarkan angket NGT dari semua anggota gugus, dapat dihitung bahwa indeks NGT nya adalah 6. Hal ini menunjukkan bahwa pada tabel 2.2 di atas terdapat enam faktor yang diduga berpengaruh terhadap Lamanya waktu pengadrainan Dust chamber yaitu dari ranking 1 sampai dengan ranking 3Yang akan disajikan dalam tabel berikut:
No Faktor Diduga Dominan Ranking1 Jalur pipa/line yang ke temporary pond tersumbat
kotoran dari bak kontrol1
2 Jalur pipa /line yang ke temporary pond buntu 2
3 Bukaan valve drain ke temporary ponds full open 3
8
LANGKAH IIIMENGUJI DAN MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN
(Periode November s/d Desember 2011)3.1 Uji Coba Korelasi antara Diameter pipa/line dengan Lamanya waktu pengedrainan
X= Diameter pipa line drainY= Waktu (menit)
Kesimpulan : Berdasarkan grafik diatas, Diameter pipa ternyata berkolerasi dengan Lamanya waktu pengedrainan, dengan tingkat determinasinya (R2) 97,9%
3.2 Uji Coba Korelasi antara Diameter pipa/line dengan Lamanya waktu pengedrainan
X= Diameter pipa line drainY= Waktu (menit)
Kesimpulan : Berdasarkan grafik diatas, Diameter pipa ternyata berkolerasi dengan Lamanya waktu pengedrainan, dengan tingkat determinasinya (R2) 97,9%
9
3.3 Uji Coba Korelasi antara Bukaan Valve drain dengan lamanya waktu bak kontrol luber
X= Bukaan valveY= Waktu
Kesimpulan : Berdasarkan grafik diatas, lamanya waktu bak control luber berkorelasi terhadap Lamanya waktu pengedrainan dengan tingkat determinasinya 96,1%
Prioritas Penyebab DominanNo Faktor Penyebab Korelasi (%)1 Jalur pipa/line yang ke
temporary pond tersumbat kotoran dari bak kontrol
97,9
2 Jalur pipa /line yang ke temporary pond buntu
97,9
3 Bukaan valve drain ke temporary ponds full open
96,1
Total 291,9
LANGKAH IVMEMBUAT RENCANA DAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN
(Periode Januari s/d april 2011 )
4.1 Rencana Perbaikan
1. Penyebab dominan : Jalur pipa/line yang ke temporary pond tersumbat
10
What Why
Where When Who How
Sebelum perbaikan(Tidak ada straner Dari Bak control )
Setelah perbaikan( Di buatkan strainer/ Saringan dan di pasang di bak control)
How Much
::
::::
kotoran dari bak controlDi buatkan strainer/saringan dari bak controlAgar kotoran dari bak control tidak masuk ke line/jalur pipa pembuangan dan tidak menyumbat pipaPrilling towerJanuari 2012Dedi aryadi & Ujang sutonoDi buatkan strainer/saringan dari bak control dengan ukuran pipa 4” .
Rp 100.000,00
2. Penyebab dominan What
Why
Where
:
:
:
:
Jalur pipa/line yang ke temporary pond buntuDi buatkan sarana flushing line yang ke temporary pondAgar saat terjadi kebuntuan bisa langsung di tanggulangi dengan cara di flushing oleh PC(proses condensate)Prilling towerjanuari 2012
11
When Who
How
Sebelum perbaikan (Tidak ada sarana flushing di line yang ke temporary pond)
Setelah perbaikan(Di buatkan sarana flushing di line yang ke temporary pond)
How Much
:::
Iman AkbarDi buatkan sarana flushing line yang ke temporary pond dengan cara di tapping dari end flange dekat bak control dan dekat spiwall conveyor dengan menggunakan pipa ¾”,valve ¾” 2buah, dan cichago 2buah
Pipa ¾”= ±Rp 500.000,00 + Valve ¾’ 2buah = ± Rp 2.000.000,00 + Cichago 2 buah = ±Rp 100.000,00Total = ±Rp 2.600.000,00
12
3. Penyebab dominan
WhatWhy
Where When Who How
Sebelum perbaikan( Bukaan valve tidak Di atur/full open dapat menyebabkan bak control luber)
Setelah perbaikan ( Bukaan valve di Atur agar bak control tidak luber dan mencemari lingkungan )
How Much
:
::::::
Bukaan valve drain ke temporary ponds full open
Bukaan valve Drain diatur ± 4 putaran Agar bak control tidak luberPrilling towerJanuari 2012Ade jarkasihBuka Valve drain dengan menggunakan kunci F lalu buka sampai ± 40% bukaan. Perhatikan flow dan Kenaikan level bak control jangan sampai luber,pastikan aliran yang ke temporary ponds lancar
Rp 0
Mengetahui, Menyetujui, Diajukan oleh, Dinas Urea 1B GKM BURUH
Tri Margono, ST Hudi kurniawan,A.Md Satryo Adi Nugroho Superintendent Urea 1B Fasilitator Ketua
13
Pelaksanaan Perbaikan
1. Penyebab yang diperbaiki : Jalur pipa/line yang ke temporary pond tersumbat kotoran dari bak control
Langkah perbaikan : Di buatkan strainer/saringan dari bak control dengan ukuran pipa 4”
Periode : Januari s/d April 2012
Penanggung Jawab : Dedi Aryadi dan Ujang sutono
Monitoring hasil uji coba ;Dengan memasang strainer/saringan dari bak control,maka dapat mencegah terjadi penyumbatan di Jalur pipa/line yang ke temporary pond.
2. Penyebab yang diperbaiki : Jalur pipa/line drain yang ke temporary ponds buntu. Langkah Perbaikan : Di buatkan sarana flushing line yang ke temporary pond dengan cara di tapping dari end flange dekat bak control dan dekat spiwall conveyor dengan menggunakan pipa ¾”,valve ¾” 2buah, dan cichago 2buah
Periode : Januari s/d April 2012
Penanggung Jawab ; Ade jarkasih dan M.Hambali
Monitoring hasil perbaikan :Dengan Di buatkan sarana flushing line yang ke temporary pond,maka pada saat terjadi kebuntuan/atau line kotor bisa langsung di tanggulangi dan di lakukan pembersihan line. dengan cara di flushing oleh PC(proses condensate)
3 Penyebab yang diperbaiki : Bukaan valve drain ke temporary ponds full open Langkah perbaikan Buka Valve drain dengan menggunakan kunci F lalu buka sampai ± 4 putaran. Perhatikan flow dan Kenaikan level bak control jangan sampai luber,pastikan aliran yang ke temporary ponds lancar
Periode : Januari s/d April 2012Penanggung Jawab : Iman Akbar
Monitoring hasil perbaikan : Dengan mengatur bukaan valve drain ke bak control maka dapat mencegah bak control luber yang dapat menghambat waktu pengedrainan dan mencemari lingkungan.
14
LANGKAH VMENELITI HASIL PERBAIKAN
(Periode MEI 2011)5.1 Analisa Data
Evaluasi Terhadap Target Awal
Gambar 5.1 Diagram Batang Perbandingan kelebihan waktu pengedrainan dust chamber
Kesimpulan : Berdasarkan diagram batang pada gambar 5.1 terlihat bahwa setelah dilakukan perbaikan terjadi penurunan total waktu pelaksanaan proses pengedrainan dust chamber dari 360 menit menjadi 180 menit.
Tabel data perbandingan total waktu pengedrainan dust chumber sebelum dan sesudah perbaikan
NO Penyebab Total Kelebihan Waktu (Menit)Sebelum perbaikan
Sesudah perbaikan
1 Pengedrainan dust chamber
120 0
Diagram Perbandingan Total kelebihan waktu pengedrainan dust chumber sebelum dan sesudah perbaikan
Kesimpulan :
15
Berdasarkan perbandingan diagram diatas, terlihat penurunan Kelebihan waktu Pengedrainan dust chamber dari 120 menit menjadi 0 menit.
Tabel data perbandingan Analisa Kehilangan Produk (Ton) sebelum dan sesudah perbaikan
NO Penyebab Analisa Kehilangan Produk (Ton)Sebelum perbaikan
Sesudah perbaikan
1 Pengedrainan dust chamber
143,75 0
Diagram perbandingan Analisa Kehilangan Produk (Ton) sebelum dan sesudah perbaikan
Kesimpulan :Berdasarkan perbandingan diagram diatas, terlihat bahwa potensi kehilangan produk sebelum dan setelah GKM menurun dari 143,75 ton menjadi 0 ton.
Tabel data perbandingan Analisa Harga (Rp) sebelum dan sesudah perbaikan
NO Penyebab Analisa Harga (Rp)Sebelum perbaikan
Setelah perbaikan
1 Kelebihan waktu Pengedrainan dust
chamber
230.000.000,00 0
Diagram perbandingan Analisa Harga (Rp) sebelum dan sesudah perbaikan
16
Kesimpulan : Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa potensi kerugian sebelum dan setelah GKM menurun dari Rp230.000.000,00 menjadi Rp.0
5.2 Analisa Dampak dari Hasil Perbaikan
5.2.1 Dampak Positif
1. Menekan kelebihan waktu ketika pengedrainan dust chamber dari 120menit menjadi 0 menit atau dengan kata lain terjadi penghematan waktu 120 menit.
2. Mengurangi potensi kehilangan produk dari 143,75 ton menjadi 0 ton atau dengan kata lain mengurangi potensi kehilangan produk sebesar 143.75 ton Urea
3. Mengurangi potensi kerugian akibat kehilangan produk dari Rp. 230.000.000,00 menjadi Rp. 0 atau dengan kata lain setelah melakukan perbaikan pabrik urea dapat meminimalisir kerugian sebesar Rp. 230.000.000,00
4. Mengurangi resiko pencemaran lingkungan akibat lubernya bak control yang dapat merusak IMAGE PERUSAHAAN dan bisa berakibat di hapuskannya sertifikat ISO 14001 dan PROPER BIRU.
5. Menanamkan kepedulian karyawan terhadap lingkungan dan untuk mendukung perusahaan mendapatkan PROPRER HIJAU.
5.2.2 Dampak Negatif
Tidak Ada
LANGKAH VISTANDARISASI(Periode Juni 2011)
6.1 Standar Prosedur1. Pemasangan strainer dari bak control
Di buatkan strainer/saringan dari bak control dengan ukuran pipa 4”.
Pastikan kondisi strainer selalu bersih.2. Pemasangan sarana flushing line drain yang ke temporary ponds
di buatkan tapping sarana flushing di End flange dekat bak control dan dekat spiwall conveyor dengan menggunakan pipa ¾”,valve ¾” 2 buah dan cichago 2 buah.
Sebelum melakukan pengedrainan lakukan flushing line drain terlebih dahulu dan yakinkan aliran lancar (tidak terjadi kebuntuan)
17
3. Mengatur bukaan valve drain dust chamber Buka Valve drain dengan menggunakan kunci F lalu buka
sampai ± 40% bukaan. Perhatikan flow dan Kenaikan level bak control jangan
sampai luber. pastikan aliran yang ke temporary ponds lancar
6.2 Standar HasilWaktu pengedrainan dust chamber lebih cepat dan tidak mencemari lingkungan
Mengetahui, Menyetujui, Diajukan oleh, Dinas Urea 1B GKM BURUH
Tri Margono, ST Hudi kurniawan,A.Md Satryo Adi Nugroho Superintendent Urea 1B Fasilitator Ketua
LANGKAH VIIMENETAPKAN RENCANA BERIKUT
(Periode 16 s.d 30 Agustus 2012)
Inventarisasi permasalahan di pabrik urea kujang IBDalam menetapkan rencana berikutnya gugus melakukan inventarisasi
permasalah yang ada di lingkungan pabrik urea IB.
A. Menentukan Tema7.1 Tabel Data Permasalahan yang Terjadi di Pabrik Urea IB
No Unit Proses Jenis Masalah Frekuensi Jumlah1 Synloop Tekanan synloop tinggi (> 152
Kg/cm2)3 8
Line kondensat pompa GA 109 bocor
5
2 Purifikasi Level LPD rendah (< 10%) 7 7
18
3 Konsentrator Tekanan vacum PT 206 jelek (< 40mmHgA)
14 22
Level vacum consentrator lower rendah ( < 70%)
8
4 Prilling Recycle urea banyak 2 25 Recovery Temperatur outlet HPA tinggi (> 100
oC)4 4
Tabel 7.2 Data frekuensi masalah
No Unit Proses Frekuensi masalah
% Defect % kumulatif
1 Konsentrator 22 51.1 51.12 Synloop 8 18.6 83.83 Purifikasi 7 16.2 90.74 Recovery 4 9.3 95.45 Prilling 2 4.6 100
43 100
Gambar 7.1 Diagram Pareto frekuensi masalah di pabrik urea KIB
Kesimpulan :Berdasarkan diagram pareto diatas terlihat bahwa unit proses konsentrator banyak terjadi masalah yaitu sebanyak 22 kaliBerdasarkan diagram pareto diatas maka gugus sepakat mengambil tema
“Mengurangi Masalah kondisi Operasi di Unit Konsentrator Urea Kujang IB”
Alasan Pemilihan tema :Sesuai dengan key performance indicator dinas urea IB untuk menjaga mutu produksi sesuai SNI
100
95.490.795.4
Kum
ulat
if %
19
JADWAL RENCANA DAN REALISASI PERBAIKAN TAHUN 2011/2012
TAHAPANTahun 2012 Tahun 2013
Nov. Des. Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni
P
1. Menentukan tema dan judul2. Menganalisa penyebab3. Menguji dan
menentukan penyebab dominan
4. Membuat rencana dan melaksanakan perbaikan
D 5. Meneliti hasil perbaikan
C 6. Standarisasi perbaikan
A 7. Menetapkan rencana berikut
Rencana :
Menyetujui, Diajukan oleh, GKM BURUH
Hudi Kurniawan, A.Md Satryo Adi Nugroho Fasilitator Ketua
20