Ghostlore UNS
description
Transcript of Ghostlore UNS
PAPER
MITOS HANTU KAMPUS KENTINGAN: SEBUAH KAJIAN GHOSTLORE
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Folklor
Dosen Pengampu : Waskito Widi Wardojo, S. Hum.
Oleh :
Zulyani Evi
C0513059
Jurusan Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2015
1
MITOS HANTU KAMPUS KENTINGAN: SEBUAH KAJIAN GHOSTLORE
Zulyani Evi
Mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah
FIB Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Any ghost stories around us have its own uniqueness. It’s particularly popular
around college students. Some stories come up in casual conversation. Ghostlore
have been around for ages and every institution seems to have them in some form
or another, Sebelas Maret University (UNS) is no exception. Thus the writer is
interested in conducting a research about ghostlore in Kentingan UNS. Focusing
on the stories of each faculty the writer would like to see the dynamic life of
people within through this paper. The discussion is presented by the depiction of
ghost stories through individual understanding about the ghost stories around the
campus. The techniques of data collection are interview and instant message. The
main sources of data are the security which often got a night shift and the
students with real experience or belief in the previous myth.
Key Words : Ghostlore, Ghost, Sebelas Maret University
PENDAHULUAN
Cerita hantu sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari cerita-cerita rakyat (folks
tale) dan budaya serta ritual di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri tak dapat dipungkiri,
cerita-cerita seram dan hantu turut berkembang subur ditiap wilayah Indonesia.
Perkembangan cerita-cerita hantu di Indonesia didukung kuat oleh kondisi kebudayaan yang
multikultur. Kepercayaan terhadap roh dan alam baka serta hantu akan selalu menarik untuk
di perbincangkan, mengingat manusia akan selalu takut akan kematian dan sesuatu yang tidak
dimengerti mengenai kehidupan setelah kematian. Ada beberapa contoh bagaimana untuk
melihat bentuk-bentuk ketakutan manusia akan kematian ditengah kehidupan yang modern,
seperti negara-negara Asia yang modern dan masyarakatnya maju serta berpendidikan tinggi
seperti di Singapura dan di Hongkong yang masih merayakan sebentuk acara atau festival
tentang hantu yang kemudian dikenal dengan Hungry Ghost Festival, atau di dunia barat yang
lebih dikenal dengan All Soul’s Day atau ada juga festival tentang hantu yang lebih familiar
di telinga yaitu peringatan Halloween yang diperingati setiap tanggal 31 Oktober.1
Latar belakang mengapa cerita-cerita hantu dapat bertahan terus sampai hari ini di
masyarakat yang sudah modern dapat dijelaskan dengan berbagai teori. Misalnya disebabkan
oleh cara berpikir yang salah, koinsidensi, predileksi (kegemaran) secara psikologis umat
1 M. Iskandarsyah. Hantu Merah: Melihat Konstruksi Budaya dan Telaah Fungsi dalam Memaknai
Cerita Legenda Alam Gaib Kampus UI (Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Antropologi
Sosial Universitas Indonesia, 2012), hlm 1.
2
manusia untuk percaya kepada yang gaib-gaib, ritus peralihan hidup, teori keadaan dapat
hidup terus (survival), perasaan ketidaktentuan akan tujuan-tujuan yang sangat didambakan,
ketakutan akan hal-hal yang tidak normal atau penuh resiko dan takut akan kematian;
pemordernisasian tahayul, serta pengaruh kepercayaan bahwa tenaga gaib dapat tetap hidup
berdampingan dengan ilmu pengetahuan dan agama.2
TINJAUAN PUSTAKA
Folklor adalah pengindonesiaan dari kata bahasa Inggris folklore. Sebuah kata
majemuk yang berasal dari dua kata bahasa Inggris, yakni folk dan lore. Folk bisa berarti
dengan kata kolektif (collectivity). Menurut Alan Dundes dalam James Danandjaja (1984),
folk adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan,
sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok lainnya. Ciri-ciri pengenal itu dapat
berujud warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, bahasa, taraf pendidikan, dan agama
yang sama. Namun yang terpenting ialah mereka memiliki suatu tradisi, yakni kebudayaan
yang diwariskan secara turun-temurun, yang dapat diakui sebagai milik bersama, serta sadar
akan identitas kelompok mereka sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan lore adalah
tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun secara lisan
atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat
(mnemonic device). Dengan demikian secara konseptual pengertian folklor adalah sebagian
kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, di antara kolektif
macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan
maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat.3
Kaitan folklor dengan sejarah, sering berdekatan. Sentuhan historis folklor
menyebabkan kewibawaan folklor. Biasanya orang menyebut folklor itu karya primitif,
kurang melek huruf. Namun realitasnya, folklor justru banyak menawarkan kesejarahan
bangsa. Folklor dapat membantu para pemerhati sejarah, terutama sejarah lisan.4
Dalam konteks kontemporer, Sims (2011: 8) memaparkan secara detail bahwa folklor
tidak hanya berkutat pada dunia yang meneliti pengetahuan tradisional (traditional
knowledge). Folklor berkait dengan belajar yang informal, pengetahuan yang tidak tinggi atau
modern tentang dunia, keyakinan atau kepercayaan, budaya, dan tradisi yang diungkapkan
secara unik melalui kata, musik, kebiasaan, tindakan, perilaku, dan material.5
Contemporary ghost lore – while rooted in tradition – is also wedded to and
embedded in mass culture (Goldstein, Grider and Thomas, 2007:2). 6
Terkait dengan folklor kontemporer, paper ini akan membahas mengenai folklor
hantu atau ghostlore. Ghostlore pada hakikatnya ialah folklor yang fokus kajiannya
dipumpunkan pada dunia hantu, baik dulu, sekarang, atau masa depan. Hantu pada
2 James Danandjaja, Folklore Indonesia: Ilmu Gosip, Ilmu Dongeng, dan Lain-lain (Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti, 1984), hlm. 169. 3 Materi perkuliahan mata kuliah folklor pada 18 Februari 2015 oleh Waskito Widi Wardojo, S. Hum. 4 Suwardi Endraswara, Folklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi (Yogyakarta: Ombak, 2013),
hlm. x-xi. 5 Suwardi Endraswara, Op.cit, hlm. 230. 6 Gail De Vos. What Happens Next? Contemporary Urban Legends and Popular Culture (2012), hlm.
135.
3
hakikatnya roh tanpa tubuh dari orang mati (Watts, 2007:174) yang melakukan penampakan
(phenomenon) melalui suara, bayangan, mimpi, ataupun meminjam tubuh manusia. Hantu-
hantu tersebut bisa muncul di berbagai segmentasi kehidupan dan biasanya muncul pada
malam hari.7
The extraordinary fact about the history of ghost is that it is not a story of decline,
unlike that of those related supernatural being witches and fairies (Davies,
2009:241)8
Kajian ghostlore bukanlah hal yang baru dalam folklor. Penelitian atau tulisan tentang
folklor hantu di luar negeri yang relevan dengan bahasan paper ini salah satunya ditulis oleh
Elizabeth Tucker. Dalam Haunted Halls, Tucker membawa pembaca kembali ke bangku
kuliah sekolah untuk berkenalan dengan berbagai roh di kampus-kampus Amerika. Beberapa
hantu yang terkenal adalah dari Universitas Emory, Dooley, yang dapat membubarkan kelas
dengan menembak profesor dengan pistol air-nya; Universitas Mansfield, Sara, yang terjun
dari tangga setelah ditolak oleh pacarnya; dan Perguruan Tinggi Huntingdon, Red Lady, yang
mengiris pergelangan tangannya ketika mengenakan jubah merah.9
Tucker menyajikan ghostlore kampus dari pertengahan 1960-an hingga 2006, dengan
perhatian khusus pada cerita yang diberitahu oleh siswa abad kedua puluh melalui e-mail dan
pesan instan. Pendekatannya menggabungkan analisis sosial, psikologis, dan budaya, dengan
memperhatikan penjelasan siswa sendiri tentang pentingnya fenomena spektral. Sebagai
metafora dari gangguan, kegilaan, dan semangat sekolah, cerita hantu kampus menyampaikan
beberapa arti. Cerita mereka memperingatkan siswa tentang bahaya berlebihan, serta
perangkap hubungan berpotensi mengerikan. Selain menawarkan wawasan siswa dalam
kehidupan kampus, cerita hantu perguruan tinggi membuat pernyataan penting tentang
ketidakadilan yang diderita oleh penduduk asli Amerika, Afrika Amerika, dan lain-lain.
Elizabeth Tucker adalah profesor bahasa Inggris di Binghamton University. Dia adalah
penulis Legends Kampus: A Handbook dan telah menerbitkan secara luas di jurnal cerita
rakyat.10
Penelitian folklor di Indonesia sendiri sampai saat ini terkesan kurang maksimal.
Factor penyebabnya adalah folklor belum menjadi program khusus, melainkan menempel
pada bidang lain. Dengan begitu, pemanfaatan keilmuan folklor belum optimal, terutama
folklor hantu. Adapun penelitian tentang hantu di Indonesia pernah dilakukan oleh (1) Geertz
([1960]2013) yang meneliti hantu di mojokuto; (2) Danandjaja (1997) yang meneliti hantu di
Indonesia dikaitkan dengan legenda alam gaib; (3) Endaswara (2004) yang meneliti dunia
hantu di Jawa; (4) Ahmadi (2006) yang meneliti hantu di pulau Raas-Madura yang
dibandingkan dengan hantu Jepang; dan (5) Anas Ahmadi (2013) yang memaparkan hantu-
hantu kampus di Surabaya.11
METODE PENELITIAN
7 Anas Ahmadi, Legenda Hantu Kampus di Surabaya: Kajian Folklor Hantu (Ghostlore) Kontemporer
(dalam Folklor Nusantara Yogyakarta: Ombak, 2013), hlm. 232. 8 Gail De Vos, Op.cit. hlm. 138. 9 http://public.eblib.com/choice/publicfullrecord.aspx?p=515661 10 Ibid. 11 Anas Ahmadi, Op.cit. hlm. 231-232.
4
Artikel ini diperoleh melalui penelitian yang difokuskan pada hantu-hantu yang
terdapat di kampus Kentingan UNS. Fakultas-fakultas yang dijadikan sebagai bahan
penelitian antara lain (1) Fakultas Ilmu Budaya (FIB), (2) Fakultas Seni Rupa dan Desain
(FSRD), (3) Faultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), (4) Fakultas Hukum (FH), (5)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), (6) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), (7)
Fakultas Kedokteran (FK), (8) Fakultas Pertanian (FP), (9) Fakultas Tehnik (FT), dan (10)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Tehnik penentuan informan
merujuk pada pemikiran Spradley (1997:61) tentang syarat minimal informan yang baik
yakni (1) berenkulturasi penuh; (2) terlibat langsung; (3) mempunyai waktu yang cukup; (4)
suasana budaya yang tidak dikenal; (5) nonanalitis. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini sejalan dengan pernyataan Sudikan (2001:173), yakni melakukan (1)
pengamatan, (2) pemotretan, (3) perekaman, dan (4) pewawancaraan. Dalam konteks
pewawancaraan, peneliti menggunakan wawancara informal-humanis agar kesan ‘santai dan
cair’ muncul ketika menggali data dari informan. Beberapa informasi juga didapatkan dari
narasumber melalui pesan elektronik di media sosial.
Tabel data informan
No. Nama Jenis
Kelamin
Usia Pekerjaan Teknik
Pengumpulan
Data
1. Samin Pria 57 th Satpam FIB dan FSRD Wawancara
2. Narno Pria 37 th Satpam FEB Wawancara
3. Budi Pria 53 th Satpam FISIP Wawancara
4. Bambang Pria 38 th Satpam UNS (gerbang
belakang)
Wawancara
5. Sandi Purba Wardhana Pria 22 th Mahasiswa FKIP Wawancara
6. Rahma Diastanti Wanita 22 th Mahasiswa FSRD Wawancara
7. Yulita Fonda Wanita 24 th Mahasiswa FIB Wawancara
8. Rizka Rachmaniar Wanita 20 th Mahasiswa FT Pesan
Elektronik
9. Nanda Permana Pria 21 th Mahasiswa FIB Wawancara
10. Ilham Yahya Pria 20 th Mahasiswa FMIPA Pesan
Elektronik
11. Anita Rohmatur Wanita 21 th Mahasiswa FISIP Pesan
Elektronik
12. Kresna Pawestri
Wanita 20 th Mahasiswa FIB Pesan
Elektronik
13. Anjang Pastrana
Pria
24 th
Mahasiswa FIB
Pesan
Elektronik
14. Adam Firmansyah
Pria
20 th
Mahasiswa FMIPA
Pesan
Elektronik
15. Fatihah Firdausi
Wanita
20 th
Mahasiswa FH
Pesan
Elektronik
16. Muhammad Renhard Pria 20 th Mahasiswa FT Pesan
Elektronik
5
PEMBAHASAN
Cikal bakal UNS dapat dirunut sejak tahun 1950-an. Namun, akibat perang,
penyatuan pemerintahan, kekeruhan arus politik, ekonomi rakyat rusak, dan lain-lainnya,
universitas negeri di Solo belum dapat diwujudkan. Pada tahun-tahun berikutnya, setelah
kekacauan berakhir, keinginan mewujudkan universitas itu kembali. Hanya saja, usaha-usaha
yang dilakukan gagal karena tidak adanya sumber dana. Kemudian pada 1966, Universitas
Nasional Saraswati mengajukan diri #menjadi universitas negeri. Beserta universitas swasta
dan kedinasan lainnya, sekumpulan universitas ini menjadi satu universitas baru bernama
Universitas Gabungan Surakarta (UGS). Pada penghujung Desember 1975, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan meninjau UGS dan memastikan bahwa pada 11 Maret 1976,
UGS akan di-“negerikan.” UGS akan digabung dengan perguruan tinggi negeri dan swasta
lain untuk membentuk universitas negeri di Solo. Universitas tersebut terdiri atas 9 fakultas,
yaitu: Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan, Fakultas Sastera Budaya, Fakultas
Sosial Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian
serta Fakultas Teknik. Dengan tuntasnya persiapan, akhirnya Universitas Negeri Sebelas
Maret (UNS) Surakarta resmi berdiri pada 11 Maret 1976.12
Kampus pusat UNS terletak di Jl. Ir. Sutami No. 36 A Kentingan, Surakarta. atau
sebut saja Kampus Kentingan. Kampus ini berdiri di atas tanah yang kurang lebih luasnya
mencapai 60 hektar. Dahulu merupakan daerah yang digunakan sebagai pemakaman dan
dikelilingi oleh rawa-rawa. Dalam proses pembangunannya sebagian makam dipindahkan ke
daerah Karanganyar dan Ngoresan, lalu sebagian lagi dipindahkan ke daerah Tawangmangu.
Namun masih terdapat beberapa makam yang tidak dipindahkan tersebar di beberapa fakultas
yaitu di FKIP, FH, FK, FSSR, FP, dan daerah Bukit Kendil, atau masyarakat sekitar sering
menyebutnya Gunung Kendil.13
Diceritakan dalam proses pembangunan beberapa gedung di UNS, memakan banyak
korban jiwa. Seperti pembangunan gedung Perpustakaan yang memakan korban 5 orang
pekerja, begitu juga pembangunan gedung Auditorium yang mengorbankan 6 orang
pekerja.14 Banyak fakultas-fakultas yang berada di UNS memiliki cerita tersendiri tentang
kejadian-kejadian magis yang diyakini kebenarannya oleh kebanyakan warga kampus.
Kehidupan yang modern dan maju serta pendidikan yang tinggi tidak menyurutkan
perkembangan cerita-cerita horror ataupun cerita seram mengenai hantu, bahkan kehidupan
Kampus yang secara umum diketahui mengedepankan pemikiran yang logis dan eksperimen
ilmiah juga tak luput dari perkembangan cerita-cerita hantu. Kisah-kisah dan cerita-cerita
hantu yang berkembang di lingkungan Kampus ternyata tumbuh subur tanpa memandang
apakah cerita tersebut logis ataupun tidak, bahkan terkadang asal usul cerita tersebut tidak
lagi penting.15
12 http://uns.ac.id/id/tentang-uns/sejarah-uns/ 13 Majalah VISUM Terbitan Lembaga Pers Mahasiswa Novum Fakultas Hukum UNS, Edisi
VISUM/Tahun VIII/2008. 14 Wawancara dengan Nanda Permana pada 13 Mei 2015 pukul 19:16 WIB. 15 Iskandarsyah, M. 2012. Hantu Merah: Melihat Konstruksi Budaya dan Telaah Fungsi dalam
Memaknai Cerita Legenda Alam Gaib Kampus UI. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen
Antropologi Sosial Universitas Indonesia.
6
Cerita-cerita hantu yang beredar umumnya telah melegenda dari jaman dulu hingga
sekarang sehingga dipercaya begitu saja oleh warga Kampus baik secara sadar maupun tidak,
seperti di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS), perkembangan cerita-cerita hantu mulai
dari Hantu Nyah Rewel, Hantu Mbak Mira, Hantu Perpustakaan, hingga Genderuwo. Cerita-
cerita mengenai hantu ini beredar dari mulut ke mulut tanpa pernah tahu siapa yang
sebenarnya pernah melihatnya secara konkrit. Cerita-cerita ini merupakan suatu kebudayaan
yang sama, yang dimiliki oleh masyarakat Kampus (UNS) dan merupakan folklor Kampus
UNS, dimana tentu setiap tempat memiliki folklor tersendiri.
Gunung Kendil Pusat Kekuatan Gaib di UNS
Gunung Kendil, yaitu bukit yang terletak di belakang gedung Argo budoyo –arena
pementasan outdoor di UNS– tidak jauh dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran
UNS. Masyarakat sekitar menyebutnya gunung kendil karena bentuknya yang seperti gunung
namun berukuran kecil.16 Dari sudut pandang spiritual, kawasan Gunung Kendil ini adalah
pusat dari kekuatan gaib di areal UNS. Konon dulunya areal ini adalah tempat penyimpanan
kereta-kereta milik Keraton, yang reruntuhannya masih bisa dilihat sampai saat ini.17 Maka
tak aneh apabila tempat tersebut terkenal dengan adanya penampakan sebuah Kereta Kuda
Kencana beserta para kusirnya.18 Penampakan kereta kuda ini diperkuat dengan kesaksian
yang diberikan oleh beberapa satpam UNS yang mengaku pernah mendengar suara kereta
kuda atau hentakan kaki kuda pada malam hari.19 Selain kereta kencana, orangtua dulu
mengatakan Gunug Kendil adalah tempat penyimpanan pusaka. Senjata-senjata pusaka
dikubur disitu oleh oknum yang tidak diketahui, namun masyarakat sekitar berspekulasi
pusaka-pusaka tersebut ada kaitannya dengan keraton. Sempat mau diratakan namun
memakan korban dua kali. Akhirnya dari pihak UNS sampai sekarang tidak ada wacana
untuk meratakannya kembali.20
Apabila diperhatikan, di puncak bukit ini, tepatnya di belakang Argo Budoyo, kita
dapat menemui struktur makam. Terlihat ada tembok yang pernah dipugar, walaupun
sekarang kondisinya sudah rusak, namun di pojok-pojok bangunan masih tersisa pondasi atau
cakar ayam. Salah seorang narasumber yang kerap latihan teater di Argo Budoyo juga
mengatakan ia pernah menemui adanya bunga segar di tempat tersebut, yang mana
menambah bukti bahwa tempat itu adalah makam keramat karena sampai sekarang masih
disinggahi oleh peziarah.21 Ditengarai makam tersebut adalah milik salah satu Pangeran
Keraton.22
Legenda Nyah Rewel
Di samping bukit kendil, terdapat sebuah makam yang merupakan makam yang
pertama kali berada di UNS. Makam ini dipercayai sebagai Nyah Rewel atau Mbah Rewel,
16 Wawancara dengan Bambang 17 Wawancara dengan Anjang 18 Majalah VISUM Terbitan Lembaga Pers Mahasiswa Novum Fakultas Hukum UNS, Edisi
VISUM/Tahun VIII/2008. 19 Wawancara dengan Samin 20 Wawancara dengan Bambang 21 Wawancara dengan Sandi 22 Majalah Visum
7
salah satu cerita seram yang melegenda di UNS. Letaknya diantara Fakultas Kedokteran dan
MIPA, tepatnya di pos di belakang bangunan penanda fakultas kedokteran. Kekuatannya
dianggap masih ada dan sampai saat ini dianggap keramat. Kabarnya, makam tersebut masih
ada lantaran tak bisa dibongkar meskipun dengan alat-alat berat.
Di tempat ini sering terjadi penampakan seorang wanita berambut panjang terurai ke
bawah yang diyakini sebagai Nyah Rewel. Sosok Nyah Rewel digambarkan berwujud wanita
memakai pakaian adat dan lidahnya menjulur sampai ke bawah. Dari beberapa cerita yang
menyebar, suatu ketika beberapa mahasiswa di fakultas MIPA sedang menikmati fasilitas
wifi kampus sembari bercerita tentang mahluk halus. Saat itu pembicaraan mereka kurang
baik, terkesan membercandai atau mengejek. Kemudian mereka tertidur. Tiba-tiba ketika
terbangun, mereka kaget lantaran perutnya terbuka dan berlendir.23
Mitos Mbak Mira penghuni FSSR
Dari cerita dari mulut ke mulut, narasumber menuturkan bahwa sudah banyak saksi
mata yang melihat penampakan sesosok wanita di lingkungan FIB dan FSRD yang tadinya
bersatu dalam FSSR. Penampakan ini disebut-sebut adalah Mbak Mira, mahasiswi yang
tewas bunuh diri di kamar mandi gedung FSSR. Disinyalir alasannya mengakhiri hidup
adalah karena terbebani dengan skripsinya, namun ada beberapa sumber juga yang
menyatakan bahwasanya ia sedang hamil.24 Cerita mengenai Mbak Mira ini juga hadir dalam
dua versi. Ada yang bilang dulunya ia adalah mahasiswa sastra namun ada juga yang bilang
ia berasal dari jurusan seni rupa.
“Aku sih tau ceritanya pas aku masuk sini tuhg ada mahasiswa seni murni grafis,
tahun 80-an, tepatnya aku nggak tau, dia TA terus nggak kuat apa gimana dia bunuh
diri di kamar mandi grafis di gedung II lantai dua. Disitu memang ada kamar mandi
yang belum pernah dibuka dari dulu sampai sekarang, sampai kamar mandi itu
diperbaiki pun, tetap nggak dibuka.”25
Mbak Mira adalah sosok gaib yang dipercayai keberadaannya oleh mahasiswa FIB
dan FSRD sebagai ghostlore yang diceritakan turun temurun. Sesosok wanita yang
mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di kamar mandi salah satu gedung di FSSR. Dari
keterangan beberapa mahasiswa mengatakan bahwa hantu ini kerap kali menjelma menjadi
seorang yang kita kenal. Ada juga yang mengatakan bahwa Mbak Mira mengenakan baju
berwarna merah.26 Dilansir dari Hipwee, mahasiswa perempuan yang dulu bunuh diri di
kampus menjelma menjadi Kuntilanak. Kuntilanak adalah hantu yang dipercaya berasal dari
perempuan hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan
anak tersebut belum sempat lahir. Nama "puntianak" merupakan singkatan dari "perempuan
mati beranak".27 Mitos ini mirip dengan mitos hantu langsuir yang dikenal di Asia Tenggara,
terutama di nusantara Indonesia. Mitos hantu kuntilanak sejak dahulu juga telah menjadi
mitos yang umum di Malaysia setelah dibawa oleh imigran-imigran dari nusantara.
23 Wawancara dengan Nanda Permana pada 13 Mei 2015 pukul 19:16 WIB. 24 Wawancara dengan Kresna Pawestri pada 12 Mei 2015 pukul 20:36 WIB. 25 Wawancara dengan Diastanti pada 13 Mei 2015 pukul 14:00 WIB. 26 Wawancara dengan Yulita Fonda pada 13 Mei pukul 14:140 WIB. 27 Lee R. The Almost Complete Collection of True Singapore Ghost Stories (edisi 2. Singapura: Flame of
the Forest, 1989).
8
Selain penampakan, suara-suara aneh juga terdengar. Seperti perempuan yang sedang
bersenandung dan tertawa. Menurut keterangan Satpam yang telah bertugas bertahun-tahun
di fakultas ini, dahulu lingkungan ini masih sangat singup dan sepi. Terkadang ada beberapa
mahasiswa yang mengalami kerasukan dan banyak terjadi kejadian mistis di gedung seni.
Mahasiswa yang mengalami kerasukan biasanya adalah mahasiswa yang memiliki perasaan
kurang sreg atau kurang percaya dengan hal-hal mengenai keberadaan mahluk halus.28
Keterangan yang didapat dari Satpam lainnya, pada tahun 2000 ada laporan
mahasiswa FSSR yang memakan pita kaset di gedung sastra pada malam hari. Laporan ini
tentu membuat semuo orang kaget. Pelaku pemakan pita kaset tersebut mengaku ia diberi
bakmi oleh seseorang. Ada lagi kasus lain saat beberapa mahasiswa sedang belajar kelompok
diluar gedung FSSR. Mereka melihat ada segerombolan orang cina Singke (ras keturunan
cina yang lekat), di dalam gedung FSSR yang berpakaian adat cina, di belakangnya terlihat
ada sebuah kerajaan.29
Mahasiswa Kerasukan
Di FKIP terdapatnya makam yang belum dipindahkan. Sebuah makam yang sering
mengganggu adalah makam yang berada di dekat patung biru yang berada di dekat vihara,
disana sering terjadi kecelakaan.30 Maka tak aneh kalau penuturan mahasiswa fakultas ini
yang mengatakan sering terjadi kerasukan.
Kalau cerita hantu sih banyak, saya sendiri kuliah di FKIP gedung E belakang masjid.
Gedungnya tua, tadinya bekas makam. Dulu sekali, ada aula yang sering digunakan
anak teater utuk pentas. Saat itu kebetulan ada seorang teman yang memiliki indra ke-
enam. Ia mengatakan di beberap atempat ada ‘penunggunya’. Ketika sudah dipasangin
set dan backdrop, para pemain dan kru siap untuk menjalani gladi bersih. Daerah
belakang panggung, tempat pemain menunggu giliran pentas memang gelap, biasanya
pemain tidak akan dibiarkan menunggu sendiri. Namun waktu itu kebetulan lupa
untuk menemani salah satu pemain, jadi ia menunggu sendiri. Saat dia keluar dari
belakang panggung masih biasa saja, tapi ketika dialog pertama, suaranya tidak
keluar. Kemudian gladi bersih dihentikan, kemudian orang tersebut ditenangkan.
Selain anak teater, ada juga anak tari FKIP yang kesurupan ketika latihan malam.31
Gedung-gedung Berhantu Fakultas Hukum
Di dalam Fakultas hukum, terdapat tiga gedung yang masing-masing memiliki
ghostlore-nya tersendiri. Dilansir dari majalah terbitan LPM Novum Fakultas Hukum,
Visum, hampir setiap lantai bahkan setiap ruangan mempunyai cerita yang membuat bulu
kuduk berdiri. Misalnya pada lantai dasar gedung I terdengar aktifitas seseorang yang sedang
mandi pada tengah malam dan dua orang anak kecil yang sedang bermain di tempat wudhu.
Bahkan seorang satpam pernah bertatap muka dengan pocong di halaman gedung II.32
Masih pada lantai satu gedung I seorang mahasiswa menceritakan bahwa dia pernah
melihat secara langsung makhluk yang tak berdzat tersebut dalam bentuk perempuan
28 Wawancara dengan Samin pada 15 Mei 2015 pukul 15:00 WIB. 29 Wawancara dengan Bambang pada 17 Mei 2015 pukul 14:45 WIB. 30 Majalah Visum, Op.cit. 31 Wawancara dengan Sandi pada 17 Mei 2015 32 Majalah Visum, Op.cit.
9
setengah badan yang berambut panjang. Mitos tersebut diperkuat dengan keterangan yang
diberikan oleh Fatihah Firdausi, mahasiswi Fakultas Hukum angkatan 2013 yang kerap
mendengar cerita seram dari teman-temannya. Ia menceritakan bahwa di gedung satu
memang ada ‘penghuni’ perempuan yang gentayangan setiap malamnya. Penampakan
perempuan juga kerap diceritakan berada di gedung II lantai tiga, tepatnya di toilet
mahasiswa.33
Naik ke lantai II gedung I, pada malam hari pernah terjadi perkuliahan yang tak wajar,
di dalam ruangan kuliah tersebut berisikan makhluk halus yang sedang melakukan proses
perkuliahan. Sedangkan di lantai III gedung lama ada cerita terdapat makhluk halus
berbentuk buto ijo. Ada sebuah alasan yang sering dikatakan oleh orang-orang tentang
penyebab mengapa Fakultas Hukum angker, hal tersebut dikarenakan gedung-gedung
Fakultas Hukum berada di atas tanah yang tinggi dan memiliki bangunan yang paling tinggi
di antara fakultas-fakultas lainnya.34
Genderuwo Aula FEB
Di aula FEB diceritakan terdapat sesosok makhluk berperawakan tinggi-besar
berwarna hitam, seperti laki-laki, bagi orang Jawa bisa dibilang genderuwo. Genderuwo
adalah mitos Jawa tentang sejenis bangsa jin atau makhluk halus yang berwujud manusia
mirip kera yang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya
ditutupi rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh. Genderuwa dikenal paling banyak dalam
masyarakat di Pulau Jawa, Indonesia.35 Cerita ini dituturkan oleh Satpam FEB, Narno, yang
mendengar kesaksian dari salah seorang pegawai bagian pendidikan fakultas tersebut ketika
sedang bekerja lembur. Dirinya sendiri hanya pernah mendengar suara-suara aneh.
Selain suara-suara di aula, Narno juga kerap mendengar suara orang yang sedang
mandi, tetapi ketika dicek tak ada apapun bahkan lantai kamar mandi masih kering. Di
beberapa gedung yang jarang dimasuki orang, seperti gedung II lantai tiga, suara-suara aneh
ini semakin jelas terdengar. Penampakan hantu anak-anak kecil juga muncul di tempat air
dekat gedung II. Kejadian aneh lainnya adalah saat Narno sedang bertugas di hari libur,
nyaris tak ada orang di fakultas, tiba-tiba meja pingpong yang disenderkan dengan kokoh 45
derajat terjatuh kencang, padahal tidak ada angin. Tapi akhir-akhir ini dengan semakin
ramainya kegiatan di fakultas, semakin jarang pula penampakan hal-hal semacam itu,
menurut Narno otomatis medan energi manusia menjadi lebih kuat.36
Mitos Hantu Anak Pak Lurah Bayan
Konon katanya, dahulu di atas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) terdapat
sebuah perkampungan. Di perkampungan ini terdapat tokoh masyarakat, atau bisa kita sebut
lurah, yang dikenal dengan nama Pak Bayan. Pak Bayan mempunyai anak perempuan yang
meninggal dunia. Sosok anak Pak Bayan ini ditengarai kerap menampakan diri. Tidak peduli
siang atau malam, beberapa karyawan FISIP mengaku melihat sosok perempuan yang
diyakini penampakan puti Pak Bayan ini. salah satu cerita, misalnya saat sedang menjaga
33 Wawancara dengan Fatihah Firdausi pada 18 Mei 2015 pukul 8:48 WIB. 34 Majalah Visum, Op.cit. 35 R.P Suyono, Dunia Mistik Orang Jawa: Roh, Ritual, Benda Magis (Penerbit LKiS, 2007) 36 Wawancara dengan Narno pada 14 Mei 2015 pukul 16:31 WIB.
10
ruang tes atau ujian di gedung II lantai 2. Jumlah peserta yang hadir dengan total di absen
tidak sama. Kejadian ini terjadi berulang kali sampai sekarang. Ada mantan karyawan FISIP,
sekarang sudah pensiun, yang menolak apabila disuruh menjadi pengawas ujian di ruangan
tersebut.
Penampakan lainnya seperti yang dituturkan oleh Satpam FISIP hanyalah sekedar
suara-suara. Seperti suara orang sedang mengepel, tapi ketika dicek kemudian tidak ada apa-
apa. Ada juga suara benturan di jendela dan batu dilempar. Ada laporan dari cleaning service
di gedung IV, khususnya di ruang praktek media TV Kampus, yang mendengar suara TV
menyala sendiri. Gedung IV yang pembangunannya baru dirampungkan tahun 2012 itu
memang terkenal akan mitos hantunya. Menurut cerita mahasiswa FISIP, gedung ini menjadi
berhantu karena tidak diadakannya ritual Jawa atau Islam ketika memulai pembangunannya.
Kalau istilah Jawanya adalah kulo nuwun atau permisi.
“Jadi di gedung baru, tepatnya gedung IV lantai empat, ada cewek rambut panjang yang
suka nongol (muncul, red), siang ataupun malam. Sedangkan di lantai lima, ada hantu
kepala. Katanya sih ada hantu karena pas pembangunannya nggak pakai ritual Jawa-
Islam gitu, main bangun-bangun aja. Paling horror emang di gedung IV, mahasiswa
FISIP menyebutnya hantu gedung IV. Terus ada juga mitos hantu jembatan asmara di
Fisip. Konon katanya, pas bangun itu banyak pegawai yang meninggal disana.”37
Mayat Hidup di Fakultas Kedokteran
Pada Fakultas Kedokteran yang banyak dibicarakan keangkerannya oleh banyak
mahasiswa, terdapat suatu kejadian yang dialami oleh seorang dosen di dalam ruang anatomi,
sebuah mayat yang direndam di dalam air tiba-tiba bangun dengan sendirinya. Dilansir dari
Hipwee, Sosok hantu laki-laki paruh baya kabarnya sering terlihat di sekitaran Fakultas
Kedokteran. Diduga, dia adalah mayat yang tidak terima lantaran tubuhnya digunakan untuk
praktik mahasiswa Kedokteran.38
Arwah Satpam yang Bunuh Diri
Di Fakultas Teknik (FT), terdapat sebuah cerita tentang adanya satpam yang bunuh
diri tepatnya di gedung I lantai dasar di kamar mandi perempuan. Sampai sekarang ruangan
tersebut tidak pernah dimasuki oleh orang dan selalu terkunci, terkecuali seorang satpam
yang bekerja menggantikan satpam yang telah mati. Dia bernadzar untuk selalu menengok
dan membuka pintu dari ruangan yang digunakan untuk bunuh diri tersebut. Pada suatu hari,
satpam tersebut lali dalam nadzarnya, kemudian pada malam harinya didatangi oleh arwah
satpam yang bunuh diri tersebut.39 Hal ini diperkuat dengan penuturan salah seorang
mahasiswi FT, Rizka Rachmaniar, iya juga turut mendengar mitos tersebut. Menurut cerita
yang ia dengar satpam tersebut mengakhiri hidupnya karena terbelit masalah ekonomi.40
37 Wawancara Anita Rohmatur pada 14 Mei 2015 pukul 14:32 WIB. 38 Nabila Inaya (2015). Sekelumit Cerita yang Hanya Dipahami Oleh Mahasiswa UNS Surakarta!
Diakses dari http://www.hipwee.com/hiburan/sekelumit-cerita-yang-hanya-dipahami-mahasiswa-uns-surakarta/
pada 17 Mei 2015 pukul 11.00. 39 Majalah Novum, Ibid. 40 Wawancara dengan Rizka Rachmaniar pada 17 Mei 2015 pukul 21:00 WIB.
11
Selain itu Rizka pun menuturkan beberapa penampakan hantu lainnya yang tersebar di
Fakultas Teknik. Di ruang 206 ada sosok penampakan perempuan. Di gedung V lantai ,
tempat kuliah jurusan Tehnik Sipil, sempat heboh karena ada gerobak somay yang tiba-tiba
berada di lantai atas. Di gedung 6 lab dasar lantai 3 ada sosok perempuan besar, tepatnya di
dekat neraca. Lalu ada juga cerita di Laboratorium yang kerap diceritakan laboran yang
bertugas disana.
“Kalau yang di lab itu laboran yang pernah lihat, karena kalau nggak ada yang praktek
kan dia sendirian jaga lab-nya. Laboran menuturkan pada suatu ketika tabung reaksi
yang sudah disusun rapi tiba-tiba loncat sendiri. Memang hawanya sudah berbeda
kalau di Lab, pasti anak-anak yang praktek ingin buru-buru keluar”41
Arak-arakan Hantu
Di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) juga terdapat satu
makam yang tidak digusur. Tepatnya berada di taman fakultas ini, bersebrangan dengan
gubuk FMIPA. Ketika malam datang, banyak saksi mata yang melihat sosok hitam disana.
Bahkan seperti arak-arakan sesuatu.42 Pengalaman langsung dialami oleh Ilham Yahya,
mahasiswa FMIPA jurusan Teknologi Informatika. Ia pun menuturkan pengalamannya
kepada penulis melalui media sosial facebook pada hari Jumat, 15 Mei 2015 lalu.
“Saya pernah melihat sekilas, kejadiannya di tahun 2014. Ketika itu saya terpaksa ke
FMIPA pada malam hari sekitar pukul 11.30 PM karena butuh koneksi internet untuk
mengupload tugas kuliah yang sudah mendekati deadline. Setelah mengupload tugas
kuliah, saya sempatkan untuk mengerjakan tugas lain dan browsing internet untuk
hiburan. Kebetulan lokasi saya di gazebo berdekatan dengan Taman FMIPA, dimana
dulu taman tersebut merupakan bekas kuburan Cina. Mendekati dini hari, sekitar
pukul 01.15 AM saya merasa Taman ini mendadak jadi lebih dingin dan diselimuti
kabut tebal, tapi saat itu saya masih fokus dgn layar laptop dan tidak
menghiraukannya. Tiba-tiba saya merasa aneh karena terdengar suara agak berisik,
ketika saya menoleh ke arah taman saya sangat terkejut sekali karena Taman FMIPA
dipenuhi orang-orang yang berdiri sambil bergerumul mengenakan pakaian atau jubah
hitam. Saya tidak panik karena mungkin ini hanya khayalan semata, tapi setelah saya
lihat lagi mereka tidak menghilang dan tetap di Taman FMIPA seperti menunggu
sesuatu. Saya memilih fokus dgn laptop dan tidak ingin menggangu, sampai akhirnya
satu demi satu dari mereka menghilang dan saya juga pulang.”43
KESIMPULAN
Pembahasan yang disajikan adalah merupakan gambaran tentang folklor hantu yang
melibatkan pemahaman-pemahaman mengenai pengalaman tiap-tiap individu dalam
menerima cerita-cerita hantu yang beredar di lingkungan Kampus. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara dan melalui pesan elektronik. Narasumber utamanya sendiri
adalah satpam yang kerap bertugas malam hari, dan mahasiswa yang pernah melihat
penampakan atau mempercayai mitos hantu yang diceritakan sebelumnya.
41 Wawancara dengan Rizka Rachmaniar pada 17 Mei 2015 pukul 21:00 WIB. 42 Wawancara dengan Adam Firmansyah pada 12 Mei 2015 pukul 21:10 WIB. 43 Wawancara dengan Ilham Yahya pada 15 Mei 2015 pukul 11:35 AM.
12
Hingga pada akhirnya membawa kepada sebuah kesimpulan bahwasanya cerita hantu
selalu berkembang di sekitar kita. Di balik cerita-cerita hantu yang beredar ternyata
menyimpan sejuta keunikan tersendiri. Dengan fokus terhadap cerita-cerita yang berkembang
di tiap fakultas, dapat dilihat dinamika kehidupan warga Kampus Kentingan UNS. Mitos-
mitos yang ada di UNS menimbulkan banyak pendapat dari masyarakat, banyak yang
mempercayainya dan ada pula yang tidak percaya. Kebenarannya memang sulit dipercayai
dalam pikiran ataupun akal sehat manusia. Penulis berharap hasil studi ini dapat bermanfaat
kepada pihak-pihak yang tertarik untuk mengkaji lebih lanjut studi-studi mengenai folklor
hantu.
DAFTAR PUSTAKA
Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta:
Grafiti.
De Vos, Gail. 2012. What Happens Next? Contemporary Urban Legends and Popular
Culture.
Dundes, Alan (ed.). 1965. The Study of Folklore. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Iskandarsyah, M. 2012. Hantu Merah: Melihat Konstruksi Budaya dan Telaah Fungsi dalam
Memaknai Cerita Legenda Alam Gaib Kampus UI. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Departemen Antropologi Sosial Universitas Indonesia.
R, Lee. 1989. The Almost Complete Collection of True Singapore Ghost Stories. Singapura:
Flame of the Forest.
Suyono, R.P. 2007. Dunia Mistik Orang Jawa: Roh, Ritual, Benda Magis. Penerbit LKiS.
Tucker, Elizabeth. 2007. Haunted Halls: Ghostlore of American College Campuses. Jackson:
University Press of Mississippi.
Website
http://folkloreforum.net/2010/04/12/elizabeth-tucker-haunted-halls-ghostlore-of-american-
college-campuses/
http://public.eblib.com/choice/publicfullrecord.aspx?p=515661
http://anakkampus11.blog.uns.ac.id/2014/10/23/14/
Nabila Inaya (2015). Sekelumit Cerita yang Hanya Dipahami Oleh Mahasiswa UNS
Surakarta! Diakses dari http://www.hipwee.com/hiburan/sekelumit-cerita-yang-
hanya-dipahami-mahasiswa-uns-surakarta/ pada 17 Mei 2015 pukul 11.00.
Lainnya
Materi perkuliahan mata kuliah folklore pada 18 Februari 2015 oleh Waskito Widi Wardojo,
S. Hum.
Majalah VISUM Terbitan Lembaga Pers Mahasiswa Novum Fakultas Hukum UNS, Edisi
VISUM/Tahun VIII/2008.