GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

15
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) Dosen Penanggung Jawab : Dr. Hesti Wahyuningsih, S.si, M.Si Indra Lesmana, S.Pi, M.Si Ir. Nurmatias, S.Pi, M.Si Oleh : Tiur Natalia Manalu 120302028 LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Transcript of GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

Page 1: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air

GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH

(Fejervarya cancrivora)

Dosen Penanggung Jawab :

Dr. Hesti Wahyuningsih, S.si, M.Si

Indra Lesmana, S.Pi, M.Si

Ir. Nurmatias, S.Pi, M.Si

Oleh :

Tiur Natalia Manalu

120302028

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Amfibia atau amfibi (amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan

bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam yakni di air dan

di daratan. Amfibia mempunyai ciri-ciri: 1) tubuh diselubungi kulit yang

berlendir, 2) merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), 3) mempunyai

jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik, 4)

mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang

terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan

berenang, 5) matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana

niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam, 6) pernapasan pada saat masih

kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan

kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga

mulut ketika menyelam (Burhanuddin, 2008).

Katak adalah satu anggota dari kelas Amphibia. Amphibia berasal dari

kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah

hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar

kemudian di darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan berada di luar air untuk

memyngkinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan

kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar

selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis

dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Mekanisme

pernapasannya meliputi dua fase, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Katak yang

dijadian bahan penelitian adalah katak sawah (Rana canorivara) (Omar, 2011).

Warna katak bermacam-macam dengan pola yang berlainan. Hal ini

disebabkan karena adanya pigmen dalam dermis, yaitu: 1) melanopora, berupa

warna pigmen yang dapat menyebabkan warna hitam atau coklat, 2) lipopora

berupa warna pigmen yang menyebabkan warna merah kuning, 3) gaunopora

berupa warna pigmen yang menyebabkan warna biru hijau. Amfibi adalah satwa

vertebrata dengan jumlah jenis terkecil, yaitu sekitar 4.000 jenis. Walaupun

Page 3: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

3

sedikit amfibi merupakan vertebrata pertama yang berevolusi untuk kehidupan di

darat dan merupakan nenek moyang reptil. Dari ketiga ordo tersebut, salamander

adalah satu-satunya kelompok yang tidak terdapat di Indonesia. Salamander

dijumpai di Amerika utara dan tengah sampai Amerika Selatan bagian utara,

Eropa, Afrika, Jepang dan Taiwan. Katak sawah adalah jenis katak yang terdapat

banyak di Indonesia, termasuk daerah di NTT. Hal tersebut di sebabkan karena di

NTT terdapat banyak lahan persawahan. Dimana sawah merupakan habitat yang

paling disukai oleh hewan tersebut (Andi, 2011).

Cara hidup katak sangat berbeda dengan ikan. Hewan ini tidak hidup di

perairan dalam, tetapi menggunakan sebagian besar waktunya di darat. Sama

halnya dengan jenis ikan, katak tidak mempunyai leher. Kulitnya lunak dan agak

berlendir, tidak mempunyai ekor karena dapat menghalang-halangi gerak

meloncat. Fungsi kulit pada katak yaitu untuk melindungi tubuh dari lingkungan

luar dan sebagai alat pernafasan. Proses terjadinya pernapasan melalui kulit yang

dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir agar permukaan

kulit selalu basah. Bentuk kelenjar kulit pada katak seperti piala, terdapat tepat di

bawah epidermis dan salurannya melalui epidermis yang bermuara di permukaan

kulit (Yono, 2006).

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan mengamati secara langsung ciri-ciri morfologi dari

katak sawah (Fejervarya cancrivora).

2. Untuk mengetahui gerakan-gerakan yang ditimbulkan oleh katak pada

berbagai perlakuan baik yang ditimbulkan oleh respon otak maupun sumsum

tulang belakang

3. Untuk mengetahui gerak refleks yang terjadi pada spinal katak sawah.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

praktikum Fisiologi Hewan Air dan sebagai sumber informasi bagi yang

membutuhkan.

Page 4: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Katak Sawah (Fejervarya cancrivora)

Katak sawah memiliki tubuh yang kecil sampai agak besar. Gempal,

dengan kaki yang kuat dan paha yang berotot besar .Katak jantan dewasa

memiliki ukuran sekitar 60 mm dan betina dewasa berukuran sekitar 70-80 mm.

Namun yang terbesar bisa sampai dengan 120 mm SVL (snout vent length, dari

moncong ke anus). Spesimen yang kecil agak sulit dibedakan dengan kodok

Tegalan (F.lomnocharis). Pungungnya berwarna lumpur kecoklatan dengan

bercak-bercak gelap yang tidak simetris. Terkadang terdapat warna hijau lumut

terang pada individu dengan ukran yang besar. Sisi tubuh dan lipatan paha dengan

bercak-bercak hitam. Kaki depan dan belakang kerap bercoreng-coreng hitam.

Bibir juga berbelang 2-3 belang hitam. Terdapat lipatan-lipatan kulit tipis

memanjang di atas punggung, serupa jalur bintil atau pematang. Kaki dengan

selaput renang yang penuh sampai ujung jari, kecuali pada jari kaki keempat.

Bintil metatarsal tunggal, terdapat sisi dalam (pangkal jari pertama) kaki,

bentuknya memanjang (Christy, 2008).

Tubuh katak sawah terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher).

Terdapat dua pasang apendiks lokomotor (yang belakang sangat panjang).Kulit

lunak, tidak bersisik. Lubang hidung antori-dorsal, mata dorsal, besar, membran

timpaniv, dorsal berada di belakang dekat mata dan mulut sangat lebar. Tiap

tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimeter. Tiap kaki mempunyai 5 buah jari

dengan selaput antar jari – jari. Kulit katak sawah memiliki kelenjar yang dapat

mengeluarkan lendir yang licin. Warna kulit katak dapat berubah sesuai dengan

cahaya yang ditangkap oleh tubuh untuk dapat berubah. Perubahan warna kulit

katak dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk

melindungi diri dari perhatian hewan pemangsa. Kulit katak juga berfungsi dalam

pertukaran gas (Omar, 2013).

Page 5: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

5

2.2 Gerak Refleks pada Spinal Katak

Semua penyebab terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh

disebut rangsang. Alat yang mampu menerima rangsang dinamakan Indera

(Reseptor). Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh, misalnya berupa bau, rasa,

sentuhan, cahaya, suhu, tekanan ataupun gaya berat. Indera yang mampu

menerimanya disebut reseptor luar (ekteroseptor). Rangsangan dari dalam tubuh

sendiri antara lain dapat berupa rasa lapar, kenyang, nyeri dan kelelahan. Indera

penerimanya disebut reseptor dalam (Interoseptor). Jadi reseptor adalah satu atau

sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan

tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Rangsangan yang diterima

oleh reseptor akan dihantarkan ke system saraf pusat oleh neuron sensori dan

tanggapan akan disampaikan oleh neuron motor ke efektor, misalnya otot dan

kelenjar. Jadi efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan

terhadap rangsangan (Rafael, 2011).

Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan

sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang

belakang (Medula spinalis). Pada amphibi, Otak dan sumsum tulang belakang

dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang juga dibungkus oleh 2

lapisan selaput yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater

yang batasan dengan jaringan saraf. Di antara dua lapisan tersebut

terdapat spatium subdurale dan terdapat cairan cerebrospinalis. Bila membran ini

terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Sistem saraf

amphibi terdiri dari otak. Pada amphibi, otak tengah sebagai pusat penglihatan

berkembang lebih baik sehingga amphibi memiliki penglihatan yang baik.

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi

susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya

(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang

bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian

korteks berupa materi putih (Andi, 2011).

Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan

sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua, sel neuron dan sel neoroglia. Sel

neuron adalah sel saraf yang merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel ini

Page 6: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

6

bertugas melanjutkan informasi dari organ penerima rangsangan kepusat susunan

saraf dan sebaliknya. Sel neuron terdiri atas tiga bagian 1) badan sel yang

mengandung nukleus dan nukleolus serta berwarna kelabu, 2) endrit merupakan

lanjutan plasma yang berfungsi menyampaikan impuls saraf (informasi) menuju

ke badan sel dan 3) akson berfungsi meneruskan informasi dari badan sel ke sel

lain (Christy, 2008).

Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 bagian: a)

neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan

rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang

berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang

berhubungan dengan sel saraf lainnya, b) neuron motorik (nouronaferen), yaitu sel

saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf

pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan

aksonnya berhubungan dengan efektor, c) neuron konektor adalah sel saraf yang

bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya, 4) neuron

ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron

motorik yang terdapat dalam sumsum tulang belakang atau di otak (Rafael, 2011).

Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk

kedalam kanalis vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami

pembesaran di bagian servikalis. Medulla spinalis berfungsi menghantarkan

impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan menyampaikan impuls motoris dari

otak ke saraf perifer. Selain itu juga merupakan pusat dari refleks. Pada

penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna

putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada

bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk

saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran

asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan

saluran desenden. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada

bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap

bawah disebut tanduk ventral (Omar, 2011).

Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls

yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan

Page 7: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

7

tidak melewati otak. Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan

tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks

terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Urutan

perambatan impuls pada gerak refleks yaitu: Stimulus pada organ reseptor - sel

saraf sensorik - sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang belakang - sel

saraf motorik - respon pada organ efektor. Jalan pintas pada gerak refleks yang

memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut lengkung refleks. Macam

gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak

terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak

mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata.

Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di

dalam sumsum tulang belakang seperti refleks pada lutut (Fujaya, 2002).

Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu

diketahui dulu sifat-sifat akson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia

umumnya relatif kecil untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa yang

terdapat pada hewan invertebrat seperti cumi-cumi dan lain-lain. Untuk

mendapatkan hasil yang memuaskan, diperlukan satu mikroelektroda yang dapat

ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada akson tersebut.

Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak,

serabut saraf, plektus dan ganglia. Perusakan pada sumsum tulang belakang

ternyata juga merusak tali-tali spinal sebagai jalur-jalur saraf. Tali-tali spinal

terdiri dari saraf sensori dan motori, oleh karena itu bila saraf tersebut rusak maka

respon terhadap stimulus tidak akan terjadi. Perusakan ¼ cm dari sumsum tulang

belakang tidak merusak semua sistem saraf yang menyebabkan reflek spinal, jadi

masih ada respon positifnya, demikian juga untuk perusakan ½ cm dan ¾ cm

sumsum tulang belakang. Semakin lebar kerusakan sumsum tulang belakang,

responnya akan semakin melemah. (Timang dkk., 2010).

Mekanisme gerak refleks pada katak yaitu : 1) adanya reseptor rangsangan

dari luar, 2) induksi nervous impuls atau badan sel saraf ke tulang belakang. 3)

adanya sinapsis, 4) terjadi penerimaan rangsangan oleh neuron motorik, terjadilah

reflek oleh efektor sebagai respon. Sistem saraf sangat penting pada hewan tingkat

tinggi yaitu sebagai sistem komunikasi yang kompleks dan cepat. Komunikasi

Page 8: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

8

intrasel ditengahi oleh impuls saraf, impuls tersebut dapat berupa gelembung-

gelembung berjalan yang berbentuk arus ion. Transmisi sinyal antara neuron-

neuron dan antara neuron otot seringkali di mediasi secara kimiawi oleh

neurotransmitter. Sistem saraf vertebrata memiliki peranan vital, yaitu: a)

menerima stimulus dari lingkungan luar dan mengkoordinir respon, b) mengatur

agar kerja semua sistem dalam tubuh dapat bekeja sesuai fungsinya, c) empat

ingatan dan kecerdasan, pada vertebrata tingkat tinggi (Santoso, 2010).

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi refleks spinal antara lain: ada

tidaknya rangsangan atau stimulus. Rangsangan dari luar contohnya adalah

derivate dari temperatur, kelembaban, sinar, tekanan, zat-zat dan sebagainya.

Rangsangan dari dalam yaitu dari makanan, oksigen, air dan lainnya. Beberapa

rangsangan langsung bereaksi pada sel atau jaringan tetapi kebanyakan hewan-

hewan mempunyai kepekaan yang spesial. Somato sensori pada reflek spinal

dimasukkan dalam urat spinal sampai bagian dorsal. Sensori yang masuk dari

kumpulan reseptor yang berbeda memberikan pengaruh hubungan pada urat spinal

sehingga terjadi reflek spinal. Sumsum tulang belakang mempunyai dua fungsi

penting yaitu untuk mengatur impuls dari dan ke otak dan sebagai pusat reflek,

dengan adanya sumsum tulang belakang pasangan syaraf spinal dan kranial

menghubungkan tiap reseptor dan effektor dalam tubuh sampai terjadi respon.

Apabila sumsum tulang belakang telah rusak total maka tidak ada lagi efektor

yang menunjukkan respon terhadap stimulus atau rangasangan (Rizal, 2008).

Page 9: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

9

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Fisiologi Hewan Air ini dilaksanakan pada tanggal 06 Mei

2014 pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai, tempat di Manajemen Sumberdaya

Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum

Alat-alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu: jarum untuk menusuk

dan mengorek bagian spinal katak, pinset untuk menahan katak agar tidak

melompat, nampan sebagai tempat katak untuk diamati, botol film sebagai wadah

air dan asam sulfat (H2SO4), kain lap/tissue yang digunakan untuk membersihkan

alat-alat yang digunakan dan alat tulis untuk mencatat data hasil praktikum serta

kamera digital sebagai alat dokumentasi.

Bahan yang digunakan adalah katak sawah (Fejervarya cancrivora) yang

akan diamati gerak refleks spinalnya, larutan asam sulfat (H2SO4) untuk

menimbulkan panas atau luka bakar dan air untuk mencuci bagian tubuh yang

dicelupkan asam sulfat (H2SO4).

3.3 Prosedur Kerja

1. Otak katak dirusak, pada batas kepala dengan punggung jarum ditusukkan

kurang lebih 1 cm kemudian dikorek-korek dan katak ditelentangkan di atas

nampan, perhatikan sikap katak apakah ada gerak refleks.

2. Tulang rahang bawah katak dijepit, jika kaki belakangnya dipijat dengan

pinset dicatat gerakan apa yang terjadi.

3. Kaki katak dimasukkan kedalam asam sulfat, diamati gerakan kaki katak.

Kemudian dicuci denagn air dalam gelas dan dicatat gerakan apa yang

terjadi.

4. Tusuk sumsum tulang belakang daerah dada katak dengan memasukkan jarum

(½ cm, ¼ cm dan 1 cm ) ke dalam saluran tulang punggung dan diamati

gerakan pada katak.

Page 10: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang didapat dari percobaan praktikum ini sebagai berikut:

Gambar 1. Katak Sawah (Fejervarya cancrivora)

Klasifikasi katak sawah (Fejervarya cancrivora) menurut Christy (2008),

adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amfibia

Ordo : Anura

Famili : Ranidae

Genus : Fejervarya

Spesies : Fejervarya cancrivora

Data Pengamatan

No Perlakuan Respon

Pembalikan

Badan

Gerakan Kaki

Depan

Gerakan Kaki

Belakang

1 Perusakan otak 1 cm tidak ada

pembalikan

ada pergerakan ada pergerakan

Page 11: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

11

2 Perusakan pada

sumsum tulang

belakang ½ cm

berbalik

badan

tidak ada

pergerakan

tidak ada

pergerakan

3 Peruskan sumsum

tulang belakang ¾

cm

ada

pembalikan

tidak ada

pergerakan

ada pergerakan

4 Perusakan sumsum

tulang belakang 1cm

ada

pembalikan

ada pergerakan tidak ada

pergerakan

5 Kontrol

- Dicelupkan asam

sulfat

-

ada pergerakan

tidak ada

pergerakan

- Dicelupkan air - ada pergerakan tidak ada

pergerakan

4.2 Pembahasan

Dari hasil praktikum dapat dilahat bahwa organisme atau hewan yang akan

diamati gerak refleksnya dalah katak sawah. Katak memiliki spinal yang sangat

mudah diamati gerak refleksnya. Semua penyebab terjadinya perubahan dalam

tubuh atau bagian tubuh disebut rangsang. Hal ini sesuai dengan (Rafael, 2011),

bahwa alat yang mampu menerima rangsang dinamakan Indera (Reseptor).

Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh, misalnya berupa bau, rasa, sentuhan,

cahaya, suhu, tekanan ataupun gaya berat. Indera yang mampu menerimanya

disebut reseptor luar (ekteroseptor). Rangsangan dari dalam tubuh sendiri antara

lain dapat berupa rasa lapar, kenyang, nyeri dan kelelahan. Indera penerimanya

disebut reseptor dalam (Interoseptor). Jadi reseptor adalah satu atau sekelompok

sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang

berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Rangsangan yang diterima oleh reseptor

akan dihantarkan ke system saraf pusat oleh neuron sensori dan tanggapan akan

disampaikan oleh neuron motor ke efektor, misalnya otot dan kelenjar. Jadi

efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan.

Page 12: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

12

Pada perlakuan perusakan otak katak sawah sebesar 1 cm tidak ditemukan

adanya respon pada pembalikan badan, sementara pada kaki depan dan belakang

pada saat dijepit dengan pinset menunjukkan adanya pergerakan. Gerakan

menarik kaki pada katak sawah secara spontan disebut gerakan refleks. Sesuai

dengan Fujaya (2002), bahwa gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau

tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan

yang sangat singkat dan tidak melewati otak. Gerak refleks terjadi secara otomatis

terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan

cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi

kehendak. Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu: Stimulus pada

organ reseptor-sel saraf sensorik-sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang

belakang-sel saraf motorik-respon pada organ efektor. Jalan pintas pada gerak

refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut lengkung

reflek.

Pada saat percobaan praktikum dengan perusakan sumsum tulang

belakang ½ cm terjadi pembalikan tubuh katak, sementara pada gerakan kaki

depan dan belakang pada saat ditekan dengan pinset tidak menimbulkan gerakan.

Pada perusakan ¾ cm sumsum tulang belakang masih terjadi pembalikan badan

sementara pada gerakan kaki depan tidak ditemukan adanya respon dan kaki

belakang ditemukan adanya respon. Perusakan sumsum tulang belakang 1 cm juga

ditemukan adanya respon pembalikan badan, sementara pada kaki depan tidak

ditemukan adanya respon dan kaki belakang menunjukkan respon yang nyata.

Menurut Timang dkk (2010) bahwa perusakan pada sumsum tulang belakang

ternyata juga merusak tali-tali spinal sebagai jalur-jalur saraf. Tali-tali spinal

terdiri dari saraf sensori dan motori, oleh karena itu bila saraf tersebut rusak maka

respon terhadap stimulus tidak akan terjadi. Perusakan ¼ cm dari sumsum tulang

belakang tidak merusak semua sistem saraf yang menyebabkan reflek spinal, jadi

masih ada respon positifnya, demikian juga untuk perusakan ½ cm dan ¾ cm

sumsum tulang belakang. Semakin lebar kerusakan sumsum tulang belakang,

responnya akan semakin melemah.

Pada percobaan katak kontrol, pada saat dicelupkan dengan larutan asam

sulfat (H2SO4) ditemukan adanya pergerakan pada kaki depan dan belakang

Page 13: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

13

katak, sementara pada saat dicelupkan dengan air pada kaki depan dan belakang

katak tidak menunjukkan adanya pergerakan. Pada saat pencelupan dengan

larutan sulfat katak langsung menarik kakinya dikarenaan larutan H2SO4

memberikan rangsangan panas yang membakar kulit dan gerakan ini juga disebut

gerakan refleks Menurut Santoso (2010), bahawa mekanisme gerak refleks pada

katak yaitu: 1) adanya reseptor rangsangan dari luar, 2) induksi nervous impuls

atau badan sel saraf ke tulang belakang. 3) adanya sinapsis, 4) terjadi penerimaan

rangsangan oleh neuron motorik, terjadilah reflek oleh efektor sebagai respon.

Sistem saraf vertebrata memiliki peranan vital, yaitu: a) menerima stimulus dari

lingkungan luar dan mengkoordinir respon, b) mengatur agar kerja semua sistem

dalam tubuh dapat bekeja sesuai fungsinya, c) empat ingatan dan kecerdasan, pada

vertebrata tingkat tinggi (Santoso, 2010).

Dari keseluruhan hasil percobaan praktikum disimpulkan bahwa katak

sawah mempunyai gerak refleks yang sama untuk merespon semua perlakuan

yang diberikan. Menurut Rizal (2010), bahwa faktor-faktor lain yang

mempengaruhi refleks spinal antara lain: ada tidaknya rangsangan atau stimulus.

Rangsangan dari luar contohnya adalah derivate dari temperatur, kelembaban,

sinar, tekanan, zat-zat dan sebagainya. Rangsangan dari dalam yaitu dari

makanan, oksigen, air dan lainnya. Beberapa rangsangan langsung bereaksi pada

sel atau jaringan tetapi kebanyakan hewan-hewan mempunyai kepekaan yang

spesial. Somato sensori pada reflek spinal dimasukkan dalam urat spinal sampai

bagian dorsal. Sensori yang masuk dari kumpulan reseptor yang berbeda

memberikan pengaruh hubungan pada urat spinal sehingga terjadi reflek spinal.

Sumsum tulang belakang mempunyai dua fungsi penting yaitu untuk mengatur

impuls dari dan ke otak dan sebagai pusat reflek, dengan adanya sumsum tulang

belakang pasangan syaraf spinal dan kranial menghubungkan tiap reseptor dan

effektor dalam tubuh sampai terjadi respon. Apabila sumsum tulang belakang

telah rusak total maka tidak ada lagi efektor yang menunjukkan respon terhadap

stimulus atau rangsangan.

Page 14: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

14

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Alat yang mampu menerima rangsang pada katak dinamakan indera

(Reseptor), rangsangan dapat berasal dari luar tubuh berupa bau, rasa,

sentuhan, cahaya, suhu, tekanan ataupun gaya berat dan indera yang mampu

menerimanya disebut reseptor luar (ekteroseptor).

2. Pada perlakuan perusakan otak katak sawah sebesar 1 cm tidak ditemukan

adanya respon pada pembalikan badan, sementara pada kaki depan dan

belakang pada saat dijepit dengan pinset menunjukkan adanya pergerakan.

3. Pada perusakan sumsum tulang belakang ½ cm terjadi pembalikan tubuh katak,

sementara pada gerakan kaki depan dan belakang pada saat ditekan dengan

pinset tidak menimbulkan gerakan, pada perusakan sumsum tulang belakang

3/4 cm masih terjadi pembalikan badan sementara pada gerakan kaki depan

tidak ditemukan adanya respon dan kaki belakang ditemukan adanya respon.

4. Pada percobaan katak kontrol, pada saat dicelupkan dengan larutan asam sulfat

(H2SO4) ditemukan adanya pergerakan pada kaki depan dan belakang katak,

sementara pada saat dicelupkan dengan air pada kaki depan dan belakang katak

tidak menunjukkan adanya pergerakan.

5. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi refleks spinal katak antara lain ada

tidaknya rangsangan atau stimulus, rangsangan dari luar adalah derivate dari

temperatur, kelembaban, sinar, tekanan, zat-zat dan sebagainya

5.2 Saran

Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan

lebih serius agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancer dan hasil yang

diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

Page 15: GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

15

DAFTAR PUSTAKA

Andi, E. 2011. Perbedaan Kontraksi Otot Jantung Ikan Nila (Oreochromis

niloticus) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Universitas Brawijaya.

Indralaya.

Burhanuddin, A. I. 2008. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika dan

Pemahaman System Organ Ikan Yang Berbasis Scl Pada Matakuliah

Ikhtiologi. [Buku]. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Christy, M. 2008. Kontraksi Otot Jantung Ikan Mas (Cyprinus carpio).

Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Fujaya, M. 2002. Fisiologi Ikan: Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan.

Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Omar, S. A. 2011. Iktiologi. [Buku]. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Rafael. 2011. Kontraksi Otot Jantung Ikan. Universitas Gunadarma. Bandung.

Rizal. O. 2008. Sistem Peredaran Darah Pada Ikan. [Buku]. Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Santoso, I. 2010. Sifat Reproduksi dan Kebiasaan Makan dilihat Dari Aspek

Biologi Ikan Mas (Cyprinus carpio). Universitas Padjadjaran.

Jatinangor.

Timang, Y., Sitti, R. A., Muhammad, R. A dan Rispa, Y. A. 2010. Sistem

Sirkulasi Dan Jantung. [Buku]. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Yono, H. 2006. Sistem Otot Daging Ikan. Diakses dari http://materi.learning. Com

[12 Maret 2013].