Geomorfologi Pulau Kalimantan 1
-
Upload
jumadil-putra -
Category
Documents
-
view
130 -
download
7
description
Transcript of Geomorfologi Pulau Kalimantan 1
GEOMORFOLOGI PULAU KALIMANTAN
1. Morfologi Kalimantan dibedakan menjadi 3 yaitu : Pegunungan, Dataran, dan Rawa.
Karakteristik Tanah
Secara umum karakteristik tanah di Pulau Kalimantan adalah berkisar dari ultisol masam
yang sangat lauk dan inceptisol muda. Di bagian selatan dataran aluvial dan tanah gambut yang
sangat luas. Sebagian besar tanah telah di berkembang pada dataran bergelombang dan
pegunungan yang tertoreh diatas batuan sedimen dan batuan beku tua.
Karakteristik Batuan
Di Kalimantan terdapat empat unit geologi utama, yaitu batuan yang dihubungkan
dengan pinggir lempeng, batuan dasar, batuan muda yang mengeras dan tidak mengeras, dan
batuan aluvial serta endapan muda yang dangkal.
1) Kompleks batuan dasar Kalimantan terdiri dari atas sekis dan gneis yang tercampur dengan
granit dari Era Palaezoikum dan Periode Terseir membentuk daerah kristal yang sangat luas.
2) Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempeng Kalimantan mencakup opiolit (kerak
samudera) dan melange.
3) Sebagian besar Kalimantan terdiri dari batuan yang keras dan agak keras, termasuk batuan
kuarter di semenanjung Sangkulirang dan jajaran pegunungan meratus, batuan vulkanik dan
endapan tersier. Kalimantan tidak memiliki gunung api yang aktif seperti yang terdapat di
Sumatera dan Jawa, tetapi memiliki daerah batuan vulkanik tua yang kokoh di bagian barat daya
dan bagian timur Kalimantan.
4) Suatu kawasan yang luas di bagian tengah, timur dan selatan Kalimantan tersusun dari batuan
endapan seperti batu pasir dan batu sabak. Selain formasi yang lebih tua di Kalimantan Barat,
kebanyakan formasi sedimen relatif muda dan mencakup batu bara dan batuan yang mengandung
minyak bumi. Bagian selatan Kalimantan terutama tersusun dari pasir keras yang renggang dan
teras kerikil yang sering dilapisi oleh timbunan gambut muda yang dangkal dan kipas aluvial
yang tertimbun karena luapan sungai.
Formasi batuan di Kalimantan, terdapat banyak patahan di Kalimantan Timur dan Barat,
sedikit di Kalimantan Selatan dan sangat sedikit di Kalimantan Barat. Sebaran patahan yang
paling sedikit berada di bagian selatan sampai barat dari Pulau Kalimantan. Batuan Pulau
Kalimantan miskin kandungan logam dan tanah Kalimantan umumnya kurang subur
dibandingkan dengan tanah vulkanik yang subur di Jawa.
Keberadaan air
Kondisi air dan perairan di pulau Kalimantan meliputi perairan umum (sungai, danau, dan
lain-lain) dan perairan laut. Persediaan air tanah di Kalimantan cukup tinggi dengan turunnya
hujan sepanjang tahun dan keadaan dalam yang berupa hutan.
Kalimantan merupakan pulau yang memiliki lahan gambut yang sangat luas, kondisi
hidrologi Kalimantan umumnya sangat dipengaruhi oleh lahan gambut, karena hutan rawa
gambut dalam kondisi murni air tawar memiliki karakteristik kimiawi yang khas. Airnya sangat
asam (pH 3,0-4,5) dan unsur hara yang sangat rendah, karena tidak ada nutrisi atau komponen
penyangga yang dapat mengalir masuk dari luar area gambut tersebut. Tanah gambut dalam
kondisi yang tak terganggu itu mengandung 80-90 persen air. Karena kemampuannya untuk
menyimpan air dalam jumlah besar itu, hutan rawa gambut berperan penting dalam mengurangi
banjir dan menjamin pasokan air yang berkelanjutan.
Besarnya pengaruh pasang dan curah hujan yang tinggi terutama terjadi pada daerah-
daerah pinggiran sungai. Besarnya pengaruh pasang surut ini berkisar antara 1-2 meter.
Kondisi Iklim
Kalimantan terletak di katulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan suhu yang relatif
konstan sepanjang tahun, yaitu antara 250 -350 C di dataran rendah. Tipe vegetasi tidak hanya
ditentukan oleh jumlah curah hujan tahunan juga oleh distribusi curah hujan sepanjang tahun.
Dataran rendah di sepanjang garis katulistiwa yang mendapat curah hujan minimum 60 mm
setiap bulan dapat mendukung hutan yang selalu hijau. Semua bagian Borneo terletak di daerah
yang selalu basah sepanjang tahun.
Penggunaan Lahan
Untuk penggunaan tanah lahan pertanian yang berkelanjutan, banyak tanah-tanah di
Kalimantan memerlukan tindakan-tindakan konservasi terutama untuk lapisan tanah atas dan
pengendalian erosi, penggunaan pupuk yang seimbang serta pengelolaan yang baik.
Pulau Kalimantan sebagian besar merupakan daerah pegunungan atau perbukitan (39,69
%), daratan (35,08 %), dan sisanya dataran pantai atau pasang surut (11,73 %) dataran aluvial
(12,47 %), dan lain lain (0,93 %).Karena sebagian besar pegunungan, maka di Kalimantan
terdapat potensi beberapa taman nasional sebagai konservasi flora dan fauna dan hutan di
pegunungan Muller serta sebagian di Schawner yang ditetapkan sebagai world heritage forest
dan merupakan cadangan air seluruh Kalimantan sebanyak sekitar 35 % yang tidak akan habis
di masa yang akan datang dengan syarat tidak teganggu dan tercemar serta perlu dilindungi
sebagai suatu ekosistem.
Berbeda dengan pulau pulau lain, Kalimantan tidak mempunyai gunung api aktif, kecuali
pegunungan Apokayam pada perbatasan dengan Malaysia Timur. Oleh karena itu peremajaan
tanah oleh bahan vulkanik tidak terjadi. Hal ini tampak bila tanah di Kalimantan mulai di buka
(digarap) tanahnya tidak subur (kecuali diberi pupuk dan dijaga humusnya).
Walaupun di Kalimantan terbebas dari bahaya gunung berapi, patahan atau sesar dan
gempa bumi, namun masih mungkin terjadi beberapa potensi bahaya lingkungan. Berdasarkan
kajian Banter (1993) kemungkinan sering terjadi erosi pada lereng barat laut pegunungan
Schwener dan Gunung Benturan, serta di beberapa tempat lainnya di bagian tengan dan hulu
sungai besar di Kalimantan. Erosi sabagai akibat aberasi pantai terjadi di pantai barat, selatan dan
timur. Bahaya lingkungan lainnya adalah kebakaran hutan pada musim kemarau sebagai akibat
panas alam yang membakar batu bara yang berada di bawah hutan tropisini. Bahaya lingkungan
ini harus menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan dalam pengaturan ruang wilayah.
Karakteristik geosfer Pegunungan
Pegunungan di Kalimantan berpusat di tengah tengah pulau. Gunung yang tertinggi di
Kalimantan adalah Kongkemul (2053 m), yang lebih tinggi di Kalimantan Utara (Malaysia
Timur) seperti Gunung Kinibalu (4175 m), Limbakauh (2300 m), Murud (2260 m) dan Gunung
Mulu (3000 m). Batas antara Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur dan Pegunungan
Kapuas Hulu dengan Pegunungan Muller terbentang dataran rendah Kapuas yang semakin
meluas ke arah pantai. Di antara Pegunungan Muller dan Schwaner dengan Pegunungan Meratus
terbentang dataran rendah sungai sungai yang mengalir ke selatan. Akhirnya di sebelah Timur
terdapat dataran rendah Sungai Mahakam.
Pegunungan utama sebagai kesatuan ekologis di Kalimantan adalah Pegunungan
Muller, Schwaner, Pegunungan Iban dan Kapuas Hulu serta dibagian selatan Pegunungan
Meratus.
Batuan
Pegunungan yang membujur dari barat daya ke timur laut di bagian utara, dan berawal di
Meratus di bagian selatan, terdiri dari batuan Pretertier dan berhubungan dengan antiklinorium
Samarinda. Rangkaian pegunungan Pegunungan Kapuas Hulu dan Iran tersusun dari batuan
marin Pre Tertier dan Tertier Bawah yang terlipat secara intensif serta menekan ke arah barat
laut. Pegunungan Muller terdiri atas Basin Melawi dengan fasies air payau Tertier Bawah.
Tanah
Di pegunungan Maratus, terdapat tanah yang paling lapuk yaitu exisol, didominasi oleh liat yang
mempunyai sedikit mineral yang terdapat lapuk dan menghasilkan sedikit hara tanaman. Jenis
tanah ini terdapat diatas batuan ulta basa.
Air
Keberadaan air di pegunungan sangat banyak, karena banyak tersimpan pada hutan-hutan yang
terdapat di pegunungan. Selian itu, air tersimpan pada kedalaman yang relatif dangkal sehingga
mudah untuk dimanfaatkan untuk segala kebutuhan.
Penggunaan lahan
Potensi pertambangan banyak terdapat di pegunungan dan perbukitan di bagaian tengah dan hulu
sungai. Deposit pertambangan yang cukup potensial adalah emas, mangan, bauksit, pasir kwarsa,
fosfat, mika dan batubara. Tambang minyak dan gas alam cair terdapat di dataran rendah, pantai,
dan lepas pantai.
Kegiatan perkebunan pada umumnya berada pada wilayah di perbukitan dataran rendah.
Perkebunan yang potensi dan berkembang adalah : sawit, kelapa, karet, tebu dan perkebunan
tanaman pangan.
Karakteristik geosfer Dataran
Batuan
Kondisi batuan di dataran yang meliputi kawasan yang luas di bagian tengah, timur dan selatan
Kalimantan tersusun dari batuan endapan seperti batu pasir dan batu sabak. Selain formasi yang
lebih tua di Kalimantan Barat, kebanyakan formasi sedimen relatif muda dan mencakup batu
bara dan batuan yang mengandung minyak bumi. Bagian selatan Kalimantan terutama tersusun
dari pasir keras yang renggang dan teras kerikil yang sering dilapisi oleh timbunan gambut muda
yang dangkal dan kipas aluvial yang tertimbun karena luapan sungai.
Tanah
Tanah-tanah di Kalimantan adalah tanah yang sangat miskin, sangat rentan dan sangat sukar
dikembangkan untuk pertanian. Lahan daratan memerlukan konservasi yang sangat luas karena
terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah asam, berpasir, dan lahan yang memiliki
kelerengan curam. Kalimantan dapat dikembangkan, tetapi hanya dalam batas-batas ekologis
yang agak ketat dan dengan kewaspadaan tinggi.
Tanah di atas bagian utama Kalimantan tengah dan Kalimantan timur laut adalah ultasol
(acrisol). Tanah yang mengalami pelapukan sangat berat ini membentuk jenis tanah podsolik
merah-kuning di sebagian besar daratan Kalimantan yang bergelombang. Tanah histosol,
nonmineral atau tanah yang terutama tersusun atas bahan organik disebut gambut, mencakup
daerah yang luas di dataran rendah Kalimantan. Tanah ini semula berupa dataran aluvial berbatu
di rawa.
Jenis tanah entisol berasal dari batuan yang lebih muda dan kurang berkembang. Fluvent dan
aquents (tanah aluvial) terdapat di dataran-dataran banjir pada lembah-lembah sungai dan di
dataran pantai, yang menerima endapan baru dari lembah-lembah sungai dan di dataran pantai,
yang menerima endapan baru dari tanah aluvial secara berkala. Tanah aluvial yang lebih baru ini
umumnya lebih subur dari pada lereng-lereng sekitarnya, tetapi tidak sesubur tanah aluvial laut
atau abu vulkanik. Tanah-tanah aluvial di dataran tepi sungai di Kalimantan adalah tanah- tanah
yang paling subur dan merupakan habitat yang mudah dikelola.
Air
Ketersediaan air di Kalimantan cukup banyak. Hal itu karena Klimantan berada di garis
Khatulistiwa dengan hujan yang turun sepanjang tahun, dan kawasan hutan yang masih luas
sehingga ketersediaan air tetap terjaga. Di dataran, air mudah diambil karena kondisinya yang
relatif dangkal dan banyak terdapai sungai, danau dan rawa.
Penggunaan lahan
Penggunaan lahan di dataran banyak digunakan untuk kawasan hutan, baik hutan lindung
ataupun hutan produksi, dan perkebunan. Selain itu, beberapa lahan kering di manfaatkan utuk
pertanian.
Karakteristik geosfer Rawa
Kawasan lahan rawa di Kalimantan umumnya dipengaruhi oleh sungai-sungai baik sungai
ukuran besar dan panjang maupun sungai ukuran kecil. Kalimantan Timur umumnya dipengaruhi
oleh sungai Mahakam yang bermuara langsung ke laut, dan jangkauan sungai ini sangat luas, dan
untuk ke wilayah lainnya dihubungkan oleh sungai-sungai yang lebih kecil maupun anak sungai.
Kalimantan Selatan kawasan lahan rawanya umumnya dipengaruhi oleh sungai Barito yang juga
bermuara ke laut, sedangkan sungai-sungai ukuran kecil lainnya yang bermuara ke sungai Barito,
sedangkan Kalimantan Tengah oleh sungai Kahayan, Kapuas, Murung dan sungai-sungai
lainnya.
Tanah
Tanah hydraquents terdapat di rawa pasang surut Kalimantan dengan ciri tanah ini muda, lunak,
berlumpur dan belum berkembang. Tanah sulfaquents umumnya terdapat bersama-sama dengan
hydraquents. Tanah-tanah yang tersalir buruk ini sangat terbatas untuk tanah pertanian, karena
mengandung pirit, yang jika dikeringkan akan menimbulkan kondisi yang sangat masam dengan
kadar besi dan aluminium sulfat yang cukup tinggi, sehingga bersifat beracun. Tanah asam sulfat
ini terdapat di daerah Pulau Petak, Kalimantan Selatan.
Air
Kondisi air di daerah rawa dalam kondisi murni air tawar memiliki karakteristik kimiawi yang
khas yaitu airnya sangat asam (pH 3,0-4,5). Keberadaan air di daerah rawa dipengaruhi oleh
sungai-sungai di sekitarnya. Lahan gambut ini mampu menyerap air dan menyimpannya dalam
jumlah yang banyak sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya banjir.
Penggunaan lahan
Penggunaan lahan lahan di daerah rawa apabila musim kemaran/kering di jadikan sebagai
pertanian, yaitu untuk menanam padi jenis tertentu yang memiliki daya toleran terhadap lahan
gambut. Selain itu, di daerah rawa banyak ditanami mohon bakau untuk mencegah terjadinya
banjir.
Pulau Kalimantan banyak terdapat sungai, berikut ini peta sebaran sungai di Kalimantan
Borneo merupakan daratan dengan sungai-sungai besar: Sungai Kapuas, Sungai Barito,
Sungai Kahayan, Sungai Kayan, dan Sungai Mahakam di wilayah Kalimantan. Sungai-sungai ini
merupakan jalur masuk utama ke pedalaman pulau dan daerah pegunungan tengah. Semakin ke
hulu, sungai lebih sempit. Sungai tersebut mengalir melalui hutan-hutan perbukitan, berarus
deras, dan airnya jernih.
Kebanyakan sungai-sungai utama di Kalimantan terdapat di jajaran pegunungan tengah.
Pola aliran sungainya secara umum adalah radial sentrifugal, atau menjauhi titik pusat yaitu
berasal dari rangkaian pegunungan bagian tengah Kalimantan ke arah laut. Tetapi pada
percabangannya pola aliran sungainya adalah dendritik. Pola itu terjadi karena Kalimantan
memiliki topografi yang relatif datar, dikarenakan mempunyai pesisir yang rendah dan
memanjang serta dataran sungai, terutama disebelah selatan dan barat. Lebih dari setengah pulau
ini berada di ketinggian di bawah 150 m dpl dan air pasang dapat mencapai 100 km ke arah
pedalaman. Kalimantan tidak memiliki pegunungan berapi namun jajaran pegunungan utamanya
semula merupakan gunung berapi. Sungai-sungai itu semakin lebar dan semakin besar
volumenya menuju ke laut, karena ada tambahan air dari anak-anak sungainya, yang membentuk
sungai utama yang mengalirkan air dari daerah aliran sungai yang luas. Debit air bervariasi
menurut musim. Kecepatan arus, kedalaman air, dan komposisi substrat bervariasi menurut
panjang aliran dan lebar sungai, dan ini mempengaruhi biota yang dapat hidup di dalamnya.
Kalimantan dilalui oleh sungai-sungai besar yang mengalir dari bagian tengah pulau ke
pesisir. Kalimantan memiliki tiga sungai terpanjang yang menjadi kebanggaan Indonesia. Sungai
Kapuas (1.143 km), Sungai Barito (900 km) dan Sungai Mahakam (775 m). Sungai Kapuas
mengalir dari kaki Gunung Cemaru ke barat, mengaliri sebagian besar Kalimantan Barat. Sungai
Barito yang besar mata airnya berasal dari pegunungan Muller dan mengalir ke selatan dan
bertemu dengan Sungai Negara yang berasal dari Pegunungan Meratus bermuara dekat
Banjarmasin. Sungai Kahayan dan Sungai Mahakam mengalir dari pegunungan di pedalaman ke
pesisir timur. Sejumlah sistem sungai yang berukuran besar mempunyai anak-anak sungai yang
sangat luas di daerah alirannya di pedalaman dam pantai-pantainya di dataran rendah. Sungai
Mahakam, Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai Kapuas dan Sungai Baram (serawak)
semuanya mempunyai danau tapal kuda dan anak sungai musiman pada dataran banjir.
Puncak pegunungan di Kalimantan rendah, dan bentuknya tumpul. Keadaan ini
menyebabkan sungai sungai di Kalimantan tidak begitu deras alirannya (gradien tingginya kecil),
sehingga sangat baik untuk pelayaran. Hal ini membantu bagi sistem lalulintas di daratan bagi
daerah pedalaman yang sulit terjangkau transportasi darat.
Aliran Sungai di Kalimantan Tengah memiliki fungsi yang penting dalam mendukung
perkembangan perekonomian. Sebagian besar daerah-daerah di Kalimantan Tengah dihubungkan
oleh sungai, sehingga dimanfaatkan untuk sarana transportasi dan distribusi barang. Selain
penumpang, barang-barang yang didistribusikan terutama adalah barang kebutuhan pokok,
komoditas hasil perkebunan pertambangan dan indusri. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan
distribusi pendapatan masyarakat perkotaan dan pedesaan agar lebih merata. Sejumlah sungai
besar merupakan urat nadi transportasi utama yang menjalarkan kegiatan perdagangan hasil
sumber daya alam dan olahan antar wilayah dan eksport-import. Seperti misalnya aliran sungai
yang berada di wilayah Kalimantan Tengah yang meliputi Sungai Barito dengan panjang
mencapai 900 Km, Sungai Katingan sepanjang 650 Km, Sungai Kahayan dan Kapuas masing-
masing sepanjang ± 600 Km, Sungai Mentaya 400 Km dan yang terpendek Sungai Seruyan.
Secara umum sungai-sungai di Kalimantan berfungsi sebagai sarana transportasi.
Transportasi air menjadi pilihan utama di Kalimantan karena sungai-sungai di Kalimantan besar-
besar dan alirannya tenang. Selain itu, dengan transportasi sungai dapat menjangkau tempat-
tempat di pedalaman yang sulit untuk dijangkau dengan transportasi darat. Permasalahan yang
muncul saat ini adalah mulai terjadi pendangkalan sungai. Hal itu juga membuat penyempitan
badan sungai. Pendangkalan terjadi akibat sedimentasi yang dibawa sungai yang berasal dari
erosi di deretan pegunungan bagian tengah Kalimantan, dan maraknya pembuangan sampah di
sungai.
Translette ;
Geomorphology ISLAND KALIMANTAN
1. The morphology of Borneo is divided into three, namely: Mountains, Plains, and Swamp.
Soil CharacteristicsIn general, the characteristics of the land on the island of Borneo is a range of acidic Ultisol a very young side and Inceptisol. In the southern part of the alluvial plains and vast peat lands. Most of the land has been developed on undulating plains and mountains above tertoreh sedimentary rocks and igneous parent.Characteristics of Rocks
In Borneo there are four main geological units, which are connected by the edge of the rock slabs, bedrock, young rock hardened and hardened, and alluvial rocks and younger sediments are shallow.1) Complex bedrock Kalimantan consists of the schist and granite mixed with gneis Era and Period Terseir Palaezoikum crystals forming a very wide area.2) rocks associated with the edge of the plate covers opiolit Kalimantan (oceanic crust) and melange.3) Most of the Kalimantan consists of a hard rock and a bit hard, including rock Sangkulirang quarter of the peninsula and a mountain range Meratus, Tertiary volcanic rocks and sediments. Borneo has no active volcanoes such as those found in Sumatra and Java, but it has an old area of volcanic rock solid in the southwestern and eastern Kalimantan.4) A large region in the center, east and south Kalimantan composed of sedimentary rocks such as sandstone and slate. In addition to the older formations in West Kalimantan, mostly relatively young sedimentary formations and include coal and oil-containing rocks. The southern part of Borneo mainly composed of hard sand and loose gravel terraces which are often covered by a heap of young peat and shallow buried alluvial fan because of overflowing rivers.
Rock formations in Borneo, there are many faults in the East and West Kalimantan, South Kalimantan little and very little in West Kalimantan. Spread the fewest faults in the south to the west of the island of Borneo. Poor rock Borneo Kalimantan metal content and generally less fertile soil than the fertile volcanic soils of Java.The presence of waterWater conditions and water on the island of Borneo covers public waters (rivers, lakes, etc.) and at sea. Groundwater supplies in Kalimantan is quite high with rain throughout the year and the circumstances in which a forest.Borneo is an island that has a very extensive peatlands, hydrological conditions are generally greatly influenced by Kalimantan peatland, because peat swamp forest in pristine condition fresh water has a distinctive chemical characteristics. The water is very acidic (pH 3.0 to 4.5) and very low nutrient, because no nutrients or buffer components that can flow in from outside the area peat. Peat soils in undisturbed conditions it contains 80-90 percent water. Because of its ability to store large amounts of water, the peat swamp forests play an important role in reducing flooding and ensure a sustainable water supply.The magnitude of the influence of tides and heavy rainfall mainly occurs in areas along the banks. The magnitude of the effect of tidal range between 1-2 meters.
Climate ConditionsBorneo is located at the equator and has a tropical climate with relatively constant temperatures throughout the year, which is between 250-350C in the lowlands. Vegetation types are not only determined by the amount of annual rainfall as well as by the distribution of rainfall throughout the year. Lowlands along the equator that receive a minimum rainfall of 60 mm per month to support evergreen forest. All parts of Borneo is located in an area that is always wet throughout the year.
Land UseFor the use of sustainable agricultural land, lots of land in Kalimantan require conservation measures,
especially for topsoil and erosion control, a balanced use of fertilizers and good management.Borneo island is largely mountainous or hilly areas (39.69%), land (35.08%), and the rest are coastal or tidal (11.73%), alluvial (12.47%), and others ( 0.93%). As most of the mountain, then there is potential for some of Borneo national parks as conservation of flora and fauna in the mountains and forests as well as some Schawner Muller designated as world heritage forest and water reserves over Borneo is about 35% as much as the not be discharged in the future on condition teganggu and contaminated and need to be protected as an ecosystem.Unlike the other islands, Borneo has no active volcanoes, except Apokayam mountains on the border with East Malaysia. Therefore, soil rejuvenation by volcanic material does not occur. This is evident when the soil in Borneo began in the open (uncultivated) land is not fertile (except fertilizers and guarded humusnya).Although Kalimantan is free of volcanic hazards, fractures or faults and earthquakes, yet still possible some of the potential environmental hazards. Based on the study Banter (1993) that erosion is common in the mountainous northwestern slopes of Mount Schwener and Conflict, as well as in several other places in the mid and upstream rivers in Kalimantan. Erosion caused by abrasion occurred on the west coast, south and east. Other environmental hazards are fires in the dry season as a result of natural heat that burns coal under tropisini forest. Environmental hazards should be an important factor to be considered in the setting of the area.
Characteristics geosphere MountainsMountains in Borneo centered in the middle of the island. Borneo's highest mountain is Kongkemul (2053 m), which is higher in North Borneo (East Malaysia) such as Mount Kinabalu (4175 m), Limbakauh (2300 m), Murud (2260 m) and Mount Mulu (3000 m). The boundary between Indonesia and Malaysia Borneo and East Mountains Kapuas Hulu with Muller Mountains stretching plains the Kapuas expanding towards the beach. Among the Schwaner Mountains and the Muller Mountains stretching Meratus lowland rivers flowing south. Finally there is the eastern lowland Mahakam River.Main mountains in Borneo are ecological unity Muller Mountains, Schwaner, Iban and Kapuas Hulu Mountains and the southern mountains Meratus.· RockMountains stretching from southwest to northeast in the north, and started at Meratus in the south, consists of rocks and related Pretertier antiklinorium Samarinda. Mountain Range Mountains Kapuas Hulu and Iran is composed of Pre Tertiary marine rocks and the Lower Tertiary intensively folded and pressed to the northwest. Muller Mountains Basin consists Melawi with the Lower Tertiary brackish water facies.· LandIn the mountains Maratus, are the most weathered soil is exisol, dominated by clay minerals present have little weathered and produce fewer plant nutrients. The soil type is found on rocks ulta bases.· WaterThe presence of water in the mountains very much, because a lot stored in forests located in the mountains. Selian, water is stored at relatively shallow depths so it is easy to be used for all needs.· The land usePotential mining are common in the mountains and hills in this part of the middle and upper river.
Potential mineral deposits are gold, manganese, bauxite, quartz sand, phosphate, mica and coal. Oil and liquefied natural gas contained in the lowlands, coastal, and offshore.Plantation activities generally are in areas of low-lying hills. Plantations were found are: palm, coconut, rubber, sugar cane and food crops.
Characteristics geosphere Plain· RockConditions rocks on the plains covering large areas in the central, eastern and southern Kalimantan composed of sedimentary rocks such as sandstone and slate. In addition to the older formations in West Kalimantan, mostly relatively young sedimentary formations and include coal and oil-containing rocks. The southern part of Borneo mainly composed of hard sand and loose gravel terraces which are often covered by a heap of young peat and shallow buried alluvial fan because of overflowing rivers.· LandLands in Borneo is a land of very poor, very vulnerable and very difficult to develop for agriculture. Land land conservation requires a very broad because it consists of peat swamp, acid soils, sandy, and the land has a steep slope. Kalimantan can be developed, but only within the limits of a rather strict ecological and high alertness.Land on the main part of Central Kalimantan and the Kalimantan northeast is ultasol (acrisol). Soils having very heavy weathering form the kind of red-yellow podzolic soil in most mainland Borneo bumpy. Histosols soil, or soil nonmineral mainly composed of organic material called peat, covering large areas in the lowlands of Borneo. This land was originally in the form of rocky alluvial swamp.Entisols soil types derived from the rocks of the younger and less developed. Fluvent and aquents (alluvial soil) found in flood plains in river valleys and on the coastal plain, which received a new sediment from the river valleys and on the coastal plain, which received a new deposition of alluvial soil periodically. More recent alluvial soil is generally more fertile than the surrounding slopes, but not sesubur marine alluvial or volcanic ash. Alluvial soils on the plains of the river in Borneo is the land fertile and are easily managed habitat.· WaterThe availability of water in Borneo enough. That's because Klimantan be at the Equator with rain throughout the year, and the vast forests that water availability is maintained. In the plains, the water easily taken because the condition is relatively shallow and terdapai many rivers, lakes and swamps.· The land useLand use in the plains are widely used for forests, protected forests or both production forests and plantations. In addition, several weeks to dry land in agricultural use.
Characteristics geosphere SwampWetlands region in Borneo are generally influenced by rivers both large size and long rivers and small streams. East Kalimantan is generally influenced by the Mahakam river which empties directly into the sea, and the river was very wide range, and for all other areas linked by rivers and smaller tributaries. South Kalimantan swamp land areas are generally affected by the Barito river which also empties into the sea, while the small rivers that empties into another river Barito, Central Kalimantan by the river while Kahayan, Kapuas, Moody and other rivers.
· LandLand hydraquents tidal marsh located in Kalimantan, with the characteristics of the soil is young, soft, muddy and undeveloped. Land sulfaquents generally present together with hydraquents. Tersalir soils are very limited for poor agricultural land, because it contains pyrite, which when dried will cause an extremely acidic conditions with high levels of iron and aluminum sulfate is high enough to be toxic. Land of sulfuric acid is contained in the plot Island, South Kalimantan.· WaterWater conditions in the swamp area in pristine condition fresh water has a distinctive chemical characteristics that the water was very acidic (pH 3.0 to 4.5). The presence of water in the swamp area affected by the surrounding rivers. Peatlands are able to absorb water and store it in large numbers so as to reduce the risk of flooding.· The land useLand use land in a swamp area where the kemaran / dry in use as agricultural, which is to a certain type of rice that has a power tolerance of peatlands. In addition, many wetlands planted with mangroves beg to prevent flooding.
Borneo Island there are many rivers, following distribution map river in BorneoBorneo is a land with large rivers: the Kapuas River, the Barito River, Kahajan, Kayan River, and the Mahakam River in Kalimantan. These rivers are the main entry point into the interior of the island and the central highlands. The further upstream, the river is narrower. The river flows through hilly forests, fast-flowing, and the water is clear.Most major rivers in Kalimantan are in the middle of the mountain range. General pattern of river flow is radial centrifugal, or away from the center point from the center of Kalimantan mountain range towards the sea. But the flow of the river is branched dendritic patterns. The pattern was due Kalimantan has a relatively flat topography, due to having a low coastal plain extends along the river, especially the south and west. More than half of the island is located at an altitude below 150 m above sea level and tides can reach 100 km inland. Borneo volcanic mountains but do not have the main mountain ranges originally a volcano. The rivers were getting wider and the greater volume into the sea, since no additional water from tributaries, which form a major river that drains water from vast watersheds. Water discharge varies according to the season. Current velocity, water depth, and substrate composition varies according to the length and width of the river flow, and this can affect the biota that live in it.Borneo is traversed by large rivers flowing from the central part of the island to the coast. Borneo has three longest rivers are the pride of Indonesia. Kapuas River (1143 km), the Barito River (900 km) and the Mahakam River (775 m). Kapuas River flows from the foot of Mount Cemaru to the west, running down most of West Kalimantan. Barito river which springs from the Muller mountains and flowing south and met with State River from Mount Meratus boils near Banjarmasin. Kahajan and Mahakam river flows from the mountains in the hinterland to the east coast. A number of large river systems have tributaries that flow is very knowledgeable in the area in the interior of the dam shores in the lowlands. Mahakam River, the Barito River, Rivers State, the Kapuas River and the Baram River (Sarawak) all have a horseshoe lake and seasonal creeks in flood plains.
Low peaks in Borneo, and blunt shape. This situation causes the rivers of Borneo are not so swift stream (small high gradient), so it is good for the cruise. It is helpful for the traffic system in the mainland to remote areas difficult to reach ground transportation.Watershed in Central Kalimantan have an important function in supporting economic development. Most areas in Central Kalimantan are connected by rivers that used for the transportation and distribution of goods. In addition to passengers, goods are distributed mainly basic commodities, commodity crops and industry-mining. It is intended to improve the distribution of income urban and rural communities to be more evenly distributed. Several large rivers is the main artery that menjalarkan 'trade of natural resources and refined goods and export-import. As such streams in Central Kalimantan which includes the Barito River with a length up to 900 Km, 650 Km long Katingan River, and Kapuas Kahajan along each ± 600 km, 400 km and Mentaya River is the shortest river Seruyan.In general, the rivers of Borneo serve as a means of transportation. Water Transport a top choice in Kalimantan because the rivers in Kalimantan large and tranquil flow. In addition, the transport stream can reach inland places that are difficult to reach by land. The problems that arise when it is starting to happen silting rivers. It also makes narrowing bodies. Silting caused by sediment taken from river erosion in the central part of the mountain range of Borneo, and rampant disposal of garbage in the river.