GEOLOGI STRUKTUR
-
Upload
aulia-kurnia-hady -
Category
Documents
-
view
266 -
download
1
Transcript of GEOLOGI STRUKTUR
Unit Kegiatan Alam Bebas Pangea Cruiser Jurusan Teknik Geologi UPN “V” Yogyakarta
NGLANGGRAN
Geologi struktur
Geologi Struktur adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari perihal arsitekstur, struktur kerak bumi beserta gejala-gejala yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan. Geologi struktur intinya mempelajari struktur geologi pada batuan dibagi menjadi 2 yaitu struktur primer dan struktur sekunder.
Sturktur geologi dipelajari dan dianalis dengan tiga cara yaitu :
1. Secara Deskriptif, mengenali bentuk fisik, geometri, orientasi.Mempelajari struktur geologi dengan mengamati, mengukur unsur-unsur geometri (struktur bidang dan struktur garis) dilapangan, dan menyajikannya dalam peta, penampang, diagram dan analisis statistik
2. Secara Kinematik, interpretasi gerakan deformasi.Meliputi pergerakan atau pergeseran dari struktur tersebut (analisis), identifikasi dan klasifikasi (penamaan).
3. Secara Genetik, analisis deformasi dari segi gaya dalam skala besar.Meliputi pemahaman serta penjabaran mengenai pembentukan struktur geologi yang berkaitan dengan pola tegasan pembentukkannya.
a. STRUKTUR PRIMER, Struktur yang terbentuk pada saat proses pembentukan batuan. Struktur Bidang : bid. perlapisan sedimen, bid. foliasi, bid. Ketidakselarasan.Struktur Garis : Arah orientasi butiran/frag. Batuan sedimen, arah orientasi struktur sedimen (silang siur ).
b. STRUKTUR SEKUNDER, Struktur yg terbentuk akibat respon dari batuan thd gaya yang bekerja padanya.Struktur Bidang : Kekar, sesar, bid. Poros Lipatan, bid. Sayap LipatanStruktur Garis : Jejak Kekar, Jalur Sesar, Gores Garis pd Bid Sesar, Garis Poros Lipatan.
STRUKTUR GARISStruktur garis riil : arah dan kedudukan dapat diamati langsung di lapangan (gores garis, pada bidang sesar )Struktur garis semu : arah dan kedudukan dari orientasi unsur struktur yang membentuk kelurusan / liniasi (liniasi breksiasi, mineral – mineral, liniasi struktur sedimen )
Struktur garis primer : penjajaran mineral, liniasi struktur sedimen.Struktur garis sekunder : gores garis, sumbu lipatan, liniasi breksiasi
Unit Kegiatan Alam Bebas Pangea Cruiser Jurusan Teknik Geologi UPN “V” Yogyakarta
NGLANGGRAN
STRUKTUR BIDANGStruktur Bidang Riil : bentuk dan kedudukannya dpt diamati dan diukur secara langsung dilapangan (cth : bid.perlapisan, ketidakselarasan, bid. Sesar, foliasi dan sayap lipatan )Struktur Bidang Semu : bentuk dan kedudukannya hanya dpt diketahui atau didpt dari hasil analisis struktur bid. Riil yang lain (cth : bid.poros atau sumbu lipatan ).
Struktur bid.primer : perlapisan, collumnar joint, foliasi, mudcrack, flutecast.Struktur bid.sekunder : bid.kekar, sesar dan sayap lipatan.
Macam-macam struktur sekunder :
1. Kekar (joint), yaitu rekahan yang sedikit atau tanpa menunjukkan suatu
pergeseran.
Klasifikasi Kekar
BERDASARKAN BENTUKNYA, kekar dapat dibedakan menjadi dua
kelompok :
a. Kekar Sistimatik, selalu dijumpai berpasangan merupakan satu set dan arahnya
saling sejajar.
b. Kekar tak Sistimatik, dapat saling bertemu dan tidak memotong kekar lainnya.
BERDASARKAN UKURANNYA, kekar dapat digolongkan menjadi 3
kelompok, yaitu :
a. Mikro joint, ukurannya 1 inch (hanya dapat dilihat melalui mikroskop.
b. Major joint, dapat dilihat pada contoh setangan (hand speciment) atau pada
singkapan.
c. Master joint, ukurannya + 100 feet, hanya dapat dilihat melalui foto udara.
BERDASARKAN CARA TERJADINYA, kekar dapat dipisahkan menjadi 2
kelompok, yaitu :
a. Shear joint, yaitu kekar pada batuan yang terjadi akibat tekanan.
b. Tension joint, yaitu kekar pada batuan yang terjadi akibat pengurangan /
hilangnya tekanan.
Unit Kegiatan Alam Bebas Pangea Cruiser Jurusan Teknik Geologi UPN “V” Yogyakarta
NGLANGGRAN
Struktur Kekar pada PETA TOPOGRAFI ditandai oleh adanya kelurusan gawir, lembah,
bukit dan celah-celah. Dapat pula dilihat dari pola perkembangan sungainya.
2. Sesar (Fault), yaitu rekahan yang menunjukkan pergeseran secara signifikan.
UNSUR-UNSUR SESAR :
- Hanging Wall (atap) adalah bongkah patahan yang terdapat di bagian atas
bidang sesar.
- Foot Wall (alas) adalah bongkah patahan yang berada di bagian bawah bidang
sesar.
- Bidang sesar adalah suatu bidang yang terbentuk akibat adanya rekahan yang
mengalami pergeseran.
Klasifikasi Sesar
Ditinjau dari KEDUDUKAN SESAR TERHADAP STRUKTUR BATUAN
SEKITARNYA (biasanya diterapkan pada sesar dalam batuan sedimen)
(Sukendar Asikin, 1978), yaitu :
a. Strike Fault, yaitu sesar yang arah jurusnya sejajar dengan jurus batuan
sekitarnya.
b. Dip Fault, yaitu jurus dari sesar searah dengan kemiringan dari lapisan batuan
sekitarnya.
c. Diagonal atau Oblique Fault, sesar yang memotong struktur batuan sekitarnya.
d. Longitudinal Fault, arah daripada sesar paralel/sejajar dengan arah utama dari
struktur regional.
e. Traverse Fault, sesar yang memotong tegak lurus atau miring terhadap struktur
regional (biasanya dijumpai pada daerah yang terlipat, memotong sumbu/poros
terhadap antiklin).Longitudinal dan Tranverse Fault hanya diterapkan pada
keadaan yang lebih luas lagi (regional sense).
Unit Kegiatan Alam Bebas Pangea Cruiser Jurusan Teknik Geologi UPN “V” Yogyakarta
NGLANGGRAN
Ditinjau dari GENESANYA, pensesaran dapat digolongkan menjadi :
- Sesar Normal (Normal Fault), bila Hanging Wall bergerak relatif turun terhadap
Foot Wall.
- Sesar Naik /sesar sungkup (Reverse Fault/Thrust Fault), bila Hanging Wall
bergerak relatif naik terhadap Foot Wall.
- Sesar Mendatar/sesar geser (Strike Slip Fault), bagian yang terpisah bergerak
relatif mendatar pada bidang sesar umumnya tegak (90o).
Struktur Sesar ditafsirkan dari PETA TOPOGRAFI dengan ditandai oleh kenampakkan-
kenampakkan sebagai berikut :
- Pola kontur yang panjang lurus dan rapat.
- Arah aliran sungai yang membelok secara tiba-tiba dan menyimpang dari pola arah umum.
- Jajaran triangular facet.
- Jajaran mata air.
- Off-set morfologi.
- Pelengkungan kelurusan punggungan.
3. Lipatan, hasil perubahan bentuk dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai
lengkungan garis atau bidang didalam bahan tersebut.
Mekanisme gaya yang menyebabkannya ada 2 yaitu :
a. buckling atau melipat, gaya penyebab adalah gaya tekan yang arahnya sejajar
dengan permukaan lempeng,
b. bending atau pelengkungan, gaya utamanya mempunyai arah yang tegak lurus
pada permukaan lempeng.
Jenis-jenis Lipatan :
1. Antiklin, struktur lipatan dengan bentuk convex (cembung) di mana lapisan batuan
yang tua berada di bagian tengah lipatan.
2. Sinklin, struktur lipatan dengan bentuk concave (cekung) di mana lapisan batuan
yang muda berada di bagian luar lipatan.
3. Antiform, struktur lipatan seperti antiklin namun umur batuan tidak diketahui.
4. Sinform, struktur lipatan seperti sinklin namun umur batuan tidak diketahui.
Unit Kegiatan Alam Bebas Pangea Cruiser Jurusan Teknik Geologi UPN “V” Yogyakarta
NGLANGGRAN
5. Sinklin Antiformal, struktur lipatan dengan bentuk convex (cembung) di mana
lapisan batuan seperti sinklin.
6. Antiklin Sinformal, struktur lipatan dengan bentuk concave (cekung) dimana
lapisan batuan seperti antiklin.
7. Struktur kubah (Dome) yaitu suatu jenis tertentu antiklin di mana lapisan batuan
mempunyai kemiringan ke segala arah yang menyebar dari satu titik.
8. Struktur depresi (Basinal) adalah suatu jenis unik sinklin di mana kemiringan
lapisan batuan menuju ke satu titik.
Unsur-unsur Lipatan :
Hinge, adalah titik pelengkungan maksimum dari lipatan. Hinge line / axial line
merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik pelengkungan maksimum
tersebut. Sedangkan Hinge surface / Axial surface adalah bidang khayal dimana
terdapat semua hinge line dari suatu lipatan.
Crest, adalah titik tertinggi dari lipatan. Crestal line merupakan garis khayal yang
menghubungkan titik-titik tertinggi pada lipatan tersebut. Sedangkan Crestal surface
adalah bidang khayal dimana terdapat semua Crestal line.
Trough, adalah titik dasar terendah dari lipatan. Trough line merupakan garis khayal
yang menghubungkan titik-titik dasar terendah pada lipatan. Trough surface adalah
bidang khayal dimana terdapat semua trough line pada suatu lipatan.
Plunge, sudut penunjaman dari hinge line terhadap bidang horizontal dan diukur pada
bidang vertikal.
Bearing, sudut horizontal yang dihitung terhadap arah tertentu dan ini merupakan arah
dari penunjaman suatu hinge line / axial line.
Rake, sudut antara hinge line / axial line dengan bidang / garis horizontal yang diukur
pada axial surface.
ANALISA KEKAR :
Unit Kegiatan Alam Bebas Pangea Cruiser Jurusan Teknik Geologi UPN “V” Yogyakarta
NGLANGGRAN
1. Plot Semua data kekar yang didapat pada kalkir diatas POLAR EQUAL AREA NET.
(berupa titik)
2. Kemudian masukkan ke KALSBEK COUNTING NET, lalu hitung.
3. Kemudian membuat pola kontur, hubungkan angka-angka yang sama.
4. Kemudian baca kedua arah umumnya menggunakan POLAR EQUAL AREA NET.
5. Setelah dapat kedua arah umum plotkan ke WULF NET
6. Titik petemuan kedua Shear joint merupakan σ2
7. Kemudian titik σ2 letakkan pada sisi EW, lalu buat bidang bantu 900 kearah
timur/barat kearah yang memungkinkan dari titik σ2 tadi (putus-putus)
8. Kemudian menentukan σ1 atau σ3, yang merupakan titik tengah bidang bantu yang
didalam kedua Shear. Apabila sudut tumpul titik tengahnya merupakan σ3, sedangkan
apabila sudut lancip dinamakan σ1.
9. Menentukan Release Joint yaitu dengan membuat garis yang yang menghubungkan
σ2 dengan σ3.
10. Menentukan Extension Joint yaitu dengan membuat garis yang menghubungkan σ2
dan σ1.
11. Baca semua kedudukan yang didapat :
- σ1 : ..0, N ... 0E
- σ2 : ..0, N ... 0E
- σ3 : ..0, N ... 0E
- Shear Joint 1 : N ... 0E / ..0
- Shear Joint 2 : N ... 0E / ..0
- Release Joint : N ... 0E / ..0
- Extension Joint : N ... 0E / ..0
ANALISA SESAR
Unit Kegiatan Alam Bebas Pangea Cruiser Jurusan Teknik Geologi UPN “V” Yogyakarta
NGLANGGRAN
1. Menentukan Arah umum breksiasi dengan menggunakan diagram kipas.
2. Plotkan data SHEAR FRACTURE dan GASH FRACTURE pada kalkir diatas
POLAR EQUAL AREA NET. (berupa titik)
3. Kemudian masukkan ke KALSBEK COUNTING NET, lalu hitung.
4. Lalu buat kontur yang menghubungkan angka-angka yang sama tadi.
5. Baca arah umum SHEAR FRACTURE dan GASH FRACTURE dengan
menggunakan POLAR EQUAL AREA NET.
6. Plot kan data SHEAR FRACTURE dan GASH FRACTURE pada kalkir diatas
WULF NET.
7. Perpotongan shear fracture dan gash fracture merupakan σ2 σ2’
8. Kemudian titik σ2σ2’ letakkan pada sisi EW, lalu buat bidang bantu 900 kearah
timur/barat kearah yang memungkinkan dari titik σ2 tadi (putus-putus).
9. Mengeplot arah umum breksiasi, kemudian letakkan pada N-S dan hubungkan dengan
σ2σ2’ dinamakan bidang sesar.
10. Perpotongan Gash Fracture dengan bidang bantu merupakan σ1’,
11. Perpotongan bidang bantu dan bidang sesar disebut net slip.
12. Tentukan pergerakan sesar dan mencari σ1, σ3, σ3’,
13. σ3’ didapat 900 dari σ1’.
14. σ1 300 dari σ1’ (atau 600 dari σ3’).
15. Dan σ3 didapat 900 dari σ1.
16. Pergerakan sesar dengan melihat hanging wall bergerak kemana. [ BIDANG SESAR
+ SHEAR FRACTURE menuju sudut tumpul SHEAR FRACTURE] atau [ BIDANG
SESAR + GASH FACTURE menuju sudut lancip GASH FRACTURE].
17. Baca semua kedudukan yang didapat:
- Shear fracture : N ... 0E / ..0 - σ3 : ..0 / N ... 0E
- Gash fracture : N ... 0E / ..0 - σ1’ : ..0 / N ... 0E
- Bidang sesar : N ... 0E / ..0 - σ3’ : ..0 / N ... 0E
- σ1 : ..0, N ... 0E - Net Slip : ..0 / N ... 0E
- σ2 σ2’ : ..0, N ... 0E - Rake : ..0
- Nama Sesar [ Rickard, 1972]
ANALISA LIPATAN
Unit Kegiatan Alam Bebas Pangea Cruiser Jurusan Teknik Geologi UPN “V” Yogyakarta
NGLANGGRAN
1. Plot semua kedudukan sayap 1 dan sayap 2 yang didapat pada kalkir diatas
POLAR EQUAL AREA NET.
2. Kemudian masukkan ke KALSBEK COUNTING NET, lalu hitung.
3. Lalu buat kontur yang menghubungkan angka-angka yang sama tadi.
4. Baca arah umum kedua Sayap Lipatan dengan menggunakan POLAR EQUAL
AREA NET.
5. Plotkkan kedua arah umum sayap lipatan tadi pada kalkir diatas WULF NET.
6. Perpotongan kedua sayap lipatan merupakan σ2σ2’
7. Kemudian titik σ2 letakkan pada sisi EW, lalu buat bidang bantu 900 kearah
timur/barat kearah yang memungkinkan dari titik σ2 tadi (putus-putus).
8. Titik tengah perpotongan antara kedua sayap lipatan pada bidang bantu adalah
σ3
9. Kemudian untuk mendapatkan σ1, 900 dari σ3 kearah yang memungkinkan.
10. Kemudian buat hinge Surface dengan menghubungkan σ2 dan σ3 pada satu garis
dip yang sama.
11. Dan hinge line dengan menghubungkan titik tengan dengan σ2. [EW kan].
12. Baca kedudukan seluruhnya:
- Sayap 1 : N ... 0E / ..0
- Sayap 2 : N ... 0E / ..0
- Hinge Surface : N ... 0E / ..0
- Hinge Line : ..0 / N ... 0E
- σ1 : ..0 / N ... 0E
- σ2 : ..0 / N ... 0E
- σ3 : ..0 / N ... 0E
- Nama Lipatan [ Fluety, 1964] atau [ Rickard, 1971]
Unit Kegiatan Alam Bebas Pangea Cruiser Jurusan Teknik Geologi UPN “V” Yogyakarta
NGLANGGRAN
Unit Kegiatan Alam Bebas Pangea Cruiser Jurusan Teknik Geologi UPN “V” Yogyakarta
NGLANGGRAN
ANGLE TERM Dip Of Hinge Surface Plunge Of Hinge Line00 Horizontal Recumbent Fold Horizontal Fold10-100 Subhorizontal Recumbent Fold Gentle Horizontal Fold Gentle110-300 Gentle Inclined Fold Moderately Plunging Fold Moderately310-600 Moderate Inclined Fold Steeply Plunging Fold Steeply610- 800 Steep Inclined Fold Upright Plunging Fold Vertical810-890 Subvertical Fold Fold900 Vertical Upright Vertical Fold
Klasifikasi lipatan menurut Fluety, 1964