Geologi Lingkungan Candisari Semarang Bab II
description
Transcript of Geologi Lingkungan Candisari Semarang Bab II
-
10
BAB II KAJIAN LITERATUR
2.1 Pengertian dan Konsep Geologi Lingkungan
2.1.1 Pengertian Geologi Lingkungan
Geologi lingkungan bisa dikategorikan sebagai bagian dari ilmu lingkungan, karena ilmu
lingkungan adalah dasar pemahaman mengenai bumi dan membahas interaksi manusia
dengan seluruh aspek yang ada disekelilingnya, termasuk aspek geologis serta dampaknya
bagi kehidupan manusia. Karena itu filosofi utama dari geologi lingkungan adalah konsep
manajemen lingkungan yang didasarkan pada sistem geologi untuk pembangunan
berkelanjutan dan bukan pada beban lingkungan yang tidak bisa diterima.
Pada hakikatnya merupakan ilmu geologi terapan yang ditujukan sebagai upaya
memanfaatkan sumber daya alam dan energi secara efisien dan efektif untuk memenuhi
kebutuhan manusia masa kini dan masa mendatang dengan seminimal mungkin mengurangi
dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Dengan kata lain geologi lingkungan dapat diartikan
sebagai penerapan informasi geologi dalam pembangunan terutama untuk meningkatkan
kualitas lingkungan dan untuk meminimalkan degredasi lingkungan sebagai akibat perubahan-
perubahan yang terjadi dari pemanfaatan sumber daya alam.
2.1.2 Konsep Geologi Lingkungan
Dalam Ilmu Geologi Lingkungan tidak pernah terlepas dari pemahaman mengenai bumi
beserta isi dan aktivitasnya. Terdapat 7 Konsep Geologi Lingkungan yang perlu dipahami oleh
planner dalam perencanaan suatu wilayah. Secara umum konsepkonsep tersebut
menjelaskan bahwa bumi pada dasarnya merupakan suatu sistem tertutup; bumi adalah satu-
satunya tempat tinggal paling sesuai dengan kehidupan manusia, akan tetapi sumber daya
alam yang dimiliki sangat terbatas.
Banyak proses alam yang terjadi di bumi yang membahayakan umat manusia, bencana
alam itu harus kita kenali dan kita hindari dengan merawat alam serta meminimalkan
penggunaan sumber daya alam. Perencanaan penggunaan lahan dan air harus berusaha
memperhatikan keseimbangan ekonomi dan estetis, dampak dari penggunaan lahan
cenderung bertumpuk, serta komponen fundamental lingkungan merupakan faktor geologi
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
11
dan pemahaman tentang lingkungan memerlukan beberapa pendekatan melalui ilmuilmu
kebumian dan disiplin ilmu yang lain yang berhubungan.
a. Konsep pertama menjelaskan bahwa bumi pada dasarnya merupakan sistem tertutup.
Pada dasarnya bumi merupakan sistem tertutup, di bumi terdapat berbagai macam
peristiwa yang terjadi karena aktivitasaktivitas setiap bagian dari bumi. Bumi dikatakan
sebagai sistem dengan empat buah bagian, yaitu atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan
litosfer. Di setiap bagian sistem itu terjadi berbagai macam aktivitas yang saling
berkaitan maka dari itu mengapa bumi disebut sebagai suatu sistem tertutup.
b. Konsep kedua menjelaskan bahwa bumi merupakan satusatunya tempat yang paling
sesuai dengan kehidupan manusia, akan tetapi sumber daya yang dimiliki sangat
terbatas.
Menurut penulis senior dari The Earth and Human Affairs, Leo F. Laporte, dia
mempercayai isi dari konsep kedua termasuk dua kebenaran pokok, pertama bahwa
bumi ini tentu saja satu-satunya tempat tinggal yang bisa kita tempati. Kedua, sumber
daya alam kita terbatas dan walaupun ada beberapa sumber daya alam yang bisa
diperbarui, tetapi masih lebih banyak sumber daya alam yang tak bisa diperbarui.
Tentunya akan diperlukan tindakan yang tepat untuk bisa memanfaatkannya dengan
baik sekaligus melestarikanya.
c. Konsep ketiga menjelaskan bahwa prosesproses fisik yang terjadi di bumi mengubah
bentang alam yang kita miliki.
Konsep ini memberikan kita suatu pengetahuan tentang sejarah geologi mengenai
proses yang telah terbentuk pada masa lalu yang saat ini kita masih bisa lihat hasil dari
prosesproses itu. Dengan kata lain, sekarang adalah kunci dari masa lalu, yang di
ungkapkan oleh James Hutton (1785). Dengan mampu malihat semua keadaan bentang
alam di bumi ini pada masa kini, kita bisa mengetahui prosesproses yang telah terjadi
pada masa lalu.
d. Konsep keempat menjelaskan tentang banyak proses alam yang terjadi di bumi yang
membahayakan umat manusia.
Sebagai contoh, aktivitas gunung berapi (meletus), tsunami, erosi, longsor, gempa
bumi, dan lain sebagainya. Semua bencana itu merupakan dampak dari prosesproses
yang terjadi di bumi, karena bumi merupakan suatu sistem yang terus bergerak. Kita
sebagai manusia yang tinggal di bumi harus bisa mengenali bencana alam dan
menghindarinya sebisa mungkin.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
12
e. Konsep kelima menjelaskan tentang perencanaan penggunaan lahan dan pengairan.
Perencanaan lahan dan pengairan memperhatikan keseimbangan antara
pertimbangan segi ekonomi dan dari segi yang lain seperti estetika. Dewasa ini
pertimbangan sumber daya alam dan evaluasi keindahan sebuah kawasan sebelum
dilakukannya pembangunan menjadi bagian penting dalam teori Environmental impact
atau dampak lingkungan.
f. Konsep keenam menjelaskan tentang dampak dari penggunaan lahan.
Tata guna lahan yang cenderung bertumpuk. Perencanaan tata guna lahan dan
penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara
pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
g. Konsep ketujuh menjelaskan tentang komponen fundamental lingkungan.
Komponen fundamental lingkungan yang merupakan faktor geologi dan pemahaman
tentang lingkungan memerlukan beberapa pendekatan melalui ilmuilmu kebumian dan
disiplin ilmu yang lain yang berhubungan. Terdapat perbedaan dalam
mempertimbangkan suatu pembangunan sebuah wilayah yang dapat digolongkan
menjadi tiga kategori, yaitu fisik, biologis dan fungsi kedayagunaan. Faktor fisik yaitu
pertimbangan keadaan geografis, proses geografis, proses hidrologi, tipe batuan dan
tanah serta klimatologi. Faktor biologis yaitu, pertimbangan aktivitas mahluk hidup
terutama tumbuhan dan hewan, perubahan keadaan biologis atau proses, spasial
analisis terhadap informasi. Faktor fungsi kedayagunaan yaitu kegunaan lahan, estetika,
keterkaitan antara aktivitas manusia dengan faktor fisik dan biologis serta peraturan
yang mengatur lingkungan.
2.2 Aspek-aspek Geologi Lingkungan
Aspek-aspek geologi lingkungan terdiri dari 10 aspek, yaitu morfologi, litologi, topografi,
klimatologi, stratigrafi, hidrologi, hidrogeologi, struktur geologi, bahaya geologi dan tata guna
lahan.
2.2.1 Morfologi
Morfologi adalah ilmu yang membahas tentang roman muka bumi, dan aspek-aspek
yang mempengaruhinya. Selain itu morfologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
bentukbentuk bentangan alam, bagaimana bentangan alam tersebut terbentuk secara
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
13
kontruksional yang diakibatkan oleh gaya endongen atau bagaimana bentangan alam tersebut
dipengaruhi oleh faktor luar berupa gaya eksogen.
Bumi memiliki tenaga geologi yang dapat menyebabkan lekukan-lekukan permukaan
bumi sehingga permukaan bumi menjadi tidak rata. Tenaga geologi terbagi menjadi dua, yaitu
endogen (tenaga dari dalam) dan eksogen (tenaga dari luar).
a. Tenaga Endogen
Tenaga Endogen merupakan tenaga dari dalam bumi yang membentuk konfigurasi
permukaan bumi. Tenaga endogen ini memberikan kekuatan konstruktif dari bumi dan
sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Tenaga Endogen sering
menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer). Mungkin saja
disuatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini
berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi
turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Proses keberlangsungan tenaga endogen
menyebabkan perubahan dari permukaan bumi. Proses-proses tenaga endogen sebagai
berikut:
1). Tektonik
Tektonik adalah pergerakan lempeng bumi yang dapat menyebabkan perubahan
letak atau pergeseran lapisan kulit bumi secara vertikal maupun horizontal yang
menimbulkan lipatan atau patahan. Patahan tersebut berupa retakan pada tanah
ataupun batuan, disertai pergeseran disepanjang bidang retakan tersebut,
sedangkan lipatan berupa gerakan tekanan horizontal yang menyebabkan lapisan
kulit bumi berkerut, melipat, dan menyebabkan relief muka bumi berbentuk
pegunungan. Tenaga tektonik dapat dibedakan menjadi gerak orogenesa dan
epirogenesa berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya
(Anwas, 2006:5). Tektonisme merupakan tenaga endogen yang dapat
menyebabkan perubahan letak atau pergeseran lapisan kulit bumi. Tenaga
tektonisme ini dikelompokkan atas tektonik patahan (faulting process) dan
tektonik lipatan (folded process).
- Patahan
Bentukan-bentukan alam di muka bumi sebagai akibat adanya proses
pematahan (faulting process) pada lapisan batuan pembentuk kulit bumi
(litosfera). Proses pematahan lapisan batuan pembentuk litosfera disebut
sesar. Gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung dalam
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
14
waktu yang sangat cepat akan menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau
patah. Hal ini juga dapat terjadi apabila ada tekanan horizontal sangat kuat,
kulit buminya tidak elastis, dan disertai tekanan secara vertikal. Bagian muka
bumi yang mengalami patahan adalah graben dan horst. Horst adalah patahan
naik dan graben adalah patahan turun.
Graben
Patahan dengan arah vertikal, dimana posisi daerah tersebut lebih rendah
dari daerah sekitarnya, dikarenakan patahan/ sesar yang mengalami
penurunan.
Sumber: earthquake.usgs.gov
Gambar 2.1 Graben
Horst
Patahan dengan arah vertikal, dimana posisi daerah tersebut lebih tinggi dari
daerah sekitarnya, dikarenakan patahan/ sesar yang mengalami kenaikan.
Sumber: earthquake.usgs.gov
Gambar 2.2 Graben
Fleksur
Patahan dengan arah vertikal, dimana posisi daerah tersebut mengalami
penurunan atau kenaikan sebagian saja.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
15
Dekstral
Patahan dengan arah horizontal, dimana posisi tanah yang ada di depan kita
bergeser kearah kanan.
Sinistral
Patahan dengan arah horizontal, dimana posisi tanah yang ada di depan kita
bergeser ke arah kiri.
(a) (b)
(c)
Sumber: earthquake.usgs.gov
Gambar 2.3
(a). Fleksur (b). Dekstral dan (c). Sinistral
- Lipatan
Apabila terjadi gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan
berlangsung dalam waktu lama akan menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut
atau melipat. Lipatan ini nantinya akan menjadi pegunungan. Punggung lipatan
dinamakan antiklinal, daerah lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan
geosinklinal.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
16
(a) (b)
Sumber: earthquake.usgs.gov
Gambar 2.4 (a). Sinklin dan (b). Antiklin
Gerak orogenesa adalah gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi
daerah yang relatif sempit, gerakan ini menyebabkan terbentuknya pegunungan.
Sedangkan gerak epirogenesa adalah gerakan yang sangat lambat dan meliputi areal
yang sangat luas. Epirogenesa terbagi menjadi dua, yaitu epirogenesa positif
(permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan laut seolah naik) dan
epirogenesa negatif (permukaan bumi naik, sehingga permukaan laut seolah turun).
(a) (b) Sumber : www.belajar.kemdiknas.go.id
Gambar 2.5 (a). Gerak Epirogenesa Positif dan (b). Epirogenesa Negatif
2). Vulkanik
Vulkanisme adalah tenaga dari dalam bumi (endogen) yang dapat mempengaruhi
pembentukan permukaan bumi yang berhubungan dengan fenomena
pembentukan gunung berapi. Vulkanisme terjadi akibat adanya aktivitas magma di
dalam litosfer, sampai keluar permukaan Bumi. Magma adalah bahan silikat cair
pijar, terdiri atas bahan-bahan padat (batuan dan logam), cairan, dan gas, antara
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
17
lain uap air (H2O), oksida belerang (SO2), asam khlorida (HCl), dan asam sulfat
(H2SO4). Rata-rata suhu magma berkisar antara 900C1.200C. Berdasarkan
kandungan silikanya, dikenal magma asam (granitis), intermediet (andesitis), dan
basa (basaltis). Terdapat 2 kategori gempa vulkanik, yaitu:
- Gempa vulkano-tektonik, yaitu gempa yang diakibatkan perubahan tekanan
pada batuan akibat aktivitas magma, dan gempa ini bisa terjadi kapan saja.
- Gempa periode panjang, yaitu gempa yang terjadi akibat penerobosan magma
yang menembus batuan di sekitarnya sehingga menimbulkan getaran. Biasanya
gempa ini menjadi pertanda gunung api akan meletus.
Sumber : www.vsi.esdm.go.id
Gambar 2.6 Vulkanisme
b. Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi yang berupa air, angin,
glestser, pergeseran gelombang, hujan, dan sinar matahari. Proses-proses tenaga
eksogen ini antara lain:
1). Degradasi
Degradasi adalah proses-proses yang menyebabkan penurunan permukaan
daratan. Proses degradasi terdiri dari :
- Proses Denudasi
Meliputi pelapukan (weathering) dan erosi (pengikisan).
- Transportasi
Disebabkan oleh adanya perbedaan elevasi, membentuk lahan kontruksional
dan distroksioanal.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
18
- Sedimentasi
Kelanjutan dari proses pelapukan serta pengikisan batuan, kemudian material
batuan tersebut diangkut oleh aliran air, kemudian mengendap dan
menghasilkan lahan delta.
2). Agradasi
Agradasi adalah proses penimbunan yang menghasilkan kenaikan permukaan.
3). Bentangan Alam
Bentangan alam terbagi menjadi enam bentang alam yaitu Bentang Alam Fluvial,
Bentang Alam Denudasional, Bentang Alam Delta & Pantai, Bentang Alam Karst,
Bentang Alam Eolian dan Bentang Alam Glasial . Macam-macam Bentangan alam :
Bentang alam fluvial, merupakan satuan morfologi yang erat hubungannya
dengan proses fluviatil. Proses fluviatil adalah semua proses yang terjadi di
alam baik fisika, maupun kimia, yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk
permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan, baik air yang
mengalir secara terpadu, maupun air yang tidak terkonsentrasi. Proses fluviatil
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:
Proses erosi: proses terkikisnya batuan karena air. Pengikisan ini dapat
berupa abrasi, scouring, dan korosi.
Abrasi yaitu Proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan
arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi
pantai. Scouring adalah suatu gejala alamiah yang diakibatkan oleh
gerakan aliran air yang mengalami hambatan di suatu sungai.
Kebanyakan bagian yang tergerus adalah material endapan, disamping
juga batu-batu besar dan kecil.
Korosi merupakan terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.
Proses erosi terdiri atas tiga bagian, yaitu:
pengelupasan (detachment),
pengangkutan (transportation), dan
pengendapan (sedimentation).
Proses erosi oleh air merupakan kombinasi dua sub proses yaitu:
Penghancuran struktur tanah menjadi butir-butir primer oleh energi
tumbuk butir-butir hujan yang menimpa tanah dan perendaman oleh air
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
19
yang tergenang, dan pemindahan (pengangkutan) butir-butir tanah oleh
percikan hujan, dan
Penghancuran struktur tanah diikuti pengangkutan butir-butir tanah
tersebut oleh air yang mengalir dipermukaan tanah.
Proses transportasi: proses terangkutnya material-material hasil erosi.
Proses ini dapat menggelinding, meloncat, traksi, dan mengambang.
Proses pengendapan: proses yang terjadi apabila tenaga angkut dari
sungai berkurang sehingga beban yang lebih berat akan terendapkan di
bawah material yang lebih ringan.
Sumber : museum.bgl.esdm.go.id
Gambar 2.7
Proses Erosi, Transportasi dan Pengendapan
Bentang Alam Denudasional merupakan bentang alam yang terbentuk dari
kumpulan proses degradasi, pelapukan, dan pelepasan material permukaan
bumi yang disebabkan oleh erosi dan pergerakan tanah.
(a) (b) Sumber : portal.ristek.go.id
Gambar 2.8 (a). Permukaan bumi disebabkan oleh erosi dan (b). pergerakan tanah
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
20
Bentang alam Aktivitas Pesisir adalah suatu wilayah yang berada pada batas
antara daratan dan lautan serta merupakan tempat pertemuan antara energi
dinamis yang berasal dari daratan dan lautan.
Sumber : museum.bgl.esdm.go.id
Gambar 2.9 Delta
Bentang Alam Karst adalah termasuk sebagai hasil dari proses erosi pada batu
gamping. Sebuah topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa
batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran tidak
teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah serta
meninggalkan lembah kering dan muncul kembali di tempat lain sebagai mata
air yang besar.
Sumber : biologi.lipi.go.id
Gambar 2.10 Karst
Bentang alam eolian merupakan satuan morfologi yang erat hubungannya
dengan aktivitas angin. Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun
pasir. Gurun pasir sendiri lebih diakibatkan adanya pengaruh iklim. Gurun pasir
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
21
diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata kurang dari 26
cm/tahun. Gurun pasir tropik terletak pada daerah antara 350 LU sampai 350
LS, yaitu pada daerah yang mempunyai tekanan udara tinggi dengan udara
yang sangat panas dan kering.
Sumber :www.belajar.kemdiknas.go.id
Gambar 2.11 Bentang Alam Eolian
Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses
glasial, dimana proses glasial itu tenaga yang berpengaruhnya adalah Gletser.
Gletser adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari
salju dan lelehan air yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu
lahan dan memberikan kenampakan tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan.
Ada dua tipe bentang alam glasial, diantaranya yaitu:
Alpine Glaciation terbentuk pada daerah pegunungan.
Continental Glaciation bila suatu wilayah yang luas tertutup gletser.
Gletser terbentuk di daerah kutub yang tingkat peleburannya pada musim panas
sangat kecil. Gletser terbentuk oleh akumulasi es dengan faktor-faktor pendukung
sebagai berikut :
Tingginya tingkat presipitasi
Suhu lingkungan yang sangat rendah
Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah besar
Pada musim panas tingkat peleburannya rendah
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
22
(a) (b) Sumber : geology.upm.edu
Gambar 2.12 (a) Alpine Glaciation dan (b) Continental Glaciation
Bentang alam Vulkanik merupakan pembentukan bentang alam yang dikontrol
oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi.
Bentang alam vulkanik selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik.
Sumber : www.belajar.kemdiknas.go.id
Gambar 2.13 Gunung Api
Bentang Alam Struktural adalah bentang alam yang proses pembentukannya
dikontrol oleh gaya tektonik yang menghasilkan sturktur geologi (sesar, kekar,
dan lipatan).
2.2.2 Litologi
Litologi merupakan ilmu tentang batu-batuan yang berkenaan dengan sifat fisik, kimia,
dan strukturnya. Bagian dari bumi yang ikut dikaji dalam litologi adalah litosfer, yang tersusun
atas lapisan kerak, lapisan mantel dan lapisan inti.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
23
a. Batuan
Batuan (Rocks) adalah bahan padat bentukan alam yang umumnya tersusun oleh
kumpulan atau kombinasi dari satu macam mineral atau lebih. Batuan terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
Tabel II.1
Berbagai Jenis Batuan Penyusun Kerak Bumi
No. Batuan Berat Jenis (gram/Cm3)
1. Granit 2,5 2,7
2. Andesit 1,6 2,6
3. Diorit 2,8 2,9
4. Gabro 3,0
5. Peridotit 2,6 2,8
6. Dunit 3,2 3,3
7. Batu Pasir 2,2 2,8
8. Batu Gamping 2,5 2,7
9. Marmer 2,7
10. Gneis 2,6 3,1 Sumber: Doddy, 1987: 1
1). Batuan Beku
Batuan beku merupakan hasil pendinginan dari magma pijar. Contoh batuan beku
antara lain adalah andesit dan diorit. Struktur batuan beku :
Masif atau pejal, umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku
luar yang cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif.
Berlapis, terjadi sebagai akibat pemilahan kristal (segregasi) yang berbeda pada
saat pembekuan.
Vesikuler, yaitu struktur lubang bekas keluarnya gas pada saat pendinginan.
Struktur ini sangat khas terbentuk pada batuan beku luar. Namun pada batuan
beku intrusi dekat permukaan struktur vesikuler ini kadang-kadang juga
dijumpai. Bentuk lubang sangat beragam, ada yang berupa lingkaran atau
membulat, elip, dan meruncing atau menyudut, demikian pula ukuran lubang
tersebut.
Struktur skoria (scoriaceous structure) adalah struktur vesikuler berbentuk
membulat atau elip, rapat sekali sehingga berbentuk seperti rumah lebah.
Struktur batuapung (pumiceous structure) adalah struktur vesikuler dimana di
dalam lubang terdapat serat-serat kaca.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
24
Struktur amigdaloid (amyangdaloidal structure) adalah struktur vesikuler yang
telah terisi oleh mineral-mineral asing atau sekunder.
Struktur aliran (flow structure), adalah struktur dimana kristal berbentuk
prismatik panjang memperlihatkan penjajaran dan aliran.
Struktur batuan beku tersebut di atas dapat diamati dari contoh setangan (hand
specimen) di laboratorium. Sedangkan struktur batuan beku dalam lingkup lebih
besar, yang dapat menunjukkan hubungan dengan batuan di sekitarnya, seperti dike
(retas), sill, volcanic neck, kubah lava, aliran lava dan lain-lain hanya dapat diamati di
lapangan.
2). Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari endapan material batuan beku yang terangkut
oleh air, angin, atau es yang kemudian diendapkan disuatu tempat. Contohnya adalah
batu breksi dan batu gamping.
Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sediment dapat dikelompokkan atas
tiga macam, yaitu klastis, kimia, dan organik.
Sedimen Klastis
Jenis batuan endapan klastis sangat berbeda dengan batuan beku baik dalam
bentuk maupun susunan butirannya. Pada pertikelpartikel batuan endapan
terdapat adanya tanda-tanda goresan akibat berlangsungnya pengankutan.
Batuan endapan klastis juga mengalami penyemenan sehingga terjadi pengikatan
partikel partikel satu dengan yang lainnya. Ciri penting dari batuan endapan adalah
kadang-kadang terbentuk dari bahan fosil. Batuan sediment klastis/ mekanis/fisik
yaitu yang terangkut dalam bentuk padat/tidak larut kemudian diendapkan di
tempat lain mengalami sementasi menjadi batuan sedimen.
Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimiawi, yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan kemudian
diendapkan secara kimia ditempat lain. Sedimen kimiawi sulit digolongkan lebih
lanjut karena butir-butirnya sangan kompleks. Contoh batuan sediment kimiawi
sebagai berikut:
Sedimen Organik
Batuan Sedimen Organik/organogen, yaitu batuan sedimen yang dibentuk atau
diendapkan oleh organisme. Contohnya adalah sebagai berikut.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
25
Batu bara terbentuk dari timbunan sisa tumbuhan di dasar danau/rawa-
rawa, berubah menjadi gambut selanjutnya menjadi batu bara muda/batu
bara.
Endapan diatomae/kerangka silica/kersik, kerangka tumbuhan bersel satu
diatomeae yang bangkainya tertimbun didasar laut/danau membentuk
batuan sedimen.
Karang dibangun oleh organisme algae calcareous dank oral. Binatang
koral biasanya hidup dilaut yang tidak dalam.
3). Batuan Metamorf
Batuan metamorf merupakan jenis batuan yang terbentuk akibat proses
metamorfisme yang meliputi proses tekanan, temperatur, serta aktifitas dari cairan
kimia. Contohnya adalah marmer dan kuarsit.
Secara umum struktur yang dijumpai di dalam batuan metamorf dibagi menjadi
dua kelompok besar yaitu struktur foliasi dan struktur non foliasi. Struktur foliasi
ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf,
sedang struktur non-foliasi tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral-mineral
penyusun batuan metamorf.
Struktur Foliasi :
Struktur Skistose, Struktur Gneisik, Struktur Slatycleavage, Struktur
Phylitic (sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan
kesejajarannya sudah mulai agak kasar).
- Struktur Non Foliasi
Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-butiran
mineral relatif seragam.
Struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya
penghancuran terhadap batuan asal.
Struktur Milonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya
orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus.
Struktur Pilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan
permukaan yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar
dibanding struktur milonitik, malah mendekati tipe struktur filit.
Struktur Flaser: sama dengan struktur kataklastik, namun struktur batuan
asal berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
26
Struktur Augen: sama dengan struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri
dari butir-butir felspar dalam masa dasar yang lebih halus.
Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai
ukuran beragam.
Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang
berbentuk jarus atau fibrous.
Sumber : itc.gsw.edu
Gambar 2.14 Jenis Batuan
b. Tanah
Tanah adalah lapisan batuan gembur yang terbentuk dari pelapukan batuan induk
dan pembusukkan bahan organik. Tanah juga didefinisikan sebagai kumpulan benda
alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, yang terdiri atas bahan
mineral, bahan organik, air dan udara. Berikut merupakan jenis tanah:
1). Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan
batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2). Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk
dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3). Tanah Alluvial/ Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di
dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan
pertanian.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
27
4). Tanah Podzolid
Tanah podzolid adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan
curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah/dingin.
5). Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung
berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat
dijumpai disekitar lereng gunung berapi.
6). Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur
hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang
tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
7). Tanah Mediteran/ Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah yang sifatnya tidak subur yang terbentuk dari
pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
8). Tanah Vertisol
Tanah Vertisol adalah tanah yang umumnya berwarna hitam legam atau abu-abu
kehitaman yang mempunyai ciri fisik mudah membentuk rekahan lebar dan ada pada
musim kemarau dan mengalami pembalikan alami di musim hujan.
Tabel II.2
Jenis dan Karakteristik Tanah
No. Jenis Tanah Terjadinya Sifatnya Persebarannya
1. Tanah Podzolit merah kuning
Terjadi dari pelapukan batuan yang mengandung kwarsa psa iklim basah dengan curah hujan 2500-3500 mm/tahun
Basah jika terkena air
Pegunungan di Nusa Tenggara
2. Tanah Organosol Terjadi dari bahan indul organi seperti gambut dan rumput rawa pada iklim basah degan curah hujan lebih 2500 mm/th
Tanah masih tertutup hutan rawa gambut dan rumput rawa
Pasang surut tikur sumatra, pantai kalimantan bagian barat
3. Tanah Aluvial Dari endapan lumpur yang dibawa melalui sungai-sungai
Subur Sumatra bagian timur, jawa bagian utara, kalimantan bagian selatan
4. .
Tanah Kapur Dari batuan kapur yang umumnya terdapat di pegunungan kapur berumur tua
Tidak subur Pegunungan kedung, blora, pegunungan sewu
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
28
No. Jenis Tanah Terjadinya Sifatnya Persebarannya
5. Tanah Vulkanis Dari pelapukan batu-batuan vulkanis baik dari lava/batu yang membeku maupun abu vulkanis yang membeku
Sangat baik dan subur
Jawa, Sumatra, bali, wilayah yang memiliki gunung berapi
6. Tanah Pasir Dari batu pasir yang telah melapuk Kurang subur Pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, Sulawesi, Yogyakarta
7. Tanah Humus Tanah yang terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk
Sangat subur Kawasan hutan Indonesia
8. Tanah Laterit Tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium
Tidak subur Jakarta, Banten, Kalimantan Barat, Pacitan
Sumber : idkf.bogor.net
2.2.3 Topografi
Topografi adalah ilmu yang membahas tentang bentuk permukaan bumi. Umumnya
topografi menunjukan relief permukaan dalam tiga dimensi serta identifikasi lahan. Bentuk
yang dibahas memperlihatkan perbedaanperbedaan diantara wilayah-wilayah, misalnya
wilyah yang relatif tinggi, dataran rendah, pegunungan, dan lain-lain. Bentang alam sebagai
hasil pengukuran topografi menunjukkan dua unsur penting yaitu kemiringan (lereng) dan
ketinggian.
Kemiringan lereng merupakan ukuran kemiringan lahan relatif terhadap bidang datar
yang secara umum dinyatakan dalam persen atau derajat. Kecuraman lereng, panjang lereng
dan bentuk lereng akan mempengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan.
Tabel II.3
Kelas kemiringan lereng dan nilai skor kemiringan lereng
KELAS KEMIRINGAN ( % ) KLASIFIKASI
I 0 8 Datar
II > 8 15 Landai
III >15 25 Agak Curam
IV > 25 45 Curam
V > 45 Sangat Curam
Sumber : Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah, 1986.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
29
Bentuk kemiringan permukaan, bentuk topografi dibagi menjadi 3 kelas, yakni:
a. Daerah Bertopografi Rata
Merupakan daerah yang cenderung datar dan tidak banyak memiliki lekukan-lekukan
pada permukaan bumi. Daerah bertopografi rata dibedakan lagi menjadi dataran rendah
(dataran dengan ketinggian antara 0-200 meter dpl), dan dataran tinggi (dataran dengan
ketinggian di atas 700 meter dpl).
b. Daerah Bertopografi Kasar
Merupakan daerah yang banyak memiliki lekukan-lekukan pada permukaan bumi
seperti lembah, ngarai, jurang dan danau.
Tabel II.4
Klasifikasi Relief Bumi
No. Beda Elevasi (m) Deskripsi
1. < 25 Topografis rata hampir rata
2. < 50 Sangat bergelombang
3. 25 75 Sedikit bergelombang sangat bergelombang
4. 50 150 Sangat bergelombang berbukit
5. 100 200 Berbukit
6. 200 500 Berbukit bergunung
7. > 500 Pegunungan
Sumber : Zuidam 1983
2.2.4 Klimatologi
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan
iklim seperti suhu, tekanan udara, kelembaban, angin dan curah hujan. Iklim adalah cuaca pada
suatu daerah yang terjadi dalam jangka waktu yang lama. Iklim di dunia digolongkan menjadi 4,
penggolongan iklim ini didasarkan pada letak suatu daerah menurut garis lintang dan suhu.
Macammacam iklim dunia ada 4 jenis (Matthews,2005), yaitu :
a. Iklim kutub;
b. Iklim sedang;
c. Iklim tropis;
d. Iklim subtropis.
Klasifikasi iklim dan curah hujan :
a. Klasifikasin Iklim Menurut Matahari
Sistem penggolongan iklim matahari didasarkan atas gerakan semu tahunan matahari
antara lintang 23LU23LS. Daerah-daerah yang terletak di antara garis lintang
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
30
tersebut menerima intensitas penyinaran matahari yang maksimal, sehingga rata-rata
suhu udara harian dan tahunannya tinggi. Adapun wilayah-wilayah lainnya mendapat
penyinaran matahari secara bervariasi. Oleh karena itu, dalam sistem klasifikasi iklim
matahari, posisi lintang suatu tempat sangat menentukan tipe iklimnya.
Iklim matahari disebut juga iklim pasti karena letak garis lintang sudah pasti tidak
berubah-ubah. Iklim Matahari merupakan iklim yang penentuannya berdasarkan
banyaknya sinar matahari yang diterima oleh bumi. Daerah yang paling banyak
mendapatkan sinar panas Matahari adalah daerah yang terletak antara 023,5LU dan
023,5LS. Dengan adanya gerak semu Matahari, daerah ini mendapat panas yang tinggi
sepanjang tahun. Daerah yang letaknya semakin jauh dari khatulistiwa mendapatkan
panas matahari yang semakin sedikit. Oleh karena itu, semakin tinggi garis lintang,
daerah tersebut semakin dingin. Daerah iklim Matahari terbagi atas :
1). iklim tropis (panas), antara 23,5LU23,5LS;
2). iklim subtropis (daerah transisi), antara 23,5LU40LU dan 23,5LS40LS;
3). iklim sedang, antara 40LU66,5LU dan 40LS66,5LS;
4). iklim dingin (kutub), antara 66,5LU90LU dan 66,5LU90LU.
Sumber: Meterologi dan Klimatologi, 1995
Gambar 2.15 Pembagian Iklim Berdasarkan Iklim Matahari
b. Klasifikasi Iklim Menurut Wladimir Koppen
Seorang ahli klimatologi dari Universitas Graz Austria, Wladimir Koppen (1918)
mencoba membuat sistem penggolongan iklim dunia berdasarkan unsur-unsur cuaca,
meliputi intensitas, curah hujan, suhu, dan kelembapan. Klasifikasi iklim Koppen
menggunakan sistem huruf. Huruf pertama dalam sistem klasifikasi iklim Koppen terdiri
atas 5 huruf kapital yang menunjukkan karakter suhu atau curah hujan.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
31
c. Klasifikasi Iklim Menurut Junghuhn
Seperti halnya Schmidt dan Ferguson, untuk keperluan pola pembudidayaan tanaman
perkebunan, seperti tanaman teh, kopi, dan kina, seorang ahli Botani dari Belanda
bernama Junghuhn membuat penggolongan iklim khususnya di negara Indonesia
terutama di Pulau Jawa berdasarkan pada garis ketinggian. Indikasi tipe iklim adalah
jenis tumbuhan yang cocok hidup pada suatu kawasan. Junghuhn membagi lima wilayah
iklim berdasarkan ketinggian tempat di atas permukaan laut sebagai berikut ini :
1). Zone Iklim Panas, antara ketinggian 0700 mdpl, dengan suhu rata-rata tahunan di
atas 22C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami padi, jagung, tebu, dan kelapa.
2). Zone Iklim Sedang, antara ketinggian 7001.500 mdpl, dengan suhu rata-rata
tahunan antara 15C22C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami komoditas
perkebunan teh, karet, kopi, dan kina.
3). Zone Iklim Sejuk, antara ketinggian 1.5002.500 mdpl, dengan suhu rata-rata
tahunan antara 11C15C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami komoditas
hortikultur seperti sayuran, bunga-bungaan, dan beberapa jenis buah-buahan.
4). Zone Iklim Dingin, antara ketinggian 2.5004.000 mdpl, dengan suhu rata-rata
tahunan kurang dari 11C. Tumbuhan yang masih mampu bertahan adalah lumut
dan beberapa jenis rumput.
5). Zone Iklim Salju Tropis, pada ketinggian lebih dari 4.000 mdpl.
Klimatologi memperhatikan perubahan iklim masa lalu dan masa depan. Hal ini yang
digunakan sebagai pertimbangan seorang perencana dalam membangun suatu daerah untuk
memperkirakan perubahan iklim yang akan mempengaruhi struktur geologi daerah tersebut
suatu saat nanti. Selanjutnya unsur-unsur cuaca dan iklim yaitu:
a. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu
udara atau derajat panas disebut termometer. Pengukuran biasa dinyatakan dalam skala
Celsius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi dipermukaan bumi
adalah didaerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub makin dingin. Sumber panas
dari suhu berasal dari sinar matahari melalu peruses pemanasan udara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah:
1). Lamanya penyinaran matahari;
2). Relief permukaan bumi;
3). Banyak sedikitnya awan;
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
32
4). Perbedaan letak lintang;
5). Sifat permukaan bumi.
b. Suhu Tanah
Suhu tanah dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh permukaan bumi.
Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan suhu pada lapisan
tanah yang lebih dalam.
c. Curah Hujan
Curah hujan adalah kandungan titik air dalam awan yang semakin lama semakin
tinggi. Apabila awan sudah tidak mampu lagi menampung titik-titik air karena sudah
cukup banyak maka akan dijatuhkan kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan
atau prespitasi. Untuk mengukur intensitas curah hujan digunakan alat fluviograf atau
rain gauge yang biasa menggunakan skala millimeter. Pada peta cuaca, daerah-daerah
yang memiliki curah hujan dihubungkan dengan garis isohiet. Berdasarkan proses
kejadiannya, kita mengenal tiga macam hujan yaitu, hujan orografis, hujan zenithal
(konveksi), dan hujan frontal. Jumlah curah hujan di Indonesia tidak merata dan paling
banyak terjadi selama angin muson bertiup.
Menurut Schmdt dan Fergusson iklim dibagi menjadi delapan tipe dengan
perhitungan Nilai Quantient (Q) dengan rumus:
Perhitungan bulan kering dan basah menggunakan skala Mohr sebagai berikut:
1). Bulan kering yaitu bulan yang curah hujannya < 60 mm.
2). Bulan basah yaitu bulan yang curah hujannya > 100 mm.
3). Bulan lembab yaitu bulan yang curah hujannya antara 60 100 mm.
Klasifikasi nilai Q ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel II.5
Data Pembagi Nilai Q menurut Schmidt - Fergusson
Tipe Besar Nilai Q Ciri ciri
A 0 - 14,3 Sangat basah, vegetasi hutan hujan tropis
B 14,3 - 33,3 Basah, vegetasi hutan hujan tropis
C 33,3 - 60 Agak basah, vegetasi hutan rimba, vegatasi meranggas
D 60 - 100 Sedang, vegetasi hutan musim
E 100 - 167 Agak kering, vegetasi hutan belantara (sabana)
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
33
Tipe Besar Nilai Q Ciri ciri
F 167 - 300 Kering, vegetasi sabana
G 300 - 700 Sangat kering, vegetasi padang ilalang
H > 700 Ekstrim kering, vegetasi padang ilalang Sumber : Data Klimatoogi BMG Kota Semarang, 2001
Tabel II.6
Intensitas Hujan Harian Rata Rata
No. Kelas Interval (mm / hr) Deskripsi Skor
1. I 0 13,6 Sangat rendah 10
2. II 13,6 20,7 Rendah 20
3. III 20,7 27,7 Sedang 30
4. IV 27,7 34,8 Tinggi 40
5. V > 34,8 Sangat Tinggi 50
Sumber : SK Menteri Kehutanan No. 837 / KPTS / UM / II / 1980 dan No. 683 / KPTS / UM / VII / 1981
Bulan kering terjadi ketika bulan itu mempunyai hari hujan yang sedikit dan curah
hujannya rendah sedangkan untuk bulan basah terjadi ketika bulan tersebut mempunyai
hari hujan yang banyak.
2.2.5 Stratigrafi
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi
perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Dari
hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut
studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif
maupun absolutnya (kronostratigrafi). Stratigrafi dipelajari untuk mengetahui luas penyebaran
lapisan batuan. Stratigrafi dalam arti sempit merupakan ilmu pemerian atau deskripsi lahan-
lahan. Sedangkan dalam artian luas adalah ilmu yang membahas aturan hubungan dan
kejadian macam-macam batuan di alam. Statigrafi menjelaskan hubungan geometris dan umur
antara macam-macam lensa, dasar dan formasi dalam geologi sistem dari asal terjadinya
sedimentasi. Stratigrafi digunakan untuk menentukan urutan cara terjadinya batuan, struktur
geologi, fisiografis dan penilaian secara ekonomi pada suatu daerah peneliti.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
34
Sumber : www.journalgeology.com
Gambar 2.16 Stratigrafi
Stratigrafi terdiri dari beberapa elemen penyusun, yaitu :
a. Elemen Batuan, pada stratigrafi batuan yang lebih diperdalam untuk dipelajari adalah
batuan sedimen, karena batuan ini memiliki perlapisan, terkadang batuan beku dan
metamorf juga dipelajari dalam kapasitas yang sedikit.
b. Unsur Perlapisan (Waktu), merupakan salah satu sifat batuan sedimen yang
disebabkan oleh proses pengendapan sehingga menghasilkan bidang batas antara
lapisan satu dengan yang lainnya yang merepresentasikan perbedaan waktu/periode
pengendapan.
Sumber :ubb.ac.id
Gambar 2.17 Gambar Perlapisan
Bidang perlapisan merupakan hasil dari suatu proses sedimentasi yang berupa:
1). Berhentinya suatu pengendapan sedimen dan kemudian dilanjutkan oleh
pengendapan sedimen yang lain.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
35
2). Perubahan warna material batuan yang diendapkan.
3). Perubahan tekstur batuan (misalnya perubahan ukuran dan bentuk butir).
4). Perubahan struktur sedimen dari satu lapisan ke lapisan lainnya.
5). Perubahan kandungan material dalam tiap lapisan (komposisi mineral, kandungan
fosil, dll).
Pada suatu bidang perlapisan, terdapat bidang batas antara satu lapisan dengan lapisan
yang lain.Bidang batas itu disebut sebagai kontak antar lapisan. Terdapat dua macam kontak
antar lapisan, yaitu :
a. Kontak Tajam, yaitu kontak antara lapisan satu dengan lainnya yang menunjukkan
perbedaan sifat fisik yang sangat mencolok sehingga dapat dengan mudah diamati
perbedaannya antara satu lapisan dengan lapisan lain. Perbedaan mencolok tersebut
salah satu contohnya berupa perubahan litologi.
b. Kontak Berangsur, merupakan kontak lapisan yang perubahannya bergradasi
sehingga batas kedua lapisan tidak jelas dan untuk menentukannya mempergunakan
caracara tertentu. Terdapat dua jenis kontak berangsur, yaitu :
1). Kontak Progradasi
2). Kontak Interkalasi
c. Kontak erosional, merupakan kontak antar lapisan dengan kenampakan bidang
perlapisan yang tergerus/tererosi baik oleh arus maupun oleh material yang terbawa
oleh arus.
Untuk skala yang lebih luas, kontak antar formasi ataupun antar satuan batuan yang
memiliki karakteristik yang sama, dikenal dengan istilah hubungan stratigrafi.
Kontak/hubungan stratigrafi ini terdiri dari dua jenis, yaitu kontak selaras dan kontak tidak
selaras.
a. Kontak Selaras atau disebut Conformity yaitu kontak yang terjadi antara dua lapisan
yang sejajar dengan volume interupsi pengendapan yang kecil atau tidak ada sama
sekali. Jenis kontak ini terbagi dua, yaitu kontak tajam dan kontak berangsur.
b. Kontak Lapisan Tidak Selaras atau disebut Unconformity yaitu merupakan suatu
bidang ketidakselarasan antar lapisan. Terdapat empat macam bidang
ketidakselarasan, yaitu:
1). Angular Unconformity, disebut juga ketidakselarasan sudut, merupakan
ketidakselarasan yang kenampakannya menunjukan suatu lapisan yang telah
terlipatkan dan tererosi, kemudian di atas lapisan tersebut diendapkan lapisan lain.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
36
2). Disconformity, kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan di
atas bidang erosi tersebut diendapkan lapisan lain.
3). Paraconformity, disebut juga keselarasan semu, yang menunjukkan suatu lapisan
di atas dan di bawahnya yang sejajar.
4). Nonconformity, merupakan ketidakselarasan yang yang terjadi dimana terdapat
kontak jelas antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
(a) (b)
(c) (d)
Sumber: geo.wvu.edu
Gambar 2.18 (a). Angular Unconformity (b). Disconformity (c). Paraconformity (d). Nonconformity
Untuk hubungan stratigrafi ini, sangat sulit untuk diobservasi dalam skala singkapan.
Hubungan stratigrafi ini dapat diketahui dari rekonstruksi peta pola jurus. Elemen Struktur
Sedimen, struktur sedimen ini merupakan suatu kenampakan yang terdapat pada batuan
sedimen di mana kenampakannya itu disebabkan oleh proses sedimentasi pada batuan
tersebut, seperti aliran air, deformasi, aktivitas biogenik (oleh hewan dan tumbuhan), serta
aliran gravitasi sedimen. Struktur sedimen ini harus dianalisa langsung di lapangan, dengan
tujuan untuk menentukan lingkungan pengendapan batuan serta untuk menentukan posisi
atas dan bawah dari suatu lapisan.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
37
Susunan stratigrafi menurut RE. Thden, dkk :1996 adalah sebagai berikut:
a. Endapan Aluvium (Qa)
Merupakan endapan yang terdiri dari endapan aluvium pantai, sungai dan danau.
Endapan pantai sebagian besar litologinya terdiri dari lempung, lamau, pasir dan
campuran diantaranya mencapai ketebalan 50 meter atau lebih. Sedangkan endapan
sungai dan danau terdiri dari kerikil, kerakal, pasir, lanau yang memiliki ketebalan
mencapai antara 1-3 meter, yang bongkahannya tersusun dari andesit, batu lempungan
dan sedikit batu pasir, dan makin kearah pantai makin bersifat lempung.
b. Batuan Gunungapi Gajah Mungkur (Qhg)
Batuannya berupa lava andesit berwarna abu-abu kehitaman, berbutir halus,
holokristalin, komposisi terdiri dari feldspar, hornblende, dan augit, bersifat keras dan
kompak. Memperlihatkan struktur kekar berlembar (Sheeting Joint).
c. Batuan Gunungapi Kaligesik (Qpk)
Batuannya berupa lava basalt, berwarna abu-abu kehitaman, halus, komposisi mineral
terdiri dari feldspar, olivine dan augit, sangat keras.
d. Formasi Jongkong (Qpj)
Breksi andesit hornblende dan aliran lava. Breksi andesit berwarna coklat kehitaman,
komponen berukuran 1-50, porositas sedang, kompak, dan keras. Aliran lava berwarna
abu-abu tua, berbutir halus dan memperlihatkan struktur vasikuler.
e. Formasi Damar (QTd)
Formasi ini dibagi lagi menjadi 3 macam yaitu formasi damar bagian bawah, bagian
tengah, dan bagian atas. :
1). Formasi Damar Bagian Bawah
2). Formasi Damar Bagian Tengah
3). Formasi Damar Bagian Atas
f. Formasi Kaligetas (Qpkg)
Batuannya terdiri dari breksi dan lahar dengan sisipan lava dan tuf halus sampai
kasar, setempat dibawahnya ditemukan batu lempung mengandung oluska dan batu
pasir tufaan.
g. Formasi Kalibening (Tmkl)
Batuan terdiri dari napal, batu pasir tufaan dan batuan gamping.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
38
h. Formasi Kerek (Tmk)
Perselingan batu gamping, napal, batu pasir, tufaan, konglomerat, breksi vulkanik
dan batu lempung.
2.2.6 Hidrologi
Hidrologi Adalah suatu ilmu yang mempelajari air dibumi, kejadian, sirkulasi dan
distribusi, sifat-sifat kimia, fisika dan reaksinya dengan lingkungan, termasuk hubungannya
dengan mahkluk hidup. Domain hidrologi mencakup seluruh sejarah keberadaan air di bumi.
Hidrologi disebut sebagai sain karena hidrologi ini diturunkan dari ilmu-ilmu dasar seperti
matematika, fisika, meteorologi dan geologi.
Siklus hidrologi adalah prinsip dasar yang paling utama dalam hidrologi. Siklus hidrologi
ini digambarkan sebagai suatu rangkaian yang rumit dari peredaran air dalam berbagai wujud
(cair dan uap air) pada permukaan, di bawah permukaan bumi dan di atmosfir, dimana hukum
kekentalan massa ditampilkan sebagai azas yang paling mendasar. Siklus hidrologi merupakan
rangkaian peristiwa yang terjadi mulai dari air saat jatuh ke bumi hingga menguap keudara
hingga kemudian jatuh kembali kebumi. Siklusnya tidak berpangkal dan berakhir dari laut ke
atmosfir terus kepermukaan tanah dan kembali kelaut, dalam pergerakannya untuk sementara
air akan tertahan didanau, sungai, tanah, atau air tanah dan dapat dimamfaatkan oleh manusia,
kemudian kembali ke atmosfir. Presipitasi merupakan semua bentuk curahan alat atmosfir
yang jatuh kepermukaan bumi yang mana terdapat beberapa bentuk baik cair maupun padat
seperti : curah hujan, sleet, embun, dan salju. Curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh yang
ditangkap oleh alat pendeteksi hujan dalam mm. Kedalaman hujan yaitu banyaknya air atau
jumlah air yang jatuh kepermukaan bumi dalam satuan mm. sedangkan intensitas hujan adalah
lamanya curah hujan yang berlangsung pada saat tertentu satuannya mm / (menit atau jam).
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan
kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air
samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan
secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,
hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
39
Sumber : clasfaculty.ucdenver.edu
Gambar 2.19 Siklus Hidrologi
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa) dan
sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir
ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi
yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan
relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas
atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang
berbeda:
a. Evaporasi / transpirasi Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb.
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan.
Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya
akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
b. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah
dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan
tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
c. Air Permukaan Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau, makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban.
Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang
membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
40
2.2.7 Hidrogeologi
Hidrogeologi merupakan perpaduan antara ilmu geologi dengan ilmu hidrolika yang
kajiannya dititik beratkan pada gerakan air tanah delam secara hidrolik. Gabungan dua kata
hidro dan geologi menunjukkan secara implisit pengertian geologi dan air, atau dengan kata
lain adalah merupakan suatu studi tentang interaksi antara kerangka unsur batuan dengan air
tanah. Dalam istilah hidrolika maka istilah gerakan dalam tanah dikenal dengan hidrolika dalam
media porus, karena air tanah mengalir diantara sela-sela butiran tanah yang sekaligus sebagai
media.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya
terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit
dilakukan.
Pengetahuan tentang hidrogeologi ini penting bagi manusia, karena fungsi dan kegunaannya
meliputi 3 aspek (Told daiam RJ Kodoatie, 1990) :
a. Aspek sebagai sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia.
b. Aspek bagian hidrologi di dalam tanah yang mempengaruhi keseimbangan siklus
global.
c. Aspek anggota atau gen dari geologi.
Beberapa istilah penting yang merupakan bagian dari hidrogeologi dijelaskan definisinya, yaitu:
a. Aquifer
Definisi aquifer ialah suatu lapisan, formasi, atau kelompok formasi satuan geologi
yang permeable baik yang terkonsolidasi (misalnya lempung) maupun yang tidak
terkonsolidasi (pasir) dengan kondisi jenuh air dan mempunyai suatu besaran
konduktivitas hidraulik (K) sehingga dapat membawa air (atau air dapat diambil) dalam
jumlah (kuantitas) yang ekonomis.
Aquifer dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir ( Aquifers in which flow is intergranular):
1). Aquifer produktif dengan penyebaran luas (extensive, productive aquifers)
Aquifer terutama pasir, dengan keterusan sedang. Kedudukan muka air tanah
bebas umumnya dekat permukaan sampai 5 meter dari muka air tanah tersebut.
Debit mata air umumnya kurang dari 50 liter/detik. Debit sumur diperkirakan
mencapai 10 liter/detik.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
41
2). Aquifer produktivitas sedang, dengan penyebaran luas (extansive, moderately
productive aquifers)
Aquifer terutama pasir, dengan keterusan sedang sampai rendah. Kedudukan
muka air tanah bebas umumnya dekat permukaan sampai 14 meter dari muka air
tanah setempat. Debit mata air umumnya kurang dari 25 liter/detik. Debit sumur
diperkirakan mencapai 5 liter/detik.
3). Aquifer dengan produktivitas sedang (locally,moderately producive aquifers)
Aquifer terutama pasir lempungan, tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah.
Kedudukan muka air tanah bebas umumnya dekat permukaan, kurang dari 10
meter dari muka tanah setempat. Debit mata air umumnya kurang dari 10
liter/detik. Debit sumur diperkirakan kurang dari 5 liter/detik.
b. Aquiclude (impermeable layer)
Definisinya ialah suatu lapisan lapisan, formasi, atau kelompok formasi suatu geologi
yang impermable dengan nilai konduktivitas hidraulik yang sangat kecil sehingga tidak
memungkinkan air melewatinya. Dapat dikatakan juga merupakan lapisan pambatas atas
dan bawah suatu confined aquifer.
c. Aquitard (semi impervious layer)
Definisinya ialah suatu lapisan lapisan, formasi, atau kelompok formasi suatu geologi
yang permeable dengan nilai konduktivitas hidraulik yang kecil namun masih
memungkinkan air melewati lapisan ini walaupun dengan gerakan yang lambat. Dapat
dikatakan juga merupakan lapisan pambatas atas dan bawah suatu semi confined aquifer.
d. Confined Aquifer
Merupakan aquifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan bawahnya
merupakan aquiclude dan tekanan airnya lebih besar dari tekanan atmosfir. Pada lapisan
pembatasnya tidak ada air yang mengalir (no flux).
e. Semi Confined (leaky) Aquifer
Merupakan aquifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas berupa aquitard dan
lapisan bawahnya merupakan aquiclude. Pada lapisan pembatas di bagian atasnya
karena bersifat aquitard masih ada air yang mengalir ke aquifer tersebut (influx)
walaupun hidraulik konduktivitasnya jauh lebih kecil dibandingkan hidraulik
konduktivitas aquifer. Tekanan airnya pada aquifer lebih besar dari tekanan atmosfir.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
42
f. Unconfined Aquifer
Merupakan aquifer jenuh air (satured). Lapisan pembatasnya, yang merupakan
aquitard, hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas aquitard dilapisan
atasnya, batas di lapisan atas berupa muka air tanah. Dengan kata lain merupakan
akuifer yang mempunyai muka air tanah.
g. Semi Unconfined Aquifer
Merupakan aquifer yang jenuh air (satured) yang dibatasi hanya lapisan bawahnya
yang merupakan aquitard. Pada bagian atasnya ada pembatas yang mempunyai hidraulik
konduktivitas lebih kecil daripada hidraulik konduktivitas dari aquifer. Aquifer ini juga
mempunyai muka air tanah yang terletak pada lapisan pembatas tersebut.
h. Artesian Aquifer
Merupakan confined aquifer dimana ketinggian hidrauliknya (potentiometric surface)
lebih tinggi daripada muka tanah. Oleh karena itu apabila pada akuifer ini dilakukan
pengeboran maka akan timbul pancaran air (spring), karena air yang keluar dari
pengeboran ini berusaha mencapai ketinggian hidraulik tersebut.
2.2.8 Struktur Geologi
Struktur Geologi adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan
permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Struktur Geologi
mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan
geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat
kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian
deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi
maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut. Secara lebih
formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan proses geologi dimana
suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan
kedalam bentuk, susunan, atau susunan intenal yang lain. Strukrur geologi dibagi menjadi 3
yaitu:
a. Struktur Sesar
Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi
menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain. Pergerakan bisa
relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yang lain.
Pergerakan yang tiba-tiba dari suatu patahan atau sesar bisa mengakibatkan gempa
bumi. Sesar (fault) merupakan bidang rekahan atau zona rekahan pada batuan yang
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
43
sudah mengalami pergeseran (Williams, 2004). Beberapa istilah yang dipakai dalam
analisis sesar antara lain
1). Jurus sesar (strike of fault) adalah arah garis perpotongan bidang sesar dengan
bidang horisontal dan biasanya diukur dari arah utara.
2). Kemiringan sesar (dip of fault) adalah sudut yang dibentuk antara bidang sesar
dengan bidang horisontal, diukur tegak lurus strike.
3). Net slip adalah pergeseran relatif suatu titik yang semula berimpit pada bidang
sesar akibat adanya sesar.
4). Rake adalah sudut yang dibentuk oleh net slip dengan strike slip (pergeseran
horisontal searah jurus) pada bidang sesar.
sumber: bmkg.stageoflampung.com
Gambar 2.20 Bagian-bagian Sesar
Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta (blind
fault). Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan yang dapat
digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain:
a. Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong dengan tiba-tiba);
b. Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan;
c. Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores garis;
d. Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar, horses, atau
lices, milonit;
e. Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp), triangular facet,
dan terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan struktural;
f. Adanya boundins : lapisan batuan yang terpotong-potong akibat sesar.
Klasifikasi sesar dapat dibedakan berdasarkan geometri dan genesanya:
a. Klasifikasi geometris
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
44
1). Berdasarkan rake dari net slip.
strike slip fault (rake=0)
diagonal slip fault (0 < rake
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
45
b. Klasifikasi genetis
Berdasarkan orientasi pola tegasan yang utama (Anderson, 1951) sesar dapat
dibedakan menjadi :
1). Sesar anjak (thrust fault) bila tegasan maksimum dan menengah mendatar.
2). Sesar normal bila tegasan utama vertikal.
3). Strike slip fault atau wrench fault (high dip, transverse to regional structure)
Beberapa Jenis Sesar dan Penjelasannya
a. Sesar Normal / Sesar Turun (Extention Faulth)
Sesar normal dikenali juga sebagai sesar gravitasi, dengan gaya gravitasi sebagai
gaya utama yang menggerakannya. Ia juga dikenali sebagai sesar ekstensi
(Extention Faulth) sebab ia memanjangkan perlapisan, atau menipis kerak bumi.
Sesar normal yang mempunyai salah yang menjadi datar di bagian dalam bumi
dikenali sebagai sesar listrik. Sesar listrik ini juga dikaitkan dengan sesar tumbuh
(growth fault), dengan pengendapan dan pergerakan sesar berlaku serentak. Satah
sesar normal menjadi datar ke dalam bumi, sama seperti yang berlaku ke atas sesar
sungkup. Pada permukaan bumi, sesar normal juga jarang sekali berlaku secara
bersendirian, tetapi bercabang.
Cabang sesar yang turun searah dengan sesar utama dikenali sebagai sesar
sintetik, sementara sesar yang berlawanan arah dikenali sebagai sesar antitetik.
Kedua cabang sesar ini bertemu dengan sesar utama di bagian dalam bumi. Sesar
normal sering dikaitkan dengan perlipatan. Misalnya, sesar di bagian dalam bumi
akan bertukar menjadi lipatan monoklin di permukaan.
Hanging wall relatif turun terhadap foot wall, bidang sesarnya mempunyai
kemiringan yang besar. Sesar ini biasanya disebut juga sesar turun.
Sumber: geocaching.com
Gambar 2.22 Extension Faulth
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
46
Patahan atau sesar turun adalah satu bentuk rekahan pada lapisan bumi yang
menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif turun terhadap blok lainnya. Fault
scarp adalah bidang miring imaginer tadi atau dalam kenyataannya adalah
permukaan dari bidang sesar.
b. Sesar naik (reverse fault / contraction faulth)
Sesar naik (reverse fault) untuk sesar naik ini bagian hanging wall-nya relatif
bergerak naik terhadap bagian foot wall. Salah satu ciri sesar naik adalah sudut
kemiringan dari sesar itu termasuk kecil, berbeda dengn sesar turun yang punya
sudut kemiringan bisa mendekati vertical. Nampak lapisan batuan yang berwarna
lebih merah pada hanging wall berada pada posisi yang lebih atas dari lapisan
batuan yang sama pada foot wall. Ini menandakan lapisan yang ada di hanging wall
udah bergerak relatif naik terhadap foot wall-nya.
Sumber: http://geoenviron.com
Gambar 2.23 Reverse fault / contraction faulth
c. Sesar mendatar (Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault)
Sesar mendatar (Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault) adalah sesar
yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama
pembentuk sesar ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya,
sedangkan posisi tegasan menengah adalah vertikal. Umumnya bidang sesar
mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga istilah hanging wall dan
foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini. Berdasarkan gerak
relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan dekstral (menganan).
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
47
Sumber: conrsv.ca.gov
Gambar 2.24 Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault
b. Struktur Kekar
Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum dijumpai pada batuan. Kekar
atau joint adalah rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk lurus, planar dan tidak
terjadi pergeseran. Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat
suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara
umum dicirikan oleh:
1). Pemotongan bidang perlapisan batuan;
2). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;
3). Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan
karakter;
4). retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut.
Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa adalah kekar terjadi dalam pola-pola
yang teratur. Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus vektor tegasan
(stress). Terkadang beberapa kekar saling berpotongan, membagi sebuah batuan besar
menjadi balok-balok yang saling terpisah. Kekar terjadi pada lingkungan geologi yang
bertekanan rendah. Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada
gerak sejajar bidangnya. Kekar membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok
yang besarnya bergantung pada kerapatan kekarnya juga merupakan bentuk rekahan
paling sederhana yang dijumpai pada hampir semua batuan. Biasanya terdapat sebagai
dua set rekahan, yang perpotongannya membentuk sudut berkisar antara 45 sampai 90
derajat. Kekar merupakan jenis struktur batuan yang berbentuk bidang pecah. Sifat dari
bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-bagian yang terpisah. Tetapi tidak
mengalami perubahan posisinya. Sehingga menjadi jalan atau rongga atau kesarangan
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
48
batuan yang dapat dilalui cairan dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-
unsur lain yang menyertainya.
Klasifikasi kekar atau joint terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu :
a. Berdasrkan Cara Terbentuknya:
1). Kekar Pengkerutan (Srinkage Joint)
Srinkage Joint adalah kekar yang disebabkan karena gaya pengerutan yang timbul
akibat pendinginan (kalau pada batuan beku terlihat dalam bentuk kekar
tiang/kolom) atau akibat pengeringan (seperti pada batuan sedimen). Kekar ini
biasanya berbentuk polyangonal yang memanjang.
2). Kekar Lembar (Sheet Joint)
Kekar Lembar yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan
tanah. Sheet joint terbentuk akibat penghilangan beban batuan yang tererosi.
Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat:
Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh.
Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku.
Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal.
b. Berdasarkan Bentuknya
1). Kekar Sistematik: yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya sejajar satu
dengan yang lainnya.
2). Kekar Non Sistematik: yaitu kekar yang tidak teratur biasanya melengkung dapat
saling bertemu atau bersilangan di antara kekar lainnya atau tidak memotong
kekar lainnya dan berakhir pada bidang perlapisan.
c. Kekar Berdasarkan Ganesanya
1). Kekar Kolom
Kekar Kolom umumnya terdapat pada batuan basalt, tetapi kadang juga terdapat
pada batuan beku jenis lainnya. Kolom-kolom ini berkembang tegak lurus pada
permukaan pendinginan, sehingga pada sill atau aliran tersebut akan berdiri
vertikal sedangkan pada dike kurang lebih akan horizontal.
2). Kekar Gerus
Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang cenderung
mengelincirkan bidang satu sama lainnya yang berdekatan.
Ciri-ciri sesar gerus di lapangan:
Biasanya bidangnya licin.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
49
Memotong seluruh batuan.
Memotong komponen batuan.
Biasanya ada gores garis.
Adanya joint set berpola belah ketupat.
3). Kekar Lembar
Kekar lembar (sheet joint) adalah sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan
permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuknya kekar ini akibat
penghilangan beban batuan yang tererosi. Penghilangan beban pada kekar ini
terjadi akibat:
Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat
Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal
4). Kekar Tarik (Esktension Joint dan Release Joint)
Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak
lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini
terjadi akibat dari stress yang cenderung untuk membelah dengan cara
menekannya pada arah yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan
saling menjauhi. Ciri-ciri dilapangan:
Bidang kekar tidak rata.
Selalu terbuka.
Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-
kotak.
Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut vein.
c. Struktur Lipatan (Fold/Folded/Folding)
Lipatan adalah lekukan-lekukan di lapisan batuan dan terjadi atas bended, bawah,
atau kekuatan tekanan samping adalah penyebab utama dari lipatan. Perubahan bentuk
dan volume pada batuan yang ditunjukkan dengan lengkungan atau melipatnya batuan
tersebut akibat pengaruh suatu tegangan (gaya) yang bekerja pada batuan tersebut.
Jenis-jenis Lipatan:
a. Antiklin
Serangkaian lapisan atas melengkung dengan bagian sisi (kaki) mencelupkan ke arah
yang berlawanan dari bagian tengah lipatan perpecahan dengan plane yang disebut
bidang aksial dan diamati pada puncak (plan) pandangan sebagai sumbu lipatan
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
50
permukaan yang tererosi ini menunjukkan batuan menjadi semakin muda jauh dari
sumbu lipatan (fold axis).
b. Sinklin
Sinklin adalah serangkaian lapisan bawah melengkung dengan kaki mencelupkan ke
dalam arah yang berlawanan terhadap sumbu lipatan permukaan yang tererosi ini
menunjukan batuan menjadi semakin tua jauh dari sumbu lipatan.
c. Kubah (Dome)
Kubah adalah seri atas-melengkung dari lapisan dengan tempat di semua sisi dipping
jauh dari pusat sepanjang 360 derajat, permukaan yang tererosi menunjukan batuan
menjadi semakin muda jauh dari pusat struktur.
d. Cekungan
Serangkaian bawahmelengkung dari lapisan dengan tempat di semua sisi dalam
dipping menuju pusat sepanjang 360 derajat - permukaan yang tererosi ini menunjukkan
batuan menjadi semakin tua jauh dari pusat struktur
e. Monoklin
Sebuah tikungan di lapisan mengakibatkan lokal steepening di kemiringan lapisan
yang hampir datar berbaring di kedua sisi.
Sumber : http://museum.bgl.esdm.go.id
Gambar 2.25 Anticline dan Syncline
2.2.9 Bahaya Geologi
Bahaya geologi adalah suatu kondisi secara alamiah maupun akibat ulah manusia yang
berpotensi menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia. Bahaya
berpotensi menimbulkan bencana, tetapi tidak semua bahaya selalu menjadi bencana. Bahaya
Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya :
a. Gempa bumi
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
51
Gempa bumi (Earthquake) adalah getaran/goncangan/gerakan bergelombang yang
dirasakan di permukaan bumi yang terjadi akibat perubahan mendadak lapisan kulit
bumi karena pengaruh aktivitas tenaga asal dalam (endogen). Getaran tersebut dapat
direkam oleh pencatat gempabumi (Seismograf).
b. Jenis Gempa Bumi
1). Gempabumi Tektonik, gempa yang terjadi karena adanya dislokasi/pergeseran
lapisan kulit bumi akibat aktivitas tektonik berupa tenaga tarikan dan tekanan.
2). Gempabumi Vulkanik, gempa yang terjadi akibat aktivitas gunungapi.
3). Gempabumi Runtuhan, gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua, tambang
bawah tanah, amblesan, dsb.
Sumber : http://museum.bgl.esdm.go.id
Gambar 2.26 Retakan Gempa Bumi
c. Tsunami
Tsunami yang biasa disebut sebagai gelombang pasang, adalah suatu fenomena
gelombang laut yang tinggi/besar dan berkekuatan, yang terjadi akibat adanya
gangguan mendadak pada permukaan dasar laut yang secara vertikal mempengaruhi
volume kolom air.
Mekanisme terjadinya tsunami :
1). Terjadi gempabumi tektonik akibat peristiwa tumbukan lempeng.
2). Terjadi pengurangan volume air sehingga air laut menyusut sesaat.
3). Terbentuklah gelombang laut yang semakin kuat ke arah pantai.
4). Terjadilah gelombang tsunami yang tingginya sesuai perbedaan elevasi.
5). Tsunami akan terpecah dan tertahan oleh tanggul pepohonan.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
52
Sumber: news.nationalgeographic.com
Gambar 2.27 Tsunami
d. Gunung Api
Gunungapi adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai
tempat keluarnya magma dan atau gas ke permukaan bumi. Di seluruh wilayah Indonesia
terdapat 129 gunungapi aktif (+ 13 % dari gunungapi aktif dunia). Semua gunung api
tersebut berada pada jalur tektonik yang memanjang mulai dari Sumatera bagian utara
menerus ke arah selatan melalui Jawa, Nusatenggara, sampai Laut Banda (sesuai dengan
penyusupan Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia). Deretan ini dikenal
sebagai jalur Mediteran. Kelompok gunungapi lainnya terdapat di Sulawesi Utara dan
Maluku (penyusupan Lempeng Pasifik ke bawah Lempeng Eurasia). Deretan ini disebut
jalur Lingkar Pasifik (Circum Pacific). Letusan gunungapi adalah suatu peristiwa alam
yang terjadi akibat pembebasan energi yang terakumulasi di dalam sebuah gunungapi.
Apabila magmanya bersifat basa (cair), maka letusannya hanya berupa leleran lava.
Tetapi bila magmanya bersifat asam (kental), letusannya dapat berupa semburan bom,
lapili, abu dan awan panas.
Sifat Letusan Gunung Api :
1). Efusif/Leleran/Lelehan (Effusions)
Letusan yang bersifat leleran/lelehan lava melalui retakan yang terdapat pada
tubuh gunungapi, karena magmanya encer dan tekanannya lemah.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
53
Sumber: http://museum.bgl.esdm.go.id
Gambar 2.28 Lelehan gunung merapi
2). Eksplosif/Ledakan (Explosions)
Letusan yang bersifat ledakan dengan menyemburkan material volkanik berupa
bahan padat, cair dan gas, karena magmanya kental dan tekanannya tinggi.
3). Campuran (Explosions-Effusions)
Letusan yang bersifat perselingan antara efusif dan eksplosif, sehingga
membentuk gunungapi strato yang terdiri atas perlapisan lava dan bahan-bahan
lepas (piroklastik).
Bahaya Gunung Api :
a. Bahaya Langsung
1). Aliran lava, suhu 800 1200C
2). Awan panas, suhu 600C, kecepatan 200 km/jam
3). Jatuhan piroklastik : bom, lapili, pasir, debu, abu/gas
4). Lahar letusan (gunung berdanau kawah)
5). Gas beracun : CO, CO2, HCN, H2S, SO2, dll.
b. Bahaya Tidak Langsung
1). Lahar hujan
2). Banjir bandang
3). Aliran lumpur
4). Longsoran vulkanik
e. Gerakan Tanah
Gerakan tanah (Mass Movement) adalah perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, tanah, bahan rombakan atau material campuran, yang bergerak ke
bawah sebagai longsoran, runtuhan, aliran atau rayapan. Jenis Gerakan Tanah :
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
54
1). Longsoran Translasi (Translation Landslides)
Bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau
bergelombang landai. Longsoran jenis ini paling sering terjadi di Indonesia.
Sumber : http://museum.bgl.esdm.go.id
Gambar 2.29 Longsoran Translasi
2). Longsoran Rotasi (Rotation Landslides)
Bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
Longsoran jenis ini juga paling sering terjadi di Indonesia.
Sumber : http://museum.bgl.esdm.go.id
Gambar 2.30 Longsoran Rotasi
3). Pergerakan Blok (Block Movements)
Bergeraknya blok batuan pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini
disebut juga longsoran translasi blok batu.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
55
Sumber : http://museum.bgl.esdm.go.id
Gambar 2.31 Pergerakan Blok
4). Runtuhan Batu (Rock Falls)
Runtuhnya sejumlah besar batuan atau material lain dengan cara jatuh bebas.
Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung terutama di daerah
pantai.
Sumber : http://museum.bgl.esdm.go.id
Gambar 2.32 Pergerakan Blok
5). Rayapan Tanah (Land Creeping)
Longsornya tanah berbutir kasar dan halus secara lambat dan hampir tidak dapat
dikenali. Setelah waktu yang cukup lama, bisa menyebabkan tiang-tiang telepon,
pohon, atau rumah menjadi miring.
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
56
Sumber : http://museum.bgl.esdm.go.id
Gambar 2.33 Rayapan Tanah
6). Aliran Bahan Rombakan (Debris Flows)
Bergeraknya massa tanah akibat dorongan aliran air. Kecepatan aliran
tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, serta jenis
materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai
ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di
daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Longsoran ini paling banyak menelan
korban jiwa manusia.
Sumber : http://museum.bgl.esdm.go.id
Gambar 2.34 Aliran Bahan Rombakan
2.3 Tata Guna Lahan
2.3.1 Pengertian Tata Guna Lahan
Tata Guna Lahan merupakan suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan
dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi
tertentu, meliputi fungsi pemukiman, ruang terbuka hijau, perdagangan, industri, dll. Rencana
-
ARAHAN TATA GUNA LAHAN KELURAHAN CANDI, KELURAHAN WONOTINGAL, KELURAHAN JATINGALEH DAN KELURAHAN KALIWIRU KECAMATAN CANDISARI
BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN
57
tata guna lahan merupakan kerangka kerja yang menetapkan keputusan-keputusan terkait
tentang lokasi, kapasitas dan jadwal pembuatan jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedung
sekolah, pusat kesehatan, taman dan pusat-pusat pelayanan serta fasilitas umum lainnya.
2.3.2 Tujuan dan Konsep Tata Guna Lahan
Adanya tata guna lahan merupakan bagian dalam sistem perencanaan yang bertujuan
untuk menciptanya suatu kawasan/lingkungan yang nyaman dan mampu memberikan
kemakmuran untuk penduduk yang menempati kawasan tersebut.
Konsep tata guna lahan antara lain:
a. Mengusahakan agar tidak terjadi penggunaan lahan yang salah atau tidak pada
tempatnya yang berarti setiap kegiatan yang memerlukan lahan harus diperhatikan
mengenai data kemampuan fisik lahan untuk mengetahui sesuai atau tidaknya
kemampuan tanah tersebut dengan kegiatan pembangunan yang dilakukan.
b. Mengusahakan agar tidak terjadi penggunaan lahan yang tidak terurus, yang berarti
setiap kegiatan penggunaan lahan harus melaksanakan kewajibannya untuk
memelihara tanah yang dikuasainya.
c. Mengusahakan adanya penggendalian terhadap perkembangan kebutuhan
masyarakat a