Geologi Dasar - Mineral
-
Upload
annisa-dwi-nuraini -
Category
Documents
-
view
224 -
download
21
description
Transcript of Geologi Dasar - Mineral
1. Latar Belakang
Batuan adalah agregat padat dari mineral yang terbentuk secara alami yang tersusun oleh mineral, gas, material organik yang terubah, dan kombinasi semua komponen tersebut. Seperti yang telah disebutkan tadi bahwa batuan tersusun oleh mineral, maka mineral itu sendiri mempunyai klasifikasinya sendiri dan mineral itu sendiri tersusun atas kristal-kristal.
2. Perolehan Materi
Materi yang dibahas diperoleh dari buku Geologi karya Katili, buku Batuan dan Mineral karya Ir. Doddy Setia Graha dan dari literatur yang ada di internet.
3. Cara Pemaparan
Cara pemaparan yang digunakan adalah dengan penjelasan, penjelasan perpoin-poin, dan dengan bantuan gambar.
KONSEP DASARMineral adalah salah satu dari zat yang menyusun batuan. Mineral itu sendiri memiliki
pengertian suatu zat padat dari unsur kimia atau persenyawaan kimia yang dibentuk oleh proses-proses anorganik dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan atom-atom secara beraturan didalamnya atau dikenal dengan struktur kristal.
Mineral pembentuk batuan itu sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Mineral utamab. Mineral sekunderc. Mineral asesoris
PEMBAHASAN
Mineral Pembentuk BatuanDari analisa-analisa kimia yang dilakukan pada batuan-batuan, ditemukan delapan unsure
pokok yang memainkan peranan penting dalam pembentukan kerak bumi. Unsure-unsur ini bersenyawa membentuk berbagai macam silikat dan oksida dan membentuk sebagian besar mineral-mineral utama yang terdapat dalam batuan mineral-mineral ini kemudian disebut sebagai mineral-mineral pembentuk batuan. Berdasarkan peranannya dalam ilmu batuan, maka didapatkan pembagian sebagai berikut :
a. Mineral utamab. Mineral sekunderc. Mineral asesoris
Berikut akan dibahas tentang mineral-mineral tersebut beserta contoh-contohnya :
a. Mineral UtamaMineral utama adalah mineral yang mempunyai susunan atom tersendiri dan bersifat sangat khas. Mineral-mineral utama ini memiliki bentuk-bentuk khas seperti :
Sistem jaringan berdimensi tiga Contoh : kuarsa, feldspar, dan foida
Struktur pipihContoh : mika dan klorit
Struktur rantaiContoh : piroksin dan amfibol
Struktur tetraederContoh : olivin
Struktur cincinContoh : turmalin
Berikut akan dibahas tentang sistem kristal dan sifat fisik dari beberapa contoh mineral utama tersebut.
Kuarsa
Sistem kristal : heksagonal
Sistem kristal heksagonal ini memiliki tiga sumbu horizontal yang biasa diberi namanya a1, a2, dan a3. Sudut yang dibentuk dari positif sampai ke positif adalah 120o dan memiliki sudut yang sama besarnya, yaitu 60o . sumbu vertikal yang dimiliki sistem heksagonal adalah sumbu c yang tegak lurus dengan sumbu-sumbu horizontalnya. Sistem heksagonal memiliki kelas, yaitu : heksagonal piramid, heksagonal bipiramid, heksagonal trapezohedral, diheksagonal piramid, diheksagonal bipiramid, trigonal bipiramid, dan ditrigonal bipiramid. Sistem heksagonal juga memiliki kesimetrian, yaitu :
7 bidang simetri 7 simetri kehsagonal 6 sumbu simetri diagonal
Warna : bening atau putih
Kilap : kaca
Gores : skala mohs 7
Bentuk : heksagonal – sistem jaringan berdimensi tiga
Berat jenis : 2.65
Olivin
Sistem kristal : ortorombik
Sistem kristal jenis ini memiliki tiga sumbu yang dapat kita sebut dengan a, b, dan c. Sumbu a dan b merupakan sumbu horizontal dan sedangkan sumbu c merupakan sumbu vertikal. Panjang dari masing-masing sumbu tidaklah sama, sumbu a adalah sumbu terpendek, sumbu b adalah sumbu menengah dan sumbu c adalah sumbu terpanjang. Masing-masing sumbu ini saling tegak lurus atau membentuk sudut 90o . Sistem ortorombik memiliki tiga kelas, yaitu : bisfenoid, bipiramid, dan piramid. Kesimetrian dari sistem ortorombik yaitu :
3 bidang simetri – bidang-bidang sumbu 3 sumbu simetri diagonal – sumbu-sumbu kristalografi pusat simetri
Warna : hijau kekuningan sampai hijau keabu-abuan
Kilap : kaca
Gores : skala mohs 6.5 – 7
Bentuk : ortorombik – struktur tetraeder
Berat jenis : 3.27 – 4.37
Turmalin
Sistem kristal : heksagonal
Sistem kristal heksagonal ini memiliki tiga sumbu horizontal yang biasa diberi namanya a1, a2, dan a3. Sudut yang dibentuk dari positif sampai ke positif adalah 120o dan memiliki sudut yang sama besarnya, yaitu 60o . sumbu vertikal yang dimiliki sistem
heksagonal adalah sumbu c yang tegak lurus dengan sumbu-sumbu horizontalnya. Sistem heksagonal memiliki kelas, yaitu : heksagonal piramid, heksagonal bipiramid, heksagonal trapezohedral, diheksagonal piramid, diheksagonal bipiramid, trigonal bipiramid, dan ditrigonal bipiramid. Sistem heksagonal juga memiliki kesimetrian, yaitu :
7 bidang simetri 7 simetri kehsagonal 6 sumbu simetri diagonal
Warna : umumnya hitam, juga coklat, biru, hijau, dan merah
Kilap : kaca sampai damar
Gores : skala mohs 7 – 7.5
Bentuk : heksagonal – struktur cincin
Berat jenis : 3.0 – 3.23
b. Mineral SekunderMineral sekunder ialah mineral-mineral yang terbentuk dari mineral-mineral utama tadi misalnya karena proses pelapukan pada mineral utama. Mineral-mineral sekunder terdiri dari beberapa kelompok, yaitu :
Kelompok kalsit (kalsit, dolomite, magnesit, siderite), dapat terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.
Kelompok serpentin (antigorit dan krisotil), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral mafik (terutama olivine dan piroksen).
Kelompok klorit (proktor, penin, dan talk), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.
Kelompok serisit sebagai ubahan mineral plagioklas. Kelompok kaolin (kaolin dan halosit), umumnya ditemukan sebagai hasil
pelapukan batuan beku.
Berikut akan dibahas mengenai sistem kristal dan sifat fisik dari beberapa mineral sekunder.
Kalsit
Sistem kristal : rombohedral
Sumbu-sumbu kristalografi pada sistem ini memiliki tiga sumbu horizontal yang sama panjang dan membentuk sudut tidak saling tegak lurus atau tidak 90o. Sebuah sumbu yang vertikal disebut sumbu c yang berbeda panjangnya. Rombohedral memiliki beberapa kelas, yaitu : trigonal pyramid, trigonal trapezohedral, ditrigonal pyramid, ditrigonal skalenohedral, rombohedral. Kesimetrian dari rombohedral yaitu :
3 bidang simetri 1 sumbu simetri trigonal 1 pusat simetri
Warna : bening, putih, hijau, abu-abu
Kilap : kaca sampai guram
Gores : skala mohs 3
Bentuk : rombohedral – trigonal hexagonal
Berat jenis : 2.72
Klorit
Sistem kristal : monoklin
Sistem kristal monoklin ini mempunya tiga sumbu, yaitu sumbu a, b, dan c. Sumbu a, b dan c memiliki panjang yang berbeda dimana sumbu a adalah sumbu terpendek, sumbu b adalah sumbu menengah, dan sumbu c adalah sumbu terpanjang. Sumbu a dan b merupakan sumbu horizontal yang saling tegak lurus. Sumbu c adalah sumbu vertikal yang tidak tegak lurus dengan sumbu a atau memiliki sudut sebesar beta. Monoklin mempunyai beberapa kelas, yaitu : spenoidal, doma, dan prisma. Kesimetrian yang dimiliki oleh sistem monoklin adalah :
1 bidang simetri – dibentuk oleh sumbu a dan c 1 sumbu simetri diagonal, yaitu sumbu b kristalografi 1 pusat simetri
Warna : hijau, sedikit kuning, putih, dan merah muda
Kilap : kaca sampai mutiara
Gores : skala mohs 2 – 2.5
Bentuk : monoklin
Berat jenis : 2.6 – 3.3
Kaolin
Sistem kristal : triklin
Sistem triklin memiliki tiga sumbu, yaitu sumbu a, b, dan c. Sumbu a dan b merupakan sumbu horizontal dan sumbu c merupakan sumbu vertikal. Sumbu a adalah sumbu terpendek, sumbu b adalah sumbu menengah, dan sumbu c adalah sumbu terpanjang. Sumbu a, b dan c tidak tegak lurus melainkan memiliki sudut. Sistem trikin memiliki dua kelas, yaitu : pinakoidal dan pedial.
Warna : putih, merah, biru, cokelat
Kilap : mutiara sampai tanah
Gores : skala mohs 2 – 2.5
Bentuk : triklin
Berat jenis : 2.16 – 2.68
c.Mineral AsesoriMineral asesori adalah mineral yang jumlahnya sangat sedikit namun terdapat di hamper semua batuan. Contoh dari mineral asesori adalah magnetit, yaitu sebuah oksida besi yang berwarna hitam dan mempunyai sifat magnet kuat dan terdapat dalam jumlah kecil dalam batuan-batuan beku. Zirkon adalah mineral yang terdapat dalam batuan-batuan
masam. Berikut akan dibahas mengenai sistem kristal dan sifat fisik dari beberapa mineral asesori.
Zirkon
Sistem kristal : tetragonal
Sistem kristal tetragonal ini memiliki tiga sumbu, yaitu sumbu a, b, dan c. Sumbu-sumbu a dan b adalah sumbu horizontal, sedangkan sumbu c adalah sumbu vertikal. Sumbu a dan sumbu b memiliki panjang yang sama dan saling tegak lurus. Sumbu c adalah sumbu yang terpanjang dibandingkan sumbu a dan b. Sumbu c juga tegak lurus dengan bidang horizontalnya. Sistem tetragonal ini memiliki beberapa kelas, yaitu : piramid, bipiramid, bispenoid, tropezohedral, ditetragonalpiramid, skalenohedral, dan ditetragonalbipiramid. Sistem tetragonal juga memiliki kesimetrian, yaitu :
5 bidang simetri – 3 bidang sumbu dan 2 bidang diagonal 1 sumbu tetragonal 4 sumbu diagonal 1 pusat simetri
Warna : cokelat, bening, abu-abu, dan hijau
Kilap : mika
Gores : skala mohs 7.5
Bentuk : tetragonal
Berat jenis : 4.68
Magnetit
Sistem Kristal : isometrik
Sistem kristal isometrik ini memiliki tiga sumbu yaitu sumbu a, b, dan c. Ketiga sumbu ini saling tegak lurus dan memiliki panjang yang sama. Isometrik memiliki lima kelas, yaitu : diploidal, hexoctahedral, gyroidal, hextetrahedral, dan tetratoidal.
Warna : hitam
Kilap : metalik sampai submetalik
Gores : skala mohs 5.5 - 6.5
Bentuk : isometrik - hexoctahedral
Berat jenis : 5 – 5.2
KESIMPULAN
Mineral adalah salah satu zat penyusun batuan. Mineral penyusun batuan ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Mineral utama atau mineral primerMineral utama adalah mineral yang mempunyai kekhasan tersendiri dan mempunyai bentuknya tersendiri.
2. Mineral sekunderMineral sekunder adalah mineral yang terbuat dari hasil pelapukan mineral utama.
3. Mineral asesorisMineral asesoris adalah mineral yang jumlahnya hanya sedikit di bumi namun sering muncul di berbagai jenis batuan meskipun hanya berukuran sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKAKatili, J.A ., Marks, P. 1963. Geologi. Departemen Urusan Research Nasional. Jakarta.
Setia, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. NOVA : Bandung.
http://petroclanlaboratory.weebly.com/igneous-rocks.html
http://wikipedia.com