general anestesi
-
Upload
fahmi-afif-alboneh -
Category
Documents
-
view
69 -
download
0
description
Transcript of general anestesi
CASE REPORT
ANESTESI SPINAL PADA PASIEN PRE OP SECTIO CESSAREA TRANS PERITONEAL ATAS INDIKASI PREEKLAMPSIA BERAT
Pembimbing:
dr. E. Cendra Pramana, Sp. An
Disusun Oleh :
Muhammad Nur Anas J 500 090 011
KEPANITERAAN KLINIK ANESTESIOLOGI RSUD SUKOHARJOFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2014
IDENTITAS PASIENNama : Ny. KUmur : 40 tahunJenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamAlamat : sukoharjoTanggal Masuk : 21 Mei 2014Tanggal Periksa : 22 Mei 2014No. Catatan Medik : 2158xxBangsal : VK
Keluhan utama
Pasien mengeluh kencang kencang
di perut
Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke RSUD Sukoharjo pada tanggal 21 Mei 2014 dengan keluhan mengeluh kencang- kencang di perut. Kencang kencang dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh kedua kaki bengkak.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat hipertensi : disangkal Riwayat sakit jantung : disangkal Riwayat sakit gula : disangkal Riwayat asma : disangkal Riwayat batuk lama : disangkal Riwayat alergi obat : Disangkal
Riwayat KeluargaRiwayat Penyakit serupa : Disangkal
Riwayat Hipertensi : DisangkalRiwayat Penyakit jantung : Disangkal
Riwayat Alergi : DisangkalRiwayat Asma : DisangkalRiwayat sakit gula : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang wiraswasta dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah.
PEMERIKSAAN FISIKTekanan Darah : 170/80 mmHg
Suhu ( per Axillar) : 36,5◦C Nadi : 90 x/menit
Respirasi : 22x/menit
PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum : Keadaan
umum baikDerajat Kesadaran : GCS E4 V5
M6 (Compos Mentis) Tinggi Badan : 150 cm Berat Badan : 68 kg Status Gizi : gizi kesan
baik
Kulit : dbnKepala : normocephalMata : dbnTelinga : dbnHidung : dbnMulut : dbnLeher : PKGB (-/-), JVP (-/-), tiroid
dbn depan
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIKThoraks- Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak
tampak Palpasi : ictus cordis tidak kuat
angkat Perkusi : batas jantung kesan
tidak melebar Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising
jantung(-)
Paru : Inspeksi : simetris Palpasi : Fremitus raba
kanan = kiri Perkusi : Sonor/sonor Auskultasi : suara dasar
vesicular (+/+), suara tambahan (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Punggung : dbnAbdomen : Inspeksi : dinding perut
sejajar dada Auskulatsi : bising usus
(+) normal Perkusi : tympani Palpasi : supel, nyeri tekan
(-), hepar dan lien tidak teraba
Genitourinaria : dbn
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi Hb : 13,5 gr/dlHct : 39,6 %Eritrosit : 4,75AL : 10.700/μLAT : 377.000/mm3Masa Perdarahan : 2 menitMasa Pembekuan : 4menitGolongan darah : B, Rh positif
PEMERIKSAAN PENUNJANGImunoserologi
HbsAg : negatif
Urinalisa : Proteinuri ++
Kimia darahSGOT :24SGPT : 15Ureum :25,2Kreatinin : 0,8Gula darah sewaktu :100,9
DIAGNOSIS KERJA
Preeklampsia Berat
PLANNING OPERASI
SCTP
TINDAKAN ANESTESIKeadaan pra anestesi : Compos mentisJenis operasi : terencanaBerat badan : 68 kgEKG : Sinus AL : 10.700Ht : 40Golongan darah : B, rhesus positifASA : IINPO : > 6 jam
TINDAKAN ANESTESIPremedikasi : ondancentron+ ketorolac i.v Diagnosis pre operatif : PEBDiagnosis post operatif : Post SCTP a/I
PEBMacam Operasi : SCTPTanggal operasi : 22 Mei 2014Posisi : SupineJenis anestesi : SpinalTeknik anestesi : Spinal
anestesiInduksi : Fentanyl + BupivacaineMaintenance : O2
Tabel Pemberian Obat Selama Operasi
Menit
keObat
Cara
pemberianDosis
0 Ondansentron i.v 8 mg
0 ketorolac i.v 8 mg
Tabel Pemberian Cairan Selama Operasi
Menit ke Jenis cairan
0 RL
45 RL
Tabel Tensi dan
Nadi
PASCA ANESTESIPasien dirawat di RR posisi supine. Oksigen
2L/menit. respirasi/nadi/tensi diawasi tiap 10 menitBila muntah diberikan Ondancentron 8mg. Bila
kesakitan diberikan ketorolac i.vCairan untuk 24 jam pertama : 1. RL2. RL3. RD4. RLTetesan 28 tetes/ menitSesudah sadar pasien dirawat di bangsal
Monitoring pasca anestesi
Menit ke Tensi Nadi
0 140/80 95
10 140/80 95
20 140/80 95
30 140/80 95
40 140/80 95
50 140/80 95
60 140/80 95
70 140/80 95
PEMBAHASAN
Preeklampsia
Preeklamsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, edema, dan proteinuria
Definisi:
Primigravida, primipaternitasHiperplasentosis (mola hidatidosa,
kehamilan multiple, diabetes melitus)Usia ≤ 20 tahun atau ≥ 35 tahunObesitasPenyakit menyertai kehamilan
(hipertensi kronik, penyakit ginjal)Riwayat keluarga (ibu hamil yang lahir
dari ibu yang mengalami preeklamsia)
Faktor Risiko Preeklamsia
ETIOPATOGENESIS ETIOPATOGENESIS PREEKLAMPSIAPREEKLAMPSIA
Etiologi penyakit ini belum diketahui
dengan pasti. Banyak teori yang diberikan
para ahli untuk mencoba menerangkan
penyebabnya, oleh karena itu disebut
penyakit teori sering dikenal sebagai “the
diseases of theory”.
Peran prostasiklin dan tromboksanPeran prostasiklin dan tromboksan
ETIOPATOGENESIS PREEKLAMPSIAETIOPATOGENESIS PREEKLAMPSIA
ETIOPATOGENESIS PREEKLAMPSIAETIOPATOGENESIS PREEKLAMPSIA
PPada perempuan hamil normal, respon imun tidak ada perempuan hamil normal, respon imun tidak menolak hasil konsepsi yang bersifat asing. Hal ini menolak hasil konsepsi yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya disebabkan adanya Human Leukocyte Antigen Human Leukocyte Antigen protein Gprotein G (HLA-G) (HLA-G)
Peran faktor imunologis
HLA-G dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel Natural Killer (NK) ibu.
Faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotipe ibu lebih
menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan
dengan genotipe janin.
ETIOPATOGENESIS PREEKLAMPSIAETIOPATOGENESIS PREEKLAMPSIA
Peran Faktor Genetik
KLASIFIKASI PREEKLAMPSIAKLASIFIKASI PREEKLAMPSIAPreeklamsia ringan
Tekanan darah sistolik ≥140mmHg, atau kenaikan ≥30mmHHHkdslkjssejaolszjxjolHg (jika diketahui tingkat yang biasa)
Tekanan darah diastolik ≥90mmHg, atau kenaikan ≥15mmHg (jika diketahui tingkat yang biasa)
Proteinuri 0,3 gram atau lebih dengan tingkat kualitatif 1+ sampai 2+ pada urin kateter atau urin aliran pertengahan
Edema: edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklamsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata
(Duff, 2004;Prawirohardjo, 2009;Wijayarini, 2002)
Tekanan darah ≥160/110 mmHg Proteinuri lebih dari 3 gram per liter, dengan kualitatif
3+ sampai 4+ Edema paru dan sianosis Keluhan subjektif (nyeri epigastrium, mual atau muntah,
gangguan penglihatan, nyeri kepala) Pemeriksaan enzim hati meningkat disertai ikterus Terjadi penurunan trombosit ≤100.000 per mililiter
KLASIFIKASI PREEKLAMPSIAKLASIFIKASI PREEKLAMPSIA
Preeklamsia Berat
(Duff, 2004;Prawirohardjo, 2009;Wijayarini, 2002)
DIAGNOSIS PREEKLAMPSIADIAGNOSIS PREEKLAMPSIAPada umumnya diagnosis preeklamsia
didasarkan atas adanya 2 dari trias tanda utama : hipertensi, edema, dan proteinuria
(Prawirohardjo, 2009)
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIAPREEKLAMPSIA
Kehamilan kurang dari 37 minggu Memantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), refleks dan
kondisi janin Memberikan konseling pasien dengan keluarganya mengenai
tanda-tanda bahaya preeklamsia dan eklamsia Pasien dianjurkan untuk beristirahat Diet biasa (tidak perlu diet rendah garam) Tidak perlu diberi obat-obatan
Tujuan utama penanganan adalah mencegah terjadinya preeklamsia berat melahirkan janin hidup, serta melahirkan
janin dengan trauma sangat kecil
PREEKLAMPSIA RINGAN
Jika tekanan diastolik tetap lebih dari 110 mmHg, maka pasien diberikan obat antihipertensi sampai tekanan diastolik antara 90-110 mmHg
Memasang infus dengan jarum besar (ukuran 16 atau lebih besar)
Mengukur keseimbangan cairan, dengan menghindari overload cairan
Memasang kateter urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIAPENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA
PREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA
Penanganan preeklamsia berat dan eklamsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang
pada eklamsia. Semua kasus preeklamsia berat harus ditangani secara aktif.
Jika jumlah urin kurang dari 30 ml per jam, maka:Menghentikan Magnesium Sulfat (MgSO4) dan
memberikan cairan intravena (i.v.) pada kecepatan 1 liter per 8 jam
Jika ada edema paru, menghentikan pemberian cairan i.v. dan memberikan diuretik sekali saja
Tidak meninggalkan pasien sendiri. Jika terjadi kejang, memberi obat antikonvulsan, memberi oksigen 4-6 liter per menit dan membaringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi risiko aspirasi
Mengobservasi tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIAPENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA
PREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA
KOMPLIKASI PREEKLAMPSIAKOMPLIKASI PREEKLAMPSIA
Otak: Eklamsia, stroke, kematian ibuParu-paru: Edema paru, aspirasi bronkialGinjal: Gagal ginjal, oliguriaHati: Cedera hepatoselular, ruptur hati, perlemakan hatiDarah dan pembuluh darah: Hipertensi tak terkontrol,
Disseminated Intravaskular Coagulation (DIC), HELLP Syndrome
Plasenta: Pertumbuhan janin terhambat, insufisiensi uteroplasenta, oligohidramnion, infark plasenta, abrupsio plasenta, prematuritas, perdarahan pasca persalinan
KOMPLIKASI JANGKA PENDEK
(Norwitz and Schorge, 2008)
OBAT - OBAT ANESTESI
FENTANYL Sifat Fisikokimia:
Serbuk kristal putih, larut sebagian dalam air, larut baik dalam alkohol
Golongan: Analgesik Narkotik Indikasi:
Nyeri sebelum operasi,selama & paska operasipenanganan nyeri pada kankersebagai suplemen anestesi sebelum operasi
untuk mencegah atau menghilangkan takipnea dan delirium paska operasi emergensi.
FENTANYL
DosisSebelum operasi : 50-100 mcg IM, 30-60 menit sebelum operasi
Sebagai tambahan anestesi umum :Dosis rendah (operasi minor) IV 2 mcg/kgDosis sedang (operasi mayor) awal 2-
20 mcg/kg, tambahan dosis IV/IM 25-100 mcg jika perlu
Dosis tinggi : awal 20-50 mcg/kg, tambahan dosis 25 mcg - 1½ dosis awal jika perlu
OndansentronDeskripsi
antagonis reseptor 5HT3 yang bekerja secara selektif dan kompetitif dalam mencegah maupun mengatasi mual dan muntah akibat pengobatan dengan sitostatika dan radioterapi.
Indikasi
Penanggulangan mual dan muntah karena kemoterapi, radioterapi serta operasi.
Ondansentron
Dosis
Pencegahan mual dan muntah pasca bedah:4 mg/i.m. sebagai dosis tunggal atau injeksi i.v. secara perlahan.
ketorolac
Komposisi: Ketorolac tromethamine.
Indikasi: Terapi jangka pendek untuk nyeri akut berat.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap obat ini, ulkus peptikum akut, gangguan ginjal berat atau berisiko gagal ginjal, proses persalinan, laktasi gangguan hemoragik, mendapat obat anti inflamasi non steroid dan probenisid.