Gender dan Kesehatan Revisi
Transcript of Gender dan Kesehatan Revisi
Infografis Gender dan KesehatanDirektorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan OlahragaKementerian PPN/Bappenas
Daftar IsiAngka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Anak danFertilitas Remaja
• Grafik Angka kematian anak untuk periode 10 tahun sebelum surveimenurut karakteristik
• Grafik Persentase wanita umur 15-19 tahun yang sudah menjadi ibuberdasarkan tempat tinggal
• Grafik Persentase wanita umur 15-19 tahun yang sudah menjadi ibuberdasarkan kuintil kekayaan
• Grafik Persentase wanita umur 15-19 tahun yang sudah menjadi ibuberdasarkan tingkat pendidikan
• Grafik Proporsi/ Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahunyang proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
• Grafik Proporsi/ Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahunyang proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatihberdasarkan karakteristik tempat tinggal, pendidikan dan kuintil kekayaan
• Grafik Trend Kematian Anak Indonesia• Grafik Kematian Anak Indonesia berdasarkan karakteristik tempat tinggal,
pendidikan dan kuintil kekayaan Ibu
Keluarga Berencana, TFR dan ASFR 15-19
• Grafik Persentase Kebutuhan ber-KB berdasarkan karakteristik tempattinggal, pendidikan dan kuintil kekayaan
• Grafik Tren pemakaian alat/cara KB• Grafik Angka prevalensi penggunaan metode kontrasepsi semua cara pada
Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang berstatus kawin.• Grafik Sumber pelayanan alat/cara KB• Grafik Pemilihan alat/cara KB berdasarkan informasi yang diterima• Grafik Pengambilan Keputusan Tentang Keluarga Berencana berdasarkan
karakteristik tempat tinggal, pendidikan dan kuintil kekayaan• Grafik Sumber Pelayanan KB• Grafik Trend TFR Perempuan Umur 16-49 tahun• Grafik TFR Perempuan Umur 16-49 tahun berdasarkan karakteristik tempat
tinggal, pendidikan dan kuintil kekayaan• Grafik Trend ASFR Perempuan Umur 15-19 tahun• Grafik ASFR Perempuan Umur 15-19 tahun berdasarkan karakteristik
tempat tinggal, pendidikan dan kuintil kekayaan• Grafik Persentase Balita yang Mendapat Imunisasi Lengkap• Persentase Balita yang Mendapat Imunisasi Lengkap berdasarkan tempat
tinggal
Penyakit Menular dan Tidak Menular
• Grafik Jumlah HIV AIDS yang Dilaporkan per Tahun sd Desember 2019• Grafik Persentase Kasus HIV yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin Tahun
2010–2019• Grafik Jumlah Kasus HIV yang Dilaporkan Menurut Faktor Risiko Tahun
2010–2019• Grafik Persentase AIDS yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin Tahun
2010-2019• Grafik Case Fatality Rate AIDS yang dilaporkan tahun 2000 - 2017• Grafik Jumlah Kasus Tuberkulosis Semua Tipe Menurut Jenis Kelamin Dan
Provinsi Tahun 2018• Grafik Jumlah kasus tuberkulosis semua tipe Menurut kelompok umur• Grafik Trend Angka API Per 1.000 Penduduk• Grafik API berdasarkan karakteristik jenis kelamin dan tempat tinggal• Grafik Target dan Capaian Indikator Persentase Kabupaten/Kota Yang
Melaksanakan Deteksi Dini Hepatitis B (Ddhb)• Grafik Persentase Penyakit Tidak Menular• Grafik Persentase Angka Hipertensi• Grafik Persentase Angka Kusta• Grafik Trend Kepemilikan Jaminan Kesehatan• Diagram Proporsi Jaminan Kesehatan Seluruh Populasi• Diagram Proporsi Jaminan Kesehatan Populasi Perempuan• Diagram Proporsi Jaminan Kesehatan Populasi Perempuan Miskin
Gender dan Tembakau
• Grafik Proporsi Umur Pertama Kali Merokok Berdasarkan Jenis Kelamin• Grafik Proporsi Umur Pertama Kali Merokok Pada Penduduk Umur ≥10
Tahun• Grafik Proporsi Frekuensi berada di Depan Orang yang Merokok di Dalam
Ruangan Tertutup• Tabel Konsumsi Rokok Tinggi pada Kelompok Pendapatan Rendah• Grafik Proporsi tertinggi perokok berasal dari penduduk termiskin
Status Gizi• Grafik Prevalensi Status Gizi berdasarkan Kategori IMT
Angka Bunuh Diri• Grafik Persentase Cara Bunuh Diri• Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan Bunuh Diri Berdasarkan Jenis
Kelamin• Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan Bunuh Diri Berdasarkan Usia• Grafik Proporsi keinginan untuk bunuh diri pada pelajar SMP dan SMA
Narkoba, Alkohol dan Kecelakaan Lalu Lintas• Grafik Trend Kasus Narkoba• Grafik Konsumsi Alkohol berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin dan Derah
Tempat Tinggal• Grafik Persentase Kematian Akibat kecelakaan• Grafik Proporsi Kematian Akibat Keracunan
Daftar Isi
Mengapa Perlu PerspektifGender dalam Kesehatan?
Meningkatkan kesadaran danpemahaman akan pentingnyaanalisis gender dalam menyusun program kesehatan masyarakat yang inklusif.
Perbedaan kebutuhan laki-laki dan perempuandalam isu kesehatan, terutama kesehatanreproduksi dimana perempuan memilikikebutuhan yang lebih kompleks.
PERBEDAAN ANATOMI DAN KEBUTUHAN
DISKRIMINASIMasih terdapat diskriminasi pada salah satu gender dalam memperoleh layanan kesehatan.
Sumber: WHO Gender Working Group, Gender and Health Technical Paper, 2020
Isu Gender di KesehatanTerjadi Sepanjang SiklusHidup
- Kelahiran bayi laki-laki lebihdiharapkan pada sukutertentu
- Perbedaan perlakuan anakperempuan dan laki-laki
- Anak laki-laki lebih rentanmengalami kematian karenakecelakaan
- Bayi perempuan lebih tahanterhadap infeksi penyakit
- Remaja putri rentan anemiakarena kekurangan nutrisidan zat besi
- Pernikahan di bawah 18 tahun menyebabkan remajaputri rentan mengalamikehamilan berisiko tinggi
- Angka keinginan untukbunuh diri pada remajakhususnya perempuandiakibatkan oleh tekananpsikologis dan bullying
- Masalah kesehatanreproduksi perempuansebagai akibat kehamilan dan melahirkan (anemia, aborsi, infeksi postpartum. KB hanyadifokuskan pada akseptorperempuan)
- Perempuan lebih rentanobesitas daripada laki-laki
- Prevalensi kanker paling tinggiadalah kanker payudara dankanker serviks padaperempuan
- Laki-laki sebagai perokokaktif, perempuan dan anakperokok pasif
- Angka Harapan Hidupperempuan lebih tinggidari laki-laki, namunkualitas hidupnya rendahkarena rentan secarasosial-ekonomi
- Perempuan penderitaosteoporosis 8x lebihbanyak dari laki-laki.
- Perempuan usia 65 tahunkeatas lebih rentanterhadap hipertensi
USIA ANAK USIA REMAJA USIA DEWASA USIA TUA
Risiko pola makan merupakan penyebabkematian tertinggi (13,6%) di Indonesia, yang berkontribusi terhadap beban penyakitkardiovaskular seeprti jantung dan stroke (11,3%), diabetes, urogenital, darah, dan penyakit endokrin (2%); dan, padatingkat yang lebih rendah, neoplasma (0,3%).
Faktor Risiko Penyebab Kematian danDisabilitas untuk Laki-Laki dan untukPerempuan Di Indonesia (2016)
Perempuan usia lebih dari 55 tahun ataumemasuki menopause, lebih rentanmengalami hipertensi.Salah satu alasan mengapa risiko hipertensi pada wanitasemakin meningkat adalah penurunan kadar hormonestrogen dan progesteron yang masih tersedia.
Perempuan juga cenderung kurang aktif berolahragadibandingkan laki-laki sehingga meningkatkan risikodiabetes, terlebih ditambah dengan diet yang tidak sehat
Sumber: On the road to universal health care in Indonesia, 1990–2016: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016, The Lancet.
Risiko pola makan, rokokdan hipertensi menjadifaktor kematian tertinggipada laki-laki.
Laki-laki
Hipertensi, resiko polamakan dan diabetes menjadi faktor kematiantertinggi pada perempuan
Perempuan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan AngkaKematian Anak dan Fertilitas Remaja
1.
344 466
247
282 489
Angka Kematian Ibu (AKI) umur 15-49 tahun
Salah satu faktor memberikan dampak pada peningkatan AngkaKematian Ibu adalah risiko 4 Terlalu (Terlalu muda melahirkandibawah usia 21 tahun, Terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun, Terlalu dekat jarak kelahiran kurang dari 3 tahun dan Terlalubanyak jumlah anak lebih dari 2).
Angka Kematian Ibu (AKI) danAngka Kematian Anak
AKI Indonesia: 305
Sumber: SUPAS 2015
24
9
34
6
40
16
8
24
8
31
1711
27
8
3533
10
44
15
58
KematianNeonatal
Kematian Post-Neonatal
kematian Bayi Kematian Anak Kematian Balita
<20 20-29 30-39 40-49
Angka kematian anak untuk periode 10 tahunsebelum survei menurut karakteristik
Ibu dengan umur <18 tahun yang termasuk dalam perilakufertilitas berisiko tinggi. Persentase kelahiran umur ibu <18 tahun yaitu 2,5% sedangkan rasio risiko anak meninggal yaitu2,29%
Angka kematian anak tertinggi berasaldari ibu dengan umur 40-49 tahun danibu dengan umur <20 tahun yang merupakan kelahiran berisiko.
Sumber: SDKI 2017
Fertilitas remaja merupakan isu penting karena berhubungandengan tingkat kesakitan serta kematian ibu dan anak.
Ibu yang berumur remaja lebih berisiko untuk mengalamimasalah kesehatan dan kematian yang
berkaitan dengan persalinan dibandingkandengan wanita yang lebih tua.
510
Perkotaan Pedesaan
2337
6 71
Tidak Tamat SD Tamat SD Tidak TamatSLTA
Tamat SLTA PerguruanTinggi
1310
7 62
Terbawah MenengahBawah
Menengah Menengah Atas Teratas
Remaja yang PernahMelahirkan
Persentase perempuan umur15-19 tahun yang sudahmenjadi ibu berdasarkantempat tinggal
perempuan umur 15-19 tahunsudah pernah melahirkan atausedang hamil anak pertama7%
Persentase wanita umur 15-19 tahun yang sudah menjadiibu berdasarkan kuintil kekayaan
Persentase wanita umur 15-19 tahun yang sudah menjadi ibuberdasarkan tingkat pendidikan
Sumber: SDKI 2017
0 5 10 15 20 25 30
RS Pemerintah
RS Swasta
Puskesmas
Klinik
Praktik Tenaga Kesehatan
Poskesdes/Polindes
Bidan di Desa
Rumah
Lainnya
35-49
20-34
<20
Proporsi/ Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
88,1 60Perkotaan Pedesaan
30,3 48 61,9 72,1 82,8
Tdk Sekolah Tdk Tamat SD Tamat SD Tdk Tamat SLTA Tamat SLTA
45,4 66,6 79,3 84,6 93,9
Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas
Proses melahirkan olehtenaga kesehatan terlatih
Tingkat Pendidikan
Kuintil Kekayaan
Daerah Tempat Tinggal
Sumber: SDKI 2017
22 1915
3729
24
9 7 8
45
3632
2003-2007 2008-2012 2013-2017
Kematian Neonatal Kematian Bayi Kematian Anak Kematian Balita
16 1524 23
7 9
31 33
Perkotaan Pedesaan
Kematian Neonatal Kematian Bayi Kematian Anak Kematian Balita
24 2617 18 15 14
49 46
27 26 22 2334
13 9 6 6 5
82
58
36 31 28 27
Tidak Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SLTA Tamat SLTA Perguruan Tinggi
Kematian Neonatal Kematian Bayi Kematian Anak Kematian Balita
23 19 15 18 13
4026 23 24 20
137 6 7 4
52
33 29 3124
Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas
Kematian Neonatal Kematian Bayi Kematian Anak Kematian Balita
Angka Kematian Anak
Sumber: SDKI 2017
Pend
idik
an
Daer
ah T
empa
tTi
ngga
lKu
inti
lKe
kaya
an
Tren
d Ke
mat
ian
Ana
kIn
done
sia
Keluarga Berencana, TFR dan ASFR 15-192.
84,2 86,3 87 89,1 87,8 84,4 78,78,5 9,4 9,2 8,2 9,8 12,6 14,3
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
Persentase Kebutuhan Ber-KB yang Terpenuhi Persentase Kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi
84,7 86,611,3 9,9
Perkotaan Pedesaan
Persentase Kebutuhan Ber-KB yang TerpenuhiPersentase Kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi
75,4 83,8 86,7 86,4 85,3 85,312,1 11,7 10,4 10,5 10,8 9,8
Tidak sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tidak TamatSLTA
Tamat SLTA Perguruan Tinggi
Persentase Kebutuhan Ber-KB yang Terpenuhi Persentase Kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi
84,6 86,7 86,8 86,1 84,111 10,2 10 10,2 11,7
Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas
Persentase Kebutuhan Ber-KB yang Terpenuhi Persentase Kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi
Kebutuhan ber-KB
Umur Daerah Tinggal
Tingkat Pendidikan Kuintil Kekayaan
Sumber: SDKI 2017
34%
48%
18%
Pemerintah
Swasta
Lainnya
Sumber pelayanan alat/cara KB
49,70% 54,70% 57,40% 60,30% 61,40% 61,90% 64%
SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002-2003
SDKI 2007 SDKI 2012 SDKI 2017
Tren pemakaian alat/cara KB
44,60%34,90%
64%
48,40% 36,80% 63,90%Persentase yang diberitahu tentang
efek samping atau masalah darimetode yang dipakai
Persentase yang diberitahu tentangtindakan untuk mengatasi efek
samping
Persentase yang diberitahu olehpetugas kesehatan atau petugas KB
tentang metode lain yang bisa dipakai
Sumber pelayanan dari Pemerintah Sumber Pelayanan dari Swasta
Pemilihan alat/cara KB berdasarkan informasi yang diterima
45,2 59
,3
61,4
67,2
70,3
68,2
52,9
43,8 55
,4
55,7 61 63
,9
60,8
44,6
1,3 3,9 5,7 6,2
6,5 7,4 8,3
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
Suatu Cara Suatu Cara Modern Suatu Cara Tradisional
Kebutuhan ber-KB
Angka prevalensi penggunaan metode kontrasepsi semua carapada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang berstatuskawin.
Sumber: SDKI 2017
57%
35%
7%
Suami-Istri
Istri
Suami
PengambilankeputusantentangKeluargaBerencana
49%
51,9
0%
54%
56,7
0%
58,5
0%
66,8
0%
41,8
0%
40,5
0%
38,6
0%
36,3
0%
33,4
0%
24,1
0%
7,70
%
7,20
%
7% 6,60
%
7,40
%
8,90
%
1,60
%
0,50
%
0,30
%
0,50
%
0,60
%
0,30
%
Tidak Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SLTA Tamat SLTA Perguruan Tinggi
Suami dan Istri Istri Suami Lainnya
Pengambilan keputusan tentang Keluarga Berencanaberdasarkan pendidikan
57% 57,10%
35,10% 35,40%
7,20% 7,20%
Perkotaan PedesaanSuami dan Istri Istri Suami
57,9
0%
55,1
0%
56,3
0%
56,6
0%
59,8
0%
34,8
0%
37,4
0%
35,8
0%
35,7
0%
32,3
0%
7% 7% 7,30
%
7,20
%
7,50
%
Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas
Suami dan Istri Istri Suami
Pengambilan keputusan tentang KeluargaBerencana berdasarkan daerah tempat tinggal
Pengambilan keputusan tentang Keluarga Berencanaberdasarkan kuintil kekayaan
Pengambilan KeputusanTentang Keluarga Berencana
Sumber: SDKI 2017
665
1.479
108
0
63
1.675
15
610
1.616
150
5.416
111
96
258
451
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Lainnya
Perawat
Bidan
Dokter Umum Praktik
Dokter Kebidanan dan Kandungan
Klinik Pemerintah
RS Swasta
Pos KB/ Bidan Desa
TKBK/Muyan
Posyandu
Polindes
Pustu/Pusling
Puskesmas
Klinik Pemerintah
RS Pemerintah
Swasta Pemerintah
Bidan mempunyai peranpenting dalam proses pelayanan KB. Pada tahun 2018, Tenaga kebidanansejumlah 217.726. Proporsi tenagakesehatan di Puskesmas terbanyakyaitu bidan sebanyak 37,67% (176.333 orang).
Sumber Pelayanan KB
Sumber: SDKI 2017
2,32,6
Perkotaan Pedesaan
2,7 2,8 2,9 2,5 2,5 2,3
Tidaksekolah
TidakTamat SD
Tamat SD TidakTamatSLTA
TamatSLTA
PerguruanTinggi
3 2,9 2,8 2,6 2,6 2,6 2,4
SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002-2003
SDKI 2007 SDKI 2012 SDKI 2017
TFR (Total Fertility Rate)
TFR Umur 15-49 Tahun
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
2,9 2,6 2,3 2,3 2,1
Terbawah MenengahBawah
Menengah MenengahAtas
Teratas
Berdasarkan KuintilKekayaan
BerdasarkanDaerah Tinggal
Sumber: SDKI 2017
3,43,33,3
2,22,12,1
Nusa tenggara timurMaluku
PapuaPapua barat
Sumatera utaraRiau
Maluku utaraKalimantan utara
Sulawesi tenggaraAceh
Kalimantan baratKalimantan timur
Sulawesi tengahSulawesi barat
Sumatera selatanSumatera barat
Nusa tenggara baratKalimantan tengah
GorontaloJawa barat
Kalimantan selatanSulawesi selatan
JambiBengkuluLampung
Kep. Bangka belitungKep. Riau
Jawa tengahBanten
Dki jakartaDi yogyakarta
Sulawesi utaraJawa timur
Bali
TFR
Prov
insi
1413,8
13,6
32,6
1,8
Maluku utaraKalimantan tengah
Papua baratBengkulu
Kep. Bangka belitungJambi
Kalimantan baratPapua
Sulawesi tengahMaluku
Sulawesi utaraSumatera selatan
Kalimantan selatanSulawesi barat
LampungJawa barat
Sulawesi selatanJawa timur
Kalimantan timurNusa tenggara baratNusa tenggara timur
RiauSulawesi tenggara
Sumatera baratSumatera utara
Kalimantan utaraBanten
GorontaloJawa tengah
BaliAceh
Kep. RiauDi yogyakarta
Dki jakarta
67 61 62 51 51 48 36
SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002-2003
SDKI 2007 SDKI 2012 SDKI 2017
ASFR Wanita Umur 15-19 tahun
5 10
Perkotaan Pedesaan
2337
6 71
Tidak TamatSD
Tamat SD Tidak TamatSLTA
Tamat SLTA PerguruanTinggi
13 10 7 6 2
Terbawah MenengahBawah
Menengah MenengahAtas
Teratas
ASFR 15-19
ASFR 15-19 tahun Berdasarkan Daerah Tinggal
Berdasarkan KuintilKekayaan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber: SDKI 2017
Pers
enta
sepe
rem
puan
usia
15-1
9 ta
hun
yang
sud
ahm
elah
irkan
dan
seda
ngha
mil
anak
pert
ama
0 10 20 30 40 50 60 70
BaliDi yogyakarta
Jawa tengahGorontalo
Nusa tenggara baratKalimantan utara
Jawa timurKep. Riau
Kep. Bangka belitungKalimantan selatan
LampungSulawesi utara
Kalimantan timurDki jakarta
Nusa tenggara timurSulawesi tenggara
Sulawesi selatanBengkulu
Sulawesi baratSulawesi tengah
Jawa baratJambi
Kalimantan baratKalimantan tengah
Papua baratMaluku
Sumatera baratSumatera selatan
Maluku utaraSumatera utara
BantenPapua
RiauAceh
48,83
45,42
49,03
44,78
Perkotaan Pedesaan
Laki-laki Perempuan
Persentase Balita yang Mendapat Imunisasi Lengkap
Berdasarkan Daerah Tinggal
Sumber: SDKI 2017
Penyakit Menular dan Tidak Menular3.
HIV
34257
21591 21031 2151129037 32711 30935
4125048300 46659 50282
260547437 8329
11238
12214 8754 9215 10146 10488 10190 7036
s.d 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Kasus HIV Jumlah Kasus AIDS
61,3
0%
55,9
0%
56,7
0%
57,7
0%
58,8
0%
59,4
0%
63,3
0%
63,6
0%
63,8
0%
64,5
0%
38,7
0%
44,1
0%
43,3
0%
42,3
0%
41,2
0%
40,6
0%
36,7
0%
36,4
0%
36,2
0%
35,5
0%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Laki-laki Perempuan
2009 2011 2013 2015 2017 2019
Penasun Heteroseksual LSL Lain-lain Tidak Diketahui
Jumlah HIV AIDS yang Dilaporkan per Tahun sdDesember 2019
Persentase Kasus HIV yang Dilaporkan MenurutJenis Kelamin Tahun 2010–2019
Jumlah Kasus HIV yang DilaporkanMenurut Faktor Risiko Tahun 2010–2019
84,91% 9,36% 6,94%
Sero Discordant (salahsatu pasangan memilikiHIV, sementara yang lain tidak)
PelangganPekerja Seks
LSL (Lelaki SeksLelaki)
Sumber: InfoDatin HIV-AIDS, Ditjen P2P Kemenkes 2018
50,9
49,4 52,6
52
59,7
58,3 63,9
65,4
67,2
68,6
30,4
33,2
35,4
34,5 38,6
41,6
35,5
34,5
32,8
31,4
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Laki-laki Perempuan
AIDS
Persentase AIDS yang Dilaporkan MenurutJenis Kelamin Tahun 2010-2019
Sumber: InfoDatin HIV-AIDS, Ditjen P2P Kemenkes 2018
21,38
5,48
7,3 8,35
13,21 1311,34
8,476,94 6,12 5,23 4,14 4,36
2,67 1,58 1,07 1,08
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016
Penurunan angka CFR membuktikan bahwa upaya pengobatan yang dilakukan telah berhasil guna menurunkan angka kematian akibat AIDS
Case Fatality Rate AIDS yang dilaporkan tahun 2000 - 2017
57,58%
42,42% Laki-laki
Perempuan
28.5
45
37.2
86
45.8
60
46.5
83
51.1
32
47.5
43
33.9
01
3.90
7
25.7
95
39.8
39
36.0
06
33.3
87
34.3
08
27.3
14
17.1
29
3.33
8
0 - 14 15 - 24 25 - 34 35 - 44 45 - 54 55 - 64 ≥ 65 NA*)
Laki-laki Perempuan
TBC
Jumlah Kasus Tuberkulosis Semua TipeMenurut Jenis Kelamin Dan Provinsi Tahun 2018
Jumlah kasus tuberkulosis semua tipeMenurut kelompok umur
Selain itu, pada keluarga miskin, pemenuhan kebutuhan panganjauh lebih mendesak daripada kebutuhan akan kesehatan karenamereka memiliki keterbatasan sumber daya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya posisi perempuan dalampengambilan keputusan dalam keluarga sehingga akses dankontrol perempuan dalam pengelolaan sumber daya untukkesehatan sangat terbatas.
Angka TBC laki-laki lebih tinggi dari perempuan, beberapahal yang menjadi faktor yaitu laki-laki memiliki akseskesehatan yang lebih baik daripada perempuan.
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia, kemenkes 2019Rokhmah, Dewi. 2013. Gender dan Penyakit Tuberkulosis: Implikasinya Terhadap Akses Layanan Kesehatan Masyarakat Miskin yang Rendah. Kesmas, Jurnal KesehatanMasyarakat Nasional Vol. 7, No. 10.
1,8 1,96 1,75 1,691,38
0,99 0,85 0,88 0,99 0,84 0,93
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
API Per 1.000 Penduduk
Angka Kesakitan Malaria
API (Annual Parasite Incidence)Per 1.000 Penduduk
0,42% 0,31%
Laki-laki Perempuan
0,24%
0,52%
Perkotaan Perdesaan
Jenis Kelamin Daerah Tempat Tinggal
Provinsi yang mempunyai kabupaten/ kota dengan Nilai API > 1 terbanyak yaitu Jawatimur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Aceh danSumatera Utara.
Sumber: Riskesdas, 2018
Provinsi yang samasekali tidak mempunyaikabupaten dengan NilaiAPI > 1 yaitu Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Maluku danNusa Tenggara Timur.
5 10
30
60
80
5,817,12
33,66
69,65
90,27
2015 2016 2017 2018 2019
Target Capaian
95% penularan Hepatitis B adalah secara vertical yaitudari Ibu yang Positif Hepatitis B ke bayi yang dilahirkannya. Sejak tahun 2015 telahdilakukan Kegiatan DeteksiDini Hepatitis B (DDHB) padaibu hamil dilayanan Kesehatandasar (Puskesmas) danJaringannya.
Jumlah Ibu Hamil HBsAgReaktif: 46.064 atau 1,81%persentase ibu hamil HBsAgreaktif tertinggi yaituProvinsi Nusa tenggaraTimur (5,19%), Papua Barat (4,43%) dan Papua (4,30%)
Hepatitis B
Target dan Capaian Indikator PersentaseKabupaten/Kota Yang Melaksanakan DeteksiDini Hepatitis B (Ddhb)
Sumber: Riskesdas, 2018
1,30% 1,60%0,74%
2,85%
1,21%1,78%
Laki-laki PerempuanJantung Kanker Diabetes
5,7410,95
6,0711,57
Laki-laki PerempuanDiagnosis dokter (D) Diagnosis /Obat1 (DO)
Prevalensi PenyakitTidak Menular dan Kusta
Sumber: Riskesdas, 2018
Hipertensi
Penyakit Tidak MenularIndonesia termasuk ke dalam negara dengantingkat kematian akibat PTM yang tinggi. Penyebab kematian tertinggi adalah stroke, disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakitparu obstruktif kronis.
PTM dipicu berbagai faktor risiko sepertimerokok, diet yang tidak sehat, kurangaktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat.
Setelah memasuki menopause, prevalensi Hipertensi pada wanitameningkat. Selain itu, setelah usia 65 tahun, akibat faktor hormonal padawanita kejadian Hipertensi lebih tinggi daripada pria.
10.741 6.698Laki-laki Perempuan
Laki-laki lebih banyak terkena penyakit kusta karena laki-laki lebih banyakmemiliki aktivitas diluar rumah dibanding perempuan sehingga untukterinfeksi suatu penyakit akan lebih mudah. Perbedaan prilaku dan gayahidup juga dapat mempengaruhi, karena perempuan terbiasa merawatdiri dan menjaga kesehatan.
Kusta
30,90%
17,20%
7,10%5,80%
4,20%
34,70%
PayudaraServiksOvariumUsusTiroidLainnya
Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensitumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanyapeningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.
Prevalensi Penyakit Kanker
1 dari 5 laki-laki di dunia mengalamikejadian kanker.
1 dari 6 perempuan di duniamengalami kejadian kanker.
14%
11,90%
8,90%
8,70%
7,10%
49,50%Paru-paruUsusLiverNasofaringProstatLainnya
1 dari 8 laki-laki di dunia meninggalkarena kanker.
1 dari 11 perempuan di duniameninggal karena kanker.
Laki-laki Perempuan
Sumber: Global Cancer Observatory 2018, Riskesdas 2018
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
0
50
100
150
200
250
300
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Peserta JKN (Juta, LHS) Jumlah Penduduk (Juta, LHS)Growth (RHS)
Data Susenas 2019 menunjukkan masih sekitar29,83% penduduk yang tidak punya jamkessatupun.
Jaminan Kesehatan35,77
20,1311,96
0,421,89
29,83BPJS Kesehatan PBI
BPJS Kesehatan Non-PBI
Jamkesda
Asuransi Swasta
Perusahaan/ Kantor
Tidak Punya
35,38
19,8311,97
0,59
1,99
30,23BPJS Kesehatan PBI
BPJS Kesehatan Non-PBI
Jamkesda
Asuransi Swasta
Perusahaan/ Kantor
Tidak Punya
47,04
4,2912,150,04
0,18
36,3
BPJS Kesehatan PBI
BPJS Kesehatan Non-PBI
Jamkesda
Asuransi Swasta
Perusahaan/ Kantor
Tidak Punya
Prop
orsi
Jam
inan
Ke
seha
tan
Selu
ruh
Popu
lasi
Prop
orsi
Jam
inan
Ke
seha
tan
Popu
lasi
Pe
rem
puan
Prop
orsi
Jam
inan
Ke
seha
tan
Popu
lasi
Pe
rem
puan
Mis
kin
Populasi perempuanmasih terdapat30,23% yang tidakmempunyai jamkes.
Populasi perempuanmiskin masih terdapat36,30% yang tidak adajamkes atau sekitar4,81 juta jiwa.
Sumber: Susenas, 2019
Gender dan Tembakau4.
2,5
2,323
,6
11,6
52,9
34,9
14,6 19
,2
4
8,3
2,4
23,7
Laki-laki Perempuan
5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun 20-24 tahun 25-29 tahun >=30 tahun
Proporsi Umur Pertama Kali MerokokBerdasarkan Jenis Kelamin 2,50%
23,10%
52,10…
14,80%
4,20%
3,30%
5-9 tahun10-14 tahun15-19 tahun20-24 tahun25-29 tahun>=30 tahun
Proporsi Umur Pertama Kali Merokok Pada penduduk Umur>10 Tahun
Proporsi Umur Pertama Kali MerokokPada Penduduk Umur ≥10 Tahun
Sumber: Riskesdas, 2018
perempuan meninggal karena rokoksetiap tahunnya. 75% dari kematiantersebut terjadi pada perempuan di negara berpendapatan rendah-menengah
Rokok lebih berbahaya bagi perempuan dibandingkan laki-laki. Paparan rokok pada perempuan meningkatkan risikokanker serviks, melahirkan prematur dan kematian bayi
dari total kematian akibatrokok terjadi pada perempuansebagai perokok pasif
Perempuan dan anak-anak rentan menjadi perokok pasifdi rumah, tempat kerja, dan ruang publik lainnya
27,1
48,834,8 40,5
Setiap Hari Kadang-kadangLaki-laki Perempuan
Isu Gender dan Tembakau
64%
1,5juta
Tembakau Merupakan Faktor Risiko Penyebab KematianDan Disabilitas, Peringkat 1 Untuk Laki-Laki Dan 7 UntukPerempuan Di Indonesia (2017)(IHME, 2017)
Proporsi Frekuensi berada di Depan Orang yang Merokok di Dalam Ruangan Tertutup
Sumber: Riskesdas, 2018, Gender, Women and The Tobacco Epidemic, WHO, 2010
Pekerjaan Perokok saat ini (%) Jumlah Batang per hari (Rata-rata (+ SD))
Tidak Bekerja 10,8 10,92 (±7,88)
Sekolah 8,6 8,74 (±6,38)PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD 27,7 14,91 (±9,37)
Pegawai Swasta 38,7 12,51 (±7,96)Wiraswasta 41,5 13,90 (±8,71)
Nelayan 70,4 15,41 (±8,72)Petani/Buruh Tani 46,1 12,97 (±7,74)
Lainnya 47,5 12,86 (±7,96)
19,5 27,3
Penduduk TermiskinPenduduk Terkaya
Proporsi tertinggi perokok berasal dari penduduk termiskin
• Rokok kretek-filter adalah pengeluaran terbesar pada RT miskin setelah beras, lebih tinggi dibanding untuk protein (telur, daging, susu, kesehatan)
• Penduduk miskin rentan pada risiko catastrophic spending PTM dan penurunan produktivitas à memperparah kemiskinan
• Suami merokok sehingga anak dan istritidak dapat mengkonsumsi makanan sehatseperti protein.
• Orang miskin akan semakin miskin sertarentan terhadap penyakit akibat rokok
• Perokok cenderung mengalami masalahkesehatan mental dibandingkan yang bukan merokok à lebih rentan menjadipelaku atau korban kekerasan
• Pengendalian konsumsi rokok membantu keluarga miskin untuk mengalokasikan pendapatan ke yang lebih produktif
Konsumsi Rokok Tinggi pada Kelompok PendapatanRendah
Sumber: Riskesdas, 2018
Status Gizi5.
10,80% 7,80%
62,60%
47,80%
12,10% 15,10%14,50%
29,30%
Laki-laki Perempuan
Kurus Normal BB Lebih Obesitas
Prevalensi Status Giziberdasarkan Kategori IMT
Angka obesitas pada perempuan lebihtinggi dibandingkan dengan laki-laki. Penyebabnya bisa dipicu karena aktivitas fisikperempuan yang memang sangat 'sedentary'. Seperti diketahui gaya hidup lebih banyak diammemicu peningkatan risiko obesitas.
Sumber: Riskesdas, 2018
Angka Bunuh Diri6.
76,20%
23,80%
Laki-lakiPerempuan
14,3
0%
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
85+
Angka Kematian AkibatBunuh Diri
Angka Kematian akibat Bunuh Dirisebesar 0,71/100.000 penduduk atau1.800 jiwa/ tahun
Laki-laki 3 kali lebih cenderungmeninggal karena bunuh diridibandingkan perempuan
Kematian akibat bunuh diri banyak terjadi pada usia muda danproduktif, yaitu 46% pada usia 25-49 tahun, dan 75% pada usiaproduktif (15-64 tahun).
Cara bunuh diriterbanyakadalah dengangantung dirisebesar 60,9%.
60,90%
18,80%8,70%
11,60%
Gantung diri Minum racunpestisida dan bahan
kimia
Minum racun obat-obatan
Lainnya
23,2%kematian akibat bunuhdiri terjadi pada orang dengan penyakit jiwa1,8 rb
5,8%kematian terjadipada orang dengan penyakitkronis.
Gantung diri paling banyak dilakukanoleh pendudukusia35-39 tahun.
Sumber: InfoDatin Situasi dan Pencegahan Bunuh Diri, 2019
4,30%5,90% 5,20%
Laki-laki Perempuan Total
Proporsi keinginan untuk bunuh diri padapelajar SMP dan SMA
5,2% memiliki ide bunuh diri,
5,5% sudah memiliki rencana bunuh diri, dan
3,9% sudah melakukan percobaan bunuh diri
Berbagai faktor yang mempengaruhi suicide ideation pada remaja, seperti: masalah keluarga, percintaan, tekanan psikologis, masalahan yang dihadapi, kurang perhatian, masalah di sekolah, pertemanan, harga diri rendah, tekanansosial dan ekonomi, bosan hidup, putus asa, kesehatan, kematian seseorang, takut masa depan, dan kegagalan.
Angka Kematian AkibatBunuh Diri
Sumber: Global school-based student health survey (GSHS) 2015
Responden 10.837 siswa SMP danSMA, yang dikategorikan sebagaiumur remaja, dengan hasil
Sumber: InfoDatin Situasi dan Pencegahan Bunuh Diri, 2019
Narkoba, Alkohol dan Kecelakaan LaluLintas
7.
4745
3709
2443
883
1011
990
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kasus Narkoba
Sumber: Draft Lampiran Press Release Akhir Tahun 2019, BNNUN Task Force on Transnational Organized Crime and Drug Trafficking as Threats to Security and Stability – Policy Brief on Gender and Drugs, UN Women 2014
Perempuan yang lemah secara pendidikan, ekonomi ataupun menjadi korban kekerasanseringkali dimanfaatkan oleh para sindikatdalam peredaran gelap narkotika.• Perempuan, dan terutama yang berasal dari etnis minoritas,
bertindak sebagai kurir narkoba (posisi peringkat rendah, gajirendah, dan berisiko tinggi)
• Pola untuk merekrut kurir perempuan dilakukan denganmembentuk relasi personal dengan korban melalui hubunganpacaran ataupun pernikahan.
• Kurir narkoba sering dipaksa menelan atau memasukkan obatke dalam tubuh mereka dan disesatkan tentang jumlah yang akan mereka bawa, cara pengangkutan mereka atau kemanatujuan mereka.
• Kurir narkoba dipaksa untuk membawa jumlah yang jauh lebihbesar daripada para pedagang professional yang bekerja untukdirinya sendiri
• Pasalnya, banyak negara yang menentukan tindakan hukumanatas bobot dan golongan obat-obatan tertentu sehinggaperempuan menerima dampak hukum yang jauh lebih kerasdaripada pemimpin kelompok.
6,1
93,9
0,4
99,6
Mengonsumsi Alkohol Tidak Mengonsumsi AlkoholLaki-laki Perempuan
0,23 0,28
0,27
0,21 0,
34
0,64 0,72 0,
85
0,47 0,
62
0,41 0,48 0,54
0,33 0,
48
2019 2018 2017 2016 2015Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
Konsumsi Alkohol, Ciderakarena Lalu Lintas danKematian Akibat Keracunan
Jenis Kelamin
Daerah Tempat Tinggal
2,9 1,6Laki-laki Perempuan
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan JumlahFrekuensi 44Jumlah Provinsi 17Meninggal 45Luka Berat/ Rawat Inap 1889Luka Ringan/Rawat Jalan 1999
Proporsi Kematian Akibat Keracunan
Kematian Akibat K ecelakaan
Sumber: Riskesdas, 2018Profil Kesehatan Indonesia, Kemenkes 2018