gdlhub-gdl-s1-2013-rahmawatia-27624-13gambar--
description
Transcript of gdlhub-gdl-s1-2013-rahmawatia-27624-13gambar--
-
1
BAB II
GAMBARAN UMUM KAJIAN PENELITIAN
II.I Gambaran umum lokasi penelitian Desa Suci KecamatanManyar
Kabupaten Gresik
Kota Santri, demikian sebutan akrab kota Gresik. Sebuah kota yang tidak
terlalu besar, namun disana terdapat perusahaan-perusahaan besar seperti: PT.
PLTU, PT. Semen Gresik, PT. Petrokimia Gresik, dan masih banyak lagi
perusahaan besar lainnya. Kota Gresik terdapat dua status bersejarah berupa
makam penyebar agama Islam di Jawa yang terkenal dengan sebutan Wali Songo,
di kota Gresik terdapat dua makam wali Allah yaitu, makam Maulana Malik
Ibrahim dan makam Sunan Giri. Kota Gresik tidak hanya terdapat tempat
bersejarah saja, Gresik juga memiliki banyak kekayaan budaya yang cukup
terkenal, salah satunya adalah kebudayaan Rebo Wekasan yang berada di desa
Suci kecamatan Manyar kabupaten Gresik yang ada hubungannya dengan nama
sejarah nama desa Suci.
Berikut ini sejarah singkat tentang asal usul nama desa Suci yang berada di
kecamatan Manyar kabupaten Gresik. Masyarakat Gresik sudah tidak asing lagi
dengan acara tradisional yang biasa di sebut dengan Rebo Wekasan yang berpusat
di Desa Suci yaitu desa di sebelah barat kota Gresik kurang lebih 7 Km dari
jantung kota Gresik. Nama Suci inilah yang mengilhami adanya keramaian Rebo
wekasan. Budaya ini konon terjadi sejak ditemukannya sumber air oleh seorang
kerabat dari Sunan Giri pada tahun 1483 M ini berdasarkan catatan dari sejarah
Kota Gresik, dan sumber air tersebut sangat bersih dan jernih sampai-sampai
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
2
meluap hingga permukaan tanah, sehingga pada tahun 1913 M dan tahun 1932 M
semasa penjajahan Belanda dibuatlah gedung penampungan air dan sumur-sumur
di daerah sekitarnya, ini dapat kita lihat sekarang di Desa Suci kecamatan Manyar
kabupaten Gresik.19
Photo II.1. Sendang Suci sebagai asal usul desa Suci
Sumber:http://sejarah.kompasiana.com/2012/09/12/rebo-pungkasanrebowekasan/ Selain mendapat predikat sebagai salah satu desa budaya di kota Gresik,
potensi batu gamping sebagai bahan bangunan dan industri di Jawa Timur salah
satunya terdapat di desa Suci, kecamatan Manyar, kabupaten Gresik. Selain
sebagai kebutuhan material, potensi gunung kapur itu juga dapat di jadikan
sebagai bahan pembuat pupuk pertanian, juga digunakan untuk menyuburkan
tambak-tambak ikan serta pembuatan semen.20
19 Data didapat dari kelurahan desa Suci pada tanggal 21 Oktober 2012. Data ini di dapat dari Tim Desa Suci. 20 Fauzan dkk. 1993-1994. Pengkajian Desain Penataan dan Penambangan Batu Gamping di Desa Suci Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik Proponsi Jawa Timur. Gresik: Laporan akhir dari pengkajian penambangan di Desa Suci.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
3
Permintaan batu gamping dari desa Suci semakin hari semakin meningkat
seiring dengan kemajuan pembangunan di kabupaten Gresik bahkan di provinsi
Jawa Timur. Sebelumnya lokasi penambangan tersebut di kelola oleh CV. Jasa
Pertiwi yang melakukan penambangan untuk memenuhi kebutuhan batu gamping
PT. Semen Gresik (persero) dari tahun 1984-1989.21 Banyak aset kekayaan dan
potensi terdapat di desa Suci yang dapat di manfaatkan dengan baik. Selain itu
potensi gas bumi dan minyak di kabarkan terdapat di wilayah desa Suci, sehingga
banyak pihak yang ingin melakukan pengeboran minyak di lokasi desa Suci.
Banyaknya pegunungan kapur yang terdapat di desa Suci tak jarang
menimbulkan suatu permasalahan. Keanekaragaman manfaat yang terdapat dari
potensi alam itu sehingga semakin banyak permintaan pasar yang semakin hari
semakin meningkat, maka sumber potensi alam yang terdapat di desa Suci
menjadi perebutan dan tak jarang di masuki oleh kepentingan-kepentingan di
dalamnya.
21 Ibid
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
4
Photo II.2. Salah satu gunung kapur yang berpotensi untuk dijadikan batu gamping terdapat di desa Suci
Sumber photo: antarajatim.com
Gambar di atas ini adalah salah satu gunung kapur yang berada di wilayah
desa Suci dan di kelola oleh CV. Jasa Pertiwi untuk di jadikan batu gamping.
Potensi gunung kapur apabila dapat di manfaatkan oleh masyarakat sekitar pasti
akan jauh lebih baik, karena keberadaanya di dalam wilayah desa Suci. Tentunya
keuntungan yang di peroleh akan lebih baik apabila dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat sendiri daripada di sewakan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Selain dapat memanfaatkan potensi yang ada di wilayah desa, setidaknya dapat
memberikan mata pencaharian bagi masyarakat desa Suci.
Potensi alam yang terdapat di desa Suci tidak hanya dapat di jadikan
sebagai batu gamping saja, namun disana terdapat sumber minyak dan gas alam
yang akhirnya menimbulkan ketertarikan PT. Petrochina untuk melakukan
pengeboran minyak di salah satu wilayah desa Suci untuk memenuhi kebutuhan
minyak bumi. Sehingga pada tahun 2006 PT. Petrochina melakukan perijinan
kepada pihak desa Suci untuk melakukan pengeboran minyak.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
5
Masuknya pihak-pihak luar yang memanfaatkan potensi alam desa Suci
untuk dijadikan kepentinganya terkadang menjadikan masyarakat desa merasakan
ketidaknyamanan karena terkadang pihak penyewa tidak memberikan keuntungan
(kompensasi) atau timbal balik kepada masyarakat sekitar.
Keadaan gunung kapur itu sendiri saat ini berada dalam kondisi sudah
tidak utuh lagi karena sudah banyak yang mengeruk gunung kapur untuk di
jadikan sebagai kepentingan-kepentingan, dan semakin banyak pihak-pihak yang
memanfaatkan salah satu potensi desa Suci.
Photo lokasi penelitian
Photo II.3. Lokasi penelitian, desa Suci Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik
Sumber: Data Basis Desa Suci
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
6
II.1.1 Pemerintahan Desa Suci
Pemerintahan Desa Suci berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Gresik
nomor 12 tahun 2006 terdiri dari pemerintah desa dan Badan Perwakilan Desa
(BPD). Berdasarkan cara pemilihannya, BPD (Badan Perwakilan Desa) dan
perangkat desa telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.
Pemerintahan Desa Suci saat ini dipimpin oleh kepala Desa yang dibantu
oleh 8 orang perangkat desa, sedangkan BPD Suci terdiri dari 11 orang anggota,
secara kualitas dan kuantitas kondisi pemerintahan Desa Suci dapat dikatakan
cukup baik.
Dulunya BPD (Badan Perwakilan Desa) yang merupakan perwakilan
warga, tidak pernah sejalan atau sepikiran dengan pemerintahan desa Suci.
Apabila pemerintahan desa membuat suatu kebijakan dan tidak sesuai dengan
pemikiran badan perwakilan desa, maka segala kebijakan-kebijakan pemerintahan
desa tidak dapat di turunkan kepada masyarakat tanpa adanya persetujuan BPD.
Namun saat ini BPD yang awalnya kependekan dari Badan Perwakilan Desa, di
desa Suci berubah menjadi Badan Permusyawarahan Desa. Dimana Badan
Permusyawaran Desa ini bersama pemerintahan desa Suci selalu bermusyawarah
terlebih dahulu apabila pemerintahan desa akan membuat atau merancang suatu
kebijakan-kebijakan. Jadi antara pemerintahan desa dengan BPD ini sama-sama
mendukung satu sama lain.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
7
Desa Suci sendiri telah menjalani lima kali pergantian pemimpin atau
Kepala Desa. Dalam setiap periode mempunyai masa jabatan selama delapan
tahun dan rata-rata kepala desa Suci menjabat selama dua periode atau dua kali
menjabat sebagai kepala desa, antara lain:
1. Bapak Abdur Rahman memerintah selama dua periode pada tahun
1937-1953.
2. Bapak Abdul wakid memerintah selama dua periode pada tahun 1954-
1970.
3. Bapak Afwan memerintah selama dua periode pada tahun 1971-1989.
4. Bapak Syaifudin Zuhri memerintah selama dua periode pada tahun
1990-2007, merupakan anak dari Bapak Abdul wakil yang merupakan
mantan kepala desa pada tahun 1954-1970.
5. Bapak Khoirul Dholam, Se memerintah pada tahun 2007 hingga saat
ini.
II.1.2 Keagamaan
Di desa Suci mayoritas dari masyarakatnya beragama islam, terbukti
banyaknya kyai dan ulama-ulama serta disana terdapat beberapa pondok pesantren
yang berjumlah empat unit, dua diantaranya adalah Pondok Pesantren Mambaus
Sholihin dan Pondok Pesantren Darut Taqwa. Disini terlihat bahwa memang
agama Islam menjadi agama mayoritas yang dianut oleh sebagaian besar
masyarakat Suci, sehingga tidak mengherankan apabila melewati desa Suci
bertemu dengan banyak santri dan cara berpakaian mereka tertutup menjadikan
budaya keagamaan di desa Suci sangat kental.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
8
Desa Suci memiliki sarana prasarana keagamaan yang menunjang,
terdapat delapan unit masjid dan tiga puluh unit mushola yang berada di desa
Suci.22 Untuk fasilitas bagi masyarakat non muslim, di desa Suci tidak tersedia.
II.1.3 Kependudukan
Pada awal tahun 2012, jumlah penduduk desa Suci mencapai 18.575 jiwa,
dengan luas wilayah 389.522 Ha dan rata-rata kepadatan penduduknya mencapai
2.370 jiwa/km. Desa Suci merupakan desa wilayah perkotaan yang letaknya
sangat strategis, dimana terdapat beberapa perumahan-perumahan yang
menyebabkan adanya peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat.
Tabel II.1. Jumlah Kepala Keluarga
No Keterangan BerKTPSuci Domisili Jumlah
1 Laki-laki 4350 530 4880
2 Perempuan 4150 460 4610
Data: arsip Kantor Desa Suci
Dengan adanya jumlah penduduk yang tertera pada tabel diatas, dapat
dikatakan bahwa desa Suci tergolong cukup padat dengan jumlah penduduk pada
tahun 2012 mencapai 18.575 jiwa. Desa Suci ini juga terdapat beberapa
perumahan, antara lain: PPS, GKB, PPI, GSP dan ABR. Perumahan itu termasuk
padat akan penduduk, terutama bagi pendatang baru. Kebanyakan pendatang yang
bermukim di perumahan-perumahan ini bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai
swasta serta buruh pabrik.
22 Data dari Basis Data Desa tahun 2012.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
9
Di desa Suci, selain penduduk tetap juga terdapat penduduk musiman.
Penduduk musiman merupakan penduduk yang tidak tetap di desa Suci. Penduduk
musiman itu seperti penduduk yang hanya mengontrak, penduduk yang kos dari
luar kota ataupun yang datang dari daerah karena alasan sedang bekerja di
kawasan desa Suci dan sekitarnya.
II.1.4 Bidang pekerjaan warga Suci
Bagi penduduk asli desa Suci, biasanya bekerja sebagai petani, penambang
batu gamping, ulama, kyai, peternak, pedagang, nelayan namun saat ini
presentasinya kecil. Seperti penuturan Mursidul Ibad yang bekerja pada
pemerintahan desa Suci:
Yah, warga desa Suci ini pekerjaannya macam-macam, tetapi sekarang kebanyakan warga bekerja sebagai pegawai dan buruh pabrik walaupun masih ada yang pengangguran. Disini juga ada warga desa yang bekerja sebagai penambang batu di gunung kapur, nelayan, petani, peternak tapi jumlahnya hanya sedikit, karena saat ini di desa Suci jumlah sawahnya hanya beberapa petak aja, itu letaknya yang ada dibawah jembatan.23
Bagi pendatang baru biasanya mereka bekerja sebagai pegawai negeri atau
swasta dan buruh pabrik. Di desa Suci sendiri terdapat dua unit industri besar atau
pabrik yang berdiri disana. Penduduk asli Suci dengan berubahnya era globalisasi
ini kebanyakan juga beralih mata pencaharian yang dulunya hanya sebagai
penambang batu gamping, petani dan pedagang, kini mereka banyak memilih
bekerja sebagai pegawai negeri atau swasta serta buruh pabrik. Sehingga
pekerjaan seperti petani, penambang batu gamping, ulama, kyai, peternak,
pedagang, nelayan presentasenya kecil. Tetapi masih terdapat beberapa penduduk
23 Wawancara dengan Mursidul Ibad, 30 tahun, salah satu pegawai di kantor Desa Suci yang telah bekerja sejak tahun 2007 sampai sekarang. Wawancara dilakukan di kediamannya pada hari selasa, 23 oktober 2012, pukul 19.00-19.30 WIB.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
10
asli desa yang tetap teguh pada pekerjaanya seperti penambang batu, petani, serta
ulama.
II.1.5 Pendidikan di desa Suci
Dalam pendidikan, masyarakat desa Suci saat ini cukup baik dalam bidang
pendidikannya, karena desa yang tergolong maju ini terdapat beberapa sarana
prasarana untuk bidang pendidikan. Dibawah ini adalah data sarana prasarana
pendidikan yang ada di desa Suci:
Tabel II.2 Data sarana pendidikan di desa Suci
1. PAUD JUMLAH 10
2. TK JUMLAH 10
3. SD/MI JUMLAH 5
4. SMP/MTS JUMLAH 2
5. SMA/MA JUMLAH 3
6. UNIVERSITAS JUMLAH 2
7. KURSUS/BIMBINGAN JUMLAH 6
8. PONDOK
PESANTREN
JUMLAH 4
Sumber: Data Basis Desa Suci
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
11
II.2 Gambaran Umum tentang Tanah Kas Desa (TKD) Suci
Desa Suci memiliki beberapa potensi alam dan juga hasil kekayaan desa
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa. Selain potensi gunung kapur yang
di miliki desa Suci, aset desa salah satunya berupa tanah dan lahan yang berada di
wilayah desa setempat. Desa Suci mempunyai beberapa tanah dan lahan yang
cukup luas untuk dapat di manfaatkan dengan baik, sehingga nantinya
mendapatkan suatu keuntungan. Tak jarang tanah dan lahan tersebut juga dapat
menimbulkan berbagai macam permasalahan.
Salah satu tanah yang dapat menimbulkan permasalahan adalah tanah kas
desa (TKD) atau biasa di sebut dengan tanah bengkok. Tanah kas desa adalah
seluruh tanah yang dikuasai dan menjadi kekayaan desa serta merupakan salah
satu sumber pendapatan desa yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan desa dan dipergunakan untuk kepentingan umum skala desa.
Tidak semua orang mengerti apa yang dimaksud dengan tanah bengkok
atau tanah kas desa, baik dari sisi pengaturannya maupun kepemilikannya. Dalam
praktek di masyarakat, sengketa tanah bengkok atau tanah kas desa ini cukup
banyak terjadi. Seringkali tanah bengkok ini diperjualbelikan untuk kepentingan
pribadi sehingga menimbulkan permasalahan dan konflik.
Di dalam permendagri no. 4 tahun 2007 pasal 15 mengenai Pedoman
Pengelolaan kekayaan desa disebutkan bahwa kekayaan desa yang berupa tanah
desa tidak diperbolehkan dilakukan pelepasan hak kepemilikan kepada pihak lain,
kecuali diperlukan untuk kepentingan umum.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
12
Di kabupaten Gresik terdapat Peraturan daerah (PERDA) Kabupaten Gresik
nomor 17 tahun 2000 tentang sumber pendapatan desa. Pada bab IV tentang
pengembangan dan pengawasan Pasal 11 yang berbunyi, Tanah Kas Desa yang
berupa bengkok atau ganjaran, titisoro, pangonan, suruh tamu, kuburan dan lain
lain yang sejenis yang dikuasai oleh dan merupakan kekayaan desa terlarang
untuk dilimpahkan kepada pihak lain kecuali diperlukan untuk kepentingan
proyek proyek pembangunan yang ditetapkan dengan peraturan desa.24 Seperti
halnya di desa Suci kecamatan Manyar kabupaten Gresik, desa ini memiliki
beberapa sumber hasil kekayaan desa salah satunya adalah tanah kas desa. Fungsi
dari tanah kas desa ini adalah sebagai aset desa untuk pendapatan desa dan
masyarakat desa.
Mengenai status kepemilikan tanah kas desa ini mutlak kepemilikan
bersertifikat atas nama desa tidak dapat dimanfaatkan secara pribadi dan
mengatasnamakan kepemilikan pribadi, namun yang terjadi tanah kas desa ini
banyak terdapat penyalahgunaan yang dilakukan oleh pemerintah serta perangkat
desa yang mana mempunyai kekuasaan tinggi di desa Suci. Alasannya hanya satu,
yaitu untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
Kasus penyalahgunaan tanah kas desa dilakukan oleh mantan kepala desa
Suci, Syaifudin Zuhri merasa bahwa tanah kas desa itu dapat memberikannya
keuntungan besar dan pada saat itu sangat di butuhkan oleh pihak pengembang
perumahan, PT. Bumi Lingga Pertiwi. PT. Bumi Lingga Pertiwi merupakan salah
satu pengembang perumahan yang mempunyai nama besar di Kota Gresik,
dimana sebagian besar perumahan yang ada di kota Gresik dikelola oleh
perusahaan ini.
24 jdih-gresik.net/perpu/file/perda/2000/PERDA_17_2000. Di akses tanggal 17-11-12, pukul 12.38.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
13
Desa Suci memiliki beberapa tanah kas desa, yang pertama terletak di desa
Leran seluas 15 Ha, kedua terletak di desa Ambeng-ambeng seluas 1,5 Ha dan
terletak di wilayah desa Suci sendiri seluas 4 Ha (masih dalam proses), namun
tanah kas desa yang berada di desa Leran itu awalnya tanah yang diperjualbelikan
oleh Syaifuddin Zuhri. Tanah kas desa yang awalnya seluas 8 hektar di tukar
gulingkan dengan tanah di desa Leran seluas 15 Ha. Walaupun luasnya jauh lebih
besar daripada tanah di desa Suci, namun akses untuk menuju ke desa Leran tidak
semudah akses untuk menuju desa Suci. Harga jual tanah yang berada di Desa
Leran juga lebih murah dari harga jual tanah di desa Suci.
Tanah kas desa seluas 3.5 hektar dengan harga Rp 37.500 meter persegi
ditukar tanah tambak oleh PT Bumi Lingga Pertiwi. Tanah pengganti seluas 10
hektar seharga Rp 10.500 meter persegi berada di Desa Leran Kecamatan
Manyar.25 Kasus korupsi ini sendiri muncul setelah mantan Kepala Desa (Kades)
Suci yang lama Saifuddin Zuhri terlibat dalam penjualan tanah kas desa (TKD)
sekitar Rp 3.5 miliar ke pengembang PT. Bumi Lingga Pertiwi. Dari hasil itu,
yang bersangkutan membelikan tanah pengganti seluas 15 hektar dengan nilai Rp
1.5 miliar. Sehingga penjualan senilai Rp 2 miliar yang diduga kuat dikorupsi oleh
tersangka.26
25 Www.SuaraGiri.com. Mantan Kades Suci Diadukan Ke Kejaksaan (Sabtu, 30 juli 2011). Di akses tanggal 17-11-12, pukul 12.56. 26 Www.beritajatim.com. Lurah Sidokumpul Gresik Ditahan. Di akses tanggal 17-11-12, pukul 13.38.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
14
Tanah kas desa akan ditukar-gulingkan (di jual) merupakan tanah milik
desa atau bekas tanah adat yang peruntukannya sebagai ganjaran atau gaji
perangkat desa, yang tersebar dengan nomor persil, kelas dan luas yang berbeda-
beda dengan rincian sebagai berikut:
Status Tanah Kas Desa Suci yang diperjualbelikan dan semuannya terletak
di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.27
Tabel II.3. Status Tanah Kas Desa Suci yang diperjualbelikan
No Tanah Kas
Desa
Persil
No
Kelas Luas Ket
1 Ganjaran Modin 44 S.11 3.400 Buku C
2 Ganjaran Kebayan
45 S.11 5.800 Nomor 01
3 Ganjaran Kebayan
46 S.11 5.800 Nomor 01
4 Ganjaran kami Tuwo
47 S.11 7.400 Nomor 01
5 Ganjaran Kami Tuwo
48 S.11 8.200 Nomor 01
6 Ganjaran Kebayan
49 S.11 7.000 Nomor 01
7 Ganjaran BAU 50 S.11 10.400 Nomor 01
8 Ganjaran Carik 51 S.11 12.400 Nomor 01
9 Ganjaran Petinggi
52 S.11 20.400 Nomor 01
Jumlah 80.800
Sumber: Arsip FKWS
27 Arsip Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS).
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
15
Tanah pengganti tukar guling berasal dari empat orang pemilik hak tanah
yang dibeli oleh H. Bisri Ilyas (pendiri atau pemegang saham PT. Bumi Lingga
Pertiwi) dan Ir. Rahmat Ridlo (putra H. Bisri Ilyas atau direktur utama PT. Bumi
Lingga Pertiwi), dengan perantara Syaifudin Zuhri S.Sos yang terletak di desa
Leran kecamatan Manyar kabupaten Gresik Jawa Timur. Terbagi menjadi empat
surat kepemilikan dengan luas yang berbeda-beda, rinciannya sebagai berikut:28
Tabel II.4. Kepemilikan tanah
No. Asal pemilik Persil No. Kelas Luas (m) Ket.
1. H. Bisri Ilyas 142 S.11 40.500 Buku C
2. H. Bisri Ilyas 142 S.11 31.470 No. 1638
3. H. Bisri Ilyas 142 S.11 40.000
4. H. Bisri Ilyas 142 S.11 40.000
*Sesuai dengan SK Bupati Gresik
II.3 Forum Komunikasi Warga Suci ( FKWS)
II.3.1 SEJARAH SINGKAT FKWS (Forum Komunikasi Warga Suci)
Sifat dari gerakan sosial tidak terlepas dari adanya suatu konflik yang
terjadi, pembebaan diri dari kekuasaan yang tidak sejalan dengan rakyat,
kekuasaan yang bersifat otoritarian. Orang yang terlibat dalam gerakan sosial
tentunya karena kesadaran mereka telah terbangun. Seperti halnya gerakan yang
terjadi di desa Suci, apabila orang berbicara tentang desa Suci selain
membicarakan akan kebudayaan desa yaitu Rebo Wekasan yang dilakukan setiap
sebulan sekali, tentunya membicarakan tentang gerakan FKWS.
28 Arsip Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS).
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
16
FKWS merupakan singkatan dari Forum Komunikasi Warga Suci.
Gerakan FKWS ini terbentuk pada tahun 2006 bertepatan dengan bulan
Romadhon, pada tanggal 10 Oktober 2006. Terbentuk oleh beberapa element-
element yang terdapat di Desa Suci seperti REMAS, FATAYAT, FORUM
WARGA, IPNU, NU, IPPNU, ANSOR dan MUSLIMAT, dimana ANSOR adalah
element masyarakat yang menyediakan lokasi atau tempat pembentukan gerakan
FKWS ini dan bertempat di kantor Nadhatul Ulama ranting Suci atau sebagai
penyedia fasilitas. Tentunya element-element masyarakat yang berkumpul ini
mempunyai pikiran yang sejalan dan seirama, yaitu mengkritisi setiap tindakan-
tindakan penyelewengan serta permasalahan-permasalahan yang terjadi di Desa
Suci.
Nama Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) sendiri pada saat itu
diusulkan oleh Jouhan Farhad yang kemudian di tunjuk langsung sebagai ketua
FKWS. Awalnya peserta rapat khususnya ANSHOR mengusulkan forum gerakan
ini dengan mengatasnamakan Nadhatul Ulama, tetapi Jouhan Farhad menolak
keras gerakan ini dengan mengatasnamakan Nadhatul Ulama, bukan untuk
kepentingan pribadi namun Jouhan Farhad berfikir apabila gerakan ini
mengatasnamakan Nadhatul Ulama ditakutkan akan membawa nama buruk bagi
Nadhatul Ulama sendiri, karena berbicara gerakan atau orang biasa mengenalnya
dengan kata demo maka pandangan buruk yang didapati, karena orang awam
memahami kata gerakan pasti berimbas dengan aksi kekerasan dan brutal,
disinilah Jouhan Farhad tidak menginginkan gerakan ini mengatasnamakan
Nadhatul Ulama. Akhirnya dalam keputusan bersama, maka memutuskan untuk
menamakan gerakan ini dengan nama gerakan FKWS (Forum Komunikasi Warga
Suci).
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
17
Di dalam gerakan FKWS ini dibagi menjadi tiga tim yang memiliki fungsi
masing-masing. Pertama Tim Kertas adalah sebuah tim yang berfungsi sebagai
penyusun ide-ide, perancang agenda aksi, perancang segala isu-isu atau
permasalahan yang sedang di hadapi di desa Suci dan dikemas menjadi satu,
selain itu tim kertas juga sebagai perancang strategi-strategi atau taktik untuk
menghadapi segala permasalahan yang terjadi.
Kedua Tim Gebrak tim ini lebih tepatnya tim lapangan, yaitu tim yang
berada langsung dilapangan, tim yang membawa poster-poster, tim yang terjun
langsung untuk mengikuti aksi demonstrasi yang terlebih dahulu sudah
mendapatkan pengarahan atau sosialisasi dari anggota-anggota inti FKWS.
Terakhir adalah Tim Negoisator, tim ini merupakan tim perwakilan dari para
demonstran apabila diadakan tatap muka antara pendemo dengan aparat penegak
hukum. Seperti yang di ungkapkan oleh Abdul Majid:29
Di dalam FKWS ini kami bagi menjadi tiga Tim, yang mana tim-tim ini kami bentuk untuk lebih mempermudahkan FKWS dan supaya tidak berantakan. Maksudnya berantakan itu, kalau kita tidak membentuk tim-tim tidak mungkin kan apabila dalam merumuskan dan merancang taktik-taktik mengikutsertakan semua warga. Pasti hasilnya tidak mungkin efektif, belum lagi kalau kita melaksanakan aksi demo di Kejari dan kami mengharap ketua kejari keluar memberikan kami kesempatan untuk tatap muka kan tidak mungkin semua warga yang ikutt demo masuk ruangan, ya bisa-bisa Kejari penuh sesak, massa nya saja ratusan bahkan mendekati ribuan. Nah karena itu kami akhirnya membentuk beberapa tim, yaitu tim kertas sebagai tim perancang, tim gebrak sebagai tim yang terjun lapangan atau pendemo serta tim negoisator yang merupakan tim perwakilan warga. Disini kebanyakan tim kertas menjabat juga sebagai tim negoisator, yah seperti Gus Farhat, Ibad karena mereka memang mengetahui seluk beluk permasalahannya, dan mereka juga merupakan orang yang pintar sehingga mampu bernegoisasi dengan baik.
29 Wawancara dengan Abdul Majid, 29 tahun dan berprofesi sebagai guru bahasa inggris disalah satu Pondok Pesantren yang berada di Desa Suci. Selaku sekretaris FKWS di kediamannya pada tanggal 30-10-2012, pukul 19.30-20.30 WIB
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
18
Gerakan FKWS bukan hanya gerakan spontanitas saja yang tidak
terstruktur keanggotaanya karena gerakan FKWS mempunyai struktur-struktur
keanggotaan yang formal, begitu juga terdapat tugas-tugas pada setiap
anggotanya. Seperti penuturan dari Jouhan Farhad selaku ketua gerakan FKWS:30
Yah, FKWS itu suatu gerakan formal, bukan sekedar gerakan yang spontanitas saja. Kami (FKWS) juga tidak mau klo orang bilang gerakan ini hanya gerakan ecek-ecek (asal-asalan). Wong ada struktur keanggotaanya yang jelas dan struktur-struktur dilakukan pada saat pertama rapat dan pembentukan FKWS sebagai wadah aspirasi masyarakat desa. kebetulan saya dipilih langsung oleh rekan-rekan sebagai ketua, padahal pada waktu itu saya tidak mau karena saya merasa buta akan Suci, secara saya pada waktu itu tidak setiap hari berada di Suci. Tetapi karena rekan-rekan sudah memberikan kepercayaan yang lebih kepada saya, ya saya mau saja asalkan FKWS ini murni sebagai gerakan yang netral, tidak peduli siapapun itu orangnya walaupun kepala desa pun apabila salah ya salah. Ini saya tunjukkan struktur-strukturnya beserta tugasnya masing-masing, masih saya simpan sebagai arsip FKWS. Tetapi disini ada pergantian bendaharanya, yang dulu dijabat oleh pak Rizal sekarang di gantikan oleh Cak Hamid, karena pak Rizal kan sudah menjabat sebagai kepala desa.
II.3.2 Struktur Gerakan FKWS
Ketua : M. Jouhan Farhad
Wakil ketua : Misbahus Sudur
Sekretaris : Abdul Majid
Bendahara : M. Rizal
Humas : Mursidul Ibad
Di dalam struktur FKWS, terdapat beberapa Korwil-korwil (koordinasi
wilayah). FKWS memang secara sengaja membentuk koordinasi wilayah ini
karena memiliki tujuan untuk lebih mempermudah dalam memobilisasi massa
pada wilayah-wilayah di Desa Suci, karena jumlah wilayah di Desa Suci tidak
30 Wawancara dengan Jouhan Farhad selaku ketua FKWS dan data-data tentang struktur di dapatkan peneliti dari beliau.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
19
sedikit dan tidak efektif apabila hanya anggota-anggota FKWS yang memobilisasi
warga.
Pada setiap wilayah dipilih masing-masing perwakilan yang di anggap
mampu dalam memobilisasi warga, antara lain:31
- Korwil Asemanis: H. Hafid dan bapak Qosim
- Korwil Kp barat: Ach.Mudlofar dan Masfu
- Korwil gang buntu: Ach. Mundir dan Anang F
- Korwil Kp tengah: H. Thobi dan H. Inud
- Korwil Kp utara: Pak Hamidi
- Korwil Kp Premban: Mamduk dan Kiri
- Korwil Kp Mangga: bapak Sugeng dan bapak Giono
- Korwil Jl. Pinang: Mustain dan Miftach
- Korwil Pemuda: Kaka dan Takul
Gerakan FKWS dalam setiap rapat atau forumnya juga mengundang dan
dihadiri oleh ormas-ormas yang sepaham dan sepikiran dengan FKWS. Untuk itu
terdapat koordinasi ormas-ormas yang dipercaya dapat mengkoordinasi anggota-
anggotanya, antara lain:
Koordinasi Ormas
1. NU (Nahdatul Ulama) : Bapak. Ir. M Nadhillah Badaruddin
2. ANSOR : Ustad. Hilaluddin
3. IPNU : Basori
4. IPPNU : Lilik dan Rahmania
5. MUSLIMAT : Ibu Masruroh
6. FATAYAT : Miyatul
31 Data di dapat dari Jouhan Farhad, 33 tahun selaku ketua dari Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) di kediamannya pada hari Rabu, 17 Oktober 2012 pukul 12.30-14.30.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
20
7. REMAS : Ustadz Alfan
Itulah tujuh organisasi masyarakat yang turut hadir di dalam pembetukan
gerakan FKWS sebagai wadah inspirasi masyarakat desa Suci. Yang mempunyai
pemikiran sejalan dengan gerakan FKWS.
II.3.3 Tugas masing-masing anggota FKWS32
Ketua gerakan: Sebagai penentu kebijakan, menjalin jaringan di areal
eksternal serta sebagai motivator
Wakil ketua: Memback up kerja-kerja ketua gerakan, menjalin jaringan di
areal internal serta sebagai motivator
Sekretaris: Untuk mengurusi kebutuhan administrasi, membuat undangan,
membuat laporan
Bendahara: Mencatat pengeluaran dan mengusahakan sumber dana lain
yang tidak mengikat
Humas: Mengkoordinasi semua Korwil, mendelivery informasi ke Korwil
Koordinasi wilayah: Menyampaikan informasi kepada anggotanya,
bertanggungjawab terhadap anggotanya dan membuat list (daftar anggota)
II.3.4 Tujuan, visi dan misi dari gerakan FKWS
Sekelompok orang atau golongan yang melakukan Gerakan sosial tentu
mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai, tidak mungkin mereka melakukan
suatu gerakan hanya karena ikut-ikut saja tanpa adanya suatu tujuan. Secara
umum tujuan dari gerakan sosial adalah membela dan melindungi rakyat untuk
kehidupan yang lebih baik. Begitu juga dengan adanya perubahan-perubahan yang
lebih baik lagi dari sebelumnya.
32 Sumber dan data-data di dapat dari Jouhan Farhad selaku ketua gerakan Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS).
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
21
Begitu juga dengan awal pembentukan gerakan FKWS ini, gerakan yang
mempunyai tujuan untuk memperjuangkan, melindungi segala hak-hak warga
Suci dan menginginkan akan suatu perubahan yang lebih baik serta mengkritisi
pemerintahan desa apabila terjadi penyimpangan-penyimpang yang terjadi di desa
Suci.
Dari beberapa informan menyebutkan bahwa visi dari gerakan FKWS ini
adalah menjadikan desa Suci sebagai desa yang nyaman dan mewujudkan
masyarakat yang sejahtera. Misi gerakan FKWS adalah menjembatani atau
menjadi mediator masyarakat, mengkritisi segala tindakan yang dilakukan oleh
aparat pemerintahan desa apabila terdapat penyelewengan kekuasaan, melindungi
dan memperjuangkan apabila terjadi kesewenang-wenangan. Seperti yang di
ungkapkan oleh bapak Hamidi selaku koordinasi Suci utara yang lebih terkenal
oleh warga sekitar dengan panggilan Cak Hamek:
Yah tujuan dari gerakan FKWS ini kan untuk memperjuangkan hak-hak warga desa Suci, contohnya tanah kas desa itu kan milik bersama warga Suci tanpa adanya kepemilikan pribadi dan apabila di ambil alih oleh orang lain tanpa melalui persetujuan dari warga Suci terlebih dahulu dan digunakan untuk kepentingan-kepentingan pribadi maka pihak itu harus mempertanggungjawabkanya kepada warga Suci. Intinya FKWS ini terbentuk dengan tujuan memperjuangkan hak-hak warga Suci, nggak peduli siapapun aktornya, apakah dia kepala desa, aparat desa, tokoh-tokoh masyarakat apabila mereka melakukan kesalahan ya harus di ingatkan, apabila tidak mempan yah FKWS pasti akan melakukan tindakan-tindakan yang lebih, contohnya ya melakukan demo-demo itu.33
33 Wawancara dengan Bapak Hamidi yang mana lebih akrab dengan sapaan Cak Hamek, 43 tahun yang merupakan salah satu dari koordinasi wilayah utara,di kediamannya pada tanggal 23 oktober 2012, pukul 16.00-17.30.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
22
II.3.5 Pendanaan Gerakan FKWS
Untuk dapat mensukseskan pelaksanaan aksi-aksi dalam gerakan sosial ini
tentu dibutuhkan dana yang tidak sedikit serta dukungan dan kebersamaan dari
masyarakat dalam pelaksanaan berbagai aksi yang akan terselenggara. Jika tanpa
dukungan dan kebersamaan masyarakat desa, dapat kita bayangkan sendiri
darimana dana tersebut diperoleh. Tentu saja sangat mustahil apabila dalam setiap
aksi gerakan tidak ada dana yang menyokong keberlangsungan aksi tersebut.
Begitu juga dengan gerakan FKWS dalam setiap aksi-aksinya juga
membutuhkan adanya dukungan dana, karena tanpa adanya dana maka gerakan
FKWS tidak dapat menjalankan aksi perjuangannya dengan baik. Dalam hal ini,
gerakan FKWS tidak mendapatkan dana dari pemerintahan desa. Dana yang di
dapat gerakan FKWS ini pun bukan dari paksaan kepada warga, melainkan
dengan iuran seikhlasnya dari tiap-tiap anggota dan juga warga desa Suci yang
sangat mendukung FKWS sebagai gerakan yang mampu memperjuangkan
kepentingan bersama dan kebaikan bersama.
Dana yang di dapatkan gerakan FKWS ini bersifat sukarela dan tidak
bersifat memaksa. Dalam wawancara yang di lakukan peneliti dengan ketua
gerakan FKWS, Jouhan Farhad menuturkan bahwa dana-dana yang di dapatkan
FKWS ini murni dana yang diperoleh secara sukarela dan keikhlasan warga.
Dalam setiap aksi pastinya dana itu sangat dibutuhkan, tanpa adanya dana yang mendukung, aksi-aksi yang dilakukan FKWS pun tidak dapat terlaksana dengan baik. Kan didalam setiap aksi ya butuh yang namanya spanduk-spanduk untuk menulis segala tuntutan dan kemauan warga, makan siang warga-warga yang ikut berdemo juga harus di pikirkan, masak capek-capek mengikuti aksi tidak konsumsinya kan kasian. Biaya dalam menyewa pengeras suara, belum lagi dalam setiap rapat yang di lakukan FKWS juga mengeluarkan biaya, seperti konsumsi, biaya pengetikan undangan.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
23
Lah darimana dana itu berasal, dana-dana itu berasal ya dari bantingan (urunan) anggota-anggota FKWS, apabila sedang menggadakan rapat biasanya bendahara mempersilahkan kepada peserta rapat untuk memberikan dana sukarela. Dan memang macam-macam uang yang diberikan, ada yang hanya 5.000-10.000 macam-macam yang penting ikhlas. Belum lagi mendapatkan urunan dari masyarakat.34
Sumber dana-dana yang terkumpul dan di dapat dalam gerakan FKWS ini
juga di benarkan oleh Mursidul Ibad, selaku bagian Humas FKWS mengatakan
bahwa:35
Memang benar, tanpa adanya suatu dana, setiap aksi tidak akan bisa berjalan dengan baik. Sangat tidak mungkin kan aksi tanpa adanya tulisan-tulisan sebagai alat demonstrasi, alat pengeras suara, konsumsi dan lain-lain yang mendukung setiap aksi gerakan. Ini semua dibutuhkan dana operasional selama aksi, nah dana-dana itu kami (FKWS) dapatkan bukan dari uang pendapatan desa atau dari kelurahan, selain dari hasil bantingan (urunan) anggota fkws juga melainkan murni dari swadaya masyarakat.36 Ya masyarakat yang sepikiran dengan kami (FKWS) yang mendukung FKWS, ada juga tokoh masyarakat yang menyumbang tetapi tidak tetap. Selain itu dana yang di dapat FKWS juga berasal dari dana CD (Community Development ) yang di dapatkan dari Petro China. Ya yang kasus Petro China dulu itu mbak, FKWS mendapatkan sedikit dana operasional.37 Jadi, dari awal perjuangan gerakan FKWS hingga saat ini ya dari hasil bantingan (urunan) tetapi, dana yang di dapatkan lebih banyak daripada awal perjuangan dahulu karena semakin banyak orang-orang yang mendukung kami (FKWS).38
34 Wawancara dengan Jouhan Farhad. 35 Wawancara dengan Mursidul Ibad, pada tanggal 16 oktober 2012 pukul 18.30. 36 Swadaya masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan ikhtiar ke arah pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu, yang artinya atas inisiatif dari masyarakat itu sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak-pihak tertentu. 37 Perincian dana di dapat dari arsip-arsip FKWS. 38 Wawancara dengan Mursidul Ibad.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
24
Di dalam mengurus keuangannya, Forum Komunikasi Warga Suci
(FKWS) ini transparan dan terbuka dalam membuat laporan keuangan. Dalam
setiap kegiatan aksi-aksi ataupun rapat dalam membahas setiap agendanya, Forum
Komunikasi Warga Suci (FKWS) selalu menulis segala pengeluaran dan
pemasukan yang di dapat dari sumber manapun dan akan di gunakan untuk apa
saja dana itu, selalu dilakukan secara bersama untuk mencapai mufakat.
Namun yang disayangkan adalah laporan-laporan keuangan Forum
Komunikasi Warga Suci (FKWS) ini tidak tersimpan secara rapi sehingga banyak
laporan keuangan yang hilang atau terbawa oleh anggota-anggota Forum
Komunikasi Warga Suci (FKWS) lainnya. Sehingga peneliti tidak dapat
mencantumkan secara lengkap dan terperinci untuk laporan keuangan Forum
Komunikasi Warga Suci (FKWS).
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI
-
25
Laporan keuangan dana CD atau CSR yang di dapat dari PT. Petrochina di
tulis gerakan FKWS (Forum Komunikasi Warga Suci) secara terperinci:39
Laporan Keuangan dana CD dari Petro China oleh FKWS
(Forum Komunikasi Warga Suci)
Tahun 2007
Tabel II.5. Data laporan keuangan dana CSR Petrochina oleh FKWS Keterangan Uang masuk Pengeluaran Sisa
Operasional pembagian Dana CD
Rp. 3.500.000,00
Rapat persiapan pembagian dana cd
Rp. 350.000,00
Pembelian amplop materai dan printer, map
Rp. 150.000,00
Untuk transportasi penyebaran undangan
Rp 200.000,00
Jumlah Rp. 2.800.000,00
Konsumsi pembagian dana cd di balai desa
Rp 3.500.000,00
Pembelian nasi kotak Rp 1.500.000,00 Pembelian roti Rp 700.000,00 Sewa Sound system Rp 100.000,00 Transportasi perlengkapan
Rp 100.000,00
Jumlah Rp. 1.100.000,00
Dana pembangunan kantor NU
Rp 3.000.000,00 - Rp 3.000.000,00
Dana operasional selama aksi
- Rp 3.500.00,00
Dana administrasi selama aksi
Rp 650.000,00
Jumlah Jumlah Keseluruhan Rp.10.000.000,00 Rp 7.250.000,00 Rp 2.750.000,00
Sumber: Arsip FKWS
39 Laporan keuangan yang di peroleh dari dana CD atau CSR Petro China.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WARGA MENGGUGAT: STUDI ... ANGGUN DEWI RAHMAWATI