GAYA BELAJAR PARA NOVIS MSC DAN IMPLIKASINYA PADA … fileUNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011...
Transcript of GAYA BELAJAR PARA NOVIS MSC DAN IMPLIKASINYA PADA … fileUNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011...
GAYA BELAJAR PARA NOVIS MSC DAN IMPLIKASINYA PADA
LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI NOVISIAT MSC
KARANGANYAR KEBUMEN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Paulus Tri Cahyo Sudaryanto
NIM : 051114035
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
i
GAYA BELAJAR PARA NOVIS MSC DAN IMPLIKASINYA PADA
LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI NOVISIAT MSC
KARANGANYAR KEBUMEN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Paulus Tri Cahyo Sudaryanto
NIM : 051114035
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ametur Ubique Terrarum Cor Iesu Sacratissimum In Aeternum
Dikasihilah Hati Kudus Yesus dimana-mana ( Jules Chevalier)
Magna Miraculum Est Homo
Keajaiban terbesar adalah manusia
Skripsi ini kupersembahkan bagi:
Tarekat Misionaris Hati Kudus Yesus (MSC) Provinsi Indonesia
Papa dan Mama Terkasih
Adik-adik tercinta
Para Konfraters dan Sahabat-sahabat tercinta
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Mei 2011
Penulis
Paulus Tri Cahyo Sudaryanto
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Paulus Tri Cahyo Sudaryanto
NIM : 051114035
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
GAYA BELAJAR PARA NOVIS MSC DAN IMPLIKASINYA PADA
LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI NOVISIAT MSC
KARANGANYAR KEBUMEN beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 19 Mei 2011
Yang menyatakan,
Paulus Tri Cahyo Sudaryanto
vii
ABSTRAK
GAYA BELAJAR PARA NOVIS MSC DAN IMPLIKASINYA PADA
LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI NOVISIAT MSC
KARANGANYAR KEBUMEN
Paulus Tri Cahyo Sudaryanto
NIM : 051114035
Mengenal dan memahami gaya belajar sendiri merupakan salah satu faktor penting keberhasilan dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya balajar dari para novis Misonariorum Scratissimum Cordies Iesus (MSC) Karanganyar Kebumen. Masalah yang yang diteliti adalah bagaimanakah gaya belajar para novis MSC Karanganyar, Kebumen?
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Penelitian ini adalah penelitian populasi dengan subjeknya adalah para novis MSC Karanganyar Kebumen. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan skala gaya belajar. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif persentase.
Hasil analisis menunjukkan bahwa 20 novis (62,5%) memiliki dominasi gaya belajar visual, 7 novis (21,875%) memiliki dominasi gaya belajar kinestetik dan 5 novis (15,625%) memiliki dominasi gaya belajar auditorial, sehingga urutan dominasi gaya belajar para novis adalah visual-kinestetik-auditorial. Kecenderungan para novis memiliki dominasi gaya belajar visual disebabkan karena usia dan faktor pengalaman. Kecederungan dominasi gaya belajar visual ini juga akan mempengaruhi proses studi para novis di perguruan tinggi nanti (studi filsafat), karena metode belajar dan mengajar di perguruan tinggi lebih mengedepankan gaya belajar auditorial dan kinestetik. Berdasarkan kesimpulan itu maka disarankan agar para novis mulai berusaha melatih dan mengembangkan gaya belajar kinestetik dan auditorial mereka sendiri terutama mereka yang dominasi ke tiga gaya belajarnya masih kurang, agar nantinya mudah beradaptasi dengan iklim belajar di perguruan tinggi. Bagi para pembina disarankan memberikan bimbingan dan pendampingan bagi para novis dalam mengembangkan gaya belajarnya, khususnya gaya belajar yang penting bagi proses studi di perguruan tinggi dan juga dalam pembinaan selajutnya.
viii
ABSTRACT
LEARNING STYLES OF THE MSC( NOVICES AND THEIR IMPLICATIONS ON LEARNING GUIDANCE IN MSC NOVICIATE IN
KARANGANYAR, KEBUMEN
Paulus Tri Cahyo Sudaryanto
NIM : 051114035
Knowing and understanding learning styles are important factors for
successful learning. This study aimed to know the learning styles of the Missionary of the Sacred Heart (MSC) novices in Karanganyar, Kebumen. The research problem was formulated as followed: What are the learning styles of the MSC novices in Karanganyar, Kebumen? The study was a descriptive study and used survey method. The subjects of the study were the MSC novices in Karanganyar, Kebumen. The data was collected using a scale to reveal the learning styles of these subjects. The data obtained were analyzed using descriptive analysis by calculating the percentage.
The results indicated that 20 novices (62.5%) showed visual learning style preference, 7 novices (21.875%) showed kinesthetic learning style preference and 5 novices (15.625%) showed auditory learning style preference. Therefore, the preferred learning styles of the subjects were visual, kinesthetic, and auditory respectively. The visual learning style preference might be influenced by factors such as age and experiences of the subjects. The preferred learning style might affect these novices when they pursue philosophy in college later, considering that auditory and kinesthetic learning styles are used frequently in college level. Based on that conclusion, these novices are encouraged to start to train and develop kinesthetic and auditory learning styles, especially for those who have not showed any learning styles preference. This is needed in order to support adaptation when they study in the college later. The advisors of these novices are suggested to provide assistance to help these novices develop learning styles needed in the college and for further guidance needed.
ix
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur diucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus Yang Penuh
Kasih, atas anugerahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Diucapkan terima kasih pula kepada seluruh pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungan yang sangat berharga secara langsung maupun tidak
langsung. Ucapan terima kasih ditujukan kepada:
1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., sebagai Sekretaris Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Br. Triyono, SJ, MSi., sebagai dosen pembimbing skripsi, yang dengan
penuh kesabaran dan perhatian selalu memberi semangat, memberi
masukan, mendampingi sekaligus mengarahkan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Dosen penguji, Br. Triyono, SJ, MSi., Dra. Mj Retno Priyani, M.Si,
Dr. Gendon Barus, M.Si.
5. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman berharga yang sangat berguna bagi
masa depan peneliti.
6. Sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling atas layanan yang
diberikan.
7. Pater Innocentius Renwarin MSC, selaku provinsial periode 2005-2008
beserta dewannya yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis
untuk melanjutkan studi di Perguruan Tinggi.
x
8. Pater Johanis Mangkey MSC, selaku provinsial MSC periode 2008-2011
berserta dewannya yang masih memberikan dukungan kepada penulis
melalui perhatian dan semangat.
9. Pater Benedictus Estephanus Untu MSC, selaku Provinsial MSC periode
2011 dan seterusnya beserta dewannya yang masih memberikan dukungan
kepada penulis melalui perhatian dan doa kepada penulis
10. Para Konfrater MSC Jawa Tengah yang telah setia memberikan dukungan,
cinta dan doa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan
baik.
11. Pater Budi Santoso MSC, Pater J. Antono MSC, Pater Joachem Renrusun
MSC, Pater George Tami MSC, Br J.Yanny MSC, Br Petrus MSC, Br
Naris MSC sebagai Konfrater dalam komunitas yang telah memberikan
dukungan, doa dan cinta serta kebaikan hati kepada sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik
12. Bruder Yos Dempal MSC selaku Kordinator Bruder MSC Indonesia,
Bruder Maxi Dumanauw MSC dan Bruder Matias serta konfrater
Komunitas Biara MSC dan Wisma Hati Kudus Purworejo yang telah
mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Pimpinan Novisiat MSC berserta staffnya yang mengizinkan penulis untuk
mengambil data penelitian sehingga skripsi ini dapat di selesaikan dengan
baik.
14. Para Novis yang telah bersedia sebagai subyek penelitian sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan baik.
xi
15. Papah, Mama, serta Adik-adik tercinta di Cilacap yang telah mencintai dan
mendoakan penulis sehingga lewat semuanya itu, penulis merasakan kasih
dan kekuatan untuk setia dalam panggilan dan perutusan sebagai biarawan
MSC.
16. Teman-teman Seperjuangan di Prodi BK’05 (Beni S, Antonius Yudha,
Marselus Gondu, Frediyanto HY, Sr Leo, Ana, Sisil, Helnike, Andreas
Agam, Lucia Nurcahyaningsih, Veronika Desi S, Sr Ningrum, Sr
mediatrik, Sr Meriam, Br Edy, Sendi L) atas canda-tawa, suka-duka,
kerjasama, selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini
17. Semua pihak yang banyak membantu selama menempuh kuliah dan
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Kritik dan saran
demi perbaikan skripsi ini diterima dengan senang hati.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...….……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...……………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN…………….…………………………………… iii
MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN...……………………………… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…….………………………………… v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKAS………………… vi
ABSTRAK………….………………………………………………………….. vii
ABSTRACT…………………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR..………………………………………………………… ix
DAFTAR ISI..…………………………………………………………………. xii
DAFTAR LAMPIRAN ..………………………………………..…..………… xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...…...…………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…..………..……………………………………………6
C. Tujuan Penelitian…………….……………………………………………6
D. Manfaat Penelitian…..……..……………………………………………...6
E. Defenisi Operasional……..………………………………………………..7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Gaya Belajar
1. Pengertian Gaya Belajar…….………..………………………………..8
2. Gaya Belajar Adalah Gaya Hidup………...……..……………………9
3. Jenis-jenis Gaya Belajar…..…….………..…………………………....9
4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Gaya Belajar……..…..…………..14
xiii
B. Bimbingan Belajar………………………….……………………………17
C. Hubungan antara Gaya Belajar dan Bimbingan Belajar……………........19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………..………………………………………………20
B. Subjek Penelitian……………………………………………………….. 21
C. Instrumen Penelitian
1. Skala Gaya Belajar…………………………………………………..21
2. Validitas Instrumen………………………………………………….24
3. Daya Beda Item……………………………………………………..25
4. Reliabilitas Instrumen……………………………………………….28
5. Metode Analisis……………………………………………………..30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Secara Umum…………………………………………...36
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Tingkat Gaya Belajar Para Novis…………………………………...36
2. Gaya Belajar Dominan Para Novis………………………………….43
3. Implikasi Hasil Penelitian…………………………………………...47
4. Topik-topik Bimbingan……………………………………………..49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………...……………………………………………53
B. Saran………………...…………………………………………………..54
DAFTAR PUSTAKA……..……………………………………………………56
LAMPIRAN……………..……………………………………………………..58
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kisi-kisi Item Gaya Belajar……………..……………………….. 59
Lampiran 2: Surat Ijin Uji Coba Penelitian…………..…………………………68
Lampiran 3: Kuesioner Uji Coba……………………..………………………...69
Lampiran 4: Hasil uji Coba………………………..……………………………74
Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian……………………………………………….78
Lampiran 6: Kuesioner Penelitian……………..……………………………......79
Lampiran 7: Hasil Penelitian……………………..……………………………..82
Lampiran 8: Surat Keterangan …………………..…...………………………...88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu keharusan bagi setiap insan manusia. Inti dari
belajar adalah berubah dan berkembang. Dengan belajar, seseorang dapat
berkembang dan meningkatkan atau menaikkan derajat hidupnya. Dengan
belajar, manusia dapat berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti.
Dalam kehidupan sehari-hari seorang pembelajar, untuk berubah dari
tidak tahu menjadi tahu bukanlah perkara mudah. Untuk itu seorang
pembelajar membutuhkan cara-cara yang tepat dan efektif agar informasi
mudah diserap dan diolah. Setiap orang tentu saja berbeda-beda dalam cara
untuk menyerap dan mengolah informasi tersebut. Dengan kata lain, setiap
orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
Sarasin (Sugiharto dkk, 2007) mendefinisikan gaya belajar sebagai
pola perilaku yang spesifik dalam menerima informasi baru dan
mengembangkan ketrampilan baru serta proses menyimpan informasi dan
ketrampilan baru. Artinya, gaya belajar itu bukan sekedar perilaku untuk
menyimpan dan mengolah informasi, tetapi sekaligus cara untuk
mengembangkan sebuah ketrampilan baru dan menyimpan ketrampilan baru
itu, sehingga ketrampilan itu menjadi sebuah pola perilaku yang tetap dalam
diri.
2
Sebuah penelitian dari para pakar Pemrograman Neuro-Linguistik
seperti, Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder telah
mengidentifikasi tiga gaya belajar. Ketiga gaya belajar itu adalah gaya visual,
auditorial, dan kinestetik. Gaya belajar visual berarti belajar dengan melihat
sesuatu, auditori berarti belajar dengan mendengar sesuatu, sedang gaya
belajar kinestetik berarti belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan
langsung (DePorter dkk, 2010). Ketiga gaya belajar hasil penelitian mereka ini
yang kemudian menjadi acuan bagi banyak pakar dan ahli dalam bidang
pendidikan di seluruh dunia dalam menerapkan cara dan metode yang tepat
dalam belajar dan mengajar di institusi pendidikan.
Pentingnya gaya belajar ini juga didengungkan oleh Bobbi DePorter,
pendiri Learning Forum, SuperCamp dan penulis buku Quantum Learning
dan Quantum Teaching. Bahkan, bersama rekan-rekannya ia mengembangkan
sebuah alat ukur untuk mengukur gaya belajar berdasarkan hasil penelitian
dari Bandler dan Grinder. Terbukti, siswa-siswa di SuperCamp, sekolah yang
didirikan oleh Bobbi DePorter, mengalami perkembangan yang pesat dalam
belajar (DePorter dkk, 2008)
Ketiga gaya belajar yaitu visual, auditorial dan kinestetik pada
dasarnya dimiliki oleh setiap individu namun ada salah satu yang lebih
dominan (DePorter, 2008). Setiap individu mempunyai kecenderungan pada
satu gaya belajar namun ada pula yang cenderung seimbang antara gaya
belajar yang satu dengan yang lainnya. Situasi atau kondisi rupanya
berpengaruh dalam penerapan suatu gaya belajar. Sebagian orang mungkin
3
memilki gaya belajar tertentu yang dominan digunakan dalam berbagai situasi,
sehingga kurang menggunakan gaya belajar yang lain. Namun sebagian orang
yang lain mungkin menggunakan gaya berbeda untuk situasi yang berbeda.
Tidak ada gaya belajar yang lebih baik dibandingkan yang lain. Satu gaya
belajar mungkin lebih efektif atau kurang efektif dalam suatu situasi tertentu
(Sugihartono, dkk, 2007). Hal ini ditegaskan kembali oleh Markova (dalam
DePorter, 2008) bahwa orang tidak hanya cenderung pada salah satu gaya
belajar, mereka juga memanfaatkan gaya belajar lain yang memberi mereka
bakat dan kekurangan alami tertentu.
Mengetahui dan memahami gaya belajar bagi seorang pelajar
sangatlah penting demi keberhasilan belajar. Jika seorang pelajar akrab
dengan gaya belajarnya sendiri, ia akan dapat mengambil langkah-langkah
penting untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan mudah. Mengetahui
gaya belajar sendiri tentunya akan membuat seorang pelajar menjadi lebih
optimal dalam mengembangkan potensi belajarnya. Disamping itu gaya
belajar merupakan bagian dari gaya hidup seseorang.
Novisiat MSC, Karanganyar merupakan tempat pembinaan rohani bagi
para biarawan muda atau novis yang baru bergabung dengan tarekat MSC.
Para novis ini melakukan proses belajar tentang kehidupan rohani dan spiritual
dari tarekat MSC. Semangat dan kemauan belajar ini perlu ditanamkan dalam
diri para novis sebagaimana yang ditulis oleh Pater pendiri tarekat ini bahwa
mereka yang masuk tarekat ini harus rela menerima bahwa orang lain
mengungguli mereka; dalam mati raga, dalam kemiskinan; namun mereka
4
tidak membiarkan diri mereka dikalahkan dalam hal ketaatan dan saling
mengasihi dan kemauan untuk belajar dalam hidup (Bovenmars, 1970)
Selama di novisiat, para novis menerima materi-materi pembinaan
yang khas dari para pembina novis. Materi-materi itu selanjutnya harus ia
pelajari sendiri secara mandiri. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman
penulis, setiap novis memiliki cara-cara sendiri dalam mempelajari materi
pembinaan yang ia terima. Ada novis yang memilih belajar dalam ketenangan,
ada juga yang belajar sambil mendengarkan musik. Tetapi ada novis yang
menggunakan waktu belajar untuk kerja yang lain atau berbincang-bincang
dengan sesama novis yang lain. Ada juga novis yang suka menunda-nunda
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan saat belajar, tidur pada saat
jam belajar. Bahkan ada novis yang sama sekali tidak punya buku yang bisa
dibaca di kamarnya. Padahal, pengalaman belajar dibutuhkan mereka untuk
kemudian dapat melanjutkan pembinaan dan pendidikan berikutnya, yaitu
studi filsafat dan teologi yang tentunya tidak mudah, begitu juga dalam
pembinaan kehidupan di skolastikat untuk bisa belajar menghidupi sebagai
seorang frater yang kelak menjadi seorang imam maupun bruder.
Pengalaman yang terjadi membuktikan bahwa para frater yang studi
filsafat setelah dari novisiat, pada tahun-tahun pertama pendidikan filsafat
mendapat nilai rendah dalam studinya dan pada masa novisiat belum
menerapkan belajarnya dengan baik. Menurut hemat penulis ada beberapa
faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, hal ini terjadi karena
pengalaman belajar mandiri yang tidak diasah selama pembinaan di novisiat.
5
Para frater cenderung menganggap masa novisiat adalah masa untuk sejenak
beristirahat dari belajar keras yang mereka alami selama masa sekolah
menengah. Kedua, hal ini terjadi karena keterkejutan para frater tingkat awal
dalam mengikuti metode perkuliahan filsafat yang berbeda dengan metode
belajar di sekolah menengah. Susilo (2006) mengatakan bahwa di SMA siswa
lebih cenderung sebagai penerima bahah-bahan pelajaran dari guru, sebaliknya
di perguruan tinggi mahasiswa diharapkan lebih bersikap aktif dalam
pengembangan materi kuliah yang diberikan dosen. Tentu saja menghadapi
metode yang berbeda ini, diperlukan proses adaptasi yang tidak mudah bagi
para frater, khususnya para frater tingkat awal.
Penulis beranggapan bahwa faktor-faktor penyebab penurunan nilai
akademik seperti yang disebut di atas bukanlah faktor penyebab utama.
Menurut hemat penulis, faktor penyebab utama kegagalan prestasi tersebut
terletak pada cara para frater menerapkan cara belajar yang mudah dan tepat
bagi dirinya. Dengan kata lain, para frater belum mengerti, memahami dan
mengenal gaya belajar yang cocok dengan dirinya.
Berdasarkan gambaran singkat di atas, penulis berkeinginan untuk
meneliti gaya belajar dari para novis MSC di Novisiat Karanganyar. Alasan
memilih novisiat sebagai subjek penelitian adalah agar para novis bisa
mengenal dan memahami gaya belajarnya masing-masing sedini mungkin,
sebelum nantinya mereka memasuki masa studi filsafat dan teologi.
Di novisiat, para novis memiliki pembimbing dan pembina rohaninya
masing-masing. Pembimbing dan pembina dapat memberikan pembinaan dan
6
pembimbingan yang menyeluruh dan menyentuh semua aspek perkembangan
para novis. Salah satu bimbingan yang dapat diberikan adalah bimbingan
belajar. Untuk itu kiranya pembina dan pembimbing perlu memiliki
pengetahuan yang memadai mengenai belajar, terkhusus gaya belajar.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul
skripsi “Gaya belajar para novis MSC dan implikasinya pada layanan
bimbingan belajar di Novisiat MSC Karanganyar, Kebumen”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana gaya belajar para novis MSC Karanganyar, Kebumen?
2. Topik-topik program bimbingan apa saja yang sesuai bagi para novis
MSC Karanganyar, Kebumen?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya belajar para novis MSC
Karanganyar, Kebumen, serta implikasinya terhadap layanan bimbingan
belajar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pembina di novisiat
Dapat membantu para pembina dalam proses pembinaan bagi para novis,
khususnya dalam bidang gaya belajar.
2. Bagi para novis
Dapat membantu para novis mengerti, memahami dan mengenal gaya
belajarnya masing-masing.
7
3. Bagi peneliti
Penelitian ini berguna bagi peneliti untuk mengembangkan kemampuan
dalam melakukan penelitian dan mengembangkan sikap-sikap ilmiah
sebagai mahasiswa.
E. Definisi Operasional
Gaya belajar adalah cara yang digunakan untuk mempermudah proses
belajar seseorang. Ada tiga cara atau jenis gaya belajar yaitu visual, auditorial
dan kinestetik. Ketiga cara atau jenis gaya itu dipengaruhi oleh enam perilaku
yang mencerminkan ada tidaknya jenis gaya belajar dalam diri seseorang
yaitu: pola bicara, pola mengingat, cara belajar, cara bekerja, cara
berkomunikasi, dan kegiatan yang disukai. Semuanya akan diungkap tingkat
dan dominasinya dengan skala gaya belajar sehingga didapat kategori tingkat
gaya belajar dan dominasi gaya belajar.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Gaya Belajar
1. Pengertian Gaya Belajar
Belajar merupakan proses internal yang biasanya diukur melalui
perilaku. Adanya perbedaan kognitif, afektif, maupun psikomotor dalam diri
masing-masing individu memengaruhi pilihan belajar mereka yang kemudian
muncul dalam bentuk perbedaan gaya belajar.
Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk
menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut
(Susilo, 2006). Menurut Sarasin (Sugiharto dkk, 2007) gaya belajar adalah
pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkan
ketrampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau ketrampilan baru.
Sedangkan menurut Keefe (dalam Sugiharto dkk, 2007) gaya belajar
berhubungan dengan cara seseorang belajar, serta cara belajar yang disukai.
DePorter dan Hernacki (2010) mengartikan gaya belajar sebagai
kombinasi cara seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi. Menurut Dunn dan Dunn (dalam Prashnig, 2007) gaya belajar
adalah cara manusia mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan
menampung informasi yang baru dan sulit.
9
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar merupakan cara seseorang yang ditunjukkan dalam perilaku spesifik
dalam menerima, menyimpan, serta mengolah informasi serta suatu
ketrampilan baru. Cara ini tentu saja berbeda-beda pada setiap orang, karena
cara yang ia lakukan untuk menyerap, menyimpan dan mengolah informasi
serta ketrampilan baru tersebut akan berdampak pada efektivitas
pembelajarannya.
2. Gaya Belajar adalah Gaya Hidup
Gaya belajar adalah gaya hidup. Prashnig (2007) mengatakan bahwa
perbedaan dalam kegiatan belajar, mengajar, bekerja, berkomunikasi, tidak
berakhir sampai disitu. Perbedaan gaya jauh melebihi semua hal itu. Lebih
tepat dikatakan bahwa gaya belajar dan bekerja bukan terbatas disitu saja
melainkan benar-benar merupakan gaya hidup kita.
Menurut Suratno dan Rismiati (2001, p. 174) gaya hidup seseorang
dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan
pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi
yang berinteraksi dengan lingkungan. dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa gaya belajar merupakan bagian dari gaya hidup.
3. Jenis-jenis Gaya Belajar
Perbedaan gaya belajar menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi
setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.
Karena itu sangat penting bagi setiap individu untuk dapat mengenal dan
memahami gaya belajarnya sendiri.
10
Terdapat beberapa jenis gaya belajar menurut beberapa ahli yang
berbeda. Jenis-jenis gaya belajar yang paling banyak dipelajari dan
didiskusikan adalah jenis-jenis gaya belajar yang dikembangkan oleh Bandler
dan Grinder. Bandler dan Grinder (DePorter dkk, 2010) membagi gaya
belajar menjadi tiga jenis atau tiga gaya belajar yaitu :
a. Visual
Gaya belajar ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun
diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol
dalam modalitas ini. Seseorang yang sangat visual bercirikan sebagai
berikut :
1) rapi dan teratur
2) berbicara dengan cepat
3) perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
4) teliti terhadap detail
5) mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun
presentasi
6) pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya
dalam pikiran mereka
7) mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
8) mengingat dengan asosiasi visual
9) biasanya tidak terganggu oleh keributan
11
10) mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika
ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
11) pembaca cepat dan tekun
12) lebih suka membaca daripada dibacakan
13) membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan
bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang
suatu masalah atau proyek
14) mencoret-coret tanpa arti selama berbicara melalui telepon dan
dalam rapat
15) lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
16) sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
17) lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
18) lebih suka seni daripada musik
19) seringkali mengetahui apa yang harus dilakukan, tetapi tidak
pandai memilih kata-kata
20) kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin
memperhatikan
b. Auditorial
Gaya belajar auditorial mengakses segala jenis bunyi dan kata;
diciptakan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan
suara menonjol disini. Seseorang yang memiliki gaya belajar auditorial
dapat dicirikan sebagai berikut :
1) berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
12
2) mudah terganggu oleh keributan
3) menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku
ketika membaca
4) senang membaca dengan keras dan mendengarkan
5) dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna
suara
6) merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
7) berbicara dalam irama yang terpola
8) biasanya pembicara yang fasih
9) lebih suka musik daripada seni
10) belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada apa yang dilihat
11) suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang
lebar
12) mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu
sama lain
13) lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
14) lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
c. Kinestetik
Gaya belajar ini mengakses segala jenis gerak dan emosi;
diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi irama, tanggapan
13
emosional, dan kenyamanan fisik menonjol di sini. Seseorang yang sangat
kinestetik dapat dicirikan sebagai berikut:
1) berbicara dengan perlahan
2) menanggapi perhatian fisik
3) menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
4) berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
5) selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
6) mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
7) belajar dengan cara memanipulasi dan praktik
8) menghafal dengan berjalan dan melihat
9) menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
10) banyak menggunakan isyarat tubuh
11) tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama
12) tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah
pernah berada di tempat itu
13) menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
14) menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot; mereka
mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
15) kemungkinan tulisannya jelek
16) ingin melakukan segala sesuatu
17) menyukai permainan yang menyibukkan
14
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Gaya Belajar
Menurut Susilo (2007) gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh
faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu
yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan
sekalipun, tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan disesuaikan
dengan lingkungan yang terkadang justru tidak dapat diubah.
Pendapat yang kurang lebih sama dikemukakan oleh Muhibbinsyah
(Sugiharto dkk, 2007) yang membagi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
belajar menjadi 3 macam, yaitu :
a. Faktor Internal
Faktor internal ini meliputi faktor jasmaniah dan faktor
psikologis. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan jasmaniah. Kesehatan
jasmaniah yang baik memungkinkan seorang pembelajar melakukan
aktivitas belajar secara optimal, dan mengupayakan cara-cara belajarnya
secara optimal pula.
Faktor psikologis yang meliputi, intelegensi, bakat, minat, dan
motivasi.
1) Inteligensi
Kenyataan menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki
inteligensi tinggi mudah untuk mempelajari sesuatu. Sebaliknya, orang
yang memiliki inteligensi rendah cenderung kesulitan untuk
mempelajari sesuatu. Hal ini tentu saja berpengaruh pada cara belajar
yang dilakukan oleh sang pelajar. Mungkin saja cara belajar untuk
15
seseorang dengan kemampuan intelegensi yang tinggi berbeda dengan
cara belajar dari mereka yang memiliki inteligensi yang rendah.
2) Minat
Minat mempengaruhi corak perbuatan yang akan diperlihatkan
seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi
jika tidak memiliki minat, maka ia tidak akan bisa mengikuti proses
belajar dengan baik. Minat juga mempengaruhi cara belajar seseorang.
Seseorang akan cenderung menggunakan cara-cara belajar yang sesuai
dengan minatnya.
3) Bakat
Bakat pada diri setiap individu itu berbeda-beda. Perbedaan
bakat ini menyebabkan cara menyerap informasi tentang sesuatu pun
berbeda-beda. Seseorang yang berbakat sepak bola akan belajar cara
yang berbeda dengan mereka yang lebih menyukai hal-hal yang
ilmiah.
4) Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal yang mendorong seseorang
untuk berbuat sesuatu. Karena belajar merupakan proses yang timbul
dari dalam, faktor motivasi memegang peranan yang penting.
Kekurangan atau ketiadaan motivasi akan menyebabkan kurang
bersemangatnya individu dalam melakukan proses belajar dan cara-
cara belajar yang tepat untuknya.
16
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi kondisi lingkungan di sekitar siswa
seperti keluarga, sekolah dan masyarakat.
1) Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam
kehidupan seseorang tempat ia belajar menyatakan dirinya sebagai
manusia. Sebagai tempat pertama ia belajar, keluarga berperan penting
dalam membentuk seorang individu menjadi seorang pelajar dalam
hidup. Cara-cara ia belajar, sedikit banyak juga dibentuk dalam
keluarganya.
2) Sekolah
Dalam sekolah, guru menjadi kunci utama seorang pelajar
dapat belajar. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya
pengetahuan guru dan bagaimana cara mengajar guru turut
menentukan siswa mengembangkan cara belajar yang tepat bagi dia
demi hasil belajar yang terbaik.
3) Masyarakat
Masyarakat tempat seorang individu itu hidup sedikit banyak
juga mempengaruhi bagaimana individu itu belajar. Jika masyarakat
itu adalah masyarakat yang peduli pada masalah belajar, individu akan
terbantu dalam belajarnya. Demikian juga ia akan dengan mudah
mengakses cara-cara belajar yang tepat bagi dirinya, jika lingkungan
masyarakat bisa mempermudah ia melakukan hal itu.
17
B. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar atau bimbingan akademik menurut Winkel dan
Hastuti (2004) adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang
tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi
kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di sebuah
institusi pendidikan.
Lebih lanjut, Winkel dan Hastuti mengatakan bahwa suatu program
bimbingan belajar akademik akan memuat unsur-unsur sebagai berikut :
1) Orientasi kepada siswa dan mahasiswa baru tentang tujuan
institusional, isi kurikulum, struktur organisasi sekolah, prosedur
belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di
sekolah yang bersangkutan.
2) Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar di rumah,
secara individual atau secara kelompok. Memang, bila siswa dan
mahasiswa tahu akan cara belajar yang tepat, itu belum menjamin
pelaksanaannya. Namun, banyak pelajar dan mahasiswa kelihatan
mudah hanyut oleh suasana kehidupan yang kurang menguntungkan
bagi belajar secara disiplin.
3) Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih
beraneka ragam kegiatan non-akademik yang menunjang usaha
belajar, dan memilih program studi lanjutan di tingkat pendidikan yang
lebih tinggi. Semua pilihan ini kerap berkaitan erat dengan
18
perencanaan karier dimasa depan. Bantuan ini mencakup pula
penyebaran informasi tentang variasi program studi yang tersedia
misalnya di jenjang pendidikan tinggi.
4) Pengumpulan data tentang siswa mengenai kemampuan intelektual,
bakat khusus, arah minat, serta cita-cita hidup, dan pengumpulan data
tentang program studi di perguruan tinggi yang tersedia dalam bentuk
brosur, buku pedoman baru, kliping iklan surat kabar, dan sebagainya.
Khususnya tenaga bimbingan di SMA harus mengumpulkan data
sebanyak mungkin dan sekonkret mungkin tentang perguruan tinggi,
terlebih-lebih yang terletak di rayon yang sama dengan SMA yang
bersangkutan, seperti jenuhnya jurusan/program studi tertentu, status
institusi perguruan tinggi swasta, mendapat akreditasi atau tidak,
mahal murahnya tes seleksi masuk, serta data yang lain yang tidak
tertulis. Data yang terkumpul ini akan sangat dibutuhkan dalam
memberikan bantuan kepada peserta didik.
5) Bantuan dalam hal mengatasi beraneka kesulitan belajar, seperti
kurang mampu menyusun dan menaati jadwal belajar di rumah, kurang
siap menghadapi ujian dan ulangan, kurang dapat berkonsentrasi,
kurang menguasai cara belajar yang tepat pada bidang studi,
menghadapi keadaan rumah yang mempersulit belajar secara rutin, dan
lain sebagainya. Maka, tenaga bimbingan harus mempunyai
pengetahuan yang luas tentang seluk beluk belajar, termasuk
pemahaman psikologis.
19
6) Bantuan dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar, dan
mengatur seluruh kegiatan belajar kelompok, supaya berjalan efisien
dan efektif.
C. Hubungan antara Gaya Belajar dan Bimbingan Belajar
Gaya belajar secara sederhana dapat dikatakan sebagai cara belajar
yang digunakan untuk mempermudah proses belajar (Susilo, 2007). Itu berarti
seorang anak atau peserta didik akan menggunakan cara-cara tertentu untuk
membantunya menangkap dan mengerti suatu materi pelajaran atau informasi.
Keunikan yang ada dalam diri setiap orang menyebabkan adanya perbedaan
juga dalam cara belajarnya.
Tetapi terkadang, individu pelajar atau siswa yang sedang belajar
tidak mengerti dan memahami bagaimana cara belajar yang tepat untuk
dirinya. Ada juga siswa atau pelajar yang malah mengikuti cara belajar siswa
lain yang mungkin tidak sesuai dengan dirinya. Tentu saja hal ini akan
menimbulkan masalah bagi para siswa tersebut. Cara belajar yang tidak tepat
bagi dirinya akan berdampak pada hasil belajar yang tidak optimal.
Bimbingan belajar merupakan sarana yang tepat untuk membantu
masalah-masalah siswa khususnya dalam menemukan cara belajar yang tepat
bagi dirinya. Winkel dan Hastuti (Winkel, 2004) dengan sangat jelas
mengemukakan bahwa unsur-unsur penting dari bimbingan belajar antara lain
adalah penyadaran tentang cara belajar yang tepat, dan memberikan bantuan
dalam hal mengatasi kesulitan belajar seperti kurang mampu menguasai cara
belajar yang tepat di berbagai bidang studi.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam pelaksanaan penelitian, untuk dapat memperoleh hasil yang optimal
maka suatu penelitian ilmiah harus mendasarkan pada metode yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
dalam bab ini akan dibahas hal-hal sebagai berikut : jenis penelitian, subjek
penelitian, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen dan metode
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.
Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau
objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya (Nawawi, 1985). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melukiskan variabel atau kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi (Furchan,
2007).
Metode survei memberikan kita sebuah metodologi untuk meminta
orang agar memberitahu kita mengenai diri mereka (Cozby, 2009). Survei
biasanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara untuk
meminta orang agar memberikan informasi mengenai diri mereka.
21
B. Subjek Penelitian
Menurut Hadjar (1996) subjek penelitian adalah individu yang ikut
serta dalam penelitian, sebagai sumber data. Subjek penelitian ini adalah para
novis MSC, Karanganyar Kebumen yang berjumlah 32 orang. Oleh karena itu
penelitian ini adalah penelitian populasi.
Alasan peneliti memilih para novis MSC sebagai subjek penelitian
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Peneliti memiliki hubungan yang dekat dengan tarekat MSC,
karena penulis sendiri adalah seorang biarawan dari tarekat ini.
2. Peneliti menganggap para novis menjadi subjek penelitian yang
tepat untuk penelitian mengenai gaya belajar. Peneliti berharap
dengan adanya penelitian ini, para novis bisa mengerti, memahami
dan mengenal gaya belajarnya sejak masih di novisiat, agar
nantinya tidak mengalami kesulitan dalam belajar ketika telah
menempuh studi filsafat dan teologi.
C. Instrumen Penelitian
1. Skala Gaya Belajar
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala gaya
belajar yang disusun sendiri oleh peneliti. Penyusunan skala ini mengacu
pada teori yang dikemukakan DePorter dan Hernacki (2010) yang
mengatakan bahwa gaya belajar terdiri dari 3 tipe, yaitu tipe visual,
auditorial, dan kinestetik. Skala gaya belajar ini terdiri dari sejumlah
pertanyaan. Masing-masing tipe gaya belajar memiliki jumlah item yang
22
sama dengan indikator yang sama. Indikator itu berupa perilaku-perilaku
yang dikategorikan dalam 6 kelompok perilaku yaitu : pola berbicara, pola
mengingat, cara belajar, cara berkomunikasi, cara bekerja, dan kegiatan
yang disukai.
Format yang digunakan dalam skala ini adalah format respon
berupa persetujuan terhadap perilaku yang diungkap dalam setiap
pertanyaan. Format itu menjadi acuan untuk melihat gaya belajar dari para
novis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi dalam bentuk tabel
berikut ini :
23
Tabel 1 Kisi-kisi Skala Gaya Belajar
Sebelum Uji coba
Gaya belajar Indikator No item Total Visual a. Pola bicara 5, 16, 28, 53, 64,
76 6
b. Pola mengingat
18, 27, 40, 66, 75, 88
6
c. Cara belajar 33, 38, 41, 81, 86, 89
6
d. Cara berkomunikasi
32, 48, 80, 96 4
e. Cara bekerja 31, 45, 79, 93 4 f. Kegiatan yang
disukai 4, 21, 34, 52, 69,
82 6
Total 32Auditorial a. Pola bicara 3, 30, 39, 51, 78,
87 6
b. Pola mengingat
1, 13, 15, 49, 61, 63
6
c. Cara belajar 2, 10, 35, 50, 58, 83
6
d. Cara berkomunikasi
8, 42, 56, 90 4
e. Cara bekerja 24, 43, 72, 91 4 f. Kegiatan yang
disukai 6, 17, 36, 54, 65,
84 6
Total 32Kinestetik a. Pola bicara 14, 22, 26, 62, 70,
74 6
b. Pola mengingat
7, 11, 47, 55, 59, 95
6
c. Cara belajar 9, 44, 46, 57, 92, 94
6
d. Cara berkomunikasi
25, 29, 73, 77 4
e. Cara bekerja 20, 37, 68, 85 4 f. Kegiatan yang
disukai 12, 19, 23, 60, 67,
71 6
Total 32Total item 96
24
Alternatif jawaban pada skala ini mengacu pada prinsip-prinsip
skala Likert yang kemudian dimodifikasi oleh penulis, yang terdiri dari
empat alternatif, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),
dan Sangat Tidak Setuju (STS). Modifikasi dilakukan dengan alasan untuk
menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat. Dalam
skala lima, kategori netral mempunyai arti ganda. Arti netral itu berarti
belum dapat memutuskan atau ragu-ragu. Tersedia jawaban di tengah juga
menimbulkan kecenderungan jawaban netral terutama bagi mereka yang
ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya (Hadi, 2000). Penentuan skor
untuk jawaban pada item adalah Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak
Setuju = 2, Sangat Tidak setuju = 1.
Subjek diminta untuk memilih satu dari empat alternatif jawaban
yang disediakan peneliti pada setiap pertanyaan, dengan cara memberi
tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban. Setelah jawaban-jawaban
tersebut diberi skor, skor-skor yang diperoleh pada setiap jawaban
pernyataan akan diakumulasi guna mengungkap gaya belajar mereka.
2. Validitas Instrumen
Sukardi (2003: 121) mengartikan validitas sebagai derajat yang
menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Suatu
tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut
(Azwar, 2009: 6).
25
Uji validitas yang diterapkan pada alat ukur dalam penelitian ini
adalah validitas isi. Validitas isi menunjuk pada sejauh mana instrumen
tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki (Furchan, 2007: 295). Secara
teknis, pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrumen (Sugiyono, 2008: 182). Kisi-kisi instrumen ini disusun sendiri
oleh peneliti atau penyusun. Kisi-kisi ini memuat aspek atau unsur-unsur
variabel, indikator serta item-item. Pertanyaan yang dicari jawabannya
dalam validitas ini adalah “sejauhmana item-item dalam tes mencakup
keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur” atau “sejauhmana isi
tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur” (Azwar, 2009: 45).
Jawaban terhadap pertanyaan ini dilakukakan melalui analisis rasional
dengan mengkonsultasikannya pada sejumlah ahli yang memang
berkompeten. Dalam penelitian ini, peneliti meminta saran ahli yaitu dosen
pembimbing skripsi serta seorang ahli lain yaitu Bapak Dr. Gendon Barus,
M.Si yang mengetahui tentang gaya belajar.
3. Daya Beda Item
Daya beda item adalah sejauh mana item mampu membedakan
antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki
atribut yang diukur (Azwar, 2007). Dalam penelitian ini, item yang berdaya
beda tinggi adalah item yang mampu membedakan subjek yang memiliki
dengan tinggi jenis gaya belajar tertentu dan subjek yang memiliki jenis
gaya belajar tertentu tetapi rendah.
26
Pengujian daya beda item dilakukan dengan komputasi koefisien
korelasi antara distribusi skor item dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu
distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien
korelasi item total yang dikenal dengan parameter daya beda item. Untuk
komputasi koefisien korelasi item total digunakan korelasi Product Moment
dari Pearson (Azwar, 2007), yaitu :
( )( )
( )[ ] ( )[ ]nXXnii
nXiiXrix
//
/2222 ∑∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
i = skor item
X = skor skala
n = banyaknya subjek
Penentuan kesahihan item didasarkan pada korelasi item total
dengan batasan semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30
daya pembedanya dianggap memuaskan, sedangkan item yang koefisien
korelasinya kurang dari 0,30 daya pembedanya rendah (Azwar, 2007).
Namun, jika ternyata item yang sahih kurang dari yang diharapkan, maka
batasan koefisien korelasi itu bisa diturunkan. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan batasan koefisien korelasi 0,25. Dari 96 item yang telah
diujicobakan, terdapat 46 item yang memiliki koefisien korelasi item total ≥
0,25. Rekapitulasi distribusi item skala gaya belajar setelah ujicoba
disajikan dalam tabel 2 berikut ini :
27
Tabel 2 Kisi-kisi Skala Gaya belajar setelah ujicoba
Gaya belajar
Indikator Nomor item
Lolos Gugur
Visual Pola bicara 5, 16, 28, 53, 64, 76
5 16, 28, 53, 64, 76
Pola mengingat 18, 27, 40, 66, 75, 88
66 18, 27, 40, 75, 88
Cara belajar 33, 38, 41, 81, 86, 89
38, 41, 81, 86, 89
33,
Cara berkomunikasi
32, 48, 80, 96
32, 80 48, 96
Cara bekerja 31, 45, 79, 93
31 31, 45, 79, 93
Kegiatan yang disukai
4, 21, 34, 52, 69, 82
4, 52, 69 21, 34, 82
Jumlah 32 13 20Auditorial Pola bicara 3, 30, 39,
51, 78, 87 39, 87 3, 30, 51,
78 Pola mengingat 1, 13, 15,
49, 61, 63 1, 13, 15,
49 61, 63
Cara belajar 2, 10, 35, 50, 58, 83
2, 10, 35, 50, 83
58
Cara berkomunikasi
8, 42, 56, 90 42, 56 8, 90
Cara bekerja 24, 43, 72, 91
91 24, 43, 72
Kegiatan yang disukai
6, 17, 36, 54, 65, 84
6, 54, 65 17, 36, 84
Jumlah 32 17 15Kinestetik
Pola bicara 14, 22, 26, 62, 70, 74
70 14, 22, 26, 62, 74
Pola mengingat 7, 11, 47, 55, 59, 95
7, 47 11, 55, 59, 95
Cara belajar 9, 44, 46, 57, 92, 94
9, 44, 92, 94
46, 57
Cara berkomunikasi
25, 29, 73, 77
25, 29, 73, 77
-
Cara bekerja 20, 37, 68, 85
20, 68, 85 37
Kegiatan yang disukai
12, 19, 23, 60, 67, 71
12, 19, 60, 71
23, 67
Jumlah 32 18 14Total 96 46 50
28
4. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu alat pengukur adalah derajat keajegan alat tersebut
dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2007). Reliabilitas
sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2007).
Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas ( 'xxr ) yang
angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi
koefisien reliabilitas dan mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi
reliabilitasnya. Pada umumnya, reliabilitas dianggap memuaskan jika
koefisiennya mencapai minimal 'xxr = 0,900. Sebagai acuannya bisa dilihat
dari tabel berikut ini (Masidjo, 1995):
Tabel 3 Acuan Koefisien reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat Tinggi 0,71-0,90 Tinggi 0,41-0,70 Cukup 0,21-0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat Rendah
Pengujian tingkat reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini ditempuh
dengan metode Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach tersebut adalah
sebagai berikut :
29
Keterangan :
Penghitungan reliabilitas skala gaya belajar para novis MSC dengan
menggunakan teknik Alpha Cronbach menghasilkah angka 0,818. Angka
tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas skala gaya belajar dalam
penelitian ini termasuk tinggi dan dapat diandalkan untuk pengambilan data
penelitian.
Nomor item pernyataan (40 item) selanjutnya akan diubah untuk
membedakan penyebarannya dari ujicoba skala dan peneliti juga membuat
kode dari item-item tersebut untuk pengolahan data penelitian selanjutnya.
Distribusi item dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini :
30
Tabel 4 Skala Gaya belajar
Gaya belajar Indikator No Item Total
Visual a. Pola bicara 5 1 b. Pola mengingat 29 1
c. Cara belajar 17, 18, 35, 3 d. Cara berkomunikasi 15, 34 2 e. Cara bekerja 31 1 f. Kegiatan yang disukai 3, 24, 30 3
Total 11Auditorial a. Pola bicara 39 1
b. Pola mengingat 1, 9, 10, 3 c. Cara belajar 7, 16, 23, 36 4
d. Cara berkomunikasi 19, 26 2 e. Cara bekerja 91 1 f. Kegiatan yang disukai 4, 25, 28 3
Total 14Kinestetik a. Pola bicara 70 1
b. Pola mengingat 5, 21 2 c. Cara belajar 6, 20, 39, 40 4 d. Cara berkomunikasi 13, 14, 32, 3 e. Cara bekerja 12 1 f. Kegiatan yang disukai 8, 11, 27, 31 4
Total 15Total 40
5. Metode Analisis Data
Langkah-langkah yang ditempuh penulis untuk menganalisis data
penelitian gaya belajar para novis MSC adalah sebagai berikut :
a. Membagi item menjadi tiga kelompok besar. Item gaya belajar visual
berjumlah 11 item, item gaya belajar auditorial berjumlah 14 item
dan item gaya belajar kinestetik berjumlah 15 item. Setelah
pembagian, langkah selanjutnya adalah menghitung skor untuk
masing-masing subjek pada setiap gaya belajarnya.
31
b. Analisis stastistik deskriptif
Kepada para novis diberikan 40 pernyataan yang terdiri dari 11
pernyataan gaya belajar visual, 14 pernyataan gaya belajar auditorial
dan 15 pernyataaan gaya belajar kinestetik. Dari pernyataan-
pernyataan tersebut akan didapat skor-skor subjek. Skor-skor ini akan
dikategorisasikan sesuai norma yang telah ditentukan peneliti.
Pengkategorisasian disusun berdasarkan model PAP tipe 1 (Masidjo,
1995: 153).
Model PAP tipe 1 membagi tingkat gaya belajar menjadi lima
kategori seperti tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 5 Norma kategorisasi tingkat gaya belajar para novis MSC
Persentase Skor Kategori
90% - 100% Sangat tinggi 80% - 89% Tinggi 65% - 79% Sedang 55% - 64% Rendah
Dibawah 55% Sangat rendah
Berdasarkan norma kategorisasi ini, maka untuk setiap gaya
belajar norma kategorisasinya akan menjadi seperti berikut:
1) Gaya belajar visual
Norma kategorisasi gaya belajar visual dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
32
Tabel 6 Norma kategorisasi gaya belajar visual para novis MSC
Norma Skor Pembulatan
skor Kategori
90% - 100% 39,6 – 44 40 – 44 Sangat tinggi 80% - 89% 35,2 – 39,16 36 – 39 Tinggi 65% - 79% 28,6 – 34,76 29 – 35 Sedang 55% - 64% 24,2 – 28,16 25 - 28 Rendah
Dibawah 55% Dibawah 24,2 Dibawah 25 Sangat rendah
2) Gaya belajar auditorial
Norma kategorisasi gaya belajar auditorial dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 7 Norma kategorisasi gaya belajar auditorial para novis MSC
Norma Skor Pembulatan
skor Kategori
90% - 100% 50,4 - 56 51 – 56 Sangat tinggi 80% - 89% 44,8 – 49,84 45 – 50 Tinggi 65% - 79% 36,4 – 44,24 37 – 44 Sedang 55% - 64% 30,8 – 35,84 31 - 36 Rendah
Dibawah 55% Dibawah 30,8 Dibawah 31 Sangat rendah
3) Gaya belajar kinestetik
Norma kategorisasi gaya belajar kinestetik dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 8 Norma kategorisasi gaya belajar kinestetik para novis MSC
Norma Skor Pembulatan
skor Kategori
90% - 100% 54 – 60 54 – 60 Sangat tinggi 80% - 89% 48 – 53,4 48 – 53 Tinggi 65% - 79% 39 – 47,4 39 – 47 Sedang 55% - 64% 33 – 38,4 33 – 38 Rendah
Dibawah 55% Dibawah 33 Dibawah 33 Sangat rendah
33
c. Dominasi gaya belajar
Penentuan gaya belajar dominan tiap novis dilakukan dengan
membandingkan persentase skor dari setiap gaya belajar. Persentase
skor ini merupakan hasil konversi/pengubahan dari skor hitung
penelitian yang digunakan dalam penentuan kategorisasi skor
menggunakan PAP tipe 1. Jika persentase skor salah satu gaya
belajar lebih besar dari persentase skor gaya belajar yang lain, maka
subjek dikatakan didominasi oleh gaya belajar dengan persentase skor
terbesar tersebut.
d. Kategorisasi skor item dalam skala
Kategorisasi skor dari setiap item dalam skala penelitian
dilakukan untuk mendapatkan item-item skala yang dijadikan dasar
penyusunan usulan topik-topik program program bimbingan bagi
para novis MSC. Kategorisasi skor tiap item skala adalah
berdasarkan distribusi normal dengan kontinum jenjang yang
berpedoman pada Azwar (1999:108), yaitu sangat rendah, rendah,
sedang, tinggi dan sangat tinggi. Norma kategorisasi untuk item-item
skala adalah sebagai berikut:
Xitem ≤ µ-1,5σ kategori sangat rendah
µ-1,5σ < Xitem ≤ µ-0,5σ kategori rendah
µ-0,5σ < Xitem ≤ µ+0,5σ kategori sedang
µ+0,5σ < Xitem ≤ µ+1,5σ kategori tinggi
34
µ+1,5σ < Xitem kategori sangat tinggi
Keterangan:
Xitem maksimum teoretik : skor tertinggi yang mungkin
dicapai item dalam skala
Xitem minimum teoretik : skor terendah yang mungkin
dicapai item dalam skala
σ (item teoretik) : standard deviasi teoretik yaitu
luas jarak rentangan yang
dibagi dalam 6 satuan deviasi
sebaran
µ (item teoretik) : mean teoretik, yaitu rata-rata
teoretis dari Xitem maksimum
teoretik dan Xitem minimum
teoretik
Kategorisasi tersebut diterapkan sebagai norma/patokan
dalam pengelompokan skor item. Kategorisasi tinggi rendah skor
olah item-item secara keseluruhan dalam penelitian ini (dengan N =
32), diperoleh dengan penggolongan melalui perhitungan sebagai
berikut:
Xitem maksimum teoretik : 32 x 4 = 128
Xitem minimum teoretik : 32 x 1 = 32
Range : 128 – 32 = 96
σ (item teoretik) : 96 : 6 = 16
35
µ (item teoretik) : (128 + 32) : 2 = 80
Penentuan kategorisasi skor item dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 9 Norma kategorisasi skor item skala Gaya Belajar Para Novis
Perhitungan Skor Kategori
Xitem ≤ µ-1,5σ Xitem ≤ 80 – 24 Xitem ≤ 56 Sangat rendah
µ-1,5σ < Xitem ≤ µ-0,5σ 185 – 55,5 < Xitem ≤ 185 – 18,5
56 < Xitem ≤ 72 Rendah
µ-0,5σ < Xitem ≤ µ+0,5σ 185 – 18,5 < Xitem ≤ 185 + 18,5
72 < Xitem ≤ 88 Sedang
µ+0,5σ < Xitem ≤ µ+1,5σ 185 + 18,5 < Xitem ≤ 185 + 55,5
88 < Xitem ≤ 104 Tinggi
Xitem > µ+1,5σ Xitem > 185 + 55,5 Xitem > 104 Sangat tinggi
Data skor total tiap item selanjutnya dikelompokkan ke
dalam kategori di atas. Item-item yang memiliki skor dalam
kategori sangat rendah-sedang selanjutnya dibahas dan
dikembangkan menjadi usulan topik-topik program bimbingan
belajar bagi para novis MSC.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian dan jawaban atas masalah penelitian,
yaitu: “bagaimanakah gaya belajar dari para novis MSC, Karanganyar, Kebumen?
A. Deskripsi Data Secara Umum
Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Februari
2011. Peneliti membagikan skala sebanyak 32 eksemplar ke seluruh novis
MSC yang berjumlah 32 orang. Dari 32 eksemplar tersebut, semuanya
dikembalikan dengan identitas dan jawaban yang lengkap pada hari itu juga.
Langkah selajutnya adalah pemberian skor untuk setiap item jawaban
yang diberikan oleh setiap subjek penelitian dan menjumlahkan total skor
untuk setiap subjek dan setiap item skala. Untuk itu item dalam skala dibagi
menjadi tiga bagian besar yaitu item gaya belajar visual (item = 11), item gaya
belajar auditorial (item = 14), item gaya belajar kinestetik (item = 15).
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Tingkat Gaya Belajar Para Novis MSC
Tingkat gaya belajar para novis MSC (N=32) diperoleh dengan
mengkategorisasikan skor yang diperoleh subjek penelitian ke dalam
norma yang membaginya dalam kategori sangat rendah, rendah, sedang,
tinggi dan sangat tinggi. Adapun data hasil kategorisasi tingkat gaya
belajar para novis MSC adalah sebagai berikut:
37
a) Kategorisasi gaya belajar visual
Deskripsi data kategorisasi tingkat gaya belajar visual (item=11)
para novis MSC secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10 Deskripsi kategorisasi tingkat gaya belajar visual para novis
MSC
Subjek Skor persentase Kategori 1 38 86,36% Tinggi 2 37 84,09% Tinggi 3 37 84,09% Tinggi 4 32 72,72% Sedang 5 39 88,63% Tinggi 6 36 81,81% Tinggi 7 29 65,90% Sedang 8 36 81,81% Tinggi 9 34 77,27% Sedang 10 35 79,54% Sedang 11 36 81,81% Tinggi 12 31 70,45% Sedang 13 36 81,81% Tinggi 14 34 77,27% Sedang 15 41 93,18% Sangat tinggi 16 41 93,18% Sangat tinggi 17 41 93,18% Sangat tinggi 18 41 93,18% Sangat tinggi 19 36 81,81% Tinggi 20 36 81,81% Tinggi 21 30 68,18% Sedang 22 38 86,36% Tinggi 23 37 84,09% Sedang 24 34 72,27% Sedang 25 31 70,45% Sedang 26 38 86,36% Tinggi 27 31 70,45% Sedang 28 36 81,81% Tinggi 29 34 72,27% Sedang 30 41 93,18% Sangat tinggi 31 38 86,36% Tinggi 32 38 86,36% Tinggi
38
Deskripsi data pada tabel di atas kemudian diringkas untuk melihat
berapa jumlah novis yang berada pada setiap kategori yang ada.
Deskripsi ringkas data kategorisasi tingkat gaya belajar para novis MSC
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 11 Tingkat gaya belajar visual para novis MSC
Norma Rentang
skor Kategori Jumlah
subjek Persentase
90% - 100% 40 – 44 Sangat tinggi 5 15,625% 80% - 89% 36 – 39 Tinggi 15 46,875%65% - 79% 29 – 35 Sedang 12 37,5% 55% - 64% 25 – 28 Rendah - 0%
Dibawah 55% Dibawah 25 Sangat rendah - 0%
Deskripsi data gaya belajar visual menunjukkan bahwa 5 orang
(15,625%) masuk dalam kategori sangat tinggi, 15 orang (46,875%)
masuk dalam kategori tinggi, 12 orang (37,5%) masuk dalam kategori
sedang dan tidak ada subjek yang termasuk dalam kategori rendah dan
sangat rendah. Tingkat gaya belajar visual yang “sangat tinggi” dan
“tinggi” menunjukkan bahwa gaya belajar visual yang diterapkan para
novis sudah ideal atau sesuai dengan yang diharapkan. Jumlah novis
yang berada dalam dua kategori tersebut adalah 20 orang (62,5%).
Sedangkan tingkat gaya belajar visual yang berada dalam kategori
“sedang”, “rendah” dan “sangat rendah” dapat ditafsirkan sebagai
tingkat gaya belajar visual yang diterapkan belum ideal atau belum
sesuai dengan yang diharapkan. Jumlah novis yang berada dalam
kategori ini sebanyak 12 orang (37,5%).
39
b) Kategorisasi gaya belajar auditorial
Deskripsi data kategorisasi tingkat gaya belajar auditorial
(item=14) para novis MSC secara lengkap dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 12 Deskripsi kategorisasi tingkat gaya belajar auditorial para
novis MSC
Subjek Skor Persentase Kategori 1 45 80,35% Tinggi 2 43 76,78% Sedang 3 42 75% Sedang 4 40 71,42% Sedang 5 44 78,57% Sedang 6 44 78,57% Sedang 7 45 80,35% Tinggi 8 42 75% Sedang 9 38 67,85% Sedang 10 38 67,85% Sedang 11 42 75% Sedang 12 38 67,85% Sedang 13 44 78,57% Sedang 14 40 71,42% Sedang 15 52 92,85% Sangat tinggi 16 51 91,07% Sangat tinggi 17 52 92,85% Sangat tinggi 18 52 92,85% Sangat tinggi 19 34 60,71% Rendah 20 44 78,57% Sedang 21 46 82,14% Tinggi 22 42 75% Sedang 23 45 80,35% Tinggi 24 46 82,14% Tinggi 25 42 75% Sedang 26 41 73,21% Sedang 27 42 75% Sedang 28 33 58,92% Rendah 29 37 66,07% Sedang 30 46 82,14% Tinggi 31 45 80,35% Tinggi 32 35 62,50% Rendah
40
Deskripsi data pada tabel di atas kemudian diringkas untuk melihat
berapa jumlah novis yang berada pada setiap kategori yang ada.
Deskripsi ringkas data kategorisasi tingkat gaya belajar para novis MSC
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 13 Tingkat gaya belajar auditorial para novis MSC
Norma Rentang skor Kategori Jumlah
subjek Persentase
90% - 100% 51 – 56 Sangat tinggi 4 12,5% 80% - 89% 45 – 50 Tinggi 7 21,875% 65% - 79% 37 – 44 Sedang 18 56,25% 55% - 64% 31 – 36 Rendah 3 9,375%
Dibawah 55% Dibawah 31 Sangat rendah - 0%
Deskripsi data gaya belajar auditorial menunjukkan bahwa 4 orang
(12,5%) masuk dalam kategori sangat tinggi, 7 orang (21,875%) masuk
dalam kategori tinggi, 18 orang (37,5%) masuk dalam kategori sedang,
3 orang (9,375%) masuk dalam kategori rendah dan tidak ada subjek
yang termasuk sangat rendah. Tingkat gaya belajar auditorial yang
“sangat tinggi” dan “tinggi” menunjukkan bahwa gaya belajar
auditorial yang diterapkan para novis sudah ideal atau sesuai dengan
yang diharapkan. Jumlah novis yang berada dalam dua kategori tersebut
adalah 11 orang (34,375%). Sedangkan tingkat gaya belajar visual yang
berada dalam kategori “sedang”, “rendah” dan “sangat rendah” dapat
ditafsirkan sebagai tingkat gaya belajar visual yang diterapkan belum
ideal atau belum sesuai dengan yang diharapkan. Jumlah novis yang
berada dalam kategori ini sebanyak 21 orang (65,625%).
41
c) Kategorisasi gaya belajar kinestetik
Deskripsi data kategorisasi tingkat gaya belajar auditorial
(item=15) para novis MSC secara lengkap dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 14 Deskripsi kategorisasi tingkat gaya belajar kinestetik para
novis MSC
Subjek Skor Persentase Kategori 1 54 90% Sangat tinggi 2 48 80% Tinggi 3 45 75% Sedang 4 44 73,33% Sedang 5 53 88,33% Tinggi 6 53 88,33% Tinggi 7 48 80% Tinggi 8 51 85% Tinggi 9 50 83,33% Tinggi 10 38 63,33% Sedang 11 44 73,33% Sedang 12 40 66,66% Sedang 13 42 70% Sedang 14 42 70% Sedang 15 51 85% Tinggi 16 51 85% Tinggi 17 51 85% Tinggi 18 51 85% Tinggi 19 46 76,66% Sedang 20 39 65% Sedang 21 42 70% Sedang 22 46 76,66% Sedang 23 48 80% Tinggi 24 43 71,66% Sedang 25 45 75% Sedang 26 51 85% Tinggi 27 45 75% Sedang 28 43 71,66% Sedang 29 44 73,33% Sedang 30 49 81,66 Tinggi 31 54 90% Sangat tinggi 32 40 66,66% Sedang
42
Deskripsi data pada tabel di atas kemudian diringkas untuk melihat
berapa jumlah novis yang berada pada setiap kategori yang ada.
Deskripsi ringkas data kategorisasi tingkat gaya belajar kinestetik para
novis MSC dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 15 Tingkat gaya belajar kinestetik para novis MSC
Norma Rentang skor Kategori Jumlah
subjek Persentase
90% - 100% 54 – 60 Sangat tinggi 2 6,25% 80% - 89% 48 – 53 Tinggi 13 40,625% 65% - 79% 39 – 47 Sedang 17 53,125% 55% - 64% 33 – 38 Rendah - 0%
Dibawah 55% Dibawah 33 Sangat rendah - 0%
Deskripsi data gaya belajar kinestetik menunjukkan bahwa 2 orang
(6,25%) masuk dalam kategori sangat tinggi, 13 orang (40,625%)
masuk dalam kategori tinggi, 17 orang (53,125%) masuk dalam
kategori sedang, dan tidak ada subjek yang termasuk sangat rendah.
Tingkat gaya belajar kinestetik yang “sangat tinggi” dan “tinggi”
menunjukkan bahwa gaya belajar kinestetik yang diterapkan para novis
sudah ideal atau sesuai dengan yang diharapkan. Jumlah novis yang
berada dalam dua kategori tersebut adalah 15 orang (46,875%).
Sedangkan tingkat gaya belajar visual yang berada dalam kategori
“sedang”, “rendah” dan “sangat rendah” dapat ditafsirkan sebagai
tingkat gaya belajar visual yang diterapkan belum ideal atau belum
sesuai dengan yang diharapkan. Jumlah novis yang berada dalam
kategori ini sebanyak 17 orang (53,125%).
43
Dari deskripsi data hasil penelitian ketiga gaya belajar tersebut
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar novis telah menerapkan secara
ideal gaya belajar visual yaitu sebanyak 20 orang (62,5%). Jumlah ini
lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah novis yang menerapkan
secara ideal gaya belajar auditorial yaitu sebanyak 11 orang (34,375%)
dan gaya belajar kinestetik yang berjumlah 15 orang (46,875%).
Sedangkan untuk penerapan gaya belajar yang belum ideal, sebagian
besar novis ternyata belum menerapkan secara ideal gaya belajar
auditorial yaitu sebanyak 21 orang (62,625%). Jumlah ini lebih banyak
jika dibandingkan dengan jumlah novis yang belum menerapkan secara
ideal gaya belajar kinestetik yaitu sebanyak 17 orang (53,125%) dan
gaya belajar visual sebanyak 12 orang (37,5%).
2. Gaya Belajar Dominan dari Para Novis MSC
Penentuan dominasi gaya belajar bagi setiap subjek dilakukan
dengan membandingkan persentase skor dari tiap gaya belajar. Jika
pada salah satu gaya belajar persentase skor subjek lebih tinggi dari
persentase skor pada gaya belajar yang lain, maka subjek dikatakan
memiliki dominasi pada gaya belajar tersebut.
Untuk membandingkan persentase skor setiap gaya belajar,
dibuatlah tabel pembanding seperti berikut ini:
44
Tabel 16 Skor dan persentase tiap gaya belajar dari tiap novis MSC
Subjek Visual Auditorial Kinestetik
Skor Persentase Skor Persentase Skor Persentase 1 38 86,36% 45 80,35% 54 90% 2 37 84,09% 43 76,78% 48 80% 3 37 84,09% 42 75% 45 75% 4 32 72,72% 40 71,42% 44 73,33% 5 39 88,63% 44 78,57% 53 88,33% 6 36 81,81% 44 78,57% 53 88,33% 7 29 65,90% 45 80,35% 48 80% 8 36 81,81% 42 75% 51 85% 9 34 77,27% 38 67,85% 50 83,33% 10 35 79,54% 38 67,85% 38 63,33% 11 36 81,81% 42 75% 44 73,33% 12 31 70,45% 38 67,85% 40 66,66% 13 36 81,81% 44 78,57% 42 70% 14 34 77,27% 40 71,42% 42 70% 15 41 93,18% 52 92,85% 51 85% 16 41 93,18% 51 91,07% 51 85% 17 41 93,18% 52 92,85% 51 85% 18 41 93,18% 52 92,85% 51 85% 19 36 81,81% 34 60,71% 46 76,66% 20 36 81,81% 44 78,57% 39 65% 21 30 68,18% 46 82,14% 42 70% 22 38 86,36% 42 75% 46 76,66% 23 37 84,09% 45 80,35% 48 80% 24 34 72,27% 46 82,14% 43 71,66% 25 31 70,45% 42 75% 45 75% 26 38 86,36% 41 73,21% 51 85% 27 31 70,45% 42 75% 45 75% 28 36 81,81% 33 58,92% 43 71,66% 29 34 72,27% 37 66,07% 44 73,33% 30 41 93,18% 46 82,14% 49 81,66 31 38 86,36% 45 80,35% 54 90% 32 38 86,36% 35 62,50% 40 66,66%
Dari tabel pembanding ini akan dapat dilihat secara jelas gaya
belajar yang lebih dominan dalam diri setiap subjek (novis). Secara
singkat dominasi gaya belajar dalam diri subjek terlihat dalam tabel
berikut ini:
45
Tabel 17 Gaya belajar dominan dari para novis MSC
Gaya belajar Jumlah subjek Persentase
Visual 20 62,5% Kinestetik 7 21,875% Auditorial 5 15,625%
Data hasil penelitian tentang gaya belajar dominan para novis
MSC menunjukkan bahwa 20 novis (62,5%) memiliki dominasi gaya
belajar visual, 7 novis (21,875%) memiliki dominasi gaya belajar
kinestetik dan 5 novis (15,625%) memiliki dominasi gaya belajar
auditorial. Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar dominan yang
dimiliki para novis adalah gaya belajar visual. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa urutan dominasi gaya belajar para novis secara
umum adalah visual-kinestetik-auditorial.
Barbara Prashnig (2007) mengatakan bahwa mayoritas anak
usia sekolah dasar didominasi gaya belajar kinestetik. Hal yang sama
juga dilaporkan oleh Rose dan Nicholl (dalam
http://enewsletterdisdik.wordpress.com) yang memaparkan hasil studi
mereka yang dilakukan pada 5.000 siswa di Amerika Serikat,
Hongkong, dan Jepang, kelas 5 hingga 12 menunjukkan
kecenderungan belajar sebagai berikut: visual sebanyak 29%, Auditori
sebanyak 34%, dan kinestetik sebanyak 37%. Sementara menurut
Lynn O’Brien, saat seseorang mencapai usia dewasa kelebih sukaan
pada gaya belajar visual ternyata lebih mendominasi.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari berbagai penelitian ini
adalah bahwa gaya belajar berubah sesuai dengan tingkat
46
perkembangan seorang manusia dari anak-anak hingga dewasa. Seturut
hasil penelitian yang dikemukakan di atas dapatlah dikatakan bahwa
pada masa anak-anak dan remaja gaya belajar yang lebih berkembang
adalah kinestetik, tetapi ketika memasuki usia dewasa, gaya belajar
yang lebih berkembang adalah visual. Hal ini senada dengan Hillard
(dalam Sugiharto, 2007) yang mengatakan bahwa gaya belajar
bukanlah sesuatu yang statis. Gaya belajar dapat berubah tergantung
pada aktivitas belajar atau perubahan pengalaman. Namun, ketika gaya
belajar berubah hal itu akan cenderung menetap hingga menjadi
kebiasaan.
Subjek dalam penelitian ini berumur kira-kira diatas 20 tahun.
Dalam tahap-tahap perkembangan seorang manusia, usia subjek dalam
penelitian ini dikategorikan sebagai usia dewasa. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa para novis cenderung tinggi dalam menerapkan
gaya belajar visual dibandingkan dengan gaya belajar yang lain. Hasil
penelitian juga mengungkapkan bahwa sebagian besar novis
didominasi oleh gaya belajar visual. Tentu saja, hasil ini sesuai dengan
hasil penelitian dan pandangan yang telah disebutkan di atas, bahwa
pada tahap perkembangan dewasa, gaya belajar yang lebih dominan
berkembang adalah gaya belajar visual.
Berdasarkan tabel 16 di atas, akan dapat ditentukan pula subjek
yang menjadi sasaran bimbingan atau pelatihan mengenai gaya belajar.
Subjek yang menjadi sasaran bimbingan adalah subjek yang
memperoleh skor rendah, sangat rendah, atau sedang dalam ketiga
47
gaya belajar. Berdasarkan tabel 16, ditemukan bahwa subjek yang
memperoleh skor sedang dalam ketiga gaya belajar berjumlah 6 orang
yaitu subjek nomor 4, 12, 14, 25, 27, dan 29.
3. Implikasi Hasil Penelitian
a) Berdasarkan Kategorisasi Item
Data hasil penelitian sebagai penyusun implikasi penelitian
berupa topik-topik program bimbingan belajar, diperoleh dengan cara
mengelompokkan skor setiap item ke dalam norma kategorisasi yang
telah ditentukan peneliti. Dari kategorisasi tersebut didapat skor-skor
item yang termasuk dalam kategori sangat rendah, rendah, sedang,
tinggi dan sangat tinggi. Item-item dengan skor yang berada dalam
kategori sangat rendah, rendah dan sedang (tidak termasuk
tinggi/ideal) adalah item-item yang akan digunakan sebagai bahan
penyusun topik-topik bimbingan, sekiranya item-item tersebut relevan
untuk dijadikan topik bimbingan. Adapun data hasil kategorisasi item-
item skala seturut norma adalah sebagai berikut:
Tabel 18 Kategorisasi skor item-item skala berdasarkan norma
Skor Kategori Nomor Item ∑
Xitem ≤ 56 Sangat rendah - 0 56 < Xitem ≤ 72 Rendah - 0 72 < Xitem ≤ 88 Sedang 7,17,21,31,33 5
88 < Xitem ≤ 104 Tinggi 1,2,3,4,5,6,8,9,10,14,19,22,23,25,26,27,28,32,34,36,37,40
22
Xitem > 104 Sangat tinggi 11,12,13,15,16,18,20,24,29,30,35,38,39 13
48
Data tabel 7 menunjukkan bahwa item dengan skor yang
berada dalam kategori sedang adalah sebanyak 5 item, item dalam
kategori tinggi sebanyak 22 item, dan item dalam kategori sangat
tinggi sebanyak 13 item. Dari 5 item berkategori sedang tersebut
terdapat 1 item yang berisikan pernyataan negatif, sehingga item
tersebut tidak diikut sertakan sebagai item berkategori sedang. Jadi
keseluruhan item berkategori sedang berjumlah 4 item. Item-item
dengan skor yang termasuk dalam kategori sedang mencerminkan
tingkat gaya belajar dalam aspek dari komponen yang diukur tidak
tinggi atau belum ideal. Adapun 4 item yang tergolong dalam kategori
sedang tersebut terperinci dalam tabel 8 berikut ini:
Tabel 19 Item-item pernyataan yang tergolong kategori sedang
Gaya belajar Komponen No Item dan Pernyataan
Visual Cara belajar 17. Saya mudah belajar dengan mengamati bangunan atau grafik.
Auditorial Cara belajar 1. Belajar yang mudah bagi saya adalah dengan berdiskusi.
Kinestetik Pola mengingat
21. Saya sulit untuk duduk tenang ketika sedang melakukan sesuatu.
Cara berkomunikasi
33. Saya menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan memeragakannya.
Kegiatan yang disukai
31. Waktu luang saya isi dengan melakukan pekerjaan tangan.
b). Berdasarkan Pola Pengajaran di Perguruan Tinggi.
Susilo (2006) mengatakan bahwa di SMA siswa lebih
cenderung sebagai penerima bahah-bahan pelajaran dari guru,
49
sebaliknya di perguruan tinggi mahasiswa diharapkan lebih
bersikap aktif dalam pengembangan materi kuliah yang diberikan
dosen. Secara implisit, hal ini mau mengatakan bahwa
kecenderungan yang terjadi di perguruan tinggi, pengajaran dan
belajar lebih mengedepankan gaya belajar auditorial serta
kinestetik.
Gaya pengajaran di perguruan tinggi yang lebih
mengedepankan gaya belajar auditorial dan kinestetik ini tentu saja
bisa menghambat proses belajar para novis yang beberapa waktu
lagi akan mengikuti perkuliahan seandainya ia diterima untuk
mengikrarkan kaul pertamanya, mengingat gaya belajar sebagian
besar novis adalah gaya belajar visual. Untuk itu perlu bimbingan
yang terencana dengan baik untuk mengembangkan gaya belajar
yang cocok untuk proses belajar mengajar di perguruan tinggi
maupun dalam kehidupan berkomunitas di skolastikat.
C. Topik-topik Bimbingan
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyusun topik-topik
bimbingan belajar bagi para novis MSC. Usulan topik-topik bimbingan ini
merupakan jawaban atas pertanyaan dalam rumusan masalah kedua:
“Topik-topik program bimbingan apa saja yang sesuai bagi para novis
MSC Karanganyar, Kebumen?”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para novis menerapkan
secara kurang ideal ketiga gaya belajar dengan jumlah novis masing-
masing: 21 novis untuk gaya belajar auditorial, 17 novis untuk gaya
50
belajar kinestetik dan 12 novis untuk gaya belajar visual. Untuk itulah
peneliti mengungkap item-item pernyataan mana saja yang termasuk
dalam kategori sangat rendah-rendah-sedang, sehingga dapat ditentukan
dalam aspek atau komponen gaya belajar mana sajakah para novis belum
menerapkannya secara ideal. Dari pembahasan terhadap item-item
tersebut, selanjutnya dibuat usulan topik-topik program bimbingan yang
sesuai dengan kebutuhan para novis MSC.
Melalui usulan topik-topik program pelatihan asertivitas tersebut,
diharapkan agar ada tindak lanjut untuk meningkatkan penerapan gaya
belajar dalam aspek dan komponen-komponen gaya belajar yang masih
belum ideal melalui program bimbingan di novisiat. Tujuannya adalah
agar para novis mencapai penerapan gaya belajar yang ideal dalam setiap
aspek dan komponennya.
Usulan topik-topik program bimbingan untuk gaya belajar ini
bersifat terbuka untuk mengalami penyempurnaan dan perubahan sesuai
dengan kebutuhan anggota para novis. Untuk mengembangkannya dalam
bentuk sebuah program bimbingan, maka perlu ada penambahan materi
atau topik gaya belajar seperti yang telah disajikan dalam kajian teori, agar
memiliki kelengkapan informasi tentang teori gaya belajar dan kondisi
faktual di novisiat. Usulan topik-topik program bimbingan gaya belajar
dapat dilihat dalam tabel 20 berikut ini:
51
Tabel 20 Usulan topik-topik program bimbingan bagi para novis MSC
No Gaya Belajar
No.Item dan Pernyataan
Topik Bimbingan
Rumusan Kompetensi
Indikator Kegiatan Media Pendukung
Sumber Pustaka
1 Visual 17. Saya mudah belajar dengan mengamati bangunan atau grafik
Cara belajar yang efektif
Para novis mampu menerapkan cara belajar yang efektif
Para novis mudah belajar dengan mengamati bangunan dan grafik
Orientasi Pemberian
informasi
Ceramah Instrumentasi Diskusi Tanya Jawab Tugas
a. Prashnig, B. 2007. The Power of Learning Styles. Bandung: Kaifa.
b. DePorter, dkk. 2008. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
2 Auditorial 7. Belajar yang mudah bagi saya adalah dengan berdiskusi
Cara-cara berdiskusi yang efektif
Para novis mampu melakukan diskusi bersama
Para Novis dapat belajar berdiskusi dengan mudah
Orientasi Pemberian
informasi
Ceramah Instrumentasi Diskusi Tanya Jawab Tugas
a. DePorter, dkk. 2008. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
b. Prashnig, B. 2007. The Power of Learning Styles. Bandung: Kaifa.
3
Kinestetik 33. Saya menjelaskan sesuatu dengan memeragakan
Cara-cara berkomunikasi menggunakan bahasa non verbal
Para novis mampu berkomunikasi menggunakan bahasa non verbal
Para novis dapt dengan mudah menjelaskan sesuatu dengan memeragakan
Orientasi Pemberian
informasi
Ceramah Instrumentasi Diskusi Tanya Jawab Tugas
a. McKenna, C. 2004. Powerfull Communication Skills. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
b. Sumartono. 2003. Kecerdasan Komunikasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
c. DePorter, dkk. 2008. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
52
31. Waktu luang saya isi dengan melakukan pekerjaan tangan
a. Strategi mengisi waktu luang
b. Cara-cara kreatif mengisi waktu luang
Para novis mampu memanfaatkan waktu luang
Para novis bisa mengguanakan waktu luangnya dengan melakukan pekerjaan tangan
Orientasi Pemberian
informasi
Ceramah Instrumentasi Diskusi Tanya Jawab Tugas
a. DePorter, dkk. 2008. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
b. Prashnig, B. 2007. The Power of Learning Styles. Bandung: Kaifa.
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan dan saran. Dalam bagian kesimpulan memuat
kesimpulan atas hasil penelitian. Bagian saran memuat saran-saran bagi para
novis MSC dan pihak-pihak yang terkait dengan manfaat penelitian.
A. Kesimpulan
Mengetahui dan memahami gaya belajar sendiri sangatlah penting bagi
seorang pelajar demi keberhasilan belajarnya. Jika seorang pelajar akrab
dengan gaya belajarnya sendiri, ia akan mengambil langkah-langkah penting
untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan mudah. Begitu juga bagi para
novis yang masih dalam taraf pembinaan. mengetahui dan memahami gaya
belajar sendiri penting artinya bagi para novis untuk dapat menyiapkan,
merencanakan dan melaksanakan cara-cara belajar yang tepat demi
keberhasilan belajarnya di perguruaan tinggi (studi filsafat) dan juga dalam
mengembangkan gaya hidup di jenjang pembinaan berikutnya sebagi frater
maupun bruder.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar novis lebih banyak
menerapkan secara ideal gaya belajar visual. Hal ini menyebabkan sebagian
besar novis juga memiliki dominasi gaya belajar visual. Kecenderungan para
novis memilki gaya belajar visual akan mempengaruhi proses studinya di
perguruan tinggi (studi filsafat) karena di perguruan tinggi metode belajar
mengajar ternyata lebih menguntungkan bagi mereka yang memiliki gaya
54
belajar auditorial dan kinestetik seperti yang diungkapkan Susilo (2006).
Selain itu kencendrungan novis memiliki gaya belajar visual akan
mempengaruhi gaya hidup dalam pembinaan di jenjang berikutnya sebagai
frater maupun bruder msc.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi para pembina di novisiat
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar novis
memilki kecenderungan pada gaya belajar visual, sedangkan untuk gaya
belajar auditorial dan kinestetik, hanya beberapa novis saja yang memilki
dominasi dua gaya belajar ini. Padahal metode belajar dan mengajar di
perguruan tinggi sangat mengedepankan gaya belajar auditorial dan
kinestetik. Untuk itu perlu diusahakan bimbingan dan pendampingan bagi
para novis dalam mengembangkan dan melatih diri dalam cara-cara
belajar yang lebih mengedepankan gaya belajar auditorial dan
kinestetiknya khususnya mereka yang ke tiga gaya belajarnya sedang,
sehingga pada saat perkuliahan di perguruan tinggi, mereka sudah mampu
beradaptasi dengan metode belajar dan mengajarnya selain itu juga
mampu untuk menerapkan diri dalam pembinaan selanjutnya di
skolastikat. Para pembina dapat memberikan sarana yang mendukung bagi
pengembangan gaya belajar auditorial dan kinestetik.
55
2. Bagi para novis
Para novis sebaiknya mulai berusaha untuk melatih dan
mengembangkan pula gaya belajar auditorial dan kinestetik yang ada pada
dirinya, agar ke depannya nanti, ketika masuk perguruan tinggi (studi
filsafat) para novis bisa lebih mudah beradaptasi dengan metode belajar
mengajar di perguruan tinggi yang lebih mengedepankan gaya belajar
auditorial dan kinestetik.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti lain yang mengambil tema gaya belajar, dapat
mengembangkan penelitian ini dengan memperluas subyek penelitian
tentang gaya belajar para novis dari konggregasi lain baik itu para novis
wanita maupun para novis pria untuk dilihat apakah ada pebedaannya.
Selain itu juga dapat mengembangkan penelitian tentang pengaruh usia
dan pengalaman terhadap gaya belajar dan hubungan antara gaya belajar
dengan prestasi belajar.
56
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bovenmars, J. 1970. Renungan Harian Chevalier. Jakarta: MSC Cozby, P. 2009. Methods in Behavioral Research. Penerjemah: Maufur.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. DePorter, dkk. 2008. Quantum Teaching. Penerjemah: Ary Nilandari. Bandung:
Kaifa. DePorter, B dan Mike H. 2010. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Furchan, A. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hadi, S. 2000. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset. Hadjar, I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius McKenna, C. 2004. Powerfull Communication Skills. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. Nawawi, H. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
university Press Prashnig, B. 2007. The Power Of Learning Style. Penerjemah: Nina Fauziah.
Bandung: Kaifa. Sugiharto, dkk. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukardi, 2007. Metode Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara. Sumanto, 1995. Pengantar Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakakarta: Andi
Offset. Sumartono. 2003. Kecerdasan Komunikasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
57
Susilo, M. 2006. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: Pinus. Winkel, W dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
58
LAMPIRAN
59
KISI-KISI ITEM GAYA BELAJAR
Gaya
Belajar
Indikator Item
Visual
Pola Bicara 1. Saya berbicara dengan cepat.
2. Saya mudah melupakan sesuatu yang
dibicarakan orang.
3. Saya tidak suka bicara bertele-tele
dihadapan orang lain.
4. Saya berbicara dengan tergesa-gesa.
5. Saya tidak suka mendengarkan orang lain.
6. Saya cenderung bicara secara singkat saja.
Pola
Mengingat
7. Saya mudah mengingat informasi-informasi
tertulis.
8. Saya menghafal dengan cara
membayangkan.
9. Saya mudah mengingat sesuatu yang saya
lihat.
10. Saya perlu menulis catatan agar
memudahkan saya dalam mengingat.
11. Saya perlu memunculkan objek nyata dalam
benak saya agar bisa menghafal dengan
60
baik.
12. Saya sulit mengingat informasi-informasi
lisan.
Cara Belajar 13. Saya mudah mendapatkan informasi-
informasi penting dengan membaca.
14. Saya mudah belajar dengan mengamati
bangunan atau grafik.
15. Saya mudah berkonsentrasi ditempat yang
teratur.
16. Saya suka membaca buku-buku yang
bergambar.
17. Saya mudah belajar dengan mengamati
gambar.
18. Segala sesuatu yang tidak teratur akan
mengganggu konsentrasi saya.
Cara Bekerja 19. Saya mudah mengerjakan sesuatu dengan
segala yang terencana.
20. Saya mudah bekerja dengan cara mengikuti
petunjuk gambar.
21. Saya mampu melakukan pekerjaan yang
direncanakan secara jangka panjang.
22. Pekerjaan saya menjadi mudah jika ada
sketsa objek yang akan dikerjakan.
61
Cara
Berkomunikasi
23. Saya bisa memahami orang dengan melihat
ekspresi wajahnya.
24. Saya cenderung menjelaskan sesuatu secara
singkat.
25. Saya mudah berempati dengan seseorang
hanya dengan melihat raut wajahnya.
26. Saya cenderung bisa menjelaskan sesuatu
secara baik dengan menunjuk pada objek
nyata.
Kegiatan yang
Disukai
27. Saya menyukai kegiatan yang berhubungan
dengan mendemonstrasikan sesuatu.
28. Saya sangat menikmati gambar dan
pemandangan.
29. Saya mengisi waktu luang dengan
menonton TV.
30. Saya menyukai kegiatan yang berhubungan
dengan memeragakan sesuatu.
31. Saya sangat menikmati pemandangan alam.
32. Saya mengisi waktu luang dengan
menonton film.
62
Auditori
Pola Bicara 33. Saya mengucapkan sesuatu dengan irama
yang jelas.
34. Jika bicara, saya akan bicara dengan cepat.
35. Saya suka mendengarkan orang lain
berbicara.
36. Kecepatan bicara saya sedang-sedang saja.
37. Saya cenderung bicara dengan cepat.
38. Saya merasa tertarik untuk mendengarkan
orang lain berbicara.
Pola
Mengingat
39. Saya mudah mengingat sesuatu yang saya
dengar.
40. Cara menghafal saya adalah dengan
mengucapkan apa yang saya baca.
41. Saya kesulitan mengingat informasi-
informasi tertulis.
42. Saya mudah mengingat sesuatu yang
dijelaskan secara lisan.
43. Cara saya menghafal adalah dengan
mengeja.
44. Saya kesulitan jika disuruh membuat
tulisan.
63
Cara Belajar 45. Saya belajar dengan mengucapkan kata
yang saya baca.
46. Belajar yang mudah bagi saya adalah
dengan berdiskusi.
47. Saya mudah berkonsentrasi dalam keadaan
yang hening.
48. Saya mudah belajar dengan mendengar.
49. Kegiatan berdiskusi mempermudah saya
dalam belajar.
50. Kebisingan akan mudah mengganggu
konsentrasi saya.
Cara Bekerja 51. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan jika
pekerjaan tersebut dijelaskan secara lisan.
52. Saya suka membicarakan pekerjaan yang
sedang dilakukan dengan orang lain.
53. Saya mampu melakukan sebuah pekerjaan
jika dilakukan secara berulang-ulang.
54. Pekerjaan menjadi mudah saya lakukan jika
dibicarakan dengan orang lain.
Cara
Berkomunikasi
55. Saya bisa memahami seseorang dengan
mendengar nada suaranya ketika berbicara.
56. Saya lebih suka menjelaskan sesuatu kepada
orang lain dengan bercerita.
57. Saya berempati dengan orang lain hanya
64
dengan mendengar nada suaranya.
58. Saya mudah berkomunikasi dengan orang
lain lewat cerita.
Kegiatan yang
Disukai
59. Saya menyukai sekali kegiatan berdiskusi.
60. Saya menyukai hal-hal yang berhubungan
dengan musik.
61. Waktu luang saya isi dengan mendengarkan
musik.
62. Saya suka berbicara di depan umum.
63. Saya suka bermain musik.
64. Saya mengisi waktu luang dengan
mendengarkan radio.
Kinestetik
Pola Bicara 65. Saya lambat dalam berbicara.
66. Saya sering menggunakan isyarat tangan
ketika berbicara.
67. Saya sering menggerakan anggota tubuh
saya ketika berbicara.
68. Kecepatan bicara saya lambat.
69. Saya cenderung bicara sambil
menggerakkan tangan.
70. Kalau berbicara, seluruh anggota tubuh saya
ikut bergerak.
65
Pola
Mengingat
71. Saya mudah mengingat sesuatu, dengan
menuliskannya berkali-kali.
72. Cara saya menghafal sesuatu adalah dengan
berjalan-jalan.
73. Saya sulit untuk duduk tenang ketika
sedang melakukan sesuatu.
74. Saya mudah mengingat suatu hal dengan
memeragakan hal itu.
75. Saya mudah menghafal sesuatu yang telah
saya sentuh.
76. Saya sulit berdiam diri jika sedang
melakukan sesuatu.
Cara Belajar 77. Saya lebih suka mempelajari sesuatu
dengan menggunakan alat.
78. Saya mudah mempelajari sesuatu dengan
memraktikannya.
79. Konsentrasi saya akan terganggu jika
disekeliling saya semua orang melakukan
kegiatan.
80. Saya suka menunjuk tulisan saat membaca.
81. Saya mudah mempelajari sesuatu dengan
langsung melakukannya.
82. Konsentrasi saya mudah terganggu jika
semua orang disekitar saya terlihat sibuk
66
melakukan aktifitas.
Cara Bekerja 83. Saya mahir dalam menyusun sesuatu yang
masih belum tersusun rapi.
84. Saya suka mencari tahu pekerjaan yang
saya lakukan, jika saya menemui kesulitan.
85. Saya mahir merapikan sesuatu yang tidak
teratur.
86. Saya suka bekerja sambil mencari tahu.
Cara
Berkomunikasi
87. Saya memahami seseorang dengan
memerhatikan gerakan tubuhnya.
88. Saya menjelaskan sesuatu kepada orang lain
dengan mendemonstrasikannya.
89. Saya bisa berempati dengan orang lain
hanya dengan memerhatikan gerakan
tubuhnya.
90. Saya menjelaskan sesuatu kepada orang lain
dengan memeragakannya.
Kegiatan yang
Disukai
91. Saya menyukai kegiatan-kegiatan fisik.
92. Saya suka berolah raga.
93. Waktu luang saya isi dengan melakukan
permainan-permainan yang menyenangkan.
94. Saya suka melakukan pekerjaan-pekerjaan
67
yang menuntut fisik yang prima.
95. Bagi saya, olahraga adalah sebuah seni.
96. Waktu luang saya isi dengan melakukan
pekerjaan tangan.
68
Pimpinan Bruderan FIC
Di Muntilan
69
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2011
Nama :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini akan disajikan beberapa pertanyaan. Bacalah setiap pertanyaan
dengan teliti, kemudian Anda diminta untuk memilih salah satu jawaban yang
paling sesuai dengan situasi, kondisi, pengalaman yang saudara alami, dan yang
paling menggambarkan keadaan diri Anda, bukan jawaban yang ideal atau yang
seharusnya Anda lakukan, karena tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua
jawaban benar apabila sesuai dengan yang Anda alami. Kerjakan seluruh
pernyataan tanpa ada satu nomor pun yang terlewati. Peneliti akan merahasikan
seluruh jawaban Anda, sehingga Anda tidak perlu ragu dalam menjawab. Pilihan
jawaban yang tersedia adalah : SS : Bila Anda Sangat Setuju
S : Bila Anda Setuju
TS : Bila Anda Tidak Setuju
STS : Bila anda Sangat Tidak Setuju
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban dari empat pilihan
tersebut. Apabila Anda ingin mengganti jawaban, berilah tanda sama dengan (=)
pada tanda silang (X) yang dianggap tidak sesuai, kemudian berilah tanda silang
(X) pada jawaban yang Anda anggap lebih sesuai. Atas bantuan Anda saya
ucapkan terima kasih
Selamat Mengerjakan
70
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya mudah mengingat sesuatu yang saya dengar.
2 Saya belajar dengan mengucapkan kata yang saya baca.
3 Saya mengucapkan sesuatu dengan irama yang jelas.
4 Saya menyukai kegiatan yang berhubungan dengan mendemonstrasikan sesuatu.
5 Saya berbicara dengan cepat.
6 Saya menyukai sekali kegiatan berdiskusi.
7 Saya mudah mengingat sesuatu dengan menuliskannya berkali-kali.
8 Saya bisa memahami seseorang dengan mendengar nada suaranya ketika bicara.
9 Saya lebih suka mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat peraga.
10 Belajar yang mudah bagi saya adalah dengan berdiskusi.
11 Cara saya menghafalkan sesuatu adalah dengan berjalan-jalan
12 Saya menyukai kegiatan-kegiatan fisik.
13 Cara menghafal saya adalah dengan mengucapkan apa yang saya baca.
14 Saya lambat dalam berbicara.
15 Saya mudah mengingat informasi-informasi lisan.
16 Saya mudah melupakan sesuatu yang dibicarakan orang.
17 Saya kesulitan untuk mendengarkan orang lain berbicara.
18 Saya mudah mengingat informasi-informasi tertulis.
19 Saya suka berolah raga.
20 Saya mahir menyusun sesuatu yang masih belum tersusun rapi.
21 Saya sangat menikmati seni lukis.
22 Saya sering menggunakan isyarat tangan ketika berbicara.
23 Waktu luang saya isi dengan melakukan permainan-permainan yang menyenangkan.
71
24 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan jika pekerjaan tersebut dijelaskan secara lisan.
25 Saya memahami seseorang dengan memerhatikan gerakan tubuhnya.
26 Saya sering menggerakkan anggota tubuh ketika berbicara.
27 Saya menghafal dengan cara membayangkan.
28 Saya tidak suka bicara bertele-tele dihadapan orang lain.
29 Saya menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan mendemonstrasikannya.
30 Jika bicara, saya akan bicara dengan cepat.
31 Saya mudah mengerjakan sesuatu dengan segala yang terencana.
32 Saya mudah memahami orang dengan melihat ekspresi wajahnya.
33 Saya mudah mendapatkan informasi-informasi penting dengan membaca.
34 Saya mengisi waktu luang dengan menonton TV
35 Saya mudah berkonsentrasi dalam keadaan hening.
36 Waktu luang saya isi dengan mendengarkan musik.
37 Saya suka mencari tahu pekerjaan yang saya lakukan, jika saya menemui kesulitan.
38 Saya mudah belajar dengan mengamati bangunan atau grafik.
39 Saya suka mendengarkan orang lain bicara.
40 Saya mudah mengingat sesuatu yang saya lihat.
41 Saya mudah berkonsentrasi ditempat yang teratur.
42 Saya lebih suka menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan bercerita.
43 Saya suka membicarakan pekerjaan yang sedang dilakukan dengan orang lain.
44 Saya mudah mempelajari sesuatu dengan mempraktikannya.
45 Saya cenderung menjelaskan sesuatu secara singkat.
46 Konsentrasi saya akan terganggu jika disekeliling saya semua orang melakukan kegiatan.
47 Saya sulit untuk duduk tenang ketika sedang melakukan sesuatu.
72
48 Saya mudah bekerja dengan cara mengikuti petunjuk gambar.
49 Saya mudah mengingat sesuatu yang dijelaskan secara lisan.
50 Saya mudah belajar dengan mendengar.
51 Kecepatan bicara saya sedang-sedang saja.
52 Saya menyukai kegiatan yang berhubungan dengan memeragakan sesuatu.
53 Saya berbicara dengan tergesa-gesa.
54 Saya suka berbicara di depan umum.
55 Saya mudah mengingat suatu hal, dengan memeragakan hal itu.
56 Saya bisa berempati dengan orang lain hanya dengan mendengar nada suaranya ketika bicara.
57 Saya suka menunjuk tulisan saat sedang membaca buku.
58 Kegiatan berdiskusi mempermudah saya dalam belajar.
59 Saya mudah menghafalkan sesuatu yang telah saya sentuh.
60 Saya suka melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menuntut fisik yang prima.
61 Cara saya menghafal adalah dengan mengeja kata-kata.
62 Kecepatan bicara saya lambat.
63 Saya kesulitan jika disuruh untuk membuat tulisan.
64 Saya tidak suka mendengarkan orang lain.
65 Saya suka bermain musik.
66 Saya perlu menulis catatan agar memudahkan saya dalam mengingat.
67 Bagi saya olah raga adalah sebuah seni.
68 Saya mahir dalam merapikan sesuatu yang tidak teratur.
69 Saya sangat menikmati pemandangan alam.
70 Saya cenderung bicara sambil menggerakkan tangan.
71 Waktu luang saya isi dengan melakukan pekerjaan tangan.
72 Saya mampu melakukan sebuah pekerjaan dengan baik jika dilakukan secara berulang-ulang.
73
73 Saya bisa berempati dengan orang lain hanya dengan memerhatikan gerakan tubuhnya.
74 Kalau berbicara, seluruh anggota tubuh saya ikut bergerak.
75 Saya perlu memunculkan objek nyata dalam benak saya agar bisa menghafal dengan baik.
76 Saya cenderung bicara secara singkat saja.
77 Saya menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan memeragakannya.
78 Saya cenderung bicara dengan cepat.
79 Saya mampu melakukan pekerjaan yang direncanakan secara jangka panjang.
80 Saya mudah berempati dengan seseorang hanya dengan melihat raut wajahnya.
81 Saya suka membaca buku-buku yang bergambar.
82 Saya mengisi waktu luang dengan menonton film.
83 Kebisingan akan mudah mengganggu konsentrasi saya.
84 Saya mengisi waktu luang dengan mendengarkan radio.
85 Saya suka bekerja sambil mencari tahu.
86 Saya mudah belajar dengan mengamati gambar.
87 Saya merasa tertarik untuk mendengarkan orang lain berbicara.
88 Saya sulit mengingat informasi-informasi lisan.
89 Segala sesuatu yang tidak teratur akan mengganggu konsentrasi saya.
90 Saya mudah berkomunikasi dengan orang lain lewat cerita.
91 Pekerjaan menjadi mudah saya lakukan jika dibicarakan dengan orang lain.
92 Saya mudah mempelajari sesuatu dengan langsung melakukannya.
93 Pekerjaan saya menjadi mudah jika ada sketsa objek yang akan dikerjakan.
94 Konsentrasi saya mudah terganggu jika semua orang disekitar saya terlihat sibuk melakukan aktifitas.
95 Saya sulit berdiam diri jika sedang melakukan sesuatu.
96 Saya bisa menjelaskan sesuatu secara baik dengan menunjuk pada objek nyata.
74
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.818 .825 96
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item 1 254.2667 209.237 .384 . .813
item 2 254.6667 208.299 .382 . .813
item 3 254.6000 212.386 .222 . .816
item 4 254.4000 203.834 .625 . .809
item 5 254.6333 214.240 .097 . .819
item 6 254.3667 206.447 .409 . .812
item 7 254.2667 208.340 .433 . .813
item 8 254.4333 217.151 -.038 . .821
item 9 254.3333 208.644 .365 . .813
item 10 254.4000 206.800 .473 . .811
item 11 255.2000 216.303 .033 . .819
item 12 254.1667 208.282 .376 . .813
item 13 254.3333 208.575 .399 . .813
item 14 255.2333 218.323 -.115 . .821
item 15 254.6000 211.352 .354 . .815
item 16 254.7667 218.116 -.091 . .821
item 17 255.0667 213.651 .178 . .817
item 18 254.3667 217.206 -.041 . .820
item 19 253.9333 211.306 .302 . .815
item 20
item 21
item 22
254.5333
254.7333
254.7333
208.257
211.720
212.685
.415
.178
.174
.
.
.
.813
.817
.817
75
item 23 254.1667 212.971 .154 . .817
item 24 254.5000 212.121 .218 . .816
item 25 254.3000 211.390 .260 . .816
item 26 254.3333 212.989 .157 . .817
item 27 254.2333 214.461 .087 . .819
item 28 254.3000 219.872 -.159 . .824
item 29 254.2333 210.875 .306 . .815
item 30 254.7000 219.252 -.136 . .823
item 31 254.3000 212.010 .227 . .816
item 32 254.1000 211.334 .273 . .815
item 33 253.9333 216.340 .015 . .819
item 34 254.4667 222.257 -.251 . .826
item 35 253.8333 209.730 .401 . .814
item 36 254.2000 214.510 .088 . .819
item 37 254.0667 216.754 -.010 . .819
item 38 254.6333 203.413 .580 . .809
item 39 254.2000 211.062 .345 . .815
item 40 254.1333 215.637 .055 . .819
item 41 254.0333 208.999 .402 . .813
item 42 254.0667 210.202 .352 . .814
item 43 254.5333 211.913 .227 . .816
item 44 254.0000 211.655 .307 . .815
item 45 254.6333 219.344 -.146 . .823
item 46 254.3667 212.171 .166 . .817
item 47 254.4667 205.430 .464 . .811
item 48 254.4667 214.602 .104 . .818
item 49 254.5000 211.569 .271 . .815
item 50 254.4667 211.913 .255 . .816
item 51 254.3667 220.102 -.182 . .823
item 52 254.4333 207.151 .449 . .812
item 53 254.8333 220.695 -.210 . .824
item 54
item 55
item 56
254.7333
254.2000
254.4000
209.995
213.131
210.386
.305
.249
.320
.
.
.
.815
.816
.815
76
item 57 254.9000 213.679 .178 . .817
item 58 254.3000 214.907 .068 . .819
item 59 254.9000 219.334 -.158 . .822
item 60 254.3667 205.344 .517 . .810
item 61 255.1333 216.878 -.022 . .820
item 62 255.2333 219.289 -.144 . .823
item 63 254.8333 224.557 -.338 . .828
item 64 255.2333 218.392 -.104 . .822
item 65 254.6000 209.214 .262 . .815
item 66 254.1000 207.679 .472 . .812
item 67 254.3000 212.148 .186 . .817
item 68 254.4333 206.806 .434 . .812
item 69 253.7667 209.289 .459 . .813
item 70 254.3667 209.344 .325 . .814
item 71 254.8000 210.717 .377 . .814
item 72 253.9667 212.792 .224 . .816
item 73 254.5333 204.326 .622 . .809
item 74 255.0333 213.757 .161 . .817
item 75 254.2667 215.168 .090 . .818
item 76 254.6000 216.593 -.013 . .821
item 77 254.4000 210.869 .426 . .814
item 78 254.7333 223.099 -.335 . .826
item 79 254.3333 213.816 .144 . .818
item 80 254.5000 207.362 .565 . .811
item 81 253.9333 210.616 .342 . .814
item 82 254.0667 218.202 -.101 . .821
item 83 254.0667 208.547 .309 . .814
item 84 254.8000 214.993 .034 . .821
item 85 254.0000 213.655 .258 . .816
item 86 254.1000 211.266 .348 . .815
item 87 254.2000 211.131 .275 . .815
77
item 88
item 89
item 90
item 91
item 92
item 93
item 94
item 95
item 96
254.6333
254.4333
254.1667
254.2333
254.0667
254.1333
254.3000
254.4333
254.1333
218.930
211.909
213.868
210.944
213.789
215.016
210.286
214.392
215.016
-.126
.259
.211
.336
.317
.094
.350
.118
.111
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.822
.816
.817
.815
.816
.818
.814
.818
.818
78
79
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2011
Nama :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini akan disajikan beberapa pertanyaan. Bacalah setiap pertanyaan
dengan teliti, kemudian Anda diminta untuk memilih salah satu jawaban yang
paling sesuai dengan situasi, kondisi, pengalaman yang saudara alami, dan yang
paling menggambarkan keadaan diri Anda, bukan jawaban yang ideal atau yang
seharusnya Anda lakukan, karena tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua
jawaban benar apabila sesuai dengan yang Anda alami. Kerjakan seluruh
pernyataan tanpa ada satu nomor pun yang terlewati. Peneliti akan merahasikan
seluruh jawaban Anda, sehingga Anda tidak perlu ragu dalam menjawab. Pilihan
jawaban yang tersedia adalah : SS : Bila Anda Sangat Setuju
S : Bila Anda Setuju
TS : Bila Anda Tidak Setuju
STS : Bila anda Sangat Tidak Setuju
Berilah tanda silang (X) pada salah
satu jawaban dari empat pilihan tersebut. Apabila Anda ingin mengganti jawaban,
berilah tanda sama dengan (=) pada tanda silang (X) yang dianggap tidak sesuai,
kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap lebih sesuai.
Atas bantuan Anda saya ucapkan terima kasih
Selamat Mengerjakan
80
No Pernyataan Jawaban 1 Saya mudah mengingat sesuatu yang saya
dengar. SS S TS STS
2 Saya belajar dengan mengucapkan kata yang saya baca.
3 Saya menyukai kegiatan yang berhubungan dengan mendemonstrasikan sesuatu.
4 Saya menyukai sekali kegiatan berdiskusi. 5 Saya mudah mengingat sesuatu dengan
menuliskannya berkali-kali.
6 Saya lebih suka mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat peraga.
7 Belajar yang mudah bagi saya adalah dengan berdiskusi.
8 Saya menyukai kegiatan-kegiatan fisik. 9 Cara menghafal saya adalah dengan
mengucapkan apa yang saya baca.
10 Saya mudah mengingat informasi-informasi lisan.
11 Saya suka berolah raga. 12 Saya mahir menyusun sesuatu yang masih
belum tersusun rapi.
13 Saya memahami seseorang dengan memerhatikan gerakan tubuhnya.
14 Saya menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan mendemonstrasikannya.
15 Saya mudah memahami orang dengan melihat ekspresi wajahnya.
16 Saya mudah berkonsentrasi dalam keadaan hening.
17 Saya mudah belajar dengan mengamati bangunan atau grafik.
18 Saya mudah berkonsentrasi ditempat yang teratur.
19 Saya lebih suka menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan bercerita.
20 Saya mudah mempelajari sesuatu dengan mempraktikannya.
21 Saya sulit untuk duduk tenang ketika sedang
81
melakukan sesuatu. 22 Saya mudah mengingat sesuatu yang
dijelaskan secara lisan.
23 Saya mudah belajar dengan mendengar. 24 Saya menyukai kegiatan yang berhubungan
dengan memeragakan sesuatu.
25 Saya suka berbicara di depan umum. 26 Saya bisa berempati dengan orang lain hanya
dengan mendengar nada suaranya ketika bicara.
27 Saya suka melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menuntut fisik yang prima.
28 Saya suka bermain musik. 29 Saya perlu menulis catatan agar
memudahkan saya dalam mengingat.
30 Saya sangat menikmati pemandangan alam. 31 Waktu luang saya isi dengan melakukan
pekerjaan tangan.
32 Saya bisa berempati dengan orang lain hanya dengan memerhatikan gerakan tubuhnya.
33 Saya menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan memeragakannya.
34 Saya mudah berempati dengan seseorang hanya dengan melihat raut wajahnya.
35 Saya suka membaca buku-buku yang bergambar.
36 Kebisingan akan mudah mengganggu konsentrasi saya.
37 Saya mudah belajar dengan mengamati gambar.
38 Segala sesuatu yang tidak teratur akan mengganggu konsentrasi saya.
39 Saya mudah mempelajari sesuatu dengan langsung melakukannya.
40 Konsentrasi saya mudah terganggu jika semua orang disekitar saya terlihat sibuk melakukan aktifitas.
DATA PENELITIAN GAYA BELAJAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 2 3 2 3 4 2 4 3 3 1 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 1 2 2 2 4 3 3 4 3 4 5 3 4 3 2 3 4 1 4 4 3 4 4 3 6 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 7 3 3 2 4 2 3 4 4 3 3 4 2 3 8 2 3 2 4 2 3 4 4 3 2 4 3 3 9 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 4 3 4 10 4 1 3 2 4 3 2 1 1 4 1 4 4 11 3 1 3 4 4 4 3 1 1 4 1 4 3 12 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 13 3 3 3 2 1 2 3 4 3 3 4 3 3 14 3 3 3 2 1 2 2 3 3 3 4 3 3 15 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 16 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 17 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 18 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 19 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 4 20 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 2 3 3 21 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 22 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 4 23 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 2 4 3 24 3 4 3 3 2 1 2 3 3 3 4 4 4 25 3 4 2 2 2 3 2 4 3 3 4 3 4 26 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 3 4 4 27 3 4 2 2 2 3 2 4 3 3 4 3 4 28 3 3 4 1 2 3 1 4 3 3 3 4 3 29 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 4 3 3 30 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 31 2 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 32 2 2 3 3 4 4 2 1 2 2 3 4 3 92 96 97 92 89 99 86 104 95 95 109 108 114
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 3 4 2 4 3 3 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 1 3 1 3 4 4 4 2 3 3 4 1 4 4 4 4 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 1 3 1 4 4 3 2 2 1 3 2 4 3 4 1 4 1 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 2 2 4 3 4 2 2 3 4 1 3 4 3 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 4 2 4 3 4 2 4 2 3 4 2 3 4 4 2 4 3 3 1 3 3 2 3 4 3 2 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2 3 1 3 1 4 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 2 2 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 92 106 116 86 111 102 107 86 94 102 106 91 103 102
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 137 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 2 4 2 128 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 124 3 3 4 3 2 2 2 2 4 2 4 3 4 116 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 136 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 4 4 133 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 4 122 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 129 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 122 4 3 3 1 2 3 2 4 3 4 3 3 4 111 4 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 122 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 109 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 2 3 2 122 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 116 2 4 4 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 144 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 143 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 144 2 4 4 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 144 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 116 3 2 4 2 2 2 3 4 2 4 2 4 2 119 4 2 3 1 3 3 3 4 2 2 3 3 1 118 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 126 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 130 4 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 2 123 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 4 118 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 130 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 4 118 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 112 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 4 115 2 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 136 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 137 3 4 4 2 3 3 3 4 2 4 3 3 1 113
102 107 121 88 94 88 101 110 104 101 106 109 102 4013
DATA PENELITIAN GAYA BELAJAR VISUAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 38 2 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 37 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 37 4 3 3 2 4 3 3 4 2 2 2 4 32 5 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 39 6 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 36 7 2 1 1 3 3 4 3 2 3 3 4 29 8 2 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 36 9 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 34 10 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 35 11 3 2 3 4 3 2 3 4 4 4 4 36 12 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 31 13 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 36
14 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 34 15 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 41 16 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 41 17 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 41 18 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 41 19 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 36 20 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 2 36 21 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 3 30 22 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 4 38 23 4 4 4 2 2 4 3 3 4 4 3 37 24 3 4 2 4 2 4 4 4 2 2 3 34 25 2 3 2 4 3 2 4 3 2 2 4 31 26 2 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 38 27 2 3 2 4 3 2 4 3 2 2 4 31 28 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 36
29 3 4 2 3 4 3 4 3 2 2 4 34
30 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 41 31 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 38 32 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 38
97 106 86 111 106 107 121 101 110 101 106 1152
DATA PENELITIAN GAYA BELAJAR AUDITORIAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 45 2 3 2 4 3 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 43 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 42 4 3 3 1 2 3 3 4 3 2 3 2 4 3 4 40 5 3 4 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 44 6 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 44 7 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 1 4 4 45 8 2 3 4 4 3 2 4 3 2 2 3 2 4 4 42 9 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 38 10 4 1 2 2 1 4 4 1 4 4 2 2 4 3 38 11 3 1 4 3 1 4 4 1 4 4 2 3 4 4 42 12 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 38 13 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 44 14 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 40 15 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 52 16 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 51 17 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 52 18 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 52 19 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 34 20 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 2 3 2 44 21 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 46 22 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 42 23 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 3 45 24 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 46 25 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 42 26 2 2 2 2 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 41 27 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 42 28 3 3 1 1 3 3 3 2 3 1 3 3 2 2 33 29 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 4 37 30 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 46 31 2 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 45 32 2 2 3 2 2 2 4 3 2 2 3 3 3 2 35 92 96 92 86 95 95 116 102 94 102 91 103 102 104 1370
DATA PENELITIAN GAYA BELAJAR KINESTETIK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 54 2 2 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 2 48 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 45 4 2 2 4 4 3 4 2 3 2 4 3 2 2 3 4 44 5 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 53 6 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 53 7 2 3 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 48 8 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 51 9 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 3 4 3 50 10 4 3 1 1 4 4 3 3 1 1 1 2 3 3 4 38 11 4 4 1 1 4 3 3 4 1 2 2 3 4 4 4 44 12 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 40 13 1 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 42 14 1 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 42 15 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 51 16 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 51 17 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 51 18 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 51 19 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 46 20 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 39 21 3 3 3 3 4 4 4 4 1 2 1 3 3 3 1 42 22 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 46 23 4 2 4 2 4 3 2 3 4 2 3 4 4 4 3 48 24 2 1 3 4 4 4 3 3 1 3 3 4 3 3 2 43 25 2 3 4 4 3 4 2 3 2 4 3 2 2 3 4 45 26 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 51 27 2 3 4 4 3 4 2 3 2 4 3 2 2 3 4 45 28 2 3 4 3 4 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 43 29 3 2 4 4 3 3 2 3 2 4 3 2 2 3 4 44 30 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 49 31 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 54 32 4 4 1 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1 40 89 99 104 109 108 114 92 107 86 102 88 94 88 109 102 1491
88