GARIS-GARIS BESAR PEDOMAN PENYUSUNAN · PDF fileRPJMN 2 (2010 - 2014) RPJMN 3 (2015 - 2019)...
Transcript of GARIS-GARIS BESAR PEDOMAN PENYUSUNAN · PDF fileRPJMN 2 (2010 - 2014) RPJMN 3 (2015 - 2019)...
1
JANUARI
PENGEMBANGAN PENELITIAN UNTUK DAYA SAING
BANGSA
TAHUN 2018
AMANAT UUD 1945 PASAL 31 AYAT 5 AMANDEMEN KE 4TENTANG URGENSI PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN IPTEK
“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”
RPJMN 4(2020 - 2024)
RPJMN 1(2005 - 2009)
RPJMN 2(2010 - 2014)
RPJMN 3(2015 - 2019)
Menata kembali
NKRI, membangun
Indonesia yg aman
dan damai, yg adil
dan demokratis
dengan tingkat
kesejahteraan yang
lebih baik
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dgn menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yg tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif
RPJPN 2005 – 2024
PRIORITAS RPJMN
Terkait langsung
dengan
Kementerian
Ristek - Dikti
KETERKAITAN NAWACITA DENGAN
KEMENRISTEK DIKTI
VISI DAN MISI KEMENRISTEK DAN DIKTI
VISI KEMENRISTEK & DIKTI 2015-2019
Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu
serta kemampuan iptek dan inovasi untuk
mendukung daya saing bangsa
MISI KEMENRISTEK & DIKTI 2015-2019
1.
Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu
Pendidikan Tinggi untuk menghasilkan SDM
yang berkualitas
2.
Meningkatkan kemampuan iptek dan inovasi
untuk menghasilkan nilai tambah produk
inovasi
PROSES BISNIS KEMENRISTEK DAN DIKTI
PENDAYAGUNAAN
IPTEK DAN
PENGABDIAN
MASYARAKAT
LIT. DASAR
LIT. TERAPAN
BANG
EKSPERIMEN
PROSES
LITBANG
PROSES
PENDIDIKAN DAN
PEMBELAJARAN
INOVASI
QUALIFIED
WORKER
BANGSA YANG
BERPENDIDIKAN
TINGGI SERTA
BANGSA YANG
MEMILIKI
KEMAMPUAN
IPTEK DAN
INOVASI
NAWA CITA INPUT P R O SE S OUTPUT
5. Meningkatkan
Kualitas Hidup
Manusia Indonesia
6. Membangun
sejumlah science
and technopark di
daerah, kawasan
politeknik dan
SMK-SMK dengan
Sarpras dengan
teknologi terkini,
7. Mewujudkan
penguatan
teknologi melalui
kebijakan
penciptaan sistem
inovasi nasional,
8.a.Memperbesar
akses warga
miskin untuk
mendapat
pendidikan tinggi,
8.b.Memprioritas-
kan pembiayaan
penelitian yang
menunjang iptek.
UNSUR
KELEMBAGAAN
UNSUR
SUMBERDAYA
UNSUR
JARINGAN
OUTCOME
DAYA SAING
BANGSA
INOVASI
TENAGA
TERAMPIL DIKTI
DAYA
SAINGPENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
LEMBAGA YG
BERKUALITAS
SUMBERDAYA
BERKUALITAS
LOGICAL FRAMEWORK PILAR UTAMA KEMENRISTEK
DAN DIKTI
8
IPTEK BAGI PRODUK UNGGULAN DAERAH
• Tujuan program IbPUD adalah sebagai berikut.
a. Memacu pertumbuhan produk/jasa unggulan daerah untuk pasar dalam negeri yang dinamis.
b. Mengembangkan produk unggulan yang dihasilkan oleh koperasi, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), Kelompok Kesenian Desa, atau Usaha Kecil Menengah (UKM), yang selanjutnya disebut mitra, dalam usaha merebut peluang pasar di dalam negeri melalui peningkatan kualitas, kuantitas produk, distribusi, dan pemasaran.
c. Mempercepat difusi teknologi dan manajemen masyarakat perguruan tinggi ke masyarakat industri.
• Dana yang disediakan Rp75.000-100.000.000 per tahun dan dana dari mitra minimum Rp. 20.000.000 per tahun selama tiga tahun. 9
IPTEK BAGI DESA MITRA
• Tujuan program IbDM adalah sebagai berikut.
a. mengejawantahkan hilirisasi hasil riset unggulan PT dalam membangun masyarakat desa;
b. membantu program pemerintah dalam pembangunan masyarakat dan wilayah desa;
c. meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa;
d. mempercepat pembangunan desa pada berbagai bidang secara berkelanjutan;
e. memperkuat sinergisme perguruan tinggi (PT) dengan stakehoder terkait dalam pembangunan desa.
• Lama program kegiatan ini 3 tahun, dengan anggaran Rp100.000.000 – Rp150.000.000 per tahun
10
PengembanganIde
PengembanganProduk/Proses
Inkubasi
Komersialisasi
Akademisi : PT dan
LITBANGDA/LPNKK
Bisnis/Industri
Pemerintah
SIKLUS KERJASAMA PT, LITBANG DAN INDUSTRI“TRIPLE HELIX”
MASYARAKAT
PERSOALANKEBUTUHAN TANTANGAN
ENTITAS KAMPUS
SOLUSITARGET LUARAN
PROPOSAL PPM
MASYARA KAT
INDIVIDU
DUNIA USAHA
INSTANSISEKOLAH
KELOMPOK
PR
OG
RA
M P
PM Layanan BAGI Dunia
Usaha
LayananBAGI Instansi Pemerintah
LayananBAGI Perorangan atau Kelompok Masyarakat
LayananBAGI Perguruan Tinggi lain
LayananBAGI Institusi Luar Negeri
15
Upaya MembangunDaya Saing Global
Faktor Penentu Dayasaing Global
Sumber: World Economic Forum, 2016
Global Competitiveness Index WEF 2016-2017
Sumber: World Economic Forum, 2016
63
31
18
Pilar Pendidikan Tinggi dan Pelatihan 63,Sub-pilar Partisipasi Pendidikan Tinggi 82,
Sub-pilar Pendidikan Matematik dan sains 53 Sub-pilar Akses Internet di sekolah 43,
Sub-pilar Pengelolaan Pendidikan 49,Sub-pilar Pelatihan Staf 34.
Partisipasi Pendidikan Tinggi, Kualitas Sistem Pendidikan Mmatematik dan Sains di Indonesia masih kurang baik.
Global Competitiveness Index Indonesia Ranking 41.
Global Competitiveness Index WEF 2016-2017
Sumber: World Economic Forum, 2016
Ranking Pendidikan Tinggi
82 dari 138
Penduduk Indonesia ke-4 terbesar di dunia, dlm 20 tahunIndonesia memasuki periode “bonus demografi”, angkadependency ratio (indeks perbandingan antara usia tidakproduktif dibagi usia produktif) mencapai angka minimal (dibawah 50%). Dlm periode ini terdapat lebih banyak tenaga kerjaproduktif untuk mendorong peningkatan produktivitas nasional.India punya potensi sama, sementara Rusia dan Je-pangmenurun,Bonus Demografi ini harus dimanfaatkan secara maksimal di saatnegara lain menghadapi situasi “aging population”
Indonesia memiliki "Bonus Demografi"
Periode “Bonus Demografi”
• Jumlah penduduk Indonesia terbesar ke 4 di dunia. Dependency ratio menurun sejak 1970 dan akan mencapai tingkat terendah pada 2020.
• Kondisi negara lain mengalami yang sebaliknya.
Bonus Demografi Indonesia
Kesehatan & Pendidikan
yang baikSDM Unggul Bonus Demografi
Kesehatan &
Pendidikan yangBuruk SDM lemah Bencana Demografi
22
Pilar Inovasi Ranking 31,Sub-pilar Kapasitas Inovasi Ranking 32,
Sub-pilar Belanja Teknologi Tinggi Pemerintah Ranking 12,Sub-pilar Paten Internasional Ranking 99.
Indonesia cukup inovatif, tapiInovasinya dibeli dari luar.
Global Competitiveness Index Indonesia Ranking 41.
Global Competitiveness Index WEF 2016
Sumber: World Economic Forum, 2016
Ranking Perolehan Paten
99 dari 138
Kekayaan Intelektual Komunal
Lebih lanjut yang tercakup dalam Hak Cipta adalah semua expresi dari olah pikir manusia, tidak termasuk ide atau gagasan.
Biasanya yang termasuk dalam lingkup Hak Cipta adalah sastra dan karya artistik, yang didalamnya termasuk tulisan (buku), musik, karya seni, dan karya-karya yang berbasis teknologi (program komputer dan basis data elektronik).
UU 19/2002 mengatur mengenai Hak Cipta.
Prinsipnya bahwa Hak Cipta baik didaftar maupun tidak, tetap dilindungi, sehingga pendaftarannya hanya merupakan pencatatan saja.
Jangka waktu pelindungannya adalah 70 thn setelah pemilik haknya meninggal dunia.
Hak Cipta (Copyrights)
Hak Cipta (Copyrights)
Musik - lagu
Film
1. Merek
2. Indikasi Geografis
3. Desain Industri
4. Desain Tata Letak Sirkit Terpadu
5. Paten
6. Rahasia Dagang
7. Perlindungan Varitas Tanaman (PVT)
Hak Kekayaan Industri (Industrial Properti Rights)
Indikasi geografi merupakan suatu indikasi yang menunjukkan daerah asal suatu produk produk.
Indikasi geografi tercakup dalam Undang-undang Merek.
Contohnya
Jeruk Garut
Ubi Cilembu
Apel Malang
Salak Bali
Indikasi Geografis(Geographycal Indication)
Paten merupakan pelindungan terhadap olah pikir manusia yang berkaitan dengan inovasi, invensi, dan teknologi.
Paten dikelompokkan menjadi paten sederhana dan patenbiasa, dimana paten biasa akan melindungi invensi atas suatu produk, alat, atau proses yang memenuhi kebaruan, langkah inventif dan dapat diterapkan dalam industri.
Diatur dg UU 13/2016 tt Perlindungan Paten:
paten biasa adalah 20 thn
paten sederhana 10 thn
masing-masing tidak dapat diperpanjang.
Paten(Patent)
30Sumber: http://simlitabmas.dikti.go.id/kinerja
Tren Meningkat Jumlah Publikasi InternasionalPerguruan Tinggi
2010 2011 2012 2013 2014 2015
PTS 246 303 590 955 1368 1921
PTN 1395 1748 2518 3505 5097 6177
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
J u
m l a
h
Publikasi Ilmiah Internasional Perguruan Tinggi
Fasilitasi Publikasi Ilmiah
Publikasi Internasi
onal
Insentif Artikel Terbit di Jurnal Internasional (100)
Pelatihan Penulisan Artikel Internasional (400)
Penyelenggaraan Konferensi Internasional di Indonesia (19)
Mengikuti Konferensi Internasional di LN (225)
Publikasi
Nasional
50 Insentif Buku
100Bimbingan Penulisan
Buku
300 Pelatihan Penulisan
Artikel
1 Peta Publikasi
Perguruan Tinggi
Permasalahan Jurnal Ilmiah
Ju
rnal T
erin
dex S
co
pu
s Jurnal Terindex DOAJ
TERINDEX
ScopusTERINDEX
DOAJ25
200
Country 201
1
2015 2016
Malaysia 46 79 84
Thailand 26 26 28
Philiphine 13 22 23
Indonesia 8 20 25
0 0 0 0 0 0 0 316
2945
108113
229
0 0 0 2 3 6 9 17
4255
7080 78 72
0 1 2 2 4 4 4 4 5 7 10
36 36 31
0 0 0 1 1 1 5 6 10 12 16 19 16 140 0 0 1 1 2 3 3 7 12 15 13 13 130 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
0
50
100
150
200
250
20022003200420052006200720082009201020112012201320142015
Indonesia
Malaysia
Singapore
Thailand
Philippines
Cambodia
Brunei
Vietnam
Perubahan Paradigma Tatakelola Jurnal Ilmiah
Media Cetak Media Elektronik
Fasilitasi Jurnal Ilmiah
Jurnal Internasi
onal
Bantuan Internasionalisasi Jurnal Ilmiah (25)
Workshop Internasionalisasi Jurnal Ilmiah (43)
Langganan basis data e-Jurnal (4)
Sosialisasi, Monitoring, Evaluasi e-Journal (900)
Jurnal
Nasional
(700) Pelatihan Penggunaan
OJS
(269) Akreditasi
Jurnal Ilmiah
(1) Perbaikan Sistem
Akreditasi
(50) Bantuan Tata Kelola
Jurmnal Internasional
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
1. Publikasi di Perguruan Tinggi atau lembaga ilmiah nasional
Invensi tidak dianggap telah diumumkan jika dalam waktu paling lama 6
(enam) bulan sebelum Tanggal Penerimaan, Invensi telah:
c. diumumkan oleh Inventornya dalam:
1. sidang ilmiah dalam bentuk ujian dan/atau tahap ujian skripsi,
tesis, disertasi, atau karya ilmiah lain; dan/atau
2. forum ilmiah lain dalam rangka pembahasan hasil penelitian
di lembaga pendidikan atau lembaga penelitian
Pasal 6 ayat (1) huruf (c)
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
2. Percepatan/Pengurangan waktu penyelesaian pemeriksaan
substantif
Pasal 57
Paten, paling lama 30 (tiga puluh) bulan terhitung sejak tanggal pengajuan
permohonan substantif
Pasal 124 ayat (1)
Paten sederhana, paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak Tanggal
Penerimaan Permohonan
3. Pengecualian pembayaran biaya tahunan Paten bagi Perguruan
Tinggi dan Litbang Pemerintah,
Pasal 126 ayat (4)
pembebasan dan pengurangan biaya pemeliharaan Paten.
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
4. Pemanfaatan sistem elektronik Kekayaan Intelektual (e-filing)
Permohonan dapat diajukan baik secara elektronik
maupun non- elektronik.
Pasal 24 ayat (4)
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
5. Mekanisme Paralel Impor dan Bolar Provision
Pasal 167
Dikecualikan dari ketentuan pidana sebagaimana dimaksud
dalam Bab XVII dan gugatan perdata atas:
(2) produksi produk farmasi yang dilindungi Paten di
Indonesia dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum
berakhirnya pelindungan Paten dengan tujuan untuk
proses perizinan kemudian melakukan pemasaran
setelah pelindungan Paten tersebut berakhir.
39
Peraturan Menteri Keuangan 106/2016
Satuan Biaya Keluaran Penelitian
Mempermudah Pertanggungjawaban Keuangan Riset
Kendala Dan UpayaPARADIGMA BARU PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN RISET
PERMENRISTEKDIKTI 42/2016 TKT
Tujuan Permen42/2016
mengetahui status Kesiapterapan Teknologi,
membantu pemetaan kesiapterapan teknologi,
mengevaluasi pelaksanaan program atau kegiatan riset
dan pengembangan;
mengurangi risiko kegagalan dalam pemanfaatan
teknologi; dan
meningkatkan pemanfaatan hasil riset dan
pengembangan.
Hasil Pengukuran TKTdigunakan oleh
pengambil kebijakan dalam merumuskan, melaksanakan,
dan mengevaluasi program riset dan pengembangan;
pelaku kegiatan dalam menentukan tingkat kesiapterapan
teknologi untuk dimanfaatkan dan diadopsi; dan
pengguna dalam
memanfaatkanhasilrisetdanpengembangan.
9 Tingkat TKT
Sumber: Ristekdikti, 2016
RENCANA INDUK RISET NASIONAL
43
Bidang FokusRIRN
2015-2045
Sesuai RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2015, serta isuaktual, RIRN 2015-2045 difokuskan pada 10 bidang:
1. Ketahanan Pangan
2. Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Baru danTerbarukan
3. Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat
4. Pengembangan Teknologi dan ManajemenTransportasi
5. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
6. Pengembangan Teknologi Pertahanan danKeamanan
7. Material Maju
8. Kemaritiman
9. Manajemen Penanggulangan Bencana
10. Sosial Humaniora – Seni Budaya – Pendidikan
Masing-masing bidang berisi 3-4 tema riset unggulan
KAJIAN PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA
Kearifan Lokal
Indigenous Studies
Global Village
KAJIAN SUSTAINABLE
MOBILITY
Urban Planning & Transportation
KAJIAN PENGUATAN
MODAL SOSIAL
Reforma Agraria
PengentasanKmeiskinan & Kemandirian
Pangan
Rekayasa Sosial& Pengembangan
Pedesaan
KAJIAN EKONOMI DAN SUMBER DAYA
MANUSIA
Kewirausahaan, Koperasi, dan
UMKM
Topik dan Sub-topik Penelitian
SOSIAL HUMANIORA - SENI BUDAYA - PENDIDIKAN
45
Perlu penguatan jaringan kerja sama penelitian dengan
pemerintah, industri/dunia usaha
Terima Kasih