GANGGUAN DISOSIATIF 1

download GANGGUAN DISOSIATIF 1

of 3

Transcript of GANGGUAN DISOSIATIF 1

  • 8/9/2019 GANGGUAN DISOSIATIF 1

    1/3

    GANGGUAN DISOSIATIF

    Disosiasi psikologis adalah perubahan kesadaran mendadak yang mempengaruhimemori dan identitas. Para individu yang menderita gangguan disosiatif tidak

    mampu mengingat berbagai peristiwa pribadi penting atau selama beberapa saatlupa akan identitasnya atau bahkan membentuk identitas baru.Gejala utama gangguan ini adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh dariintegrasi normal (dibawah kendali kesadaran) antara lain:ingatan masa lalukesadaran identitas dan penginderaan (awareness of identity and immediatesensations)kontrol terhadap gerakan tubuh

    PENGERTIAN DAN GEJALAA. Amnesia Disosiatif

    Amnesia disosiatif adalah hilangnya memori setelah kejadian yang penuh stres.Seseorang yang menderita gangguan ini tidak mampu mengingat informasi pribadi

    yang penting, biasanya setelah suatu episode yang penuh stres.Pada amnesia total, penderita tidak mengenali keluarga dan teman-temannya, tetapitetap memiliki kemampuan bicara, membaca dan penalaran, juga tetap memiliki

    bakat dan pengetahuan tentang dunia yang telah diperoleh sebelumnya.

    B. Fugue DisosiatifFugue disosiatif adalah hilangnya memori yang disertai dengan meninggalkan rumahdan menciptakan identitas baru.Dalam fugue disosiatif, hilangnya memori lebih besar dibanding dalam amnesia

    disosiatif. Orang yang mengalami fugue disosiatif tidak hanya mengalami amnesiatotal, namun tiba-tiba meninggalkan rumah dan beraktivitas dengan menggunakanidentitas baru.

    C. Gangguan DepersonalisasiGangguan depersonalisasi adalah suatu kondisi dimana persepsi atau pengalamanseseorang terhadap diri sendiri berubah.Dalam episode depersonalisasi, yang umumnya dipicu oleh stres, individu secaramendadak kehilangan rasa diri mereka. Para penderita gangguan ini mengalamipengalaman sensori yang tidak biasa, misalnya ukuran tangan dan kaki mereka

    berubah secara drastis, atau suara mereka terdengar asing bagi mereka sendiri.

    Penderita juga merasa berada di luar tubuh mereka, menatap diri mereka sendiri darikejauhan, terkadang mereka merasa seperti robot, atau mereka seolah bergerak didunia nyata.

    D. Gangguan Identitas DisosiatifGangguan identitas disosiatif suatu kondisi dimana seseorang memiliki minimal duaatau lebih kondisi ego yang berganti-ganti, yang satu sama lain bertindak bebas.Menurut DSM-IV-TR, diagnosis gangguan disosiatif (GID) dapat ditegakkan bilaseseorang memiliki sekurang-kurangnya dua kondisi ego yang terpisah, atau

    berubah-ubah, kondisi yang berbeda dalam keberadaan, perasaan dan tindakan yangsatu sama lain tidak saling mempengaruhi dan yang muncul serta memegang kendalipada waktu yang berbeda.Secara singkat kriteria DSM-IV-TR untuk gangguan identitas disosiatif ialah:

    1

  • 8/9/2019 GANGGUAN DISOSIATIF 1

    2/3

    a. Keberadaan dua atau lebih kepribadian atau identitasb. Sekurang-kurangnya dua kepribadian mengendalikan perilaku secara berulangc. Ketidakmampuan untuk mengingat informasi pribadi yang penting.

    ETIOLOGIIstilah gangguan disosiatif merujuk pada mekanisme, dissosiasi, yang didugamenjadi penyebabnya. Pemikiran dasarnya adalah kesadaran biasanya merupakankesatuan pengalaman, termasuk kognisi, emosi dan motivasi. Namun dalam kondisistres, memori trauma dapat disimpan dengan suatu cara sehingga di kemudian haritidak dapat diakses oleh kesadaran seiring dengan kembali normalnya kondisi orang

    yang bersangkutan, sehingga kemungkinan akibatnya adalah amnesia atau fugue.Pandangan behavioral mengenai gangguan disosiatif agak mirip dengan berbagaispekulasi awal tersebut. Secara umum para teoris behavioral menganggap dissosiasisebagai respon penuh stres dan ingatan akan kejadian tersebut.

    Etiologi GID. Terdapat dua teori besar mengenai GID. Salah satu teori berasumsibahwa GID berawal pada masa kanak-kanak yang diakibatkan oleh penyiksaansecara fisik atau seksual. Penyiksaan tersebut mengakibatkan dissosiasi danterbentuknya berbagai kepribadian lain sebagai suatu cara untuk mengatasi trauma(Gleaves, 1996).Teori lain beranggapan bahwa GID merupakan pelaksanaan peran sosial yangdipelajari. Berbagai kepribadian yang muncul pada masa dewasa umumnya karena

    berbagai sugesti yang diberikan terapis (Lilienfel dkk, 1999; Spanos, 1994). Dalamteori ini GID tidak dianggap sebagai penyimpangan kesadaran; masalahnya tidakterletak pada apakah GID benar-benar dialami atau tidak, namun bagaimana GIDterjadi dan menetap.

    TERAPIGangguan disosiatif menunjukkan, mungkin lebih baik dibanding semua gangguanlain, kemungkinan relevansi teori psikoanalisis. Dalam tiga gangguan disosiatif,amnesia, fugue dan GID, para penderita menunjukkan perilaku yang secara sangatmeyakinkan menunjukkan bahwa mereka tidak dapat mengakses berbagai bagiankehidupan pada masa lalu yang terlupakan. Oleh sebab itu, terdapat hipotesis bahwaada bagian besar dalam kehidupan mereka yang direpres.Terapi psikoanalisis lebih banyak dipilih untuk gangguan disosiatif dibandingmasalah-masalah psikologis lain. Tujuan untuk mengangkat represi menjadi hukumsehari-hari, dicapai melalui penggunaan berbagai teknik psikoanalitik dasar.

    Terapi GID. Hipnotis umum digunakan dalam penanganan GID. Secara umum,pemikirannya adalah pemulihan kenangan menyakitkan yang direpres akandifasilitasi dengan menciptakan kembali situasi penyiksaan yang diasumsikandialami oleh pasien. Umumnya seseorang dihipnotis dan didorong agarmengembalikan pikiran mereka kembali ke peristiwa masa kecil. Harapannya adalahdengan mengakses kenangan traumatik tersebut akan memungkinkan orang yang

    bersangkutan menyadari bahwa bahaya dari masa kecilnya saat ini sudah tidak adadan bahwa kehidupannya yang sekarang tidak perlu dikendalikan oleh kejadian masalalu tersebut.Terdapat beberapa prinsip yang disepakati secara luas dalam penganganan GID,terlepas dari orientasi klinis (Bower dkk, 1971; Cady, 1985; Kluft, 1985, 1999; Ross,1989)Tujuannya adalah integrasi beberapa kepribadianSetiap kepribadian harus dibantu untuk memahami bahwa ia adalah bagian dari satu

  • 8/9/2019 GANGGUAN DISOSIATIF 1

    3/3

    orang dan kepribadian- kepribadian tersebut dimunculkan oleh diri sendiri.Terapis harus menggunakan nama setiap kepribadian hanya untuk kenyaman, bukansebagai cara untuk menegaskan eksistensi kepribadian yang terpisah dan otonom.Seluruh kepribadian harus diperlakukan secara adil

    Terapis harus mendorong empati dan kerjasama diantara berbagai kepribadianDiperlukan kelembutan dan dukungan berkaitan dengan trauma masa kanak-kanak

    yang mungkin telah memicu munculnya berbagai kepribadian.

    Tujuan setiap pendekatan terhadap GID haruslah untuk meyakinkan penderitabahwa memecah diri menjadi beberapa kepribadian yang berbeda tidak lagidiperlukan untuk menghadapi berbagai trauma, baik trauma di masa lalu yangmemicu disosiasi awal, trauma di masa sekarang atau trauma di masa yang akandatang.

    Posted by Arya Verdi Ramadhani, M.Psi, Psikolog at 9:20 AM

    Labels:disorder, dissosiatif,somatoform

    2 comments:

    http://aryaverdiramadhani.blogspot.com/2008/06/vj35vi2008-gangguan-somatoform-dan.html

    3

    http://aryaverdiramadhani.blogspot.com/2008/06/vj35vi2008-gangguan-somatoform-dan.htmlhttp://aryaverdiramadhani.blogspot.com/search/label/disorderhttp://aryaverdiramadhani.blogspot.com/search/label/disorderhttp://aryaverdiramadhani.blogspot.com/search/label/dissosiatifhttp://aryaverdiramadhani.blogspot.com/search/label/somatoformhttp://aryaverdiramadhani.blogspot.com/search/label/somatoformhttp://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=9154706463686685199&postID=8724991939839792866http://aryaverdiramadhani.blogspot.com/search/label/disorderhttp://aryaverdiramadhani.blogspot.com/search/label/dissosiatifhttp://aryaverdiramadhani.blogspot.com/search/label/somatoformhttp://aryaverdiramadhani.blogspot.com/2008/06/vj35vi2008-gangguan-somatoform-dan.html