GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR (Studi …repo.stikesicme-jbg.ac.id/462/1/KTI Full...
Transcript of GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR (Studi …repo.stikesicme-jbg.ac.id/462/1/KTI Full...
GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR (Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang)
KARYA TULIS ILMIAH
IPUNG NURDIANSAH
15.131.0063
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
2018
ii
GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR (Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang)
Karya Tulis Ilmiah Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan
menyelesaikan Studi Diploma III Analis Kesehatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang
IPUNG NURDIANSAH
15.131.0063
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
2018
v
ABSTRAK
GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT
PADA JURU PARKIR
Oleh :
Ipung Nurdiansah
Meningkatnya jumlah kendaraan di zaman sekarang merupakan salah satu
penyumbang terbesar adanya pencemaran udara dari hasil pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor. Tidak hanya Karbondioksida yang dikeluarkan melainkan banyak
zat lain yang bersifat toksik bagi tubuh seseorang. Juru parkir merupakan salah satu
profesi yang beresiko besar terhadap bahaya paparan asap kendaraan karena
mengingat dalam sehari-hari dalam beraktifitas secara langsung dan tidak langsung
banyak terpapar asap kendaraan. Hal ini jika berlangsung lama dapat menyebabkan
suatu kelainan pada darah khususnya eritrosit karena zat toksik tersebut berpengaruh
dalam proses pembentukan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
morfologi eritrosit pada juru parkir di Jl. Ahmad Yani Jombang.
Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksperimental. Sampel yang
diambil yaitu juru parkir di jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
dengan jumlah populasi 30 juru parkir, sampel diambil sebanyak 23 dengan teknik simple
random sampling dengan variabel gambaran morfologi eritrosit. Analisa data penelitian
ini menggunakan editing, coding dan tabulating. Pemeriksaan morfologi eritrosit dengan
menggunakan SADT dan pengecatan Giemza.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar juru parkir
mengalami kelainan morfologi eritrosit sebanyak 19 responden dengan persentase
82,7% ditandai dengan adanya sel eritrosit yang tidak normal dan 4 responden dengan
persentase 17,3% tidak mengalami kelainan morfologi eritrosit.
Berdasarkan pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir dapat disimpulkan
bahwa terjadi kelainan morfologi eritrosit pada juru parkir. Peneliti berharap bahwa
penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya agar dilakukan analisa
lebih dalam dan lebih spesifik dari tiap sel yang mengalami kelainan dan memahami
pentingnya penggunaan APD saat beraktifitas diluar ruang.
Kata Kunci : Morfologi Eritrosit, Juru Parkir.
vi
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF ERYTHROCYTE MORPHOLOGY
IN THE PARKING OFFICER
By :
Ipung Nurdiansah
The increasing amount of vehicles currently is one of the causes of air pollution
presences result by motor vehicle burning. Not only carbondioxide that be produced but
many other substances are toxic for bodies. The parking officer is a profession at high
risk of exposure hazards because everyday their activities are much exposed by vehicle
emission directly and indirectly. If it last longer can lead to abnormalities in the blood
especially erythrocyte because the toxic substance takes effect in process of blood
formation. This research aims to find out the description of erythrocyte morphology in the
parking officer in Ahmad Yani street on Jombang sub-district and regency.
This research using descriptive experimental method. Specimen takes from
parking officer in Ahmad Yani street on Jombang sub-district and regency with a
population is 30 parking officers, specimen was taken 23 using simple random sampling
technique with variable is erythrocyte morphological description. Data analysis of this
research using editing, coding, and tabulating. The erythrocyte morphology is examined
using blood smear and giemsa stain.
In this research obtained results most of them have erythrocyte
morphological abnormalities as many 19 respondents with a percentage 82,7% is
characterized with abnormal erythrocyte cells and 4 respondents with a percentage
17,3% do not have any abnormalities. Based on this examination can be concluded that there are erythrocyte
morphological abnormalities in parking officer. Researcher hopes that this research can
be used as a reference for further research to do more specific analysis of each cells that
have abnormalities and understand the importance of using PPE in outdoor activities.
Key words: Erythrocyte morphology, Parking officer.
vii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Judul : Gambaran Morfologi Eritrosit Pada Juru Parkir
Nama Mahasiswa : Ipung Nurdiansah
Nomor Pokok : 15.131.0063
Program Studi : Diploma III Analis Kesehatan
TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING
PADA TANGGAL 13 AGUSTUS 2018
viii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR (Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang)
Disusun oleh :
Ipung Nurdiansah
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Jombang, 13 Agustus 2018
ix
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ipung Nurdiansah
NIM : 15.131.0063
Tempat, tanggal lahir : Jombang, 21 Mei 1997
Program Studi : D-III Analis Kesehatan
Institusi : STIKes ICMe Jombang
Menyatakan bahwa naskah Karya Tulis Ilmiah ini secara keseluruhan adalah
hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk dari
sumbernya.
Jombang, 16 Juli 2018
Saya yang menyatakan,
Ipung Nurdiansah
NIM : 15.131.0063
x
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jombang, 21 Mei 1997 dari pasangan Bapak Sahadi
dan Ibu Sriatun. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara.
Tahun 2009 penulis lulus dari SDN Blimbing - Jombang, tahun 2012 penulis
lulus dari SMP Negeri 5 Jombang, tahun 2015 penulis lulus dari SMA Negeri
Ngoro - Jombang dan penulis masuk Pergururan Tinggi STIKes “Insan Cendekia
Medika” Jombang melalui jalur mandiri. Penulis memilih Program Studi D-III
Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIkes “Insan
Cendekia Medika” Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, 16 Juli 2018
Ipung Nurdiansah
NIM : 15.131.0063
xii
PERSEMBAHAN
Alhamdullilah puji syukur atas segala Rahmad-Mu Ya Allah SWT,
Engkau berikan kemudahan dan jalan dalam langkah dan hidupku serta dalam
menyelesaikan tugas akhirku.
Aku persembahkan karya tulis ini untuk Keluarga kecilku tercinta yang tak
pernah lelah untuk memberikan motivasi, dukungan, semangat serta senantiasa
melantunkan do’a yang tulus untuk mengiringi setiap langkahku
dalam menuntut ilmu.
Kepada Bapak/Ibu dosen yang selalu memberikan motivasi/dukungan dan ilmu
yang tidak ternilai tentu sangat berharga untuk bekalku nanti hingga sekarang ini
aku dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Untuk Semua teman & Sahabat-Sahabatku seangkatan yang tidak bisa aku
sebutkan satu persatu yang selalu memberikanku semangat dan dukungan serta
telah memberi warna hidupku dalam menuntut ilmu setiap hari.
xiii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini berhasil terselesaikan. Karya tulis ilmiah ini
diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar Diploma III Analis
Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “Gambaran Morfologi Eritrosit
Pada Juru Parkir”.
Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah suatu hal yang mustahil
apabila penulis tidak mendapat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada H. Imam
Fathoni, S.KM., M.M selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si.,
M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan, Ruliati, S.KM., M.Kes selaku
pembimbing utama dan Ita Ni’matuz Zuhroh, S.ST., M.Kes selaku pembimbing
anggota karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan, keluarga kecil saya yang selalu
mendukung secara materil dan ketulusan do’anya sehingga penulis mampu
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik, serta teman-teman
seperjuanganku yang selalu memberikan dukungannya.
Karya tulis ilmiah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran
yang dapat mengembangkan karya tulis ilmiah ini sangat penulis harapkan guna
menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.
Jombang, 16 Juli 2018
Penulis
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL DALAM ................................................................................ ii
SURAT KEASLIAN ............................................................................................ iii
SURAT BEBAS PLAGIASI ................................................................................ iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN KTI .......................................................................... vii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................................. viii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... ix
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. x
MOTTO ............................................................................................................. xi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... xii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xviii
DAFTAR LAMBANG & SINGKATAN...................................................................xix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .............................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
xv
2.1 Darah .................................................................................................. 8
2.2 Juru Parkir .......................................................................................... 25
2.3 Pencemaran Udara ............................................................................. 25
2.4 Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) .................................................. 29
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual.......................................................................... 32
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ...................................................... 33
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 34
4.2 Rancangan Penelitian ......................................................................... 34
4.3 Populasi Penelitian, Sample dan Sampling ......................................... 34
4.4 Kerangka Kerja (Frame Work) ............................................................ 36
4.5 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 37
4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian ........................................... 37
4.7 Teknik Pengolahan dan Anallisa Data ................................................ 40
4.8 Etika Penelitian ................................................................................... 42
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil ................................................................................................... 43
5.2 Pembahasan ...................................................................................... 47
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 53
6.2 Saran .................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian................................... 37
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden................ 43
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Durasi Bekerja Responden
Dalam Sehari............................................................................
43
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lamanya Bekerja Sebagai
Juru Parkir.................................................................................
44
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Riwayat Penyakit
Responden..................................................................................
44
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit
Pada Juru Parkir.........................................................................
45
Tabel 5.6 Tabulasi Silang Berdasarkan Umur Responden Dengan Hasil
Pemeriksaan Morfologi Eritrosit..................................................
45
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Berdasarkan Durasi Bekerja Responden
Dengan Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit...........................
46
Tabel 5.8 Tabulasi Silang Berdasarkan Lamanya Responden Menjadi
Juru Parkir Dengan Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit.........
46
Tabel 5.9 Tabulasi Silang Berdasarkan Jenis Riwayat Penyakit
Responden Dengan Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit........
47
xvii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Hematopoiesis ............................................................................... 10
Gambar 2.2 Sel darah merah............................................................................. 11
Gambar 2.3 Sel darah putih ............................................................................... 12
Gambar 2.4 Trombosit ....................................................................................... 14
Gambar 2.5 Mikrosit .......................................................................................... 15
Gambar 2.6 Makrosit ......................................................................................... 15
Gambar 2.7 Anisositosis .................................................................................... 16
Gambar 2.8 Eliptosit .......................................................................................... 17
Gambar 2.9 Sperosit .......................................................................................... 17
Gambar 2.10 Fragmentosit ................................................................................ 18
Gambar 2.11 Sel Target .................................................................................... 18
Gambar 2.12 Sel Sabit....................................................................................... 19
Gambar 2.13 Sel Burr ........................................................................................ 19
Gambar 2.14 Akantosit ...................................................................................... 20
Gambar 2.15 Tear Drop Cell .............................................................................. 20
Gambar 2.16 Rouleaux ...................................................................................... 21
Gambar 2.17 Poikilositosis ................................................................................ 21
Gambar 2.18 Hipokrom...................................................................................... 22
Gambar 2.19 Polikrom ....................................................................................... 22
Gambar 2.20 Benda Howell Jolly ....................................................................... 23
Gambar 2.21 Basophillic Stippling ..................................................................... 24
Gambar 2.22 Eritrosit Berinti .............................................................................. 24
Gambar 2.23 SADT ........................................................................................... 31
xviii
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .................................................... 32
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian .............................................................. 36
xix
DAFTAR LAMBANG & SINGKATAN
ALA : Aminolevulinat
ALAD : Amino levulinic acid dehydrase
ALAS : Amino levulinic acid synthetase
APD : Alat Pelindung Diri
BLL : Blood lead level
CO : Karbon monoksida
CO2 : Karbon dioksida
DIC : Disseminated intrvascular coagulation
DMT : Divalent Metal Transporter
EDTA : Ethylene Diamine Tetraacetic Acid
EP : Erythrocyte protoporphyrin
Hb : Hemoglobin
HC : Hidrokarbon
IQ : Intellegence quotient
NO2 : Nitrogen dioksida
O2 : Oksigen
Pb : Plumbum
PM : Particulate matter
SADT : Sediaan Apusan Darah Tepi
SO2 : Sulfur dioksida
VOCs : Volatile organic compounds
WHO : World Health Organization
ZPP : Zinc protoporphyrin
% : Persentase
xx
≥ : Lebih dari sama dengan
≤ : Kurang dari sama dengan
Ѵ : Centang
/ : Atau
µm : Mikromili
± : Kurang lebih
- : Hingga
˃ : Lebih dari
M3 : Meter kubik
: : Perbandingan
Ml : Mililiter
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Informed Concent
Lampiran II Kuesioner
Lampiran III Lembar Observasional (Hasil)
Lampiran IV Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit
Lampiran V Gambar Pemeriksaan Pada Mikroskop Morfologi Eritrosit
Lampiran VI Gambar Dokumentasi Penelitian
Lampiran VII Surat Keterangan Penelitian
Lampiran VIII Lembar Konsultasi
Lampiran VIX Surat Pernyataan Bebas Plagiasi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesatnya pembangunan dalam dunia transportasi tentunya sangat
berakibat adanya peningkatan transportasi khususnya kendaraan bermotor
yang tinggi sehingga polusi udara di kota besar semakin dirasakan. Hasil
proses penggunaan bensin yang digunakan pada kendaraan bermotor
merupakan salah satu hal penyebab pencemaran udara yang dirasakan saat
ini. Disamping CO (Carbon monoksida), juga dihasilkan NO, belerang
oksida, partikel padatan serta senyawa fosfor dan senyawa logam berat
yang berbahaya yaitu timbal. Kandungan senyawa-senyawa ini dapat
ditemukan dalam BBM bahan bakar serta minyak pelumas. Proses
pembakaran BBM pada mesin yang kurang sempurna dapat menyebabkan
pencemaran udara. Emisi logam timbal (Pb), karbon monoksida, juga
dikeluarkan nitrogen oksida, belerang oksida, partikel padatan dan
senyawa fosfor adalah hasil akhir dari proses pembakaran mesin kendaraan
bermesin. Logam berat (pb) timbal salah satu contoh suatu senyawa yang
ditambahkan pada bahan bakar kendaraan yang dugunkan untuk antiketuk
(Anti-knock) pada mesin (Yayuk, 2017). Sehingga masyarakat yang
beraktifitas di luar ruang khusunya jalan raya dengan lalu lintas yang padat
dan seperti mereka seperti pengendara motor, petugas polisi lalu lintas dan
pejalan kaki tak terkecuali juru parkir secara otomatis terpapar oleh pencemar
logam berat dari hasil pembakaran mesin kendaraan dengan kadar yang
tinggi. Toleransi kadar paparan bergantung pada rendah tingginya zat
2
pencemar yang berkaitan dengan kondisi kendaraan yang padat pada
keadaan tertentu.
Menurut (WHO) World Health Organization pada setiap tahunnya sekitar
3 juta orang yang meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh
pencemaran paparan udara dari asap kendaraan atau 5% dari 55 juta
orang yang meninggal setiap tahun di dunia (Rosnita, 2015). Sebuah studi
di Jakarta tahun 2001 menunjukkan sumber timbal yang paling banyak
berasal dari bensin dengan kandungan timbal, hal ini dibuktikan dengan
adanya kadar timbal pada orang yang beraktifitas dijalur lalu lintas yang
padat lebih tinggi dibandingkan orang yang beraktifitas pada lalu lintas yang
tidak padat/sedikit kendaraan seperti halnya pada juru (Bebi, 2014).
Kelompok yang beresiko berat terpapar logam berat (Pb), nitrogen oksida,
belerang oksida, partikel padatan dan senyawa fosfor adalah juru parkir
salah satunya yang banyak bekerja pada daerah padat lalu lintas
(Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1406, 2002). Hasil penelitian
Fakultas Kesehatan Masyarakat Sumatera Utara pada tahun 2005
pencemaran udara salah satunya logam berat Pb (Timbal) dalam suspensi
darah tukang parkir pada 8 orang (8,3%) <40 mg/100ml termasuk jenis
normal, pada 34 orang (53%) antara 40-80mg/100ml termasuk ditoleransi,
pada 40 orang (41%) antara 80-120mg/100ml termasuk berlebih,
sedangkan pada 14 orang (14,6%) >120 mg/100ml termasuk jenis
berbahaya. Kadar Pb (Timbal) pada sampel darah juru parkir umumnya
tinggi (Yayuk, 2017). Studi pengamatan yang dilakukan terlihat secara
keseluruhan juru parkir di Kota Jombang baik di jalan besar maupun kecil
dalam kegiatannya sehari-hari penggunaan APD kurang diperhatikan. Hal ini
terlihat pada juru parkir di jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten
Jombang yang berjumlah 30 orang dalam bekerja tidak ada yang
3
menggunakan APD apapun seperti baju lengan panjang, masker dan lain-lain
yang dapat digunakan untuk mecegah terpapar asap dari hasil kendaraan
bermotor yang dapat menyebabkan kelainan tertentu. Berbeda halnya
dengan daerah lain sebagian kecil masih menggunakan APD dalam
menjalankan aktifitas sebagai juru parkir. Dilihat dari volume kendaraan yang
ada di jalan Ahmad Yani merupakan salah satu bagian jalan utama dengan
volume kendaraan yang tinggi dan dapat dilihat pula dari kendaraan yang
diparkir oleh setiap juru parkir setiap harinya rata-rata 25-30 kendaraan
perhari dengan lama bekerja dari tiap juru parkir rata-rata 7-8 jam perhari
dengan waktu istirahat hanya 15-30 menit.
Pencemaran udara dapat berupa partikel debu, aerosol dan Pb serta
gas baik berupa CO, Nox, Sox, H2S, serta HCO.Udara yang telah tercemar
dengan partikel tersebut menyebabkan gangguan klinis kesehatan tubuh
yang bertingkat dan jensinya bergantung pada ukuran, macam dan jenis
sumber pencemarnya. Gangguan yang terjadi biasanya pada organ tubuh
seperti paru-paru serta pembuluh dan dapat pula mengakibakan iritasi pada
mata dan kulit. Pencemaran udara yang terjadi karena partikel padatan dari
udara biasanya menyebabkan kelainan pada sistem pernafasan yang kronis
yaitu bronkitis kronis, emfisema dan busung angin, kanker paru-paru dan
asma bronkial. Pencemaran berupa gas yang larut dalam udara dapat
masukkedalam tubuh dan masuk ke paru-apru sehingga dapat diserap tubuh
mealalui sistem perdaran darah. (Ratnani, 2008).
Salah satu jenis partikel pencemaran udara Timbal yang dihasilkan oleh
kendaraan bermotor dari asapnya jiak masuk ke dalam tubuh dapat berupa
paparan non okupasional dan okupasional. Paparan nonokupasional pada
umumnya dapat berupa makanan/minuman yang dikonsumsi tercemar oleh
logam berat. Paparan okupasional dapat melalui sistem pernafasan dan
4
percernaan oleh Pb karbonat dan. Pajanan Timbal (Pb) pada manusia dapat
menimbulkan berbagai efek kesehatan negatif bagi tubuh, yaitu pada syaraf
pusat dan syaraf tepi (menurunkan daya konsentrasi, gangguan tidur dan
kecemasan), sistem kardiovaskuler (menyebabkan hipertensi), Sistem
Hematopoetik (anemia), ginjal, Pencernaan, sistem reproduksi, dan bersifat
karsinogenik. (Dwi, 2017).Timbal yang masuk ke dalam tubuh seseorang dan
mengendap dalam tubuh dapat menyebabkan anemia karena mengganggu
biosintesis heme dan juga dapat merusak membran sel eritrosit sehingga
dapat menyebabkan kelainan bentuk eritrosit. Sehingga adanya Timbal
dalam tubuh mempunyai berbagai efek pada sel. (Bebi, 2014)
Timbal terikat pada enzim ö−amino levulinic acid dehydrase (ALA
Dehydrase) dan ferrochelatase, sehingga enzim ö−amino levulinic acid
synthetase (ALAS) tidak dapat mengubah phorfobilinogen, dan besi tidak
dapat memasuki siklus protoporphyrin. Prekursor heme, erythrocyte
protoporphyrin (EP) yang digantikan menjadi zinc protoporphyrin (ZPP)
menjadi meningkat dan pembentukan heme menurun. Divalent Metal
Transporter 1 (DMT 1) adalah protein yang berfungsi mentransfer besi
melewati membran apikal enterosit duodenum tidak hanya spesifik
terhadap besi, tetapi juga dapat mentranspor ion metal divalen lainnya,
termasuk mangan, kobalt, tembaga, seng, kadmium dan timbal. Adanya
kondisi defisiensi besi meningkatkan kecepatan penyerapan logam
divalen lainnya, terutama timbal sehingga dapat meningkatkan kejadian
keracunan timbal. Peningkatan kadar timbal akibat paparan dari asap
kendaraan dan mengendap dalam tubuh darah dapat mengganggu
eritropoesis dengan menginhibisi sintesis protoporphyrin, dan
mengganggu absorbsi besi yang menyebabkan risiko anemia semakin
tinggi. Pada kondisi keracunan timbal dari aspa kendaraan bermotor yang
5
terhirup, efek yang paling terlihat adalah pada sintesis heme. Hal ini
menyebabkan kondisi anemia berat. (Bebi, 2014)
Adanya peningkatan logam berat timbal (Pb) akibat dari terlalu banyak
terpapar asap kendaraan bermotor yang mengandung logam berat Pb selain
menghambat eritropoiesis juga menghambat sintesa protoporfirin yang dapat
menyebabkan resiko anemia, adanya timbal dalam tubuh yang mengendap
juga berpengaruh pada morfologi dan kemampuan sel untuk hidup dari sel
eritrosit (Eni, 2016). Oleh karena itu dalam juru parkir merupakan salah satu
profesi yang beresiko tinggi terpapar oleh asap kendaraan bermotor yang
mengandung logam berat timbal (Pb) karena dalam kegiatan sehari-hari
juru parkir berada di pinggir jalan raya dengan tingkat kepadatan lalu
lintas yang sangat tinggi. (Rosnita, 2015)
Masyarakat umum diharapakan dapat mengetahui bahaya paparan asap
kendaraan bermotor yang mempunyai pengaruh / risiko bagi kesehatan
akibat terpapar karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2) dan
nitrogen dioksida (NO2) dan logam berat (Pb) dari asap kendaraan
bermotor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh seseorang.
Sehingga perlu adanya penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam
beraktifitas maupun bekerja di luar ruang yang mempunyai resiko tinggi
terpapar asap kendaraan sangat penting mengingat pengaruh yang
ditimbulkan dari paparan asap kendaraan bermotor seperti penggunaan
masker penutup hidung dan mulut yang 2 hari sekali diganti/dicuci tiap hari,
penggunaan baju dan celana lengan panjang untuk menghindari paparan
asap kendaraan yang masuk dalam tubuh melalui pori – pori kulit,
penggunaan kacamata, baju rompi dan lain-lain yang sesuai SNI. Konsumsi
makanan bergizi dan pemberian suplemen multivitamin juga diharapakan
6
dapat mengurangi efek yang ditimbulkan pada orang yang sudah terpapar
asap kendaraan bermotor secara langsung. (Kurnia, 2014).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir di Jalan Ahmad
Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir di di Jalan
Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peneliti selanjutnya
atau dalam dunia akademik khusunya bidang hematologi mengenai
gambaran morfologi eritrosit
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Tenaga laboratorium
Dapat mengetahui dan mengamati adanya kelainan morfologi
eritrosit pada juru parkir serta mengetahui indikasi kelainan suatu
penyakit yang di sebabkan oleh paparan asap kendaraan
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat secara langsung
atupun tidak langsung cara mecegah/menghindari bahaya dari paparan
asap kendaraan bermotor bagi kesehatan
7
3. Bagi Peneliti
Selain memperluas manfaat secara pengetahuan dan mengembangkan
sumber daya penulis, hasil studi ini juga dapat memberikan orientasi
dalam menganalisa paparan asap kendaraan bermotor
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Darah
2.1.1. Pengertian Darah
Darah merupakan cairan yang terdiri atas dua bagian yaitu
plasma darah dan sel darah.Ada tiga jenis darah yaitu eritrosit,
leukosit dan trombosit. (Mehta, 2005). Darah mempunyai sifat yang
berbeda dengan jaringan lainnya, sehingga darah dapat bergerak
menyebar ke berbagai kompartemen tubuh. Darah di distribusikan
melalui pembuluh darah dari jantung keseluruh tubuh dan akan
kembali lagi menuju jantung. Sistem ini berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan sel atau jaringan akan nutrien dan oksigen, serta
mentranspor sisa metabolisme sel (Risqy, 2016).
2.1.2. Fungsi darah
Fungsi darah secara umum adalah:
a. Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengantarkan oksigen
(O2) dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh yang
membutuhkan dan mengangkut karbondioksida (CO2) dari
jaringan tubuh menuju ke paru-paru.
b. Mengangkut hasil sari-sari makanan dari usus ke jaringan
tubuh. Darah bekerja sebagai sistem pengangkut (sirkulasi,
distribusidan transportasi) dari tubuh dan mengantarkan oksigen,
dan zat-zat makanan, nutrisi, atau gizi yang dibutuhkan sel
dan jaringan untuk melakukan aktivitas fisiologis.
9
c. Sel darah putih (leukosit) menyediakan banyak tipe sebagai
antibodi, misalnya beberapa fagositik untuk melindungi tubuh
terhadap serangan kuman dengan cara memangsa, melawan
infeksi dengan antibodi.
d. Trombosit berperan dalam pembentukan darah, melindungi dari
pendarahan masih yang diakibatkan luka atau trauma
e. Dll (Gladis,2012).
2.1.3. Hematopoiesis
Proses pembentukan sel-sel baik leukosit, eritrosit maupun
trombosit hal tersebut disebut hematopoiesis. Hematopoiesis
sudah terjadi mulai masa embrional, tempat utama hematopoiesis
yaitu pada kandung kuning telur. Pada minggu keenam sampai
dengan bulan keenam atau ketujuh kehidupan janin, limpa dan
hati menjadi organ utama yang menghasilkan sel-sel darah hingga
dua minggu kelahiran bayi. Pada umur 6-7 bulan masa janin,
sumsum tulang sudah memiliki peranan penting dalam
hematopoiesis (Mehta, 2000).
10
Gambar 2.1 Hematopoiesis Sumber: Heckner, 2011
2.1.4. Jenis-jenis sel darah
Pada darah orang dewasa volume darah sekitar 5 liter.
Darah adalah jaringan ikat atau konektif berbentuk cair yang terdiri
dari 3 unsur seluler, yaitu: sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel
darah putih (leukosit), sel-sel darah pembeku atau keping darah
(trombosit). Semua jaringan memerlukan persediaan darah yang
mencukupi. Sari-sari makanan hasil proses pencernaan pada
usus (ilium) diserap darah dan diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh. Kecuali itu, darah mengangkut zat-zat yang tidak
diperlukan lagi oleh tubuh (Mehta, 2005).
a. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah mempunyai fungsi sebagai pengangkut
oksigen dan mengikat karbondioksida untuk dibawa ke paru-
paru. Eritrosit di dalam tubuh di buat di sumsum tulang merah,
limpa dan hati, akan beredar di dalam tubuh selama kurang lebih
11
14 hari lalu setelah itu akan mati. Eritrosit memiliki usia yaitu
sekitar 120 hari. Sel darah merahjuga mengandung hemoglobin
(Hb) yang dapat membawa oksigen (O2) dan Karbondioksida
(CO2) (Friska, 2016).
Struktur eritrosit matang merupakan suatu cakram bikonkaf
yang berdiameter sekitar 7 mikron. Sel ini hanya terdiri atas
membran dan sitoplasma tanpa adanya inti sel.
Komponen eritrosit terdiri atas:
1). Membran eritrosit
2). Sistem enzim
3). Hemoglobin
Perubahan struktur atau morfologi dari eritrosit akan
menimbulkan kelainan. Hal tersebut menyebabkan kelainan
enzinopati dan juga kelainan hemoglobinopati (Friska, 2016).
Gambar 2.2 Sel Darah Merah Normal Sumber: Heckner, 2011
Ciri-ciri sel darah merah:
1. Tidak dapat menembus dinding kapiler
2. Mengandung Hb yang berwarna merah
3. Berumur kurang lebih 120 Hari
12
4. Berukuran 7,5-7,7 µm dan tebalnya 1 – 2 µm
5. Bentuknya bulat pipih yang bagian tengahnya cekung
(Bikonkaf) dan Tidak berinti
b. Sel darah putih (leukosit)
Leukosit atau sel darah putih mempunyai fungsi sebagai
pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan berkaitan
dengan sistem imunitas. Penyakit atau bakteri yang masuk ke
dalam jaringan akan di makan oleh sel darah putih. Sel darah
putih diproduksi di dalam limfe dan kelenjar limfe. Sel darah
putih juga mempunyai fungsi sebagai pengangkut zat lemak
dari dinding usus melalui limfe kemudian ke pembuluh darah.
Ciri-ciri sel darah putih:
1. Berukuran 10-12 µm
2. Sel nya mempunyai nukleus (inti sel)
3. Bergerak bebas secara ameboid
Ada lima jenis sel darah putih, yaitu:
Gambar 2.3 Sel Darah Putih Sumber: Heckenr, 2011
13
1. Neutrofil, berfungsi untuk memfagositosis bakteri dan debris.
2. Eosinofil, yang dapat menyerang cacing parasitik dan terjadi
peningkatan pada saat reaksi alergi.
3. Basofil, memiliki dua zat kimia yaitu Histamine dan berperan
dalam respon alergi
4. Limfosit, sebagai respon terhadap invasi bakteri, virus. Dan
memiliki antibodi dan respon imun seluler.
5. Monosit, bagian dari kelompok sistem kekebalan tubuh
yang tidak mempunyai butiran halus dalam sel (granula).
Kemudian berdiam di jaringan tubuh tertentu yang
mengalami pematangan menjadi makrofag.
c. Keping darah (trombosit)
Trombosit adalah sel yang bergranula yang membentuk
agrerat di tempat cidera pembuluh darah. Trombosit
mempunyai fungsi yang sangat penting pada pembekuan
darah. Ketika sedang melakukan aktifitas dan mengalami
cidera pada otot yang menyebabkan pembuluh darah robek,
maka dari itu trombosit bertugas membekukan darah agar tidak
keluar dari pembuluh darah.
14
Gambar 2.4 Trombosit Sumber : Wirawan, 2011
Ciri-ciri trombosit:
1. Berukuran lebih kecil (2-4 µm) dari eritrosit dan leukosit
2. Sel darah pembeku tidak berinti
3. Bila tersentuk benda yang permukaannya kasar mudah
pecah (Wiarto, 2014).
2.1.5. Kelainan sel darah merah
Pembentukan sel darah merah dirangsang oleh hormon
glikoprotein dan eritroprotein yang berasal dari organ ginjal.
Massa sel darah merah yang bersirkulasi dalam tubuh bisa
mengalami perubahan. Bila terjadi adanya peningkatan kuantitas
volume sel darah merah disebut polisitemia. Sebaliknya jika
jumlah sel darah merah berkurang maka akan timbul anemia.
(Mehta, 2005).
15
a. Kelainan ukuran eritrosit (Size) :
1. Mikrosit
Eritrosit lebih kecil dari pada eritrosit normal dengan
ukuran <6µm. Sel ini dapat berasal dari fragmentasi eritrosit
yang normal seperti pada anemia hemolitik
Gambar 2.5 Mikrosit Sumber : Wirawan, 2011
2. Makrosit
Makrosit adalah eritrosit yang berukuran lebih dari 8µm. Sel
ini dapat terjadi pada anemia megaloblastik, penyakit hati dan
retikulositosis.
Gambar 2.6 Makrosit Sumber : Wirawan, 2011
16
3. Anisositosis
Anisositosis terjadi pada penderita anemia mikrositik anemia
makrositik seperti yang bersamaan dengan anemia gizi, penyakit
gizi, penyakit mielomadisplasia atau anemia yang berhasil dari
pengobatan.
Gambar 2.7 Anisositosis Sumber: Wirawan, 2011
b. Kelainan bentuk eritrosit (Shape) :
1. Ovalosit
Ovalosit berbentuk sel lonjong. Pada ovalositosis herediter,
dalam sediaan hapus tampak lebih dari 90% eritrosit
berbentuk oval. Bentuk ini harus dibedakan dari makroovalosit
yang didapatkan dari anemia megaloblastik dengan eritrosit
yang berukuran besar dan oval. Dalam keadaan normal
ovalosit dapat dijumpai dalam jumlah sedikit di dalam darah
tepi.
17
Gambar 2.8 Eliptosit atau Ovalosit Sumber : Wirawan, 2011
2. Sperosit
Sperosit dengan bentuk lebih bulat, lebih kecil dan lebih tebal
dari eritrosit normal. Dialami pada penderitabanemia
hemolitik autoimun, lupus eritematous sistemik, septikemia
dan pasca tranfusi.
Gambar 2.9 Sperosit Sumber : Wirawan, 2011
3. Schitosit atau fragmentosit
Sel ini merupakan fragmen eritrosit, ukuran sel nya kecil
dan tidak beraturan. Terjadi pada kelainan genetik seperti
thalasemia dan ovalositosis herediter. Kelainan eritrosit
didapat pada anemia megaloblastik, kelainan katup jantung.
18
Pada keadaan ini fragmentosit tampak sebagai sel helm dan
pada luka bakar berat.
Gambar 2.10 Fragmentosit Sumber : Wirawan, 2011
4. Sel target atau leptosit
Eritrosit yang memiliki warna kemerahan di bagian tengah,
terdapat pada penderita thalasemia, anemia defisiensi besi
berat dan penyakit hati menahun.
Gambar 2.11 Sel Target Sumber : Wirawan, 2011
19
5. Sel sabit atau sickle cell
Eritrosit berbentuk sabit. Terdapat pada proses reaksi
transfusi, dan anemia hemolitik serta pada penyakit sel sabit
heterozigot.
Gambar 2.12 Sel Sabit Sumber : Wirawan, 2011
6. Sel Burr
Sel eritrosit dengan ukuran kecil atau fragmentosit dengan
duri yang berjumlah satu atau lebih pada permukaannya.
Banyak dijumpai pada uremia dan disseminated intravascular
coagulation (DIC)
Gambar 2.13 Sel Burr Sumber : Wirawan, 2011
20
7. Akantosit
Sel ini dapat dijumpai pada metabolisme fosfolipid dari
membran eritrosit, dimana tepi eritrosit nya mempunyai
tonjolan-tonjolan yang berupa duri.
Gambar 2.14 Akantosit Sumber : Wirawan, 2011
8. Tear drop cells
Eritrosit dengan bentuk seperti tetesan air mata. Dapat
dijumpai pada penderita fibrosis sumsum tulang dan juga
dibeberapa anemia seperti anemia hemolitik, anemia
megaloblastik, thalasemia mayor.
Gambar 2.15 Tear drop cells Sumber : Wirawan, 2011
21
9. Rouleaux
Rouleaux tersususn dari 3 – 5 eritrosit yang memiliki bentuk
barisan yang autoaglutinasi nya denan keadaan eritrosit
bergumpal.
Gambar 2.16 Rouleaux Sumber : Wirawan, 2011
10. Poikilositosis
Poikilositosis adalh istilah yang menunjukan bentuk eritrosit
yang beragam dalam satu sediaaan apusan darah tepi.
Keadaan ini bnyak dijumapai pada thalasemia mayor dana
anemia berat.
Gambar 2.17 Poikilositosis Sumber : Wirawan, 2011
22
c. Kelainan warna eritrosit
1. Hipokrom
Eritrosit yang memiliki warna tampak pucat. Terjadi pada
keadaan kadar hemoglobin menurun. Dijumpai pada penderita
anemia defisiensi besi, anemia sideroblastik.
Gambar 2.18 Hipokrom Sumber : Wirawan, 2011
2. Polikrom
Eritrosit berukuran lebih besar dan berwarna lebih biru dari
eritrosit normal. Dapat dijumpai pada penderita anemia
hemolitik dan hemopoeisis ekstrameduler.
Gambar 2.19 Polikrom Sumber : Wirawan, 2011
23
3. Anisokromasia
Anisokromasia umumnya menunjukan adanya perubahan
kondisi seperti kekurangan zat besi.
d. Benda-benda Inklusi dalam Eritrosit
1. Howell Jolly
Howell jolly merupakan sisa inti dari eritrosit. Dengan bentuk
bulat, yang berwarna biru tua atau ungu. Terjadi pada
anemia pernisiosa, anemia defisiensi besi, anemia asam folat,
juga didapatkan pada atrofi limpa dan pasca splenektomi.
Gambar 2.20 Benda Howell Jolly Sumber : Wirawan, 2011
2. Kristal
Biasanya berbentuk batang lurus atau bengkok, dengan
pewarnaan brilliant cresyl blue yang nampak berwarna biru.
3. Basophillic stippling
Terdapat titik basofil atau basophilic stippling. Didapatkan
pada keadaan infeksi, keracunan timah hitam (Pb) dan
unstable hemoglobin.
24
Gambar 2.21 Basophillic stippling Sumber : Wirawan, 2011
4. Eritrosit berinti
Eritrosit berinti mungkin di dapatkan dalam hapusan darah
tepi pada anemia berat, eritropoesis hiperkatif, anemia
hemolitik, neoantus, septikemia, pasca splenektomi (Wirawan,
2011).
Gambar 2.22 Eritrosit berinti Sumber : Wirawan, 2011
25
2.2. Juru Parkir
2.2.1. Pengertian Juru Parkir
Pekerja parkir atau sering disebut sebagai juru parkir adalah
salah satu profesi yang banyak dan mudah dilakukan oleh masyarakat
di berbagai kalagan. Profesi Juru parkir ini bertugas membantu
mengatur semua kendaraan yang keluar dan masuk ke tempat
parkir, mengawasi kendaraan yang diparkir serta memungut biaya
parkir kepada pemilik kendaraan (pengguna jasa parkir). Pekerja
parkir dalam bertugas memiliki beberapa perlengkapan utama yaitu
kartu nama pekerja parkir, peluit, pakaian seragam, rompi yang
memantulkan sinar (scothlite) yang penting bila bertugas pada saat
malam hari dan karcis parkir. Dalam kesehariaannya juru parkir ini
dapat bekerja hingga 8 Jam per hari, hal ini dapat mengindikasikan
bahwa pada juru parkir resiko terpapar oleh asap kendaraan bermotor
dalam kesehariannya cukup tinggi sehingga resiko untuk terjadinya
kelainan secara hematologis cukup tinggi secara mikroskopis dengan
adanya kelainan morfologi eritrosit (Indah, 2015).
2.3 Pencemaran Udara
2.3.1. Pencemaran
Masuknya polutan ke dalam suatu lingkungan baik sengaja
atau tidak sengaja sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan
tersebut merupakan pencemaran lingkungan atau polusi. Menurut
undang-undang pokok pengolahan lingkungan hidup no. 4 tahun
1982, pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau
dimasukannya mahluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke
dalam lingkungannya, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
26
kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan
menurun sampai tingkat tertentu (Risqy, 2016).
Kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pencemaran
udara yaitu dengan dihasilkannya gas CO, NO2, hidrokarbon, SO2,
dan tetraethyl lead yang merupakan bahan logam timah yang
ditambahkan ke dalam bensin berkualitas rendah untuk meningkatkan
nilai oktan yang berfungsi mencegah terjadinya letupan pada
mesin.
Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain:
a. Faktor alam (internal) :
1. Gas-gas vulkanik gunung berapi
2. Abu yang dikeluarkan akibat gunung berapi
b. Faktor manusia (eksternal) :
1. Hasil pembakaran dari asap kendaraan
2. Hasil pembakaran hutan
3. Pembakaran sampah rumah tangga
4. Pemakaian zat kimia yang disemprotkan di udara
(Suyono, 2014).
2.3.2. Timbal (Pb)
Timbal (Pb) merupakan unsur logam anorganik berwarna kebiru-
biruan atau abu-abu kepekatan. Pb pada awalnya adalah logam
yang secara alami terdapat di dalam kerak bumi. Timbal (Pb) memiliki
fungsi dalam bahan bakar mesin sebagai bahan anti karat dalam
mesin dan pada saat pembakaran bahan bakar dalam mesin tidak
27
menimbulkan suara. Timbal ini dalam sehari – hari dapat diproduksi
dari asap kendaraan bermotor, karena kendaraan bermotor ini
merupakan penyumbang terbesar dalam polusi yang menghasilkan
logam berat Timbal (Pb). Timbal (Pb) merupakan logam yang
mendapat perhatian karena bersifat toksik melalui konsumsi
makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.
Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan,
minuman, pernapasan, kontak lewat kulit, serta lewat parenteral (Sri,
2007).
Senyawa Pb meliputi Pb-organik, yaitu Pb tetraetil dan Pb
tetrametill dalam bentuk larutan yang banyak digunakan sebagai zat
adiktif pada bahan bakar kendaraan. Dengan proses penguapan
bensin akan memekatkan kedua unsur Pb-alkil ini. Dengan
pemanasan mesin, kedua zat ini akan terdekomposisi kemudian
terlontar ke udara dan akan melayang di udara. Bereaksinya Pb
dengan gugus Sulfhidril dari protein akan menyebabkan pengendapan
protein dan menghambat pembuatan hemoglobin. Sumber keracunan
timbal (Pb) antara lain adalah asap kendaraan. Pb yang
umumnya mudah diserap dari paru (debu atau uap) pada awalnya
berikatan dengan eritrosit, kemudian didistribusikan ke jaringan
lunak dan akhirnya dideposit secara lambat dalam tulang. Eksresi
Pb berlangsung sangat lambat. Bukti laboratorium untuk keracunan Pb
terdiri salah satunya ditemukannya Basophilic Stippling dan kelainan
morfologi eritrosit lainnya dan inhibisi enzim asam amino levulinat
dehidratase.
28
Konsetrasi timbal dalam tubuh dengan kadar :
a. Kadar timbal (Pb) 10µg/dL mempunyai efek sedikit
menurunkan IQ, pendengaran dan pertumbuhan menjadi
terganggu.
b. Kadar timbal (Pb) 20µg/dL mempunyai efek cukup
menurunkan IQ, masalah pada berbicara.
c. Kadar timbal (Pb) 40µg/dL mempunyai efek perkembangan
tulang dan otot yang lambat, mudah terserang anemia,
penurunan dan kelainan sel darah merah.
d. Kadar timbal (Pb) 50µg/dL mempunyai efek sakit perut,
anemia dan kerusakan otak.
e. Kadar timbal (Pb) >100µg/dL mempunyai efek koma, hingga
kematian (Friska, 2016).
Gejala klinis keracunan timbal berdasarkan lamanya paparan,
sebagai berikut:
a. Keracunan akut: timbul 30 menit setelah terminum larutan
mengandung timbal (Pb) atau terhirup uap timbal (Pb). Gejala
mual, muntah, rasa terbakar di mulut
b. Keracunan subakut: 1-3 hari terpapar timbal (Pb) terus
menerus. Gejala rasa kebas, kaku otot, vertigo, gelisah,
depresi dan kejang.
c. Keracunan kronis: bertahun-tahun. Gejala anemia dan kolik,
infertilitas dan abortus (Sri, 2007).
29
Orang yang beresiko tinggi terkena paparan Pb yang berlebih
adalah:
a. Pekerja tambang, industri dan pengolahan logam Pb
b. Anak-anak (Pb terdapat dalam produk mainan anak-anak)
c. Polisi lalu lintas
d. Tukang parkir
e. Kondektur angkutan umum
f. Pengendara motor
g. Tukang beca dan tukang ojek
h. Para pedagang di terminal
2.4 Sediaan Apusan Darah Tepi
2.4.1. Pengertian SADT (Sediaan Apusan Darah Tepi)
Pembuatan sediaan apus yang berkualitas tinggi merupakan
prasyarat mutlak untuk diagnosis morfologi yang bermakna. Saat
membuat sediaan hapus darah hal yang perlu diperhatikan adalah
bahwa 2/3 samapai ¾ bagian kaca object yang digunakan untuk
apusan darah. Kaca penutup yang panjang (24 x 50 mm) paling sesuai
untuk pembuatan apusan darah. Ketebalan lapisan sediaan apus
darah harus dibuat sedemikian rupa hingga sebagian eritrosit yang
berdampingan dapat berpisah dan sebagian lainnya bersatu
membentuk fragmen-fragmen gulungan uang yang kecil. Sediaan apus
dengan lapisan yang terlalu tebal tidak memungkinkan analisis struktur
sel yang halus karena sel-sel tidak cukup tersebar (Heckner, 2008).
Bahan pemeriksaan untuk SADT yang baik yaitu darah segar
yang berasal dari darah kapiler atau darah vena, yang dibuat hapusan
30
pada objek glass dan juga dapat menggunakan darah denagn
antikoagulan EDTA.
Ciri-ciri sediaan yang baik yaitu:
a. Pada bagian sediaan sebaiknya ada bagian yang cukup tipis untuk
dilakukan pengamatan.
b. Sediaan tidak boleh mencapai bagian pinggir objek glass,
sebaiknya dengan panjang ½ sampai 3/4 panjang kaca.
c. Sediaan tidak boleh berlobanglobang atau bergaris-garis.
Pembacaan sediaan apus darah tepi sebaiknya diperiksa pada
bagian ekor yang tipis benar terlebih dahulu karena disitu eritrosit
terpisah satu sama lain dan tersebar merata. Untuk mempermudah
pengamatan sel dan komponennya pada apus darah tepi secara
tepat, maka perlu dilakukan suatu teknik pewarnaan. Terdapat
berbagai macam teknik pewarnaan yang digunakan untuk SADT
sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Sediaan yang akan di lakukan
pewarnaan hendaknya yang segar yaitu sediaan yang disimpan tanpa
difiksasi tidak dapat di lakukan pewarnaan sebaik sediaan yang
segar (Wirawan, 2011). Setelah dipulas diperiksa lebih dulu dengan
mikroskop yang memakai okuler 10x dan lensa objektif 10x pula.
Perhatikan pada sediaan itu adakah bagian yang baik untuk diperiksa
selanjutnya yaitu bagian yang cukup tipis dan rata dimana eritrosit
cukup berdekatan tanpa menggumpal. Perhatikan juga mutu pulasan,
baik, pucat atau terlalu tua. Setelah itu dapat diperiksa menggunkan
lensa objektif imersi yang diperiksa tiga hal keadaan trombosit, eritrosit
dan leukosit dilanjutkan dengan pemeriksaan morfologi eritrosit.
(Gandasoebrata, 2013)
31
Gambar 2.23 SADT Sumber : Wirawan, 2011
2.4.2. Pulasan Giemza
Sediaan hapusan darah yang akan dicat lebih baik menggunakan
Giemza yang masih baru , zat pulsan ini biasanya dibeli dalam
keadaan larut. Jika hendak membuatnya sendiri dapat dibuat dengan
perbandinagn 1 : 9 dengan 1 ml giemza ditambah 9 ml aquadest.
Sususan dari cat giemza ini ialah azur II eoain 3,0 gram, azure II 0,8
gram, glycerin 250 ml, metilalkohol 250 ml. Sebelum dipakai, larutan
pokok giemza ini harus diencerkan 20x dengan peyanggah pH 6,4
(atau dengan aquadest pH 6,4) 1 tetes giemza pokok untuk 1 ml
penyanggah. Zat pulas giemza ini yang telah diencerkan tidak tahan
lebih lama dari satu hari (Gandasoebrata, 2007).
32
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
Menurut Notoatmodjo (2010) kerangka konseptual yaitu suatu uraian dan
visualisasi hubungan atau kaitan antar konsep satu terhadap konsep yang
lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari
masalah yang akan diteliti.
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir
33
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
Kelainan morfologi eritrosit dapat dipengaruhi oleh faktor Lingkungan
(pencemaran) dan Biologis (Penyakit Tertentu). Faktor lingkunagn dapat
berupa dari tanah, air dan udara. Pencemaran yang berasal dari udara dapat
dihasilkan oleh industri, transportasi dan rumah. Transportasi memiliki jenis
mesin dan non mesin. Dimana transportasi yang bermesin dapat
mengasilkan zat toksik berupa Pb (Timbal), CO, Partikulan, HC, NO2, Ozon,
SO2. Zat toksik tersebut dapat masuk dan diserap tubuh melalui pernafasan,
oral dan kulit sehingga akan masuk ke dalam sistem peredaran darah dan
diperiksa ada atau tidaknya kelainan morfologi eritrosit.
34
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
4.1.1. Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan
penyusunan laporan akhir pada bulan April 2018 sampai Juli 2018.
4.1.2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hematologi Program
Studi Diploma III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang.
4.2 Rancangan Penelitian
Desain penelitian digunakan untuk mendapatkan tujuan (Nursalam,
2008). Desain penelitian yang digunakan bersifat Deskriptif dengan
pendekatan Eksperimental.
4.3 Populasi Penelitian, Sample dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan suatu objek penelitian yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini adalah juru parkir di Jalan Ahmad
Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang yang berjumlah 30
orang.
35
4.3.2 Sampel
Sampel yaitu sebagian dari populasi yang mewakili dari populasi
(Riyanto, 2013). Sampel yang diambil adalah juru parkir di Jalan Ahmad
Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang yang berjumlah 23
orang dengan rumus yang digunakan yaitu :
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1)
4.3.3 Sampling
Sampling merupakan proses pemilihan sampel pada suatu penelitian
yang dapat mewakili dari seluruh populas (Hidayat, 2011). Teknik yang
digunakan adalah simple random sampling, yaitu teknik penentuan
sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada (Sugiyono,
2007).
36
4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)
Kerangka kerja adalah suatu teknik yang digunakan dalam penelitian yang
berbentuk alur penelitian (Hidayat, 2011). Kerangka kerja penelitian yaitu
tentang gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian tentang gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir
Penentuan Masalah
Penyusunan Proposal
Populasi
Juru Parkir di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang berjumlah 30 orang
Sampel Sebagian Juru Parkir di Jalan Ahmad Yani
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang yang berjumlah 23 orang
Sampling Random Sampling
Desain Penelitian
Deskriptif dengan pendekatan Eksperimental
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisa Data Editing, Coding, dan Tabulating
Penyajian Data
Penyusunan Laporan Akhir
37
4.5 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan batasan tentang apa yang diteliti sesuai
variabel (Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional pada penelitian ini uraikan
sebagai berikut :
Variabel Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Kategori
Gambaran
morfologi
eritrosit
Suatu analisa untuk
menentukan ada
tidaknya kelainan
morfologi eritrosit
Mikroskopis :
Morfologi
eritrosit
SADT
(Sediaan
Apusan
Darah Tepi)
Mikroskopis :
- Normal
- Abnormal
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Gambaran Morfologi Eritrosit
Pada Juru Parkir
4.6 Instrument dan Cara Penelitian
4.6.1 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah fasilitas yang akan digunakan dalam
penelitian untuk mempermudah proses penelitian. (Saryono, 2011).
Penelitian ini menggunakan data penunjang dari penelitian
menggunakan lembar kuesioner, sedangkan peralatan yang digunakan
untuk penelitian ini adalah :
a) Alat yang digunakan :
1. Object Glass
2. Cover Glass
3. Tabung vacuntainer Ungu
4. Swab alcohol
5. Tourniquet
6. Tissue
7. Spuit
8. Beaker Glass
38
9. Gelas Ukur
10. Pipet tetes
11. Rak Pengecatan
12. Mikroskop
b) Bahan yang akan digunakan :
1. Darah vena
2. Cat Giemza
3. Methyl Alkohol
4. Alkohol 70%
5. Alkohol Swab
6. Oil Imersi
7. Aquadest
4.6.2 Langkah-langkah :
Pada penelitian ijni diawali dengan pemberian lembar questioner dan
pengambilan sampel darah pada juru parir kemudian diperiksa di
Laboratorium hematology STIKes ICMe Jombang program studi D-III
Analis Kesehatan.
a) Pengambilan Darah Vena
1. Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena cubiti
2. Membendung lengan bagian atas dengan tourniquet supaya
vena terlihat dengan jelas (pembendungan tidak boleh ≥ 1
menit).
3. Membersihkan lokasi yang akan diambil dengan alkohol 70%
dan membiarkan supaya kering kembali
4. Menusuk lengan dengan posisi lubang jarum diatas dengan
sudut 30º-40º terhadap kulit.
5. Melepaskan tourniquet pada saat darah sudah mulai keluar.
39
6. Melanjutkan pengambilan sampel sesuai dengan kebutuhan
(sebanyak 3 ml)
7. Melepaskan jarum secara perlahan lalu lakukan penekanan
pada area penusukan selama 2 – 5 menit
b) Pembuatan SADT :
1. Membersihkan Object Glass dengan Tissue / Kapas Bersih agar
bebas dari noda dan lemak
2. Memipet sampel darah dari tabung vacuntainer sebanyak satu
tetes di atas object glass dengan tetesan darah di bagian
sebelah kanan
3. Menyiapkan cover glass untuk membuat apusan dengan
menyentuhkan cover glass pada tetesan darah tersebut dengan
posisi cover glass miring
4. Menggerakan cover glass tersebut ke arah kiri sambil
memegangnya miring denagn sudut antara 30ᴼ-45ᴼ.
5. Membiarkan sediaan itu mengering di udara
6. Menuliskan nama identitas pasien dan tanggal pada bagian
sediaan yang tebal
c) Pewarnaan Giemza :
1. Meletakan sediaan yang akan dipucat di atas rak pengecatan
dengan lapisan darah diatas
2. Meneteskan methyl alkohol ke atas sediaan tersebut hingga
menutupi atau melapisi seluruh lapisan darah, membiarkan
hingga 5 menit
3. Membuang methyl alhohol tersebut hingga bersih
40
4. Meneteskan larutan giemza yang telah di encerkan hingga
menutupi atau melapisi seluruh lapisan darah, membiarkan
hingga 20 menit
5. Membilas dengan air mengalir
6. Meletakan sediaan dalam posisi vertikal hingga mengering
d) Pemeriksaan Morfologi eritrosit :
1. Meletakan Sediaan apusan Darah Tepi pada mikroskop
2. Meneteskan oil imersi secukupnya
3. Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa
objectif 100x (lensa imersi)
4. Mengamati sediaan pada apusan darah yang tipis benar dengan
penyebaran eritrosit yang merata
5. Mencatat dan mendokumentasikan hasil
4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
4.7.1 Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul yang telah diisi oleh reponden
kemudian data tersebut diolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Editing
Editing adalah usaha yang dilakukan dengan memeriksa ulang
kebenaran data yang diterima dan dikumpulkan dari responden
seperti kesempurnaan data yang diinginkan. (Hidayat, 2011).
2) Coding
Coding yaitu kegiatan yan dilakukan dengan pemeberian kode baik
berupa angka atau inisial terhadap data penelitian (Hidayat, 2011).
Pada penelitian dilakukan pengkodean sebagai berikut :
41
a. Responden
Responden no. 1 kode 1
Responden no. 2 kode 2
Responden no. 3 kode 3
Responden no. n kode n
b. Umur
≤ 40 Tahun kode 1
≥ 40 Tahun kode 2
c. Durasi bekerja dalam sehari
≤ 8 jam per hari kode 1
≥ 8 jam per hari kode 2
d. Lamanya bekerja sebagai juru parkir
≤ 4 Tahun kode 1
≥ 4 Tahun kode 2
e. Jenis Riwayat Penyakit
Akut kode 1
Kronis kode 2
3) Tabulating
Tabulating yaitu pengolonan dari data yang sesuai dengan tujuan
penelitian dan diamsukkan ke dalam tabel yang diinginkan.
(Notoatmodjo, 2010).
42
4.7.2 Analisa Data
Analisa data merupakan proses permasalahan yang sesuai
dengan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Univariate. Analisa
univariate dalam penelitian ini yaitu gambaran morfologi eritrosit
pada juru parkir di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang.
4.8 Etika Penelitian
Pada penelitian ini memberikan lembar kuesioner kepada juru parkir
di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang agar
mendapatkan persetujuan, kemudian melakukan pengambilan sampel,
sebagai berikut :
4.8.1 Informed Concent
Informed concent yang dimaksud disini adalah memberikan
informasi tentang penelitian yang akan dilakukan, meliputi manfaat,
nilai-nilai bagi masysarakat, resiko yang ada.
4.8.2 Privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)
Data yang akan disajikan tidak akan mencantumkan nama terang
melainkan hanya menulis nomor responden demi menjaga
kerahasiaan identitas.
43
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium hematologi program studi D-
III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang. Program studi D-III Analis
Kesehatan memiliki 4 laboratorium diantaranya laboratorium hematologi,
laboratorium mikrobiologi dan parasitologi, laboratorium kimia klinik dan
laboratorium kimia.
5.1.2 Data Umum
1) Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018
No. Umur Frekuensi Persentase (%)
1. ≤ 40 Tahun 0 0
2. ≥ 40 Tahun 23 100
Total 23 100
Sumber: Data primer tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui seluruh responden
berumur ≥ 40 tahun yang berjumlah 23 responden dengan
persentase 100%.
2) Karakteristik responden berdasarkan durasi bekerja dalam sehari
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan durasi bekerja responden dalam sehari, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018
No. Waktu Frekuensi Persentase (%)
1. ≤ 8 jam perhari 0 0
2. ≥ 8 jam perhari 23 100
Total 23 100
Sumber: Data primer tahun 2018
44
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa seluruh responden
yang bekerja lebih dari 8 jam berjumlah 23 responden dengan
persentase 100%.
3) Karakteristik responden berdasarkan lamanya bekerja sebagai juru
parkir
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan lamanya bekerja sebagai juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018
No. Lamanya Bekerja Frekuensi Persentase (%)
1. ≤ 4 Tahun 0 0
2. ≥ 4 Tahun 23 100
Total 23 23
Sumber: Data primer tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa seluruh responden
dapat diketahui yang bekerja lebih dari 4 tahun berjumlah 23
responden dengan persentase 100%.
4) Karakteristik responden berdasarkan jenis riwayat penyakit
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis riwayat penyakit, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018
No. Riwayat Penyakit Frekuensi Persentase (%)
1. Akut 22 95,7
2. Kronis 1 4,3
Total 23 100
Sumber: Data primer tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa hampir seluruh
responden mempunyai riwayat penyakit akut yaitu Batuk, pilek,
sakit gigi, insomnia, demam berdarah, sering meriang, diare yang
berjumlah 22 responden dengan persentase 95,7%. Sedangkan
dengan riwayat penyakit kronis yaitu riwayat penyakit jantung
berjumlah 1 responden dengan persentase 4,3%.
45
5.1.3 Data Khusus
1) Hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018
No. Hasil Morfologi Frekuensi Persentase (%)
1. Normal 4 17,3
2. Tidak Normal 19 82,7
Total 23 100
Sumber: Data primer tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.5 hasil pemeriksaan morfologi eritrosit
pada juru parkir didapatkan bahwa sebagian besar morfologi
eritrsoit yang tidak normal berjumlah 19 responden dengan
persentase 82,7%.
2) Tabulasi silang distribusi frekuensi data umum dan data khusus.
1. Tabulasi silang umur responden dengan gambaran morfologi
eritrosit pada juru parkir
Tabel 5.6 Tabulasi silang berdasarkan umur responden dengan hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018
No. Umur
Hasil Morfologi
Jumlah n(%) Normal Abnormal
n(%) n(%)
1. ≤ 40 0(0) 0(0) 0(0)
2. ≥ 40 4(17,3) 19(82,7) 23(100)
Sumber: Data primer tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa responden yang
berumur ≥ 40 tahun memiliki morfologi eritrosit normal sebanyak 4
responden dengan persentase 17,3% dan morfologi yang
abnormal sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%.
46
2. Tabulasi silang durasi bekerja responden dalam sehari dengan
gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir
Tabel 5.7 Tabulasi silang berdasarkan durasi bekerja responden dengan hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018
No. Jam
Hasil Morfologi
Jumlah n(%) Normal Abnormal
n(%) n(%)
1. ≤ 8 0(0) 0(0) 0(0)
2. ≥ 8 4(17,3) 19(82,7) 23(100)
Sumber: Data primer tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden yang
bekerja durasi bekerja ≥ 8 jam morfologi eritrosit normal sebanyak
4 responden dengan persentase 17,3% dan morfologi yang
abnormal sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%.
3. Tabulasi silang lamanya bekerja responden sebagai juru parkir
dengan gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir
Tabel 5.8 Tabulasi silang berdasarkan lamanya responden menjadi juru parkir dengan hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018
No. Tahun
Hasil Morfologi
Jumlah n(%) Normal Abnormal
n(%) n(%)
1. ≤ 4 0(0) 0(0) 0(0)
2. ≥ 4 4(17,3) 19(82,7) 23(100)
Sumber: Data primer tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang
bekerja ≥ 4 Tahun morfologi eritrosit normal sebanyak 4
responden dengan persentase 17,3% dan morfologi yang
abnormal sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%.
47
4. Tabulasi silang jenis riwayat penyakit responden sebagai juru
parkir dengan gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir.
Tabel 5.9 Tabulasi silang berdasarkan jenis riwayat responden dengan hasil pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir, di Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang 11 Juli 2018
No.
Jenis
riwayat
penyakit
Hasil Morfologi
Jumlah n(%) Normal Abnormal
n(%) n(%)
1. Akut 4(17,3) 18(78,3) 22(95,6)
2. Kronis 0(0) 1(4,3) 1(4,4)
Sumber: Data primer tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai riwayat penyakit akut yaitu Batuk, pilek, sakit gigi,
insomnia, demam berdarah, sering meriang, diare morfologi
eritrosit normal sebanyak 4 responden dengan persentase 17,3%
dan morfologi yang abnormal sebanyak 18 responden dengan
persentase 78,3% sedangkan responden dengan riwayat penyakit
kronis yaitu riwayat penyakit jantung morfologi eritrosit yang
abnormal sebanyak 1 responden dengan persentase 4,3%
5.2 Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir
penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 6 Juli sampai 11 Juli 2018 di
Laboratorium Hematologi DIII Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang
dengan mengambil sampel dari juru parkir di jalan Ahmad Yani sebanyak 23
sample dengan teknik sampling simple random sampling. Didapatkan hasil
bahwa sebagian besar juru parkir mengalami kelainan morfologi eritrosit, hal
ini dapat dilihat dari tabel 5.5 pemeriksaan morfologi eritrosit dengan
48
pembuatan SADT didapatkan hasil morfologi eritrosit tidak normal/abnormal
sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%.
Pada tabel 5.6 dapat dilihat perbandingan hasil tabulasi silang antara
umur responden dengan pemeriksaan morfologi eritrosit bahwa semua
responden berumur ≥ 40 tahun dan memiliki hasil morfologi eritrosit normal
sebanyak 4 responden dengan persentase 17,3% dan morfologi yang
abnormal sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%.
Menurut peneliti hal ini dikarenakan dengan bertambahnya usia
seseorang maka juga akan menurunkan fungsi sistem organ dan jaringan.
Seperti halnya jaringan pembentukan sel darah/proses hematopoiesis pada
tubuh sesoeorang dapat menurun. Selain itu faktor lain adalah menurunnya
sistem imun/kekebalan tubuh seseorang pula dapat memicu mudahnya zat
toksik dari luar tubuh untuk masuk ke dalam tubuh seseorang dengan
mudah.
Usia muda pada umumnya sensitif terhadap paparan dari asap
kendaraan bermotor, hal ini dikarenakan perkembangan organ dan
fungsinya yang belum sempurna. Sedangkan pada lansia lebih tinggi, karena
aktivitas enzim biotransformase menurun seiring dengan bertambahnya usia
dan system imun dari organ tertentu yang menurun pula karena efek dari
paparan zat toksik sehingga akan mudah mengalami kelainan (Sri, 2007).
Pada tabel 5.7 dan 5.8 dapat dilihat perbandingan hasil tabulasi silang
antara durasi bekerja dalam sehari dan lamanya sebagai juru parkir dengan
gambaran morfologi eritrosit bahwa semua responden yang bekerja sebagai
juru parkir semua bekerja perhari dengan durasi bekerja ≥ 8 jam morfologi
eritrosit normal sebanyak 4 responden dengan persentase 17,3% dan
morfologi yang abnormal sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%
sedangkan responden yang bekerja ≥ 4 Tahun morfologi eritrosit normal
49
sebanyak 4 responden dengan persentase 17,3% dan morfologi yang
abnormal sebanyak 19 responden dengan persentase 82,7%.
Menurut peneliti hal ini dapat terjadi karena efek dari masuknya zat
toksik dari luar/asap kendaraan yang masuk ke dalam tubuh seseorang jika
semakin lamanya seseorang terpapar oleh asap kendaraan bermotor yang
mengandung zat toksik maka secara otomatis zat yang masuk ke dalam
tubuh seseorang semakin banyak mengendap dan konsentrasinya semakin
tahun semakin tinggi sehingga resiko untuk mengalami gejala klinik akibat
dari kelainan morfologi eritrosit cukup besar.
Menurut (Sri, 2007) Zat yang terkandung pada asap kendaraan akan
memberikan efek klinis yang berat jika masuk ke dalam tubuh dengan jalur
yang pas. Orang-orang yang beraktifitas di luar ruang / padatnya lalu lintas
yang tanpa menggunakan APD secara otomatis akan lebih mudah masuk ke
dalam tubuh dari paparan asap kendaraan. Kadar yang tinggi dengan
paparan yang lama otomatis menyebabkan efek yang serius. Paparan yang
terjadi secara terus menerus menimbulkan efek yang lebih serius daripada
paparan secara terputus-putus.
Pada tabel 5.9 dapat dilihat perbandingan hasil tabulasi silang antara
jenis riwayat penyakit dengan gambaran morfologi eritrosit bahwa responden
yang mempunyai riwayat penyakit akut yaitu Batuk, pilek, sakit gigi,
insomnia, demam berdarah, sering meriang, diare morfologi eritrosit normal
sebanyak 4 responden dengan persentase 17,3% dan morfologi yang
abnormal sebanyak 18 responden dengan persentase 78,3% sedangkan
responden dengan riwayat penyakit kronis yaitu riwayat penyakit janytung
morfologi eritrosit yang abnormal sebanyak 1 responden dengan persentase
4,3%.
50
Menurut peneliti dalam hal ini jika seseorang dalam keadaan sakit atau
memiliki riwayat penyakit yang serius baik bersifat akut atau kronis dapat
mempertinggi resiko tingkat toksisitas zat yang masuk kedalam tubuh karena
dengan keadaan sakit/riwayat penyakit tertentu juga berakibat sistem
kekebalan di dalam tubuh menurun sehingga resiko untuk terpapar zat toksik
lebih tinggi dari asap kendaraan bermotor. Selain itu nilai kesehatan dari segi
kekurangan gizi juga berdampak pada meningkatnya zat toksik seperti kadar
timbal yang bebas dalam darah yang dapat mempengaruhi morfologi
eritrosit.
Keadaan tubuh yang sakit/kurang fit merupakan resiko tinggi mudah
terpapar terutama timbal karena menurunnya sistem imunitas tubuh
sehingga lebih riskan terpapar timbal dari asap kendaraan bermotor.
Keadaan kesehatan yang kurang nutrisi berupa gizi juga berdampak
tingginya logam berat dalam darah dengan bebas (Sri, 2007).
Menurut peneliti secara keseluruhan terjadinya suatu kelainan
morfologi eritrosit ini terjadi pada juru parkir diketahui karena pada kegiatan
sehari-hari juru parkir terpapar langsung oleh asap kendaraan dan mungkin
tidak dapat dirasakan secara langsung oleh juru parkir. Sehingga jika zat
toksik/logam berat yang terkandung dalam asap kendaraan bermotor yang
masuk ke dalam tubuh baik melalui oral, pernafasan dan kulit akan
mengendap didalam tubuh dan masuk kedalam sistem peredaran darah dan
menyebabkan suatu kelainan. Hal ini dapat ditunjukan dengan adanya
kelainan morfologi eritrosit merupakan suatu gambaran/indikasi adanya
suatu kelainan penyakit tertentu pada juru parkir. Hal ini dapat terjadi karena
adanya zat toksik yang berasal dari asap kendaraan masuk kedalam tubuh
sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tubuh dan mempengaruhi
51
pada sintesa heme/darah dengan gejala lain yang dapat mempengaruhi
tingkat kesehatan seseorang.
Menurut (Sri, 2007) gangguan awal dari biosintesis heme yang
disebabkan oleh zat toksik dari pencemaran paparan asap kendaraan belum
ada gangguan secara klinis, gangguan terdeteksi melalui pemeriksaan
laboratorium. Pada saat zat toksik dari asap kendaraan bermotor masuk ke
dalam tubuh menurunkan fungsi enzim δ-aminolevulinat dehidratase dalam
eritroblast sel darah merah dan sumsum tulang, ini juga dapat berdampak
adanya peningkatan konsentrasi δ-aminolevulinat (δ-ALA) dalam serum
darah dan urin. Sekumpulan ribosom terlihat pada sel berbintik basofilik
sebagai basofil meskipun belum ada anemia. Selain itu juga dapat
menimbulkan aksi neurotoksik.
53
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar juru parkir mengalami kelainan morfologi eritrosit
yang ditandai dengan mofologinya yang tidak normal.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Kepala Juru Parkir
Dari hasil penelitian ini diharapkan kepala juru parkir dapat
memberikan arahan/edukasi terhada[p anggotanya tentang bahaya
dan efek dari paparan asap kendaraan bermotor dalam jangka panjang
serta dapat mengantisipasinya dengan penggunaan APD yang
lengkap dan menerapkan pola hidup sehat.
6.2.2 Bagi Dosen dan Mahasiswa
Dari hasil penelitian ini diharapkan dosen dan mahasiswa dapat
melakukan suatu program pengabdian masyarakat dalam bentuk
memberikan KIE atau penyuluhan terhadap juru parkir tentang bahaya
dari asap kendaraan bermotor terhadap kesehatan.
6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk
penelitian selanjutnya agar dilakukan analisa lebih dalam dan lebih
spesifik dari tiap sel yang mengalami kelainan.
Lampiran I
INFORMED CONCENT
1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian:
GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR
(Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mr. S
Umur/tanggal lahir : 58
Alamat : Tembelang
Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden
penelitian yang akan dilakukan oleh Ipung Nurdiansah, mahasiswa semester
VI B dari Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe
Jombang.
Demikian pernyataan ini saya tanda tangani untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
Lampiran II
LEMBAR KUESIONER
2. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden : 4
Nama : Mr. S
Umur : 58
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Tembelang
Daftar Pertanyaan :
Durasi bekerja dalam sehari : 1. ≤ 8 Jam
2. ≥ 8 Jam
Lamanya sebagai juru parkir : 1. ≤ 4 Tahun
2. ≥ 4 Tahun
Jenis penyakit : 1. Akut
2. Kronis
Lampiran III
LEMBAR OBSERVASIONAL
Tanggal Penelitian : 06 Juli - 2018
Tempat Penelitian : Laboratorium Hematologi STIKes ICMe Jombang
Sampel : Juru Parkir di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang
No. No.
Responden Umur
Durasi bekerja perhari
Lamanya sebagai
juru parkir
Jenis riwayat
penyakit
Px Morfologi Eritrosit
N TN
1 1 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
2 2 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
3 3 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
4 4 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
5 5 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
6 6 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
7 7 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
8 8 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
9 9 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
10 10 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
11 11 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
12 12 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Kronis ѵ
13 13 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
14 14 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
15 15 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
16 16 ≥ 40 ≥ 8 jam ≤ 4 Th Akut ѵ
17 17 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
18 18 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
19 19 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
20 20 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
21 21 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
22 22 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
23 23 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
Lampiran IV
HASIL PEMERIKSAAN
MORFOLOGI ERITROSIT
MORFOLOGI
JUMLAH DALAM 10 LAPANG PANDANG
S 1
S 2
S 3
S 4
S 5
S 6
S 7
S 8
S 9
S 10
S 11
S 12
SIZE:
Makrosit 20 59 28 63 38 42 92 41 85 15 45 37
Mikrosit 71 83
180
62 5 36 446
16 7 294 56 24
Anisositosis
SHAPE
Ovalosit 17 61 42 51 21 11 63 78 28 30 101 47
Sperosit 27 29 54 61 17 47 61 46 81 163 76 53
Fragmentosit 7 6 14 0 0 2 3 1 0 8 0 0
Sel Target 1 65
165
1 1 3 0 1 0 7 0 0
Sel Sabit 4 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0
Sel Burr 3 15 81 1 0 6 5 0 0 14 9 0
Akantosit 0 17 11 0 6 4 2 1 0 2 1 1
Tear drop cell 57 20 8
103
12 0 58 684
13 225 56 17
Rouleaux 37 6 38 0 0 0 63 7 0 37 0 0
Poikilositosis
TOTAL SHAPE 153
219
413
218
57 74 257
818
122
486 243 118
STAINING
Normal 448
342
271
366
407
350
605
238
362
368 552 386
Hipokrom 33 61 90 80 6 17
115
7 26 311 56 19
Polikrom 9 56 60
167
17 39 62 15 57 47 91 19
BENDA INKLUSI
Howell Jolly 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kristal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Basophillic stippling
1 1 1 0 2 0 1 2 1 1 0 1
Eritrosit berinti 3 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
MORFOLOGI
JUMLAH DALAM 10 LAPANG PANDANG
S 13
S 14
S 15
S 16
S 17
S 18
S 19
S 20
S 21
S 22
S 23
SIZE:
Makrosit 60 21 27 20 14 22 10 12 59 79 57
Mikrosit 319 66 17 49 16 383 28 8 63 103 390
Anisositosis
SHAPE
Ovalosit 67 28 33 19 15 23 18 11 138 30 45
Sperosit 71 20 83 33 6 133 33 1 67 30 145
Fragmentosit 3 1 4 10 5 5 9 0 7 2 4
Sel Target 3 5 0 11 2 0 13 3 1 1 2
Sel Sabit 0 4 0 1 6 8 2 0 0 0 1
Sel Burr 16 3 1 5 8 5 7 49 23 14 37
Akantosit 3 5 1 0 0 0 9 0 4 5 7
Tear drop cell 17 20 2 33 24 2 18 8 73 6 11
Rouleaux 54 22 1 2 1 42 6 1 32 32 71
Poikilositosis
TOTAL SHAPE 234 108 125 114 67 218 115 73 345 120 323
STAINING
Normal 573 402 421 416 334 503 326 360 656 404 491
Hipokrom 120 71 35 26 263 210 49 91 154 44 50
Polikrom 93 83 93 36 4 77 207 6 67 71 89
BENDA INKLUSI
Howell Jolly 0 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0
Kristal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Basophillic stippling
1 2 1 5 3 1 4 4 1 3 1
Eritrosit berinti 0 0 0 4 2 0 0 3 0 1 2
Lampiran VII
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Soffa Marwa Lesmana, A.Md. AK
Jabatan : Staf Laboratorium Klinik DIII Analis Kesehatan
Menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini:
Nama : Ipung Nurdiansah
NIM : 15.131.0063
Telah melaksanakan pemeriksaan “Gambaran morfologi eritrosit pada juru
parkir” di laboratorium Hematologi Prodi DIII Analis Kesehatan mulai hari Jum’at
06 Juli 2018 – Rabu 11 Juli 2018, dengan hasil sebagai berikut :
No. No.
Responden Umur
Durasi bekerja perhari
Lamanya sebagai
juru parkir
Jenis riwayat
penyakit
Px Morfologi Eritrosit
N TN
1 1 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
2 2 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
3 3 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
4 4 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
5 5 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
6 6 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
7 7 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
8 8 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
9 9 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
10 10 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
11 11 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
12 12 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Kronis ѵ
13 13 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
YAYASAN SAMODRA ILMU CENDEKIA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“INSAN CENDEKIA MEDIKA” PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN
SK Mendiknas No.141/D/O/2005
Jl. Halmahera 33, Kaliwungu Jombang,
e-Mail: [email protected]
14 14 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
15 15 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
16 16 ≥ 40 ≥ 8 jam ≤ 4 Th Akut ѵ
17 17 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
18 18 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
19 19 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
20 20 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
21 21 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
22 22 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
23 23 ≥ 40 ≥ 8 jam ≥ 4 Th Akut ѵ
Dengan kegiatan sebagai berikut :
No. Tanggal Kegiatan Hasil
1. 06 Juli 2018
1. Melakukan Sampling
darah vena pada juru
parkir
2. Melakukan Pembuatan
SADT
1. Didapatkan 6 tabung vakum
sample darah vena
2. Didapatkan 6 preparat
SADT siap diperiksa
2. 07 Juli 2018
1. Melakukan Sampling
darah vena pada juru
parkir
2. Melakukan Pembuatan
SADT
1. Didapatkan 9 tabung vakum
sample darah vena
2. Didapatkan 9 preparat
SADT siap diperiksa
3. 08 Juli 2018
1. Melakukan Sampling
darah vena pada juru
parkir
2. Melakukan Pembuatan
SADT
1. Didapatkan 8 tabung vakum
sample darah vena
2. Didapatkan 8 preparat
SADT siap diperiksa
4. 09 Juli 2018
1. Melakukan pemeriksaan
SADT menggunakan
mikroskop
1. Didapatkan hasil
pemeriksaan dari 4 preparat
sample
5. 10 Juli 2018
1. Melakukan pemeriksaan
SADT menggunakan
mikroskop
1. Didapatkan hasil
pemeriksaan dari 11
preparat sample
6. 11 Juli 2018
1. Melakukan pemeriksaan
SADT menggunakan
mikroskop
1. Didapatkan hasil
pemeriksaan dari 11
preparat sample
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Lampiran VIII
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING I
Nama : Ipung Nurdiansah
NIM : 15.131.0063
Judul : Gambaran Morfologi Eritrosit Pada Juru Parkir
Pembimbing I : Ruliati, S.KM., M.Kes
No. Tanggal Hasil Konsultasi
1. 14/03/2018 ACC Masalah dan Judul
2. 09/04/2018 Revisi BAB 1, Jurnal ditambah, Dampak akibat PB
3. 10/04/2018 Manfaat teoritis dan praktis, Lanjut BAB 2
4. 12/04/2018 Revisi BAB 2, Sumber/buku, Penulisan, Lanjut BAB
3, BAB 1 ACC
5. 16/04/2018 Revisi penulisan BAB 2, Lanjut BAB 3, 4
6. 18/04/2018 ACC BAB 2, Revisi BAB 3, Revisi BAB 4 Kerangka
kerja
7. 20/04/2018 Revisi DO, Dipindah prosedur
8. 25/04/2018 ACC BAB 4
9. 26/04/2018 Siap seminar proposal
10. 18/07/2018 Revisi pembahasan, BAB 6 Saran di spesifik
11. 19/07/2018 Lengkapi dari awal
12. 24/07/2018 Revisi abstrak dan sampul dilengkapi, ACC hasil
penelitian
13. 25/07/2018 Siap ujian hasil
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING II
Nama : Ipung Nurdiansah
NIM : 15.131.0063
Judul : Gambaran Morfologi Eritrosit Pada Juru Parkir
Pembimbing II : Ita Ni’matuz Zuhroh, S.ST. M.Kes
No. Tanggal Hasil Konsultasi
1. 09/04/2018 Revisi BAB 1
2. 11/04/2018 ACC BAB 1, Lanjut BAB 2
3. 16/04/2018 Revisi BAB 2, Lanjut BAB 3
4. 20/04/2018 ACC BAB 3, Revisi BAB 4
5. 25/04/2018 ACC
6. 26/04/2018 Siap seminar proposal
7. 18/07/2018 Revisi BAB 5
8. 20/07/2018 Revisi penulisan BAB 5, Lanjut BAB 6
9. 23/07/2018 ACC BAB 6, Revisi Abstrak
10. 24/08/2018 ACC Abstrak
11. 25/08/2018 Siap ujian hasil