Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil...

121
PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS MINAT BACA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN DARING Oleh EMA DIAN AFRIANI NIM 201633255 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Transcript of Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil...

Page 1: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS MINAT BACA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DALAM

PEMBELAJARAN DARING

Oleh

EMA DIAN AFRIANI

NIM 201633255

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2021

Page 2: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI

Proposal skripsi dengan judul Analisis Minat Baca Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Daring oleh Ema Dian Afriani NIM 201633255 Program Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus disetujui untuk diseminarkan.

Kudus, Maret 2021Pembimbing I

Siti Masfuah, S.Pd . , M. Pd NIDN 0615129001

Pembimbing II

Mila Roysa, S.Pd. , M.Pd NIDN 0604038702

Mengetahui,Ka. Prodi PGSD

Imaniar Purbasari, S.Pd., M.PdNIDN 0619128801

ii

Page 3: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

ABSTRAK

Afriani, Ema Dian. 2021 Analisis Minat Baca Siswa Kelas V Sekolah Dasar dalam Pembelajaran Daring. Proposal skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Muria Kudus. Pembimbing (1) Siti Masfuah, S.Pd, M.Pd. Pembimbing (2) Mila Roysa, S.Pd, M.Pd.

Kata kunci : Minat baca siswa, Pembelajaran Daring

Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis minat baca siswa kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran daring dan faktor pendukung dan penghambat minat baca siswa kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran daring. Rendahnya minat baca siswa saat ini dalam pembelajaran daring perlu adanya tindak lanjut untuk mengatasi masalah tersebut. Minat baca siswa kelas V yang rendah dalam pembelajaran daring saat ini mendorong peneliti meneliti masalah ini.

Penelitian ini membahas tentang minat baca siswa kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran daring. Minat baca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri atau dorongan dari luar. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Minat baca siswa dalam pembelajaran daring dimaksudkan melalui pembelajaran daring siswa dapat membaca, mengakses bacaan, mengirim tugas, dan lain-lain terhadap guru melalui pembelajaran daring.

Peneliti ini menggunakan metode deskripsi kualitatif sebagai tahapan dalam melakasanakan penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan di Lingkungan Ds. Tendas Rt 01 Rw 02 Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Peneliti mengambil subjek penelitian guru kelas, siswa kelas V dan orang tua siswa kelas V. Pada penelitian ini terdapat informan primer yang berjumlah 5 siswa kelas V, guru kelas dan orang tua siswa kelas V, sedangkan informan sekundernya yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau teori-teori yang ada di buku. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data meliputi tahap observasi, wawancara, dokmentasi dan pencatatan. Analisis data yang digunakan merupakan analisis data deskriptif kualitatif.

iii

Page 4: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………..................................i

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………............................ii

ABSTRAK…………………………………………………….............................iii

DAFTAR ISI……………………………………………………..........................iv

DAFTAR TABEL…………………….................................................................vii

DAFTAR GAMBAR………………………...............................……………....viii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………......................................…ix

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………......

1.1 Latar Belakang…………………………………………………....................1

1.2 Rumusan Masalah……...................................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………....................................7

1.4 Manfaat Penelitian……………………………..............................................7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian……………………………………......................8

1.6 Definisi Operasional……………………………………………...................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………….....

2.1 Kajian Pustaka…………………………………………..............................10

2.1.1 Hakikat Minat………………………………….....................................10

2.1.1.1 Pengertian Minat………………………………….........................10

2.1.1.2 Ciri-ciri Seseorang yang Mempunyai Minat……….......................12

2.1.1.3 Macam-macam Minat……………………….................................12

2.1.2 Hakikat Minat Baca…………………………………............................13

2.1.2.1 Pengertian Membaca……………………………….......................13

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Membaca………......................................…..14

2.1.2.3 Pengertian Minat Baca…………………………............................16

2.1.2.4 Indikator Minat Baca……….........................…..............................17

2.1.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca……......................18

iv

Page 5: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

2.1.2.6 Cara Menumbuhkan Minat Baca……………….............................19

2.1.2.7 Masalah Penting dalam Memahami Minat Baca….........................21

2.1.2.8 Karakteristik Siswa Kelas V………………....................................22

2.1.3 Hakikat Belajar………………………....................................................22

2.1.4 Pembelajaran Daring……………………………...................................23

2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Daring….................................................23

2.1.4.2 Jenis-jenis Pembelajaran Daring………...........................……......25

2.1.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Daring...........…28

2.1.4.4 Manfaat Pembelajaran Daring…………….....................................28

2.1.4.5 Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Daring….......................29

2.1.4.6 Pembelajaran yang Efektif…………….......................................…30

2.2 Kajian Penelitian Relevan…………………………...........................……..31

2.3 Kerangka Teori…………………….........................……….........................34

2.4 Kerangka Berpikir……………….................................................................36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………….......

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………...............................................37

3.1.1 Tempat Penelitian……….........................………...................................37

3.1.2 Waktu Penelitian……………………….............................................…37

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian…………....................................................37

3.3 Peranan Peneliti………….................………................................................40

3.4 Data dan Sumber Data…………..................................................................40

3.4.1 Data………………………………….....................................................40

3.4.2 Sumber Data…………………………................................................…41

3.5 Pengumpulan Data………………................................................................42

1. Observasi……………………………..........................................................42

2. Wawancara………………………………...............................................…43

3. Dokumentasi………………........................................................................43

v

Page 6: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

4. Pencatatan…………………………............................................................44

3.6 Keabsahan Data……………………........................................................…44

3.7 Analisis Data……………………………….........................................……45

DAFTAR PUSTAKA………………………........................................................48

LAMPIRAN………………………….........................................................…….50

vi

Page 7: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-jenis Pembelajaran Daring Dalam Pembelajaran Masa Pandemi………………………………………………….....................26

Tabel 2.2 Persamaan, Perbedaan, dan Orisinalitas Kajian Penelitan Relevan.......33

vii

Page 8: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………....……...........................35

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir………………………………..........................…36

Gambar 3.1 Tahap Analisis Data............................………...................................47

viii

Page 9: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan……………….................................................51

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Guru………………………….....................53

Lamiran 3 Pedoman Wawancara Siswa……………………..............................56

Lampiran 4 Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa…………................................58

Lampiran 5 Pedoman Observasi Siswa…………………...................................59

Lampiran 6 Kisi-kisi Minat Baca Pedoman Observasi Siswa…........................61

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Guru……………….....................................62

Lampiran 8 Lembar Wawancara Guru………………...................................…63

Lampiran 9 Pedoman Wawancara Siswa…………............................................65

Lampiran 10 Lembar Wawancara Siswa …………………...............................66

Lampiran 11 Pedoman Wawancara Orang Tua………......................................69

Lampiran 12 Lembar Wawancara Orang Tua………………….........................70

ix

Page 10: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini semua masalah dan informasi dapat dengan

cepat diketahui oleh seluruh dunia melalui berbagai media yang ada,

termasuk informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Salah satu kegiatan yang digunakan sebagai penyebaran

informasi dalam belajar yaitu membaca menjadi salah satu kegiatan yang

sangat penting. Pada era globalisasi ini, dimana kemajuan teknologi sudah

berkembang pesat, minat baca pada generasi baru cenderung menurun dan

tidak lebih baik dari generasi sebelumnya.

Riyanto (2009:5) menjelaskan bahwa belajar suatu aktifitas mental

atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Dalam keadaan saat ini, siswa

diharuskan belajar dan mengikuti pembelajaran dari rumah untuk

memenuhi pendidikan sekolah. Dalam belajar siswa pasti mempunyai

minat atau kesukaan dalam pembelajaran. Minat siswa dalam pelajaran

akan menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dari

rumah.

Pratama, dkk (2018:59) menyebutkan bahwa minat sebagai rasa

lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh. Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi maka

akan mempelajari pembelajaran dengan bersungguh-sungguh, sedangkan

siswa yang kurang berminat terhadap suatu pelajaran maka cenderung

tidak bersemangat dalam mempelajarinya.

Kurangnya sistem pembelajaran yang belum mengharuskan anak

membaca buku, minat baca siswa menjadi rendah. Kurangnya penerapan

budaya membaca dan sisfat malas siswa yang kini menambah karena siswa

hanya banyak bermain game, menonton tayangan TV yang mengalihkan

1

Page 11: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

belajar dari buku. Solikhah (2016:13) mengemukakan bahwa membaca

adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media

kata-kata atau bahasa tulis. Oleh karena itu, dalam membaca diperlukan

kejelian pembaca untuk mengetahui isi yang tersurat ataupun yang tersirat.

Rendahnya kegemaran membaca di kalangan siswa terjadi karena siswa

terbiasa memperoleh informasi secara instan dari siaran TV dan media

elektronik lainnya. Di samping itu, anak menganggap membaca adalah hal

yang membosankan. Mengingat pentingnya membaca dalam kehidupan

sehari-hari khususnya bagi siswa, maka minat baca bagi anak wajib

dipupuk sejak sedini mungkin. Karena membaca akan membuka jendela

cakrawala yang bisa membuat siswa lebih tanggap dan bertambahnya

wawasan ilmu pengetahuan.

Ratnasari (2011:16) mengemukakan bahwa minat baca adalah

suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang

terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk

membaca dengan kemauannya sendiri atau dorongan dari luar. Minat

membaca juga merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan

karena adanya pemikiran bahwa dengan membaca itu dapat diperoleh

kemanfaatan bagi dirinya. Minat membaca adalah suatu kecenderungan

kuat yang muncul dalam diri seseorang terhadap keinginan membaca yang

diikuti dengan usaha seseorang untuk membaca (Sianta, 2014:9-l0).

Pentingnya dalam menumbuhkan minat membaca siswa dalam

pembelajaran dapat berpengaruh dalam mengembangkan kegemaran

membaca siswa dan dapat membantu siswa dalam semangat mengikuti

pembelajaran. Rendahnya budaya baca bagi siswa dapat dilihat dari

berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca siswa.

Darmono (2015:217) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi minat baca digolongkan menjadi dua golongan, yaitu

faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal adalah faktor yang ada

dalam masing-masing diri individu, meliputi faktor jasmani dan psikologi.

2

Page 12: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Faktor jasmani terdiri dari kesehatan individu. Faktor psikologi terdiri dari

pengetahuan, perhatian, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Faktor

eksternal meliputi faktor keluarga, sekolah, masyarakat. Faktor keluarga

terdiri dari cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi,

keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor

sekolah terdiri dari gedung perpustakaan, relasi guru dan karyawan dengan

siswa, disiplin sekolah, fasilitas sekolah khususnya perpustakaan, dan

keadaan gedung. Faktor masyarakat terdiri dari media, teman dan bentuk

kehidupan.

Berdasarkan beberapa faktor tersebut dapat dirumuskan indikator-

indikator mengenai minat baca. Indikator-indikator adanya minat

membaca pada seseorang menurut Sudarsana dan Bastiano (2010: 427)

ada empat aspek yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat minat

baca seseorang, yaitu 1) Kesenangan membaca, 2) Kesadaran akan

manfaat membaca, 3) Frekuensi membaca dan 4) Kuantitas bacaan.

Minat membaca siswa harus di terapkan walaupun dalam keadaan

pandemi saat ini yang mengharuskan siswa belajar dan mengikuti

pembelajaran dari rumah. Siswa harus meluangkan waktu untuk membaca

buku walau di rumah banyak digunakan dengan bermain, menonton TV,

atau bermain game. Pembelajaran diganti dengan pembelajaran dalam

jaringan (daring), atau sering disebut online. Pembelajaran daring

dilaksanakan untuk mencegah penyebaran virus dalam pandemi saat ini.

Pembelajaran daring dapat dilakukan untuk mengubah porsi pertemuan

tatap muka di kelas dengan pertemuan daring di internet.

Pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet

dalam proses pembelajaran (Isman dalam Sobron, dkk, 2019:1).

Perkembangan teknologi yang memungkinkan pembelajaran di dalam

kelas dapat diakses di rumah atau di lingkungan sekitar lainnya. Daring

dapat membantu guru dalam metode pembelajaran yang efektif, mampu

membuat siswa berlatih dengan umpan balik terkait pembelajaran, dapat

menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, dapat

3

Page 13: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

menjalankan pembelajaran menggunakan simulasi dan permainan

berdasarkan kebutuhan siswa.

Pembelajaran daring dapat dipahami suatu pendidikan yang

diselenggarakan oleh sekolah dasar yang jenis belajar mengajarnya tidak

langsung, yaitu guru berada di lokasi terpisah dengan siswa untuk

menyalurkan bahan ajar sehingga memerlukan sistem telekomunikasi

interaktif untuk menghubungkan keduanya. Komunikasi dua arah pada

program pembelajaran daring antara guru dengan siswa atau antara siswa

dengan siswa, dan guru dengan guru akan semakin baik karena banyaknya

pilihan media komunikasi yang tersedia (Sobron, 2019:1).

Dalam kasus ini program sekolah berbeda, karena pandemi

sekolah-sekolah diliburkan dan siswa dituntut untuk belajar di rumah dan

mengikuti pembelajaran melalui daring. Siswa akan merasakan perbedaan

dalam pembelajaran karena saat ini siswa mengikuti pembelajaran melalui

daring bukan di kelas. Dalam pembelajaran guru akan mengirimkan materi

dan tugas melalui daring, setiap pembelajaran ada waktu yang sudah

ditentukan oleh guru dan siswa akan mengikuti pembelajaran sesuai waktu

yang sudah ditentukan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 10 Juli

2020 yang dilaksanakan di lingkungan Desa Tendas pada siswa kelas V,

peneliti menemukan masih ada beberapa siswa yang gemar atau minat

membaca buku, ada beberapa alasan tersendiri dari beberapa siswa yang

masih gemar membaca dalam pembelajaran daring saat ini. Namun,

banyak juga anak-anak yang masih malas atau bosam dalam membaca

buku. Dalam pandemi saat ini pembelajaran di ganti menjadi pembelajaran

online yang mengharuskan siswa mengikuti pembelajaran tersebut melalui

daring. Semangat membaca siswa yang gemar membaca buku tidak kalah

dengan anak-anak yang lainnya yang lebih suka bermain, menonton TV,

atau bermain game di HP. Mereka yang gemar membaca buku masih

menyempatkan di waktu luangnya untuk membaca buku dalam berbagai

jenis buku. Semangat mereka dalam membaca buku membuat peneliti

4

Page 14: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

ingin meneliti lebih jauh apa alasan di balik semangat siswa dalam minat

membaca buku. Siswa yang gemar membaca kebanyakan suka membaca

buku yang bergenre cerita, cerita pendek, cerita dongeng, komik, dan

novel. Dalam seminggu mereka dapat membaca 5 atau 6 buku dalam jenis

buku yang berbeda-beda. Mereka sangat senang dalam membaca buku

karena mereka mendapat wawasan dan dapat berimajinasi. Tidak banyak

siswa yang menjadikan kegiatannya di rumah untuk membaca buku.

Dalam masalah tersebut guru harus menumbuhkan minat baca pada diri

siswa, agar siswa tidak malas untuk membaca buku dan dapat memotivasi

siswa untuk gemar membaca dan juga mempertahankan siswa yang

berminat membaca buku agar dapat membantu siswa mengasah

kemampuan dalam memahami inti dalam buku yang dibaca dan dapat

menambah wawasan yang luas. (Lampiran 3)

Hal-hal yang membuat siswa tidak berminat dalam membaca yaitu

kurangnya dalam menyediakan waktu untuk anak membaca, tidak

tersediannya bahan bacaan yang kurang menarik, dan siswa tidak memiliki

rasa ingin tahu dalam hal membaca buku. Kondisi tersebut membuat siswa

tidak semangat dalam berminat membaca buku sehingga dibutuhkan peran

guru untuk membangkitkan minat membaca siswa dalam pembelajaran

daring tersebut. Cara guru dalam mengatasi siswa yang tidak berminat

membaca yaitu dengan cara mengeshare video pembelajaran tentang

bacaan buku yang menarik untuk memancing atau mengundang minat

siswa untuk membaca. Kondisi tersebut akan membantu siswa untuk

menyukai atau tertarik dengan bacaan. Siswa akan mudah berminat dalam

membaca dan rasa ingin tahu siswa meningkat sehingga akan menarik

minat membaca siswa.

Ditambah dengan informasi yang diberikan oleh guru bahwa masih

banyak siswa yang kurang menyediakan waktu untuk membaca buku di

rumah. Sebagian orang tua siswa juga banyak yang kurang memberikan

waktu membaca untuk anak, sehingga berdampak terhadap minat

membaca siswa yang rendah. (Lampiran 2)

5

Page 15: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Penelitian ini di dukung oleh penelitian yang relevan yang

dilakukan oleh Solikhah (2016:83) menunjukkan bahwa hasil penelitian

menunjukkan adanya hubungan antara minat baca dengan hasil belajar

siswa kelas V SDN Gugus Dipayuda Kecamatan Banjarnegara Kabupaten

Banjarnegara. Hubungan antara minat baca dengan hasil belajar siswa

kelas V SDN Gugus Dipayuda Kecamatan Banjarnegara Kabupaten

Banjarnegara berada dalam kategori sedang. Penelitian yang relevan juga

dilakukan oleh Sari (2016:8) menunjukkan bahwa hasil penelitian minat

baca siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kebumen terhadap novel actor berada

pada kategori tinggi kategori sedang. Artinya, pada dasarnya siswa

menyukai membaca novel actor akan tetapi lebih dikarenakan dalam

rangka mengerjakan tugas sekolah bukan karena memiliki minat baca

terhadap novel populer tersebut.

Berdasarkan penjelasan dari permasalahan di atas, maka diperlukan

upaya tindak lanjut guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara

optimal melalui daring. Salah satu upaya guru adalah menerapkan waktu

untuk membaca buku dalam pembelajaran dan memberikan bacaan yang

menarik dan dapat digemari oleh siswa. Guru juga harus menumbuhkan

minat siswa yang malas dalam membaca buku. Peran orang tua juga

penting, orang tua siswa di rumah juga harus menyemangati anaknya

untuk memberikan waktu anak untuk membaca buku dan membagi waktu

anak dalam bermain dan belajar.

Penelitian ini di dukung oleh penelitian yang relevan yang

dilakukan oleh Rosidah (2017:106) menunjukkan bahwa hasil hitungan

observasi siswa siklus I masih tergolong rendah. Pada siklus II rata-rata

nilai keseluruhan yang diperoleh yaitu sebesar 69% yang diperoleh adalah

sebesar 87%. Pada siklus II dapat dilihat bahwa peneliti sudah

meningkatkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe tari actor

dengan baik dan perilaku belajar siswa sudah meningkat. Berdasarkan

hasil penelitian yang relevan dilakukan diperoleh serta pembahasan oleh

Natalia (2019:10) tentang hasil tersebut, maka peneliti menyampaikan

6

Page 16: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

saran-saran kepada guru yang mengajar di SD Negeri 4 Sngkawang Timur.

Sebaiknya upaya dalam mengatasi rendahnya minat baca siswa harus lebih

di perbanyak. Tidak hanya sekedar melakukan eventevent atau perlombaan

setiap tahun dan tidak hanya membiasakan siswa membaca materi setiap

hari.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana faktor penyebab minat baca siswa kelas 5 yang tinggi

dalam pembelajaran daring di desa Tendas?

2. Bagaimana cara mempertahankan minat baca siswa kelas 5 dalam

pembelajaran daring di desa Tendas?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka di rumuskan tujuan penelitian

sebagai berikut:

1. Menganalisis faktor penyebab minat baca siswa kelas 5 yang tinggi

dalam pembelajaran daring di desa Tendas.

2. Menganalisis cara mempertahankan minat baca siswa kelas 5 dalam

pembelajaran daring di desa Tendas.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terbagi menjadi 2 bagian yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkan minat baca siswa

serta mampu memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan pada guru

dalam memberi materi pembelajaran yang kreatif dan menarik untuk siswa

melalui daring. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

manfaat yang positif di dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya

untuk melaksanakan pembelajaran lewat daring.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Manfaat Bagi Guru

Penelitian ini dapat membantu guru dalam proses pembelajaran

yang kreatif, inovatif, dan efektif, sehingga guru dapat menumbuhkan

7

Page 17: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

minat baca siswa dan memberikan waktu membaca buku dalam

pembelajaran, memilih bacaan yang baik dan berusaha memotivasi siswa

dalam membaca buku sehingga mampu mempermudah dalam

mengembangkan kompetensi minat membaca siswa.

1.4.2.2 Manfaat Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkan minat baca siswa

pada pembelajaran serta meningkatkan minat membaca siswa dalam

belajar agar siswa yang merasa malas membaca akan sering membaca

buku dengan pembelajaran yang sudah dijelaskan oleh guru melalui

daring. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan efek positif

bagi siswa dan dapat memperoleh hasil minat membaca siswa yang baik.

1.4.2.3 Manfaat Bagi Sekolah

Membantu kepala sekolah untuk memotivasi guru dalam

pembelajaran yang harus kreatif melalui daring yang tepat dalam proses

pembelajaran berlangsung. Sehingga mampu membuat siswa mempunyai

minat membaca buku dengan semangat dan aktif dalam pembelajaran.

1.4.2.4 Manfaat Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah atau mengembangkan pengetahuan dan

pengalaman dalam penelitian mengenai analisis minat baca siswa kelas V

sekolah dasar dalam pembelajaran daring.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti memperoleh masalah yang sudah diidentifikasi bahwa

masih ada beberapa siswa yang gemar atau berminat membaca buku dalam

kondisi saat ini yang proses belajarnya menggunakan daring. Peneliti

meneliti analisis minat baca siswa kelas V sekolah dasar dalam

pembelajaran daring. Subjek yang di ambil untuk penelitian adalah 5 siswa

kelas V sekolah dasar berlokasi di lingkungan Desa Tendas Rt 01 Rw 02

yang beralamat Jl. Lingkar Tayu-Jepara Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.

8

Page 18: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

1.6 Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang maksud judul

penelitian, maka di bawah ini akan diberikan penjelasan definisi

operasional dari variable-variabel yang akan diteliti:

1. Minat baca adalah seseorang tidaklah bisa tumbuh dengan sendirinya,

tetapi membutuhkan peranan orang lain dengan dorongan atau upaya

lain yang bisa menjadikan anak terangsang untuk membaca, dan hal

ini tidak terlepas dari kuantitas membaca dan kuantitas bahan bacaan.

2. Pembelajaran daring menekankan pada proses belajar dengan

menggunakan teknologi internet untuk mengirimkan berbagai hal

yang dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan.

9

Page 19: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini, peneliti akan membahas tentang pembelajaran

daring untuk mengetahui minat baca siswa kelas V sekolah dasar dalam

pembelajaran daring. Adapun penjelasan teori adalah sebagai berikut:

2.1.1 Hakikat Minat

2.1.1.1 Pengertian Minat

Minat merupakan unsur penting dalam menentukan seseorang untuk

melakukan atau menjalankan suatu pekerjaan. Dalam bahasa sehari-hari

lebih dikenal dengan istilah kesukaan yang artinnya sama dengan minat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008:916) minat

adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan

keinginan. Minat merupakan keinginan yang timbul dari hati dengan

sendirinya. Minat adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat

dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu

guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) (Djaali, 2013:101). Djaali

(2007:121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang

mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang,

benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Kegiatan yang dilakukan berdasarkan pada minat akan memberikan hasil

yang maksimal bagi kegiatan itu sendiri.

Winkel (2009:212) mengemukakan bahwa minat sebagai

kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada

bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Rasa senang terhadap suatu bidang merupakan bagian dari minat. Siswa

yang senang terhadap materi pelajaran menandakan bahwa siswa memiliki

minat yang tinggi. Slameto (dalam Hayati, 2009:9) minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

menyuruh. Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak

10

Page 20: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang (Santoso dalam

Hayati, 2009:9). Susanto (2013:57) menyatakan bahwa minat tidak timbul

secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi,

pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi, jelas bahwa

minat akan selalu terkait dengan persoalan kebutuhan dan keinginan.

Berdasarkan para ahli di atas disimpulkan bahwa minat adalah

sesuatu keinginan atau ketertarikan dalam suatu hal dari dalam hati, minat

juga dapat memengaruhi pembelajaran siswa dalam belajar. Siswa akan

semangat dan rajin untuk belajar disesabkan siswa tertarik dengan

pembelajaran yang membuatnya senang dan tidak membosankan. Berbeda

dengan siswa yang tampak lesu dan tidak peduli dengan belajar, disebabkan

karena siswa tidak merasa tertarik dengan pembelajaran yang membuatnya

tidak semangat untuk belajar.

Adanya ketertarikan seseorang terhadap sesuatu hal karena sesuatu

tersebut mampu menimbukan perasaan senang, karena itu minat seseorang

cenderung kepada objek tersebut. Besar kecilnya minat akan sangat

berpengaruh terhadap aktivitas seseorang, karena minat merupakan

dorongan yang paling kuat dari dalam diri seseorang. Dengan adanya minat,

seseorang mampu memperkuat ingatannya terhadap apa yang dipelajarinya,

sehingga dapat dijadikan sebagai fondasi dalam proses pembelajaran di

kemudian hari.

Wuryani (2002:367) mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran,

minat dan perhatian merupakan prasyarat untuk belajar, oleh karena itu

tugas pertama pengembang pembelajaran adalah menciptakan lingkungan

belajar yang menarik, bermanfaat dan cukup menantang bagi siswa. Suatu

minat dapat di ekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan

bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula

mewujudkan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Slameto (2003)

mengatakan bahwa siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu

cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek

tersebut. Minat bersifat subjektif dimana minat di antara siswa adalah

11

Page 21: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

berbeda-beda. Demikian juga dengan perbedaan minat pada siswa terhadap

pelajaran antara siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya pasti

berbeda.

2.1.1.2 Ciri-ciri Seseorang yang Mempunyai Minat

Seseorang yang memiliki minat maka akan mendorong dirinya

untuk memperhatikan orang lain, benda-benda, pekerjaan atau

kegiatan=kegiatan tertentu. Wagito (2009:11) menyatakan bahwa minat

juga menjadi penyebab dari suatu keaktifan dan hasil dari pada

keikutsertaannya di dalam keaktifan itu. Adapun seseorang yang memiliki

minat dan bercirikan sebagai berikut:

a. Adanya kecenderungan jiwa terhadap sesuatu yang diamati dan

dipelajari.

b. Adanya rasa antusias atau rasa tertarik dan perhatian terhadap sesuatu

yang sedang diamati atau dihadapi.

c. Adanya rasa puas dan senang atau suka terhadap apa yang dihadapi.

d. Adanya kebutuhan terhadap apa yang diamati dan dipelajari.

e. Adanya tujuan terhadap sesuatu yang diamati dan dipelajari.

2.1.1.3 Macam-macam Minat

Super dan Crites (dalam Hayati, 2009:12) menyebutkan empat tipe

minat sebagai berikut:

a. Minat yang dimanifestasikan ialah ekspresi verbal yang disenangi atau

tidak disenangi. Ekspresi ini sering kali berkaitan dengan maturitas

(kedewasaan) dan pengalaman.

b. Minat yang dimanifestasikan akan actor karena partisipasi individu

dalam kegiatan yang diberikannya.

c. Minat yang dites dapat diketahui dengan pasti dari pengukuran

pengetahuan pembendaharaan kata atau informasi lain. Minat yang

dites adalah didasarkan suatu asumsi bahwa hasil minat diakumulasikan

ke dalam informasi yang relevan sebaliknya dengan pembendaharaan

secara khusus.

12

Page 22: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

d. Minat yang diivestasikan biasanya ini ditetapkan dengan daftar cek

minat.

2.1.2 Hakikat Minat Baca

2.1.2.1 Pengertian Membaca

Kegiatan membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan

selama belajar di sekolah. Membaca tidak hanya untuk membaca buku

pelajaran saja tetapi juga membaca koran, majalah, jurnala, catatan hasil

belajar dan hal lain yang berhubungan dengan kebutuhan belajar.

Memperbanyak membaca dapat bertujuan membantu seseorang

mendapatkan ilmu pengetahuan, maka banyak-banyak membaca buku apa

saja dapat membantu mendaptkan ilmu pengetahuan yang terdapat di setiap

buku yang dibaca. Solikhah (2016:13) mengemukakan bahwa membaca

adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media

kata-kata atau bahasa tulis.

Moeliono, dkk (2009:13) membaca yaitu melihat serta hanya

melafalkan dalam hati. Membaca adalah proses mendapatkan arti, proses

berfikir mengartikan dan menafsirkan arti, menerapkan ide-ide dari actor.

Kegiatan membaca merupakan alat bagi orang yang mampu membaca dan

menulis untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang telah

tertuang dalam bentuk tulisan (Muhammad, 2015:13). Membaca juga

merupakan suatu kegiatan memahami makna yang terdapat pada tulisan.

Suwaryono (2009:14) mengemukakan berbagai pendapat tentang

membaca antara lain sebagai berikut:

a. Membaca adalah proses mendapatkan arti, proses berfikir mengartikan

dan menafsirkan arti, menerapkan ide-ide dari lambing.

b. Membaca yang diartikan sebagai proses psikologi untuk menentukan

arti kata-kata tertulis.

c. Membaca melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin,

ingatan dan pengetahuan mengenai kata.

13

Page 23: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

d. Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan

sejumlah tindakan yang terpisah-pisah yang meliputi : orang yang harus

menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan mengingat-

ingat, kita tidak dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa

menggunakan pikiran kita.

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa membaca merupakan proses aktivitas komunikasi yang kompleks.

Membaca bertujuan untuk melihat, memahami isi atau makna dan

memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media kata-kata atau

bahasa tulis sehingga diperoleh pemahaman terhadap bacaan. Melalui

membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat

diperoleh pembaca.

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Membaca

Tarigan (2015:9) tujuan utama dalam membaca adalah mencari serta

memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna

atau arti erat sekali berhubungan dengan maksud atau tujuan kita dalam

membaca. Membaca hendaknya memiliki tujuan, karena dengan tujuan

tersebut seseorang akan cenderung lebih memahami apa yang dia baca.

Blanton, dkk. (dalam Rahim, 2011:11-12) menyebutkan sembilan tujuan

membaca, yaitu 1) kesenangan; 2) menyempurnakan membaca nyaring; 3)

menggunakan strategi tertentu; 4) memperbarui pengetahuannya tentang

sebuah topik; 5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

diketahuinya; 6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; 7)

mengonfirmasikan atau menolak prediksi; 8) menampilkan suatu

eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks

dalam beberapa cara lain dan memelajari tentang struktur teks; dan 9)

menjawab pertanyaan yang spesifik.

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta

memperoleh informasi, mencangkup isi, memahami makna bacaan.

Anderson (dalam Tarigan, 2015:9-11) mengemukakan beberapa hal penting

berkaitan dengan tujuan membaca sebagai berikut.

14

Page 24: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

1) Membaca untuk memperoleh perincian atau fakta-fakta (reading for

details or facts). Yaitu menemukan atau mengetahui penemuan-

penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh dan apa yang terjadi

pada tokoh.

2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).

Yaitu mengetahui topik dan masalah yang terdapat dalam cerita, yang

dipelajari atau yang dialami sang tokoh.

3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita

(reading for sequence or organization). Yaitu menemukan atau

mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi

dari awal hingga akhir cerita.

4) Membaca untuk menyimpulkan isi bacaan (reading for inference).

Yaitu mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka

dan apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para

pembaca.

5) Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan bacaan

(reading to classify). Yaitu menemukan serta mengetahui sesuatu

yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu

dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar.

6) Membaca untuk menilai atau mengevaluasi isi bacaan (reading to

evaluate). Yaitu menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup

dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang

diperbuat oleh sang tokoh atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja

dalam cerita itu.

7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan isi

bacaan dengan kehidupan nyata (reading to compare or contrast).

Yaitu menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana

hidupnya berbeda dari kehdupan yang kita kenal, bagaimana dua

cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai

pembaca.

15

Page 25: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Naim (2013:32) menyebutkan tentang manfaat membaca, antara lain

1) membaca merupakan cara paling efektif untuk menjawab segala rasa

ingin tahu; 2) meluaskan cakrawala pembaca; 3) menjadikan diri senantiasa

tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik; 4) membaca sangat

menguntungkan otak; 5) mengubah paradigma pembaca; 6)

mengembangkan kreativitas pembaca; 7) menguatkan kepribadian pembaca;

8) membaca adalah proses pemeriksaan, sehingga membuat pembaca dapat

berpikir kritis; dan 9) buku dapat membuat pembaca menemukan jati

dirinya. Harjanto (2011:14), buku serta aneka jenis bacaan lain, memiliki

fungsi atau manfaat praktis bagi perkembangan anak. Beberapa di

anataranya adalah, 1) mengajarkan keterampilan membaca; 2)

mengembangkan kreativitas anak; 3) mengajarkan ilmu pengetahuan; 4)

membina moral anak; 5) melatih kemampuan berbahasa; dan 6) relaksasi.

2.1.2.3 Pengertian Minat Baca

Dalman (2014:141) mengemukakan bahwa minat baca merupakan

dorongan untuk memahami kata demi kata isi yang terkandung dalam teks

bacaan tersebut, sehingga pembaca dapat memahami hal-hal yang

dituangkan dalam bacaan itu. Jadi, minat baca merupakan aktivitas yang

dilakukan dengan penuh ketekunan dalam rangka membangun pola

komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan makna tulisan dan

menemukan informasi untuk mengembangkan intelektualitas yang

dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang timbul dari

dalam dirinya. Darmono (dalam Kasiyun, 2015:81-83) mengemukakan

bahwa minat baca adalah keinginan dari jiwa yang mendorong seseorang

untuk melakukan kegiatan membaca.

Ratnasari (2011:16) mengemukakan bahwa minat baca adalah suatu

perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang

terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk

membaca dengan kemauannya sendiri atau dorongan dari luar. Minat

membaca juga merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan

karena adanya pemikiran bahwa dengan membaca itu dapat diperoleh

16

Page 26: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

kemanfaatan bagi dirinya. Minat baca adalah suatu kecenderungan kuat

yang muncul dalam diri seseorang terhadap keinginan membaca yang

diikuti dengan usaha seseorang untuk membaca (Sianta, 2014:9-l0).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

minat baca dapat diterapkan dengan dilatihnya membaca dengan sedini

mungkin, maka anak akan terbiasa melakukan hal tersebut sehingga minat

anak terhadap kegiatan membaca menjadi sangat kuat.

2.1.2.4 Indikator Minat Membaca

Dalman (2014: 145) menjelaskan indikator untuk mengetahui

tingkat minat baca seseorang sebagai berikut.

1) Frekuensi dan Kuantitas Membaca

Hal ini diartikan sebagai frekuensi (keseringan) dan waktu yang

digunakan seseorang untuk membaca. seseorang yang memiliki minat

baca sering kali akan banyak melakukan kegiatan membaca.

2) Kuantitas Sumber Bacaan

Orang yang memiliki minat baca akan berusaha membaca bacaan

yang variatif. Mereka tidak hanya membaca bacaan yang mereka

butuhkan pada saat itu tetapi juga membaca bacaan yang mereka

anggap penting.

Sudarsana dan Bastiano (2010: 427) ada empat aspek yang dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat minat baca seseorang, yaitu 1)

kesenangan membaca; 2) kesadaran akan manfaat membaca; 3) frekuensi

membaca; dan 4) jumlah buku yang pernah dibaca.

Indikator yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan

perpaduan dari pendapat Dalman serta Sudarsana dan Bastiano. Indikator

minat baca yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Kesenangan membaca

Minat adalah kecenderungan seseorang untuk menaruh perhatian

lebih serta menyukai suatu hal atau kegiatan tertentu tanpa ada paksaan

dari pihak lain. Minat baca adalah keinginan kuat yang mendorong

17

Page 27: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

seseorang untuk melakukan kegiatan membaca atas kemauannya

sendiri dan didasari dengan perasaan senang. Rasa senang akan

menjadi dasar yang kukuh untuk menjalankan sebuah aktivitas dengan

penuh kenikmatan (Naim, 2013: 58).

2) Kesadaran akan manfaat membaca

Untuk membangun kebiasaan membaca, langkah yang penting

adalah dengan membangun kesadaran seseorang. Penyadaran akan

menimbulkan paradigma baru, dari menganggap membaca bukan hal

yang penting menjadi penting (Naim, 2013: 57). Farr (dalam Dalman,

2014: 5) menyebutkan, “reading is the heart of education”, yang

artinya membaca merupakan jantung pendidikan. Oleh karena itu,

siswa harus ditumbuhkan kesadarannya akan manfaat membaca sedini

mungkin untuk membantu proses pendidikannya.

3) Frekuensi membaca

Hal ini diartikan sebagai frekuensi (keseringan) dan waktu yang

digunakan seseorang untuk membaca. seseorang yang memiliki minat

baca sering kali akan banyak melakukan kegiatan membaca (Dalman,

2014: 145).

4) Kuantitas bacaan

Orang yang memiliki minat baca akan berusaha membaca

bacaan yang variatif. Mereka tidak hanya membaca bacaan yang

mereka butuhkan pada saat itu tetapi juga membaca bacaan yang

mereka anggap penting (Dalman, 2014: 145).

2.1.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Harris dan Sipay (dalam Mujiati, 2001:24) mengemukakan bahwa

minat baca dipengaruhi oleh dua golongan, yaitu golongan faktor personal

dan golongan institusional. Faktor personal adalah faktor yang berasal dari

dalam diri anak itu sendiri meliputi: (1) usia, (2) jenis kelamin, (3)

intelegensi, (4) kemampuan membaca, (5) sikap, (6) kebutuhan psikologis.

Faktor institusional yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri

18

Page 28: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

yang meliputi: (1) tersedianya buku-buku, (2) status sosial ekonomi, (3)

pengaruh orang tua, teman sebaya dan guru.

Soeatminah, dkk. (dalam Maulidia, 2018:42-44) faktor-faktor yang

mempengaruhi minat membaca diantaranya:

a. Bakat

Bakat yang dimiliki seseorang merupakan faktor faktor yang diturunkan

oleh orang tua kepada anaknya.

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin juga dapat mempengaruhi minat membaca seseorang.

Tidak semua pria dan wanita bisa memiliki minat dan selera yang sama.

c. Tingkat Pendidikan

Seseorang yang tinggi tingkat pendidikannya cenderung akan

membutuhkan minat membaca yang lebih tinggi daripada orang yang

rendah tingkat pendidikannya.

d. Kebiasaan

Seseroang yang memiliki kebiasaan membaca tentu ia akan memiliki

minat yang tinggi terhadap kegiatan membaca.

e. Bahan Bacaan

Bahan bacaan juga mampu menjadi faktor yang mempengaruhi minat

membaca seseorang. Misalnya, seorang anak lebih suka dengan bahan

bacaan yang memiliki banyak gambar dan warna-warna didalamnya.

f. Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan tempat yang memiliki peran besar terhadap tumbuh

kembang minat anak. Melalui dorongan dan bimbingan dari seorang

guru, maka anak akan memiliki minat untuk membaca.

2.1.2.6 Cara Menumbuhkan Minat Baca

Pengajaran membaca tidak saja diharapkan untuk menumbuhkan

keterampilan membaca. Tetapi juga meningkatkan minat dan kegemaran

membaca siswa. Naim (dalam Solikhah, 2016:23) menumbuhkan minat

baca pada anak harus dimulai sejak dini dan secara intensif dalam

lingkungan keluarga serta sekolah. Selanjutnya membangun kecintaan

19

Page 29: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

terhadap buku, kecintaan tersebut akan membuat seseorang tidak merasa

bosan atau capek. Yang terakhir dengan jalan menyediakan bahan bacaan,

yang bisa diperoleh dari toko buku, perpustakaan, pameran, toko buku

loakan, internet, dan juga kliping.

Solikhah (2016:23) menyebutkan beberapa tips jitu untuk

menumbuhkan minat baca pada anak, yaitu 1) membiasakan membaca buku

sejak anak masih dalam kandungan; 2) membiasakan membaca buku

setelah anak lahir; 3) mintalah anak untuk menceritakan ulang bacaan yang

didengar atau dibacanya; 4) membacakan buku cerita sebelum tidur; 5)

jadilah model atau panutan bagi anak; 6) menjadikan buku sebagai pusat

informasi; 7) mengajak anak ke toko buku atau perpustakaan; 8) membeli

buku yang sesuai dengan minat atau hobi anak; 9) mengatur keuangan

dalam membeli buku; 10) bertukar buku dengan teman; 11) memberi

hadiah yang memperbesar semangat membaca; 12) menjadikan buku

sebagai hadiah untuk anak; 13) membuat buku sendiri; 14) menempatkan

buku pada tempat yang mudah dijangkau; 15) menunjukkan tingginya

penghargaan kita kepada buku dan kegiatan membaca; 16) menjadi orang

tua yang gemar bercerita; 17) menonton film dan membaca bukunya; dan

18) membuat perpustakaan keluarga.

Tarigan (2010), untuk meningkatkan minat membaca bisa dilakukan

cara berikut.

1) Menyediakan waktu untuk membaca.

Menyediakan waktu untuk membaca ini bisa dilakukan dengan cara

menyisihkan lima belas menit waktu luang di sela-sela kesibukan untuk

melakukan kegiatan membaca.

2) Memilih bacaan yang baik.

Pemilihan bahan bacaan yang baik ini tentu bertujuan untuk mengetahui

bahan bacaan yang baik dan bermanfaat untuk dibaca (Eriyanti,

2017:26).

Pendapat lain juga diungkakan oleh Sutarno (Arsyad, 2016:20), ia

mengemukakan bahwasanya terdapat beberapa faktor yang mampu

20

Page 30: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

mendorong meningkatnya minat membaca seseorang. Berikut uraian

dari faktor-faktor tersebut:

a. Rasa ingin tahu yang tinggi terhadap fakta, pengetahuan, dan suatu

informasi.

b. Tersedianya bahan bacaan yang berkualitas dan beragam.

c. Situasi yang kondusif untuk membaca.

d. Rasa ingin tahu yang tinggi.

e. Menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan

Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:180) Ada beberapa usaha yang

dapat ditempuh oleh guru dan perpustakan untuk meningkatkan minat baca

siswa. Berikut Usaha-usaha yang yang dapat ditempuh, anatar lain:

a) Memperkenalkan siswa dan membimbing mereka agar gemar membaca

buku.

b) Menyediakan bacaan dimana anak mendapatkan keterangan tambahan

mengenai topik yang dipelajari di kelas.

c) Meningkatkan pelayanan perpustakaan, tidak saja terbatas ppada

pelayanan peminjaman bahan pustaka saja, akan tetapi juga

memperkenalkan penggunaan katalog dan penggunaan fasilitas

perpustakaan.

d) Berusaha memotivasi minat baca siswa dengan jalan mengadakan

pameran buku dan memperkenalkan buku baru agar siswa terangsang untuk

membaca.

e) Penyusunan koleksi menurut sistem yang digunakan, agar koleksi buku

selalu dapat ditemukan dengan mudah

2.1.2.7 Masalah Penting dalam Memahami Minat Baca

Hayati (2009:26) menegaskan bahwa pada dasarnya dalam

memahami minat baca ada beberapa masalah pokok yaitu (1) buku atau

bacaan yang dibaca dan (2) alasan yang mendorong seseorang memilih atau

membaca buku atau bahan bacaan tertentu. Berdasarkan pernyataan

Carnovsky itu dapat dijelaskan bahwa minat baca menyangkut masalah-

masalah sebagai berikut:

21

Page 31: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

a) Jumlah buku atau bahan bacaan yang telah dibaca murid

b) Buku atau bahan bacaan yang disenangi murid

c) Faktor-faktor yang mendorong terhadap terwujudnya jumlah buku

bacaan yang dibaca murid

d) Faktor-faktor yang mendorong terhadap terwujudnya pilihan buku

bacaan yang disenangi murid

2.1.2.8 Karakteristik Siswa Kelas V

Bausad dan Musrifin (2017: 135) mengemukakan bahwa peserta

didik pada kelas V atau diusia 10-12 tahun merupakan tahap peralihan dari

masa kanak-kanak ke masa remaja awal yang merupakan kondisi dimana

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik akan mengalami banyak

perubahan. Dalam masa peralihan inilah banyak perubahan yang terjadi

dalam diri peserta didik. Perubahan kognisi, psikologis, emosi, perasaan,

perilaku seksual dan lain-lain memberi dampak yang sangat besar terhadap

pengaruh kualitas karakter peserta didik. Transisi keluar dari masa kanak-

kanak menjadikan peserta didik untuk tumbuh dan berkembang dengan

resiko yang cukup besar. Sebagian peserta didik kesulitan menangani begitu

banyak perubahan yang terjadi dalam satu waktu dan mungkin

membutuhkan perhatian untuk menghadapi perubahan perubahan tersebut.

2.1.3 Hakikat Belajar

Sardiman (dalam Faizah, 2017:177) mengemukakan bahwa belajar

ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Sudjana

(2017:177) menjelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah

laku seseorang berkat pengalaman dan latihan. Hamalik (2019:213)

mengatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau mempengaruhi kelakuan

melalui pengalaman.

Dapat disimpulkan dari para ahli di atas bahwa belajar merupakan

kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja oleh setiap

individu, sehingga menjadikan seseorang yang awalnya tidak tahu menjadi

tahu. Belajar adalah proses perubahan individu yang berinteraksi dengan

22

Page 32: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

lingkungan sekitarnya, karena melalui belajar seseorang akan mengalami

pertumbuhan dan perubahan dalam dirinya baik secara spikis maupun fisik.

Gagne dan Briggs (2008:12) menyatakan bahwa perubahan secara

fisik jika yang dipelajari berkaitan dengan dimensi afeksi. Secara psikis jika

yang dipelajari berupa dimensi afeksi. Secara kognitif jika yang dipelajari

berupa pengetahuan baru. Jadi pada hakikatnya belajar pada ranah kognitif

juga akan bersinggungan dengan ranah afektif dan juga dengan ranah

psikomotorik. Ketiga ranah ini saling berhubungan satu sama lainnya.

Dalam proses belajar pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai, ada beberapa

hal yang menjadi tujuan dalam belajar.

Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom (dalam Sudjana, 2010:22-

23), yaitu:

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajara intelektual yang terdiri

dari enam aspek yang meliputi pengetahuan, pemahaman,

aplikasi,analisi, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek

yang meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan

internalisasi.

3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa

ketrampilan dan kemampuan bertindak, meliputi enam aspek yakni

gerakan afeksi, keterampilan gerak dasar, kemampuan

perceptual,ketepatan, keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif

dan interpretatif.

2.1.4 Pembelajaran Daring

2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Daring

Pembelajaran diganti dengan pembelajaran dalam jaringan (daring),

atau sering disebut online. Pembelajaran daring dilaksanakan untuk

mencegah penyebaran virus dalam pandemi saat ini. Pembelajaran daring

dapat dilakukan untuk mengubah porsi pertemuan tatap muka di kelas

dengan pertemuan daring di internet.

23

Page 33: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Sadikin dan Hamidah (2020:216) menjelaskan bahwa pembelajaran

daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet

dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk

memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Sadikin dan Hamidah

(2020:216) menjelaskan bahwa pembelajaran daring menghubungkan

peserta didik dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur,

perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat

saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi (secara

langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).

Fuadi, dkk. (2020:194) menjelaskan bahwa pembelajaran daring

menekankan pada proses belajar dengan menggunakan teknologi internet

untuk mengirimkan berbagai hal yang dapat meningkatkan pengetahuan

serta keterampilan. Rosenberg (dalam Fuadi, dkk, 2020:195) menjelaskan

bahwa pembelajaran daring merujuk pada penggunaan teknologi internet

untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran daring adalah suatu pembelajaran yang kegiatannya

memanfaatkan jaringan internet dan proses pembelajarannya dilakukan

dengan berbeda lokasi atau jarak yang berbeda antara guru dan peserta

didik, dalam pembelajaran daring juga memerlukan sistem telekomunikasi

interaktif untuk menghubungkan keduannya.

Kemp (2007) menjelaskan bahwa ada empat komponen yang harus

ada ada proses pembelajaran antara lain; 1) peserta didik, 2) tujuan

pembelajaran, 3) metode, 4) dan penilaian. Khan (dalam Fuadi, dkk,

2020:194) juga menambahkan bahwa ada beberapa aspek yang harus

dipahami oleh lembaga yang ingin menerapkan pembelajaran daring antara

lain; (1) desain pembelajaran, (2) peralatan pendukung internet, (3)

computer dan penyimpanan data, (4) layanan dan penyambungan provider,

(5) program manajemen, merencanakan sumber perangkat lunak dan

standar-standarnya, serta (6) layanan dan aplikasi sambungan.

24

Page 34: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Rosenberg (dalam Fuadi, dkk, 2020:196) menyatakan bahwa dalam

proses pembelajaran daring ada tiga kategori dasar seperti: Pertama,

pembelajaran daring merupakan proses belajar bersifat jaringan yang

membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau

memunculkan kembali, mendistribusikan dan sharing pembelajaran serta

informasi. Kedua, pembelajaran daring dikirim kepada pengguna melalui

komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. Ketiga,

pembelajaran daring memiliki cara pandang pembelajaran yang luas, solusi

bagi pembelajaran dengan memberi hasil yang lebih baik.

Pembelajaran daring dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat

dalam sosial media. Pembelajaran daring adalah cara mudah untuk

menjalankan program pendidikan yang saat ini sedang mengalami kondisi

yang tidak memungkinkan untuk bertatapan langsung dalam pembelajaran.

Belajar menggunakan daring dengan tempat yang berbeda antara guru dan

siswa, guru dan guru, atau siswa dan siswa. Dapat mencari informasi atau

mendapat informasi dengan mudah dan terjangkau tanpa harus bertatap

muka. Menggunakan daring membutuhkan data kuota untuk dapat

terhubung dalam sistemnya.

2.1.4.2 Jenis-jenis Pembelajaran Daring

Dalam proses pembelajaran daring ada tiga kategori dasar seperti

yang diungkapkan oleh Fuadi, dkk. (2020:196) yaitu: pertama, pembelajaran

daring merupakan proses belajar bersifat jaringan yang membuatnya mampu

memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali,

mendistribusikan dan sharing pembelajaran serta informasi. Kedua,

pembelajaran daring dikirim kepada pengguna melalui komputer dengan

menggunakan standar teknologi internet. Ketiga, pembelajaran daring

memiliki cara pandang pembelajaran yang luas, solusi bagi pembelajaran

dengan memberi hasil yang lebih baik.

Teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran daring

dikombinasikan seperti memanfaatkan teknologi audio atau data, maupun

teknologi video atau data. Diantara banyaknya fasilitas internet, menurut

25

Page 35: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Onno (dalam Fuadi, dkk, 2020:196) ada lima aplikasi standar internet yang

dapat dimanfaatkan untuk keperluan Pendidikan yakni; email, mailing list

(milis), news group, world wide web (www), zoom, moodle, Edmodo.

Berikut adalah jenis-jenis pembelajaran daring yang digunakan dalam

proses pembelajaran masa pandemi saat ini.

Tabel 2.1 Jenis-jenis Pembelajaran Daring Dalam Pembelajaran

Masa Pandemi

No

.

Jenis Keterangan

1. Zoom Aplikasi zoom merupakan sebuah aplikasi yang mengizinkan penggunanya untuk bertemu dengan orang lain melalui dunia maya. Zoom didirikan pada tahun 2011 oleh Eric Yuan. Zoom menjadi tenar akibat wabah Covid 19. Laporan terupdate menunjukkan bahwa pengguna harian zoom mencapai 300 juta di beberapa acto terakhir. Saat ini zoom menjadi pilihan nomor satu di tengah pandemi virus yang melemahkan berbagai sector baik ekonomi, kesehatan bahkan Pendidikan.

2. Google

Classroom

Aplikasi google classroom dirilis pertama pada tanggal 12 agustus 2014 oleh google. Dengan google classroom seorang pengajar dapat menghemat waktu dan kertas. Seorang dosen dapat membuat kelas, memberikan tugas, berkomunikasi, dan melakukan pengelolaan, semua dalam satu tempat. Kelebihan google classroom ialah dapat menyimpan semua materi, soal secara otomatis di dalam folder google drive. Ditambah lagi google classroom terjangkau dan aman, disediakan gratis, dapat diakses perorangan, tanpa iklan. Adapun negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka penggunakan google classroom yang tinggi.

3. Whatsapp

Group

Whatsapp merupakan aplikasi yang mengizinkan pengguna melakukan obrolan. Aplikasi ini paling laris di dunia. Aplikasi whatsapp didukung dengan future audio call dan video call. Saat ini whatsapp sdh membolehkan penggunanya melakukan video call dengan

26

Page 36: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

jumlah peserta maksimal 4 orang. Namun pada masa pandemi ini pengguna dapat melakukan video call sebanyak 8 orang.

4. Google Meet Aplikasi google meet merupakan salah satu platform komunikasi yang dipopulerkan oleh google. Aplikasi ini mengizinkan penggunanya mengirimkan pesan instan, percakapan video, SMS, dan fitur VOI. Aplikasi google meet pertama sekali diluncurkan pada tahun 2017. Aplikasi ini gratis dan penggunanya dapat melakukan video konferensi dengan 100 anggota serta tampilan video yang berkualitas.

5. Skype Layanan yang diberikan oleh aplikasi ini adalah video conference. Pengguna aktif harian skype terus naik mencapai 70% atau 40 juta. Microsof selaku pemilik skype mengatakan bahwa mereka juga melihat peningkatan panggilan melalui skype to skype hingga 220%. Saat ini skype mempunyai 200 juta pengguna aktif. Kelebihan aplikasi skype ini juga tidak membatas jumlah peserta video konferensi serta memungkinkan penggunanya untuk membuat panggilan lewat web browser, tanpa mengharuskan pengguna lain mendaftar akun baru atau mendownload aplikasi skype.

6. Webex Aplikasi webex mengizinkan penggunanya melakukan video konferensi dengan jumlah peserta 100 orang dalam sekali panggilan telefon. Aplikasi ini memiliki kualitas yang sangat baik. Aplikasi ini juga pembelajaran daring memberikan beberapa fasilitas antara lain; screen sharing, google assistant, google home hub, fitur untuk mendownload dokumen, fitur pengrekam suara percakapan, bahkan tersedia juga papan virtual untuk menggambar.

7. Email Sebuah aplikasi yang mengizinkan pengguna mengirimkan surat serta dokumen. Aplikasi ini merupakan sebuah program surat elektronik bawaan di system operasi Mac Os X Apple Inc. saat masa pamdemik banyak diantara dosen perguruan tinggi memanfaatkan email sebagai media kirim mengirim dokumen.

27

Page 37: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

8. Edmodo Edomodo merupakan sebuah aplikasi yang mampu mempertemukan sejumlah orang (dosen dan mahasiswa) secara online. Kedua pihak dapat berhubungan, berkomunikasi dan berinteraksi, tanpa memperhatikan waktu atau tempat. Aplikasi ini di desain untuk menfasilitasi hubungan permanen dan aman antara yang mengajar dengan mereka yang belajar. Di dalam apliaksi ini hanya anggota saja yang boleh masuk, sehingga orang dari luar kelompok tidak akan bisa memperoleh akses ke dalam aplikasi. Hal ini membuat lebih aman dan nyaman. Dalam aplikasi ini kita dapat mengirim dokumen, mengerjakan tugas, mendesain soal, serta dapat juga mengupload berbagai video.

2.1.4.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Daring

Aristian (2016) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

niat penggunaan oleh mahasiswa, yaitu :

a) Persepsi kegunaan (PU) didefinisikan suatu tingkatan dimana seseorang

percaya bahwa dengan menggunakan suatu sistem tertentu akan

meningkatkan performa kerja mereka (Davis dalam Aristian, 2016).

b) Persepsi kemudahan penggunaan (PE) didefinisikan sebagai suatu

tingkatan dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan suatu

sistem tertentu akan bebas dari suatu upaya (Davis dalam Aristian,

2016).

c) Keyakinan diri (SE) di definisikan sebagai penilaian seseorang terhadap

kemampuan mereka sendiri dalam mengatur dan melakukan aksi yang

dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan (Bandura dalam

Aristian, 2016).

d) Norma subjektif (SN) didefinisikan sebagai suatu persepsi tekanan

sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu (Ajzen dalam

Aristian, 2016).

2.1.4.4 Manfaat Pembelajaran Daring

Fuadi, dkk (2020:196) menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat

pembelajaran daring antara lain; 1) vitual teacher resources, yang dapat

mengatasi keterbatasan jumlah dosen, sehingga mahasiswa tidak harus

28

Page 38: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

secara intensif memerlukan dukungan dosen, 2) virtual school system, dapat

membuka peluang menyelenggarakan Pendidikan tinggi tanpa memerlukan

ruang dan waktu. Keunggulan system pembelajaran daring ini ialah daya

tampung mahasiswa tidak terbatas dan mahasiswa dapat melaksanakan

proses belajar kapan saja dan dimana saja, 3) cyber education resources atau

dot com learning resources system merupakan pendukung pembelajaran

daring, dimana dapat membantu akses terhadap artikel ataupun jurnal

elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis di dalam internet.

2.1.4.5 Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Daring

Putria, dkk (2020:863) menjelaskan bahwa ada beberapa kelebihan

dari pembelajaran daring yaitu adanya keluwesan waktu dan tempat belajar,

misalnya belajar dapat dilakukan di kamar, ruang tamu, dan sebagainya

serta waktu yang disesuaikan misalnya pagi, siang, sore atau malam. Dapat

mengatasi permasalahan mengenai jarak, misalnya peserta didik tidak harus

pergi ke sekolah dulu untuk belajar. Tidak ada batasan dan dapat mencakup

area yang luas.

Hadisi dan Muna (2015:131) menjelaskan bahwa pembelajaran

daring mengakibatkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan

antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memeperlambat

terbentuknya values dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran daring

yang dilaksanakan saat ini menjadi hal baru yang dirasakan oleh guru

maupun peserta didik.

Sari (2015:27-28) menjelaskan bahwa kelebihan dari pembelajaran

daring adalah membangun suasana belajar baru, pembelajaran daring akan

membawa suasana yang baru bagi peserta didik, yang biasanya belajar di

kelas. Suasana yang baru tersebut dapat menumbuhkan antusias peserta

didik dalam belajar. Adapun beberapa kekurangan yang terjadi pada

pembelajaran daring yaitu anak sulit untuk fokus pada pembelajaran karena

susasana rumah yang kurang kondusif.

29

Page 39: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

2.1.4.6 Pembelajaran Yang Efektif

Utami (2009: 153) mengemukakan bahwa pada dasarnya

pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam

proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai

dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan

kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik

merupakan individu yang berbeda satu sama lain dan memiliki keunikan

masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh sebab itu,

pembelajaran yang diselenggarakan hendaknya memperhatikan perbedaan

dari masing-masing individu pembelajar. Dengan memperhatikan

karakteristik peserta didik, diharapkan pembelajaran yang diselenggarakan

benar-benar dapat mengubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi

tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku

kurang baik menjadi baik.

Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan karakteristik

peserta didik dan didasarkan pada keinginan guru akan sulit dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran

seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang

cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan

pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu inovasi pembelajaran yang mengarah

pada pembelajaran aktifdan efektif. Agar pembelajaran di kelas efektif,

guru harus menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, sehingga

siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Penggunaan model

pembelajaran yang bervariasi juga dapat memotivasi siswa untuk lebih

aktif dan berprestasi dalam pelajaran (Utami, 2009: 153).

Daulae (2014: 134) mengemukakan pembelajaran yang efektif

adalah yang menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan kepada

para mahasiswa melalui pemakaian prosedur yang tepat. Defenisi ini

mengandung dua indikator yang penting, yaitu terjadinya belajar pada

mahasiswa dan apa yang dilakukan dosen.

30

Page 40: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Oleh sebab itu, prosedur pembelajaran yang dipakai oleh dosen dan

bukti mahasiswa belajar akan dijadikan fokus dalam usaha pembinaan

efektivitas pembelajaran.

Miarso (dalam Daulae, 2014: 138) mengemukakan bahwa

mengidentifikasikan tujuh indikator yang menunjukkan pembelajaran yang

efektif. Indikator itu adalah:

1. Pengorganisasian kuliah dengan baik

2. Komunikasi secara efektif

3. Penguasaan dan antusiasme dalam mata kuliah

4. Sikap positif terhadap mahasiswa

5. Pemberian ujian dan nilai yang adil

6. Keluwesan dalam pendekatan pengajaran, dan

7. Hasil belajar mahasiswa yang baik.

2.2 Kajian Penelitian Relevan

Beberapa peneliti yang sesuai dengan topik pembahasan yang

dibahas oleh peneliti diantara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Kuntarto dan Sari (2017) yang

berjudul “Pengalaman Terbaik Dalam Menumbuhkan Minat Membaca

Buku Perpustakaan Pada Siswa Sekolah Dasar” Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan mengenai menumbuhkan minat membaca siswa kalas V

SDN 186/1 sridadi yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat

disimpulkan bahwa dalam menumbuhkan minat membaca siswa kelas V

SDN 186/1 sridadi siswa-siswa diberikan perlakuan-perlakuan khusus agar

minat membaca siswa tumbuh dan adapun perlakuanperlakuan yang

diberikan kepada siswa yaitu, 5 menit sebelum melakukan kegiatan belajar

mengajar siswa di wajibkan untuk membaca, memberika hadiah (reward)

berupa buku kepada siswa yang rajin mengunjungi perpustakaan, dan

kemudian jadikan membaca sebagai kegiatan setiap hari.

31

Page 41: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Penelitian yang dilakukan oleh Salma dan Mudzanatun (2019) yang

berjudul “Analisis Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa

Sekolah Dasar” Pelaksanaan pada tahapan pembiasaan Gerakan Literasi

Sekolah di SDN Tlogosari Kulon 03 berkategori baik. Sarana dan prasarana

yang ada di SDN Tlogosari Kulon 03 sudah memadai, seperti adanya

perpustakaan sekolah, persediaan buku bacaan di setiap kelas, dan

kunjungan perpustakaan keliling di setiap dua minggu. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru dan kepala sekolah didapatkan adanya peningkatan

minat baca pada peserta didik setelah pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah.

Berdasarkan perhitungan angket yang telah didapatkan bahwa minat baca

siswa dikelas III sebesar 83,37% dan Kelas V sebesar 78,01% tergolong

kriteria tinggi. Hal ini membuktikan bahwa adanya Gerakan Literasi

Sekolah yang dialkukan setiap harinya di SDN Tlogosari Kulon 03

membawa dampak positif, yaitu dapat menumbuhkan minat baca siswa.

Hasil penelitian yang telah dilakukan Sadikin dan Hamidah (2020)

yang berjudul “Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19”

menunjukkan mahasiswa memiliki sarana dan prasarana untuk

melaksanakan pembelajaran daring. Pembelajaran daring efektif untuk

mengatasi pembelajaran yang memungkinan dosen dan mahasiswa

berinteraksi dalam kelas virual yang dapat diakses dimana saja dan kapan

saja. Pembelajaran daring dapat membuat mahasiswa belajar mandiri dan

motivasinya meningkat. Namun, ada kelemahan pembelajaran daring

mahasiswa tidak terawasi dengan baik selama proses pembelajaran daring.

Lemah sinyal internet dan mahalnya biaya kuato menjadi tantangan

tersendiri pembelajaran daring. Akan tetapi pembelajaran daring dapat

menekan penyebaran Covid-19 di perguruan tinggi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Firman dan

Rahman (2020) yang berjudul “Pembelajaran Online di Tengah Pandemi

Covid-19” Melalui penelitian ini kita dapat melihat bahwa secara umum

mahasiswa telah memiliki fasilitas-fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk

32

Page 42: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

mengikuti pembelajaran online. Meski demikian, terdapat beberapa hal yang

harus diperhatikan, termasuk didalamnya ketersediaan layanan internet dan

biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh mahasiswa. Pembelajaran

online mendapat tanggapan yang sangat baik dari mahasiswa terutama

mengenai fleksibilitas pelaksanaannya. Metode pembelajaran ini juga

mampu memicu munculnya kemandirian belajar dan mendorong

mahasiswa untuk lebih aktif dalam perkuliahan. Sayangnya, interaksi dalam

pembelajaran online memiliki batasan sehingga tidak memungkinkan dosen

untuk memantau secara langsung aktivitas mahasiswa selama perkuliahan.

Mahasiswa juga kesulitan memahami bahan ajar yang disampaiakan secara

online. Komunikasi antara dosen dengan mahasiswa yang terbatas melalui

applikasi pesan instan ataupun melalui kelas-kelas virtual dirasa tidak cukup

oleh mahasiswa. Persamaan, perbedaan, dan orisinalitas kajian penelitian

relevan dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Persamaan, Perbedaan, dan Orisinalitas Kajian

Penelitian Relevan

No NamaPeneliti

Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Orisinalitas

1. Eko Kuntarto dan Sari

Pengalaman Terbaik Dalam Menumbuhkan Minat Membaca Buku Perpustakaan Pada Siswa Sekolah Dasar

Penelitian ini sama-sama membahas mengenai minat baca siswa

Penelitian ini lebihmemfokuskanpada menumbuhkan minat membaca buku perpustakaan

Peneliti akan memfokuskan penelitian pada menumbuhkan minat membaca buku perpustakaan pada siswa SD

2. Aini Salma dan Mudzanatun

Analisis Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Sekolah

Penelitian ini sama-sama membahas minat baca siswa

Penelitian ini lebihmenekankan pada penerapan minat baca siswa dalam gerakan

Peneliti akan memfokuskan penelitian pada minat baca siswa

33

Page 43: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Dasar literasi sekolah dasar dalam gerakan literasi

3. Ali Sadikin dan Afreni Hamidah

Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19

Penelitian ini sama-sama membahas mengenaipembelajaran daring

Penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Afreni lebih memfokuskan pada pembelajaran daring

Peneliti akan memfokuskan penelitian pada pembelajaran daring kelas V SD

4. Firman dan Sari Rahayu Rahman

Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19

Penelitian ini sama-sama membahas pembelajaran daring

Penelitian yang dilakukan olehFirman dan Sari lebih menekankan pada pengaruh pembelajaran daring

Penelitin akan memfokuskan penelitian pada minat belajar siswa kelas V SD pada pembelajaran daring

2.3 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan intisari atau garis besar teori dari

beberapa ahli yang disusun secara sistematis dan saling berhubungan yang

disajikan dalam bentuk bagan. Kerangka teori ini bertujuan untuk

memperjelas saat mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data

sekaligus memperjelas rujukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian.

Kerangka teori ini dibuat dalam bentuk bagan oleh peneliti berdasarkan

pendapat para ahli yang telah diuraikan dalam kajian teori, agar lebih mudah

34

Page 44: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

memahami teori dari siapa saja yang membangun teori peneliti dalam

melakukan penelitian. Berikut kerangka teori yang disusun oleh peneliti.

35

Teori Sosial Sudjana (2017:177) menjelaskan

bahwa belajar adalah proses perubahan

tingkah laku seseorang berkat pengalaman

dan latihan.

“Analisis Minat Baca Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Daring"

Pembelajaran DaringMinat Baca

Grand Theory

Belajar

Fuadi, dkk. (2020:195) menjelaskan bahwa

pembelajaran daring merujuk pada

penggunaan teknologi internet untuk

mengirimkan serangkaian solusi yang dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Dalman (2014:141) mengemukakan bahwa

minat baca merupakan dorongan untuk

memahami kata demi kata dan isi yang

terkandung dalam teks bacaan tersebut,

sehingga pembaca dapat memahami hal-hal

yang dituangkan dalam bacaan itu.

Bagaimana faktor penyebab minat baca

siswa kelas 5 yang tinggi dalam

pembelajaran daring di desa Tendas?

Bagaimana cara mempertahankan minat

baca siswa kelas 5 dalam pembelajaran

daring di desa Tendas?

Midle Theory

Page 45: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Gambar 2.1 Kerangka teori

2.4 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah sebuah konsep pemikiran yang akan

dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Kerangka

pemikiran dapat mempermudah peneliti untuk mencapai tujuan penelitian.

Kerangka berpikir penelitian ini disajikan dalam bentuk bagan sebagai

berikut:

36

Rendahnya Minat Baca Siswa Dalam Pembelajaran Daring

Minat Baca

1) Kesenangan membaca

2) Kesadaran akan manfaat membaca

3) Frekuesi membaca

4) Kuantitas bacaan

Pembelajaran Daring

1) Pembelajaran yang menggunakan jaringan internet

2) Menghubungkan siswa dengan sumber belajar

3) Jarak jauh namun dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi

4) Dapat mengirimkan berbagai hal

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca

1) Bakat 5) Bahan Bacaan

2) Jenis Keamin 6) Pengaruh Orang Tua

3) Tingkat Pendidikan 7) Tersedianya buku-buku

4) Kebiasaan 8) Lingkungan sekitar

Cara Menumbuhkan Minat Membaca

1) Menyediakan waktu untuk membaca

2) Memilih bacaan yang baik

3) Memperkenalkan dan membimbing siswa agar gemar membaca buku

4) Menyediakan bacaan

5) Berusaha memotivasi minat baca siswa

6) Penyusunan koleksi buku dengan mudah ditemukan

Page 46: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di lingkungan Rt 01 Rw 02 Desa

Tendas yang beralamat Jl. Lingkar Tayu-Jepara Kecamatan Tayu

Kabupaten Pati. Dimana di dalam penelitian ini akan memperdalam minat

baca siswa kelas V sekolah dasar yang diterapkan dalam pembelajaran

daring.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelakasnaan dan

pelaporan, adapapun waktu yang digunakan utuk merencanakan penelitian

pada bulan Juli 2020, kemudian pelaksanaan penelitian pada bulan

September 2020 dan laporan penelitian dimungkinkan pada bulan Maret

2021 yang bertepat di Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.

Penelitian ini diharapkan dapat selesai tepat waktu sehingga peneliti dalam

memperoleh hasil penelitian sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Bentuk penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dimana

bentuk penelitian ini diungkapkan melalui beberapa teori kemudian

diuraikan dengan kata-kata yang lebih dipahami. Bentuk pada penelitian ini

tidak mengutamakan pada angka tetapi mengutamakan kedalam

penghayatan terhadap interaksi antar konsep atau yang sedang dikaji secara

empiris. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-

strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ini

dilakukan dengan pengumpulan data yang pada umumnya seorang peneliti

37

Page 47: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

dapat menemukan data penelitian dalam bentuk kata-kata maupun gambar.

Dapat berupa transkip-transkip wawancara, catatan data lapangan, dokumen

pribadi, foto-foto, dan lain-lainnya.

Sugiyono (2016:15) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme

yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana

peneliti sebagai instrument kunci dan hasilnya lebih menekankan makna

dari pada generalisasi. Punaji (2010:34) menyatakan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian dimana peneliti dalam melakukan penelitiannya

menggunkan teknik-teknik observasi, wawancara dan interview, analisis

data dengan menggunakan metode pengumpulan data lainnya untuk untuk

menyajikan respon-respon dan perilaku subjek.

Rubiyanto (2011:59) juga berpendapat penelitian kualitatif yaitu

suatu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata–

kata tertulis atau lisan dari orang–orang yang diamati. Dalam penelitian

kualitatif peneliti harus terjun ke lapangan, menggunakan dirinya sebagai

instrumen, melakukan observasi, wawancara mengikuti asumsi–asumsi atau

data di lapangan. Mamik (2015:3) menyatakan bahwa bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realita sosial, yaitu

melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang

peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat open minded.

Punaji (2010) Penelitian kualitatif peneliti tidak cukup hanya

mendeskripsikan data tetapi ia harus memberikan penafsiran atau

intepretasi dan pengkajian secara mendalam dan mengikuti perkembangan

kasus tersebut. Sedangkan menurut Punaji (2010:33) mengatakan bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang atau

segala hal yang terkait dengan variabel-variabel.

Rukin (2019:6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah riset

yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan

pendekatan induktif. Sejalan dengan pendapat Rukajat (2018:4) meyatakan

38

Page 48: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang disajikan secara

deskriptif dengan pengumpulan data yang dikumpulkan berupa kata-kata

atau kalimat gambaran yang ada buka berupa nomor atau angka-angka.

Mengacu pada pendapat beberapa ahli, dalam penelitian ini

cenderung terjun di lapangan dan peneliti secara langsung dapat

menganalisis data yang didapat. Adapun rancangan pada penelitian ini

sebagai berikut:

1. Melihat kondisi di lapangan dengan cara melakukan observasi untuk

mengtahui situasi yang ada di lapangan tepatnya lingkungan Rt 01 Rw 02

Desa Tendas yang beralamat Jl. Lingkar Tayu-Jepara Kecamatan Tayu

Kabupaten Pati.

2. Mengumpulkan studi literatur dengan melihat kondisi lapangan dan

mengaitkan dengan teori-teori ahli yang sesuai.

3. Merencanakan tahapan dalam pemecahkan masalah yang ada dengan

dikaitkan teori-teori yang berkaitan.

4. Pelaksanaan penelitian, dalam tahap ini peneliti akan melaksanakan

penelitian terhadap orang tua siswa, siswa dan guru sebagai sumber data

primer yang didapat dari penelitian.

5. Pengumpulan data, dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data dengan

cara melaksanakan observasi awal, wawancara, dokumentasi kegiatan

dan pencataatam penelitian sehingga data-data tersebut akan disesuaikan.

6. Melakukan analisis data, analisis data akan dilakukan dengan cara akan

menganalisi data yang sdah didapat dari proses pengumpulan data. Data

yang terkumpul akan direduksi, disajikan dan disimpulkan kemudian

diverifikasi.

7. Penyimpulan hasil penelitian, tahap ini akan dilaksanakan penyimpulan

terhadap data yang telah dianalisis sehingga peneliti akan memeroleh

hasil penelitian yang baik. Dalam hal ini bagaimana minat baca siswa

kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran daring. Evaluasi dan tindak

lanjut penelitian, tahap ini merupakan tahap terakhir pada penelitian ini.

39

Page 49: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Hasil penelitian akan dicoba untuk dievaluasi sehingga akan diberikan

tindak lanjut terhadap permasalahan penelitian.

3.3 Peranan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti memiliki peranan yang begitu penting

untuk terwujudnya keberhasilan dalam penelitian. Agar penelitian dapat

mencapai hasil yang diharapkan, peneliti harus bertanggung jawab sepenuhnya

terhadap penelitian yang dilakukan. Selain sebagai penanggung jawab dalam

penelitian, peneliti juga berperan sebagai pendamping dari objek yang akan

diteliti dan sebagai individu yang murni mengumpulkan data

Peneliti memiliki peranan mulai dari observasi terhadap permasalahan

sampai akhir menyimpulkan hasil penelitian yang telah didapat. Peran peneliti

dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai, perencana penelitian, pengumpul

data penelitian, penganalisis data hingga akhirnya menyimpulkan data yang

didapatkan dari sebuah penelitian tersebut. Oleh karenanya peneliti disini

memiliki peranan yang begitu penting untuk melakukan sebuah penelitian.

Kaitannya dengan pendidikan di sekolah dasar, peneliti berusaha

mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai analisis minat baca siswa

kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran daring. Peneliti berusaha

mengumpulkan data sebanyak mungkin agar peneliti dapat menginformasikan

kaitannya dengan analisis minat baca siswa kelas V ssekolah dasar dalam

pembelajaran daring. Setelah itu peneliti berupaya memberikan solusi yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian sehingga hasil dari penelitian dapat

bermanfaat untuk kepentingan pendidikan.

3.4 Data dan Sumber Data

3.4.1 Data

Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran

tenang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka

40

Page 50: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

maupun bentuk kategori, seperti baik, buruk, tinggi dan rendah

(Kariadinata dan Abdurahman, 2012:16). Data informasi penting yang

dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Trianto

(2011:280) mengatakan bahwa data kualitatif adalah data yang berupa

kata-kata bukan dalam angka. Dalam penelitian ini, diperoleh secara lisan

maupun tertulis, data lisan diperoleh dari hasil wawancara dari

narasumber. Sedangkan data tertulis diperoleh peneliti dari pendapatan

atau hasil para ahli, baik secara daring maupun luring.

Data primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi

kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru

kelas V sekolah dasar dan 5 siswa kelas V sekolah dasar terdiri dari 3

perempuan dan 2 laki-laki, peneliti mengambil 5 siswa karena ada masalah

tentang rendahnya minat baca siswa kelas V sekolah dasar dalam

pembelajaran daring. Peneliti mengambil 5 siswa kelas V sekolah dasar

agar dapat mengetahui hasil dari observasi dan wawancara mengenai

minat baca siswa dalam pembelajaran daring saat ini. Sedangkan data

sekunder dalam penelitian ini berupa buku referensi dan artikel tentang

minat baca siswa kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran daring,

dokumen tugas siswa, serta keterangan dari guru sebagai informasi

pendukung.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data adalah subjek data yang diperoleh. Sumber data pada

penelitian ini adalah orang tua siswa yang akan memberikan informasi

secara langsung dengan dilakukanya wawancara. Sumber data dibedakan

menjadi dua yaitu data primer data sekunder. Berikut penjelasannya

menurut Sugiyono (2016: 308) :

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

seseorang. Data primer merupakan sumber data langsung memberikan

data kepada pengumpul data. Sumber data primer yaitu hasil observasi

minat baca siswa kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran daring.

41

Page 51: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Hasil wawancara terkait dengan keaktifan dalam minat baca siswa kelas

V sekolah dasar dalam pembelajaran daring di lingkungan Rt 01 Rw 02

Desa Tendas. Informan dalam sumber data penelitian yaitu guru dan

siswa. Informan primer yaitu guru sekolah dasar dan informan sekunder

yaitu siswa kelas V sekolah dasar. Peneliti mengambil 5 siswa agar

memudahkan dalam memberi keterangan tentang minat baca siswa

kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran daring.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung atau dapat melalui orang

lain atau teori-teori yang ada di buku. Sumber data sekunder dalam

penelitian ini meliputi data mematuhi tata tertib sekolah dan

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa mengerjakan tugas

hingga selesai dan tuntas. Guru memberikan tugas yang harus

dikerjakan siswa, guru hanya mengingatkan siapa saja yang belum

mengumpulkan tugas. Guru melakukan tagihan-tagihan bagi siswa yang

nilainya kurang lengkap.

3.5 Pengumpulan Data

Sugiyono (2016 :308) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan

data adalah merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Berdasarkan

pendapat ahli maka tahap pengumpulan data adalah tahap yang menjadi

palng penting dalam penelitian ini karena pada tahap ini peneliti akan

mendapatkan sumber data yang akan dianalisis, berikut merupakan teknik

yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.

1. Observasi

Sugiyono (2016) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar

semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya bekerja berdasarkan

data, yaitu dunia kenyataan yang diperoleh dari obsevasi. Jonathan

(2006:224) kegiatan bservasi meliputi melakukan pencatatan secara

sistematik kejadiankejadian, perilaku, objek yang dilihat dan hal-hal

42

Page 52: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

lain yang diperluka dalam mendukung penelitian yang sedang

dilalukan.

Observasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah

observasi partisipan. Peneliti akan melakukan observasi tentang

beberapa hal yang terkait dengan mengembangkan minat baca siswa

kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran daring. Melalui

pengamatan langsung diharapkan peneliti dapat memperoleh data

yang dibutuhkan dalam menunjang hasil penelitian.

2. Wawancara

Rachmawati (2007:36) mendefinisikan wawancara yaitu cara

pengumpulan data dengan tanggung jawab secara langsung

berhadapan muka, pewawancara bertanya secara lisan dan responden

menjawab secara lisan pula. Menggunakan teknik pengumpulan data

wawancara akan mendapat jawaban yang relatif tinggi dari responden.

Penelitian kualitatif identik dengan wawancara karena hasil yang

didapatkan dari wawancara berupa informasi deskriptif. Pada

penelitian ini akan dilakukan wawancara yang tidak terstruktur yang

bersifat fleksibel dan peneliti dapat mengikuti minat dan pemikiran

partisipan. Pedoman wawancara yaitu tidak berstandard, informal,

atau berfokus dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas

pada penelitian yang berupa pertanyaan-pertanyaan terkait proses

pengembangan minat baca siswa kelas V sekolah dasar dalam

pembelajaran daring sistem pembelajaran yang diterapkan saat ini.

Adapun narasumber dalam penelitian ini adalah siswa. Teknik

pengumpulan data wawancara dilakukan untuk mengetahui factor

yang mempengaruhi minat baca siswa. Sebelum melakukan

wawancara peneliti menyiapkan pedoman wawancara terlebih dahulu.

Tetapi peneliti mewawancari secara bebas dalam menanyakan

berbagai pertanyaan kepada narasumber. Wawancara ditujukan

kepada siswa kelas V, guru kelas V, orang tua siswa dan instrument

wawancara ini dapat dilihat pada lampiran 8, 10, dan 12.

43

Page 53: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pengambilan gambar terhadap

kegiatan-kegiatan penting dalam penelitian. Semua kejadian yang

berpengaruh dalam proses penelitian di lapangan, seperti observasi,

wawancara dan lain sebagainya akan didokumentasikan dalam sebuah

gambar atau foto. Gambar-gambar tersebut dijadikan sebagai sumber

data pendukung dari data yang diperoleh. Selain itu, dokumentasi

juga dijadikan sebagai bukti nyata bahwa peneliti telah melakukan

proses penelitian.

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa observasi kondisi di lingkungan

Rt 01 Rw 02 Desa Tendas, wawancara awal pada guru kelas V sekolah

dasar. Dokumentasi berupa foto-foto akan dijadikan sebagai bukti telah

diselenggarakan penelitian ini. Dokumentasi diambil pada awal hingga

akhir penelitian dan akan dilampirkan dalam laporan hasil penelitian.

4. Pencatatan

Pencatatan adalah proses mencatat hal-hal penting yang berkaitan

dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti akan mencatat dengan

menggunakan buku catatan sederhana dan lembar pedoman observasi.

Mulai dari hal-hal kecil hingga penting akan dicatat sesuai dengan kbtuhan

data yang diperoleh. Hidayatullah (2019) peneliti harus mencatat hal-hal

yang berkaitan dengan rekaman, informan, dan bahan. Berkaitan dengan

rekaman, peneliti harus mencatat tentang (1) nama, umur, jenis kelamin,

kedudukan disekolah; (2) ahli atau bukan ahli sesuai dengan topik yang

ditanyakan; dan (3) pengalaman atau tidak berkaitan dengan topik yang

direkam. Proses pencatatan akan berlangsung saat penelitian. Hasil

pencatatan dari penelitian akan disimpan dengan baik yang kemudian akan

dilanjutkan untuk analisis data.

3.6 Keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian

dilakukan dengan benar-benar ilmiah sekaligus untuk menguji data yang

44

Page 54: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

telah didapatkan. Moleong (2012:330) menjelaskan bahwa triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang diluar data untuk keperluan pengecekanatau sebagai pembanding

terhadap data itu. Terdapat berbagai macam triangulasi, adapun

penjelasannya sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan atau mengecek ulang

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber

yang berbeda.

2. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan

dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku

manusia megalami perubahan dari waktu ke waktu.

3. Triangulasi teori

Triangulasi teori memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu atau

dipadu.

4. Triangulasi peneliti

Triangulasi peneliti menggunakan lebih dari satu peneliti dalam

mengadakan observasi atau wawancara. Menggunakan dua atau lebih

peneliti dapat memperoleh data yang lebih absah.

5. Triangulasi metode

Triangulasi metode adalah usaha untuk mengecek keabsahan data,

atau mengecek keabsahan temuan penelitian. Hal ini dapat dilakukan

dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan data yang sama.

Penelitian ini menggunakan triangulasi metode, karena untuk

mengecek kejenuhan data digunakan lebih dari satu teknik pegumpulan

data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik pengumpulan data tes dan teknik pengumpulan data wawancara.

Rumusan masalah pertama menggunakan teknik pengumpulan data tes

45

Page 55: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

dengan wawancara sebagai pembanding untuk memperkuat keabsahan data.

Rumusan masalah kedua menggunakan hasil wawancara dengan

menggunakan pembanding dari hasil tes yang dilakukan siswa.

3.7 Analisis Data

Sugiyono (2016: 335) berpendapat bahwa analisis data yaitu proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit–

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang mudah

dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Analisis data kualitatif adalah

bersifat induktif, berdasarkan data yang diperoleh, lalu dikembangkan pola

hubungan tertentu. Berikut penjelasan tahapannya

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan tertulis di lapangan. Proses berpikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang

tinggi. Melalui diskusi, maka wawasan peneliti akan berkembang,

sehingga dapat mereduksi data–data yang dimiliki nilai temuan dan

pengembangan teori yang signifikan. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal–hal yang inti, memfokuskan pada hal–hal

yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan proses pemberian sekumpulan informasi

yang tersusun yang memberi kemungkinan untuk penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian

kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk acto, grafik, pictogram, dan

sejenisnya, maka data terorganisasikan. Tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

46

Page 56: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Koneksi Data Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan

kategori, sedangkan dalam kualitatif sering disajikan dengan teks yang

bersifat naratif.

3. Pengambilan Kesimpulan (Verification)

Proses pengambilan intisari dari sajian data yang terorganisir dalam

bentuk pernyataan kalimat. Membuat kesimpulan harus berdasarkan

deskriptif data. Dalam proses penelitian menganalisis dan

menginterprestasi data merupakan langkah yang sangat penting. Sebab

data yang terkumpul tidak akan berarti apaapa tanpa dianalisis dan

diberi makna melalui interprestasi data. Verifikasi dilakukan dengan

meninjau kembali segala pemikiran awal peneliti ketika menulis,

meninjau dan menyeleksi kembali catatan-catatan lapangan,

mendiskusikan kembali temuan-temuan penelitian dengan teman

sejawat dan melakukan konfirmasi dengan objek studi.

Gambar 3.1 Tahap Analisis Data

Memahami teori ahli yang terdapat pada tahapan analisis data,

peneliti menguraikan terkait dengan analisis data yang akan

dilaksanakan mulai dari menentukan rancangan penelitian, kemudian

data yang diperoleh akan direduksi sehingga dapat mengetahui hasil data

yang diperoleh dilapangan. Kemudian data yang didapatkan dari proses

47

Page 57: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

penelitian akan dianalisis agar supaya hasil penelitian tidak bersifat

subjektif. Pada tahap berikutnya peneliti akan melakukan penyimpulan

hasil penelitian dan melakukan evaluasi terkait dengan kendala yang ada

di dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Bausad, Andi Anshari dan Arif Yanuar Musrifin. 2017. Analisis Karakter

Peserta Didik Kelas V Pada Pembelajaran Penjaskes di Sekolah Dasar

Negeri Se Kota Mataram. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan, 1 (2).

Daulae, Dra. Hj. Hatta Herawati. 2014. Menciptakan Pembelajaran Yang

Efektif. Forum Paedagogik, 6 (2).

Dewi, Wahyu Aji Fatma. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi

Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu

Pendidikan, 2 (1), 55-61.

Faizah, Silviana Nur. 2017. Hakikat Belajar dan Pembelajaran. At-Thullab:

Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 1 (2).

Firman dan Sari Rahayu Rahman. 2020. Pembelajaran Online di Tengah

Pandemi Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2

(2).

Kuntarto, Eko dan Sari. 2017. Pengalaman Terbaik Dalam Menumbuhkan

Minat Membaca Buku Perpustakaan Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal

Gentala Pendidikan Dasar, 2 (2).

Moleong, Lexy J..2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

48

Page 58: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Nasution, Muhammad Irwan Padli. 2016. Strategi Pembelajaran Efektif

Berbasis Mobile Learning Pada Sekolah Dasar. Jurnal Iqra’, 10 (1).

Oktavian, Riskey, Riantina Fitra Aldya dan Universitas Kristen Indonesia. 2020.

Efektivitas Pembelajaran Daring Terintegrasi di Era Pendidikan 4.0.

Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, 2 (2).

Pane, Aprida dan Muhammad Darwis Dasopang. 2017. Belajar dan

Pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, 3 (2).

Rachman, Margatera Aulia, Yeni Budi Rachman, Yuliana Mukti Rachmawati.

2017. Minat Baca Siswa Sekolah Dasar di Depok: Studi Kasus di SDN

Anyelir 1 Depok Jaya. Jurnal Ilmu Informasi SI, Perpustakaan, dan

Kearsipan, 19 (2).

Rachmawati, Imami Nur. 2007. Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif:

Wawancara. Jurnal Keperawatan Indonesia, 11 (1), 35-40.

Rosidah. 2017. Upaya Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu Pada Kompetensi Dasar

Menanggapi Isi Cerita Secara Lisa di Kelas IV SD Negeri 067690

Medan Johor. Keguruan: Jurnal Penelitian, Pemikiran, dan Pengabdian,

5 (2), 98-106.

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Solobaru: Qinant

Salma, Aini dan Muzanatun. 2019. Analisis Gerakan Literasi Sekolah Terhadap

Minat Baca Siswa Sekolah Dasar. Mimbar PGSD Undiksha, 7 (2).

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2016. Metode Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta : Bumi Aksara

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung.

49

Page 59: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Utami, Rizki Desta, Dwi Cahyadi Wibowo, Yudita Susanti. 2018. Analisis

Minat Membaca Siswa Pada Kelas Tinggi di Sekolah Dasar Negeri 01

Belitang. Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, 4 (1).

Utami, Runtut Prih. 2009. Active Learning Untuk Mewujudkan Pembelajaran

Efektif. Al-Hidayah, 1 (2).

LAMPIRAN

50

Page 60: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Lampiran 1

Jadwal Pelaksanaan

No Jadwal KegiatanBulan

Juli 20 Agus 20 Sep 20 Okt 20 Nov 20 Des 20 Jan 21 Feb 21 Mar 21 Apr 21

A. Persiapan

1. Observasi

2. Pengajuan Judul

3. PenyusunanSkripsi

4. Penyusunan Instrumen

5. Seminar Proposal

6. MengurusPerizinan

B. Pelaksanaan

1. Wawancara dengan guru

2. Wawancara dengan siswa

C. Laporan

1. Penyusunan laporan

2. Penyusunanhasil penelitian

51

Page 61: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

52

Page 62: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Guru (Hasil Wawancara)

Nama guru : Bu D

Hari/Tanggal : Jum’at, 10 Juli 2020

Lokasi : Lingkungan Desa Tendas Rt 01 Rw 02

LEMBAR WAWANCARA GURU

No.

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana minat baca siswa

dalam pembelajaran daring?

Ada beberapa siswa yang gemar membaca buku dan

ada juga siswa yang masih malas untuk membaca

buku dan tidak aktif dalam pembelajaran.

2. Apa tujuan menumbuhkan

minat baca siswa?

Agar siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang terkandung dalam isi buku.

3. Siapa yang berperan penting

dalam menumbuhkan minat

baca siswa?

Keluarga atau orang tua, anak harus dibiasakan untuk

membaca buku dari sejak dini.

4. Apakah actor dari menurunnya

minat baca siswa?

Pengaruh orang tua, bisa juga kebiasaan anak dan ketersediaan buku-buku

5. Bagaimana peranan guru

dalam menumbuhkan minat

baca siswa?

Menyediakan waktu untuk anak membaca, menyediakan bahan bacaan yang baik dan menarik dan memotivasi siswa untuk membaca buku.

6. Bagaimana strategi

pembelajaran guru untuk

mengatasi menurunnya minat

membaca siswa?

Memberi siswa bacaan buku dalam bentuk video pembelajaran atau bacaan berbentuk foto yang menarik.

7. Bagaimana kondisi

pembelajaran saat

menggunakan daring?

Lumayan baik, berbeda dengan pembelajaran saat di sekolah.

53

Page 63: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

8. Berapa jumlah siswa kelas V?

Serta bagaimana karakteristik

siswa kelas V?

14 anak, siswa ada yang aktif dan tidak aktif dalam pembelajaran

9. Apakah siswa berpatisipasi

aktif dalam proses

pembelajaran daring?

Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran daring

10. Apakah kendala yang dihadapi

dalam mengajar menggunakan

daring? Kalau ada, kendala

apa yang muncul pada saat

proses pembelajaran?

Karena pembelajaran tidak tatap muka, siswa kurang

paham dalam materi yang disampaikan oleh guru dan

sinyal yang kurang baik

11. Bagaimana cara guru

menyampaikan pembelajaran

agar siswa dapat memahami

pelajaran?

Guru menyampaikan materi dalam bentuk video

pembelajaran dan foto

12. Berapa waktu yang dilakukan

untuk pembelajaran

menggunakan daring?

Jam 07:00 sampai jam 11:30 untuk memberikan materi, menyampaikan materi dan tugas untuk siswa

13. Hari apa saja untuk

berinteraksi kepada siswa

untuk membahas pelajaran?

Senin sampai Sabtu

14. Bagaimana peranan wali

murid terhadap

mengembangkan minat

membaca siswa?

Orang tua siswa masih kurang memperhatikan dan memberikan waktu untuk anak membaca buku

15. Apakah ada keluhan dari wali

murid terkait kesulitan

anaknya dalam membaca?

Kadang-kadang orang tua siswa mengeluh tentang anaknya yang malas membaca dalam mengerjakan tugas.

54

Page 64: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Kesimpulan:

Ada beberapa siswa yang gemar membaca buku dan ada siswa yang kurang dalam gemar

membaca, kurangnya guru dalam memberikan bacaan buku yang menarik untuk siswa dan

kurangnya guru dalam memberikan motivasi membaca kepada siswa untuk menumbuhkan

minat baca siswa. Terbatasnya dalam menyampaikan materi menyebabkan siswa kurang

paham dan kurang bersemangat dalam pembelajaran daring.

Pati, 10 Juli 2020

Guru kelas V Pewawancara,

Bu D Ema Dian AfrianiNIP. - NIM. 201633255

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Siswa (Hasil Wawancara)55

Page 65: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Nama siswa : SA

Hari/Tanggal : Jum’at, 10 Juli 2020

Lokasi : Lingkungan Desa Tendas Rt 01 Rw 02

LEMBAR WAWANCARA SISWA

No.

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana kebiasaan kamu ketika

di rumah?

Belajar, kadang membantu orang tua, membaca buku, dan bermain

2. Apakah kamu gemar membaca? Gemar membaca buku

3. Jenis buku apa yang sering kamu

baca? Mengapa kamu gemar

membaca buku tersebut?

Komik, dongeng dan bacaan buku bergambar, karena bacaan yang dilengkapi dengan gambar menarik siswa untuk dibaca

4. Selain buku yang kamu gemari

pernahkah kamu membaca buku

yang lain?

Buku pelajaran sekolah

5. Apa manfaat membaca untuk

dirimu sendiri?

Menambah ilmu pengetahuan dan keingintahuan

6. Apakah kamu suka bermalas-

malasan saat disuruh guru untuk

membaca?

Kadang-kadang, karena bacaan yang terlalu panjang

7. Berapa waktu yang disediakan

untuk kamu belajar?

1 jam setengah dari jam 06:30 sampai jam 08:00

8. Bagaimana pendapatmu tentang

pembelajaran menggunakan

daring?

Kurang antusias karena kurangnya pemahaman dalam materi yang disampaikan oleh guru karena tidak tatap muka

9. Apakah kamu memahami materi

yang disampaikan oleh guru?

Kadang-kadang paham dan kadang-kadang kurang mengerti

10. Bagaimana minat membaca kamu

dalam pembelajaran daring?

Kurang tertarik karena guru kurang menarik dalam memberikan bacaan yang bagus untuk siswa

11. Apa kesulitan kamu jika belajar Kurangnya pemahaman materi dalam

56

Page 66: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

menggunakan daring? pembelajaran daring dan sinyal yang kurang bagus

12. Apakah kamu menyukai belajar

menggunakan daring?

Tidak suka karena tidak bisa tatap muka dan kurang paham dalam materi yang disampaikan guru

13. Apakah kamu aktif bertanya dalam

pembelajaran?

Tidak aktif

Kesimpulan:

Siswa dapat menerapkan waktunya untuk membaca buku dan siswa masih malas membaca

buku yang bacaan bukunya terlalu panjang dan siswa lebih tertarik membaca buku yang

dilengkapi oleh gambar. Pemberian materi guru dalam pembelajaran daring juga berdampak

untuk siswa karena siswa kurang paham dengan apa yang disampaikan oleh guru.

Pati, 10 Juli 2020

Siswa kelas V Pewawancara,

SA Ema Dian Afriani NIM. 201633255

Lampiran 4 Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI

57

Page 67: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

No. Verbal Indikator Aspek yang diamati No. Urut

1. Minat Baca Kesenangan membaca Adanya rasa senang siswa dalam

kegiatan membaca

1 dan 2

Kesadaran akan

manfaat membaca

Adanya siswa yang paham akan

manfaat membaca

3

Frekuensi membaca Adanya pemberian waktu untuk

siswa dalam kegiatan membaca

4

Kuantitas bacaan Adanya banyak penyediaan

bacaan untuk siswa

5 dan 6

Faktor-faktor yang

mempengaruhi minat

baca siswa

Adanya masalah-masalah dalam

minat baca siswa

12, 13,

dan 16

2. Pembelajaran

Daring

Perencanaan Perencanaan pembelajaran daring 7

Manajemen waktu Manajemen waktu yang

disediakan untuk belajar

8

Sistem pembelajaran Sistem pembelajaran daring 9

Proses belajar Proses pembelajaran daring 10 dan 11

Permasalahan yang

dihadapi

Adanya kesulitan dalam

mengikuti pembelajaran daring

14 dan 15

Lampiran 5 Pedoman Observasi Siswa (Penelitian)

PEDOMAN OBSERVASI58

Page 68: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Lokasi Observasi : Lingkungan Desa Tendas Rt 01 Rw 02

Hari/Tanggal :

No Aspek yang diamati Nampak Keterangan

Sesuai Tidak

1. Adanya perasaan senang saat

siswa membaca

2. Adanya siswa yang membaca

dengan kemauannya sendiri

3. Adanya siswa yang mengerti akan

manfaat membaca

4. Adanya waktu yang dicapai siswa

dalam membaca

5. Adanya ketersedian bacaan untuk

siswa membaca

6. Adanya siswa yang membaca

banyak buku

7. Adanya siswa aktif dalam

mengikuti pembelajaran daring

8. Adanya waktu yang diterapkan

dalam mengikuti pembelajaran

daring

9. Adanya sistem pembelajaran yang

diterapkan dalam pembelajaran

daring

10. Adanya semangat siswa dalam

mengikuti pembelajaran daring

11. Adanya siswa yang mengajukan

pertanyaan dengan guru dalam

59

Page 69: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

pembelajaran daring

12. Adanya siswa yang masih malas

untuk membaca

13. Adanya siswa yang gemar

membaca cerita fiksi/non fiksi

14. Adanya kesulitan dalam masalah

sinyal dalam mengikuti

pembelajaran daring

15. Adanya siswa yang kurang paham

dalam tugas atau materi yang

disampaikan guru

16. Adanya siswa laki-laki atau

perempuan mengajak temannya

untuk membaca buku

Kesimpulan

Pati, 2021

Peneliti

Ema Dian Afriani

201633255

Lampiran 6 Kisi-kisi Minat Baca Pedoman Observasi Siswa

KISI-KISI MINAT BACA SISWA

No. Variabel Indikator Aspek yang diamati

60

Page 70: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

1.

Minat Baca

Kesenangan membaca Rasa senang dalam kegiatan membaca

Membaca atas kemauan sendiri

2. Kesadaran akan manfaat membaca

Kesadaran akan pentingnya membaca

Kesadaran sebagai siswa untuk

membaca

3. Frekuensi membaca Intensitas membaca

Banyak waktu yang digunakan untuk membaca

4. Kuantitas bacaan Jumlah dan keberagaman bacaan

Usaha mendapatkan sumber bacaan

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Guru (Penelitian)

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA GURU

Lokasi Observasi : Lingkungan Desa Tendas Rt 01 Rw 02

Hari/Tanggal : 61

Page 71: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

No. Verbal Indikator Aspek yang diamati

1. Minat Baca Kesenangan membaca Adanya rasa senang siswa dalam

kegiatan membaca

Kesadaran akan manfaat

membaca

Adanya siswa yang paham akan manfaat

membaca

Frekuensi membaca Adanya pemberian waktu untuk siswa

dalam kegiatan membaca

Kuantitas bacaan Adanya banyak penyediaan bacaan

untuk siswa

Faktor-faktor yang

mempengaruhi minat

baca siswa

Adanya masalah-masalah dalam minat

baca siswa

Peran guru dalam

menumbuhkan minat

baca siswa

Adanya peran guru dalam

menumbuhkan minat baca siswa

2. Pembelajaran

Daring

Perencanaan Perencanaan pembelajaran daring

Manajemen waktu Manajemen waktu yang disediakan

untuk belajar

Sistem pembelajaran Sistem pembelajaran daring

Proses belajar Proses pembelajaran daring

Permasalahan yang

dihadapi

Adanya kesulitan dalam mengikuti

pembelajaran daring

Lampiran 8 Lembar Wawancara Guru (Penelitian)

Nama siswa :

Hari/Tanggal :

Lokasi : Lingkungan Desa Tendas Rt 01 Rw 02

LEMBAR WAWANCARA GURU

62

Page 72: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

No.

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana kemajuan minat baca

siswa kelas V saat ini?

2. Bagaimana perasaan siswa kelas V

saat membaca?

3. Apakah siswa kelas V sudah

mengerti akan manfaat membaca

untuk dirinya sendiri?

4. Apakah sekarang siswa kelas V

sudah mau membaca tanpa di suruh

dahulu?

5. Bagaimana sikap guru dalam

menyikapi siswa kelas V yang

masih tidak gemar membaca?

6. Apakah ada pemberian waktu

untuk siswa kelas V membaca?

7. Berapa lama waktu yang diberikan

untuk siswa kelas V membaca

buku?

8. Apakah guru menyediakan bacaan

untuk siswa kelas V?

9. Jenis bacaan apa saja yang

diberikan guru untuk siswa kelas

V?

10. Apakah bacaan yang disediakan

guru menarik untuk siswa kelas V?

11. Bagaimana keaktifan siswa kelas V

sekarang dalam mengikuti

pembelajaran daring?

12. Apakah siswa kelas V mash

kesulitan dalam mengikuti 63

Page 73: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

pembelajaran daring?

13. Bagaimana sikap siswa kelas V

dalam pemberian bacaan dari guru

melalui pembelajaran daring?

14. Bagaimana peran guru dalam

menumbuhkan minat baca siswa

kelas V saat ini?

15. Bagaimana cara guru dalam

menyikapi siswa yang malas

membaca bacaan panjang?

16. Apa siswa laki-laki atau perempuan

yang lebih banyak dalam minat

membaca buku?

Kesimpulan:

Pati, 2021

Guru kelas V Pewawancara,

Ema Dian Afriani NIM. 201633255

Lampiran 9 Pedoman Wawancara Siswa (Penelitian)

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Lokasi Observasi : Lingkungan Desa Tendas Rt 01 Rw 02

Hari/Tanggal :

No. Verbal Indikator Aspek yang diamati

64

Page 74: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

1. Minat Baca Kesenangan membaca Adanya rasa senang siswa dalam

kegiatan membaca

Kesadaran akan manfaat

membaca

Adanya siswa yang paham akan manfaat

membaca

Frekuensi membaca Adanya pemberian waktu untuk siswa

dalam kegiatan membaca

Adanya berapa kali siswa membaca

dalam seminggu

Kuantitas bacaan Adanya banyak penyediaan bacaan untuk

siswa

Adanya siswa yang paham dengan isi

bacaan

Faktor-faktor yang

mempengaruhi minat

baca siswa

Adanya masalah-masalah dalam minat

baca siswa

2. Pembelajaran

Daring

Perencanaan Perencanaan pembelajaran daring

Manajemen waktu Manajemen waktu yang disediakan untuk

belajar

Sistem pembelajaran Sistem pembelajaran daring

Proses belajar Proses pembelajaran daring

Permasalahan yang

dihadapi

Adanya kesulitan dalam mengikuti

pembelajaran daring

Lampiran 10 Lembar Wawancara Siswa (Penelitian)

Nama siswa :

Hari/Tanggal :

Lokasi : Lingkungan Desa Tendas Rt 01 Rw 02

LEMBAR WAWANCARA SISWA

No.

Pertanyaan Jawaban

65

Page 75: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

1. Apakah kamu suka membaca atau

tidak suka membaca? Alasannya

apa?

2. Bagaimana perasaan kamu setelah

membaca?

3. Apakah kamu membaca atas

kemauan sendiri?

4. Jenis buku apa saja yang suka

kamu baca? Alasannya apa?

5. Kamu suka bacaan fiksi atau non

fiksi? Alasannya apa?

6. Apa yang membuat kamu malas

untuk membaca?

7. Kesulitan-kesulitan apa yang sering

kamu temui dalam membaca buku?

8. Apa kamu paham dengan isi bacaan

saat kamu membaca buku?

9. Apa kamu tahu tentang manfaat

membaca?

10. Apakah kamu sering meminjam

buku atau membeli buku untuk

dibaca?

11. Berapa kali kamu membaca buku

dalam seminggu?

12. Ada berapa buku yang sering kamu

baca selama seminggu itu?

66

Page 76: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

13. Bagaimana sikap kamu dalam

mengikuti pembelajaran daring?

14. Apakah ada kesulitan dalam

mengikuti pembelajaran daring?

15. Apakah kamu paham tentang apa

yang disampaikan guru melalui

pembelajaran daring?

16. Apakah kamu sering membaca

bacaan yang diberikan guru dalam

pembelajaran daring?

17. Apakah guru dan orang tua

memberikan motivasi untuk kamu

agar gemar membaca?

18. Apakah kamu aktif dalam

mengikuti pembelajaran daring?

19. Apakah kamu sering bertanya

dalam pembelajaran daring?

20. Apakah guru selalu memberikan

bacaan-bacaan dalam pembelajaran

daring?

Kesimpulan:

Pati, 2021

Siswa kelas V Pewawancara,

67

Page 77: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Ema Dian Afriani NIM. 201633255

Lampiran 11 Pedoman Wawancara Orang Tua (Penelitian)

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA ORANG TUA

Lokasi Observasi : Lingkungan Desa Tendas Rt 01 Rw 02

Hari/Tanggal :

No. Verbal Indikator Aspek yang diamati

1. Minat Baca Kesenangan membaca Adanya rasa senang siswa dalam

kegiatan membaca

Kesadaran akan manfaat

membaca

Adanya siswa yang paham akan manfaat

membaca

68

Page 78: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

Frekuensi membaca Adanya pemberian waktu untuk siswa

dalam kegiatan membaca

Adanya berapa kali siswa membaca

dalam seminggu

Kuantitas bacaan Adanya banyak penyediaan bacaan untuk

siswa

Adanya siswa yang paham dengan isi

bacaan

Faktor-faktor yang

mempengaruhi minat

baca siswa

Adanya masalah-masalah dalam minat

baca siswa

2. Pembelajaran

Daring

Perencanaan Perencanaan pembelajaran daring

Manajemen waktu Manajemen waktu yang disediakan untuk

belajar

Sistem pembelajaran Sistem pembelajaran daring

Proses belajar Proses pembelajaran daring

Permasalahan yang

dihadapi

Adanya kesulitan dalam mengikuti

pembelajaran daring

Lampiran 12 Lembar Wawancara Orang Tua (Penelitian)

Nama orang tua:

Hari/Tanggal :

Lokasi : Lingkungan Desa Tendas Rt 01 Rw 02

LEMBAR WAWANCARA ORANG TUA

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sikap anak anda saat di

rumah?

2. Apakah anak anda suka membaca

buku atau tidak di rumah?

Alasannya apa?

69

Page 79: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

3. Jenis buku apa saja yang sering di

baca oleh anak anda di rumah?

4. Mengapa anak anda sering

membaca buku tersebut?

5. Apakah anda sering menyediakan

waktu untuk anak anda membaca

buku?

6. Berapa lama anda menyediakan

waktu untuk anak membaca buku?

7. Berapa buku yang sering di baca

oleh anak anda dalam seminggu?

8. Apakah anda sering menyediakan

bacaan buku untuk anak anda?

9. Buku apa saja yang sering anda

berikan kepada anak anda?

10. Apakah anak anda paham isi dalam

bacaan buku yang sering di baca?

11. Apakah anda sering memantau

anak anda dalam mengikuti

pembelajaran daring?

12. Apakah anak anda aktif dalam

mengikuti pembelajaran daring?

13. Kesulitan-kesulitan apa yang anda

temui dalam memantau anak

mengikuti pembelajaran daring?

14. Apakah anak anda paham tentang

materi atau tugas yang diberikan

oleh guru dalam pembelajaran

daring?

15. Apakah anda selalu memberikan

70

Page 80: Gambar 3.1 Tahap Analisis Data · Web viewData primer dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kepada 5 siswa kelas V sekolah dasar, serta hasil wawancara dari guru kelas

pemahaman materi yang diberikan

guru untuk anak anda?

16. Apakah anda sering membantu atau

memberi motivasi dalam minat

baca anak anda?

Kesimpulan:

Pati, 2021

Orang tua siswa Pewawancara,

Ema Dian Afriani NIM. 201633255

71