GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan
description
Transcript of GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan
![Page 1: GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082404/563db942550346aa9a9b95ca/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ELEKTROLIT DAN
CAIRAN
DI UNIT STROKE RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar
Disusun oleh :
Gabi Ceria
10/299650/KU/13979
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
![Page 2: GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082404/563db942550346aa9a9b95ca/html5/thumbnails/2.jpg)
2015
I. KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A. PENGERTIAN
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk menjaga hemoestasis tubuh. Orang
yang mengalami gangguan cairan dan elektrolit fungsi fisiologisnya akan terganggu.
Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan
organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung
komponen-komponen kimiawi, ada yang positif (kation) dan juga negative (anion).
1. Fungsi Cairan
Komponen yang paling besar dalam tubuh manusia adalah air yang mempunyai
fungsi sangat besar. Fungsi cairan antara lain adalah: (1) Transportasi: nutrient,
partikel kimiawi, partikel darah, energi, dan lain-lain; (2) Pengatur suhu tubuh; (3)
Pembentuk struktur tubuh. Kekurangan cairan tubuh dapat menyebabkan
kematian sel. Sel-sel inilah yang membentuk struktur tubuh; (4) Memfasilitasi
reaksi kimia dalam tubuh
2. Proporsi Cairan Tubuh
Cairan tubuh didistribusikan dalamdua kompartemen yang berbeda, yakni: cairan
ekstrasel (CES) dan cairan intrasel (CIS).
Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular.
Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian besar sel tubuh
dan menyusun sejumlah besar lingkungan cairan tubuh. Cairan intravaskular
terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yan mengandung airdan tidakberwarna,
dan darah beserta komponennya.
Cairan intrasel adalah cairan di dalam membran sel yang berisi substansi terlarut
atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk
metabolisme.
3. Mekanisme gerakan cairan & elektrolit
Pergerakan cairan tubuh ini dipengaruhi oleh gaya utama yang menyebabkan
cairan dan elektrolit tersebut bergerak. Gaya tersebut meliputi: difusi, osmosis,
filtrasi dan transport aktif.
Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan
dan elektrolit didifusikan sampai menembus membran sel. Kecepatan difusi
dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsenrasi larutan, dan temperatur.
![Page 3: GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082404/563db942550346aa9a9b95ca/html5/thumbnails/3.jpg)
Osmosis: bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi
yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
Filtrasi: proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara
bersamaansebagai respons terhadap adanya tekanan cairan.
Transpor aktif: partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi. Contoh : Pompa natrium dan kalium. Natrium dipompa keluar dari sel
dan kalium dipompa masuk ke dalam sel, melawan gradien konsentrasi.
4. Gangguan keseimbangan Cairan
a. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES)
dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolumik. Mekanisme
kompensasi pada hipovolumik adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis
(peningkatan frekuensi jantung, dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan
hormon ADH dan aldosteron. Hipovolumik yang berlangsung lama dapat
menimbulkan gagal ginjal akut.
b. Hipervolemi
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat: (1)
Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air; (2) Fungsi ginjal
abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air; (3) Kelebihan
pemberian cairan; (4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma
5. Gangguan Keseimbangan Elektrolit
a. Natrium (sodium)
Hiponatremia adalah suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium di dalam
dara lebih rendah dari normal, yang dapat terjadi pada saat kehilangan total
natrium atau kelebihan total air. Biasanya hionatremia menyebabkan
ppenurunan osmolalitas plasma dan cairan ekstrasel. Ketika terjadi kehilangan
natrium, tubuh mula-mula beradaptasi denganmenurunkanekskresiair untuk
mempertahankan osmolalitas serum tetap berada dalam kadar yang mendekati
normal. Apabila kehilangan natrium berlanjut, tubuh akan berupaya untuk
mempertahankan volume darah. Hiponatremia berat pada kadar natrium serum
120 mEq/L dapat menyebabkan perubahan neurologis dan pada kadar natrium
![Page 4: GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082404/563db942550346aa9a9b95ca/html5/thumbnails/4.jpg)
serum 110 mEq/L akan menyebabkan perubahan neurologis yang tidak dapat
pulih kembali bahkan dapat menyebabkan kematian.
Hipernatremia adalah suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium di dalam
dara lebih tinggi dari normal, yang dapat disebabkan oleh kehilangan air yang
ekstrem atau kelebihan natrium total. Apabila penyebab hipernatremia adalah
peningkatan sekresi aldosterin, maka natrium dipertahankan dankalium
dieksresi. Ketika terjadi hipernatremi, tubuh berupaya mempertahankan air
sebanyak mungkin melalui reabsorbsi air di ginjal. Tekanan osmotik
interstisial meningkat dan cairan berpindah dari sel ke dalamcairan ekstrasel
sehingga menyebabkan sel-sel menyusut dan mengganggu sebagian besar
proses fisiologis selular.
b. Kalium (potassium)
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability
neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen,
sintesa protein, pengaturan keseimbanagan asam basa, karena ion K+ dapat
diubah menjadi ion hidrogen (H+). Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
Hipokalemia yang parah dapat mempengaruhi kondisi jantung dengan
menyebabkan ketidakteraturan yang berbahaya bagi jantung. Sedangkan
penyebab utama hiperkalemia adalah gagal ginjal, tetapi penyakit lain jua
dapat menyebabkan peningkatan kalium. Adanya penurunan fungsi ginjal
akan mengurangi jumlah eksresi kalium oleh ginjal.
c. Kalsium
Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan
darah, serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel
diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi
kalisum melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon
thirocalcitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang. Kadar kalsium harus
tetap berada pada nilai 4,5-5,8 mEqL.
d. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk
aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Nilai normalnya sekita
1,5-2,5 mEq/lt. Penurunan konsentrasi magnesium serum meningkatkan
iritabilitas neuromuskular. Hipermagnesemia menurunkan eksistabilitas sel-sel
otot.
![Page 5: GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082404/563db942550346aa9a9b95ca/html5/thumbnails/5.jpg)
e. Klorida
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.
Hipokloremia dan hiperkloremia jarang terjadi sebagai proses penyakit yang
tungga, tetapi umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa.
f. Bikarbonat
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan
ekstrasel dan intrasel. Biknat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi untuk
meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme karbohidrat, pengaturan
asam basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid.
6. Pengaturan Keseimbangan Cairan
a. Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga:
Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya
menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus
untuk melepaskan substrat neural yang bertangguang jawab terhadap sensasi
haus. Osmoreseptor di hipotalamus, mendeteksi peningkatan tekanan osmotik
dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensai rasa dahaga.
b. Anti Diuretik Hormon (ADH)
ADH di bentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis dari
hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan
osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Hormon ini meningkatkan
reabsorpsi air pada duktus koligentes, dengan demikian dapat menghemat air.
c. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal
untuk meningkatkan absopsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh
perubahan konsentrasi kalium, natrium serum dan sistem angiotensin renin
serta sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.
![Page 6: GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082404/563db942550346aa9a9b95ca/html5/thumbnails/6.jpg)
B. NILAI-NILAI NORMAL
Komposisi cairan tubuh :
Komposisi cairan masing-masing orang berbeda, Ion yang ada pada cairan
ekstravascular adalah Sodium da Klorida. Pada intravaskuler ionnya adalah Potasium
da Pospate. Cairan elektrolit diukur dengan miliequivalent / liter (mEq/L) atau
milligram/100 mili liler (mg/100mL ).
Jenis cairan dan elektrolit Nilai normal
- Potasium [K+]
- Sodium [Na+]
- Kalsium [Ca2+]
- Magnesium [Mg2+]
- Fosfat [PO42-]
- Klorida [Cl-]
- Bikarbonat [HCO3]
- Osmolalitas Serum
- Berat jenis urine
3.5 – 5,3 mEq/L
135 – 145 mEq/L
8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L)
1.5 – 2.5 mEq/L
2.5 – 4.5 mg/dl
100 – 106 mEq/L
22 – 26 mEq/L
280-295 mOsm/kg
1,003-1,030
Kadar gas darah arteri Nilai Normal
pH
PaCO2
PaO2
SaO2
7,35-7,45
35-45 mmHg
80-100 mmHg
95%-99%
C. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI
GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Riwayat keperawatan
- Riwayat kesehatan sebelumnya
- Trauma
- Terapi (diuretik, steroid, terapi IV, nutrisi parenteral total)
2. Pengukuran klinik
- Berat badan : kehilangan / bertambahnya berat badan menunjukkan adanya
masalah keseimbangan cairan :
+/- 2 % : ringan
+/- 5 % : sedang
![Page 7: GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082404/563db942550346aa9a9b95ca/html5/thumbnails/7.jpg)
+/- 10 % : berat
- Keadaan umum : pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi dan
pernapasan. Tingkat kesadaran.
- Pengukuran pemasukan cairan : cairan oral (NGT dan oral), cairan parenteral
termasuk obat-obatan IV, makanan yang cenderung mengandung air, irigasi
kateter atau NGT.
- Pengukuran pengeluaran cairan : urine (volume, kejernihan / kepekatan), feses
(jumlah dan konsistensi), muntah, tube drainase, IWL.
(IWL 24 jam = (15xBB) ml)
- Ukur keseimbangan cairan dengan akurat (normalnya sekitar +/- 200 cc.)
menggunakan rumus (Balance cairan = Input – (output+IWL))
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : sakit kepala, pusing
Mata : cekung, air mata kering
Tenggorok mulut: membran mukosa, bibir kering, salivasi
Sistem Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, edema, nadi,
tensi
Sistem Respirasi : frekuensi nafas
Gastrointestinal : peristaltik usus, distensi abdomen, muntah, diare
Sistem Ginjal : Oliguria/anuria, berat jenis urine
Sistem neuromuskular: cek sensasi, persepsi, sensori
Kulit : Suhu, turgor kulit
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat jeins urine
dan analisis gas darah. Hct, Hb, BUN, CVP, Darah vena (sodium, potassium, klorida,
kalsium, magnesium, pospat, osmolalitas serum), Ph Urine.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
ketidakseimbangan cairan tubuh antara lain:
1. Deficient fluid volume b.d. kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalan
mekanisme pengaturan.
2. Excess fluid volume b.d. kelebihan intake cairan, kelebihan intake sodium,
kompensasi mekanisme pengaturan.
3. Risk for electrolyte imbalance
![Page 8: GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082404/563db942550346aa9a9b95ca/html5/thumbnails/8.jpg)
III.PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
NoDiagnosa
keperawatanTujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Deficient fluid
volume b.d.
kehilangan volume
cairan secara aktif,
kegagalan
mekanisme
pengaturan.
NOC : Keseimbangan
cairan
dengan kriteria hasil:
- Tekanan darah, nadi,
suhu dalam batas
normal
- Nadi perifer dapat
teraba
- Keseimbangan intake
dan output selama 24
jam
- Tidak terdapat rasa haus
yang abnormal
- Elektrolit serum dan
hematokrit di batas
normal
NIC : Manajemen cairan
- Ukur intake dan output
cairan serta timbang berat
badan setiap hari.
- Pasang kateter urin, jika
ada.
- Monitor status hidrasi
(misalnya kelembaban
membran mukosa, nadi,
dan tekanan darah
ortostatik).
- Monitor hasil laboratorium
yang berhubungan dengan
retensi cairan
- Monitor TTV
- Pasang IV line, sesuai
dengan yang diresepkan.
- Berikan cairan
- Atur kemungkinan tranfusi
- Persiapan untuk tranfusi
2 Excess fluid volume
b.d. kelebihan intake
cairan, kelebihan
intake sodium,
kompensasi
mekanisme
pengaturan.
NOC : Keseimbangan
cairan
dengan kriteria hasil:
- Tekanan darah dalam
batas normal
- Berat badan stabil
- Tidak terdapat asites
- Tidak terdapat distensi
vena jugularis
- Tidak terdapat edema
NIC : Manajemen cairan
- Ukur intake dan output
cairan serta timbang berat
badan setiap hari.
- Monitor hasil laboratorium
yang berhubungan dengan
kelebihan cairan
- Kaji lokasi dan luas edema
- Lakukan pemberian
diuretik sesuai resep
![Page 9: GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082404/563db942550346aa9a9b95ca/html5/thumbnails/9.jpg)
perifer
- Elektrolit serum dalam
batas normal
- Monitor TTV
- Pasang IV line, sesuai
dengan yang diresepkan.
- Batasi masukan cairan pada
keadaan hiponatrermi dilusi
dengan serum Na < 130
mEq/l
3 Risk for electrolyte
imbalance
NOC: Keseimbangan
elektrolit dan asam/basa
dengan kriteria hasil:
- Denyut jantung normal
- RR normal
- Kadar Serum elektrolit
dalam tubuh normal
- BUN normal
- PH urine normal
- Kadar elektrolit dalam
urine normal
- Gangguan kognisi
berkurang
NIC : Fluid/Electrolyte
Management
- Monitor ketidaknormalan
serum elektrolit
- Ambil sampel lab untuk
memonitor tingkat cairan
dan elektrolit
- Irigasi NGT dengan normal
saline
- Berikan diet yang sesuai
dengan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
- Monitor respon pasien
terhadap terapi elektrolit
-Batasi cairan bebas pada
keadaan hiponatremia
dilusional dengan serum Na
di bawah 130mEq/L
-Monitor hasil lab yang
berhubungan dengan
keseimbangan cairan
(hematokrit, BUN, albumin,
total protein, serum
osmolalitas, tingkat gravitasi
urine spesifik)
![Page 10: GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082404/563db942550346aa9a9b95ca/html5/thumbnails/10.jpg)
![Page 11: GABI PKD-LP-Mgg1-Kebutuhan Elektrolit Dan Cairan](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082404/563db942550346aa9a9b95ca/html5/thumbnails/11.jpg)
DAFTAR PUSTAKA.
Dochterman, JM., Butcher, H.K., & Bullechek, GM. (Eds.). 2008. Nursing Interventions
Classification (NIC) Edisi Kelima. St. Louis: Mosby.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing
Diagnoses : Definition & Classification, 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.
Morhead, S., Jhonson, M., Maas. ML., Swanson, E (Eds.). 2008. Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Kelima. St. Louis: Mosby.
Potter & Perry. 2006. Buku ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. EGC: Jakarta.
Ralph, S.S. & Taylor, C.M., 2011. Nursing Diagnosis Reference Manual : Eight Edition.
Philadelphia: LippincottWilliams&Wilkins.
Tarwoto dan Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Edisi
3. Salemba Medika: Jakarta
Wilkinson, J.M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. EGC: Jakarta.