G13kha

download G13kha

of 32

Transcript of G13kha

  • 7/16/2019 G13kha

    1/32

    AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK

    AIR DAN ETANOL ANTING - ANTING (Acalypha indicaL.)

    KHAIRRUNNISA

    DEPARTEMEN BIOKIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR2013

  • 7/16/2019 G13kha

    2/32

  • 7/16/2019 G13kha

    3/32

    ABSTRAK

    KHAIRRUNNISA. Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase oleh Ekstrak Air dan

    Etanol Anting-anting (Acalypha indica L.). Dibimbing oleh ANNA P ROSWIEMdan WARAS NURCHOLIS

    Penyakit gout merupakan suatu penyakit akibat terjadinya penimbunan

    kristal mononatrium urat di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi

    (arthritis gout). Anting-anting merupakan tanaman obat asli Indonesia yang biasa

    digunakan untuk menurunkan kadar asam urat dalam tubuh. Tujuan dari

    penelitian ini adalah mengidentifikasi kandungan fitokimia, menguji aktivitas

    sitotoksik, dan inhibisi enzim xantin oksidase secara in vitro oleh ekstrak air dan

    etanol anting-anting (Acalypha indica L.). Dalam penelitian ini, pada ekstrak air

    dan etanol anting-anting dilakukan uji fitokimia dengan metode Harborne, uji

    sitotoksisitas dengan metodeBrine Shrimp Lethality Test(BSLT), dan uji inhibisienzim xantin oksidase secara dengan metode spektrofotometri. Uji fitokimiaekstrak air dan etanol anting-anting, masing-masing memperlihatkan adanya

    senyawa flavonoid, tanin, saponin, alkaloid dan steroid. Hasil analisis probit

    ekstrak air dan etanol dari anting-anting menunjukkan nilai konsentrasi letal 50

    (LC50) masing-masing sebesar 446.619 dan 159.629 ppm. Penghambatan xantin

    oksidase tertinggi dilakukan oleh ekstrak air 450 ppm sebesar 66.78%, ekstrak

    etanol 150 ppm sebesar 65.84%, dan alopurinol 150 ppm sebesar 74.09%. Ekstrak

    etanol anting-anting 150 ppm berpotensi sebagai bahan herba untuk alternatif

    pengobatan asam urat.

    Kata kunci : xantin oksidase, asam urat, anting-anting, inhibisi

  • 7/16/2019 G13kha

    4/32

  • 7/16/2019 G13kha

    5/32

    ABSTRACT

    KHAIRRUNNISA. Xantin Oxidase Inhibitory Activity by Water and Ethanol

    Extract ofAnting-anting (Acalypha indica L.). Under the direction of ANNA PROSWIEM and WARAS NURCHOLIS

    Gout is a disorder in which sodium urate crystals are deposited in and aroud

    joints. Anting-anting is an original plant of Indonesia that often used in gout

    therapy The aim of this research for identify phytochemical contents, testing

    cytotoxic activity and xanthine oxidase inhibition test by water and ethanol extract

    of anting-anting. In this research, it committed phytochemical test by Harborne

    Method, cytotoxic test by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), and inhibition test

    of xanthine oxidase activity by spectrofotometry method. The phytochemical

    assay result of water and ethanol extract ofanting-anting, each of them showed us

    an existing flavonoid, tannin, saponin, alkaloid and steroid compound. The resultof probit analysis of the water and ethanol extract of anting-anting indicated thelethal concentration value 50 (LC50) respectively 446.629 and 156.629 ppm.

    Highest inhibition by water extract 450 ppm as 66.78%, ethanol extract 150 ppm

    as 65.84%, and allopurinol 150 ppm as 74.09%. Ethanol extracts ofanting-anting

    still can said to be potential as inhibitor of xantin oksidase and can be use as anti

    uric acid herb.

    Keywords : xanthine oxidase, gout, anting-anting, inhibition

  • 7/16/2019 G13kha

    6/32

  • 7/16/2019 G13kha

    7/32

    AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK

    AIR DAN ETANOL ANTING - ANTING (Acalypha indicaL.)

    KHAIRRUNNISA

    Skripsi

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSarjana Sains pada

    Departemen Biokimia

    DEPARTEMEN BIOKIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR2013

  • 7/16/2019 G13kha

    8/32

  • 7/16/2019 G13kha

    9/32

    Judul Skripsi : Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase oleh Ekstrak Air dan Etanol

    Anting-anting (Acalypha indica L.)Nama : Khairrunnisa

    NIM : G84080069

    Disetujui,

    Komisi Pembimbing

    Dr. Anna P Roswiem, MS

    Ketua

    Waras Nurcholis, S. Si, M. Si

    Anggota

    Diketahui,

    Dr. Ir. I Made Artika, M.App. Sc

    Ketua Departemen Biokimia

    Tanggal lulus :

  • 7/16/2019 G13kha

    10/32

  • 7/16/2019 G13kha

    11/32

    PRAKATA

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

    pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini

    berjudul Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase oleh Ekstrak Air dan Etanol Anting-

    anting (Acalypha indica L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari

    sampai dengan Mei 2012 di Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Anna P Roswiem, MS

    dan Bapak Waras Nurcholis S.Si, M.Si selaku komisi pembimbing atas segalakesabaran dan keikhlasan dalam memberikan bimbingan, arahan, dan masukan

    bagi penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh staf

    Biofarmaka, khususnya Bu Nunuk, Bu Ina, Bu Wiwi, Mas Endi, Mas Nio, dan

    Pak Zaim atas bantuan dan arahannya selama melakukan penelitian. Terima kasih

    pula penulis ucapkan kepada keluarga, teman-teman Biokimia 45, Sofi, Elsha,

    Eka, Wulan yang telah memberikan semangat dan masukannya untuk penelitian

    ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan mampu meningkatkan imandan taqwa kita kepada Tuhan pencipta alam semesta.

    Bogor, Januari 2013

    Khairrunnisa

  • 7/16/2019 G13kha

    12/32

  • 7/16/2019 G13kha

    13/32

    RIWAYAT HIDUP

    Khairrunnisa dilahirkan di Bogor pada tanggal 10 April 1990 dari Ayah

    Syamsurizal dan Ibu Aam Aminah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga

    bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan jenjang menengah atas di SMA

    Negeri 1 Leuwiliang pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

    pendidikan jenjang perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melaluijalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI IPB). Penulis diterima sebagai

    mahasiswa Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam IPB. Pada tahun 2011 penulis melaksanakan kegiatan praktik lapangan di

    Balai Lingkungan Pertanian dengan karya ilmiah berjudul Mikrob Tanah Sebagai

    Pendegradasi Klorpirifos Dalam Tanah. Penulis dan kawan-kawan mendapat dana

    program kreativitas mahasiswa bidang penelitian pada tahun 2011 dengan judul

    Inhibisi Xantin Oksidase secara In Vitro oleh Ekstrak Suruhan (Peperomia

    pellucida (L.) Kunth) dan dengan judul yang sama kami berhasil menjadi salah

    satu peserta PIMNAS XXV di Yogyakarta. Di bidang organisasi, penulis jugapernah menjadi anggota pengurus himpunan profesi Community of Research and

    Education in Biochemistry (CREBs) pada periode 2010/2011.

  • 7/16/2019 G13kha

    14/32

  • 7/16/2019 G13kha

    15/32

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

    PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

    TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 1

    Anting-anting ............................................................................................... 1

    Asam Urat .................................................................................................... 2Xantin Oksidase ........................................................................................... 3

    Alopurinol .................................................................................................... 4

    Uji Sitotoksisitas denganBrine Shrimp Lethality Test(BSLT) ...................... 4

    BAHAN DAN METODE ................................................................................. 4

    Bahan dan Alat ............................................................................................. 4

    Metode Penelitian ......................................................................................... 5

    HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 6

    Kadar Air ..................................................................................................... 6

    Ekstrak Air dan Etanol Anting-anting ........................................................... 6Fitokimia Ekstrak air dan etanol Anting-anting .............................................. 7

    Sitotoksisitas pada Larva Udang .................................................................... 7

    Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase oleh Ekstrak Air dan Etanol .................... 8

    SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 9

    Simpulan ...................................................................................................... 9

    Saran ............................................................................................................ 9

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 9

    LAMPIRAN ................................................................................................... 13

  • 7/16/2019 G13kha

    16/32

  • 7/16/2019 G13kha

    17/32

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    1 Rendemen ekstrak air dan etanol anting-anting ........................................ 72 Kandungan fitokimia ekstrak air dan etanol anting-anting ....................... 73 Nilai LC50 ekstrak air dan etanol anting-anting ....................................... 84 Daya inhibisi ekstrak air dan etanol anting-anting terhadap enzim xantin

    oksidase .................................................................................................. 8

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman1 Tanaman anting-anting ........................................................................... 22 Lintas katabolisme nukleotida purin ....................................................... 33 Pengubahan xantin menjadi asam urat ................................................... 34 Mekanisme inhibisi xantin oksidase oleh alopurinol .............................. 4

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1 Diagram alir penelitian ......................................................................... 142 Prosedur ekstraksi ................................................................................. 153 Kadar air simplisia anting-anting .......................................................... 164 Rendemen ekstrak anting-anting ........................................................... 165 Fitokimia anting-anting......................................................................... 176 Uji sitotoksik menggunakan larva udangA. salina ................................ 187 Hasil perhitungan analisi probit ............................................................ 198 Uji aktivitas inhibisi xantin oksidase ..................................................... 199 Pembuatan kurva standar xantin ........................................................... 2010 Data hasi uji enzimatis ekstrak anting-anting ........................................ 2111 Analisis statistika inhibisi xantin oksidase oleh ekstrak air dan etanol

    anting-anting ......................................................................................... 23

  • 7/16/2019 G13kha

    18/32

  • 7/16/2019 G13kha

    19/32

    PENDAHULUAN

    Penyakit asam urat (gout) sudah dikenal

    sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salahsatu penyakit tertua yang dikenal manusia.Prevalensi artritis pirai pada populasi di USA

    diperkirakan 13.6/100000 penduduk,sedangkan di Indonesia sendiri diperkirakan1.6-13.6/100000 orang, prevalensi ini

    meningkat seiring dengan meningkatnya umur(Tjokroprawiro et al. 2007).

    Tingginya kadar asam urat dalam darahpada penderita gout maupun hiperurisemiadiakibatkan oleh faktor produksi asam uratberlebihan, obesitas, diabetes yang disertai

    dengan tekanan darah tinggi (Utami et al.2009). Asam urat merupakan hasil akhirkatabolisme purin dalam tubuh. Pada kondisi

    patofisioligis dapat terjadi peningkatan kadarasam urat dalam darah melewati batas normal,yang disebut hiperurisemia (Edward 2001).

    Obat sintetik yang biasa dikonsumsi untukmengobati asam urat adalah alopurinol.Alopurinol merupakan obat medis yang

    digunakan untuk menghambat kerja enzimxantin oksidase. Namun penggunaan obat inimemberikan efek samping, seperti reaksi

    alergi kulit, nyeri kepala, serta kerusakan hatidan ginjal (Tjay et al. 2002).Oleh karena itu,perlu obat alternatif yang memiliki aktivitas

    pengobatan lebih baik dan efek samping yang

    rendah.Penelitian penghambat aktivitas xantin

    oksidase telah banyak dilakukan padaberbagai tanaman obat yang berpotensisebagai obat antigout. Penelitian yang

    dilakukan Kong et al. (2000) melaporkanbahwa ekstrak metanol Cinnamomum cassia,Chrysanthemum indicum, dan Lycopus

    europaeus memiliki aktivitas menghambatxantin oksidase lebih besar dari 50%.Senyawa 6-aminopurin yang berasal dari daungandum memiliki daya inhibisi yang kuat

    dengan nilai IC50 10.89 M (Hsieh et al.

    2007). Hasil penelitian Iswantini danDarusman (2003) menunjukkan peran ekstrakkasar flavonoid herba sidaguri sebagaipenghambat aktivitas xantin oksidase dengan

    daya inhibisi terkuat bila dibandingkandengan produk jamu komersial antigoutlainnya yang beredar di pasaran. Kemampuan

    ekstrak kasar flavonoid sidaguri sebagaipenghambat aktivitas xantin oksidasemencapai 55.29% melalui mekanisme inhibisikompetitif (Hidayat 2007).

    Anting-anting, merupakan gulma yangsangat umum ditemukan tumbuh liar di

    pinggir jalan, lapangan rumput, maupun di

    lereng gunung (Muslimah 2008). Tanaman inidigunakan oleh masyarakat Indonesia dalamterapi antigout. Hasil penelitian Kartika

    (2004), menunjukkan bahwa tanaman anting-anting (Acalypha indica L.) mengandung

    saponin, tanin, flavonoid, acalyphine, danminyak atsiri. Kandungan senyawa flavonoiddan alkaloid berpotensi mampu menghambatxantin oksidase (Milian et al. 2004). Namun,kajian ilmiah tentang potensi anting-anting

    sebagai inhibitor enzim xantin oksidase belumbanyak dilakukan. Oleh karena itu pada

    penelitian ini akan digali potensi ekstraktanaman Anting-anting (Acalypha indica L.)sebagai alternatif obat untuk mengatasi

    penyakit asam urat.Tujuan dari penelitian ini adalah

    mengidentifikasi kandungan fitokimia,

    menguji aktivitas sitotoksik, dan inhibisienzim xantin oksidase secara in vitro olehekstrak air dan etanol anting-anting (Acalypha

    indica L.). Hipotesis penelitian ini adalahsenyawa bioaktif dari ekstrak air dan etanoltanaman anting-anting (Acalypha indica L.)

    memiliki potensi sebagai inhibitor enzimxantin oksidase. Penelitian ini dilakukanuntuk memberi informasi ekstrak air dan

    etanol anting-anting (Acalypha indica L)dapat digunakan sebagai obat alternatifpenyakit gout.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Anting-anting (Acalypha indicaL.)

    Anting-anting (Gambar 1) merupakangulma yang sangat umum ditemukan sebagai

    tumbuhan liar di pinggir jalan, lapanganrumput maupun lereng gunung. Herbasemusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang.

    Helaian daun berbentuk bulat telur sampailanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepibergerigi, panjang 2-8 cm, lebar 1,5- 3,5 cm,

    berwarna hijau, bunga majemuk, berkelamin

    satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecildalam rangkaian berbentuk bulir, buahnyakotak, bulat, hitam. Biji bulat panjang,berwarna coklat. Akarnya tunggang, berwarnaputih kotor. Anting-anting ini dapat

    diperbanyak dengan biji (Dalimartha 2006).Anting-anting termasuk dalam divisi

    Spermatophyta, subdivisi Angiospermae,

    kelas Dicotyledoneae, ordo Euphorbiales,family Euphorbiaceae, genus Acalypha, danspesies Acalypha indica L. (Kartesz 2000).Herba anting-anting ini memiliki berbagai

    nama diantaranya ceka mas (Melayu), lelatang,

    kucing-kucingan, rumput kekosongan (Sunda),

  • 7/16/2019 G13kha

    20/322

  • 7/16/2019 G13kha

    21/32

    rumput bolong-bolongan, anting-anting (Jawa)(Dalimartha 2006).

    Daun, batang, dan akar tanaman ini

    mengandung saponin dan tanin. Batangnyajuga mengandung flavonoid dan daunnya

    mengandung minyak atsiri. Bagian yangdigunakan adalah seluruh bagian tumbuhansebagai obat, baik dalam bentuk kering atausegar. Herba ini bermanfaat sebagaiantiradang, antibiotik, diuretik, pencahar, dan

    penghenti pendarahan (Dalimartha 2006).Penelitian yang telah dilakukan berkaitan

    dengan tanaman anting-anting antara lainpenelitian Hermawan (2002) mengatakanbahwa rebusan akar anting-anting memiliki

    aktivitas hipoglikemik yang lebih besardibandingkan obat pembanding (Daonil) padatikus Sprague dawley yang dinduksi aloksan.

    Menurut Armansyah et al (2010), ekstraketanol daun Acalypha indica L. berpotensisebagai hepatoprotektif. Ekstrak dengan dosis

    50, 100, dan 200 mg/ kg bb dapat menurukankadar SGPT dan SGOT pasca pemberianparasetamol.

    Gambar 1 Tanaman anting-anting

    Asam Urat

    Asam urat termasuk asam lemah danmerupakan kristal putih yang tidak berbau,

    tidak berasa, dan sangat sukar larut dalam air(Price & Wilson 2006). Menurut Wisesa danSuastik (2006), asam urat diketahui memiliki

    fungsi sebagai antioksidan dan mungkinmerupakan antioksidan yang paling pentingdalam plasma dengan kontribusi sampai 60%

    dari seluruh aktivitas pembersihan radikalbebas dalam serum manusia.

    Urat yakni bentuk asam urat yang larutdalam darah dapat menangkap superoksida,radikal hidroksil, oksigen tunggal dan jugamempunyai kemampuan untuk kelasi logam-

    logam transisi (Johnson et al. 2003). Namundemikian asam urat juga bersifat prooksidatifpada kondisi tertentu, khususnya bila

    antioksidan lain berada dalam level yangrendah. Diketahui asam urat dapatmerangsang oksidasiLow Density Lipoprotein(LDL) in vitro yang merupakan langkah kunci

    dalam progresivitas arterosklerosis. Efek

    merusak asam urat pada sel endoteldiperkirakan melalui aktivasi leukosit danterdapat korelasi yang konsisten antara

    peningkatan konsentrasi asam urat denganmarker inflamasi di sirkulasi (Johnson et al.

    2003).Gout didefinisikan sebagai penyakit atau

    sindrom yang disebabkan oleh adanyapembengkakan atau inflamasi karenamenumpuknya kristal mononatrium urat pada

    tulang sendi sebagai akibat dari tingginyakadar asam urat dalam darah (Johnstone

    2005). Penyakit asam urat umumnyamenyerang lebih banyak laki-laki daripadaperempuan. Perempuan memiliki hormon

    estrogen yang ikut membuang asam uratmelalui urin (Mansjoeret al. 2004). Pada laki-laki, sebelum pubertas kadarnya sekitar 3.5

    mg/dL. Setelah pubertas, kadarnya meningkatsecara bertahap dan dapat mencapai 5.2mg/dL (Price & Wilson 2006). Pada

    perempuan kadar asam urat biasanya tetaprendah, baru pada usia pramenopausekadarnya di dalam darah rata-rata sekitar 4

    mg/dL. Setelah menopause, kadarnyameningkat lagi sampai 4.7 mg/dL.Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam

    urat serum di atas nilai normal, pada laki-lakidi atas 7 mg/dL dan pada perempuan di atas 6mg/dL (Price & Wilson 2006). Hiperurisemiadapat menimbulkan penyakit gout

    (Dalimartha 2006).Nukleotida purin, di dalam tubuh manusia

    akan diuraikan melalui suatu lintasmetabolisme yang ditunjukkan oleh Gambar2. Pelepasan gugus fosfat pada adenosin mono

    fosfat (AMP) dilakukan oleh enzim5nukleotidase. Adenilat menghasilkanadenosin, yang kemudian mengalamideaminasi menjadi inosin. Inosin kemudian

    dihidrolisis menghasilkan basa purinhipoxantin dan d-ribosa. Hipoxantindioksidasi berturut-turut menjadi xantin dan

    kemudian asam urat oleh xantin oksidase(Nelson & Cox 2004).

    Katabolisme guanosin mono fosfat (GMP)juga menghasilkan urat sebagai produk akhir(Gambar 2). GMP pertama-tama dihidrolisismenghasilkan nukleosida guanosin, yang

    kemudian diuraikan menghasilkan guaninbebas. Guanin mengalami pembebasanhidrolitik gugus aminonya menghasilkan

    xantin, yang diubah menjadi asam urat olehxantin oksidase (Nelson & Cox 2004).

    Asam urat adalah produk akhir yang

    diekskresi dari katabolisme purin pada hewanprimata. Akan tetapi, pada banyak vertebratalainnya, asam urat mengalami degradasi

  • 7/16/2019 G13kha

    22/323

  • 7/16/2019 G13kha

    23/32

    lanjutan menjadi alantoin, oleh enzim uratoksidase (Nelson & Cox 2004).

    Gout dikelompokan menjadi dua, yaitu

    primer dan sekunder. Gout primer disebabkanoleh kelainan metabolik. Gout sekunder

    disebabkan oleh keadaan hiperurisemia akibatpenyakit, penurunan fungsi ginjal, peningktandegradasi asam nukleat, peningkatan produksipurin, konsumsi alkohol, atau karena obat-obatan tertentu (Murray et al. 2003).

    Pengobatan gout, didasarkan pada usahauntuk menurunkan produksi asam urat atau

    meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjalsehingga obat-obatan tersebut dapatdigolongkan menjadi dua, yaitu golongan

    urikostatik (inhibitor xantin oksidase) danurikosurik (Price & Wilson 2006).

    Contoh obat golongan urikostatik adalah

    alopurinol. Efek samping alopurinol adalahmual, muntah, dan diare. Selain itu dapat jugamenimbulkan neuritis perifer, depresi sumsum

    tulang, dan kadang-kadang anemia aplastik(Katzung 2010).

    Probenesid dan sulfinpirazon merupakan

    obat urikosurik yang digunakan untukmenurunkan kadar asam urat melaluipeningkatan ekskresi asam urat di tubulus

    ginjal dengan menghambat reabsorbsinya.Efek samping yang sering terjadi padapengobatan dengan terapi urikosurik adalahiritasi saluran pencernaan, dermatitis alergi,

    dan ruam kulit (Katzung 2010).

    Gambar 2 Lintas katabolisme nukleotida purin(Nelson & Cox 2004).

    Xantin Oksidase

    Peristiwa timbulnya gout tak terlepas dari

    peran serta enzim xantin oksidase. Enzim inimampu mengubah xantin menjadi asam uratmelalui reaksi oksidasi seperti ditunjukkan

    oleh Gambar 3. Xantin oksidase merupakansuatu kompleks enzim yang terdiri darimolibdenum, FAD dan Fe2S2 sebagai pusat

    reaksi redoks. Enzim ini terdiri dari duasubunit identik yang saling berhadapan,memiliki 1332 residu asam amino denganbobot molekul sekitar 270000 Da. Selainfungsi katalisis mengubah hipoxantin menjadixantin maupun xantin menjadi asam urat,

    telah ditemukan fungsi lain dari enzim inidalam mengkatalisis reduksi nitrat dan nitritmenjadi nitrit oksida (Millar et al. 2002) dan

    sekaligus menyebabkan pembentukan radikalsuperoksida yang dapat menyebabkanperadangan (Bodamyali et al. 2002).

    Xantin oksidase berperan penting dalamkatabolisme purin. Enzim ini mempunyai 2bentuk, yaitu xantin oksidase dan xantin

    dehidrogenase. Enzim xantin dehidrogenasedapat dikonversi menjadi xantin oksidase padamamalia, baik dalam reaksi reversibel maupun

    ireversibel. Enzim xantin oksidase merupakanenzim yang tersebar luas dalam beberapaspesies, dari bakteri hingga manusia. Enzim

    xantin oksidase di dalam tubuh manusia

    terdapat pada hati, jika enzim ini terdapatdiluar hati mengindikasikan kerusakan fungsi

    hati (Hille 2006).Enzim xantin oksidase mengatalisis

    oksidasi hipoxantin menjadi xantin lalu

    menjadi asam urat yang berperan pentingdalam penyakit gout (Gambar 3). Pada saatbereaksi dengan xantin untuk membentuk

    asam urat, atom oksigen ditransfer darimolibdenum ke xantin. Perombakan pusatmolibdenum yang aktif terjadi denganpenambahan air. Selama proses oksidasi,

    molekul oksigen bertindak sebagai akseptor

    elektron menghasilkan radikal superoksida(O2*) dan hidrogen peroksida (Rhamdani2004).

    Gambar 3 Pengubahan xantin menjadi asamurat (Hille 2006).

  • 7/16/2019 G13kha

    24/32

    4

  • 7/16/2019 G13kha

    25/32

    Alopurinol

    Alopurinol berguna untuk mengobati gout

    sekunder. Obat ini bekerja denganmenghambat xantin oksidase, yang mengubahhipoxantin

    menjadi xantin

    dan selanjutnya

    menjadi asam urat. Mekanisme umpan balikalopurinol menghambat sintesis purin yangmerupakan prekusor xantin. Alopurinol

    sendiri mengalami biotransformasi oleh enzimxantin oksidase menjadi aloxantin yang masaparuhnya lebih panjang daripada alopurinol,itu sebabnya alopurinol yang masa paruhnyapendek cukup diberikan satu kali sehari(Gunawan & Sulistia 2007).

    Alopurinol merupakan suatu analoghipoxantin (dengan atom N dan C pada posisi7 dan 8 saling bertukar), digunakan secara

    luas untuk mengatasi penyakit pirai (Stryer2000). Mekanisme kerja alopurinol, awalnyabertindak sebagai substrat dan kemudian

    sebagai inhibitor xantin oksidase. Oksidase iniakan menghidroksilasi alopurinol menjadialoxantin (oksipurinol). Sintesis urat dari

    hipoxantin dan xantin segera menurun setelahpemberian alopurinol. Oleh karena itu,konsentrasi hipoxantin dan xantin serum

    meningkat, sedangkan kadar urat menurun,xantin dan hipoxantin ini lebih mudah larut(dalam urin) (Stryer 2000). Mekanisme

    inhibisi xantin oksidase oleh alopurinol

    terlihat pada Gambar 4.Tjay et al. (2002) menyatakan bahwa obat

    ini mempunyai efek samping terutama reaksialergi kulit, nyeri kepala, serta kerusakan hatidan ginjal. Selain itu, Pacher et al. (2006)

    menyebutkan efek samping alopurinol yangumum adalah gastrointestinal distess, reaksihipersensitif, dan skin rash. Reaksi

    hipersensitif terjadi setelah beberapa bulanatau tahun setelah pengobatan. Efek ini biasaterjadi pada individu dengan kelainan ginjal.Gejala keracunan alopurinol meliputi demam,

    rash vaskulitis, eosinofilia, dan kerusakan

    fungsi ginjal.

    Gambar 4 Mekanisme inhibisi xantin oksidase

    oleh alopurinol (Stryer 2000).

    Uji Sitotoksisitas dengan Bri ne Shrimp

    Lethali ty Test(BSLT)

    Uji potensi hayati dapat dilakukan denganmenggunakan metode BSLT. Metode inisering digunakan untuk menentukan nilai

    sitotoksisitas dari suatu bahan alam. Melaluiuji BSLT dapat diketahui nilai LethalConcentration (LC50) senyawa bioaktif pada

    sampel terhadap larva udang. Nilai LC50adalah konsentrasi yang dibutuhkan untukmematikan 50% dari populasi larva udangtotal (Meyeret al.1982).

    Metode uji potensi hayati BSLT memilikibeberapa keunggulan, diantaranya waktu

    pelaksanaan cepat, biaya relatif murah,sederhana, tidak memerlukan teknik aseptis,tidak memerlukan peralatan khusus, dan

    hanya membutuhkan sedikit sampel uji(Meyeret al.1982).Pertimbangan pemilihan larva udang

    sebagai hewan uji didasarkan karena telurArtemia memiliki daya tahan yang lama(dapat tetap hidup dalam kondisi kering,

    selama beberapa tahun). Disamping itu, telurArtemia lebih cepat dan mudah menetasdalam waktu 48 jam, sehingga dapat

    dihasilkan larva udang dalam jumlah besaryang siap untuk diuji (Carballo et al. 2002).Alasan lain yang menyebabkan dipilihnya

    larva udang sebagai hewan uji adalah, karena

    larva udang memiliki membran kulit yangtipis, sehingga kematian suatu larva akibat

    efek sitotoksik dari senyawa bioaktif dapatdianalogikan dengan kematian sebuah seldalam organisme (Fenton 2002).

    BAHAN DAN METODE

    Bahan dan Alat

    Bahan-bahan yang digunakan adalahcampuran daun dan batang tanaman anting-anting (Acalypha indica L.) yang berasal dari

    daerah Ciawi (Bogor), akuades, etanol 70%,

    kloroform, NH4OH, H2SO4 2 M, pereaksiMeyer, pereaksi Wagner, pereaksiDragendorf, asam asetat anhidrat, H2SO4pekat, serbuk Mg, HCl pekat, amil alkohol,larutan besi(III) klorida, NaOH 1N, telur

    Artemia salina L., bufer fosfat 0.05 M pH7.5, xantin, enzim xantin oksidase, HCl 0.58M, alopurinol.

    Alat yang digunakan adalah neracaanalitik, tabung reaksi, gelas piala, labu takar,pipet volumetrik, cawan porselin, oven,eksikator, rotary evaporator, pinggan

    porselin, penangas air, vial, mikropipet, kaca

    pembesar, dan spektofotometer UV-VIS.

  • 7/16/2019 G13kha

    26/32

    5

  • 7/16/2019 G13kha

    27/32

    Metode Penelitian

    Penyiapan SampelBahan baku anting-anting diperoleh dari

    daerah Ciawi, Bogor. Kegiatan sortasi basahyang merupakan tahap awal penelitian ini,

    bertujuan memisahkan kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari tanaman yang akanditeliti. Pekerjaan dilanjutkan dengan

    pencucian untuk menghilangkan tanah danpengotor lainnya yang masih menempel padabahan yang sudah disortasi basah. Tahapberikutnya adalah perajangan pada daun danbatang tanaman anting-anting yang bertujuanmempermudah proses pengeringan. Daun dan

    batang anting-anting kemudian dikeringkanmenggunakan oven pada suhu 50C. Daun danbatang anting-anting kemudian dihaluskan

    hingga diperoleh simplisia anting-antingkering berukuran 80 mesh.

    Penentuan Kadar Air (AOAC 1984)Cawan porselin dikeringkan dalam oven

    pada suhu 105C selama 30 menit, lalu cawandidinginkan di dalam eksikator selama 30menit dan ditimbang bobot kosongnya.Sampel ditimbang sekitar 3 g dan dimasukkan

    ke cawan porselin. Sampel beserta cawannyadipanaskan pada suhu 105C selama 3 jam di

    dalam oven. Setelah didinginkan dalameksikator selama 30 menit, cawan besertaisinya ditimbang. Penentuan kadar air

    dilakukan sebanyak 3 kali ulangan sampaidiperoleh bobot konstan.

    Kadar air =

    x 100%

    keterangan :A = bobot sampel awal (g)B = bobot sampel sesudah dikeringkan (g)

    Ekstraksi Air dan Ekstraksi Etanol (BPOMRI 2004)

    Simplisia anting-anting diekstraksi dengannisbah sampel dan pelarut (air atau etanol70%) = 1:10, menggunakan metode maserasi

    selama 24 jam sambil sekali-sekali diadukselama 6 jam pertama. Maserat dipisahkandan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan

    jumlah pelarut yang sama. Semua maseratdikumpulkan dan diuapkan dengan rotaryevaporator dengan suhu 40C hingga

    diperoleh ekstrak kental.

    Uji Fitokimia (Harborne 1987)

    Uji Alkaloid. Sebanyak 0.05 g ekstrak

    anting-anting dilarutkan dalam 10 mLkloroform dan 4 tetes NH4OH, kemudiandisaring dan filtratnya dimasukkan ke dalam

    tabung reaksi bertutup. Ekstrak kloroform

    dalam tabung reaksi dikocok dengan 6 mLH2SO4 2 M dan lapisan asamnya dipisahkanke dalam tabung reaksi yang lain. Lapisan

    asam ini diteteskan pada lempeng tetes danditambahkan pereaksi Meyer, Wagner, dan

    Dragendorf yang akan menimbulkan warnaberturut-turut putih, coklat, dan merah jingga.

    Uji Triterpenoid dan Steroid. Sebanyak0.05 g ekstrak anting-anting dilarutkan dengan25 mL etanol panas 50C, kemudian disaring

    ke dalam pinggan porselin dan diuapkansampai kering. Residu dilarutkan dengan eter

    dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi, laluditambahkan 3 tetes asam asetat anhidrat dan1 tetes H2SO4 pekat (Uji Lieberman

    Burchard). Warna merah atau ungumenunjukkan adanya triterpenoid dan warnahijau atau biru menunjukkan adanya steroid.

    Uji Flavonoid. Sebanyak 0.05 g ekstrakanting-anting ditambahkan 100 mL air panaskemudian dididihkan selama 5 menit dan

    disaring. Filtrat yang diperoleh kemudiandiambil sebanyak 5 mL, ditambah denganserbuk Mg 0.05 g, 1 mL HCl pekat, dan 1 mL

    amil alkohol. Campuran kemudian dikocokkuat-kuat. Uji positif ditandai denganmunculnya warna merah, kuning, atau jingga

    pada lapisan amil alkohol.Uji Saponin. Sebanyak 0.05 g ekstrak

    anting-anting ditambahkan 100 mL air panaskemudian dididihkan selama 5 menit dan

    disaring. Sebanyak 5 mL filtrat dikocok dalamtabung reaksi tertutup selama 10 detikkemudian dibiarkan selama 10 menit. Adanyasaponin ditunjukkan dengan terbentuknyabuih stabil.

    Uji Tanin. Sebanyak 0.05 g ekstrakanting-anting ditambahkan 100 mL air panaskemudian dididihkan selama 5 menit dandisaring. Sebagian filtrat yang diperoleh

    ditambah larutan besi(III) klorida.Terbentuknya warna hitam kehijauanmenunjukkan adanya tanin.

    Uji Sitotoksisitas Terhadap A. salina(Meyer et al. 1982)

    Penetasan Telur. Telur A. salinaditimbang sebanyak 50 mg kemudian

    dimasukkan ke dalam wadah yang berisi airlaut yang sudah disaring. Setelah diaerasi,kista dibiarkan selama 48 jam di bawah

    pencahayaan lampu agar menetas sempurna.

    Uji Sitotoksisitas pada A. salina.Sebelum dilakukan uji sitotoksisitas, terlebihdulu dibuat larutan ekstrak standar dengan

    konsentrasi 2000 ppm. Sebanyak 10 ekorlarva A. salina dimasukkan ke dalam vial

    yang berisi air laut lalu ditambahkan larutan

  • 7/16/2019 G13kha

    28/32

    6

  • 7/16/2019 G13kha

    29/32

    ekstrak (air dan etanol) sehingga konsentrasiakhirnya menjadi 10, 100, 500, dan 1000 ppm(Lampiran 6). Pengamatan dilakukan setelah

    24 jam dengan menghitung jumlah larva yangmati dari total larva yang dimasukkan ke

    dalam vial. Pengolahan data persen mortalitaskumulatif digunakan analisis probit LC50dengan selang kepercayaan 95%.

    Uji Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase

    Secara In Vitro(Tamta et al. 2005 yang

    dimofikasi)Kurva Standar. Larutan substrat (xantin)

    dibuat pada berbagai konsentrasi (0.1, 0.2,0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7 mM), kemudian diukur

    serapannya menggunakan spektrofotometerUV pada panjang gelombang 293 nm. Kurvahubungan antara konsentrasi dan serapan

    dibuat. Persamaan kurva linear tersebutdigunakan untuk menghitung aktivitas xantinoksidase.

    Inhibisi Aktivitas Xantin Oksidase. Ujidaya inhibisi ekstrak air dan etanol anting-anting pada xantin oksidase dilakukan pada

    kondisi optimumnya seperti yang dilaporkanoleh Iswantini & Darusman (2003). Kondisioptimum tersebut adalah pada suhu inkubasi

    20C, pH 7.5, konsentrasi xantin oksidase 0.1unit/ml, konsentrasi xantin 0.7 mM, waktuinkubasi selama 45 menit, dan pada panjang

    gelombang 293 nm.

    Ekstrak dimasukkan ke dalam tabungreaksi dengan variasi konsentrasi berdasarkan

    hasil uji BSLT. Variasi konsentrasi untukekstrak etanol adalah 150, 300, dan 450 ppmsedangkan untuk ekstrak air adalah 50, 150,

    dan 300 ppm. Ekstrak tersebut kemudianditambah larutan bufer kalium fosfat 50 mMpH 7.5 sebanyak 1.9 mL. Campuran kemudian

    ditambah 1 mL xantin 0.7 mM dan xantinoksidase 0.1 unit/mL sebanyak 0.1 mL laludiinkubasi pada suhu 20C selama 45 menit.Setelah diinkubasi, campuran segera

    ditambahkan HCl 0.58 M sebanyak 1 mL

    untuk menghentikan reaksinya. Campurandiukur serapannya menggunakanspektrofotometer UV pada panjanggelombang 293 nm untuk melihat seberapa

    besar sisa xantin yang tidak bereaksi dalamsampel uji. Daya inhibisi dibandingkandengan alopurinol dengan konsentrasi 150

    ppm.

    Analisis Data.Data kuantitatif yang diperoleh diuji

    dengan analisis sidik ragam (ANOVA) untukmengetahui pengaruh perlakuan terhadap

    parameter yang diukur. Penentuan beda nyatadiantara perlakuan digunakan uji beda nyata

    Duncans Multiple Range Test(DMRT) padataraf uji 5% (Mattjik & Sumertajaya 2006).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kadar Air

    Sampel yang digunakan pada penelitian iniadalah simplisia dari campuran daun danbatang anting-anting. Penentuan kadar air

    berguna untuk menyatakan kandungan zatdalam tumbuhan sebagai persen bahan kering.Menurut Winarno (2002), kadar air yang baikadalah kurang dari 10%. Kadar air rerata yangdiperoleh dari simplisia anting-anting adalah4.21% (Lampiran 3). Dengan demikian,

    simplisia dengan kadar air tersebut dapatdisimpan dalam jangka waktu cukup lama,

    karena kemungkinan bahan rusak oleh jamurpada saat penyimpanan sangat kecil.

    Ekstrak Air dan Etanol Anting-anting

    Isolasi senyawa yang terkandung dalamsimplisia anting-anting dilakukan melaluiekstraksi pelarut dengan cara maserasi.Pelarut yang digunakan pada penelitian iniadalah air dan etanol 70%. Kedua pelarut ini

    dipilih berdasarkan ketertarikan senyawa aktifyang diduga dapat menginhibisi xantinoksidase yang ingin diambil dari anting-anting,

    yakni alkaloid dan flavonoid. Kedua senyawatersebut dapat bersifat polar atau semipolar,sehingga digunakan air yang bersifat polar

    dan etanol 70% yang bersifat semipolar.Alasan lain adalah adanya peraturan yangdikeluarkan oleh BPOM RI (2010) mengenaicairan penyari untuk keperluan farmakologimenyebutkan hanya boleh menggunakan airatau etanol.

    Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwarendemen ekstrak air dan etanol anting-anting,adalah sebesar 19.04% dan 14.85% (Tabel 1).

    Rendemen ekstrak air yang lebih tinggi jikadibandingkan rendemen ekstrak etanol,menunjukkan bahwa senyawa metabolit

    sekunder pada anting-anting lebih banyakyang bersifat polar dibandingkan senyawayang bersifat semipolar.

    Sriwahyuni (2010) menyebutkanrendemen anting-anting yang diekstrakdengan etil-asetat, diklorometana, dan

    petroleum eter, masing-masing sebesar 14.9%,13.3%, dan 6.3%. Nilai ini lebih rendah darirendemen ekstrak air dan etanol yang

    diperoleh pada penelitian ini. Perbedaanrendemen yang diperoleh dapat disebabkan

    oleh perbedaan metode ekstraksi yangdilakukan, perbedaan usia anting-anting yang

  • 7/16/2019 G13kha

    30/32

    7

    digunakan dan perbedaan kandungan uji Uji steroid menunjukkan hasil positif pada

  • 7/16/2019 G13kha

    31/32

    digunakan, dan perbedaan kandunganmetabolit sekunder yang terdapat pada anting-anting.

    Tabel 1 Rendemen rerata ekstrak air danekstrak etanol 70% anting-anting

    Sampel Rerata rendemen (%)

    Ekstrak air 19.04 9.25

    Ekstrak etanol 70% 14.85 1.50n = 3

    Fitokimia Ekstrak Air dan Etanol

    Anting-anting

    Uji fitokimia bertujuan untuk mengujikeberadaan golongan senyawa metabolit

    sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin,tanin, steroid, dan triterpenoid dalam sampel.Uji pendahuluan ini dilakukan untuk

    mengetahui ada tidaknya flavonoid dansenyawa-senyawa lain yang diduga dapat

    berperan dalam menginhibisi xantin oksidase.Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa

    baik ekstrak air maupun etanol anting-antingkeduanya positif mengandung flavonoid, tanin,

    alkaloid, steroid, dan saponin serta negatifuntuk trierpenoid (Tabel 2). Meskipunkandungan kimia pada kedua ekstrak anting-

    anting adalah sama, namun sifat dari senyawakimia pada kedua ekstrak tersebut berbeda.Senyawa kimia pada ekstrak air bersifat polar

    sedangkan senyawa kimia pada ekstrak etanol

    bersifat semipolar. Kartika (2004)menyebutkan bahwa ekstrak kasar daun

    anting-anting mengandung flavonoid, alkaloid,saponin, tanin, acalyphine, minyak atsiri, danasam galat. Menurut Hermawan (2002),

    ekstrak kasar metanol air akar anting-antingmengandung triterpenoid dan tanin, ekstrakair akar mengandung alkaloid dan ekstrak etil

    asetatnya mengandung tanin, alaloid, dansteroid.

    Uji fitokimia memberikan tanda hasil yangspesifik untuk setiap ujinya (Lampiran 5). Ujialkaloid menunjukkan hasil positif untukkedua ekstrak. Hasil positif ditandai dengan

    terbentuknya endapan berturut-turut berwarnaputih, cokelat, dan merah setelah penambahanpereaksi Meyer, Wagner, dan Dragendorf. Uji

    positif bahan mengandung tanin, ditandaidengan terbentuknya warna hitam setelahpenambahan FeCl3, sedangkan uji positif

    untuk saponin ditandai dengan terbentuknyabuih yang stabil dalam waktu 10 menit setelahpengocokkan.

    Uji triterpenoid kedua ekstrakmenunjukkan hasil negatif. Keduanya tidakmenunjukkan perubahan warna menjadi

    merah atau ungu setelah penambahan pereaksi

    uji. Uji steroid menunjukkan hasil positif padakedua ekstrak yang ditandai denganterbentuknya warna hijau. Steroid bisa

    terdapat dalam bentuk glikosida (Harborne1987). Adanya gula yang dapat larut dalam

    air, maka dalam ekstrak air dapatteridentifikasikan steroid bila steroid dalamsampel terdapat dalam bentuk glikosida.

    Flavonoid merupakan metabolit sekunderyang terdapat pada vakuola tanaman.

    Flavonoid memiliki banyak fungsi padatanaman, salah satunya sebagai zat warna

    pada bunga. Peran lain dari flavonoid adalahsebagai antioksidan yang mampumengkompleks logam berat, juga mampu

    mengikat protein dengan spesifitas yang tinggi(Andersen & Markham 2006). Hasil ujifitokimia menunjukkan ekstrak anting-anting

    mengandung flavonoid.Senyawa bioaktif dari beberapa jenis

    tanaman obat dilaporkan mempunyai aktivitas

    biologis yang berguna dalam pengobatanpenyakit gout melalui inhibisi enzim xantinoksidase. Penelitian Yulianto (2008)

    menyebutkan bahwa rosela yang memilikikandungan bioaktif flavonoid, saponin, tanin,serta ciplukan yang mengandung alkaloid,

    saponin, tanin, flavonoid, dan steroid mampumenghambat aktivitas xantin oksidase.Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan hasiluji ekstrak anting-anting pada penelitian ini,

    maka, diduga komponen bioaktif dari anting-anting yang memiliki aktivitas antigoutmelalui inhibisi enzim xantin oksidase padapenelitian ini adalah flavonoid dan alkaloid.

    Tabel 2 Kandungan fitokimia ekstrak air danetanol anting-anting

    Uji fitokimiaEkstrak

    Air Etanol 70%

    Flavonoid + ++Tanin + +Alkaloid + ++

    Triterpenoid - -

    Steroid + ++Saponin ++ ++

    Keterangan : tanda (+) menunjukkan senyawa metabolit

    sekunder serta tingkat intensitas warna sedangkan (-)

    menunjukkan tidak terdapat senyawa metabolit sekunderpada ekstrak

    Sitotoksisitas pada Larva Udang

    Pengujian sitotoksisitas dari ekstrak air

    dan etanol anting-anting diperoleh nilaikonsentrasi letal 50 (LC50) masing-masingsebesar 446.619 dan 159.629 ppm (Tabel 3).Nilai LC50 ini menunjukkan bahwa ekstraktersebut memiliki potensi bioaktif karena

  • 7/16/2019 G13kha

    32/32