Fungsi Oral
Transcript of Fungsi Oral
7/22/2019 Fungsi Oral
http://slidepdf.com/reader/full/fungsi-oral 1/6
Fungsi Oral
Aksi dari fungsi mastikasi menirukan struktur internal dari mulut, tulang, dan jaringan lunak.
Budaya orang primitif seperti orang Eskimo umumnya melakukan aktivitas otot (mengunyahkulit) yang luar biasa. Fungsi yang sangat besar ini menghasilkan gigi yang sehat, oklusi yang
ekstensif pada gigi, tulang alveolar yang kuat, dan mandibula yang sangat berkembang. Temuan
mengindikasikan hubungan yang erat antara perkembangan mastikasi dan konsistensi fisik pada
makanan. Semakin keras makanan maka perkembangan alveolar dan tulang-tulang pendukung
akan semakin kuat.
Oklusal kontak yang prematur atau , kurangnya kontak, gigitan terbuka, overjet yang besar
dapat mengganggu fungsi mastikasi dan mengubah morfologi tulang, formasi lengkung rahang,
dan postur bibir. Pada situasi kebanyakan, sulit untuk menentukan apakah fungsi abnormal otot
disebabkan langsung oleh terganggunga struktur tulang atau karena masalah fungsi oral.
Fungsi oral pada pasien yang abnormal (Gambar 3-7c) secara signifikan mengalami kesulitan
untuk memotong makanan dengan gigi depan dan mengalihkan fungsi memotong ini pada gigi-
gigi posterior. Pada pasien dengan gigitan terbuka, menelan dengan gigi-gigi posterior beroklusi
merupakan mekanisme kompensasi untuk mengurangi vertikal dimensi anterior saat oklusi.
Pada kasus ini individu berusaha untuk medekatkan gigi-gigi anteriornya
Pasien dengan overjet yang besar, umumnya pada maloklusi kelas II divisi 1, bibir atas
terangkat dan memberikan tekanan dibelakang insisif maksila (Gambar 8-4). Postur bibir dan
adaptasi resultan mandibula menghasilkan hubungan overjet yang semakin besar. Overjet yang
berlebihan mencegah terjadinya hubungan bibir atas dan bawah yang efektif. Pada kasus ini,
hiperaktif dari otot mentalis dapat terjadi .
Selama mastikasi, seseorang protruif insisif maksila mengurangi aktivitas bibir atas.
Pengurangan ini mengakibatkan pengurangan tekanan terhadap insisif maksila. Pada kelas II
ditemukan aktivitasi abnormal pada aktivitas elektomiografik di bagian anterior otot temporal
dan otot masseter. Serat temporalis posterior menjadi hiperaktif. Penelitian mengatakan
bahwa mandibula pada kelas II divisi 1 berada pada posisi posterior. Posisis posterior pada
mandibula menghasilkan oklusi dental yang tidak stabil sehingga dapat menyebabkandisplacement pada puncak mandibula ke distal sendi temporomandibula.
7/22/2019 Fungsi Oral
http://slidepdf.com/reader/full/fungsi-oral 2/6
Posisi Istirahat Mandibula
Aktivitas neuromuskular pada sistem mastikasi merupakan penentu utama dari posisi dan
fungsi mandibula. Fungsi mandibula secara tradisional dianalisis dengan 3 posisi: istirahat, relasisentrik (posisi yang paling stabil pada sendi dengan jaringan ikat yang sehat), sentrik oklusi
(interkuspasi maksimal dari gigi gigi).
Seluruh gerakan fungsional dari mandibula dimulai dengan posisi istirahat mandibula. Pada saat
istirahat, mandibula ditahan dalam suspensi oleh aktvitas miotonik pasif dari otot-otot
kraniomandibula dan inframandibula berhubungan dengan otot fasial. Aktivitas pasif terjadi
saat kepala berada posisi ortostatik, saat tulang malar dari region kraniofasial berada vertikal
dengan sternum (Gambar 8-5). Pada posisi istirahat ini, baik saat individu berdiri atau duduk .
gigi gigi tidak dapat di oklusikan, mandibula saat istirahat menghasilkan ruangan interoklusal
atau freeway space (Gambar 8-6). Ruangan ini berkisar antara 1 dan 10 mm (Manns). Freeway
space ini ditentukan oleh gerakan kepala, usia, stimulus sensorik pada gigi gigi, aktivitas otot,
kondisi fisiologis dan psikiologis individu, penyakit-penyakit otot oral-fasial, dan derangemen
intrakapsular pada sendi temporomandibula. Freeway space dapat bervariasi pada tiap
individu, tetapi relative konstan pada individu yang sama kecuali terjadi kondisi abnormal.
Hilangnya freeway space yang normal harus dipertimbangkan oleh praktisi saat akan memulai
program terapi pada kepala, leher, dan sistem kraniomandibula.
Hilangnya posisi normal istirahat pada mandibula memberikan efek yang signifikan pada
individu yang sedang tumbuh sehingga dapat mengganggu erupsi normal gigi-gigi posterior.Sehingga dapat terjadi erupsi abnormal pada gigi-gigi posterior yang disebabkan oleh
penurunan dimensi vertikal dan menghasilkan overbite yang dalam. Pada individu yang telah
melewati fase pertumbuhan, hilangnya posisi normal istirahat meningkatkan erupsi dari gigi-
gigi posterior sehingga meningkatkan dimensi vertikal. Peningkatan dimensi vertikal
menyebabkan pemanjangan otot dan mengganggu profil fasial. Perubahan ini dapat
menyebabka open bite. Sebaliknya, koreksi dari kondisi ini dapat mengembalikan hubungan
yang stabil dari struktur oral dengan ruangan interoklusal yang lebih besar dan lebih normal
pada saat istirahat.
Saat mandibula istirahat, ia menekan hubungan maksila. Individu nondisfungsional akan
mengalami reduksi dari overjet dan overbite saat posisi istirahat mandibula. Pada pasien kelas II
divisi 1, mandibula terletak ke anterior jika dibandingkan dengan posisi normal dan
digambarkan sebagai posisi pseudo-rest. Posisi ke anterior pada mandibula ini mengkonpensasi
oklusi distal yang sering terdapat pada hubungan kelas II.
7/22/2019 Fungsi Oral
http://slidepdf.com/reader/full/fungsi-oral 3/6
Oklusi sentrik menggambarkan posisi mandibula yang memungkinkan maksimal interkuspasi
dari gigi-gigi. Pada individu muda yang normal posisi oklusi sentrik tidak sama dengan posisi
mandibula saat relasi sentrik. Pada individu yang abnormal oklusi sentrik kira-kira 2 mm
anterior dari posisi relasi sentrik mandibula. Diskrepansi antara oklusi sentrik dan relasi sentrik
berhubungan dengan kurang harmoninya fungsi ototo-otot yang mengontrol pergerakan
mandibula.
Pada hubungan sentrik, mandibula berada pada posisi stabil dan kondilus pada fossa. Ini
terdapat pada sendi temporomandibula yangs ehat dengan jaringan ikat, ligament, dan
integritas kapsul yang normal. Individu dengan oklusi yang seimbang dan hubungan kuspa yang
sesuai pada sentrik oklusi dan relasi sentrik. Puncak mandibula melakukan hinge movement
saat pergerakan dari posisi istirahat ke interkuspasi total. Pada individu dengan interferens
oklusal, puncak mandibula melakukan gerakan translasi yang mengganggu oklusi sentrik danrelasi sentrik. Gerakan translasi yang berlebihan dapat menyebabkan derangemen sendi
temporomandibula seperti pemanjangan dari ligament lateral dan posterior dan pemanjangan
diskus.
Posisi Ortostatik Kepala
Postur kepala dijaga oleh sepasang otot-otot agonis dan antagonis yang menyediakan
keseimbangan fungsional dan dinamis serta stabilitas. Otor posterior servikal pada leher
menarik kepala kebawah dan kebelakang, sementara otot mastikasi, otot hyoid, dan otot
anterior servikal memberikan gaya yang berlawanan dengan menarik kepala kedepan dansedikit kebawah. Gaya dan aksi resultan dari sepasang otot ini menjaga kepala pada posisi tegak
dan ortostatik.
Otot postur mayor pada mandibula adalah temporalis posterior dan juga maseter anterior dan
otot pterygoid medial (Gambar 7-6, 7-9). Posisi normal fisiologis mandibula adalah posisi
istirahatnya seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, dan dikontrol oleh aktivitas tonus otot.
Aktivitas otot mandibula berkomplemen dengan kapsula artikular, sensori ligament, dan otot
depresor pada supra dan infrahyoid. Saat kepala bergerak ke posterior, kepala tertekuk
kebelakang dan mandibula jatuh kebawah dan kebelakang. Sebagai konsekuensinya, relasi bibir
terganggu karena lidah kehilangan kontaknya dengan palatum. Posisi abnormal dapat dimulai
dengan gerakan yang tidak disadari pada rotasi posterior kepala atau sebagai sindroma
bernafas melalui mulut
7/22/2019 Fungsi Oral
http://slidepdf.com/reader/full/fungsi-oral 4/6
Lip Seal
Postur bibir ditentukan oleh panjang bibir (lebar). Pada bibir yang menutup normal, bibir bawah
diukur dari nasal septum ke garis merah dari bibir atas (vermilian border). Posisi ini disebutnormal jika bibir atas mampu menutupi paling sedikit 1/3 dari permukaan gigi atas. Gangguan
dari inklinasi insisif, tinggi vertikal oklusi, atau panjang 1/3 wajah akan mengganggu penutupan
bibir normal (Gambar 8-71.b). Lip seal membantu dalam penelanan, melindungi gigi dan
jaringan periodontal, serta menyediakan stabilitas bagi sentral insisif dan 6 gigi anterior. Pada
penutupan bibir normal,hanya sedikit otot yang berkontraksi yang diperlukan untuk
mendapatkan lip seal. Pada kasus bibir atas yang pendek, kurang dari setengah dari gigi atas
yang tertutupi, dan aktivitas otot yang signifikan diperlukan untuk menutup bibir. Sebagai
tambahannya, kontraksi dari otot mentalis ditemukan saat pasien menutup bibir.
Kontraksi dari otot mentalis meratakan area dari simfisis mentonium dan menggerakan inferior
labial sulkus keatas dan kedepan sehingga menghasilkan lekukan mentonian yang dalam. Posisi
dan resultan hiperaktivitas pada otot mentalis ini harus dievaluasi karena merupakan penyebab
paling sering crowding pada mandibula (Gambar 8-4).
Pada proses perencanaan perawatan, praktisi harus menyadari bagaimana melakukan
reintroduksi dari posisi istirahat normal bagi bibir bawah dan otot mentalis sehingga dapat
mencegah aktivitas yang berlebihan bagi struktur uni sekitar prosesus koronal dari insisif
bawah.
Pada kelas II divisi 1 terdapat aktivitas yang berlebihan pada bibir bawah (Gambar 8-8).
Hiperaktivitas menghasilkan bibir atas yang pendek dengan hiperaktivitas bibir bawah. Sehingga
dihasilkan intrusi gigi depan atas. Hiperaktivitas pada otot-otot yang berhubungan memberikan
restraining effect pada gigi gigi, seperti gigi gigi dibalut dengan gaya elastic yang sangat kuat
dari arah anterior ke posterior. Pada maloklusi kelas 3 dengan inklinasi anterior, bibir bawah
cenderung tertarik dan hipotonus terhadap insisif bawa, memberikan koreksi fungsional bagi
gigi gigi (Gambar 8-9). Maka itu koreksi disfungsi relasi gigi melalui adaptasi fungsional. Ingat
bahwa bibir pada dasarnya melekat pada occiput melalui otot-otot buccinators dan superior
pharyngeal konstriktor (otot cincin) (Gambar 3-10).
Posisi Istirahat pada Lidah
Ukuran lidah, posisi, dan fungsi dapat menjadi faktor kontribusi dalam perkembangan
maloklusi. Ukuran lidah yang tepat sulit diukur karena volume lidah dianalisis dalam relasinya
dengan ukuran maksila. Prognosis bagi peningkatan kondisi oral sangat terbatas secara
signifikan oleh ukuran lidah yang abnormal.
7/22/2019 Fungsi Oral
http://slidepdf.com/reader/full/fungsi-oral 5/6
Lidah yang besar dapat mengisi rongga mulut dengan berlebihan sehinga dapat meninggalkan
bekas scalloping pada margin lateral. Lidah yang besar dapat menyebabkan formasi lengkung
rahang yang besar, inklinasi gigi ke bukal atau labial dan open bite posterior. Jika lidah terlalu
kecil dapat menyebabkan kecil dan sempit nya lengkung rahang sehingga gigi posterior dapat
berinklinasi ke lingual.
Secara klinis, praktisi harus mengidentifikasi volume relative lidah dan posisi istirahat lidah
relatif terhadap maksila. Volume dan posisi istirahat lidah bervariasi sesuai dengan usia
individu. Pada bayi, ukuran yang besar pada lidah dapat menyebabkan posisi istirahat lidah
terletak pada dasar mulut. Ini merupakan alasan mengapa bayi-bayi, pada usia pertamanya
tidak memiliki dual respirasi (pernafasan mulut dan hidung). Setelah usia 1 tahun lidah terletak
pada posisi lebih tinggi berlanjut pada posisis istirahat pada dewasa yaitu pada palatum. Posisi
istirahat lidah pada orang dewasa muncul setelah usia 2 tahun dan terjadi pada bagian anterior
lidah yang berkontak dengan rugae palatine dan lateral margin lidah termasuk aspek lingual
dari tepi gigi posterior. Posisi ini harus dijaga sampai usia 13-14tahun yang merupakan
perkembangan terakhir pada pertumbuhan lidah.
Pertumbuhan akhir lidah meliputi pelebaran struktur. Fase ini merupkana kondisi yang paling
sulit untuk dikontrol selama perawatan aktif ortopedik dan ortodontik. Sebagai
konsekuensinya, growth spurt perlu menjadi pertimbangan saat merawat pasien usia 13-14
tahun. Karena pada fase ini lidah menghasilkan gaya transversal terhadap lengkung rahang
atas. Jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan relaps pada perawatan ortodontik.
Jika maksila tidak dapat beradaptasi dengan ukuran dan volume yang baru, maka akan
mengalami penurunan dan ekspansi lateral. Ekspansi lateral dapat menyebabkan open bite
lateral (gambar 8-10a) atau gaya anterior yang berlebihan (Gambar 8-10b), sehingga
mengganggu hubungan normal antar gigi gigi secara anterior, vertikal, atau horizontal
(Gambar 8-10c).
Pola Penelanan Fungsional
Posisi istirahat lidah memainkan peranan penting dalam fungsi normal untuk berbicara,
mastikasi ,dan penelanan. Saat lahir dan pada masa bayi gum pad rahang atas dan bawah tidak
beroklusi. Lidah pada saat ini terlalu besar untuk mengakomodasu maksila.
Selama penelanan lidah menghasilkan suction dan protrusi, menstimulasi otot perioral dan
kontraksi ritmik. Individu menggunakan gerakan ritmik untuk melakukan pola penelanan pada
bayi. Lidah mengalami pembesaran dua kali seiring dengan pertumbuhan bayi. Peningkatan
ukuran secara signifikan berkontribusi pada maturasi pola penelanan. Pola penelanan dewasa
memiliki karakteristik gigi yang beroklusi, ujung lidah yang terletak pada rugae palatine, dan
kontraksi minimal pada otot fasial. Fungsi ini akan tampak normal setelah usia 2 tahun. Jika