FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE - digilib.uns.ac.id/Formulas... · iv tyassari positivia, 2011,...
Transcript of FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE - digilib.uns.ac.id/Formulas... · iv tyassari positivia, 2011,...
FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE
(Momordica charantia L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN
PENGIKAT CMC-Na CARA GRANULASI BASAH
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
pada Program Studi Diploma 3 Farmasi
Oleh :
TYASSARI POSITIVIA
M3508076
DIPLOMA 3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ii
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian saya
sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar
yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.
Surakarta, Juli 2011
Tyassari Positivia
M3508076
iv
TYASSARI POSITIVIA, 2011, FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH
PARE (Momordica charantia L.) MENGGUNAKAN CMC-Na SEBAGAI
BAHAN PENGIKAT SECARA GRANULASI BASAH, TUGAS AKHIR,
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA.
INTISARI
Masyarakat Indonesia telah lama mengenal serta menggunakan obat-
obatan alami atau yang dikenal dengan obat tradisional. Obat tradisional lebih
mudah diterima oleh masyarakat karena selain telah akrab dengan masyarakat,
obat ini lebih murah dan mudah didapat. Terdapat berbagai macam obat
tradisional yang berasal dari tanaman dan telah banyak diteliti kandungan kimia
dan khasiat yang berada di dalamnya. Salah satu tanaman yang telah banyak
dikenal dan digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia adalah buah pare
(Momordica charantia L.) (Hyeronimus SB, 2006).
Metode yang digunakan dalam pembuatan ekstrak yaitu dengan cara
maserasi. Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini adalah metode
granulasi basah. Bahan pengikat yang digunakan yaitu CMC-Na dengan
konsentrasi 3%, 5% dan 10%. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap mutu
fisik granul dan mutu fisik tablet yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan
pustaka yang ada.
Formula tablet ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dengan bahan
pengikat CMC-Na pada konsentrasi 3%, 5% dan 10% tidak mampu membentuk
tablet ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) yang sesuai dengan
persyaratan. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan formula dan
konsentrasi CMC-Na yang berbeda..
Kata Kunci : Ekstrak Buah Pare (Momordica Carantia), Bahan Pengikat CMC-
Na, Granulasi Basah
v
ABSTRACT
Indonesia has long recognized the community as well as using natural remedies,
known as traditional medicine. Traditional medicine is more easily accepted by
society because in addition to already familiar with the community, the drug is
cheaper and easily available. There are various kinds of traditional medicines
derived from plants and has been widely researched and chemical properties that
are in it. One plant that has been widely known and used widely by the people of
Indonesia are the fruit of bitter melon (Momordica charantia L.) (SB Hyeronimus,
2006).
The method used in the manufacture of the extract is by maceration. The method
used in the manufacture of these tablets are wet granulation method. Binder used
is CMC-Na with a concentration of 3%, 5% and 10%. Further testing of the
physical quality of granules and tablets of physical quality and the results were
compared with the existing literature.
Formula bitter melon fruit extract tablets (Momordica charantia L.) with a binder
CMC-Na at a concentration of 3%, 5% and 10% unable to form a tablet extract
bitter melon fruit (Momordica charantia L.) suitable to the requirements. So we
need to do further research with the formula and the concentration of CMC-Na are
different.
Keywords: Fruit Extract Pare (Momordica Charantia L.), Na-CMC binder
material, Wet Granulation
vi
MOTTO
Gusti Mesti Paring Dalan Padhang
(Penulis)
Ora et Labora Et Spera
(Saint Benedict)
Va dove ti porta il cuore
(Susanna Tamaro)
Vini, vidi, vici
(Julius Caesar)
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :
Ayah dan Ibuku tercinta,
Yang telah dengan sabar, perhatian dan penuh kasih sayang
Membimbing dan membesarkanku selama ini
Nenekku yang selalu menyayangiku,
Adikku yang telah banyak memberi
Semangat dan dukungan, serta
Sahabat-sahabatku yang telah menjadi sumber inspirasi
Dalam hidupku,
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir berjudul “Formulasi Tablet Ekstrak Buah Pare
(Momordica charantia L.) dengan Variasi Konsentrasi Bahan Pengikat CMC-Na
secara Granulasi Basah” dengan lancar.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula tablet ekstrak buah
pare (Momordica charantia L.) yang memenuhi persyaratan dengan
menggunakan CMC-Na sebagai bahan pengikat. Penulis menyadari bahwa dalam
menyusun laporan ini telah mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan, dorongan dan nasehat kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus atas semua karuniaNya yang telah diberikan kepada
penulis.
2. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
3. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Ahmad Ainurofiq, S.Farm.,Apt, selaku Ketua Prodi Program D3-Farmasi
Unversitas Sebelas Maret.
5. Anang Kuncoro, S.Si., Apt, selaku Pembimbing dari Universitas Sebelas
Maret.
6. Seluruh staf dan pengajar Program Studi D3 Farmasi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.
ix
7. Ayah, Ibu dan adik tercinta yang telah memberikan semangat dan doa
restu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan
lancar.
8. Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu memberi semangat dan doa serta
dorongan kepada penulis.
9. Teman-teman dan saudara-saudara yang memberikan semangat kepada
penulis.
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Penulis berharap atas saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
karena penulis sadar bahwa laporan kegiatan ini masih banyak kekurangannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, bermanfaat bagi
perkembangan ilmu kefarmasian khususnya dan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
Surakarta, Juli 2011
Penyusun
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iii
INTISARI ........................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................ v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Pare .......................................................................................... 6
1. Pengertian Pare ................................................................................. 6
xi
2. Sistematika Tanaman Pare ................................................................ 7
3. Nama Daerah..................................................................................... 7
4. Kandungan Kimia ............................................................................ 8
5. Morfologi Tumbuhan ....................................................................... 8
6. Ekologi dan Penyebaran .................................................................. 9
7. Kegunaan ......................................................................................... 10
8. Dosis ................................................................................................ 10
B. Simplisia ................................................................................................ 10
C. Ekstrak ................................................................................................... 11
1. Pengertian Ekstrak ........................................................................... 11
2. Metode Pembuatan Ekstrak ............................................................. 12
3. Cairan Penyari .................................................................................. 13
D. Tablet ..................................................................................................... 15
1. Pengertian Tablet ............................................................................. 15
2. Keuntungan dan Kerugian Tablet .................................................... 15
3. Tablet Oral ........................................................................................ 16
4. Metode Pembuatan Tablet ............................................................... 16
5. Bahan Tambahan dalam Pembuatan Tablet ..................................... 18
6. Pemerian Bahan Tambahan ............................................................. 20
7. Masalah dalam Pembuatan Tablet ................................................... 22
8. Bahan Pengikat ................................................................................ 24
E. Pemeriksaan Sifat Fisik Granul ............................................................. 25
1. Waktu Alir ....................................................................................... 25
xii
2. Sudut Diam ...................................................................................... 25
F. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet .............................................................. 26
1. Uji Keseragaman Bobot Tablet ........................................................ 26
2. Uji Kekerasan Tablet ....................................................................... 27
3. Uji Kerapuhan Tablet ....................................................................... 27
4. Uji Waktu Hancur Tablet ................................................................. 27
G. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 28
H. Hipotesis ................................................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel .............................................................................. 30
B. Variabel Penelitian ................................................................................. 30
1. Identifikasi Variabel Utama ............................................................. 30
2. Klasifikasi Variabel Utama .............................................................. 30
3. Definisi Operasional Variabel Utama .............................................. 31
4. Rancangan Penelitian ....................................................................... 31
C. Bahan dan Alat ....................................................................................... 31
1. Alat ................................................................................................... 31
2. Bahan ............................................................................................... 32
D. Waktu dan Tempat ................................................................................. 32
1. Waktu Penelitian ............................................................................. 32
2. Tempat Penelitian ............................................................................ 32
E. Metodologi Penelitian ............................................................................ 33
F. Prosedur Penelitian ................................................................................ 33
xiii
1. Formulasi Tablet Ekstrak Buah Pare ............................................... 33
2. Pengambilan Sampel ........................................................................ 34
3. Determinasi Tanaman Pare .............................................................. 34
4. Pengumpulan Bahan ........................................................................ 34
5. Pembuatan Simplisia dan Pembuatan Serbuk .................................. 34
6. Pembuatan Ekstrak Buah Pare .......................................................... 35
7. Pembuatan Ekstrak Kering Buah Pare ............................................. 35
8. Standarisasi Ekstrak ......................................................................... 36
9. Prosedur Pembuatan Granul ............................................................ 36
10. Prosedur Pengujian Sifat Fisik Granul ............................................. 37
11. Prosedur Pentabletan ........................................................................ 38
12. Prosedur Pengujian Sifat Fisik Tablet .............................................. 39
G. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 40
H. Diagram Alir Cara Kerja ........................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 43
1. Hasil Determinasi Tanaman Buah Pare ........................................... 43
2. Morfologi Tanaman ......................................................................... 43
3. Hasil Perhitungan Rendemen Simplisia Buah Pare ......................... 45
4. Hasil Pembuatan Ekstrak ................................................................. 45
a. Hasil Pemeriksaan Organoleptik ................................................. 45
b. Hasil Pemeriksaan Kadar Air ..................................................... 45
c. Hasil Pemeriksaan Uji Kelekatan .............................................. 46
xiv
d. Perhitungan Dosis Ekstrak Buah Pare ....................................... 46
e. Pembuatan Ekstrak Kering Buah Pare ....................................... 46
B. Hasil Pengujian Mutu Fisik Granul ....................................................... 47
1. Susut Pengeringan Granul ................................................................. 47
2. Waktu Alir ....................................................................................... 48
3. Sudut Diam ...................................................................................... 49
C. Hasil Pengujian Mutu Fisik Tablet ........................................................ 50
1. Uji Keseragaman Robot Tablet ........................................................ 50
2. Uji Kerapuhan Tablet ....................................................................... 51
3. Uji Kekerasan Tablet ....................................................................... 53
4. Uji Waktu Hancur Tablet ................................................................. 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 55
B. Saran ...................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 56
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Determinasi Buah Pare .............................................................. 59
Lampiran 2. Buah Pare ................................................................................... 60
Lampiran 3. Irisan Simplisia ........................................................................... 60
Lampiran 4. Irisan Simplisia Kering .............................................................. 61
Lampiran 5. Ekstrak Buah Pare ....................................................................... 61
Lampiran 6. Ekstrak Buah Pare setelah Penambahan Aerosil ........................ 62
Lampiran 7. Tablet Ekstrak Buah Pare dengan Bahan Pengikat CMC-Na 3%
..................................................................................................... 62
Lampiran 8. Tablet Ekstrak Buah Pare dengan Bahan Pengikat CMC-Na 5%
..................................................................................................... 63
Lampiran 9. Tablet Ekstrak Buah Pare dengan Bahan Pengikat CMC-Na 10%
..................................................................................................... 63
Lampiran 10. Rendemen Simplisia Buah Pare .................................................. 64
Lampiran 11. Perhitungan Waktu Alir Granul .................................................. 65
Lampiran 12. Perhitungan Sudut Diam ............................................................ 69
Lampiran 13. Perhitungan Keseragaman Bobot ............................................... 73
Lampiran 14. Perhitungan Kerapuhan Tablet ................................................... 77
Lampiran 15. Perhitungan Kekerasan Tablet ................................................... 81
Lampiran 16. Perhitungan Waktu Hancur Tablet ............................................. 85
Lampiran 17. Perhitungan Bahan yang Dibutuhkan ........................................ 89
Lampiran 18. Neraca Analit ............................................................................. 91
Lampiran 19. Alat Penguji Granul ................................................................... 91
xvi
Lampiran 20. Oven Memert ............................................................................. 92
Lampiran 21. Oven Type IL-70.110/220 V ....................................................... 92
Lampiran 22. Alat Pencetak Tablet .................................................................. 93
Lampiran23. Alat Penguji Waktu Hancur Tablet ............................................ 93
Lampiran 24. Alat Penguji Kekerasan Tablet .................................................. 94
Lampiran 25. Alat Penguji Kerapuhan Tablet .................................................. 94
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keseragaman Bobot Tablet .............................................................. 26
Tabel 2. Formulasi Tablet .............................................................................. 33
Tabel 3. Hasil Pembuatan Ekstrak ................................................................. 45
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Kadar Air Ekstrak Buah Pare ............................ 46
Tabel 5. Hasil Susut Pengeringan Granul ...................................................... 48
Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Waktu Alir ......................................................... 49
Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Sudut Diam ........................................................ 49
Tabel 8. Hasil Pengujian Keseragaman Bobot Tablet ................................... 50
Tabel 9. Hasil Pengujian Kerapuhan Tablet .................................................. 51
Tabel 10. Hasil Pengujian Kekerasan Tablet ................................................... 53
Tabel 11. Hasil Pengujian Waktu Hancur Tablet ........................................... 54
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Metode Pembuatan Ekstrak ............................................... 41
Gambar 2. Bagan Prosedur Penelitian ............................................................ 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan obat-obatan di masa modern sekarang ini menempati posisi yang
penting dalam usaha pengobatan suatu penyakit. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi sangat pesat, terutama obat-
obatan, dapat kita lihat begitu dengan banyaknya obat yang beredar di pasaran.
Diperkirakan pemakaian obat secara oral mempunyai presentasi sampai 90% dari
jumlah total obat yang beredar (Banker, 1994).
Penggunaan tanaman obat baik untuk menjaga kesehatan maupun untuk
mengobati penyakit. Pada umumnya penggunaan tanaman obat oleh masyarakat
masih dalam bentuk sediaan yang tradisional, yaitu dengan cara direbus atau
diseduh, sehingga dinilai kurang praktis dalam penggunaannya. Salah satu upaya
untuk mengembangkan tanaman obat agar menjadi sediaan yang lebih modern
adalah membuatnya dalam bentuk sediaan tablet ekstrak.
Masyarakat Indonesia telah lama mengenal serta menggunakan obat-obatan
alami atau yang dikenal dengan obat tradisional. Obat tradisional lebih mudah
diterima oleh masyarakat karena selain telah akrab dengan masyarakat, obat ini
lebih murah dan mudah didapat. Terdapat berbagai macam obat tradisional yang
berasal dari tanaman dan telah banyak diteliti kandungan kimia dan khasiat yang
2
berada di dalamnya. Namun masih banyak tanaman yang belum diketahui kadar
toksisitasnya, sehingga perlu diteliti lebih lanjut (Hyeronimus SB, 2006).
Tanaman yang telah banyak dikenal dan digunakan secara luas oleh
masyarakat Indonesia adalah buah pare (Momordica charantia L.) (Hyeronimus
SB, 2006). Buah pare mudah sekali ditemukan dan didapatkan hampir di seluruh
Indonesia. Masyarakat Indonesia telah sejak lama menggunakan buah pare
sebagai hidangan sehari-hari dan juga telah lama dipercaya dan digunakan sebagai
obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Hal inilah yang
mengundang banyak penelitian mengenai buah pare mulai dari kandungan kimia
yang ada didalamnya sampai manfaat atau khasiat yang dapat diperoleh dari buah
pare sendiri.
Kandungan kimia buah pare yang berkhasiat dalam pengobatan adalah
saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid, triterpenoid, momordisin, glikosida
cucurbitacin, charantin, asam butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asam
stearat. Saponin, charantin dan glikosida cucurbitacin memiliki efek menurunkan
kadar gula darah. Flavonoid berfungsi sebagai antimikroba dan triterpenoid
sebagai antifagus atau insektisida dan mempengaruhi sistem saraf. Senyawa
alkaloid, triterpenoid, saponin, dan flavonoid diduga dapat bersifat toksik pada
kadar tertentu.
Tablet merupakan sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Bentuk sediaan tablet terbukti sangat menguntungkan, karena
massanya dapat dibuat secara masinel dan harganya murah. Tablet takarannya
3
tepat, dikemas secara baik, praktis transportasi dan penyimpanannya (stabilitasnya
terjaga dalam sediaannya) serta mudah ditelan (Voigt, 1994).
Bahan tambahan ditambahkan dalam formulasi untuk memperbaiki
penampakan, meningkatkan stabilitas dan membantu pelepasan obat. Bahan
tersebut antara lain : bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, pelicin,
pewarna, penambah rasa (Voigt, 1994).
Bahan pengikat yang digunakan dalam pembuatan tablet ekstrak buah pare
adalah Natrium Karboksimetilselulosa (CMC-Na). Pemberian bahan pengikat
dimaksudkan untuk memberikan kekompakan dan daya tahan tablet. Oleh karena
itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah
butir granulat. CMC-Na termasuk kelompok bahan pengikat polimer, berfungsi
memberi daya adhesi pada massa serbuk, serta untuk menambah daya kohesi yang
telah ada pada bahan pengisi. Dengan digunakannya CMC-Na diharapkan dapat
meningkatkan tingkat kekerasan tablet karena CMC-Na itu sendiri memiliki
kecenderungan mengeras pada penyimpanan (Lachman dkk,1994). Bahan
pengikat bisa dikatakan sebagai penentu terhadap keseragaman ukuran, kekerasan,
dan mudah tidaknya granul yang dihasilkan tersebut dikempa kualitas maupun
kuantitas bahan pengikat yang digunakan.
Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini adalah metode granulasi
basah. Hal ini dikarenakan sifat alir dan kompresibilitas zat aktif jelek serta tidak
tahan terhadap tekanan sehingga kurang baik apabila menggunakan metode
granulasi kering. Bahan pengikatnya yaitu CMC-Na sehingga diharapkan dapat
4
dihasilkan tablet ekstrak buah pare yang mempunyai sifat fisik yang baik dan
memenuhi syarat untuk pembuatan.
Pada proses granulasi, dengan adanya bahan pengikat dalam bentuk cair maka
bahan pengikat akan membasahi permukaan partikel, selanjutnya terbentuk
jembatan cair (liquid bridges) antar partikel. Partikel yang berikatan akan semakin
banyak sehingga terjadi pertumbuhan/pembesaran granul. Setelah proses
pengayakan dilakukan proses pengeringan yang mengakibatkan terbentuknya
jembatan padat antara partikel yang saling mengikat membentuk granul
(Saifullah, 2008).
Zat aktif berdosis besar, sifat massa tablet ditentukan oleh sifat zat aktifnya.
Bila zat aktif sukar mengalir dan sukar dikempa untuk bisa dibuat tablet secara
kempa langsung, tentunya membutuhkan filler-binder yang efektif artinya dalam
jumlah kecil sudah bisa mengeliminir kejelekan sifat zat aktif (sukar mengalir dan
sukar dikempa). Kalau filler-bindernya tidak efektif, jelas akan dibutuhkan filler-
binder dalam jumlah banyak, sehingga tabletnya akan menjadi relatif sangat besar.
Dalam hal ini metode granulasi merupakan pilihan yang lebih menguntungkan.
Dalam menangani ekstrak buah pare yang memiliki sifat higroskopis perlu di
tambahkan adsorben seperti aerosil untuk mengatasi kendala ini (Mahdi, 2008).
B. Perumusan Masalah
1) Apakah ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dapat diformulasikan
menjadi sediaan tablet yang memenuhi persyaratan dengan bahan pengikat
CMC-Na?
5
2) Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi CMC-Na sebagai bahan pengikat
terhadap sifat fisik tablet ekstrak daun pare (Momordica charantia L.)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini
bertujuan:
1) Untuk mendapatkan formula tablet ekstrak buah pare (Momordica charantia
L.) yang memenuhi persyaratan dengan menggunakan CMC-Na sebagai
bahan pengikat.
2) Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi CMC-Na sebagai bahan pengikat
terhadap sifat fisik tablet ekstrak buah pare.
D. Manfaat Penelitian
1) Digunakan sebagai masukan untuk pengembangan pemanfaatan ekstrak buah
pare (Momordica carantia)sebagai obat tradisional yang dikemas dalam
bentuk sediaan yang lebih modern yaitu tablet sehingga pemakaian buah pare
(Momordica carantia) untuk pengobatan tradisonal bias ditingkatkan.
2) Memberikan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang farmasi dalam upaya
menuju kemandirian pengadaan obat tradisional.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Pare
1. Pengertian Pare
Tanaman Pare (Momordica charantia L.) adalah sejenis tanaman
menjalar dengan buahnya panjang bergerigi dan runcing ujungnya. Pare
banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat
ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, serta dibudidayakan atau
ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya.
Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh
subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat
atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur dengan karakteristik umum
berbentuk spiral, banyak bercabang, dan berbau tidak enak. Tanaman pare
mempunyai biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang
(Hyeronimus, 2006).
Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan.
Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya
besar dan panjang dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat
pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya
kecil-kecil dan rasanya pahit. Buah pare yang digunakan pada penelitian ini
adalah jenis pare gajih. Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus,
biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare
7
yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih
berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih
muda dapat dimakan sebagai lalapan mentah atau setelah dikukus terlebih
dahulu, lalu dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, serta gado-gado.
Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan
atau pembudidayaan tanaman pare dilakukan dengan biji. Beberapa sinonim
tanaman pare antara lain M.balsamina, Blanco. M.balsamina, Descourt.
M.cylindrica, Blanco. M.jagorana C.Koch. M.operculata, Vell. Cucumis
africanus, Lindl (Syamsuhidayat, 1991).
2. Sistematika Tanaman (Momordica charantia L.)
Kedudukan tanaman pare dalam taksonomi :
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Cucurbitales
Suku : Cucurbitaceae
Marga : Momordica
Jenis : Momordica charantia L. (Syamsuhidayat, 1991)
3. Nama Daerah
Sumatra (prieu, peria, foria, pepare, kambeh, poria), Jawa (paria, pare
pahit, pare, pepareh), Nusa tenggara (paya, paria, truwuk, paita, paliale, pania,
pepule), Sulawesi (paya, pudu, bentu, paria, belenggede, palia), Maluku
8
(papariane, papari, kakriane, taparipong, papariano, popare, peppare)
(Anonym, 1989).
4. Kandungan kimia
Bagian dari tanaman pare mempunyai kandungan kimia masing-masing.
Buah pare mengandung albuminoid, karbohidrat, zat warna, karantin,
hydroxytryptamine, vitamin A, B dan C. Per 100 gr bagian buah mengandung
29 kilo kalori; 1,1 gr protein; 0,3 gr lemak; 6,6 gr karbohidrat; 45 mg kalsium;
64 mg fosfor; 1,4 mg besi; 180 s.l. nilai vit A; 0,08 mg vit B1; 52 mg vit C
dan 91,2 gr air. Selain itu juga mengandung saponin, flavonoid, polifenol,
alkaloid, triterpenoid, momordisin, glikosida cucurbitacin, charantin, asam
butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asam stearat. Daun pare
mengandung momordisina, momordina, karantina, resin, asam trikosanik,
asam resinat, saponin, vitamin A, dan C serta minyak lemak yang terdiri dari
asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L.oleostearat. Biji pare
mengandung saponin, alkanoid, triterpenoid, asam momordial dan
momordisin. Sedangkan akar pare mengandung asam momordial dan asam
oleanolat (Sudarsono dkk, 2002).
5. Morfologi tumbuhan
Tanaman pare banyak terdapat di daerah tropis, tumbuh baik di dataran
rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan,
dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar.
Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh
subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat
9
atau memanjat dengan alat remberist atau sulur berbentuk spiral, banyak
bercabang, berbau tidak enak, batang berusuk isma, panjang 2-5 m, yang
mudah berambut rapat, daun tunggal, bertungkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm,
letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4
cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentung jantung, warnanya hijau tua.
Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin
dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat
memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan,
panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit, warna buah hijau, bila masak menjadi
oranye yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya
pipih memanjang, keras dengan alur tidak beraturan. Ada tiga jenis tanaman
pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging tebal,
warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan
rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit.
Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya
pahit. Buah yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih
kecil digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun
tundung (Rukmana, 1997).
6. Ekologi dan Penyebaran
Tanaman ini tumbuh pada tanah yang tandus dan banyak ditemui sebagai
tanaman pagar. Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji (Mursito, 2000).
10
7. Kegunaan
Akar dan ekstrak daun pare dapat digunakan sebagai antibiotik. Bunganya
dapat merangsang enzim pencernaan, sedangkan buahnya dapat dimanfaatkan
sebagai obat batuk, pembersih darah, penambah nafsu makan, penurun panas,
penyegar badan serta menunjukan aktivitas antidiabetes (Aguseik, 2007).
8. Dosis
Pertimbangan dosis ekstrak buah pare (Momordica charantia linn)
mengacu pada penelitian clinical study yang telah dilakukan oleh Leung
Lawrence, dkk (2009) dalam British Journal of Nutrition yaitu sebanyak 200
mg ekstrak dua kali sehari untuk therapy tambahan diabetes militus.
B. Simplisia
Menurut Farmakope Indonesia edisi III, simplisia adalah bahan yang
dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan
kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabati
ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.
Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan dikeluarkan dari tanaman atau
isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa
zat kimia murni. Simplisia nabati harus memenuhi syarat-syarat kemurnian
simplisia diantaranya harus bebas dari serangga, fragmen, hewan, atau kotoran
hewan, tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh mengandung lendir
dan cendawan atau menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain, tidak boleh
mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya.
11
C. Ekstrak
1. Pengertian Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang telah ditetapkan (Anonim, 1995). Penyarian merupakan
perpindahan masa zat aktif yang semula berada didalam sel ditarik oleh cairan
penyari. Penyarian akan bertambah baik bila serbuk simplisia yang
bersentuhan dengan penyari semakin banyak (Anonim, 1986).
Berdasarkan atas sifatnya ekstrak dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
a) Ekstrak encer (Extractum tunue)
Sediaan ini memiliki konsistensi seperti madu dan dapat dituang.
b) Ekstrak kental (Extractum spissum)
Sediaan ini liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang. Kandungan
airnya berjumlah sampai 30%.
c) Ekstrak kering (Extractum siccum)
Konsistensinya kering dan mudah digosokkan. Melalui penguapan cairan
pengekstraksian dan pengeringan sisanya akan terbentuk suatu produk,
yang sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih dari 5%.
d) Ekstrak cair (Extractum fluidum)
Ekstrak cair yang dibuat sedemikian rupa sehingga 1 bagian simplisia
sesuai dengan 2 bagian (kadang-kadang juga 1 bagian) ekstrak cair
(Voigt, 1994).
12
2. Metode Pembuatan Ekstrak
Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan antara lain maserasi,
perkolasi dan sokhletasi. Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor
seperti: sifat dari bahan mentah obat dan daya penyesuaian dengan tiap
macam metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak
sempurna (Ansel, 1989).
a) Maserasi
Merupakan proses paling tepat dimana obat yang sudah halus
memungkinkan untuk direndam sampai meresap dan melunakkan susunan
sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut. Obat yang akan
diekstraksi biasanya ditempatkan pada wadah atau bejana yang bermulut
lebar, kemudian simplisia yang akan diekstraksi dimasukkan lalu bejana
ditutup rapat, dan sisanya dikocok berulang-ulang lamanya, biasanya
berkisar dari 2-14 hari. Pengocokan memungkinkan pelarut segar mengalir
berulang-ulang masuk ke seluruh permukaan dari obat yang sudah halus.
Maserasi biasanya dilakukan pada temperatur 15-20oC dalam waktu
selama 3 hari sampai bahan-bahan yang larut, melarut (Ansel, 1989).
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan
dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan.
Sedangkan kerugian cara maserasi yaitu pengerjaannya lama dan
penyariannya kurang sempurna (Anonim, 1986).
13
b) Perkolasi
Perkolasi adalah suatu proses dimana obat yang sudah halus,
diekstraksi dengan pelarut yang cocok dengan cara dilewatkan perlahan-
lahan pada suatu kolom. Obat dimampatkan dalam alat ekstraksi khusus
yang disebut perkolator (Ansel, 1989).
c) Sokhletasi
Bahan yang akan diekstraksi dimasukkan ke dalam sebuah kantong
ekstraksi (kertas atau karton) di dalam sebuah alat ekstraksi yang bekerja
kontinyu.
Wadah gelas yang mengandung kantong diletakkan di atas labu suling
dan suatu pendingin aliran balik dan dihubungkan melalui pipa pipet. Labu
tersebut berisi bahan pelarut yang menguap dan jika diberi pemanasan
akan menguap mencapai ke dalam pendingin aliran balik melalui pipa
pipet lalu berkondensasi di dalamnya dan menetes di atas bahan yang
diekstraksi (Voigt, 1984).
3. Cairan Penyari
Alkohol adalah pelarut serba guna yang baik untuk ekstraksi pendahuluan.
Ekstraksi senyawa fenol tumbuhan dengan etanol mendidih biasanya
mencegah terjadinya oksidasi enzim (Harborne, 1987). Pelarut etanol sebagai
cairan pengekstraksi umumnya campuran bahan pelarut berlainan, terutama
campuran etanol-air sehingga dapat menghasilkan suatu bahan aktif yang
optimal, dimana bahan pengotor hanya dalam skala kecil turut dalam cairan
pengekstraksi (Voigt, 1984).
14
Etanol adalah campuran etilalkohol dan air. Mengandung tidak kurang dari
94,7% v/v atau 92,0% dan tidak lebih dari 95,2% v/v atau 92,7% C2H60.
Pemerian cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak,
bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru berasap
(Anonim, 1979).
Sistem penyari yang digunakan dalam ekstraksi harus dipilih berdasarkan
kemampuannya dalam melarutkan jumlah yang maksimal dari zat aktif dan
seminimal mungkin bagi unsur yang tidak diinginkan (Ansel, 1989).
Cairan penyari yang digunakan dalam penelitian adalah etanol 96%.
Etanol merupakan pelarut yang sangat efektif untuk menghasilkan bahan aktif
dalam jumlah yang optimal, tidak menyebabkan pembengkakan membran sel,
memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut, selektif, pada konsentrasi diatas
20% dapat mencegah tumbuhnya kapang, tidak beracun dan absorbsinya baik
(Voigt, 1994). Etanol merupakan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi
pendahuluan (Harborne 1991), dimana etanol dapat menarik senyawa yang
bersifat polar (polisakarida), semi polar (alkaloid dan kumarin) hingga
senyawa non polar (triterpenoid, sterol dan asam lemak tidak jenuh), maka
diharapkan senyawa yang berkhasiat sebagai anti diabetes yaitu triterpenoid
dan polisakarida dapat ditarik hanya dengan menggunakan satu penyari saja.
Pelarut etanol dapat melarutkan alkaloid basa, minyak menguap, glikosida,
antrakinon, flavonoid, steroid dan saponin (Anonim, 1987).
15
D. Tablet
1. Pengertian Tablet
Menurut Farmakope Indonesia edisi III, tablet adalah sediaan padat
kompak dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler,
kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet yaitu sediaan padat
mengandung bahan obat atau tanpa bahan pengisi.
2. Keuntungan dan Kerugian Tablet
Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan mempunyai kemampuan
terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta
variabilitas kandungan yang paling rendah. Tablet merupakan bentuk sediaan
oral yang paling ringan dan paling kompak, tablet merupakan bentuk sediaan
oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim, tablet bisa
ditelan dengan resiko tertinggal di tenggorokan kecil, terutama bila bersalut
yang memungkinkan pecah atau hancurnya tidak segera terjadi.
Kerugian tablet yaitu beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat
dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, rendahnya berat jenis dan
flokulasi, obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya rendah atau
tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap
kombinasi dari sifat di atas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasikan dan
dipabrikasikan dalam bentuk tablet, obat yang rasanya pahit, obat dengan bau
yang tidak dapat dihilangkan, obat yang peka terhadap oksigen atau
16
kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum
dikempa (Lachman, 1994).
3. Tablet Oral
Tablet yang pelaksanaan kerja bahan obatnya di dalam lubang mulut
atau dalam ruang rahang. Karakteristiknya untuk jenis tablet ini adalah
tidak hancur, melainkan melarut secara lambat dan kontiyu (Voigt, 1994).
4. Metode Pembuatan Tablet
a. Metode Granulasi Basah
Metode granulasi basah merupakan metode yang paling banyak
digunakan dalam pembuatan tablet. Granulasi basah dapat dibuat dengan
cara menambahkan bahan pengikat pada campuran bahan berkhasiat dan
bahan tambahan kemudian dicampur sehingga terbentuk adonan lembab
yang siap dibuat granul. Tahap-tahap pembuatan tablet dengan metode
granulasi basah dimulai dengan menimbang dan mencampur bahan
berkhasiat dengan bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur,
kemudian pembuatan granulasi basah, mengayak adonan lembab menjadi
granul, pengeringan granul, pengayakan kering, pencampuran bahan
pelicin dan pengempaan tablet (Ansel, 1989).
Keuntungan granulasi basah adalah:
1. Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga
diharapkan tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada
tekanan kompresi tertentu akan menghasilkan bentuk tablet yang
bagus, keras dan tidak rapuh.
17
2. Zat aktif yang kompaktibilitasnya rendah dalam dosis yang tinggi
harus dibuat dengan metode granulasi basah, karena jika digunakan
metode cetak langsung memerlukan banyak eksipien sehingga berat
tablet terlalu besar.
3. Zat aktif yang larut air dalam dosis kecil, maka distribusi dan
keseragaman zat aktif akan lebih baik kalau dicampurkan dengan
larutan bahan pengikat.
4. Sistem granulasi basah dapat mencegah segregasi komponen penyusun
tablet yang telah homogen sebelum proses pencampuran.
Zat-zat yang bersifat hidrofob, sistem granulasi basah dapat
memperbaiki kecepatan pelarutan zat aktif dengan perantara cairan pelarut
yang cocok pada bahan pengikat (Sheth dkk, 1980).
b. Metode Granulasi Kering
Merupakan metode yang digunakan untuk bahan-bahan yang peka
terhadap pemanasan atau suhu tinggi dan bahan yang tidak stabil dengan
adanya air. Keuntungan dari metode granulasi kering yaitu tidak
diperlukan panas dan kelembaban dalam proses granulasi, proses
pembuatannya lebih cepat dan ekonomis. Metode ini dilakukan dengan
cara mencampurkan semua bahan sehingga homogen kemudian dilakukan
pengempaan dengan tekanan yang besar menjadi tablet besar (slug) atau
lembaran-lembaran. Slug yang dihasilkan kemudian dihancurkan, diayak
lagi untuk didapat setelah dicampur dengan komponen lain yang masih
dibutuhkan kemudian dikempa menjadi tablet (Anief, 2000).
18
c. Metode Kempa Langsung
Metode ini dilakukan terhadap bahan-bahan yang sudah mengalir atau
sifat kohesifitasnya tinggi sehingga memungkinkan untuk langsung
dicetak dalam mesin tablet tanpa memerlukan pembasahan dan
pencampuran bahan berkhasiat dengan bahan penolong kemudian
dikompresi langsung dan tidak diperlukan bahan pelicin (Ansel, 1989).
5. Bahan Tambahan dalam Pembuatan Tablet
Pada dasarnya bahan tambahan dalam pembuatan tablet harus bersifat
netral, tidak berbau dan tidak berasa dan sedapat mungkin tidak berwarna
(Voigt, 1984). Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet
antara lain:
a. Bahan Pengisi
Bahan pengisi ditambahkan dengan tujuan untuk memperbesar volume
dan berat tablet. Bahan pengisi dipilih yang dapat meningkatkan fluiditas
(sifat alir) dan kompresibilitas yang baik (Sheth dkk, 1980). Bahan pengisi
yang biasa digunakan anatara lain sukrosa, laktosa, kalsium karbonat,
dekstrosa, manitol, sorbitol dan bahan lain yang cocok (Lachman dkk,
1994).
b. Bahan Pengikat
Bahan pengikat adalah bahan yang mempunyai sifat adhesive yang
digunakan untuk mengikat serbuk-serbuk menjadi granul selanjutnya bila
dikempa akan menghasilkan tablet kompak. Bahan pengikat diperlukan
dalam pembuatan tablet dengan maksud untuk meningkatkan kohesifitas
19
antar partikel serbuk sehingga memberikan kekompakan dan daya tahan
tablet. Kebanyakan bahan pengikat yang digunakan sama seperti pada
tablet umumnya, bahan pengikat yang biasa digunakan adalah polivinil
pirolidon, gelatin, polietilen (Voigt, 1984).
Penambahan bahan pengikat dalam sistem granulasi basah dibedakan
atas dua macam. Cara pertama, bahan pengikat dicampur dalam bentuk
kering dengan bahan pengisi dan zat aktif. Campuran ini kemudian
diaktifkan dengan penambahan air atau pelarut yang sesuai untuk
membentuk massa granul. Cara kedua, bahan pengikat ditambahkan dalam
bentuk larutan atau mucilago kedalam campuran serbuk. Cara terakhir ini
lebih efektif dibanding cara pertama, karena bahan pengikat yang
dibutuhkan untuk membentuk granul yang sama lebih sedikit dibanding
dengan penambahan secara kering (Sheth dkk, 1980).
Penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan
massa granul yang terlalu basah dan granul yang terlalu keras, sehingga
tablet yang dihasilkan mempunyai waktu hancur yang lama. Sebaliknya,
kekurangan bahan pengikat akan menghasilkan daya rekat yang lemah,
sehingga tablet akan rapuh dan terjadi capping (Parrott, 1971).
c. Bahan Pelicin
Umumnya fungsi dari bahan pelicin adalah untuk mengurangi gesekan
diantara granul dan dinding ruang cetak selama pentabletan dan pengisian.
Manfaat pelicin dalam pembuatan tablet ada beberapa hal yaitu
mempercepat aliran granul dalam corong ke dalam rongga cetakan, selama
20
pengeluaran tablet mengurangi pergeseran antara tablet dan dinding
cetakan dan memberikan rupa yang baik pada tablet yang sudah jadi
(Ansel, 1989).
Beberapa bahan pelicin yang sering digunakan dalam pembuatan tablet
antara lain: talk, magnesium stearat, asam stearat, garam-garam asam
stearat, dan kalsium (Banker and Anderson, 1986).
d. Bahan Penghancur
Dimaksudkan agar tablet dapat hancur di dalam lambung. Biasanya
digunakan amilum manihot kering, gelatinum, agar-agar, Na-Alginat
(Anief, 2000).
6. Pemerian Bahan Tambahan
a. Natrium Karboksimetilselulosa (CMC-Na) (bahan pengikat)
CMC-Na merupakan garam natrium dari polikarboksi metil eter dari
selulosa. Nama lain dari karboksimetil selulosa adalah akucell, aquasorb,
celulosa gum. Banyaknya fungsi dari karboksi metil selulosa natrium yaitu
sebagai bahan penyalut, tablet salut, bahan untuk membuat suspensi
(Rowe dkk, 2006)
Pemerian CMC-Na berupa serbuk atau granul putih sampai kuning
muda, higroskopis, mudah terdispersi dalam bentuk larutan koloidal.
CMC-Na tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik.
Susut pengeringan tidak lebih dari 10%. Pengeringan dilakukan pada suhu
105oC selama 3 jam (Anonim, 1995).
21
b. Explotab (bahan penghancur)
Eksplotab disebut juga natrium pati glikonat, digunakan sebagai
pengganti karboksimetil, Eksplotab dapat mengabsorbsi air dengan cepat
dan menyebabkan pembengkakan dari tablet. Eksplotab bersifat netral dan
tidak menyebabkan pecahnya granul serta tidak reaktif (Sheth, dkk.,
1980). Eksplotab digunakan dalam konsentrasi rendah 1-8% dilaporkan
4% merupakan konsentrasi optimum (Banker dan Anderson, 1986)
c. Avicel PH 101 (bahan pengisi)
Serbuk putih bersih, tidak berbau, tidak berasa, campuran serbuk
kristal dan partikel berpori. Dipasarkan dalam ukuran yang berbeda dan
ukuran kelembutan disesuaikan dengan penggunaan yang berbeda pula.
Avicel disebut juga Sellulose Microcrystal Serbuk halus, putih, tidak
berasa, tidak berbau. Identifikasi dengan cara diletakkan 10 mg Avicel PH
101 di dalam gelas arloji dan disebarkan dalam 2 ml iodinat zinci klorida
maka serbuk akan berwarna biru ungu (http://www.digilib.ubaya.ac.id).
d. Aerosil (Adsorben)
Silisium dioksida terdispersi tinggi (aerosil) memiliki permukaan
spesifik dan terbukti sebagai bahan pengatur aliran yang menjadi
keuntungan utamanya, dapat mengurangi lengketnya partikel satu sama
lain, dengan demikian gesekan antar partikel sangat kurang. Aerosil
mengikat lembab melalui gugus silanol (dapat menarik air 40% dari
massanya) dan meskipun demikian sebagai serbuk masih dapat
22
mempertahankan daya alirnya (Voigt, 1984). Penggunaan sebagai bahan
pengering.
e. Magnesium Stearat
Magnesium stearat berfungsi sebagai lubricant pada konsentrasi 0,25-
5,0% (Luner and Allen, 2006). Magnesium stearat merupakan senyawa
magnesium dengan campuran asam-asam organik padat yang diperoleh dari
lemak, terutama terdiri dari magnesium stearat dan magnesium palmitat
dalam berbagai perbandingan (Anonim, 1995).
f. Aquadest
Pemerian cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa (Anonim, 1979).
g. Etanol
Etanol adalah campuran etilalkohol dan air. Mengandung tidak kurang
dari 94,7% v/v atau 92,0% dan tidak lebih dari 95,2% v/v atau 92,7%
C2H60. Pemerian cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala
biru berasap (Anonim, 1979).
7. Masalah dalam Pembuatan Tablet
Pada pembuatan tablet sering timbul masalah yang menyebabkan tablet
yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan kualitas, antara lain :
a. Capping
Capping adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan permukaan
tablet bagian atas atau bawah. Penyebabnya yaitu udara yang terdapat di
23
dalam sejumlah partikel atau granul, tidak keluar lagi sampai tekanan
pencetak tablet dilepaskan dan pengaturan tekanan tablet yang tidak tepat.
b. Sticking
Sticking adalah keadaan dimana granul menempel pada dinding die
sehingga dapat menyebabkan tablet menjadi gumpil dan menghasilkan sisi
yang kasar.
c. Picking
Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan
menempel pada permukaan punch sehingga diperlukan tenaga tambahan
untuk mengatasi gesekan antara tablet dengan dinding die selama
pengeluaran tablet.
d. Binding
Binding adalah melekatnya massa di dinding ruang cetak. Hal ini
disebabkan karena granul masih basah dan dinding pencetak tidak licin
lagi.
e. Mottling
Mottling adalah keadaan dimana distribusi warna tablet tidak merata,
dengan terdapatnya bagian-bagian terang dan gelap pada permukaan yang
seragam. Penyebabnya adalah berbedanya warna obat dengan bahan
penambahan atau bila hasil urai obatnya berwarna (Gunsel and Kanig,
1976).
24
8. Bahan Pengikat
Pemilihan bahan pengikat tergantung pada kekuatan pengikatan yang
dibutuhkan untuk membentuk granulat dan kecocokannya dengan bahan
tambahan yang lain serta sifat-sifat partikel obat. Bahan pengikat adalah bahan
yang ditambahkan untuk memberikan kekompakan dan daya tahan tablet, oleh
karena bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam
sebuah butir granulat maka jumlah bahan pengikat yang digunakan harus
diatur dengan hati-hati, sebaiknya digunakan sesedikit mungkin untuk
menjaga kekompakannya sampai ditelan dan kemudian harus pecah dan larut
untuk melepaskan bahan obatnya. Pengikat yang ditambahkan dalam larutan
lebih kuat daya ikatnya daripada bila ditambahkan dalam bentuk kering yang
kemudian dibasahkan. Contoh dari bahan pengikat: gula (50%-60%), beberapa
jenis pati (5%-20%), turunan selulosa, gom arab, tragakan (Nurono, 1992).
CMC-Na merupakan garam natrium dari polikarboksi metil eter dari
selulosa. Nama lain dari karboksimetil selulosa adalah akucell, aquasorb,
celulosa gum. Banyaknya fungsi dari karboksi metil selulosa natrium yaitu
sebagai bahan penyalut, tablet salut, bahan untuk membuat suspensi (Rowe
dkk, 2006).
Pemerian CMC-Na berupa serbuk atau granul putih sampai kuning muda,
higroskopis, mudah terdispersi dalam bentuk larutan koloidal. CMC-Na tidak
larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik. Susut pengeringan
tidak lebih dari 10%. Pengeringan dilakukan pada suhu 1050C selama 3 jam
(Anonim, 1995).
25
E. Parameter Sifat Fisik Granul
Granul adalah gumpalan dari partikel-partikel yang kecil. Umumnya granul
dibuat dengan cara melembabkan serbuk atau campuran serbuk yang digiling dan
melewatkan adonan yang sudah lembab pada celah ayakan dengan ukuran lubang
ayakan yang sesuai dengan granul yang diinginkan (Voigt, 1984).
Pemeriksaan kualitas granul sangat bermanfaat, karena sifat-sifat granul tidak
hanya mempengaruhi peristiwa pentabletan saja, tetapi juga kualitas tabletnya
sendiri. Pemeriksaan kualitas granul meliputi :
1. Waktu Alir
Adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir dalam
suatu alat. Sifat ini dapat dipakai untuk menilai efektifitas bahan pelicin,
dimana adanya bahan pelicin dapat memperbaiki sifat alir suatu granul (Voigt,
1984).
Aliran granul dipengaruhi oleh bentuk granul, bobot jenis, keadaan
permukaan dan kelembabannya. Kecepatan aliran granul berpengaruh pada
keseragaman bobot tablet. Apabila 100 gram serbuk waktu alirnya lebih dari
10 detik, akan mengalami kesulitan pada saat penabletan (Sheth et al., 1980).
2. Sudut Diam
Sudut diam merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antara
permukaan suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Bila sudut diam
lebih kecil dari 30°
menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila
sudutnya lebih besar atau sama dengan 40°
biasanya mengalirnya kurang baik
(Banker and Anderson, 1986).
26
F. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet
1. Uji Keseragaman Bobot
Ditentukan berdasarkan pada besar dan kecilnya penyimpangan bobot
tablet yang dihasilkan dibandingkan terhadap rata-rata tablet. Ditimbang 20
tablet satu persatu, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Tidak boleh lebih dari 2
tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkan kolom B (Anonim, 1979).
Variasi bobot tablet disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Ukuran dan distribusi ukuran partikel atau granul yang akan ditablet
Pada pengisian ruang kempa dengan volume yang sama dengan granul yang
ukurannya berbeda akan dihasilkan berat tablet yang berbeda.
b. Sifat alir granul
Sifat alir granul mempengaruhi keseragaman bobot tablet. Bila granul tidak
mengalir baik, maka tablet akan tidak seragam bobotnya (Gunsel dan Kanig,
1976).
Tabel 1. Keseragaman Bobot Tablet
Bobot rata-rata
Penyimpangan
A B
25 atau kurang
26 mg sampai dengan 150 mg
151 mg sampai dengan 300 mg
lebih dari 300 mg
15%
10%
7,5%
5%
30%
20%
15%
10%
27
2. Uji Kekerasan
Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet
dalam melawan tekanan-tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan
terjadinya keretakan tablet selama pengemasan, pengangkutan dan
pendistribusiannya kepada konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa.
Tablet yang baik mempunyai kekerasan antara 4 – 8 kg (Parrot, 1971).
3. Uji Kerapuhan
Kerapuhan tablet berpengaruh terhadap kekuatan tablet dalam menahan
adanya guncangan mekanik. Kerapuhan tablet dihubungkan dengan kekuatan
fisik dari permukaan tablet. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerapuhan
tablet yaitu bentuk ukuran dan sifat mengembang dari bahan penghancur.
Batas kewajaran kerapuhan yaitu tidak lebih dari 1%. Kerapuhan dinyatakan
sebagai massa yang dilepaskan dari tablet akibat adanya beban penguji
mekanis (Voigt, 1984).
4. Uji Waktu Hancur
Waktu hancur tablet adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet
dalam medium yang sesuai sehingga tidak ada bagian tablet yang tertinggal di
atas kasa alat pengujian. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur
adalah sifat fisika kimia granul dan kekerasan tablet, kecuali dinyatakan lain,
waktu hancur tablet tidak bersalut tidak boleh lebih dari 15 menit (Anonim,
1979).
28
G. Kerangka Pemikiran
Penggunaan obat-obatan di masa modern sekarang ini menempati posisi
yang penting dalam usaha pengobatan suatu penyakit. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. (Banker, 1994).
Di Indonesia terdapat berbagai macam obat tradisional. Salah satu tanaman yang
dapat digunakan adalah buah pare (Momordica charantia L.). Saponin, charantin
dan glikosida cucurbitacin adalah kandungan di dalam buah pare yang memiliki
efek menurunkan kadar gula darah.
Kandungan zat aktif ekstrak buah pare tahan panas dan stabil terhadap
adanya air, sehingga metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini adalah
metode granulasi basah. Sediaan tablet mempunyai beberapa keuntungan, di
antaranya ukuran dosis yang dapat disesuaikan, lebih praktis, dan dapat menutupi
rasa pahit ekstrak tersebut. Sediaan ini harus memenuhi standard dan syarat uji
terhadap sifat fisik tablet yang meliputi uji keseragaman bobot, uji kekerasan, uji
kerapuhan, dan uji waktu hancur (Anief, 1993).
Penelitian yang dilakukan yaitu dengan pembuatan tablet ekstrak buah
pare secara metode granulasi basah dengan menggunakan CMC-Na sebagai bahan
pengikatnya. Variasi konsentrasi bahan pengikat bertujuan untuk mendapatkan
formula yang terbaik sehingga dapat dihasilkan tablet ekstrak buah pare sesuai
dengan ketentuan dan syarat yang ada dalam Farmakope Indonesia atau pustaka
lainnya.
29
H. Hipotesis
Ekstrak buah pare dengan bahan pengikat CMC-Na diduga dapat dibuat
menjadi sediaan tablet ekstrak buah pare dan penggunaan CMC-Na sebagai bahan
pengikat dalam beberapa variasi konsentrasi diduga akan berpengaruh terhadap
sifat fisik tablet ekstrak buah pare (Momordica charantia L.), yang meliputi
kekerasan dan waktu melarut tablet, serta kerapuhan tablet. Semakin tinggi kadar
bahan pengikat akan meningkatkan kekerasan, menaikkan kerapuhan dan
mempercepat waktu larut tablet sehingga pada konsentrasi bahan pengikat tertentu
dapat menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan tablet yang baik.
30
BAB III
RENCANA PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tablet ekstrak kental
buah pare, yang buahnya diambil dari perkebunan di daerah Bekonang,
Sukoharjo, Jawa Tengah. Tanaman pare mulai dipanen umur 50-60 hari setelah
tanam. Buah yang siap untuk dipanen adalah buah yang memiliki ukuran buah
yang maksimal. Buah pare yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah pare
gajih.
Sampel yang digunakan adalah sejumlah tablet ekstrak kental buah pare
dengan bahan pengikat dengan perbandingan CMC-Na 3%, 5% dan 10%.
B. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel Utama
Variabel utama yang digunakan terdiri dari variabel bebas, variabel
tergantung, dan variabel kendali.
2. Klasifikasi Variabel Utama
Bahan pengikat bertindak sebahai variabel bebas, variabel tergantung yang
sengaja direncanakan untuk diteliti pengaruhnya terhadap variabel tergantung.
Variabel tergantung adalah titik pusat persoalan yang merupakan kriteria
penelitian ini, sedangkan variabel kendali adalah variabel yang berpengaruh
selain variabel bebas.
31
3. Definisi Operasional Variabel Utama
Variabel bebas yang digunakan adalah variasi konsentrasi bahan pengikat
CMC-Na 3%, 5% dan 10%. Variabel tergantung yang digunakan yaitu uji-uji
sifat fisik tablet yang terdiri keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan
waktu hancur.
Variabel kendalinya adalah metode pembuatan tablet secara granulasi
basah dan tekanan kompresi pada saat pembuatan tablet ekstrak buah pare
dengan metode granulasi basah.
4. Rancangan Penelitian
Penelitian ilmiah yaitu menemukan pengetahuan dengan menggunakan
metode yang diorganisasi secara sistematis (mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasi data) dengan tujuan untuk melihat perbedaan atau hubungan
(antar variabel). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu rancangan acak lengkap. Percobaan merupakan satuan randomisasi
sehingga setiap ulangan mempunyai peluang sama besar untuk menempati
setiap lokasi unit percobaan atau diartikan bahwa randomisasi menurut
rangkaian acak lengkap dilakukan secara lengkap.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan tablet ekstrak buah pare
antara lain Oven type IL-70.110/220 V, kain flannel, blender, blower, mortar
stamper, neraca analitik, toples kaca, cawan penguap, batang pengaduk, gelas
32
ukur, sudip, botol pencampur granul, jangka sorong, mesin pencetak tablet
(single-punch). Alat-alat yang digunakan dalam pengujian tablet ekstrak buah
pare antara lain: alat uji kekerasan, alat uji kerapuhan, alat uji waktu hancur.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak buah
pare yang diperoleh dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96 %
teknis, Avicel PH 101 sebagai pengisi, Explotab sebagai bahan penghancur,
CMC-Na sebagai bahan pengikat, Mg stearat sebagai bahan pelicin, Aerosil
sebagai bahan pengering, dan Aquadestilata sebagai bahan pelarut.
D. Waktu dan tempat
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dibutuhkan
dari masalah yang akan diteliti. Penelitian yang penulis lakukan ini bertempat
di Laboratorium Farmasetika FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS)
Surakarta dan di Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Farmasi
Universitas Setia Budi (USB) Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari penyusunan
proposal sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian. Waktu ini
meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, yaitu 9
minggu.
33
E. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yang
pada dasarnya adalah dengan membuat ekstrak buah pare (Momordica carantia
linn) menggunakan pelarut etanol 96% secara maserasi, kemudian untuk proses
pentabletannya menggunakan metode granulasi basah. Sebelum proses
pentabletan dilakukan proses pembuatan granul beserta uji sifat fisik granul.
Setelah proses pentabletan dilakukan pengujian sifat fisik tablet yang terdiri dari
uji keseragaman bobot, uji kekerasan, uji kerapuhan, dan uji waktu hancur.
F. Prosedur Penelitian
1. Formulasi Tablet Ekstrak Buah Pare
a. Perhitungan Dosis
Pertimbangan dosis ekstrak buah pare (Momordica charantia linn)
mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Leung Lawrence, dkk
(2009) dalam British Journal of Nutrition yaitu sebanyak 200 mg.
b. Formula Tablet
Tabel 2. Formula Tablet
Komposisi
Formula 1
(mg)
Formula 2
(mg)
Formula 3
(mg)
CMC-Na 3 % CMC-Na 5 % CMC-Na 10 %
Ekstrak kental 100 mg 100 mg 100 mg
Aerosil 5 mg 5 mg 5 mg
Explotab 25 mg 25 mg 25 mg
Avicel PH 101 15% 446 mg 434 mg 404 mg
Mg Stearat 1% 6 mg 6 mg 6 mg
Mucilago CMC-Na 20 mg 30 mg 60 mg
Berat Total 600 mg 600 mg 600 mg
34
2. Pengambilan Sampel
Buah pare diambil dari perkebunan di daerah Bekonang, Sukoharjo, Jawa
Tengah. Tanaman pare mulai dipanen umur 50-60 hari setelah tanam. Buah
yang siap untuk dipanen adalah buah yang memiliki ukuran buah yang
maksimal.
3. Determinasi Tanaman Pare
Buah pare yang diperoleh kemudian dilakukan determinasi untuk
membuktikan kebenaran dari sampel tanaman pare berkaitan dengan ciri-ciri
mikroskopik tanaman pare serta mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada
pada buah pare terhadap kepustakan yang ada dan dibuktikan oleh
Laboratorium Biologi FMIPA UNS.
4. Pengumpulan Bahan
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan ekstrak buah pare ini harus
segar atau apabila kering harus dalam keadaan baik. Berdasar buku Sediaan
Galenika (1986), bahan baku yang digunakan tidak boleh berkapang, dimakan
serangga, atau terkena kotoran hewan. Bahan baku sebelum dibuat ekstrak
dibersihkan terlebih dahulu, bahan baku segar harus dicuci terlebih dahulu
dengan air bersih.
5. Pembuatan Simplisia dan Pembuatan Serbuk
Buah pare segar yang diperoleh kemudian dicuci bersih dan dipotong-
potong kecil-kecil serta diangin-anginkan pada suhu kamar selama satu hari.
Simplisia tersebut kemudian diletakkan dalam loyang yang terbuat dari
alumunium dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 40o
C sampai kering
35
selama 48 jam (2 hari) hingga memenuhi kadar air kurang dari 10%.
Pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air, sehingga mencegah
terjadinya pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Bahan yang telah
dikeringkan akan lebih mudah diserbukkan dengan ayakan no. 40.
6. Pembuatan Ekstrak Buah Pare
Sebanyak 480 gram serbuk buah pare dimaserasi dengan 5 bagian cairan
penyari 3840 ml ethanol 96%. Proses maserasi dilakukan selama 5 hari sambil
digojok sekali-kali, kemudian disaring menggunakan kain flannel untuk
memisahkan sari dengan ampas buah pare kemudian dilakukan remaserasi
dengan tetap menggunakan cairan penyari etanol 96% selama 2 hari dan
selanjutnya disaring menggunakan kain flanel. Sari yang didapat dicampur
dengan sari yang pertama kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary
evaporator dengan tekanan rendah dan suhu 50°C sehingga didapatkan
ekstrak kental buah pare (Momordica charantia linn).
7. Pembuatan Ekstrak Kering Buah Pare
Ekstrak kental yang diperoleh dari proses ekstraksi maserasi sebesar 227
gram. Dari ekstrak tersebut, ekstrak yang digunakan untuk pembuatan tablet
ekstrak buah pare dalam tiga formulasi adalah 66 gram. Ekstrak kental
kemudian ditambah dengan bahan pengering yaitu aerosil sebanyak 5% dari
berat ekstrak, setelah keduanya dicampur sampai homogen dan diratakan
dalam cawan petri selanjutnya dimasukkan ke dalam blower selama 3 hari
berturut-turut untuk memperoleh ekstrak kering buah pare.
36
8. Standarisasi Ekstrak
a. Pemeriksaan Organoleptis
Pemeriksaan terhadap bentuk, warna, rasa, dan bau dari ekstrak
tanaman pare (Momordica charantia linn).
b. Uji Daya Lekat
Sebanyak 100 mg ekstrak buah pare (Momordica charantia linn)
diletakkan diantara dua gelas objek selama 10 menit dan ditindih dengan
beban seberat 1 kg selama 5 menit. Gelas objek dijepit pada alat yang
sudah diberi beban 80 gram, selanjutnya dihitung berapa waktu yang
diperlukan untuk melepaskan gelas objek yang satu dengan yang lainnya.
c. Menghitung Randemen Yang di hasilkan
% = Bobot hasil (mg/Ml)x100 %
Bobot simplisia
9. Prosedur Pembuatan Granul
Pengeringan ekstrak
Mengeringkan ekstrak buah pare dengan aerosil sebanyak 5% dari bobot
ekstrak, lalu dicampur dan diaduk hingga homogen, ekstrak tersebut kemudian
diletakkan dalam oven selama 3 hari hingga terbentuk ekstrak kering.
Pembuatan mucilago
Membuat mucilago CMC-Na 3% digunakan CMC-Na sebanyak 20 mg,
disuspensikan dengan air dingin, kemudian ditambah dengan air panas sampai
100 ml dan diaduk hingga homogen dan terbentuk menjadi mucilago CMC-Na
yg berwarna jernih merata. Cara tersebut juga dilakukan untuk membuat
mucilago CMC-Na 5% dan 10%.
37
Pembuatan Granul
Setelah ekstrak yang ditambah aerosil kering, ditambahkan dengan bahan
tambahan yang lain yaitu avicel PH 101 sebagai pengisi dan eksplotab sebagai
bahan penghancur, kemudian mengaduknya hingga rata dan homogen.
Mucilago CMC-Na ditambahkan sedikit demi sedikit ke campuran ekstrak
dan bahan tambahan lainnya diaduk hingga terbentuk massa granul basah.
Massa granul basah diayak dengan ayakan no. 16 dan selanjutnya dikeringkan
dalam oven bersuhu 60oC. Setelah terbentuk granul kering, langkah
selanjutnya yaitu mengayak granul kering dengan ayakan no. 18.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian sifat fisik granul yang
terdiri dari uji waktu alir dan sudut diam terhadap granul-granul kering
sebelum dan sesudah granul di tambah dicampur dengan Mg Stearat sebagai
bahan pelicin. Langkah terakhir yaitu melakukan proses pentabletan dan
melakukan uji-uji sifat fisik tablet.
10. Prosedur Pengujian Sifat Fisik Granul
a. Uji waktu alir
Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk
mengalir dalam suatu alat. Sifat ini dapat dipakai untuk menilai efektifitas
bahan pelicin, dimana adanya bahan pelicin dapat memperbaiki sifat alir
suatu granul (Voigt, 1984). Bentuk granul yang tidak seragam dan ukuran
partikel yang semakin kecil menyebabkan granul mudah menggumpal
sehingga sifat alirnya jelek (Lachman, 1994).
38
Granul seberat 100 g dilewatkan sebuah corong alat uji waktu alir yang
dilengkapi dengan penutup. Setelah itu penutup corong dibuka dan granul
akan keluar. Waktu yang diperlukan untuk mengalirnya semua granul
dicatat sebagai waktu alir, tidak lebih dari 10 detik (Anonim, 1979).
b. Uji Sudut Diam
Sudut maksimum yang dibentuk permukaan serbuk dengan permukaan
horizontal pada waktu berputar dinamakan sebagai sudut diam. Bila sudut
diam lebih kecil atau sama dengan 300 menunjukkan bahwa bahan dapat
mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 400
biasanya
daya mengalirnya kurang baik (Banker dan Anderson, 1986).
Granul seberat 100 g dituang ke dalam corong. Sudut diam diamati
dari sudut yang terbentuk antara permukaan bebas tumpukan granul yang
tertuang terhadap alas bidang datar, dinyatakan dengan:
α = sudut diam (º)
h = ketinggian kerucut granul (cm)
r = jari-jari tumpukan granul (cm)
c. Uji Susut Pengeringan Granul
Sebanyak 2 gram granul dimasukkan ke dalam alat uji Ohaus MB 23,
dan dibaca % susut pengeringan granul.
11. Prosedur Pentabletan
Tahapan pembuatan tablet meliputi :
a. Setelah dilakukan pengujian terhadap granul, langkah selanjutnya adalah
pentabletan.
Tangen α = h/r
39
b. Untuk mengetahui bobot dan tekanan yang sesuai dengan ketentuan,
tahap awal yaitu dengan melakukan validasi (pengukuran bobot dan
tekanan) terhadap alat tablet.
c. Jika pada uji coba bobot, diameter dan ketebalan tablet belum sesuai
maka dilakukan pengaturan terhadap alat pentabletan agar menghasilkan
tablet yang sesuai.
d. Setelah menemukan bobot dan ukuran yang sesuai, proses pentabletan
dapat dilakukan dengan mesin tablet otomatis.
e. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sifat fisik tablet yang
dihasilkan.
12. Prosedur Pengujian Sifat Fisik Tablet
a. Uji Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut: ditimbang 20 tablet,
dihitung rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih
dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan atau tidak boleh satu tablet
pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga
dalam kolom B. Jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet
pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang
ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B (Anief, 1997).
Perhitungan bobot rata-rata dan harga CV (Coefficient of Variation)
nya dengan rumus :
X = bobot purata tablet
SD = simpangan Baku
CV = SD / X .100%
40
b. Uji Waktu Hancur
Lima tablet dimasukkan ke dalam tabung berbentuk keranjang,
kemudian dinaikturunkan secara teratur 30 kali setiap menit dalam air
dengan suhu 37ºC. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet
yang tertinggal di atas kasa, kemudian dicatat sebagai waktu hancur tablet.
c. Uji Kerapuhan
Tablet yang mudah menjadi bubuk menyerpih dan pecahan-pecahan
pada penanganan akan kehilangan keelokannya serta konsumen enggan
menerima dan dapat menimbulkan variasi yang berat dan
keseragamannya.
Alat penguji kerapuhan disebut friabilitor memperlakukan sejumlah
tablet terhadap pengaruh goresan dan goncangan dengan memakai sejenis
kotak plastik yang berputar pada kecepatam 25 rpm, menjatuhkan tablet
sejauh 6 inchi pada setiap putaran. Biasanya tablet yang telah ditimbang
diletakkan di dalam alat tersebut, kemudian dijalankan sebanyak 100x
putaran atau selama 4 menit. Dua puluh tablet dibebasdebukan, kemudian
ditimbang dengan seksama, baru dimasukkan ke dalam alat uji,
selanjutnya tablet dikeluarkan dari alat, dibebasdebukan lagi dan
ditimbang. Kerapuhan tablet dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Kerapuhan = (berat awal - berat tablet setelah percobaan) x 100%
berat awal
d. Uji Kekerasan
Satu tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus memanjang pada alat
pengukur kekerasan tablet. Mula-mula skala diletakkan di posisi nol (0),
41
kemudian penekan tablet diputar pelan-pelan sampai tablet pecah.
Kekerasan tablet ditunjukkan dengan skala (kg) yang terlihat pada alat
ketika tablet sudah pecah.
G. Pengolahan dan Analisa Data
Bahan pengikat CMC-Na dengan variasi konsentrasi terhadap keseragaman
bobot tablet, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, dan waktu hancur tablet dari
formula tersebut. Pengolahan dan analisa data pada penelitian dilakukan dengan
cara data yang diperoleh dari pengujian dibandingkan dengan persyaratan dalam
farmakope dan pustaka lainnya.
H. Diagram Alir Cara Kerja
a. Metode Pembuatan Ekstrak
Gambar 1. Bagan Metode Pembuatan Ekstrak
Ekstraksi pelarut etanol 96%, Metode Maserasi
Dikeringkan menggunakan vacuum evaporator
Ekstrak cair
Ekstrak kental
Dikeringkan dengan oven
Buah segar pare(Momordica carantia linn ) Simplisia kering
Dicampur aerosil 5% Oven selama 3 hari Ekstrak kering
42
b. Prosedur Pembuatan Tablet dengan konsentrasi CMC-Na 3%, 5%, 10%
Gambar 2. Bagan Prosedur Penelitian
Ekstrak kering buah pare
CMC-Na 3 %, 5 %, 10 % Campuran serbuk
Granul basah
Granul kering
Massa tablet
Uji sifat fisis granul sebelum
dan sesudah penambahan
bahan pelicin
Dicampur dalam mortir
stamper
Diayak (16 mesh)
Diayak (18mesh)
Di keringkan di oven
600 C
Mg Stearat
Uji sifat fisis tablet
Data Analisis
Avicel PH 101 Eksplotab Aerosil
Massa granul
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Buah Pare
1. Hasil Determinasi Tanaman Pare
Buah pare dilakukan determinasi untuk membuktikan kebenaran dari
sampel dari tanaman pare berkaitan dengan ciri-ciri mikroskopik tanaman pare
serta mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada buah pare terhadap
kepustakan dan dibuktikan oleh Laboratorium Biologi FMIPA UNS. Hasil
determinasi tanaman pare yang didapat menurut C.A. Backer & R.C.
Bakhuizen van den Brink, Jr. tahun 1963 : 1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-
18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-26b-27a-28b-29b-30b-31b-32a-33a-34a-
35a-36d-37b-38b-39b-41b-42b-44b-45b-446e-50b-51b-53b-54b-57b-58b-59d-
72b-73b-74b-631b-632b-633a-634b-635b-636b-637b-638b-639b-640b-652d-
653a-654b_______________________________________74. Cucurbitaceae
1b-2b-4b-6b-7b-11a-12a-13a-14b________________________7. Momordica
1a_________________________________________Momordica charanthia
2. Morfologi Tanaman
Pare banyak terdapat di daerah tropis, tumbuh baik di dataran rendah dan
dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau
ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar. Tanaman ini tidak
memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-
tempat yang agak terlindung.
44
Habitus: herba semusim, merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk
spiral. Akar: tunggang, putih kotor atau kuning keputihan. Batang: masif,
berusuk lima, masih muda berambut, setelah tua gundul, warna hijau. Daun:
tunggal, letaknya berseling, bulat telur, berbulu, berlekuk, pangkalnya
berbentuk jantung, berbagi mnjari 5-9, tangkai panjang, 7-13 cm, warna hijau
tua. Bunga: tunggal, berklamin satu, kelopak bentuk lonceng, dengan banyak
rusuk atau tulang membyjur, mahkota bulat telur, warna kuning, benang sari
tiga, kepala sari lepas, putik satu, warna putih, bakal buah berparuh, berduri
tempel, berambut halus, tangkai bunga 5-15cm, daun pelindung berbentuk
jantung hingga ginjal, warna hijau. Buah: buni, bulat memanjang, berusuk 8-
10, berbintil-bintil tidak beraturan, warna hijau ketika muda dan jingga setelah
masak, runcing pada ujungnya serta permukaan bergerigi, rasanya pahit, pecah
dengan 3 katup. Biji: pipih memanjang, keras dengan alur tidak beraturan,
warna coklat kekuningan pucat, jika buah masih mentah maka biji akan
berwarna putih.
Terdapat tiga jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare
hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan,
bentuknya besar dan panjang serta rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok
buahnya bulat pendek dan rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh
liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit (Rukmana, 1997). Buah pare yang
digunakan dalam penelitian ini adalah buah pare gajih.
45
3. Hasil Perhitungan Rendemen Simplisia Buah Pare
Berat pare basah beserta bijinya adalah 10.000 gram, sedangkan berat isi
buah pare adalah 650 gram, sehingga berat pare basah tanpa biji adalah 9350
gram. Berat pare kering adalah 480 gram, dengan demikian rendemen serbuk
terhadap herba basah sebesar 5,13%. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
lampiran 10.
4. Hasil Pembuatan Ekstrak
Ekstrak buah pare diperoleh dari proses maserasi dengan pelarut etanol
96% b/v. Ekstrak yang diperoleh berupa ekstrak kental. Penambahan aerosil
5% bertujuan untuk mengeringkan ekstrak sampai diperoleh massa yang
kering dan homogen serta untuk mengurangi kelembaban ekstrak.
Tabel 3. Hasil Pembuatan Ekstrak
Berat Serbuk Kering
(gram)
Ekstrak Kental
(gram)
Rendemen
(%)
480 227,57 47,41
a. Hasil Pemeriksaan Organoleptik
Ekstrak buah pare berbentuk kental, warna coklat kehitaman, bau khas
lemah dan rasa pahit pekat.
b. Hasil Pemeriksaan Kadar Air
Hasil pemeriksaan kadar air ekstrak kental buah pare sebesar 14,1%.
Menurut Voigt (1995) kadar air untuk ekstrak kental kurang dari 30%,
sehingga hasil tersebut sudah sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Semakin tinggi kadar air menyebabkan ekstrak tidak stabil
46
karena ekstrak akan mudah ditumbuhi oleh bakteri, kapang dan jamur,
sehingga akan mengakibatkan kerusakan pada ekstrak.
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Kadar Air Ekstrak Buah Pare
No Berat Ekstrak (gram) Kadar Air (%)
1. 2,02 12,40
2. 2,07 15,00
3. 2,15 14,90
x 14,10
c. Hasil Pemeriksaan Uji Kelekatan
0,5 gram ekstrak ditempatkan di antara 2 objek glass, kemudian diberi
beban seberat 500 gram selama 5 menit, kemudian objek glass yang
berada di atas ditarik dengan beban seberat 50 gram. Hasil pemeriksaan uji
kelekatan ekstrak buah pare yang terlepas dari objek glass selama 4 menit.
d. Perhitungan Dosis Ekstrak Buah Pare
Dosis ekstrak buah pare (Momordica charantia linn) mengacu pada
penelitian yang telah dilakukan oleh Leung Lawrence, dkk (2009) di
dalam British Journal of Nutrition yaitu sebanyak 200 mg ekstrak buah
pare yang digunakan dua kali sehari untuk terapi diabetes melitus.
e. Pembuatan Ekstrak Kering Buah Pare
Ekstrak yang digunakan untuk pembuatan tablet ekstrak buah pare
dalam tiga formulasi adalah 66 gram. Ekstrak tersebut kemudian ditambah
bahan pengering aerosil 5%, lalu dicampur sampai homogen selanjutnya
diratakan pada cawan petri kemudian dimasukkan ke dalam blower selama
3 hari berturut-berturut untuk memperoleh ekstrak kering buah pare.
47
B. Hasil Pengujian Mutu Fisik Granul
Penelitian ini untuk membuat tablet ekstrak buah pare yang berkhasiat sebagai
obat anti diabetes dan juga merupakan salah satu alternatif dalam pemanfaatan
buah pare sebagai obat tradisional. Proses pembuatan tablet ekstrak buah pare
dilakukan dengan metode granulasi basah dan bahan pengikat yang digunakan
adalah CMC-Na dengan konsentrasi 3%, 5% dan 10%. Pembuatan mucilago
CMC-Na 3% digunakan CMC-Na sebanyak 20 mg untuk satu tablet. Secara teori,
untuk membuat bahan pengikat CMC-Na 3% dibutuhkan serbuk CMC-Na
sebanyak 3 gram yang kemudian dilarutkan dalam 100 ml air panas dan diaduk
hingga merata. Cara tersebut juga dilakukan untuk membuat mucilago CMC-Na
5% dan 10%. Jumlah mucilago CMC-Na 3% yang digunakan adalah 4,4 gram
CMC-Na yang dilarutkan dalam 146,67 ml aquadest. Untuk CMC-Na konsentrasi
5% diperlukan 6,6 gram yang dilarutkan dalam 132 ml aguadest. Untuk CMC-Na
10% diperlukan 13,2 gram CMC-Na dan 132 ml aquadest. Dalam pencampuran
dengan bahan pengikat, perlu pengadukan yang kuat agar bahan pengikat dapat
tercampur homogen ke dalam campuran serbuk.
Setelah proses pembuatan granul kering selesai selanjutnya dilakukan
pemeriksaan untuk mengetahui apakah granul dapat menghasilkan mutu tablet
yang baik yang memenuhi persyaratan. Pemeriksaan granul terdiri dari susut
pengeringan, waktu alir dan sudut diam granul.
1. Susut Pengeringan Granul
Pengujian susut pengeringan granul dilakukan setelah tahap granulasi tiap
formulasinya, hal ini dilakukan untuk mengetahui kandungan lembab granul
48
karena kelembaban yang terlalu tinggi akan mempengaruhi kekerasan tablet.
Hasil pemeriksaan susut pengeringan granul :
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Susut Pengeringan
LOD
(%)
Konsentrasi Bahan Pengikat
3% 5% 10%
I 4,50 3,90 4,40
II 4,00 4,50 4,90
III 4,80 4,40 4,90
4,43 4,27 4,73
Susut pengeringan granul dilakukan untuk metode granulasi basah, setelah
granulasi siap untuk ditablet kemudian dimasukkan dalam alat yang disebut
Ohaus MB 23 yang kemudian dipanaskan hingga suhu 110o. Susut
pengeringan granul yang baik adalah tidak lebih dari 3-5%. Pengeringan
granul yang baik akan menghasilkan tablet yang baik karena mempunyai
waktu alir yang baik sehingga granul akan kompak saat melalui mesin tablet.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa susut pengeringan granul tidak
melebihi ketentuan yang telah ditetapkan.
2. Waktu Alir
Pengujian granul dilakukan dengan menggunakan sejumlah granul seberat
100 gram yang kemudian dialirkan melalui corong kaca yang sudah dipasang
seperti pada lampiran 17. Apabila 100 gram serbuk mempunyai waktu alir
lebih dari 10 detik, akan mengalami kesulitan pada saat penabletan (Sheth et
al., 1980). Waktu alir granul digunakan untuk menentukan sifat alir serbuk
atau granul. Granul yang mempunyai waktu alir yang baik, pada pengisian ke
ruang cetak akan berlangsung secara kontinyu, sehingga akan menghasilkan
massa tablet yang tepat dan takaran yang tinggi. Semakin kecil harga waktu
49
alir maka sifat alirnya semakin baik sehingga proses pentabletan tidak
mengalami kesulitan. Hasil pemeriksaan waktu alir granul dapat dilihat pada
lampiran 11.
Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Waktu Alir
Konsentrasi Bahan Pengikat Waktu Alir (detik) ±SD
3% 8,68 ± 0,36a
5% 7,77 ± 0,16b
10% 6,66 ± 0,13c
Huruf yang berbeda menunjukkan bahwa ada beda nyata pada taraf signifikan 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga formula memberikan waktu
alir yang baik yaitu kurang dari 10 detik. Hasil uji anova menunjukkan bahwa
ada beda waktu yang signifikan antara konsentrasi 3%, 5% dan 10% dengan
taraf kepercayaan 95%.
3. Sudut Diam
Sudut maksimum yang dibentuk permukaan granul dengan bidang
horizontal disebut sebagai sudut diam. Bila sudut diam lebih kecil atau sama
dengan 30o menunjukkan bahwa granul dapat mengalir bebas. Bila sudutnya
lebih besar atau sama dengan 40o
menunjukkan daya alirnya kurang baik
(Lachman dkk, 1994). Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk,
ukuran, dan kelembaban granul. Semakin kecil sudut diam yang terbentuk
oleh granul, maka akan semakin baik sifat granul tersebut. Hasil pemeriksaan
sudut diam granul dapat dilihat pada lampiran 12.
Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Sudut Diam
Konsentrasi Bahan Pengikat Sudut Diam (o) ± SD
3% 27,40 ± 0,39a
5% 28,05 ± 0,78a
10% 25,17 ± 0,73b
Huruf yang berbeda menunjukkan bahwa ada beda nyata pada taraf signifikan 0,05.
50
Hasil uji anova menunjukkan bahwa ada sudut diam yang signifikan antara
konsentrasi 3% dan 10% serta konsentrasi 5% dan 10%, sedangkan untuk
konsentrasi 3% dan 5% tidak ada sudut diam yang beda signifikan dengan
taraf kepercayaan 95%.
C. Hasil Pengujian Mutu Fisik Tablet
Pemeriksaan uji mutu fisik tablet dilakukan untuk mengetahui apakah tablet
yang sudah dibuat memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia dan pustaka lain,
sehingga diharapkan dapat menghasilkan mutu tablet yang baik. Pemeriksaan
mutu fisik tablet meliputi keseragaman bobot, kerapuhan, kekerasan dan waktu
hancur tablet.
1. Uji Keseragaman Bobot Tablet
Bobot tablet dipengaruhi oleh kecepatan alir granul ke dalam ruang cetak,
dimana jika kecepatan aliran granul baik maka granul yang masuk dalam
ruang cetak semakin banyak sehingga bobot tablet juga semakin besar. Selain
itu akan semakin besar pula bobot tablet (Lachmann dkk, 1994).
Tiap konsentrasi bahan pengikat membutuhkan 20 tablet yang kemudian
ditimbang satu-persatu dan dihitung rata-rata bobot tablet tiap konsentrasinya.
Hasil pengujian keseragaman bobot dapat dilihat di lampiran 13.
Tabel 8. Hasil Pengujian Keseragaman Bobot Tablet
Konsentrasi Bahan Pengikat Keseragaman Bobot (mg) ± SD Varian (%)
3% 649,70 ± 1,45a 0,03
5% 645,90 ± 1,82a 0,03
10% 629,05 ± 1,30a 0,02
Huruf yang sama menunjukkan bahwa tidak ada beda nyata pada taraf signifikan 0,05.
51
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tablet dari 3 formulasi memenuhi syarat
keseragaman bobot, seperti yang tercantum dalam Farmakope Indonesia Edisi
III, yaitu jika digunakan 20 tablet tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-
masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga
yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari yang ditetapkan oleh kolom B.
Penyimpangan bobot rata-rata untuk tablet dengan berat yang lebih dari 300
mg adalah sebesar ± 5% dari bobot tablet.
Hasil uji anova menunjukkan bahwa keseragaman bobot tidak ada beda
yang signifikan antara konsentrasi 3%, 5% dan 10% dengan taraf kepercayaan
95%.
2. Uji Kerapuhan Tablet
Pengujian kekerasan tablet ekstrak buah pare masing-masing konsentrasi
bahan pengikat menggunakan 20 tablet dengan menggunakan 3 kali
pengulangan kemudian hasil pengulangan dibuat rata-rata. Hasil pengujian
dapat dilihat pada lampiran 14.
Tabel 9. Hasil Pengujian Kerapuhan Tablet
Konsentrasi Bahan Pengikat Kerapuhan (%) ± SD
3% 6,36 ± 2,35a
5% 37,58 ± 2,14b
10% 72,77 ± 5,60c
Huruf yang berbeda menunjukkan bahwa ada beda nyata pada taraf signifikan 0,05.
Menurut Lachman (1994), angka kerapuhan yang memenuhi syarat yaitu
angka kerapuhan yang tidak lebih dari 1%. Kerapuhan tablet akan
mempengaruhi mutu fisik tablet. Kerapuhan tablet merupakan salah satu hal
yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan tablet yang diusahakan untuk
52
memenuhi persyaratan mengenai kerapuhan tablet. Kerapuhan tablet
dinyatakan dalam prosen yang mengacu pada massa tablet awal sebelum
pengujian atau setelah pengujian (Voigt, 1994). Kerapuhan tablet dipengaruhi
oleh banyaknya fines pada saat pembuatan granul. Semakin banyak fines, akan
semakin tinggi angka kerapuhan karena fines tersebut berfungsi sebagai
pengikat sekat yang mengurangi gaya adhesi antar partikel sehingga
menyebabkan kerapuhan tablet meningkat (Lachman dkk, 1989). Dalam
pengujian ini, hasil yang didapat tidak memenuhi ketentuan yang ada. Secara
teori penggunaan konsentrasi bahan pengikat yang semakin besar
menyebabkan nilai kerapuhan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena
kekuatan antar partikel penyusun yang semakin kuat sehingga menghasilkan
tablet yang kompak dan mempunyai kerapuhan yang rendah. Tetapi pada
kenyataannya, semakin tinggi konsentrasi, semakin tinggi pula angka
kerapuhan yang ada. Hal ini dikarenakan sifat dasar CMC-Na jika semakin
tinggi konsentrasi pengikat yang digunakan maka semakin tinggi pula angka
kerapuhannya.
Dari data kerapuhan tablet di atas dapat dilihat bahwa ketiga formula
mempunyai kerapuhan yang kurang baik karena ketiga formula tersebut
memiliki angka kerapuhan yang melebihi kententuan yaitu 1%. Hasil uji
anova menunjukkan bahwa ada beda yang signifikan antara angka kerapuhan
tablet ekstrak buah pare dengan konsentrasi pengikat yang berbeda pada taraf
kepercayaan 95%.
53
3. Uji Kekerasan Tablet
Pengujian kekerasan tablet ekstrak buah pare masing-masing konsentrasi
bahan pengikat menggunakan 10 tablet yang kemudian dihitung rata-rata
kekerasan. Hasil kekerasan tablet dapat dilihat di lampiran 15.
Tabel 10. Hasil Pengujian Kekerasan Tablet
Konsetrasi Bahan Pengikat Kekerasan (kg) ± SD
3% 4,10 ± 0,57a
5% 2,77 ± 0,21b
10% 1,42 ± 0,46c
Huruf yang berbeda menunjukkan bahwa ada beda nyata pada taraf signifikan 0,05.
Menurut Ansel (1989), syarat yang ditetapkan terhadap tablet dalam uji
kekerasan yaitu kekerasan tablet harus lebih dari 4 kg. Kekerasan merupakan
parameter dari ketahanan tablet terhadap tekanan selama produksi sampai
digunakan konsumen, jumlah dan jenis bahan pengikat dalam bentuk
mucilago menghasilkan kekerasan tablet yang lebih baik dibandingkan
granulasi kering atau kempa langsung. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: faktor kandungan pada serbuk (fines) pada saat
pentabletan, dimana serbuk mempunyai daya kohesi antara partikel sehingga
kekerasan akan lebih tinggi. Secara teori semakin besar konsentrasi bahan
pengikat, maka semakin keras tablet yang dihasilkan. Faktanya makin besar
konsentrasi pengikat CMC-Na makin rendah angka kekerasan yang
dihasilkan. Hasil uji anova menunjukkan bahwa ada beda yang signifikan
antara angka kekerasan tablet ekstrak buah pare dengan konsentrasi pengikat
CMC-Na yang berbeda yaitu 3%, 5% dan 10%. Angka kekerasan tablet buah
pare dengan bahan pengikat CMC-Na 3%, sudah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
54
4. Uji Waktu Hancur Tablet
Pengujian kekerasan tablet ekstrak buah pare masing-masing konsentrasi
bahan pengikat menggunakan 6 tablet yang kemudian dihitung rata-ratanya.
Hasil pengujian waktu hancur dapat dilihat di lampiran 16.
Tabel 11. Hasil Pengujian Waktu Hancur Tablet
Konsentrasi Bahan Pengikat Waktu Hancur (menit) ± SD
3% 3,24 ± 0,36a
5% 1,48 ± 0,07b
10% 0,98 ± 0.20c
Huruf yang berbeda menunjukkan bahwa ada beda nyata pada taraf signifikan 0,05.
Hasil uji waktu hancur telah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia Edisi III, yaitu tidak melebihi dari batas waktu yang
ditentukan yaitu 15 menit. Waktu hancur tablet dimaksudkan agar komponen
obat yang ada di dalam tablet tersebut dapat larut dan hancur melepaskan
obatnya ke dalam cairan tubuh. Tablet akan semakin cepat larut dan hancur
dengan bertambahnya jumlah bahan penghancur yang ditambahkan. Semakin
lambat tablet dalam mengabsorbsi air, semakin lama bahan penghancur
bekerja sehingga semakin lama pula waktu hancurnya. Hasil uji anova
menunjukkan bahwa ada beda yang signifikan mengenai waktu hancur tablet
ekstrak buah pare dengan konsentrasi pengikat CMC-Na yang berbeda yaitu
3%, 5% dan 10%.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil penelitin dan data-data statistik
terhadap uji sifat fisik tablet antara lain:
1. Ekstrak buah pare dengan bahan pengikat CMC-Na dalam konsentrasi 3%
dapat dibuat menjadi tablet yang baik, sedangkan konsentrasi 5% dan 10%
tidak dapat dibuat menjadi tablet yang baik karena pada uji kerapuhan dan uji
kekerasan tablet tidak memenuhi persyaratan yang ada.
2. Perbedaan konsentrasi pengikat CMC-Na ternyata memberikan hasil uji mutu
fisik yang berbeda. Perbedaan ini ditunjukkan dengan semakin besar
konsentrasi pengikat, semakin tinggi angka kerapuhan dan semakin rendah
angka kekerasannya.
B. Saran
Buah pare merupakan tanaman obat yang berguna sebagai antidiabetes.
Penelitian ini perlu dikaji ulang mengenai formulasi resep dan konsentrasi bahan
pengikat CMC-Na dalam resep sehingga dapat menghasilkan tablet yang sesuai
dengan persyaratan yang ada.
56
DAFTAR PUSTAKA
Aguseik Jaya, 2007, Ekstrak Buah Pare untuk Penderita Diabetes Militus, Media
Informasi Kesehatan Volume No.4 Desember 2007,220-222
Anief, Moh., 2006, Ilmu Meracik Obat, 210, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Anonim. 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Republik Indonesia,
Jakarta, 7
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Anonim. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim. 1987. Analisis Obat Tradisional. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Anonim, 1989, Materia Medica Indonesia, Jilid V VI, 163-167, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 1995a, Materia Medica Indonesia, Edisi VI, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 1995b, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Diterjamahkan oleh
Ibrahim F. Edisi IV. Jakarta: UI Press. hlm 605-608.
Banker, G.S. and Anderson, N.R., 1986, Tablet In The Theory and Practice of
Industrial Pharmacy, dalam Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L.,
Teori dan Praktek Farmasi Industri, Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Iis
Arsyah, Ed. III, 645, 651, 654, 686, 697-699, 702-703, UI Press, Jakarta.
Gilbert S. Banker., Neil R. Anderson. In: Leon Lachman, Herbert A. Liberman,
Joseph L. Kanig, (Eds.). The Theory and Practice Of Industrial Pharmacy,
3rd edn. Mumbai: Varghese Publishing House: 1986. p293-373. Gunsel,
W.L., and Kanig, J.L, 1976, Tablet in Lachman, L., Lieberman, H.A.,
Kanig, J.L., (Ed. 5), The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 2nd
Edition, Lea and Febinger, Philadelphia.
Gunsel, W.L., and Kanig, J.L, 1976, Tablet in Lachman, L., Lieberman, H.A.,
Kanig, J.L., (Ed. 5), The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 2nd
Edition, Lea and Febinger, Philadelphia.
57
Hyeronimus SB. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. 1st ed. Jakarta: Agro
Media;2006.
Lachman, L, Liebermen, H.A, and Kaning, J.L., 1994, The Theory and Practice of
Industrial Pharmacy, Eds, 174-195, Lea and Febiger, Phildelphia
Lawrence Leung*, Richard Birtwhistle, Jyoti Kotecha, Susan Hannah and Sharon
Cuthbertson, 2009, Anti-diabetic and hypoglycaemic effects of Momordica
charantia (bitter melon): a mini review, British Journal of Nutrition (2009),
102, 1703–1708
Mahdi Jufri, Abdul Mun’im, Yohanna Arisanti, 2008, Pembuatan Tablet Ekstrak
Pare Dengan Metode Cetak Langsung, Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN
1412-2855 Vol. 6, No.4 ,129-134
Mursito, Bambang Drs., 2000, Tampil Percaya Diri dengan Ramuan Tradisional,
98-99, Penebar Swadaya, Jakarta
Parrott, E.L., 1971,.Pharmaceutical Technology, 82, Burgess Publishing
Company, Minneapolis.
Rukmana R, 1997, Budidaya Pare, Kanisius, Yogyakarta
Saifullah, 2008, Eksipien Untuk Sediaan Tablet,
http://www.saifullah.staff.ugm.ac.id/?p=37 , 20 April 2011.
Sudarsono, Didik Gunawan, 2002, Tumbuhan Obat II, Pusat Studi Obat
Tradisional,Yogyakarta
Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia
Edisi II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Tati, S. S. Subahar, 2004, Khasiat dan manfaat Pare si Pahit Pembasmi Penyakit,
Agro Media Pustaka, Jakarta
Voight R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh
Soendani Noerono. Edisi V. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hal
561-563, 553-586.
58
LAMPIRAN
59
Lampiran 1. Determinasi Buah Pare
60
Lampiran 2. Buah Pare
Lampiran 3. Irisan Simplisia
61
Lampiran 4. Irisan Simplisia Kering
Lampiran 5. Ekstrak Buah Pare
62
Lampiran 6. Ekstrak Buah Pare setelah Penambahan Aerosil dan Dioven
Lampiran 7. Tablet Ekstrak Buah Pare dengan Bahan Pengikat CMC-Na 3%
63
Lampiran 8. Tablet Ekstrak Buah Pare dengan Bahan Pengikat CMC-Na 5%
Lampiran 9. Tablet Ekstrak Buah Pare dengan Bahan Pengikat CMC-Na 10%
64
Lampiran 10. Rendemen Simplisia Buah Pare
Berat pare basah berbiji : 1 kg = 10.000 gram
Berat isi buah pare : 650 gram
Berat pare basah tanpa biji : 9350 gram
Berat pare kering : 480 gram
Rendemen simplisia = 100% x biji abasah tanp pareberat
kering pareberat
= 100% x 9350
480
= 5,13%
65
Lampiran 11. Perhitungan Waktu Alir Granul
NPar Tests Notes
Output Created 29-Sep-2011 12:42:26
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 15
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all cases
with valid data for the variable(s) used in that
test.
Syntax NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=waktualir
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.040
Elapsed Time 0:00:00.359
Number of Cases Alloweda 196608
a. Based on availability of workspace memory.
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
waktualir 15 7.7067 .88142 6.48 9.22
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
waktualir
N 15
Normal Parametersa,,b
Mean 7.7067
Std. Deviation .88142
Most Extreme Differences Absolute .182
Positive .182
Negative -.110
Kolmogorov-Smirnov Z .703
Asymp. Sig. (2-tailed) .706
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
66
Oneway Notes
Output Created 29-Sep-2011 12:42:51
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 15
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on
cases with no missing data for any variable in
the analysis.
Syntax ONEWAY waktualir BY konsentrasi
/STATISTICS DESCRIPTIVES
HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=BTUKEY DUNCAN LSD
ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 0:00:00.120
Elapsed Time 0:00:00.150
Descriptives
waktualir
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
3 5 8.6800 .36000 .16100 8.2330 9.1270
5 5 7.7760 .15900 .07111 7.5786 7.9734
10 5 6.6640 .12280 .05492 6.5115 6.8165
Total 15 7.7067 .88142 .22758 7.2186 8.1948
Descriptives
waktualir
Minimum Maximum
3 8.30 9.22
5 7.58 7.98
10 6.48 6.80
Total 6.48 9.22
Test of Homogeneity of Variances
waktualir
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.377 2 12 .135
67
ANOVA
Waktualir
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 10.197 2 5.098 89.992 .000
Within Groups .680 12 .057
Total 10.877 14
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable:waktualir
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
LSD 3 5 .90400* .15054 .000
10 2.01600* .15054 .000
5 3 -.90400* .15054 .000
10 1.11200* .15054 .000
10 3 -2.01600* .15054 .000
5 -1.11200* .15054 .000
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:waktualir
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
LSD 3 5 .5760 1.2320
10 1.6880 2.3440
5 3 -1.2320 -.5760
10 .7840 1.4400
10 3 -2.3440 -1.6880
5 -1.4400 -.7840
68
Homogeneous Subsets
waktualir
konsentr
asi
Subset for alpha = 0.05
N 1 2 3
Tukey Ba 10 5 6.6640
5 5 7.7760
3 5 8.6800
Duncana 10 5 6.6640
5 5 7.7760
3 5 8.6800
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
69
Lampiran 12. Perhitungan Sudut Diam
NPar Tests Notes
Output Created 24-Aug-2011 09:33:51
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 15
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all cases
with valid data for the variable(s) used in that
test.
Syntax NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=sudutdiam
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.040
Elapsed Time 0:00:00.071
Number of Cases Alloweda 196608
a. Based on availability of workspace memory.
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
sudutdiam 15 26.8733 1.41446 24.18 29.11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sudutdiam
N 15
Normal Parametersa,,b
Mean 26.8733
Std. Deviation 1.41446
Most Extreme Differences Absolute .205
Positive .101
Negative -.205
Kolmogorov-Smirnov Z .795
Asymp. Sig. (2-tailed) .553
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
70
Oneway Notes
Output Created 24-Aug-2011 09:35:09
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 15
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on
cases with no missing data for any variable in
the analysis.
Syntax ONEWAY sudutdiam BY konsentrasi
/POLYNOMIAL=1
/STATISTICS DESCRIPTIVES
HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=BTUKEY DUNCAN LSD
ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 0:00:00.141
Elapsed Time 0:00:00.391
Descriptives
sudutdiam
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
3 5 27.4040 .39329 .17589 26.9157 27.8923
5 5 28.0480 .78129 .34941 27.0779 29.0181
10 5 25.1680 .72479 .32414 24.2681 26.0679
Total 15 26.8733 1.41446 .36521 26.0900 27.6566
Descriptives
sudutdiam
Minimum Maximum
3 27.01 27.89
5 27.03 29.11
10 24.18 25.84
Total 24.18 29.11
Test of Homogeneity of Variances
sudutdiam
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.487 2 12 .265
71
ANOVA
sudutdiam
Sum of Squares df Mean Square
Between Groups (Combined) 22.848 2 11.424
Linear Term Contrast 17.679 1 17.679
Deviation 5.169 1 5.169
Within Groups 5.162 12 .430
Total 28.010 14
ANOVA
sudutdiam
F Sig.
Between Groups (Combined) 26.559 .000
Linear Term Contrast 41.100 .000
Deviation 12.018 .005
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable:sudutdiam
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
LSD 3 5 -.64400 .41480 .146
10 2.23600* .41480 .000
5 3 .64400 .41480 .146
10 2.88000* .41480 .000
10 3 -2.23600* .41480 .000
5 -2.88000* .41480 .000
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:sudutdiam
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
LSD 3 5 -1.5478 .2598
10 1.3322 3.1398
5 3 -.2598 1.5478
10 1.9762 3.7838
10 3 -3.1398 -1.3322
5 -3.7838 -1.9762
72
Homogeneous Subsets
sudutdiam
konsentr
asi
Subset for alpha = 0.05
N 1 2
Tukey Ba 10 5 25.1680
3 5 27.4040
5 5 28.0480
Duncana 10 5 25.1680
3 5 27.4040
5 5 28.0480
Sig. 1.000 .146
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
73
Lampiran 13. Perhitungan Keseragaman Bobot
NPar Tests Notes
Output Created 24-Aug-2011 09:46:55
Comments
Input Active Dataset DataSet2
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 60
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all cases
with valid data for the variable(s) used in that
test.
Syntax NPAR TESTS
/K-
S(NORMAL)=penyimpangankeseragaman
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.071
Elapsed Time 0:00:00.230
Number of Cases Alloweda 196608
a. Based on availability of workspace memory.
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
penyimpangankeseragaman 60 2.0797 1.53091 .01 5.24
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
penyimpangankese
ragaman
N 60
Normal Parametersa,,b
Mean 2.0797
Std. Deviation 1.53091
Most Extreme Differences Absolute .135
Positive .135
Negative -.088
Kolmogorov-Smirnov Z 1.043
Asymp. Sig. (2-tailed) .227
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
74
Oneway Notes
Output Created 24-Aug-2011 09:48:33
Comments
Input Active Dataset DataSet2
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 60
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on
cases with no missing data for any variable in
the analysis.
Syntax ONEWAY penyimpangankeseragaman BY
konsentrasi
/POLYNOMIAL=1
/STATISTICS DESCRIPTIVES
HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=BTUKEY DUNCAN LSD
ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 0:00:00.110
Elapsed Time 0:00:00.260
Descriptives
Penyimpangankeseragaman
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
3 20 2.1745 1.45028 .32429 1.4957 2.8533
5 20 2.3080 1.81825 .40657 1.4570 3.1590
10 20 1.7565 1.30158 .29104 1.1473 2.3657
Total 60 2.0797 1.53091 .19764 1.6842 2.4751
Descriptives
penyimpangankeseragaman
Minimum Maximum
3 .04 4.42
5 .01 5.09
10 .15 5.24
Total .01 5.24
Test of Homogeneity of Variances
Penyimpangankeseragaman
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.758 2 57 .012
75
ANOVA
penyimpangankeseragaman
Sum of Squares df Mean Square
Between Groups (Combined) 3.311 2 1.656
Linear Term Contrast 2.508 1 2.508
Deviation .804 1 .804
Within Groups 134.966 57 2.368
Total 138.277 59
ANOVA
penyimpangankeseragaman
F Sig.
Between Groups (Combined) .699 .501
Linear Term Contrast 1.059 .308
Deviation .339 .562
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable:penyimpangankeseragaman
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
LSD 3 5 -.13350 .48660 .785
10 .41800 .48660 .394
5 3 .13350 .48660 .785
10 .55150 .48660 .262
10 3 -.41800 .48660 .394
5 -.55150 .48660 .262
Multiple Comparisons
Dependent Variable:penyimpangankeseragaman
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
LSD 3 5 -1.1079 .8409
10 -.5564 1.3924
5 3 -.8409 1.1079
10 -.4229 1.5259
10 3 -1.3924 .5564
5 -1.5259 .4229
76
Homogeneous Subsets
Penyimpangankeseragaman
konsentr
asi
Subset for alpha =
0.05
N 1
Tukey Ba 10 20 1.7565
3 20 2.1745
5 20 2.3080
Duncana 10 20 1.7565
3 20 2.1745
5 20 2.3080
Sig. .291
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.
77
Lampiran 14. Perhitungan Kerapuhan Tablet
NPar Tests
Notes
Output Created 24-Aug-2011 10:29:39
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 9
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all cases
with valid data for the variable(s) used in that
test.
Syntax NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=kerapuhan
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.080
Elapsed Time 0:00:00.152
Number of Cases Alloweda 196608
a. Based on availability of workspace memory.
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
kerapuhan 9 38.9022 28.95319 4.63 79.24
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kerapuhan
N 9
Normal Parametersa,,b
Mean 38.9022
Std. Deviation 28.95319
Most Extreme Differences Absolute .188
Positive .182
Negative -.188
Kolmogorov-Smirnov Z .563
Asymp. Sig. (2-tailed) .909
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
78
Oneway
Notes
Output Created 24-Aug-2011 10:30:24
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 9
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on
cases with no missing data for any variable in
the analysis.
Syntax ONEWAY kerapuhan BY konsentrasi
/POLYNOMIAL=1
/STATISTICS DESCRIPTIVES
HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=BTUKEY DUNCAN LSD
ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 0:00:00.130
Elapsed Time 0:00:00.201
Descriptives
kerapuhan
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
3 3 6.3600 2.34578 1.35434 .5328 12.1872
5 3 37.5767 2.13903 1.23497 32.2630 42.8903
10 3 72.7700 5.60369 3.23529 58.8497 86.6903
Total 9 38.9022 28.95319 9.65106 16.6468 61.1576
Descriptives
kerapuhan
Minimum Maximum
3 4.63 9.03
5 35.56 39.82
10 69.46 79.24
Total 4.63 79.24
Test of Homogeneity of Variances
Kerapuhan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.963 2 6 .080
79
ANOVA
kerapuhan
Sum of Squares df Mean Square
Between Groups (Combined) 6623.339 2 3311.670
Linear Term Contrast 6340.881 1 6340.881
Deviation 282.458 1 282.458
Within Groups 82.959 6 13.826
Total 6706.298 8
ANOVA
kerapuhan
F Sig.
Between Groups (Combined) 239.516 .000
Linear Term Contrast 458.604 .000
Deviation 20.429 .004
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable:kerapuhan
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
LSD 3 5 -31.21667* 3.03606 .000
10 -66.41000* 3.03606 .000
5 3 31.21667* 3.03606 .000
10 -35.19333* 3.03606 .000
10 3 66.41000* 3.03606 .000
5 35.19333* 3.03606 .000
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:kerapuhan
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
LSD 3 5 -38.6456 -23.7877
10 -73.8390 -58.9810
5 3 23.7877 38.6456
10 -42.6223 -27.7644
10 3 58.9810 73.8390
5 27.7644 42.6223
80
Homogeneous Subsets
kerapuhan
konsentr
asi
Subset for alpha = 0.05
N 1 2 3
Tukey Ba 3 3 6.3600
5 3 37.5767
10 3 72.7700
Duncana 3 3 6.3600
5 3 37.5767
10 3 72.7700
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
81
Lampiran 15. Perhitungan Kekerasan Tablet
NPar Tests
Notes
Output Created 24-Aug-2011 10:52:08
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 30
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all cases
with valid data for the variable(s) used in that
test.
Syntax NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=kekerasan
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.070
Elapsed Time 0:00:00.261
Number of Cases Alloweda 196608
a. Based on availability of workspace memory.
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
kekerasan 30 2.7633 1.19091 .70 5.60
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kekerasan
N 30
Normal Parametersa,,b
Mean 2.7633
Std. Deviation 1.19091
Most Extreme Differences Absolute .092
Positive .089
Negative -.092
Kolmogorov-Smirnov Z .505
Asymp. Sig. (2-tailed) .961
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
82
Oneway
Notes
Output Created 24-Aug-2011 10:53:14
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 30
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on
cases with no missing data for any variable in
the analysis.
Syntax ONEWAY kekerasan BY konsentrasi
/POLYNOMIAL=1
/STATISTICS DESCRIPTIVES
HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=BTUKEY DUNCAN LSD
ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 0:00:00.130
Elapsed Time 0:00:00.300
Descriptives
Kekerasan
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
3 10 4.1000 .56960 .18012 3.6925 4.5075
5 10 2.7700 .21108 .06675 2.6190 2.9210
10 10 1.4200 .45898 .14514 1.0917 1.7483
Total 30 2.7633 1.19091 .21743 2.3186 3.2080
Descriptives
kekerasan
Minimum Maximum
3 3.60 5.60
5 2.40 3.10
10 .70 2.00
Total .70 5.60
Test of Homogeneity of Variances
kekerasan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.189 2 27 .320
83
ANOVA
kekerasan
Sum of Squares df Mean Square
Between Groups (Combined) 35.913 2 17.956
Linear Term Contrast 33.912 1 33.912
Deviation 2.000 1 2.000
Within Groups 5.217 27 .193
Total 41.130 29
ANOVA
kekerasan
F Sig.
Between Groups (Combined) 92.931 .000
Linear Term Contrast 175.510 .000
Deviation 10.352 .003
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable:kekerasan
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
LSD 3 5 1.33000* .19658 .000
10 2.68000* .19658 .000
5 3 -1.33000* .19658 .000
10 1.35000* .19658 .000
10 3 -2.68000* .19658 .000
5 -1.35000* .19658 .000
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:kekerasan
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
LSD 3 5 .9266 1.7334
10 2.2766 3.0834
5 3 -1.7334 -.9266
10 .9466 1.7534
10 3 -3.0834 -2.2766
5 -1.7534 -.9466
84
Homogeneous Subsets
kekerasan
konsentr
asi
Subset for alpha = 0.05
N 1 2 3
Tukey Ba 10 10 1.4200
5 10 2.7700
3 10 4.1000
Duncana 10 10 1.4200
5 10 2.7700
3 10 4.1000
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.
85
Lampiran 16. Perhitungan Waktu Hancur Tablet
NPar Tests Notes
Output Created 24-Aug-2011 11:03:24
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 18
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all cases
with valid data for the variable(s) used in that
test.
Syntax NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=waktuhancur
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.050
Elapsed Time 0:00:00.100
Number of Cases Alloweda 196608
a. Based on availability of workspace memory.
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
waktuhancur 18 1.8917 1.01174 .58 3.57
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
waktuhancur
N 18
Normal Parametersa,,b
Mean 1.8917
Std. Deviation 1.01174
Most Extreme Differences Absolute .284
Positive .284
Negative -.164
Kolmogorov-Smirnov Z 1.204
Asymp. Sig. (2-tailed) .110
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
86
Oneway Notes
Output Created 24-Aug-2011 11:04:03
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 18
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on
cases with no missing data for any variable in
the analysis.
Syntax ONEWAY waktuhancur BY konsentrasi
/POLYNOMIAL=1
/STATISTICS DESCRIPTIVES
HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=BTUKEY DUNCAN LSD
ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 0:00:00.140
Elapsed Time 0:00:00.231
Descriptives
waktuhancur
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
3 6 3.2150 .36396 .14859 2.8330 3.5970
5 6 1.4817 .06646 .02713 1.4119 1.5514
10 6 .9783 .19813 .08089 .7704 1.1863
Total 18 1.8917 1.01174 .23847 1.3885 2.3948
Descriptives
waktuhancur
Minimum Maximum
3 2.57 3.57
5 1.40 1.59
10 .58 1.10
Total .58 3.57
Test of Homogeneity of Variances
waktuhancur
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.358 2 15 .062
87
ANOVA
waktuhancur
Sum of Squares df Mean Square
Between Groups (Combined) 16.521 2 8.260
Linear Term Contrast 12.007 1 12.007
Deviation 4.514 1 4.514
Within Groups .881 15 .059
Total 17.402 17
ANOVA
waktuhancur
F Sig.
Between Groups (Combined) 140.689 .000
Linear Term Contrast 204.505 .000
Deviation 76.872 .000
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable:waktuhancur
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
LSD 3 5 1.73333* .13990 .000
10 2.23667* .13990 .000
5 3 -1.73333* .13990 .000
10 .50333* .13990 .003
10 3 -2.23667* .13990 .000
5 -.50333* .13990 .003
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:waktuhancur
(I)
konsentr
asi
(J)
konsentr
asi
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
LSD 3 5 1.4351 2.0315
10 1.9385 2.5349
5 3 -2.0315 -1.4351
10 .2051 .8015
10 3 -2.5349 -1.9385
5 -.8015 -.2051
Homogeneous Subsets
88
waktuhancur
konsentr
asi
Subset for alpha = 0.05
N 1 2 3
Tukey Ba 10 6 .9783
5 6 1.4817
3 6 3.2150
Duncana 10 6 .9783
5 6 1.4817
3 6 3.2150
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.
89
Lampiran 17. Perhitungan Bahan yang Dibutuhkan
Komposisi
Formula 1
(mg)
Formula 2
(mg)
Formula 3
(mg)
CMC-Na 3 % CMC-Na 5 % CMC-Na 10 %
Ekstrak kental 100 mg 100 mg 100 mg
Aerosil 5 mg 5 mg 5 mg
Explotab 25 mg 25 mg 25 mg
Avicel PH 101 15% 446 mg 434 mg 404 mg
Mg Stearat 1% 6 mg 6 mg 6 mg
Mucilago CMC-Na 20 mg 30 mg 60 mg
Berat Total 600 mg 600 mg 600 mg
Setiap formula dibuat 200 tablet, sehingga perhitungan bahan yang dibutuhkan
dengan penambahan 10% untuk bobot yang hilang adalah:
Komposisi Formula 1 Formula 2 Formula 3
CMC-Na 3 % CMC-Na 5 % CMC-Na 10 %
Ekstrak kental 22 g 22 g 22 g
Aerosil 1,1 g 1,1 g 1,1 g
Explotab 5,5 g 5,5 g 5,5 g
Avicel PH 101 97,68 g 95,48 g 91,08 g
Mg Stearat 1% 1,32 g 1,32 g 1,32 g
Mucilago CMC-Na 151,07 ml 138,6 ml 121 ml
Contoh Perhitungan :
Ekstrak Kental : 100 mg x 200 x 10% = 22 g
Perhitungan Mucilago :
a. Formula 1 mucilago CMC-Na yang diperlukan 151,07 ml (BJ dianggap 1).
Serbuk CMC-Na yang dibutuhkan pada Formula 1 adalah 3% x 151,07 = 4,53
gram. Jadi jumlah serbuk CMC-Na yang dibutuhkan tiap tablet 4,53 : 200 =
0,02 gram.
b. Formula 2 mucilago CMC-Na yang diperlukan 138,6 ml (BJ dianggap 1).
Serbuk CMC-Na yang dibutuhkan pada Formula 2 adalah 5% x 138,6 = 6,93
90
gram. Jadi jumlah serbuk CMC-Na yang dibutuhkan tiap tablet 6,93 : 200 =
0,03 gram.
c. Formula 3 mucilago CMC-Na yang diperlukan 121 ml (BJ dianggap 1).
Serbuk CMC-Na yang dibutuhkan pada Formula 1 adalah 10% x 121 = 12,1
gram. Jadi jumlah serbuk CMC-Na yang dibutuhkan tiap tablet 12,1 : 200 =
0,06 gram
91
Lampiran 18. Neraca Analit
Lampiran 19. Alat Penguji Granul
92
Lampiran 20. Oven Memert
Lampiran 21. Oven type IL-70.110/220 V
93
Lampiran 22. Alat Pencetak Tablet
Lampiran 23. Alat Penguji Waktu Hancur Tablet
94
Lampiran 24. Alat Penguji Kekerasan Tablet
Lampiran 25. Alat Penguji Kerapuhan Tablet