Fonem Suprasegmental
-
Upload
novitaraini -
Category
Documents
-
view
1.225 -
download
36
Transcript of Fonem Suprasegmental
![Page 1: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/1.jpg)
Fonem Suprasegmental
Oleh:Ailah Dahlia
Indria HapsariMardhana KsatryaNiken Prameswari
Novita RainiVenni Astria
Yofiandhy Dwi Indrayana
![Page 2: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/2.jpg)
Selain vokal dan konsonan masih ada
lagi unsur ucapan lainnya, unsur
tersebut kemudian disebut unsur
suprasegmental. Unsur ini adalah
aksen, jeda atau pause, intonasi dan
prominen.
![Page 3: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/3.jpg)
Aksen Nada
• Jenis aksen bahasa Jepang adalah aksen nada, tinggi dan rendah. Berfungsi sebagai pembeda makna. Contoh dari Amanuma:
Kata Aksen Makna
Kami Tinggi-rendah Tuhan/dewa
Kami Rendah-tinggi Kertas
Kashiya Rendah-tinggi-rendah
Toko kue
Kashiya Rendah-tinggi-tinggi
Rumah kontrakan
![Page 4: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/4.jpg)
Aksen bahasa Jepang memiliki ciri-ciri:
1. Hanya ada 2 nada (tinggi dan rendah) yang bersifat relatif2. Inti nada ada pada fonem vokal dari gugusan ucapan berkuran 1 haku
yang disebut Mora3. Pergantian nada terjadi pada batas Mora4. Bagian nada tinggi hanya ada satu dan tidak pernah terputus di tengah-
tengah. Ada pola: rendah-tinggi-tinggi, tapi tidak ada pola tinggi-rendah-tinggi.
5. Bagian nada rendah bisa lebih dari satu. Contohnya: rendah-tinggi-rendah
![Page 5: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/5.jpg)
• Pola aksen di seluruh Jepang tidak sama – Amanuma dkk– Ex: 頭(あたま)- Kepala
戦禍(せんか)- Punggung
Daerah Letak Geografis Pola Aksen 頭 Pola Aksen 戦禍
Tokyo Daerah ibu kota dan sekitarnya
Rendah-tinggi-rendah Rendah-tinggi-tinggi
Kyoto Daerah ibu kota lama -+500km sebelah barat Tokyo
Tinggi-rendah-rendah Tinggi-rendah-rendah
Nagoya Daerah Jepang Tengah, antara Tokyo & Kyoto
Rendah-rendah-tinggi Rendah-rendah-tinggi
Sapporo Daerah Jepang Utara, -+500km sebelah utara Tokyo
Rendah-rendah-tinggi Rendah-tinggi-rendah
Kochi -+200-300km sebelah barat daya Kyoto, Shikoku
Tinggi-tinggi-rendah
Hyogo Daerah tetangga sebelah Kyoto
Tingi-tinggi-tinggi
![Page 6: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/6.jpg)
• Ditinjau dari segi pragmatik bahasa, dialek Tokyo tidak bisa dikatakan sebagai Bahasa Jepang standar, karena pengertian bahasa standar sesungguhnya mengaburkan Aksen Tokyo dan Osaka
• Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa ahli, AL:– Amanuma dkk : menurut linguistik geografis,
distribusi aksen tidak menunjukkan pola yang merata, sehingga nilai aksen itu (menurut pragmatik) menjadi menurun.
![Page 7: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/7.jpg)
– Sugito Miyoko : Memperlakukan dialek-dialek yang ada secara lazim berdasarkan daerahnya masing-masing, sehingga menghapus kedudukan politis dialek Tokyo sebagai bahasa Jepang standar. (sugito 1998:12-16)
– Ueno Yoshimichi : Ia memperlakukan Bahasa Tokyo bukan sebagai bahasa standar, melainkan salah satu variasi bahasa Jepang.
– Saito Yoshio : Menyebutkan Bahasa Tokyo sebagai Gendai Kyootsuu Nihongo (“Bahasa Jepang lingua franca zaman sekarang”)(1997:127)
![Page 8: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/8.jpg)
Jeda/pause
• Jeda adalah konsonan letup glotal yang tidak meletup keluar, berarti tertahan di tenggorokan
• Pause adalah jeda yang ditarik panjang atau pengucapan yang berhenti sebentar di tengah ujaran berfungsi sebagai pembeda makna.
![Page 9: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/9.jpg)
Contoh :
Kireina Meri-san no okaasan
Dua makna:a) “Ibu dari si Merry yang cantik”b) “Ibu si Merry, yang cantik”
![Page 10: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/10.jpg)
Pengucapan berpause (ditandai dengan ?) :
a) /kire:namerisaNno?oka:saN berakibat pemerian diantara /kire:na/ dan /merisaN/ menjadi berfungsi sehingga yang cantik adalah Merry
b) /kire:na?merisaNnooka:saN berakibat hubungan pemeriannya dengan kata /merisaN/ menjadi terputus sehingga yang cantik adalah ibunya
![Page 11: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/11.jpg)
Intonasi
• Intonasi : Perubahan tinggi rendahnya nada pada akhir kalimat yang mengungkapkan sisi psikologis dari penutur.
• Intonasi dasar dalam bahasa jepang: menaik dan menurun
![Page 12: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/12.jpg)
• Contoh kata-kata tunggal yang lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari:
• Ket: – / / berarti intonasi menaik– / / berarti intonasi menurun
• Verba: – Aruku? / /
“jalan kaki nih?”– Aruku. / /
“ya, jalan kaki.”
![Page 13: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/13.jpg)
• Adjektif:– Ookii? / /
“ Apakah besar?”– Ookii. / /
“Ya, besar.”
• Nomina:– Gakusei? / /
“ Anda mahasiswa ya?”– Gakusei. / /
“Ya, saya Mahasiswa”
![Page 14: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/14.jpg)
Dalam kalimat tanya, intonasi menaik dan menurun tetap digunakan, tetapi intonasi menurun bukan berarti mengungkapkan jawaban afirmatif, melainkan mengungkapkan keheranan penutur akan jawaban yang diberikan oleh lawan bicaranya. Contoh:
– Gakusei desu ka? / /“Apakah anda mahasiswa?”
– Gakusei desu ka. / /“Oh, Kalau begitu anda mahasiswa?!”
![Page 15: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/15.jpg)
• Intonasi menaik: ditujukan kepada lawan• Intonasi menurun: ditujukan kepada dirinya
sendiri
• Contoh:– Soo desu ka? / /
“bukankah begitu? Bagaimana pendapatmu?”
– Soo desu ka. / /“oh, begitu.”
![Page 16: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/16.jpg)
Penggabungan intonasi menaik dan menurun
• Yamenasai! / /“jangan begitu!” (melarang lawan)
• Yamenasai!? / /“apa, tidak boleh!?” (mengejek larangan lawan)
• Ame. / /“hujan.” (memberitahu lawan)
• Ame? / /“Hujan ya?” (bertanya secara reflek)
• Ame!? / /“apa betul nih hujan!?” (balik bertanya setengah tidak percaya)
![Page 17: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/17.jpg)
Intonasi dasar atau intonasi penyambung (setsuzokuchoo)
• Intonasi ini digunakan untuk mengungkapkan makna penutur menjawab secara acuh. Contoh:– …To omoundakedo… / /
“terserah sajalah…”
Ket: tanda / / berarti intonasi mendatar.
![Page 18: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/18.jpg)
• Intonasi mendatar sering dipakai pada awal pembicaraan di telepon.
• Contoh:– Moshi moshi, yamada san no otaku desu ka.
Tanaka desu kedo… / /“halo, apakah ini rumah tuan yamada? Saya tanaka..” (memenggal pembicaraan sambil menunggu jawaban lawan)
![Page 19: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/19.jpg)
Prominen
• Prominen : Penekanan secara khusus pada bagian kalimat tertentu agar lawan bicara fokus pada bagian itu
• Di luar intonasi:Amanuma, Ootsubo, Mizutani, Okumura Mitsuo
• Menurut Amanuma dkk: Penekanan atau penegasan pada kalimat tertentu secara sengaja supaya lawan bicara tertarik
• Menurut Saito Yoshio: prominen sebagai penegasan yang sengaja dilakukan penutur
• Di dalam intonasi:Sugito Miyoko dan Koori Shiro
![Page 20: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/20.jpg)
• Bentuk penekanan dalam bahasa Jepang:Oto no takasa (suara yang tinggi) atau oto no tsuyosa (suara yang keras)
• Contoh:1) Nakamura-san wa
/tinggi-keras/ kiraida to iimashitarendah-lemah
2) kiraida/tinggi-keras/
Nakamura-san wa to iimashitarendah-lemah rendah-lemah
![Page 21: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/21.jpg)
Makna:1) “Ada yang berkata tidak menyukai Tuan Nakamura.”
2)”Tuan Nakamura berkata bahwa dia tidak suka.”Menurut Amanuma dkk, penghapusan makna ambigus dari contoh tersebut menggunakan prominen pause
Makna no.1 dengan pengucapan/nakamurasaNwakiraida?toiimasyita/
Makna no.2 dengan pengucapan/nakamurasaNwa?kiraidatoiimasyita/
![Page 22: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/22.jpg)
• Contoh:Anak: Mama, ittemo ii?Ibu : Iya, daaa..me! Benkyoo ga aru kara
• Prominen yang digunakan berbentuk pengucapan vokal /a/ pada /dame/ yang ditarik panjang
• Dari kedua contoh, interpretasi yang memisahkan prominen dari intonasibersifat rasional
![Page 23: Fonem Suprasegmental](https://reader034.fdocument.pub/reader034/viewer/2022050616/5571f8f949795991698e8205/html5/thumbnails/23.jpg)
どうもありがとう
ございます。