Fit Oster Ol
-
Upload
mustakim-fabregas -
Category
Documents
-
view
58 -
download
5
Transcript of Fit Oster Ol
PERATURANKEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIANOMOR HK 00.05.52.0685
TENTANG
KETENTUAN POKOK PENGAWASAN PANGAN FUNGSIONAL
Komponen pangan fungsional, dikelompokkan dalam golongan sebagai berikut :I. VitaminII. MineralIII. Gula alkoholIV. Asam lemak tidak jenuhV. Peptida dan protein tertentuVI. Asam aminoVII. Serat panganVIII. PrebiotikIX. ProbiotikX. Kolin, Lesitin dan InositolXI. Karnitin dan SkualenXII. Isoflavon (kedelai)XIII. Fitosterol dan FitostanolXIV. Polifenol (teh)XV. Komponen fungsional lain yang akan ditetapkan kemudian
Triterpenoida/SteroidaTriterpenoida adalah senyawa yang kerangka
karbonnya berasal dari enam satuan isopren dan secara biosintesis dibuat dari senyawa hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena
Merupakan triterpena yang mempunyai inti siklopentano perhidrofenantren
Inti steroida dasar sama dengan inti kolesterol, tetapi pada posisi 10 dan 13 terdapat gugus metil yang terikat pada sistem cincin
Pada umumnya steroida tumbuhan berupa alkohol dengan gugus hidroksil pada C3 sehingga steroida sering juga disebut sterol
FitosterolSterol merupakan alkohol berbobot molekul
tinggi yang terdapat pada fraksi tidak tersabunkan dari minyak dan lernak pada jaringan hewan dan tanarnan
Sterol pada hewan adalah kolesterol, sedangkan pada tanaman adalah fitosterol.
Secara umum fitosterol yang terdapat pada tanaman adalah β-sitosterol (70%), stigmasterol (20%) dan campesterol (5%).
Jenis sterol lain seperti avenasterol dan brassica sterol juga terdapat dalam tanaman tetapi dalam jumlah kecil
Fitosterol dan Kesehatan Sterol tanaman atau fitosterol mempunyai sifat
antiaterogenikKonsumsi fitosterol dalarn jumlah banyak dapat
mengganggu penyerapan kolesterol sehingga akan meningkatkan ekskresinya
Penurunan kadar kolesterol plasma merupakan strategi di bidang kesehatan masyarakat yang amat penting, sebab peningkatan kadar kolesterol rnerupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner
Penurunan kadar kolesterol total dan LDL dapat menurunkan kematian akibat penyakit jantung koroner secara nyata
Sumber Fitosterolkedelai, minyak dedak padi, minyak
biji karet, minyak biji kapas, lembaga gandum
Bahan makanan nabati, seperti minyak, serealia, buah-buahan dan sayur-sayuran dalam jumlah yang sedikit
Menurut asalnya senyawa steroid dibagi atas :
1. Zoosterol, yaitu steroid yang berasal dari hewan misalnya kolesterol
2. Fitosterol, yaitu steroid yang berasal dari tumbuhan misalnya sitosterol dan stigmasterol
3. Mycosterol, yaitu steroid yang berasal dari fungi misalnya ergosterol
4. Marinesterol, yaitu steroid yang berasal dari organisme laut misalnya spongesterol
Berdasarkan jumlah atomnya steroid terbagi atas :
1. Steroid dengan jumlah atom karbon 27, misalnya zimasterol
2. Steroid dengan jumlah atom karbon 28, misalnya ergosterol
3. Steroid dengan jumlah atom karbon 29, misalnya stigmasterol
Fitosterol dalam Margarin Margarin adalah produk yang mengandung lemak jenuh.
Pengaruh negatif dari lemak jenuh dapat dicegah dengan menambahkan fitosterol dalam margarin
Lemak sebagai salah satu komponen utama makanan memberikan dampak positif dan negatif terhadap kesehatan
Dampak positif emak :* menyumbangkan energi 30% atau lebih dari total energi
yang diperlukan tubuh* merupakan sumber asam lemak esensial linleat dan
linolenat* pelarut vitamin A, D, E, dan K sehingga dapat diserap tubuh* memberi cita rasa dan aroma spesifik pada makanan dan
sulit digantikan oleh komponen pangan lainnya • Dampak negatif lemak
Fitosterol dalam Margarin • Dampak negatif lemak :
* konsumsi lebih dari 30% dari total energi yang
diperlukan ternyata dapat memicu munculnya
berbagai penyakit. Antara lain : - obesitas- beberapa jenis kanker- peningkatan kolesterol yang merupakan
salah satu faktor resiko dari penyakit jantung koroner (PJK)
- stroke
Beberapa cara untuk mengurangi pengaruh negatif akibat konsumsi lemak :
Mengurangi konsumsi lemak di bawah 30% dari total energi
Mengganti sebagian lemak dengan lemak pengganti (fat substitutes)
Meningkatkan jumlah asam lemak tidak jenuh supaya tercapai komposisi yang ideal
Mengurangi atau mengganti lemak jenuh dari hewani yang mengandung kolesterol tinggi dengan minyak nabati yang tidak jenuh tanpa kolesterol
Modifikasi lemak terutama melalui interesterifikasi Beberapa komponen nutritif maupun komponen
minor non nutritif yang teridentifikasi menurunkan kolesterol darah antara lain flavonid, serat pangan dan fitosterol
Margarin dan Kolesterolemia Konsumsi lemak menurut WH O : minimum 20% dari total
energi ( sekitar 60 gram perhari untuk orang dewasa) Lemak hewani, kecuali ikan, umumnya tergolong lemak
jenuh Lemak hewani mengandung kolesterol, dan pada suhu
kamar biasanya berwujud setengah padat Sebaliknya, lemak tidak jenuh biasanya berasal dari
tanaman dan berbentuk cair pada suhu kamar sehingga disebut minyak serta tidak mengandung kolesterol (dapat diabaikan)
Konsumsi lemak yang berlebihan, yakni diatas 30% dari energi total, dan terutama lemak jenug seperti margarin, biasanya akan menaikkan kolesterol darah di atas normal (150-200 mg/100 ml)
Lemak cair atau minyak nabati biasanya termasuk lemak tidak jenuh, umumnya tidak akan meningkatkan kolesterol jika jumlah yang dikonsumsi tidak terlalu tinggi
Margarin dan Kolesterolemia Margarin adalah salah satu produk makanan
berupa lemak setengah padat untuk dioleskan pada makanan, terutama roti atau juga untuk menggoreng
Margarin merupakan emulsi air di dalam lemak, yang terdiri dari 85% lemak dan 15% air
Ke dalam emulsi ditambahkan zat-zat tambahan makanan sepert pengemulsi lesitin, pemberi cita rasa, aroma, garam, zat warna, vitamin, dll
Mentega berbeda dengan margarin Mentega dibuat dari lemak hewani, sedangkan
margarin dibuat dari minyak nabati atau campuran minyak nabati dan hewani
Margarin dan KolesterolemiaKarena berbagai alasan, baik dari sudut agama maupun
dugaan pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kandungan kolesterol di dalam lemak hewani, lemak untuk margarin kemudian diganti dengan minyak nabati
Akan tetapi, minyak nabati ini harus terlebih dahulu diubah menjadi lemak setengah padat melalui proses hidrogenasi parsial untuk mengubah lemak tidak jenuh yang biasanya berbentuk cair menjadi lemak jenuh yang menaikkan titik leleh dan berbentuk setengah padat
Pada proses ini ternyata terjadi asam lemak tidak jenuh bentuk isomer trans (trans unsaturated fatty acis; TFA)
Semula dianggap bahwa TFA menguntungkan karena masih asam lemak tidak jenuh dan titik leburnya sama dengan asam lemak jenuh
Margarin dan Kolesterolemia Belakangan diketahui bahwa TFA ternyata berdampak
negatif terhadap kesehatan karena bersifat aterogenik (memicu penyempitan, penebalan dan pengerasan dinding pembuluh darah) seperti asam lemak jenuh dan menginhibisi aktivitas enzim yang berperan pada metabolisme lipida fatty acid desaturase-elongase dan lecithin-chlesterol acyl transferase (LCAT)
Kemudian ditemukan suatu cara untuk memperoleh lemak margarin dari minyak nabati melalui reaksi interesterifikasi
Lemak yang dihasilkan tidak mengalami penjenuhan lemak Perubahan titik lebur semata-mata karena pertukaran
posisi asam lemak di dalam molekul trigliserida tanpa perubahan komposisi asam lemak dan tidak mengandung TFA
Hal ini berarti tidak terjadi perubahan nilai gizi dari minyak nabati, namun konsumsi lemak yang berlebih tetap bersifat aterogenik
Fitosterol dan Fitostanol
Fitosterol dan fitostanol adalah steroida (sterol) yang terdapat di dalam tanaman
Kedua senyawa ini mempunyai struktur yang mirip dengan kolesterol, tetapi fitosterol mengandung gugus etil (-CH2 –CH3) pada rantai cabang
Fungsi kolesterol didalam membran sel tubuh manusia dan hewan sama pentingnya dengan fungsi fitosterol di dalam tanaman
Akan tetapi, kedua kelompok sterol ini memiliki sifat yang berlawanan
Konsumsi kolesterol akan meningkatkan kolesterol darah, namun fitosterol dan fitostanol justru sebaliknya
Fitosterol dan Kolesterol
Fitosterol dapat menurunkan kadar kolesterol secara ekstrinsik dengan menghambat absorbsi kolesterol dari usus, menghindari kolesterol di dalam misel garam empedu, meningkatkan ekskresi garam empedu, atau menghindari esterifikasi alkohol di dalam mukosa intestinal
Secara intrinsik, fitosterol berperan pada modifikasi acetyl-CoA carboxysilase dan aktivitas cholesterol-7-α-hydroxilase
Fitosterol dikelompokkan dalam BTM yang aman (FDA) sampai batas 20% dalam suatu produk makanan
Fitosterol dan fitostanol terdapat dalam bahan makanan nabati dalam jumlah yang hanya sedikit, oleh karena itu senyawa ini harus di isolasi den kemudian dimasukkan ke dalam makanan seperti margarin, dengan jumlah yang efektif untuk menurunkan kolesterol darah
Fitosterol dan Kolesterol
Senyawa kolesterol disintesis dalam banyak jaringan dari asetil-Ko A dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh melalui empedu, sebagai garam kolesterol atau empedu
Terdapat dalam semua bahan makanan yang berasal dari hewan, misalnya kuning telur, otak, daging dan hati
Khasiat fitosterol dan fitostanol digunakan sebagai salah satu obat untuk menurunkan kolesterol
Kesulitan pemakaiannya ialah kelarutannya yang rendah
Di atasi dengan dibuat dalam bentuk ester dengan asam lemak sehingga lebih mudah larut di dalam lemak
Fitosterol dalam Margarin Konsumsi margarin yang mengandung fitosterol dan
fitostanol dua kali sehari secukupnya (menganding sekitar 1,3 gram fitsterol atau fitostanol) selama dua minggu akan mampu menurunkan kadar kolesterol sebanyak 10-14%
Berarti dua kali lebih efektif dibandingkan dengan mengkonsumsi serat pangan yang terdapat di dalam gandum (oat fiber), yang menurunkan kolesterol sekitar 5% sesudah beberapa bulan
Mengkonsumsi fitosterol dan fitostanol 2-3 gram sehari mampu mengurangi resiko PJK sampai 25%
Di Indonesia, produk margarin yang mengandung fitosterol dan fitostanol belum ada, tetapi niasin sebagai penurun kolesterol telah ditambahkan ke dalam dua produk margarin
Akan tetapi, niasin bukan sebagai BTM dan sangat terbatas penambahannya dibandingkan dengan fitosterol yang dapat digunakan sebanyak 20% di dalam makanan
Kolesterol dan Hiperkolesterolemiakolesterol adalah produk khas hasil
metabolisme hewan seperti kuning telur, daging, hati, dan otak
Semua jaringan yang mengandung sel-sel berinti mampu mensintesis kolesterol
Kolesterol merupakan prekursor semua steroid, seperti kortikosteroid, hormon seks, asam empedu, dan vitamin D
Kolesterol didalam tubuh diproduksi dalam jumlah yang diperlukan
Hiperkolesterolemia terjadi jika kadar kolesterol melebihi batas normal
Kolesterol dan HiperkolesterolemiaHiperkolesterolemia dapat berkembang
menjadi aterosklerosis pada pembuluh arteri, berupa penyempitan pembuluh darah, terutama di jantung, otak, ginjal, dan mata
Pada otak, aterosklerosis menyebabkan stroke, sedangkan pada jantung menyebabkan penyakit jantung koroner
Hiperkolesterolemia dapat terjadi karena bobot badan, usia, kurang olah raga, stress emosional, gangguan metabolisme, kelainan genetik, serta diet tinggi kolesterol dan asam lemak jenuh
Kolesterol dan Hiperkolesterolemiabeberapa mikrobia dapat memproduksi
senyawa yang dapat menghambat sintesis kolesterol, mengimobilisasi atau mereduksinya
Keuntungan mengkonsumsi probiotik antara lain menstabilkan mikroflora usus, mereduksi konsentrasi kolesterol serum, mencegah diare, dan sembelit. Selain itu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, metabolisme kolesterol, karsinogenesis, dan menghambat penuaan
Lactobacillus dapat berperan sebagai bakteri probiotik penurun kolesterol.
Kolesterol dan Hiperkolesterolemiaasam organik sebagai produk utama
fermentasi dari laktat dapat menurunkan kolesterol,di antaranya asam glukorat, asam glukonat, asam folat, asam kolat, asam laktat, dan asam ferolat
Lactobacillus mampu mengikat kolesterol yang terdapat pada aliran darah, kemudian dibawa ke usus halus untuk dibuang bersama feses.
Voet et al. (1999) menyatakan penurunan kolesterol terjadi karena senyawa yang dihasilkan mikrobia berkompetisi dengan HMG CoA untuk berikatan dengan enzim HMG CoA reduktase