FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

25

Click here to load reader

Transcript of FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

Page 1: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam filsafat modern dikenal beberapa aliran-aliran diantaranya aliran

rekontrusionisme di zaman modern ini banyak menimbulkan krisis di berbagai bidang

kehidupan manusia terutama dalam bidang pendidikan dimana keadaan sekarang

merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran,

kebingungan dan kesimpangsiuran.

Untuk mengatasi krisis kehidupan modern tersebut aliran rekonstrusionisme

menempuhnya dengan jalan berupaya membina konsensus yang paling luas dan

mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.

Oleh karena itu pada aliran rekonstruksionisme ini, peradaban manusia masa

depan sangat di tekankan. di samping itu aliran rekonstruksionisme lebih jauh

menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sebagainya.

B. Rumusan masalah

Dalam makalah ini kami akan membahas tentang:

1. Latar belakang lahirnya aliran rekonstruksionisme

2. Pandangan rekonstruskionisme dan penerapannya dibidang pendidikan.

3. Teori pendidikan rekonstruksionisme

C. Tujuan penulisan makalah

Makalah ini ditulis bertujuan untuk :

1. Agar kita bisa mengetahui latar belakang lahirnya rekonstruksionisme

Page 2: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

2. Mengetahui dan penerapannya dibidang pendidikan

3. Mengetahui teori-teori pendidikan rekonstruksionisme

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar belakang Aliran rekonstruksionisme

Rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti

menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme adalah

suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan

hidup kebudayaan yang bercorak modern.[1]

Pada dasarnya aliran rekonstruksionisme sepaham dengan aliran perenialisme

bahwa ada kebutuhan anam mendesak untuk kejelasan dan kepastian bagi kebudayaan

zaman modern sekarang (hendak menyatakan krisis kebudayaan modern), yang

sekarang mengalami ketakutan, kebimbangan dan kebingungan. Tetapi aliran

rekonstruksionisme tidak sependapat dengan cara dan jalan pemencahan yang ditempuh

filsafat perenialisme. Aliran perenialisem memilih jalan kembali ke alam kebudayaan

abad pertengahan. Sementara itu alliran rekonstruksionisme berusaha membina suatu

konsensus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi

dalam kehidupan manusia.[2]

Untuk mencapai tujuan tersebut, rekonstruksionisme berusaha mencari

kepepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidup

manusia dalam suatu tatanan baru seluruh lingkungannya, maka melalui lembagai dan

proses pendidikan. Rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan

membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru.[3]

Page 3: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivme, gerakan

ini lahir didasari atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan

melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.

Rekonstrusionisme di pelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun

1930 yang ingin membangun masyarakat baru, masyrakat yang pantas dan adil.tokoh-

tokoh aliran rekonstruksionisme yaitu Caroline pratt, George count, dan Harold rugg.[4]

Progresifisme yang dilandasi pemikiran Dewey dikembangkan oleh Kilpatrick

dan Jhon Child, juga mendorong pendidikan agar lebih sadar terhadap tanggung jawab

sosial. Namun mereka tidak sepakat dengan Count dan rugg bahwa sekolah harus

melakukan perbaikan masyarakat yang spesifik. Kaum progresif lebih suka

menekankan tujuan umum pertumbuhan masyarakat melalui pendidikan . aliran ini

berpendapat bahwa sekolah harus mendominasi atau mengarahkan perubahan

(rekonstruksi) pada tatanan sosial saat ini.

Usaha rekonstruksionisme sosial yang diupayakan Brammeld didasarkan atas

suatu asumsi bahwa kita telah beralih dari masyarakat agraris pedesaan kemasyarakat

urban yang berteknologi tinggi namun masih terdapat suatu kelambatan budaya yang

serius yaitu dalam kemampuan manusia menyesuaikan diri terhadap masyarakat

teknologi. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Count bahwa apa yang diperlukan

pada masyarakat yang memiliki perkembangan teknologi yang cepat adalah

rekonstruksi masyarakat dan pembentukan serta perubahan tata dunia baru.[5]

B. Pandangan rekonstruksionisme dan penerapannya di bidang pendidikan

Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamat dunia

merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Oleh karena itu pembinaan kembali

daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui

pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar demi generasi sekarang dan

Page 4: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

generasi yang akan datang sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat

manusia.

Aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu

dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang

dikuasasi oleh golongan tertentu. sila-sila demokrasi yang sungguh bukan hanya teori

tetapi mesti menjadi kenyataan sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-

potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan

kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturuanan,

nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.[6]

George counts sebagai pelopor rekonstruksionisme dalam publikasinya Dare the

school build a new sosial order mengemukakan bahwa sekolah akan betul- betul

berperan apabila sekolah menjadi pusat bangunan masyarakat baru secara keseluruhan,

dan kesukuan (rasialisme). masyarakat yang menderita kesulitan ekonomi dan masalah-

masalah sosial yang besar merupakan tantangan bagi pendidikan untuk menjalankan

perannya sebagai agen pembaharu dan rekonstruksi sosial dari pada pendidikan hanya

mempertahankan status qua dengan ketidaksamaan-ketidaksamaan dan masalah-

masalah yang terpendam di dalamnya.

sekolah harus bersatu dengan kekuatan buruh progresif, wanita, para petani, dan

kelompok minoritas untuk mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan. Counts

mengkritik pendidikan progresif telah gagal menghasilkan teori kesejahteraan sosial

dan mengatakan sekolah dengan pendekatan child centered tidak cocok untuk

menentukan pengetahuan dan skill sesuai dalam abad dua puluh.[7]

C. Teori Pendidikan Rekonstruksionisme

a. Tujuan Pendidikan

1. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk

melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat.

Page 5: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

2. Tugas sekolah-sekolah rekonstruksionis adalah mengembangkan ”insinyur-

insinyur” sosial, warga-warga negara yang mempunyai tujuan mengubah secara

radikal wajah masyarakat masa kini.

3. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para

peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat

manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.

b. Metode pendidikan

Analisis kritis terhadap kerusakan-kerusakan masyarakat dan kebutuhan-

kebutuhan programatik untuk perbaikan. Dengan demikian menggunakan metode

pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan

masyarakat.

c. Kurikulum

Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-

kebutuhan masyarakat masa depan.

Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang

dihadapi umat manusi, yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para

peserta didik sendiri; dan program-program perbaikan yang ditentukan secara

ilmiah untuk aksi kolektif.

Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang-cabang ilmu sosial dan

proses-proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah.

d. Pelajar

Siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia

pembangun masyarakat masa depan, dan perlu berlatih keras untuk menjadi

Page 6: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat masa

depan.

e. Pengajar

Guru harus membuat para peserta didik menyadari masalah-masalah yang

dihadapi umat manusia, mambatu mereka merasa mengenali masalah-masalah

tersebut sehingga mereka merasa terikat untuk memecahkannya.

Guru harus terampil dalam membantu peserta didik menghadapi kontroversi

dan perubahan. Guru harus menumbuhkan berpikir berbeda-beda sebaga suatu cara

untuk menciptakan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang menjanjikan

keberhasilannya.[8]

Menurut Brameld (kneller,1971) teori pendidikan rekonstruksionisme ada 5

yaitu:

a. Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan

tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras

dengan yang mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial masyarakat

modern.

b. Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana sumber

dan lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya sendiri.

c. anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan

sosial.

d. Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara

bijaksana dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis

e. Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan

untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya

Page 7: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

dewasa ini, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yang

mendorong kita untuk menemukan nilali-nilai dimana manusia percaya atau

tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat universal.

f. meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang dipakai,

struktur administrasi, dan cara bagaimana guru dilatih.[9]

Page 8: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti

menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme adalah

suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan

hidup kebudayaan yang bercorak modern. maka dari itu rekonstruksionisme berusaha

mencari kesepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata

kehidup manusia dalam suatu tatanan baru seluruh lingkungannya, maka melalui

lembagai dan proses pendidikan. Rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan

lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru.

B. Saran

Kami sebagai penulis apabila dalam penulisan dan penyusunan ini terdapat

kekurangan dan kelebihan maka kritik dan saran dari pembaca dan pembimbing kami

harapkan sehingga dalam pembuatan makalah yang selanjutnya lebih baik dari yang

sebelumnya kami hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan sehingga

tanpa dukungan dan saran pembimbing sangat jauh bagi kami untuk mencapai

kesempurnaan.

Akhirnya, hanya kepada Allah lah penulis selalu mengharap ridhoNya. Semoga

dari penulisan yang terbatas ini, bisa mendatangkan manfaat yang tiada batas. Amien.....

Page 9: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan.Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002

Mudyarhardjo Redja, Pengantar Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004

Syam Muhammad Noor, Filsafat Penidikan dan Dasar Filfasat Kependidikan Pancasila,

Surabaya : Usaha Nasional, 1986

Sadulloh, Uyoh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung : Alfabeta 2003

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2004

http:// neneng- halimah- unindra2b.blogspot.com/2008/6/filsafat pendidikan.html

http:// fadliyanur.blogspot.com/2008/05/aliran rekonstruksionisme.html

Page 10: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam filsafat modern dikenal beberapa aliran-aliran diantaranya aliran

Rekonstruksionisme.Dizaman modern ini banyak menimbulkan krisis di berbagai bidang

kehidupan manusia terutama dalam bidang pendidikan, dimana keadaan sekarang

merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran,

kebingungan dan kesimpangsiuran.

Untuk mengatasi krisis kehidupan modern tersebut aliran rekonstruksionisme

menempuhnya dengan jalan berupa membina konsensus yang paling luas dan mengenai

tujuan pokok yang tertinggi dalam kehidupan umat manusia. Oleh karena itu pada aliran

rekonstruksionisme ini peradaban manusia masa depan sangat ditekankan, disamping itu

aliran rekonstruksionisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berpikir

kritis dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

Sebagaimana disinggung dalam latar belakang masalah maka dalam penulisan ini penulis

akan memformulasikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut, “Apakah Filsafat

Pendidikan Rekonstruksionisme”.

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah adalah :

1. Agar mengetahui pengertian Filsafat Rekonstruksionisme

2. Agar mengetahui teori pendidikan Rekonstruksionisme

3. Agar mengetahui pandangan-pandangan tentang Rekonstruksionisme

4. Agar mengetahui macam-macam pendekatan Rekonstruksionisme

5. Agar mengetahui komponen kurikulum Rekonstruksionism

BAB II

FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

Page 11: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Rekontruksionisme

Kata rekonstruksionisme dalam bahasa Inggris “reconstruct” yang berarti menyusun

kembali, dalam konteks filsafat aliran rekonstruksionisme adlah suatu aliran yang berusaha

merombak tata susunan lama dan membangun tata hidup kebudayaan yang bercorak

modern yaitu melakukan perombakan dan menyusun kembali pola-pola lama menjadi pola-

pola baru yang lebih modern.

B. Teori Pendidikan Rekonstruksionisme

Teori pendidikan rekonstruksionisme yang dikemukakan oleh Brameld terdiri dari enam

tesis, yaitu :

1. Pendidikan harus dilaksanakan disini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata sosial

baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita dan selaras dengan yang mendasari

kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial modern. Pendidikan harus mensponsori perubahan

yang benar dalam nurani manusia. Oleh karena itu, kekuatan teknologi yang sangat kuat

harus dimanfaatkan untuk membangun umat manusia, bukan untuk menghancurkannya.

Masyarakat harus diubah bukan melalui tindakan positif, melainkan dengan cara mendasar.

2. Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati, dimana sumber dan

lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya sendiri. Semua yang

mempengaruhi harapan dan hajat masyarakat seperti sandang, pangan, papan, kesehatan

industry dan sebagainya. Semua akan menjadi tanggung jawab rakyat melalui wakil-wakil

yang dipilih. Masyarakat ideal adalah masyarakat yang demokrasi. Struktur, tujuan dan

kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan tata aturan baru harus diakui merupakan bagian

dari pendapat masyarakat.

3. Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial.

Menurut rekonstruksionisme hidup beradab adalah hidup berkelompok sehingga kelompok

akan memainkan peran yag penting disekolah.

4. Guru harus meyakini terhadap validitas dan urgensinya dirinya dengan cara bijaksana

yaitu dengan memperhatikan prosedur yang demokratis. Guru harus mengadakan pengujian

secara terbuka terhadap fakta-fakta.

5. Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk

Page 12: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan

untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial. Yang penting dari sains sosial adalah

mendorong kita untuk menemukan nilai-nilai, dimana manusia percaya atau tidak bahwa

nilai-nilai itu bersifat universal.

6. Kita harus meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang pakai,

struktur administrasi, dan bagaiman guru dilatih. Semua itu harus di bangun kembali

bersesuaian dengan teori kebutuhan tentang sifat dasar manusia secara rasional dan ilmiah.

Kita harus menyusun kurikulum dimana pokok-pokok dan bagiannya dihubungkan secara

integral, tidak disajikan sebagai suatu sekuensi komponen pengetahuan.

C. Pandangan-pandangan Tentang Rekonstruksionisme

1. Pandangan Ontology

Dengan ontology dapat mengetahui tentang bagaimana hakikat dari segala sesuatu. Aturan

rekonstruksionisme memandang bahwa realita itu bersifat universal yang mana realita itu

ada dimana dan sama disetiap tempat. Menurut Noor Syam, untuk mengerti suatu realita

beranjak dari suatu yang kongkrit dan menuju kearah yang khusus menampakkan diri

dalam perwujudan sebagaimana yang kita lihat dihadapan kita dan ditangkap oleh panca

indera manusia.

2. Pandangan Epistimologis

Kajian epistimologis aliran ini berpijak pada pola pemikiran bahwa untuk memahami

realita alam nyata memerlukan asas tahu, karenanya baik indera maupun rasio sama-sama

membentuk pengetahuan dan akal dibawa oleh panca indera menjadi pengetahuan dalam

yang sesungguhnya.

3. Pandangan Ontologis

Bernadib mengungkapkan bahwa aliran rekonstruksionisme memandang masalah nilai

berdasarkan asas supernatural yakni menerima nilai natural yang universal, yang abadi

berdasarkan prinsip nilai teologis. Hakikat manusia adalah emanasi (pancaran) yang

potensial yang berasal dari dan dipimpin oleh Tuhan dan atas dasar inilah tinjauan tentang

Page 13: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

kebenaran dan keburukan dapat diketahui. Kemudian manusia sebagai subjek telah

mempunyai potensi-potensi kebaikan dan keburukan sesuai kodratnya.

4. Pandangan Filsafat Rekonstruksionisme Tentang Pengetahuan

Secara umum, filsafat rekonstruksionisme merupakan sebuah paham anti essensialisme,

yang menekankan kepada penciptaan budaya dan sejarah. Bagi filsafat rekonstruksionisme

yang terpenting adalah pribadi sebagai bentuk budaya, karena pribadi terbentuk dari materi

budaya, seperti bahasa dan praktik budaya lainnya dalam waktu tertentu dan tempat tertentu

pula. Sementera itu ia memandang pengetahuan merupakan proses menjadi pelan-pelan

yang menjadi lengkap dan benar.

Para penganut rekontruksionisme berpendapat bahwa pengetahuan itu adalah merupakan

konstruksi dari kita yang sedang belajar. Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu

kenyataan yang dipelajari tetapi merupakan kontruksi kognitif seseorang terhadap objek,

pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada disana

dan orang tinggal mengmbilnya,tetapi merupakan suatu bentuk terus menerus dari

seseorang yang setiap kali mengadakan reorganisasi karena munculnya pemahaman yang

baru.

Kaum rekonstruksionisme menyatakan bahwa manusia dapat mengetahui sesuatu dengan

inderanya. Dengan berinteraksi terhadap objek dan lingkungan melalui proses melihat,

mendengar, menjamah, membau, dan merasakan, orang dapat mengetahui sesuatu.

Von Glaserfeld menyebutkan beberapa kemampuan yang diperlukan untuk proses

pembentukan pengetahuan itu seperti :

1. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman.

2.Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan

3. Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada yang lain.

Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengaaman sangat penting karena

pengetahuan dibentuk oleh interaksi dengan pengalaman-pengalaman tersebut.

Page 14: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

D. Macam-macam Pendekatan Rekonstruksionisme

Pendekatan ini juga disebut rekonstruksi sosial karena memfokus kurikulum pada masalah-

masalah penting yang dihadapi dalam masyarakat, seperti polusi, ledakan penduduk, dan

lain-lain.

Dalam gerakan rekonstruksionisme terdapat dua kelompok utama yang sangat berbeda

pandangan tentang kurikulum, yakni :

1. Rekonstruksionisme Konservatif, aliran ini menginginkan agar pendidikan ditujukan

kepada peningkatan mutu kehidupan individu maupun masyarakat dengan mencari

penyelesaian masalah-masalah yang paling mendesak yang dihadapi masyarakat, masalah-

masalah dapat bersifat local dan bersifat daerah nasional, regional dan internasional bagi

pelajar SD dan Perguruan Tinggi. Peranan guru sebagai orang yang menganjurkan

perubahan (agent of change) mendorong siswa menjadi partisipan aktif dalam proses

perbaikan masyarakat. Pendekatan kurikulum ini konsisten dengan Falsafah Pragmatisme.

2. Rekonstruksionisme Radikal, pendekatan ini berpendapat bahwa banyak Negara

mengadakan pembangunan dengan merugikan rakyat kecil, yang miskin yang merupakan

mayoritas masyarakat. Elite yang berkuasa mengadakan tekanan terhadap massa yang tak

berdaya melalui system pendidikan yang diatur demi tujuan itu.

Golongan radikal ini menganjurkan agar pendidikan formal maupun pendidikan nonformal

mengabdikan diri demi tercapainya orde sosial baru berdasarkan pembagian kekuasaan dan

kekayaan yang lebih adil dan merata. Mereka berpendapat bahwa sekolah yang

dikembangkan negara bersifat opresif dan tidak humanistic serta digunakan sebagai alat

golongan elit untuk mempertahankan status quo.

Untuk pendirian yang saling bertentangan ini, baik yang konservatif maupun yang radikal

mempunyai unsur kesamaan. Mereka berasumsi bahwa masalah-masalah sosial adalah hasil

ciptaan manusia dan karena itu dapat diatasi oleh manusia. Sebaliknya golongan radikal

ingin merombak tata sosial yang ada dan menciptakan tata sosial yang baru sama sekali

untuk memperbaiki system lebih efisien.

E. Komponen-komponen Kurikulum Rekonstruksi

Page 15: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

1. Tujuan dan Isi Kurikulum

Tujuan program pendidikan setiap tahun berubah, misalnya dalam pendidikan ekonomi-

politik, pada tahun pertama membangun kembali dunia ekonomi politik. Maka kegiatan

yang dilakukan adalah :

a. Mengadakan survey secara kritis terhadap masyarakat.

b. Mengadakan studi tentang hubungan antara keadaan ekonomi lokal, nasional, serta

internasional.

c. Mengadakan studi tentang latar belakang historis dan kecenderungan-kecenderungan

pertimbangan ekonomi, hubungannya dengan ekonomi lokal.

d. Mengkaji praktek politik dalam hubungannya dengan faktor ekonomi

e. Memantapkan rencana perubahan praktek politk.

f. Mengevaluasi semua rencana dengan kriteria apakah telah memenuhi kepentingan

sebagian besar orang.

2. Metode

Guru berusaha membantu siswa dalam menemukan minat dan kebutuhannya sesuai dengan

minat masing-masing siswa, baik dalam kegiatan pleno atau kelompok berusaha

memecahkan masalah sosial yang dihadapi dengan kerja sama.

3. Evaluasi

Dalam kegiatan evaluasi para siswa juga dilibatkan. Keterlibatan mereka terutama dalam

memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan. Soal yang diujikan dinilai

terlebih dahulu baik ketepatan maupun keluasan isinya, juga keampuhan menilai

pencapaian tujuan-tujuan pembangunan masyarakat yang sifatnya kualitatif. Evaluasi tidak

hanya menilai apa yang dikuasai siswa, tetapi juga menilai pengaruh kegiatan sekolah

terhadap msyarakat. Pengaruh tersebut terutama menyangkut perkembangan masyarakat

dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat.

Page 16: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Pandangan aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamat dunia

merupakan tugas bersama semua umat manusia atau bangsa, karenanya pembinaan kembali

daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui

pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar demi generasi sekarang dan generasi

yang akan datang, sehingga terbentuk alam dan dunia baru dalam pengawasan umat

manusia.

Aliran rekonstruksionisme ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa

merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis sehingga

perubahan-perubahan untuk mencapai tujuan yang lebih baik akan selalu diadakan dan

dijadikan realita, dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan-golongan tertentu, sehingga

dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi yang mampu

meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta

keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, agama, dan masyarakat

yang bersangkutan, akan tetapi perubahan yang digunakan untuk kepentingan bersama.

Page 17: FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONISME

DAFTAR PUSTAKA

HanafiImam,”ParadigmaPembelajaranRekonstruksionisme”:http://nafieihsan.blogspot.com/

2008/05/Paradigma-Pembelajaran html (diakses tanggal 13 Desember 2010)

Jalaludin dan Abdullah,” Filsafat Pendidikan Manusia dan Pendidikan “(Jakarta : Gaya

Media Pratama, 1997)

Priari,”Pendekatan-Pendekatan Dalam Pendidikan Luar Sekolah,”007luck di/ pada 8

Oktober 2008, http : //priari007luck.wordpress. (diakses tgl 13 Desember 2010)

Sadullah Uyoh,”Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung,” : Alfa Beta, 2003

Sukma Dinata, Nana Syaodih, “Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,”Bandung :

PT. Remaja Rosda Karya, 2006