filsafat pancasila

42
Pendahuluan 1. A. Latar Belakang Sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 67 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah peristiwa yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila. Sebagai filsafat negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan pedoman bagi segenap bangsa Indonesia di masa- masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, serta menjadi dasar sekaligus filsafat negara Republik Indonesia. Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan krisis politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi. Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang

description

jjj

Transcript of filsafat pancasila

Page 1: filsafat pancasila

Pendahuluan

1. A. Latar Belakang

Sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 67 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah peristiwa yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.

Sebagai filsafat negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan pedoman bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, serta menjadi dasar sekaligus filsafat negara Republik Indonesia.

Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan krisis politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi.

Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, selain itu, ideologi kediktatoran juga ditolak, karena bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang berprikemanusiaan dan berusaha untuk berbudi luhur.

Dengan demikian bahwa filsafat Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

1. B. Rumusan Masalah:

Page 2: filsafat pancasila

Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka dapat disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:

1)      Apakah sebenarnya filsafat Pancasila tersebut, dan bagaimana pancasila tersebut muncul sebagai ideologi bangsa Indonesia?

2)      Apakah fungsi dari filsafat Pancasila tersebut bagi bangsa dan Negara Indonesia?

3)      Apakah yang menjadi bukti bahwa ideologi Pancasila menjadi dasar dari filsafat Negara Indonesia?

1. C. Tujuan:

Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:

1)      Sebagai bahan kajian bagi para mahasiswa mengenai peranan ideologi Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia.

2)      Sebagai kajian untuk mengetahui fungsi dan peranan ideologi Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia.

3)      Sebagai sarana untuk memahami ideologi pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia .

1. D. Manfaat:

Manfaat teoristis dari penyusunan makalah ini antara lain, yaitu:

1)      Memberikan informasi dan pengetahuan kepada mahasiswa tentang ideologi Pancasila.

2)      Memberikan penjelasan mengenai terbentuknya ideology Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia.

3)      Memberikan penjelasan tentang fungsi daripada ideologi Pancasila terebut bagi bangsa Indonesia.

Manfaat praktis dari penyusunan makalah ini antara lain, yaitu:

1)      Menjelaskan secara singkat kepada masyarakat mengenai ideologi Pancasila.

2)      Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai fungsi dan peranan ideologi Pancasila

3)      Menjelaskan bagaimana munculnya ideologi pancasila sebagai ideology Negara Indonesia

1. E. Ruang lingkup:

Page 3: filsafat pancasila

Karya tulis ini membahas mengenai Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia, mulai terbentuknya ideologi tersebut, di akuinya ideologi tersebut, hingga fungsi dan peranan ideologi Pancasila di kehiduoan berbangsa dan bernegara.

1. F. Sudut pandang:

Sudut pandang yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu menggunakan sudut pandang sosiologi, yang menganalisis tentang ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia.

BAB II

Landasan teori

Pengertian filasat:

Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya “philosophi” adalah berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta kearifan” kata philosophia tersebut berasal dari kata “philos” (pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan  pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata  tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Sesungguhnya nilai ajaran filsafat telah berkembang, terutama di wilayah Timur Tengah sejak sekitar 6000 – 600 SM; juga di Mesir dan sekitar sungai Tigris dan Eufrat sekitar 5000 – 1000 sM; daerah Palestina/Israel sebagai doktrine Yahudi sekitar 4000 – 1000 SM (Radhakrishnan, et al. 1953: 11; Avey 1961: 3-7). Juga di India sekitar 3000 – 1000 SM, sebagaimana juga di Cina sekitar 3000 – 500 SM.

Nilai filsafat berwujud kebenaran sedalam-dalamnya, bersifat fundamental, universal dan hakiki; karenanya dijadikan filsafat hidup oleh pemikir dan penganutnya. Pada  umunya terdapat dua pengertian filsafat, yaitu filsafat dalam arti proses, dan filsfat dalam arti produk atau hasil. Pancasila dapat di golongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat pancasila sebagai pandangan hidup maupun filsafat pancasila dalam arti praktis. Oleh karena itu, berarti pancasila memiliki fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam bersikap, bertingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari hari dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara di manapun mereka berada.

Pengertian Pancasila:

Pancasila merupakan salah satu filsafat yang merupakan hasil dari pencerminan nilai nilai luhur dan budaya bangsa indonesia yang terkandung 5 isi di dalamnya, yaitu satu, ketuhanan yang maha esa, dua, kemanusiaan yang adil dan beradab, tiga, persatuan indonesia, keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebikjasanaan dan permusayawaratan, perwakilan, kelima, keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.

Page 4: filsafat pancasila

Secara historis pancasila muncul pada tanggal 01 Juni 1945 yang pada saat itu presiden Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kemudian, Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk Pembukaannya dimana didalamnya terdapat rumusan lima Prinsip sebagai Dasar Negara yang kemudian dikenal dengan nama Pancasila. Sejak saat itulah Pancasila menjadi Bahasa Indonesia yang umum. Jadi walaupun pada Alinea 4 Pembukaan UUD 45 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud dasar Negara RI adalah disebut istilah Pancasila hal ini didasarkan pada interprestasi (penjabaran) historis terutama dalam rangka pembentukan Rumusan Dasar Negara.

BAB III

ISI

Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Bangsa Indonesia

Filsafat Pancasila dapat diartikan sebagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia. Pancasila pada hakikatnya juga memiliki arti sebagai perwujudan nilai nilai luhur bangsa Indonesia sepanjang sejarah, dan merupakan penggabungan antara unsur unsur- budaya luar yang sesuai dengan budaya Indonesia sehingga keseluruhannya terpadu menjadi sebuah Ideologi yang bernama Pancasila. Pandangan tersebut akhirnya di yakini loeh bangsa Indonesia dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan dari gagasan itulah dapat diketahui akan cita- cita yang ingin di capai oleh bangsa dan Negara Indonesia.

Asal Mula Pancasila Menjadi Ideologi Bangsa Indonesia

Nilai filsafat Pancasila berkembang dalam kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia terutama sebagai jiwa dan sumber dalam hal kerohanian bangsa dalam perjuangan melawan imperialisme dan kolonialisme. Nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sekaligus sebagai jiwa bangsa memberikan identitas serta martabat bangsa dalam budaya dan peradaban modern, sekaligus sebagai sumber motivasi dan semangat perjuangan bangsa Indonesia. Nilai filsafat pancasila secara filosofis- ideologis berkembang dalam sisterm kenegaraan Indonesia yang dinamakan UUD1945. Jadi, tegaknya bangsa dan dan NKRI sebagai bangsa yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur, sangat diterntukan oleh tegaknya intergritas sistem kenegaraan pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan hal tersebut, semua komponen bangsa wajib setia dan bangga kepada sistem kenegaraan pancasila sebagaimana terjabar dalam UUD 1945, termasuk kewajiban bela Negara. Sebagai bangsa modern, kita mewarisi nilai nilai fundamental ideologis sebagai pandangan hidup bangsa yang telah menjiwai dan sebagai identitas bangsa Indonesia. Pancasila yang sekarang menjadi ideologi Negara, bersumber pada bangsa Indonesia sendiri, artinya, pancasila digali dari kekayaan bangsa Indonesia, antara lain adat istiadat, budaya, serta nilai nilai religius yang terpelihara dan berkembang sebagai pandangan hidup bangsa.

Hakikat Ideologi Pancasila

Page 5: filsafat pancasila

Pada hakikatnya, Pancasila tidak lain adaalah hasil olah pikir bangsa Indonesia berkat kemampuannya dalam menghadapi kemajuan dan tantangan modernisasi. Membentuk Ideologi mencerminkan cara berpikir bangsa Indonesia, namun juga membentuk bangsa Indonesia menuju cita cita. Dengan demikian ideologi bukanlah sebuah pengetahuan teoristis belaka tetapi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi sebuah keyakinan. Ideologi Pancasila adalah satu pilihan yang jelas membawa komitmen bagi bangsa indonesia untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, semakin mendalam kesadaran ideologis setiap bangsa Indonesia akan berarti tinggi pula rasa komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap setiap orang Indonesia yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang pasti dan harus ditaati dalam kehidupan bermasayarakat, berbangsa, dan bernegara.

Fugsi filsafat pancasila bagi bangsa Indonesia:

Filasafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Setiapa bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup (filsafat hidup). Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana memecahkan persoalan-persoalan tadi. Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa akan merasa terombang-ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti akan timbul, baik persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya sendiri, maupun persoalan-persoalan besar umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya.

Dalam pergaulan hidup itu terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya pandangan hidup sesuatu bangsa adalah pencerminan dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.  Disamping itu maka bagi kita Pancasila sekaligus menjadi tujuan hidup bangsa Indonesia. Pancasila ialah suatu kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia ini akan mencapai kebahagiaan jika kita dapat baik dalam hidup manusia sebagai manusia dengan alam dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriyah dan kebahagiaan rohaniah.

Bangsa Indonesia lahir sesudah melalui perjuangan yang sangat panjang, dengan memberikan segala pengorbanan dan menahan segala macam penderitaan akibat penjajahan. Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa datang yang secara keseluruhan membentuk kepribadian sendiri. Sebab itu bangsa Indonesia lahir dengan kepribadiannya sendiri yang bersamaan lahirnya bangsa dan negara itu, kepribadian itu ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar negara Pancasila. Karena itulah, Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah berjuang, denga melihat pengalaman

Page 6: filsafat pancasila

bangsa-bangsa lain, dengan diilhami dengan oleh gagasan-gagasan besar dunia., dengan tetap berakar pada kepribadian bangsa kita dan gagasan besar bangsa kita sendiri.

Karena Pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Pancasila yang selalu menjadi pegangan bersama saat-saat terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah sebagai dasar kerohanian negar, dikehendaki oleh bangsa Indonesia karena sebenarnya ia telah tertanam dalam setiap rakyat indonesia. Oleh karena itu, ia juga merupakan dasasr yang mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari PPKI pada tanggal 1 Juni 1945 adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan Negara Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya.

Sidang PPKI telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa.

Karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya) yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia harus sejalan dengan Pancasila (berpedoman pada Pancasila). Isi  tujuan dari peraturan perundang-undangan Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. Bahkan dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat, jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum). Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersifat universal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan negara kesatuan Republik Indonesia secara kekal dan abadi.

Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa. Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu bergaul dengan berbagai peradaban dan kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis,

Page 7: filsafat pancasila

Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.

Oleh karena itu, yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.

Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila.

Sistem Filsafat Pancasila Sebagai Sistem Ideologi Nasional

Nilai Filsafat Pancasila berkembang dalam budaya dan peradaban Indonesia terutama sebagai jiwa dalam perjuangan kemerdekaan dari kolonialisme-imperialisme 1596-1945. Nilai filsafat Pancasila baik sebagai pandangan hidup (filsafat hidup) bangsa, sekaligus sebagai jiwa bangsa (jatidiri nasional) memberikan identitas dan integritas serta martabat (kepribadian) bangsa dalam budaya dan peradaban dunia modern. Berdasarkan analisis normatif filosofis-ideologis dan konstitusional, semua komponen bangsa wajib setia dan bangga  kepada sistem kenegaraan Pancasila sebagaimana terjabar dalam UUD Proklamasi 45 termasuk kewajiban bela negara. Sebagai bangsa dan negara modern, kita mewarisi nilai-nilai fundamental filosofis-ideologis sebagai pandangan hidup bangsa (filsafat hidup) yang telah menjiwai dan sebagai identitas bangsa (jatidiri nasional) Indonesia.

Nilai-nilai fundamental warisan sosio-budaya Indonesia ditegakkan dan dikembangkan dalam sistem kenegaraan Pancasila, sebagai pembudayaan dan pewarisan bagi generasi penerus. Kehidupan nasional sebagai bangsa merdeka dan berdaulat sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 berwujud NKRI berdasarkan Pancasila-UUD 45. Sistem NKRI ditegakan oleh kelembagaan negara bersama semua komponen bangsa dan warganegara berkewajiban menegakkan asas Pancasila secara konstitusional, yakni UUD Proklamasi 1945 seutuhnya sebagai wujud kesetiaan dan kebanggaan nasional.Nilai-nilai fundamental dimaksud terutama filsafat hidup bangsa yang oleh pendiri negara (PPKI) dengan jiwa hikmat kebijaksanaan dan kenegarawanan, musyawarah mufakat menetapkan dan mengesahkan sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara Indonesia

Filsafat Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapat kita temukan dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia diantaranya yaitu: Dalam

Page 8: filsafat pancasila

Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945. Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudian dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta). Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV. Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember 1945, alinea IV. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17 Agustus 1950. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal  5 Juli 1959.

BAB IV

KESIMPULAN

Filsafat Pancasila merupakan hasil pemikiran mendalam dari bangsa Indonesia, yang dianggap, diyakini sebagai kenyataan nilai dan norma yang paling benar, dan adil untuk melakukan kegiatan hidup berbangsa dan bernegara di manapun mereka berada. Selain itu, filsafat Pancasila memiliki beragam fungsi, diantaranya yaitu; sebagai pandangan hidupa bangsa Indonesia, Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, dan Pancasila sebagai sistem ideologi nasional.

Page 9: filsafat pancasila

Dalam mempelajari filsafat Pancasila ada dua hal yang lebih dahulu kita pelajari yaitu

Pancasila dan Filsafat memplajari Pancasila melalui pendekatan sejarah supaya akan dapat

mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi dari waktu ke waktu di tanah air kita Indonesia

peristiwa – peristiwa yang kami maksudkan adalah yang ada sangkut pautnya dengan Pancasila.

Sejarah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sejarah bangsa Indonesia itu sendiri karena

itu dalam tulisan ini kami mencoba mulai dari masa kejayaan bahwa Indonesia merdeka yang

kemidian mengalami penderitaan akibat ulah kolonialisme sehingga timbul perjuangan bangsa

Indonesia melawan kolonialisme tersebut kemudian bangsa Indonesia berhasil meproklamasikan

kemerdekaan dan berhasil juga menjawab tanatangan tersebut serta mengisi kemerdekaannya itu

dengan pembangunnan. Dalam seluruh peristiwa tersebut Pancasila mempunyai peranan penting.

1.2  Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1.      Mahasiswa memahami konsep filsafat

2.      Mahasiswa memahami pancasila sebagai sistem filsafat

3.      Mahasiswa memahami pancasila sebagai ideologi dan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara

4.      Mahasiswa memahami makna nilai-nilai pancasila

Page 10: filsafat pancasila

BAB ll

PEMBAHASAN

1.1.1        Konsep filsafat

A.    Pengertian

Beberapa pengertian filsafat dapat dilihat di bawah ini :

1.       Secara etimologis, kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri

dari kata Philein artinya cinta dan Sophia artinya kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta

kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-

sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat

berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.

2.       Secara terminologis, pengertian filsafat telah dikemukakan oleh para ahli sebagai:

a.         Pengetahuan segala yang ada (Plato);

b.         Penjelasan rasional dari segala yang ada; penjaga terhadap realitas yang         terakhir (James K.

Feibleman);

c.         Usaha untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan (Harold H. Titus);

d.         Teori tentang perbincangan kritis (John Passmore);

e.         Sistem kebenaran, tentang segala sesuatu yang dipersoalkan secara radikal, sistematik dan

universal (Sidi Gazalba);

f.          Refleksi menyeluruh tentang segala sesuatu yang disusun secara sistematis, diuji secara kritis

demi hakikat kebenarannya yang terdalam serta demi makna kehidupan manusia di tengah-

tengah alam semesta (Damardjati Supadjar).

Berdasarkan uraian mengenai pengertian filsafat di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa

filsafat adalah alat untuk mencapai atau mencari kebenaran sejati. Namun perlu diingat bahwa

tidak selamanya filsafat digunakan untuk mencapai kebenaran.

B.     Fungsi filsafat

Pesatnya pertumbuhan ilmu pengetahuan menyebabkan munculnya disiplin ilmu yang

semakin spesifik (lebih khusus). Berbagai ilmu spesifik tersebut bermunculan di muka bumi

yang perannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Spesialisasi yang terjadi sedemikian

rupa sehingga hubungan antara cabang dan ranting ilmu pengetahuan semakin kompleks.

Hubungan-hubungan tersebut ada yang masih dekat, tetapi ada pula yang telah jauh. Bahkan ada

Page 11: filsafat pancasila

yang seolah-olah tidak mempunyai hubungan. Ketika ilmu-ilmu pengetahuan tersebut terus

berusaha memperdalam dirinya, maka pada kedalaman tertentu akhirnya sampai juga pada

filsafat. Sehubungan dengan keadaan tersebut di atas, filsafat dapat berfungsi sebagai sistem

interdisipliner. Filsafat dapat berfungsi menghubungkan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah

kompleks tersebut. Filsafat dapat berfungsi sebagai tempat bertemunya berbagai disiplin ilmu

pengetahuan.

C.    Guna filsafat

Dengan memperhatikan uraian penjelasan dari fungsi filsafat di atas, filsafat mempunyai

kegunaan sebagai berikut:

1.   Melatih diri untuk berfikir kritis dan runtuk dan menyusun hasil pikiran tersebut secara

sistematik.

2.   Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berfikir dan bersifat sempit dan

tertutup.

3.   Melatih diri melakukan penelitian, pengkajian dan memutuskan atau mengambil kesimpulan

mengenai suatu hal secara mendalam dan komprehensif.

4.   Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem.

5.   Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleran dan tenggang rasa.

6.   Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan pribadinya maupun dalam

hubungan dengan orang lain.

7.   Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun hubungan dengan orang lain

alam sekitar dan Tuhan Yang Maha Esa

Filsafat juga memiliki beberapa sifat dasar, yaitu mempunyai tingkat keumuman yang

tinggi, tidak faktawi (mendasarkan pada fakta-fakta yang ada), berkaitan dengan makna,

berkaitan dengan nilai, dan implikatif (memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru, jawaban yang

diperoleh tidak pernah memuaskan sehingga muncullah pertanyaan baru). Metode dalam filsafat

ada empat macam, yaitu:

1.       Metode Analisis, yaitu melakukan perincian terhadap istilah-istilah atau pertanyaan-pertanyaan

ke dalam bagian-bagiannya, agar dapat menangkap makna yang dikandungnya.

2.       Metode Sintesis, yaitu melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk

menyusun suatu pandangan dunia.

Page 12: filsafat pancasila

3.       Metode Analitiko Sintesis, yaitu penggabungan antara metode sintesis dan analisis dengan

melakukan perincian terhadap istilah atau pernyataan, kemudian mengumpulkan kembali suatu

istilah atau pengetahuan itu untuk menyusun suatu rumusan umum.

4.       Metode Dialog Sokrates, yang merupakan dialog antara dua pendirian yang berbeda.

Page 13: filsafat pancasila

1.1.2        Pancasila sebagai sistem filsafat

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat  dapat dilakukan dengan cara

deduktif dan induktif.

  Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya

secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.

  Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,

merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang

dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling

bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu

kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan

bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu

pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan

sesama, dengan masyarakat  bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki

Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang berbeda dengan

sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme,

komunisme dan sebagainya.

Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:

1.      Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain,

apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan

Pancasila.

2.      Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai

berikut:

      Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;

      Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;

      Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5;

      Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;

      Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Inti sila-sila Pancasila meliputi:

  Tuhan, yaitu sebagai kausa prima

Page 14: filsafat pancasila

  Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial

  Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri

  Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong

  Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti  mengungkapkan konsep-konsep kebenaran

Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada

umumnya.

Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan ontologi, epistemologi, dan

aksiologi. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.

Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas landasan  Ontologis Pancasila, Epistemologis

Pancasila dan Aksiologis Pancasila.

1.1.3        Pancasila sebagai ideologi dan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara

A.Defenisi ideology

Definisi ideologi dapat dilakukan melalui pendekatan bahasa (etimologis) dan istilah.

Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan logos. Eidos berarti

gagasan dan logos berarti berbicara (ilmu). Maka secara etimologis ideologi adalah berbicara

tentang gagasan, atau ilmu yang mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang dimaksud di sini

adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan

masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah negara di mana mereka berada.

Secara istilah, ideologi memiliki beragam makna. Dalam beberapa kamus atau referensi, dapat

terlihat bahwa definisi ideologi ada beberapa macam. Keanekaragaman definisi ini sangat

dipengaruhi oleh latar belakang keahlian dan fungsi lembaga yang memberi definisi tersebut.

Fungsi Ideologi Dalam Suatu Negara

1.Struktur Kognitif, ialah keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk

memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian di alam sekitar.

2. Orientasi Dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan

tujuan dalam kehidupan manusia.

3. Norma-norma yang menjadi pedoman pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan

bertindak.

4. Bekal dan Jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya, kekuatan yang mampu

menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.

Page 15: filsafat pancasila

5. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta memolakan

tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya.

Secara singkat dapat disimpuklan bahwa Pancasila sebagai Ideologi Nasional berfungsi sebagai

tujuan atau cita-cita dari bangsa Indonesia serta sebagai sarana pemersatu bangsa. Makna

Ideologi Pancasila yaitu sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilai bangsa

Indonesia yang secara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

B. Fungsi dan peranan pancasila

Keberadaan Pancasila telah terbukti mampu mempersatukan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) dari perpecahan. Dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila menjadi

nilai rujukan kebersamaan atas beragam budaya dan etnis dari Sabang sampai Merauke. Dari

kenyataan inilah maka fungsi dan peranan Pancasila meliputi:

a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

c. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

d. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia

e. Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia

f. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia

g. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

h. Pancasila sebagai moral pembangunan

i. Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila

1.1.4        Makna nilai-nilai pancasila

a. Nilai Ketuhanan

Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan

bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini

menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang

ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk

memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak

berlaku diskriminatif antarumat beragama.

Page 16: filsafat pancasila

b. Nilai Kemanusiaan

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan

perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan

hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

c. Nilai Persatuan

Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan

rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap

keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..

d. Nilai Kerakyatan

Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh

rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga

perwakilan.

e. Nilai Keadilan

Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai

dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan

Makmur secara lahiriah atauun batiniah.

Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan

normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional

dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai

instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan

bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai

instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.

Page 17: filsafat pancasila

BAB lll

PENUTUP

A.                Kesimpulan

Setelah kami berusaha untuk menguraikan pembahasan mengenai filsafat pancasila, kami

dapat menyimpulkan bahwa nsur – unsur Pancasila memang telah di miliki dan di jalankan oleh

bangsa Indonesia sejak dahulu. Oleh karena bukti – bukti sejarah sangat beraneka ragam

wujudnya maka perlu diadakan analisa yang seksama. Karena bukti – bukti sejarah sebagian ada

yang berupa symbol maka diperlukan analisa yang teliti dan tekun berbagai bahan – bahan bukti

itu dapat diabstaksikan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil – hasil yang memadai. Melalui

cara – cara tersebut hasilnya dapat bersifat kritik dan tentu saja ada kemungkinan yang bersifat

spekulatif. Demikian pula adaunsur – unsur yang di suatu daerah lebih menonjol dari daerah lain

misalnya tampak pada perjuangan bangsa Indonesia dengan peralatan yang sederhana serta

tampak pada bangunan dan tulisan dan perbuatan yang ada

Contoh – contoh yang saya tulis diatas, merupakan sebagian bukti atas perjuangan bangsa

Indonesia sebagai sejarah bukti – bukti atas peninggalan zaman dahulu misalnya arti dari tiap –

tiap bangunan isi dan dan setiap buku tulisan serta lukisan makna dari pembuatan yang ada

dengan mengemukakan contoh – contoh ini saya mengharapkan dapat menimbulkan rangsangan

untuk elakukan penelitian yang seksama terutama dalam rangka mempelajari filsafat Pancasila

dalam tulisan ini setidak – tidaknya saya dapat menyatakan bahwa unsur – unsur Pancasila

berasal dari bangsa Indonesia sendiri dan bukan jiplakan dari luar. Unsur – unsur itu telah ada

sebelum tanggal 17 Agustus 1945, bahkan sebelum datangnya kaum penjajah dan pernah

berfungsi secara sempurna.

B.                 Saran

Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca dalam

pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan –

kekurangan baik dari bentuk maupun isinya

- kami menyarankan kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana pembaca

mempelajari tentang filsafat Pancasila

- Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

1.      Achmad Notosoetarjo 1962, Kepribadian Revolusi Bangsa Indonesia

Page 18: filsafat pancasila

2.      Notonagoro, Pnacasila Dasar Filsafat Negara RI I.II.III

3.       K.Wantjik Saleh 1978, Kitab Kumpulan Peraturan Perundang RI, Jakarta PT. Gramedia

4.       Soediman Kartohadiprojo 1970, Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, Bandung Alumni

5.      http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2105602-makna-pancasila-sebagai-dasar-negara/

Page 19: filsafat pancasila

FILSAFAT PANCASILA

1.       PENGERTIAN FILSAFATSecara harfiah filsafat dapat diartikan sebagai hasrat atau keingin tahuan yang sungguh-

sungguh akan suatu kebenaran yang sesungguhnya. Keterkaitanya dengan ilmu maka filsafat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat sagala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.

2.       CAKUPAN KAJIAN FILSAFATKaelan dan Achmad Zubaidi (2007) mencakup filsafat sebagai proses dan produk.

a.       Filsafat sebagai proses diartikan sebagai suatu aktivitas berfilsafat yang dalam proses pemecahan suatu permasalahannya dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan permasalahannya.

b.      Filsafat sebagai produk mencakup pengertian sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dari filsuf pada zaman dahulu, teori system atau pandangan tertentu, merupakan hasil dari proses berfilsafat.

Dalam mempelajari ilmu filsafat dapat dilakukan melalui pengkajian ontology, epistimologi, dan axiology.

a.       Kajian ontology; pembahasan ontologis dari suatu ilmu akan mengkaji objek yang menjadi telaah ilmu itu sendiri. Yang menjadi kajian ontologis sesungguhnya bagaimana objek dari ilmu itu ditata, diorganisasi, dan di krmbangkan dan dipecahkan dengan pendalaman yang konkret, factual, transedental, maupun metafisi.

b.      Kajian epistimologi; pembahasan ini menitik beratkan pada metode pengambangan ilmu secara benar.

c.       Kajian axiologi; pembahasannya menitik beratkan pada pengembangan ilmu dan teknologi dalam kaitannya dengan kaedah norma dan nilai yang ada pada manusia.

Terhadan kajian ini muncul dua aliran:

pertama mengatakan pengembangan itu bebas nilai

kedua mengatakan pengembangannya tidak bebas nilai

3.       FUNGSI FILSAFATa.       Mengajak manusia bersikap arif, berwawasan luas terhadap problema yang dihadapi.b.      Dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secara lebih kreatif atas dasar pandangan

hidup atau ide-ide yang muncul karena keinginannya.c.       Dapat membentuk sikap kritis seseorang dalam menghadapi permasalahan secara lebih arif,

rasional, dan tidak terjebak pada fanatisme yang berlebihan.d.      Bagi mahasiswa atau ilmuwan dibutuhkan kemampuan menganalisis, yaituanalisis kritisyang

komprehensif dan sintesis atas berbagai masalah yang ddituangkan dalam sebuah riset atau kajian ilmiah lainnya. Nilai ilmu pengetahuan timbul dari fungsinya, sedangkan filsafat timbul dari nilainya.

4.       PENETAPAN PANCASILA DALAM PEMBUKUAN UUD 1945Dalam sidang tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 dibahas tentang dasar Negara. Tokohnya

Moh. Yamin, Dr. Supomo, dan Ir. Soekarno. Untuk membahas dasar Negara BPUPKI membentuk panitia 9 yang di ketuai Ir. Soekarno, dan melaksanakan sidang tanggal 22 Juni 1945 berhasil merumuskan Piagam Jakarta.

Page 20: filsafat pancasila

Dalam sidang BPUPKI tanggal 14 Juni disepakati untuk menjadi pembukuan dari RUU dasar yang dipersiapkan untuk Indonesia merdeka.

Tanggal 16 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu.Tanggal 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan.Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang dan menghasilkan keputusan.

a.       Mengesahkan UUD yang kemudian dikenal dengan UUD 1945b.      Memilih presiden dan wakil presiden. Soekarno dan Hatta sebagai wakil.c.       Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh komite nasional.

Pada masa orde lama 1 Juni ditetapkan sebagai lahirnya pancasila, diambil dari momentum pidato Soekarno. Sedangkan hari kesaktian pancasila tanggal 1 Oktober sebagai peringatan lahir pancasila.

5.       PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATa.       Dilihat dari pendekatan ontologis, ontology dari pancasila adalah manusia, yaitu orang

Indonesia.b.      Dasar epistimologi pancasila, sebagai system pengetahuan nilai yang terkandung dalam

pancasila (Notonegoro) yaitu:                                                               i.      Umum universal                                                             ii.      Umum dan kolektif                                                            iii.      Bersifat khusus dan konkret

c.       Dasar axiology pancasila, pancasila bukan ilmu pengetahuan yang bebas nilai.Filsafat pancasila sebagai filsafah bangsa mencakup kasual-kasual, yaitu:

                                                               i.      Kasual materialis, pancasila digali dari nilai ketuhanan, social budaya yang ada pada diri masyarakat Indonesia.

                                                             ii.      Kasual formalis, pancasila ditetapkan dalam pembukaan UUD 1945.                                                            iii.      Kasual efisiensi, pancasila merupakan rumusan 5 sila dengan kata-kata

yang mudah dimengerti dan dalam implementasinyamemberikan arahan cita-cita bangsa Indonesia.

                                                           iv.      Kasual finalis, tujuan akhir dari perjalanan bangsa Indonesia didasarkan pada pancasila, yaitu mewujudkan manusia adil dan makmur.

6.       PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAHEsensi pancasila bagi bangsa Indonesia merupakan penegasan akan pandangan bangsa

Indonesia terhada Tuhan, manusia, Negara dan warga Negara, pemerintah Negara, dan keadilan bagi warga Negara.

Page 21: filsafat pancasila

Makalah Filsafat Pancasila

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Pancasila merupakan dasar falsafah dari Negara Indonesia. Pancasila telah diterapkan dalam

kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Pancasila lahir 1 Juni 1945 dan ditetapkan pada tanggal 18

Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa tokoh yang

merumuskan pancasila ialah Mr Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Jika pancasila

dilihat dari aspek historis maka disini bisa dilihat bagaimana sejarah pancasila yang menjiwai kehidupan

dan perjuangan bangsa Indonesia dan bagaimana pancasila tersebut dirumuskan menjadi dasar Negara.

Hal ini dilihat dari pada saat zaman penjajahan dan kolonialisme yang mengakibatkan

penderitaan bagi seluruh bangsa Indonesia, yang kemudian diperjuangkan oleh bangsa Indonesia

akhirnya merdeka sampai sekarang ini, nilai-nilai pancasila tumbuh dan berkembang dalam setiap

kehidupan masyarakat Indonesia. Tentunya pengamalan sila-sila pancasila juga perlu diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam filsafat pancasila, kita dituntut untuk mempelajari apa hakikat pancasila, baik sebagai

pandangan hidup maupun sebagai dasar Negara begitu pula mengenai apa hakikat tiap-tiap sila. Dalam

tulisan ini saya akan mencoba menggali bagaimana hakikat sila pertama pancasila yaitu Ketuhanan Yang

Maha Esa dalam filsafat dan Etika pancasila.

Page 22: filsafat pancasila

2. Perumusan masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh

hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu

adalah:

1. Bagaimana hakikat sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam filsafat pancasila ?

2. Landasan filosofis apakah yang melatarbelakangi adanya sila Ketuhanan yang Maha Esa?

3. Bagaimana hakikat sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam Etika Pancasila?

3. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini diantaranya :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pancasila

2. Untuk mengetahui hakikat yang terdapat dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam filsafat

pancasila

3. Untuk mengetahui landasan filosofis dari Sila Ketuhanan Yang Maha Esa serta perwujudannya

sebagai etika pancasila

4. Untuk mendalami makna pancasila sebagai dasar falsafah Negara Republik Indonesia

Page 23: filsafat pancasila

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat

Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya “philosophi” adalah berasal

dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta kearifan” kata

philosophia tersebut berakar pada kata “philos” (pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan

pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti “wisdom” atau

kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut

maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang

nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli

pikir disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos.

Beberapa tokoh-tokoh filsafat menjelaskan pengertian filsafat adalah sebagai berikut:

• Socrates (469-399 s.M.)

Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan

terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahgia. Berdasarkan pemikiran tersebut dapat

dikembangkan bahwa manusia akan menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka mampu dan

mau melakukan peninajauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi terhadap diri secara obyektif

• Plato (472 – 347 s. M.)

Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah pencinta

pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan menangkap pengetahuan

mengenai ide yang abadi dan tak berubah. Dalam konsepsi Plato filsafat merupakan pencarian yang

Page 24: filsafat pancasila

bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Filsafat Plato ini

kemudan digolongkan sebagai filsafat spekulatif.

2.2 Hakikat sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam filsafat pancasila

2.2.1 Pengertian Filsafat Pancasila

Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya definisi filsafat dalam filsafat

Pancasila telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh beberapa filsuf Indonesia. Pancasila dijadikan

wacana sejak 1945. Filsafat Pancasila senantiasa diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang

berkuasa, sehingga Pancasila berbeda dari waktu ke waktu.

2.2.2 Arti Ketuhanan yang Maha Esa

Tuhan adalah ”causa prima”/sebab yang pertama , karena tidak tergantung pada siapa pun atau pada

apapun juga. Dia adalah yang mutlak, seluruh alam semesta adalah ciptaannya. Yang Maha Esa adalah

yang satu atau maha tunggal. Esa dalam dzatnya, budinya, kehendaknya, adanya, adanya adalah

hakekatnya Tuhan bukan suatu compositum seperti manusia yang terdiri atas jiwa dan badan, maka

tidak ada yang menyamainya.

2.2.3 Bukti-bukti adanya Tuhan yang Maha Esa

A. Sebab akibat

Kalau ada akibat pasti ada sebabnya adanya dunia dengan segala isinya merupakan suatu akibat. Pasti

ada sebab yang menimbulkan adanya dunia ini, yaitu sebab yang pertama Tuhan yang maha Esa.

B. Adanya Suara hati

Sesuatu yang bersifat transendental ( Sesuatu yang mengungguli struktur alam jasmani, mengatasi

waktu dan tempat ) atau relatif transendental berasal dari sesuatu yang absolut transendental padahal

Page 25: filsafat pancasila

suara hati bersifat relatif relative transendental. Jadi suara hati berasal dari sesuatu yang absolut

transendental yaitu Tuhan yang Maha Esa.

C. Setiap suku bangsa di Indonesia mengakui adanya suatu realitas yang maha tinggi, dengan sebutan

yang bermacam-macam seperti : Tuhan, Allah, Gusti, Hyang Widi, Sang Widi Wasa, Pangeran dan

sebagainya. Padahal keseluruhan suku-suku bangsa itu merupakan bangsa Indonesia. Jadi bangsa

Indonesia mengakui adanya realitas yang maha tinggi.

D. Adanya hidup di dunia ini

E. Adanya Pranata tertib dalam alam semesta

2.2.4 Hakikat Landasan Sila Ketuhanan yang Maha Esa

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, yang nilai-nilainya telah ada pada bangsa

Indonesia sejak zaman dahulu kala, berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, dan nilai-nilai agama.

Dengan demikian sila Ketuhanan yang Maha Esa nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sebagai

kausa materialis. Makna yang terkandung dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa sebenarnya intinya

adalah Ketuhanan.

Hal ini mengandung makna bahwa Negara dengan Tuhan adalah hubungan sebab-akibat yang

tidak langsung melalui manusia sebagai pendukung pokok Negara. Maka sesuai dengan makna yang

terkandung dalam sila pertama bahwa adanya Tuhan bagi bangsa dan Negara Indonesia adalah telah

menjadi suatu keyakinan, sehingga adanya Tuhan bukanlah persoalan. Adanya tuhan adalah dalam

kenyataannya secara objektif ( ada dalam objektivanya ).

2.3 Landasan Filosofis Sila Ketuhanan yang Maha Esa

Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesia merupakan sumber nilai bagi pelaksanaan

penyelenggaraan Negara secara kongkrit, oleh karena itu inti isi sila pertama yang a ide-ide abstrak

umum universal harus sesuai dengan praktek penyelenggaraan Negara, moral penyelenggara Negara

dan juga penjabaran dalam tertib hukum Indonesia. Pengetahuan tentang adanya Tuhan ini telah

banyak dibuktikan secara rasional dengan beberapa argumentasi, yaitu :

Page 26: filsafat pancasila

Bukti adanya Tuhan secara ontologis yang berpendapat bahwa adanya segala sesuatu di dunia

tidak berada karena dirinya sendiri, melainkan karena sesuatu yang disebut ide. Ide ini berada di luar

segala sesuatu termasuk alam semesta, dan sebenarnya kenyataan yang sebenarnya adalah ide-ide

tersebut. Maka yang dimaksud ide yang tertinggi adalah Tuhan sebagai kausa prima.

Bukti adanya Tuhan secara kosmologis yang berpendapat bahwa alam semesta (termasuk

manusia ini ) diciptakan oleh Tuhan. Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini mempunyai

hubungan sebab-akibat, sebab sesuatu disebabkan oleh sebab yang lain. Misalnya rentetan hubungan

anak dengan orang tuanya, orang tuanya disebabkan oleh kakek dan neneknya, dan begitu seterusnya.

Sehingga rangkaian sebab akibat tersebut sampailah pada suatu sebab yang tidak disebabkan oleh yang

lain yang disebut sebab pertama ( kausa prima )

Bukti adanya tuhan secara Teleologis yang berpendapat bahwa alam diatur menurut sesuatu

tujuan tertentu Dengan lain perkataan alam ini dalam keseluruhannya berevolusi dan beredar kepada

suatu tujuan tertentu. Bahagian-bahagian dari alam ini mempunyai hubungan yang erat satu dengan

yang lainnya dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Maka dapatlah disimpulkan

bahwa ada suatu dzat yang menentukan tujuan tersebut, yaitu Tuhan

Bukti adanya Tuhan Secara Psikologis. Pembuktian ini berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa

kita memiliki suatu pengertian atau gagasan tentang Tuhan sebagai sesuatu yang sempurna, lalu kita

mencoba untuk menerangkan asal mula gagasan tentang Tuhan sebagai sesuatu yang sempurna, lalu

masalahnya bagaimana kita caranya untuk memperoleh gagasan tersebut. Gagasan diperoleh dari jenis

pengalaman-pengalaman tertentu atau diperoleh dari gagasan-gagasan yang lain yang digabungkan,

diperbandingkan dan sebagainya.

2.4 Hakikat Ketuhanan yang Maha Esa dalam etika pancasila

Peranan etika pancasila di dalam unsur ketuhanan ialah mempunyai peranan penting dalam

pembentukan manusia Indonesia yang utuh. Hal ini terbukti dari putusan rapat Badan pekerja tanggal 29

Desember 1947 yang menekankan agar agama mendapat tempat teratur ddan saksama, sedangkan

madrasah serta pesantren hendaknya mendapat perhatian. Realisasinya diatur dengan peraturan

bersama menteri pendidikan, pengajaran, dan Kebudayaan dan menteri agama di tiap-tiap sekolah

Page 27: filsafat pancasila

rendah dan sekolah lanjutan. Dengan melalui pendidikan agama diharapkan setiap siswa dan mahasiswa

dapat mendalami dan mengamalkan agamanya masing-masing. Dengan melalui pendidikan agama

diharapkan bahwa siswa dan mahasiswa dapat memahami nilai-nilai luhur dan moral yang terkandung di

dalam agamanya masing-masing. Melalui pendidikan agama manusia Indonesia yang utuh diharapkan

akan memiliki sifat berketuhanan. Dalam rangka pendidikan di Indonesia unsur Ketuhanan telah

mendapat perhatian dan tempat sebagaimana mestinya.

BAB III

PENUTUP

Page 28: filsafat pancasila

3.1 Kesimpulan

Tuhan adalah ”causa prima”/sebab yang pertama , karena tidak tergantung pada siapa pun atau

pada apapun juga. Dia adalah yang mutlak, seluruh alam semesta adalah ciptaannya. Yang Maha Esa

adalah yang satu atau maha tunggal. Esa dalam dzatnya, budinya, kehendaknya, adanya, adanya adalah

hakekatnya Tuhan bukan suatu compositum seperti manusia yang terdiri atas jiwa dan badan, maka

tidak ada yang menyamainya.

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, yang nilai-nilainya telah ada pada

bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala, berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, dan nilai-nilai

agama. Dengan demikian sila Ketuhanan yang Maha Esa nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia

sebagai kausa materialis. Makna yang terkandung dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa sebenarnya

intinya adalah Ketuhanan.

` Hal ini mengandung makna bahwa Negara dengan Tuhan adalah hubungan sebab-akibat yang tidak

langsung melalui manusia sebagai pendukung pokok Negara. Maka sesuai dengan makna yang

terkandung dalam sila pertama bahwa adanya Tuhan bagi bangsa dan Negara Indonesia adalah telah

menjadi suatu keyakinan, sehingga adanya Tuhan bukanlah persoalan. Adanya tuhan adalah dalam

kenyataannya secara objektif ( ada dalam objektivanya ). Peranan etika pancasila di dalam unsur

ketuhanan ialah mempunyai peranan penting dalam pembentukan manusia Indonesia yang utuh.

Melalui pendidikan agama manusia Indonesia yang utuh diharapkan akan memiliki sifat berketuhanan.

Dalam rangka pendidikan di Indonesia unsur Ketuhanan telah mendapat perhatian dan tempat

sebagaimana mestinya.

2. Saran

Page 29: filsafat pancasila

Dalam kehidupan kita memang harus menjadikan pancasila sebagai pedoman dasar dan harus

melakukan pengamalan sila-sila dalam pancasila. Dalam sila pertama terutama, kita harus menghormati

berbagai macam agama yang ada di Indonesia, sebagai perwujudan akan saling menghormati dan

menghargai sesama pemeluk agama. Karena Indonesia ini terdiri dari kemajemukan agama di dalam

berbagai wilayah Indonesia.

Selain itu manusia di Indonesia juga diberikan kebebasan untuk memeluk agamanya sesuai

dengan kepercayaannya masing-masing selama agama tersebut merupakan agama yang keberadaannya

diakui di Indonesia. Oleh karena itu kerukunan antar umat beragama perlu kita jaga sebagai masyarakat

Indonesia yang Bhineka tunggal Ika dalam rangka perwujudan dan pengamalan sila-sila Pancasila

terutama dalam sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

DAFTAR PUSTAKA

Sunoto. Mengenal filsafat pancasila pendekatan melalui etika pancasila. 1985.yogyakarta:PT Hanindita

Kaelan.Filsafat Pancasila.1996.yogyakarta:Paradigma