Filsafat dan Prinsip
-
Upload
ulfa-fadilatul-ula -
Category
Documents
-
view
129 -
download
14
Transcript of Filsafat dan Prinsip
FILSAFAT DAN PRINSIP EKONOMI ISLAM
A. FILSAFAT EKONOMI ISLAM
Filsafat ekonomi merupakan prinsip dasar dari sebuah system ekonomi yang
dibangun dan merupakan pedoman dalam kegiatan ekonomi. Dari filsafat ekonomi ,
dapat diturunkan nilai-nilai instrumental sebagai perangkat peraturan permainan (rule of
game) suatu kegiatan dan dapat pula diturunkan suatu tujuan yang akan dicapai,
misalnya tujuan kegiatan ekonomi produksi, distribusi, pembangunan ekonomi dan
sebagainya.
Dalam ekonomi Islam terdapat instrument yang sangat berpengaruh terhadap
tingkah laku ekonomi masyarakat dan pembangunan ekonomi, yaitu zakat, larangan riba,
kerjasama ekonomi, kebebasan pasar, dan pasar monopolistik yang mencegah perang
harga. Kunci dari filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dalam konsep triangle yang
terletak pada manusia dengan Tuhan, alam dan manusia lainnya, yang di dalamnya juga
dibahas tujuan dari hidup manusia di bumi.
Tuhan dalam filsafat triangle menduduki posisi tertinggi. Kemudian dalam
pengaturan di bumi, Tuhan menempatkan sebagian kekuasaanNya kepada manusia. Allah
telah menunjuk manusia sebagai wakilNya di Bumi. Tugas yang diemban manusia berarti
menempatkan posisi manusia sebagai eksekutor yang bertanggungjawab terhadap
perkembangan dunia.
Hubungan manusia dengan Tuhan terangkum dalam Tauhid yang jika
dihubungkan dengan wacana Ekonomi Islam berarti semua sumber daya yang ada di alam
semesta semuanya ciptaan dan milik Allah secara mutlaq. Allah SWT sebagai tempat
bergantung telah meciptakan alam semesta sesuai kadarnya, sehingga dalam tugasnya
manusia harus mampu menjaga tatanan ini agar tetap dapat sesuai kadarnya. Kepemilikan
alam semesta tetap pada Allah SWT sedangkan manusia hanya sebagai pengelola.
Sedangkan hubungan manusia dengan manusia serta alam lain didasarkan pada
asas – asas persamaan dan saling membutuhkan. Semua manusia sama disisi Tuhan, yang
membedakan hanyalah ketaqwaannya. Persamaan tersebut mensyaratkan persamaan hak
dan kewajiban yang mendasar manusia satu dengan manusia lain. Serta manusia
diciptakan beragam untuk diketahui siapa yang terbaik amalnya. Baik didefinisikan
secara luas , yakni baik menurut Allah, baik menuru manusia dan baik menurut alam.
Sehingga Islam secara jelas menolak kegiatan – kegiatan yang merugikan orang lain. Hal
ini secara spesifik diperjelas dengan konsep akhlaq.
B. PRINSIP EKONOMI ISLAM
Prinsip ekonomi Islam merupakan kumpulan dari norma-norma atau nilai-nilai
ekonomi Islam yang jelas dan praktis. Prinsip Ekonomi dalam Islam merupakan aturan
pokok yang membangun struktur atau kerangka ekonomi Islam yang digali dari Al-
Quran atau sunnah. Prinsip ekonomi ini agar manusia dapat mencapai falah.
Berikut prinsip-prinsip yang menjadi kaidah-kaidah pokok yang membangun
struktur atau kerangka ekonomi Islam, yaitu :
1. Kerja (resource utilization)
Islam memerintahkan manusia untuk bekerja sepanjang hidupnya. Islam membagi
waktu menjadi dua, yaitu beribadah dan bekerja mencari rezeki. Dalam arti sempit,
kerja adalah pemanfaatan atas sumber daya manusia. Rizki paling utama adalah rizki
yang diperoleh dari hasil kerja atau keringat sendiri.
2. Kompensasi (compensation)
Prinsip kompensasi merupakan prinsip konsekuensi prinsip kerja. Setiap kerja berhak
mendapatkan kompensasi atau imbalan.Islam mengajarkan bahwa setiap pengelolaan
atau pemanfaatan sumber daya berhak untuk mendapatkan imbalan.
3. Efisiensi (efficiency)
Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan (pengelolaan sumber
daya) dengan hasilnya. Suatu kegiatan pengelolaan sumber daya melibatkan lima
unsur pokok, yaitu : keahlian, tenaga, bahan, ruang, dan waktu. Sedangkan hasil
terdiri dari jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas). Efisiensi teknis diukur dengan
perbandingan antara hasil (output) dengan masukan (input) yang digunakan.
Meskipun demikian, tercapainya efisiensi teknis tidaklah menjamin tercapainya
efisiensi alokatif dengan sendirinya karena hasil kegiatan belum tentu memberikan
maslahat tertinggi bagi masyarakat.
4. Profesionalisme (proffesionalism)
Profesionalisme merupakan aplikasi dari efisiensi. Profesional artinya menyerahkan
suatu urusan pada ahlinya. Profesionalisme ini hanya akan tercapai jika setiap
individu mengerahkan seluruh kemampuannya dalm setiap kegiatan ekonomi.
5. Kecukupan (sufficiency)
Pemenuhan kebutuhan material dan spiritual setiap individu, baik muslim atau non-
muslim merupakan suatu prinsip ekonomi Islam. Kelayakan ini tidak hanya diartikan
pada tingkat darurat, tetapi juga kenyamanan hidup. Setiap individu harus
mendapatkan kesempatan menguasai dan mengelola sumber daya, dan tindakan yang
merusak serta merugikan harus dihindari agar kecukupan antar generasi terjamin.
6. Pemerataan kesempatan (equal opportunity)
Setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk memiliki, mengelola
sumber daya dan menikmatinya sesuai dengan kemampuannya.
7. Kebebasan (freedom)
Dalam pandangan Islam, manusia memiliki kebebasan untuk mengambil tindakan
yang diperlukan untuk memperoleh kemaslahatan yang tertinggi dari sumber daya
yang ada pada kekuasaannya. Akan tetapi, kebebebasan harus tetap dibatasi oleh
nilai-nilai Islam.
8. Kerja sama (cooperation)
Manusia sebagai makhluk sosial butuh saling ketergantungan dan saling tolong-
menolong antar manusia untuk mencapai kesejahteraan. Islam mengajarkan manusia
untuk bekerja sama dalam berusaha atau mewujudkan kesejahteraan dengan
menciptakan sutau sinergi yang kuat.
9. Persaingan (competition)
Dalam hal muamalah dalam Islam, manusia didorong untuk saling berlomba dan
bersaing, namun tidak saling merugikan.
10. Keseimbangan (equilibrium)
Dalam ekonomi Islam, keseimbangan hidup dimaknai oleh tidak adanya kesenjangan
dalam pemenuhan kebutuhan dalam berbagai aspek kehidupan. Keseimbangan pasar
terwujud, jika terjadi kondisi saling ridho terwujud antara pembeli dan penjual.
11. Solidaritas (solidarity)
Solidaritas adalah persaudaraan dan tolong-menolong. Solidaritas juga dimaknai
sebagai toleransi. Islam mengajarkan agar manusia bersikap toleran dan memberikan
kemudahan pada pihak lain dalam hal muamalah.
12. Informasi simetri (symetri information)
Kejelasan informasi dalam muamalah atau interaksi sosial merupakan hal mutlak
yang harus dipenuhi agar setiap pihak tidak dirugikan. Suatu akad hendaknya
dibarengi dengan transparasi, informasi untuk memberi akses pada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk memberi informasi penting yang terdapat dalam transaksi.
Prinsip ekonomi Islam menurut Al-Quran sebagai berikut:
1. Manusia merupakan khalifah bumi (Al-Quran surat Al-baqarah 30)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
2. Setiap harta yang dimiliki terdapat bagian orang miskin (Al- Quran surat al-Ma’arij
ayat 24-25)
dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang
(miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau
meminta)
3. Dilarang memakan harta (memperoleh harta) secara batil kecuali dengan perniagaan
secara suka sama suka (Al-Quran surat an-Nisa ayat 29-30)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat
demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya
ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
4. Penghapusan praktek riba (Al-Quran surat Al-Baqarah 275)
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
5. Penolakan terhadap monopoli (Al-Quran surat al-Hasyr 7)
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk
Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja
di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.