Filsafat dan Prinsip

7
FILSAFAT DAN PRINSIP EKONOMI ISLAM A. FILSAFAT EKONOMI ISLAM Filsafat ekonomi merupakan prinsip dasar dari sebuah system ekonomi yang dibangun dan merupakan pedoman dalam kegiatan ekonomi. Dari filsafat ekonomi , dapat diturunkan nilai-nilai instrumental sebagai perangkat peraturan permainan (rule of game) suatu kegiatan dan dapat pula diturunkan suatu tujuan yang akan dicapai, misalnya tujuan kegiatan ekonomi produksi, distribusi, pembangunan ekonomi dan sebagainya. Dalam ekonomi Islam terdapat instrument yang sangat berpengaruh terhadap tingkah laku ekonomi masyarakat dan pembangunan ekonomi, yaitu zakat, larangan riba, kerjasama ekonomi, kebebasan pasar, dan pasar monopolistik yang mencegah perang harga. Kunci dari filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dalam konsep triangle yang terletak pada manusia dengan Tuhan, alam dan manusia lainnya, yang di dalamnya juga dibahas tujuan dari hidup manusia di bumi. Tuhan dalam filsafat triangle menduduki posisi tertinggi. Kemudian dalam pengaturan di bumi, Tuhan menempatkan sebagian kekuasaanNya kepada manusia. Allah telah menunjuk manusia sebagai wakilNya di Bumi. Tugas yang diemban manusia berarti menempatkan posisi manusia sebagai eksekutor yang bertanggungjawab terhadap perkembangan dunia. Hubungan manusia dengan Tuhan terangkum dalam Tauhid yang jika dihubungkan dengan wacana Ekonomi Islam berarti semua sumber daya yang ada di alam semesta semuanya ciptaan dan milik Allah secara mutlaq. Allah SWT sebagai tempat bergantung telah meciptakan alam semesta sesuai kadarnya, sehingga dalam tugasnya manusia harus mampu menjaga tatanan

Transcript of Filsafat dan Prinsip

Page 1: Filsafat dan Prinsip

FILSAFAT DAN PRINSIP EKONOMI ISLAM

A. FILSAFAT EKONOMI ISLAM

Filsafat ekonomi merupakan prinsip dasar dari sebuah system ekonomi yang

dibangun dan merupakan pedoman dalam kegiatan ekonomi. Dari filsafat ekonomi ,

dapat diturunkan nilai-nilai instrumental sebagai perangkat peraturan permainan (rule of

game) suatu kegiatan dan dapat pula diturunkan suatu tujuan yang akan dicapai,

misalnya tujuan kegiatan ekonomi produksi, distribusi, pembangunan ekonomi dan

sebagainya.

Dalam ekonomi Islam terdapat instrument yang sangat berpengaruh terhadap

tingkah laku ekonomi masyarakat dan pembangunan ekonomi, yaitu zakat, larangan riba,

kerjasama ekonomi, kebebasan pasar, dan pasar monopolistik yang mencegah perang

harga. Kunci dari filsafat ekonomi Islam adalah terdapat dalam konsep triangle yang

terletak pada manusia dengan Tuhan, alam dan manusia lainnya, yang di dalamnya juga

dibahas tujuan dari hidup manusia di bumi.

Tuhan dalam filsafat triangle menduduki posisi tertinggi. Kemudian dalam

pengaturan di bumi, Tuhan menempatkan sebagian kekuasaanNya kepada manusia. Allah

telah menunjuk manusia sebagai wakilNya di Bumi. Tugas yang diemban manusia berarti

menempatkan posisi manusia sebagai eksekutor yang bertanggungjawab terhadap

perkembangan dunia.

Hubungan manusia dengan Tuhan terangkum dalam Tauhid yang jika

dihubungkan dengan wacana Ekonomi Islam berarti semua sumber daya yang ada di alam

semesta semuanya ciptaan dan milik Allah secara mutlaq. Allah SWT sebagai tempat

bergantung telah meciptakan alam semesta sesuai kadarnya, sehingga dalam tugasnya

manusia harus mampu menjaga tatanan ini agar tetap dapat sesuai kadarnya. Kepemilikan

alam semesta tetap pada Allah SWT sedangkan manusia hanya sebagai pengelola.

Sedangkan hubungan manusia dengan manusia serta alam lain didasarkan pada

asas – asas persamaan dan saling membutuhkan. Semua manusia sama disisi Tuhan, yang

membedakan hanyalah ketaqwaannya. Persamaan tersebut mensyaratkan persamaan hak

dan kewajiban yang mendasar manusia satu dengan manusia lain. Serta manusia

diciptakan beragam untuk diketahui siapa yang terbaik amalnya. Baik didefinisikan

secara luas , yakni baik menurut Allah, baik menuru manusia dan baik menurut alam.

Sehingga Islam secara jelas menolak kegiatan – kegiatan yang merugikan orang lain. Hal

ini secara spesifik diperjelas dengan konsep akhlaq.

Page 2: Filsafat dan Prinsip

B. PRINSIP EKONOMI ISLAM

Prinsip ekonomi Islam merupakan kumpulan dari norma-norma atau nilai-nilai

ekonomi Islam yang jelas dan praktis. Prinsip Ekonomi dalam Islam merupakan aturan

pokok yang membangun struktur atau kerangka ekonomi Islam yang digali dari Al-

Quran atau sunnah. Prinsip ekonomi ini agar manusia dapat mencapai falah.

Berikut prinsip-prinsip yang menjadi kaidah-kaidah pokok yang membangun

struktur atau kerangka ekonomi Islam, yaitu :

1. Kerja (resource utilization)

Islam memerintahkan manusia untuk bekerja sepanjang hidupnya. Islam membagi

waktu menjadi dua, yaitu beribadah dan bekerja mencari rezeki. Dalam arti sempit,

kerja adalah pemanfaatan atas sumber daya manusia. Rizki paling utama adalah rizki

yang diperoleh dari hasil kerja atau keringat sendiri.

2. Kompensasi (compensation)

Prinsip kompensasi merupakan prinsip konsekuensi prinsip kerja. Setiap kerja berhak

mendapatkan kompensasi atau imbalan.Islam mengajarkan bahwa setiap pengelolaan

atau pemanfaatan sumber daya berhak untuk mendapatkan imbalan.

3. Efisiensi (efficiency)

Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan (pengelolaan sumber

daya) dengan hasilnya. Suatu kegiatan pengelolaan sumber daya melibatkan lima

unsur pokok, yaitu : keahlian, tenaga, bahan, ruang, dan waktu. Sedangkan hasil

terdiri dari jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas). Efisiensi teknis diukur dengan

perbandingan antara hasil (output) dengan masukan (input) yang digunakan.

Meskipun demikian, tercapainya efisiensi teknis tidaklah menjamin tercapainya

efisiensi alokatif dengan sendirinya karena hasil kegiatan belum tentu memberikan

maslahat tertinggi bagi masyarakat.

4. Profesionalisme (proffesionalism)

Profesionalisme merupakan aplikasi dari efisiensi. Profesional artinya menyerahkan

suatu urusan pada ahlinya. Profesionalisme ini hanya akan tercapai jika setiap

individu mengerahkan seluruh kemampuannya dalm setiap kegiatan ekonomi.

5. Kecukupan (sufficiency)

Pemenuhan kebutuhan material dan spiritual setiap individu, baik muslim atau non-

muslim merupakan suatu prinsip ekonomi Islam. Kelayakan ini tidak hanya diartikan

pada tingkat darurat, tetapi juga kenyamanan hidup. Setiap individu harus

mendapatkan kesempatan menguasai dan mengelola sumber daya, dan tindakan yang

merusak serta merugikan harus dihindari agar kecukupan antar generasi terjamin.

6. Pemerataan kesempatan (equal opportunity)

Page 3: Filsafat dan Prinsip

Setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk memiliki, mengelola

sumber daya dan menikmatinya sesuai dengan kemampuannya.

7. Kebebasan (freedom)

Dalam pandangan Islam, manusia memiliki kebebasan untuk mengambil tindakan

yang diperlukan untuk memperoleh kemaslahatan yang tertinggi dari sumber daya

yang ada pada kekuasaannya. Akan tetapi, kebebebasan harus tetap dibatasi oleh

nilai-nilai Islam.

8. Kerja sama (cooperation)

Manusia sebagai makhluk sosial butuh saling ketergantungan dan saling tolong-

menolong antar manusia untuk mencapai kesejahteraan. Islam mengajarkan manusia

untuk bekerja sama dalam berusaha atau mewujudkan kesejahteraan dengan

menciptakan sutau sinergi yang kuat.

9. Persaingan (competition)

Dalam hal muamalah dalam Islam, manusia didorong untuk saling berlomba dan

bersaing, namun tidak saling merugikan.

10. Keseimbangan (equilibrium)

Dalam ekonomi Islam, keseimbangan hidup dimaknai oleh tidak adanya kesenjangan

dalam pemenuhan kebutuhan dalam berbagai aspek kehidupan. Keseimbangan pasar

terwujud, jika terjadi kondisi saling ridho terwujud antara pembeli dan penjual.

11. Solidaritas (solidarity)

Solidaritas adalah persaudaraan dan tolong-menolong. Solidaritas juga dimaknai

sebagai toleransi. Islam mengajarkan agar manusia bersikap toleran dan memberikan

kemudahan pada pihak lain dalam hal muamalah.

12. Informasi simetri (symetri information)

Kejelasan informasi dalam muamalah atau interaksi sosial merupakan hal mutlak

yang harus dipenuhi agar setiap pihak tidak dirugikan. Suatu akad hendaknya

dibarengi dengan transparasi, informasi untuk memberi akses pada pihak-pihak yang

berkepentingan untuk memberi informasi penting yang terdapat dalam transaksi.

Prinsip ekonomi Islam menurut Al-Quran sebagai berikut:

1. Manusia merupakan khalifah bumi (Al-Quran surat Al-baqarah 30)

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku

hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa

Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih

dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya

Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Page 4: Filsafat dan Prinsip

2. Setiap harta yang dimiliki terdapat bagian orang miskin (Al- Quran surat al-Ma’arij

ayat 24-25)

dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang

(miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau

meminta)

3. Dilarang memakan harta (memperoleh harta) secara batil kecuali dengan perniagaan

secara suka sama suka (Al-Quran surat an-Nisa ayat 29-30)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;

sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat

demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya

ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

4. Penghapusan praktek riba (Al-Quran surat Al-Baqarah 275)

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai

kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka

baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan

urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka

orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

5. Penolakan terhadap monopoli (Al-Quran surat al-Hasyr 7)

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari

harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk

Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang

dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja

di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang

dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.